EFEK YANG TERJADI PADA MIKROBA DAN TANAH

EFEK YANG TERJADI PADA MIKROBA DAN TANAH TANPA PENGGUNAAN
PUPUK HAYATI

MAKALAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah Biofertilisasi

Disusun oleh :
KELOMPOK 5

Leo Daniel Sipayung

150510120070

Agus Fahmi Siregar

150510120072

Ulfah Isnaini Jasnir

150510120082


Septyani Sofatin

150510120087

AGROTEKNOLOGI A

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, serta dengan usaha kami, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun isi dari makalah ini yaitu mengenai Efek yang Terjadi pada Mikroba dan Tanah
Tanpa Penggunaan Pupuk Hayati.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang turut membantu, baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk dukungan moril maupun materil

kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Tak ada segala sesuatu di dunia ini yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca demi
kesempurnaan dalam pembuatan makalah di kemudian hari.

Jatinangor, Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Ha
l
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

i

DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

ii


.
BAB I

BAB II

BAB III

BAB IV

PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1

1.2 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1

1.3 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


1

TINJAUN PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2

2.1 Pengertian Pupuk Hayati (Biofertilisasi) . . . . . . . . . . . . .

2

2.2 Kandungan Pupuk Hayati. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2

2.3 Dampak Positif dan Negatif Pemberian Pupuk Hayati . . .

3

2.4 Perkembangan Pupuk Hayati. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


4

EFEK TANPA PENGGUNAAN PUPUK HAYATI . . . . . .

6

3.1 Efek Terhadap Tanah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

6

3.2 Efek Terhadap Tanaman. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

8

3.2 Efek Terhadap Penggunaan Pestisida. . . . . . . . . . . . . . . . .

9

KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

11
12

BAB I
PENDAHULUAN

2.1

Latar Belakang
Perkembangan pupuk hayati saat ini semakin banyak manfaatnya. Kandungan
yang terdapat dalam pupuk hayati seperti mikroba penambat N2, pelarut pospat ataupun
pelarut kalium mampu meningkatkan kesuburan dan ketersediaan nutrisi bagi tanaman
di dalam tanah. Namun seringkali penggunaan pupuk hayati dikesampingkan karena
pembuatannya dan bahan yang dibutuhkan lebih sulit untuk didapatkan dibanding
pupuk sintetis. Akibat yang ditimbulkan tanpa menggunakan pupuk hayati sangat
beragam, peningkatan kehilangan aktivitas dalam tanah yang tinggi seperti aliran
pemupukan, pencucian, evaporasi, fiksasi, dan aktivitas mikroba akan semakin mundur
dan semakin lama akan merusak kondisi fisik, kimia, dan biologi tanah. Pengetahuan

petani akan teknologi dan manfaat pupuk hayati pun masih rendah, padahal
pemahaman strategi pemanfaatan pupuk hayati ialah untuk memperbaiki kualitas tanah,
menjaga kondisi aktivitas mikroorganisme tanah, dan lebih ramah lingkungan.

2.1

Rumusan Masalah
1. Bahan atau kandungan apa saja yang terdapat di dalam pupuk hayati?
2. Apa dampak yang terjadi pada tanah dan aktivitas mikroba tanah tanpa
penggunaan pupuk hayati?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Biofertilisasi
Bio-organic fertilizer atau pupuk organik hayati adalah pupuk kombinasi antara
pupuk organik dan pupuk hayati. Pupuk organik hayati adalah pupuk organik yang
terbuat dari bahan-bahan alami seperti pupuk kandang, kompos, kascing, gambut,

rumput laut dan guano diperkaya mikrob hidup yang memiliki peranan positif bagi
tanaman.
Pupuk hayati atau biofertilisasi adalah semua bentuk bahan organik yang dapat
meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman sebagai akibat dari aktifitas
mikroorganiksme di dalamnya (Zulkarnain, 2009). Menurut Hasibuan (2006), pupuk
hayati adalah mikroorganisme hidup yang ditambahkan ke dalam tanah dalam bentuk
inokulan atau bentuk lain untuk memfasilitasi atau menyediakan hara tertentu bagi
tanaman.
Pupuk hayati merupakan mikrob hidup yang diberikan ke dalam tanah sebagai
inokulan untuk membantu tanaman memfasilitasi atau menyediakan unsur hara tertentu
bagi tanaman. Oleh karena itu, pupuk hayati sering juga disebut sebagai pupuk mikrob
(Yuwono, 2006). Pupuk hayati telah dilaporkan mampu meningkatkan efisiensi serapan
hara, memperbaiki pertumbuhan dan hasil, serta meningkatkan ketahanan terhadap
serangan hama dan penyakit.
FNCA Biofertilizer Project Group (2006) mengusulkan definisi pupuk hayati
sebagai substans yang mengandung mikroorganisme hidup yang mengkolonisasi
rizosfir atau bagian dalam tanaman dan memacu pertumbuhan dengan jalan
meningkatkan pasokan ketersediaan hara primer dan/atau stimulus pertumbuhan
tanaman target, bila dipakai pada benih, permukaan tanaman, atau tanah.


2.2

Kandungan Pupuk Hayati
Pupuk hayati mengandung mikroorganisme hidup penambat N2, pelarut fosfat,
selulotik dan sebagainya yang diberi pada benih, tanam, dan atau pengomposan untuk
meningkatkan jumlah dan aktifitas mikroorganisme (Zulkarnain, 2009). Pupuk ini
mengandung bakteri Bacillus Megaterium. Bakteri ini diduga oleh beberapa peneliti
mampu menyediakan fosfat yang terlarut dari pool tanah ke tanaman. Tetapi pada
akhirnya penggunaan kedua pupuk ini terhenti.

Pupuk hayati tidak mengandung Nitrogen, Phospat, maupun Kalium. Akan tetapi
mikroorganisme yang terkandung di dalamnya, apabila di dalam tanah dapat
menghasilkan Nitrogen yang ditambatkan dari udara, menguraikan P dan K yang terikat
dengan senyawa lain.

2.3

Dampak Negatif dan Positif Pupuk Hayati
Secara umum manfaat yang diberikan dengan penggunaan pupuk hayati mikoriza
adalah

a.

Meningkatkan Penyerapan Unsur Hara (Unsur P)
Tanaman yang bermikoriza (endo-mikoriza) dapat menyerap pupuk P lebih tinggi
(10-27%) dibandingkan dengan tanaman yang tidak bermikoriza (0.4-13%).
Penelitian terakhir pada beberapa tanaman pertanian dapat menghemat penggunaan
pupuk Nitrogen 50%, pupuk phosfat 27% dan pupuk Kalium 20%. Pengaruh
penggunaan mikoriza pada pertumbuhan tanaman adanya perbedaan Pertambahan
tinggi tanaman dibanding control.

b.

Menahan Serangan Patogen Akar
Akar yang bermikoriza lebih tahan terhadap patogen akar karena lapisan mantel
(jaringan hypa) menyelimuti akar dapat melindungi akar. Di samping itu beberapa
mikoriza menghasilkan antibiotik yang dapat menyerang bakteri, virus, jamur yang
bersifat patogen.

c.


Memperbaiki Struktur Tanah dan Tidak Mencemari
Lingkungan Mikoriza dapat meningkatkan struktur tanah dengan menyelimuti
butir-butir tanah. Stabilitas agregat meningkat dengan adanya gel polysakarida
yang dihasilkan cendawan pembentuk mikoriza. Karena bukan merupakan bahan
kimia pupuk ini tidak mencemari lingkungan.

d.

Pemupukan Sekali Seumur Tanaman
Karena mikoriza merupakan mahluk hidup maka sejak berasosiasi dengan akar
tanaman akan terus berkembang dan selama itu pula berfungsi membantu tanaman
dalam peningkatan penyerapan unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman. Teknik Penggunaan Pupuk Hayati Mikoriza Pupuk mikoriza Technofert
2001 berupa spora mikoriza dan potongan akar yang terinfeksi jamur yang
dicampur dengan zeolith sebagai media. Penggunaan pupuk ini efektif digunakan
pada saat tanaman masih dipersemaian (tanaman muda) yang akarnya belum
mengalami penebalan. Hal tersebut memberikan peluang lebih besar untuk

mikoriza menginfeksi akar tanaman. Pemberian pupuk diberikan dengan cara
menaburkan pupuk pada lubang sebelum penanaman, menempelkan pupuk/akar
terinfeksi pada akar tanaman muda atau mencampur mikoriza pada tanah untuk
pembibitan tanaman.

Kekurangan Pupuk hayati:
a.

Makhluk Hidup yang bisa mati, sehingga Pupuk hayati tidak bisa disimpan dalam
jangka waktu lama (lebih dari 2 tahun)

b.

Tidak bisa diaplikasikan bersamaan dengan pupuk kimia atau pestisida

c.

Seiring dengan waktu, populasi mikroba yang ada dapat menurun (mati), sehingga
mengurangi kualitas

2.4

Perkembangan Pupuk Hayati
Belum berkembangnya pemanfaatan pupuk hayati di Indonesia berkaitan dengan
efektivitas pupuk hayati, kurangnya informasi dan peranan pupuk hayati dalam
meningkatkan produktivitas tanah maupun tanaman, kemudahan dalam memperoleh
produk dengan harga yang terjangkau. Bila pupuk hayati mampu mensubstitusi pupuk
anorganik dan meningkatkan produksi dan keuntungan usaha tani dengan signifikan,
dapat diharapkan bahwa penggunaannya secara massal akan terwujud.
Kementan pada tahun 2010 meluncurkan program pemulihan kesuburan lahan
sawah berkelanjutan (PKLSB) dengan memberi paket bantuan pupuk hayati berupa
konsorsium pupuk hayati penambat N dan pelarut P dan mikroba perombak jerami
(dekomposer) yang dikenal dengan program Biodekomposer di Provinsi (Jawa Barat,
Banten, Jawa Tengah, Jawah Timur, Di Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Sumatera
Selatan, dan Sumatera Barat). Program ini secara langsung dapat mendorong baik
pengembangan industri pupuk hayati maupun penelitian tentang teknologi pupuk hayati
di Indonesia. Bila pupuk hayati digunakan dengan dosis 400 – 2.000 g per hektar, maka
potensi pasar pupuk hayati di Indonesia sangat besar, baik untuk lahan kering maupun
lahan sawah. Inokulan dapat diproduksi dalam bentuk padat maupun cair (solid or
liquid biofertlizers). Pupuk hayati yang sangat potensial untuk dikembangkan secara

komersial di Indonesia antara lain adalah kelompok:
1. Penambat N simbiotik: (a) bakteri pembentuk nodula dengan tanaman legum:
Rizhobium, Sinorhizobium (Ensifer), Bradyrhizobium rhizobium, (b) bakteri yang
besimbiosis dengan tanaman Azolla, (c) bakteri pembentuk nodula pada batang

(stem nodulation bacteria), (d) blue green algae, (d) bakteri penambat N
nonsimbiotik (Azotobacter dan Azospirillum),
2. Mikroba pelarut fosfat dan pelarut kalium
3. Mikroba penghasil fitohormon (PGPR) dan mikroba penghasil siderofor
4. Cendawan Mikoriza (Endo mikoriza dan ektomikoriza)
5. Mikroba Perombak Bahan organik (Dekomposer)
6. Mikroba yang berperan ganda (multifungsi) yaitu sebagai penyedia hara, pemacu
tumbuh dan agen hayati

BAB II
EFEK TANPA PENGGUNAAN PUPUK HAYATI

Unsur hara utama yang banyak dibutuhkan tanaman adalah unsur hara N, P, dan K.
Walaupun di tanah dan di udara unsur tersebut tersedia dalam jumlah yang banyak, namun
jumlah yang dapat diserap oleh tanaman hanyalah sedikit dan seringkali tidak mencukupi
kebutuhan unsur hara tanaman. Oleh karena itu, untuk memenuhi kekurangan ketersediaan
unsur-unsur tersebut di dalam tanah, ketiga unsur ini ditambahkan dalam bentuk pupuk.
Pupuk yang dimaksud disini adalah penggunaan pupuk yang berimbang antara pupuk
anorganik, pupuk organik, dan pupuk hayati. Namun, peningkatan pemakaian pupuk buatan
ditengarai makin kurang efektif dan efisien, serta mengakibatkan dampak yang kurang
menguntungkan terhadap kondisi tanah. Mengingat hal tersebut, makin disadari pentingnya
pemanfaatan bahan organik dan pupuk hayati dalam pengelolaan hara tanah. (Munandar, et
al. 2009).

3.1

Efek Terhadap Tanah
Tidak digunakan pupuk hayati tentu sangat mengganggu keadaan tanah baik
keadaan fisik, biologi, maupun kimia tanah. Selain itu berpengaruh terhadap biota
dalam tanah, yang sebagian besar biota dalam tanah tersebut adalah mikroba memiliki
peranan yang sangat penting bagi tanaman. Hampir seluruh proses penyerapan hara
tanaman dibantu oleh mikroba, misalnya terdapat mikroba yang berperan dalam
menambat N dari udara, seperti Azosprillium sp, Azotobacter sp, Rhizobium sp, atau
ada pula mikroba dalam pupuk hayati yang berperan dalam pelarutan hara P, contohnya
Aspergillus sp dan Penicillium sp.

Mikroorganisme aktif yang terkandung dalam pupuk hayati mampu mensuplai
Nitrogen untuk tanaman, melarutkan senyawa Phosfat (P) dan melepaskan senyawa
Kalium (K) dari ikatan koloid tanah, mengurai residu kimia dan mengikat logam berat,
menghasilkan zat pemacu tumbuh alami (Giberellin, Sitokinin, Asam Indol Asestat),
menghasilkan asam amino, enzim alami dan vitamin serta menghasilkan zat patogen
sebagai pestisida hayati.
.Tidak tersedianya pupuk hayati dalam aplikasi budidaya dari segi ketersediaan
biota tanah akan berdampak tidak adanya agen hayati yang berperan untuk merombak
bahan organik di dalam tanah. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penurunan
kandungan C organik, dimana C organik ini merupakan sumber energi bagi mikroba

yang terdapat di dalam tanah untuk melakukan aktivitasnya, seperti proses penyerapan
unsur hara, dan pelepasan unsur-unsur hara yang terikat di dalam koloid tanah sehingga
unsur hara tersebut tersedia bagi tanaman. Namun, pupuk hayati pun tidak akan efektif
penggunaannya apabila kanungan bahan organik dalam tanah sedikit atau tidak ada,
karena mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk hayati akan merombak bahan
organik, sehingga apabila tidak adanya bahan organik tidak ada bahan baku untuk
penyediaan unsur hara. Oleh karena itu, pemupukan harus dilakukan secara berimbang.
Selain berdampak terhadap biota tanah pengaplikasian pupuk hayati pun
berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah yang erat kaitannya dengan kesuburan tanah.
Pupuk hayati merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya
memperbaiki kesuburan tanah. Penggunaan pupuk hayati tidak akan meninggalkan
residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi kesehatan manusia. Selain itu
penggunaan pupuk hayati dapat meningkatkan kesehatan tanah, menumbuhkan jasad
renik (mikroba), menggemburkan tanah, dan menumbuhkan hewan (cacing), sehingga
dapat memacu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman.
Tidak tersedianya pupuk hayati juga akan berdampak buruk bagi kesehatan
tanah. Apabila tanah tidak diaplikasikan pupuk hayati, maka tanah akan kekurangan
mikroba yang dapat melepas unsur-unsur hara yang terikat di dalam tanah, sehingga
tanah akan kekurangan unsur hara. Hal ini mengakibatkan tanah membutuhkan unsur
hara tambahan untuk menyuplai unsur hara yang tidak tersedia, yaitu dengan
menggunakan pupuk anorganik dengan dosis yang lebih tinggi. Penggunaan pupuk
anorganik dengan dosis yang terlalu tinggi akan merusak tanah, baik strukturnya,
tingkat kesuburanya, bahkan kesehatan tanahnya. Penggunaan pupuk anorganik yang
dilakukan secara terus-menerus juga mengakibatkan terjadinya pemadatan tanah
sehingga akan sulit ditembus oleh perakaran. Selain itu mikroorganisme yang terdapat
di dalam pupuk hayati dapat mendegradasi bahan organik sehingga mampu
menyediakan unsur hara yang dapat diserap tanaman dan menghasilkan enzim alami
dan vitamin yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah. Sehingga bila
kekurangan pupuk hayati maka akan menyebabkan tidak adanya mikroorganime dalam
tanah yang dapat membantu proses penggemburan tanah dan mengubah zat menjadi
bentuk yang dapat diserap oleh tanaman. Hal ini tentu akan berdampak pula terhadap
proses pertumbuhan tanaman.

3.2

Efek Terhadap Tanaman
Berikut adalah data yang kami ambil dari beberapa jurnal online tentang
pengaruh tanpa pemberian pupuk hayati bagi tanaman.
Tabel 1. Hasil ton/ha pada pemberian beberapakonsentrasi pupuk hayati Golden
Harvest terhadap tanaman Kedelai
Konsentrasi Pupuk
Hayati Golden
Hasil ( Ton/Ha)
Harvest (ml)
7,5
1,91 a
10
1,67 ab
5
1,46 bc
2,5
1,25 c
0
1,07 c
Tabel di atas dapat kita lihat bahwa pemberianbeberapa konsentrasi pupuk
hayati memberikanrespon yang nyata terhadap hasil kedelai dibandingkan dengan
perlakuan kontrol tanpa pemberian pupuk hayati Golden Harvest.
Berikut juga data hasil percobaan pengaruh pemberian pupuk hayati terhadap
pertumbuhan tanaman tomat.
Tabel 2. Pengaruh dosis pupuk hayati (biofertilizer) terhadap pertumbuhan dan
produktivitas Tomat
Jumlah
Tinggi
Dosis Pupuk
Jumlah
Berat
daun
tanaman
Hayati (ml)
Buah
buah (g)
(helai)
(cm)
0
18
49.55
4
26,75
5
22
53.00
6
39.42
10
20
75.92
10
46.94
15
18
47.08
5
43.84
Dari tabel di atas juga menunjukkan hasil yang sama bahwa dengan
memberikan pupuk hayati dengan dosis yang tepat dapat meningkatkan produktifitas
tanaman tomat.
Hal ini menunjukkan bahwa pupuk hayati seperti penambat-N sangat berperan
penting dalam penyediaan unsur hara karena dapat menyediakan nitrogen sebayak 7080%dan langsung dapat diserap oleh tanaman. Selain itu pupuk hayati juga dapat
memperbaiki struktur tanah dengan

meningkatkan kandunganbahan organik tanah

yang dapatmenghelat unsur hara yang kurangtersedia menjadi tersedia bagi tanaman.
Dapat kita simpulkan bahwa tanpa pemberian pupuk hayati bagi tanaman :

 Tanah menjadi lebih mudah keras dan jenuh karena unsur hara yang terus menerus
berkuran diserap oleh tanaman tanpa adanya proses pengolahan unsur hara lagi di
dalam tanah

 Unsur hara yang diserap oleh tanaman kurang maksimal sehingga pertumbuhan juga
menjadi kurang optimal

 Tanaman sedikit lebih mudah terserang oleh penyakit karena pertumbuhan yang
kurang optimal.

3.2

Efek Terhadap Penggunaan Pestisida
Selain dapat membantu menyediakan unsur hara agar dapat mudah diserap oleh
tanaman, pupuk hayati seperti contoh PGPR (Plant Growth Promoting Rizhobacteria )
juga bisa menghasilkan zat antibiotik dan menginduksikannya ke tanaman sehingga
tanaman dapat memproduksi senyawa ketahanan dalam jumlah yang cukup bagi
tanaman tersebut agar tidak mudah terserang oleh penyakit. Berikut mekanisme dari
pupuk hayati PGPR sebagai bioprotektan bagi tanaman:





Induksi resistensi sistemik dari tanaman
Produksi siderofor yang mengkhelat besi sehingga besi tidak tersedia untuk
patogen
Sintesis metabolit yang bersifat anti jamur seperti antibiotik, enzim yang
mendegradasi dinding sel jamur, atau hidrogen sianida yang menekan pertumbuhan



jamur patogen
Mampu berkompetisi dengan patogen untuk nutrisi atau tempat di akar.
Hal ini dapat mengurangi penggunaan pestisida berbahan kimia sintetik

sehingga pengeluaran untuk perlindungan tanaman otomatis berkurang. Selain itu
pemanfaatan bioprotektan dari pupuk hayati juga lebih sehat, alamiah dan ramah
lingkungan.
Dengan pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tanpada
diaplikasikannya pupuk hayati maka peranan pestisida sangat tinggi terhadap
penanggulangan HPT, dengan dimikian penggunaan pestisida akan terus meningkat.

BAB IV
KESIMPULAN

Pupuk hayati berdampak positif bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk hayati mampu
menyediakan unsur hara secara lebih baik dibanding dengan pupuk sintetis ataupun tanpa
pemberian pupuk hayati(kontrol). Adaptasi yang dilakukan bahan dari pupuk hayati seperti
bakteri penambat N memberi dampak yang baik bagi aktivitas mikroba tanah dan kualitas
tanah untuk memberi ketersediaan nutrisi bagi tanaman.

DAFTAR PUSTAKA
Antonius, Sarjiya., Dwi Agustiyani. 2011. Pengaruh Pupuk Organik Hayati yang Mengandung
Mikroba Bermanfaat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Panen Tanaman Semangka serta Sifat
Biokimia Tanahnya pada Percobaan Lapangan di Malinau-Kalomantan Timur . Dalam
http://journal.unair.ac.id/

FNCA Biofertilizer Project Group. 2006. Biofertilizer Manual. Forum for Nuclear
Cooperation in Asia (FNCA). Japan Atomic Industrial Forum, Tokyo.
Ginting, R.C.B., Simanungkalit, R.D.M., D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D.Setyorini, dan W.
Hartatik. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. BBSDLP. Tersedia di
http://balittanah.litbang.deptan.go.id
Hartatik,Wiwik.2013.
Pupuk
Kandang
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id

dan

Pupuk

Hayati.

Tersedia

di

Hasibuan, 2006. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi. Bumi Askara;
Jakarta.
Masfufah, Ainun ,dkk..2012. Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati (Biofertilizer)
Padaberbagai Dosis Pupuk dan Media Tanam yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan
dan Produktivitas Tanaman Tomat (Lycopersicon Esculentum) Pada Polybag.
Diakses melalui: http://biologi.fst.unair.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/JurnalAinun.pdf
Saraswati, Rasti. tt. Teknologi Pupuk Hayati untuk Efisiensi Pemupukan dan Keberlajutan Sistem
Produksi
Pertanian.
Badan
Litbang
Pertanian.
Yang
diakses
melalui
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id
Simarmata, tualar, Benny Joy, Nana Danapriatna. 2012. Peranan Penelitian Dan Pengembangan
Pertanian
Pada
Industri
Pupuk
Hayati
(Biofertilizers).
Tersedia
di
http://blogs.unpad.ac.id/tualar/files/2011/03/Peranan-Litbang-dalam-Industri-Pupuk-hayati.pdf.

Soenandar, Meidiantie, dkk.. 2010. Petunjuk Praktis Membuat Pestisida Organik.
Agromedia.
Jakarta
Selatan.
Diakses
melalui
:
https://books.google.com/books?isbn=9790062796
Soverda, Nerty dan Hermawati, Tiur. 2009. Respon Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.)
Merill)Terhadap Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Hayati. Universitas Jambi.
Jambi.
Diakses
melalui
:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=11965&val=876
Yuwono, N.W.2006. Pupuk Hayati. http://www.ws.org/1999
Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman; Solusi Perbanyakan Tanaman Budidaya . Bumi
Askara. Jakarta.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25