Konsep perjuangan Tunku Abdul Rahman tentang kemerdekaan malaysia dalam persepektif islam di negara Malaysia

(1)

KONSEP PERJUANGAN TUNKU ABDUL RAHMAN TENTANG

KEMERDEKAAN MALAYSIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

DI NEGARA MALAYSIA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memperoleh Gelar Sarjana

Syariah (S.Sy)

Oleh :

Abdul Mun’im bin Alias

N I M : 1111045200017

KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM

PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M


(2)

(3)

(4)

iv

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 1436 H / 2015 M, viii

+ 62 halaman.

Masalah pokok penelitian ini adalah bagaimana pemikiran politik, peran dan

perjuangan Tunku Abdul Rahman dalam proses memperjuangkan kemerdekaan

Malaysia dalam perspektif Islam di Negara Malaysia. Tujuan penelitian ini adalah

Untuk mengetahui keterlibatan Tunku Abdul Rahman dalam mewujudkan

kemerdekaan Malaysia dan bagaimana pandangannya menurut perpsektif Islam.

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (

Library

Research

), yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang berasal

dari baik berupa buku-buku, jurnal, ensiklopedi, maupun internet yang berkaitan

dengan tema pembahasan. Penulis juga melakukan wawancara untuk melengkapi

penelitan skripsi ini .Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Kerterlibatan politik Tunku Abdul

Rahman dalam menjalankan

kemerdekaan Malaysia tampak dari kepemimpinannya

di UMNO. Di dalam posisi ini, berbagai kebijakan yang dilakukan Tunku dalam

menuntut kemerdekaan Malaysia dari pihak Inggri. Pemikiran Tunku Abdul Rahman

tentang kemerdekaan Malaysia dibagi menjadi dua aspek yaitu, dari sudut politik dan

dari sudut perjuangan. Pemikiran politik Tunku Abdul Rahman dalam perspektif fiqih

siyasah tidak terlalu berbeda karena Tunku Abdul Rahman dalam menjalankan

pemerintahannya di Malaysia berbasiskan pada syariat Islam, segaris dengan praktis

politik Islam terdahulu

Kata kunci

: Konsep Perjuangan Tunku Abdul Rahman, Kemerdekaan

Malaysia.

Pembimbing

: Dr. Khamami Zada, M.A.

Daftar Pustaka : 1984 s.d. 2015


(5)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur

ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat tak terhingga jumlahnya kepada kita semua

.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW

para keluarga, sahabat, dan mereka semua

yang telah berjuang untuk menegakkan kalimat tauhid di atas muka bumi ini

menuju kebahagiaan hakiki

baik di dunia maupun di akhirat.

Alhamdulilah

, berkat rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangan. Adanya kritikan dan masukan

yang sangat berarti diperlukan penulis untuk dapat lebih menyempurnakan dan

memperbaiki agar penyajian skripsi ini lebih baik.

Menyelesaikan skripsi ini tentu banyak rintangan dan halangan yang penulis

hadapi. butuh kerja keras untuk menyelesaikan skripsi, penulis paham bahwa dalam

mengejarkan skripsi bukan perkara yang mudah karena butuh ketelitian dan kemauan

yang tinggi. Tetapi bersyukur alhamdulillah, semua itu bisa diatasi berkat motivasi

yang diberikan oleh semua pihak yang membantu dan memberikan dukungan tiada

henti kepada penulis. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang selalu mengasihi dan menyayangi kalian, di mana kalian berada. Amin.

Rasa terima kasih ingin penulis ucapkan kepada :

1.

Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta para pembantu Dekan.


(6)

3.

Ibu Sri Hidayati, M.Ag, sekretaris Program Studi Jinayah Siasah Jurusan Siyasah

Syar’iyah.

4.

Bapak Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA, Dosen Penasehat Akademik.

5.

Bapak Dr. Khamai Zada, MA, Dosen pembimbing yang sangat penulis hormati,

dengan sangat sabar dan keikhlasan beliau membimbing penulis.

6.

Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7.

Keluarga saya, ayahanda Dato' Alias Bakar dan ibunda Datin Norhayati yang

senantiasa mendoakan penulis, memberikan kasih sayang, dan motivasi kepada

penulis. Tak lupa untuk adik-adik dan seluruh keluarga besar.

8.

Kepada istriku tercinta Justiyati Mohd Zuki yang selalu memberikan dukungan

dan semangat kepada penulis, serta bapak mertua Mohd Zuki Asujjak bin Shafie

dan ibu mertua Sebakyah binti Natu Khan.

9.

Kepada klub UMNO dan teman-teman mahasiswa dari Malaysia.

10.

Sahabat Lisna Alvia dan Siti Herawati yang sudah menjadi sahabat terbaik dalam

menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

11.

Teman-teman seperjuangan SJS khususnya jurusan Ketatanegaraan Islam

angkatan 2011 dan teman-teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) kelompok PENA

2014.


(7)

vii

disebutkan. Akan tetapi, penulis berdo’a semoga agar kebaikan dan ketulusan

kalian dibalas oleh Allah SWT.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat untuk para pembaca

umumnya dan penulis khususnya.

Ciputat, 28 Agustus 2015


(8)

viii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMING ...

ii

LEMBAR PENGESAHAN ...

iii

ABSTRAK ...

vi

KATA PENGANTAR ...

v

DAFTAR ISI ...

viii

BAB I

PENDAHULUAN ...

1

A.

Latar Belakang Masalah ...

1

B.

Pembatasan dan Perumusan Masalah...

5

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian ...

5

D.

Studi Terdahulu ...

6

E.

Metode Penelitian ...

9

F.

Sistematika Pembahasan ...

11

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG MALAYSIA ...

12

A.

Sejarah Awal Penjajahan Inggris di Malaysia ...

13

B.

Perkembangan Politik dan Sistem Pemerintahan Malaysia

15

1.

Masa Penjajahan Inggris ...

16

2.

Masa Menuju Kemerdekaan ...

18


(9)

ix

BAB III

BIOGRAFI TUNKU ABDUL RAHMAN ...

25

A.

Riwayat Hidup Tunku Abdul Rahman ...

26

B.

Latar Belakang Pendidikan Tunku Abdul Rahman ...

28

C.

Perjalanan Karir dan Keterlibatan Politik Tunku Abdul

Rahman ...

31

BAB IV

PEMIKIRAN TUNKU ABDUL RAHMAN TENTANG

KEMERDEKAAN MALAYSIA ...

37

A.

Konsep Tunku Abdul Rahman Tentang Kemerdekaan

Malaysia ...

38

B.

Perjuangan Tunku Abdul Rahman Mempersiapkan Kemerdekaan

Malaysia ...

46

C.

Kritik Atas Kemerdekaan Tunku Abdul Rahman ...

48

D.

Perspektif Islam Tentang Perjuangan Kemerdekaan Tunku

Abdul Rahman ...

50

1.

Bentuk Pemerintahan Demokrasi dan Nasionalisme ....

50

2.

Bentuk Negara Federasi ...

51

3.

Persatuan Malaysia...

53

BAB V

PENUTUP ...

55

A.

Kesimpulan ...

55

B.

Saran ...

57

DAFTAR PUSTAKA ...

59


(10)

1

A.

Latar Belakang Masalah

Malaya adalah sebuah wilayah yang terletak di pertengahan Asia Tenggara.

Sejak awal abad keenam belas masehi, Malaya pernah dijajah oleh tiga pengusaha

besar yang terdiri dari Belanda, Portugis, dan Inggris. Di antara tiga kolonial besar

itu, Inggris telah menjajah Malaya dalam kurun waktu yang lebih lama, yaitu mulai

akhir abad kedelapan belas hingga pertengahan abad kedua puluh Masehi. Setelah

lama dijajah Inggris, muncul semangat nasionalisme dikalangan masyarakat dan pada

tahun 1957 Malaya berhasil mencapai kemerdekaan dari Inggris.

1

Pencapaian ini

tidak terlepas dari keterlibatan dan strategi perjuangan para tokoh politik Malaya.

Ketika Malaya sedang menghadapi zaman penjajahan, beberapa orang tokoh

politik telah bangkit memperjuangkan kemerdekaan Malaya, diantara tokoh yang

terkenal di Malaya adalah seorang pangeran yang dilahirkan di Istana Negeri Kedah.

Tokoh yang dimaksudkan adalah Tunku Abdul Rahman, ia adalah anak ke-25 Sultan

Abdul Hamid Halim Shah, Negeri Kedah. Setelah Tuanku menyelesaikan studi di

Inggris dan dengan dukungan teman-teman, ia akhirnya pulang memperjuangkan

kemerdekaan Malaya.

2

Tunku yang terkenal sebagai negarawan kerakyatan dan

1Time Book Internasional, Malaysia, (Singapore dan Kuala Lumpur, 2002), cet. 1, h. 5.

2Siti Mariam Daud dan Sulaiman Zakaria, Tuanku Abdul Rahman Putera Al-Haj, (Kuala Lumpur: Jede Green Publications, 1996), cet. 1, h. 1.


(11)

2

sebagai seorang pangeran, mempunyai kharisma yang sangat unik, di antaranya

Tunku hidup sebagaimana rakyat biasa dan bersosialisasi dengan semua orang.

3

Pada awal penglibatan Tunku dalam politik di Malaya, ia dilantik sebagai

Ketua Partai Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu/

United Malay National

Organization

(UMNO) bagian Kedah. Adapun setelah Dato’ Onn Jaafar mundur dari

jabatanya sebagai Presiden UMNO, Tunku dilantik sebagai penggantinya pada tahun

1952. Diantara kebijakan politik Tunku diawal pemerintahnya, adalah Tunku banyak

memberi nasihat kepada masyrakat supaya bersatu, walaupun pada waktu itu

hubungan kemasyarakatan antara etnis sedikit tegang akibat penjajahan Jepang.

Tunku juga berhasil membentuk Partai Gabungan yang terdiri dari UMNO, Partai

Persatuan Cina Malaya /

Malayan Chines Asoosaity

(MCA), dan Pertubuhan Kongres

India Malaya /

Malayan Indian Congres

(MIC).

4

Dengan kesepakatan ini, Partai

gabungan telah berhasil memenangi pemilihan umum pada tahun 1955.

Setelah mencapai kemenangan, Tunku dan Partai Gabungan memulai

langkahnya dalam mengatur strategi untuk menuntut kemerdekaa Malaya.

Diantaranya, langkah Tunku dalam meredakan pemberontakan Partai Komunis

Malaya (PKM) melalui Perundingan Baling. Tunku juga telah melakukan beberapa

pertemuan tidak resmi dengan Pesuruh jaya Tinggi Inggris di Malaya, untuk

3Syarif Ahmad, Tuanku Abdul Rahman, Memoir Patriotik, (Kuala Lumpur: Pustaka Antara, 1991), cet. 1, h. 53

4Zarina Syukor, Sejarah Penubuhan Malaysia, (Pulau Pinang: Penerbit Pinang Sdn. Bnd, 1985), cet. 1, h. 36


(12)

membicarakan rencana melakukan perundingan dengan pihak penjajah di Inggris.

5

Dengan usaha Tunku dan kesepakatan Partai Gabungan, mereka berhasil membujuk

Inggris untuk mengadakan satu perundingan yang dinamankan Perundingan

Kemerdekaan.

Perundingan itu telah diadakan di Inggris pada 18 Januari 1956. Perundingan

ini diketahui oleh Tunku dan diikuti oleh pimpinan Partai Gabungan serta wakil

Raja-raja Melayu. Perundingan ini telah menghasilkan bebrapa persetujuan dari pihak

Inggris. Diantaranya adalah pihak Inggirs setuju untuk memberi kemerdekaan Malaya

pada tanggal 31 Agustus 1957, dengan syarat Malaya harus ikut serta dalam Negara

Commonwealth

”,

6

menempatkan angkatan militer Inggris di Malaya, menumbuhkan

satu komisi yang beranggotakan wakil-wakil dari luar Negara untuk membentuk

konstitusi baru, dan pensyaratan lain adalah Tanah Melayu harus menjalankan

pemerintahan secara demokrasi.

7

Pengalaman Tunku belajar di Inggris telah membuat Tunku dekat dengan pihak

Inggris sehingga ia tidak mampu menolak beberapa keputusan pihak Inggris ketika

berlakunya Perundingan Kemerdekaan. Hasil perundingan itu mendapat kritik dan

tantangan dari lawan politiknya terutama Dato’ Onn Jafar. Namun Tunku tetap sabar

dan mencoba memberikan nasihat kepada masyarakat supaya tenang dan menerima

5Yusof Harun, Tuanku, Idealisme dalam Kenangan. (Pulau Pinang: Yayasan Bumiputra, 1991), cet.1, h. 186.

6Negara-negara Komanwel merupakan satu persatuan secara sukarela yang melibatkan negara-negara berdaulat yang ditubuhkan atau pernah dijajah oleh pihak Inggris.

7International Law Book Services, Malaysia Kita, (Kuala Lumpur: Direct Art Company, 2005), cet. 6, h. 115.


(13)

4

syarat yang telah ditetapkan oleh pihak Inggris demi kemerdekaan negara.

8

Setelah

mencapai kemerdekaan, Malaya membentuk suatu kesepakatan dengan Sabah dan

Serawak dalam membentuk sebuah negara yang akan dinamakan Malaysia.

9

Karena

jasa dan pengorbanan Tunku Abdul Rahman, ia diberi galar sebagai Bapak

Kemerdekaan dan dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia yang pertama.

Kemerdekaan negara bukanlah suatu hal yang mudah dicapai oleh sebuah

negara. Di Malaysia peran dan kebijakan politik Tunku Abdul Rahman telah banyak

membantu Malaysia mencapai kemerdekaan dengan aman dan secara diplomasi.

Tunku bukan saja sanggup mengesampingkan kedudukannya sebagai pangeran dan

senantiasa mengutamakan kepentingan masyarakat, akan tetapi ia juga tidak pernah

merasa takut dan menerima kritikan dalam memperjuangkan bangsa tanah air

tercinta.

10

Untuk mengetahui pemikiran politik Tunku Abdul Rahman dan proses

perjuangannya dalam merealisasikan kemerdekaan Malaysia dengan lebih terperinci

dan mendalam, penulis mencoba melakukan penelitian skripsi yang berjudul Konsep

Perjuangan Tunku Abdul Rahman Tentang Kemerdekaan Malaysia dalam Perspektif

Islam

8Ramlah Adam, Biografi Politik Tuanku Abdul Rahman, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2005), cet. 1, h. 268.

9Ahmad Athori Hussain, Dimensi Politik Melayu 1980-1990, Antara Kepentingan dan

Wawasan Bangsa, (Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1993), cet. 1, hal. 4.

10Yusof Harun, Tuanku, Idealisme dalam Kenangan, (Pulau Pinang: Yayasan Bumiputra, 1991), cet. 1, h. 183.


(14)

B.

Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.

Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini menjadi lebih praktis dan terfokus sehingga para

pembaca mendapat manfaat dari penelitian ini, penulis membuat batasan hanya

tentang seorang tokoh politik Malaysia yang bernama Tunku Abdul Rahman.

Penelitian ini bertumpu pada pemikiran dalam rangka politik dan perjuangan Tunku

ketika melakukan perundingan-perundingan menurut kemerdekaan Malaysia dari

pihak Inggris.

2.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan pembatasan masalah di atas dan supaya

tidak menjadi kajian yang melebar, penulis merumuskan permasalahan dengan

rincian dalam bentuk persoalan seabagaimana berikut :

a)

Bagaimana keterlibatan politik Tunku Abdul Rahman dalam

kemerdekaan Malaysia ?

b)

Apa pemikiran Tunku Abdul Rahman tentang Malaysia Merdeka?

c)

Bagaimana pemikiran politik Tunku Abdul Rahman dalam Perspektif

fiqih siyasah ?

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini, memiliki beberapa tujuan sebagai

berikut :


(15)

6

1.

Untuk mengetahui keterlibatan Tunku Abdul Rahman dalam mewujudkan

kemerdekaan Malaysia.

2.

Untuk mengetahui ide-ide Tunku Abdul Rahman dalam memperjuangkan

kemerdekaan Malaysia.

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1.

Secara akademis untuk mendapat jawaban terhadap berbagai persoalan yang

terkait dengan kebijakan Tunku dan langkah yang diambil ketika

memperjuangkan kemerdekaan Malaysia.

2.

Sebagai sumbangan kepada partai politik khususnya UMNO dalam

menghayati sejarah dan peran UMNO dalam menuntut kemerdekaan

Malaysia.

3.

Sebagai sumbangan kepada etnis-etnis di Malaysia supaya senantiasa bersatu

dalam menjamin keamanan dan kemajuan Malaysia.

4.

Sebagai sumbangan pemikiran dan perkembangan khazanah keilmuan

khusunya di bidang sejarah dan ketatatnegaraan Islam di Malaysia.

D.

Studi Terdahulu

Sejumlah penelitan tentang pemikiran politik telah dilakukan, baik mengkaji

secara spesifik maupun mengkaji secara umum yang sejalan dengan bahasan

penelitian ini. Berikut ini merupakan paparan tinjauan umum atas sebagai

karya-karya penelitian baik yang berupa buku maupun skripsi, diantaranya :


(16)

Skripsi yang ditulis oleh Robby Chairil, yang berjudul

Soekarno dan

Perjuangan dalam Mewujudkan Kemerdekaan Indonesia (1942-1945.)

11

Skripsi ini

menemukan tentang tokoh besar Indonesia yaitu Soekarno, dalam mewujudkan

kemerdekaan di Indonesia pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942-1945, di

mana Soekarno bekerja sama dengan pihak tentara Jepang. Dalam mewujudkan

kemerdekaan Indonesia.

Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Baha bin Mohamad, yang berjudul

Analis

Pemikiran Politik Anwar Ibrahim di Malaysia 1982-1998.

12

Skripsi ini menemukan

tentang pemikiran Anwar Ibrahim dalam konteks reformasi Islam di Malaisya, serta

peran Anwar Ibrahim dalam proses demokratisasi di Malaysia. Sudah waktunya

untuk itu sekali lagi berdiri berhadapan cara dengan secara demokratis, ini adalah

pencetus reformasi. Kini, ia harus menciptakan ideology baru tentang reformasi milik

rakyat.

Skripsi yang ditulis oleh Hasfa Bakhry Hasan, yang berjudul

Islam Hadhari,

Suatu Pemikiran Abdullah Ahmad Badawi dalam Rencana Sebuah Pemerintah Islam

di Malaysia

.

13

Skripsi ini memberikan penjelasan tentang Islam Hadhari menurut

pemikiran Abdullah Ahmad Badawi, adalah sebuah konsep pemerintahan yang

11Robby Chairil, Soekarno dan Perjuangan dalam Mewujudkan Kemerdekaan Indonesia

(1942-1945), (Jakarta: Skripsi Fakultas Adab Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif HIdayatullah Jakarta, 2010).

12Ahmad Baha bin, Analisis Pemikiran Politik Anwar Ibrahim di Malaysia 1982-1998, (Jakarta: Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009).

13Hasfa Bakhry Hasan, Islam Hadhari: Suatu Pemikiran Abdullah A. Badawi dalam Rencana

sebuah Pemerintahan Islam di Malaysia, (Jakarta: Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006).


(17)

8

melaksanakan sistem berdasarkan Islam, serta menjadikan Agama Islam sebagai

tatacara hidup bernegara.

Buku yang ditulis oleh Ramlah Adam, yang berjudul

Biografi Politik Tunku

Abdul Rahman.

Dalam buku ini Ramlan Adam menjelaskan sejarah kehidupan Tunku

Abdul Rahman yang meliputi pendidikan, melanjutkan pelajaran ke England,

bertugas sebagai pegawai kerajaan, melibatkan diri dalam politik dan peranan ia

dalam mewujudkan kemerdekaaan di Malaysia.

Buku yang ditulis oleh Syarif Ahmad, yang berjudul

Tunku Abdul Rahman,

Memori Patriotik.

Dalam buku ini Syarif Ahmad menjelaskan bagaimana perjuangan

Tunku Abdul Rahman dalam memperjuangkan Malaysia dari jajahan Inggris.

Kecerdasan dan seni politik yang dimainkan oleh Tunku Abdul Rahman sangatlah

berbeda dengan pemimpin-pemimpin lain di Malaysia.

Buku yang ditulis oleh Siti Mariam Daud dan Zakaria Sulaiman, yang berjudul

Tunku Abdul Rahman Putera Al-Haj.

Dalam buku ini Siti Mariam Daud dan Zakaria

Sulaiman menjelaskan Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj menceritakan berbagai

peristiwa peting pada era kebangkitan semangat nasionalisme, jatuhnya imperialisme

dan perkembangan yang terjadi di Asia Tenggara suatu ketika dulu. Melalui

pengamatan tajam, ia merekam di dalam buku ini perkembangan ideologi komunis

dan kerjasama antara berbagai agama, termasuk Islam, Kristen, Hindu dan Buddha

dalam perjuangan menentang semangat kebendaan.

Buku yang ditulis oleh Abdul Aziz Ishak, yang berjudul

Riwayat Hidup Tunku

Abdul Rahman.

Dalam buku ini Abdul Aziz Ishak menjelaskan sejarah seorang tokoh


(18)

negara yang ulung, bapak kemerdekaan Tanah Melayu dan penghidup konsolidasi

Malaysia.

Sungguhpun skripsi tentang pemikiran politik juga pernah ditulis dalam

skripsi. Penulis sangat berbeda dengan tulisan yang sudah ada. perbedaannya adalah;

1.

Dalam skripsi ini penulis menjelaskan mengenai konsep Tunku Abdul

Rahman menurut perspektif fiqih siyasah.

2.

Penulis ingin menjelaskan bagaimana peranan Tunku Abdul Rahman dalam

memperjuangkan kemerdekaan Malaysia.

E.

Metode Penelitian

1.

Jenis Penelitian

Untuk melakukan penelitian dalam penulisan skripsi ini, penulis

menggunakan pendekatan empiris dan menggunakan metode penelitian

kepustakaan

(library research)

. Penulis mencoba mengumpulkan data-data

yang berasal dari sumber-sumber kepustakaan, baik berupa buku-buku, jurnal,

ensiklopedi, maupun internet yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji

dalam skripsi ini. Penulis juga melakukan wawancara untuk melengkapi

penelitan skripsi ini.

2.

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber-sumber datanya adalah sebagai berikut :


(19)

10

a)

Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari sumber yang asli

dari obyek penelitian, yaitu buku-buku yang ditulis sendiri oleh Tunku

Abdul Rahman.

b)

Data Skunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua, yaitu dari

buku lain yang berkaitan dengan objek penelitian seperti

buku-buku, jurnal dan surat kabar Malaysia.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah studi dokumentasi

dari bahan-bahan tertulis yakni dengan mencari bahan-bahan yang terkait serta

mempunyai relevansi dengan obyek penelitian.Pengumpulan data juga

dilakukan dengan melakukan wawancara kepada ahli teman seperjuangan

Tunku Abdul Rahman.

3.

Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, penulis menggunakan teknik analisis

deskriptif, dengan cara mengumpulkan data-data dan mencoba untuk

menganalisis pemikiran seorang tokoh politik, yaitu Tunku Abdul Rahman.

4.

Teknik Penulisan Skripsi

Penulis skripsi ini berpedoman pada

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012

, buku yang

diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.


(20)

F.

Sistematika Pembahasan

Untuk memperoleh gambaran menyeluruh, ditulis sistematika sebagai berikut:

Bab pertama

merupakan bab pendahuluan yang didahului dengan persoalan

yang melatarbelakangi penelitian dan pengangkatan tema ini, kemudian dilanjutkan

dengan pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitan, studi

terdahulu, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua

memberi uraian tentang sejarah awal penjajahan Inggris di

Malaysia, juga tentang perkembangan politik dan sistem pemerintahan Malaysia,

yang dibagi kepada tiga periode, yaitu masa penjajahan Inggris, masa menuju

kemerdekaan, dan Malaysia masa kini.Bertujuan untuk memberi gambaran secara

ringkas tentang perpolitikan di Malaysia.

Bab ketiga

memberi uraian secara khusus tentang riwayat hidup, latar

belakang pendidikan, perjalanan karir, serta panglibatan lebih dalam tentang tokoh

kemerdekaan Malaysia.

Bab

keempat

menguraikan tentang inti penelitian, yaitu tentang hubungan

politik Tunku Abdul Rahman dengan pihak Inggris, pemikiran politik Tunku, dan

perundingan kemerdekaan yang diikuti Tunku.Penelitian ini bertujuan untuk

mendalami pemikiran politik Tunku Abdul Rahman.

Bab kelima

merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan merupakan

jawaban dari persoalan dalam pembatasan dan perumusan masalah, juga terdapat

beberapa saran dari peneliti.


(21)

12

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG MALAYSIA

Sejarah Malaya bermula di zaman kesultanan Melayu Malaka sekitar tahun

1400 Masihi. Pada masa kegemilangannya, wilayah kesultanan ini meliputi sebagian

besar Semenanjung dan Pantai Timur Sumatera. Malaka muncul sebagai sebuah

kerajaan yang gemilang karena kedudukannya yang strategis yaitu titik pertemuan

antara Asia Timur dengan Asia Barat.Keadaan ini membuat Malaka muncul sebagai

pusat perdagangan utama khususnya perdagangan rempah di Asia Tenggara.

1

Islam

pula muncul sebagai agama utama yang tersebar dan menjadi anutan utama penduduk

Malaka dan raja-raja.

Malaya terkenal dengan kekayaan hasil bumi dan mempunyai kondisi tanah

yang subur. Kondisi ini telah menjadi penarik penguasa asing untuk menjajah

Malaya.Tujuan utama mereka adalah untuk mencari lokasi perdagangan baru dan

menyebarkan agama Kristen.

2

Malaya pernah dijajah oleh tiga penjajah yang berbeda,

yaitu Portugis pada tahun 1511, Belanda pada tahun 1641, dan Inggris pada tahun

1824.

3

Di antara tiga penjajah besar itu, Inggris paling lama menjajah Malaya, yaitu

mulai tahun 1824 hingga Malaya mencapai kemerdekaan pada 31 Agustus 1957.

1Amir F. Hidayat, dan Abdurrasyid, Ensiklopedi Negara-negara di Dunia, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), cet. 1. h. 310.

2Zarina Syukor, Sejarah Penubuhan Malaysia, (Pulau Pinang: Penerbitan Pinang Sdn. Bhd, 2005), cet. 1. h. 5.


(22)

Setelah mencapai kemerdekaan, Malaya telah membentuk kesepakatan

dengan Sabah dan Sarawak untuk mendirikan sebuah negara yang dinamakan

Malaysia. Malaysia merupakan sebuah Negara Federasi yang mempunyai 13 Negara

Bagian dan 3 Wilayah Persekutuan. Malaysia terletak di Asia Tenggara dengan luas

329.843 km persegi, dan terletak di khatulistiwa yang beriklim tropis. Ibu kota

Malaysia adalah Kuala Lumpur, dan Putrajaya merupakan pusat pemerintahan.

Malaysia terpisah kepada dua bagian, yaitu Malaysia Barat dan Malaysia Timur.

Malaysia berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, dan

Filipina, dan jumlah penduduk Malaysia melebih 27 Juta jiwa.

4

A.

Sejarah Awal Penjajahan Inggris di Malaysia

Sejarah dan perkembangan politik merupakan pengalaman yang dicatat dari

waktu ke waktu, sehingga menjadi paduan dan pengajaran kepada masyarakat masa

kini dan masa akan datang. “Mengkaji yang terdahulu untuk memahami yang akan

datang” merupakan salah satu falsafah dalam pendekatan sejarah. Melalui pendekatan

sejarah dalam mengembangkan ilmu politik, kebiasaannya tertumpu kepada beberapa

persoalan seperti kapan, siapa, kenapa, bagaimana, dan dimana.

5

Dengan pedoman

pada persoalan-persoalan diatas, maka sejarah dapat menghidupkan kembali masa

lalu, dan membuat kesimpulan untuk mencapai kesepakatan di masa depan.

4Ajid Thorir, Studi Kawasan Dunia Islam, Perspektif Etno-Linguistik dan GeoPolitik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),cet. 1, h. 337.

5Katni Kamsono Kibat, Asas Ilmu Politik, (Selangor: Biroteks Institusi Teknologi Mara, 1986),cet. 1, h. 8.


(23)

14

Awal abad ke-17 Masehi adalah masa mulainya perkembangan perdagangan

Inggris di Malaya, yaitu dengan perkembangan cara perdagangan di Asia Tenggara.

Inggris semakin mempergiat usahanya untuk menguasai perdagangan biji timah di

Malaya.Karena motif dan kepentingan yang sama antara Inggris dan Belanda, telah

terjadi persaingan di antara mereka. Akan tetapi, pada tanggal 17 Maret 1824 meja

perundingan telah menjadi suatu alternatif bagi mereka. Melalui perundingan itu,

Inggris telah memperoleh tiga wilayah di Malaya yang mencakup Pulau Pinang,

Malaka, dan Singapura. Ketiga negara bagian ini menjadi tanah jajahan Inggris dan

dinamakan negeri-negeri selat.

6

Inggris telah menerapkan sistem administrasinya sendiri dan menggiatkan

usaha dalam mengeluarkan hasil pertanian dan pertambangan biji timah dari Malaya.

Pada saat ini juga, golongan Cina dan India mulai masuk ke Malaya. Setelah

beberapa tahun lalu, Inggris mulai mencari jalan untuk memperluas tanah jajahannya.

Pada awalnya negeri-negeri Melayu Bersekutu yang terdiri dari Perak, Selangor,

Negeri Sembilan, dan Pahang berada di bawah pemerintahan Raja-raja Melayu.

Disebabkan berlakunya pertikaian politik di antara raja-raja, Inggris telah berusaha

menjinakkan Raja-raja Melayu dan akhirnya Inggris berhasil menguasainya pada

tahun 1874 melalui satu perjanjian politik di antara raja-raja dengan penguasa Inggris

yang dinamakan Perjanjian Pangkor.

7

6Mohd Salleh Abbas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2006), cet. 3, hal. 11.

7Alfitra Salamm dan Achmad Syahid, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (Asia Tenggara), (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve). h. 413.


(24)

Adapun negeri-negeri Melayu Tidak Bersekutu yaang terdiri dari Kedah,

Kelantan, Perlis, dan Trengganu.Propinsi-propinsi ini pada awalnya berada di bawah

kekuasaan Siam. Pada tahun 1909, propinsi-propinsi ini diserahkan kepada Inggris

atas permintaan raja-raja supaya dapat membebaskan kawasan mereka dari kekuasaan

Siam. Penyerahan itu terjadi setelah Inggris dan Siam menandatangani suatu

perjanjian yang dinamakan Perjanjian Bangkok.

8

Pada dasarnya, Inggris tidak

merencana untuk ikut campur dalam politik Malaya, karena tujuan awal Inggris

hanya untuk menguasai hasil ekonomi dan perdagangan di Malaya. Akan tetapi

karena terjadi konflik internal beberapa kesultanan telah mengundang Inggris untuk

terlibat secara aktif guna memperluas pengharuhnya di Malaya. Akibat konflik ini,

Inggris mencapai keberhasilan menakluki beberapa kawasan yang diikuti dengan

beberapa perjanjian.

B.

Perkembangan Politik dan Sistem Pemerintahan Malaysia

Dalam perkembangan politik dan sistem pemerintahan Malaysia, penulis

membagi dalam tiga periode.

Pertama,

Masa Penjajahan Inggris.

Kedua,

Masa

Menuju Kemerdekaan.

Ketiga,

Malaysia Masa Kini. Berikut penjelasan bagi setiap

periode :

8Hasnah Hussin dan Nordin, Mardiani, Pengajian Malaysia, (Selangor : Oxford Fajar Sdn. Bhd, 2007), cet. I, h. 43.


(25)

16

I.

Masa Penjajahan Inggris

Ketika penjajahan Inggris, Malaya dijajah oleh Inggris terpisah yaitu

negeri-negeri selat (NNS), Negeri-Negeri Melayu Bersekutu (NNMB), Negeri-Negeri

Melayu Tidak Bersekutu (NNMTB). Bentuk pemerintahan tiga negara berasingan

itu diketuai oleh seorang Pejabat Tinggi Inggris. Dalam menjalankan pemerintahan

di Malaya, Inggris telah memperkenalkan berbagai sistem politik. Pada awalnya,

Inggris memperkenalkan suatu sistem yang dinamakan Sistem Residen.Sistem ini

mulanya diperkenalkan setelah berlakunya Perjanjian Pengkor. Sistem ini

berbentuk birokrasi dan dijalankan oleh seorang Residen Inggris.Sistem ini

mempunyai kekuasaan tertinggi yang mencakup urusan pemerintahan, ekonomi,

dan undang-undang di Malaya.

9

Pembentukan sistem ini telah menyebabkan

berlakunya pemberontakan dari beberapa pihak.Namun usaha mereka gagal karena

pemberontakan mereka berbentuk perseorangan dan tidak mendapat dukungan dari

masyarakat umum.

Perkembangan gerakan politik Malaya bermula pada akhir tahun 1930-an

dengan lahirnya semangat nasionalisme di kalangan kaum elit Melayu yang

berpendidikan tinggi dan dipengaruhi gerakan nasionalis Indonesia. Organisasi

pertama yang didirikan berdasarkan nasionalis Melayu dan mempunyai

kepentingan politilk adalah Kekuasaan Melayu Muda (KKM). KKM membawa

konsep anti penjajah untuk memperjuangkan kemerdekaan negara dan ingin

9International Law Book Services, Malaysia Kita, (Kuala Lumpur: Direct Art Company, 2005), cet. 6, h. 197.


(26)

mewujudkan penyatuan dengan Indonesia melalui Indonesia Raya. Inggris telah

mengkhawatirikan gerakan KKM sehingga pada tahun 1941 sejumlah besar

pimpinan KKM telah ditangkap dan dipenjara. Ketika penjajah Jepang pimpinan

KKM telah dibebaskan, akan tetapi Jepang tetap menghalang dan membubarkan

organisasi ini. Setelah pembubaran KKM, lahir pula beberapa organisasi lain yang

bertujuan menjatuhkan penjajah Jepang, yaitu

Malaya Peoples Anti Japan Army

(MPAJA) dan Partai Komunis Malaya (PKM).

10

Penjajahan Jepang telah berakhir, ketika Nagasaki dan Hiroshima

dimusnahkan oleh tentara sekutu pada tanggal 6 Agustus 1945. Setelah ditimpa

kekalahan, Jepang telah menyerahkan kembali Malaya kepada Inggris pada 15

Agustus 1945. Kekalahan Jepang telah memberi ruang kepada Parti Komunis

Malaya (PKM) untuk menguasai Malaya. PKM telah bertindak kejam terhadap

penduduk Malaya dengan membunuh dan memusnahkan harta benda mereka.

Pada waktu itu, Inggris kembali menjajah Malaya dan mengumumkan keadaan

darurat di Malaya sekitar tahun 1948 hingga 1960.

11

Sekembalinya Inggris di

Malaya, Inggris memperkenalkan sistem pemerintahan baru yang dinamakan

Kesatuan Malaya atau

Malayan Union

.

Walaupun Inggris mendapat dukungan dari Raja-raja Malayu, namun

keabsahan Kesatuan Malaya bernilai rendah karena disertai bersama tantangan dan

ancaman dari masyarakat. Menjelang abad ke-20, gerakan kesadaran dan semangat

10International Law Book Services, Malaysia Kita, h. 97.


(27)

18

nasionalisme dikalangan masyarakat Melayu semakin membara. Masyarakat

Melayu awalnya menentang Kesatuan Malaya dengan mendirikan suatu organisasi

politik melalui Kongres Melayu Semala pada 11 Mei 1946 di Johor.Organisasi itu

dinamakan

United Malay National Organization (UMNO)

, dan diketuai oleh Dato’

Onn Ja’far. Organisasi ini menentang keras Kesatuan Malaya, karena dalam

Kesatuan Malaya status kewarganegaraan akan diberikan sama rata kepada semua

warga asing yang lahir di Malaya. Penguasa Inggris juga ingin menghapuskan

kekuasaan sultan dan sultan hanya akan diberi otoritas dalam hal keagamaan dan

adat istiadat Melayu. Motif penentang lain adalah karena muncul kekhawatiran

dikalangan orang Melayu terhadap para imigran, terutama golongan Cina yang

ingin menguasai perekonomian Malaya.

12

Hal ini menunjukan bahwa sepanjang penjajahan Inggris, struktur

pemerintahan dikuasai penuh oleh penguasa Inggris. Beberapa kebijakan politik

juga telah dilakukan oleh penguasa Inggris dalam rangka merampas dan

menguasai Malaya. Akan tetapi semangat nasionalisme dalam diri masyarakat

Melayu dan keberhasilan UMNO memikat hati masyarakat Melayu, Kesatuan

Malaya akhirnya dibubarkan pada tahun 1948.

2.

Masa Menuju Kemerdekaan

Akibat tantangan dari masyarakat Melayu, Kesatuan Malaya telah dibubarkan

pada 21 Januari 1948, dan penguasa Inggris setuju untuk melakukan perundingan

bersama pimpinan UMNO dalam rangka membuat draf bagi membentuk


(28)

perlembagaan baru dan sistem pemerintahan baru di Malaya. Hasilnya, penguasa

Inggris setuju untuk mendirikan Persekutuan Malaya dan membentuk

perlembagaan baru yang dinamakan Perjanjian Persekutuan Malaya 1948.

Perjanjian ini menetapkan bahwa dalam pemerintah Persekutuan Malaya harus

terdapat Pejabat Tinggi Inggris, satu Dewan Perundangan Persekutuan yang

beranggotakan 75 anggota, satu dewan Masyarakat Pemerintah, dan satu Dewan

Raja-raja untuk menasehati Pejabat Tinggi Inggris.

13

Di dalam Perjanjian itu juga

dijelaskan bahwa penguasa Inggris mempunyai niat untuk menjadikan Malaya ke

arah pemerintahan sendiri dan memperkenalkan sistem pemilihan umum di masa

akan datang.

Partai politik Malaya semakin berkembang dengan terbentuknya Partai

Gabungan yang mewakili etnis-etnis di Malaya. Partai ini diketuai oleh Tunku

Abdul Rahman yang juga menjabat sebagai ketua UMNO. Partai Gabungan

didirikan pada bulan Januari 1952 dan disertai oleh tiga partai besar, yaitu Partai

Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO), Partai Persatuan Cina Malaya

(MCA), dan Pertubuhan Kongres India Malaya (MIC). Pada tanggal 27 Juli 1955,

partai ini memenangi pemilihan umum pertama dengan memenangi 51 kursi dari

52 kursi yang dipertandingkan.

14

Pada waktu inilah awal sistem demokrasi di

Malaya.Sistem ini diwujudkan sebagai persiapan ke arah pembentukan kerajaan

13Muhammad Ismail Ahmad, Sejarah Malaysia, (Selangor: Pustaka Mawar, 2004), cet. 1. h. 12.


(29)

20

berparlemen. Sistem ini juga diperkenalkan untuk member latihan kepada rakyat

dan memberi pengalaman pemilihan umum di Malaya.

Dengan kemenangan yang telah dicapai, pada bulan Januari 1956 Tunku

bersama wakil Partai Gabungan dan wakil raja-raja berangkat ke London untuk

melakukan perundingan kemerdekaan dengan penguasa Inggris. Hasil perundingan

itu, tanggal kemerdekaan Malaya telah ditetapkan pada tanggal 31 Agustus 1957.

Setelah selesai perundingan, suatu komisi dibentuk dan dinamakan

Komisi/Suruhanjaya Reid. Komisi itu bertujuan untuk membentuk konstitusi baru

bagi Malaya.

15

Komisi Reid telah membuat draf untuk membentuk konstitusibaru,

dan konstitusi ini akan menyatakan tentang hak istimewa bagi orang Melayu dan

agama Islam sebagai agama negara.

Politik Malaya terus berkembang, dalam rangka membentuk sebuah negara

yang dinamakan Malaysia. Tunku berencana untuk menggabungkan Malaya,

Singapura, Sabah, Serawak, dan Brunei dalam sebuah negara. Dalam

pembentukan ini, berlaku perbincangan panjang di antara Komisi Cobbold,

Anggota Perundingan Persekutuan, Anggota Pemerintah, dan Anggota

Referendum Singapura. Setelah berlaku beberapa perbincangan, Persekutuan

Malaysia hanya meliputi Malaya, Sabah, Serawak, dan Singapura. Dua tahun

kemudian, pada tanggal 16 September 1963 berlaku pengunduran Singapura dari

15Yusuf Harun. Tunku Idealisme Dalam Kenangan, (Pulau Pinang: Yayasan Bumiputra, 1991), cet. 1, h. 193.


(30)

Malaysi.

16

Pada saat ini, Malaysia hanya terdiri dari Sabah, Serawak, dalam

Semenjanjung Malaysia.

Walaupun penjajahan Inggris di Malaysia tidak bersifat kekerasan, tetapi

kemerdekaan sebuah negara mempunyai arti yang sangat besar dan perlu

diperjuangkan.Disiniterlihat walaupun sulit memperjuangkankemerdekaan negara.

Malaysia tetap berhasil mencapai kemerdekaan hasil perjuangan tokoh-tokoh

politik Malaysia dan kesepakatan komunitas etnis di Malaysia. Pemerintah baru

yang dikuasai oleh Partai Gabungan telah berusaha menghapuskan Partai Komunis

Malaya, meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan, memajukan ekonomi

Malaysia, dan memperkenalkan Malaysia di tingkat Internasional.

3.

Malaysia Pasca Merdeka

Penjajahan Inggris telah memberi kesan dan perubahan yang jelas dalam

sistem politik dan pemerintahan Malaysia. Pada saat ini, Malaysia menggunakan

sistem pemisahan kekuasaan dan sistem federalisme yaitu memisahkan antara

pemerintahan propinsi dan pemerintahan persekutuan. Majelis Raja-raja

merupakan lembaga tertinggi negara yang terdiri dari sembilan orang raja dan

empat orang gubernur. Lembaga ini mempunyai kekuasaan dalam melantik Yang

di-Pertuan Agong. Konstitusi Malaysia menetapkan bahwa Yang di-Pertuan

Agong adalah Kepala Negara, dan ia dipilih dari kalangan raja-raja dalam jangka

waktu lima tahun secara bergantian. Yang di-Pertuan Agong berwenang dalam

16Ahmad Athori Hussain, Dimensi Politik Melayu 1980-1990, Antara Kepentingan dan


(31)

22

pelantikan Perdana Menteri, merupakan ketua dari tiga cabang pemerintahan, dan

merupakan ketua pasukan militer. Yang di-Pertuan Agong juga mempunyai

kekuasaan dalam mempersetujui rancangan undang-undang.

17

Akan tetapi Yang

di-Pertuan Agong tidak terlibat dalam membentuk dasar negara.

Sistem pemisahan kekuasaan dalam sistem pemerintahan Malaysia

berkedudukan dibawah Majelis Raja-Raja dan Yang di-Pertuan Agong. Dalam

klasifikasi badan eksekutif, Malaysia menggunakan sistem Parlementer, yaitu

partai politik yang memperoleh mayoritas kursi di Parlemen akan diangkat sebagai

Perdana Menteri dengan persetujuan Yang di-Pertuan Agong.Perdana Menteri

berfungsi sebagai ketua pemerintahan, juga sebagai kepanjangan tangan dari

parlemen untuk menjalankan kebijakan dan keputusan politik di parlemen.

18

Legislatif nasional atau parlemen dalam pemerintahan federal menggunakan

sistem dia majilis/departemen, yaitu dewan negara (Senat) dan dewan rakyat

(Departemen Kerakyatan). Kedua dewan ini berwenang dalam membuat dan

membatalkan undang-undang, berwenang dalam menetapkan cukai baru, dan

berwenang dalam meluluskan penggunaan dana negara. Adapun Badan Yudikatif

di Malaysia dibagi kepada tiga bagian, yaitu Mahkamah Atasan (Mahkamah

Agong, Mahkamag Rayuan, Mahkamah Tinggi), Mahkamah Rendah (Mahkamah

Sesyen, Mahkamah Juvana, Mahkamah Magistret, Mahkamah Penghulu), dan

Mahkamah Khas (Mahkamah Tentara, Mahkamah Buruh, Mahkamah Khas

17Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam, Perspektif Etno-Lingustik dan Geopolitik, h. 343. 18Hasnah Hussin, dan Nordin Mardiani, Pengajian Malaysia, h. 92.


(32)

raja). Peradilan ini dikuasai oleh kerajaan persekutuan, adapun kerjaan negeri

hanya berwenang dalam Mahkamah Syariah dan Mahkamah Adat.

19

Malaysia telah menggunakan bentuk pemerintahan demokrasi sejak mencapai

kemedekaan. Konsep demokrasi adalah konsep yang menggunakan suara rakyat

dalam menentukan pimpinan negara. Demokrasi yang diterapkan di Malaysia

bercorak demokrasi berparlemen, di mana wakil-wakil yang dipilih oleh rakyat

akan menduduki Parlemen dan menjalankan pemerintahan melalui peruntukan

Konstitusi Malaysia.

20

Konstitusi juga masih mengedepankan hal-hal penting

dalam perlembagaan seperti hak asasi manusia, hak istimewa orang Melayu,

kedudukan agama Islam dan bahasa Melayu.

21

Semenjak mencapai kemerdekaan pada tahun 1957, Malaysia tetap

menggunakan sistem kepartaian berbentuk multi partai hingga saat ini. Jika satu

partai memperoleh mayoritas kursi di Parlemen atau Dewan Rakyat, maka partai

itu dapat menguasai tampuk pemerintahan Malaysia. Sistem pemilihan umum

yang digunakan di Malaysia adalah berasaskan “

First-Past-The-Post-System

” atau

sistem distrik, yaitu calon-calon yang memperoleh mayoritas suara disuatu

kawasan pemilihan umum, maka calon itu akan berkuasa dikawasan itu.

19Hasnah Hussin, dan Nordin Mardiani, Pengajian Malaysia, h. 104.

20Ghazali Mayudin, Politik Malaysia: Perspektif, Teori, dan Praktik, (Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia, 2002), cet. 1, h. 25.


(33)

24

Pelakasanaan Pemilihan Umum di Malaysia diadakan 5 tahun sekali, yang diawasi

oleh suatu komisi yang dinamakan Komisi/Suruhanjaya Pilihan Raya (SPR).

22

Selain sistem pemerintahan khilafah dan imamah, terdapat sistem

pemerintahan lain yang dipraktikan oleh umat Islam dalam konteks negara-bangsa

(

nation-state

). Di zaman sekarang, beberapa negara yang mayoritas penduduknya

Muslim menganut sistem demokrasi dalam menjalankan pemerintahan. Walaupun

menggunakan sistem demokrasi, pengaruh Islam masih begitu nampak dengan

banyak perundang-undangan yang berbasis pada syariat Islam.

23

Adapun di

Malaysia, sistem demokrasi yang dijalankan merupakan satu langkah untuk

merealisasikan cita-cita dalam rangka mewujudkan sebuah negara yang

mempunyai suasana politik yang damai dan stabil.

22International Law Book Services, Malaysia Kita., h. 181.

23Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah, Doktrin dan Pemikiran Politik Islam, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2008), cet. 1, h. 215.


(34)

25

BAB III

BIOGRAFI TUNKU ABDUL RAHMAN

Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj, merupakan satu nama yang tidak asing

dalam sejarah politik Malaysia. Tunku adalah seorang putra raja yang dilahirkan di

Istana, dan Tunku terkenal sebagai negarawan yang berjiwa rakyat. Sebagai seorang

pangeran, ia mempunyai kharisma yang sangat unik, dan sepanjang keterlibatannya

dalam bidang politik ia banyak memberi sumbangan kepada bangsa dan negara.

Tunku juga terkenal sebagai pemersatu bangsa karena keberhasilannya menyatukan

komunitas etnis dalam menentang penjajahan Inggris dan menuntut kemerdekaan

Malaysia.

1

Tunku adalah seorang pemimpin negara yang telah berhasil menyampaikan

cita rakyat untuk mencapai kemerdekaan Malaysia. Untuk merealisasikan

cita-cita rakyat Tunku telah berjuang dengan tabah dan mengahadapi segala kesulitan

dengan sabar. Ahli sejarah pada masa akan datang akan mencantumkan

peristiwa-peristiwa bersejarah bersama nama-nama pejuang kemerdekaan negara

masing-masing. Tunku sebagai seorang tokoh pejuang kemerdekaan Malaysia, ia diberi gelar

bapak keamanan dan bapak kemerdekaan.

2

Hasil perjuangannya, Malaysia saat ini

menjadi sebuah negara yang maju dan dihormati di seluruh dunia.

1Syarif Ahmad, Tunku Abdul Rahman, Memoir Patriotik, (Kuala Lumpur : PT. PustakaAntara, 1991),cet. 1, h. 39.

2Zakiah Hanum, Maka Merdekalah Negara Kita, (Kuala Lumpur: Ahli Cipta (M) Sdn. Bhd, 1997), cet. I, h. 23.


(35)

26

A.

Riwayat Hidup Tunku Abdul Rahman

Tunku Abdul Rahman adalah salah seorang putra Sultan Negeri Kedah, yaitu

Sultan Abdul Hamid Halim Shah. Ia lahir pada 8 Februari 1903 di Istana Tiga

Tingkat Alor Setar, Kedah. Tunku merupakan anak ke-20 dari 45 orang anak Sultan

Abdul Hamid, hasil dari pernikahan dengan delapan orang istri. Adapun hasil

pernikahan ayahanda dan bundanya, ia merupakan anak ke-7, dan ia mempunyai tiga

saudara dan tiga saudari. Bunda tunku bernama Makche Menjelara, anak perempuan

Luang Nara Biroraks, dan rakyat Siam yang berasal dari Pegu, Burma.

3

Karena

percampuran darah Melayu, India, Siam dan Burma, kulit Tunku berbeda dengan

kulit orang Melayu. Adapun pada waktu kecil, tunku lebih menggunakan bahasa

Siam sebagai bahasa pengantar di istana, dan ia mewarisi keberanian dan kepintaran

bundanya.

Sebagaimana pangeran-pangeran yang lain, pada waktu kecil pergaulan

Tunku agak terbatas dan terkendali. Tunku dibenarkan berteman hanya dikalangan

keluarga DiRaja dan ia jarang sekali bertemu dengan ayahandanya. Setelah beranjak

dewasa, barulah Tunku diperbolehkan berteman dengan orang-orang Melayu yang

sebaya dengan ia di luar istana,ia sangat sengan dan gembira dapat berteman dengan

mereka.

4

Secara tidaklangsung, hal ini memperlihatkan kepribadian Tunku yang

mementingkan kebebasan untuk hidup dan ia tidak suka bersikap sombong.

3Yusuf Harun, Tunku, Idealisme Dalam Kenangan, (Pulau Pinang: Yayasan Bumiputra, 1991), cet. 1, h. 15.

4Siti Mariam Daud dan Sulaiman Zakaria, Tunku Abdul Rahman Putera Al-Haj, (Kuala Lumpur: Jade Green Publications, 1996), cet. 1, h. 3.


(36)

Setelah beranjak dewasa, pada tahun 1933 Tunku menikah dengan istri

pertama beliau yang bernama Chik Mariam. Chik Mariam adalah anak gadis dari

seorang peniaga rimah di Alor Star. Hasil pernikahan Tunku dengan Chik Mariam,

mereka dikarunia dua orang anak, anak pertama mereka bernama Tunku Khadijah

dan kedua Tunku Ahmad Nerang. Pada tahun 1935, Chik Mariam telah meninggal

dunia akibat penyakit malaria.Pada saat itu anaknya Tunku Nerang baru berusia 25

hari. Setelah kematian Chik Mariam, Tunku menyerahkan kedua anaknya di bawah

naungan bundanya.

5

Setelah beberapa bulan kematian istri pertamanya, Tunku menikah pula

dengan seorang wanita Inggris bernama Violet Coulson. Tunku sudah lama

mengenali Violet, yaitu sewaktu mereka sama-sama menjadi mahasiswa di

Universitas Cambrige, Inggris. Pernikahan Tunku dengan Violet diluar pengetahuan

keluarga, karena pernikahan dengan bangsa lain tidak disukai dan di larang oleh

keluarga DiRaja.

6

Setelah dua tahun pernikahan Tunku bersama Violet, pernikahan mereka telah

dilanda krisis.Hal ini menyebabkan Violet bersedih dan kembali ke Inggris.

Pernikahan mereka terputus tanpa perceraian, tetapi mereka berpisah

karenakeengganan Violet kembali ke Malaya. Karena kekecewaan Tunku dengan

sikap Violet, ia telah mencari wanita lain untuk dijadikan sebagai istri, dengan

harapan wanita itu dapat menemani ia hingga akhir hayat. Tunku telah menikah untuk

5Yusof Harun, Idealisme dalam Kenangan, h. 49.

6Abdul Aziz Ishak, Riwayat Hidup Tunku Abdul Rahman, (Kuala Lumpur: Karya Bistari Sdn. Bhd., 1987), cet. 1, h. 15.


(37)

28

ketiga kalinya dengan Syarifah Radziah binti Syed Alwi Barakbah, seorang wanita

dari keluarga terkenal di Alor Star, Kedah.

7

Sebagaimana harapan Tunku, pernikahan

mereka kekal hingga akhi hayat, walaupun mereka tidak dikarunia anak.

Tunku adalah seorang olahragawan yang aktif, dan ia adalah penggemar setia

olahraga sepak bola. Secara pribadi, ia menggemari seni fotografi, olahraga golf, dan

berlayar. Setelah banyak berbakti kepada bangsa dan negara, pada 6 Desember 1990

Tunku menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 87 tahun di Rumah Sakit Kuala

Lumpur dan ditempatkan di Makam Diraja Langgar, Alor Star Kedah.

8

Kepergian

Tunku merupakan suatu kehilangan yang besar dan jasa beliau senantiasa dikenang

oleh rakyat Malaysia.

B.

Latar Belakang Pendidikan Tunku Abdul Rahman

Tunku mulai menerima pendidikan tidak formal pada usia 4 tahun dan

mendapat pendidikan formal pada usia 6 tahun, melalui pendidikan bahasa Melayu di

Sekolah Melayu Alor Star. Adapun pada waktu petang, ia mempelajari bahasaInggris

dari seorang guru privat yang datang mengajar ke istana.Setahun kemudian, ia

disekolahkan ke Sekolah Inggris Kerajaan (

Goverment English School

) juga di Alor

Star, untuk mendapat pendidikan bahasa Inggris secara formal.

9

7Yusof Harun, Idealisme dalam Kenangan, h. 54.

8Mohd Badru Bin Jaafar, Mengenal Tokoh Semalam, Hari Ini dan Esok. (Selangor: Pekan Ilmu Publication Sdn. Bhd., 1991), cet. 1, h. 11.

9Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan Pustaka, 2005), cet. 1, h. 12.


(38)

Setelah Tunku berusia 8 tahun, pada tahun 1913 Tunku mengikuti abangnya

Tunku Yusuff ke Siam. Ketika di Siam, ia bersekolah di Sekolah Debsirindir.Di

sekolah ia mempelajari dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Siam. Setelah dua

tahun di Bangkok, kakaknya yang mengabdi menjadi anggota Militer Siam telah

meninggal dunia akibat ikut berjuang ketika berlakunya perang dunia pertama.

10

Pada tahun 1915 Tungku terpaksa kembali ke Kedah dan meneruskan

pengajian di Penang Free School, Pulau Pinang. Disekolah itu, Tunku tidak dilayani

sebagai pangeran, ia sering dihukum guru karena kenakalan ia. Tunku bukanlah

seorang pelajar yang pintar dan rajin belajar, beliau hanya ingin mencapai apa yang

menjadi kewajibannya saja. Di alam persekolahan, Tunku lebih gemar mengikuti

kegiatan berolahraga dan aktivitas-aktivitas lasak, dan ketika studi di Bangkok, ia

pernah menjadi anggota Tim Pramuka dan pernah dilantik sebagai Junior Officer.

11

Pada bulan Desember 1919 Tunku telah ditawarkan untuk mengikuti

perkuliahan di St.Catharine’s Collage, Universitas Cambrige, Inggris. Pada waktu itu

ia ditingkat tujuh dan baru berusia 16 tahun, pemerintah Kedahpada waktu itu telah

mengumumkan rencana untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak masyarakat

Melayu yang ingin melanjutkan studi diluar negeri. Akan tetapi beasiswa itu

didahulukan kepada anak-anak penguasa dan keluarga DiRaja, dan Tunku adalah di

antara orang yang terpilih untuk menerima beasiswa itu. Sebelum memasuki

10Siti Mariam Dauddan Sulaiman Zakaria, Tunku Abdul rahman al-Haj., h. 5. 11Siti Mariam Dauddan Sulaiman Zakaria, Tunku Abdul rahman al-Haj ,h. 8.


(39)

30

univetsitas itu, Tunku bersama beberapa orang temannya harus ke Huntingdon.

12

Untuk mengikuti ujian prauniversitas (

matricultion

). Setelah lulus ujian

matricultion

,

Tunku telah diterima masuk ke Universitas Cambrige dan ia mengambil Jurusan

Sejarah dan Asas Undang-undang.

13

Pada tahun 1925, yaitu tujuh tahun belajar di Inggris, ia telah kembali ke

Kedah dengan memperoleh Ijazah Sarjana Muda Sastera (Sejarah). Setelah sampai di

Malaya, ia mendapat banyak pujian karena ia adalah pangeran Kedah yang pertama

berhasil menerima Ijazah dari universitas terkenal di Inggris. Kepulangan ia tidak

lama, karena pada awal tahun 1927 ia disaran keluarga supaya melanjutkan

perkuliahan dalam Jurusan Undang-undang di Inggris.

14

Karena kurang berminat

dalam jurusan Undang-undang dan kesenangan yang dialami semasa libur

perkuliahan, hal ini membuatkannya tidak tekun lagi dalam studinya.

Karena pikiran Tunku tidak konsentrasi lagi untuk belajar, ia tidak lulus

dalam ujian semester satu hingga tiga tahun lamanya. Hal ini menyebabkan ia

dipanggil dosen dan dosen memberi saran agar Tunku pulang saja ke Malaya. Dengan

rasa kecewa atas kegagalan ia, Tunku telah kembali ke Malaya, dan masyarakat

Malaya yang dulu memuji ia, kini menganggap ia sebagai seorang pangeran yang

telah menghabiskan uang pemerintah dan membuang waktu di Inggris. Tunku

menerima segala tanggapan dengan hati yang terbuka, namun di lubuk hati iaberniat

12Salah sebuah kampong di Inggris.

13Ramlan Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman, h. 17.


(40)

akan berusahan untuk mendapatkan ijazah dalam bidang undang-undang di Inggris di

masa akan datang.

15

Pada tahun 1938, Tunku kembali meneruskan studinya dibidang

undang-undang di Inner Temple, Inggris. Setelah beberapa bulan disana, Tunku terpaksa

kembali ke Malaya tanpa berhasil menyelesaikan studinya.Hal ini karena tercetusnya

Perang Dunia Kedua. Setelah beberapa tahun berkhidmat dalam pemerintahan

Malaya, pada pertengahan tahun 1946 terjadi konflik politik di Malaya akibat

pembentukan Kesatuan Malaya. Karena persetujuan Tunku dengan pembentukan ini,

Tunku telah dipandang rendah dan wujudnya konflik diantar ia dengan Partai UMNO

dan kerajaan Kedah. Berlakunya konflik ini, telah membuatkan Tunku mengambil

keputusan untuk kembali ke Inggris, dan meneruskan perkuliahan ia disana.

16

Pada bulan Desember 1948 yaitu dalam usia 46 tahun, Impian Tunku telah

menjadi kenyataan dengan keberhasilan beliau memperoleh Ijazah dalambidang

Undang-undang di Inggris.

17

Keberhasilan dan pengalamannya ketika menuntut ilmu

di Inggris banyak memberi kesadaran dan menetapkan pendirian ia untuk

memerdekakan negara dan dilantik sebagai pemimpin Malaysia.

C.

Perjalanan Karir dan Keterlibatan Politik Tunku Abdul Rahman

Ketika menuntut di Universitas Cambrige, Tunku sudah mulai menunjuk

minat dalam bidang politik, tetapi ia lebih bertumpu kepada politik yang bersifat

15Abdul Aziz Ishak, Riwayat Hidup Tunku Abdul Rahman, h. 19. 16Abdul Aziz Ishak, Riwayat HidupTunku Abdul Rahman, h. 20.


(41)

32

sosial bukan akademis. Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan ia dalam mendukung

siapa saja, asalkan mereka adalah teman-temannya. Tunku sanggup berkampanye

dalam pilihan umum di Inggris dengan mendukung calon Partai Liberal (Lyold

George) seorang yang berbangsa Wales. Tunku mendokong partai ini karena

kebanyakan teman-temannya berasal dari Wales.

18

Pada tahun 1926, telah muncul kesadaran dikalangan mahasiswa dan mereka

saling berdiskusi untuk mendirikan satu organisasi, yang dinamakan Persatuan

Melayu Great Britain. Organisasi ini bertujuan untuk mempererat hubungan

mahasiswa Malaya yang belajar di Inggris dan dasar organisasi itu adalah “satu

bahasa satu bangsa”. Anggota organisasi juga telah bersepakat untuk menggunakan

bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar ketika mengadakan pertemuan. Ketika

pembentukan organisasi ini, Tunku telah dilantik sebagai sekertaris dan pada tahun

1929 ia dilantik pula sebagai ketua organisasi ini.

19

Setelah pulang dari Inggris dengan kegagalan pada bulan April 1931, Tunku

langsung diterima bekerja sebagai Pejabat Pelatihan di Kantor Penasihat

Undang-undang Kedah. Pada akhir tahun 1931, ia dipindahkan ke Kulim sebagai Sekertaris

Pejabat Jajahan. Karena kurang pengetahuan Tunku di bidang Undang-undang dan

sikap ia yang tidak disiplin sewaktu bekerja, setahun kemudian ia dipindahkan pula

ke Kuala Nerang sebgai Pejabat Jajahan. Pada tahun 1935, ia dipindahkan pula ke

Pulau Langkawi akibat berlakunya perselisihan pahan antara ia dengan pihak

18Abdul Aziz Ishak, Riwayat Hidup Tunku Abdul Rahman, h. 13. 19Yusof Harun, Idealisme dalam Kenangan, h. 42.


(42)

Inggris.

20

Sejak menjabat sebagai Pejabat Jajahan di Kuala Nerang, Tunku telah

menujukan sikap ia yang gemar mengenal rakyat dengan berhubungan erat dengan

mereka.

Karena ingin menghilangkan kegelisahan dan penderitaan masyarakat akibat

pendudukan Jepang, ia merancang untuk mendirikan satu organisasi yang diketua

oleh ia sendiri dan dinamakan Persatuan Sandiwara Belia-belia Melayu. Oraganisasi

ini bertujuan untuk mengumpulkan dana bagi membantu buruh-buruh paksa yang

dipaksa oleh pihak Jepang. Tunku juga pernah bergabung dalam Gerakan Bintang

Tiga dan

Malayan People Anti-Japanese Army (MPAJA)

yang bertujuan menentang

penjajahan Jepang pada waktu itu. Setelah penjajahan Jepang, Tunku dan beberapa

temannya telah meminta pihak Inggris supaya kembali memerintah Malaya.

21

Mungkin pada waktu itu, belum muncul kesadaran dalam diri Tunku untuk

memerdekakan negara dan membentuk pemerintahan sendiri.

Walaupuan Persatan Sandiwara Belia-belia Melayu telah mengubah nama

kepada Serikat Bekerjasama Am Sayoburi (SEBERKAS), Tunku tetap menjadi

anggota oraganisasi ini. Oraganisasi ini sebagai organisasi yang berkhidmat untuk

masyarakat Malaya, terutamanya dalam memajukan pendidikan dan ekonomi

orang-orang Melayu. Organisasi ini mempunyai kepentingan politik dan perubahan ini

sebagai rencana untuk menghindari kecurigaan pihak Inggris. Dengan wujudnya

20Siti Mariam Dauddan Sulaiman Zakaria, Tunku Abdul Rahman Putra al-Haj, h. 10. 21Abdul Aziz Ishak, Riwayat Hidup Tunku Abdul Rahmman, h. 38


(43)

34

rencana pendiri Kesatuan Malaya, Persatuan Seberkas telah menunjukan dan

memperjuangkan dasar politiknya.

22

Tunku telah kembali ke Malaya pada bulan Desember 1948, ia telah berhasil

memiliki Ijazah Undang-undang yang begitu lama diimpikan. Sebelum kembali ke

Malaya, telah berlaku beberapa perbincangan diantara ia dan anggota Persatuan

Melayu Great Britain di Inggris.Perbincangan itu banyak membicarakan tentang cara

untuk memerdekakan Tanah Malayu dari penjajahan Inggris. Sekembalinya Tunku ke

Malaya, ia diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai Presiden UMNO bagian kedah

dan Timbalan Pendakwa Raya di Alor Star dan di Kuala Lumpur.

23

Pada bulan Aguatus 1951, karena berlakunya krisis internal dalam UMNO,

kondisi ini telah menyebabkan Onn Jaafar mundur dari jabatannya, untuk mengisi

kekosongan ini, Tunku telah diberi kepercayaan dan dilantik sebagai pengganti untuk

menjabat sebagai Presiden UMNO.

24

Dibawah kepemimpinan Tunku, ia telah

merencana dan berhasil membentuk satu gabungan bagi partai-partai yang mewakili

komunitas etnis di Malaya. Gabungan ini dibentuk dalam rangka untuk menarik

pemilihan untuk memenangi Pemilihan Umum pertama yang akan diadakan pada 27

July 1955. Hasil kesatuan itu, Partai Gabungan telah berhasil memenangi 51 kursi

dari 52 kursi yang dipertandingkan.

25

Dengan kemenangan ini, Tunku berusaha untuk

22Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman, h. 59. 23Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman, h .59.

24Ahmad Athori Hussain, Dimensi Politik Melayu 1980-1990, Antara Kepentingan dan

Wawasan Bangsa, (Selangor: Dewan Bahasa Dan Pustaka, 1993), cet. 1, h. 4.

25International Law Book Services, Malaysia Kita, (Kuala Lumpur: Direct Art Company, 2005), cet.6, h. 110.


(44)

menuaikan janji beliau kepada rakyat, yaitu akan menuntun kemerdekaan dari pihak

Inggris secepat mungkin.

Pada 31 Desember 1956, Tunku sebagai Ketua Menteri dan Menteri Gal

Ehwal Dalam Negeri telah memimpin rombongan ke London dalam rangka untuk

melakukan perundingan dengan pihak Inggris untuk menuntut kemerdekaan Malaya.

Setelah terjadi beberapa perundingan, anggota rombongan akhirnya berhasil

membujuk pihak Inggris menandatangani Perjanjian Merdeka (

Independent Treaty

)

di Lancaster House, London. Penjanjian ini menyatakan bahwa Malaya akan

mendapat kemerdekaan pada tanggal 31 Agustus 1957. Setelah mencapai

kemerdekaan, Tunku diangkat sebagai Perdana Menteri pertama dan terus memimpin

Partai Gabungan dalam Pilihanraya Umum 1959, 1964, dan 1969.

26

Pada bulan Mei 1961, Tunku berusaha memelihara hubungan baiknya dengan

negara-negara luar, ia telah mengadakan suatu pertemuan bersama

wartawan-wartawan dari negara luar yang diadakan di Singapura. Dalam pertemuan itu, Tunku

mengumumkan bahwa Malaya akan membuat satu kesepakatan bersama Brunei,

Singapura, Sabah, dan Serawak untuk mendirikan sebuah negara yang dinamakan

Malaysia. Hasrat Tunku untuk mendirikan Malaysia pernah ditentang oleh pemimpin

Filipina dan Indonesia. Dengan kesungguhan dan ketabahannya, Malaysia berhasil

dibentuk pada 16 September 1963 yang hanya meliputi Malaya, Singapura, Sabah,

26Hasnah Hussin dan Mardiani Nordin, Pengajian Malaysia, (Selangor : Oxford Fajar Sdn. Bhd, 2007), cet. 1, h. 72


(45)

36

dan Serawak.

27

Namun begitu, pada tahun 1965 Tunku terpaksa mengeluarkan

Singapura dari Malaya akibat konflik politik yang berlaku pada waktu itu.

Tunku resmi turun jabatannya sebagai Perdana Menteri dan Presiden UMNO

pada 22 September 1970. Walaupun telah meninggalkan kancah politik, ia tetap aktif

dilapangan sosial dan dikebijakan, di antaranya dalam kegiatan dakwah dan

perkembangan Islam di Malaysia dan internasional.

28

27Longman, Sejarah Malaysia, (Selangor: Person Malaysia Sdn. Bhd, 2009), cet. 1, h. 243 28Times Book International, Malaysia, (Singapore & Kuala Lumpur : TBI, 2002), cet. 1, h. 15.


(46)

37

BAB IV

PEMIKIRAN ABDUL RAHMAN TENTANG KEMERDEKAAN MALAYSIA

Kemerdekaan berarti sebuah negara mendapatkan kebebasan dari belenggu

penjajahan kuasa asing dan dapat melaksanakan sistem pemerintahan sendiri di

negara sendiri. Kemerdekaan juga berarti sebuah pemerintah negara berhak

melakukan apa saja demi kesejahteraan rakyat dan keamanan negara. Kemerdekaan

Malaysia berhasil dicapai dari penjajahan Inggris pada tanggal 31 Agustus 1957

melalui perjuangan panjang Partai Gabungan dan Tunku Abdul Rahman sebagai

tokoh kemerdekaan Malaysia.

1

Sebutan Merdeka dan nama Tunku Abdul Rahman sudah menjadi satu

sinonim dalam sejarah kemerdekaan Malaysia, dan agak mustahil jika berbicara

tentang kemerdekaan Malaysia tanpa menyebut nama Tunku Abdul Rahman. Tunku

merupakan seorang Pangeran yang sanggup menaggung derita memperjuangkan

bangsa dan negara. Tunku telah diberi penghormatan oleh sejarah sebagai seorang

tokoh yang telah berhasil memperjuangkan kemerdekaan dan melahirkan ide

mendirikan Malaysia, ia juga merupakan Perdana Menteri pertama Malaysia.

2

Tunku

tidak pernah memikirkan tentang pangkat, derajat, atau popularitas, karena pada

1ZarinaSyukor, Sejarah Penubuhan Malaysia, (Pulau Pinang: Penerbitan Pinang Sdn. Bhd, 2005), cet. 1, h. 37.

2Muhammad Ismail Ahmad, Sejarah Malaysia, (Selangor: Pustaka Mawar, 2004), cet. 1, h. 16.


(47)

38

Tunku setelah menunaikan semua tanggungjawab ia, biarlah beliau menjadi “

The

happiest prime minister in the world

”.

A.

Konsep Abdul Rahman Tentang Kemerdekaan Malaysia

Disini penulis membagi pemikiran politik Tunku Abdul Rahman dibagi dua

sudut,

pertama

dari sudut politik, dan

kedua

dari sudut perjuangan.

1.

Dari Sudut Politik

a.

Bentuk Pemerintahan

Selain sistem pemerintahan Khalifah dan Imamah, terdapat sistem

pemerintahan lain yang dipraktikan oleh umat Islam dalam konteks

negara-bangsa (nation state), yaitu sistem pemerintahan demokrasi yang sekarang ini

banyak dipraktekkan di sejumlah negara-negara muslim.

3

Kata Tunku dalam

bukunya “

Political Awankening

” : “Demokrasi yang didefinisikan sebagai

suatu Negara yang mempunyai peraturan langsung atau wakilnya, mengabaikan

hak turun temurun dan pembagian drajat dan dipermudahkan dengan

pandangan minoritas. Ide demokrasi Malaysia ini konsisten dengan definisinya

kecuali konstitusi yang menetapkan aturan dan perlindungan kepada penduduk

asli yang kurang progresif secara ekonomi dan kurang berdaya maju berbanding

pendatang yang telah imigrasi”.

4

3Mujar Ibnu Syarif dan Khamami Zada, Fiqh Siyasah, Doktrin dan Pemikiran Politik Islam, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2008), cet. 1, h. 205.


(48)

Dalam konteks sejarah pemerintahan Malaya, penjajahan Inggris telah

menerapkan sistem demokrasi di Malaya. Dalam merealisasikan kemerdekaan

Malaya, Tunku telah berusaha meyakinkan pihak Inggris akan kesungguhan

Partai Gabungan untuk menjalankan sistem demokrasi di Malaya.

5

Disini

jelaslah bahwa Tunku menerima bentuk pemerintahan yang direncanakan dan

disyaratkan pihak Inggris ketika menuntut kemerdekaan Malaysia, dan bentuk

pemerintahan ini tetap dilaksanakan di Malaysia sampai saat ini.

b.

Bentuk Negara

Komisi Reid telah menerima 80% dari memorandum yang di bawah oleh

Partai Gabungan, di antara yang dimuat dalam memorandum Partai Gabungan,

adalah :

1)

Membentuk pemerintah pusat yang memiliki kuasa atas negeri-negeri

bagian dalam Persekutuan Malaya.

2)

Merekomendasikan nama Malaysia sebagai nama baru Persekutuan

Malaya.

3)

Perjabat Tinggi Inggris digantikan oleh pelantikan Yang Dipertuan Agong

dan wakilnya.

4)

Majelis Raja-raja harus disahkan.

5)

Parlemen hendaklah memiliki dua dewan

5Ghazali Mayudin, Politik Malaysia: Perspektif, Teori, dan Praktik, (Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia, 2002), cet. 1, h. 25.


(49)

40

6)

Tiga lembaga pemerintahan yang memiliki kuasa terpisah harus

diwujudkan.

7)

Agama Islam sebagai agama resmi Persekutuan Malaya.

8)

Bahasa Melayu sebagai bahasa nasional Persekutuan Malaya.

9)

Kedudukan istimewa orang Melayu harus dipertahankan.

6

Memorandum dari Partai Gabungan diatas jelaskan membuktikan bahwa,

biarpun Tunku menerima syarat-syarat yang telah ditetapkan pihak Inggris,

Tunku juga telah merencanakan pembentukan Malaysia dan Tunku ingin

menjadikan Malaysia sebuah negara yang berbentuk Federasi. meskipun Tunku

menerima syarat Inggris untuk menjadikan Malaysia negara yang demokrasi,

Tunku tetap memohan agar kedudukan Raja-raja Melayu ditetapkan sebagai

penjaga agama Islam dan adat di setiap negara bagian.

c.

Pengangkatan Kepala Negara

Inggris awalnya memperkenalkan sistem pemilihan umum, ketika Partai

politik Malaya semakin berkembang. Sistem ini juga diperkenalkan untuk

memberi latihan kepada rakyat dan memberi pengalaman pemilihan umum di

Malaya, dan sistem ini diwujudkan sebagai persiapan ke arah pembentukan

kerajaan berparlemen di Malaya.

Partai Gabungan diketuai oleh Tunku Abdul Rahman dan didirikan pada

Januari 1952. Partai ini mewakili etnis-etnis di Malaya dan disertai oleh tiga

partai besar, yaitu Partai Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO),


(50)

Partai Persatuan Cina Malaya (MCA), dan Pertubuhan Kongres India Malaya

(MIC). Partai ini telah memenangi pemilihan umum pertama dengan

memenangi 51 kursi dari 52 kursi yang diperebutkan. Dengan pencapaian ini,

Tunku telah dilantik sebagai Ketua Menteri dan Menteri Hal Ehwal Dalam

Negeri sebelum mencapai kemerdekaan.

7

Hal ini menunjukan walaupun Tunku

berketurunan DiRaja yang penah menjalankan sistem monarki di Malaysia, ia

lebih setuju dengan sistem pemilihan umum yang diperkenalkan pihak Inggris.

Hal ini karena Tunku menganggap pemimpin sebuah negara harus berdasarkan

kemauan rakyat yang diwakili partai politik.

2.

Dari Sudut Perjuangan

a.

Mengatasi Masalah Hubungan Etnis Di kalangan Mahasiswa Malaya di Inggris

Ketika Tunku dan Tun Razak sama-sama studi di Inggris, mereka banyak

berdiskusi tentang haluan politik Malaya. Mereka juga telah membuat

kesimpulan bahwa Malaya dimasa akan datang harus menempuh salah satu dari

dua jalan, yaitu komunitas etnis harus bersatu atau negeri ini terpaksa dibagi.

Jika negeri dibagi, akan menyebabkan terjadinya pertumpahan darah dan tidak

mendatangkan faedah kepada masyarakat. Hasil perbincangan itu, telah

mendorong Tunku sebagai ketua Persatuan Melayu Great Britin untuk

mengatasi masalah hubungan etnis yang menjadi masalah pokok dalam politik

Malaya.

8

7Times Book International, Malaysia Kita.,h. 13.


(51)

42

Sebagai ketua persatuan, Tunku telah berusaha memberi nasihat kepada

mahasiswa Melayu agar berbaik-baik dengan mahasiswa Cina. Tunku juga

telah mengambil inisiatif mengadakan pertemuan semua mahasiswa Malaya di

Inggris.Pertemuan ini sebagai jalan menyatukan mahasiswa dengan

mengadakan jamuan makan setiap bulan.

9

Dengan keramahan Tunku, ia

berhasil memberi penjelasan kepada mahasiswa Cina dan dapat mengatasi rasa

tidak puas hati masyarakat Cina tentang kedudukan istimewa masyarakat

Melayu di Malaya.

b.

Perundingan Waktu Pemilihan Umum dengan Pihak Inggris

Pada 1 April 1954, Tunku telah mengirim satu telegram kepada Oliver

Littleton yang menjabat jabatan sebagai Sekretaris Tanah Jajahan di Inggris,

Tunku memohan agar Oliver Littleton dapat meluangkan waktu untuk bertemu

pimpinan Partai Gabungan. Setelah mendapat persetujuan dari Oliver Littleton,

pada 21 April 1954 Tunku berangkat ke Inggris bersama T.H.Tan dalam rangka

membincangkan beberapa hal dengan pihak Inggris.

10

Setelah beberapa minggu disana, pada 14 Mei 1954 Tunku berhasil

menemui Oliver Littleton.Pertemuan itu dianggap tidak resmi dan memakan

masa selama satu jam. Oliver Littleton juga memperkecil hasrat Tunku untuk

menambah kursi Pemilihan Umum akan datang dan menolak permohonan

9Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Abdul Rahman, h.90.

10Yusuf Harun, Tunku, Idealisme Dalam Kenangan, (Pulau Pinang: Yayasan Bumiputra, 1991), cet. 1, h.124.


(52)

Tunku untuk mengadakan pemilihan umum dalam waktu terdekat.

11

Walaupun

Tunku telah berusaha meyakinkan mereka dengan mengemukakan beberapa

alasan, Oliver Littleton tetap menolak dan tidak yakin dengan kesungguhan

Tunku dan pimpinan Partai Gabungan.

Karena kedegillan Oliver Littleton, Tunku terpaksa kembali ke Malaya

dengan kegagalan. Walaupun Tunku tidak berhasil membujuk pihak Inggris, ia

tetap mengadakan Pemilihan Umum dibeberapa negara bagian, antaranya di

Johor, Terengganu, Perlis, Pulau Pinang, dan Negeri Sembilan. Keputusan

Pemilihan Umum itu membuktikan bahwa Partai Gabungan telah mendapat

dukungan yang memuaskan.

12

Hal ini karena, Partai Gabungan telah mendapat

kepercayaan dari etnis Melayu dan Cina di Malaya pada waktu itu.

c.

Membentuk Partai Gabungan untuk Menyatukan Komunitas Etnis di Malaya

Pada bulan Agustus 1951, Tunku telah dilantik sebagai Presiden UMNO.

Dibawah kepimpinan Tunku, ia telah membentuk satu Partai Gabungan yang

terdiri dari beberapa partai yang mewakili komunitas etnis di Malaya. Pada

pertengahan tahun 1954 Partai Gabungan hanya disertai Partai UMNO dan

MAC saja, dan akhirnya tahun 1954, kekuatan Partai Gabungan menjadi lebih

kuat dengan penyertaan partai MIC. Partai Gabungan dibentuk untuk

11Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Andul Rahman., h. 182. 12Ramlah Adam, Biografi Politik Tunku Andul Rahman, h. 202.


(53)

44

menyatukan komunitas etnis di Malaya, dengan harapan partai ini dapat

memenangi pemilihan umum pertama yang akan diadakan pada 27 Juli 1955.

13

Hal ini dapat dilihat dalam buku Tunku yang berjudul “

Politival

Awakening

” : ”menjelang akhir tahun 1954, selepas partai UMNO/MCA telah

mendapat kemenangan yang menyeluruh di Johor dan di acara di negara lain di

Malaya, Malayan Indian kongres (MIC) bergabung ke dalam partai perikatan.

Buat pertama kalinya bangsa Cina, India, dan Melayu bergabung dengan tujuan

yang sama. Sumpah untuk berdiri teguh dan berjuang untuk kemerdekaan

Malaya. Di Pemilu Negeri Penang di mana (MIC) pertama kali mengambil

posisi, partai perikatan telah menang besar.

14

Dengan usaha Tunku menyatukan tiga komponen partai di Malaya, telah

memberi keyakinan dan mendapat persetujuab Pihak Inggris untuk memberi

kemerdekaan kepada Malaya. Partai yang mewakili tiga etnis utama Malaya

harus bersatu dan bekerjasama dalam bidang politik, merupakan salah satu

syarat yang dikemukakan pihak Inggris untuk memberi kemerdekaan kepada

Malaya.

d.

Melakukan Perundingan dengan Partai Komunis Malaya (Perundingan Baling)

Sebagai ketua Menteri Persekutuan Malaya dan ketua Partai Gabungan,

Tunku memberi peran penting dalam melakukan perundingan dengan Partai

13International Law Book Services, Malaysia Kita,(Kuala Lumpur: Direct Art Company, 2005), cet.6, h. 110.

14Tunku Abdul Rahman, Political Awakening, (Selangor : Pelanduk Publication, cet.1, 1986), cet.1, h. 51.


(1)

67 iii)Penubuhan Parlemen

- Sebuah badan perundangan

- Terdiri daripada Dewan Rakyat (104 ahli) - Terdiri daripada Dewan Negera (38 ahli) iv)Peringkat Negeri

- Ketua perlembagaan adalah Raja atau Yang Dipertuan Negeri (TYT)

- Setiap negeri hendak lah mempunyai Majlis Mesyuarat Undangan Negeri

- Diketuai oleh Menteri Besar atau Ketua Menteri B. Bahasa

i) Bahasa Melayu dijadikan Bahasa Kebangsaan bagi Persekutuan Tanah Melayu (PTM)

ii)Bahasa-bahasa lain digunakan secara umum tidak dilarang

iii)Penggunaan bahasa Ingrris dalam Majlis Mesyuarat Undangan atau Mahkamah hanya dibenarkan untuk tempoh 10 tahun selepas kemerdekaan

C. Kewarganegaraan

i) Mereka yang lahir di PTM pada atau selepas kemerekaan

ii) Mereka yang telah pun menjadi warganegara PTM sebelum kemederkaan

iii)Mereka yang lahir di PTM - Berumur 18 tahun ke atas


(2)

68

- Menetap di negara ini selama 5 tahun dpd 7 tahun lepas - Mengetahui bahasa Mekayu

- Boleh memohon untuk mejadi warganegara dan bersedia mengangkat sumpah dan taat setia pada negara

iv)Mereka yang lahir di luar PTM - Berumur 21 tahun ke atas

- Menetap di negara ini selama 8 – 12 tahun yang lalu - Mengetahui bahasa Melayu

- Bersedia mengangkat sumpah taat setia pada negara ini

- Memiliki 2 kerakyatan tidak dibenarkan kecuali kerakyatan “Commonwealth”

D. Peruntukan-peruntukan lain

i) Kedudukan istimewa orang Melayu hendaklah dikekalkan tanpa mengurangkan hak warganegara lain

ii) Agama resmi bagi persekutuan Tanah Melayu adalah agama Islam iii)Kebebasan beragama dibenarkan bagi semua warganegara ini Dengan termaktubnya Perlembagaan 1957 ini, maka terbentuklah asa kepada pluraliti masyarakat Malaysia yang ada sekarang ini. Masyarakat Malaysia dengan Perlembagaan 1957 yang sedia ada semakin bertambah dengan pindaan perlembagaan apabila penubuhan Malaysia digagaskan pada 16 September 1963.


(3)

69

Permasyhuran Kemerdekaan

Terjemahan “Permasyhuran Kemerdekaan“

Dengan nama Allah yang Maha Murah Pemurah lagi Mengasihani. Segala puji bagi Allah yang Maha Berkuasa dan selawat dan salam ke atas sekalian Rasul-Nya.


(4)

70

Bahawasanya oleh kerana telah tibalah masanya bagi umat Persekutuan Tanah Melayu ini mencapai taraf suatu bangsa yang merdeka lagi berdaulat sama setimpal kedudukannya dengan segala bangsa di seluruh dunia.

Dan bahawasanya oleh kerana dengan perjanjian yang disebut namanya Perjanjian Persekutuan Tanah Melayu tahun 1957 yang diperbuat di antara Duli Yang Maha Mulia Baginda Queen dengan Duli-Duli Yang Maha Mulia Raja-Raja Melayu, maka, telah dipersetujui bahawa Negeri-negeri Melayu, iaitu Johor, Pahang, Negeri Sembilan, Selangor, Kedah, Perlis, Kelantan, Terengganu, dan Perak serta negeri yang dahulunya dinamakan Negeri Selat, iaitu Melaka dan Pulau Pinang, mulai 31 hari bulan Ogos tahun 1957, hendaklah menjadi sebuah Persekutuan baharu bagi negeri-negeri yang bernama Persekutuan Tanah Melayu.

Dan bahawasanya oleh kerana telah bersetuju pula di antara kedua-dua pihak dalam perjanjian tersebut, iaitu Melaka dan Pulau Pinang hendaklah daripada tarikh tersebut itu tamat daripada menjadi sebahagian daripada jajahan takluk Baginda Queen, dan Duli Yang Maha Mulia Baginda Queen tidak lagi berhak menjalankan apa-apa kedaulatan baginda ke atas kedua-dua buah negeri yang tersebut itu.

Dan bahawasanya kerana telah bersetuju pula di antara kedua-dua pihak yang tersebut, iaitu Perjanjian Persekutuan Tanah Melayu tahun 1948, dan segala perjanjian yang lain yang ada sekarang antara Duli Yang Maha Mulia Baginda Queen dengan Duli-Duli Yang Maha Mulia Raja-Raja ataupun salah seorang daripada Baginda-Baginda itu sebelum tarikh yang tersebut hendaklah dibatalkan mulai daripada tarikh itu, dan semua kuat kuasa-kuat kuasa dan hak-hak Duli


(5)

71

Yang Maha Mulia Baginda Queen ataupun ParlimenNegeri United Kingdom dalam Negeri-Negeri Selat yang tersebut itu ataupun yang berhubung dengannya atauNegeri-Negeri Melayu ataupun Persekutuan Tanah Melayu seluruhnya adalah tamat dengan sendirinya.

Dan bahawasanya oleh kerana Duli Yang Maha Mulia Baginda Queen, Duli-Duli Yang Maha Mulia Raja-Raja Melayu, Parlimen Negeri United Kingdom dan Majlis-Majlis Undangan Persekutuan dan Negeri-Negeri Melayu telah meluluskannya, Perjanjian Persekutuan Tanah Melayu tahun 1957 itu berjalan kuat kuasanya.

Dan bahawasanya karena suatu perlembagaan bagi kerajaan Persekutuan Tanah Melayu telah ditentukan menjadi suatu kanun yang muktamas baginya. Dan bahawasanya kerana Perlembagaan Persekutuan yang tersebut itu, maka, ada disediakan syarat untuk menjaga keselamatan hak-hak dan keutamaan Duli-Duli Yang Maha Mulia Raja-Raja serta hak-hak asasi dan kebebasan sekalian rakyat dan untuk memajukan Persekutuan Tanah Melayu dengan aman dan damai serta teratur sebagai sebuah kerajaan yang mempunyai Raja yang Berperlembagaan yang berdasarkan demokrasi cara Parlimen.

Dan bahawasanya kerana Perlembagaan Persekutuan yang diadakan oleh Majlis Undangan Persekutuan yang tersebut itu telah diluluskan oleh suatu undang-undang yang diadakah oleh Majlis Undangan Persekutuan serta dengan undang-undang yang diadakan oleh negeri-negeri Melayu dan dengan ketetapan-ketetapan dalam Majlis Undangan Negeri Melaka dan Pulau Pinang, dengan


(6)

72

demikian Perlembagaan itu telah berjalan kuat kuasanya pada 31 hari bulan Ogos tahun 1957.

Maka, dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani, saya Tunku Abdul Rahman Putra ibni Almarhum Sultan Abdul Hamid Halim Shah, Perdana Menteri bagi Persekutuan Tanah Melayu, dengan persetujuan dan perkenan Duli-Duli Yang Maha Mulia Raja-Raja negeri-Negeri Melayu dengan ini memasyhurkan dan mengisytiharkan bagi pihak umat Persekutuan Tanah Melayu bahawa mulai Tiga Puluh Satu hari bulan Ogos Tahun Seribu Sembilan Ratus Lima Puluh Tujuh, maka Persekutuan Tanah Melayu yang mengandungi Negeri Johor, Pahang, Negeri Sembilan, Selangor, Kedah, Perlis, Kelantan, Terengganu, Perak, Melaka dan Pulau Pinang dengan limpah rahmat Allah subhanahu wa ta'ala akan kekal menjadi sebuah negara yang merdeka dan berdaulat serta berdasarkan kebebasan dan keadilan dan sentiasa menjaga dan mengutamakan kesejahteraan dan kesentosaan rakyatnya dan mengekalkan keamanan antara segala bangsa.