Jilid-15 Depernas 24-Bab-125

R A N T J A N G A N
DASAR UNDANG-UNDANG PEMBANGUNAN
NASIONAL — SEMESTA — BERENTJANA
DELAPAN TAHUN : 1961 — 1969
DJILID XV
PARAGRAP : 1579 - 1658

RANTJANGAN
Dasar Undang-undang Pembangunan
Nasional — Semesta — B e r e n t j a n a
delapan tahun: 1961 - 1969 disusun ,
oleh Dewan Perantjang Nasional
Republik Indonesia

TERDIRI ATAS :
BUKU KE — SATU
BUKU KE — DUA

BUKU KE — TIGA
BUKU KE — EMPAT


: Pokok­pokok   Pembangunan   Nasional
Semesta­Berentjana.
: Rantjangan   Bidang   Pokok   Projek   Pem­
bangunan   Nasional­Semesta­Berentja­
na.

BUKU KE — LIMA

: Bidang Mental/Ruhani dan Penelitian.
: Bidang   Kesedjahteraan,   Pemerintahan
dan Keamanan/Pertahanan.
: Bidang Produksi.

BUKU KE — ENAM
BUKU KE — TUDJUH

: Bidang Distribusi. 
: Bidang Keuangan. 

BUKU KE — DELAPAN


: Uraian Menteri­menteri.

B U K U KE ­ ENAM
POLA PENDJELASAN BIDANG DISTRIBUSI KOMUNIKASI
DAN TOURISME
DJILID XV
ISINJA :
B A B

Paragrap 
(§)

Halaman

125. DISTRIBUSI : SISTIM DISTRIBUSI 
DALAM PEREKONOMIAN 
SOSIALIS A LA INDONESIA

1579 ­1583


3281

126. KEADAAN SEKARANG

1584 — 1600a

3290

127. KOMUNIKASI: PERHUBUNGAN 
DARAT — DJALAN RAYA

1601—1602

3367

128. PERHUBUNGAN DARAT — 
ANGKUTAN BERMOTOR

1603— 1606


3381

129. PERHUBUNGAN DARAT 
KERETA API

1607 ­1621

3393

130. PERHUBUNGAN — POS, 
TELEGRAP DAN TELEPON

1622 — 1628

3461

131. PERHUBUNGAN LAUT

1629 ­1632


3477

132. TUDJUAN DAN PEMBIAJAAN

1633—1636

3494

133. TARGET/PROJEK  PEMBANGUN­
AN PERHUBUNGAN LAUT

1637 — 1640

3497

134. PERHUBUNGAN UDARA

1641— 1647


3526

135. T O U R I S M E

1648—1649

3570

136. KEADAAN SEKARANG

1650—1652

3574

137. KEADAAN JANG MENDJADI 
TUDJUAN

1653 — 1658

3581


2

BAB 125. BIDANG DISTRIBUSI
SISTIM DISTRIBUSI DALAM PEREKONOMIAN SOSIALIS
A LA INDONESIA
§ 1579. U m u m
Sistim distribusi untuk barang 2 sandang-pangan adalah bagian
chusus dari Sistim perekonomian Indonesia, oleh sebab itu dalam bagian
umum ini baiklah diteliti Sistim perekonomian Indonesia.
Sum be r unt uk m e nge t a hui ini ia la h :
a . U.U.D. 1945 pasal 33 jang menjatakan dalam :
ajat (1)
: Susunan perekonomian Indonesia sebagai usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan.
ajat (2) : Negara menguasai tjabang 2 produksi jang penting bagi
Negara dan jang menguasai hadjat hidup orang banjak.
ajat (3) : Negara menguasai dan mempergunakan untuk se- besar2nja kemakmuran rakjat, bumi dan air dan kekajaan jang
terkandung didalamnja.
b. Manifesto politik : Keputusan D.P.A tentang Perintjian Manifesto

Politik Republik Indonesia, halaman 26:
1. Retooling alat2 produksi dan alat2 distribusi. Semuanja diorganisir
dibelokkan stirnja kearah pelaksanaan pasal 33 Undang 2 Dasar 1945,
dengan mempergunakan rel Demokrasi Terpimpin.
2. Semu alat vital dalam produksi dan semua alat vital dalam distribusi atau sedikitnja diawasi oleh Pemerintah,
3. Segala modal dan tenaga jang terbukti progressif dapat diikutsertakan dalam pembangunan Indonesia.
4. Tenaga modal "funds and forces" bukan asli jang sudah menetap
di Indonesia, jang menjetudjui, lagi pula sanggup membantu terlaksananja program Kabinet Kerdja, akan mendapat tempat dan
kesempatan jang wadjar dalam usaha 2 kita, dan dapat disalurkan
kearah pembangunan Perindustrian, misalnja dalam sektor industri
menengah jang masih terbuka bagi inisiatif partikulir.
5. Mentjoret sama sekali „hak eigendom” tanah dari hukum pertanahan Indonesia, dan hanja kenal hak milik tanah bagi orang
Indonesia, sesuai dengan pasal 33 Undang 2 '45.
c. Amanat Presiden:
1. Sistim ekonomi itu ialah Ekonomi Terpimpin dan untuk melaksanakan Ekonomi Terpimpin ini diperlukan suatu kebidjaksanaan
dalam Sistim pemerintahan, jang memungkinkan stabilisasi politik
(halaman 33 alinea 3).
3281

2. Supaja mengerahkan segala usaha dalam lapangan ekonomi dan

keuangan kesuatu masjarakat jang adil dan makmur berdasar
Pantjasila, dan sesuai dengan kepribadian dan kebutuhan bangsa
Indonesia. Kepribadian bangsa Indonesia mengenai sifat gotongrojong dan azas kekeluargaan (hal, 33 alinea terachir).
3. Supaja Pembangunan menjempurnakan Ekonomi Terpimpin sedjalan
dengan tjita2 Demokrasi Terpimpin, untuk melenjapkan sisa 2
ekonomi kolonial, bahaja 2 kapitalisme dan free-fight liberalism
baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri (hala-man 34
kalimat ke 2),
Dengan hal 2 tersebut diatas, terutama jang tersebut dalam c
ternjata bahwa :
(a). Setjara negatip Sistim perekonomian Indonesia ialah suatu Sistim
jang bukan Sistim kapitalis free-fight liberalism dan djuga bukan
Sistim sosialisasi jang menghapuskan hak milik perseorangan,
(b). Dan setjara positip : Sistim perekonomian Indonesia ialah Sistim
Ekonomi Terpimpin sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia
jaitu gotong-rojong dan azas kekeluargaan.
Sistim ini dapat djuga disebut Sistim perekonomian Sosialis ala
Indonesia ataupun Sistim gotong-rojong.
Sistim perekonomian Sosialis ala Indonesia berdasarkan kesadaran
sosial, gotong-rojong, berpidjak pada suatu sintese antara kebebasan dan pimpinan dalam perekonomian dengan djalan:

(1). memiliki alat2 perekonomian jang vital,
(2). menguasai alat 2 tersebut dalam sub (1),
(3). membimbing, memupuk Badan 2 Koperasi dan Swasta,
(4). mengoreksi, mengontrol, Badan 2 tersebut dalam sub (1),
(5). memadjukan atau membatasi kebebasan usaha 2 perseorangan.
Dalam meneliti Sistim Sosialis ala Indonesia tidak boleh dilupakan
dasar Pantjasila, terutama ke-Tuhanan jang Maha-Esa, suatu sila jang
memungkinkan kebebasan bertindak dari perseorangan dalam lapangan
ekonomi jang loyaal dan tjinta pada Bangsa dan Negaranja.
Sistim distribusi untuk sandang-pangan :
Diatas telah djelas, bahwa ini dari Sistim perekonomian Sosialis ala
Indonesia setjara terperintji dan prinsipil meletakkan :
Pimpinan dari Negara disegala bidang perekonomian jang dilakukan
(subject) oleh :
1. perusahaan djasa Pemerintah (utiliteits-bedrijven atau public-service),
jaitu perusahaan jang tudjuannja memenuhi suatu djasa (service)
jang tertentu, seperti D.K.A.
2. Djawatan Soda Garam, diatur sekarang dalam I.B.W, 1927 dan
I.C.W., meskipun di I.B.W. adalah perusahaan jang didjalankan
seperti biasa untuk mengedjar keuntungan.

3282

3. Perseroan2 terbatas milik Negara.
4. Koperasi2 .
5. Pengusaha2 swasta berbentuk perseorangan, kongsi, firma, comm.
Vennootschap P.T. 2, I.M.A., untuk memudahkan pimpinan, seharusnja mendjadi anggota dari Organisasi Pengusaha Sedjenis, jang telah
mendapat pengakuan dari Pemerintah.
● Pengusaha2 jang disebut dalam nomor 5 pada prinsipnja dapat djuga
mendjalankan distribusi sandang-pangan dalam tahapan pertama.
Ter-lebih 2 karena menurut kenjataan aparatur 2 pemerintah untuk melaksanakan distribusi itu belum mentjukupi dan koperasi 2 masih dalam
pertumbuhan, walaupun dalam pertumbuhan jang banjak harapan
karena adanja Departemen chusus untuk Koperasi.
● Terang dan tidak perlu diperpandjang bahwa Pengusaha Swasta
Nasional jang tidak loyaal atau jang tidak menjetudjui Sistim perekonomian Sosialis A la Indonesia harus disingkirkan dari Urusan Distribusi
Sandang Pangan.

3283

§ 1580, Politik umum
Ekonomi Terpimpin

distribusi

dalam

rangka

a. Semendjak berlakunja kembali UUD 45 tindakan
Pemerintah dalam bidang ekonomi adalah ditudjukan
untuk mengadakan retooling setjepat mungkin pada
segala sektor perekonomian dalam bidang struk-tuur,
produksi, distribusi dan aparaturnja, untuk mengganti
Sistim ekonomi liberal sebagai Sistim lama jang telah
usang bagi masjarakat kita sekarang dengan Sistim
jang baru jaitu sistim Ekonomi Terpimpin.
Merombak susunan ekonomi liberal jang sudah
berakar tidaklah mungkin dilakukan dalam waktu
sesingkat ini tanpa disertai dengan tindakan2 tegas
berupa perombakan setjara fundamentil terhadap segenap
sektor, termasuk distribusi sebagai sektor jang vital dan
menentukan didalam struktur perekonomian. Karma itu
pembangunan ekonomi sosial tanpa sistim Ekonomi
Terpimpin tak akan menghasilkan masjarakat adil dan
makmur seperti jang di-tjita 2kan dalam Manifesto Politik.
Hal jang sedemikian ini disadari pula sepenuhnja oleh
Pemerintah.
Tentang sistim distribusi jang berlaku sampai
sekarang ini, dari beberapa pembeberan 2 (expose)
tentang politik distribusi Pemerintah serta tindakan
berbagai aspeknja
baik jang dikemukakan oleh
Pemerintah
didalam
Sidang 2
Parlemen,
dapatlah
disimpulkan bahwa sampai sekarang beberapa tindakan
penting telah dimulai oleh Pemerintah untuk meletakkan dasar 2 baru sesuai dengan peranan distribusi
dalam iklim Ekonomi Terpimpin.
Dalam hal memasuki taraf baru pada bidang
distribusi ini landasan kegiatan Pemerintah didasarkan
atas :
1. pasal 33 UUD 45 sebagai sumber
pelaksanaan Ekonomi Terpimpin, dan

juridis

atas

2. Manifesto Politik jang diutjapkan oleh PJM Presiden
pada
tanggal
17 Agustus 1959, sebagai pernjataan dasar politis
untuk landasan pelaksanaannja,
Dalam Manifesto Politik pokok 2 jang menjangkut
bidang
distribusi/
produksi
harus
dikuasai
oleh
Pemerintah atau sedikitnja diawasi oleh Pemerintah.
b. Pada saat sekarang ini pelaksanaan perubahan
sistim distribusi tingkat pertama sudah mulai dilakukan
dalam rangka memenuhi program pertama dari Kabinet
Kerdja jaitu program tentang „memenuhi sandang-

pangan Rakjat dalam waktu se-singkat 2nja”.
Menurut keputusan Pemerintah mengenai bidang
distribusi : Pemerintah haruslah menguasai atau setidak2nja mengawasi dan menga-dakan kontrol setjara
aktip atas pembagian barang2 vital jaitu barang2
jang merupakan bahan2 pokok untuk kebutuhan hidup
se-hari2
dari
rakjat, serta bahan2 untuk produksi, agar penjalurannja
dapat dilaksanakan merata se-adil 2nja dan terbagi sebaik 2nja, Barang 2 pokok jang harus didistribusikan
setjara simplistis terbagi dalam dua golongan jaitu : a.
3284

Bahan 2 pokok untuk kebutuhan rakjat se-hari 2 dan b. Bahan 2 lainnja
jang djuga diperlukan untuk kelantjaran perekonomian rakjat jang merupakan bahan konsumsi pada sektor produktif.
Didalam bidang sandang-pangan Pemerintah telah menetapkan
beberapa tindakan, antara lain :
1. Menetapkan 8 matjam barang kebutuhan Rakjat : a, Beras, b. Gula,
c, Garam, d. Tekstil, e, Terigu, f. Minjak kelapa, g. Minjak tanah,
h. Ikan asin, adalah bahan 2 jang vital jang penjalurannja harus
dikuasai atau diatur oleh Pemerintah baik tentang persediaannja
maupun penjalurannja.
2. Barang 2 lainja jang djuga diperlukan untuk kelantjaran perekonomian rakjat; impornja harus dilaksanakan oleh Pemerintah. Barang 2
ini terdiri dari 13 matjam jakni : a. Tekstil, b, benang tenun, e, kapas,
d. trigu; e, kertas, f. semen, g, besi baton, h. binddraad, i, tinplaten,
j. guni dan taliguni, k, cambrics, l. tjengkeh, m. pupuk. Disamping itu
djuga beras sudah sedjak sebelumnja impornja dilakukan oleh Pemerintah.
Beberapa keputusan Pemerintah a.l. pengumuman Menteri Perdagangan tgl. 23-4-1959 mengenai impor bahan 2 penting diselenggarakan oleh Pemerintah melalui P.T.2 Negara dan keputusan Menteri
Perdagangan No. 2933/M, tgl. 14 Mei 1959 , adalah tentang
penjalurannja,
3. Mempersiapkan retooling dibidang aparatur distribusi dengan
penjempurnaan PT2. Negara, perbaikan organisasi Koperasi dan
eksperimen2 penjaluran melalui toko 2 sandang-pangan.
c. Mengenai penguasaan bahan 2 kebutuhan se-hari 2 dari sandangpangan, dikemukakan bahwa lambat-laun hal itu diurus dan diatur oleh
Pemerintah sbb. :
beras
— J.U.B.M. (tetap G. to G),
gula
— Departemen Perdagangan,
garam
— P.G.S.N./Departemen Perdagangan.
tekstil
— Departemen Perdagangan/Departemen Perindustrian.
terigu
— Departemen Perdagangan;
Pada waktu sekarang ini bahan 2 tersebut jang sudah lengkap
ditangan Pemerintah ialah : beras, gula, garam, tekstil dan terigu, dan
sedang diusahakan agar masuk ditangan Pemerintah ialah : kopra
(minjak kelapa), dengan rentjana kantor kopra mendjadi handling-agent
dari Departemen Perdagangan, minjak tanah, seperti bensin dll. minjak
bumi sedang dalam taraf pembitjaraan (handling agent dari Pemerintah
adalah kantor minjak), ikan asin masih dianggap merupakan suatu produksi jang chusus, karena itu memerlukan penindjauan lebih djauh, Bagi
sektor pengangkutan, terutama pengangkutan darat Pemerintah telah
menguasai impor dan distribusi sparepartsnja.
3285

Demikian pula mengenai distribusi bahan 2 baku, bahan 2 penolong.
Impor bahan 2 penting ini diselenggarakan oleh Pemerintah dengan
saluran melalui PT2. Negara. Saluran distribusinja direntjanakan
sebanjak mungkin dengan memperbanjak djaringan 2, sehingga dapat
dihindarkan kemungkinan 2 manipulasi jang membawa kematjetan 2, Dari
penguasaan impor terhadap 13 matjam bahan 2 penting ini, satu segi jang
pasti akan membawa kemadjuan dan keuntungan bagi perekonomian
kita ialah, bahwa dengan ini berarti 75% pemakaian devisen Negara
dikuasai oleh Pemerintah sendiri, sehingga memudahkan segala tindakan
untuk mengontrole.
Disamping tindakan dilapangan produksi dan impor tersebut, dalam
bidang organisasi distribusi Pemerintah berpangkal pada pendirian,
bahwa se-baik 2nja penjaluran distribusi jang langsung mentjapai konsumen dilakukan melalui koperasi 2, Hal ini dianggap sangat penting
berhubung dengan Pengumuman Pemerintah No. 1 tertanggal 2 September tentang pelaksanaan Pengumuman Menteri Perdagangan tertanggal
15 Mel, dan PP No. 10 tahun 1959, mengenai larangan bagi toko 2 dan
warung 2 etjeran Bangsa Asing diktat ibukota daerah tingkat I dan II
serta tingkat Keresidenan.
§ 1581. Politik harga dan rentjana stabilisasinja
Seperti terdjadi dalam situasi sekarang ini keadaan harga 2 kebutuhan rakjat se-hari 2 telah meningkat sangat tinggi, Harga2 12 matjam
barang maupun 19 djenis bahan makanan dibandingkan dengan tahun
1953, menundjukan kenaikan jang terus-menerus dari tahun ketahun.
Tingkat harga 12 djenis bahan makanan pada bulan Desember 1957
adalah 250%, pada bulan Desember 1958 263%. Seperti telah dinjatakan
dalam Nota Keuangan 1960 harga etjeran 19 matjam bahan makanan
di Djakarta jang pada bulan Desember 1958 berdjumlah 258% (angka
indeks 1953 = 100), pada bulan Djuli 1959 sudah meningkat mendjadi
323% dan bulan Oktober 1959 sesudah sanering mendjadi 316% menurut BPS). Hal 2 tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
karena :
a. Persediaan barang2 tersebut sangat terbatas, sehingga memungkinkan
permainan manipulasi oleh elemen2 parasiter jang pada saatnja apabila
suatu ketika ada kelambatan supply sedikit sadja, mudah menimbulkan
kegontjangan2.
b. Hot-money jang sangat besar djumlahnja berada ditangan para
pedagang sebagai akibat dari keadaan inflatoir sekarang ini, dan
karena itu para pemegang dengan leluasa melakukan berbagai
tindakan manipulasi jang berakibat keadaan seburuk jang kita alami.
c. Disamping itu keadaan pengangkutan baik dilaut, darat maupun udara
masih djauh daripada memuaskan,
d. Djuga pemerintah menetapkan kenaikan harga beberapa barang a.l.
minjak tanah bumi, dan adanja "meerwinst politik" terhadap barang 2
3286

impor jang ditetapkan oleh Pemerintah dengan perhitungan mengimbangi harga 2 dipasaran bebas, jang terlampau tinggi dibandingkan
dengan penetapan harga 2 Pemerintah, keadaan 2 tersebut oleh masjarakat djuga diterima sebagai sebab 2 jang mengakibatkan kenaikan
harga 2.
Maka pada garis besarnja tindakan Pemerintah untuk mengatasi
keadaan sematjam ini adalah sangat kompleks, Selain langkah menudju
ke-satu 2nja djalan jang menurut Pemerintah ialah dengan indirect
approach, Pemerintah meletakkan kebidjaksanaan jang didasarkan atas:
1. Tight-money policy; b. Kontrole fiskal; c, Kontrole direct.
Sebagai follow-up daripada tindakan dilapangan moneter jang dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus j.l. menurut niat Pemerintah kegiatandilapangan ekonomi hendak dialihkan ke-sektor 2 produksi, distribusi,
impor, dan ekspor. Disamping itu untuk mempermudah Pemerintah dalam
mengendalikan djalannja perkreditan dan arus uang, dalam hal ini beberapa tindakan ditudjukan kearah memperbesar pengaruh bank dalam
ekonomi Indonesia.
2. Dalam Kontrole fiskal, pada hakekatnja termasuk djuga kontrole
"budget" untuk menekan defisit Anggaran Belandja Negara: Sudah
dilakukan tindakan 2 (a.1. dengan keluarnja Instruksi Menteri Pertama
tanggal 9 September 1959 No. 114474/GT), dalam rangka menekan
pengeluaran2 jang tak perlu. Tindakan mempergiat padjak dan mengadakan padjak2 baru, mengubah sistim padjak dalam menetapkan imbangan
penarikan padjak antara pusat dengan daerah 2 dll. ditempuh sebagai
djalan untuk memperbesar penerimaan Negara.
Dalam rangka pengendalian harga, Pemerintah sedjak, bulan
Djanuari 1960 telah mengeluarkan penetapan plafond harga barang 2
sandang-pangan. Dalam tindakan dilapangan harga ini terutama mendjelang datangnja hari Lebaran, Keputusan Pemerintah ditudjukan untuk
menurunkan harga rata 2 40% pada harga bulan Desember 1959. Apakah
tindakan ini sudah membawa hasil, kita belum tahu, Tetapi keputusan
itu kini sedang dalam pelaksanaan, walaupun kenjataan tak dapat
disangkal bahwa barang 2 hilang dari pasaran bebas. Keputusan itu djuga
ditudjukan untuk stabilisasi dan pengendalian harga dan untuk mentjegah
usaha2 pengatjauan dengan penimbunan barang 2 sandang-pangan.
Pemerintah, telah mengeluarkan peraturan jang menentukan bahwa
pelanggar2 ekonomi akan dihukum se-berat 2nja, Razia2 sampai sekarang
terus didjalankan.
§1582. Perubahan penetapan Sistim Alokasi dan Dislokasi
Sudah mendjadi tjiri, umumnja daripada Sistim ekonomi liberal,
bahwa kemerdekaan bersaing jang berarti djuga kemerdekaan bermonopoli adalah sendi utama bagi perkembangan perekonomian liberalisme.
Sudah tentu tidak lain rakjat jang tetap melarat, jang mendjadi korban,
dan pengusaha ketjil/pengusaha nasional djanganlah diharapkan pertumbuhannja selama tidak ada pendobrakan terhadap rantai2 Sistim
monopoli tersebut. Sebagai akibat dari politik distribusi kolonial jang
3287

senantiasa melindungi kehidupan apa jang disebut oleh Pemerintah
„kaum eligopolist ” masjarakat tidaklah melupakan peranan "Big Five"
jang semendjak dahulu mempunjai pengaruh jang besar dan menentukan
terhadap perkembangan perekonomian Negara, Sebagaimana diketahui,
mereka tidak sadja menguasai supply dari barang 2 dan bahan2 impor
penting, melainkan djuga supply barang 2/bahan2 hasil produksi dalam
negeri. Mereka dengan sesukanja dapat menentukan mana jang diekspor
dan sisa mana jang diperdagangkan didalam negeri.
Disamping itu karena mereka mempunjai djaringan alat 2 distribusi
sendiri, merekapun dapat mengatur sesuka hatinja alokasi barang 2 bagi
daerah 2 jang sudah tentu mengedjar untung se-besar 2njalah jang
mendjadi motifnja (profit motives) djadi tidaklah alokasi itu didasarkan
atas kebutuhan rakjat jang wadjar, Maka sudah pasti mereka dapat
menentukan harga barang 2nja jang pada hakekatnja merugikan
konsumen.
Sekarang Pemerintah sudah menetapkan beberapa langkah seperti
jang telah disebut pada uraian dimuka, bahwa barang 2 sandang-pangan
jang dianggap vital, impor dan penjalurannja dilakukan melalui PT 2.
Negara, djadi tidak lagi oleh Swasta. Begitu pula penetapan alokasi pada
daerah2 atas barang2 impor serta barang2/bahan2 produksi dalam negeri,
diberikan atas prinsip memenuhi rentjana 2 kebutuhan dengan menaruh
perhatian sepenuhnja pada keseimbangan antara sektor konsumen dengan
sektor perlengkapan umum, meskipun harus diakui kadang 2 belum dapat
dipenuhinja kepentingan2 persediaan urgen disebabkan oleh hal 2 diluar
rentjana, karena timbulnja sesuatu bentjana-alam dan sebagainja
(misalnja mengenai beras),
Dislokasi sedang diusahakan supaja sesuai dengan struktur jang
sedapat mungkin haruslah bisa tertjipta untuk memperpendek djaringan 2,
agar barang2 tersebut segera sampai pada tangan jang memerlukan.
Sampai sekarang bagian terbesar perusahaan 2 asing sudah diambil
alih mendjadi PT 2. Negara, terutama jang vital 2 seperti Internatio, Borsumy dsb.-nja. Menurut pengumuman sampai tgl. 31 Desember 1958
djumlah PT 2, tersebut ada 20 buah.
§ 1583. Kekurangan 2 serta usaha 2 jang harus dilaksanakan
Lebih djauh dapat dikatakan bahwa masih banjaklah tindakan
Pemerintah jang belum dapat dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan 2
maupun hal2 jang timbul sebagai akibat dari tindakan peralihan.
Antara lain kekurangan2 itu ialah :
a. Masih belum dapat dilaksanakan tindakan untuk merealisasi penjederhanaan atau merubah struktur memperpendek perantara 2 dalam
aparat distribusi jang dapat mendjamin kelangsungan barang 2 untuk
dalam waktu setjepatnja tiba ditangan konsumen.
3288

b. Penampungan akibat pelaksanaan P.P. No. 10. 1959, belum sepenuhnja terlaksana mengingat kenjataan bahwa djumlah koperasi 2 sebagai
penjalur bahan penting belum mentjukupi kebutuhan sehingga
harapan semula untuk memilih Koperasi dan menempatkan peranan
utama pada Koperasi 2 sebagai penjalur bahan penting kepada rakjat,
belum dapat direalisasikan. Sedangkan peranan distributor Swasta,
Pemerintah Daerah, dan warung 2 pengetjer nasional (retailer) pun
masih harus ditetapkan lebih landjut. .
c. P.T 2. Negara dalam melaksanakan tugasnja masih harus disempurnakan, mengingat tugas 2nja sekarang dan dimasa datang sebagai tulangpunggung bagi perekonomian nasional, Haruslah ditjegah hal 2 jang
menimbulkan kematjetan 2 dalam melaksanakan impor/ekspor dalam
rangka tugasnja memenuhi supply pada industri 2, dan daerah.
d. Sebagai akibat pelaksanaan Peraturan 2 jang menetapkan impor/
ekspor barang 2 vital dilakukan oleh PT 2. Negara, maka kegiatan
pada Pengusaha Swasta perlulah ditetapkan, mengingat peranan
Swasta dalam situasi Ekonomi Terpimpin masih diperlukan sumbangannja untuk ikut serta melaksanakan pembangunan. Harus ditetapkan
sektor mana jang dapat diserahkan kepada mereka.
e. Perlu adanja tindakan Pemerintah lebih landjut dalam djangka pandjang maupun djangka pendek dalam menstabilisasi harga jaitu
mendjamin adanja kontinuitet "flow of goods", minimum untuk
memenuhi sandang-pangan dengan persediaannja jang tjukup, mengambil kebidjaksanaan dalam melaksanakan tindakan mentjegah
pemborosan uang Negara, untuk tidak mengakibatkan 2 komplikasi 2
lain. Menetapkan kebidjaksanaan dalam memperbesar pendapatan
Negara dengan tidak terlampau berat membebankan kepada Rakjat.
f.Mendjadikan tahun 1960 landasan bagi stabilisasi mata-uang rupiah
kita, untuk mendjamin berhasilnja plan 8 th. j.a.d. Menetapkan setjara
berangsur-angsur dan berentjana garis2 untuk merealisasi Manifesto
Politik bahwa aparat distribusi dan penjalur barang2 vital harus
dikuasai oleh Pemerintah, dengan mengingat bahwa dalam masa
peralihan sekarang ini peranan Pemerintah ialah mendjamin adanja
landasan bagi berkembangnja Ekonomi Terpimpin, meskipun dengan
sepenuhnja menjadari peranan Swasta tak dapat diabaikan,

3289