Analisa Bakteri Escherichia coli dan Kandungan Zat Pewarna Rhodamin B Pada Makanan Jajanan di Kantin dan Luar Sekolah di Sekolah Dasar Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Pada Tahun 2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Menurut WHO yang dimaksudkan makanan adalah semua benda yang
termasuk dalam diet manusia sama ada dalam bentuk asal atau sudah diolah.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan
tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya
berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki, bebas dari pencemaran,
bebas dari perubahan fisik atau kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari
pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan
kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan dan bebas dari
mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh
makanan (food borne illness).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi
Makanan Jajanan, makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah
pengrajin makanan ditempat penjualan dan diajikan sebagai makanan siap santap
untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran
dan hotel.
Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan
tersebut sangat mungkin sekali terkontaminasi sehingga dapat menyebabkan suatu

penyakit yang disebut penyakit bawaan makanan. Anak-anak sering menjadi

1

Universitas Sumatera Utara

2

korban penyakit tersebut. Hal ini umunya disebabkan karena belum diterapkannya
praktik higiene dan sanitasi yang memadai (Agustina dkk,2009).
Hasil penelitian Hanum (2008) pada es jagung yang dijual di Kecamatan
Medan Area Kota Medan, diketahui bahwa dari 10 sampel minuman jagung yang
diperiksa menunjukkan 3 sampel minuman jagung mengandung Escherichia coli
sebanyak 8,8 sampai 15 dalam 100 ml sampel dan 7 sampel minuman jagung
tidak mengandung Escherichia coli. Hasil penelitian Purnamasari (2009) pada es
krim yang dijajakan selama 7 jam di Kecamatan Medan Petisah ternyata
seluruhnya ditemukan bakteri Escherichia coli pada kisaran 2.2 per 100 ml
sampel hingga 96 per 100 ml sampel. Sedangkan hasil penelitian Sari (2009) pada
minuman cincau hijau yang dijual di pasar Kota Padang seluruhnya mengandung
bakteri Escherichia coli yaitu berkisar dari 96 sampai 240 Escherichia coli tinja

per 100 ml sampel.
Escherichia coli merupakan bakteri berbentuk batang, gram-negatif, dan
termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Escherichia coli merupakan penghuni
normal di dalam usus semua jenis hewan, termasuk manusia. Apabila digunakan
metode pembiakan, maka Escherichia coli merupakan spesies dominan yang
ditemukan di dalam kotoran. (Terang Uli dkk, 2009).
Bakteri Escherichia coli adalah bakteri yang paling banyak digunakaan
sebagai indikator sanitasi karena bakteri ini adalah bakteri komensal pada usus
manusia, umumnya merupakan patogen penyebab penyakit dan relatif tahan hidup
di air sehingga dapat dianalisis keberadaanya di dalam makanan atau air yang
sebenarnya bukan merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan bakteri.

Universitas Sumatera Utara

3

E.coli dapat dipindah sebarkan melalui makanan yang tercemar tinja atau air seni
orang yang menderita infeksi pencernaan, sehingaa dapat menularkan pada orang
lain. Infeksi yang timbul pada pencernaan akibat dari serangan bakteri
Escherichia coli pada dinding usus menimbulkan gerakan larutan dalam jumlah

besardan merusak kesetimbangan elektrolit dalam membran mucus. Hal ini dapat
menyebabkan penyerapan air pada dinding usus berkurang dan terjadi diare (
Pelezar dan Chan, 1988).
Hasil penelitian oleh Yunaenah (2009) pada jajanan makanan dan
minuman di kantin sekolah dasar wilayah Jakarta pusat menunjukkan bahwa
kontaminasi Escherichia coli positif pada makanan dam minuman sebanyak 45
sampel dari 65 sampel. Sampel jajanan yang diambil dan diuji di laboratorium
adalah produk pangan berupa makanan dan minuman yang paling diminati anak
sekolah. Hasilnya, ditemukan 19 produk makanan dan minuman yang
terkontaminasi Escherichia coli (Damanik, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian Manalu (2005) diketahui bahwa dari 25
sampel es campur dipasar kota medan, 23 diantaranya mengandung Escherichia
coli dan penelitian Munthe (2006) diketahui bahwa dari 16 sampel air tebu dipasar
kota medan seluruhnya mengandung Escherichia coli (Purnamasari A, 2009).
Adanya Escherichia coli dapat terjadi akibat dari higiene dan sanitasi
pengolahannya yang kurang baik. Seperti, tidak mencuci tangan sebelum
pengolahan minuman dan menggunakan air minum tidak matang yang sumber
airnya berasal tidak jauh dari pembuangan akhir tinja, serta lokasi penjualan
minuman terletak tidak jauh dari pinggir jalan dan diatas parit yang terbuka.


Universitas Sumatera Utara

4

Berbagai jenis pangan dan minuman yang beredar di indonesia, baik
secara sengaja maupun tidak sengaja telah diwarnai dengan pewarna tekstil atau
yang bukan food grade, yang tidak diizinkan digunakan dalam pangan.
Berdasarkan beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa beberapa zat pewarna
tekstil yang tidak diizinkan tersebut bersifat racun bagi manusia sehingga dapat
membahayakan kesehatan konsumen, dan senyawa tersebut mempunyai peluang
dapat menyebabkan kanker pada hewan-hewan percobaan (Cahyadi, 2009).
Zat pewarna makanan merupakan suatu senyawa berwarna yang memiliki
afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya.Warna dari suatu produk
makanan ataupun minuman merupakan salah satu ciri yang sangat penting. Warna
merupakan kriteria dasar untuk menentukan kualitas makanan, antara lain warna
juga dapat memberi petunjuk mengenai perubahan kimia dalam makanan, seperti
pencoklatan (Cahyadi, 2009).
Bahan pewarna yang sering digunakan dalam makanan olahan terdiri dari
pewarna sintetis (buatan) dan pewarna natural (alami). Pewarna sintetis terbuat
dari bahan-bahan kimia, seperti Tartrazin untuk warna kuning atau Alleura red

untuk warna merah, kadang-kadang pengusaha yang nakal menggunakan pewarna
bukan makanan untuk memberikan warna pada makanan. Untuk tujuan mendapat
keuntungan produsen sering menggunakan pewarna tekstil untuk makanan, ada
yang menggunakan Rhodamin B pewarna tekstil untuk mewarnai terasi, kerupuk
dan minuman sirup sedangkan penggunaan pewarna jenis itu dilarang keras,
karena bisa menimbulkan kanker dan penyakit-penyakit lainnya. Pewarna sintetis
yang boleh digunakan untuk makananpun harus dibatasi penggunaannya, karena

Universitas Sumatera Utara

5

pada dasarnya, setiap senyawa sintetis yang masuk ke dalam tubuh akan
menimbulkan efek (Sarmalin, 2011).
Jenis pewarna tekstil yang disalahgunakan sebagai pewarna makanan yaitu
Rhodamin B. Rhodamin B adalah zat warna sintesis berbentuk serbuk kristal,
tidak berbau, berwarna merah keunguan, dalam larutan berwarna merah terang
berpendar

(berfluorescensi).


Mengkonsumsi

makanan

yang

mengandung

Rhodamin B dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan gangguan
fungsi hati maupun kanker (Yuliarti, 2007).
Rhodamin B dalam produk pangan mungkin karena harganya murah
dibandingkan zat pangan yang diizinkan, kemungkinan keduanya adalah
kurangnya pengetahuan produsen industri rumah tangga tentang zat pewarna apa
saja yang diperbolehkan dan tidak pada makanan, zat pewarna untuk industri lebih
murah, warna yang ditimbulkan zat warna testil lebih menarik.
Penambahan zat pewarna pada makanan dilakukan untuk memberi kesan
menarik bagi konsumen, menyeragamkan warna makanan, menstabilkan warna
dan menutupi perubahan warna selama penyimpanan.Penambahan zat pewarna
Rhodamin B pada makanan terbukti mengganggu kesehatan, misalnya

mempunyai efek racun, berisiko merusak organ tubuh dan berpotensi memicu
kanker, oleh karena itu Rhodamin B dinyatakan sebagai pewarna berbahaya dan
dilarang penggunannya (Seto, 2001).
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan bahwa di
sekitar Sekolah Dasar Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang terdapat
beberapa orang penjual makanan jajanan. Makanan dan minuman jajanan yang

Universitas Sumatera Utara

6

dijual dibeberapa Sekolah Dasar di Kabupaten Deli Serdang

adalah jenis

makanan bakso kari , mie rebus , tahu goreng , jamur goreng , telur gulung dan
gorengan sedangkan minuman air kelapa muda, es buah , nutrisari dingan , pop
ice , es warna warni, es jelly, puding, es jagung, es cincau, es doger dan es lilin,
gorengan, saos yang digunakan pada makanan, somboi berwarna merah, manisan
yang berwarna merah, kerupuk olahan berwarna merah, es kelapa muda.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan penjual makanan jajanan penjual
makanan jajanan yang tidak memakai alat atau perlengkapan menjajah
dagangannya sehingga beresiko terjadinya pencemaran untuk makanan minuman
jajanan tersebut terkontaminasi Eschericia coli dan kurangnya pengetahuan
penjual tentang bahaya dari bahan tambahan pangan yang tidak diizinkan, dan
penjual yang merasa menggunakan saos yang murah itu lebih murah dan banyak
untung penjualan bagi penjual, dan es yang dijual juga warna merah yang terlalu
mencolok sehingga menjadikan alasan penulis untuk melakukan penelitian ini,
dan bagaimana higiene sanitasi penjual yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Sebagian besar makanan jajanan tersebut merupakan hasil olahan individu
dan sudah seharusnya makanan jajanan tersebut memenuhi syarat ataupun
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indinesia No. 239/MENKES/PER/V/1985
Tentang Zat Warna yang Berbahaya Dan Tidak Mengandung Bakteri Escherichia
Coli Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1096/MENKES/PER/VI/2011

Dan

Menurut


Permenkes

RI

No.

722/Menkes/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Pangan agar makanan jajanan

Universitas Sumatera Utara

7

tersebut

tidak mengandung bahan pewarna Rhodamin B

yang dapat

membahayakan kesehatan.
Kantin adalah tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya

menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. Kantin
merupakan salah satu bentuk fasilitas umum, yang keberadaannya selain sebagai
tempat untuk menjual makanan dan minuman juga sebagai tempat bertemunya
segala macam masyarakat dalam hal ini mahasiswa maupun karyawan yang
berada di lingkungan kampus, dengan segala penyakit yang mungkin dideritanya
(Depkes RI, 2003).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui Analisa
Bakteri Escherichia coli dan kandungan zat pewarna Rhodamin B pada makanan
jajanan di kantin dan luar sekolah di Sekolah Dasar Kecamatan Sunggal
Kabupaten Deli Serdang dengan menggunakan standar yang telah ditetapkan oleh,
Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia


Nomor

1096/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga, Serta
Penggunaan Zat Pewarna Makanan Yang Telah Diatur Oleh Pemerintah Melalui
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.239/MENKES/PER/V/1985 dan Menurut
Permenkes RI No. 722/Menkes/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Pangan
agar makanan jajanan tersebut tidak mengandung bahan pewarna Rhodamin B
yang dapat membahayakan kesehatan

Universitas Sumatera Utara

8

1.2 Permasalahan Penelitian
Makanan jajanan yang dijajakan di sekitar Sekolah Dasar (SD)
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang terletak dikantin, dipinggir jalan dan
berada diluar lingkungan sekolah. Resiko kontaminasi Escherichia coli dan
keberadaan Rhodamin B pada suatu makanan akan membahayakan kesehatan
orang yang mengkonsumsi, sehingga sangat penting dilakukan penelitian Analisa
bakteri Escherichia coli dan kandungan zat pewarna Rhodamin B pada jajanan di
kantin dan luar sekolah di Sekolah Dasar.

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan
Bakteri Escherichia coli dan

Kandungan Zat Pewarna Rhodamin B pada

Makanan Jajanan di kantin dan luar Sekolah di Sekolah Dasar Kecamatan
Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui ada Keberadaan Bakteri Escherichia coli pada makanan
jajanan di kantin dan diluar sekolah dasar Kec.Sunggal Kab.Deli serdang
pada tahun 2017.
2. Mengetahui Keberadaan Kandungan zat pewarna Rhodamin B pada
makanan jajanan di kantin dan diluar sekolah dasar Kec.Sunggal Kab.Deli
serdang pada tahun 2017.

Universitas Sumatera Utara

9

3. Mengetahui gambaran higiene sanitasi pengolah makanan pada makanan
jajanan di kantin dan diluar sekolah dasar Kec.Sunggal Kab.Deli serdang
pada tahun 2017.

1.4 Manfaat Penelitian
1.

Sebagai masukan bagi Pemerintah/Instansi terkait dalam mengawasi
makanan jajanan yang dijajakan di sekolah dasar kabupaten deli serdang
kecamatan sunggal.

2.

Sebagai masukan bagi penjual jajanan dikantin dan diluar sekolah untuk
lebih menjaga kebersihan hygiene sanitasi dalam mengolah dan membuat
bahan tambahan pangan pada jajanan yang mereka jual sehingga tidak
terdapatnya peluang Bakteri Escherichia coli dan keberadaan Rhodamin
B pada jajanan di Sekolah Dasar.

3.

Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian
selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Higiene Sanitasi serta Pemeriksaan Escherichia coli dan Rhodamin B pada Makanan Jajanan di Sekolah Dasar (SD) Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas Tahun 2013

1 58 108

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Sop Buah Yang Dijual Di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011

10 96 104

PREVALENSI KANDUNGAN RHODAMIN B, FORMALIN, DAN BORAKS PADA JAJANAN KANTIN SERTA GAMBARAN PENGETAHUAN PEDAGANG KANTIN DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI.

0 1 18

Analisa Bakteri Escherichia coli dan Kandungan Zat Pewarna Rhodamin B Pada Makanan Jajanan di Kantin dan Luar Sekolah di Sekolah Dasar Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Pada Tahun 2017

0 1 15

Analisa Bakteri Escherichia coli dan Kandungan Zat Pewarna Rhodamin B Pada Makanan Jajanan di Kantin dan Luar Sekolah di Sekolah Dasar Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Pada Tahun 2017

0 0 2

Analisa Bakteri Escherichia coli dan Kandungan Zat Pewarna Rhodamin B Pada Makanan Jajanan di Kantin dan Luar Sekolah di Sekolah Dasar Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Pada Tahun 2017

0 0 33

Analisa Bakteri Escherichia coli dan Kandungan Zat Pewarna Rhodamin B Pada Makanan Jajanan di Kantin dan Luar Sekolah di Sekolah Dasar Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Pada Tahun 2017 Chapter III VI

0 0 43

Analisa Bakteri Escherichia coli dan Kandungan Zat Pewarna Rhodamin B Pada Makanan Jajanan di Kantin dan Luar Sekolah di Sekolah Dasar Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Pada Tahun 2017

0 1 3

Analisa Bakteri Escherichia coli dan Kandungan Zat Pewarna Rhodamin B Pada Makanan Jajanan di Kantin dan Luar Sekolah di Sekolah Dasar Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Pada Tahun 2017

0 0 23

ANALISIS ZAT PEWARNA RHODAMIN-B PADA JAJANAN YANG DIPASARKAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH

0 2 39