DASAR PENGUKURAN DALAM ELEKTRONIKA docx
MODUL 01
DASAR PENGUKURAN DALAM ELEKTRONIKA
Venika Sefva Distyan
10214045
[email protected]
Praktikum
: 25 September 2015
Pengumpulan
: 29 September 2015
Shift
: 06
Asisten
(10212011)
: 1. Bram Yohanes Setiadi
2. Frans Frisco S Silaban (10212081)
3. Muhammad Zaki
(10213015)
4. Nanda Perdana
(10213058)
5. Hendra Setiawan
(10213081)
6. Nur Afif Zaki Lathif Arifin
(10213026)
Abstrak
Tujuan dari praktikum modul 01 “Dasar Pengukuran dalam Elektronika” adalah
menentukan nilai resistansi secara manual dan menggunakan multimeter,
menentukan nilai tegangan dan arus pada rangkaian seri dan parallel,
menentukan nilai tegangan AC dan DC menggunakan osiloskop dan multimeter,
menetukan nilai tegangan dan hambatan Thevenin, serta menentukan nilai
tegangan dan arus pada Load Resistor (RL). Metode yang digunakan dalam
memperoleh data adalah metode matematis dan metode percobaan. Dalam
praktikum ini mendapatkan hasil pengukuran nilai resistansi, hasil pengukuran
tegangan dan arus pada rangkaian seri dan parallel, hasil pengukuran tegangan
AC dan DC menggunakan osiloskop dan multimeter, hasil pengukuran tegangan
Thevenin dan hambatan Thevenin serta hasil pengukuran tegangan dan arus
pada Load Resistor (RL). Dari praktikum dapat disimpulkan dapat menghasilkan
nilai resistansi dengan multimeter dan manual, nilai tegangan pada rangkaian
seri dan parallel, nilai tegangan AC dan DC dengan osiloskop dan multimeter,
nilai tegangan dan hambatan Thevenin, dan nilai tegangan dan arus pada
hambatan beban (RL).
Kata kunci : multimeter, osiloskop, resistansi, signal generator, thevenin.
1. TUJUAN
a. Menentukan
nilai
resistansi
dengan
multimeter
dan
manual.
adalah koefisien temperatur. Kode
warna
tersebut
dapat
dihitung
berdasarkan tabel berikut :
b. Menentukan nilai tegangan dan
arus pada rangkaian seri dan
parallel.
c. Menentukan nilai tegangan AC
dan
DC
menggunakan
osiloskop dan multimeter.
d. Menentukan nilai tegangan dan
hambatan Thevenin.
e. Menentukan nilai tegangan dan
arus pada Load Resistor (RL)
2. DASAR TEORI
Multimeter merupakan alat
untuk mengukur arus, tegangan dan
hambatan. Cara penggunaan dari
multimeter ini yang pertama untuk
mengukur hambatan yaitu dengan
menempelkan probe pada kedua
bagian resistor masing-masing yang
sebelumnya putar kearah hambatan
pada Range Selector Switch. Setelah
ditempelkan pada resistor akan
terlihat
berapa
hambatan
dari
resistor tersebut. Yang kedua adalah
mengukur
tegangan.
Untuk
mengukur tegangan probe dibuat
parallel terhadap hambatan. Fungsi
yang ketiga adalah mengukur arus.
Untuk mengukur arus probe dibuat
seri pada alat yang hendak diukur
arusnya.
Resistor merupakan komponen
elektronika yang dapat membatasii
aliran electron melalui sirkuit. Serta
resistor digunakan untuk membatasi
arus dan membagi tegangan. Untuk
menentukan nilai resistansi dapat
dihitung sesuai dengan band warna.
Dua
band
warna
pertama
menunjukkan angka digit dari nilai
resistansi (jika resistor mempunyai 4
band warna). Band warna ketiga
adalah factor pengali (4 band warna)
atau angka digit 3 (5/6 band warna).
Band warna ke empat adalah
toleransi (4 band warna) atau factor
pengali (5/6 band warna). Band
warna kelima adalah toleransi (5/6
band warna). Band warna keenam
Gambar 1. Tabel kode warna resistor
Misalnya akan menghitung
resistansi dari resistor dibawah
nilai
Gambar 2. Resistor dengan 4 band
warna
Warna pertama adalah kuning
berarti digit pertama adalah 4. Lalu
warna ungu berarti digit kedua
adalah 7. Lalu warna merah berarti
factor pengali adalah 100. Lalu warna
emas
berarti
toleransi
±5%.
Sehingga
dapat
dihitung
nilai
resistansi dari resistor diatas adalah
4700±(0,05x4700) = (4700±235) Ω.
(Contoh 1)[1]
Osiloskop
merupakan
alat
yang berguna untuk menampilkan
sinyal gelombang tegangan terhadap
waktu. Bagian penting dari osiloskop
adalah display yang berguna untuk
menampilakan bentuk sinyal yang
berubah terhadap waktu. Lalu yang
kedua adalah position X dan Y yang
berfungsi untuk mengubah posisi
sinyal. Yang ketiga adalah Volt/div
dan Time/div yang berguna untuk
menentukan skala tegangan dan
waktu di layar. Jika tegangan AC
bentuk sinyal yang dihasilkan berupa
gelombang dan tegangan yang
dihasilkan adalah tegangan peak-topeak. Sedangkan untuk tegangan DC
bentuk yang ditampilkan dalam layar
adalah garis lurus dan tegangan
yang dapat dilihat adalah tegangan
maksimum.
Signal generator merupakan
perangkat elektronika yang berfungsi
untuk
menghasilkan
beberapa
bentuk sinyal dan besar amplitudo
serta nilai frekuensi yang dapat
diatur sesuai keinginan pengguna.
Breadboard
adalah
papan
yang digunakan untuk meletakkan
komponen-komponen
elektronika.
Breadboard
memiliki
sejumlah
lubang yang dapat digunakan untuk
meletakkan
komponen-komponen
elektronika yang dirangkai secara
seri maupun parallel.
Pada
rangkaian
terdapat
rangkaian
seri
dan
rangkaian
parallel. Rangkaian
seri
berarti
hambatan
disusun
secara
seri
sedangkan rangkaian parallel berarti
hambatan di susun secara parallel.
Untuk mengetahui besar hambatan
pada suatu rangkaian dapat ditulis
sebagai :
Vrms=
1
Vmaks
√2
pers (4)
Vpp merupakan tegangan peakto-peak yang merupakan tegangan
dari tegangan maksimum sampai
minimum. Hubungan Vpp dan Vmaks
sebagai berikut
Vpp=2 Vmaks
pers (5)
Hubungan frekuensi dan
perioda dapat di tulis dalam
persamaan dibawah
f=
1
T
atau
T=
1
f
pers (6)
Rangkaian Thevenin
merupakan rangkaian setara yang
menggunakan sumber tegangan
tetap yakni suatu sumber tegangan
ideal dengan tegangan keluaran
yang tak berubah, berapa pun
besarnya arus yang diambil darinya.
[3]
Hambatan total rangkaian seri :
(1)
Rtot = R1 + R2 + R3 + …
pers
Sedangkan hambatan total rangkaian
parallel :
Rtot =
1
1
+
R1 R2
+
1
R3
+ ...
pers (2)
Gambar 3. Rangkaian linier
Untuk mencari tegangan Thevenin
yang pertama dilakukan adalah
membuat
rangkaian
menjadi
rangkaian terbuka dengan membuka
hambatan beban (RL)
Tegangan, arus dan hambatan
memiliki hubungan seperti dibawah
V=IR
pers (3)
Vrms merupakan tegangan ratarata yang dihitung dari akar kuadrat
dari rata-rata rata dari kuadrat
tegangan dalam suatu interval
sehingga di dapat[2]
Gambar 4. Rangkaian terbuka
Maka dapat dirumuskan tegangan
Thevenin menurut gambar diatas[4]
R2
Vs
R 1+ R 2
VTH =
pers
(7)
3. DATA
a.
Sedangkan untuk hambatan
Thevenin tegangan di short maka
A
Data hasil pengukuran nilai
resistansi
diberikan
secara
lengkap pada lampiran 1 (Tabel
1).
b. Data
hasil
pengukuran
tegangan
dan
arus
pada
rangkaian seri dan parallel
diberikan secara lengkap pada
lampiran 1(Tabel 2 dan Tabel
3).
B
Gambar 5. Rangkaian dengan tegangan
‘short’
Dari
gambar
diatas
dapat
dirumuskan hambatan Thevenin[4]
c. Data
hasil
pengukuran
tegangan DC menggunakan
osiloskop dan multimeter
Volt
/div
(Vol
t)
Tim
e/di
v
(ms)
Tegangan
Multi
mete
r
(Vrms)
Osilo
skop
(Volt
)
5
0,5
5V
5
5
0,5
10 V
10
5
0,5
15 V
15
RTH = R3 + (R1 || R2)
R 3+
RTH =
R1×R2
R 1+ R 2
pers
(8)
Sedangkan besar tegangan dan
arus pada hambatan beban (R L)
adalah sebagai berikut
Ga
mb
ar
Tabel 4. Hasil pengukuran
tegangan DC menggunakan
osiloskop dan multimeter.
Tabel
dan
gambar
akan
diberikan secara lengkap pada
lampiran 2.
Gambar 6. Rangkaian setara
Thevenin
VL =
RL
VTH
RL+ RTH
pers (9)
Sedangkan
beban (RL)
IL =
untuk
VL
RL
arus
Data
hasil
pengukuran
tegangan DC menggunakan
osiloskop
dan
multimeter
setelah diolah
Volt/
div
(Volt
)
Time/
div
(ms)
Tegangan
Multim
eter
(Vmaks)
Osilos
kop
(Volt)
5
0,5
7,071
V
5
5
0,5
14,14
V
10
hambatan
pers (10)
5
0,5
21,21
V
15
Tabel 10. Hasil pengukuran
tegangan DC setelah diolah
d. Data
hasil
pengukuran
tegangan AC menggunakan
osiloskop
dan
multimeter
sebelum data diolah
Frekuensi
Tegangan
(kHz)
(Vrms atau Vpp)
SG
1,08
M
M
Vrms = 1,44
V
OS
1,0841
OS
Vpp = 4 V
SG
1,5
M
M
Vrms = 1,426
V
OS
1,5039
OS
Vpp = 4 V
SG
1,08
M
M
Vrms = 2,131
V
OS
1,084
OS
Vpp = 6 V
SG
10
M
M
Vrms = 0,372
V
OS
10,006
OS
Vpp = 2 V
Tabel 5. Hasil pengukuran
sebelum data diolah.
Data
hasil
pengukuran
tegangan AC menggunakan
osiloskop dan multimeter yang
sudah diolah dan gambar
diberikan secara lengkap pada
lampiran 3 (Tabel 6).
e. Data hambatan R1, R2, R3
R1
R2
R3
1000Ω
1000Ω
1000Ω
(Mate
matis)
rimen
(Mate
matis)
rimen
6 Volt
6 Volt
1,5 kΩ
1,477
kΩ
Tabel 8. Hasil pengukuran nilai
tegangan Thevenin dan hambatan
Thevenin.
f.
Data
hasil
pengukuran
tegangan dan arus pada RL
diberikan secara lengkap pada
lampiran 4 (Tabel 9).
4. PENGOLAHAN DATA
a. Data hasil pengukuran nilai
resistansi
pada
Tabel
1
diperoleh dari menghitung nilai
resistansi dengan multimeter
dimana cara untuk mengukur
nilai resistansi adalah pertama
ubah mode multimeter dengan
mode mengukur hambatan.
Kedua, menghubungkan kedua
probe
multimeter
dengan
kedua ujung resistor. Maka
akan langsung muncul nilai
resistansi
dari
resistor.
Sedangkan
dengan
cara
manual menggunakan cara
yang sama persis pada contoh
(1) pada bagian Dasar Teori.
b. Data
hasil
pengukuran
tegangan
dan
arus
pada
rangkaian seri diperoleh :
-
Untuk hasil arus secara
teoritis pada Tabel 2 di peroleh
dari
perhitungan
dengan
persamaan (3) yaitu V = I R .
dan persamaan (1) yaitu Rtot =
R1 + R2 + R3. Dalam kasus ini R
adalah
Rtot
maka,
dapat
dihitung
Tabel 7. Nilai hambatan
Data hasil pengukuran
tegangan
Thevenin
hambatan Thevenin
Tegangan
Thevenin
Hambatan
Thevenin
Teori
Teori
Ekspe
nilai
dan
Ekspe
Rtot = (330+1000+5000)Ω =
6330Ω.
Sehingga dapat dihitung arus,
10-4 A
I = V/ Rtot = 5/6330 = 7,898 x
Karena rangkaian seri, maka
arus yang mengalir pada
setiap
hambatan
sama.
Dengan menggunakan pers (3)
tegangan yang mengalir pada
R1, R2, R3 :
V1 = I R1 = 7,898 x 10-4 x
330
= 0,26
Volt
V2 = I R2 = 7,898 x 10-4 x
1000
= 0,789
Volt
V3 = I R3 = 7,898 x 10-4 x
5000
= 3,949
Volt
-
Untuk
arus
secara
eksperimen, data diperoleh
dari pengukuran multimeter.
Cara penggunaan multimeter
juga bergantung pada mode
apa yang akan diukur. Untuk
mengukur tegangan, maka
probe
dihubungkan
secara
parallel terhadap hambatan.
Sedangkan untuk mengukur
arus maka probe dihubungkan
secara seri pada alat yang
hendak diukur.
c. Data
hasil
pengukuran
tegangan
dan
arus
pada
rangkaian parallel diperoleh :
-
Untuk hasil arus secara
teoritis pada Tabel 3 di peroleh
dari
perhitungan
dengan
persamaan (3) yaitu V = I R .
Dengan R adalah R setiap
hambatan. Karena rangkain
parallel, maka tegangan sama
pada setiap hambatan yaitu 12
Volt. Sedangkan untuk arus
dapat dihitung
I1 =
V
R1
=
12
330
=
0,0363 A
I2 =
0,012 A
V
R2
=
12
1000
I3 =
V
R3
=
12
5000
= 2,4
x 10-3 A
-
Untuk arus secara eksperimen,
data
diperoleh
dari
pengukuran multimeter. Cara
penggunaan multimeter juga
bergantung pada mode apa
yang
akan
diukur.
Untuk
mengukur tegangan, maka
probe
dihubungkan
secara
parallel terhadap hambatan.
Sedangkan untuk mengukur
arus maka probe dihubungkan
secara seri pada alat yang
hendak
diukur.
Seperti
percobaan pada rangkaian
seri.
d. Data
hasil
pengukuran
tegangan DC menggunakan
osiloskop
dan
multimeter
diperoleh :
Atur nilai Volt/div dengan 5 V
dan nilai Timediv dengan 0,5
ms. Lalu di kalibrasi. Lalu
sambungkan dengan
signal
generator
dan
ubah-ubah
amplitudo
pada
signal
generator.
- Untuk mendapatkan tegangan
pada
multimeter,
atur
multimeter
pada
mode
tegangan. Lalu dapat dilihat
pada display multimeter. Dan
terlihat
pada
display
multimeter adalah 5 Volt, 10
Volt, dan 15 Volt.
- Sedangkan
pada
osiloskop
dapat
dilihat
dari
garis
horizontal seperti gambar 1,
gambar 2 dan gambar 3.
- Untuk
menentukan
nilai
Vmaks
pada
multimeter,
dengan menggunakan pers
(4) sehingga,
1
Vmaks
√2
Vmaks=Vrms √2
Vrms=
=
Dapat
dihitung
tegangan
maksimum
pada
setiap
percobaan dengan multimeter
V1maks = 5 x
Volt
V2maks = 10 x
Volt
V3maks = 15 x
Volt
√2
= 7,071
√2
= 14,14
= 21,21
√2
T 2=
1
f2
=
1
1,5039
=
=
1
1,0841
=
=
1
10,006
=
6,649 x 10-4 s
T 3=
1
f3
9,225 x 10-4 s
T 4=
1
f4
9,994 x 10-5 s
e. Data
hasil
pengukuran
tegangan AC menggunakan
osiloskop
dan
multimeter
diperoleh :
Awalnya atur nilai Volt/div
sebesar 1 Volt dan Time/div
sebesar 0,2 ms. Lalu atur
multimeter dalam mode AC.
Sehingga,
-
Untuk data perioda diperoleh
dari hubungan multimeter,
osiloskop dan signal generator.
Hubungkan
dengan
probe
sesuai
polaritas.
Tentukan
frekuensi
pada
signal
generator yaitu data perioda 1
adalah 1,08 kHz lalu lihat pada
osiloskop akan terlihat 1,0841
kHz dan seterusnya dengan
menggunakan
pers
(6)
sehingga didapat
Untuk signal generator
T 1=
1
f1
1
1,08
=
=
9,259 x 10-4 s
T 2=
1
f2
1
1,5
=
= 6,667
x 10-4 s
T 3=
1
f3
1
1,08
=
=
9,259 x 10-4 s
T 4=
1
f4
=
1
10
= 10-4 s
-
Sedangkan untuk tegangan
diperoleh saat kita mengubah
frekuensi serta amplitudo lihat
pada multimeter dan osiloskop
tegangan yang diperlihatkan.
Yang ditunjukkan multimeter
merupakan Vrms sedangkan
tegangan yang diperlihatkan
pada osiloskop merupakan Vpp
sehingga untuk menentukan
tegangan pada multimeter
harus dihitung dahulu sesuai
pers
(4)
karena
yang
dimunculkan oleh multimeter
adalah Vrms sehingga,
1
V maks
√2
Vmaks=Vrms √2
Vrms=
Dapat
dihitung
tegangan
maksimum
pada
setiap
percobaan dengan multimeter
V1maks = 1,44
2,0364 Volt
V2maks = 1,426
2,0166 Volt
V3maks = 2,131
3,0136 Volt
V4maks = 0,372
0,526 Volt
1
f1
9,225 x 10-4 s
=
1
1,0841
=
√2
=
x
√2
=
x
√2
=
x
√2
=
Sedangkan untuk tegangan
maksimum
pada
setiap
percobaan
yang
dihitung
dengan osiloskop sesuai pers
(5) adalah sebagai berikut
Untuk multimeter
T 1=
x
Vpp=2 Vmaks
1
Vmaks= Vpp
2
Maka, besar Vmaks
setiap percobaan
pada
1
V 1 maks= ×4=2 Volt
2
1
V 2maks= ×4=2Volt
2
VTH = 6 Volt
Data yang dihasilkan yaitu
hambatan Thevenin diperoleh
dari pers (8) dengan data
sesuai tabel 6 sehingga
1
V 3 maks= ×6=3 Volt
2
RTH =
R 3+
1
V 4 maks= ×2=1 Volt
2
RTH =
1000+
-
Dengan percobaan 4 ini
dapat kita hitung factor
pengali dari Vrms dan Vpp .
Ambil data pada percobaan
pertama pada tabel 5.
Dengan Vrms = 1,44 Volt dan
Vpp = 4 Volt. Menurut pers
(5) dapat ditentukan nilai
Vmaks ,
Vpp=2 Vmaks
1
Vmaks= Vpp
2
1
Vmaks= 4 = 2 Volt
2
Sehingga
dengan
asumsi factor pengali =
α
Maka dapat dicari nilai
factor pengali dengan
α=
Vpp
2
=
=1,38
Vrms 1,44
≈ √2
f.
Data hasil pengukuran nilai
tegangan Thevenin diperoleh
dari pers (7) dengan data dari
tabel 6 dan nilai tegangan 12
Volt.
VTH =
R2
Vs
R 1+ R 2
VTH =
1000
12V
1000+1000
VTH =
1
12V
2
R1×R2
R 1+ R 2
RTH = 1000+
1000 × 1000
1000+1000
1000000
2000
RTH =
1500Ω
RTH =
1,5 kΩ
Untuk data hasil eksperimen
diperoleh
dari
pengukuran
multimeter.
Pertama
susun
rangkaian seperti gambar 4. Cara
mengukur tegangan pertama ubah
menjadi mode tegangan dan
hubungkan probe secara parallel.
Maka akan terlihat pada display
multimeter
sebesar
6
Volt.
Sedangkan cara untuk mengukur
arus pertama ubah menjadi mode
arus dan hubungkan probe secara
seri maka akan muncul tampilan
arus sebesar 1,477 kΩ
g. Data
hasil
pengukuran
tegangan dan arus pada RL
- Tegangan
Teori (matematis) sesuai
dengan pers (9) maka,
RL
VTH
RL+ RTH
VL =
VL1 =
1000
6
1000+1500
= 2,4
Volt
VL1
Volt
=
3000
6
3000+1500
= 4
VL1
2000
6
2000+ 1500
=
=
3,428 Volt
IL2 =
VL2
RL 2
=
4
=¿
3000
=
3,428
=¿
2000
1,33 x 10-3 A
Rangkaian asli
Pertama, rangkai rangkaian
pada breadboard seperti
gambar dibawah
IL3 =
VL3
RL 3
1,714 x 10-3 A
Rangkaian Asli
Pertama, rangkai rangkaian
pada
breadboard
seperti
gambar dibawah
Ubah
mode
multimeter
dalam
mode
tegangan.
Karena rangkaian asli maka
ubah tegangan pada signal
generator dengan 12 Volt.
Lalu
hubungkan
probe
mulimeter
pada
kedua
ujung hambatan beban (RL).
maka akan terlihat pada
display sebesar 2,4 Volt
(RL1), 4 Volt (RL2), 3,49 Volt
(RL3).
Rangkaian Thevenin
Pertama rangkai rangkaian
pada breadboard seperti
gambar 6. Ubah mode
multimeter dalam mode
tegangan. Karena rangkaian
Thevenin
menggunakan
tegangan Thevenin maka
ubah pada signal generator
sebesar 6 Volt. Setelah itu
hubungkan
probe
multimeter
pada
kedua
ujung resistor. Maka akan
terlihat
pada
display
multimeter sebesar 2,34
Volt (RL1), 3,93 Volt (RL2),
3,49 Volt (RL3).
-
Arus
Teori (matematis)
pers (10) sehingga
IL =
IL1 =
sesuai
VL
RL
VL1
RL 1
2,4 x 10-3 A
=
2,4
=¿
1000
Ubah mode multimeter dalam
mode arus. Karena rangkaian
asli maka ubah tegangan pada
signal generator dengan 12
Volt. Lalu probe multimeter
dihubungkan secara seri dengan
rangkaian. Maka akan terlihat
pada display sebesar 0,77 mA
(IL1), 0,76 mA (IL2),
0,77 mA
(IL3).
Rangkaian Thevenin
Pertama rangkai rangkaian pada
breadboard seperti gambar 6.
Ubah mode multimeter dalam
mode arus. Karena rangkaian
Thevenin
menggunakan
tegangan Thevenin maka ubah
pada signal generator sebesar 6
Volt. Lalu probe multimeter
dihubungkan secara seri dengan
rangkaian. Maka akan terlihat
pada display 0,77 mA pada
ketiga RL.
5. ANALISIS
1.
a. Percobaan 1
Antara
eksperimen
dan
perhitungan matematis pada
percobaan 1 tidak terdapat
perbedaan. Walau di tabel 1
terdapat perbedaan dalam
angka,
tetapi
ada
nilai
toleransi pada setiap resistor.
Sehingga menyebabkan tidak
terdapat
perbedaan
yang
terlalu signifikan.
b. Percobaan 2
- Rangkaian seri
Antara
eksperimen
dan
perhitungan
terdapat
perbedaan
tegangan
yang
tidak terlalu signifikan. Adanya
perbedaan ini dikarenakan
terdapat
hambatan
dalam
pada multimeter dan tidak
idealnya
rangkaian
yang
dirangkai pada breadboard.
Antara
eksperimen
dan
perhitungan
terdapat
perbedaan
arus
yang
signifikan. Adanya perbedaan
ini diarenakan tidak ke ideal an
rangkaian
atau
menghubungkan
probe
sebelum
catu
daya
di
nyalakan.
- Rangkaian parallel
Antara
eksperimen
dan
perhitungan
terdapat
perbedaan
yang
tidak
terlalu
signifikan
yaitu
hanya 0,08 Volt. Adanya
perbedaan ini dikarenakan
adanya hambatan dalam
pada multimeter.
Antara
eksperimen
dan
perhitungan
terdapat
perbedaan yang signifikan
dan menghasilkan nilai yang
sama. Adanya perbedaan ini
dikarenakan
adanya
hambatan dalam, kesalahan
dalam
menghubungkan
probe sebelum catu daya di
nyalakan atau kesalahan
dalam penghubungan probe
saat
mengukur
arus
sehingga
multimeter
mengalami kerusakan.
c. Percobaan 3
Antara eksperimen pengukuran
tegangan dengan multimeter
dan
osiloskop
terdapat
kesamaan
tegangan
pada
multimeter. Tetapi tegangan
pada multimeter menunjukkan
nilai Vrms sehingga menampilkan
seperti pada tabel 4 pada
bagian Data. Setelah diolah
akan menampilkan data seperti
pada tabel 10 pada bagian tabel
10. Adanya perbedaan tersebut
diperkirakan adanya hambatan
dalam pada multimeter atau
tidak idealnya rangkaian.
d. Percobaan 4
Hasil eksperimen pengukuran
perioda antara menggunakan
signal
generator
dengan
osiloskop terdapat perbedaan
yang sangat kecil sehingga
tidak
berpengaruh
dalam
perhitungan.
Hasil eksperimen pengukuran
tegangan antara menggunakan
multimeter dengan osiloskop
terdapat
perbedaan
yang
sangat kecil. Kecuali pada
eksperimen ke empat terdapat
perbedaan
yang
sangat
signifikan. Sampai dua kali lipat.
Adanya
perbedaan
tersebut
diperkirakan kesalahan dalam
penghubungan
probe
yang
sudah
dihubungkan
dengan
resistor sebelum catu daya
dinyalakan.
e. Percobaan 5
Antara
eksperimen
dan
perhitungan
pada
hasil
pengukuran
nilai
tegangan
Thevenin
dan
hambatan
Thevenin
tidak
terdapat
perbedaan
yang
terlalu
signifikan. Hanya terpaut 0,023
pada nilai hambatan yang jika
dilakukan pembulatan akan
menghasilkan nilai yang sama.
Antara
eksperimen
rangakaian
asli
dan
perhitungan matematis pada
hambatan
beban
yang
pertama nilai tegangan tidak
terdapat
perbedaan.
Perbedaan
terjadi
pada
rangkaian Thevenin. Adanya
perbedaan ini diperkirakan ke
tidak ideal an rangkaian dan
adanya hambatan dalam pada
multimeter
ssehingga
merubah nilai tegangan.
Antara
ekspeerimen
rangkaian asli dan perhitungan
matematis pada hambatan
beban
yang
kedua
nilai
tegangan
tidak
terdapat
perbedaan. Tetapi terdapat
perbedaan
yang
tidak
signifikan
pada
rangkaian
Thevenin. Adanya perbedaan
diperkirakan ke tidak ideal an
rangkaian
dan
adanya
hambatan
dalam
pada
multimeter sehingga merubah
hasil tegangan.
Antara hasil perhitungan
secara
matematis
dan
eksperimen pada rangkaian
asli
dan
thevenin
pada
hambatan
ketiga
terdapat
perbedaan
yang
tidak
signifikan. Adanya perbedaan
ini diperkirakan karena adanya
hambatan
dalam
pada
multimeter sehingga merubah
nilai tegangan.
Antara hasil perhitungan
dengan
eksperimen
pada
hambatan pertama, kedua dan
ketiga terdapat perbedaan
yang sangat signifikan. Adanya
perbedaan ini diperkirakan
berkurangnya
kinerja
multimeter
yang
bisa
disebabkan
oleh
cara
penggunaan. Misalnya akan
mengukur arus yang harusnya
dibuat seri tetapi salah dalam
melakukan
penghubungan
sehingga dapat mengurangi
kinerja multimeter.
2. Perbedaan pengukuran dengan
multimeter
dan
osiloskop
terdapat pada nilai tegangan
yang dihasilkan. Multimeter
akan
menampilkan
nilai
tegangan root mean square
(Vrms)
sedangkan
pada
osiloskop akan menampilkan
hasil tegangan atau bentuk
sinyal dalam bentuk grafik
tegangan terhadap waktu yang
dapat
dilihat
tegangan
maksimum (Vmaks). Selain itu
multimeter dapat mengukur
nilai arus dan nilai hambatan
yang tidak bisa dilakukan oleh
osiloskop. Tetapi di sisi lain
osiloskop
dapat
mengukur
frekuensi yang tidak bisa diukur
oleh multimeter.
3. Tidak
terdapat
perbedaan
antara hasil yang diperoleh
dengan
menggunakan
multimeter dan menggunakan
osiloskop.
Tetapi
terdapat
perbedaan
setelah
diolah
seperti pada tabel 10. Karena
setelah dioalah nilai tegangan
pada
multimeter
menjadi
tegangan
maksimum.
Agar
sama dengan nilai tegangan
maksimum yang diperlihatkan
oleh
osiloskop.
Adanya
perbedaan
tersebut
diperkirakan karena adanya
hambatan
dalam
pada
multimeter dan tidak idealnya
rangkaian yang dibuat.
4. Factor pengali
dari
√2
diperoleh
V(θ) = Vp sinθ
√
VRMS=
T
1
V 2 dθ
∫
T 0
Jika T = 2π, maka
VRMS=
VRMS=
√
√
2π
1
∫ (Vp sinθ)2 dθ
2π 0
2π
1
Vp2 sin 2 θ dθ
∫
2π 0
Karena Vp = konstan terhadap
θ, maka
VRMS=
√
(1)
2 2π
Vp
2π
∫ sin2 θ dθ
0
2π
∫ sin2 θ dθ
=
0
1
1
θ− sin 2 θ
2
4
(2)
Persamaan (2) substitusikan ke
persamaan (1)
2θ
1
1
θ− sin ¿∨¿
2
4
VRMS=
¿
Vp2
¿
2π
√¿
4π
0
1
1
0− sin ¿
2
4
¿
VRMS= 1
1
2 π− sin ¿−¿
2
4
Vp2
¿
2π
√¿
VRMS=
VRMS=
√
√
Vp2
1
π− 0 −0
2π
4
(
)
Vp
=
Vrms
6. KESIMPULAN
a. Nilai
resistansi
dengan
multimeter dan manual
Gelang Warna
(manual)
N
O
Multimet
er (KΩ)
1.
32,43
33 x 103
2.
0,972
10 x 102
3.
0,3215
33 x 101
4.
0,459
470
5.
4,63
47 x 102
Ω
b. Nilai tegangan rangkaian seri
dan parallel
Vp2
π
2π
R. Seri
Vp
VRMS=
√2
Maka,
amplifier. Selain itu rangkaian
setara Thevenin di aplikasikan
pada radio.
Ek
s
V
1
0,24
21
Volt
V
1
11,
92
Volt
V
2
0,72
3
Volt
V
2
11,
92
Volt
V
3
4,08
Volt
V
3
11,
92
Volt
V
1
0,26
Volt
V
1
12
Volt
V
2
0,78
9
Volt
V
2
12
Volt
V
3
3,94
9
V
12
√2
5. Nilai
frekuensi
tidak
mempengaruhi nilai tegangan
yang terbaca oleh osiloskop.
Frekuensi
hanya
mempengaruhi periode dan
mengubah bentuk sinyal yang
ditampilkan
pada
layar
osiloskop.
6. Aplikasi
rangkaian
setara
Thevenin dalam dunia nyata
adalah diantaranya di amplifier.
Rangkaian
Thevenin
pada
amplifier
terdapat
output
Te
o
ri
R. Paralel
Eks
Teo
ri
Volt
3
Volt
Nilai arus rangkaian seri dan
parallel
R. Seri
Eks
Teo
ri
c.
R. Paralel
I
1
5,8
x
104
A
I
2
Eks
I
1
0,00
19 A
5,8
x
104
A
I
2
0,00
189
A
I
3
5,8
x
104
A
I
3
0,00
189
A
I
1
7,8
98
x
104
A
I
1
0,03
6A
I
2
7,8
98
x
104
A
I
2
0,01
2A
I
3
7,8
98
x
104
A
I
3
2,4 x
10-3
A
Teo
ri
Nilai tegangan AC dan DC
menggunakan osiloskop dan
multimeter.
Tegangan
OS
2 Volt
MM
3,0136 Volt
OS
3 Volt
MM
0,526 Volt
OS
1 Volt
d. Nilai tegangan dan hambatan
Thevenin
Tegangan
Thevenin
Hambatan
Thevenin
Teori
(Mate
matis)
Ekspe
rimen
Teori
(Mate
matis)
Ekspe
rimen
6 Volt
6 Volt
1,5 kΩ
1,477
kΩ
e. Nilai tegangan dan arus pada
Load Resistor (RL)
Hasi
l
pen
guk
uran
Tega
nga
n
Arus
Nilai RL
RL1
(10
00
Ω)
RL2
(30
00
Ω)
RL3
(200
0 Ω)
Teori
(Mat
emat
is)
2,4
Volt
4
Volt
3,42
8
Volt
Rang
kaian
Asli
2,4
Volt
4
Volt
3,49
Volt
Rang
kaian
Thev
enin
2,3
4
Volt
3,9
3
Volt
3,49
Volt
Teori
(Mat
emat
is)
2,4
x
10-3
A
1,3
3x
10-3
A
1,71
4x
10-3
A
0,7
7
mA
0,7
6
mA
0,77
mA
0,7
0,7
0,77
MM
2,0364 Volt
OS
2 Volt
Rang
kaian
Asli
MM
2,0166 Volt
Rang
kaian
Thev
enin
7
mA
7
mA
mA
7. REFERENSI
[1]https://learn.sparkfun.com/tutor
ials/resistors
[2]http://www.rfcafe.com/referenc
es/electrical/sinewave-voltageconversion.htm
[3]Sutrisno.
1986.
Elektronika
Teori Dasar dan Penerapannya.
Bandung: Penerbit ITB
[4]Malvino,
Albert,
David
J.
Bates.2007. Electronic Principle 7th
ed. Singapore: McGraw-Hill
Lampiran 1.
Data hasil pengukuran nilai resistansi
Gelang Warna (manual)
NO
Multimeter
(KΩ)
Resistansi
(R) (Ω)
Toleransi
(T) (%)
Rentang (R±
(T*R)) (Ω)
1.
32,43
33 x 103
±5
33 x 103 ± (0,05
x 33 x 103)
2.
0,972
10 x 102
±5
10 x 102 ± (0,05
x 10 x 102)
3.
0,3215
33 x 101
±5
33 x 101± (0,05
x 33 x 101)
4.
0,459
470
±1
470 ± (0,01 x
470)
5.
4,63
47 x 102
±5
47 x 102 ± (0,05
x 47 x 102)
Tabel 1. hasil pengukuran nilai resistansi.
Data hasil pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian seri dan paralel
Rangkaian Seri
Teori
(Matemati
s)
V1
0,26 Volt
V2
0,789 Volt
V3
Eksperime
n
V1
0,2421 Volt
V2
0,723 Volt
3,949 Volt
V3
4,08 Volt
I1
7,898 x 10-4 A
I1
5,8 x 10-4 A
I2
7,898 x 10-4 A
I2
5,8 x 10-4 A
I3
7,898 x 10-4 A
I3
5,8 x 10-4 A
Tabel 2. hasil pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian seri.
Rangkaian parallel
Teori
(Matemati
s)
V1
12 Volt
V2
12 Volt
V3
Eksperime
n
V1
11,92 Volt
V2
11,92 Volt
12 Volt
V3
11,92 Volt
I1
0,036 A
I1
0,0019 A
I2
0,012 A
I2
0,00189 A
I3
2,4 x 10-3 A
I3
0,00189 A
Tabel 3. hasil pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian parallel.
Lampiran 2.
Volt/di
v
(Volt)
Time/di
v (ms)
Tegangan
Gambar
Multimet
er (Vrms)
Osilosko
p (Volt)
5
0,5
5V
5
5
0,5
10 V
10
5
0,5
15 V
15
Lampiran 3.
Data hasil pengukuran tegangan AC menggunakan osiloskop dan
multimeter
Volt/di
v
Time/di
v
Perioda
Tegangan
(Vmaks)
1 Volt
0,2 ms
S
G
9,259
x 10-4
s
M
M
2,0364
Volt
O
S
9,225
x 10-4
s
OS
2 Volt
S
G
6,667
x 10-4
s
M
M
2,0166
Volt
O
S
6,649
x 10-4
s
OS
2 Volt
S
G
9,259
x 10-4
s
M
M
3,0136
Volt
O
S
9,225
x 10-4
s
OS
3 Volt
S
G
10-4 s
M
M
0,526
Volt
O
S
9,994
x 10-5
s
OS
1 Volt
1 Volt
1 Volt
1 Volt
0,2 ms
0,2 ms
0,2 ms
Gambar
Tabel 6. Hasil pengukuran tegangan AC menggunakan osiloskop dan multimeter .
Lampiran 4
Data hasil pengukuran nilai tegangan dan arus R L
Hasil
pengukuran
Tegangan
Arus
Nilai RL
RL1 (1000 Ω)
RL2 (3000 Ω)
RL3 (2000 Ω)
Teori
(Matematis)
2,4 Volt
4 Volt
3,428 Volt
Rangkaian
Asli
2,4 Volt
4 Volt
3,49 Volt
Rangkaian
Thevenin
2,34 Volt
3,93 Volt
3,49 Volt
Teori
(Matematis)
2,4 x 10-3 A
1,33 x 10-3 A
1,714 x 10-3
A
Rangkaian
Asli
0,77 mA
0,76 mA
0,77 mA
Rangkaian
Thevenin
0,77 mA
0,77 mA
0,77 mA
Tabel 9. Hasil pengukuran nilai tegangan dan arus RL
DASAR PENGUKURAN DALAM ELEKTRONIKA
Venika Sefva Distyan
10214045
[email protected]
Praktikum
: 25 September 2015
Pengumpulan
: 29 September 2015
Shift
: 06
Asisten
(10212011)
: 1. Bram Yohanes Setiadi
2. Frans Frisco S Silaban (10212081)
3. Muhammad Zaki
(10213015)
4. Nanda Perdana
(10213058)
5. Hendra Setiawan
(10213081)
6. Nur Afif Zaki Lathif Arifin
(10213026)
Abstrak
Tujuan dari praktikum modul 01 “Dasar Pengukuran dalam Elektronika” adalah
menentukan nilai resistansi secara manual dan menggunakan multimeter,
menentukan nilai tegangan dan arus pada rangkaian seri dan parallel,
menentukan nilai tegangan AC dan DC menggunakan osiloskop dan multimeter,
menetukan nilai tegangan dan hambatan Thevenin, serta menentukan nilai
tegangan dan arus pada Load Resistor (RL). Metode yang digunakan dalam
memperoleh data adalah metode matematis dan metode percobaan. Dalam
praktikum ini mendapatkan hasil pengukuran nilai resistansi, hasil pengukuran
tegangan dan arus pada rangkaian seri dan parallel, hasil pengukuran tegangan
AC dan DC menggunakan osiloskop dan multimeter, hasil pengukuran tegangan
Thevenin dan hambatan Thevenin serta hasil pengukuran tegangan dan arus
pada Load Resistor (RL). Dari praktikum dapat disimpulkan dapat menghasilkan
nilai resistansi dengan multimeter dan manual, nilai tegangan pada rangkaian
seri dan parallel, nilai tegangan AC dan DC dengan osiloskop dan multimeter,
nilai tegangan dan hambatan Thevenin, dan nilai tegangan dan arus pada
hambatan beban (RL).
Kata kunci : multimeter, osiloskop, resistansi, signal generator, thevenin.
1. TUJUAN
a. Menentukan
nilai
resistansi
dengan
multimeter
dan
manual.
adalah koefisien temperatur. Kode
warna
tersebut
dapat
dihitung
berdasarkan tabel berikut :
b. Menentukan nilai tegangan dan
arus pada rangkaian seri dan
parallel.
c. Menentukan nilai tegangan AC
dan
DC
menggunakan
osiloskop dan multimeter.
d. Menentukan nilai tegangan dan
hambatan Thevenin.
e. Menentukan nilai tegangan dan
arus pada Load Resistor (RL)
2. DASAR TEORI
Multimeter merupakan alat
untuk mengukur arus, tegangan dan
hambatan. Cara penggunaan dari
multimeter ini yang pertama untuk
mengukur hambatan yaitu dengan
menempelkan probe pada kedua
bagian resistor masing-masing yang
sebelumnya putar kearah hambatan
pada Range Selector Switch. Setelah
ditempelkan pada resistor akan
terlihat
berapa
hambatan
dari
resistor tersebut. Yang kedua adalah
mengukur
tegangan.
Untuk
mengukur tegangan probe dibuat
parallel terhadap hambatan. Fungsi
yang ketiga adalah mengukur arus.
Untuk mengukur arus probe dibuat
seri pada alat yang hendak diukur
arusnya.
Resistor merupakan komponen
elektronika yang dapat membatasii
aliran electron melalui sirkuit. Serta
resistor digunakan untuk membatasi
arus dan membagi tegangan. Untuk
menentukan nilai resistansi dapat
dihitung sesuai dengan band warna.
Dua
band
warna
pertama
menunjukkan angka digit dari nilai
resistansi (jika resistor mempunyai 4
band warna). Band warna ketiga
adalah factor pengali (4 band warna)
atau angka digit 3 (5/6 band warna).
Band warna ke empat adalah
toleransi (4 band warna) atau factor
pengali (5/6 band warna). Band
warna kelima adalah toleransi (5/6
band warna). Band warna keenam
Gambar 1. Tabel kode warna resistor
Misalnya akan menghitung
resistansi dari resistor dibawah
nilai
Gambar 2. Resistor dengan 4 band
warna
Warna pertama adalah kuning
berarti digit pertama adalah 4. Lalu
warna ungu berarti digit kedua
adalah 7. Lalu warna merah berarti
factor pengali adalah 100. Lalu warna
emas
berarti
toleransi
±5%.
Sehingga
dapat
dihitung
nilai
resistansi dari resistor diatas adalah
4700±(0,05x4700) = (4700±235) Ω.
(Contoh 1)[1]
Osiloskop
merupakan
alat
yang berguna untuk menampilkan
sinyal gelombang tegangan terhadap
waktu. Bagian penting dari osiloskop
adalah display yang berguna untuk
menampilakan bentuk sinyal yang
berubah terhadap waktu. Lalu yang
kedua adalah position X dan Y yang
berfungsi untuk mengubah posisi
sinyal. Yang ketiga adalah Volt/div
dan Time/div yang berguna untuk
menentukan skala tegangan dan
waktu di layar. Jika tegangan AC
bentuk sinyal yang dihasilkan berupa
gelombang dan tegangan yang
dihasilkan adalah tegangan peak-topeak. Sedangkan untuk tegangan DC
bentuk yang ditampilkan dalam layar
adalah garis lurus dan tegangan
yang dapat dilihat adalah tegangan
maksimum.
Signal generator merupakan
perangkat elektronika yang berfungsi
untuk
menghasilkan
beberapa
bentuk sinyal dan besar amplitudo
serta nilai frekuensi yang dapat
diatur sesuai keinginan pengguna.
Breadboard
adalah
papan
yang digunakan untuk meletakkan
komponen-komponen
elektronika.
Breadboard
memiliki
sejumlah
lubang yang dapat digunakan untuk
meletakkan
komponen-komponen
elektronika yang dirangkai secara
seri maupun parallel.
Pada
rangkaian
terdapat
rangkaian
seri
dan
rangkaian
parallel. Rangkaian
seri
berarti
hambatan
disusun
secara
seri
sedangkan rangkaian parallel berarti
hambatan di susun secara parallel.
Untuk mengetahui besar hambatan
pada suatu rangkaian dapat ditulis
sebagai :
Vrms=
1
Vmaks
√2
pers (4)
Vpp merupakan tegangan peakto-peak yang merupakan tegangan
dari tegangan maksimum sampai
minimum. Hubungan Vpp dan Vmaks
sebagai berikut
Vpp=2 Vmaks
pers (5)
Hubungan frekuensi dan
perioda dapat di tulis dalam
persamaan dibawah
f=
1
T
atau
T=
1
f
pers (6)
Rangkaian Thevenin
merupakan rangkaian setara yang
menggunakan sumber tegangan
tetap yakni suatu sumber tegangan
ideal dengan tegangan keluaran
yang tak berubah, berapa pun
besarnya arus yang diambil darinya.
[3]
Hambatan total rangkaian seri :
(1)
Rtot = R1 + R2 + R3 + …
pers
Sedangkan hambatan total rangkaian
parallel :
Rtot =
1
1
+
R1 R2
+
1
R3
+ ...
pers (2)
Gambar 3. Rangkaian linier
Untuk mencari tegangan Thevenin
yang pertama dilakukan adalah
membuat
rangkaian
menjadi
rangkaian terbuka dengan membuka
hambatan beban (RL)
Tegangan, arus dan hambatan
memiliki hubungan seperti dibawah
V=IR
pers (3)
Vrms merupakan tegangan ratarata yang dihitung dari akar kuadrat
dari rata-rata rata dari kuadrat
tegangan dalam suatu interval
sehingga di dapat[2]
Gambar 4. Rangkaian terbuka
Maka dapat dirumuskan tegangan
Thevenin menurut gambar diatas[4]
R2
Vs
R 1+ R 2
VTH =
pers
(7)
3. DATA
a.
Sedangkan untuk hambatan
Thevenin tegangan di short maka
A
Data hasil pengukuran nilai
resistansi
diberikan
secara
lengkap pada lampiran 1 (Tabel
1).
b. Data
hasil
pengukuran
tegangan
dan
arus
pada
rangkaian seri dan parallel
diberikan secara lengkap pada
lampiran 1(Tabel 2 dan Tabel
3).
B
Gambar 5. Rangkaian dengan tegangan
‘short’
Dari
gambar
diatas
dapat
dirumuskan hambatan Thevenin[4]
c. Data
hasil
pengukuran
tegangan DC menggunakan
osiloskop dan multimeter
Volt
/div
(Vol
t)
Tim
e/di
v
(ms)
Tegangan
Multi
mete
r
(Vrms)
Osilo
skop
(Volt
)
5
0,5
5V
5
5
0,5
10 V
10
5
0,5
15 V
15
RTH = R3 + (R1 || R2)
R 3+
RTH =
R1×R2
R 1+ R 2
pers
(8)
Sedangkan besar tegangan dan
arus pada hambatan beban (R L)
adalah sebagai berikut
Ga
mb
ar
Tabel 4. Hasil pengukuran
tegangan DC menggunakan
osiloskop dan multimeter.
Tabel
dan
gambar
akan
diberikan secara lengkap pada
lampiran 2.
Gambar 6. Rangkaian setara
Thevenin
VL =
RL
VTH
RL+ RTH
pers (9)
Sedangkan
beban (RL)
IL =
untuk
VL
RL
arus
Data
hasil
pengukuran
tegangan DC menggunakan
osiloskop
dan
multimeter
setelah diolah
Volt/
div
(Volt
)
Time/
div
(ms)
Tegangan
Multim
eter
(Vmaks)
Osilos
kop
(Volt)
5
0,5
7,071
V
5
5
0,5
14,14
V
10
hambatan
pers (10)
5
0,5
21,21
V
15
Tabel 10. Hasil pengukuran
tegangan DC setelah diolah
d. Data
hasil
pengukuran
tegangan AC menggunakan
osiloskop
dan
multimeter
sebelum data diolah
Frekuensi
Tegangan
(kHz)
(Vrms atau Vpp)
SG
1,08
M
M
Vrms = 1,44
V
OS
1,0841
OS
Vpp = 4 V
SG
1,5
M
M
Vrms = 1,426
V
OS
1,5039
OS
Vpp = 4 V
SG
1,08
M
M
Vrms = 2,131
V
OS
1,084
OS
Vpp = 6 V
SG
10
M
M
Vrms = 0,372
V
OS
10,006
OS
Vpp = 2 V
Tabel 5. Hasil pengukuran
sebelum data diolah.
Data
hasil
pengukuran
tegangan AC menggunakan
osiloskop dan multimeter yang
sudah diolah dan gambar
diberikan secara lengkap pada
lampiran 3 (Tabel 6).
e. Data hambatan R1, R2, R3
R1
R2
R3
1000Ω
1000Ω
1000Ω
(Mate
matis)
rimen
(Mate
matis)
rimen
6 Volt
6 Volt
1,5 kΩ
1,477
kΩ
Tabel 8. Hasil pengukuran nilai
tegangan Thevenin dan hambatan
Thevenin.
f.
Data
hasil
pengukuran
tegangan dan arus pada RL
diberikan secara lengkap pada
lampiran 4 (Tabel 9).
4. PENGOLAHAN DATA
a. Data hasil pengukuran nilai
resistansi
pada
Tabel
1
diperoleh dari menghitung nilai
resistansi dengan multimeter
dimana cara untuk mengukur
nilai resistansi adalah pertama
ubah mode multimeter dengan
mode mengukur hambatan.
Kedua, menghubungkan kedua
probe
multimeter
dengan
kedua ujung resistor. Maka
akan langsung muncul nilai
resistansi
dari
resistor.
Sedangkan
dengan
cara
manual menggunakan cara
yang sama persis pada contoh
(1) pada bagian Dasar Teori.
b. Data
hasil
pengukuran
tegangan
dan
arus
pada
rangkaian seri diperoleh :
-
Untuk hasil arus secara
teoritis pada Tabel 2 di peroleh
dari
perhitungan
dengan
persamaan (3) yaitu V = I R .
dan persamaan (1) yaitu Rtot =
R1 + R2 + R3. Dalam kasus ini R
adalah
Rtot
maka,
dapat
dihitung
Tabel 7. Nilai hambatan
Data hasil pengukuran
tegangan
Thevenin
hambatan Thevenin
Tegangan
Thevenin
Hambatan
Thevenin
Teori
Teori
Ekspe
nilai
dan
Ekspe
Rtot = (330+1000+5000)Ω =
6330Ω.
Sehingga dapat dihitung arus,
10-4 A
I = V/ Rtot = 5/6330 = 7,898 x
Karena rangkaian seri, maka
arus yang mengalir pada
setiap
hambatan
sama.
Dengan menggunakan pers (3)
tegangan yang mengalir pada
R1, R2, R3 :
V1 = I R1 = 7,898 x 10-4 x
330
= 0,26
Volt
V2 = I R2 = 7,898 x 10-4 x
1000
= 0,789
Volt
V3 = I R3 = 7,898 x 10-4 x
5000
= 3,949
Volt
-
Untuk
arus
secara
eksperimen, data diperoleh
dari pengukuran multimeter.
Cara penggunaan multimeter
juga bergantung pada mode
apa yang akan diukur. Untuk
mengukur tegangan, maka
probe
dihubungkan
secara
parallel terhadap hambatan.
Sedangkan untuk mengukur
arus maka probe dihubungkan
secara seri pada alat yang
hendak diukur.
c. Data
hasil
pengukuran
tegangan
dan
arus
pada
rangkaian parallel diperoleh :
-
Untuk hasil arus secara
teoritis pada Tabel 3 di peroleh
dari
perhitungan
dengan
persamaan (3) yaitu V = I R .
Dengan R adalah R setiap
hambatan. Karena rangkain
parallel, maka tegangan sama
pada setiap hambatan yaitu 12
Volt. Sedangkan untuk arus
dapat dihitung
I1 =
V
R1
=
12
330
=
0,0363 A
I2 =
0,012 A
V
R2
=
12
1000
I3 =
V
R3
=
12
5000
= 2,4
x 10-3 A
-
Untuk arus secara eksperimen,
data
diperoleh
dari
pengukuran multimeter. Cara
penggunaan multimeter juga
bergantung pada mode apa
yang
akan
diukur.
Untuk
mengukur tegangan, maka
probe
dihubungkan
secara
parallel terhadap hambatan.
Sedangkan untuk mengukur
arus maka probe dihubungkan
secara seri pada alat yang
hendak
diukur.
Seperti
percobaan pada rangkaian
seri.
d. Data
hasil
pengukuran
tegangan DC menggunakan
osiloskop
dan
multimeter
diperoleh :
Atur nilai Volt/div dengan 5 V
dan nilai Timediv dengan 0,5
ms. Lalu di kalibrasi. Lalu
sambungkan dengan
signal
generator
dan
ubah-ubah
amplitudo
pada
signal
generator.
- Untuk mendapatkan tegangan
pada
multimeter,
atur
multimeter
pada
mode
tegangan. Lalu dapat dilihat
pada display multimeter. Dan
terlihat
pada
display
multimeter adalah 5 Volt, 10
Volt, dan 15 Volt.
- Sedangkan
pada
osiloskop
dapat
dilihat
dari
garis
horizontal seperti gambar 1,
gambar 2 dan gambar 3.
- Untuk
menentukan
nilai
Vmaks
pada
multimeter,
dengan menggunakan pers
(4) sehingga,
1
Vmaks
√2
Vmaks=Vrms √2
Vrms=
=
Dapat
dihitung
tegangan
maksimum
pada
setiap
percobaan dengan multimeter
V1maks = 5 x
Volt
V2maks = 10 x
Volt
V3maks = 15 x
Volt
√2
= 7,071
√2
= 14,14
= 21,21
√2
T 2=
1
f2
=
1
1,5039
=
=
1
1,0841
=
=
1
10,006
=
6,649 x 10-4 s
T 3=
1
f3
9,225 x 10-4 s
T 4=
1
f4
9,994 x 10-5 s
e. Data
hasil
pengukuran
tegangan AC menggunakan
osiloskop
dan
multimeter
diperoleh :
Awalnya atur nilai Volt/div
sebesar 1 Volt dan Time/div
sebesar 0,2 ms. Lalu atur
multimeter dalam mode AC.
Sehingga,
-
Untuk data perioda diperoleh
dari hubungan multimeter,
osiloskop dan signal generator.
Hubungkan
dengan
probe
sesuai
polaritas.
Tentukan
frekuensi
pada
signal
generator yaitu data perioda 1
adalah 1,08 kHz lalu lihat pada
osiloskop akan terlihat 1,0841
kHz dan seterusnya dengan
menggunakan
pers
(6)
sehingga didapat
Untuk signal generator
T 1=
1
f1
1
1,08
=
=
9,259 x 10-4 s
T 2=
1
f2
1
1,5
=
= 6,667
x 10-4 s
T 3=
1
f3
1
1,08
=
=
9,259 x 10-4 s
T 4=
1
f4
=
1
10
= 10-4 s
-
Sedangkan untuk tegangan
diperoleh saat kita mengubah
frekuensi serta amplitudo lihat
pada multimeter dan osiloskop
tegangan yang diperlihatkan.
Yang ditunjukkan multimeter
merupakan Vrms sedangkan
tegangan yang diperlihatkan
pada osiloskop merupakan Vpp
sehingga untuk menentukan
tegangan pada multimeter
harus dihitung dahulu sesuai
pers
(4)
karena
yang
dimunculkan oleh multimeter
adalah Vrms sehingga,
1
V maks
√2
Vmaks=Vrms √2
Vrms=
Dapat
dihitung
tegangan
maksimum
pada
setiap
percobaan dengan multimeter
V1maks = 1,44
2,0364 Volt
V2maks = 1,426
2,0166 Volt
V3maks = 2,131
3,0136 Volt
V4maks = 0,372
0,526 Volt
1
f1
9,225 x 10-4 s
=
1
1,0841
=
√2
=
x
√2
=
x
√2
=
x
√2
=
Sedangkan untuk tegangan
maksimum
pada
setiap
percobaan
yang
dihitung
dengan osiloskop sesuai pers
(5) adalah sebagai berikut
Untuk multimeter
T 1=
x
Vpp=2 Vmaks
1
Vmaks= Vpp
2
Maka, besar Vmaks
setiap percobaan
pada
1
V 1 maks= ×4=2 Volt
2
1
V 2maks= ×4=2Volt
2
VTH = 6 Volt
Data yang dihasilkan yaitu
hambatan Thevenin diperoleh
dari pers (8) dengan data
sesuai tabel 6 sehingga
1
V 3 maks= ×6=3 Volt
2
RTH =
R 3+
1
V 4 maks= ×2=1 Volt
2
RTH =
1000+
-
Dengan percobaan 4 ini
dapat kita hitung factor
pengali dari Vrms dan Vpp .
Ambil data pada percobaan
pertama pada tabel 5.
Dengan Vrms = 1,44 Volt dan
Vpp = 4 Volt. Menurut pers
(5) dapat ditentukan nilai
Vmaks ,
Vpp=2 Vmaks
1
Vmaks= Vpp
2
1
Vmaks= 4 = 2 Volt
2
Sehingga
dengan
asumsi factor pengali =
α
Maka dapat dicari nilai
factor pengali dengan
α=
Vpp
2
=
=1,38
Vrms 1,44
≈ √2
f.
Data hasil pengukuran nilai
tegangan Thevenin diperoleh
dari pers (7) dengan data dari
tabel 6 dan nilai tegangan 12
Volt.
VTH =
R2
Vs
R 1+ R 2
VTH =
1000
12V
1000+1000
VTH =
1
12V
2
R1×R2
R 1+ R 2
RTH = 1000+
1000 × 1000
1000+1000
1000000
2000
RTH =
1500Ω
RTH =
1,5 kΩ
Untuk data hasil eksperimen
diperoleh
dari
pengukuran
multimeter.
Pertama
susun
rangkaian seperti gambar 4. Cara
mengukur tegangan pertama ubah
menjadi mode tegangan dan
hubungkan probe secara parallel.
Maka akan terlihat pada display
multimeter
sebesar
6
Volt.
Sedangkan cara untuk mengukur
arus pertama ubah menjadi mode
arus dan hubungkan probe secara
seri maka akan muncul tampilan
arus sebesar 1,477 kΩ
g. Data
hasil
pengukuran
tegangan dan arus pada RL
- Tegangan
Teori (matematis) sesuai
dengan pers (9) maka,
RL
VTH
RL+ RTH
VL =
VL1 =
1000
6
1000+1500
= 2,4
Volt
VL1
Volt
=
3000
6
3000+1500
= 4
VL1
2000
6
2000+ 1500
=
=
3,428 Volt
IL2 =
VL2
RL 2
=
4
=¿
3000
=
3,428
=¿
2000
1,33 x 10-3 A
Rangkaian asli
Pertama, rangkai rangkaian
pada breadboard seperti
gambar dibawah
IL3 =
VL3
RL 3
1,714 x 10-3 A
Rangkaian Asli
Pertama, rangkai rangkaian
pada
breadboard
seperti
gambar dibawah
Ubah
mode
multimeter
dalam
mode
tegangan.
Karena rangkaian asli maka
ubah tegangan pada signal
generator dengan 12 Volt.
Lalu
hubungkan
probe
mulimeter
pada
kedua
ujung hambatan beban (RL).
maka akan terlihat pada
display sebesar 2,4 Volt
(RL1), 4 Volt (RL2), 3,49 Volt
(RL3).
Rangkaian Thevenin
Pertama rangkai rangkaian
pada breadboard seperti
gambar 6. Ubah mode
multimeter dalam mode
tegangan. Karena rangkaian
Thevenin
menggunakan
tegangan Thevenin maka
ubah pada signal generator
sebesar 6 Volt. Setelah itu
hubungkan
probe
multimeter
pada
kedua
ujung resistor. Maka akan
terlihat
pada
display
multimeter sebesar 2,34
Volt (RL1), 3,93 Volt (RL2),
3,49 Volt (RL3).
-
Arus
Teori (matematis)
pers (10) sehingga
IL =
IL1 =
sesuai
VL
RL
VL1
RL 1
2,4 x 10-3 A
=
2,4
=¿
1000
Ubah mode multimeter dalam
mode arus. Karena rangkaian
asli maka ubah tegangan pada
signal generator dengan 12
Volt. Lalu probe multimeter
dihubungkan secara seri dengan
rangkaian. Maka akan terlihat
pada display sebesar 0,77 mA
(IL1), 0,76 mA (IL2),
0,77 mA
(IL3).
Rangkaian Thevenin
Pertama rangkai rangkaian pada
breadboard seperti gambar 6.
Ubah mode multimeter dalam
mode arus. Karena rangkaian
Thevenin
menggunakan
tegangan Thevenin maka ubah
pada signal generator sebesar 6
Volt. Lalu probe multimeter
dihubungkan secara seri dengan
rangkaian. Maka akan terlihat
pada display 0,77 mA pada
ketiga RL.
5. ANALISIS
1.
a. Percobaan 1
Antara
eksperimen
dan
perhitungan matematis pada
percobaan 1 tidak terdapat
perbedaan. Walau di tabel 1
terdapat perbedaan dalam
angka,
tetapi
ada
nilai
toleransi pada setiap resistor.
Sehingga menyebabkan tidak
terdapat
perbedaan
yang
terlalu signifikan.
b. Percobaan 2
- Rangkaian seri
Antara
eksperimen
dan
perhitungan
terdapat
perbedaan
tegangan
yang
tidak terlalu signifikan. Adanya
perbedaan ini dikarenakan
terdapat
hambatan
dalam
pada multimeter dan tidak
idealnya
rangkaian
yang
dirangkai pada breadboard.
Antara
eksperimen
dan
perhitungan
terdapat
perbedaan
arus
yang
signifikan. Adanya perbedaan
ini diarenakan tidak ke ideal an
rangkaian
atau
menghubungkan
probe
sebelum
catu
daya
di
nyalakan.
- Rangkaian parallel
Antara
eksperimen
dan
perhitungan
terdapat
perbedaan
yang
tidak
terlalu
signifikan
yaitu
hanya 0,08 Volt. Adanya
perbedaan ini dikarenakan
adanya hambatan dalam
pada multimeter.
Antara
eksperimen
dan
perhitungan
terdapat
perbedaan yang signifikan
dan menghasilkan nilai yang
sama. Adanya perbedaan ini
dikarenakan
adanya
hambatan dalam, kesalahan
dalam
menghubungkan
probe sebelum catu daya di
nyalakan atau kesalahan
dalam penghubungan probe
saat
mengukur
arus
sehingga
multimeter
mengalami kerusakan.
c. Percobaan 3
Antara eksperimen pengukuran
tegangan dengan multimeter
dan
osiloskop
terdapat
kesamaan
tegangan
pada
multimeter. Tetapi tegangan
pada multimeter menunjukkan
nilai Vrms sehingga menampilkan
seperti pada tabel 4 pada
bagian Data. Setelah diolah
akan menampilkan data seperti
pada tabel 10 pada bagian tabel
10. Adanya perbedaan tersebut
diperkirakan adanya hambatan
dalam pada multimeter atau
tidak idealnya rangkaian.
d. Percobaan 4
Hasil eksperimen pengukuran
perioda antara menggunakan
signal
generator
dengan
osiloskop terdapat perbedaan
yang sangat kecil sehingga
tidak
berpengaruh
dalam
perhitungan.
Hasil eksperimen pengukuran
tegangan antara menggunakan
multimeter dengan osiloskop
terdapat
perbedaan
yang
sangat kecil. Kecuali pada
eksperimen ke empat terdapat
perbedaan
yang
sangat
signifikan. Sampai dua kali lipat.
Adanya
perbedaan
tersebut
diperkirakan kesalahan dalam
penghubungan
probe
yang
sudah
dihubungkan
dengan
resistor sebelum catu daya
dinyalakan.
e. Percobaan 5
Antara
eksperimen
dan
perhitungan
pada
hasil
pengukuran
nilai
tegangan
Thevenin
dan
hambatan
Thevenin
tidak
terdapat
perbedaan
yang
terlalu
signifikan. Hanya terpaut 0,023
pada nilai hambatan yang jika
dilakukan pembulatan akan
menghasilkan nilai yang sama.
Antara
eksperimen
rangakaian
asli
dan
perhitungan matematis pada
hambatan
beban
yang
pertama nilai tegangan tidak
terdapat
perbedaan.
Perbedaan
terjadi
pada
rangkaian Thevenin. Adanya
perbedaan ini diperkirakan ke
tidak ideal an rangkaian dan
adanya hambatan dalam pada
multimeter
ssehingga
merubah nilai tegangan.
Antara
ekspeerimen
rangkaian asli dan perhitungan
matematis pada hambatan
beban
yang
kedua
nilai
tegangan
tidak
terdapat
perbedaan. Tetapi terdapat
perbedaan
yang
tidak
signifikan
pada
rangkaian
Thevenin. Adanya perbedaan
diperkirakan ke tidak ideal an
rangkaian
dan
adanya
hambatan
dalam
pada
multimeter sehingga merubah
hasil tegangan.
Antara hasil perhitungan
secara
matematis
dan
eksperimen pada rangkaian
asli
dan
thevenin
pada
hambatan
ketiga
terdapat
perbedaan
yang
tidak
signifikan. Adanya perbedaan
ini diperkirakan karena adanya
hambatan
dalam
pada
multimeter sehingga merubah
nilai tegangan.
Antara hasil perhitungan
dengan
eksperimen
pada
hambatan pertama, kedua dan
ketiga terdapat perbedaan
yang sangat signifikan. Adanya
perbedaan ini diperkirakan
berkurangnya
kinerja
multimeter
yang
bisa
disebabkan
oleh
cara
penggunaan. Misalnya akan
mengukur arus yang harusnya
dibuat seri tetapi salah dalam
melakukan
penghubungan
sehingga dapat mengurangi
kinerja multimeter.
2. Perbedaan pengukuran dengan
multimeter
dan
osiloskop
terdapat pada nilai tegangan
yang dihasilkan. Multimeter
akan
menampilkan
nilai
tegangan root mean square
(Vrms)
sedangkan
pada
osiloskop akan menampilkan
hasil tegangan atau bentuk
sinyal dalam bentuk grafik
tegangan terhadap waktu yang
dapat
dilihat
tegangan
maksimum (Vmaks). Selain itu
multimeter dapat mengukur
nilai arus dan nilai hambatan
yang tidak bisa dilakukan oleh
osiloskop. Tetapi di sisi lain
osiloskop
dapat
mengukur
frekuensi yang tidak bisa diukur
oleh multimeter.
3. Tidak
terdapat
perbedaan
antara hasil yang diperoleh
dengan
menggunakan
multimeter dan menggunakan
osiloskop.
Tetapi
terdapat
perbedaan
setelah
diolah
seperti pada tabel 10. Karena
setelah dioalah nilai tegangan
pada
multimeter
menjadi
tegangan
maksimum.
Agar
sama dengan nilai tegangan
maksimum yang diperlihatkan
oleh
osiloskop.
Adanya
perbedaan
tersebut
diperkirakan karena adanya
hambatan
dalam
pada
multimeter dan tidak idealnya
rangkaian yang dibuat.
4. Factor pengali
dari
√2
diperoleh
V(θ) = Vp sinθ
√
VRMS=
T
1
V 2 dθ
∫
T 0
Jika T = 2π, maka
VRMS=
VRMS=
√
√
2π
1
∫ (Vp sinθ)2 dθ
2π 0
2π
1
Vp2 sin 2 θ dθ
∫
2π 0
Karena Vp = konstan terhadap
θ, maka
VRMS=
√
(1)
2 2π
Vp
2π
∫ sin2 θ dθ
0
2π
∫ sin2 θ dθ
=
0
1
1
θ− sin 2 θ
2
4
(2)
Persamaan (2) substitusikan ke
persamaan (1)
2θ
1
1
θ− sin ¿∨¿
2
4
VRMS=
¿
Vp2
¿
2π
√¿
4π
0
1
1
0− sin ¿
2
4
¿
VRMS= 1
1
2 π− sin ¿−¿
2
4
Vp2
¿
2π
√¿
VRMS=
VRMS=
√
√
Vp2
1
π− 0 −0
2π
4
(
)
Vp
=
Vrms
6. KESIMPULAN
a. Nilai
resistansi
dengan
multimeter dan manual
Gelang Warna
(manual)
N
O
Multimet
er (KΩ)
1.
32,43
33 x 103
2.
0,972
10 x 102
3.
0,3215
33 x 101
4.
0,459
470
5.
4,63
47 x 102
Ω
b. Nilai tegangan rangkaian seri
dan parallel
Vp2
π
2π
R. Seri
Vp
VRMS=
√2
Maka,
amplifier. Selain itu rangkaian
setara Thevenin di aplikasikan
pada radio.
Ek
s
V
1
0,24
21
Volt
V
1
11,
92
Volt
V
2
0,72
3
Volt
V
2
11,
92
Volt
V
3
4,08
Volt
V
3
11,
92
Volt
V
1
0,26
Volt
V
1
12
Volt
V
2
0,78
9
Volt
V
2
12
Volt
V
3
3,94
9
V
12
√2
5. Nilai
frekuensi
tidak
mempengaruhi nilai tegangan
yang terbaca oleh osiloskop.
Frekuensi
hanya
mempengaruhi periode dan
mengubah bentuk sinyal yang
ditampilkan
pada
layar
osiloskop.
6. Aplikasi
rangkaian
setara
Thevenin dalam dunia nyata
adalah diantaranya di amplifier.
Rangkaian
Thevenin
pada
amplifier
terdapat
output
Te
o
ri
R. Paralel
Eks
Teo
ri
Volt
3
Volt
Nilai arus rangkaian seri dan
parallel
R. Seri
Eks
Teo
ri
c.
R. Paralel
I
1
5,8
x
104
A
I
2
Eks
I
1
0,00
19 A
5,8
x
104
A
I
2
0,00
189
A
I
3
5,8
x
104
A
I
3
0,00
189
A
I
1
7,8
98
x
104
A
I
1
0,03
6A
I
2
7,8
98
x
104
A
I
2
0,01
2A
I
3
7,8
98
x
104
A
I
3
2,4 x
10-3
A
Teo
ri
Nilai tegangan AC dan DC
menggunakan osiloskop dan
multimeter.
Tegangan
OS
2 Volt
MM
3,0136 Volt
OS
3 Volt
MM
0,526 Volt
OS
1 Volt
d. Nilai tegangan dan hambatan
Thevenin
Tegangan
Thevenin
Hambatan
Thevenin
Teori
(Mate
matis)
Ekspe
rimen
Teori
(Mate
matis)
Ekspe
rimen
6 Volt
6 Volt
1,5 kΩ
1,477
kΩ
e. Nilai tegangan dan arus pada
Load Resistor (RL)
Hasi
l
pen
guk
uran
Tega
nga
n
Arus
Nilai RL
RL1
(10
00
Ω)
RL2
(30
00
Ω)
RL3
(200
0 Ω)
Teori
(Mat
emat
is)
2,4
Volt
4
Volt
3,42
8
Volt
Rang
kaian
Asli
2,4
Volt
4
Volt
3,49
Volt
Rang
kaian
Thev
enin
2,3
4
Volt
3,9
3
Volt
3,49
Volt
Teori
(Mat
emat
is)
2,4
x
10-3
A
1,3
3x
10-3
A
1,71
4x
10-3
A
0,7
7
mA
0,7
6
mA
0,77
mA
0,7
0,7
0,77
MM
2,0364 Volt
OS
2 Volt
Rang
kaian
Asli
MM
2,0166 Volt
Rang
kaian
Thev
enin
7
mA
7
mA
mA
7. REFERENSI
[1]https://learn.sparkfun.com/tutor
ials/resistors
[2]http://www.rfcafe.com/referenc
es/electrical/sinewave-voltageconversion.htm
[3]Sutrisno.
1986.
Elektronika
Teori Dasar dan Penerapannya.
Bandung: Penerbit ITB
[4]Malvino,
Albert,
David
J.
Bates.2007. Electronic Principle 7th
ed. Singapore: McGraw-Hill
Lampiran 1.
Data hasil pengukuran nilai resistansi
Gelang Warna (manual)
NO
Multimeter
(KΩ)
Resistansi
(R) (Ω)
Toleransi
(T) (%)
Rentang (R±
(T*R)) (Ω)
1.
32,43
33 x 103
±5
33 x 103 ± (0,05
x 33 x 103)
2.
0,972
10 x 102
±5
10 x 102 ± (0,05
x 10 x 102)
3.
0,3215
33 x 101
±5
33 x 101± (0,05
x 33 x 101)
4.
0,459
470
±1
470 ± (0,01 x
470)
5.
4,63
47 x 102
±5
47 x 102 ± (0,05
x 47 x 102)
Tabel 1. hasil pengukuran nilai resistansi.
Data hasil pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian seri dan paralel
Rangkaian Seri
Teori
(Matemati
s)
V1
0,26 Volt
V2
0,789 Volt
V3
Eksperime
n
V1
0,2421 Volt
V2
0,723 Volt
3,949 Volt
V3
4,08 Volt
I1
7,898 x 10-4 A
I1
5,8 x 10-4 A
I2
7,898 x 10-4 A
I2
5,8 x 10-4 A
I3
7,898 x 10-4 A
I3
5,8 x 10-4 A
Tabel 2. hasil pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian seri.
Rangkaian parallel
Teori
(Matemati
s)
V1
12 Volt
V2
12 Volt
V3
Eksperime
n
V1
11,92 Volt
V2
11,92 Volt
12 Volt
V3
11,92 Volt
I1
0,036 A
I1
0,0019 A
I2
0,012 A
I2
0,00189 A
I3
2,4 x 10-3 A
I3
0,00189 A
Tabel 3. hasil pengukuran tegangan dan arus pada rangkaian parallel.
Lampiran 2.
Volt/di
v
(Volt)
Time/di
v (ms)
Tegangan
Gambar
Multimet
er (Vrms)
Osilosko
p (Volt)
5
0,5
5V
5
5
0,5
10 V
10
5
0,5
15 V
15
Lampiran 3.
Data hasil pengukuran tegangan AC menggunakan osiloskop dan
multimeter
Volt/di
v
Time/di
v
Perioda
Tegangan
(Vmaks)
1 Volt
0,2 ms
S
G
9,259
x 10-4
s
M
M
2,0364
Volt
O
S
9,225
x 10-4
s
OS
2 Volt
S
G
6,667
x 10-4
s
M
M
2,0166
Volt
O
S
6,649
x 10-4
s
OS
2 Volt
S
G
9,259
x 10-4
s
M
M
3,0136
Volt
O
S
9,225
x 10-4
s
OS
3 Volt
S
G
10-4 s
M
M
0,526
Volt
O
S
9,994
x 10-5
s
OS
1 Volt
1 Volt
1 Volt
1 Volt
0,2 ms
0,2 ms
0,2 ms
Gambar
Tabel 6. Hasil pengukuran tegangan AC menggunakan osiloskop dan multimeter .
Lampiran 4
Data hasil pengukuran nilai tegangan dan arus R L
Hasil
pengukuran
Tegangan
Arus
Nilai RL
RL1 (1000 Ω)
RL2 (3000 Ω)
RL3 (2000 Ω)
Teori
(Matematis)
2,4 Volt
4 Volt
3,428 Volt
Rangkaian
Asli
2,4 Volt
4 Volt
3,49 Volt
Rangkaian
Thevenin
2,34 Volt
3,93 Volt
3,49 Volt
Teori
(Matematis)
2,4 x 10-3 A
1,33 x 10-3 A
1,714 x 10-3
A
Rangkaian
Asli
0,77 mA
0,76 mA
0,77 mA
Rangkaian
Thevenin
0,77 mA
0,77 mA
0,77 mA
Tabel 9. Hasil pengukuran nilai tegangan dan arus RL