Formulasi Gel Pengharum Ruangan dengan Pewangi Minyak Mawar dan Fiksatif Minyak Akar Wangi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gel Pengharum Ruangan
Pengharum ruangan adalah produk-produk konsumen yang berfungsi
untuk mengharumkan ruangan.Bentuk pengharum ruangan di pasaran ada
beberapa jenis, antara lain padat, cair, semprot, dan gel. Pengharum ruangan
berbentuk padat biasanya digunakan untuk lemari dan toilet sedangkan
pengharum ruangan berbentuk gel biasanya diletakkan dengan cara digantung atau
diletakkan di suatu tempat. Pengharum ruangan berbentuk padat dan cair biasanya
menggunakan pelarut minyak sedangkan pengharum bentuk gel menggunakan
pelarut air.Pelarut minyak harganya lebih mahal dibanding pelarut air. Pengharum
ruangan bentuk semprot biasanya menggunakan bahan kimia seperti isobutene, nbutane, propane atau campurannya sehingga kurang aman karena ketika disemprot
bahan kimia itu akan menguap ke udara, menempel di rambut, pakaian, bahkan
diberbagai perabot disekitar kita. Pengharum ruangan dalam bentuk sediaan gel
dalam penggunaanya lebih praktis dan mudah dibandingkan dengan pengharum
ruangan dalam bentuk cair karena harus disemprot ke ruangan terlebih
dahulu.Selain itu pengharum ruangan dalam bentuk sediaan gel ini lebih mudah
dalam hal penyimpanan dan pengemasannya. Pengharum ruangan berbentuk gel
memiliki kestabilan aroma yang relatif singkat, namun mudah terurai sehingga
aman terhadap lingkungan (Sinurat,dkk., 2009).
Gel pengharum ruangan disusun oleh beberapa macam bahan di antaranya

adalah bahan dasar pembentuk gel, bahan tambahan, bahan pewangi, dan bahan
penahan wangi (fiksatif). Pembentuk gel alami yang umum digunakan adalah

5
Universitas Sumatera Utara

xanthan gum, gallan gum, pektin, karagenan, agar-agar, dan gelatin.Bahan
tambahan yang umum digunakan meliputi bahan emulsifier dan pengawet.Bahan
emulsifier yang biasa digunakan adalah propilen glikol dan gliserin. Sifat propilen
glikol hampir sama dengan gliserin hanya saja propilen glikol lebih mudah
melarutkan berbagai jenis zat, sedangkan pengawet yang biasa digunakan adalah
asam benzoat dan sodium benzoat. Sodium benzoat adalah garam sodium dari
asam benzoat.Sodium benzoat lebih disukai dalam penggunaanya karena lebih
mudah larut dibandingkan asam benzoat. Bahan pewangi yang sering digunakan
antara lain, minyak mawar, minyak lavender, minyak lemon dan wintergreen.
bahan penahan wangi (fiksatif) yang bisa digunakan adalah minyak nilam, minyak
akar wangi dan minyak cendana (Fitrah, 2013).
2.2 Karagenan
Karagenan merupakan getah rumput laut yang diperoleh dari hasil
ekstraksi rumput laut merah (Rhodopyceae) dengan menggunakan air panas atau

larutan alkali pada suhu tinggi (Glicksman, 1979).Karagenan dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu karagenan jenis kappa, iota dan lambda (Angka dan
Suhartono, 2000).
Euchema cottoni (Kappaphycus alvarezii) merupakan jenis rumput laut
penghasil kappa karagenan, Euchema spinosum merupakan penghasil iota
karagenan, dan Gigartina merupakan penghasil lambda karagenan (Verawaty,
2008).Iota karagenan menghasilkan gel yang lembut dan fleksibel atau lunak,
kappa karagenan menghasilkan gel yang kaku dan getas serta keras, sedangkan
lambda karagenan tidak dapat membentuk gel tetapi berbentuk cairan yang kental
(Fardiaz, 1989).

6
Universitas Sumatera Utara

Karagenan akan mulai membentuk gel ketika sistem tersebut didinginkan
pada temperatur 40 dan 600C. Gel karagenan bersifat stabil. Gel tersebut stabil
pada temperatur ruangan namun dapat meleleh kembali dengan pemanasan 5200C di atas temperatur pembentukan gel (Kusumah, 2011).
Proses pembentukan gel karagenan diawali dengan perubahan polimer
karagenan menjadi bentuk gulungan acak. Perubahan ini disebabkan proses
pemanasan dengan suhu yang lebih tinggi dari suhu pembentukan gel karagenan.

Ketika suhu diturunkan, polimer karagenan akan membentuk struktur double helix
(pilinan ganda) dan menghasilkan titik-titik pertemuan dari rantai polimer
(Fardiaz, 1989).
Aplikasi utama karagenan yaitu pada industri makanan terutama pada
produk susu. Pada industri makanan, karagenan digunakan sebagai penstabil,
pemadat, pembuat gel, dan zat tambahan dalam proses pengolahan cokelat, susu,
puding, dan makanan kaleng. Pada produk keju dan es krim, karagenan berfungsi
sebagai penstabil, pengontrol tekstur produk dan pengikat air. Pada produk
cokelat dan susu, selain berfungsi sebagai penstabil, karagenan dapat memberikan
kesan lembut pada mulut. Pada industri farmasi, karagenan digunakan sebagai
bahan pengental (suspensi), emulsi dan penstabil pada proses pembuatan pasta
gigi (Kiswanti, 2009).
Pada gel pengharum ruangan, karagenan berfungsi sebagai pengemulsi
minyak pengharum pada bahan hidrofobik.Karagenan yang dijadikan bahan
pembuat gel pengharum ruangan berfungsi melepaskan minyak aroma secara
perlahan-lahan (Hargreaves, 2003).

7
Universitas Sumatera Utara


2.3 Agar-Agar
Agar-agar adalah polisakarida yang terdapat pada berbagai rumput laut.
Rumput

laut

merah

digolongkan

menjadi

dua

kelompok

berdasarkan

kemampuannya memproduksi agar yaitu Agarophyte (kelompok rumput laut yang
dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan agar) dan Agaroidophyte

(mempunyai sifat seperti agar, tetapi mempunyai gaya gel rendah dan viskositas
yang berbeda) (Utami, 2008). Agarophytetersebut diantaranya adalah Gracilaria
sp., Gelidium sp., Gellidiella sp., Gelidiopsis sp (Aslan, 1991).
Struktur agar terdiri atas dua komponen utama, yaitu agarosa (salah satu
fraksi pembentuk agar) dan agaropektin. Agarosa merupakan suatu polimer netral
dan agaropektin merupakan suatu polimer sulfat. Agarosa adalah suatu
polisakarida netral yang terdiri dari rangkaian D-galaktosa dengan ikatan β-1,3
dan L-galaktosa dengan ikatan α-1,4. Agaropektin bersifat lebih kompleks dan
mengandung polimer sulfat. Rasio kedua polimer sangat bervariasi dan persentase
agarosa dalam ekstrak agar berkisar antara 50% sampai 80% (Ramadhan, 2011).
Agar-agar tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas dengan
membentuk gel.Pada suhu 32-39 0C berbentuk bekuan (solid) dan tidak mencair
pada suhu di bawah 850C.Apabila dilarutkan dalam air panas dan didinginkan,
agar-agar bersifat seperti gelatin, padatan lunak dengan banyak pori-pori di
dalamnya sehingga bertekstur kenyal.Sifat inilah yang menarik perhatian sehingga
banyak olahan makanan mnggunakan agar-agar.Agar-agar digunakan dalam
pembuatan makanan, yaitu berfungsi sebagai stabilizer. Dalam industri farmasi
agar-agar berguna sebagai kultur bakeri. Dalam industri kosmetik digunakan

8

Universitas Sumatera Utara

dalam pembuatan salep, krim, sabun, dan pembersih muka atau losion(Aslan,
1991).
2.4 Minyak Atsiri sebagai Bahan Pewangi
Minyak atsiri merupakan campuran kompleks dari senyawa alkohol yang
mudah menguap dan dihasilkan sebagai metabolit sekunder dari tumbuhan.
Minyak atsiri biasanya menentukan aroma khas tanaman (Nerio,dkk., 2010).
Minyak atsiri dihasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu, seperti
akar, batang, kulit, daun, bunga, buah atau biji. Sifat minyak atsiri yang menonjol
antara lain mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau
wangi sesuai dengan aroma tanaman yang menghasilkannya dan umumnya larut
dalam pelarut organik. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut minyak
atsiri.Misalnya dalam bahasa Inggris disebut essential oils, etherial oils, dan
volatile oils.Dalam bahasa Indonesia ada yang menyebutnya minyak terbang,
bahkan ada pula yang menyebut minyak kabur. Hal tersebut tiada lain karena
minyak atsiri mudah menguap apabila dibiarkan begitu saja dalam keadaan
terbuka (Lutony dan Yeyet, 2000).
Minyak atsiri memiliki kandungan komponen aktif yang disebut terpenoid
atau terpen.Jika tanaman memiliki kandungan senyawa ini, berarti tanaman

tersebut memiliki potensi untuk dijadikan minyak atsiri.Zat inilah yang
mengeluarkan aroma atau bau khas yang terdapat pada banyak tanaman, misalnya
rempah-rempah.Senyawa terpena yang terkandung di dalam minyak atsiri dapat
dibagi menjadi dua golongan, yaitu monoterpen yang mempunyai tititk didih
antara 140-1800C dan seskuiterpen yang mempunyai titik didih >2000C (Yuliani
dan Suyanti, 2012).

9
Universitas Sumatera Utara

Penggunaan minyak atsiri dapat digunakan melalui berbagai cara yaitu,
pemakaian langsung berupa makanan dan minuman seperti jamu yang
mengandung minyak atsiri, pemakaian luar seperti untuk minyak urut, lulur,
pelembab, krim, sabun mandi, shampo, dan parfum. Beberapa minyak atsiri
digunakan melalui pernapasan seperti untuk pengharum ruangan, pengharum tisu,
pelega pernafasan dan aromaterapi.Minyak atsiri juga banyak digunakan sebagai
insektisida (Pandey dan Karla, 2000).
Parfum adalah campuran dari zat pewangi yang dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai.Zat pewangi tersebut dapat berasal dari minyak atsiri atau dibuat
secara sintetis.Parfum memegang peranan penting dalam kehidupan manusia,

karena dapat mempengaruhi kejiwaan dan syaraf serta mewangikan bahan yang
tidak berbau wangi (Ketaren, 1985).
Parfum terdiri dari tiga elemen (notes). Tiga elemen (notes) parfum yaitu,
base, middle dan top. Elemen base akan melekat lebih lama di kulit dan harumnya
lebih kuat. Wangi middle notes biasanya baru terasa setelah setengah jam parfum
disemprotkan. Top notes akan tercium saat pertama kali disemprotkan. Masingmasing notetercium seiring waktu dengan dimulai dari impresi pertama dari top
notediikuti oleh middlenotedan basenoteyang sedikit demi sedikit muncul di
akhir. Di bawah ini adalah penjelasan dari masing-masing notes.
1. Top notes
Wangi

yang

langsung

tercium

ketika

parfum


disemprotkan.Top

notesmengandung molekul yang ringan dan kecil yang dapat berevaporasi cepat.
Top notesmembentuk impresi pertama dari parfum. Minyak atsiri yang termasuk

10
Universitas Sumatera Utara

top notes antara lain minyak lemon, minyak jeruk purut, minyak melati, dan
minyak mawar.
2. Middle notes
Wangi

yang

muncul

setelah


top

notesmulai

memudar.

Middle

notemengandung “inti” dari parfum dan juga bertindak sebagai topeng bagi base
noteyang sering kali tidak tercium enak pada pertama kalinya, namun menjadi
enak seiring waktu. Notesini juga sering disebut heart note. Minyak atsiri yang
termasuk dalam kategori middle notesadalah minyak lavender, minyak sereh
wangi, dan minyak kenanga.
3. Base notes
Wangi dari sebuah parfum yang muncul seiring memudarnya middle
notes. Base dan middle notes adalah tema wangian utama dari sebuah parfum.
Base notes memberikan kedalaman yang solid dari parfum. Kandungan dari notes
ini biasanya kaya dan dalam, dan tidak tercium setidaknya sampai 30 menit
pemakaian. Wangi top dan middle notes terpengaruhi oleh wangi dari base notes.
Minyak nilam dan minyak akar wangi termasuk dalam kategori base notes

(Sabini, 2006).
Minyak mawar
Minyak mawar merupakan minyak yang berasal dari bunga mawar (Rosa
sp.).bunga mawar wanginya harum karena adanya minyak atsiri didalamnya.
Minyak atsiri ini mengandung zat sitral, sitronelol, geraniol, linalol, nerol,
eugenol, feniletilelkohol, farnesol dan nonilaldehida.Khasiat bunga mawar
diantaranya adalah sebagai anti radang, anti kejang, melancarkan aliran empedu,
sebagai pengatur haid, mengatasi nyeri haid, mengatasi rambut rontok, stroke,

11
Universitas Sumatera Utara

mengobati gigitan serangga berbisa, batuk kering, sebagai aromaterapi dan untuk
mengatasi jerawat.Selain itu, mawar dapat digunakan sebagai bahan makanan,
minuman ataupun zat aditif bagi makanan olahan, karena kandungan vitamin Cnya yang tidak kalah dengan kandungan vitamin C pada buah jeruk. Sari mawar
digunakan untuk pembuatan saus salad, serta penambah rasa dan aroma pada
adonan kue, puding serta selai. Aroma bunga mawar juga dapat meningkatkan
sasana hati (Nuraini, 2014).
2.5 Pengikat
Zat pengikat adalah suatu zat alami atau sintesis yang digunakan untuk
mengurangi tingkat penguapan dan meningkatkan stabilitas ketika ditambahkan
ke komponen volatil, dengan tujuan memungkinkan produk akhir untuk bertahan
lebih lama dengan menjaga aroma aslinya. Senyawa sintetis yang menjadi
pengikat parfum diantaranya 1,2-butanediol, 3-etoksi-1-propanol, limonene,
dipropilen

glikol,

2-(2-hidroksipropoksi)-1-propanol,

3,3-oksibis-2-butanol

(Iswara, dkk., 2014).Zat pengikat alami berasal dari minyak atsiri. Minyak atsiri
yang digunakan sebagai pengikat antara lain, minyak nilam, minyak akar wangi,
minyak cendana (Fitrah, 2013).
Minyak akar wangi
Tanaman akar wangi (Vetiveria zizainoides Stapt) termasuk dalam famili
graminae atau poaceae alias rumput-rumputan.Akar tanaman ini memiliki bau
sangat wangi.Akar tinggalnya bercabang banyak dengan warna merah tua.Tidak
seperti akarnya, daun tanaman akar wangi ternyata tidak mengandung minyak
sehingga tidak dapat disuling untuk diambil minyak atsirinya. Minyak akar wangi
dikenal dengan nama Vetiver oil merupakan cairan kental dengan warna cokelat

12
Universitas Sumatera Utara

kemerahan, berbau khas dan aromatis kuat. Minyak akar wangi berasal dari
bagian akar tanaman akar wangi.Minyak akar wangi bersifat khas, yakni sukar
menguap sehingga sangat baik digunakan sebagai pengikat minyak wangi lain
dalam satuan parfum agar wanginya bisa tahan lama. Disamping itu, minyak akar
wangi dapat bercampur dengan segala perbandingan dengan minyak lainnya,
seperti minyak bunga mawar, minyak cendana, dan lainnya. Komponen yang
menyusun minyak akar wangi antara lain terdiri dari vetiveron, vetiverol, vetivinil
vetivenat, asam palmitat, asam benzoat, dan vetivena (Lutony dan Yeyet, 2000).
2.6 Propilen glikol
Propilen glikol adalah propana-1,2-diol dengan rumus molekul C3H8O2
dan berat molekul 76,10. Propilen glikol berupa cairan kental, jernih, tidak
berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, dan higroskopik. Propilen glikol dapat
dicampur dengan air, dengan etanol (95%) dan dengan kloroform, larut dalam 6
bagian eter, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah dan dengan minyak
lemak (Ditjen POM., 1979).
Propilen

glikol

dapat

berfungsi

sebagai

pengawet,

antimikroba,

disinfektan, humektan, solven, stabilizer untuk vitamin, dan kosolven yang dapat
bercampur dengan air. Sebagai pelarut atau kosolven, propilen glikol digunakan
dalam konsentrasi 10-30% larutan aerosol, 10-25% larutan oral, 10-60% larutan
parenteral dan 0-80% larutan topikal. Propilen glikol digunakan secara luas dalam
formulasi sediaan farmasi, industri makanan maupun kosmetik, dan dapat
dikatakan relatif non toksik.Dalam formulasi atau teknologi farmasi, propilen
glikol secara luas digunakan sebagai pelarut, pengekstrak dan pengawet makanan
dalam berbagai sediaan farmasi parenteral dan non parenteral.Sifat propilen glikol

13
Universitas Sumatera Utara

hampir sama dengan gliserin hanya saja propilen glikol lebih mudah melarutkan
berbagai jenis zat. Sama seperti gliserin fungsi propilen glikol adalah sebagai
humektan, namun fungsi dalam formula krim adalah sebagai pembawa emulsi
sehingga emulsi menjadi lebih stabil. Propilen glikol dapat berfungsi sebagai
humektan pada sediaan salep digunakan pada konsentrasi 15% (Rowe,dkk.,
2003).
2.7 Natrium Benzoat
Natrium benzoat (C7H5NaO2) mengandung tidak kurang dari 99% dan
tidak lebih dari 100,5% C7H5NaO2, dihitung terhadap zat anhidrat. Berbentuk
granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, stabil di
udara.Kelarutannya mudah larut di air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih
mudah larut dalam etanol 90%.Penyimpanan dalam wadah tertutup baik (Ditjen
POM., 1995).
Natrium benzoat dikenal juga dengan nama sodium benzoat. Fungsi
natrium benzoat adalah sebagai bahan pengawet untuk menekan pertumbuhan
mikroorganisme (jamur) yang merugikan. Batas atas penggunaan natrium benzoat
yang diijinkan adalah sebesar 0,1% di Amerika Serikat, sedangkan untuk negaranegara lain berkisar antara 0,15-0,25%. Untuk negara-negara Eropa batas natrium
benzoat berkisar antara 0,015-0,5%. Sekitar 0,1% umumnya cukup untuk
pengawetan pada produk yang telah dipersiapkan untuk diawetkan dan
disesuaikan ke pH 4,5 atau dibawahnya (Ibekwe, dkk., 2007).

14
Universitas Sumatera Utara