Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di Gugus Dwijawiyata Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang T2 942013801 BAB IV

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran

Umum

Gugus

Dwijawiyata

Kota

Magelang
Di kota Magelang terdapat 69 sekolah yang
tersebar

di

Magelang
Selatan.


3(tiga)

Utara,

kecamatan

Magelang

Sekolah-sekolah

yaitu

Tengah
tersebut

Kecaamatan

dan

Magelang


dikelompokkan

menjadi 12(duabelas) Gugus atau satuan beberapa
Sekolah Salah satu dari 12 gugus adalah Gugus
Dwijawiyata dengan beranggotakan 5(lima) sekolah
negeri dan 1 sekolah swasta sebagai berikut:
Tabel 1.1. Kepala Sekolah Gugus Dwijawiyata Tahun 2014

1
2
3
4

SDN
SDN
SDN
SDN

Magelang 3

Magelang 4
Magelang 5
Magelang 6

Hari Puryani,M.Pd
Endang Ag.,S.Pd
Ngadiran,M.Ag
Sariyem,S.Pd

2012
2009
2011
2012

Pend
idika
n
S-2
S-1
S-2

S-1

5
6

SDN Magelang 7
SDK Pendowo

Sunardiyana,M.Pd
P.A.Pramana,S.Pd

2013
2012

S-2
S-1

No

Sekolah


Sedangkan

Nama Kepala Sekolah

KS
DI SD

kondisi

sekolah

dilihat

dari

jumlah

rombongan belajar, jumlah guru (pendidik) dan tenaga
kependidikan Nampak dalam tabel 1.2.


Tabel 1.2. Data Rombongan Belajar dan Tenaga Guru
dan Tenaga Kependidikan
JUMLAH

No

Sekolah

1

SDN Magelang 3

Rom
bel
6

2

SDN Magelang 4


3

Siswa

Guru

Tendik

PTK

191

9

3

12

6


175

9

2

11

SDN Magelang 5

6

189

10

3

13


4

SDN Magelang 6

12

425

14

7

21

5

SDN Magelang 7

12


376

17

11

28

6

SDK Pendowo

6

88

8

3


11

4.2. Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penelitan
yang

dilakukan

Perencanaan

di

Gugus

Supervisi

Dwijawiyata

Akademik,

mengenai

Pelaksanaan

Supervisi Akademik dan Analisa Tindak lajut Hasil
Supervisi Akademik.
4.2.1 Perencanaan Supervisi Akademik
4.2.1.1

Pemahaman Konsep Supervisi Akademik

Berdasarkan

data

yang

diperoleh

lewat

wawancara secara mendalam didapatkan data tentang
seberapa besar pemahaman konsep supervisi akademik
Kepala Sekolah, dan di bawah ini jawaban salah satu
Kepala Sekolah:
Ya, sedikit faham, supervisi menurut saya
adalah proses penilaian pembelajaran yang
dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru di
dalam kelas(KS-A)

Sementara Kepala Sekolah yang lain menjawab
tidak faham.
Pencermatan

Melihat hasil FGD Kepala sekolah dan
Dokumen

Perencanaan

Supervisi

Akademik yang memuat Standar Perencanaan Supervisi
Akademik, jawaban tersebut tidak benar seluruhnya.
Jadi dari jawaban tersebut nampak bahwa Kepala
Sekolah tidak faham konsep Supervisi Akademik yang
benar

karena

Supervisi

mengacu

akademik

Akademik adalah
guru

dinyatakan

teori

atau

bahwa

konsep
Supervisi

serangkaian kegiatan membantu

mengembangkan

proses

pada

pembelajaran

kemampuannya
untuk

mengelola

mencapai

tujuan

pembelajaran yang harus di design dengan baik yang
diwujudkan dalam program supervisi akademik.
4.2.1.2

Pemahaman Prinsip-Prinsip Supervisi Akade
mik

Berdasarkan data yang diperoleh lewat wawan
cara

secara

mendalam

didapatkan

data

tentang

seberapa besar pemahaman Kepala Sekolah terhadap
prinsip-prinsip Supervisi akademik Kepala Sekolah,
dan di bawah ini jawaban salah satu Kepala Sekolah:
Ya faham, prinsip-prinsip Supervisi antara lain
obyektif, menyeluruh, jujur, konsiten dengan
prosedur, dan terbuka (KS-A).
Faham, prinsip Supervisi Akademik yaitu
harmonis, kontinyu, demokratis, integral, kompre
hensif, konstruktif (KS –D)

Sebagian besar jawaban yang lain menyatakan
bahwa mereka tidak faham seluruhnya tentang prinsipprinsip Supervisi Akademik. Mencermati jawaban di
atas dibandingkan dengan hasil FGD Kepala sekolah
dan Pencermatan Dokumen Perencanaan Supervisi
Akademik yang memuat Standar Perencanaan Supervisi
Akademik, jawaban tersebut tidak benar seluruhnya.
Pada dokumen Perencanaan Supervisi Akademik sudah
semestinya tercantum prinsip-prinsip dalam naskah/
dokumen perencanaan. Jadi dari jawaban tersebut
nampak bahwa Kepala Sekolah tidak faham prinsipprinsip

Supervisi

Akademik

yang

benar

karena

mengacu pada teori atau konsep Supervisi akademik
dinyatakan bahwa prinsip-prinsip Supervisi Akademik
secara garis
harmonis,

besar ada 7 prinsip

berkesinambungan,

yaitu

prinsip

demokratis,

integral,

komprehensif, konstruktif , dan obyektif.
4.2.1.3

Pemahaman Tujuan, sasaran dan

target

Supervisi Akademik.
Berdasarkan

data

yang

diperoleh

lewat

wawancara secara mendalam didapatkan data tentang
seberapa besar pemahaman Kepala Sekolah terhadap
tujuan, sasaran dan target Supervisi Akademik, dan di
bawah ini jawaban salah satu Kepala Sekolah:
Ya faham, tujuan supervisi adalah untuk
memonitor kegiatan proses belajar mengajar di
sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan
melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-

kelas di saat guru sedang mengajar,
percakapan pribadi dengan guru, teman
sejawatnya, maupun dengan sebagian peserta
didik-peserta didiknya(KS-D)

Sebagian besar jawaban yang lain menyatakan
bahwa mereka tidak faham seluruhnya tentang
tujuan, sasaran dan

target Supervisi Akademik.

Mencermati jawaban di atas dibandingkan dengan
hasil

FGD

Kepala

sekolah

dan

Pencermatan

Dokumen Perencanaan Supervisi Akademik yang
memuat Standar Perencanaan Supervisi Akademik,
jawaban tersebut tidak benar seluruhnya. Pada
dokumen Perencanaan Supervisi Akademik sudah
semestinya tercantum tujuan, sasaran dan
Supervisi

Akademik

perencanaan.

dalam naskah/

Realitas

di

target

dokumen

sekolah-sekolah

pada

dokumen sudah tercantum tujuan, sasaran dan
target pencapaian supervisi, seperti pada hanya
sepintas nampak pada jadwal supervisi, tidak ada
narasi

tentang

tujuan

sasaran

dan

target

pencapaian supervisi. Dari dari jawaban tersebut
nampak bahwa Kepala Sekolah sebagian nampak
sudah faham tujuan, sasaran dan target Supervisi
Akademik yang benar. Mengacu pada teori tentang
tujuan, sasaran dan target pencapaian Supervisi
akademik dinyatakan bahwa Supervisi merupakan
kegiatan

pembinaan yang direncanakan dengan

memberi bantuan teknis kepada guru dan pegawai

lainnya dalam melaksanakan proses pembelajaran,
atau

mendukung

bertujuan

untuk

profesional

guru

proses

pembelajaran

meningkatkan
dan

yang

kemampuan

meningkatkan

kualitas

pembelajaran secara efektif.
4.2.1.5

Pemahaman

Metode dan

Teknik

Supervisi

Akademik.
Berdasarkan

data

yang

diperoleh

lewat

wawancara secara mendalam didapatkan data tentang
seberapa besar pemahaman Kepala Sekolah terhadap
Model dan Teknik Supervisi Akademik, dan di bawah
ini jawaban salah satu Kepala Sekolah:
Ya faham, Model supervise akademik terdiri
dari
Model
directive,
nondirective
dan
kolaboratif, sedangkan teknik supervise terdiri
dari teknik individual dan kelompok(KS-G)
Ya faham , teknik supervise antara lain
teknik-teknik supervisi itu bisa dikelompokkan
menjadi dua kelompok, yaitu. teknik supervisi
individual, danteknik supervisi kelompok.

Sebagian

besar

jawaban

yang

lain

menyatakan bahwa mereka tidak faham seluruhnya
tentang Model dan Teknik Supervisi. Mencermati
jawaban di atas dibandingkan dengan hasil FGD
Kepala

sekolah

Perencanaan

dan

Supervisi

Pencermatan
Akademik

yang

Dokumen
memuat

Standar Perencanaan Supervisi Akademik, jawaban
tersebut

tidak

benar

seluruhnya.

Pada

dokumen

Perencanaan Supervisi Akademik sudah semestinya

tercantum Model dan Teknik Supervisi dalam naskah/
dokumen perencanaan. Realitas di sekolah-sekolah
pada

dokumen belum tercantum dan

tidak ada

narasi tentang Model dan Teknik Supervisi. Dari dari
jawaban tersebut nampak bahwa Kepala Sekolah
sebagian

besar

belum

faham

Model

dan

Teknik

Supervisi. Mengacu pada teori tentang Model dan
Teknik Supervisi dinyatakan bahwa terdapat metode
yang bersifat individual dan kelompok. Sedangkan
teknik supervisi akademik dalam upaya pembi- naan
kemampuan guru meliputi pertemuan staf, kunjungan
supervisi,

buletin

profesional,

perpustakaan

profesional, laboratorium kurikulum, penilaian guru,
demonstrasi pembelajaran, pengembangan kurikulum,
pengembangan petunjuk pembelajaran, darmawisata,
lokakarya, kunjungan antarkelas, bacaan profesional,
dan survei masyarakat sekolah.
Menurut Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi
kelompok, sebagai berikut: (a) Kepanitiaan-kepanitiaan,
(b) Kerja kelompok, (c)Laboratorium kurikulum, (d)Baca
terpimpin, (e)Demonstrasi pembelajaran, (f)Darmawisata,
(g)Kuliah/studi,

(h)Diskusi

panel,

(i)Perpustakaan

jabatan, (j)Organisasi professional, (k)Buletin supervisi,
(l)Pertemuan
kelompok.

guru,

(n)Lokakarya

atau

konferensi

4.2.1.6 Pemahaman cara memilih

Insrumen

dan

Pengembangannya
Berdasarkan

data

yang

diperoleh

lewat

wawancara secara mendalam didapatkan data tentang
seberapa besar pemahaman Kepala Sekolah terhadap
cara memilih

Instrumen, dan di bawah ini jawaban

salah satu Kepala Sekolah:
Ya faham, intrumen yang digunakan adalah
isntrumen penilaian guru menggunakan format
dari instrument penilaain pembelajaran dari 8
standar.
Dan
untuk
kesempatan
lain
menggunakan format penilain Guru atau
Penilaian Kinerja Guru (KS-D)

Sebagian besar jawaban yang lain menyatakan
bahwa mereka tidak faham seluruhnya tentang
Model dan Teknik Supervisi. Mencermati jawaban di
atas dibandingkan dengan hasil FGD Kepala sekolah
dan Pencermatan Dokumen Perencanaan Supervisi
Akademik

yang

memuat

Standar

Perencanaan

Supervisi Akademik, jawaban tersebut tidak benar
seluruhnya. Pada dokumen Perencanaan Supervisi
Akademik sudah semestinya tercantum pemilihan
isntrumen naskah/ dokumen perencanaan. Realitas
di sekolah-sekolah pada dokumen belum tercantum
pemilihan instrumen, tidak ada narasi tentang
pemilihan instrument. Dari dari jawaban tersebut
nampak bahwa Kepala Sekolah sebagian besar
belum faham pemilihan instrumen. Mengacu pada
teori tentang Pememilihan instrumen dinyatakan

bahwa Model Supervisi akademik terdiri dari Model
direktif, nondirektif kolaboratif. Sedang teknikya
dibedakan dengan teknik individual dan kelompok
4.2.2 Pelaksanaan Supervisi Akdemik
4.2.2.1

Pemahaman Pelaksanaan Supervisi Akademik

Berdasarkan data yang diperoleh lewat wawancara
secara
seberapa

mendalam
besar

didapatkan

pemahaman

data

tentang

Kepala

Sekolah

terhadap Pelaksanaan Supervisi, dan di bawah ini
jawaban salah satu Kepala Sekolah:
Ya faham, supervisi akademik sudah saya
laksanakan dengan melakukan penilaian pada
proses pembelajaran guru dengan melakukan
penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran
dan pelaksanaan proses pembelajaran di kelas
(KS-E)
Ya faham, dan terkendala jadwal yang
tersusun
kadang
tidak
dapat
ditepati
karenaadanya acara dinas untuk rapat atau
sebaliknya (KS-D)

Sebagian besar jawaban yang lain menyatakan
bahwa

mereka

pelaksanaan

faham

Supervisi

seluruhnya
Akademik.

tentang

Mencermati

jawaban di atas dibandingkan dengan hasil FGD
Kepala

sekolah

dan

Pencermatan

Dokumen

Pelaksanaan Supervisi Akademik yang memuat
Standar

Pelaksanaan

jawaban

Kepala

Supervisi

Sekolah

Akademik,

hampir

merata

menyatakan

faham.

Ketika

ditanya

tentang

prosedur 2 (dua) Kepala Sekolah menggunaan
Prosedur yang disusun Asosiasi Pengawas Seluruh
Indonesia dan lainnya tidak menjelaskan prosedur
yang digunanakan. Pada dokumen Perencanaan
Supervisi Akademik sudah semestinya tercantum
prosedur pelaksanaan dalam dokumen perenca
naan. Realitas di sekolah-sekolah pada dokumen
belum tercantum penggunaan prosedur, tidak ada
narasi

tentang

penggunaan

prosedur.

Dari

jawaban tersebut walau tidak sempurna benar
nampak bahwa Kepala Sekolah sebagian besar
sudah faham penggunaan prosedur. Mengacu
pada

teori

tentang

Pememilihan

instrumen

dinyatakan bahwa Pada pelaksanaan program
harus

disiapkan

instrumen

dan

pedoman

penilaian , menggunakan langkah-langkah atau
prosedur

supervisi

yang

benar,

Eviden/bukti

pemeriksaan penilaian, bukti feedback, umpan
balik, bukti diskusi, bukti format rekomendasi,
dan

pencapaian

target

pelaksanaan

supervisi

akademik.
4.2.3 Menganalisa

dan

Tindak

lanjut

Hasil

Supervisi Akdemik
Berdasarkan data yang diperoleh lewat wawancara
secara

mendalam

didapatkan

data

tentang

seberapa

besar

kendala

yang

dihadapi

pada

kegiatan Analisa dan Tindak lanjut Hasil Supervisi
Akademik, dan di bawah ini jawaban salah satu
Kepala Sekolah:
Ya faham, hasil supervisi akademik sudah
saya analisa dengan menggunakan format
penilaian kinerja guru dan hasilnya sudah saya
sampaikan kepada para guru yang sudah saya
nilai (KS-B)
Ya faham, hasil supervisi akademik sudah
saya analisa, saya diskuiskan dengan guru
dan saya sampaikan kekurangan dan
kelebihan dalam pelaksanaan pengamatan pro
ses pelaksanaan rencana pembelajaran (KS-C)
Ya faham, hasil supervisi akademik sudah
saya analisa dan sudah saya tindak lanjuti
dengan menyampaikan hasil penilaian serta
bukti-bukti penilaian pembelajaran (KS-D)

Ketiga jawaban Kepala Sekolah lainnya
menyatakan

serupa,

pemahaman

mereka

hampir
sebatas

dinilai dan nilainya disampaikan kepada guru, dan
proses itu menurut mereka sudah benar. Mencermati
jawaban di atas dibandingkan dengan hasil FGD Kepala
sekolah

dan

Pencermatan

Dokumen

Perencanaan

Supervisi Akademik yang memuat Standar Analisa dan
Tindak Lanjut Supervisi Akademik, jawaban Kepala
Sekolah hampir merata menyatakan faham. Ketika
ditanya lebih lanjut tentang feedback dan tindak lanjut
Hasil

Supervisi

Akademik

yang

dilakukan,

maka

sebagian besar Kepala Sekolah beranggapan bahwa
penyampaian nilai sudah menrupakan kegiatan analisa

hasil supervisi tanpa melakukan pertemuan balikan.
Pada dokumen Analisa Supervisi Akademik sudah
semestinya tercantum kegiatan-kegiatan analisa dan
tindak lanjut hasil Supervisi akademik dan realitas di
sekolah-sekolah pada

dokumen belum tercantum

analisa hasil supervisi akademik secara rinci dan tidak
ada narasi tentang analisa dan tindak lanjut hasil
Supervisi Akademik. Dari

jawaban tersebut walau

tidak sempurna benar nampak bahwa Kepala Sekolah
sebagian besar sudah mengakui sudah faham namum
berdasarkan
tentang

ketentuan

sebenarnya

analisa dan tindak lanjut

belum

faham

hasil evaluasi.

Mengacu pada teori tentang analisa dan tindak lanjut
hasil evaluasi dinyatakan bahwa Pada analisa dan
tindak

lanjut

tercantum:

hasil

Supervisi

(a)Hasil

pembelajaran,

(b)

pemeriksaan

Hasil

pembelajaran,

(c)

Hasil

pembelajaran,

dan

(d)

penilaian/

Akademik

pemeriksaan.

pemeriksaan

perencanaan
pelaksanaan

pemeriksaan
Kajian

harus

penilaian

rangkuman

Berdasarkan

hal

hasil

tersebut

diatas nampak bahwa apa yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah pada kegiatan Analisa dan Tindak Lanjut Hasil
Supervisi Akademik belum sesuai standar.

4.2.4 Hasil Wawancara mendalam terkait Program
Supervisi Akademik
Akademik.
1. Kendala dalam menyusun perencanaan supervisi
akademik
Kepala

terutama

Sekolah

karena

terhadap

kekurangfahaman

konsep

dan

unsur

perencanaan supervisi akademik sangat kurang
yang dilakukan sebatas pembuatan jadwal supervisi.
2. Upaya untuk mengatasi Kendala pada umumnya
mencari informasi ke sesama kepala sekolah, tetapi
hasilnya tidak banyak karena pembekalan saat
diklat calon kepala sekolah sangat minim Ada
peningkatan

pemahaman

namun

tetap

belum

cukup untuk melakukan penyusunan perencanaan
program yang benar.
3. Para kepala sekolah mencoba menutup kekurangan
tentang pengetahuan supervisi akademik, Pada
umumnya tidak mendapatkan

gambaran yang

komplit. Mencari contoh program supervisi yang
baik

juga

mengalami

kesulitan,

dan

materi

Supervisi Akademik secara tertbimbing dan jelas
dengan contoh-contoh format yang lengkap baru
didapat saat ada materi supervisi berupa modul
materi Supervisi Akademik untuk Pengembangan
Keprofesian

Berkelanjutan

dari

Kementrian

Pendidikan Nasional bekerjasama dengan AUSAID.
4. Kendala dalam melaksanakan supervisi akademik
terutama karena kekurangfahaman Kepala Sekolah

terhadap

prosedur

pelaksanaan

yang

tidak

menggunakan proses pra pengamatan langsung
kunjungan kelas, hal ini berdampak kurang fokus
dan persiapan guru yang akan dinilai. Instrumen
yang

digunakan

pembelajaran

konsep

menggunakan

untuk
format

menilai
instrument

Penilaian kinerja guru dan instrument berdasarkan
standar proses. Penggunaan pada umumnya adalah
menggunakan format penilaian kinerja guru karena
sudah tersedia format lengkap dengan panduan
penilaian dan analisisnya jelas. Semua kepala
sekolah sudah menggunakan format PKG karena
sudah

mengikuti

sosialisasi

PKG.

Pengadministrasian supervisi akademik sepanjang
dengan konsep lama (berdasarkan dokumen Kepala
Sekolah

lama)

administrasi
dengan

tidak

pelaksanaan

ketentuan

baru

memberatkan,
supervisi
sangat

tetapi

akademik

memberatkan

karena banyak format yang harus diisi, hasilnya
diolah dengan rumus tertentu dan dilaporkan
sebagai bagian dari penilaian kinerja guru. Ada
3(tiga) jenis instrumen yang masing-masing harus
dikerjakan

untuk

memenuhi

ketentuan

dari

institusi atau lembaga tertentu, misalnya pemetaan
keterlaksanaan

KTSP

dari

LPMP

menggunakan

format dari LPMP, untuk kepentngan Penilaian
Kinerja Guru menggunakan format PKG, untuk

kepentingan

pemenuhan

8(delapan

standar)

menggunakan instrumen dari pengawas. Ketigatiganya harus dikerjakan sesuai format masingmasing.
5. Kendala pada analisa dan tindak lanjut hampir
sebagian

besar

kepala

sekolah

merasakan.

Pemahaman analisa dan tindak lanjut dipahami
sebatas penyampaian hasil penilaian dan perbaikan
atau

melengkapi

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) sehingga hampir sebagian besar
kepala sekolah tidak melakukan analisa dan tindak
lanjut sesuai ketentuan yang ada.
6. Manfaat pelaksanaan supervisi akademik dinyatakan
sebagai berikut :
a. guru lebih siap dalam melaksanakan pembelajaran.
b. guru Lebih kreatif.
c. anak lebih memperhatikan dan konsentrasi karena
diawasi bukan saja oleh guru tetapi juga oleh
Kepala Sekolah.
d. administrasi guru-guru lebih baik dibanding pada
waktu sebelum supervisi akademik.
e. guru-guru lebih mempersiapkan diri dalam proses
pembelajaran dengan berbagai alat peraga untuk
mengajar

f. adanya tutor sebaya dalam pelaksanan pembelajaran. Sehingga semangat untuk memperbaiki
diri dlam pembelajaran
g. Kepala Sekolah mengetahui kualitas antar guru,
selanjutnya bisa dikumpulkan guru-guru untuk
merefleksi diri untuk tindak lanjut.
h. Kepala Sekolah banyak mendapatkan masukan
dari guru untuk membuat penelitian tindakan
kelas sebagai tindak lanjut perlunya perbaikan
pembelajaran.
i. guru berusaha melengkapi administrasi pembelajaran maupun administrasi kelas.
j.

guru

semakin

kekurangannya

terbuka
dalam

pemahaman

melaksanakan

akan
proses

pembelajaran.
k. guru

merasakan

perlunya

membaca kembali

penguasaan teori dan praktek pembelajaran.
l. guru kelas awal (kelas 1 sampai kelas 3) banyak
mengalami kesulitan dengan pembelajaran tematik.
4.2.5 Hasil Angket Semi Terbuka
1. Dari 6 (enam) Kepala Sekolah , 1 (satu) orang belum
pernah membuat Program Supervisi. Masa Kerja
yang bersangkutan sebagai Kepala Sekolah baru 1
(satu) semester. 3(tiga) ainnya sudah membuat
tetapi dokumen lengkap, hanya sebatas jadwal dan

instrumen supervisi, dan 2 (dua) orang sudah
mendekati lengkap.
2. Dari 6 (enam) orang Kepala Sekolah, baru 1 (satu)
orang mendapatkan materi Supervisi Akademik dari
Program Uji Coba Modul Supervisi Akademik melalui
program In-on-in oleh LPPKS Surakarta selama 3
bulan,

2(dua)

orang

lainnya

melalui

pelatihan

penguatan kompetensi Kepala Sekolah, 2(dua) orang
melalui LPPKS saat pembekalan calon kepala sekolah
dan seorang sama sekali belum pernah menerima
pelatihan supervisi akademik,
3. Kendala sebagian besar dikarenakan pengetahuan
tentang konsep dan implementasi supervisi akademik,
kurangnya koordinasi antar Kepala Sekolah dalam
berbagi kompetensi lewat KKKS (Kelompok Kerja
Kepala Sekolah) dan kurangnya dukungan atau
bimbingan

dari

Dinas

Pendidikan

dan

UPT.

Pembekalan yang didapat baik saat pelatihan calon
Kepala Sekolah atau penguatan Kepala Sekolah
hanya dalam durasi 4 (jam) pelajaran jadi hanya
secara garis besar saja.
4. Koordinasi dengan guru, komunikasi dengan guru
sudah berjalan dengan baik.
4.2.6 Hasil Foccus Group Discussion(FGD)
FGD dapat dilaksanakan 2 kali yaitu FGD Kepala
Sekolah dengan Pengawas dan FGD Guru Kelas Awal

(perwakilan kelas 1-3)

dan kelas tinggi (perwakilan

Kelas 4-6).
4.2.6.1 Hasil FGD Kepala Sekolah dan Pengawas
FGD Kepala Sekolah dan Pengawas dilaksana
kan hari Kamis, 23 Januari 2013 bertempat di SDN
Magelang 6. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Supervisi Akademik adalah bagian Penjaminan Mutu
Pendidikan.
b. Acuan pelaksanaan Supervisi Akademik di Sekolah
Dasar adalah :
1) Permendiknas nomor 12 Tahun 2007, Tentang
Kompetensi Kepala Sekolah
2) Supervisi Akademik, Materi pelatihan Penguatan
kemampuan Kepala Sekolah, Direktorat Tenaga
Pendidikan,

Dirjen

PMPTK,

Kementrian

Pendidikan Nasional, 2010
3)

Dimensi Kompetensi

Supervisi, BBM MKKS,

Direktorat Tenaga Pendidikan, Dirjen PMPTK,
Kementrian Pendidikan Nasional, 2009
c. Menurut Permendiknas dan buku-buku referensi
dalam

pelaksanaan

supervisi

akademik, Kepala Sekolah
Program

Supervisi

dan

supervisi

diwajibkan menyusun

Akademik

pada

awal

tahun

ajaran dengan menggunakan ketentuan: (1) Program
disusun oleh Kepala Sekolah dengan legalilitas
Pengawas Sekolah, dan (2) Kegiatan Kepengawasan
dilaksanakan

dan

dilaporkan

kepada

Pengawas

setiap semester, paling lambat 1 bulan setelah
semester berakhir.
d. Pembuatan dokumen supervisi terkendala waktu dan
tugas

Kepala

Sekolah

yang

bersamaan

antara

penyusunan Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan(KTSP),

Dokumen Rencana Aanggaran

Pendapatan dan Belanja Sekolah(RAPBS), Dokumen
Rencana Pengembangan Sekolah(RPS), Penyusunan
Dokumen

Evaluasi

Diri

Sekolah,

Dokumen

Peraturan Akademik, Administrasi BOS, Pengisian
DAPODIK,
sekolah

Monitoring

serta

evaluasi

Administrasi

dan

Aset

Akreditasi

Sekolah

yang

bersamaan.
e. Pemenuhan Permintaan laporan-laporan disamping
sangat

menganggu

pelaksanaan

proses

belajar

mengajar termasuk proses penilaian.
f. Beberapa Sekolah (SDN Magelang 6 dan SDN
Magelang 7) ditunjuk sebagai sekolah pelaksanan
Uji Coba Kurikulum 2013.
g. Pembekalan dan Pembinaan dari Dinas maupun UPT
mengenai

Supervisi

Akademik

dinilai

belum

memadai.
h. Instrumen yang digunakan untuk menilai perangat
pembelajaran dan menilai pelaksanaan pembelajaran

bermacam-macam

masing
Penilaian

institusi
Kinerja

memnuhi

yang

format

membutuhkan,

Guru(PKG),

Dari

masinguntuk

LPMP,

dari

Pengawas Sekolah, dari Buku Penguatan Kepala
Sekolah dan dari Modul Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan

dengan

format

mengacu

Permendiknas 41/2007 tentang Standar Proses.
i. Kepala Sekolah selama 6(enam) bulan terakhir secara
terus

menerus

workshop,

mengikuti

sosialisasi,

diklat,

desk

penataran,

anggaran,

dan

seremonial oleh Dinas maupun Pemda yang banyak
menyita waktu.
j. Mutasi dan promosi guru dan kepala sekolah
mengganggu kelancaran proses pembelajaran dn
pembagian tugas guru.
k.

Supervisi akademik sebagian sudah dilaksanakan
walaupun belum semua memenuhi ketentuan yang
berlaku baik mengenai prosedur maupun pedoman
supervisi

yang

dibakukan

terutama

kewajiban

minimal 1 semester guru sekali di supervisi .
l. Pelaksanaan supervisi akademik sebagian masih
mengacu pada dokumen yang ada di masa atau
tahun sebelumnya dan ternyata belum memenuhi
standar pelaksanaan supervisi.
m.

KKKS dan KKG serta MGMP perlu diberdayakan
untuk memaksimalkan supervisi akademik.

n. Keterbatasan bekal pengetahuan tentang Supervisi
Akademik

yang

Supervisi
kependidikan

ideal,

Akademik,
yang

keterbatasan

referensi

keterbatasan

tenaga

membantu

kesibukan

pemenuhan tugas Kepala Sekolah kadang dihadapi
dengan skala prioritas permintaan pemenuhan oleh
instansi

vertikal

yang

meminta

laporan

atau

dokumen.
4.2.6.2 FGD Guru Kelas
FGD Guru kelas dilaksanakan pada hari Rabu, 22
Januari 2014 di SDN Magelang 6, adapun hasil diskusi
sebagai berikut :
a. sebagian besar guru belum memahami konsepkonsep

Supervisi

Akademik

serta

rangkaian

pelaksanaannya, hanya beberapa guru yang diminta
membuat administrasi Supervisi Akademik
b. di mata para guru Supervisi Akademik sebatas
penilaian RPP dan penilaian pembelajaran
c. ada beberapa instrumen penilaian yang membingungkan para Guru
d.

guru

sebagian

besar

tidak

dilibatkan

dalam

penyusunan program Supervisi Akademik
e. pemenuhan administrasi kelas dan administrasi
pembelajaran sangat memberatkan guru
f.

tidak semua guru mendapatkan sosialisasi Supervisi Akademik

g.

persepsi
akademik

guru

mengenai

sebagian

pelaksanaan

cemas

jika

supervisi
dilakukan

pemeriksaan namun sebagian besar senang karena

kunjungan ke kelas akan membantu peningkatan
kinerja guru
h. melalui Supervisi Akademik berupa kunjungan kelas
memotivasi

para

guru

untuk

meningkatkan

kompetensi penyusunan perangkat pembelajaran
sesuai standar proses (Permendiknas 41/2007)
i. Melalui Supervisi Akademik berupa kunjungan kelas
mendorong kebersamaan guru, tanggung jawab dan
mandiri

dalam

menyelesaikan

permasalahan

pembelajaran di kelas
j. Melalui Supervisi akademik mendorong guru untuk
mempelajari kembali teori dan inovasi pembelajaran
k.

Berbagai

sosialisasi,

penataran,

pelatihan

dan

inovasi pembelajaran tidak merata kepada semua
guru.
l.

Penugasan guru dalam membantu
administrasi

sekolah

antara

Dokumen

KTSP,

Rencana

Pengembangan

Dokumen

Dokumen

Evaluasi

Diri

menyelesaikan

lain

penyusunan

RAPBS,

Sekolah,

Dokumen

Penyusunan

Sekolah,

Dokumen

Peraturan Akademik, Administrasi BOS

dan Data

DAPODIK,

Akreditasi

Monitoring

evaluasi

dan

sekolah serta Administrasi Aset Sekolah sangat
menganggu partisipasi guru dalam persiapan dan
pelaksanaan supervisi akademik.

4.2.7 Pencermatan Dokumen Supervisi Akademik
Pencermatan
menggunakan

dokumen

kerangka

dilaksanakan

acuan

standar

dengan
supervisi

akademik yang disusun berdasarkan ketentuan yang
berlaku.

Selanjutnya

akan

dipaparkan

hasil

pencermatan dokumen yang ada.
4.2.7.1 Hasil Pencermatan Dokumen Perencanaan
Supervisi Akademik
Tabel 1.3. Rekap Hasil Pencermatan Dokumen Perencanaan Supervisi Akademik(SPSA)
No

Stan
dar
1
1.1.1.
2
1.1.2.
3
1.1.3.
4
1.1.4.
5
1.1.5.
6
1.1.6.
7
1.1.7.
8
1.1.8.
Jumlah
Rata-rata
Kriteria

SD A

SD B

SD C

SD D

SD E

SD F

4
4
4
4
4
4
1
1
26
3.25
B

1
2
2
2
2
2
1
1
13
1.63
C

1
2
2
2
2
2
1
1
13
1.63
C

4
4
4
4
4
4
1
1
26
3.25
B

1
2
2
2
2
2
1
1
13
1.63
C

1
2
2
2
2
2
1
1
13
1.63
C

Dari tabel diatas

Ratarata
2.00
2.67
2.67
2.67
2.67
2.67
1.00
1.00
17.33
2.17
C

2 sekolah mendapatkan kriteria B

(baik) dan 4 sekolah mendapatkan kriteria C (cukup)
dan rata-rata kriteria perencanaan supervisi akademik
Gugus Dwijawiyata adalah C (cukup). Berdasarkan
kriteria atau standar yang digunakan untuk menilai
kesesuaian perencanaan supervisi akademik kategori C
diartikan belum sesuai dengan ketentuan standar

4.2.7.2 Pencermatan Dokumen Pelaksanaan Supervisi
Akademik
Tabel 1.4. Rekap Hasil Pencermatan Dokumen Pelaksanaan Supervisi I Akademik(SLSA)
Stan
dar
1
2.1.1.
2
2.1.2.
3
2.1.3.
4
2.1.4.
5
2.1.5.
6
2.1.6.
7
2.1.7.
8
2.1.8.
9
2.1.9.
Jumlah
Rata-rata
Kriteria
No

SD A

SD B

SD C

SD D

SD E

SD F

4
4
4
4
4
4
4
4
3
35
3.25
B

3
4
4
4
4
1
1
3
2
26.00
3.89
B

3
4
4
4
4
1
1
3
4
28.00
2.89
C

4
4
4
4
4
4
4
4
4
36.00
3.11
B

3
4
4
4
4
1
1
3
4
28.00
4.00
A

3
4
4
4
4
1
1
3
4
28.00
3.11
B

Ratarata
3.33
4.00
4.00
4.00
4.00
2.00
2.00
3.33
3.50
30.17
3.11
B

Dari tabel 1.4. diatas 2 sekolah mendapatkan kriteria
A (amat baik) dan 4 sekolah mendapatkan kriteria B
(baik) dan 1 sekolah C (cukup) rata-rata kriteria
pelaksanaan supervisi akademik Gugus Dwijawiyata
adalah

B (baik). Berdasarkan kriteria atau standar

yang digunakan untuk menilai kesesuaian perencanaan
supervisi akademik kategori B diartikan sesuai dengan
ketentuan standar.
4.2.7.3. Pencermatan Dokumen Analisa dan Tindak Lan
jut Supervisi Akademik
Tabel 1.5. :Rekap Hasil Pencermatan Dokumen Analisa
Dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik (SATL)
No
1
2
3

Stan
dar
3.1.1.
3.1.2.
3.1.3.

SD A

SD B

SD C

SD D

SD E

SD F

3
3
3

3
3
3

3
3
3

4
3
3

3
3
3

3
3
3

Ratarata
3.17
3.00
3.00

4
3.1.4.
5
3.1.5.
6
3.1.6
7
3.1.7
8
3.1.8
Jumlah
Rata-rata
Kriteria

1
2
2
1
1
16
2
C

1
2
2
1
1
16
2
C

1
2
2
1
1
16
2
C

1
2
2
1
1
17
2.125
C

1
2
2
1
1
16
2
C

1
2
2
1
1
16
2
C

1.00
2.00
2.00
1.00
1.00
16.17
2.02
C

Dari tabel diatas

6 sekolah semua mendapatkan C

sehingga rata-rata

kriteria analisa dan tindak lanjut

supervisi
(cukup).

akademik

Gugus

Berdasarkan

digunakan

untuk

Dwijawiyata

kriteria

menilai

atau

adalah

standar

kesesuaian

C

yang

perencanaan

supervisi akademik kategori C diartikan belum sesuai
dengan ketentuan standar.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data penelitian dan standar yang
ditetapkan nampak bahwa pada perencanaan program
dan analisa tindak lanjut supervisi akademik di Gugus
Dwijawiyata belum sesuai dengan ketentuan yang ada
dan menunjukkan kesenjangan antara standar dengan
kenyataan di sekolah, sedangkan untuk pelaksanaan
supervisi akademik sudah sesuai dengan kriteria atau
standar yang ditetapkan. Berikut ini akan diuraikan
lebih lanjut pembahasan program supervisi akademik
di gugus Dwijawiyata.
4.3.1. Perencanaan Supervisi Akademik
Hasil analisis perencanaan program supervisi
akademik belum atau tidak sesuai dengan ketentuan

yang ada. Banyak hal yang belum dilakukan oleh
Kepala

Sekolah

dalam

rangka

penyusunan

perencanaan program. Berikut ini akan diuraikan lebih
lanjut pembahasan

mengenai analisis kesenjangan

dalam perencanaan supervisi akademik.
Pertama, pemahaman konsep supervisi akademik dan
unsur-unsur

perencanaan

belum

dipahami

oleh

Kepala Sekolah. Berdasarkan angket dan wawancara
menunjukkan bahwa pembekalan pengetahuan tentang
Supervisi

Akademik

bagi

para

Kepala

Sekolah

praseleksi atau pascaseleksi sangat tidak memadai.
Sebagian unsur perencanaan sudah disusun namun
apa yang dilakukan Kepala sekolah tidak lebih dari
sekedar

melanjutkan

sebelumnya

yang

“tradisi”

Kepala

melaksanakan

Sekolah

supervisi

tanpa

perencanaan yang matang. Jikapun mereka tahu maka
prinsip, tujuan, tehnik hanya cukup di mengerti oleh
Kepala Sekolah tanpa perlu dinarasikan. Hasil FGD
para Kepala Sekolah dan Pengawas didapat fakta
bahwa

mereka

terkendala

dengan

keterbatasan

pengetahuan, keterbatasan referensi dan keterbatan
waktu dalam menyusun perencanaan secara lengkap.
Ada beberapa kepala sekolah yang berusaha menggali
lewat bacaan dan contoh dokumen yang ada hampir
tidak didapat. Sehingga sampai pada saat penelitian ini
berlangsung

ada

yang

belum

peencanaan supervisi akademik

pernah

menyusun

Kedua, hasil Foccus Group Discussion (FGD) para guru
didapat fakta bahwa hampir sebagian besar guru juga
belum faham secara mendalam tentang konsep, prinsip,
tujuan dan tehnik supervisi
guru

supervisi

adalah

akademik. Pemahaman

sebatas

pemeriksaan

yang

dilakukan oleh Kepala Sekolah mengenai pemenuhan
administrasi

pembelajaran

yang

meliputi

silabus,

progam tahunan, program semester, RPP, administrasi
penilaian dan administrasi program perbaikan dan
pengayaan dan pemeriksaan saat guru mengajar.
Ketiga, Berdasarkan pencermatan dokumen supervisi
hanya ada 1(satu) Kepala Sekolah yang melaksanakan
supervisi akademik dengan lengkap dan mendekati
sempurna karena yang bersangkutan pernah mengikuti
Program penguatan Kepala Sekolah tentang Supervisi
Akademik dan ikut serta sebagai peserta Uji Coba
Modul Supervisi Akademik Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan

(PKB)

bagi

Kepala

Sekolah

sebagai

tindak lanjut Penilaian Kinerja Kepala Sekolah yang
dilaksanakan oleh

Kementrian Pendidikan Nasional

bekerjasama dengan AUSAID tahun 2012

yang lalu.

Modul ini yang saat ini digunakan oleh Kementrian
sebagai buku baku pelaksanaan Supervisi Akademik.

4.3.2. Pelaksanaan Program Supervisi Akademik

Hasil

analisis

pelaksanaan

program

supervisi

akademik menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi
dalam

kategori

baik

atau

sesuai

tetapi

belum

mendekati semua ketentuan yang ada masih ada
beberapa hal yang perlu diperbaiki . Berikut ini akan
diuraikan lebih lanjut pembahasan mengenai analisis
kesenjangan dalam pelaksanaan supervisi akademik.
Pertama,

pencermatan

dokumen

pelaksanaan

supervisi menunjukkan bahwa sebagian besar sudah
terpenuhi dengan catatan bahwa proses penilaian
masih

terjadi

menggunakan

di

beberapa

prosedur

sekolah

baku.

Hal

yang
ini

tidak
sangat

berpengaruh terhadap kesiapan dan partisipasi guru
dan juga hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah.

Karena

pelaksanaan

supervisi

akademik

masih difokuskan pada pemeriksa an administrasi
pembelajaran

dan

pelaksanaan

pembelajaran

yang

meliputi silabus, program tahunan program semester,
rencana

pelaksanaan

pembelajaran,

administrasi

penilaian dan program perbikan dan pengayaan maka
perlu

pemberian

waktu

atau

jadwal

yang

memeprhatikan beban kerja guru.
Kedua, dengan menggunakan format PKG (Penilaian
Kinerja Guru ) maka hanya akan diperiksa14 (empat
belas) aspek yang terkait dengan penyusunan RPP,
pelaksanaan
kemampuan

pembelajaran
guru

dalam

dengan

menilai

membuka

aspek

pelajaran,

melaksanakan kegiatan inti yang meliputi kegiatan
awal,

kegiatan

inti

dan

kegiatan

penutup

serta

penilaian. Pada kegiatan inti dinilai bagaimana guru
melakukan siklus eksplorasi, Elaborasi dan konfirmasi
yang merupakan bagian dari prosedur standar proses
yaitu

bagaimana

guru

kooperatif

kolaboratif.

mengelola

pembelajaran

memfasilitasi

pembelajaran

Kompetensi

guru

kooperatif

dan

dalam

kolaboratif

umumnya belum optimal. Perlu bagi Kepala Sekolah
untuk memfokuskan pada kompetensi tersebut agar
prinsip pembelajaran yang merangsang, menantang
dan

menyenangkan

benar-benar

terlaksana

dalam

pembelajaran.
Ketiga, berdasarkan hasil FGD didapatkan informasi
bahwa

setelah

pemeriksaan

berlangsung

sebagian

besar Kepala Sekolah tidak melakukan diskusi antara
Kepala Sekolah dengan guru yang diperiksa. Catatan
hasil penilaian disampaikan pada kesempatan lain,
baik secara perorangan artinya kepada guru yang
diperiksa atau lewat rapat sekolah. Hal ini sangat
berpengaruh

positif

apabila

feedback

diberikan

langsung pascapembelajaran sehingga masih segar
ingatan guru untuk perbaikan pembelajaran.

4.3.3. Analisa dan Tindak Lanjut Hasil Supervisi
Akademik
Hasil analisis pelaksanaan program supervisi
akademik menunjukkan bahwa analisa dan tindak
lanjut hasil supervisi akademik kategori belum sesuai
dengan ketentuan yang ada . Banyak hal yang harus
dilakukan Kepala Sekolah untuk memperbaiki program
pada langkah ini. Berikut ini akan diuraikan lebih
lanjut pembahasan
dalam

analisa

dan

mengenai analisis kesenjangan
tindak

lanjut

hasil

supervisi

akademik
Pertama
Pertama, Instrumen yang digunakan hampir sebagian
besar menggunakan format Penilaian Kinerja Guru
yang memang di dalamnya mengharuskan Kepala
Sekolah

mencatat eviden-eviden(bukti) yang muncul

saat menilai guru mengajar

untuk rajin dan cermat

menginventarisir apa yang dilihat dan didengar dalam
catatan Kepala Sekolah untuk disesuaikan dengan
ketentuan pengisian instrumen penilaian yang rumit
dengan rumus-rumus atau ketentuan penilaian yang
rumit

pula.

kecermatan,

Pada

tahap

kejujuran,

ini

sangat

pemahaman

dibutuhkan
yang

dalam

tentang substansi kompetensi, jika ketiga hal tersebut
tidak dilaksanakan dengan konsisten maka analisa dan
tindak lanjut hasil supervisi akademik menjadi tidak
berarti.

Kedua, kondisi ideal dari supervisi akademik sudah
dinyatakan

di

depan

bertujuan

untuk

bahwa

supervisi

meningkatkan

akademik

pertumbuhan,

pengembangan, interaksi, penyelesaian masalah yang
bebas

kesalahan,

dan

sebuah

komitmen

untuk

membangun kapasitas dan kompetensi guru. Maka
harus menjadi komitmen seluruh insan yang terkait
dengan pelaksanaan supervisi akademik untuk bukan
sekedar

memahami

konsisten

semua

tetapi

ketentuan

melaksanakan
yang

ada.

dengan

Bahwa

di

lapangan yang terjadi tidak seperti yang diharapkan
itulah tantangan yang harus diatasi bersama. JIka kata
kuncinya adalah pembelajaran yang berkualitas maka
konsep itu hanya akan berlangsung bila dipenuhi
kondisi

institusi

yang

berkualitas,

pengelola

yang

berkualitas, Kepala Sekolah dan Guru yang berkualitas,
lngkungan yang berkualitas yang akan bermuara pada
luaran siswa yang berkualitas. Kualitas Kepala Sekolah
dan guru sangat dipengaruhi dengan pola rekruitmen
dan pola diklat atau pembekalan bagai calon guru dan
kepala sekolah.
Ketiga, Bahwa tindak lanjut supervisi akademik adalah
upaya nyata dalam peningkatan kompetensi guru dan
juga kepala sekolah makaupaya peningkatan mutu
pendidikan

khususnya

di

sekolah

dasar

sudah

semestinya diarahkan pada komponen penentu mutu
proses belajar mengajar dan komponen utama adalah

Guru yang professional dengan mengedepankan pada
kemampuan

guru

untuk

menjabarkan

kurikulum

sehingga guru mampu menganalisis kurikulum dan
menyusun rancangan pengajaran yang siap digunakan
di kelas, penggunaan metodologi pembelajaran serta
teknik evaluasi yang tepat serta pemanfaatan media
pembelajaran

yang

ada.

Guru

harus

mampu

melakukan manajemen kelas yang baik, seorang guru
perlu memahami dengan baik berbagai hal, seperti
aspek-aspek
manajemen

manajemen
kelas,

penataan

kelas,
dan

tahap-tahap

pengorganisasian

kelas. Untuk mewujudkan disiplin di kelas diperlukan
adanya Model dan teknik yang tepat sesuai situasi yang
ada.Kedua hal diatas adalah inti atau roh supervisi
akademik. Jika supervisi akademik dikelola sesuai
dengan ketentuan bukan tidak mungkin dapat menjadi
kunci keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan.
4.3.4. Evaluasi Keberlanjutan program Supervisi
Akademik.
Pada setiap kegiatan evaluasi program sering
dikaitkan dengan keberlanjutan Program. Menjawab
pertanyaan tersebut dengan memperhatikan realitas di
lapangan

maka

pertanyaan

utamanya

bukan

dilanjutkan atau tidak tetapi justru beralih pada fokus
kebutuhan bagaimana

Supervisi Akademik harus

dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan
yang berlaku . Dengan mengingat antara lain :
1. Program Supervisi Akademik harus tetap dijalankan
sesuai

ketentuan

tuntutan

yang

kompetensi

berlaku

karena

adanya

Kepala

Sekolah.

Dan

berdasarkan Permendiknas nomer 13 tahun 2007
sudah ditetapkan bahwa salah satu kompetensi
kepala

Sekolah

adalah

melaksanakan

supervisi

Akademik.
2. Program supervisi Akademik harus tetap dijalankan
sesuai petunjuk pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru,
karena proses dan hasil Penilaian Kinerja amat
berpengaruh

terhadap

keberhasilan

program-

program sekolah secara keseluruhan dan hasil
penilaian

kinerja

digunakan

untuk

pembinaan

karier pegawai(kenaikan pangkat) yang kedepan
diberlakukan bukan hanya untuk pegawai negeri
sipil tetapi juga pegawai swasta.
3.

Semua

bentuk

upaya

untuk

melakukan

pengendalian, perbaikan dan peningkatan mutu
pendidikan atau mutu sekolah

selalu menjadikan

Supervisi akademik sebagai salah satu indikator
keberhasilan seperti Monitoring dan Evaluasi Kepala
Sekolah,

Akreditasi

sekolah,

Sekolah, Evaluasi diri sekolah.

Penilaian

Kinerja

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di Gugus Dwijawiyata Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di Gugus Dwijawiyata Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang T2 942013801 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di Gugus Dwijawiyata Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang T2 942013801 BAB II

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Implementasi Supervisi Akademik di Gugus Dwijawiyata Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang

0 0 23

T2 Lampiran Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor Kesinambungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah SD Di Tegalrejo Magelang

0 0 34

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor Kesinambungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah SD Di Tegalrejo Magelang T2 BAB IV

0 1 25

T2__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor Kesinambungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah SD Di Tegalrejo Magelang T2 BAB III

0 0 8

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor Kesinambungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah SD Di Tegalrejo Magelang T2 BAB II

0 0 24

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Dengan Pendekatan Pembinaan Kolaborativ Di Gugus Permata Biru Kecamatan Wedung Kabupaten Demak T2 BAB IV

0 0 23

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Di SMP Negeri ebonagung Kabupaten Demak T2 BAB IV

0 0 28