Jilid-15 Depernas 24-Bab-128

BAB 128. BIDANG KOMUNIKASI
SEKTOR: PERHUBUNGAN
DARAT BAGIAN : ANGKUTAN
BERMOTOR
§ 1603. Keadaan sekarang.
a. Tentang penetapan trajek dan dasar pertimbangannja.
Dasar pertimbangan jang dipakai dalam menetapkan
trajek djalan umum sebagai trajek otobis umum, jaitu
dengan maksud agar tiap otobis jang bepergian
mengetahui kemana ia dapat pergi, djam berapa ia dapat
berangkat, berapa biaja pengangkutan dan lain.
Diadakan trajek untuk mengkoordinasikan antara
pengangkutan ber-motor dan kereta api, terutama jang
paralel
dengan
kereta
api,
djuga
untuk
mengkoordinasikan antara-sesama kendaraan bermotor
Jang diartikan trajek ialah bagian djalan jang untuk

dilalui oleh ken-daraan umum diperlukan idjin.
Disamping itu ada djalan 2 bebas, jaitu jang tidak
dikenakan pengaturan trajek, dalam hal ini banjak
pengang-kutan hendaknja setjara bebas,
Tjara untuk menetapkan trajek jaitu berdasarkan
kebutuhan dan ini dapat dilihat dari permintaan idjin
djadi setjara pasip sadja, Namun sekarang sedang
diusahakan untuk mengambil sikap jang positip dari
Pemerintah jaitu mentjoba mengetahui kebutuhan dan
sesudah ini tertjapai, lantas diadakan planning.
Tapi ada bahaja kalau kita mengadakan estimate
terlalu besar, karena akan ada bus/truk jang harus
berdjalan menurut tijdschema akan kosong.
Pendapat lain mengemukakan, bahwa menunggu
permintaan idjin ter-lalu pasip, sebaiknja Pemerintah
harus bertindak aktip, jaitu dengan suatu penjelidikan
jaitu inschakelen instansi atau swasta jang berkepentingan dalam soal ini.
Kalau ada pendapat jang menggambarkan se-olah 2 ada
persaingan antara kereta api dan kendaraan bermotor
pada kenjataannja tidak demikian di Djawatan Kereta

Api sendiri terdjadi kongesti 2, sehingga diadakan
tindakan klassifikasi saran jang diadjukan untuk
mengetahui soal ini ialah mengadakan koordinasi
antara
instansi
jang
bersangkutan
jang
berkepentingan dalam soal ini, umpamanja dalam
sektor perindus-trian dan lain 2nja dengan diikutsertakan
gabungan 2
pengangkutan
jang
berpengalaman dalam lapangan ini dan mendapat
bimbingan dari pihak pengangkutan darat.
Djadi dalam tiap² rentjana umpamanja Pemerintah
memberikan gam-baran dalam djangka tahun sekian
pembangunan industri dari daerah memberikan berapa
kebutuhan akan raw-material jang harus dipindah-kan,
melihat pada pelabuhan jang menghasilkan raw-


material itu verspreiding dari pada produksinja. Kalau
dulu kita mentjoba, hal ini dirasa tidak akan berhasil
karena pada umumnja dulu dari djembatan 2 jang lain
djuga ada gegevens, sedangkan sekarang sudah
mulai ada dari pada Pemerintah disegala bidang.
3381

Soal lain jang dikemukakan ialah hendaknja pengangkutan hanja
diserahkan kepada para pengusaha jang hanja mengusahakan pengangkutan sadja, djangan diberikan kepada badan 2 lain. Djuga kalau hal ini
diserahkan kepada swasta, harus ada Badan Koordinasi, tidak sadja dalam
pemberian trajek tapi djuga dalam hal muatannja, jaitu dibentuknja sematjam "Vrachten Bureau".
b. Tentang Daja angkut.
1. Daja angkut kendaraan bermotor untuk penumpang rata2 selama tahun
1959 ialah :
(a)
Djawa = 35 orang
luar
,, = 20 -- 28 orang,
(b)

berdasarkan djumlah kendaraannja selama tahun 1958
mobil penumpang 72.00
Autobus
8.400 +
lain2 djenis
230.000
+ daja angkut umum 12.000 ton (183.000 orang)
bukan umum 1.000 ton (lk. 15.000 orang).
2. (a) daja angkut mobil gerobak diambil rata2 untuk tahun 1959 di :
Djawa 3% ton
Luar ,, 2% ton
(b) berdasarkan djenis kendaraan selama tahun 1958
mobil gerobak
42.000 ton
truck umum
58.000 ton
bukan truck umum 34.000 ton
(c) Menambah keterangan diatas itu memang dimengerti tetapi
dalam perhitungan jang diadjukan dari djumlah jang disebut
tadi kira2 50% sudah berumur 10 tahun. Untuk djangka waktu

5 tahun ini sudah harus diganti jang 50% tadi ada kemungkinan kebenaran dari taksiran ini, ditambah dengan, perhitungan
50% dari pada kendaraan ini dianggap sudah lebih dari 10
tahun umurnja, jang berarti tidak bisa djalan, akan tetapi ada
diantara mereka jang bisa mendjalankannja, sebab dengan
keachlian dan kesergapan untuk me-nukar² atau meng-ganti 2nja, sehingga perkiraan prosentase rata 2 75% memang dapat
diterima.
3. Dari inspeksi di-daerah 2 didapat angka 2 (kira2) mengenai angka
rieel dari jang berdjalan tadi.
(a)
di Djawa l.k. 80%
diluar
„ l.k. 70%
(b) tapi harus diingat bahwa 50% dari kendaraan sudah berumur
lebih dari 10 tahun sehingga harus ada penggantian.
(c) DAMRI 80%.
3382

4. Daja angkutan rieel dari kendaraan jang berdjalan,
— Kalau diperkirakan rata² satu truk dapat berdjalan dalam 1 hari
kira2 200 km, dengan 240 hari berdjalan dalam satu tahunnja,

dengan daja angkut jang telah dikemukakan tadi (sub b)
perhitungan harus selalu mengingat prosentase jang tidak berdjalan tadi.
Bila pada umumnja djalannja lebih banjak daripada truk jaitu
250 km dan 300 hari dalam satu tahun.
— DAMRI : 70% X tempat duduk X 250 km X 250 hari.
5. Tentang Perbandingan kendaraan bermotor dan kebutuhan.
Djumlah kendaraan masih sangat kurang. Kenaikan daja angkut dan
kenaikan kebutuhan akan angkutan tidak seimbang. Ini dirasa
terutama di_daerah² (baik penumpang maupun barang) :
(a) dimana tidak terdapat Kereta Api.
(b) didaerah dimana ada pembangunan istimewa (projek² raksasa,
mis. Djatiluhur dsb.).
(c) di-daerah² operasi dimana banjak alat pengangkut dilikwidasikan.
(d) setjara berkala didaerah pusat hasil bumi pada waktu panen.
(e) didaerah pengekspor hasil hutan.
(f) djuga djangan dilupakan faktor keadaan djalan,
6. Faktor2 penghambat lantjarnja pengangkutan,
(a) Djalan-djalan :
(1) keadaan djalan² pada umumnja rusak
(2) klassifikasi djalan² jang menghubungkan tempat² jang

penting tidak sama (ada sebagian kelas II sebagian kelas
III dapat merupakan penghambat)
(3) djalan2 di Indonesia agak terlalu sempit
(4) adanja halangan² lalu-lintas lambat jaitu didjalankan oleh
hewan maupun manusia
(b) Kendaraan kurang perlengkapan.
(c) Spareparts:
(a) kekurangan spare-parts sehingga penggunaan kurang
effesien
(b) tidak stabilnja harga alat keperluan mobil
(c) harga onderdil sekarang meningkat 1000%
(d) Hal² lain :
(1) peraturan jang ada mengandung maksud untuk melindungi
Kereta Api terhadap persaingan kendaraan bermotor jang
njatanja menghambat lantjarnja angkutan
(2) banjaknja pemeriksaan di-djalan2 bagi kendaraan umum oleh
matjam2 instansi jang tidak dikoordinasikan
3383

(3) banjaknja penggunaan kendaraan umum untuk matjam²

kepentingan
7. Tentang Daja Ekonomis kendaraan bermotor.
Bus 1. (a) auto baru bisa sampai 6 tahun, sesudah itu harus
direvisi
(b) kalau djalan djelek hanja sampai 3 tahun sadja
(c) kalau dari sudut djumlah kilometer diambil dalam satu
harinja 320 km (paling tinggi), tjuma bisa berdjalan
dalam waktu 3 tahun
(d) paling tjepat kalau dihitung berdasarkan kilometer,
(djalan dalam perhitungan dengan tahun)
2, Dari DAMRI selama levensduur itu diperlukan ialah 50%
dari harga beli dengan perintjian sbb. :
tahun pertama
5%
kedua
7½%
ketiga
10%
keempat
15%

Truk 1. (a) truk lebih lama tahan sebab tidak selalu berhenti sebentar 2
(b) ada Baja tahan 5, 3, atau 2 tahun tergantung keadaan
djalan dan pemeliharaan jang baik
(c) djuga faktor² marketing dan kestabilan valuta harus
diperhitungkan
(d) untuk penentuan levensduur harus dilihat djuga dari
mana datangnja dari pengusaha ataukah dari rakjat.
2. (a) kalau mengingat afschrijving 5 tahun untuk replacement mestinja dipergunakan 20% (jang belum
pernah ditjapai).
(b) antara tahun2 1955, 1956, 1957 dimana harga mobil
agak stabil (berarti ada persesuaian antara permintaan dan penawaran), hanja ada import mobil 6 7% dari seluruh impor. Maka disangsikan apakah
replacement atau penambahan dapat ditjapai dalam
dua tahun, tiga tahun dsb. Sebab kalau hanja sampai
7% untuk replacement sadja memakan waktu . 17
tahun,
8. Pemakaian kendaraan bekas Angkatan Perang,
(a) biasa tjukup ekonomis sampai 4 — 6 tahun,
(b) (1) mengenai harga kalau hanja chasis harga total
Rp. 135.000,-- (baru Rp, 325,000).
(2) kalau komplit kira 2 Rp. 450.000 (13/ 2 tahun jang lalu)

kalau sudah direvisi djadi baru lagi (40% lebih murah
dari jang baru).

3384

(3) umumnja telah diapkir oleh A.P. (matjam² sebab, ada
jang masih baru tapi ketabrak dsb. praktis baru).
(4) mengenai harga itu afval karena terlalu mural.
9. Perhitungan Tarip angkutan,
Perhitungan biaja per 1 km.
Biaja kepegawaian .............................................................Rp. 1,05
,, umum ………………………………………………. ,, 0,085
,, perniagaan ……………………………..…………… ,, 0,49
,, penjesuaian harga kendaraan ……………………… ,, 1,36
,, kendaraan …………………………………………… ,, 2,14
,, pendjualan kartjis …………………………………… ,, 0,325
Total kostprijs Rp. 5,45
Laba
,, 0,55
Rp. 6,─

Djadi tarip bus per km Rp. 6.00.
Daja angkut setiap bus 33 orang jaitu 30 penumpang dan 3 orang
pegawai. Diambil rata 2 daja muatan 20, djadi tarip penumpang
per km Rp. 6,-- : 20 = Rp. 0,30 per 1 km. Penetapan Pemerintah
Rp. 0,23, dengan sendirinja para pengusaha akan berusaha supaja
tempat duduk semua penuh, sehingga rata2 mendjadi 23 X Rp. 0,30
= Rp. 6,90 djadi untung. Dalam satu bulan berdjalan 25 hari,
dalam satu tahun 280 hari jakni 10 bulan a 25 hari = 250 hari dan
2 X 15 hari (2 X 15 hari lagi untuk persediaan keur tiap 6 bulan) =
30 hari.
Djadi jang 10 bulan 250 X 300 km = 75.000 km.
Dua bulan
30 X 300 km = 9.000 km.
Djumlah satu tahun 360 hari, sedang bus jang didjalankan 280
hari djadi perhitungannja mendjadi (360 : 280) X 100% = 120%.
Kalau orang mempunjai idjin trajek 5 bus djalan harus mempunjai
6 bus djalan.
Harga dihitung chasis berikut ban Rp. 350.000 ; carrosserie
Rp. 1000.000 ; ban Rp. 3.000,-Djadi daja ekonomis dalam 5 tahun
Chasis .........................................5 X 84.000 km = 420.000 km.
Carrosserie .................................40 X 7.000 km = 280.000 km.
Ban diperhitungkan 90 hari... 90 X 300 km = 27.000 km.
10. Tentang industri sepeda.
(a) Jang tertjatat (artinja jang memenuhi sjarat 2 dari Pemerintah)
ada 16 perusahaan assembling dengan kemampuan produksi
300.000 setahun.
3385

(b) Devisen jang disediakan bagi mereka sedemikian djumlahnja
sehingga dapat bekerdja 100%, karena Pemerintah menganggap fungsi sepeda sebagai fungsi ekonomi terutama di Djawa.
Dalam rangka penghematan devisen maka apa jang dapat
dibuat di Indonesia tidak boleh dimasukkan (sadel, kettingkas, bagasi belakang, dan jang dibuat dari karet).
(c) Jang menimbulkan kesulitan ialah banjaknja perusahaan jang
tak mempunjai peridjinan, dan penggunaan merk jang dapat
dikatakan bersifat pemalsuan (antara lain penggunaan pipa 2
waterleiding),
(d) Langkah jang menudju indusri sepeda jaitu dalam rangka
pendirian hoogoven dan staalplan berusaha membuat pipa 2
didalam negeri.
11. Tentang keadaan benkel 2 di Indonesia.
(a) kurangnja bengkel, djuga montirnja,
(b) hendaknja 100 buah kendaraan dengan satu bengkel,
(c) kekurangan ketjakapan dari bengkel 2 sehingga tidak bisa
menjelesaikan werkorder,
(d) kekurangan alat2 sehingga sering dikerdjakan setjara primitip.
(e) management dari bengkel 2 itu perlu mendapat penindjauan
djuga.
(f) kekurangan sparetools (jang dibutuhkan dalam pekerdjaan
tools) jang boleh dikatakan tiap tahun pergantian type baru.
(g) kurangnja shop manuals jaitu buku 2 jang mengadakan guide
tentang service dan reparasi,
(h) perlu supaja tersebarnja spareparts didjamin, djuga
montir 2 nja,
(i) sjarat2 daripada bengkel:
(1) mempunjai service station
(2)

liften
(3)
,,
bruggen
(4)
,,
electrische spuiten
(5) dikepalai oleh orang jang berpendirian teori di Indonesia
hanja 50%.
(j) terlalu terpusat di-kota 2 besar, kurang tersebar,
(k) kurang montir, equipment, lebih baik bengkel jang ada dipertahankan dan diperbaiki mutunja,
(1) kurangnja peraturan pemerintah jang berbentuk vestigingwet, sehingga sjarat tidak tjukup dapat mengumpulkan semua
keterangan 2 karena pendirian bengkel pada umumnja tidak
memerlukan idjin, djadi pengaturan, penertiban dan pengawasannja dari pihak Pemerintah djuga tidak bisa dikerdjakan
setjara seksama,
(m) perlu adanja suatu standopname autopark dari tiap 2 keresidenan akan bengkel tiap 2 daerah.
3386

12. A s s e m b l a g e .
(a) Untungnja diadakan assembling di Indonesia.
(1) keuntungan jang terang ialah devisen, karena lebih ekonomis dibanding dengan C.K.D. (Complete Knock
Down) jang dibikin diluar negeri, untuk djelasnja 1 mobil
jang kita assemblir Rp. 22.000 lebih murah daripada jang
CDK diluar negeri. Dalam tahun 1959 ada 2.000 kendaraan jang diassemblir.
Djadi keuntungan ada 2.000 X Rp. 22,000 = Rp. 44,djuta Semi Knock Down (SKD) pick-up, bus,
truk rata' menghematkan 17%, untuk personen
wagen .......................................................10%.
CDK pick up, bus, truk ............................21%.
personen wagen ........................................15%.
(2) kedua ialah memberikan kesempatan bekerdja kepada
buruh² dan ini dapat membawakan skill jang merupakan
hal jang perlu dan tak dapat diabaikan untuk menudju
kemanufacturing (tussenphase).
(b) Tentang djumlah assembling di Indonesia.
Ada dua djenis/tingkat assembling jaitu penuh dan service
station jang diperbolehkan mengassemblir tetapi tak diberi
djaminan devisen.
Ada 17 lisensi jang. dikeluarkan berdasarkan kemampuannja
tetapi jang djalan hanja 12 (2 di Medan, Makassar 1 belum
djalan, Bandung 1 belum djalan, jang lainnja di Djakarta dan
Surabaja).
Kapasitet tergantung daripada equipment (jang terbesar
Gaya Motor dan I.S.A. dengan kapasiteit tiap tahun 2700,
bila full capasity djadi kira² 3.000. Jang lain² menginqat
equipmentnja tidak diberikan mengingat maksud Pemerintah
untuk meredusir djumlah merk dan assembling).
Tahun 1957 dikerdjakan 10 perusahaan 8.000; tahun 1958
4.8000,
(c) Tentang kesulitan² perusahaan Assemblage di Indonesia.
(1) Kekurangan tenaga jang muda dan. geschoold (jang ada
sekarang sudah agak tua), perlu adanja pendidikan
kader.
(2) Terlalu tjepatnja keadaan tehnis sekarang ini (sehingga
perlu diperbanjaknja sekolah² tehnik).
(3) Kesukaran berdasarkan liaensi² jang lebih banjak bersandar pada formalitet daripada kenjataan.
(4) Kesukaran financiering.

3387

(5) Blokkering dari kendaraan jang dimulai dengan trans
ketiga tahun ini, tetapi hendaknja blokkering itu disertai
pula dengan financiering.
(6) Kesukaran pengangkutan laut/ongkos jang tinggi
(assembling untuk Medan untuk pulau² lain) agar
diidjinkan pula.
§ 1604. Keadaan jang mendjadi tudjuan
a. Daja angkut apabila tiada rintangan.
Kalau dihilangkan rintangan² maka dapat ditjapai kapasitet sebagai
berikut : untuk luar kota bus = 100% X tempat duduk X 200 km X
300 (hari), untuk dalam kota 100% X tempat duduk X 200 km X
300 (hari).
Jang 60 hari diisi dengan bus tjadangan (60/300 X 100% = 20%,
djadi persediaan bus harus 100% + 20% = 120%.
b. Usaha untuk mentjapai keadaan optimum.
1. Dengan dihilangkan semua rintangan² jang disebut tadi.
2. Peridjinan trajek supaja dipermudah, supaja semua bus dapat didjalankan.
3. Supaja disesuaikan sjarat 2 tehnik pembuatan djalan dengan tehnik
pengangkutan (sehingga tak ada suatu trajek dengan matjam²
klas djalan).
4. Kurangnja disiplin pemakaian djalan menjebabkan kendaraan
bermotor mengganggu lalulintas.
5. Rentjana lain jaitu mengadakan djalan tersendiri bagi lalu-lintaslambat. Mengenai berapa lebar djalan jang dikehendaki tidak
dapat dikatakan begitu sadja, karena dalam keadaan sekarang
kendaraan dipaksa tunduk pada keadan djalan. Sebagai antjer²
sadja hendaknja untuk lalu-lintas searah lebar djalan 120% dari
lebar kendaraan jang terbesar dan untuk jang bukan searah 225%
dari kendaraan jang terbesar, ini adalah ukuran minimum.
c. Taksiran Alat² Bermotor, Bus dan Truk jang dibutuhkan 1961-1965.
1. 4000 replacement dan 4000 tambahan. Ini perhitungan didasarkan: kendaraan² jang sudah berumur lebih dari 10 tahun daja
angkutan tinggal 50%, djadi kira² tinggal 50% X 105.000 =
lebih kurang 50.000 ton,
Ini harus diganti dalam 5 tahun berarti 1/5 X 50.000 ton =
10.000 ton setiap tahun ini merupakan lebih kurang 40.000 kendaraan. Dilihat dari rentjana luasnja djalan (Kalimantan misalnja)
maka diperlukan tambahan 4000 kendaraan lagi.
2. Harga truk/bus dalam c.i.f, 85,000 berarti untuk 20% harus disediakan 850 djuta devisen satu tahun.
Tahun 1959 -- disediakan 800 djuta.

3388

3. Djadi ini 20% dari kendaraan jang ada tiap tahun, karena djika
jang 50% dalam 5 tahun sudah diganti, berarti jang 50% lagi
sudah mendjadi tua, djadi harus diusahakan djuga gantinja, jang
50% itu umurnja kebanjakan djuga 5 tahun, Djadi itu harus di usahakan djuga diganti sesudah 5 tahun dan ditambah dengan
jang baru 20% tiap tahun, djadi kira 2 40% ialah jang ideaal.
d. Pengaturan, penjebaran onderdeel jang memuaskan.
1. Persediaan devisen tidak memuaskan dengan akibat seretnja
onderdil.
2. Penjaluran/Distribusi tidak memuaskan (import-dealer-tokokonsumen). Jang disarankan hendaknja dealer dan toko dihapuskan tetapi diganti dengan Bank Pengangkutan (importir mengambil credit dari bank djuga). Dengan demikian distribusi bisa
lebih tjepat langsung dari importir kepembeli/konsumen,
3. Untuk dengan gampang mendapatkan onderdil importir auto ini
sendiri jang harus menjediakan onderdil, djadi apabila mereka
mendapat 1 djuta untuk mobil maka onderdil paling sedikit djuga
harus 1 djuta dan mereka diwadjibkan mendistribueer alat² ini
kepada siapapun jang mempunjai mobil dengan demikian perusahaan onderdil djuga harus dihidupkan. Lagipula jang diidjinkan
mengimpor hanja importir onderdil jang chusus sadja, selain
mereka djangan diberi idjin, hal ini untuk menghemat djuga.
Lagipula harus dipertimbangkan pembuatan spareparts sendiri
didalam negeri, ini bisa dalam rantjangan djangka pandjang.
Organisasi dari gabungan perusahaan angkutan jang djuga telah
mendapat bimbingan dari Pemerintah harus disehatkan untuk
lebih memudahkan penjaluran onderdil.
Kurang pengertian akan djenis apa jang harus diimpor telah
menjebabkan dikeluarkan peraturan jang hanja membolehkan
automerkenhouders dan auto-assemblers sadja jang boleh mengimpor onderdil.
Para pendjual onderdil harus mempunjai daftar harga jang dapat
dilihat umum, ini untuk memudahkan pengawasan.
4. Untuk tahun 1960 disediakan untuk spareparts 600 djuta sedangkan kendaraan disediakan 350 djuta. Soal impor onderdil memang
oleh Pemerintah tidak akan di ,,Pemerintahkan’’.
e. Tentang standarisasi/Normalisasi dan kekurangan 2-nja,
Harus diingat keadaan 2 baik diluar negeri maupun didalam negeri sebab
keadaan2 ini dapat mendjepit Indonesia dalam kebutuhan mobil dan
sparepartsnja.
Untuk menudju pada standarisasi/normalisasi harus didahului
dengan tindakan pengurangan merk 2 jang ada.
Dalam melakukan tindakan ini harus diperhitungkan pula politik
bebas Negara kita jang tidak tergantung kepada satu blok.
3389

Tindakan standarisasi akan merupakan kerugian pada pengetahuan
bangsa kita tentang seluk-beluk mobil² oleh karena didalam kita
menudju pada industri sendiri membutuhkan aanschouwelijke onderwijs. sehingga kita akibatnja akan kekurangan bahan. Lagi pula para
pekerdja akan eentonig.
Djumlah merk janq pernah datang ke Indonesia ada 170 merk (bukan
type). merk jang diimport ada 75 merk terdiri dari 115 type. Menge nai berapa djumlah merk jang sebaiknia diambil ada beberapa pendapat: Ada jang mengadjukan sampai 10 merk sadja, sedang
Departemen Perhubungan mengadjukan 18 merk diantaranja 5 diesel.
Sebagai dasar janq diambil ialah kwaliteit djumlah merk jang sudah
ada di Indonesia dan tentang interchangable daripada sparepartsnja.
Sedang dari DAMRI mengusulkan 8 merk masing² dari tiap 2 blok
4 merk.
f.
Diesel
Bensin
1. nilai ekonomi dari diesel
1. hanja sampai 440.000 km.
sampai 675.000 km,
2. minjak solar harganja
2. Bensin Rp, 2,20
3. Eksploitasi lebih murah
daripada bensin.
4. 1 liter solar tjukup untuk
10 -- 15 km,
5. Biasania lebih bersifat
multipurpose (untuk kapal,
mobil, listrik dsb.).

3.

,,

4. 1 liter bensin 3 -- 4 km.
5. Biasanja hanja mobil sadja.

g. Penggunaan se-effesien-effisiennja.
1. Untuk barang adalah effisien djika memuat 3½ ton
,,
orang ,,
,,
,,
,, 35 orang
hal mana dapat hanja pada djalan kelas II untuk dialan² jang
lebih rendah harus dikurangi, karena kalau tidak akan kurang
effisien lagi,
2. Untuk daerah 2 dimana ada kereta api dimana kendaraan bermotor hanja merupakan komplemen djalan kelas II sudah tjukup
tapi bagi daerah2 sang semata2 tergantung pada kendaraan ber-motor
harus djalan kelas I itu,
h. Saran-saran jang diadjukan untuk memperbaiki keadaan.
1. Departemen Perhubungan mempunjai keinginan untuk Indonesia :
30 first class shop equipment
100 second class
250 third class dan
1000 service station
direntjanakan untuk tiap² propinsi ada spareparts/shopnja.
3390

2. Biaja jang direntjanakan 118 djuta rupiah devisen. Untuk satu
first class, untuk toast dan equipment ada 40.000 dollar.
Untuk gedung² 3 a 4 djuta rupiah.
3. Kita tidak begitu sadja mengadakan bengkel tanpa mengingat
dan teknis kendaraan bermotor itu.
4. Bagaimana mendapat sparepart jang se-mudah²nja.
5. Bagaimana soal mendapatkan tenaga buruhnja (tenaga achli)
dan sebagainja.
6. Departemen P,P. & K, hendaknja memperhatikan adanja sekolah 2
jang didirikan Pemerintah chusus untuk para montir.
7. Gangguan akibat kena giliran aliran listrik. bengkel² jang tidak
mempunjai listrik sendiri supaja djangan terkena giliran.
8. Dari Gaja Motor ada kursus untuk tenaga jang dikirim dealer
tapi sajang perhatian kurang sekali,
Djuga Indonesia Service memberikan kursus setjara theori jang
mendalam maupun praktek.
9. Usaha pendidikan harus terutama dilakukan bersama oleh
perusahaan2nja sehingga merupakan human investment, sebab
Pemerintah akan sangat keberatan karena budget.
i. Usaha memperbaiki perusahaan-perusahaan assembling.
1. Harus disediakan tjukup devisen.
2. Diusahakan mengurangi perusahaan assembling dan menaikkan
sjarat-sjarat teknis dari perusahaan assembling, perbaikan tools
dan equipmentnja.
3.
Pembentukan Bank jang dapat memberikan modal
perusahaan² itu.
4.
Kalau ditindjau dari sudut devisen usaha ini kurang
memuaskan keadaan ini dapat ditolong dengan mendatangkan
mobil². dalam bentuk C.K.D, atau ditjari djalan keluar dengan
penggunaan
devisen dalam rangka alokasi free import.
5.
Diperlukan assembling jang tersebar di :
Djakarta
Surabaja
Medan
Palembang
Makasar.
6. Djika diambil dasar 20% sebagai replacement (penggantian) dan
20% dari kendaraan sekarang sebagai penambahan, kita membutuhkan 10.000 tiap tahun (GM kapasiteit 12.000 sudah tjukup),
jang memerlukan lebih dari 1 miljar.

3391

j. Tentang kemungkinan pembuatan onderdil di Indonesia.
1. Kemungkinan dengan industri mesin dan industri karet Indonesia
dalam phase pertama mentjari djalan dan mengadakan persiapan
untuk sparepart sesuai dengan pendapat para assembleer jang
bersifat besi dan karet, pula dengan persetudjuan fihak pabrik
(koordinasi dalam pembuatannja).
2. Pembuatan body/body building jang sudah dimulai G.M. (1963
sudah harus memproduksi pelat 2 pada tahun 1964 akan berdjalan
dengan kapasitet 50 -- 80 ribu setahun).
Tentu dengan bimbingan dalam bentuk jang dikehendaki leveransier dari pabrik² dan djuga oleh tehnik kita sendiri jaitu dengan
projek hoogoven jang akan didirikan di Lampung.
Jang telah ditjapai di Indonesia
1.
2.

Hanja dalam hal body-building sadja bisa ditjapai dalam tiga
tahun, karena pada tahun 1960 telah dimulai dikerdjakan
dengan bantuan tenaga achli dari luar negeri.
Tenaga itu sekarang diperlukan tetapi dalam 5 tahun harus
sudah diganti oleh tenaga sendiri.

§ 1605. Untuk menghemat dan menggunakan alat 2 pengangkutan motor
didalam kota besar jang memerlukan dinas pengangkutan motor
karena djarak jang sangat besar, maka dalam tiap kotapradja
diadakan hanja satu perseroan terbatas dimiliki oleh kotapradja
atau kotapradja bersama swasta.
Semua bus atau truck djawatan diserahkan kepada perseroan
terbatas tersebut.
Hanja djawatan jang mempunjai dinas 24 djam dalam satu hari
seperti P.T.T. dan sebagainja diperkenankan memiliki bus ketjil
untuk mengangkut pegawainja diwaktu malam,
Bus D.A.M.R.I. ditugaskan mendjalankan dinas antar-kota.
§ 1606. Biaja jang disediakan dalam Rentjana I
Untuk pembangunan Angkutan Motor dalam Rentjana I disediakan biaja Rp. 4.424,— djuta.

3392