Jilid-15 Depernas 24-Bab-133

BAB 133.

TARGET2/PROJEK2 PEMBANGUNAN
PERHUBUNGAN LAUT

§ 1637. Kapal
a. Tonnage kapal.
1. Pada tahun 1957 pelajaran interinsuler dilaksanakan oleh K.P.M.
ditambah dengan perusahaan2 pelajaran nasional (milik + charter)
dengan data² sbb.:
a). Djumlah tonnage: 135.034 D.W.T. + 66.838 D.W.T. =
201.872 D.W.T.
b). Djumlah kapal: 151 buah.
c). 60% dari flow of goods dilaksanakan oleh K.P.M.
(K.l. 3.000.000 ton); djadi flow of goods seluruhnja pada
tahun 1959 k.l, 5.000.000 ton.
2. Tonnage dan djumlah kapal 2 menurut tjatatan Departemen Perhubungan Laut pada tanggal I Djanuari 1959 adalah sbb.:
a). Tonnage B.R.T. : 104,527,63
b). 'Djumlah kapal : 124 buah.
3. Untuk melajani kebutuhan di Tanah Air kita, tidak tjukup kiranja
mengambil dasar tonnage K.P.M. sebelum perang sadja mengingat

pertumbuhan masjarakat kita jang dari hari kehari makin bertambah
kebutuhannja. K.P.M., hanja melajani kepentingan dari kaum
kolonial jang tentu hanja dititik-beratkan kepada kebutuhan beberapa golongan dari manusia 2 tertentu.
Untuk memenuhi kebutuhan minimal dari masjarakat Indonesia
diperlukan suatu tonnage K.P.M. sebelum perang + sesuatu
djumlah tonnage.
Djika kita kira 2kan kenaikan kebutuhan akan pengangkutan dilaut
dewasa ini ada 3 kali lebih daripada kebutuhan masjarakat pada
djaman kolonial, maka kita memerlukan :
3 X 200.000 D.W.T. = 600.00 D.W.T. (k.l. 400.00 B.R.T.). Djika
diketahui armada niaga India berdjumlah k.l. 625.641 B.R.T.
pada tahun 1958, maka tak berkelebihan kiranja djika Indonesia
dengan beribu-ribu pulau memiliki Armada Niaga sebesar
400.000 B.R.T.
4. Dewasa ini perusahaan2 pelajaran nasional kita memiliki 104.000
B.R.T.
Dengan perhitungan 10% dari djumlah tersebut mungkin rusak
atau hilang, maka kita ambil sebagai perkiraan tonnage kapal 2
Nasional kita :
90% dari 104.000 B.R.T. = 93.600 B.R.T.

oleh sebab itu, maka untuk kelantjaran komunikasi, kita perlukan
tambahan 400.000 BRT -- 93.600 BRT = 300.000 BRT.

3497

b. Djumlah kapal.
Djumlah kapal menentukan frekwensi dan daja angkut dari armada
niaga.
Mengingat keadaan geologis Tanah Air kita, sejogijanjalah diambil
kapal² dengan tonnage jang berdjumlah antara 1.000 — dan 3.000
D.W.T. atau k.1. 800 -- 2.700 N.T.
Untuk memenuhi tonnage jang kita inginkan, dengan demikian diperlukan k.l. 225 buah kapal,
Perusahaan2 pelajaran nasional dewasa ini memiliki 124 kapal. Dengan
perkiraan bahwa 10% dari djumlah ini mungkin mengalami kerusakan/
hilang, maka kita dapat mengambil dasar djumlah kapal dewasa ini
sebanjak 115 buah. Untuk memenuhi djumlah 225 kapal tersebut, maka
perlu ada tambahan sedjumlah 110 buah kapal.
c. Soal alat² pengangkutan sederhana.
1. Alat2 pengangkutan Laut seperti perahu 2 lajar perlu diintensifkan
penggunaannja dan di-koordinasikan oleh pimpinan distribusi.

Kepada perahu2 lajar perlu diberikan alat 2 keamanan dan alat 2
penolong untuk mendjamin keselamatan pada penumpang dan
muatan.
2. Motorisasi perahu2 lajar dan tongkang2 perlu pula mendapat
perhatian sewadjarnja. Djika mungkin maka perahu² lajar perlu
dibangun demikian sehingga rangkanja dapat menahan dorongan
motor.
Tongkang 2 perlu dibangun untuk dapat ditarik dengan kapal
tunda. Tongkang 2 ini sangat baik untuk perairan jang tenang
seperti sungai 2, danau, teluk 2 atau selat 2 jang tenang dan sebahagian dapat ditarik dengan kapal tunda.
§ 1638. Soal tenaga 2 terdidik
Tonnage kapal dan segala fasilitas 2 dan material² akan tidak ada
manfaatnja djika tidak dikemudikan oleh tenaga 2 ahli jang terdidik.
Kelambatan dalam program Pemerintah tidak mungkin selamanja
dipersalahkan kepada kekurangan materiaal dan kekurangan tonnage
kapal.
Tenaga terdidik ini meliputi antara lain :
a. para nachoda dan mualim.
b. para ahli mesin.
c. para telegrafis.

d. para ahli memuat.
e. para ahli ekonomi pelajaran.
f. para ahli pelabuhan dan fasilitas2.
g. para ahli hidrografi.
h. para ahli perambuan dan penerangan,
para ahli pembangunan kapal2.
3498

a. Nachoda dan mualim. Untuk dapat menggunakan sebagaimana
mustinja, maka djumlah kapal 2 jang kita rentjanakan jaitu djumlah 225
buah kapal, maka kita memerlukan sbb.:
Nachoda
: 325 orang
Mualim I-II-III
: 625 ,,
.
Djumlah :
950 orang Mualim.
Menurut tjatatan. dewasa ini kita baru memiliki
Nachoda P.I.

: 11 orang
Mualim I, II, III, P.I.
: 60 orang
Nachoda P.T.
: 11 orang
.
Djumlah

: 82 orang, dan

Mualim P.B. III
Mualim P.B. II
Mualim P.B. I
Djumlah

: 131 orang
: 71 ,,
: 9 ,, .
: 293 orang.


Dengan demikian maka untuk memenuhi sedjumlah 950 mualim, maka
masih diperlukan tambahan 950 -- 293 = 657 orang mualim.
b. Ahli mesin. Untuk melajani 225 kapal tab, kita perlukan 657 ahli
mesin. Menurut keterangan pada waktu ini kita hanja memiliki 197 ahli
teknik/mesin, sehingga untuk mentjapai djumlah 657 ahli mesin, kita
perlukan tambahan 675—197 = 478 orang ahli mesin.
c. Tenaga telegrafis. Pada waktu ini pada Dinas 2 pelajaran ada 84
orang Telegrafis, sedang untuk melajani kapal 2 kita memerlukan minimaal
225 orang telegrafis, sehingga kita perlu tambahan 225 — 84 = 141
orang telegrafis.
d. Ahli ekonomi pelajaran. Untuk para ahli ekonomi pelajaran dapat
diambil para peladjar lulusan sekolah 2 SMEA/SMEP untuk dididik
chusus mendjadi ahli ekonomi pelajaran atau ahli muat.
Seperti telah kita ketahui, di Indonesia ada 743 pelabuhan 2 besar/
ketjil, jaitu :
Pelabuhan induk
15 (bandar induk).
Pelabuhan daerah
48 (bandar daerah).
Pelabuhan lainnja jang dinjatakan sebagai pelabuhan.

laut
: 67
Pelabuhan2 ketjil : 645
Djika kita usahakan agar untuk tiap pelabuhan induk rata 2 ada 10
ahli ekonomi pelajaran; untuk pelabuhan Daerah 5 orang ahli dan untuk
setiap pelabuhan ketjil 1 orang, maka kita memerlukan djumlah 1082
orang ahli ekonomi pelajaran.
3499

e. Ahli 2 pelabuhan. Tenaga 2 ahli ini djuga masih sangat kekurangan.
Di Djakarta ada 6 orang pandu laut jang sangat berat menghadapi tugas
se-hari2, apalagi sjahbandar jang tjukup tjakap harus dapat mem bantu
untuk mengatasi pekerdjaan 2 se-hari2.
1. Djika untuk pelabuhan seperti Djakarta disediakan 15 orang
pandu laut dan 5 orang sjahbandar pembantu, maka djumlah ini tidaklah
berlebih-lebihan.
Untuk Surabaja, Makasar dan Belawan diperlukan masing 2 10 orang
pandu laut. Untuk Semarang, Tjirebon, Padang, Balikpapan, Bandjarmasin
dan Ambon masing 2 diperlukan 5 orang dan lain pelabuhan masing 2
3 orang.

Karena itu menurut dugaan kita akan memerlukan 1.k, 250 orang
pandu² laut, dan djumlah ini tidak akan ber-lebih 2an.
2. Sedjumlah sjahbandar sangat perlu ditambahkan di pelabuhan 2
jang ketjil tetapi jang sangat mempengaruhi ekonomi ,Negara. Selain dari
itu sjahbandar pelabuhan ketjil dapat merangkap sebagai pandu, Karena
itu perlu segera dididik atau diadakan kursus untuk 50 orang sjahbandar
guna menempati pos 2 jang belum ada sjahbandarnja.
f. Ahli Hidrografi dan perambuan/penerangan. Djuga ahli 2 untuk
hal ini sangat diperlukan. Dinas Hidrografi dan Perambuan/penerangan
ini di zaman pendjadjahan dilaksanakan oleh Governements Marine :
dewasa ini oleh DJEPEL.
Untuk membuat peta daerah laut dan pantai Tanah Air kita jang
begitu luas maka diperlukan sedjumlah tenaga hidrografis dan perambuan/
penerangan jang tidak ketjil.
g. Pendidikan Nelajan dan pelajaran lokal diadakan di tempat 2 pelabuhan jang tjukup besar, seperti : Djakarta, Tjirebon, Semarang, Surabaja,
Lampung, Padang, Belawan, Riau, Pontianak, Makasar, Bitung dan
Ambon.
h. Output A.I.P. Dengan demikian kita perlukan pendidikan pelajaran
jang lebih ekstensif. Djika menurut keterangan output A.I.P. sekarang
adalah hanja 100 ahli tiap tahun, jaitu 50 ahli pelaut, 50 ahli Mesin, (N.B,

menurut rentjana A.I.P. harus dapat menampung 500 siswa), maka perlu
ditentukan agar output A.I.P. dapat diperbesar dengan 3 kali output
sekarang.
i. Selain dari itu, maka akan sangat berfaedah bila pendidikan 2
pelajaran (A.I.P., S.P.M., A.P.N. dll.) dapat diperhebat dan didirikan
ditempat bandar² penting seperti Djakarta, Surabaja, Makassar dan
Ambon. Mengingat daerah Lampung merupakan daerah harapan, maka
perlu dipertimbangkan pendirian sebuah di daerah Lampung tersebut (ditindjau dari sudut urbanisasi) djuga sangat berfaedah.
j. Tenaga pendidik sedapat mungkin diambilkan dari bangsa Indonesia sendiri. Djika perlu dapat ditambah dengan tenaga 2 pendidik dari
luar negeri.
3500

§ 1639. Penanaman Djiwa Maritim dan peranan pendidikan Angkatan
Laut R.I.
a. Selaras dengan usaha penambahan tenaga 2 ahli lautan (perkapalan, pelajaran, pelabuhan dll.), perlu diusahakan agar sifat pendidikan
dan pengadjaran dapat diarahkan untuk penanaman rasa tjinta kepada
lautan jang mengelilingi Tanah Air.
Dalam syllabi dan kurikulum peladjaran di Sekolah 2 Rakjat, Sekolah-sekolah Menengah dan Sekolah 2 Landjutan agar dapat dimasukkan
bahan 2 peladjaran jang menanam rasa tjinta laut.
Pandu 2 laut sebagai kader laut perlu dipupuk dan dibimbing oleh

Pemerintah.
b. Bangsa kita harus mengedjar ketinggalan dalam banjak hal 2
dibidang technik, tetapi djuga dibidang tjara berfikir jaitu dengan „luas lepas” dari kekangan daratan menudju kelaut dan ruang angkasa.
Armada Angkatan Laut R.I, perlu diperkuat (personil dan material)
karena Angkatan Laut ini harus merupakan "terugval basis" dalam
activitas 2 logistik Negara djika armada niaga matjet.
c. Pendidikan A.I.P., S.P.M. dan Pendidikan Ilmu Maritim lainnja
hendaknja di koordinasikan oleh Angkatan Laut, agar doktrin maritim
untuk kepentingan Nasional dapat terdjamin. Kelantjaran perhubungan
laut tidak hanja ditentukan oleh djumlah material dan personil, tetapi
djuga ditentukan oleh disiplin dari personil jang menjelenggarakan pengangkutan dilaut tersebut.
Disiplin/kesadaran Nasional dan doktrin mengabdi Tanah Air
harus ditanamkan pada para pelaut, baik pelaut 2 sipil maupun pelaut 2
militer. Hanja dengan disiplin jang kuat dan kesadaran 2 jang tinggi,
kepentingan Nasional dapat terdjamin diatas kepentingan pribadi. Pula
sangat diharapkan bahwa dalam saat 2 Negara dalam keadaan genting
tiap pelaut harus dapat dipanggil untuk dinas militer, Motif inilah jang
mendorong dapatnja dipimpin (dikoordinasikan pendidikan maritim oleh
A.L.R.I.).
§ 3940. Hal lain2

a. Penimbunan dan Penjaluran .
Pada „perusahaan2 veem” perlu diadakan pengawasan jang teliti oleh
alat 2 pemerintah untuk menghindarkan stagnasi/manipulasi jang
tidak diinginkan.
Gudang 2 veem jang selalu penuh dapat menggambarkan ketidak lantjaran dari Distribusi,
Sesuatu Sistim jang tepat hendaknja ditemukan untuk mentjegah ketidak lantjaran dibidang ini.
3501

b. Tambahan Frekwensi.
Frekwensi pengangkutan perlu ditambah/diperbesar hingga maksimum. Kapal jang rata 2 hanja 2 X sebulan mengangkut tidaklah
dianggap menjumbangkan djasa jang banjak, Ini hanja mungkin
djika :
1. pemeliharaan di-dok 2 terdjamin dan teratur.
2. djika para penguasa pelajaran dan para nachoda benar 2 memperhatikan skala dan tidak memikirkan kepentingan diri sendiri.
3. pengawasan jang tjukup kuat dengan sanksi jang tjukup berat
bagi para pelanggar,
c. Soal djumlah dan keadaan dok kapal.
Djumlah dan pemeliharaan dari dok 2 perlu diperhatikan. Djumlah
jang sekarang ada tidak dapat melajani kebutuhan. Djumlah dokterapung jang tjukup besar perlu mendapat tambahan, jaitu di Tg.
Prink, Surabaja dan Makassar, Demikian djuga dok-terapung jang
ketjil di Tg. Priok, Semarang, Ambon, Belawan dan Padang, Dok galian dapat diusahakan di Tjilatjap; Belawan dan Ambon.
d. Pembagian Daerah Pelajaran.
Ketjuali penjelenggaraan trajek 2 jang merata dan sempurna, jang
dilajari setjara „teratur ” dan jang se-tertib 2nja, maka perlu djuga
ditentukan daerah 2 pelajaran dengan pelabuhan induk sebagai pusatnja,
Pelabuhan induk ini merupakan gudang logistik bagi daerah pelajaran
disekitarnja dan kepadanja diberikan fasilitas pelabuhan jang sebaikbaiknja, sehingga pelabuhan induk ini merupakan pelabuhan "transite " dari kapal 2 pelajaran daerah, Dengan demikian tidak perlu
banjak adanja route 2 pelajaran jang terlalu djauh (misalnja dari
Djawa sampai ke Morotai), Namun dalam beberapa hal, trajek 2 jang
djauh ini kiranja penting pula untuk meniadakan gedjala 2 rasa
kedaerahan.
e. Penggunaan Armada Niaga.
Untuk melantjarkan program Sandang Pangan, pula agar seluruh
kapal 2 niaga dapat ditertibkan, maka akan sangat baik apabila untuk
sementara waktu semua kapal 2 niaga dipimpin dalam satu kesatuan.
f. Armada Logistik Negara.
Bentuk organisasi dan tiara pelaksanaan armada logistik ini dapat
diatur dan ditentukan oleh Pemerintah.
g. Pengawasan.
Pengawasan jang teliti perlu diadakan atas penggunaan armada
logistik ini dan sistim distribusi pun perlu disempurnakan dan diawasi,
Pengawasan selalu merupakan titik jang lemah.

3502

Perentjanaan dan pelaksanaan djika tidak disertai dengan suatu
aparatur pengawasan jang sungguh 2 rapat, rapi dan tegas, tidak akan
berhasil sebagaimana direntjanakan.
Aparatur pengawasan ini akan merupakan tangan jang sangat
berharga bagi BAPEKAN. Apabila seorang anggauta aparatur peng awasan ini menjeleweng, kepadanja dikenakan sanksi jang seberat beratnja.
h. Sanksi .
Pengawasan tanpa sanksi akan tidak banjak gunanja. Sanksi hendak nja dilakukan dengan tegas dan konsekwen.
i. Problim minjak.
1. Pemerintah agar berusaha menguasai sumber² minjak dengan
djalan jang se-bidjaksana 2nja, dengan pengetahuan rangkaian
Internasional Oil Club, dan lain 2 ikatan2 Internasional.
2. Armada logistik laut tidak akan mampu berdjalan sempurna apabila soal minjak tidak dikuasai penuh oleh Pemerintah,
Produksi, marketing (Distribusi) minjak ini harus dapat penuh
dalam kekuasaan Pemerintah.
Pelabuhan 2 induk jang djauh dari sumber minjak agar diperlengkapi dengan reservoir 2 minjak.
3. Suatu armada minjak Negara harus dibangunkan untuk mengua sai soal minjak dengan sepenuhnja. Untuk ini maka selekasnja
harus dimulai dengan persiapan 2 untuk mengambil kekuasaan
minjak, dengan djalan menjiapkan pendidikan, mengusahakan
sumber2 minjak, membangun industri minjak, dsb.
j. Penjaluran Pengangkutan Penumpang Kapal Kepengangkutan Udara
dan Pengangkutan Darat.
Para penumpang memerlukan fasilitas 2 jang djauh lebih sulit dan
lebih banjak daripada pengangkutan barang. Banjak tonnage kapal
ditelan untuk memenuhi fasilitas bagi para penumpang. Mengingat
kemadjuan teknik dewasa ini, maka akan sangat bermanfaat kiranja
djika dapat dipikirkan suatu usaha agar pengangkutan dari pada
penumpang kapal laut lambat laun dapat disalurkan kepada pengang kutan udara dan pengangkutan darat. Dengan demikian ruangan 2
kapal dapat ditjurahkan chusus untuk barang pula tidak perlu suatu
kapal laut singgah dipelabuhan untuk menurunkan satu atau dua
penumpang sadja. Perlu diketahui bahwa tiap kapal jang singgah
dipelabuhan berarti hilang waktu dan pengeluaran uang pelabuhan.

3503

Untuk penumpang2 djarak djauh (misalnja ke luar negeri) dapat
diadakan kapal2 penumpang dam untuk keperluan 2 jang tertentu dapat
diadakan kapal2 penumpang pelajaran inter-insular. Tetapi titik berat
pengangkutan penumpang perlu dipikirkan pemindahannja kepada
angkutan udara.
k. P.T.T.
Keadaan dewasa ini jang sangat terasa ialah terlambatnja pos. Untuk
melantjarkan perhubungan pos perlu diinstruksikan kepada setiap
kapal untuk membantu pengangkutan pos (ketjuali kapal 2 perang
jang tudjuan/haluannja tidak tentu). Instruksi ini harus ditaati oleh
setiap kapal dan pengawasan dilaksanakan dengan seksama,
l. Pelajaran Samudera.
Menurut tjatatan, maka pengangkutan 2 ketjil samudera ke — dan
dari Indonesia 98% masih dalam usaha asing.
Perlu dipikirkan untuk mengoper pelajaran Samudera ini ketangan
bangsa Indonesia. Untuk ini perlu diadakan rentjana chusus, karena
pelajaran samudera ini akan meliputi :
1. 5 djuta ton angkutan barang (ketjuali angkutan minjak).
2. untuk angkutan ini diperlukan tonnage kapal jang mendekati tonnage pelajaran inter-insular, jaitu jang kita tjita 2 kan ialah k.l..
400,000 B.R.T.
3. djumlah kapal jang diperlukan ditaksir 30 a 40 buah a 10.000 ton.
4. tenaga mualim dan ahli mesin akan meliputi 300 orang sedang
untuk agen 2 dan organisasi darat masih perlu djumlah tenaga
jang banjak lagi.
m. Industri Perkapalan.
Industri ini perlu diperluas dan di-intensifkan. Pengawasan hendaknja dilakukan bersama dengan Angkatan Laut Republik Indonesia,
mengingat A.L.R.I. dapat ikut menentukan sjarat 2 kapal dan galangan
sehingga dalam saat genting kapal 2 dapat dipergunakan untuk pertahanan Negara.
n. Biaja jang disediakan dalam Rentjana I :
Untuk pembangunan Perhubungan Laut dalam Rentjana I disediakan
Rp. 10.133, djuta (tidak termasuk biaja untuk industri perkapalan ).
Djumlah tersebut masih djauh daripada mentjukupi untuk membiajai
rentjana jang di-tjita2kan.
Maka dengan alokasi djumlah wang tersebut pada achir Rentjana I
diharapkan baru dapat ditjapai tambahan tonnage ± 260.000 D.W.T.

3504

LAMPIRAN „A”
TRAJEK2 PERHUBUNGAN INTER-INSULER.
Trajek

Keterangan

C 2 XIII
(2 P.T.)

Surabaja — Sulawesi Sel. (pantai
Timur) — Maluku Utara — Su-rabaja

C 2 XII
(2 P.T.)

Surabaja — Sulawesi Sel. (pantai
Timur) — Sulawesi Utara (pantai
Timur) — Surabaja
Surabaja — Bandjar Masin —
Makassar — Surabaja
Surabaja — Bali — Kalimantan Timur
— Sulawesi Barat — Kali-mantan
Timur — Surabaja
Surabaja — Sulawesi Barat — Sa-ngir
Talaut —Surabaja
Surabaja — Sulawesi Selatan (pantai
timur) — Sulawesi Utara (pantai Timur)
Surabaja — Nusa Tenggara
Surabaja — Nusa tenggara
Surabaja — Makassar — Nusa
Tenggara
Surabaja — Bali — Lombok
Surabaja — Sul. Sel. (pantai Ti-mur)
— Maluku Utara
Surabaja — Sul. Sel. — Kai. —
Tanimbar — Maluku Sel. — Banda.
Surabaja — Sul. Sel — Nusa
Tenggara
Surabaja — Bali — Lombok
Tg. Priok — Tjirebon — Daerah
Djambi
Tg. Priok — Kalimantan Barat
Tg. Priok — Kalimantan Barat
Tg. Priok — Kal. Sel — Singapore.
Tg. Priok — Kal. Barat

C 2 XI
(2 P.T.)
C2X
(2 P.T.)
C2V
C 2 XII
C 2 VIII
C 2 VII
C 2 VII
C2X
C 2 XIII
C 2 XIV
C 2 VII
C 2 IX
C2Vb
C 2 II
C 2 IV
C 2 IX
C 2 II
(2 P.T.)
C 1 III a
C 1 VII a
C 1 VII B

Tg Priok — Palembang — Bangka
Belawan — Atjeh (pantai Timur
— Barat) — Simeulue.
Belawan — Penang — Atjeh
(pantai Timur — Barat) — Simeulue

Djumlah kapal
milik
charter


5

1
1

1
1

2
1
1



2



1



4



1



3



2



1
1




1



5
1




2

1



2



3505

C 1 III
(2 P.T.)
C 2 II
(C 2 IV)
C 2 XI
C 2 II
C1Va
(2 P.T.)
C 1 VIII
C 1 II
C 1 III b
C 1 IV a
C 1 VIII
C 2 III
C1Va
C1Vb
C 2 III
(2 P.T.)
C 1 IV a
(2 P.T.)
C 1 III b
C 1 III a
C 1 II
C1Va
C2I
C2I
(2 P.T.)
C1Vb
C 1 VII a
C 1 VI a
C 1 VII a

3506

Tg. Priok — Pandjang — Palembang
Tg. Priok — Kalimantan Barat —
Kalimantan Selatan

1



4



Tg. Priok — Kalimantan Barat
Tg. Priok — Palembang — Djambi
— Singapore
Pontianak — Singapore — pantai
Kal. Barat
Tg. Priok — Palembang — Singapore — Belawan.
Tg. Priok — Bangka — Palem-bang

1

1

1

3





5



1



6




1

1


1
1
1



1

5

8

1




1
2





3

8

Tg. Priok — Djambi — Dabo —
Tjirebon
Pontianak — Singkawang — Riau —
Singapore
Tg. Priok — Pandjang — Palembang
Tg. Priok — Palembang — Djam-bi
Tg. Priok — Palembang — Singapore
Tg. Priok — Pandjang — Palembang
Tg. Priok — Djambi — Tg. Pan-dan
— Tjirebon
Tg. Priok — bangka
Tg. Priok — Bangka — Palem-bang
Tg. Priok — Palembang — Singapore — Belawan
Tg. Priok — Palembang — Djam-bi
— Singapore
Tg. Priok — Pandjang — Suma-tera
Selatan (pantai Barat)
Tg. Priok — Pandjang — Suma-tera
Selatan (pantai Barat)
Tg. Priok — Palembang — Singapore
Belawan — Pantai Atjeh Timur
dan Barat — Penang
Belawan — Sungai Siak — Singapore
Belawan — Pantai Atjeh Timur
dan Barat — Penang

C 1 VI
C 1 VIII
C 1 IV
Semua. Trajek
A dan C gol.
b
sub VIII

Belawan — Singapore — Sungai
Siak.
Pontianak — Riau — Singapore
Tambelan — Singkawang.
Bandjarmasin — Sampit — Singapore.
oleh PELNI

3



1





1

46

12

115

49

sub IX
Djumlah

3507

DAFTAR PERUSAHAAN PELAJARAN PANTAI DALAM PELAKSANAAN PP. 47/1957 PESERTA
KAPAL DAN TRAJEKNJA.
( S I T U A S I  1958) .
„B”

3508

Lampiran

3509

3510

3511

3512

3513

3514

REKAPITULASI : Djumlah Perusahaan menurut Panitya Perizinan ada:
6 buah dan:
(a) Perusahaan jang sudah memiliki armada sendiri ada 38 perusahaan.
(b) Perusahaan jang baru mempunjai armada sendiri ada
8 perusahaan. Djumlah B.R.T. 73,316,74
Djumlah D.W.T. 76.583,46 lebih.
DWT kapal belum ( lihat daftar ).

3515

LAMPIRAN ,,C’’
DAFTAR PELABUHAN INDUK DAN PELABUHAN2
DAERAH HUKUM PELABUHAN INDUK

Daerah Propinsi

Pelabuhan Induk

Pelabuhan² jang masuk daLam kekuasaan hukum pelaBuhan Induk.

I. Atjeh.

1. Lho Suemawe.

II. Sumatera Utara.

2. Belawan.

III. Sumatera Barat Riau.
IV. Sumatera Selatan Djambi.

3. Teluk Bajur
(Padang).
4. Palembang.

10. Pakan-baru.
11. Rengat.
12. Belinju.
13. Bengkulu.
14. Djambi.
15. Pandjang.
16. Pangkal Balam.
17. Tandjung Pandan.

V. Djawa Barat.

5. Tandjung.
Periuk.

18. Merak.
19. Tjirebon.

VI. Djawa Tengah.

6. Semarang.

20. Tegal.
21. Tjilatjap.

VII. Djawa Timur.

7. Surabaja.

22. Banjuwangi.
23. Panarukan.
24. Probolinggo.

VIII. Kalimantan Barat.

8. Pontianak.

25. Pemangkat.
26. Sambas.
27. Singkawan.

IX. Kalimantan Selatan.
Kalimantan Timur.
Kalimantan Tengah.

9. Bandjarmasin.

28. Balikpapan.
29. Kotabaru.
30. Lingkas ( Tarakan ).
31. Samarinda.
32. Sampit.

3516

1. Kuala Langsa.
2. Meulaboh.
3. Olhee Lheue
4. Bagan Siapi-api.
5. Bengkalis.
6. Gunung Sitoli.
7. Sibolga.
8. Tandjung Balai ( Asahan).
9. Dumai c.q. Telukbetung.

X.

Sulawesi (Selatan).

10. Makasar.

33.
34.
35.
36.

XI.

Sulawesi (Utara).

11. Bitung.

37. Gorontalo,
38. Menado.
39. Poso.

XII. Maluku.

XIII. Bali.
Nusatenggara
Barat/Timur.

12. Ambon.
13. Benda.

40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.

Bau-bau.
Donggala.
Kendari.
Pare-pare.

Ternate.
Ampenan.
Buleleng.
Bima.
Ende.
Kupang.
Maumere.
Sumbawa (Badas).
Waingapu,

3517

Lampiran „D"

BEZETTING PRESENTAGE TAMBATAN.
No.

Nama Pelabuhan

(1)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Lho Seumawe
Meulaboh
Olhee Lheue
Kuala lngsa
Belawan
Bengkalis
Bagan Siapi-api
Gunung Sitoli
Sibolga
Tandjung Balai
(Asahan)
Dumai
Teluk Bajur
Pekan Baru
Rengat
Palembang
Belinju
Bengkulu
Djambi
Pandjang
Pangkal Balam
Tandjung Pandan
Tandjung Priuk
Merak
Tjirebon
Semarang
Tegal
Tjilatjap
Surabaja
Banjuwangi
Panarukan
Probolinggo
Pontianak
Pemangkat
Sambas
Singkawang
Bandjarmasin
Balikpapan
Kota Baru
Lingkas (Tarakan)
Samarinda
Sampit

11.
(12).
13.
14.
(15).
16.
17.
18.
19.
20.
21.
(22).
23.
24.
(25).
26.
27.
(28).
29.
30.
31
(32).
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.

3518

1956

Tahun
1957

1958

Keterangan





45%



40%






48%



47%


3%


90%
52%



65%
55%


43%


68%


53%
51%


45%


45%

20%
31%



63%



34%







40%


65%


58%
49%


43%


35%

15%
25%
6%


50%



47%



88%



34%


76%


77%
71%


35%

18%


11%
14%
7%

5%
50%



60%
8%





Tidak ada laporan
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)

idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)

idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)

Tahun
1957

Keterangan
1958

32%








65%







13%



16%








71%

30%





12%



No.

Nama Pelabuhan

(42).

Makasar

36%

43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.

Bau-bau
Donggala
Kendari
Pare-pare
Poso
Bitung
Gorontalo
Menado
Ambon
ternate
Benoa
Ampenan
Buleleng
Bima
Ende
Kupang
Maumere
Sumbawa
Waingapu









50%







12%



(*)
( )

Belum ada Penguasa Pelabuhan atau tambatan.
Pelabuhan Induk.

1956

Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)

3519

BEZETTING PRESENTAGE GUDANG.
No.

Nama Pelabuhan

(1)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Lho Seumawe
Meulaboh
Olhee Lheue
Kuala lngsa
Belawan
Bengkalis
Bagan Siapi-api
Gunung Sitoli
Sibolga
Tandjung Balai
(Asahan)
Dumai
Teluk Bajur
Pekan Baru
Rengat
Palembang
Belinju
Bengkulu
Djambi
Pandjang
Pangkal Balam
Tandjung Pandan
Tandjung Priuk
Merak
Tjirebon
Semarang
Tegal
Tjilatjap
Surabaja
Banjuwangi
Panarukan
Probolinggo
Pontianak
Pemangkat
Sambas
Singkawang
Bandjarmasin
Balikpapan
Kota Baru
Lingkas (Tarakan)
Samarinda
Sampit
Makassar
Bau-bau

11.
(12).
13.
14.
(15).
16.
17.
18.
19.
20.
21.
(22).
23.
24.
(25).
26.
27.
(28).
29.
30.
31
(32).
33.
34.
35.
(36).
37.
38.
39.
40.
41.
(42).
43.

1956

Tahun
1957

1958

Keterangan





84%



46%






72%



44%


95%
67%

72%
40%


25%
37%
90%


70%


53%


68%
80%


82%

62%
69%

26%
72%
3%


100%



41%





45%



75%


51%


43%
77%


49%

78%
100%

45%
73%
3%


86%



60%



31%

34%



37%


80%


36%
83%


55%

79%

44%
46%
37%
3%

100%
96%



77%
53%




35%


Tidak ada laporan
idem *)
idem *)

idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)

idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
idem *)
Tidak ada laporan

3520

44.
45.
46.
47.
(48).
49.
50.
(51).
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.

Donggala
Kendari
Pare-pare
Poso
Bitung
Gorontalo
Menado
Ambon
Ternate
Benoa
Ampenan
Buleleng
Bima
Ende
Kupang
Maumere
Sumbawa
Waingapu


























62%


















55%

31%










Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)
Idem *)

(*) Belum ada Penguasa Pelabuhan atau gudang.
( ) Pelabuhan Induk.

3521

Lampiran „E”
NAMA DAN ALAMAT GALANGAN² KAPAL,

No. Nama Galangan
1.
2.
3,
4.

Fa.M. H, Said
N.V. Nusa Putra
P.T, Tirtadjaja
P.T. Galsia
.

5.
6.
7.
8.

Djantra
N.V. Susula
P.T. Galinda
P.T. Sibih

9. Indomarine Ltd.
10. P.K, Thai Sang
11. Fa Cordesius & Zonen
12. Carya Ltd.
13. N.V. V.P.V,
14. Droogdok Mij Tg.
Priok
15. N.V. Menara
16. Fa. M. Djttsdi
17. Pembangunan Perahu
Bermotor Samudra
18. P.P.P.B. Tritunggal
19. G.K.P.I.
20. Dharma Bakti
21. Perusahaan Perkapalan
Badjo.
22. Kapetiga (Koperasi
P.P, perikanan).
23. P.T. Pasuruan

Alamat
Tjipinang Lontar 1/II Djatinegara,
Djl. Lodan 6
Djakarta Kota
Djl, Sulawesi 2
Tg. Priok.
Djl. Tanah Abang
Djakarta.
II/48
Djl. Sabang 27 a
Djakarta.
Pedjambon I/14
Djakarta.
Djl. Tirtajasa pers. 39 Djakarta.
Antjol Tg, Priok atau Djakarta.
Djl. Garut 15
Djl. Segara 11/8
Djakarta.
Djl. Lodan
Djakarta.
Djl. Gunungsahari
Djakarta.
34/45
Kampung Bandan
Djakarta,
Pasar Ikan
Djakarta.
Tandjung Priok
Djakarta.
Djl. Kalimantan 1
Djl. Kraton Barat 2
Taman Bugisan 8

Te g a 1 .
Te g a 1 .
Pekalongan.

Batang

Pekalongan,
Pekalongan,
Pekalongan.
Djuana

Djl. Sungai Ngerang
Djuana
Patjinan Kulon 102
atas atau
Lombok 1
Djl. Djakarta 6
Tandjung Perak Barat
Tandjung Perak Barat

24. N.V. Djawimex
25. Sumbet Bhaita
26: N.V. Droogdok Mij.
Surabaja
27. Shipbuilding Indra
Djl. Nilam Barat
28. C. V. G a m a
Djalan Kapasari 6
29. B.R.N. Perkapalan
Djl. Watutiban 25
Gadon
30. Pal (Penataran Ang-katan
Laut)

3522

Surabaja
Surabaja
Surabaja
Surabaja
Surabaja
Surabaja
Tuban.

31. N.N.V.I.M.P.

32. N.V. Wahab Sidik
33. Dok Perkapalan Tanah
Timbun
.34. B.T.P. Pesat
35. Dok Merdeka
36. Dockyard Indonesia
37. P.P.P.M. Ternate
38. P.T. Galangan Kapal
Djakarta
39. N.V. "Budiyard Ltd"
40. P.T. Waisisil
41. Pegusahaan Pembikinan
Perahu bermotor

Surabaja
d/a, Sdr. Kadjad
Asmadi
Djl. Mampang 77
Palembang.
Teluk Bajur Padang
atau Djl. Tasikmalaja
1/pay.
Djl. Sulawesi 137A
Selili
Menado
Ternate

Djakarta.

Djakarta.
Bandjarmasin.
Samarinda.

Djalan Halimun 2
Tandjung Prick
Djl. Udjung No. 3

Djakarta.

Klidang

Batang.

Surabaja.

3523

Lampiran ,, F’’
GALANGAN 2 JANG TERGABUNG DALAM KAPENI
No.

Nama Galangan

1. P.T, Perindustrian dan
Perkapalan „SUSULA”
2. Shipbuilding 5 Trading
Coy "NUSAPUTRA"
3. Pabrik Kapal "THAY
SENG"
4. "INDONESIAN MARINE CORPORATION"
5. "CARYA" Shipbuilding Ltd.
6. P.T. "GALINDA"
7. Pertukangan Kapal
"SIBIH" N.V.
8. "TIRTADJAJA"
Shipbuilding Ltd.
9. N.V. "PULAU NURSALA"
10. Perbengkelan Kapal Fa
"M, SAID",
11. "DJANTRA" Trading
Corp. Ltd,
12. N.V. "DJAWIMEK"
13. Perusahaan Dok &
Bengkel "MERDEKA"
14. Biro Tehnik S Perkapalan "PESAT"
15. P,T. "PERKAPALAN
PASURUAN"
16. N.V. Handelsmy
"WAHAB SIDIK"
17. "KAPETIGA"
18. BRN/Ba ian Perkapalan "GADON"
19. Perusahaan Dok/Perkapalan "TANAH
TIMBUN"
20. Firma "M. DJUSDI"
21. "INDRA" Shipbuilding
22. "DOKYARD INDONESIA"

3524

Alamat
Djl. Raya Antjol

Djakarta.

Djl. Lodan

Djakarta.

Djl. Lodan

Djakarta.

Djl. Raya Antjol

Djakarta.

Kpg, Bandan
Djl. Raya Antjol

Djakarta.
Djakarta.

Djl. Raya Antjol

Djakarta.

Djl. Sulawesi 2

Tandjung Priok.

Kpg. Bandan

Djakarta.

Djl. Raya Antjol

Djakarta.

Pelabuhan Nusantara Tandjung Priok.
Djl. Tandjung Perak
Barat 403 Surabaja.
Djl. Selili

Samarinda.

Djl. Sulawesi 137A Bandjarmasin.
Djl. Pelabuhan Kota

Pasuruan.

36 Ilir Karanganjar 22 Palembang,
Djl. Sunan Ngerang 2
Djuwana.
Djl. Watutiban 25

Tuban.

Djl. Pelabuhan 37
Djl, Kraton 2
Djl. Nilam Barat

Telukbajur Padang.
Tegal.
Surabaja.

Djl. Tjilatjap 495

Menado.

23. Perusahaan Pembikinan
Perahu Motor
(P.P.P.M.)
24. N.V. “MENARA
Trading Coy.
25. Perkapalan C.V.
“GAMA”
26. C.V. “SELAT
MAKASSAR”
27. Galangan Kapal
“TELLO”

Ternate

Djl. Kalimantan

Tegal

Djl. Kapasari 6

Surabaja

Paotoro

Makassar

Tallo Towa

Makassar

3525