Gel Pengharum Ruangan Dengan Pewangi Minyak Melati dan Fiksatif Minyak Akar Wangi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pengharum ruangan merupakan suatu produk yang berisi zat wewangian
yang digunakan untuk membuat harum suatu ruangan atau mengurangi bau tidak
menyenangkan pada suatu ruangan tertutup. Penggunaannya dengan cara di
gantung ataupun diletakkan di suatu tempat. Pengharum ruangan juga merupakan
salah satu produk yang cukup berkembang saat ini. Bentuknya di pasaran ada
beberapa jenis, seperti cair, padat, semprot dan gel. Penggunaan pengharum
ruangan bentuk gel sendiri lebih praktis dan mudah dalam hal penyimpanan dan
pengemasan serta wanginya juga lebih tahan lama. Hal ini dikarenakan sediaan
gel pengharum ruangan tersebut menghambat pelepasan zat volatile, sehingga
wanginya lebih tahan lama (Sinurat, 2009).
Bahan pewangi yang digunakan dalam produk pengharum ruangan dibagi
menjadi dua jenis yaitu alami dan sintetis. Bahan pewangi sintetis memiliki wangi
yang lebih tajam, sedangkan pewangi alami memiliki wangi yang lebih lembut
sehingga lebih nyaman digunakan. Penggunaan pewangi sintetik yang terlalu
tajam dapat menimbulkan rasa pusing dan kurang nyaman (Rahmaisni, 2011).
Maka dari itu pembuatan pengharum ruangan dari pewangi alami
dilakukan oleh peneliti. Selain mengurangi jumlah zat kimia yang terdapat dari

pengharum ruangan sintetik yang baunya terlalu menyengat dan menyebabkan
pusing, penggunaan pengharum ruangan alami juga dapat lebih mengeksplor
kekayaan alam berupa minyak atsiri yang dimiliki Indonesia.

1
Universitas Sumatera Utara

Minyak atsiri merupakan salah satu jenis minyak nabati yang multi
manfaat. Karakteristik fisiknya berupa cairan kental yang dapat disimpan pada
suhu ruang. Bahan baku minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman
seperti daun, bunga, buah, biji, kulit biji, batang, akar, atau rimpang. Salah satu
ciri minyak atsiri yaitu mudah menguap dan beraroma khas. Karena itu minyak ini
banyak dijadikan wewangian dan kosmetika (Rusli, 2010).
Karena wangi yang dihasilkannya, minyak atsiri ini banyak dimanfaatkan
sebagai campuran wewangian atau parfum. Tidak hanya sebagai sumber wangi,
minyak atsiri juga dapat digunakan sebagai pengikat bau (Fixative perfume), serta
beberapa produk seperti sabun, pasta gigi, shampo, lotion, deodoran, pembersih,
penyegar dan tonik rambut. Selain itu seperti yang sedang dikembangkan saat ini
yaitu pengharum ruangan. Penggunaan minyak atsiri sebagai pengharum ruangan
dapat membuat udara di ruangan menjadi bersih, segar dan tidak pengap. Bahkan

dalam budidaya pertanian, petani sering menggunakan minyak akar wangi sebagai
pembasmi rayap karena fungsi lainnya sebagai pestisida alami (Rusli, 2010).
Pada penelitian sebelumnya fitrah (2013) telah membuat sediaan gel
pengharum ruangan dengan basis gel karagenan : glukomanan dengan variasi
perbandingan 60:40, 70:30, 100:0 dengan pewangi yang digunakan minyak jeruk
purut serta pengikat minyak nilam dengan formulasi perbandingan gel terbaik
ialah 60:40 dengan konsentrasi 3% (Fitrah, 2013).
Sitorus (2016) sebelumnya pernah membuat sediaan gel pengharum
ruangan dengan basis gel karagenan : agar dengan perbandingan 70 : 30, 60 : 40,
50:50 40 : 60 70 : 30. pewangi minyak mawar dan fiksatif minyak akar wangi

2
Universitas Sumatera Utara

dengan hasil formulasi perbandingan basis gel terbaik ialah 70:30 dengan
konsentrasi 3% (Sitorus, 2016).
Penggunaan karagenan dan gelatin sebagai basis gel belum pernah diteliti
sebelumnya. Karagenan memiliki sifat yang rapuh jika dibuat menjadi gel, untuk
meningkatkan elastisitas dan kekuatannya, karagenan dapat dicampur dengan
jenis gum atau pati. Gelatin biasa digunakan dalam sediaan farmasetis seperti

sediaan topikal maupun basis gel. Gelatin memiliki sifat fleksibel dengan bahanbahan lain, mengembang bila dicampur air, dan stabil dalam penyimpanan,
mengandung banyak ikatan protein sehingga meningkatkan kekuatan gel (Rowe,
dkk., 2009).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berencana membuat gel
pengharum ruangan dengan basis gelnya adalah kombinasi karagenan dan gelatin
dengan beberapa variasi perbandingan yaitu 50:50, 60:40, dan 70:30. Untuk
pengharumnya peneliti menggunakan minyak melati sebagai pewangi dan minyak
akar wangi sebagai pengikat wangi (fiksatif).

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalahnya adalah:
a. Apakah kombinasi karagenan dan gelatin dapat digunakan sebagai bahan dasar
gel pengharum ruangan?
b. Apakah terdapat perbedaan kemampuan dalam menahan wangi pada berbagai
variasi konsentrasi minyak akar wangi?
c. Apakah terdapat pengaruh suhu terhadap ketahanan wangi gel pengharum
ruangan?

3
Universitas Sumatera Utara


1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka hipotesisnya adalah:
a. Karagenan dan gelatin dapat digunakan sebagai bahan dasar sediaan gel
pengharum ruangan.
b. Terdapat perbedaan kemampuan dalam menahan wangi pada berbagai variasi
konsentrasi minyak akar wangi.
c. Terdapat pengaruh suhu terhadap ketahanan wangi sediaan gel pengharum
ruangan.
1.4 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apakah karagenan dan gelatin dapat dibuat dalam bentuk
sediaan gel pengharum ruangan
b. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam kemampuan menahan
wangi pada berbagai variasi konsentrasi minyak akar wangi.
c. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh suhu terhadap ketahanan wangi
sediaan gel pengharum ruangan.

1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya dan hasil
guna dari minyak akar wangi dan minyak melati di dunia dalam sediaan gel

pengharum ruangan dan mengetahui ketahanan wangi gel terbaik.

4
Universitas Sumatera Utara

1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Variabel bebas

Variabel terikat

Kombinasi Karagenan

Parameter

Uji Organoleptik

dan Gelatin

Gel Pengharum


Uji Kesukaan

Ruangan

(Hedonic Test)

Minyak Melati

Uji Penguapan Zat

(Jasmine Oil)
Cair

Uji Kesukaan
Kekuatan Wangi Gel
Pengharum Ruangan

5
Universitas Sumatera Utara