SUMBANGAN TUN DATUK PATINGGI HAJI ABDUL RAHMAN YA’KUB DALAM GERAKAN DAKWAH DAN POLITIK DI SARAWAK 1970-2008.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh:

MOHAMMAD FADZILLAH BIN AHAMAT NIM: A42211083

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2O15


(2)

(3)

(4)

(5)

vii

Datuk Patinggi Haji Abdul Rahman Ya’kub. Kedua, apakah peran Tun Datuk

Patinggi Haji Abdul Rahman Ya’kub dalam gerakan dakwah masyarakat

Sarawak. Ketiga, bagaimana gambaran karier politik Tun Datuk Patinggi Haji

Abdul Rahman Ya’kub di pemerintahan Malaysia.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan historis untuk menelusuri sumber-sumber pada masa lampau tentang Tun Datuk Patinggi Haji

Abdul Rahman Ya’kub. Sedangkan teori yang digunakan oleh penulis adalah teori

kerangka analisis yang dikembangkan sesuai dengan pendekatan Multidimensional. Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sejarah dan historiografi untuk mengumpul data tentang Biografi Tun Datuk Patinggi Haji

Abdul Rahman Ya’kub.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Tun Abdul Rahman

Ya’kub dilahirkan di Kampung Jepak Bintulu pada 3 Januari 1928. Ayahnya Wan Ya’kub bin Wan Yusuf dan ibunya Siti Hajar binti Mohd Tahir dan merupakan

anak bongsu dari enam bersaudara. Beliau mendapat pendidikan awal di Sekolah Melayu Anchi di Miri. Ayah beliau menginginkannya menjadi tokoh agama dan melanjutkan pelajaran di Madrasah Arab Al-Juned, namun ditolak oleh ibunya yang tidak mahu berjauhan dengannya dan kemudian ditukarkan ke Sekolah St Joseph, Miri. Tun Abdul Rahman Ya’kub telah banyak melakukan kemas kini gerakan dakwah yaitu dengan menginstitusikan dakwah menjadi gerakan secara kolektif melalui organisasi BINA sebagai langkah yang besar dan kedepan yang tidak difikirkan oleh tokoh-tokoh yang ada ketika itu dan berhasil melebarkan pencapaian dakwah di Sarawak apabila membawa golongan non-muslim untuk memeluk agama Islam dalam jumlah yang besar. Beliau merupakan seorang tokoh yang menggunakan dasar kepimpinan Islam bahkan memperkukuh kedudukan politik umat Islam di tanah airnya dengan melaksanakan usaha dakwah melalui pengIslaman golongan non-muslim kerana dengan peningkatan jumlah orang Islam di Sarawak akan memperkukuh kedudukan politik umat Islam di Sarawak.


(6)

viii

Abdul Rahman Ya'kub. Second, what role Tun Datuk Patinggi Haji Abdul Rahman Ya'kub the missionary movement of Sarawak. Third, how is the political career Tun Datuk Patinggi Haji Abdul Rahman Ya'kub in the government of Malaysia.

In this study, researchers used a historical approach to explore resources in the past about Tun Datuk Patinggi Haji Abdul Rahman Ya'kub. While the theory used by the authors is the theoretical framework of analysis developed in accordance with the multidimensional approach. In this study, the authors used historical methods and historiography to collect data about the biography Tun Datuk Patinggi Haji Abdul Rahman Ya'kub.

From these results it can be concluded that the Tun Abdul Rahman Jacob was born in Kampung Jepak Bintulu on January 3, 1928. His father Ya'qub bin Wan Wan Yusuf and his mother Siti Hajar bin Mohd Tahir and was the youngest of six children. He received his early education at the Malay College Anchi in Miri. His father wanted him to become religious leaders and further studies on Ashish Al-Arab Madrasah, but was rejected by his mother, who did not want to be away with it and then transferred to St Joseph School, Miri. Tun Abdul Rahman Jacob has a lot to do updates missionary movement by propaganda to institutionalize collective movement through BINA organization as a big step forward and that was not contemplated by figures available at the time and managed to spread its propaganda achievements in Sarawak when carrying a group of non-Muslims to embrace Islam in large numbers. He is a figure who use basic Islamic leadership even strengthen the political position of Muslims in his homeland by performing missionary work through Islamisation group of non-Muslims because with the growing number of non-Muslims in the state will strengthen the political position of Muslims in the state.


(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xii DAFTAR INI

HALAMAN JUDUL ………. i

PENYATAAN KEASLIAN ………. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………... iii

PENGESAHAN PENGUJI ……….. iv

MOTTO ………. v

PERSEMBAHAN ………. vi

ABSTRAK ………. vii

KATA PENGANTAR ……….. viii

DAFTAR ISI ………. ix

BAB I: PENDAHLUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 9

C. Tujuan Penelitian ……….. 9

D. Kegunaan Penelitian ………. 9

E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik ………. 10

F. Penelitian Terdahlu ……….. 11

G. Metode Penelitian ………. 12

H. Sistematika Penulisan ……….. 15

BAB II: RIWAYAT HIDUP TUN ABDUL RAHMAN YA’KUB A. Latar Belakang ………. 16

B. Pendidikan ……… 21

C. Karier ...………. 27

D. Anugerah yang Pernah Diterima ………. 29

E. Persaraan ……….. 30

BAB III: SUMBANGAN TUN ABDUL RAHMAN YA’KUB DALAM DAKWAH DI SARAWAK A. Sarawak Lama……….. 32

B. Sarawak Pada Fasa Pra Merdeka……… 36

C. Sarawak Pada Fasa Pasca Merdeka………. 42


(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiii

E. Sejarah Penubuhan BINA ………... 48

F. Lonjakan Aktiviti Dakwah ……….. 54

G. Pengakuan Terhadap Tun Abdul Rahman Ya’kub…... 63

BAB IV: PEMERINTAHAN TUN ABDUL RAHMAN YA’KUB DALAM POLITIK DI SARAWAK A. Pembangunan Menurut Islam Semasa Kepimpinan Tun Abdul Rahman Ya’kub ………. 71

1. Perkembangan Dakwah Islamiah ………. 72

2. Pembangunan Politik ……… 76

3. Pembangunan Sosioekonomi ……… 79

4. Pembangunan Pentadbiran ……… 81

5. Pembangunan Budaya Nasional ……… 83

B. Peran Tun Abdul Rahman Ya’kub dalam Karier Politik… 85 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ……… 90

B. Saran-saran ……… 92

C. Penutup ……….. 94


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Malaysia adalah suatu negara yang luas wilayahnya sekitar 336.700 km2 terdiri dari semenanjung Malaysia, Sabah dan Sarawak yang dipisahkan oleh laut Cina Selatan yang luasnya 1.036 km2. Semenanjung Malaysia meliputi wilayah seluas 134.680 km2, perbatasan dengan negara Thailand Utara dan Singapura di Selatan. Sementara Sabah dan Sarawak luasnya sekitar 202.020 km2 yang berbatasan dengan wilayah Kalimantan (Indonesia).

Sarawak adalah negeri yang terbesar di Malaysia yang hampir menyamai 11 negara di Semenanjung Malaysia dengan luas 124,449.5 kilometer persegi. Ia terletak di sebelah Barat Pulau Borneo berbatasan dengan negara bagian Sabah, Brunei dan Wilayah Kalimantan, Indonesia. Berpusat di Kuching, wilayah administrasi di Sarawak dibagi menjadi 11 bagian yaitu Kuching, Sri Aman, Kota Semarahan, Sibu, Miri, Limbang, Sarikei, Kapit, Bintulu, Mukah dan Betong. Setiap bagian diberikan oleh seorang residen. Sarawak juga terkenal dengan keragaman etnis seperti Melayu, Cina, India, Bidayuh, Kenyah, Penan dan lain-lain yang meliputi 37 etnis secara keseluruhan.


(10)

Penduduk Sarawak terdiri dari beberapa suku etnis yang berbeda. Pada tahun 1839 total penduduk Sarawak sekitar 10.000 jiwa. Mayoritas penduduk Sarawak atau sekitar dua pertiga dari keseluruhan penduduk Sarawak adalah Dayak. Diikuti oleh orang Melayu dan orang cina.

Beberapa daerah di Sarawak kaya akan bahan mineral dan daerah lainnya cocok untuk ditanami karet, lada atau gambir.1 Yang paling terpenting di Sarawak adalah sungai. Hal ini karena sungai digunakan sebagai sarana trandportasi barang dan manusia dari satu tempat ke satu tempat lainnya serta sebagai jalur perdagangan.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya! Begitu kata Bung Karno, pada pidatonya di hari pahlawan 10 November 1961 dan mengenang riwayat perjuangan anak bangsa, terutama saat-saat peran pemuda begitu dominan dan sentral untuk sebuah nasionalisme, merebut atau mempertahankan kemerdekaan dengan caranya sendiri dan demi nilai agama sekaligus.

Pidato tersebut juga coba saya terapkan dalam hal mengenang dan menghormati pahlawan bangsa Sarawak yaitu Tun Abdul Rahman Ya'kub yang lahir pada 3 Januari 1928.

Saya tertarik untuk menulis biografi Tun Abdul Rahman karena merupakan tokoh yang memiliki episode hidup yang menarik dan warna-warni sejak kecil sehingga membuatnya pemimpin politik berjiwa kental. Di balik tubuhnya yang


(11)

kecil mungkin tidak banyak mengetahui Tun Abdul Rahman sangat terampil dalam berbagai seni bela diri, termasuk Aikido dari Jepang. Kecenderungannya terhadap seni bela diri itu turut menyebabkan pertemuannya dengan pendiri Aikido, Morihei Ueshiba.2

Bahkan, seni bela diri itu juga membentuk kepribadiannya, selain menjadikan beliau seorang yang berjiwa kental dan cekal dalam menghadapi jatuh bangun dalam kehidupan sehingga muncul sebagai tokoh yang disegani.

Ketika ditunjuk sebagai Ketua Menteri Sarawak Ke-3 dari 7 Juli 1970 sampai 2 Maret 1981, tokoh kelahiran Kampung JEPAK, Bintulu ini banyak berkontribusi terhadap perubahan lanskap negeri, terutama dalam konteks perkembangan infrastruktur dan sosial ekonomi rakyat.

Era kepemimpinan beliau juga dianggap paling menantang menyusul 'usia kemerdekaan' Bumi Kenyalang yang masih muda ketika itu, selain turut dibelenggu masalah kemiskinan, masalah konfrontasi dan ancaman komunis.

Tun Abdul Rahman menerima pendidikan awal di Sekolah Anchi, Miri, Sarawak. Ayah Tun Abdul Rahman menginginkannya menjadi tokoh agama dan belajar di Madrasah Arab Al-Juned pada tahun 1939, tetapi ditolak oleh ibunya yang tidak bisa berjauhan dengannya. Tun Abdul Rahman kemudian ditukarkan ke Sekolah St Joseph, Miri, tetapi pembelajarannya terhambat menyusul meletusnya Perang Dunia Kedua.


(12)

Karena kendala keuangan, Tun Abdul Rahman harus meninggalkan sekolah pada tahun 1947 dan bekerja di Perusahaan Shell Sarawak sebagai penguji minyak dan mendapat bayaran sebesar RM2 sehari. Tidak puas dengan penghasilannya, Tun Abdul Rahman pergi ke Rumah Sakit Umum Sarawak, berpikir bahwa ia akan menjadi manajer yang akan mengawasi karyawan lain. Namun, ia akhirnya diberi pekerjaan sebagai tukang bersih yang menyapu lantai dan membantu pasien sebagai gantinya. Dia meninggalkan rumah sakit setelah hanya satu hari bekerja. Tun Abdul Rahman kemudian mendapatkan pekerjaan sebagai Pegawai Asli Pelajar. Ia dikirim ke Madrasah Melayu Kuching sebagai siswa kelas tingkatan 3. Pada tahun 1948, ia dikirim ke Miri sebagai Pegawai Anak Negeri Percobaan dan Hakim Kelas Keempat. Tun Abdul Rahman mulai menetap di Miri sampai tahun 1952, dan banyak melakukan kerja-kerja pengadilan di pengadilan. Tun Abdul Rahman lulus sertifikat Tahap Dua di Senior Cambridge pada ujian di tahun yang berikutnya.

Tun Abdul Rahman melanjutkan ke Universitas Southampton, Inggris dalam jurusan hukum sebelum muncul sebagai Bumiputera pertama Sarawak yang lulus sebagai pengacara dari Lincoln s Inn pada tahun 1958. Sekembalinya ke tanah air, Tun Abdul Razak dilantik sebagai Wakil Jaksa Penuntut Umum di Departemen Hukum Sarawak dari tahun 1959 sampai 1963.3


(13)

Potensi Tun Abdul Rahman minat Perdana Menteri, Tunku Abdul Rahman sampai membawanya ke bidang politik ketika ditunjuk sebagai Wakil Menteri Tanah dan Pertambangan.

Tun Abdul Rahman kemudian ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan, dengan kontribusi terbesarnya mengilhamkan konversi media Inggris ke Bahasa Melayu bagi sekolah dan perguruan tinggi (IPT). Bahkan, Tun Abdul Rahman juga antara individu yang menyumbang ide ke berdirinya Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) pada tahun 1970.

Tun Abdul Rahman juga antara pemimpin yang lantang mengusulkan perlunya Malaysia memiliki perusahaan minyak sendiri sampai menyaksikan pembentukan PETRONAS pada tahun 1976 yang membawa kemakmuran ekonomi negara sampai sekarang.

Di bawah kepemimpinan Tun Abdul Razak, ia diarahkan kembali ke Bumi Kenyalang untuk 'menyelamatkan' negara menyusul pemecatan Ketua Menteri, Datuk Stephen Kalong Ningkan lantaran krisis politik ketika itu.

Pada tingkat administrasi negara, antara kontribusi terbesar Tun Abdul Rahman yang dicatat adalah keberhasilan merintis usaha perdamaian dengan pihak komunis di Sarawak. Melalui pengoperasian Sri Aman pada tahun 1974, Tun Abdul Rahman berhasil meyakinkan Bong Kee Chok, pemimpin Partai Rakyat Kalimantan Utara untuk bersama 482 gerilya komunis diketuainya mengundurkan senjata.


(14)

Pada tahun 1981, akibat desakan politik dan setelah menjalani operasi bypass jantung di London, Tun Abdul Rahman mengumumkan pensiunnya dari politik. Difahamkan, pengunduran itu juga untuk memberi jalan kepada keponakan kesayangannya yang juga anak didiknya, Tun Abdul Taib Mahmud untuk memimpin kepemimpinan negeri.4

Tun Abdul Rahman ditunjuk sebagai Yang di-Pertua Ke-4 menggantikan Tun Abang Salahuddin Abang Barieng yang kedaluwarsa layanan ketika itu. Ia juga detik dimulainya episode 'percakaran internal' Tun Abdul Rahman dan Abdul Taib disebabkan perbedaan pendapat dan kesalahpahaman sehingga membawa perubahan besar pada skenario politik negara, sehingga pada tahun 1987, Tun Abdul Rahman mendirikan partai baru, Partai Persatuan Rakyat Malaysia Sarawak (PERMAS ) yang berusaha menyingkirkan Abdul Taib dan bergabung dengan Partai Bangsa Dayak Sarawak (PBDS) yang juga serpihan Partai Nasional Sarawak (SNAP).5

Dakwah Islamiah adalah suatu usaha pada menyebarkan agama Islam untuk diterima dalam suatu masyarakat. Pada pelaksanaan usaha ini, ada tantangan dan masalah yang harus dihadapi dengan baik untuk memastikan kelancaran dan keterusannya. Secara fundamental awal dakwah Islamiah di Sarawak adalah terkait erat dengan kedatangan Islam ke alam Melayu.

Tanggal nyata kedatangan Islam di Sarawak adalah suatu persoalan yang

4

Ibid.


(15)

rumit dan hal yang tidak dapat dipastikan dengan tepat karena secara khususnya, kedatangan Islam di Sarawak dikatakan memiliki kaitan yang erat dengan kehadiran Islam di Brunei.6 Ini berdasarkan pengaruh Kesultanan Brunei yang begitu kuat dalam mengembangkan syariat Islam di Sarawak di samping Sarawak merupakan bagian jajahan wilayah Brunei sebelum kehadiran penjajah Eropa. Dakwah Islamiah pada zaman sebelum mereka sedikit terganggu akibat dari kondisi yang kurang stabil dalam Sarawak hasil dari masalah administrasi dan pemberontakan yang meletus pada paruh pertama abad ke-19 Masehi yang telah membuka ruang kepada penjajah Inggris, James Brooke untuk masuk campur urusan pemerintahan di Sarawak sekaligus mengecilkan penguasaan golongan Sharif.

Perkembangan ajaran Islam dalam kalangan masyarakat non-Muslim dari konteks Sarawak dilihat adalah hal yang positif. Ini adalah hasil pendekatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang terdiri dari organisasi dakwah pemerintah federal dan pemerintah negara dilihat begitu baik dengan berbagai kegiatan dan gerak kerja yang dilaksanakan untuk menarik dolongan masyarakat non-Muslim untuk menerima Islam.

6 Mohd Mortadza Daud, Kegiatan Dakwah dan Permasalahannya di Sarawak. Kuching: Riset Pendidikan

Islam Pegawai Perkhidmatan Pelajaran Sarawak, 2003 dalam www.ukm.my/rsde/wp-content/upload/2015/01/07-Perapi-Ikmas.pdf.


(16)

B. Alasan Memilih Judul

Ide awal judul penelitian ini berangkat dari besarmya minat penulis terhadap penelitian tentang sosok seorang tokoh pemimpin yang berjiwa kental dalam kehidupannya. Tokoh ini juga sangat terkenal dikalangan rakyat Malaysia karena telah banyak berjasa dalam membangun tanah air khususnya Sarawak. Selain itu alasan penentuan judul ini adalah antara lain karena;

1. Sejauh pengetahuan penulis tentang masih minimnya tulisan yang membahas penelitian tentang kontribusi Tun Abdul Rahman Ya'kub dalam berdakwah dan kaitannya dalam gerakan dakwah di Malaysia, khususnya di Sarawak. 2. Penulis belum menemukan tulisan ilmiah yang membahas tentang peran Tun

Abdul Rahman dalam berdakwah dan metode dakwah yang Tun Abdul Rahman gunakan. Selain itu penulis juga ingin meninjau tentang pemikiran beliau dalam gerakan dakwah di Malaysia, khususnya di Sarawak.

3. Hasrat pribadi penulis merekomendasikan biografi Tun Abdul Rahman terhadap rakyat Malaysia, khususnya rakyat Sarawak sendiri supaya bisa dijadikan qudwah hasanah dalam kehidupan.

4. Sepanjang pengetahuan peneliti, belum ada yang meneliti permasalahan tersebut.


(17)

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Biografi Tun Datuk Patinggi Haji Abdul Rahman Ya'kub itu? 2. Apakah peran Tun Datuk Patinggi Haji Abdul Rahman Ya'kub dalam gerakan

dakwah masyarakat Sarawak?

3. Bagaimana gambaran karier politik Tun Datuk Patinggi Haji Abdul Rahman Ya'kub di pemerintahan Malaysia?

D. Tujuan Penelitian

1. Sebagai Persyaratan mendapatkan gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI).

2. Untuk mengenali Tun Datuk Patinggi Haji Abdul Rahman Ya'kub dengan lebih mendalam, dan mengetahui perannya dalam gerakan dakwah masyarakat Sarawak.

3. Untuk mengetahui pemikiran Tun Abdul Rahman dalam karier politik dan dakwah.

E. Kegunaan Penelitian

1. Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang biografi Tun Abdul Rahman dengan lebih jelas dan tepat.

2. Penulisan ini juga penting untuk tatapan generasi yang akan datang tentang kontribusi yang telah dilaksanakan Tun Abdul rahman, khususnya dalam


(18)

aspek dakwah islam di Negeri Sarawak. Hal ini penting agar para pembaca bisa menilai dan melihat perkembangan nilai islam di Negeri Sarawak yang begitu signifikan dari dahulu hingga ke hari ini.

3. Selain dari itu, penulisan ini akan memberikan kesadaran kepada para pembaca tentang pahit jerih kehidupan Tun Abdul Rahman saat memperjuangkan hidupnya dan menjadi seorang pemimpin masyarakat lalu menjadi pendakwah.

4. Penulisan penelitian ini juga bertujuan untuk memperkaya hasil penelitian yang selama ini banyak menyentuh soal politik di semenanjung Malaysia. Dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, secara tidak langsung penulis dapat menambahkan lagi hasil penelitian yang belum disentuh dalam aspek-aspek tertentu.

F. Pendekatan Dan Kerangka teoritik

Pendekatan yang digunakan dalam Skripsi ini yaitu pendekatan sosiologi yang bertujuan untuk menganalisis tentang sesuatu hubungan interaksi antara manusia dan kedudukannya dalam masyarakat. Dalam pada itu pendekatan sosiologi ini bermaksud menjelaskan peran Tun Abdul Rahman Ya’kub. Disamping menggunakan pendekatan sosiologi penelitian ini menggunakan pendekatan historis. Dalam hal ini penulis berusaha mengungkapkan bagaimana kisah hidup Tun Abdul Rahman Ya’kub secara kronologis.


(19)

G. Penelitian Sebelumnya

1. Buku "Pangeran Kenyalang: Satu Dekade Penuh Tantangan", tulisan Suhaimi Mokhtar. Buku ini membahas tentang 10 tahun periode Tun Abdul Rahman sebagai ketua menteri Sarawak.

2. Buku "Abdul Rahman Ya'kub: Kancil Sarawak", tulisan Dr. HM Tuah Iskandar. Buku ini menceritakan tentang pengalaman penulis selama pertemanannya dengan Tun Abdul Rahman Ya'kub. Dia menceritakan dari sudut pandangnya sebagai kolega.

Dari dua tulisan tersebut, keduanya hanya menceritakan tentang periode-periode tertentu dalam hidup Tun Abdul Rahman. Maka hal yang membedakan skripsi ini dari penelitian-penelitian sebelumnya adalah fokus pembahasannya yang mencakup keseluruhan perjalanan kehidupan Tun Abdul Rahman dalam bentuk biografi, serta perannya dalam Gerakan Dakwah dan Politik di Sarawak.

H. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian sejarah akan membahas tentang penelitian sumber, kritik, sintesis sampai pada penyajian hasil penelitian. Dengan demikian Metode sejarah sebagaiman disebutkan diatas adalah seperangkat aturan yang sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, dan dinilai secara kritis dan menyajikan sintesa dari hasil yang dicapai


(20)

dalam bentuk tulisan.

Dalam melaksanakan metode penelitian ilmiah, metode mempunyai peranan yang sangatlah penting karena sejarah adalah suatu proses pengujian analisis sumber atau laporan dari masa lampau secara kritis. Hasil rekonstruksi imajinasi masa lampau berdasarkan atas data atau fakta yang diperoleh lewat proses itu disebut historiografi (penulisan sejarah).7

Setiap historiografi yang tidak mempunyai bentuk kronik, jurnal atau annal, merupakan suatu syntehese serta mengandung suatu interpretasi. Seorang penulis sejarah yang hendak memberikan gambaran historis yang bulat, harus membuat suatu synthese. Fakta-fakta bagi sejarah barulah ada artinya jika dihbungkan satu sama lain, kita interpretasikan terwujudlah cerita sejarah. Interpretasi itu kita lakukan dengan mempergunakan suatu sudut penglihatan. Sudut penglihatan inilah yang menentukan jenis dan corak penulisan sejarah.8

Adapun langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti sejarah berkaitan dengan penerapan metode sejarah adalah sebagai berikut:

a. Pemilihan Topik

Tema Skripsi ini “Sumbangan Tun Datuk Patinggi Haji Abdul

Rahman Ya’kub Dalam Gerakan Dakwah Dan Politik Sarawak

1970-2008”, Alasan memilih tema ini karena:

Rasa ketertarikan penulis terhadap figure Tun Abdul Rahman Ya’kub

7 Lois Gottschalk, Mengerti Sejarah, (Jakarta: UI Press, 1981), 32 8

Sartono Kartodirjo, Lembaran Sejarah, beberapa fatsal dari historiografi Indonesia, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1968), 29


(21)

yang menjadi pemimpin politik di Sarawak sekaligus bekerja dalam urusan dakwah di Sarawak.

b. Heuristik

Pengumpulan sumber yaitu suatu proses yang dilakukan oleh peneliti untuk menyimpulkan sumber-sumber, data-data atau jejak sejarah. Sejarah tanpa sumber maka tidak bisa bicara. Maka sumber dalam penelitian ini berupa; pertama, Sumber Tertulis: Arsip-arsip sejarah Tun Abdul Rahman, kemudian fotografi, sumber ini merupakan sumber sementara yang akan menentukan bagaimana aktualitas masa lalu manusia bias dipahami oleh orang lain. Data-data tersebut dicari, dihimpun dan dipilih dari buku-buku atau lembaran-lembaran yang dipublikasikan. Kedua, wawancara: Narasumber dan masyarakat, sumber ini merupakan sumber sementara yang akan menentukan bagaimana aktualitas masa lalu manusia bias dipahami oleh orang lain.

c. kritik Smber

dilakukan terhadap sumber-sumber pertama, kritik ini menyangkut berifikasi sumber yaitu pengujian mengenai kebenaran atau ketepatan (akurasi) dari sumber itu. Dalam metode sejarah dikenal dengan cara melakukan kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal adalah proses untuk melihat apakah sumber yang didapatkan autentik ataukah tidak, sedangkan kritik internal adalah upaya yang dilakukan untuk


(22)

melihat apakah isi sumber tersebut cukup layak atau tidak. d. Interpretasi atau Penafsiran

Suatu upaya untuk melihat kembali sumber-sumber yang didapatkan, apakah sumber-sumber yang didapatkan dan yang telah teruji autentisitasnya terdapat saling berhubungan, maka peneliti memberikan penafsiran terhadap sumber yang telah didapatkan.

e. Historiografi

Menyusun atau merekonstruksi fakta-fakta yang telah tersusun yang didapatkan dari penafsiran sumber-sumber dalam bentuk tertulis. I. Sistematika Bahasan

Untuk mempermudah dan memperoleh gambaran yang utuh serta menyeluruh, penelitian skripsi ini ditulis dengan menggunakan sistematika bahasan sebagai berikut:

BAB I Merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pendekatan dan kerangka teori, penelitian terdahulu, metode penelitian, serta sistematika pembahasan.

BAB II Membahas tentang biografi Tun Abdul Rahman yang meliputi riwayat hidup beliau, lingkungan hidup dan pendidikannya, dan karier Tun Abdul Rahman saat hidupnya.


(23)

dakwah di Sarawak, yang secara rinci membahas tentang gerakan dakwahnya terhadap masyarakat, gerakan dakwahnya dalam berpolitik dan gerakan dakwahnya dalam pendidikan di Sarawak. BAB IV Membahas tentang pemerintahan Tun Abdul Rahman dalam gerakan

politik di Sarawak, yang secara rinci mengurai tentang pemikiran Tun Abdul Rahman terhadap masyarakat dan pemikirannya dalam menggerakan dakwah dalam berpolitik.

BAB V Merupakan penutup, yang didalamnya ada kesimpulan dari penulis, saran-saran, dan kritik.

BAB II

RIWAYAT HIDUP TUN ABDUL RAHMAN YA’KUB

Untuk mengetahui tokoh ini dengan lebih lanjut, penulis akan membahas dalam bab ini mengenai perjalanan riwayat hidupnya.

Beberapa tulisan mengenai tokoh ini telah diabadikan oleh beberapa orang penulis seperti H.M Tuah Iskandar dalam Abdul Rahman Ya’kub Kancil Sarawak, Suhaimi Mokhtar dalam Putera Kenyalang Satu Dekad Penuh Cabaran dan sebagainya adalah fakta mengenai ketokohan beliau di Sarawak khususnya dan di Malaysia umumnya. Dalam usia menjangkau 85 tahun sudah tentu berbagai kenangan yang ditinggalkan ada suka duka sepanjang pengabdian beliau di Sarawak Darul Hana. Untuk itu penulis akan menguraikan perjalanan silam individu ini pada perbincangan yang selanjutnya.


(24)

Tokoh ini dilahirkan di Kampung Jepak Bintulu pada 3 Januari 1928.9

Ayahnya Wan Ya’kub Bin Wan Yusuf atau lebih dikenali dengan nama Pak Lekup berasal dari Mukah Sarawak manakal ibu beliau Siti Hajar Binti Mohd. Tahir,10 juga dikenali dengan nama Emak Hajar adalah dari keturunan Brunei dan masih mempunyai banyak saudara di sana.

Tokoh ini senang dipanggil dengan nama „mong’ yaitu panggilan manja oleh ayahnya semasa kecil. Moyang beliau bernama Pehin Orang Kaya Setia Raja Abang Manai yang menurut kisahnya pernah mencetuskan masalah terhadap Administrasi Brooke suatu ketika dahulu di Sarawak. Maka disebabkan perkara inilah tokoh ini pernah dimarah oleh salah seorang Pegawai Inggeris ketika melamar jawatan dalam pentadbiran pada Zaman Kolonial Inggeris.11

Tokoh ini sekeluarga tinggal di Kmpung Jepak bersama dengan Masyarakat Melanau yang mana pekerjaan utama mereka adalah menangkap ikan karena kedudukan Bintulu berdekatan dengan pantai Laut Cina Selatan. Abdul Rahman merupakan anak bongsu daripada enam orang saudara yaitu abang sulung yang bernama Abdul Rauf dan kakak-kakak beliau bernama Fatimah, Hamidah, The dan Che mah.12

Kehidupan sebagai nelayan serba kekurangan dan pendapatan yang tidak

9

H.M Tuah Iskandar, Abdul Rahman Ya’akub Kancil Sarawak (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan Pustaka,1999), 3

10

Suhaimi Mokhtar, Putera Kenyalang Satu Dekad Penuh Cabaran (Petaling Jaya Selangor: Penerbitan Pena Sdn. Bhd, 1981), 24-25

11

H.M Tuah Iskandar, Abdul Rahman Ya’akub Kancil Sarawak, 115


(25)

menentu karena lebih bergantung dengan hasil tangkapan laut termasuk keluarga tokoh ini. Bagi menyara keluarga, Pak Lekup menangkap ikan dan juga melakukan kerja-kerja lain seperti mengambil kayu belian13 untuk dijual dan sebagainya. Selain menjadi nelayan, Pak Lekup juga merupakan seorang guru Al-Quran yang mengajar anak-anak orang kampong dan anak-anaknya sendiri termasuk tokoh ini yang masih kecil.

Pak lekup sangat peduli tentang pendidikan anak-anaknya terutama tokoh ini. Beliau berhasrat melihat anak-anaknya berhasil kelak lebih-lebih lagi beliau ingin melihat tokoh ini menjadi seorang tokoh agama atau pun menjadi seorang peguam.14

Pada tahun 1931, Pak Lekup membuat keputusan berpindah ke Miri karena mahu mencari pekerjaan baru di sana dan memperbaiki keadaan hidup mereka.15 Kehidupan tokoh ini sekeluarga di Miri berbeda dengan sebelumnya, mereka menyewa sebuah rumah milik lelaki India bernama Syed Ahmad yang

mesra dipanggil „nana’ di jalan Eu Seng, Kampung Wireless. Mereka bertetangga dengan sebuah keluarga Tionghua yaitu Tauke Chong yang berniaga kedai runcit di kampong berkenaan. Kehidupan keluarga tokoh ini dengan keluarga jiran-jiran sangat harmoni, saling tolong-menolong dan

13

Pokok Belian merupakan sejenis pokok kayu keras, nama saintifiknya Eusideroxylon Zwaggen. Ia merupakan pokok yang lambat tumbuh membesar. Kayu Belian (Eusideroxylon zwageri), sepsis balak Malaysia Timur, tahan secara semulajadi disebabkan ciri-ciri anatomi uniknya dan kandungan hasilan yang tinggi. Kayunya mampu tahan dedahan kepada tanah dan keadaan lain anpa kehilangan kekuatan yang jelas. Beberapa tiang elektrik Berlian yang diujidi Sarawak menunjukkan hanya reput permukaan pada garis tanah selepas 20 tahun – dicapai 21 Ogos 2011, http://ms.wikipedia.org/wiki/Pokok_Belian

14 Suhaimi Mokhtar, Putera Kenyalang Satu Dekad Penuh Cabaran, 12 15

Jawatankuasa Penyelidikan Sejarah Penerbitan dan Penerangan Perayaan 10 Tahun Angkatan Nahdatul Islam Bersatu (B.I.N.A), Sepuluh Tahun BINA 1969-1979 (Singapore: Koon Wah Lithographer,t.t), 23


(26)

memahami antara satu sama lain. Tokoh ini juga berkawan baik dengan anak-anak Tauke Chong, mereka pergi ke sekolah dan pada waktu tertentu mereka belajar bersama-sama.

Kedudukan keuangan yang tidak menentu menyebabkan sewa rumah Pak Lekup tertunggak beberapa bulan. Namun begitu beliau bersyukur karena tuan rumah sangat memahami keadaan beliau sekeluarga dan memberi kelonggaran kepada beliau untuk melunaskan sewa tersebut apabila memiliki uang yang cukup.

Peristiwa yang sangat menggembirakan tokoh ini sekeluarga adalah ketika dimaklumkan oleh suami kakaknya bahwa permohonan mendapatkan sebidang tanah telah diluluskan. Pak Lekup mula mengumpul bahan-bahan yang diperlukan untuk mendirikan rumah di tapak tersebut sedikit demi sedikit. Akhirnya rumah itu dapat didirikan sekadar termampu. Walaupun masih belum lengkap tetapi Tun Abdul Rahman sekeluarga amat gembira karena sudah tinggal di rumah sendiri. Di rumah itulah tokoh ini membesar dan melalui berbagai peristiwa serta pengalaman yang tidak mungkin dilupakan oleh beliau.16

Pada tahun 1941 hingga 1945 Tanah Melayu jatuh ke tangan Jepang. Ekspedisi Tentera Jepang memasuki kampung-kampung dan pedalaman untuk mengejar musuh mereka dan memaksa penduduk kampung melarikan diri dari kekejaman tentera jepang. Keluarga Tun Abdul Rahman juga mengosongkan


(27)

dan meninggalkan rumah mereka untuk menyelamatkan diri ke kawasan yang lebih selamat. Keadaan ini berlaku berulangkali sepanjang pendudukan Jepang itu.

Pengalaman yang berharga yang dilalui oleh tokoh ini apabila beliau bekerja menjadi penterjemah kepada tentera Jepang. Beliau dipilih karena kebolehan bercakap dan berkomunikasi dalam bahasa Jepang.17

Tokoh ini hampir-hampir menemui ajal ketika menjadi penunjuk jalan kepada tentera Jepang untuk pergi ke satu kawasan yang beliau sendiri tidak pernah sampai. Pada pertengahan jalan mereka terserempak dengan Pak Mudin yaitu bapa saudara sebelah ibunya lalu menyertai mereka. Apabila Pak Mudin mendapati keadaan mereka semakin sukar, beliau menyuruh tokoh ini melarikan diri karena kemungkinan mereka akan dibunuh memandangkan perjalanan mereka telah tersasar dan tidak akan sampai ke tempat yang dituju. Ketika mereka berehat dari keletihan tokoh ini mengambil kesempatan lari meninggalkan kummpulan tersebut tanpa diketahui oleh tentera Jepang.18

Satu peristiwa yang menyentuh hati tokoh ini terjadi ketika tentera Jepang memukul abangnya Abdul Rauf yang tidak pergi bekerja karena tidak sihat, namun alasan itu tidak dapat diterima oleh tentera Jepang. Penderaan fizikal itu dilakukan dihadapan tokoh ini sendiri dan beliau amat sedih dan kecewa menyaksikan peristiwa tersebut. Semenjak hari itu tertanam rasa tidak senang

17

Ibid.,


(28)

beliau terhadap tentera Jepang sehingga meninggalkan bahasa Jepang. Beliau kesal dengan tindakannya itu tetapi sebagai manusia beliau juga mempunyai alasan untuk menyukai atau membenci sesuatu.19

Penderitaan hidup menjadikan tokoh ini berani dan sanggup menghadapi risiko. Beliau bersama ayahnya ke laut yang berombak dan sungai yang berjeram serta merbahaya mengambil guano20 di Gua Niah untuk dijual. Mengharungi air sungai yang deras dan terdapat jeram, menggunakan kapal injin disel amat berbahaya tetapi terpaksa diredah untuk kesinambungan hidup. Semua itu menjadi guru dan pengalaman berguna kepada Abdul Rahman dalam sejarah hidupnya.21

Pada usia kanak-kanak, Abdul Rahman mempunyai minat seperti kanak-kanak yang lain dan beliau adalah seorang yang berbakat dan serba boleh. Di antaranya beliau amat gemar bermain sepak bola disamping jenis-jenis olahraga yang lain.

…Rahman Ya’kub was very active insports during his school days, especially football (soccer). In the later years of his life he also enjoyed playing golf. Rahman is a very religious man and loves reading religious books on Islam. He even conduct free-religious classes for the public after leaving active politics in 1985…22

Kesehatan tokoh ini sering terganggu dan dimasukkan ke Rumah Sakit Pakar

19

Suhaimi Mokhtar, Putera Kenyalang Satu Dekad Penuh Cabaran, 40

20

Guano: Tahi Kelawar sedah kering yang digunakan sebagai baja. Dewan Bahasa Dan Pustaka (1981),

Kamus Dewan Edisi Baru, Kuala Lumpur, Kementerian Pendidikan Malaysia, h. 380

21

H.M Tuah Iskandar, Abdul Rahman Ya’akub Kancil Sarawak, 71-74


(29)

Normah di Petra Jaya Kuching. Nama rumah sakit tersebut adalah diambil dari nama istri beliau yang pertama yaitu Toh Puan Normah. Tokoh ini menghembus nafas terakhir beliau pada jam 9.30 malam tarikh 10 Januari 2015 dipangkuan keluarga beliau tercinta. Jenazah beliau disembahyangkan di Masjid Jamek Negeri Sarawak oleh ribuan umat Islam. Jasad tokoh yang gemilang ini disemadikan di tanah perkuburan Islam Samariang, Kuching

B. Pendidikan

Hasrat dan keinginan tokoh ini untuk menuntut ilmu sejak dari kecil lagi dan terus mekar seakan-akan tidak pernah pudar apalagi hilang. Beliau mendapat pendidikan awal di Sekolah Melayu Anchi di Miri. Walaupun tidak membawa peralatan belajar yang mencukupi, beliau tetap gembira dapat ke sekolah. Perjalanan suka duka persekolahan beliau sangat berliku dan mencabar sehingga beberapa kali tergendala disebabkan kemiskinan dan juga perkara yang lain seperti ketegangan yang berlaku semasa tercetusnya Perang Dunia Kedua.23

Ketika perang reda pada tahun 1946, beliau menyambung pelajarannya semula dan ketika berusia 18 tahun beliau hanya lulus Standard Dua atau Darjah Empat sahaja. Pelajarannya terhenti lagi buat seketika, kemudian menyambung kembali selama setahun tetapi lagi berhenti. Atas faktor keuangan

23 Karia Bin Haji Rahmat, “Pemerintahan Negeri Sarawak Zaman Datuk Patinggi Haji Abdul Rahman Ya’kub: Satu Analisa Dari Perspektif Islam” (Kertas Kerja, Fakulti Syariah Akademi Islam, Universiti Malaya, 1994), 42


(30)

keluarga yang miskin tidak dapat membiaya persekolahannya, beliau harus bekerja untuk membantu ayah dan keluarga.

Tokoh ini membuat keutusan untuk mencari kerja dan melupakan buat seketika pelajarannya. Dengan mendapat gaji, dia boleh membantu ayahnya menampung perbelanjaan keluarga. Pekerjaan pertama beliau adalah sebagai

penguji mutu minyak „Oil Tester’ dengan Syarikat Shell di Lutong Miri dengan gaji di antara 42sen hingga 2 ringgit sehari. Disamping itu beliau mengajar Bahasa Melayu kepada pekerja-pekerja Shell untuk menambah pendapatannya.24

Ketika asyik dengan pekerjaan dan mengumpul gaji serta membantu mengurangkan beban keluarga, tokoh ini mendapat tawaran melanjut pelajaran dalam bidang agama di Madrasah Al-Juned Singapura. Beliau sangat gembira mendapat tawaran tersebut tetapi hanya buat seketika karena Emak Hajar sangat keberatan untuk melepaskan beliau pergi jauh. Tokoh ini membatalkan hasrat untuk menyambung pelajarannya dan melupakan tawaran tersebut walaupun dengan hati yang berat.

Tokoh ini sememangnya individu yang cekal dan sentiasa berusaha agar hasratnya tercapai walaupun terpaksa akan berjauhan dengan keluarganya. Pada tahun 1947 beliau bertolak ke Kuching untuk mendapatkan pekerjaan dan juga peluang melanjutkan pelajarannya karena di Bandar Kuching terdapat kelas-kelas malam yang boleh beliau ikuti. Sepanjang merantau di Kuching


(31)

beliau pernah bekerja sementara sebagai mandor wad di Hospital.25

Tokoh ini sentiasa mencari peluang dan kedudukan yang mengukuhkan keadaan beliau supaya bertahan lebih lama di Bandar Kuching. Sekiranya dimaklumkan kepada beliau terdapat jawatan yang kosong, maka beliau akan berusaha mengisinya mengikut prosedur yang ditetapkan. Permohonan Abdul Rahman pernah ditolak ketika melamar untuk menjadi Pegawai Pelatih Hal-Ehwal Bumiputera. Kelulusan yang disyaratkan untuk jawatan tersebut adalah Tingkatan Dua sedangkan beliau haya lulus Standard Empat (darjah Enam). Beliau berterus terang kepada peawai berkenaan bahawa tujuan beliau bukanlah semata-mata untuk mendapatkan tetapi juga berhasrat untuk melanjut pelajarannya.

Walaupun beliau tidak berhasil mendapatkan pekerjaan tersebut, beliau ditawarkan pinjaman untuk melanjut semula pelajarannya di Madrasah Melayu. Dalam masa kurang dari satu tahun beliau menamatkan Standard Tujuh yang setaraf denga Sijil Rendah Pelajaran (SRP)26 dan sekarang dikenali dengan PMR. Beliau sekali lagi menunjukkan kecemerlangan apabila lulus dalam seluruh ujian yang seharusnya ditamatkan dalam tempoh di antara dua hingga tiga tahun, tetapi Abdul Rahman hanya mengambil masa selama enam bulan

25

H.M Tuah Iskandar, Abdul Rahman Ya’akub Kancil Sarawak, 107-109

26

Sijil Rendah Pelajaran (SRP) adalah peperiksaan bagi pelajar tingkatan tiga. Pelajar yang gagal dalam ujian ini tidak dapat meneruskan pelajaran ke tigkatan empat. Sekarang peperiksaan tersebut dikenali Penilaian Menengah Rendah (PMR) dengan sedikit perbezaan yaitu pelajar boleh meneruskan pelajaran ke tingkatan empat walaupun gagal dalam peperiksaan ini.


(32)

sahaja.27

Pencapaian dan prestasi tokoh ini semakin meningkat dari satu tingkat ke tingkat yang berikutnya. Baliau dilantik menjadi Majistret Kelas Empat di Miri dan tidak lama selepas itu, yaitu dalam tahun 1952 beliau dinaikkan pangkat menjadi meajistret Kelas Satu. Disana beliau memberi bakti dan khidmat dengan baik dan cemerlang. Di samping itu hati kecilnya masih tersimpan riak dan kegelisahan mencari-cari peluang untuk melanjut pelajaran.

Sejak sekian lama di alam pekerjaan dan berada dalam situasi yang nyaman, tokoh ini mengambil keputusan yang berat apabila meletak jawatan sebagai hakim untuk menyambung persekolahannya. Beliau mengambil peperiksaan Seberang Laut Cambridge di Sekolah Menengah Saint Joseph di Kuching. Perjalanan berbatu-batu kamudian menaiki perahu menelusuri sungai Sarawak yang berliku-iku seakan-akan tidak dirasa oleh beliau karena membawa semangat membara untuk belajar dan mengejar cita-cita.28

Akhirnya, perjuangan dan pengorbanan yang telah beliau lakukan mendapat pengembalian yang layak. Dengan izin Allah S.W.T, beliau telah lulus dengan cemerlang dan pada tahun 1953 kemudian dianugerah biasiswa melanjutkan pelajaran dalam bidang undang-undang di Universitas Southampton. Setahun kemudian yaitu pada tahun 1954 Abdul Rahman bertolak ke England meninggalkan Bumi Kenyalang Sarawak buat

27 Jawatankuasa Penyelidikan Sejarah Penerbitan dan Penerangan Perayaan 10 Tahun Angkatan Nahdatul

Islam Bersatu (B.I.N.A), Sepuluh Tahun BINA 1969-1979, 23


(33)

menyambung perjuangannya menuntu ilmu.29

Dengan tawaran itu terubatlah kerinduan tokoh ini untuk melanjutkan peajarannya sebagaimana yang sangat diidamkannya sejak dari kecil. Walaupun beliau gembira dengan peluang tersebut tetapi bercampur dengan kesedihan karena akan meninggalkan tanah air dan berjauhan dengan keluarga.

Di Kota London yang begitu asing bagi tokoh ini, keadaan yang berbeda dan beliau memerlukan masa untuk menyesuaikan diri. Pada tahun pertama berada di perantauan menghadirkan keadaan yang sukar dari aspek kerinduan, kesihatan yang sering terganggu menjadikan keadaan begitu sukar bagi beliau.

Pernah suatu ketika beberapa orang tempatan bertemu beliau dan menawarkan bantuan supaya beliau lulus dalam pelajarannya tetapi mereka meminta tokoh ini mengikut agama mereka dan keluar dari agama Islam. Tawaran itu sudah tentu ditolak oleh beliau, tidak pernah terfikir olehnya akan berbuat demikian hanya sekadar untuk lulus peperiksaan.30

Tokoh ini pernah mengetuai university beliau dalam pertandingan debat antara universitas dan pasukan beliau mendapat kemenangan. Nama tokoh ini mekar dan harum seantero Kota London di kalangan penuntut senegara dan mereka yang dekat dengannya.

Tokoh ini telah berhasil mendapat kelulusan Ijazah B.A (Law. Hons) dari Universiti Southampton dan Barrister-at law di Lincoln’s Inn, London.

29

Ibid., 13


(34)

Kedua-dua ijazah tersebut diperolehi oleh beliau dari dua buah university dalam masa yang bersamaan.31

Dengan kejayaan tokoh ini telah mencapai cita-citanya dalam bidang pelajaran dan sudah tentu kejayaan ini mampu mengubat segala kepayahan yang dilalui sejak kecil lagi. Di samping ijazah, beliau membawa pulang isteri beliau dari rumahtangga yang telah dibina semasa menuntut di London. Isterinya itu adalah rakan beliau sejak kecil lagi yaitu anak Tauke Chong yang menjadi jiran mereka semasa di Miri dengan memakai nama Islamnya Normah.32

Kepulangan Abdul Rahman dari England disambut seperti wira dan ramai orang menunggunya di Lapangan Terbang Kuching. Ramai orang bercakap dan berbangga dengan kejayaan beliau. Beliau merupakan anak bumiputera yang pertama mempunyai kelulusan undang-undang.33

C. Karier

Apabila kembali ke tanah air pada tahun 1959, tokoh ini bekerja dan memberi khidmat untuk negeri Sarawak. Beliau dilantik sebagai Crown Counsel dan Timbalan Pendakwa Raya (DPP) selama empat tahun bermula dari

31

Ibid.

32

Ibid.

33 Karia Bin Haji Rahmat, “Pemerintahan Negeri Sarawak Zaman Datuk Patinggi Haji Abdul Rahman Ya’kub: Satu Analisa Dari Perspektif Islam” (Kertas Kerja, Fakulti Syariah Akademi Islam, Universiti Malaya, 1994), 44


(35)

Januari 1959.34

Tokoh ini merasa pencapaian yang diperolehinya ketika itu bukanlah penamat, sebaliknya beliau sentiasa mencabar dirinya untuk terus meningkatkan pencapaian kepada tingkatan yang lebih tinggi . Kerjaya tokoh ini dalam dunia undang-undang tidak berjalan lama apabila beliau membuat keputusan menceburi bidang politik.

Pada tahun 1963 Abdul Rahman telah dibawa ke Kuala Lumpur oleh Perdana Menteri Malaysia Tunku Abdul Rahman Putra Al-Hajj untuk menyertai cabinet kerajaan pusat dengan menjabat Menteri Muda di Kementerian Hal Ehwal Luar Bandar dibawah Abdul Razak Hussein. Tunku Abdul Rahman Putera juga memberi peranan kepada beliau menganjur aktiviti keagamaan bahkan sering dihantar ke negara-negara Timur Tengah untuk mewujudkan kerjasama dengan Malaysia. Hasil daripada hubungan tersebut terbentuklah Sekretariat Islam yang berpusat di Jeddah, Arab Saudi yang turut melibatkan Tunku Abdul Rahman Putra sebagai salah seorang yang memulakan inisiatif penubuhan sekretariat tersebut.

Pada zaman Abdul Razak Bin Hussein menjadi Perdana Menteri, beliau sering menyenaraikan tokoh ini menyertai lawatan-lawatan beliau ke luar Negara seperti Nepal, Afghanistan, Iran, Syria, Indonesia, India, Pakistan, Negara-negara Teluk, Arab Saudi. Keadaan ini berlanjutan walaupun tokoh ini bertugas sebagai Ketua Menteri Sarawak. Hasil dari itu telah membawa


(36)

kepada pelantikan beliau sebagai Ahli komite Rabith Al-Alam Islami yang merupakan sebuah pertubuhan Islam yang terbesar di dunia.35

Tokoh ini tidak pelit untuk berkongsi pengalaman beliau dalam apa sahaja bidang yang diketahuinya sama ada mengenai pelajaran, kerjaya, politik, dakwah dan sebagainya. Beliau juga sangat cintakan ilmu pengetahuan dan beliau masih kuat membaca buku terutamanya buku-buku agama. Beliau pernah berpidato semasa lawatan keluar negara di hadapan para penuntut dan mereka menyangka tokoh ini seorang ustaz karena kepetahan beliau menyampaikan ceramah dan memiliki bacaan ayat al-Qur’an yang sangat baik. Oleh itu apabila beliau berpeluang untuk berbicara dihadapan umum terutamanya kalangan anak muda atau pelajar, beliau akan menggalakkan kepada mereka menuntut ilmu pengetahuan dengan bersungguh-sungguh. Beliau berpegang dengan prinsip : “Tiap kali jatuh bukan bererti gagal, bahkan

tiap kali jatuh adalah untuk bangun kembali mengejar kejayaan.”36

D. Anugerah yang Pernah Diterima

Beberapa anugerah dan medali kebesaran yang pernah diterima oleh tokoh ini adalah seperti Datuk Patinggi Bintang Kenyalang dari Negeri Sarawak dalam tahun 1974, Panglima Mangku Negara pada tahun 1977 yang membawa gelaran Tan Sri, SPMJ (Johor), SIMP (Pahang), SPMK (Kelantan),

35 Suhaimi Mokhtar, Putera Kenyalang Satu Dekad Penuh Cabaran, 112-113 36

Jawatankuasa Penyelidikan Sejarah Penerbitan dan Penerangan Perayaan 10 Tahun Angkatan Nahdatul Islam Bersatu (B.I.N.A), Sepuluh Tahun BINA 1969-1979, 24


(37)

SSDK (Kedah), PNBS (Sarawak), SPMP (Perlis).

Beliau juga pernah menerima “The Order of The Star of Merit” (Korea) dalam tahun 1967, “The Order of Star of Ethiopia” (The Grand Cordon) dalam tahun 1968, Bintang Mahaputra dari Indonesia dalam tahun 1970.

Selain itu beliau juga mendapat anugerah-anugerah dari pusat pengajian tinggi Seperti Pro-Cencellor Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Doktor Undang-undang Kehormat dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Doktor Sains Kehormat dari Universiti Pertanian Malaysia (UPM). Tokoh ini adalah merupakan di antara pihak yang mengasas Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan menjadi perintis sehingga tertubuhnya Yayasan Sarawak.37

E. Persaraan

Atas alasan kesehatan yang kurang baik pada tahun 1980, tokoh ini memutuskan untuk pensiun dari kancah politik. Pensiun ini juga membabitkan persaraan beliau dalam peranan-peranan yang lain dan kedudukan sebagai Yang Dipertua BINA mula dikendurkan. Beliau bertolak ke London untuk menajalani pembedahan dan memerlukan masa yang panjang untuk berehat.38 Terdapat fakta yang ada merakamkan Abdul Rahman kembali aktif melibatkan diri dalam kancah politik setelah rehat tersebut, namun begitu tiada

37 Jawatankuasa Penyelidikan Sejarah Penerbitan dan Penerangan Perayaan 10 Tahun Angkatan Nahdatul

Islam Bersatu (B.I.N.A), Sepuluh Tahun BINA 1969-1979, 25


(38)

apa yang diketengahkan dalam kajian ini berkaitan penglibatan tersebut. Tokoh ini kini menikmati segala usaha dan pencapaian yang telah diraih puluhan tahun lalu dan melapangkan banyak waktunya di kediaman beliau di Sri Bahagia Petra Jaya Kuching.

BAB III

SUMBANGAN ABDUL RAHMAN YA’KUB DALAM DAKWAH DI SARAWAK

Dakwah adalah kerja yang besar dan untuk menggerakkanya memerlukan banyak tenaga yang terlibat dan bekerja secara berpasukan. Dakwah bukanlah kerja yang dapat dilakukan secara individu karena sasaran yang hendak dicapai adalah besar.

Menurut Rozhan Othman tugas dakwah memerlukan usaha yang serius, dan tersusun rapi, memerlukan kesungguhan, istiqamah, perancangan serta pengurusan yang mantap. Tugas dakwah tidak akan mencapai prestasi yang maksima sekiranya dilakukan secara separuh masa atau menjadikan ia hobi ketika waktu lapang atau kerja yang dilakukan seminggu sekali atau suatu usaha pada


(39)

ketika mata telah mengantuk.39

Bab ini akan membincangkan mengenai organisasi dakwah dengan nukilan nukialn ayat al-Qur’an dan hadits sebagai asas. Bab ini juga membincangkan perbandingan di antara kerja dakwah yang dilakukan secara individu dengan secara organisasi. Perbincangan mengenai perkara ini mempunyai relevensi penting dalam memerihalkan sumbangan tokoh ini melakukan transformasi gerakan dakwah di Sarawak daripada secara individu oleh kalangan agamawan kepada gerakan berstruktur dan tersusun rapi.

Sebelum melanjutkan diskusi tentang organisasi dakwah, penulis terlebih dahulu mengemukakan sejarah singkat negeri Sarawak sebagai pengantar dan untuk menampakkan keutamaan kenapa pergeseran dakwah harus dilakukan di Sarawak. Sejarah sentiasa menjadi elemen terpenting dalam perjalanan sesebuah tamadun karena ia menyebutkan asal muasal tamadun tersebut. Merujuk kepada Ibn Khaldun;

…Sejarah akan membuat kita faham akan hal ehwal sesuatu bangsa yang terdahulu karena ia tercermin melalui perilaku mereka. Melalui sejarah kita dapat mengetahui biografi para nabi, sesebuah kerajaan dan dasar-dasar raja-rajanya. Ia membolehkan sesiapa yang berminat menteladani contoh-contoh sejarah sebagaimana dalam bidang agama dan perkara-perkara duniawi...40

39 Rozhan Othman, Pengurusan Dakwah, (Bangi Selangor Darus Ehsan: Ummah Media Sdn. Bhd., 1990), 11 40

Dewan Bahasa dan Pustaka, Muqadimah Ibn Khaldun, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia, 1992), xix


(40)

Penulis membagikan sejarah Sarawak kepada tiga fasa yaitu Sarawak Lama, Pra-Merdeka dan Pasca Merdeka.

A. Sarawak Lama

Sarawak adalah negeri yang terletak di bahagian timur Malaysia dipisahkan oleh Laut Cina Selatan, yaitu di sebahagian utara Pulau Borneo. Pulau Borneo merangkumi tiga buah negara yangberjiran yaitu Malaysia, Indonesia dan Brunei Dar al-Salam. Pulau Borneo yang dikenali sekarang pada asalnya telah wujud dari sekian lama dengan sebutan Brunei. Lama kelamaan sebutan tersebut bertukar menjadi Borneo di sekitar abad ke 17M. sama ada perubahan sebutan itu berlaku dengan sendiri ataupun merupakan sebuah perancangan pihak tertentu yang berusaha menghilangkan nilai-nilai keIslaman Kesultanan Brunei terhadap Borneo, adalah sesuatu yang belum dapat dipastikan.41

Pada zaman kegemilangan Kesultanan Brunei, Sarawak adalah sebahagian daripada jajahan Kesultanan Brunei yang luas menganjur dari Tanjung Datu (Sarawak) di selatan hingga ke Manila (Filipina) di utara. Secara tidak langsung pengaruh dan nilai-nilai Kesultanan Brunei tersebar ke seluruh empayar yang dijajah termasuk aspek agama. Oleh yang demikian perkembangan Islam di Sarawak berkait rapat dengan peranan para pembesar

41 Izziah Suryani Arshad et al., “Borneo Sebelum Penjajahan Barat: Kajian dari Sudut Penguasaan Politik”

dalam Prosiding Nadwah Ulama Nusantara II Sumbangan Ulama dan Tokoh Agama Borneo, Farid Mat Zain et al (eds.) (Bangi: Fakulti Pengajian Islam Universiti Kebangsaan Malaysia, 2003), 322


(41)

Kesultanan Brunei dalam rangka menyahut tanggungjawab dakwah yang suci dan ketaatan mematuhi titah istana.

Perkembangan Islam di Brunei serta wilayah jajahannya begitu maju terutamanya semasa zaman pemerintahan Sultan Brunei III yaitu Sultan Ali Bilfakih.42 Beliau bertanggungjawab terhadap penyebaran Islam di Brunei melalui pedagang-pedagang Arab dan juga melalui perkahwinan silang di antara pedagang asing dengan wanita tempatan.43

Sememangnya Kesultanan Brunei merupakan kerajaan yang luas, berdaulat dan perkasa ketika itu. Bagi memastikan pentadbiran jajahan tersebut berjalan dengan baik, pihak istana melantik wakil-wakil istana yang

digelar “pangiran” untuk mentadbir dan mengurus di kawasan-kawasan jajahan.

Hasil mahsul yang diperolehi dari tempat-tempat berkenaan akan disumbangkan kepada pihak sultan pada kadar yang tertentu dan juga untuk kegunaan setempat. Sejak sekian lama keadaan pemerintahan Kesultanan Brunei berjalan dengan baik, aman serta tiada masalah sehinggalah berlaku

42

Sultan Ali Bilfakih : Sebelum menjadi sultan beliau dikenali dengan nama Syarif Ali. Sultan Sharif Ali ibnu Sharif Ajlan (1425-1432) naik takhta pada TM 1425 bagi menggantikan mertua baginda, Sultan Ahmad yang tidak mempunyai waris (Putera). Baginda dijunjung untuk menjadi sultan atas persetujuan pembesar-pembesar negara dan rakyat Brunei. Baginda keturunan arab, berasal dari Taif. „Pedang Si

Bongkok’ yang dibawa baginda bersama ke Brunei itu membuktikan baginda pernah menjadi amir Makkah yaitu Al-Amir Sharif Ali bin Sharif Ajlan bin Sharif Rumaithah bin Sharif Muhammad Abu Numaie Al-Awwal, mempunyai jurai krturunan daripada Nabi Muhammad SAW melalui cucunda baginda, Sayyida Hasan. Memandangkan jasa dan kearifan baginda menyebarkan ajaran Islam maka baginda dijodohkan oleh Sultan Ahmad dengan puteri baginda, Puteri Ratna Kesuma. Baginda lindung (mangkat) pada TM 1432 dan digantikan oleh putera baginda, Pangiran Muda Besar Sulaiman – http://www.history-centre.gov.bn/sultanbrunei.htm , dicapai 10 Oktober 2012

43 Md. Amin Haji Abdul Rahman (2003), “Sejarah dan Perkembangan Islam di Sarawak Sebelum Merdeka”,

dalam Prosiding Nadwah Ulama Nusantara II Sumbangan Ulama dan Tokoh Agama Borneo, Farid Mat Zain et al (eds.) (Bangi: Fakulti Pengajian Islam Universiti Kebangsaan Malaysia, 2003), 434-436


(42)

keonaran yang berpunca dari salah seorang wakil yang bernama Pangeran Indera Mahkota. Beliau menindas masyarakat setempat dan memaksa mereka bekerja kuat untuk mendapat keuntungan peribadi beliau. Masyarakat yang tidak tahan dengan keadaan tersebut akhirnya bangun memberontak melawan beliau.44

Kekacauan yang pada peringkat awalnya hanyalah diibaratkan riak-riak air di tasik akhirnya menjadi badai di lautan luas dan tidak terkawal lagi. Pengeran Muda Hashim yang ketika itu menjadi Wakil di Sarawak45 telah diamanahkan untuk menangani Pangeran Indera Mahkota tetapi kurang berhasil.

Pada tahun 1839 James Brooke46 dating ke Sarawak karena menjadi

44

Muhammad Rakawi Yusuf (1890-1936), Hikayat Sarawak, ditransliterasikan dengan pengenalan oleh Nordi Ahcie (Kuala Lumpur: Penerbitan Universiti Malaya, 2011), 74-75

45 Sarawak yang dimaksudkan ketika itu hanyalah sekitar Bandar Kuching sekarang Abdul Razak Abdul Kadir, “Sejarah dan Perkembangan majlis Islam Sarawak Dalam Pendidikan Dan Zakat (1955-1991)” (Tesis Kedoktoran Jabatan Sejarah Dan Tamadun Islam, Akademi Pengajian Islam, Universiti Malaya, 2011), 30

46 James Brooke dilahirkan di Banares, pada 29 April 1803 di India. Ketika itu bapanya sedang berkhidmat

dengan Syarikat Hindia Timur Inggeris. Pada usia dua belas tahun ia dihantar bersekolah di England. Semasa beliau belajar secara kebetulannya pelajaran itu telah diwartakan sebagai satu pengukuran pangkat dalam tentera Bengal bagi tahun 1819. Selepas tamat pengajian James Brooke juga telah berkhidmat dengan cemerlang dalam Perang Inggeris-Belanda Pertama dan pada awal tahun 1825, ia mendapat cedera parah lalu dihantar pulang ke negeri asal.

Apabila bapa James Brooke meninggal dunia, beliau meninggalkan wang sebanyak 30,000 paun kepada anaknya James Brooke. Pada mulanya ia tidak tahu apa yang harus dibuat dengan wang sebanyak itu, namun pada mac 1836, James Brooke membeli sebuah kapal layar yang bernama Royalist dengan muatan 142 tan dan dilengkapi dengan senjata. Kemudiannya beliau berlayar ke timur dan sampai ke Singapura pada tahun 1938 dan diminta oleh Gobernor George Borham untuk ke Kuching bagi menyammpaikan ucapan terima kasih kepada Pangeran Muda Hasyim karena membantu kapal inggeris yang terdampar di pantai Sarawak. Tujuan utama Brooke berlayar ke Timur karena untuk membuat penyiasatan saintifik. Beliau juga amat meminati Sir Stamford Raffles dan ia yakin pengunduran Syarikat Hindia Timur dari Jawa adalah satu kesilapan besar. James Brooke sampai ke Sarawak pada 15 ogos 1839 dan berlabuh di Sungai Sarawak dan bertentangan dengan rumah Pangeran Muda Hasyim. Ini adalah pertemuan kali pertama James Brooke dengan Pangeran Muda Hasyim dan lalu memberikan hadiah dan surat ucapan terima kasih kepada Pangeran Muda Hasyim yang dikirim oleh Gobernor dan dewan perniagaan singapura atas jasa baik beliau menolong kelasi-kelasi kapal Inggeris yang karam di perairan Sarawak. Mereka juga menjalinkan hubungan persahabatan sejak pertemuan pertama tersebut.


(43)

utusan kerajaan British menghantar hadiah kepada Pengeran Muda Hasyim yang telah berjasa menolong kapal kerajaan British yang karam di Kuala Sungai Sarawak.47 Setahun kemudian, beliau datang sekali lagi ke Sarawak dan telah membuka ruang kepada Pangeran Muda Hasyim mengadakan pakatan dengan James Brooke bagi menentang Pangeran Indera Mahkota. James Brooke menetapkan syarat yang lumayan dan menguntungkan dirinya dalam misi menghalau Pangeran Indera Mahkota akhirnya berhasil dan diberi kuasa di kawasan-kawasan yang berhasil ditakluki bersama Pangeran Muda Hashim.

Setelah itu James Brooke mengatur strategi yang penuh dengan muslihat sehinggalah beliau menguasai sebahagian tanah Sarawak.48

Empayar Kesultanan Brunei yang luas akhirnya jatuh satu demi satu ke tangan James Brooke dan begitu juga kepada pengganti beliau yaitu Charles Anthony Brooke.49

http://bizniz87.wordpress.com/2009/04/10/sejarah-sarawak/ , dicapai 10 Oktober 2012

47 Azhar Bin Ahmad, “Masyarakat Bidayuh Di Bahagian Pertama Sarawak : Satu Kajian Mengenai Proses Pengislaman Dan Amalan Ajaran Islam Di Kalangan Mereka” (Latihan Ilmiah, Jabatan Usuluddin Dan Falsafah Fakulti Pengajian Islam Universiti Kebangsaan Malaysia, 1987/88), 15

48 Putit Matzen, “Perkembangan Islam di Sarawak Dan Majlis Islam Sarawak dalam Prosiding Nadwah Ulama Nusantara II Sumbangan Ulama dan Tokoh Agama Borneo, Farid Mat Zain et al (eds.) (Bangi: Fakulti Pengajian Islam Universiti Kebangsaan Malysia, 2003), 722

49

Charles Brooke anak saudara kepada James Brooke dab memerintah Sarawak hamper 48 tahun. Beliau dilantik menjadi Raja Sarawak kedua pada 3 ogos 1868 dan mengangkat sumpah pada 11 oktober 1868. Beliau seorang yang pemurah tetapi berpendirian tegas. Charles juga dianggap seorang yang berfikiran terbuka,cergas dan menggunakan kewarasan politik dalam pentadbiran. Tugas utama Charles ialah untuk menyusun pentadbiran memastikan kerajaan tidak banyak berhutang seperti zaman bapa saudaranya. Beliau juga menjalankan dasar berjimat cermat dalam pemerintahannya.

Sarawak dibahagikan kepada tiga bahagian, setiap bahagian ditadbir oleh seorang Residen (Eropah) dengan dibantu oleh seorang Penolong Residen dan Pegawai Daerah. Bagi pentadbiran anak negeri, ketua-ketua tempatan orang Melayu, Cina dan Dayak terus dikekalkan. Ketua-ketua ini dilantik oleh Residen. Masalah-masalah dalam masyarakat akan dikendalikan oleh ketua masyarakat masing-masing. Kadang kala raja sendiri terpaksa campur tangan apabila masalah yang timbul melibatkan antara dua kaum atau lebih.


(44)

B. Sarawak Pada Fasa Pra Merdeka

zaman pemerintahan James Brooke di Sarawak mengisi lipatan sejarah tersendiri Negeri Sarawak. Berbagai tulisan dan bingkisan sejarah telah terpahat tentang Bumi Kenyalang berkaitan Rajah Brooke dari kisah suka dan dukanya. James Brooke pernah menyatakan penduduk asli Pulau Borneo adalah bajak laut dan mengamalkan hidup bercorak kanibalisme. Namun, kenyataan Brooke ini perlu disempurnakan dan tidak dapat diterima sepenuhnya atau ditolak begitu saja karena memiliki dasar sejarah tersendiri.

Bagi penulis, melihat kenyataan Brooke di atas sudah tentu tidak boleh diterima bulat-bulat karena menyembunyi maksud sebenar yang tidak berhasil diungkap secara langsung oleh sejarah tetapi terdapat bukti-bukti lain menjelaskannya.

Menurut D.G.E Hall,50 Pulau Borneo menjadi tanah rebutan kuasa-kuasa barat seperti China, Belanda, Portugis, Inggeris untuk tujuan monopoli hasil bumi yang banyak seperti rempah, permata, emas, damar, kayu-kayan dan

Charles Brooke juga membawa masuk mubaligh-mubaligh Kristian yang bermazhab Roman Katolik.tugas Mubaligh adalah untuk mengkristienkan penduduk tempatan terutamnya penduduk yang masih mengamalkan animisme. Selain itu beliau mewujudkan sekolah-sekolah dan beberapa kemudahan yang lain.

Dalam perkara ini, beliau memang bersikap sebagai seorang yang imperialis. Charles tidak begitu berminat untuk menambahkan kekayaan Negara tetapi baliau lebih cenderung untuk meluaskan jajahan Sarawak. Charles menjalankan dasar perluasan kuasa kea rah utara ini yaitu bermula sejak zaman Raja Putih Pertama lagi dan disambung oleh Charles Brooke. Beliau telah meminta Daerah Baram daripada Sultan Brunei pada awal tahun 1868, sebagai gantinya baginda akan mendapat bayaran yang sewajarnya setiap tahun. Selain itu, Charles jugua merancang hendak menambah kawasan pantai Sarawak supaya menjadi serratus batu panjang

– http://bizniz87.wordpress.com/2009/04/10/sejarah-sarawak/ ,dicapai pada 10 Oktober 2012


(45)

sebagainya. Perkara ini menjadikan penduduk asal Borneo tertindas bahkan menjadi buruh paksa kepada penjajah berkenaan, manakala sebahagian yang lain lari mencari penempatan baru yang lebih selamat dari gangguan penjajah untuk dijadikan tempat tinggal. Dalam masa yang sama, tersemat dendam dan perasaan memberontak yang kuat dalam diri mereka terhadap penjajah. Oleh yang demikian mereka menyerang kapal-kapal penjajah yang berlayar melalui perkampungan mereka untuk mengambil kembali hak-hak mereka yang dirampas oleh penjajah. Perkara iini menjadi semakin popular di kalangan masyarakat asal Borneo sehingga banyak perkampungan mereka tersebar sepanjang tebingan sungai.51

Pada pandangan penulis, inilah yang sebenarnya yang tersirat disebalik kenyataan Brooke terhadap penduduk asal Borneo. Sikap penduduk tersebut bukanlah sikap asal mereka tetapi merupakan reaksi atau tindak balas dari penindasan para penjajah yang rakus tersebut. D.G.E Hall menyebut;

…Tidak dapat disangkal lagi bahawa peringkat genting dalam kurun kedelapan belas dan “kecelakaan dahsyat”

pada kurun kesembilan belas terutama sekali akibat daripada keadaan kacau bilau dalam perniagaan bumiputera di Nusantara karena kesan pengaruh Portugis dan Belanda dalam kurun keenam belas dan tujuh belas. Dan jika dibandingkan dengan cara Portugis yang bersendirian memperkayakan diri mereka, maka cara Belanda membina monopoli peniagaannya dengan teratur serta dirancang dengan rapi adalah sebab yang tunggal bagi keruntuhan dan

51

D.G.E Hall, History Of South East Asia:Sejarah Asia Tenggara, terj. Dewan Bahasa Dan Pustaka (Kuala Lumpur: Percetakan Dewan Bahasa Dan Pustaka, 1987, cet. Ke-8), 640-642


(46)

keadaan kacau-bilau dalam kerajaan tempatan. Maka inilah yang sesungguhnya yang menggalakkan lanun hingga tidak ada tolok bandingnya, apatah lagi bila merosotnya kuasa Syarikat Hindia Timur Belanda dalam abad kedelapan

belas…52

Kedatangan James Brooke telah menyemai bibit persaingan terhadap perkembangan Islam yang sedang bertapak kukuh ketika itu dengan pengaruh-pengaruh Kristian. Keberadaan James Brooke di Sarawak telah membawa bersama kewujudan institusi-institusi ajaran Kristian dan kemudian ianya berkembang dengan pesat.53

Misi James Broooke bukan sekadar bersifat pribadi untuk tinggal di Sarawak tetapi merupakan misi ajaran Kristen yang dianutnya selama ini dan misi tersebut terlihat begitu jelas berdasarkan langkah-langkah yang diambil oleh beliau.

James Brooke berniat mendirikan misi 'Church of England' di bumi Sarawak dan hasilnya, dalam tahun 1847, Borneo Church Mission (BCM) telah didirikan. Tidak cukup dengan itu, ia berikutnya membawa para misionaris Kristen seperti Pendeta Francis McDougallserta pembantunya William Bodham Wright untuk menyebarkan ajaran Kristen di Sarawak. Pada zaman pemerintahan Brooke, Islam kurang mendapat perhatian, sehingga perkembangan Islam terganggu karena kendala dan hambatan dari James

52 Ibid., Hall, 650

53

Mohammad Hasbie Sulaiman, Perjuangan Anti-Cession Sarawak (Kuching: Persatuan Kebangsaan Melayu Sarawak, 1989), 4


(47)

Brooke melainkan ajaran Kristen mendapat tempat istimewa dan berkembang dengan cepat hasil dari dorongan dan dukungan yang diberikan oleh Brooke kepada para misionaris Kristen.

Sungguhpun usaha dan rencana yang diatur oleh James Brooke untuk menghalang kerja mengembangkan agama Islam menggunakan berbagai cara dan menyeluruh, tetapi tidak mampu menyekat sepenuhnya perkembangan agama Islam yang dilakukan oleh ulama dan guru-guru agama atau golongan agamawan. Lebih-lebih lagi disebabkan Islam telah bertapak lebih dahulu dan kukuh sebelum kedatangan James Brooke ke Sarawak.54

Secara umum layanan Administrasi Brooke terlihat lebih cenderung membantu usaha misionaris Kristen dibandingkan umat Islam. Administrasi Brooke ada menyalurkan alokasi keuangan kepada badan Islam tetapi jumlah yang diberikan adalah sedikit. Ketentuan tersebut tidak cukup untuk digunakan bagi seluruh negeri Sarawak yang begitu luas. Begitu juga wewenang yang diberikan kepada badan itu juga terbatas. Dari segi jumlah staf yang bertugas juga adalah sedikit sehingga sulit untuk mengemban tanggung jawab yang banyak.

Seorang pegawai Brooke menyebut bahwa sebelum kedatangan Brooke ke Sarawak, Pendidikan Agama Islam memang sudah diajar dikalangan Orang Melayu. Mereka adalah kaum bumiputera terawal yang mempunyai system

54 Putit Matzen, “

Perkembangan Islam di Sarawak Dan Majlis Islam Sarawak dalam Prosiding Nadwah Ulama Nusantara II Sumbangan Ulama dan Tokoh Agama Borneo, Farid Mat Zain., 722


(48)

pendidikan yang dikendalikan di surau-surau atau di rumah-rumah Ketua Kampung dan dikelola oleh guru agama. Usaha tersebut telah memberi harapan kepada umat Islam apabila telah berhasil melahirkan tokoh-tokoh ulama seperti Datuk Hakim Abang Haji Abdul Rahman (1829-1890). Beliau banyak menyumbang kepada kerja-kerja dakwah di Sarawak.55 Beliau juga dikenali dengan nama Datuk Hakim Keramat.

Secara umunya bolehlah dikatakan bahwa usaha dan kesungguhan para ulama dan guru agama yang mengembangkan agama Islam di Sarawak tidak sia-sia, bahkan telah mencapai kejayaan. Kemudian usaha tersebut diteruskan oleh cerdik pandai yang dating kemudian seperti Syeikh Othman Bin Abdul Wahab, Datuk Patinggi Abang Haji Abdillah, Datuk Imam Morshidi (1877-1939),56 Datuk Hakim Abang Haji Mohideen.57 Datu Mufti Haji Abdul Kadir Hassan (1928-1988) melanjutkan usaha mereka.58

Pada 1 Mei 1955, Kerajaan Kolonial Inggeris telah menubuhkan Majlis

55

Zulkiple Abdul Ghani et al., “Peranan Tokoh Agama dalam Mengorganisasikan Dakwah di Sarawak

Sebelum Merdeka”, dalam, Prosiding Nadwah Ulama Nusantara II Sumbangan Ulama dan Tokoh Agama

Borneo, Farid Mat Zain et al (eds.) (Bangi: Fakulti Pengajian Islam Universiti Kebangsaan Malaysia, 2003), 644

56

Merupakan salah seorang murid kepada Syeikh Othman bin Abdul Wahab dan juga berpeluang melanjutkan pelajaran ke Masjidil Haram di Mekah. Beliau bertanggungjawab mengubah kaedah pembelajaran daripada belajar di rumah-rumah guru berpindah ke bangunan sekolah. Beliau merupaka perintis sehingga tertubuhnya al-Madrasah al-Islamiah yang dulunya dikenali sebagai Al-Madrasatul Morshidiah. Dari sekolah tersebut lahirlah tokoh-tokoh sperti Datuk Mufti Negeri Sarawak, Datuk Haji Abdul Kadir bin Hasan, Ustaz Mohd. Mortadza Haji Daud, Ustaz Awang Sibon dan lain-lain lagi. Selanjutnya beliau merintis jalan yang akhirnya membawa kepada penubuhan majlis Islam Sarawak. Beliau mengajak tokoh-tokoh lain yang ada seperti Mufti Abang Haji Nawawi yang rerkenal dalam bidang fekah, Al-Quran dan Tawarikh, Tuan Haji Baharuddin seorang ahlii dalam bidang fekah, -Abang Haji Julaihi seorang ahli falaq dan Tuan Haji Salleh Arif yang menguasai ilmu Al-Quran, fekah dan umum. BINA, h. 103

57

Merupakan seorang pendidik mengajar secara sambilan dan jugaseorang pegawai tetapi memiliki ilmu agama yang meluas sehingga dilantik menjadi Datuk Hakim–BINA, h. 104

58

Abdul Kadir Hassan, Pondokhabib.wordpress.com/2010/03/05/datuk-abdul-kadir-hassan ,dicapai 13September2011


(49)

Islam Sarawak (MIS) menggantikan sebuah badan yang ditubuhkan zaman pemerintahan keluarga Brooke yaitu Balai Datu (Datu’s Court). Majlis Islam Sarawak (MIS) berperan dalam mentadbir dan mengurus masyarakat Islam termasuk dalam bidang pembangunan insan.

Penjajahan Brooke telah meninggalkan kesan yang mendalam terhadap umat Islam di Sarawak. Umat Islam ketika itu hanyut dalam perkara yang bertentangan dengan ajaran agama terutamanya di kalangan generasi muda. Ada dari kalangan mereka mempertikaikan kewujudan Allah SWT. Mereka juga memandang rendah terhadap Islam dan menyatakan bahwa agama Islam adalah ketinggalan dan tidak membawa kemajuan.59

Perkembangan Islam di Sarawak bertambah rancak dan meningkat terutamanya pada era seterusnya setelah merdeka membentuk Malaysia60.

C. Sarawak Pada Fasa Pasca Merdeka

Sarawak merdeka bersama Pembentukan Malaysia pada 16 September 1963. Oleh itu sebuah badan pemerintahan negeri telah dibentuk bagi menjalankan tugas mentadbir dan membangun Negeri Sarawak. Berbagai pembangunan telah berlaku sama ada dari sudut infrastruktur, pembangunan bandar, pembangunan luar bandar, pembangunan ekonomi, pendidikan dan

59

Jawatankuasa Penyelidikan Sejarah Penerbitan dan Penerangan Perayaan 10 Tahun Angkatan Nahdatul Islam Bersatu (B.I.N.A), Sepuluh Tahun BINA 1969-1979, 18

60 Abdul Razak Abdul Kadir, “Sejarah Dan Perkembangan Majlis Islam Sarawak Dalam Pendidikan Dan

Zakat (1955-1991)”, (tesis kedoktoran, Jabatan Sejarah Dan Tamadun Islam, Akademi Pengajian Islam, Universiti Malaya, 2011), 30-40


(50)

termasuk pembangunan insan.

Sarawak telah mempunyai lima (5) orang Ketua Menteri yaitu yang pertama adalah Stephen Kalong Ningkan (1920-1997) dari tarikh 22 Juli 1963 hingga September 1966, yang kedua adalah Tawi Sli (lahir 1934) dari tahun 1966-1970, yang ketiga adalah Abdul Rahman bin Ya’kub (1928-2015) dari 1970-1981, yang keempat adalah Abdul Taib bin Mahmud dari tahun 1981 hingga 2014 dan yang kelima adalah Adenan bin Satem.

Kepimpinan Abdul Rahman bin Ya’kub sebagai Ketua Menteri Sarawak

sangat mencolok berbanding dua ketua menteri sebelum beliau. Tokoh ini berhasil membawa keamanan, perpaduan masyarakat, pembangunan dan kemajuan fizikal Negeri Sarawak sebagaimana telah dibincangkan pada bab yang ketiga kajian ini. Tokoh ini mendapati umat Islam menerima pembangunan fizikal yang dibawa dengan baik tetapi beliau bimbang apabila melihat keadaan umat Islam yang masih ketinggalan dan rendah kesedaran agama mereka.

Umat Islam ketika itu kurang mengindahkan tanggungjawab agama dan terdapat di kalangan pegawai-pegawai kerajaan yang mengamalkan kehidupan ala Barat dengan pesta-pesta dansa, minum arak secara terbuka, berfoya-foya dan pergaulan bebas.61

Lantaran itu, tokoh ini telah berusaha membawa pembangunan insan

61

Abdul Rahman Fadzail (Temenggong dan Pengerusi HIKMAH Miri), dalam temubual dengan penulis pada 14 Mei 2015


(51)

kepada penduduk Sarawak terutama di kalangan umat Islam yang telah berubah jati diri mereka menjadi pemuja Barat. Untuk tujuan itu, tokoh ini telah melakukan berbagai upaya dan langkah untuk mencapai tujuan pembangunan insan tersebut. Di antara langkah yang diambil oleh tokoh ini, yang terpenting adalah mendirikan organisasi dakwah yaitu BINA. Tujuan tokoh ini dibalik berdirinya organisasi tersebut adalah sebagai medium untuk membawa perubahan yang drastic, komprehensif dan luas terhadap umat Islam.

D. Organisasi Dakwah

Sebagaimana telah disebut sebelum ini organisasi adalah susunan personel dalam sebuah struktur yang rapi dengan pembahagian peranan dan tugas untuk mancapai tujuan yang telah dirancang sebelumnya. Pendekatan organisasi ini sangat membantu tercapainya tujuan dakwah yang besar dan dapat meringankan beban yang berat melalui pembahagian tugas dan peranan kepada personal-personal yang terlibat. Pendekatan secara organisasi juga mampu mengelak daripada tersasar daripada tujuan asal karena wujudnya perancangan rapi dan pemantauan aktif pada pelaksanaanya.

Penulis yakin bahwa kerja dakwah adalah kerja secara organisasi atau berjemaah berasaskan hujah-hujah berikut;

1. Berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an:- a. Surah Ali Imran (3) ayat 104 :


(52)

“Hendaklah ada dari kalangan kamu satu umat yang menyeru kepada ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar,

mereka itulah golongan yang berhasil”. Dalam ayat ini Allah menyebut perlunya golongan atau sekelompok manusia yang

menggerakkan kerja menyeru kepada yang Ma’ruf dan

mencegah dari perbuatan mungkar yaitu dakwah. b. Ali „Imran (3) ayat 110:

“Kamu adalah sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia, kamu menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah

dari yang munkar dan kamu beriman kepada Allah…”.

Dalam ayat tersebut Allah juga menggunakan kalimat

„kamu’ yaitu segolongan dari kamu juga bermaksud kolektif.

2. Terdapat juga hadith menyebut mengenai dakwah atau seruan kepada Islam dalam bentuk kolektif seperti;

a. Hadits nabi

“Sampaikanlah dariku walaupun sebaris ayat. (HR. Bukhari)”.

Kalimat “sampaikanlah” dalam hadith ini adalah dalam format jama’.

b. Sabda nabi lagi:

“Barangsiapa diantara kamu yang melihat kemungkaran hendaklah mengubahnya dengan tangan. (HR. Muslim)”.


(53)

Kalimat “mengubahnya” adalah dalam bentuk kolektif.

Ayat-ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa kerja dakwah dilakukan secara berkelompok berdasarkan format kata kerja yang digunakan adalah format jama’ yang membawa maksud berjemaah atau secara berorganisasi. Himpunan ayat-ayat dan hadits ini memperkuatkan bahwa kerja dakwah sebenar-benarnya adalah kerja berorganisasi bukan individu. Terdapat ayat ayat menyebut tentang dakwah dalam bentuk mufrad atau format seorang seperti al-Nahl 125 yang bermaksud : “…Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan mau „izatul hasanah dan berdialoglah dengan mereka

dengan baik…”. Kalimat “serulah” dalam ayat ini berbentuk mufrad tetapi

ayat ini berbicara tentang metode dakwah bukannya dakwah setepatnya. Ayat-ayat tersebut bukannya bertentangan tetapi memperkatakan dua perkara yang berbeda yaitu dakwah yang hakiki dan metode dakwah. Maka, dakwah secara prinsipnya adalah kerja secara organisasi tetapi tidak dilarang melakukannya secara individu atau dikenali dengan istilah da’wah fardhiah.62

Oleh yang demikian, langkah tokoh ini menubuh organisasi dakwah ialah langkah yang bijak dan berporos desain bentuk dakwah seperti dinukilkan dari ayat dan hadits di atas. Dari satu sudut yang lain menampakkan tokoh ini mempunyai idea dan buah fikiran yang ke depan dan kreatif dalam

62 Istilah da’wah far

dhiah digunakan oleh ustaz Mustafa Masyhur dalam bukunya dengan tajuk Dakwah Fardhiah yang membawa makna kerja dakwah yang dilakukan oleh seseorang kepada sasaran dakwahnya. Menurut beliau da’wah fardhiah ini tidaklah bermakna pendakwah tersebut tidak bergabung dengan organisasi dakwah tetapi dimaksudkan lebih kepada usahanya secara sendirian dalam meyakinkan sasaran dakwah beliau.


(1)

92

gerakan dakwah. Tokoh ini memastikan dakwah beliau merangkumi aspek-aspek yang berkaitan dengan masyarakat seperti politik, ekonomi, sosial dan teknologi.

Perkara ini tidaklah mustahil dan sepatutnya mudah dicapai oleh dakwah kontemporari memandangkan terdapat kemudahan dari segi infrastruktur dan kemajuan dalam bidang teknologi maklumat yang canggih boleh dilibatkan untuk mencapai tujuan itu. Di samping itu terdapat cerdik pandai dari kalangan orang Islam dalam berbagai disiplin ilmu yang boleh dimanfaatkan kepakaran mereka untuk merangka dan menyediakan modul unggul untuk melahirkan pemimpin unggul.

Oleh itu, penulis mencadangkan dakwah kontemporari mestilah dipelajari daripada tokoh ini dalam aspek perancangan dan pelaksanaan dakwah holistic, jihad sosial dan melangkaui zaman bagi menghasilkan impak dakwah yang berskala besar.

2. Penulis mencadangkan pihak pertubuhan dakwah memikirkan dan membina jaringan dakwah global dalam rangka melakukan islah dan dakwah ke negara-negara yang masih memerlukan. Jaringan dakwah global amat perlu kea rah pembentukan daulah islamiah ataupun mengembalikan khalifah islamiah.

tokoh ini membina hubungan dan mempelopori jaringan dakwah global dengan negara-negara luar seperti Libya, Arab Saudi, Moroko, Indonesia


(2)

93

dan lain lagi. Bahkan tokoh ini adalah ahli seumur hidup pertubuhan Islam terbesar dunia yaitu Rabitah al’Alam al-Islami. Jaringan ini banyak memberi faedah kepada gerakan dakwah tokoh ini di Sarawak terutamanya dari aspek kewangan dan tenaga pakar dalam berbagai bidang Islam.

3. Kejayaan besar yang perlu dianalisa mendalam ketika pemerintahan tokoh ini ialah perkembangan dakwah Islamiah yang pesat. Sebagai seorang pemimpin yang beragama Islam, beliau merasa tanggungjawab untuk menerangkan ajaran Islam kepada seluruh warga pimpinannya. Dengan yang demikian, tidak timbul unsur-unsur paksaan dalam soal beragama kepada rakyatnya yang bukan Islam setelah jelas kepada mereka tentang ajaran Islam yang sebenar. Oleh yang demikian, tanggungjawab dakwah dalam sesebuah pemerintahan negara bukan semata-mata tanggungjawab para ulamak, malah juga adalah amanah yang perlu dilaksanakan oleh para pemimpin negara.

C. Penutup

Sebagai penutup, seharusnya kita kembali kepada suri tauladan kepimpinan sejagat yang telah dilaksanakan oleh junjungan kita, Rasulullah SAW. Sesungguhnya kepimpinan Baginda SAW meliputi segala bidang kehidupan. Baginda bukan sahaja pemimpin agama yang memurnikan akidah


(3)

94

dan kepercayaan manusia, bahkan disamping itu Baginda menjadi seorang pemimpin yang besar (negarawan) yang dapat menyusun dan memimpin sesuatu pemerintahan yang baik, meliputi semua bidang kehidupan manusia, politik, pentadbiran dan pertahanan negara, ekonomi, pendidikan, sosio budaya yang harmoni dan unggul. Baginda adalah seorang ahli hikmah, pelaksana menurut ajaran yang dikembangkan, negarawan yang ulung, perajurit dan ketua tentera yang berani, Pembina akhlak dan moral. Baginda merupakan pemimpin kepada seluruh bidang kehidupan duniawi dan ukhrawi, kerohanian dan kebendaan. Dengan itu, mestilah kita mencontohi kepimpinan pemerintahan Baginda, karena Nabi Muhammad SAW adalah satu-satunya contoh misali kepimpinan dimana semua keunggulan, keistimewaan terkumpul dalam diri peribadinya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Hall, D.G.E. History Of South East Asia:Sejarah Asia Tenggara, terj. Dewan Bahasa Dan Pustaka (Kuala Lumpur: Percetakan Dewan Bahasa Dan Pustaka, 1987

Iskandar, H.M Tuah. Abdul Rahman Ya’akub Kancil Sarawak. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan Pustaka,1999

Jawatankuasa Penyelidikan Sejarah Penerbitan dan Penerangan Perayaan 10 Tahun Angkatan Nahdatul Islam Bersatu (B.I.N.A), Sepuluh Tahun BINA 1969-1979. Singapore: Koon Wah Lithographer, t.t

Suhaimi, Mokhtar. Putera Kenyalang Satu Dekad Penuh Cabaran. Petaling Jaya Selangor: Penerbitan Pena Sdn. Bhd, 1981

Kamus Dewan Edisi Baru, cet. Ke-2. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1991

Dewan Bahasa dan Pustaka. Kamus Dewan Edisi Ketiga, cet. Ke-3. Kuala Lumpur: Penerbitan Dewan Bahasa Dan Pustaka, 1997

Abdul Razak Abdul Kadir, “Sejarah Dan Perkembangan Majlis Islam Sarawak Dalam Pendidikan Dan Zakat (1955-1991)”, (tesis kedoktoran, Jabatan Sejarah Dan Tamadun Islam, Akademi Pengajian Islam, Universiti Malaya, 2011)

Karia Bin Haji Rahmat, “Pemerintahan Negeri Sarawak Zaman Datuk Patinggi Haji Abdul Rahman Ya’kub: Satu Analisa Dari Perspektif Islam” (Kertas Kerja, Fakulti Syariah Akademi Islam, Universiti Malaya, 1994)

Md. Amin Haji Abdul Rahman (2003), “Sejarah dan Perkembangan Islam di Sarawak Sebelum

Merdeka”, dalam Prosiding Nadwah Ulama Nusantara II Sumbangan Ulama dan Tokoh Agama Borneo, Farid Mat Zain et al (eds.) (Bangi: Fakulti Pengajian Islam Universiti Kebangsaan Malaysia, 2003)

Idris Awang, Penyelidikan Ilmiah Amalan Dalam Pengajian Islam. Shah Alam: Kamil & Shakir Sdn Bhd, 2009

Othman, Rozhan. Pengurusan Dakwah. Bangi Selangor Darus Ehsan: Ummah Media Sdn. Bhd, 1990

Rakawi, Muhammad Yusuf (1890-1936). Hikayat Sarawak. Kuala Lumpur: Penerbitan Universiti Malaya, 2011

Md. Amin Haji Abdul Rahman (2003), “Sejarah dan Perkembangan Islam di Sarawak Sebelum Merdeka”, dalam Prosiding Nadwah Ulama Nusantara II Sumbangan Ulama dan Tokoh Agama Borneo, Farid Mat Zain et al (eds.). Bangi: Fakulti Pengajian Islam Universiti Kebangsaan Malaysia, 2003


(5)

Azhar Bin Ahmad, “Masyarakat Bidayuh Di Bahagian Pertama Sarawak : Satu Kajian Mengenai Proses Pengislaman Dan Amalan Ajaran Islam Di Kalangan Mereka”. Latihan Ilmiah, Jabatan Usuluddin Dan Falsafah Fakulti Pengajian Islam Universiti Kebangsaan Malaysia, 1987/88

Sulaiman, Mohammad Hasbie. Perjuangan Anti-Cession Sarawak. Kuching: Persatuan Kebangsaan Melayu Sarawak, 1989

Abdul Ghani, Zulkiple et al. “Peranan Tokoh Agama dalam Mengorganisasikan Dakwah di Sarawak Sebelum Merdeka”, dalam, Prosiding Nadwah Ulama Nusantara II Sumbangan Ulama dan Tokoh Agama Borneo, Farid Mat Zain et al (eds.). Bangi: Fakulti Pengajian Islam Universiti Kebangsaan Malaysia, 2003

Jaya Juanda. “Dakwah Islamiah Di Sarawak: Kajian Terhadap Pengurusan Dakwah Secara Organisasi”. Bangi: Tesis Kedoktoran,Fakulti Pengajian Islam Universiti Kebangsaan Malaysia, 2003

Helmi, Afida. “Metode Dakwah Di Kalangan Masyarakat Dayak : Satu Kajian Di Bahagian Pertama”, (Latihan Ilmiah Fakulti Usuluddin, Akademi Islam Universiti Malaya, 1991 Bohari, Hamisah. (Pegawai Sumber Manusia Ibu Pejabat HIKMAH) dalam temubual dengan

penulis pada 5 Jun 2014

Maududi. The Nature and Contents of Islamic Constitution, Khuurshid Ahmad (ed.,). Karachi: Pakistan Herald Press, 1969

Ibnu Rifi, Hasa. Siasah Syar’iyyah ; Satu Mukaddimah. Pustaka Darussalam, 1993

Al-Buraey, Muhammad. Pembangunan Pentadbiran Menurut Perspektif Islam. D.B.P., K.L, 1992

Nor Tahir, Datuk Haji. Abdul Rahman Lincah dan Tegas. Penerbit Norwan Bhd, Ogos 1980 Fathi Duet, mantan Setiausaha Agung BINA, wawancara, Kuching, 24 April 2015

Abdul Rahman Fadzail, Mantan Naib Presiden BINA, wawancara, Kuching, 14 April 2015 Suhai Hashim, Mantan Pengerusi HIKMAH Belaga, wawancara, Kuching, 17 April 2015 Bahruddin Mansor, Kakitangan BINA/HIKMAH, wawancara, 21 April 2015

Su’udi Arof, Mantan Setiausaha Kerja BINA, wawancara, Mei 2015 Sepuluh Tahun BINA. PFN, Video, 1979

"Sarawak", dalam http://wikipedia.org/wiki/Sarawak

“Abdul Rahman Ya’kub”, dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Abdul_Rahman_ Yakub, 24 Jun

2011


(6)

“Salasilah Sultan Brunei”, dalam http://www.history-centre.gov.bn/sultanbrunei, 10 Oktober 2012

“Charles Brooke”, dalam http://bizniz87.wordpress.com/2009/04/10/sejarah- sarawak/ , 10 Oktober 2012