Jilid-15 Depernas 24-Bab-131
BAB 131. BIDANG KOMUNIKASI
SEKTOR : PERHUBUNGAN LAUT
PENDJELASAN KEADAAN SEKARANG
UMUM
§ 1629. Tindjauan
Hubungan antara pulau dilaksanakan oleh P.T. Negara dan Swasta
dengan kapal2 milik sendiri ditambah dengan kapal 2 charter sbb :
Djumlah P.T. dengan
izin.
46 buah
Milik
115
Djumlah Kapal
Charter dalam tahun 1985
93
Lama pencharteran kebanjakan 3
bln. Ada jang 6 bln, ada jang 1
th. dan 1 kpl. diantaranja dicharter untuk 70 bln. mulai 8-‘57
B.R.T.
Kpl. Milik
73.316,74
Kpl. Charter
226.173,13
D.W.T.
Kpl. Milik
76.583,46
Kpl. Charter
283.002,—
Keterangan ini diambil dari „LAPORAN MASA TAHUN 1958”
jang disusun Kementerian Pelajaran dengan mempergunakan data 2
hingga 10 APRIL 1959.
b. Dari 46 buah perusahaan pengangkutan Laut tersebut diatas, maka
a) Perusahaan jang telah memiliki kapal 2 sendiri
: 38
b) Perusahaan jang belum memiliki kapal 2…………………...: 8
c) Perusahaan jang mencharter kapal
: 38
d) Pelajaran Samudera
: 22
e) Pelajaran Pantai
: 16
2
c. Djumlah perusahaan pelajaran. Menurut keterangan Departemen
Perhubungan Laut kepada D.P.R. Komisi E pada tanggal 14 Desem ber 1959 maka perusahaan 2 jang telah dapat ada 103 buah dengan
djumlah kapal 114 buah,
Dari djumlah 103 perusahaan tersebut, maka jang :
1. memiliki kapal
: 54
2. belum memiliki kapal
: 49
3. mencharter kapal
: 23
7. Departemen Pertanian
1 buah
8. Departemen Kepolisian Negara
1 ,,
9. Djawatan Kereta Api
1 ,,
3477
d. Djumlah Tonnage, Menurut keterangan Departemen Perhubungan
Laut tersebut, maka kapal 2 milik Perusahaan 2 mempunjai tonnage
1.
D.W.T.
54.352.13
2.
B.R.T.
104,527.67
3.
N.R.T.
27.682.24
e. Djumlah kapal adalah sebagai berikut
1. djumlah kapal milik ada
: 124 buah
2. djumlah kapal charter ada
: — buah
f. Pelajaran Samudera hampir seluruhnja masih ditangan Perusahaan
Asing, dengan keterangan sbb.:
Perusahaan
S.M.N.
ROTT, LLOYD
B.F.L.
HAPAG
LAIN²
Th.
D.W.T.
%
‘58
112.880.78
36,1%
,,
,,
,,
,,
76.359.98
91.345.61
32.150.14
357.76
24,4%
29,1%
10,3%
0,5%
Th.
D.W.T.
%
’59
(Permulaan).
’59
,,
,,
,,
37.931.69
21,7%
51.326.83
58.064.18
26.959.65
29,5%
33,3%
15,5%
Keterangan 2 tersebut didapat dari Pengawasan Pelajaran Niaga
A.L.R.I.
Pendjelasan keadaan sekarang:
a. Trajek2 Perhubungan Inter-Insulair menurut „LAPORAN MASA
TAHUN 1958” dari Kementerian Pelajaran tertanggal 10 April 1959
dalam garis besar ialah seperti termuat dalam Lampiran „A”.
b. Perusahaan 2 Pelajaran Pantai dalam pelaksanaan P.P. 47/1957 beserta
nama 2 kapal dan trajeknja dalam tahun 1958 termuat pada Lampiran
„B”.
c. Djaringan 2 Hubungan Laut lainnja dengan Kapal 2 Negara. Kapal 2
dari Djawatan jang mempunjai tugas Negara dan tidak mempunjai
trajek 2, djuga melakukan perhubungan antar pulau tetapi tidak ber hubungan dengan tugas ekonomi.
Djumlah kapal 2 besar ketjil dari Djawatan Pelajaran ada 377 buah
dengan tonnage 31.737.77 RRT.
Dari djumlah tersebut 152 buah dipergunakan oleh Djawatan 2 sbb.:
1. Departemen Dalam Negeri
108 buah
2. Departemen Pertahanan
14 ,,
3. Djawatan Imigrasi
14 ,,
4. Djawatan Bea & Tjukai
13 ,,
3478
5. Departemen Kesehatan
1
6. Departemen Kehakiman
1
7. Departemen Pertanian
1
8. Departemen Kepolisian Negara
1
9. Djawatan Kereta Api
1
Djumlah kapal² Kepolisian Negara ada 78 buah dan
kapal2 dari Djawatan Bea & Tjukai.
,,
,,
,,
,,
,,
ada sedjumlah
d. Hubungan perahu lajar merupakan djaringan tidak begitu teratur dan
sukar untuk dinas.
Dewasa ini tonnage perahu lajar diduga tak kurang dari 200.000 ton.
e. Djenis alat2 pengangkutan.
Kapa12 untuk pelajaran Pantai ialah terdiri atas :
1. kapal2 coasters.
2. kapal² inter-insulair.
3. tongkang pemuat.
4. kapal² tambang.
5. perahu2.
f. Frekwensi.
Menurut „LAPORAN MASA TAHUN 1958”. dari Kementerian Pelajaran
maka dalam tahun 1957 tertjatat :
1. K.P.M. -- 79 buah kapal -- 135.034. DWT. mengangkut 60% flow
of goods ialah k.l. 3.000.000 ton.
Dengan demikian dapat ditjatat frequentie rata 2
3.000.000
135.034 = kira² 22 kali setahun atau kira² 2 kali sebulan.
2. PELNI dan . perusahaan 2 lain dengan 72 buah kapal -- 66.838
DWT. mengangkut 40% lainnja dari flow of goods atau kira 2
2.000.000 ton. Dengan demikian frequensi rata² dari PELNI dan
2.000.000
perusahaan² lain adalah k.l. 66.838 = 30 kali setahun atau 2 ½
kali sebulan.
g. Kemampuan pengangkutan/daja angkut.
1. Kemampuan mengangkut sama dengan tonnage kapal jang menurut „LAPORAN MASA TAHUN 1958” dari Kementerian Pelajaran pada halaman 127 adalah 188.401,56 B.R.T.
Untuk pelajaran pantai tiap kali mengangkut dapat dimuat
188.401,56 B.R.T.
Djika tiap kapal rata 2 .dapat 2 kali sebulan mengangkut atau 24
kali setahun, maka kemampuan mengangkut akan k.l. 24 X
188,401,56 B.R.T. = 4.521.637,44 B.R.T. Djika kita taksir 30%
dari B.R.T. adalah N.R.T. maka daja angkut adalah 2.156.491,23
N.R.T.
3479
2. Kemampuan mengangkut ini akan dipengaruhi oleh :
(a) lantjarnja pemeliharaan (dok2).
(b) lantjarnja pemuatan/pemunggahan.
(c) Fasilitas2 lainnja dipelabuhan (dipelabuhan Surabaja) misalnja
banjak kapal jang harus tinggal didermaga lebih lama dari
pada seharusnja karena menunggu muat air minum sehingga
dermaga tersebut tentu tak mungkin ditempati kapal jang akan
memunggah/memuat barang2.
(d) Keamanan lain lintas disaluran².
h. Pelabuhan².
1. Menurut laporan „Bahan Nautis” jang disusun oleh N.V. K.P.M.
pada tahun 1950, maka tertjatat ada 26 pelabuhan besar dan 727
„rede's” dan „anchorages” jang tersebar diseluruh kepulauan kita.
Pelabuhan 2 ini menurut prinsip keseluruhannja ada dalam pengurusan dan pengawasan Djawatan Pelabuhan. Pelabuhan² ini terbagi
dalam
(a) pelabuhan jang diusahakan setjara IBW
(b)
,,
,,
,,
,, ICW
(c)
,,
,, tidak diusahakan tetapi merupakan kepentingan umum.
2. Kementerian Pelajaran (kini Departemen Perhubungan Laut)
dalam usahanja melantjarkan urusah 2 pelabuhan telah mengadjukan
usul² untuk mengusahakan agar semua pelabuhan jang mempunjai
tjorak antar nusa (71 pelabuhan) dapat didjadikan perusahaan
IBW tunggal jang meliputi 13 pelabuhan induk 48 pelabuhan jang
masuk daerah hukum pelabuhan induk. Daftar dari pelabuhan
induk dan pelabuhan² jang masuk daerah hukum pelabuhan induk,
termuat pada Lampiran „C”.
3. Pelabuhan² Indonesia (diantaranja 108 pelabuhan telah dinjatakan
pelabuhan laut) pada umumnja sangat memerlukan pemeliharaan.
Menurut tjeramah seorang ahli dari Departemen Perhubungan Laut
dimuka Seksi Distribusi, Komunikasi, Tourisme dari DEPERNAS
pada tanggal 15 Desember 1958, didapat keterangan antara lain
sbb. :
No.
Nama Pelabuhan
1. Untuk pelabuhan² diseluruh pantai Atjeh dan
Sabang diperlukan penambahan gedung² untuk pegawai, perbaikan
djalan² tambatan, dll.
3480
Keterangan
Disediakan beaja 13 djuta rupiah untuk
perbaikan, dari djumlah tersebut 8 djuta
telah diotorisasikan sedang jang 5 djuta
belum mengingat keperluan pembangunan
pelabuhan baru di Lho' Sheumawe.
2. Teluk Nibung
perlu diintensifkan
Karena djarak Teluk Nibung dan pelabuhan di Asahan sangat berdekatan (hanja
k.l. 5 km) maka direntjanakan untuk mengintensifkan Teluk Nibung sadja dan
mengkonsentrasi pelajaran di Teluk Nibung.
3. Dumai
dipersiapkan untuk pembangunan pelabuhan lebih luas.
Mengingat pertumbuhan ekonomi didaerah itu, maka Dumai direntjanakan untuk diperbesar. Beaja 2 djuta rupiah telah
dikeluarkan.
4. Djambi
Telah baik kembali
Sungguhpun belum tjukup merupakan pelabuhan jang diinginkan, tetapi untuk sementara telah mentjukupi kebutuhan.
Gedung jang terbongkar (rusak) baru 2
ini telah diperbaiki. Perlu dilaksanakan
pengerukan2 tambang2 jang dangkal disungai setjara intensif,
5. Pandjang di Lampung
Dibangun sebuah tambatan chusus untuk kapal-kapal D.K.A.
Tambatan tersebut dibangun untuk melantjarkan perhubungan tambang (veerdienst)
Merak -- Pandjang.
Pembangunan/perbaikan emplasemen station D.K.A. agar dapat dengan tjepat dilaksanakan untuk melantjarkan hubungan
dengan Palembang dan kota2 lain dengan
kereta api di Lampung.
6. Bengkulu
Perbaikan pemetjah gelombang gofbreker
Untuk perbaikan pemetjah gelombang jang
telah rusak ini disediakan beaja 5,1 djuta
rupiah.
7. Tjirebon
Rentjana perluasan
Mengingat letak Tjirebon jang baik (terletak antara Djawa Barat dan Djawa Tengah) dan banjaknja pelajaran dipantai
Utara Djawa jang 'singgah di Tjirebon,
maka direntjanakan untuk perluasan pelabuhan Tjirebon.
8. Tegal
Pelabuhan chusus untuk Nelajan.
Di Tegal sedang direntjanakan (dikeruk)
pelabuhan
chusus
untuk
nelajan
Disamping pelabuhan jang telah ada.
9. Semarang
Tambahan pelabuhan
Coaster
Di Semarang direntjanakan perluasan pelabuhan dengan suatu pelabuhan coaster jang
terdiri dari 2 tambatan 200 meter disertai 2
gudang.
Pelabuhan coaster ini akan sanggup menampung kapal² coaster sampai 3.000 ton.
3481
10. Banjuwangi direntjanakan penjempurnaan untuk hubungan lantjar
dengan Bali.
11
Idem
Gilimanuk
Di Banjuwangi akan dibangun fasilitas guna memungkinkan pengangkutan mobil2
ke P. Bali (Gilimanuk) Maksud ialah untuk melantjarkan tourisme.
— idem — pada 10.
12. Benoa
Pelabuhan
Pelabuhan Benoa direntjanakan perluasan
dengan tambatan gudang dan perpandjangan tambatan. Pula aluran masuk jang
dirintangi oleh batu' karang akan diperbaiki dengan menghantjurkan karang2. Pekerdjaan pemetjahan karang akan dimulai pada
tahun 1960.
13. Ampenan
Perbaikan tambatan
Untuk perbaikan pelabuhan Ampenan akan
diperbaiki tambatan jang telah ada.
14. Ende
Penambahan tambatan
baru
Untuk Ende sedang dipikirkan penambahan tambatan baru, jang dimintanja.
15. Ambon
Rentjana pelabuhan
coaster
Di Ambon sedang terus dilakukan perluasan. Direntjanakan untuk pembangunan
pelabuhan coaster, jang untuk penggalian
kolam telah diberikan beaja 2,5 djuta rupiah.
Persiapan² untuk perbaikan tambatan di
Parepare dan pelabuhan ketjil di pantai Sulawesi, telah diadakan.
16. Parepare Perbaikan
tambatan
Direntjanakan untuk perluasan.
Untuk melantjarkan perhubungan dan
untuk menghindarkan kesulitan2 dengan
B.P.M. tentang tambatan2, maka telah dibangun tambatan baton untuk kapal 2
negara dan kapal2 nasional.
Setelah kebakaran di Samarinda, dimana
tambatan kaju ikut rusak, maka diadakan
langkah² untuk perbaikan tambatan atau
direntjanakan pembangunan baru, mengingat letak tambatan lama jang kurang
praktis.
Mengingat pengangkutan dari/dan ke Tarakan tidak sangat besar, apalagi hasil minjak B.P.M. telah berkurang, sehingga berangsur' banjak gedung2 atau bangunan2
pelabuhan B.P.M. diserahkan Pemerintah,
maka Tarakan dianggap tidak/belum memerlukan perluasan dengan segera.
3482
21. Pontianak
22. Bandjarmasin,
Di Pontianak dan Bandjarmasin direntja
nakan perbaikan2 tambatan dalam rangka
D.L.F.
4. Projek2 Utama dalam rangka perbaikan/perluasan Pelabuhan adalah
sebagai berikut :
(a) Balikpapan
— Oleh perusahaan „CHITRA” telah diselesaikan projek „E” Balikpapan.
(b) Tandjung Priok — Projek2 jang sedang dilaksanakan pula
oleh „CHITRA” di Tandjung Priok
adalah :
(1) Projek „A” :
Jang merentjanakan pembangunan pangkalan samudera di Birai Barat di pelabuhan
III, Projek ini pada achir 1958 telah selesai
77%.
(2) Projek „D”:
Perluasan pelabuhan luar.
(3) Pelabuhan minjak direntjanakan dibuat pada bekas pelabuan nelajan,
(c) Belawan
— Projek „F” : Meliputi pembangunan dermaga minjak.
5. Projek dengan bantuan D.L.F. Dengan bantuan D.L.F. akan dilakukan pembuatan2 perluasan dari pelabuhan sbb. :
(a). Pontianak
(b). Ternate
(c). Sampit
(d). Benoa
(e). Tenan
(f). Bima
(g). Ambon
(h). Bagan Siapi--api
6. Pemeliharaan Pelabuhan. banjak pelabuhan 2 jang harus dikeruk sentjara periodik. Ini tentu akan memerlukan banjak kapal 2
keruk, Pelabuhan jang pasti harus dikeruk ialah :
(a). Belawan
— aluran sepandjang 21 km, dan harus
dikeruk tiap tahui 4 a 5 djuta m3,
(b). Surabaja
— aluran Barat dan Timur serta didalam
pelabuhan.
(c). Sungai Musi
(d). Pontianak
(e). Tjirebon
(f). Tegal
(g). Semarang
(h). Tandjung Priok
(i). Sungai Mahakam
3483
Untuk pekerdjaan pengerukan ini Pemerintah memiliki 32 kapal
pengeruk dari berbagai tonnage dan berbagai type, Djumlah ini
menurut Ir. ONG dari Djawatan Pelabuhan masih djauh dari
mentjukupi kini sedang dipesan tambahan kapal keruk lagi.
Pemeliharaan dermaga dan tambatan 2 telah diuraikan diatas,
pemeliharaan Pelabuhan ini meliputi perbaikan dermaga 2 dan
tambatan jang telah rusak/tua, pelabuhan 2 dan penambahan gedung 2 dan gudang.
7. Penggunaan pelabuhan. Untuk eksploitasi2 maka Djawatan
Pelabuhan mempunjai pegawai sbb.:
(a). Pegawai organik
(b). „
harian/bulanan
(c) Tenaga C.A.C.
Djumlah
6.618 orang
1.241 „
5 „
7.864 orang.
Menurut keterangan Ir. ONG, Djawatan Pelabuhan hanja mempunjai 5 tenaga ingenieur jang merupakan tenaga ahli. Djumlah
ini sudah tentu sangat kurang. Selandjutnja tenaga 2 perawat/pe-
ngurus pelabuhan menurut „LAPORAN MASA TAHUN
1958” dari Kementerian Pelajaran, tertjatat sbb.:
(1). Sjahbandar.
(2). Pandu
(3). Djuru menara
60 orang
113 „
382 „
Untuk memenuhi kebutuhan pelabuhan kita, djumlah tersebut
djauh dari tjukup.
j. Lalu-lintas barang².
1.Keadaan Lalu-lintas barang dapat dilihat pada Lampiran ,,D"
jang dikutip dari „LAPORAN MASA TAHUN 1958” dari
Kementerian Pelajaran.
2.Diantara Pelabuhan2 tersebut dalam Lampiran „D”, maka banjak
pelabuhan jang belum ada Penguasa Pelabuhan atau gudang. Dari
61 pelabuhan tertjatat 25 jang belum ada penguasanja,
3. Pelabuhan2 di Indonesia sangat terganggu oleh kerangka 2 kapal.
Benar, hanja satu dua sadja jang sangat mempersulit pelajaran,
tapi rangka2 tersebut ketjuali merupakan gangguan, djuga mengurangi tempat untuk berlabuh dan memerlukan tanda pelampung
atau tanda lainnja jang sebenarnja tidak perlu, djika tidak ada
rangka tersebut, Di Surabaja tertjatat tidak kurang dari 80 rangka
kapal tenggelam,
3484
k. Galangan2 pembuat kapal.
Galangan kapal Pengusaha Nasional jang njata 2 madju telah mendapat order dari Pemerintah jaitu ada 16 galangan kapal antara lain
ialah :
7 buah di Djakarta
3 ,, ,, Surabaja
2 ,, ,, Tegal
1 „ ,, Pasuruan
1 „ ,, Tuban
1 ,, ,, Samarinda
1 „ ,, Bandjarmasin
Djumlah gulangan/dok2 nasional jang telah mendaftarkan diri kepada
Pemerintah (dibawah jurisdiksi Djawatan Perindustrian Perkapalan)
adalah 41 buah. Daftar nama dan alamat dan galangan 2 tersebut
termuat dalam Lampiran „E”.
Dari daftar tersebut terbukti bahwa ada :
17 buah dengan alamat Djakarta
7
—,,—
Surabaja
2
—,,—
Tegal
2
—,,—
Pekalongan
1
—,,—
Djuana
1
—,,—
Tuban
1
—,,—
Bandjarmasin
1
—,,—
Samarinda
1
—,,—
Batang.
Menurut tjatatan, maka galangan 2 jang tergabung dalam „KAPENI”
berkapasitet 20.000 ton tiap tahun, Dalam tahun 1959 galangan 2 ini
menerima order pembuatan 2.000 ton, suatu djumlah jang hanja 10%
dari kapasitet tersebut.
Galangan 2 jang tergabung dalam „KAPENI” termuat dalam Lampiran „F”.
i. Perbengkelan/alat2 untuk melajani kapal.
1. Bengkel2 kapal masih djauh dari baik dan tidak lantjar melajani
pemeliharaan kapal2. Hal ini disebabkan sangat kurangnja onderdil2/spareparts. Menurut ,,LAPORAN MASA TAHUN 1958”
Kementerian Pelajaran, maka PELNI telah 2 tahun tidak mene rima tambahan onderdil.
Djuga PAL (Penataran Angkatan Laut) sangat kekurangan spares
dan material untuk pemeliharaan, jang sangat mempengaruhi
kesediaan kapal2.
2. Alat2 ketjil untuk pemeliharaan kapal 2, seperti : tjat, lijnolie, sabun
hidjau madjun, dsb. djuga sangat kurang dan ini tentu akan
mempengaruhi kelantjaran pemeliharaan kapal.
3485
Kekurangan alat2 pemeliharaan sematjam ini, Disamping sedikitnja
kesempatan untuk naik dok, mengakibatkan:
a. Umur kapal mendjadi pendek.
b. Waktu pemeliharaan makin tambah.
c. Waktu perbaikan mendjadi pandjang.
d. Kesempatan menganggur bagi anak buah, jang tidak baik
akibatnja pada disiplin.
3. Air minum di Tandjung Perak (Surabaja) jang diperlukan untuk
kapal djuga tidak dapat memenuhi kebutuhan dengan tjepat.
Ditandjung Priok tempat/tambatan pengambilan minjak HSD
berada ditambatan minjak. Alangkah praktisnja apabila disemua
dermaga dan tambatan diadakan kemungkinan untuk memuat ber matjam 2 minjak, sehingga untuk memuat minjak apapun kapal 2
tidak perlu pindah tambatan. Hal ini untuk mempertjepat waktu
kapal bersandar sehingga dengan demikian frequensi kapal sandar
tambah banjak.
§ 1630, Tenaga 2 Pelajaran dan Pendidikan
a. Pendidikan tenaga pelajaran dilakukan didalam dan diluar negeri:
Pendidikan didalam negeri pada tahun 1958 menghasilkan sbb.:
1. A.I.P.
: 40 Mualim Pelajaran Besar
9 Ahli mesin Pelajaran Besar
2. Sekolah Pelajaran
: 6 Mualim Pelajaran Besar III
Menengah
4 Ahli mesin Kapal „VD”
3. Sekolah R.T.
4 Markonis
4. Kursus2
1 „VD”
2 Dip]. „A”
1 Mualim Pelajaran Besar II
16 Mualim Pelajaran Besar III
5. Akademi Pelajaran
:
belum menghasilkan (siswa ada 34
Niaga
orang)
6. Kursus Pelabuhan
:
belum menghasilkan (siswa ada 32
orang).
7. Mahasiswa2 berikatan dinas jang masih beladjar pada:
Fakultas Technik Bandung
: 4 orang, jaitu
Ahli mesin tingkat C. II
: 1 orang dan
Ahli elektro tingkat P. II
: 3 orang
Ahli perpustakaan pada P.P.K.
: 1 orang.
Pendidikan diluar negeri ada sbb. :
di Amerika Serikat
2 orang untuk ahli mesin
1 orang untuk bangunan kapal
di Eropah
: 2 orang untuk ahli electro.
3486
b. Lama Pendidikan. Waktu jang diperlukan untuk mendidik tenaga 2
pelajaran adalah sbb.:
1. A.I.P. menerima tjalon 2 dari lulusan S.M.A /S.T.M. untuk dididik
mendjadi Mualim Pelajaran Besar III dan Achli Mesin A, Lama
Pendidikan ialah 3 tahun. Untuk mentjapai mualim Pelajaran Besar
tingkat II dan seterusnja tingkat I diadakan kursus 2 udjian². Begitu
pula untuk meningkatkan Ahli Mesin A ke B dan achirnja C
diadakan kursus2 udjian2.
2. Sekolah Pelajaran Menengah menerima tjalon 2 dari lulusan
S.M.P./S.T. untuk dididik mendjadi mualim dan ahli mesin.
Lama pendidikan ialah 2 tahun ditambah dengan 1 tahun, masa
berlajar.
3. Sekolah Radio Telegrafi & Telefoni menerima tjalon 2 lulusan S.M.P.
(B) untuk dididik mendjadi markonis dan lama pendidikan ialah 2
tahun.
4. Sekolah Latihan Penjeberangan laut „Sulawesi” menerima tjalon 2
lulusan S.R. untuk dididik mendjadi mualim pelajaran terbatas dan
djuru montir.
5. Kursus Pelabuhan menerima tjalon 2 lulusan S.M.A. untuk dididik
mendjadi tenaga pelabuhan. Lama pendidikan ialah 1 tahun.
c. „Outpat” dari A.I.P. dan A.P.N, ditambah dengan Sekolah Pelajaran
Menengah menurut tjatatan diatas hanja berdjumlah 63 orang dan 16
ahli mesin.
Djika rata2 sebuah kapal memerlukan minimum 4 mualim dan 2 ahli
mesin, maka output tersebut hanja dapat melajani 15 kapal (tanpa
pengalaman).
d. Djumlah idjazah 2 jang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan
Laut 1958 --1959 adalah sbb. :
(1).
(2).
(3).
(4).
(5).
(6),
(7):
(8).
Mualim pelajaran terbatas
Mualim pelajaran Besar III
„
,,
,, II
,,
,,
,, I
Pelajaran Laut Inter-insulair
Pelajaran Laut Inter-insulair dinas
Djurumontir,
Djuru mesin
—
—
—
—
—
—
—
—
284
95
11
1
68
6
204
41
e. Tenaga kasar untuk kapal 2 pada masa ini telah tjukup, karena banjaknja ex, anggauta K.P.M. (tertjatat 10.000 orang) sedang PELNI
mempunjai tenaga kasar 3,000 orang. Jang sangat dirasakan kekurangannja ialah tenaga para perwira (mualim, ahli mesin dan ahli
lainnja.).
3487
f . Tenaga2 untuk Pelabuhan tertjatat sebagai berikut:
1. Sjahbandar
2. Pandu
3. Pendjaga menara
—60
—11
—38
Untuk mengawasi/mengatur/mengurus pelabuhan 2 besar/ketjil jang
djumlahnja ratusan itu, maka djumlah tenaga pelabuhan diatas tentu
sangat kurang, sehingga menjebabkan banjaknja kesulitan 2 di Pelabuhan2.
Navigasi.
Untuk keamanan Navigasi (lain lintas diperairan keluar-masuk
pelabuhan) maka Djawatan Pelajaran menjediakan
a. Djawatan Penerangan dan Perambuan jang mengurus menara 2 sinar,
rambu2, tanda2 diseluruh Indonesia.
Untuk penerangan, maka pabrik gas acetyleen di Tjilintjing mempunjai kemampuan untuk mengisi 600 botol. Djumlah botol2 seluruhnja
ada 1145, dari djumlah mana 773 buah dapat diedarkan.
Sisanja bertahan didaerah 2 karena kekurangan angkutan laut. Pabrik
Blaugas ada di Surabaja. Seluruh botol berdjumlah 526. diantaranja
109 buah tertahan didaerah, sisanja dapat diedarkan, Djumlah 526
tsb. ialah setelah dikurangi dengan jang ikut tenggelam dengan kapal
„BELANTIK”.
Bengkel Penerangan Perambuan Pantai, bertempat di Tandjung Priok
membantu membuat peralatan seperti : trekslangen, toptekens,
mengubah konstruksi ketel carbid, dsb.
b. Djawatan Hydrografi. Pertjetakan peta l laut telah dapat dilaksanakan di ,.Pertjetakan Kebajoran" dari Djawatan Topografie Angkatan
Darat. Usaha pertjetakan tersebut djuga dilakukan dipertjetakan 2
partikelir.
Disamping ini sedang diusahakan supaja seluruh pertjetakan peta 2
laut Indonesia, dapat dipindahkan dari negeri Belanda ke Indonesia.
Hasil perpetaan laut adalah peta Dumai, Sei Siak dan Tandjung
Priok,
Untuk tugas Hydrografi Djawatan Pelajaran memiliki kapal „BURDJAMHAL.” dan kapal „DEWA KEMBAR”. Jang sedang diker-djakan
oleh kapal tersebut ialah :
1. Triangulasi di Palembang
2. Pemetaan ulangan Natuna Besar dan Tandjung Man, Donggala
dan Surabaja.
3. Pemetaan pelabuhan Surabaja, Kontrole Selat Dumai, Kapuas
Ketjil dan Selat Karimata,
4. Memarit Selat Dumai.
3488
c. Keselamatan/kelantjaran navigasi djuga terpengaruh oleh dalamnja
dari aluran 2 . Aluran 2 jang dangkal (aanslibbing sungai) sangat
menghambat, merintangi navigasi. Untuk ini perlu dipergiat penge rukan setjara continue di-tempat' tertentu.
§ 1631. Pengaruh Perhubungan laud terhadap Produksi/Distribusi dalam
Negeri
a. Hal berikut ini adalah factor 2 jang mempengaruhi Distribusi, Mengingat Produksi djuga tergantung pada pertukaran bahan 2 dari tempat
satu ketempat lain, maka djuga produksi akan dipengaruhi oleh :
1. Daja angkut armada niaga. Menurut keterangan Departemen
Perhubungan Laut kepada D.P.R. Komisi „E ”, maka tonnage
Armada Niaga adalah : 104.527.67 BRT, sedangkan djumlah NRT
adalah 27.682.24.
Dengan demikian maka sekali mengangkut dapatlah diangkut
27.682.24 NRT keseluruh peloksok Indonesia (bahan 2 keperluan
hidup, bahan 2 lainnja). Djika kita taksir frekwensi pengangkutan
k.l. 2 kali sebulan maka dalam satu tahun daja angkut adalah 24
X 27.000 NRT = 648,000 NRT.
2. Teraturnja Perhubungan Laut. Karena kesukaran 2 jang dialami
dalam pemeliharaan alat 2 pengangkutan laut tersebut, maka schedule pelajaran tidak dapat dipenuhi dan akan sangat mengham bat pengangkutan laut umumnja.
Pengaruh buruk ini dari tahun ke tahun selalu terasa dengan beratnja.
Dari tjatatan percentage bezetting tambatan 2/gudang2 dipelbagai
pelabuhan dapat dilihat bahwa gudang 2 hampir selalu penuh untuk
menunggu pengangkutan, baik pengangkutan kelaut maupun penja luran dari gudang kepedalaman.
Timbunan barang 2 digudang ini tentu sangat mempengaruhi kelantjaran distribusi/produksi.
Terdjadinja gedjala2 ini adalah akibat dari
a. "Regelmaat" pengangkutan jang kurang baik
b. Penjaluran dari gudang ke Konsumen jang kurang Baik djuga.
3. Keamanan Pengangkutan, Kapal 2 jang mengalami tjelaka atau
tenggelam, karena pendjagaan keamanan jang tak sempurna, tentu
akan menghambat djalannja Distribusi, karena :
(a) bahan jang diangkut terlambat datangnja atau hilang.
(b) kehilangan alat pengangkutan (kapal) sementara atau seterusnja,
Djuga pentjurian2 dikapal, dipelabuhan (dalam proses distribusi)
akan menghambat lantjarnja distribusi.
Perhubungan laut dengan perahu 2 lajar dan kapal2 bermotor ketjil
terpengaruh keamanannja oleh gerombolan bersendjata diair
3489
seperti pembadjakan. Untuk pembrantasan pembadjakan ini semua
kapal perang (djuga kapal perang acing) ikut mengambil aksi,
karena badjak adalah musuh perikemanusiaan,
4. Fasilitas pelabuhan jang kurang baik djuga sangat menghambat
lantjarnja pengangkutan tersebut,
b. Pengaruh tersebut dari factor 2 diatas sangat menghambat pembangunan di Indonesia, Banjak peralatan Negara terganggu kelantjarannja karena terlambat datangnja pelengkapan 2nja. Banjak jang lama
menanti bahan2 jang harus didatangkan melalui laut, Pemindahan
pegawai negeri, dan anggauta masjarakat lainnja dari pulau kepulau
terlambat karena kurangnja pengangkutan dilaut,
c. Fungsi perhubungan laut. Djuga sangat penting untuk :
1. Mewudjudkan tjita 2 persatuan seluruh rakjat di Tanah Air, Apabila kundjungan 2 dari suku satu kesuku jang lain dapat dilaksanakan dengan lantjar, maka akan tertanamlah saling pengertian
jang mendalam, jang mentjiptakan rasa persaudaraan lebih erat.
Perhubungan bait dapat dianggap sebagai djembatan 2 dari pulau
kepulau jang tersebar diseluruh Nusantara, dan dengan demikian
merupakan simbol njata dari persatuan seluruh rakjat di Nusantara.
2. Mendjamin garis logistik jang sangat vital bagi negara kepulauan
kita ini, Kevitalan perhubungan laut untuk logistik ini sangat
tampak dengan djelas pada waktu pergolakan/pemberontakan
didaerah. Waktu itu hampir seluruh keuangan negara dan hampir
seluruh armada perang dan niaga dikerahkan untuk mendjamin
lantjarnja logistik dan lantjarnja operasi militer.
Dapat ditjatat disini bahwa :
17 buah kapal dari Djawatan Pelajaran dipergunakan untuk
logistik/operasi;
25 buah kapal niaga (dari djumlah 61 kapal PELNI) dicharter
oleh DAAD dan dipergunakan untuk logistik/pengangkutan
militer,
3. Dalam waktu darurat/perang ikut membantu kelantjaran operasi
militer,
4. Ikut mengawasi sempurnanja penerangan, perambuan diperairan
Tanah Air jang sangat penting untuk keamanan lalu lintas laut.
Pula ikut memberikan keterangan 2 meteorologis dan oceanografis
serta hidrografis kepada Djawatan Pemerintah jang berwadjib.
3490
1632. Kesimpulan2
Tonnage Kapal.
a. Tonnage kapal2, niaga Pemerintah dan Swasta masih perlu diperbesar
Djumlah Tonnage Kapal dewasa ini jaitu 104.527.67 Ton masih sangat
sedikit untuk Negara-Kepulauan seperti Negara kita.
Djumlah tsb. hingga sekarang belum dapat mendekati tonnage kapal 2
ex. K.P.M. Djuga djika dibandingkan dengan tonnage kapal 2 niaga
negara tetangga kita, maka tonnage kapal 2 niaga kita masih kurang,
mitsalnja :
India
Pakistan
Israel
M e s ir
Filipina
Tiongkok
— 625.641
— 143.588
— 173.847
— 125.012
— 115.487
— 541.690
B.R.T.
B.R.T.
B.R.T.
B.R.T,
B.R.T.
B.R.T.
Djumlah Kapal,
b. Untuk melajani tiap pelabuhan jang bertebaran di Tanah Air kita ini,
ketjuali djumlah tonnage, maka sangat diperlukan pula djumlah kapal
jang tjukup banjak. Dewasa ini Armada Niaga kita berkekuatan 124
kapal,
Pemeliharaan.
c. Pemeliharaan dari alat 2 pengangkutan laut masih djauh dari sempurna.
Banjak dari kapal 2 niaga (jang djumlahnja tidak banjak) tidak mampu menunaikan tugas karena kerusakan, hal mana disebabkan pemeliharaan jang kurang baik.
Dok 2 peninggalan Belanda sudah landjut umurnja dan tidak lantjar
lagi bekerdjanja. Untuk perlu diadakan pemeliharaan dan restaurasi
besar.
Management.
d. Apabila kita teliti djumlah kapal 2 milik nasional ditambah dengan
kapal2 charter, maka seharusnja perhubungan laut tidak perlu seburuk
keadaan sekarang. Karena itu perlu kiranja diadakan penelitian tentang
tjara2 membina pelajaran nasional. Antara lain perlu ditjegah adanja
kapal2 jang meninggalkan pelabuhan dalam keadaan kosong atau dalam
keadaan kurang muatan, Djuga djanganlah terdjadi schedule pelajaran terlambat sampai ber-hari 2 dan djanganlah sampai terdjadi tertimbunnja barang 2 di-gudang2 jang menunggu pengangkutan.
Pengawasan.
Berita2 baik dari sumber umum, maupun sumber resin 2 menjatakan
masih meradjalelanja manipulasi pengangkutan/perdagangan di Pelabuhan-pelabuhan, Manipulasi ini djuga terdjadi dikalangan jang sebe tulnja tidak diharapkan untuk berbuat demikian. Gedjala 2 ini menundjukkan kurang baiknja pengawasan dari fihak jang diberi kewadjiban.
3491
Industri :
f. Keadaan Industri Maritiem sekarang, belum dapat
diharapkan untuk dapat melajani kebutuhan 2 dari
pelajaran dan faciliteit 2 pengangkutan laut umumnja.
Industri Perkapalan masih bertingkat membuat
rangka kapal, sedang perlengkapannja (mesin 2 , dll.)
masih tergantung dari luar negeri. Meskipun
demikian, sambil menunggu terbangunnja industri
permesinan, industri jang sekarang ada, dapat diintensifeer.
Terutama industri untuk melajani kebutuhan pelajaran,
antara
lain
perahu2 dan kapal2 ringan.
Tenaga2 Ahli,
g. Tenaga2 ahli masih sangat kurang dan perlu setjara
radicaal dan tjepat dipenuhi kekurangan 2nja. Perlu pula
dibangkitkan djiwa kedjuruan maritiem dikalangan
pemuda2 kita.
Pendidikan,
h. Data mentjiptakan tenaga 2 pelaut di Sekolah 2 Pelajaran
dan Akademi Pelajaran sangat kurang. Hal ini
mungkin disebabkan karena beaja untuk mengikuti
Akademi Pelajaran harus dipikul oleh para siswa
sendiri, Djika beaja dapat dibebankan kepada negara
dan kepada siswa 2 dikenakan ikatan 2 dinas, mungkin
minat mengikuti pendidikan ilmu pelaut dan ilmu
maritiem akan lebih banjak. Hingga kini A.I.P. rata 2
menghasilkan 100 orang ahli pelaut.
Fasilitet2 Pelabuhan.
i. Veem2 jang sekarang tergabung dalam DEVI belum
menundjukkan kemampuan untuk ikut merealisir
distribusi dengan baik.
Usaha Pemerintah untuk mengadakan retooling
dikalangan pemilik Veem menundjukkan keadaan jang
kurang baik dibidang perusahaan Veem.
Perlu adanja usaha untuk mentjiptakan tjara
pengawasan dan pemimpinan jang sungguh2 baik
terhadap perusahaan2 Veem.
j. Fasilitet 2 untuk memuat dan memunggah djuga perlu
disempurnakan. Badan2 pengurus muatan, pengawas
pendirian2 dipelabuhan dan pengawasan teraturnja lain
lintas diperairan, perlu sangat disempurnakan.
k. Perairan Indonesia termasuk perairan jang sukar untuk
navigasi, karena banjaknja selat 2, gugusan 2 karang,
air dangkal, pulau karang dsb. Maka perlulah adanja
penerangan dan perambuan jang sempurna sehingga
memudahkan. bagi para navigator. Tenaga ahli
hidrografi beserta perlengkapan masih sangat
kurang.
Trajek-trajek.
1. Trajek2 pelajaran telah tjukup banjak, Hanja beberapa
daerah, seperti gugusan. pulau 2 sebelah Barat Sumatera
perlu diperhatikan.
Demikian djuga pulau 2 udjung perbatasan wilajah
Indonesia, seperti Natuna, Sangir Talaut, Maluku UtaraTimur, Aru, Kai dan Tanimbar. Trajek dari Djawa ke Aru
atau
Tanimbar
adalah
terlalu
djauh.
Alang3492
kah baiknja kalau pelabuhan2 induk dapat didjadikan gudang sandangpangan untuk melajani daerah 2 lingkungan sendiri. Pelabuhan induk
tersebut djika perlu dapat didatangi langsung oleh kapal 2 samudera
asing, dalam pengawasan Pemerintah Pusat.
Frekwensi.
m. Mengingat kurangnja alat 2 pengangkutan, alat 2 pemeliharaan dan tenaga-tenaga ahli, maka frekwensi belum mungkin hingga memuaskan.
Projek2 Pelabuhan.
n. Projek2 basin harus direntjanakan sesuai dengan kekuatan/kemampuan
rakjat untuk memikul biaja dan bila perlu dengan dana bantuan asing.
Dengan terbatasnja anggaran2 belandja untuk melaksanakan ini, maka
tidak mungkin direntjanakan projek pembangunan jang segera dapat
memenuhi tjita2 kita. Pembangunan kebanjakan bersifat restaurasi dan
sedikit perluasan dan/atau penambahan2 faciliteit.
Keamanan.
o. Faktor inilah jang sangat mempengaruhi kelantjaran pembangunan.
Karena gangguan terhadap keamanan ini mempengaruhi segala kegiatan membangun, kegiatan produksi dan kegiatan pengangkutan. Pula
gangguan keamanan menimbulkan banjak kerugian material jang
dengan sendirinja merugikan pembangunan. Karena itu perlulah dalam
waktu singkat diadakan djaminan keamanan, bagaimanapun besar beajanja.
3493
SEKTOR : PERHUBUNGAN LAUT
PENDJELASAN KEADAAN SEKARANG
UMUM
§ 1629. Tindjauan
Hubungan antara pulau dilaksanakan oleh P.T. Negara dan Swasta
dengan kapal2 milik sendiri ditambah dengan kapal 2 charter sbb :
Djumlah P.T. dengan
izin.
46 buah
Milik
115
Djumlah Kapal
Charter dalam tahun 1985
93
Lama pencharteran kebanjakan 3
bln. Ada jang 6 bln, ada jang 1
th. dan 1 kpl. diantaranja dicharter untuk 70 bln. mulai 8-‘57
B.R.T.
Kpl. Milik
73.316,74
Kpl. Charter
226.173,13
D.W.T.
Kpl. Milik
76.583,46
Kpl. Charter
283.002,—
Keterangan ini diambil dari „LAPORAN MASA TAHUN 1958”
jang disusun Kementerian Pelajaran dengan mempergunakan data 2
hingga 10 APRIL 1959.
b. Dari 46 buah perusahaan pengangkutan Laut tersebut diatas, maka
a) Perusahaan jang telah memiliki kapal 2 sendiri
: 38
b) Perusahaan jang belum memiliki kapal 2…………………...: 8
c) Perusahaan jang mencharter kapal
: 38
d) Pelajaran Samudera
: 22
e) Pelajaran Pantai
: 16
2
c. Djumlah perusahaan pelajaran. Menurut keterangan Departemen
Perhubungan Laut kepada D.P.R. Komisi E pada tanggal 14 Desem ber 1959 maka perusahaan 2 jang telah dapat ada 103 buah dengan
djumlah kapal 114 buah,
Dari djumlah 103 perusahaan tersebut, maka jang :
1. memiliki kapal
: 54
2. belum memiliki kapal
: 49
3. mencharter kapal
: 23
7. Departemen Pertanian
1 buah
8. Departemen Kepolisian Negara
1 ,,
9. Djawatan Kereta Api
1 ,,
3477
d. Djumlah Tonnage, Menurut keterangan Departemen Perhubungan
Laut tersebut, maka kapal 2 milik Perusahaan 2 mempunjai tonnage
1.
D.W.T.
54.352.13
2.
B.R.T.
104,527.67
3.
N.R.T.
27.682.24
e. Djumlah kapal adalah sebagai berikut
1. djumlah kapal milik ada
: 124 buah
2. djumlah kapal charter ada
: — buah
f. Pelajaran Samudera hampir seluruhnja masih ditangan Perusahaan
Asing, dengan keterangan sbb.:
Perusahaan
S.M.N.
ROTT, LLOYD
B.F.L.
HAPAG
LAIN²
Th.
D.W.T.
%
‘58
112.880.78
36,1%
,,
,,
,,
,,
76.359.98
91.345.61
32.150.14
357.76
24,4%
29,1%
10,3%
0,5%
Th.
D.W.T.
%
’59
(Permulaan).
’59
,,
,,
,,
37.931.69
21,7%
51.326.83
58.064.18
26.959.65
29,5%
33,3%
15,5%
Keterangan 2 tersebut didapat dari Pengawasan Pelajaran Niaga
A.L.R.I.
Pendjelasan keadaan sekarang:
a. Trajek2 Perhubungan Inter-Insulair menurut „LAPORAN MASA
TAHUN 1958” dari Kementerian Pelajaran tertanggal 10 April 1959
dalam garis besar ialah seperti termuat dalam Lampiran „A”.
b. Perusahaan 2 Pelajaran Pantai dalam pelaksanaan P.P. 47/1957 beserta
nama 2 kapal dan trajeknja dalam tahun 1958 termuat pada Lampiran
„B”.
c. Djaringan 2 Hubungan Laut lainnja dengan Kapal 2 Negara. Kapal 2
dari Djawatan jang mempunjai tugas Negara dan tidak mempunjai
trajek 2, djuga melakukan perhubungan antar pulau tetapi tidak ber hubungan dengan tugas ekonomi.
Djumlah kapal 2 besar ketjil dari Djawatan Pelajaran ada 377 buah
dengan tonnage 31.737.77 RRT.
Dari djumlah tersebut 152 buah dipergunakan oleh Djawatan 2 sbb.:
1. Departemen Dalam Negeri
108 buah
2. Departemen Pertahanan
14 ,,
3. Djawatan Imigrasi
14 ,,
4. Djawatan Bea & Tjukai
13 ,,
3478
5. Departemen Kesehatan
1
6. Departemen Kehakiman
1
7. Departemen Pertanian
1
8. Departemen Kepolisian Negara
1
9. Djawatan Kereta Api
1
Djumlah kapal² Kepolisian Negara ada 78 buah dan
kapal2 dari Djawatan Bea & Tjukai.
,,
,,
,,
,,
,,
ada sedjumlah
d. Hubungan perahu lajar merupakan djaringan tidak begitu teratur dan
sukar untuk dinas.
Dewasa ini tonnage perahu lajar diduga tak kurang dari 200.000 ton.
e. Djenis alat2 pengangkutan.
Kapa12 untuk pelajaran Pantai ialah terdiri atas :
1. kapal2 coasters.
2. kapal² inter-insulair.
3. tongkang pemuat.
4. kapal² tambang.
5. perahu2.
f. Frekwensi.
Menurut „LAPORAN MASA TAHUN 1958”. dari Kementerian Pelajaran
maka dalam tahun 1957 tertjatat :
1. K.P.M. -- 79 buah kapal -- 135.034. DWT. mengangkut 60% flow
of goods ialah k.l. 3.000.000 ton.
Dengan demikian dapat ditjatat frequentie rata 2
3.000.000
135.034 = kira² 22 kali setahun atau kira² 2 kali sebulan.
2. PELNI dan . perusahaan 2 lain dengan 72 buah kapal -- 66.838
DWT. mengangkut 40% lainnja dari flow of goods atau kira 2
2.000.000 ton. Dengan demikian frequensi rata² dari PELNI dan
2.000.000
perusahaan² lain adalah k.l. 66.838 = 30 kali setahun atau 2 ½
kali sebulan.
g. Kemampuan pengangkutan/daja angkut.
1. Kemampuan mengangkut sama dengan tonnage kapal jang menurut „LAPORAN MASA TAHUN 1958” dari Kementerian Pelajaran pada halaman 127 adalah 188.401,56 B.R.T.
Untuk pelajaran pantai tiap kali mengangkut dapat dimuat
188.401,56 B.R.T.
Djika tiap kapal rata 2 .dapat 2 kali sebulan mengangkut atau 24
kali setahun, maka kemampuan mengangkut akan k.l. 24 X
188,401,56 B.R.T. = 4.521.637,44 B.R.T. Djika kita taksir 30%
dari B.R.T. adalah N.R.T. maka daja angkut adalah 2.156.491,23
N.R.T.
3479
2. Kemampuan mengangkut ini akan dipengaruhi oleh :
(a) lantjarnja pemeliharaan (dok2).
(b) lantjarnja pemuatan/pemunggahan.
(c) Fasilitas2 lainnja dipelabuhan (dipelabuhan Surabaja) misalnja
banjak kapal jang harus tinggal didermaga lebih lama dari
pada seharusnja karena menunggu muat air minum sehingga
dermaga tersebut tentu tak mungkin ditempati kapal jang akan
memunggah/memuat barang2.
(d) Keamanan lain lintas disaluran².
h. Pelabuhan².
1. Menurut laporan „Bahan Nautis” jang disusun oleh N.V. K.P.M.
pada tahun 1950, maka tertjatat ada 26 pelabuhan besar dan 727
„rede's” dan „anchorages” jang tersebar diseluruh kepulauan kita.
Pelabuhan 2 ini menurut prinsip keseluruhannja ada dalam pengurusan dan pengawasan Djawatan Pelabuhan. Pelabuhan² ini terbagi
dalam
(a) pelabuhan jang diusahakan setjara IBW
(b)
,,
,,
,,
,, ICW
(c)
,,
,, tidak diusahakan tetapi merupakan kepentingan umum.
2. Kementerian Pelajaran (kini Departemen Perhubungan Laut)
dalam usahanja melantjarkan urusah 2 pelabuhan telah mengadjukan
usul² untuk mengusahakan agar semua pelabuhan jang mempunjai
tjorak antar nusa (71 pelabuhan) dapat didjadikan perusahaan
IBW tunggal jang meliputi 13 pelabuhan induk 48 pelabuhan jang
masuk daerah hukum pelabuhan induk. Daftar dari pelabuhan
induk dan pelabuhan² jang masuk daerah hukum pelabuhan induk,
termuat pada Lampiran „C”.
3. Pelabuhan² Indonesia (diantaranja 108 pelabuhan telah dinjatakan
pelabuhan laut) pada umumnja sangat memerlukan pemeliharaan.
Menurut tjeramah seorang ahli dari Departemen Perhubungan Laut
dimuka Seksi Distribusi, Komunikasi, Tourisme dari DEPERNAS
pada tanggal 15 Desember 1958, didapat keterangan antara lain
sbb. :
No.
Nama Pelabuhan
1. Untuk pelabuhan² diseluruh pantai Atjeh dan
Sabang diperlukan penambahan gedung² untuk pegawai, perbaikan
djalan² tambatan, dll.
3480
Keterangan
Disediakan beaja 13 djuta rupiah untuk
perbaikan, dari djumlah tersebut 8 djuta
telah diotorisasikan sedang jang 5 djuta
belum mengingat keperluan pembangunan
pelabuhan baru di Lho' Sheumawe.
2. Teluk Nibung
perlu diintensifkan
Karena djarak Teluk Nibung dan pelabuhan di Asahan sangat berdekatan (hanja
k.l. 5 km) maka direntjanakan untuk mengintensifkan Teluk Nibung sadja dan
mengkonsentrasi pelajaran di Teluk Nibung.
3. Dumai
dipersiapkan untuk pembangunan pelabuhan lebih luas.
Mengingat pertumbuhan ekonomi didaerah itu, maka Dumai direntjanakan untuk diperbesar. Beaja 2 djuta rupiah telah
dikeluarkan.
4. Djambi
Telah baik kembali
Sungguhpun belum tjukup merupakan pelabuhan jang diinginkan, tetapi untuk sementara telah mentjukupi kebutuhan.
Gedung jang terbongkar (rusak) baru 2
ini telah diperbaiki. Perlu dilaksanakan
pengerukan2 tambang2 jang dangkal disungai setjara intensif,
5. Pandjang di Lampung
Dibangun sebuah tambatan chusus untuk kapal-kapal D.K.A.
Tambatan tersebut dibangun untuk melantjarkan perhubungan tambang (veerdienst)
Merak -- Pandjang.
Pembangunan/perbaikan emplasemen station D.K.A. agar dapat dengan tjepat dilaksanakan untuk melantjarkan hubungan
dengan Palembang dan kota2 lain dengan
kereta api di Lampung.
6. Bengkulu
Perbaikan pemetjah gelombang gofbreker
Untuk perbaikan pemetjah gelombang jang
telah rusak ini disediakan beaja 5,1 djuta
rupiah.
7. Tjirebon
Rentjana perluasan
Mengingat letak Tjirebon jang baik (terletak antara Djawa Barat dan Djawa Tengah) dan banjaknja pelajaran dipantai
Utara Djawa jang 'singgah di Tjirebon,
maka direntjanakan untuk perluasan pelabuhan Tjirebon.
8. Tegal
Pelabuhan chusus untuk Nelajan.
Di Tegal sedang direntjanakan (dikeruk)
pelabuhan
chusus
untuk
nelajan
Disamping pelabuhan jang telah ada.
9. Semarang
Tambahan pelabuhan
Coaster
Di Semarang direntjanakan perluasan pelabuhan dengan suatu pelabuhan coaster jang
terdiri dari 2 tambatan 200 meter disertai 2
gudang.
Pelabuhan coaster ini akan sanggup menampung kapal² coaster sampai 3.000 ton.
3481
10. Banjuwangi direntjanakan penjempurnaan untuk hubungan lantjar
dengan Bali.
11
Idem
Gilimanuk
Di Banjuwangi akan dibangun fasilitas guna memungkinkan pengangkutan mobil2
ke P. Bali (Gilimanuk) Maksud ialah untuk melantjarkan tourisme.
— idem — pada 10.
12. Benoa
Pelabuhan
Pelabuhan Benoa direntjanakan perluasan
dengan tambatan gudang dan perpandjangan tambatan. Pula aluran masuk jang
dirintangi oleh batu' karang akan diperbaiki dengan menghantjurkan karang2. Pekerdjaan pemetjahan karang akan dimulai pada
tahun 1960.
13. Ampenan
Perbaikan tambatan
Untuk perbaikan pelabuhan Ampenan akan
diperbaiki tambatan jang telah ada.
14. Ende
Penambahan tambatan
baru
Untuk Ende sedang dipikirkan penambahan tambatan baru, jang dimintanja.
15. Ambon
Rentjana pelabuhan
coaster
Di Ambon sedang terus dilakukan perluasan. Direntjanakan untuk pembangunan
pelabuhan coaster, jang untuk penggalian
kolam telah diberikan beaja 2,5 djuta rupiah.
Persiapan² untuk perbaikan tambatan di
Parepare dan pelabuhan ketjil di pantai Sulawesi, telah diadakan.
16. Parepare Perbaikan
tambatan
Direntjanakan untuk perluasan.
Untuk melantjarkan perhubungan dan
untuk menghindarkan kesulitan2 dengan
B.P.M. tentang tambatan2, maka telah dibangun tambatan baton untuk kapal 2
negara dan kapal2 nasional.
Setelah kebakaran di Samarinda, dimana
tambatan kaju ikut rusak, maka diadakan
langkah² untuk perbaikan tambatan atau
direntjanakan pembangunan baru, mengingat letak tambatan lama jang kurang
praktis.
Mengingat pengangkutan dari/dan ke Tarakan tidak sangat besar, apalagi hasil minjak B.P.M. telah berkurang, sehingga berangsur' banjak gedung2 atau bangunan2
pelabuhan B.P.M. diserahkan Pemerintah,
maka Tarakan dianggap tidak/belum memerlukan perluasan dengan segera.
3482
21. Pontianak
22. Bandjarmasin,
Di Pontianak dan Bandjarmasin direntja
nakan perbaikan2 tambatan dalam rangka
D.L.F.
4. Projek2 Utama dalam rangka perbaikan/perluasan Pelabuhan adalah
sebagai berikut :
(a) Balikpapan
— Oleh perusahaan „CHITRA” telah diselesaikan projek „E” Balikpapan.
(b) Tandjung Priok — Projek2 jang sedang dilaksanakan pula
oleh „CHITRA” di Tandjung Priok
adalah :
(1) Projek „A” :
Jang merentjanakan pembangunan pangkalan samudera di Birai Barat di pelabuhan
III, Projek ini pada achir 1958 telah selesai
77%.
(2) Projek „D”:
Perluasan pelabuhan luar.
(3) Pelabuhan minjak direntjanakan dibuat pada bekas pelabuan nelajan,
(c) Belawan
— Projek „F” : Meliputi pembangunan dermaga minjak.
5. Projek dengan bantuan D.L.F. Dengan bantuan D.L.F. akan dilakukan pembuatan2 perluasan dari pelabuhan sbb. :
(a). Pontianak
(b). Ternate
(c). Sampit
(d). Benoa
(e). Tenan
(f). Bima
(g). Ambon
(h). Bagan Siapi--api
6. Pemeliharaan Pelabuhan. banjak pelabuhan 2 jang harus dikeruk sentjara periodik. Ini tentu akan memerlukan banjak kapal 2
keruk, Pelabuhan jang pasti harus dikeruk ialah :
(a). Belawan
— aluran sepandjang 21 km, dan harus
dikeruk tiap tahui 4 a 5 djuta m3,
(b). Surabaja
— aluran Barat dan Timur serta didalam
pelabuhan.
(c). Sungai Musi
(d). Pontianak
(e). Tjirebon
(f). Tegal
(g). Semarang
(h). Tandjung Priok
(i). Sungai Mahakam
3483
Untuk pekerdjaan pengerukan ini Pemerintah memiliki 32 kapal
pengeruk dari berbagai tonnage dan berbagai type, Djumlah ini
menurut Ir. ONG dari Djawatan Pelabuhan masih djauh dari
mentjukupi kini sedang dipesan tambahan kapal keruk lagi.
Pemeliharaan dermaga dan tambatan 2 telah diuraikan diatas,
pemeliharaan Pelabuhan ini meliputi perbaikan dermaga 2 dan
tambatan jang telah rusak/tua, pelabuhan 2 dan penambahan gedung 2 dan gudang.
7. Penggunaan pelabuhan. Untuk eksploitasi2 maka Djawatan
Pelabuhan mempunjai pegawai sbb.:
(a). Pegawai organik
(b). „
harian/bulanan
(c) Tenaga C.A.C.
Djumlah
6.618 orang
1.241 „
5 „
7.864 orang.
Menurut keterangan Ir. ONG, Djawatan Pelabuhan hanja mempunjai 5 tenaga ingenieur jang merupakan tenaga ahli. Djumlah
ini sudah tentu sangat kurang. Selandjutnja tenaga 2 perawat/pe-
ngurus pelabuhan menurut „LAPORAN MASA TAHUN
1958” dari Kementerian Pelajaran, tertjatat sbb.:
(1). Sjahbandar.
(2). Pandu
(3). Djuru menara
60 orang
113 „
382 „
Untuk memenuhi kebutuhan pelabuhan kita, djumlah tersebut
djauh dari tjukup.
j. Lalu-lintas barang².
1.Keadaan Lalu-lintas barang dapat dilihat pada Lampiran ,,D"
jang dikutip dari „LAPORAN MASA TAHUN 1958” dari
Kementerian Pelajaran.
2.Diantara Pelabuhan2 tersebut dalam Lampiran „D”, maka banjak
pelabuhan jang belum ada Penguasa Pelabuhan atau gudang. Dari
61 pelabuhan tertjatat 25 jang belum ada penguasanja,
3. Pelabuhan2 di Indonesia sangat terganggu oleh kerangka 2 kapal.
Benar, hanja satu dua sadja jang sangat mempersulit pelajaran,
tapi rangka2 tersebut ketjuali merupakan gangguan, djuga mengurangi tempat untuk berlabuh dan memerlukan tanda pelampung
atau tanda lainnja jang sebenarnja tidak perlu, djika tidak ada
rangka tersebut, Di Surabaja tertjatat tidak kurang dari 80 rangka
kapal tenggelam,
3484
k. Galangan2 pembuat kapal.
Galangan kapal Pengusaha Nasional jang njata 2 madju telah mendapat order dari Pemerintah jaitu ada 16 galangan kapal antara lain
ialah :
7 buah di Djakarta
3 ,, ,, Surabaja
2 ,, ,, Tegal
1 „ ,, Pasuruan
1 „ ,, Tuban
1 ,, ,, Samarinda
1 „ ,, Bandjarmasin
Djumlah gulangan/dok2 nasional jang telah mendaftarkan diri kepada
Pemerintah (dibawah jurisdiksi Djawatan Perindustrian Perkapalan)
adalah 41 buah. Daftar nama dan alamat dan galangan 2 tersebut
termuat dalam Lampiran „E”.
Dari daftar tersebut terbukti bahwa ada :
17 buah dengan alamat Djakarta
7
—,,—
Surabaja
2
—,,—
Tegal
2
—,,—
Pekalongan
1
—,,—
Djuana
1
—,,—
Tuban
1
—,,—
Bandjarmasin
1
—,,—
Samarinda
1
—,,—
Batang.
Menurut tjatatan, maka galangan 2 jang tergabung dalam „KAPENI”
berkapasitet 20.000 ton tiap tahun, Dalam tahun 1959 galangan 2 ini
menerima order pembuatan 2.000 ton, suatu djumlah jang hanja 10%
dari kapasitet tersebut.
Galangan 2 jang tergabung dalam „KAPENI” termuat dalam Lampiran „F”.
i. Perbengkelan/alat2 untuk melajani kapal.
1. Bengkel2 kapal masih djauh dari baik dan tidak lantjar melajani
pemeliharaan kapal2. Hal ini disebabkan sangat kurangnja onderdil2/spareparts. Menurut ,,LAPORAN MASA TAHUN 1958”
Kementerian Pelajaran, maka PELNI telah 2 tahun tidak mene rima tambahan onderdil.
Djuga PAL (Penataran Angkatan Laut) sangat kekurangan spares
dan material untuk pemeliharaan, jang sangat mempengaruhi
kesediaan kapal2.
2. Alat2 ketjil untuk pemeliharaan kapal 2, seperti : tjat, lijnolie, sabun
hidjau madjun, dsb. djuga sangat kurang dan ini tentu akan
mempengaruhi kelantjaran pemeliharaan kapal.
3485
Kekurangan alat2 pemeliharaan sematjam ini, Disamping sedikitnja
kesempatan untuk naik dok, mengakibatkan:
a. Umur kapal mendjadi pendek.
b. Waktu pemeliharaan makin tambah.
c. Waktu perbaikan mendjadi pandjang.
d. Kesempatan menganggur bagi anak buah, jang tidak baik
akibatnja pada disiplin.
3. Air minum di Tandjung Perak (Surabaja) jang diperlukan untuk
kapal djuga tidak dapat memenuhi kebutuhan dengan tjepat.
Ditandjung Priok tempat/tambatan pengambilan minjak HSD
berada ditambatan minjak. Alangkah praktisnja apabila disemua
dermaga dan tambatan diadakan kemungkinan untuk memuat ber matjam 2 minjak, sehingga untuk memuat minjak apapun kapal 2
tidak perlu pindah tambatan. Hal ini untuk mempertjepat waktu
kapal bersandar sehingga dengan demikian frequensi kapal sandar
tambah banjak.
§ 1630, Tenaga 2 Pelajaran dan Pendidikan
a. Pendidikan tenaga pelajaran dilakukan didalam dan diluar negeri:
Pendidikan didalam negeri pada tahun 1958 menghasilkan sbb.:
1. A.I.P.
: 40 Mualim Pelajaran Besar
9 Ahli mesin Pelajaran Besar
2. Sekolah Pelajaran
: 6 Mualim Pelajaran Besar III
Menengah
4 Ahli mesin Kapal „VD”
3. Sekolah R.T.
4 Markonis
4. Kursus2
1 „VD”
2 Dip]. „A”
1 Mualim Pelajaran Besar II
16 Mualim Pelajaran Besar III
5. Akademi Pelajaran
:
belum menghasilkan (siswa ada 34
Niaga
orang)
6. Kursus Pelabuhan
:
belum menghasilkan (siswa ada 32
orang).
7. Mahasiswa2 berikatan dinas jang masih beladjar pada:
Fakultas Technik Bandung
: 4 orang, jaitu
Ahli mesin tingkat C. II
: 1 orang dan
Ahli elektro tingkat P. II
: 3 orang
Ahli perpustakaan pada P.P.K.
: 1 orang.
Pendidikan diluar negeri ada sbb. :
di Amerika Serikat
2 orang untuk ahli mesin
1 orang untuk bangunan kapal
di Eropah
: 2 orang untuk ahli electro.
3486
b. Lama Pendidikan. Waktu jang diperlukan untuk mendidik tenaga 2
pelajaran adalah sbb.:
1. A.I.P. menerima tjalon 2 dari lulusan S.M.A /S.T.M. untuk dididik
mendjadi Mualim Pelajaran Besar III dan Achli Mesin A, Lama
Pendidikan ialah 3 tahun. Untuk mentjapai mualim Pelajaran Besar
tingkat II dan seterusnja tingkat I diadakan kursus 2 udjian². Begitu
pula untuk meningkatkan Ahli Mesin A ke B dan achirnja C
diadakan kursus2 udjian2.
2. Sekolah Pelajaran Menengah menerima tjalon 2 dari lulusan
S.M.P./S.T. untuk dididik mendjadi mualim dan ahli mesin.
Lama pendidikan ialah 2 tahun ditambah dengan 1 tahun, masa
berlajar.
3. Sekolah Radio Telegrafi & Telefoni menerima tjalon 2 lulusan S.M.P.
(B) untuk dididik mendjadi markonis dan lama pendidikan ialah 2
tahun.
4. Sekolah Latihan Penjeberangan laut „Sulawesi” menerima tjalon 2
lulusan S.R. untuk dididik mendjadi mualim pelajaran terbatas dan
djuru montir.
5. Kursus Pelabuhan menerima tjalon 2 lulusan S.M.A. untuk dididik
mendjadi tenaga pelabuhan. Lama pendidikan ialah 1 tahun.
c. „Outpat” dari A.I.P. dan A.P.N, ditambah dengan Sekolah Pelajaran
Menengah menurut tjatatan diatas hanja berdjumlah 63 orang dan 16
ahli mesin.
Djika rata2 sebuah kapal memerlukan minimum 4 mualim dan 2 ahli
mesin, maka output tersebut hanja dapat melajani 15 kapal (tanpa
pengalaman).
d. Djumlah idjazah 2 jang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan
Laut 1958 --1959 adalah sbb. :
(1).
(2).
(3).
(4).
(5).
(6),
(7):
(8).
Mualim pelajaran terbatas
Mualim pelajaran Besar III
„
,,
,, II
,,
,,
,, I
Pelajaran Laut Inter-insulair
Pelajaran Laut Inter-insulair dinas
Djurumontir,
Djuru mesin
—
—
—
—
—
—
—
—
284
95
11
1
68
6
204
41
e. Tenaga kasar untuk kapal 2 pada masa ini telah tjukup, karena banjaknja ex, anggauta K.P.M. (tertjatat 10.000 orang) sedang PELNI
mempunjai tenaga kasar 3,000 orang. Jang sangat dirasakan kekurangannja ialah tenaga para perwira (mualim, ahli mesin dan ahli
lainnja.).
3487
f . Tenaga2 untuk Pelabuhan tertjatat sebagai berikut:
1. Sjahbandar
2. Pandu
3. Pendjaga menara
—60
—11
—38
Untuk mengawasi/mengatur/mengurus pelabuhan 2 besar/ketjil jang
djumlahnja ratusan itu, maka djumlah tenaga pelabuhan diatas tentu
sangat kurang, sehingga menjebabkan banjaknja kesulitan 2 di Pelabuhan2.
Navigasi.
Untuk keamanan Navigasi (lain lintas diperairan keluar-masuk
pelabuhan) maka Djawatan Pelajaran menjediakan
a. Djawatan Penerangan dan Perambuan jang mengurus menara 2 sinar,
rambu2, tanda2 diseluruh Indonesia.
Untuk penerangan, maka pabrik gas acetyleen di Tjilintjing mempunjai kemampuan untuk mengisi 600 botol. Djumlah botol2 seluruhnja
ada 1145, dari djumlah mana 773 buah dapat diedarkan.
Sisanja bertahan didaerah 2 karena kekurangan angkutan laut. Pabrik
Blaugas ada di Surabaja. Seluruh botol berdjumlah 526. diantaranja
109 buah tertahan didaerah, sisanja dapat diedarkan, Djumlah 526
tsb. ialah setelah dikurangi dengan jang ikut tenggelam dengan kapal
„BELANTIK”.
Bengkel Penerangan Perambuan Pantai, bertempat di Tandjung Priok
membantu membuat peralatan seperti : trekslangen, toptekens,
mengubah konstruksi ketel carbid, dsb.
b. Djawatan Hydrografi. Pertjetakan peta l laut telah dapat dilaksanakan di ,.Pertjetakan Kebajoran" dari Djawatan Topografie Angkatan
Darat. Usaha pertjetakan tersebut djuga dilakukan dipertjetakan 2
partikelir.
Disamping ini sedang diusahakan supaja seluruh pertjetakan peta 2
laut Indonesia, dapat dipindahkan dari negeri Belanda ke Indonesia.
Hasil perpetaan laut adalah peta Dumai, Sei Siak dan Tandjung
Priok,
Untuk tugas Hydrografi Djawatan Pelajaran memiliki kapal „BURDJAMHAL.” dan kapal „DEWA KEMBAR”. Jang sedang diker-djakan
oleh kapal tersebut ialah :
1. Triangulasi di Palembang
2. Pemetaan ulangan Natuna Besar dan Tandjung Man, Donggala
dan Surabaja.
3. Pemetaan pelabuhan Surabaja, Kontrole Selat Dumai, Kapuas
Ketjil dan Selat Karimata,
4. Memarit Selat Dumai.
3488
c. Keselamatan/kelantjaran navigasi djuga terpengaruh oleh dalamnja
dari aluran 2 . Aluran 2 jang dangkal (aanslibbing sungai) sangat
menghambat, merintangi navigasi. Untuk ini perlu dipergiat penge rukan setjara continue di-tempat' tertentu.
§ 1631. Pengaruh Perhubungan laud terhadap Produksi/Distribusi dalam
Negeri
a. Hal berikut ini adalah factor 2 jang mempengaruhi Distribusi, Mengingat Produksi djuga tergantung pada pertukaran bahan 2 dari tempat
satu ketempat lain, maka djuga produksi akan dipengaruhi oleh :
1. Daja angkut armada niaga. Menurut keterangan Departemen
Perhubungan Laut kepada D.P.R. Komisi „E ”, maka tonnage
Armada Niaga adalah : 104.527.67 BRT, sedangkan djumlah NRT
adalah 27.682.24.
Dengan demikian maka sekali mengangkut dapatlah diangkut
27.682.24 NRT keseluruh peloksok Indonesia (bahan 2 keperluan
hidup, bahan 2 lainnja). Djika kita taksir frekwensi pengangkutan
k.l. 2 kali sebulan maka dalam satu tahun daja angkut adalah 24
X 27.000 NRT = 648,000 NRT.
2. Teraturnja Perhubungan Laut. Karena kesukaran 2 jang dialami
dalam pemeliharaan alat 2 pengangkutan laut tersebut, maka schedule pelajaran tidak dapat dipenuhi dan akan sangat mengham bat pengangkutan laut umumnja.
Pengaruh buruk ini dari tahun ke tahun selalu terasa dengan beratnja.
Dari tjatatan percentage bezetting tambatan 2/gudang2 dipelbagai
pelabuhan dapat dilihat bahwa gudang 2 hampir selalu penuh untuk
menunggu pengangkutan, baik pengangkutan kelaut maupun penja luran dari gudang kepedalaman.
Timbunan barang 2 digudang ini tentu sangat mempengaruhi kelantjaran distribusi/produksi.
Terdjadinja gedjala2 ini adalah akibat dari
a. "Regelmaat" pengangkutan jang kurang baik
b. Penjaluran dari gudang ke Konsumen jang kurang Baik djuga.
3. Keamanan Pengangkutan, Kapal 2 jang mengalami tjelaka atau
tenggelam, karena pendjagaan keamanan jang tak sempurna, tentu
akan menghambat djalannja Distribusi, karena :
(a) bahan jang diangkut terlambat datangnja atau hilang.
(b) kehilangan alat pengangkutan (kapal) sementara atau seterusnja,
Djuga pentjurian2 dikapal, dipelabuhan (dalam proses distribusi)
akan menghambat lantjarnja distribusi.
Perhubungan laut dengan perahu 2 lajar dan kapal2 bermotor ketjil
terpengaruh keamanannja oleh gerombolan bersendjata diair
3489
seperti pembadjakan. Untuk pembrantasan pembadjakan ini semua
kapal perang (djuga kapal perang acing) ikut mengambil aksi,
karena badjak adalah musuh perikemanusiaan,
4. Fasilitas pelabuhan jang kurang baik djuga sangat menghambat
lantjarnja pengangkutan tersebut,
b. Pengaruh tersebut dari factor 2 diatas sangat menghambat pembangunan di Indonesia, Banjak peralatan Negara terganggu kelantjarannja karena terlambat datangnja pelengkapan 2nja. Banjak jang lama
menanti bahan2 jang harus didatangkan melalui laut, Pemindahan
pegawai negeri, dan anggauta masjarakat lainnja dari pulau kepulau
terlambat karena kurangnja pengangkutan dilaut,
c. Fungsi perhubungan laut. Djuga sangat penting untuk :
1. Mewudjudkan tjita 2 persatuan seluruh rakjat di Tanah Air, Apabila kundjungan 2 dari suku satu kesuku jang lain dapat dilaksanakan dengan lantjar, maka akan tertanamlah saling pengertian
jang mendalam, jang mentjiptakan rasa persaudaraan lebih erat.
Perhubungan bait dapat dianggap sebagai djembatan 2 dari pulau
kepulau jang tersebar diseluruh Nusantara, dan dengan demikian
merupakan simbol njata dari persatuan seluruh rakjat di Nusantara.
2. Mendjamin garis logistik jang sangat vital bagi negara kepulauan
kita ini, Kevitalan perhubungan laut untuk logistik ini sangat
tampak dengan djelas pada waktu pergolakan/pemberontakan
didaerah. Waktu itu hampir seluruh keuangan negara dan hampir
seluruh armada perang dan niaga dikerahkan untuk mendjamin
lantjarnja logistik dan lantjarnja operasi militer.
Dapat ditjatat disini bahwa :
17 buah kapal dari Djawatan Pelajaran dipergunakan untuk
logistik/operasi;
25 buah kapal niaga (dari djumlah 61 kapal PELNI) dicharter
oleh DAAD dan dipergunakan untuk logistik/pengangkutan
militer,
3. Dalam waktu darurat/perang ikut membantu kelantjaran operasi
militer,
4. Ikut mengawasi sempurnanja penerangan, perambuan diperairan
Tanah Air jang sangat penting untuk keamanan lalu lintas laut.
Pula ikut memberikan keterangan 2 meteorologis dan oceanografis
serta hidrografis kepada Djawatan Pemerintah jang berwadjib.
3490
1632. Kesimpulan2
Tonnage Kapal.
a. Tonnage kapal2, niaga Pemerintah dan Swasta masih perlu diperbesar
Djumlah Tonnage Kapal dewasa ini jaitu 104.527.67 Ton masih sangat
sedikit untuk Negara-Kepulauan seperti Negara kita.
Djumlah tsb. hingga sekarang belum dapat mendekati tonnage kapal 2
ex. K.P.M. Djuga djika dibandingkan dengan tonnage kapal 2 niaga
negara tetangga kita, maka tonnage kapal 2 niaga kita masih kurang,
mitsalnja :
India
Pakistan
Israel
M e s ir
Filipina
Tiongkok
— 625.641
— 143.588
— 173.847
— 125.012
— 115.487
— 541.690
B.R.T.
B.R.T.
B.R.T.
B.R.T,
B.R.T.
B.R.T.
Djumlah Kapal,
b. Untuk melajani tiap pelabuhan jang bertebaran di Tanah Air kita ini,
ketjuali djumlah tonnage, maka sangat diperlukan pula djumlah kapal
jang tjukup banjak. Dewasa ini Armada Niaga kita berkekuatan 124
kapal,
Pemeliharaan.
c. Pemeliharaan dari alat 2 pengangkutan laut masih djauh dari sempurna.
Banjak dari kapal 2 niaga (jang djumlahnja tidak banjak) tidak mampu menunaikan tugas karena kerusakan, hal mana disebabkan pemeliharaan jang kurang baik.
Dok 2 peninggalan Belanda sudah landjut umurnja dan tidak lantjar
lagi bekerdjanja. Untuk perlu diadakan pemeliharaan dan restaurasi
besar.
Management.
d. Apabila kita teliti djumlah kapal 2 milik nasional ditambah dengan
kapal2 charter, maka seharusnja perhubungan laut tidak perlu seburuk
keadaan sekarang. Karena itu perlu kiranja diadakan penelitian tentang
tjara2 membina pelajaran nasional. Antara lain perlu ditjegah adanja
kapal2 jang meninggalkan pelabuhan dalam keadaan kosong atau dalam
keadaan kurang muatan, Djuga djanganlah terdjadi schedule pelajaran terlambat sampai ber-hari 2 dan djanganlah sampai terdjadi tertimbunnja barang 2 di-gudang2 jang menunggu pengangkutan.
Pengawasan.
Berita2 baik dari sumber umum, maupun sumber resin 2 menjatakan
masih meradjalelanja manipulasi pengangkutan/perdagangan di Pelabuhan-pelabuhan, Manipulasi ini djuga terdjadi dikalangan jang sebe tulnja tidak diharapkan untuk berbuat demikian. Gedjala 2 ini menundjukkan kurang baiknja pengawasan dari fihak jang diberi kewadjiban.
3491
Industri :
f. Keadaan Industri Maritiem sekarang, belum dapat
diharapkan untuk dapat melajani kebutuhan 2 dari
pelajaran dan faciliteit 2 pengangkutan laut umumnja.
Industri Perkapalan masih bertingkat membuat
rangka kapal, sedang perlengkapannja (mesin 2 , dll.)
masih tergantung dari luar negeri. Meskipun
demikian, sambil menunggu terbangunnja industri
permesinan, industri jang sekarang ada, dapat diintensifeer.
Terutama industri untuk melajani kebutuhan pelajaran,
antara
lain
perahu2 dan kapal2 ringan.
Tenaga2 Ahli,
g. Tenaga2 ahli masih sangat kurang dan perlu setjara
radicaal dan tjepat dipenuhi kekurangan 2nja. Perlu pula
dibangkitkan djiwa kedjuruan maritiem dikalangan
pemuda2 kita.
Pendidikan,
h. Data mentjiptakan tenaga 2 pelaut di Sekolah 2 Pelajaran
dan Akademi Pelajaran sangat kurang. Hal ini
mungkin disebabkan karena beaja untuk mengikuti
Akademi Pelajaran harus dipikul oleh para siswa
sendiri, Djika beaja dapat dibebankan kepada negara
dan kepada siswa 2 dikenakan ikatan 2 dinas, mungkin
minat mengikuti pendidikan ilmu pelaut dan ilmu
maritiem akan lebih banjak. Hingga kini A.I.P. rata 2
menghasilkan 100 orang ahli pelaut.
Fasilitet2 Pelabuhan.
i. Veem2 jang sekarang tergabung dalam DEVI belum
menundjukkan kemampuan untuk ikut merealisir
distribusi dengan baik.
Usaha Pemerintah untuk mengadakan retooling
dikalangan pemilik Veem menundjukkan keadaan jang
kurang baik dibidang perusahaan Veem.
Perlu adanja usaha untuk mentjiptakan tjara
pengawasan dan pemimpinan jang sungguh2 baik
terhadap perusahaan2 Veem.
j. Fasilitet 2 untuk memuat dan memunggah djuga perlu
disempurnakan. Badan2 pengurus muatan, pengawas
pendirian2 dipelabuhan dan pengawasan teraturnja lain
lintas diperairan, perlu sangat disempurnakan.
k. Perairan Indonesia termasuk perairan jang sukar untuk
navigasi, karena banjaknja selat 2, gugusan 2 karang,
air dangkal, pulau karang dsb. Maka perlulah adanja
penerangan dan perambuan jang sempurna sehingga
memudahkan. bagi para navigator. Tenaga ahli
hidrografi beserta perlengkapan masih sangat
kurang.
Trajek-trajek.
1. Trajek2 pelajaran telah tjukup banjak, Hanja beberapa
daerah, seperti gugusan. pulau 2 sebelah Barat Sumatera
perlu diperhatikan.
Demikian djuga pulau 2 udjung perbatasan wilajah
Indonesia, seperti Natuna, Sangir Talaut, Maluku UtaraTimur, Aru, Kai dan Tanimbar. Trajek dari Djawa ke Aru
atau
Tanimbar
adalah
terlalu
djauh.
Alang3492
kah baiknja kalau pelabuhan2 induk dapat didjadikan gudang sandangpangan untuk melajani daerah 2 lingkungan sendiri. Pelabuhan induk
tersebut djika perlu dapat didatangi langsung oleh kapal 2 samudera
asing, dalam pengawasan Pemerintah Pusat.
Frekwensi.
m. Mengingat kurangnja alat 2 pengangkutan, alat 2 pemeliharaan dan tenaga-tenaga ahli, maka frekwensi belum mungkin hingga memuaskan.
Projek2 Pelabuhan.
n. Projek2 basin harus direntjanakan sesuai dengan kekuatan/kemampuan
rakjat untuk memikul biaja dan bila perlu dengan dana bantuan asing.
Dengan terbatasnja anggaran2 belandja untuk melaksanakan ini, maka
tidak mungkin direntjanakan projek pembangunan jang segera dapat
memenuhi tjita2 kita. Pembangunan kebanjakan bersifat restaurasi dan
sedikit perluasan dan/atau penambahan2 faciliteit.
Keamanan.
o. Faktor inilah jang sangat mempengaruhi kelantjaran pembangunan.
Karena gangguan terhadap keamanan ini mempengaruhi segala kegiatan membangun, kegiatan produksi dan kegiatan pengangkutan. Pula
gangguan keamanan menimbulkan banjak kerugian material jang
dengan sendirinja merugikan pembangunan. Karena itu perlulah dalam
waktu singkat diadakan djaminan keamanan, bagaimanapun besar beajanja.
3493