Jilid-15 Depernas 24-Bab-137

BAB 137. KEADAAN JANG MENDJADI TUDJUAN
§ 1653. Rentjana Pembangunan dibidang Tourisme periode 1961-1969
(8 th.).
a. Organisasi :
1. Tourisme di Indonesia harus merupakan Tourisme jang terpimpin,
digerakkan, disadari dan diterima oleh masjarakat sendiri.

Adalah penting sekali untuk ditjegah, bahwa Tourisme akan
menimbulkan lebih banjak kesukaran daripada kebaikan, apabila
tidak didukung, digerakkan, serta diterima oleh masjarakat.

Oleh sebab itu pula Tourisme harus didasarkan atas kesadaran
dan kemauan masjarakat dan perlu diambil sebagai pikiran ialah
harus dihormatinja masjarakat itu dengan adat-kebiasaannja jang
berlaku dimasing-masing daerah,
2. Pemerintah hanja bertugas sekedar mengawasi guna keselamatan
umum, dan sekedar mengatur fasilitas² lalu-lintas jang diperlukan.
Dengan demikian timbullah satu dasar pikiran, bahwa jang harus
menggerakkan, mengatur hubungan satu daerah dengan daerah
lain, dan menggerakkan perdjalanan adalah organisasi kemasjarakatan (Dewan Tourisme Indonesia).
Hubungan dengan organisasi kemasjarakatan ini harus diatur

sedemikian rupa sebagai berikut :
(a) Menggerakkan perdjalanan dari satu daerah-kedaerah lain.
(b) Mengatur publisitas dan hubungan organisasi kebudajaan
antar daerah maupun internasional.
(c) Bersama-sama dengan organisasi kebudajaan, organisasi²
komersil membuat pertumbuhan industri totals itu sesuai
dengan keperluan² masjarakat, umpamanja sesuai dengan :
(1) daja beli golongan pembeli,
(2) nilai dan mutu produksi:
(3) kepentingan2 produsen.
(4) kepentingan2 pendjual.
(5) kekuatan produksi.
Organisasi kemasjarakatan inilah jang pada achirnja bertanggung
djawab pada masjarakat sendiri. Sumbangan Tourisme bagi
keuntungan2 menurut segi idiil atau komersiil seperti dimaksudkan
adalah sepenuhnja mendjadi kewadjiban organisasi masjarakat
itu sendiri.
3. Meramalkan perkembangan Tourisme, dengan maksud untuk
menjesuaikan pada pertumbuhan tersebut semua peralatan dan
fasilitas jang dipergunakan oleh para pel a ntj ong; alat pengangkutan fasilitas dipelabuhan peralatan hotel, agen² perdjalanan dan

semua fasilitas jang lain jang dipergunakan oleh para pelantjong.

3581

4. Mempengaruhi perkembangan perdjalanan dengan
maksud untuk memadjukannja didaerah-daerah
dimana hal itu dapat dilakukan setjara effisien
sekali,
5. Mengintensifkan statistik Tourisme.
6. Membuat sebuah bibliografi Tourisme.
7. Maka itu hendaknja Pemerintah tidak sadja
memberikan bantuannja dalam bidang finansiil
akan tetapi djuga dalam bidang memberikan hak
hidup kepada organisasi 2 Tourisme dalam negeri.
8. Didalam organisasi Tourisme hendaknja badan 2
partikelir diikutsertakan. Pertimbangan chusus
ditjurahkan kepada menambahnja dana 2 (bantuan)
dari sumber 2 partikelir jang menurut pendapat
karat dapat dilakukan bila kaum pengusaha
partikelir ikut djuga mengambil bagian dalam

organisasi Tourisme tersebut.
h. F a s i l i t a s :
1. Pemerintah djuga harus menginsjafi bahwa dengan
dikeluarkannja peraturan 2 jang sekarang berlaku
untuk para touris luar negeri, mengakibatkan
tidak
lantjarnja
pelajanan atau penerimaan
mereka ke dan di Indonesia,
2. Diharapkan dalam waktu singkat dihapuskan visa
bagi touris jang maksud dan tudjuannja sematamata sebagai "Touris ” (Pure Touristic purposes)
setidak-tidaknja
dalam
waktu
jang
dekat
meniadakan visa bagi para touris jang hanja
berkundjung selama 72 djam (3 had),
(Tjontoh Djepang, Swiss, Itali),
3. Indonesia terkenal paling keras dalam aturan

imigrasi dan doaune. Meskipun hal didalam
beberapa segi dan sudut kewaspadaan nasional
dapat dibesarkan. akan tetapi terdapat pula
tindakan 2 jang njata betul² „tak perlu ” (ditindjau
dari sudut Tourisme), jang sesungguhnja ini tidak
ada faedahnja sama sekali.
Kesan jang sudah 2 pada umumnja menjatakan
keluhan daripada touris jang datang ke Indonesia
baik tentang pelajanan maupun jang diterimanja
dihotel-hotel, maupun mengenai formalitas jang
mereka tempuh ataupuninstansi 2 resmi jang harus
mereka kundjungi.
Indonesia terlalu banjak menjuruh para touris
mengisi
formulir
jang
sebetulnja
dapat
dipermudah dan dipersingkat tetapi mengandung
tjukup informasi jang memberi segala matjam

keterangan tentang seorang touris (lihat tjontoh
formulir kantor imigrasi Hawaii jang tjukup praktis
dan sederhana, lampiran II).

4. Paling
sedikit
99%
daripada
orang
jang
melantjong dan melakukan perdjalanan adalah
djudjur
dan
bonafide,
Kebanjakan
negara
menjadari hal ini dan berichtiar menghilangkan
pengawasan dan administrasi jang tidak perlu jang
dapat mengetjilkan hati pelantjong jang djudjur.


3582

Seorang pelantjong tidak suka pergi kenegeri jang
memerlukan pekerdjaan untuk mengisi formulir, bila
ada kemungkinan untuk mengundjung negeri lain
jang tidak memerlukan administrasi jang demikian.
Djika ia menemui kesulitan² waktu bepergian sebagai
seorang pelantjong kesatu negeri, lain kali ia akan
pergi ketempat lain dan akan menasehatkan
kawan²nja supaja memilih tempat lain untuk dikundjungi. Kebanjakan orang tidak mempunjai waktu
untuk mendapatkan visa dan dokumen² lain.
Pengawasan jang tidak perlu dalam suatu negeri
asing djuga mendjengkelkan orang jang tidak biasa
akan hal demikian.
Hal jang penting adalah formalitas² waktu masuk
dipelabuhan udara/laut jang hendaknja dilaksanakan
setjara ramah-tamah dan serba tjepat. Didjaman jet
sekarang pemeriksaan dinegara kita memakan
waktu kira 2 30 40 menit hanja untuk 10 -- 20
penumpang, sedangkan di-negara² jang telah madju

dilapangan Tourisme untuk sebuah jet jang
berpenumpang 100 orang hanja diperlukan 8 menit
untuk semua pemeriksaan imigrasi dan douane.
Demikian djuga misalnja mengenai formulir jang
menjatakan, bahwa seorang touris jang telah
menukar uang asing dengan rupiah tidak boleh
menukar uangnja kembali bila ia meninggalkan
Indonesia, memberi kesan buruk.
5. Sudah selajaknja pemerintah memberikan perhatian
sepenuhnja kepada sektor Tourisme ini karena
sebagai telah dibuktikan oleh negate jang telah
madju maka pendapatan negara jang berupa
devisen dari sektor Tourisme adalah tjukup besar,
c. Akomodasi
1. Disamping kita membitjarakan fasilitas maka jang
paling dekat sangkut-pautnja dengan itu adalah
akomodasi.

Kesukaran akomodasi tidak hanja terdapat di Djakarta, tetapi
djuga di daerah2 jang ramai dikundjungi para touris, Didalam perkiraan dimasa jang akan datang (1960 -- 1965) dimana sedjumlah setidak=nja 40.000 touris jang tidak datang ke Indonesia setahun rata 2

setiap harinja tidak kurang dari pada 110 orang jang harus disediakan
kamar jang menurut standar internasional.

2. Untuk memberikan fasilitet akomodasi jang bagi touris
luar negeri perlu diadakan pembangunan hotel didaerah² jang ramai dikundjungi oleh para touris..
Didalam djangka waktu 5 tahun pembangunan hotel
pada tingkat pertama harus ditekankan kepada
Djakarta, Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa Barat,
Bali dan Medan,
3. Peralatan hotel hendaknja dimodernkan sehingga
mentjapai suatu taraf internasional, se-tidak²nja
tjukup representatif untuk menerima touris dari luar
negeri. Untuk membangun hotel tersebut diperlukan
modal jang besar (djutaan rupiah), management jang

sempurna, service jang baik dan sebagainja, jang
semuanja masih diluar kemampuan kita.
3583

4. Dewasa ini hendaknja telah dimulai dengan pembangunan hotel²

restoran dsb, dengan mempergunakan arsitektur dekorasi, interier,
„spesifiek daerah” sebagai manifestasi kebudajaan nasional Indonesia jang lebih dapat menarik para touris luar negeri, (Sebagai
tjontoh didalam negeri : Hotel Tjokorde Agung di Ubud Bali
diluar negeri: sematjam hotel Ryokan di Djepang).
d. Pengangkutan udara.
Disamping organisasi dan perhotelan, pengangkutan djuga merupakan sjarat pokok dan dasar untuk memadjukan Tourisme, untuk itu
kita harus menindjau pengangkutan udara, laut dan darat di Indonesia
dipandang dari sudut Tourisme.
1. Pengangkutan udara,
(a) Pemakaian pesawat jet pada dewasa ini tentu besar pengaruhnja terhadap Tourisme didaerah Pasific pada umumnja dan akan
memperbaiki pula kemungkinan 2 bagi Tourisme di Indonesia.
(b) Garuda Indonesian Airways (Gia) adalah perusahaan nasional milik Pemerintah jang menjelenggarakan semua pengangkutan udara didalam negeri. Perhubungan udara dari Indonesia
ke-bagian² dunia lainnja sangat Baik, Berbagai maskapai penerbangan Internasional jang besar (seperti : BOAC, QUANTAS,
PAA) dll, memberikan hubungan Baik dengan segala bagian
dunia, dan GIA menjelenggarakan pula route ke Singapura,
Bangkok dan Manila dimana dapat diadakan perhubungan
dengan semua maskapai penerbangan internasional jang besar
(Connecting Flight).
Karena itu perhubungan udara dari/ke luar negeri lumajan,
dan harus kita anggap dikemudian hari maskapai² penerbangan

djuga akan dapat mengangkut semua penumpang jang ingin
mengundjungi Indonesia diharapkan GIA dapat memenuhi :
(1) domestic flights dan (2) international flights.
Pemakaian pesawat udara type Electra dalam 3 route Internasional untuk mulai merebut pasaran luar negeri.
jakni: 1960: Djakarta -- Tokio.
Djakarta -- Zurich,
1963: Djakarta -- Tokio -- San Francisco.
Djakarta -- Melbourne-New Sealand Tahiti/Fuji -- Honolulu , San Francisco,
1966: Djakarta -- Zurich — Paris/London --- New
York
Djakarta — New Delhi-- Tasjkent
Moskow — Helsinki -- London,
Kalau GIA sudah mentjapai tingkatan ini, dalam djangka
5 tahun sudah berarti Indonesia sudah masuk dalam "Route
resmi Tourisme Internasional.

3584

Soal pertama ialah :


a. Perluasan Armada.
b. Sales promotion jang mendahuluinja.

Djika kita betul² berichtiar tentu dapat sadja, asalkan orientasi
kita tidak terlalu „terpikat ” ke-business centra „Barat ”, tetapi
djuga mentjoba mendekati blok „Timur” untuk mendapatkan
pesawat2 bagi keperluan sipil.
Soal kedua ialah : Sudah wadjar apabila selama kapasitet GIA
internasional belum begitu tinggi maka satu 2nja kemungkinan
untuk Tourisme internasional ialah memperbanjak freqwensi
penerbangan asing harus tambah sesuai dengan „kebutuhan”
tamu2 jang harus mengisi hotel dan kemungkinan 2 lain di
Indonesia.
Pada dewasa ini setjara theoritis terdapat tudjuh maskapai
penerbangan jang terbang ke/melalui Indonesia 21 kali tiap
Minggu, dengan kapasitas tempat duduk rata2 1 pesawat 60
orang (hanja 5% waktu Indonesia).
Djika kita ingin mentjapai angka pendaratan jang lebih tinggi
dengan sendirinja dapat diperkirakan bahwa se-kurang 2nja
harus ditaksir 2 kali lipat pendaratan pada tahun 1961/1962
dan 4 atau 5 kali 1963, atau 6 X 1965.
Dengan perhitungan abad jet ini dimana kapasitet penum pang rata 2 2 kali lipat maka pada tahun 1969 dapat diharap
terdapatnja 480.000 transit dan kira 2 80 ribu orang pendatang
di Indonesia.
Soal ketiga ialah : persoalan berangkai jang timbul :
1. kemampuan lapangan terbang.
2. kemahiran petugas 2 douane/imigrasi dalam „melajani”
touris di Tokio untuk 100 orang diperlukan pelajanan
selama 8 menit, di Indonesia untuk 100 orang 35 menit
(kapasitas pendaratan Haneda 20 X Kemajoran).
Soal berangkai ini setjara kategori diselesaikan sedjalan
dengan berdjalannja program tersebut diatas:
1. Lapangan terbang Kemajoran chusus untuk sipil,
2. Terminal building 3 X lebih besar.
3. Fasilitet pendaratan douane/imigrasi harus lebih luas dan
lebih tjepat (8 menit tiap orang).
Kemudian akan timbul soal² jang langsung bersangkut-paut
dengan izin pendaratan.
Umpamanja: berapa pesawat

a. USA (3 maskapai)
b. Inggeris (BOAC,
QUANTAS)
c. Perantjis (TAI, AIR
FRANCE)
d. Swiss (SWISS AIR).

3585

Adalah sejogjanja apabila Indonesia mulai sekarang djuga
sudah mulai dengan memperluas izin pendaratan jang perlunja agar jang bersangkutan djuga dapat menjiapkan satu
"Promotion Campaign" jang tjukup luas. Amat perlu bagi
Djawatan Penerbangan Sipil untuk mulai sekarang mengatur
persiapan kearah perlengkapan² tersebut,
Pembangunan "Terminal Building" tjukup mendjadi atjara
chusus dalam waktu 5 tahun dari Rentjana I supaja bisa me nampung kemungkinan pendaratan setjara besar-besaran tersebut.
2. Pangangkutan Laut:
(a) Berbagai maskapai pelajaran using singgah di Djakarta, dan
memberikan perhubungan baik dengan lain² bagian dunia
untuk membawa pelantjong ke Indonesia dengan memakai
kapal laut.
(b) Kemungkinan² besar untuk kenaikan jang tjepat daripada
Tourisme di Indonesia, dengan djalan menarik lebih banjak
kapal² berlajar ke/dari Indonesia,
(c) Hal ini sangat penting karena Tourisme dalam tingkat nasional
atau regional (antar pulau atau antar regional) setjara praktis belum ada karena fasilitet pengangkutan laut pada
dewasa ini belum memungkinkan adanja rombongan kundjungan dari suatu daerah kedaerah lain jang pada dewasa
ini hakekatnja merupakan urat nadi hubungan antar pulau.
(d) Angkutan laut harus diperbaiki dan diperbanjak 300% untuk
pelabuhan² daerah Tourisme dalam djangka tahapan pertama
seharusnja dibangun,
(e) Oleh karenanja harus ada alternatif jang dibuka oleh perusahaan nasional untuk pengangkutan Tourisme internasional
dengan mentjapai djarak Singapore, Hongkong, Manila dan
Djepang, Australia dan New Zealand.
3. Pengangkutan Darat :
(a) Djalan² dan djalan raya merupakan sjarat mutlak,
Di Djawa misalnja djalan² raja jang utama pada umumnja
baik. Pada beberapa djarak pendek djalan² raja itu tak baik
pemeliharaannja dan anak djalan sering tak terpelihara
dengan Baik.
(b) Volume angkutan darat bagi kaum touris setjara chusus harus
diperbaiki dan diperbanjak,
(c) Dalam waktu 5 tahun dari Rentjana I adalah :
(1) membuat assembling bus².
taxi.
(2) Perbaikan djalan² route. Tourisme :
a) Djawa Barat : pemeliharaan route² Djakarta — Bandung, Djakarta.
3586

b) Djawa Tengah : Semarang — Solo — Jogja — Kedu
— Semarang,
c) Djawa Timur: Surabaja – Tengger — Malang.
d) Bali (Circle Route Bali) : Membuat djalan batu kira²
100 km.
Memberi aspal djalan dan pedalaman : Gegel, Basakih, Taman Udjung, Tirtagangga Luhur, Sanggah
dll. sepandjang ± 140 km².
(3) Mengadakan sebuah "fixed rate" penjewaan taxi dan
mengadakan keseragaman taxi' tsb.
c. Promosi Tourisme.
1. Di-pelabuhan² udara/laut jang penting diadakan "displayroom ", dan
poster jang tjukup banjak dan menarik lebih² untuk konsumsi luar
negeri jang penting, umpamanja diAmerika dan Eropah Barat.
Demikian djuga di-negara² jang berdekatan dengan negara
Indonesia dimana pelabuhan udara/laut merupakan pos jang terachir
untuk Indonesia misalnja Singapore, Bangkok, Hongkong, Manila,
Tokyo, Perch, Sydney, dsb.-nja.
2. Untuk mengatasi ongkos jang mungkin diperlukan terlalu tinggi
guna menerbitkan brosur² jang mungkin diperlukan terlalu tinggi
guna menerbitkan brosur² jang bagus, maka ada baiknja bila Indonesia mengadakan kerdjasama dengan negara² tetangga misalnja
dengan Malaya, Thailand dan Kambodja dan dengan mana misal-nja
dengan „Kundjungilah Asia Tenggara” (visit South East Asia).
Dengan demikian ongkos akan dipikul oleh 4 atau 5 negara, sehingga
lebih murah daripada kalau hanja oleh satu negara.
3. Mengadakan penerangan² jang sifatnja meluas tentang Indonesia
diluar negeri. Mengadakan kerdjasama dengan perusahaan² penerbangan, pelajaran dll. untuk mempopulerkan Indonesia.
4. Rentjana bahan² jang akan ditjetak meliputi se-kurang²nja 100.000
lembar untuk diaiarkan ke-negara² dimana Indonesia mendapat
pasaran Tourisme jang baik.
5. Mengundang penulis perdjalanan (travel writer) asing jang baik
untuk menulis tentang Tourisme di Indonesia dan mendatangkan ahli
promosi jang dapat mendidik kader² untuk memberi petundjuk²
dalam menjediakan tentang teknik pertjetakan brosur, folder dsb.
Kemudian tentang pembuatan film² perdjalanan (travel film).
6. Mengadakan research & survey baik mengenai perkembangan
Tourisme didalam negeri maupun diluar negeri, memperlengkapi
bahan² dokumentasi/perpustakaan mengenai Tourisme.
7. Hendaknja mulai dari sekarang disiapkan pembukaan Kantor Penerangan Tourisme kita diluar negeri dimana jang mempunjai pasaran
jang kuat seperti di Amerika dan Eropah.
3587

f. Entertainment.
1. Memelihara objek2 Tourisme jang merupakan barang² peninggalan
kebudajaan dimasa jang lampau sehingga para touris dapat menikmati keindahannja.
2. Tamu² bila datang kedaerah 2 Tourisme. ingin berpesiar Disamping
menikmati keadaan alamnja. Hendaknja mereka diberi pula kesempatan untuk melihat keadaan² di-desa2 jang spesipik kedaerahan,
jang bentuk dan suasananja berlainan dengan di-tempat² lain.
Dengan mempergunakan keadaan3 diatas, dapat dikembangkan
aktivitas masjarakat didaerah untuk memelihara dan mengembangkan kesenian daerah itu masing² dan Disamping itu ada pula kesempatan untuk mendapat penghasilan dari Tourisme.
3. Djika Sistim ini dikembangkan. maka dapat diadakan suatu „festival” kesenian", atau minggu kesenian dengan mempertundjukkan
kesenian dari daerah² pada musim datangnja touris² luar/dalam
negeri.
g. Souvenir.
Disamping memiliki sjarat2 optimum jang memungkinkan Indonesia
muntjul dalam perkembangan Tourisme jang leas, jaitu keindahan alam
jang ber-limpah², barang² kuno jang terpelihara baik, flora dan fauna
jang spesifik tropis, sifat dan watak bangsa jang ramah-tamah, maka
Indonesia djuga mempunjai sifat dan sjarat jang tak boleh dilupakan untuk menarik touris jaitu SOUVENIR. Dengan perantaraan
sebuah souvenir jang bermutu orang dapat menghargai kebudajaan
sesuatu negeri. Demikian djuga halnja terhadap Indonesia. Untuk itu
maka didalam bidang Tourisme masalah souvenir ini sudah pada tempatnja untuk mendapat perhatian jang besar didalam tahap pertama dalam
bidang Tourisme, (lihat lampiran). Dan harus diusahakan nazending
dan dapat dibajar dengan valuta asing.
h. Rentjana Pendidikan.
1, Merentjanakan penukaran tenaga dalam bidang Tourisme dengan
luar negeri, serta mendidik kader2 untuk dilatih dalam bidang Tourisme, dalam djangka waktu jang tertentu.
2. Ada baiknja tenaga2 dikirim keluar negeri untuk beladjar perhotelan,
travel conductors dsb.
Tetapi lebih baik lagi bila diadakan pendidikan tsb. didalam negeri
untuk menjesuaikannja dengan keadaan dan iklim ditanah air. Pendidikan ini harus dilaksanakan dan hendaknja Pemerintah memberi
subsidi jang tjukup besar untuk menjelenggarakan pendidikan dibidang restoran, hotel, kantor Tourisme, guide (jang berbahasa asing :
Inggeris dan Perantjis dsb.nja).
§ 1354. Saran-saran
a. Hendaknja industri perhotelan diperluas dengan memberikan kredit dan
subsidi kepada industri perhotelan tsb. sesuai dengan kebutuhan
jang diharapkan (5 -- $ 6 djuta) sebagai modal pembangunan hotel
dalam 5 tahun daripada Rentjana I.

3588

b. Memberikan service/pelajanan terutama pada kebersihan, makanan,
air minum dan masalah² jang ada sangkut-pautnja dengan itu (Tjatatan : didjelaskan bahan matjam dan tiara makannja).
c. Penjederhanaan dari pada formalitas pada douane dan imigrasi.
d. Hendaknja selalu diingat bahwa hasrat seorang touris adalah ingin
tahu dan melihat segala sesuatunja jang bersifat betul² nasional.
Karena itu djanganlah ditjoba memberi pelajanan dan hiburan/pertundjukkan dsb.nja jang tidak bersifat nasional Indonesia, Djustru
karena pelajanan, adat-istiadat, hiburan/pertundjukkan bersifat
nasional inilah jang menjebabkan seorang touris tertarik datang ke
Indonesia.
e. Ruangan² digedung terminal lapangan terbang jang penting 2 hendaknja diperluas.
f. Lebih baik lagi kalau ada hubungan langsung dengan perusahaan
Angkutan Laut Internasional dari negara 2 jang penting, darimana
Indonesia mendapatkan pasaran Tourisme jang sangat besar.
g. Hendaknja dalam tahapan pertama dibidang Tourisme ini pemerintah
telah dapat membuat peraturan²/undang² jang chusus dapat membantu
perkembangan lapangan Tourisme. (Undang² perhotelan, Undang²
Touris & Travel Bureau, Peraturan2 mengenai Taxi dan lainnja).
§ 1655. Rentjana umum tahapan pertama (1961-1969)
Didalam tahapan pertama bidang Tourisme ini rentjana pembiajaan
ditekankan kepada projek pembangunan Tourisme jang terpenting,. jaitu
sebagai berikut:
1. Organisasi
2. Promosi
3. Pendidikan

4. Objek
5. Akomodasi
6. Pengangkutan.

§ 1656. Biaja jang disediakan
Untuk pembangunan Tourisme dalam Rentjana I disediakan biaja
sedjumlah Rp. 500,--- djuta.
§ 1657. Kemungkinan keuntungan dibidang Tourisme
Keuntungan komersiil jang dapat ditjapai oleh perkembangan Tourisme, Baik didalam negeri sendiri maupun luar negeri; ialah makin
banjaknja pertukaran produksi barang 2 kesenian, hidupnja industri djasa²:
perhotelan, travel bureau, pengangkutan baik didarat maupun diudara,
dan kemungkinan untuk melipat-gandakan datangnja devisen Iuar negeri.

3589

Seperti tjontoh misalnja Eropah Barat mempunjai lalu-lintas Tourisme
dari luar negeri jang terbaik perkembangannja, sehingga disemua negeri
Eropah lalu-lintas Tourisme itu besar artinja dilapangan ekonomi.
Dalam tahun 1954, djumlah orang jang bepergian ke Eropah Barat
kira² 26,500,000. Djumlah ini memperlihatkan kenaikan hampir 16% dari
pada dalam tahun 1953, Dalam tahun 1955 dan 1956, djumlahnja mening kat terus.
Didalam bidang ekonomi, lalu-lintas Tourisme dari Amerika Serikat
mengambil peranan jang terpenting, meskipun djumlah warganegara
Amerika Serikat bukan jang paling besar dalam usaha perpelantjongan
di Eropah Barat, Sebabnja ialah bahwa para pelantjong bangsa Eropah
Barat memerlukan pendapatan dollar itu untuk neratja pembajaran
mereka,
Didaerah Pasifik, diluar Hawaii, Djepang adalah negara jang telah
berusaha paling kuat untuk menarik pelantjongan 2 luar negeri sepuluh
tahun belakangan ini. Karena hotel baik jang tjukup banjaknja, sistim
pengangkutan Baik dan pelajanan jang baik sekali, Djepang telah mena rik keuntungan atas Tourisme asing dilapangan ekonomi,
Untuk usaha Tourisme ke Indonesia dimasa depan, penting diketahui
bahwa kira 2 90% dari pengundjung ke Djepang datang dari Amerika
Serikat.
Dengan perkembangan lalu-lintas udara dewasa ini, harus diharap kan bahwa Tourisme melalui udara akan meluas dalam beberapa tahun
ini dengan ketjepatan jang sama seperti dalam tahun' jang lalu. Ini mem punjai arti chusus bagi Indonesia, dan semua negeri dari many dapat
diharapkan datangnja lalu-lintas Tourisme itu.
Setjara njata Indonesia belum dapat ikut sera dalam pengembangan
Tourisme di Pasifik, meskipun menurut kemungkinan² alamnja Indonesia
harus dapat mengambil bagian dalam Tourisme di Pasifik tersebut.
Menurut pengundjung² Timur Djauh jang berpengalaman, Indonesia
sama baik letaknja dengan Djepang, Hongkong, Filipina dan Australia
misalnja.
Didalam bidang sosial-politik Tourisme dalam negeri djuga memberi
kemungkinan² jang lebih Iuas untuk perhubungan dari satu daerah dengan
daerah lain, jang memungkinkan usaha untuk memperkokoh kesadaran
nasional.
Dalam usaha untuk memperkembangkan rasa nasional dalam negeri,
Tourisme merupakan usaha untuk saling mempererat hubungan antara
suku dengan suku, antara penduduk daerah satu dengan daerah lainnja,
antara kota satunja dengan lainnja dan lain sebagainja,
Ia memberikan kesempatan kepada kita untuk saling menghargai
adat-istiadat, agama dan kebiasaan 2 masing².
Didalam kebudajaan ia memberi kesempatan kepada kita untuk lebih
mengenal kebangsaan nasional, kebanggaan karya kebudajaan di-massa²
jang lampau, sekarang dan jang akan datang. Ia djuga memberi kesem -

3590

patan kepada kita untuk lebih mentjintai tanah air kita jang kaja-raja dan
indah ini.
Didalam bidang internasional Tourisme merupakan manifestasi dari
kepribadian bangsa Indonesia jang ramah-tanah; tahu menghormati tamu,
tahu menghormati diri sendiri dan bisa bergaul dengan segala bangsa.
Bangsa Indonesia menerima segala tamu dengan segala keramahtamahannja dan dapat membanggakan sumber kekajaan alamnja dan kebu dajaannja.
Bangsa Indonesia mau dan sanggup bersahabat dengan segala bangsa
selama bangsa itu menghormati adat-istiadat dan peraturan 2 kita.
Kekajaan² karya bangsa Indonesia jang kuno, seperti tjandi 2 Borobudur, Mendut, Prambanan dan lain sebagainja jang perkasa dan abadi
menundjukkan kemampuan daja tjipta bangsa Indonesia dimasa jang lampau.
Tourisme dapat memberi sumbangan jang berharga dalam memperkokoh hubungan kita dengan negara² lain. Tourisme dalam negeri dapat
mendjadi satu djembatan dalam mempertemukan kita sama kita. Hal ini
disebabkan oleh keindahan alam jang ber-limpah 2, kesempatan jang luas
untuk dapat melakukan pelbagai tjabang sport, kesenian Indonesia jang
beraneka djenis dan tjoraknja, barang dan bangunan kuno jang masih ter pelihara baik flora dan fauna jang spesifik, sifat peramah dan toleransi
besar dari bangsa kita.
Selain hal 2 tsb diatas, djuga barang 2 souvenir Indonesia hasil karya
kebudajaan, dapat membawa Indonesia kedalam pergaulan bangsa² jang
berkebudajaan dan berperadaban sopan.
Andaikata kita bepergian djauh, lebih keluar negeri maka waktu
hendak meninggalkan tempat itu tenth kita ingin sekali membeli sesuatu
sebagai oleh² atau tanda-mata untuk sanak-saudara, kenalan, kawan ataupun kekasih jang ditjintai, jang sipatnja chas atau spesifik dari tempat
atau negeri jang dikundjungi tersebut.
Barang² jang mungil bermutu seni mengingatkan kita pada Bali; batik
jang berharga dan menarik mengenangkan kita pada Jogja dan Solo;
wajang golek mengenangkan kita pada Parahijangan; perhiasan dari pada
perak mengenangkan kita pada Sulawesi; tenunan bersulam benang emas
mengingatkan kita pada Palembang; kipas bulu burung Tjenderawasih
mengenangkan kita pada Irian, dan sebagainja.
Djadi dengan singkat, barang 2 hasil karya Indonesia dapat membawakan Bangsa Indonesia kepergaulan Dunia Internasional jang makin ramai
dan pesat, Dan Tourisme disini memegang peranan jang sangat penting.
Demikianlah keuntungan jang mungkin diperoleh dalam bidang Tourisme ditindjau dari segi2 ekonomi, sosial-politik dan kebudajaan.
§ 1658. Perkiraan Pendapatan Devisen
1. Tourisme sudah pasti akan berkembang dimasa depan karena orang 2
telah mulai gemar melakukan perdjalanan tour-trip-travel kepelbagai
pendjuru dunia, dalam perkiraan para atilt touris (tourism experts),

3591

Indonesia pada tahun 1971, jaitu dalam waktu 10 tahun, akan dapat
menghasilkan diantara $ 8 --- $ 9 djuta tiap tahun dari touris Amerika
dan kira² $ 5,2 djuta dari berbagai negara lain, terutama Eropah. Kalau
di Indonesia dapat dilaksanakan suatu program Tourisme jang luas,
effektif dan tetap, maka djumlah ini akan naik mendjadi $ 197.-- djuta
dalam 10 tahun.
2. Ditahun 1968 di Sydney dan Melbourne (Australia) akan ada kira 2
43.000 touris Amerika jang berkundjung kesana, perdjalanan mana
dinamakan Route Pasifik Kedua (Second Pacific Route) dengan
melalui Tahiti, Fiji dan Selandia Baru (New Zealand). Demikian
djuga ditahun 1968 akan ada 200,000 Touris Amerika jang mengundjungi Bangkok, perdjalanan mana dinamakan Route Pasifik Pertama
(First Pacific Route) dengan melalui Hawaii, Tokyo, Hongkong,
Manila dan Bangkok.
Untuk kedua Route Pasifik ini Indonesia sudah seharusnja dapat
mengambil bagian, dengan djalan menemukan kedua Route perdjalanan ini sehingga kemudian dapat mentjiptakan sebuah Route Keliling Pasifik (Round Pacific Route), Ini dapat mendjadikan Indonesia
daerah Tourisme jang subur, dan Indonesia dapat menampung seti dak-tidaknja 93,000 touris Amerika (lihat lampiran X).
3. Disamping touris Amerika ini pasaran touris Australia — New
Zealand (dimana orang² Australia berkundjung ke New Zealand), dan
begitu djuga sebaliknja orang² New Zealand ke Australia di- tahun
1968 kira 2 meliputi 80,000 orang, jang oleh Indonesia dapat ditarik
sekurang-kurangnja 20% (16.000 orang). Ditahun itu djuga kira 2
16.000 orang bepergian dari Inggeris (dan Eropah lainnja) ke
Australia jang djuga bisa ditampung oleh Indonesia jang terletak
pada Route London -- Sidney,
4. Seorang touris bisa dapat diharapkan tinggal dan berkeliling di Indo nesia kurang --- lebih selama 5-7 hari (tidak mungkin lebih lama),
karena sebagian besar hari 2nja telah dihabiskan di-negara 2 lain jang
dikundjunginja, jang akan dihabiskannja dengan bepergian ke Bogor
--Bandung -- Jogja/Solo Surabaja --- Bali, dimana objek 2 tourisme sudah memang terkenal Baik dan madju, serta perhubungan
telah agak lumajan.
5. Seorang touris bisa kira 2 akan dapat mengeluarkan uang untuk kundjungannja selama di Indonesia (5-7 hari) sebanjak US $ 75 ,— $ 100
untuk pengangkutan (Djakarta -- Bogor Bandung dsb.nja), $ 110
untuk makan/minum dan hotel, $ 40 untuk " sightseeing " dan $ 40
untuk meatball souvenir.
Djadi pengeluaran para touris Amerika jang banjaknja 93.000 orang
berdjumlah $ 26 djuta dan dari touris jang berkebangsaan lain $ 9
djuta.

3592

6. Djadi kalau akomodasi hotel diperbaiki, penerbangan langsung
(direct flights) menudju daerah² objek Tourisme tersebut diatas dapat
diatur dengan rapi intensif, maka para touris luar negeri jang melantjong di Indonesia akan memberi penghasilan kepada Negara berupa
devisen sebanjak $ 35 djuta setahun,
7. Kalau Indonesia dapat menjelenggarakan sebuah program Tourisme
international setjara baik, teratur dan tetap seperti jang telah diker djakan oleh Swiss dan Djepang, program mana kita namakan "PRO
INDONESIAN PROGRAM" maka pendapatan dari aspek tourisme
seluruhnja itu akan menambah pendapatan devisen dalam bidang
Tourisme sebesar $ 110 djuta dalam tahapan kedua, dari pendapatan
tsb. Pemerintah akan memperoleh pendapatan negara: retribusi,
opslag atau toll dsb, sebesar 10% X 110 djuta = $ 11 djuta.
8. Demikian djuga bila industri Tourisme di Indonesia berdjalan dengan
baik, teratur dan tetap setjara menjeluruh dapat dikira²kan 135.000
touris jang akan datang tiap tahunnja dimana mereka akan membutuhkan se-tidak²nja 2000 kamar hotel jang baik dan menurut standar.
Untuk itu perbaikan hotel, pengangkutan harus diutamakan dalam
tahapan pertama ini daerah² seperti Djakarta, Djawa Barat, Djawa
Tengah, Djawa Timur dan Bali sebagian target pertama untuk mendapat modal pembangunan dalam tahapan kedua di-lain daerah.
9. Modal pertama ini sangatlah penting artinja untuk membangun
Tourisme di Indonesia setjara luas, karena di-masa² tahapan kedua.
ketiga dan seterusnja, seluruh Indonesia akan dapat mendjadi objek
Tourisme dengan modal² jang di peroleh pada tahapan jang terdahulu.

3593

LAMPIRAN I.
SUSUNAN ORGANISASI TOURISME DI INDONESIA.

1.

KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN

1a. Bagian Tourisme

3594

:

:

ditugaskan sebagai Instansi jang bertanggung djawab terhadap kelantjaran djalannja tourisme di Indonesia (lihat surat keputusan Presiden Republik Indonesia no. 129
Tahun, lampiran A).
pelaksanaan dari tugas termaksud sub. 1
(lihat surat keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 129 Tahun 1957, lampiran
A).

2.

Panitia Interdepartemental Urusan Tourisme (PITOUR)
:Bahan
penasehat
Menteri
Perhubungan dalam persoalan2
mengenai bidang Pemerintah , (lihat
lampiran c.).
3. Dewan Tourisme
(D.T.I.)
: a.
merupakan
satu
badan
federasi, dengan badan 2 4 dan
5
sebagai
anggautanja,
dengan
tjatatan
bahwa
lembaga ² /jaja-san-jajasan
Tourisme daerah mempunjai
sifat otonomi penuh dalam
lapangan
pekerdjaannja
didaerah 2 jang bersang-kutan,
b. bersifat
non-komersil,
mempunjai
tugas
dan
kewadjiban
dalam
bidang
masjara-kat (partikelir) untuk
mengkoordinasikan
dan
membimbing badan 2 Tourisme
partikelir
non-komersil
didaerah serta perusahan 2 jang
mengolah dan melajani soak
Tourisme.
Disamping
ini
bertindak sebagai wakil dari
badan 2/jajasan 2
Tou-risme
daerah dan perusahan 2 jang
mempunjai pusat untuk seluruh
Indonesia, guna membantu dan
mendampingi
Pemerintah
dalam menunaikan tugasnja
mengenai soal tourisme pada
umumnja (Lihat lampiran D.
Surat,
keputusan
Menteri
Perhubungan
No.
H2/2/21
tanggal 8 April 1957),
c. Untuk mendjalankan tugasnja
se-hari2 badan federasi Tourisme
Indonesia (D.T.I.) mempunjai
satu Badan Peker-dja jang
bertempat kedudukan di Djakarta, dengan tjatatan bahwa
garia 2
be-sar
dari
tugas
pekerdjaan
jang
harus
dilaksanakan.
untuk
tiap
tahunnja dice-.tapkan oleh satu

musjawarah
anggauta2-nja,

dari

para

4. dan 5 Anggauta 2 dari Dewan Tourisme Indonesia
(D.T.I.)
6. Anggauta 2 dari Lembaga 2 Jajasan 2/Badan Tourisme
Daerah.

3595

Lampiran
II
DJUMLAH HOTEL KLAS A DAN KLAS B DI INDONESIA
HOTEL .KLAS A,

No. Nama Kota
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

Djakarta


Bandung






Jogjakarta
Semarang

Surakarta
Surabaja
Den Pasar


Makasar

Nama Hotel
Duta Indonesia
Dharma Nirmala
Transaera
Preanger
Savoy Homan
Grand Lembang
Astoria
Pasirdjati
Orient
Malabar
Garuda
Du Pavilion
Bellevue
Dana
Simpang
Bali
Sindu Beach
Segara Beach
Grand Makasar
Djumlah

Rata²
Djumlah
Kamar
205

Rata2
Djumlah
Tamu
500

141
45
150
144
72
30
25
43
24
100
74
18
45
80
85
12
25
38

378
GO
350
305
144
54
100
90
50
250
200
40
130
200
200
30
50
70

1356

3201

3596

HOTEL KLAS B:
No. Nama kota
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24..
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.

Nama Hotel

Rata
Djumlah Kamar

Djakarta
Jakarta

London

Royal

Sario

Du Pavilion
Bogor
Salak

Tjipajung

Pendawa

Ritz

Puntjak Pass
Bandung
Braga

Telagasari
Sukabumi
Merdeka
Tjirebon
Grand
Surakarta
Merdeka
Salatiga
Kalitaman
Wonosobo
Wonosobo
Tawangmanggu Lawu
Surabaja
Olympic

Oranje

Sarkies

Embong Wungu
Malang
Palace
Sarangan
Sarangan

Lawu
Madiun
Merdeka
Pamekasan
Madura
Tretes
Grand
Den Pasar
Oka
Ubud Bali
Puri Ubud

Mutiara

Sukawati

Aria

Mataram
Menado
Menado
Medan
De Boer

Bayangkara

Grand
Palembang
Musi
Padang
Muara
Djumlah semua

60
25
40
40
33
45
25
26
25
24
33
25
30
40
30
30
15
10
60
90
36
36
60
10
15
35
20
30

20

10
10
10
35
4
30
40
16
71
22
46
1262

Rata
Djumlah Tamu
120
60
80
80
80
100
65
60
50
60
70
65
60
90
70
60
30
20
140
200
80
80
150
20
30
70
50
60
40
20
20
20
70
10
74
80
40
145
60
115
2795

3597

— LAMPIRAN III —

SILIWANGI - DJAKARTA
P E R I O D E 1 9 5 7 — 1 9 5 9 ( 3 TA H U N )

A. Pengangkutan:
(Transpor)
1. Udara
2. Laut
3. Darat

Tamu

Touris

Volume
jang bisa
mendarat

2.346

12.912
2.804

4.680
2.718

B. Akomodasi
1. Djakarta
2. Bandung
3. Jogja
4. Surabaja
5. Denpasar
(Bali)
6. Medan

DJUMLAH
ANGKUTAN
Taxi

150
100
50
100
150
150

Bus

HOTEL
Djumlah Kamar Kapasitet
Kl. A
Kl. B
Kamar

Tamu

Kamar
jang
effektif

Kl. A

Kl. B

3
7
1
1
3

5
2

4
6

391
488
100
80
122

198
58

222
69

589
546
100
302
191

1.358
1.228
250
700
460

117
109
20
60
38



3



127

127

265

25

T I DAK T E TAP

HAL

DJUMLAH
PENUMPANG

PENDAPATAN
DEVISEN
DALAM US $

4.400.540
DJUMLAH :

2.346

15.716

7.398

700

15

2598

20

1.181

674

1.855

4.261

369

4.400.540

SILIWANGI

P E R I O D E

Tamu
A. Pengangkutan:
(Transpor)
1. Udara
2. Laut

Touris

Volume
jang bisa
mendarat

26.000
6.000

9.360
5.436

B. Akomodasi:
1. Djakarta
2. Bandung
3. Jogja
4. Surabaja
5. Denpasar
(Bali)
6. Medan

DJUMLAH
ANGKUTAN
Taxi

300
200
100
200
200

Bus
100 untuk seluruh Indonesia
(chusus untuk Tourisme)

HAL

DJUMLAH
PENUMPANG

100

. DJAKARTA

1 9 6 1
HOTEL

Djumlah Kamar Kapasitet
Kl. A
Kl. B
Kamar

Tamu

Kamar
jang
effektif

Kl. A

Kl. B

3
7
1
1
3

5
2

4
6

391
488
100
80
122

198
58

222
69

589
546
100
302
191

1.358
1.228
250
700
460

500
464
85
256
162



3



127

127

265

107

PENDAPATAN
DEVISEN
DALAM US $

8.960.000
DJUMLAH :

32.000

14.796

1.100

100

15

2599

20

1.181

674

1.855

4.261

1.574

8.960.000

SILIWANGI - DJAKARTA
P E R I O D E

A. Pengangkutan:
(Transpor)
1. Udara
2. Laut

Tamu

Touris

Volume
jang bisa
mendarat

4.000

35.000
12.000

12.480
10.872

B. Akomodasi:
1. Djakarta
2. Bandung
3. Jogja
4. Surabaja
5. Denpasar
(Bali)
6. Medan

DJUMLAH
ANGKUTAN
Taxi

300
200
100
200
200
100

Bus
300 u n t u k s e l u r u h I nd o n e s i a
(chusus untuk Tourisme)

HAL

DJUMLAH
PENUMPANG

1962
HOTEL

Djumlah Kamar Kapasitet
Kl. A
Kl. B
Kamar

Tamu

Kamar
jang
effektif

Kl. A

Kl. B

4
7
1
1
3

5
2

4
6

1.400
688
300
80
322

198
58

222
69

1.598
746
300
302
391

2.358
1.728
750
700
960

1.358
634
255
256
332



33



127

127

265

107

PENDAPATAN
DEVISEN
DALAM US $

15.400.000
DJUMLAH :

4.000

47.000

23.352

1.100

300

16

2600

20

2.790

674

3.464

6.761

2.942

15.400.000

SILIWANGI - DJAKARTA

Tamu
A. Pengangkutan:
(Transpor)
1. Udara
2. Laut
3. Darat

Touris

Volume
jang bisa
mendarat

91.650
49.350

39.000
12.000

B. Akomodasi:
1. Djakarta

P E R I O D E
DJUMLAH
ANGKUTAN
Taxi

1.000

2. Bandung
3. Jogja
4. Surabaja
5. Denpasar
(Bali)
6. Medan

600
300
600
600

Bus
900 u n t u k s e l u r u h I nd o n e s i a
(chusus untuk Tourisme)

HAL

DJUMLAH
PENUMPANG

300

1 9 6 3 – 1 9 6 5 ( 3 TA H U N )
HOTEL
Djumlah Kamar Kapasitet
Kl. A
Kl. B
Kamar

Kl. A

Kl. B

5

5

2.000

198

2.198

7
2
2
4

2

4
6

750
500
280
500

58

222
69

1

3

200

127

Tamu

Kamar
jang
effektif

1.868

808
500
702
569

150.00
0
1.728
1.250
1.200
1.460

127

765

277

PENDAPATAN
DEVISEN
DALAM US $

686
425
426
483

39.480.000
DJUMLAH :

141.000

51.000

3.400

900

21

2601

20

4.230

674

4.904

156.40
3

4.165

39.480.000

Pendjelasan Lampiran IV
1. Periode 1957 — 1959:
a. Kapal² RIL pada tahun 1959 tak dapat datang berhubung dengan
masalah keamanan dalam negeri.
b. Kedatangan para touris sangat kurang karena masalah fasilitas
kurang memuaskan (douane dan imigrasi).
c. Tidak dapat ditentukan karena belum adanja bus chusus untuk
touris, sehingga dipergunakan bus² umum ( a l bus PH) = Perusahaan Pengangkutan Djakarta).
d. Kamar jang dapat dipergunakan setjara efektif adalah 20%.
disebutkan adanja penghuni tetap (pegawai negeri dan alat²
negara).
e. Perkiraan Pendapatan Devisen dalam US $ ini didasarkan atas
pengeluaran bagi tiap² touris jang tinggal selama 5 -- 7 hari di
Indonesia sebesar $ 280,
2. Periode 1960:
Untuk tahun 1960 gambar perkiraannja kurang-lebih seperti achir
priode 1957 — 1959.
3. Periode 1961:
a. Tentang datangnja tamu²dalam periode ini belum dapat ditentukan
djumlahnja.
b. Diharapkan kenaikan djumlah Tourisme dalam periode ini akan
meningkat dua kali dari periode 1957 -- 1959 mendjadi 32.000.
c. Seperti halnja djumlah Tourisme jang diharapkan bertambah
meningkat dua kali, maka volume jang bisa mendapat djuga akan
meningkat dua kali.
d. Djumlah taksi mendjadi lipat dua daripada periode 1957 — 1959,
ketjuali Bali bertambah dengan 50 taksi.
e. Diharapkan kamar jang dapat dipergunakan setjara effektif adalah
85% dengan perkataan lain, adanja pengosongan hotel² dari
penghuni tetap (pegawai negeri dan alat² negara).
f. Pendapatan devisen diharapkan mendjadi dua kali pendapatan
seluruh periode 1957 -- 1959.
4. Periode 1962:
a. Diharapkan untuk Asian Games 4.000 tamu.
b.
Kenaikan djumlah touris dengan pesawat udara
diharapkan sebanjak 33 1/3% sedangkan dengan kapal laut 100%.
c. Demikian djuga halnja dengan volume jang bisa mendarat.

3602

d. Dengan dibangunnja HOTEL INDONESIA djumlah kamar di
Djakarta diharapkan mendjadi 1.400 (Hotel Indonesia + per luasan hotel² lain). Di Bandung diharapkan penambahan 200
kamar, Jogjakarta 200 kamar dan Denpasar 200 kamar.
e. Dengan penambahan kamar², maka perkiraan kapasitas tamu
untuk 100 kamar adalah 250.
f. Pendapatan devisen diharapkan dari pengeluaran tamu² Asian
Games dan pars touris.
5. Periode 1963 -- 1965:
a. Dalam periode ini dap' tahunnja diharapkan kedatangan touris
sedjumlah 47.000 orang, jang terdiri dari 65% penumpang udara
dap 35% penumpang laut.
b. Diharapkan pada tahun 1963, 1964 dan 1965 volume jang bisa
mendarat udara masing² sebanjak 200, 250 dan 300 pendaratan
tiap² minggu.
c. Untuk menampung kedatangan tamu dan touris, maka akomodasi
di Djakarta ditambah dengan 2.000 kamar, di Bandung, Jogja,
Surabaja, Den Pasar (Bali) dan Medan masing² dengan 200
kamar.

3603

3604 –

Lampiran V.
UNTUK KONSULTASI SOUVENIR SHOP
SELURUH INDONESIA KE I JANG DISELENGGARAKAN
OLEH DEWAN TOURISME INDONESIA PADA
TGL. 19 DJANUARI 1960 DI DJAKARTA.
Para peserta Konsultasi Souvenirshop berpendapat perlu adanja
Badan Koordinasi tersebut jalah Dewan Tourisme Indonesia. Dengan
pedoman pada keputusan2 sebagai berikut :
I. Permodalan/bahan baku.
A. Berusaha memperkuat permodalan daripada pengusaha souvenirshop supaja dapat mempunjai daja beli jang lebih besar.
B. Memberikan bantuan dalam usaha untuk mendapatkan permodalan dalam bentuk keuangan dan/atau bahan seperti jang
telah dikerdjakan oleh Pemerintah (Dept, Perindustrian Rakjat)
untuk bidang mekanisasi, perbaikan mutu produksi dll.-nja.
C. Mohon pada Pemerintah adanja djatah/fasilitas jang tjukup banjak, bahkan dalam bentuk devisen bagi keperluan bahan 2 untuk
produksi souvenir di Indonesia.
II. Produksi/kwalitet:
A. Meminta kepada Pemerintah supaja memungkinkan dilindunginja
keaslian dan kebenaran kwalitet dengan djalan mengadakan
sematjam undang2 barang.
B. Meminta kepada pembuat barang2 souvenir agar memberikan
keterangan 2 jang sebenarnja mengenai kwaliteit souvenir
dan selalu mendjaga keseimbangan produksi dengan tidak meninggalkan unsur 2 kebudajaan nasional.
C. Meminta kepada souvenirshop untuk selalu memegang teguh
dalam memberikan keterangan mengenai kwalitet sesuatu souvenir, sesuai dengan keadaan jang sebenarnja.
D. Mengharapkan kepada Touris Bereau dan instansi² Pemerintah,
agar supaja memberikan rekomendasi kepada tourist dan tamu 2
Pemerintah untuk membeli Souvenir di toko souvenir bangsa
Indonesia jang dianggap bermutu baik.
III. Pendjualan :
A. Memandang perlu dibentuk badan central oleh Badan Koordinasi
untuk selandjutnja mendjadi badan ekspor untuk souvenir.

3605

Badan tersebut ditugaskan bekerdja sama setjara
erat dengan seniman², Djawatan Ekspor LAAPN
serta Bea Tjukai untuk dapat mendorong ekspor
souvenir dengan sebaik 2nja,
B. Supaja souvenirshop saling mengadakan hubungan
jang lebih erat untuk memungkinkan adanja saling
pertukaran barang² souvenir berasal dari seluruh
Indonesia,
C. Supaja pesanan² Pemerintah mengenai barang
souvenir disalurkan lewat Badan Koordinasi.
D. Meminta fasilitas pengangkutan Darat/Laut/Udara
bagi barang² souvenir.
IV. Sales Promotion :
A. Sepenuhnja
disetudjui
adanja
sistim
daftar
rekomendasi dari souvenirshop jang merupakan
bimbingan bagi pembeli (bagi touris maupun bukan)
dalam soak pembelian souvenir.
Dan sjarat²nja akan ditentukan oleh D.T.I, Tjatatan :
Tjatatan:
Dalam
2

minggu

diminta

saran 2

mengenai

souvenirshop.
B. Kepada semua souvenirshop jang mendapat
Rekomendasi akan diberikan tanda pengenal
(lambang, simbul) untuk dapat dikenal dengan
mudah.
C. Souvenirshop pada dasarnja menjatakan untuk
saling membantu guna mewudjudkan adanja
eksposisi tetap souvenir di Djakarta.
D. Souvenirshop dan lembaga 2 Tourisme di-daerah²
akan bekerdja erat untuk mengisi eksposisi tetap
di Djakarta (Wisma Nusantara), dsampingnja
berusaha mewudjudkan eksposisi tetap di-masing²
daerah.
E. Mengandjurkan kepada Pemerintah untuk sebanjak
mungkin ikut serta dalam Pekan Raya Internasional
(International Fairs).
F. Mengandjurkan supaja penjelenggaraan Pekan
Raya chusus untuk barang² souvenir diserahkan
pada badan sentral.
G. Mohon supaja para Perwakilan Indonesia/Trade
Commisioners Information Officers diluar negeri
djuga
mentjurahkan
perhatian.
guna
memperkenalkan souvenir Indonesia dimasing²
tempat.

H.

3606

Kerdjasama dalam lapangan publisitas dari
souvenirshop dengan D.T.I. diintensifkan terutama
dalam memberi informasi jang sebanjak-banjaknja
mengenai pertumbuhan souvenir.

V. Nazending/pengangkutan:
A. Prinsipnja nazending dapat didjalankan.
Prosedure nazending akan diichtiarkan bersama antara D.T.I.
dengan Pemerintah (LAAPN-Djawatan Expor. BEA TJUKAI Bag. Tourisme Dept. Perhubungan Darat dan PTT) dengan tu djuan supaja dapat mendjamin bahwa ongkos pembelian dengan
ongkos pengangkutan dapat dibajar dengan valuta asing,
B. jang diberi kesempatan nazending oleh LAAPN hanja Souvenirshop jang dianggap bonafide oleh D.T.I..
Tjatatan :
Kepada LAAPN diminta mempeladjari kemungkinan pengiriman
kalau kembali dengan rupiah legal dan ingin mengadakan nazending.
VI. Asian Games :
Seluruh souvenirshop dan D.T.I. menjatakan kepada Dewan Asian
Games kesediannja untuk bekerdjasama membantu suksesnja Asian
Games jang akan datang.

Djakarta, 19 Djanuari 1960
Pimpinan Sidang,
ttd.
(Sri Budojo).

3607