MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP HUBUNGAN YANG KHAS ANTARMAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK: PTK di Kelas IV SD Negeri Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP

HUBUNGAN YANG KHAS ANTARMAKHLUK HIDUP

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK

( PTK di Kelas IV SD Negeri Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untukMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

CICI AMALIANA 0903797

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONEISA

KAMPUS SERANG


(2)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP

HUBUNGAN YANG KHAS ANTARMAKHLUK HIDUP

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK

( PTK di Kelas IV SD Negeri Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

CICI AMALIANA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© CICI AMALIANA2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Cici Amaliana (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Hubungan Yang Khas Antarmakhluk Hidup dengan Menggunakan Media Komik (PTK di kelas IV SD Negeri Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang Tahun Ajaran 2012/2013).

Latar belakang penulisan tindakan kelas ini adalah proses belajar dan hasil belajar siswa yang belum mencapai standar nilai yang ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Cijeruk, dengan jumlah siswa sebanyak 14 orang dan jumlah siswi sebanyak 19 orang, media dan metode pembelajaran yang disajikan masih bersifat konvensional. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui, menganalisa, dan mendeskripsikan (1) peningkatan proses belajar siswa pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup dengan menggunakan media komik (2) peningkatan hasil belajar siswa pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup dengan menggunakan media komik. Media pembelajaran yang digunakan pada penulisan ini adalah media komik, karena dengan media komik siswa dapat membangun pengetahuan sendiri konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup. Metode penulisan yang digunakan adalah penulisan tindakan kelas yang dikembangkan oleh model Kemmis dan Mc Taggart dan dilakukan sebanyak dua siklus dengan dua kali pertemuan, setiap siklus terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah wawancara yang ditujukan pada guru, observasi proses belajar yang ditujukan pada siswa, observasi proses mengajar yang ditujukan pada guru, dan tes hasil belajar yang ditujukan pada siswa. Pada penulisan ini, hasil observasi proses belajar siswa menunjukkan peningkatan keaktifan yang signifikan. Pada siklus I diperoleh rata-rata nilai siswa sebesar 6,66 dengan kategori cukup dan meningkat pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 8,91 dengan kategori baik. Sedangkan, hasil observasi proses mengajar guru pada siklus I diperoleh nilai sebesar 7,61 dengan kategori cukup, dan meningkat pada siklus II diperoleh nilai sebesar 9,52 dengan kategori baik sekali. Begitu juga dengan nilai pada hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan tiap siklusnya. Pada tahap prasiklus nilai rata-ratanya hanya mencapai 4,48 kemudian mengalami peningkatan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 5,75 dan meningkat kembali pada siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 8,23. Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka peneliti menyimpulkan bahwa penerapan media komik pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup dapat meningkatkan proses belajar dan hasil belajar siswa. Untuk itu, peneliti merekomendasikan kepada calon guru, guru dan kepala sekolah khususnya agar menjadikan media komik sebagai media pembelajaran alternatif yang sesuai dengan minat belajar siswa. Sehingga dengan adanya minat belajar siswa, proses belajar dan hasil belajar siswa pun akan mencapai standar nilai yang ditetapkan dalam pembelajaran IPA.


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penulisan ... 4

D. Manfaat Hasil Penulisan ... 4

E. Definisi Operasional ... 5 BAB II KAJIAN TEORI, KAJIAN HASIL PENULISAN TERDAHULU,


(6)

A. Kajian Teori ... 7

B. Kajian Hasil Penulisan Terdahulu ... 18

C. Hipotesis Tindakan ... 19

BAB III METODE PENULISAN A. Metode Penelitian ... 21

B. Prosedur Penelitian ... 24

C. Lokasi dan Subjek Penulisan ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

E. Teknik Analisis Data ... 31

F. Validitas dan Reliabilitas Penelitian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

B. Pembahasan ... 64

C. Jawaban Hipotesis ... 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN–LAMPIRAN


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Syamsuri (2004: 2) memandang ilmu pengetahuan alam sebagai “...ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam untuk memahami alam apa

adanya”. Salah satu konsep penting dalam pembelajaran IPA adalah konsep

hubungan yang khas antarmakhluk hidup yang dikenal sebagai simbiosis. Menurut Sabariah (2003: 133) simbiosis diartikan sebagai “Cara hidup bersama antara dua organisme yang berbeda jenis dalam hubungan yang khusus.”

Berdasarkan pengertian simbiosis di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA khususnya dalam konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup sangat penting, karena konsep tersebut erat kaitannya dengan proses kehidupan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Akan tetapi, berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan cara observasi, wawancara dan pretes yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang, peneliti menemukan masalah belajar yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup. Adapun nilai rata-rata hasil pretes dari 33 orang siswa kelas IV SD Negeri Cijeruk masih sangat rendah, yaitu hanya mencapai 4,48. Rendahnya hasil pretes siswa ini disebabkan oleh masalah belajar yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut


(8)

Aunurrahman (2010: 199) “Masalah belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menghambat tercapainya tujuan belajar.”

Masalah belajar yang ditemukan peneliti adalah kurangnya wawasan guru tentang pemilihan dan penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran IPA. Dalam hal ini guru tidak menggunakan media pembelajaran yang dapat merangsang atau meningkatkan kemampuan penalaran dan hasil belajar IPA siswa pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup. Selain itu, guru hanya memposisikan siswanya sebagai konsumen yang pasif sehingga penggunaan media kurang begitu diperhatikan

(teacher centered). Padahal, dalam pembelajaran IPA khususnya pada konsep

hubungan yang khas antarmakhluk hidup akan lebih efektif jika menggunakan media yang dapat mendorong adanya minat belajar siswa, sehingga terciptalah perubahan yang signifikan pada hasil belajar siswa. Karena belajar yang sesungguhnya berhubungan dengan perbedaan antara “apakah yang diharapkan dapat diketahui oleh anak” dengan “apakah yang sebenarnya mereka ketahui.”

Menururt Holt dalam Sumedi (2007) mengatakan 'What seem simple,

natural and self evident to us may not seem to child' (yang kelihatannya

sederhana, alami, dan kita buktikan/yakini tidak selalu sama dengan apa yang dilihat oleh anak). Apa yang dikatakan oleh Holt di atas berhubungan dengan pemilihan media pembelajaran yang menurut kita bagus, belum tentu tepat jika kita terapkan pada siswa sekolah dasar yang pada dasarnya berada pada tahap operasional konkret.


(9)

3

Untuk mengatasi masalah pembelajaran di kelas IV SD Negeri Cijeruk tersebut, yaitu rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA khususnya pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup, peneliti mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan media pembelajaran dalam bentuk komik. Menurut Eisner dalam Lestari, dkk. (2009) „Komik adalah tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah buku komik.‟

Mengacu pada pengertian di atas, media komik dapat diartikan sebagai media edukasi dan hiburan yang di dalamnya terjalin gambaran suatu kartun yang mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita yang ditujukan pada mata pelajaran IPA. Pembelajaran dengan menggunakan media komik dapat memotivasi siswa untuk lebih memahami suatu masalah yang diajukan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perlu kiranya suatu tindakan guru untuk memanfaatkan media pembelajaran alternatif yang dapat menciptakan dan meningkatkan minat belajar serta hasil belajar siswa.

Mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Marhani (2012) dengan menggunakan media komik, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media komik berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan media komik yang berjudul: “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Hubungan yang Khas Antarmakhluk Hidup dengan Menggunakan Media Komik (PTK di Kelas IV SD Negeri Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang Tahun Ajaran 2012/2013).”


(10)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan, terdapat beberapa rumusan masalah untuk diteliti, di antaranya:

1. Apakah penerapan media komik dalam konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup dapat meningkatkan proses belajar siswa kelas IV SD Negeri Cijeruk Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Apakah penerapan media komik dalam konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Cijeruk Tahun Ajaran 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisa, dan mendeskripsikan:

1. Peningkatan proses belajar siswa dalam konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup dengan menggunakan media komik di kelas IV SD Negeri Cijeruk Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Peningkatan hasil belajar siswa dalam konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup dengan menggunakan media komik di kelas IV SD Negeri Cijeruk Tahun Ajaran 2012/2013.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis, yaitu:


(11)

5

1. Manfaat teoretis

Secara teoretis, penelitian ini berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama mengenai Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya pembelajaran IPA pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup.

2. Manfaat praktis a. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat membantu siswa memahami konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup dengan lebih mudah melalui penggunaan media komik.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan alternatif pemilihan media pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA, khususnya pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup. c. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif pemikiran dalam pemecahan masalah belajar mengajar IPA.

E. Definisi Operasional

Untuk memperoleh kesamaan persepsi, maka peneliti mencoba menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, di antaranya:


(12)

1. Hasil Belajar

Yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini yaitu mengacu kepada pendapat Hamalik (2004: 31) yang memandang hasil belajar sebagai pola perbuatan dan sikap, sebagaimana dikemukakannya bahwa hasil belajar merupakan “Pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.”

2. Media Komik

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan media komik adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Eisner (Lestari, dkk. 2009) yang mendefinisikan komik sebagai „tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah buku komik.‟

3. Hubungan yang Khas Antarmakhluk Hidup (Simbiosis)

Dalam penelitian ini, pengertian hubungan yang khas antarmakhluk hidup (simbiosis) mengacu kepada apa yang diungkapkan oleh Sabariah (2003: 133) yang mendefinisikan simbiosis ke dalam dua kata dalam bahasa Yunani, sebagaimana dikemukakannya bahwa:

Kata simbiosis berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn= bersama,

bios= hidup. Jadi, simbiosis dapat diartikan sebagai cara hidup

bersama antara dua organisme yang berbeda jenis dalam hubungan yang khusus.


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki suatu proses pembelajaran di kelas. Pengertian di atas mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Uno, dkk. (2011: 41), yang menyatakan bahwa:

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan hasil belajar siswa meningkat.

Adapun alasan yang mendasari peneliti memilih metode penelitian tindakan kelas adalah bahwa penelitian tindakan kelas dapat mendorong para guru untuk memikirkan apakah praktik mengajar yang selama ini dilakukan dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik sudah tepat, ataukah hanya sekedar menyampaikan materi pembelajaran secara mekanistis tanpa merujuk kepada minat dan kebutuhan siswa terhadap suatu pembelajaran. Mengingat bahwa kondisi pembelajaran di kelas IV SD Negeri Cijeruk masih menggunakan cara-cara tradisional, yang kurang menumbuhkan minat belajar bagi siswa dalam menggali pesan-pesan pembelajaran yang hendak disampaikan, telah menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah.


(14)

Hal inilah yang kemudian menjadi pertimbangan peneliti dalam menggunakan metode penelitian tindakan kelas, karena pada dasarnya yang memiliki peran sentral dalam melakukan pengembangan di sekolah, khususnya pada pembelajaran di kelas-kelas tertentu adalah seorang guru. Sehingga, para guru perlu melakukan review terhadap kinerjanya guna melakukan perbaikan-perbaikan terhadap masalah pembelajaran maupun kekeliruan cara-cara mengajar yang sebelumnya mungkin sudah terbiasa dilakukan.

Selanjutnya, dalam penelitian ini terdapat model-model penelitian tindakan kelas menurut beberapa ahli yang dapat diterapkan. Seperti yang dikemukakan oleh Uno, dkk. (2011: 86) bahwa:

Sebagai salah satu penelitian yang dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat di dalam kelas, menyebabkan terdapat beberapa model atau desain yang dapat diterapkan. Desain-desain tersebut diantaranya: (1) Model Kurt Lewin, (2) Model Kemmis dan Mc Taggart, (3) Model John Elliot, (4) Model Hopkins, dan (5) Model Mc Kernan.

Beberapa model atau desain penelitian tindakan kelas yang telah dipaparkan di atas, merujuk hal utama mengenai pengertian model yang dimaksud dalam penelitian ini, yang mana Dahlan dalam Isjoni (2012: 49) mengungkapkan pendapatnya tentang apa yang dimaksud dengan model, yaitu model merupakan „rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas.‟


(15)

23

Dari pengertian model di atas, prosedur penelitian yang dilakukan peneliti adalah prosedur penelitian tindakan kelas dalam bentuk siklus model Kemmis dan Mc Taggart. Desain penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari empat komponen pokok, yaitu: rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflection). Hanya saja, pada komponen tindakan dan pengamatan dijadikan sebagai satu kesatuan. Alasan disatukannya dua komponen tersebut diungkapkan oleh Uno, dkk. (2011: 87) yang menyatakan bahwa:

Komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi

acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan.

Maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan.

Dengan demikian, jelaslah bahwa di dalam penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart mengandung empat komponen tindakan yaitu, rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Akan tetapi, di dalam pelaksanaannya komponen tindakan dan pengamatan dilakukan di dalam satu kesatuan, dikarenakan pelaksanaan tindakan dan pengamatan merupakan dua komponen yang tidak dapat terpisahkan, sehingga pelaksanaannya dilakukan secara bersamaan dalam satu waktu.

Secara skematis, PTK model Kemmis dan Mc. Taggart sebagaimana yang diungkapkan oleh Uno, dkk. (2011: 87) adalah sebagai berikut:


(16)

(Uno, dkk. 2011: 87)

B. Prosedur Penelitian

Adapun tahap-tahap pelaksanaan atau prosedur penelitian dalam penelitian ini terdiri dari pra siklus dan siklus 1. Secara operasional tahap-tahap kegiatan yang akan direncanakan oleh peneliti, yaitu:

1. Pra Siklus

a. Kegiatan pengamatan (observasi)

Peneliti mengamati proses pembelajaran antara guru dan siswa pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup. Dengan mengamati beberapa masalah yang harus diatasi dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Cijeruk.


(17)

25

b. Refleksi

Peneliti mendiskusikan hasil temuan atau refleksi dengan guru kelas IV dan menentukan revisi mengenai rencana tindakan dengan menggunakan media komik untuk siklus 1. Guru mengaplikasikan hasil dari pra siklus dengan beberapa masalah yang muncul dari siswa. Maka, pada kesempatan ini peneliti memberi masukan kepada guru untuk menggunakan media komik agar mencapai hasil pembelajaran yang meningkat, kemudian merumuskan rencana tindakan dengan menggunakan media komik pada siklus 1.

2. Siklus 1 a. Rencana

1) Membuat RPP mengenai pokok bahasan hubungan yang khas antarmakhluk hidup.

2) Mempersiapkan media komik yang akan digunakan. 3) Membuat lembar kerja siswa.

4) Membuat soal tes siklus I, tes yang digunakan pada penelitian ini berbentuk PG dan menjodohkan yang bertujuan untuk mengamati langkah pengajaran siswa dan mengamati kelemahan-kelemahan siswa untuk tiap langkah pengerjaan soal tersebut.


(18)

b. Tindakan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada pra siklus dan sudah dirancang pada rencana. Pemantapan penggunaan media komik untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ada serta pemecahan masalah. Pada tahap tindakan, pembahasan materi pada siklus I yaitu mengidentifikasi hubungan yang khas antarmakhluk hidup dengan menggunakan media komik dan metode artikulasi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Peneliti yang berperan sebagai guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.

3) Untuk mengetahui daya serap peserta didik, dibentuklah kelompok berpasangan dua orang.

4) Guru menugaskan salah satu peserta didik dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.

5) Guru menugaskan peserta didik secara bergiliran/diacak menyampaikan penjelasan teman pasangannya. Sampai sebagian peserta didik sudah menyampaikan penjelasannya.

6) Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami peserta didik.


(19)

27

7) Kesimpulan/penutup.

c. Observasi

Observer mengamati proses belajar siswa dan proses mengajar guru pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media komik. d. Refleksi

Peneliti dan guru mitra mengkaji atau mengevaluasi hasil temuan atau kelemahan-kelemahan yang muncul, baik yang berkaitan dengan proses mengajar guru maupun proses belajar siswa di kelas. Kemudian menentukan revisi rencana tindakan untuk siklus berikutnya. Demikian untuk seterusnya, satu siklus diikuti dengan siklus berikutnya sehingga PTK dapat dilakukan dengan beberapa kali siklus hingga mencapai hasil yang maksimal atau pembelajaran menjadi lebih baik sesuai dengan standar nilai dalam pembelajaran IPA.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang. Peneliti mengambil lokasi penelitian di SD Negeri Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang dikarenakan letak geografis dan sarana yang ada pada lokasi tersebut menunjang untuk peneliti melakukan penelitian tindakan kelas.


(20)

Adapun subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Cijeruk dengan jumlah 33 siswa, yang terdiri dari 14 siswa dan 19 siswi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik penelitian adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data dan mengolah data. Teknik ini perlu ditetapkan untuk menindaklanjuti media pembelajaran yang digunakan. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur dalam mengumpulkan data, yaitu dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada guru kelas untuk mendapatkan informasi, khususnya informasi seputar praktik atau proses belajar mengajar yang dilakukan. Menurut Uno, dkk. (2011:

103) “Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti.” 2. Observasi

Teknik observasi yang digunakan adalah teknik non partisipatif dimana guru kelas sebagai observer tidak terlibat pada kegiatan pembelajaran sedangkan peneliti bertindak sebagai guru. Observasi dilakukan terhadap siswa dan guru yang terlibat pada kegiatan pembelajaran. Uno, dkk. (2011: 90) mendefinisikan observasi sebagai


(21)

29

kegiatan pengambilan data dalam situasi tertentu. Sebagaimana yang dikemukakannya bahwa:

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok.

3. Tes

Dalam penelitian tindakan kelas ini tes digunakan sebagai alat untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami suatu materi atau konsep yang diajarkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Uno, dkk. (2011: 104) bahwa:

Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes ialah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka.

Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini: a. Jenis tes : tertulis

b. Bentuk tes : objektif c. Soal tes :

Prasiklus = Pilihan ganda dan Menjodohkan Siklus I = Pilihan ganda dan Menjodohkan Siklus II = Pilihan ganda dan Essay

Jumlah soal dalam tes ada 10 soal pada prasiklus dan siklus I. yang terdiri dari soal pilihan ganda berjumlah 5 soal, dan menjodohkan


(22)

sebanyak 5 soal. Sedangkan, siklus II jumlah soal pilihan ganda berjumlah 5 soal dan essay berjumlah 5 soal. Adapun Kriteria untuk penilaian tes adalah sebagai berikut:

(a) Pada soal pilihan ganda dan menjodohkan setiap jawaban yang benar diberi skor 1.

(b) Pada soal essay setiap jawaban yang benar diberi skor 2.

Nilai = Jumlah skor yang diperoleh x 10 Skor maksimal

Nilai rata-rata siswa = Jumlah Skor Jumlah Siswa Kriteria Penilaian :

Tinggi : 8,4 – 10 Cukup : 6,6 – 8,3 Kurang : < 6,5

Penilaian ini akan berakhir bila nilai siswa sudah mencapai ketuntasan nilai belajar sebesar 6,5. Bila nilai siswa tidak mencapai nilai target 6,5 dan hasil dari suatu siklus terdapat banyak kelemahan, maka dilaksanakan siklus berikutnya yang dimulai dari revisi rencana, tindakan, observasi, refleksi dan seterusnya pada materi hubungan yang khas antarmakhluk hidup.


(23)

31

E. Teknik Analisis Data

Karena penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian kualitatif, maka analisis data dilakukan pada saat proses pengumpulan data berlangsung. Sugiyono (2011: 333) mendefinisikan analisis data sebagai berikut:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Pengertian di atas sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bogdan dalam Sugiyono (2011: 332) yang menyatakan bahwa:

Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, field notes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat kegiatan penelitian berlangsung. Dengan kata lain, seorang peneliti mungkin menggunakan lebih


(24)

dari satu teknik pengumpulan data apabila data yang diperoleh belum memuaskan atau meyakinkan sampai pada tahap ketuntasan.

Dalam penelitian ini, adapun teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis data berdasarkan model Miles dan Huberman yang diungkapkan Sugiyono (2011: 334) bahwa:

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verivication.

Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data (data reduction)

Setelah peneliti melakukan pengumpulan data, maka peneliti melakukan anticipatory, maksudnya data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Karena semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak dan kompleks. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Dalam penelitian ini, mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting berdasarkan catatan lapangan yang telah dibuat peneliti.

Adapun catatan lapangan yang telah dibuat peneliti adalah rangkuman dari beberapa hal yang ditemukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung pada tahap prasiklus, diantaranya mengenai


(25)

33

kondisi siswa dan kondisi kelas yang lebih jelasnya akan disajikan dalam gambar 3.2 mengenai Tahapan Analisis Data.


(26)

2. Penyajian Data (Data Display )

Pada tahap ini peneliti melakukan penyajian data berdasarkan data-data yang telah dirangkum dan dipilih pada tahap sebelumnya. Bedanya dalam tahap ini, data-data hasil reduksi dikategorikan sesuai dengan pola sebab-akibat mengenai proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri Cijeruk. Penyajian data yang disajikan peneliti adalah berbentuk bagan yang dijelaskan dengan teks yang bersifat naratif. Tujuannya untuk memudahkan dalam memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Conclusion drawing/ verificattion

Langkah ketiga dalam penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif berupa temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dapat berupa gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Di bawah ini disajikan bagan yang menjelaskan mengenai tahapan analisis data yang telah dilakukan peneliti:


(27)

35

Catatan Lapangan

Reduksi Data

Data Display

Sebab Akibat

Conclusion/ verifikasi

Gambar 3.2 Tahapan Analisis Data

Di bawah ini merupakan data-data di lapangan yang ditemukan peneliti pada kegiatan observasi dalam tahap prasiklus:

 Siswa gaduh

 Minat belajar siswa rendah √  Ruangan panas

 Proses belajar mengajar pasif √

 Tempat duduk siswa kurang tertata dengan rapi

 Media dan metode yang digunakan bersifat konvensional√

 Letak jendela terlalu rendah, sehingga siswa sering melihat keluar (tidak fokus belajar)

 Pembelajaran berpusat pada guru √

 Nilai rata-rata hasil pretes siswa sebesar 4,48 dengan kategori sangat rendah (tidak sesuai

dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal dalam pembelajaran IPA sebesar 65) √

 Pembelajaran berpusat pada guru

 Media dan metode yang digunakan bersifat konvensional

 Minat belajar siswa rendah

 Proses belajar mengajar pasif

 Nilai rata-rata hasil pretes siswa sebesar 4,48 dengan kategori sangat rendah (tidak sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal dalam pembelajaran IPA sebesar 65)

 Pembelajaran berpusat pada guru

 Media yang digunakan bersifat konvensional

 Minat belajar siswa rendah

 Proses belajar mengajar pasif

 Nilai rata-rata hasil pretes siswa sebesar 4,48 dengan kategori sangat rendah.

Pembelajaran yang berpusat pada guru dan penggunaan media yang tidak tepat dengan minat dan kebutuhan siswa menyebabkan proses belajar dan hasil belajar siswa menjadi rendah. Untuk itu, peneliti memilih media komik sebagai media pembelajaran alternatif yang dapat memunculkan minat belajar siswa, sehingga pada akhirnya proses belajar dan hasil belajar siswa pun akan meningkat sesuai dengan ketuntasan belajar yang di tetapkan. Karena komik tersusun atas rangkaian cerita bergambar dengan balon kata yang dipadukan dengan warna-warna menarik sesuai minat belajar siswa SD yang berada pada tahap operasional konkret.


(28)

(Sugiyono, 2011: 338) F. Validitas dan Reliabilitas Penelitian

“Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti” (Sugiyono, 2011:363). Sedangkan, reliabilitas menurut penelitian kualitatif menyebutkan bahwa

“Suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/slalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten dan berulang seperti semula” (Sugiyono, 2011:363).

Untuk itu, dalam menguji validitas dan reliabilitas, maka dilakukan: 1. Triangulasi

Dalam penelitian ini, triangulasi yang dilakukan untuk menguji kredibilitas adalah triangulasi teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui data hasil wawancara, observasi, dan tes yang disajikan pada gambar di bawah ini:

Wawancara Observasi

Tes

Gambar 3.3 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data (Sugiyono, 2011: 370)


(29)

37

Data yang telah dianalisis oleh peneliti berdasarkan ketiga sumber data yang telah dipaparkan pada poin satu, selanjutnya dibuat kesimpulan dan dibuatkan kesepakatan yang disebut dengan Member Check. Member

check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada

pemberi data, tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data, berarti data tersebut valid.

3. Menggunakan bahan referensi

Bahan referensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambar atau foto pendukung untuk membuktikkan data yang telah ditemukan oleh peneliti, yaitu berupa foto-foto kegiatan selama proses penelitian dan belajar mengajar berlangsung, baik dari prasiklus, siklus I, maupun siklus II.


(30)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas IV SD Negeri Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Penggunaan media komik pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup dapat meningkatkan proses belajar siswa, yang dibuktikan dengan adanya peningkatan proses belajar siswa dari siklus I sebesar 6,66 dengan kategori cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 8,91 dengan kategori baik. Hal ini ditunjang oleh penggunaan media komik yang setiap siklusnya dikembangkan dan dipadukan dengan metode yang sesuai. 2. Penggunaan media komik pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk

hidup dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yang dibuktikan berdasarkan perolehan nilai rata-rata pada prasiklus sebesar 4,48 dengan kategori sangat kurang, mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 5,75 dengan kategori kurang, kemudian mengalami peningkatan kembali pada siklus II menjadi 8,23 dengan kategori baik. Hal ini terjadi setelah dilakukannya pengembangan media komik menjadi lebih menarik dan dipadukannya dengan aktivitas belajar siswa yang lebih variatif, sehingga


(31)

75

Cici Amaliana, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP HUBUNGAN YANG KHAS ANTARMAKHLUK

menjadi faktor penentu meningkatnya hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

B. Saran

Dari simpulan yang telah disebutkan di atas, maka peneliti menuyarankan hal-hal sebagai berikut yang ditujukan kepada :

1. Guru SD

Hendaknya guru terus memperluas wawasan tentang berbagai media pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu pendidikan ilmu pengetahuan alam. Media komik merupakan salah satu media yang tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar di SD karena dapat memunculkan minat belajar siswa yang tinggi.

2. Kepala SD

Kepala Sekolah diharapkan agar menyediakan berbagai media pembelajaran yang dapat mendukung terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif. Selain itu, Kepala Sekolah harus terus memotivasi para guru untuk selalu meningkatkan kadar aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan menciptakan media dan kegiatan pembelajaran yang aktif dan inovatif serta menyenangkan.

3. Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya hendaknya benar-benar mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam penelitian, di antaranya membuat rencana


(32)

Cici Amaliana, 2013 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP HUBUNGAN YANG KHAS ANTARMAKHLUK

pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), soal tes dan mengadakan refleksi di setiap akhir pembelajaran agar setiap kekurangan dan hambatan dalam proses pembelajaran dapat diperbaiki untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dan perlu adanya variasi dan pengembangan mengenai penggunaan media komik untuk meningkatkan peoses dan hasil belajar siswa, khususnya pada pembelajaran IPA.


(33)

77

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Barlia, L. (2009). Teori Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar. Subang: Royyan Press.

Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Isjoni. (2012). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Lestari, dkk. (2009). Media Grafis, Media Komik. [Online ]. Tersedia :http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PE NDIDIKAN/197706132001122LAKSMI_DEWI/MEDIA_GRAFIS/ME

DIA_GRAFIS-HSL_MHSISSWA/komik/Medgraf,.pdf/ [25 Februari

2013].

Mardiyanti. (2010). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi

Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas V Sekolah Dasar. [Online].Tersedia:http://jurnal.pustakaindonesia.com/artikel- jurnal-pendidikan/13-pengaruh-metode-pembelajaran-dan-motivasi- berprestasi-terhadap-hasil-belajar-ilmu-pengetahuan-alam-siswa-kelas-v-sekolah-dasar.html [25 Februari 2013 ].

Marhani, A.TB. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa pada

Operasi Hitung Pecahan dengan Menggunakan Media Komik dalam Bermain Peran. Skripsi pada UPI Kampus Serang: Tidak diterbitkan.

Rakhmat dan Sholehuddin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira.

Romiszowski, A, J. (1988). The Selection and Use of Instructional Media. New York: Nichols Publishing.


(34)

Sadiman, dkk. (2009). Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sumedi, P. (2007). Upaya Menutupi Kegagalan Dalam

Belajar.[Online].Tersedia:http://jurnal.pustakaindonesia.com/artikel-jurnal-pendidikan/55-upaya-menutupi-kegagalan-dalam-belajar.html [25 Februari 2013].

Syamsuri, I. (2004). Biologi SMA. Jakarta: Erlangga.

Uno, H. dkk. (2011). Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.

Wibawa, B dan Mukti, F. (1991). Media Pengajaran. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.


(1)

37

Cici Amaliana, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP HUBUNGAN YANG KHAS ANTARMAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang telah dianalisis oleh peneliti berdasarkan ketiga sumber data yang telah dipaparkan pada poin satu, selanjutnya dibuat kesimpulan dan dibuatkan kesepakatan yang disebut dengan Member Check. Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data, tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data, berarti data tersebut valid.

3. Menggunakan bahan referensi

Bahan referensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambar atau foto pendukung untuk membuktikkan data yang telah ditemukan oleh peneliti, yaitu berupa foto-foto kegiatan selama proses penelitian dan belajar mengajar berlangsung, baik dari prasiklus, siklus I, maupun siklus II.


(2)

74

Cici Amaliana, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP HUBUNGAN YANG KHAS ANTARMAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas IV SD Negeri Cijeruk Kecamatan Kibin Kabupaten Serang dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Penggunaan media komik pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk hidup dapat meningkatkan proses belajar siswa, yang dibuktikan dengan adanya peningkatan proses belajar siswa dari siklus I sebesar 6,66 dengan kategori cukup dan meningkat pada siklus II menjadi 8,91 dengan kategori baik. Hal ini ditunjang oleh penggunaan media komik yang setiap siklusnya dikembangkan dan dipadukan dengan metode yang sesuai. 2. Penggunaan media komik pada konsep hubungan yang khas antarmakhluk

hidup dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yang dibuktikan berdasarkan perolehan nilai rata-rata pada prasiklus sebesar 4,48 dengan kategori sangat kurang, mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 5,75 dengan kategori kurang, kemudian mengalami peningkatan kembali pada siklus II menjadi 8,23 dengan kategori baik. Hal ini terjadi setelah dilakukannya pengembangan media komik menjadi lebih menarik dan dipadukannya dengan aktivitas belajar siswa yang lebih variatif, sehingga


(3)

75

Cici Amaliana, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP HUBUNGAN YANG KHAS ANTARMAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi faktor penentu meningkatnya hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

B. Saran

Dari simpulan yang telah disebutkan di atas, maka peneliti menuyarankan hal-hal sebagai berikut yang ditujukan kepada :

1. Guru SD

Hendaknya guru terus memperluas wawasan tentang berbagai media pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu pendidikan ilmu pengetahuan alam. Media komik merupakan salah satu media yang tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar di SD karena dapat memunculkan minat belajar siswa yang tinggi.

2. Kepala SD

Kepala Sekolah diharapkan agar menyediakan berbagai media pembelajaran yang dapat mendukung terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif. Selain itu, Kepala Sekolah harus terus memotivasi para guru untuk selalu meningkatkan kadar aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan menciptakan media dan kegiatan pembelajaran yang aktif dan inovatif serta menyenangkan.

3. Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya hendaknya benar-benar mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam penelitian, di antaranya membuat rencana


(4)

Cici Amaliana, 2013 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP HUBUNGAN YANG KHAS ANTARMAKHLUK

HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), soal tes dan mengadakan refleksi di setiap akhir pembelajaran agar setiap kekurangan dan hambatan dalam proses pembelajaran dapat diperbaiki untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dan perlu adanya variasi dan pengembangan mengenai penggunaan media komik untuk meningkatkan peoses dan hasil belajar siswa, khususnya pada pembelajaran IPA.


(5)

77

Cici Amaliana, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP HUBUNGAN YANG KHAS ANTARMAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Barlia, L. (2009). Teori Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar. Subang: Royyan Press.

Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Isjoni. (2012). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Lestari, dkk. (2009). Media Grafis, Media Komik. [Online ]. Tersedia :http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PE NDIDIKAN/197706132001122LAKSMI_DEWI/MEDIA_GRAFIS/ME

DIA_GRAFIS-HSL_MHSISSWA/komik/Medgraf,.pdf/ [25 Februari

2013].

Mardiyanti. (2010). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas V Sekolah Dasar. [Online].Tersedia:http://jurnal.pustakaindonesia.com/artikel- jurnal-pendidikan/13-pengaruh-metode-pembelajaran-dan-motivasi- berprestasi-terhadap-hasil-belajar-ilmu-pengetahuan-alam-siswa-kelas-v-sekolah-dasar.html [25 Februari 2013 ].

Marhani, A.TB. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Operasi Hitung Pecahan dengan Menggunakan Media Komik dalam Bermain Peran. Skripsi pada UPI Kampus Serang: Tidak diterbitkan. Rakhmat dan Sholehuddin. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar.

Bandung: CV. Andira.

Romiszowski, A, J. (1988). The Selection and Use of Instructional Media. New York: Nichols Publishing.


(6)

Cici Amaliana, 2013 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP HUBUNGAN YANG KHAS ANTARMAKHLUK

HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sadiman, dkk. (2009). Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sumedi, P. (2007). Upaya Menutupi Kegagalan Dalam Belajar.[Online].Tersedia:http://jurnal.pustakaindonesia.com/artikel-jurnal-pendidikan/55-upaya-menutupi-kegagalan-dalam-belajar.html [25 Februari 2013].

Syamsuri, I. (2004). Biologi SMA. Jakarta: Erlangga.

Uno, H. dkk. (2011). Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.

Wibawa, B dan Mukti, F. (1991). Media Pengajaran. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KLIPING PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DARATAN SISWA KELAS IV SDN TUNGGULWULUNG 2 MALANG

0 6 21

HUBUNGAN ANTARA TUGAS MEMBUAT PETA KONSEP DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ( Studi Korelasi Siswa Kelas 2 Semester IV Sub Pokok Bahasan Cahaya SLTP Negeri I Jember Tahun Ajaran 2002/2003)

0 4 13

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 77

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 NEGARARATU

0 22 49

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SERDANG KECAMATAN TANJUNGBINTANG

0 21 53

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMA BERBAGAI PEKERJAAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 REJOSARI KECAMATAN NATAR

0 7 39

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN SIFATSIFAT BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI ( PTK Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Talang Teluk Betung Selatan Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013)

1 13 44

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS IV SD DI GUGUS DIPONEGORO KECAMATAN MEJOBO KABUPATEN KUDUS

0 4 21

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP KONSEP PEMBAGIAN WILAYAH WAKTU DAN LETAK GEOGRAFIS INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BERGAMBAR

0 1 14

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL PUKULAN DALAM PERMAINAN KASTI SISWA SD KELAS IV (Eksperimen pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sindangkasih Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis) oleh EKO TRISUROSO 092191255 Di bawah bi

0 0 11