Analisis Pengaruh Kepemimpinan Situasional Dan Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Divisi Produksi Pt. Arun Ngl Lhokseumawe Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sifat Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian berupa desjriptif kuantitatif, Nazir (2003) menyatakan
bahwa penelitian deskriptif adalah metode dalam penelitian status kelompok
manusia, suatu pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang
bertujuan untuk membuat despripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengetahui fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.
3.1.2. Sifat Penelitian
Adapun sifat penelitian adalah explonatory research, Sugiyono (2003)
menyatakan bahwa penelitian explonatory merupakan penelitian yang bermaksud
menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubugan antara satu
variabel dengan variabel lainnya.

Universitas Sumatera Utara

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di PT Arun NGL pada divisi produksi

PT Arun NGL Lhokseumawe. Waktu penelitian dilakukan selama 3 (bulan) bulan,
yaitu dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Januari 2012.

Universitas Sumatera Utara

3.3. Rancangan Penelitian
3.3.1. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan jenis masalah yang diteliti, teknik dan alat yang digunakan maka
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, yaitu suatu
metode penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala
yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi
sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir, 1999).
3.3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan Divisi Produksi, PT Arun
Lhokseumawe berjumlah 223 orang, jumlah karyawan dari tiap-tiap seksi dapat
dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Jumlah Populasi Karyawan Divisi Produksi
No.
1

2
3
4

Keterangan
Operation Shift Superintendent
LNG Process / NSO
Utilities
Storage/loading dan Shipping
Total Karyawan

Populasi
4
127
46
46
223

Sumber: PT Arun NGL, Oktober 2011


3.3.2.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Adapun teknik pengambilan sampel di tiap-tiap seksi tersebut
menggunakan teknik proportionate random sampling dengan memperhatikan

Universitas Sumatera Utara

proporsi dari masing-masing seksi, dengan tujuan agar semua populasi terwakili.
Jumlah populasi dari objek penelitian sebanyak 223 orang karyawan di Divisi
produksi menurut data laporan bulan Oktober 2011. Penentuan sampel digunakan
pendekatan Slovin (Umar, 2003 : 146) sebagai berikut :

η=

N
1 + Ne 2

Dimana : η = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = % kelonggaran atau ketidaktelitian

Dalam penelitian ini diketahui N sebesar 223 orang, e ditetapkan sebesar 10% jadi
jumlah minimal sampel yang diambil sebesar :

η=

223
= 69
1 + 223× 0.12

Dalam penelitian ini penulis mengambil ukuran sampel sebesar 69 orang
karyawan Divisi Produksi yang dihitung dengan pendekatan rumus Slovin.
Tabel 3.2. Jumlah Populasi dan Sampel
No.
1
2
3
4

Keterangan
Operation Shift Superintendent

LNG Process / NSO
Utilities
Storage/loading dan Shipping
Total Karyawan

Populasi
4
127
46
46
223

Sampel
1
39
14
14
69

Sumber: PT Arun NGL, Oktober 2011


Universitas Sumatera Utara

3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1.

Kuesioner, dilakukan dengan menyebar daftar pertanyaan kepada karyawan yang
terpilih sebagai sampel.

2.

Wawancara, yaitu dilakukan dengan mengajukan daftar yang berisikan
pertanyan-pertanyaan yang digunakan sebagai pedoman kepada responden.

3.

Studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan informasi dengan mempelajari sumbersumber data tertulis untuk memperoleh data sekunder yang berhubungan dengan
penelitian ini. Seperti buku, jurnal dan lain-lain.


3.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis-jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari:
1.

Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui daftar pertanyaan yang diberikan
kepada karyawan divisi produksi yang terpilih sebagai reponden.

2.

Data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara atau diperoleh atau dicatat pihak lain (Geriyana, 2003). Data
sekunder dalam penelitian ini adalah jurnal, literatur-literatur hasil penelitian,
karya ilmiah, majalah dan text books yang berhubungan dengan variabel
penelitian. Data sekunder ini digunakan jumlah produksi PT. Arun NGL
Lhokseumawe seperti LNG dan Condesate.

Universitas Sumatera Utara

3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dan hipotesis yang

diajukan, maka variabel-variabel yang akan di uji dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (independent variable), yaitu: variabel kepemimpinan situasional
dan motivasi kerja karyawan pada divisi produksi PT Arun NGL Lhokseumawe.
2. Variabel terikat (dependent variable), yaitu: prestasi kerja karyawan pada divisi
produksi PT Arun NGL Lhokseumawe.
Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
1. Prestasi Kerja (Y), yaitu hasil kerja karyawan selama kurun waktu tertentu yang
diukur dari kualitas dan kuantitas output yang dihasilkan.
2. Kepemimpinan Situasional (X1), yaitu kemampuan manajer produksi dalam
menggerakkan para karyawannya sesuai dengan posisi dan peran yang dimainkan
pemimpin kepada bawahannya serta meletakkannya sesuai dengan kondisi
karyawan untuk memotivasi mereka dalam pencapaian tujuan organisasi.
3. Motivasi Kerja (X2), yaitu dorongan seorang karyawan untuk berprestasi dengan
melakukan tindakan dan mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya
untuk mencapai tujuan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Secara rinci operasionalisasi variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada

Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Operasionalisasi Variabel: Variabel, Definis Operasional,
Indikator dan Skala Pengukuran Variabel
Variabel

Definisi

Indikator

Kepemimpinan
Situasional
(X1)

Kemampuan
manajer
produksi
dalam
menggerakkan
para
karyawannya sesuai dengan

posisi dan peran yang
dimainkan
pemimpin
kepada bawahannya serta
meletakkannya
sesuai
dengan kondisi karyawan
untuk memotivasi mereka
dalam pencapaian tujuan
organisasi.

Motivasi Kerja
(X2)

Dorongan seorang karyawan
untuk berprestasi dengan
melakukan tindakan dan
mengatasi segala tantangan
dan hambatan dalam upaya
untuk mencapai tujuan

perusahaan

Prestasi Kerja
Karyawan
(Y)

Hasil kerja karyawan selama
kurun waktu tertentu yang
diukur dari kualitas dan
kuantitas
output
yang
dihasilkan

1. Memperhatikan dan mengatasi
konflik – konflik antar
karyawan
2. Mengkoordinasi situasi kerja
3. Memberikan arahan yang
spesifik
4. Perilaku hubungan terhadap
bawahan sesuai dengan
keadaan tertentu (bisa tegas di
saat suasa genting, bisa jadi
sahabat disaat karyawan
mempunyai masalah, dll)
5. Melibatkan bawahan dalam
diskusi dan pengambilan
keputusan
6. Memudahkan interaksi
7. Menyimak pendapat bawahan
1. Penghargaan
2. Memberikan kontribusi yang
berguna
3. Prestasi yang lebih tinggi
4. Orientasi di masa yang akan
datang
5. Risiko perkerjaan
6. Bertanggung jawab
1. Kualitas kerja karyawan
2. Kuantitas kerja karyawan
3. Efisiensi karywan
4. Usaha karyawan
5. Kreativitas karyawan
6. Standar professional karyawan
7. Ketepatan Karyawan

Skala
Pengukuran
Skala Ordinal

Skala Ordinal

Skala Ordinal

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas

Universitas Sumatera Utara

Validitas dan reliabilitas intrumen diujikan kepada 30 orang (30% ukuran
sampel) pada orang-orang yang mempunyai karakteristik sama atau mendekati
dengan karyawan PT Arun NGL divisi Produksi.

3.7.1. Pengujian Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya instrumen
pengukuran. Dimana instrumen dikatakan valid apabila dapat diukur apa yang
semestinya diukur atau mampu mengukur apa yang ingin dicari secara tepat. Valid
tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antara skor item
dengan skor totalnya pada taraf signifikansi 5%, item-item yang tidak berkorelasi
secara signifikan dinyatakan gugur.
Dalam kaitannya dengan besarnya koefisien korelasi ini, Azwar (2000)
menyebutkan bahwa koefisien validitas yang tidak begitu tinggi, katakanlah berada di
sekitar 0,50 sudah dapat diterima dan dianggap memuaskan (handal). Namun apabila
koefisien validitas ini kurang dari 0,30 maka dianggap tidak memuaskan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa item dari suatu variabel dikatakan valid jika mempunyai
koefisien di atas 0,30.
Hasil pengujian validitas instrumen variabel kepemimpinan situasional dilihat
pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kepemimpinan Situasional
No

Pernyataan

Corrected
Item-Total
Correlation

Keterangan

Universitas Sumatera Utara

1
2

3
4
5

Manajer produksi mampu mengelola konflik yang terjadi
antar karyawan
Manajer produksi memberi kesempatan kepada
karyawannya untuk mendiskusikan masalah masalah
dengannya.
Manajer produksi mampu mengkoordinasikan situasi
kerja dengan kondisi karyawan
Manajer produksi selalu memberikan arahan sebelum,
sedang dan sesudah pekerjakan tersebut dilaksanakan.
Manajer produksi mampu menjelaskan dan memberikan
arahan kepada bawahan secara jelas dan spesifik tentang
apa, bagaimana, dimana dan kapan yang harus
dikerjakan

Manajer produksi mampu mengarahkan setiap tugas
karyawan guna mengelola kinerjanya yang didasarkan
pada tingkat kematangan dan kemampuan karyawan
7
Manajer produksi mampu menjaga hubungan baik
dengan bawahan
8
Manajer produksi mampu menjaga intensitas hubungan
sosial dan komunikasi bawahan.
9
Manajer produksi selalu mengikutsertakan bawahan
dalam setiap diskusi/pertemuan
10 Manajer produksi selalu meminta pendapat atau saran
bawahan dalam setiap pengambilan keputusan.
11 Manajer produksi memberikan kemudahan dalam
berinteraksi antara bawahan dengan dirinya
12 Manajer produksi menyediakan sarana atau fasilitas guna
memudahkan bawahan dalam berinteraksi
13 Manajer produksi menghargai setiap pendapat yang
diberikan oleh bawahannya
14 Manajer produksi membuka komunikasi dua arah dan
secara aktif mendengarkan setiap pendapat bawahan
guna pencapaian tujuan perusahaan ke depan yang lebih
baik
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)

,9006

Valid

,4433

Valid

,9006

Valid

,9006

Valid

,5415

Valid

,5728

Valid

,6580

Valid

,8919

Valid

,4683

Valid

,7064

Valid

,6206

Valid

,8657

Valid

,9006

Valid

,9006

Valid

6

Uji signifikasi ini membandingkan korelasi antara nilai masing-masing item
pertanyaan dengan nilai total. Apabila besarnya nilai total koefisien item (Corrected
Item-Total Correlation) pertanyaan masing-masing variabel melebihi nilai signifikan
maka pertanyaan tersebut dinilai tidak valid. Pengambilan keputusan berdasarkan
nilai koefisien di atas 0,03 (3%) maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Jadi

Universitas Sumatera Utara

dapat disimpulkan bahwa item variabel kepemimpinan situasional valid karena
mempunyai koefisien di atas 0,30.

Hasil pengujian validitas instrumen variabel motivasi kerja dilihat pada Tabel
3.5.
Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Motivasi Kerja
No

Pernyataan

1
2

Keinginan Bapak/Ibu untuk memperoleh penghargaan
Penghargaan yang diberikan perusahaan sebagai bukti
keberhasilan Bapak/Ibu dalam melaksanakan pekerjaan
Keinginan Bapak/Ibu untuk memberi kontribusi yang
berguna
Bapak/Ibu selalu memberikan kontribusi ketika
mengetahui adanya kekurangan/kelemahan dalam
pencapaian tujuan perusahaan
Bapak/Ibu berkeinginan untuk pencapaian prestasi kerja
yang lebih tinggi
Keinginan Bapak/Ibu akan prestasi dalam setiap
pekerjaan
Keinginan Bapak/Ibu untuk memperhatikan pada masa
yang akan dating
Adanya keinginan pada diri Bapak/Ibu mengenai
kontinuitas pekerjaan di masa yang akan datang
Bapak/Ibu berani menghadapi risiko kerja yang
laksanakan
Bapak/Ibu mampu melaksanakan pekerjaannya selama
ini meskipun terkadang mengandung risiko yang besar
Keinginan Bapak/Ibu untuk bertanggung jawab

3
4

5
6
7
8
9
10
11

Corrected
Item-Total
Correlation
,8515

Keterangan
Valid

,8232

Valid

,8814

Valid

,7815

Valid

,8424

Valid

,6929

Valid

,3220

Valid

,3283

Valid

,5089

Valid

,6605

Valid

,6385

Valid

Universitas Sumatera Utara

12

Bapak/Ibu mau bertanggung jawab terhadap keputusankeputusan dan memecahkan masalah dengan cepat dan
tepat.
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)

,5799

Valid

Uji signifikasi ini membandingkan korelasi antara nilai masing-masing item
pertanyaan dengan nilai total. Apabila besarnya nilai total koefisien item (Corrected
Item-Total Correlation) pertanyaan masing-masing variabel melebihi nilai signifikan
maka pertanyaan tersebut dinilai tidak valid. Pengambilan keputusan berdasarkan
nilai koefisien di atas 0,03 (3%) maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
Jadi dapat disimpulkan bahwa item dari variabel motivasi kerja dikatakan valid
karena mempunyai koefisien di atas 0,30.
Hasil pengujian validitas instrumen variabel Prestasi kerja karyawan dilihat
pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Prestasi Kerja Karyawan
No

Pernyataan

1

Bapak/Ibu menunjukan adanya peningkatan kualitas
kerja dalam suatu periode ini
Bapak/Ibu mampu mengerjakan tugas-tugas dengan
lebih baik dan berkualitas
Kuantitas pekerjaan Bapak/Ibu meningkat selama satu
periode ini
Bapak/Ibu mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik
meskipun kuantitas kerja meningkat
Bapak/Ibu mampu menyelesaikan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya dan mempergunakan waktu yang efisien
Bapak/Ibu dapat mengefisiensikan waktu dan fasilitas
lainnya dalam melaksanakan pekerjaan
Bapak/Ibu selalu berusaha untuk memberikan hasil kerja
yang baik dan optimal
Bapak/Ibu percaya bahwa dapat melakukan/mewujudkan
usaha-usaha dalam setiap pekerjaan
Bapak/Ibu selalu memberikan gagasan-gagasan yang
baru dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan yang timbul

2
3
4
5
6
7
8
9

Corrected
Item-Total
Correlation

Keterangan

,9577

Valid

,9448

Valid

,6080

Valid

,5367

Valid

,9454

Valid

,9644

Valid

,7304

Valid

,8001

Valid

,5503

Valid

Universitas Sumatera Utara

10

Bapak/Ibu mampu untuk bertindak, tidak tergantung
kepada orang lain, dan mampu mengembangkan suatu
rangkaian pekerjaan dengan cara-cara baru
11 Bapak/Ibu mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan
standar kerja yang ditetapkan perusahaan
12 Bapak/Ibu dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
kualitas yang ditetapkan perusahaan dan tanpa merasa
dibatasi oleh peraturan
13 Bapak/Ibu ditempatkan pada tempat yang tepat, sesuai
dengan kemampuan yang Bapak/Ibu miliki
14 Bapak/Ibu dapat melaksanakan setiap pekerjaan tepat
waktu, sesuai dengan standar kerja dan patuhi setiap
aturan perusahaan.
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)

,7669

Valid

,9620

Valid

,9467

Valid

,9467

Valid

,9686

Valid

Uji signifikasi ini membandingkan korelasi antara nilai masing-masing item
pertanyaan dengan nilai total. Apabila besarnya nilai total koefisien item (Corrected
Item-Total Correlation) pertanyaan masing-masing variabel melebihi nilai signifikan
maka pertanyaan tersebut dinilai tidak valid. Pengambilan keputusan berdasarkan
nilai koefisien di atas 0,03 (3%) maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
Jadi dapat disimpulkan bahwa item dari variabel prestasi kerja karyawan dikatakan
valid karena mempunyai koefisien di atas 0,30.
3.7.2. Uji Reliabilitas Intrumen
Menurut Ghozali (2007) reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur
suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuisioner dikatakan relialibel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui apakah alat ukur
reliabel atau tidak, diuji dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja dan uji
statistik yang digunakan adalah cronbach alpha, dimana suatu variabel dikatakan

Universitas Sumatera Utara

reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 (Nunnaly dalam Ghozali,
2007).
Adapun nilai Alpha (α) Cronbach untuk masing-masing variabel penelitin
disajikan pada Tabel 3.7 di bawah ini:
Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Data
Variabel
Kepemimpinan Situasional (X1)
Motivasi Kerja (X2)
Prestasi Kerja Karyawan (Y)

N of
Item
14
12
14

Koefisien
Cronbach Alpha
0,9441
0,9139
0,9712

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data Diolah)

Koefisien reliabilitas mengindikasikan adanya stabilitas skor yang didapatkan
oleh individu, yang merefleksikan adanya proses reproduksi skor. Skor disebut stabil
bila skor yang didapat pada suatu waktu dan pada waktu yang lain hasilnya relatif
sama. Makna lain reliabilitas dalam terminologi stabilitas adalah subjek yang dikenai
pengukuran akan menempati ranking yang relatif sama pada testing yang terpisah
dengan alat tes yang ekuivalen (Thorndike, 2001). Instrumen memiliki tingkat
reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh > 0,60 (Ghozali, 2007 ;
133).

3.8. Model Analisis Data
Model analisis data yang digunakan untuk menganalisis hipotesis pertama
adalah model regresi linier berganda. Analisis regresi linear berganda dapat
digunakan untuk mengukur atau mengetahui, apakah kepemimpinan situasional dan

Universitas Sumatera Utara

motivasi kerja yang merupakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap
prestasi kerja karyawan divisi produksi PT Arun NGL Lhokseumawe sebagai varibel
terikat. Dengan demikian formulasi model analisis dalam penelitian dirumuskan
(Koutsoyiannis, 1981) sebagai berikut:
Yi = βo + β1X1 + β2X2 + e
Dimana:
Y = Prestasi kerja
X1 = Kepemimpinan situasional
X2 = Motivasi kerja
β0 = Intersep atau Konstanta
e = Variabel yang tidak terungkap (error term)
β1, β2 adalah koefisien regresi
Data yang telah dikumpulkan, kemudian dianalisis dan dilakukan pengujian
terhadap hipotesis penelitian. Analisa dan uji hipotesis dilakukan dengan bantuan
program SPSS (Statistic Package for Social Science). Setelah persamaan regresi
diperoleh perlu diadakan interprestasi/analisis arti dari setiap koefisien, yaitu:
a.

Konstanta (β0) menggambarkan besarnya nilai dari variabel Y pada saat variabel
X bernilai nol.

b.

Koefisien β mengukur perubahan didalam Y karena adanya perubahan satu unit
variabel X dengan anggapan nilai dari variabel X lain adalah konstan.
Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisa regresi

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

(1) Menentukan besarnya koefisien korelasi dari persamaan regresi yang telah
dikemukakan
(2) Untuk menguji ada tidaknya pengaruh tersebut baik secara individu maupun
secara bersama dilakukan dengan melakukan serangkaian pengujian, yaitu uji t
atau “t test” dan uji F atau “F test”.
(3) Mencari besarnya nilai determinasi atau R2 yang merupakan koefisien yang
menunjukkan besarnya persentase pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen
3.8.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan,
megolah dan menyajikan data ke dalam bentuk tabel, serta menggambarkan grafik.
Hal ini gunanya untuk meringkas sejumlah besar data ke dalam bentuk yang mudah
dan lengkap. Teknik meringkas informasi yang berupa angka, dimulai dengan
penyusunan tabel distribusi frekuensi. Dalam penelitian ini akan distribusi
frekuensinya akan disusun berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan
responden.
3.8.2. Analisis Regresi Linear Berganda
a. Pengujian Hipotesis Secara Serempak (Uji F)
Uji signifikansi simultan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara serentak
terhadap variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji apakah semua
parameter dalam model penelitian ini sama dengan nol, atau:

Universitas Sumatera Utara

H0 : b1 = b2 = 0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatif (Ha), tidak semua
parameter penelitian ini secara simultan sama dengan nol, atau:
Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0
b. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Uji signifikansi parameter induvidual (uji t) pada dasarnya menunjukkan
berapa jauh pengaruh variabel independen secara induvidual dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji apakah parameter
penelitian ini (b1, b2) sama dengan nol, atau:
H0 : b1, b2 = 0
Artinya, apakah kepemimpinan situasional dan motivasi kerja bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel Prestasi kerja. Hipotesis
alternatif (Ha), parameter penelitian ini (b1, b2) tidak sama dengan nol, atau:
Ha : b1, b2 ≠ 0
Artinya, apakah kepemimpinan situasional dan motivasi kerja merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel prestasi kerja karyawan.
Menurut Kuncoro (2004) cara melakukan uji t adalah Quick look. Bila jumlah
degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%,
maka H0 yang menyatakan bi=0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam
nilai absolut). Dengan kata lain menerima hipotesis alternatif. Membandingkan nilai

Universitas Sumatera Utara

tstatistik dengan titik kritis ttabel; jika nilai tstatistik lebih besar dibandingkan nilai ttabel,
maka menerima hipotesis alternatif.
c. Uji Kesesuaian Model (Uji R2)
Untuk pengujian validitas dari hasil taksiran tersebut digunakan uji koefisien
R2, uji individual t statistik dan uji serempak F statistik dan matrik korelasi. Suatu
perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik

apabila nilai statistiknya

berada pada daerah dimana H0 ditolak. sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai
uji statistiknya berada pada daerah dimana H0 diterima.

3.9. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan evaluasi
terhadap

kemungkinan

pelanggaran

asumsi

klasik,

yakni

normalitas,

heterokedastisitas dan multikolinieritas. Pengujian asumsi klasik hanya dilakukan
untuk menerangkan model pertama.

3.9.1. Uji Normalitas
Untuk mendeteksi normal tidaknya data dapat dilakukan dengan uji nomalitas,
seperti pendapat Santoso (2002) yaitu:
1.

Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Universitas Sumatera Utara

2.

Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak mampu memenuhi asumsi-asumsi
normalitas.

3.9.2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka
terdapat problem multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen. Menurut Santoso, 2000) ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mendeteksi gejala multikolinieritas, yaitu:
(1) Dengan melakukan analisis koefisien korelasi diantara variabel bebasnya,
(misalnya X1 dengan X2). Apabila terdapat koefisien korelasi yang tinggi
misalnya 0,8 atau 0,9 maka dapat diprediksi akan terjadi multikolinieritas bila X1
dan X2 digunakan secara bersama-sama.
(2) Dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF), pedoman
suatu model regresi yang bebas multiko adalah:
a. Mempunyai nilai VIF kurang dari angka 5
b. Mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain

Universitas Sumatera Utara

tetap,

maka

disebut

homokedastisitas,

dan

jika

varians

berbeda

disebut

heteroskedastisitas. Dimana model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas.
Untuk mendeteksi apakah ada atau tidak gejala heteroskedastisitas dapat
menganalisis penyebaran titik-titik yang terdapat pada scatterplot yang dihasilkan
program SPSS dengan dasar pengambilan keputusan menurut Santoso (2000) sebagai
berikut:
(1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point) yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah
terjadi heteroskedastisitas.
(2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka
0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Bila asumsi-asumsi tersebut terpenuhi maka model regresi linear berganda
yang dipergunakan dapat dikatakan memiliki “sifat tak bias linear terbaik” (BLUE =
Best Linear Unbiased Estimator).

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum PT. Arun LNG Lhokseumawe
Sejak 1968, Mobil Oil melakukan kontrak bagi hasil dengan Pertamina untuk
pencarian sumber-sumber minyak dari perut Bumi di darat maupun di lepas pantai.
Tahun 1969, Mobil Oil mulai mengerahkan pencariannya di Aceh dengan fokus
utama di Aceh Utara. Pengeboran yang dilakukan di dekat desa Arun adalah yang
kelima belas kali dilakukan oleh Mobil Oil. Sejak pencarian pertama di lokasi yang

Universitas Sumatera Utara

berindikasi sumber energi sampai titik pengeboran keempat belas di ladang baru yang
tidak dikenal sebelumnya, perusahaan tersebut telah menemukan minyak dan gas
dengan kandungan karbon dioksida yang terlalu tinggi sehingga sulit dikembangkan.
Perusahaan minyak Socony yang pernah beroperasi di Sumatera telah
mendeteksi bahwa di Aceh terdapat kandungan gas yang besar jumlahnya. Atas dasar
itu, pencarian oleh Mobil Oil dikoordinasi Pertamina Unit I dikonsentrasikan di desa
Arun. Desa Arun terletak di Kecamatan Syamtalira, Aceh Utara, yang namanya
digunakan sebagai nama perusahaan gas alam ini. Tanggal 24 Oktober 1971, gas
alam yang terkandung di bawah desa Arun ditemukan dengan perkiraan cadangan
mencapai 17,1 trilyun kaki kubik. Hari itu merupakan hari ke-73 sejak uji eksplorasi
yang dipimpin Bob Graves, pimpinan eksplorasi Mobil Oil di Aceh, dimulai.

Universitas Sumatera Utara

Pada tahun 1972 ditemukan sumber gas alam lepas pantai di ladang North
Sumatra Offshore (NSO) yang terletak di Selat Malaka pada jarak sekitar 107,6 km
dari kilang PT Arun di Blang Lancang. Selanjutnya pada tahun 1998 dilakukan
pembangunan proyek NSO “A” yang diliputi unit pengolahan gas untuk fasilitas
lepas pantai (offshore) dan di PT Arun. Fasilitas ini dibangun untuk mengolah 450
MMSCFD gas alam dari lepas pantai sebagai tambahan bahan baku gas alam dari
ladang arun di Lhoksukon yang semakin berkurang. Tanggal 16 Maret 1974, PT Arun
didirikan sebagai perusahaan operator. Perusahaan ini baru diresmikan oleh Presiden
Soeharto pada tanggal 19 September 1978 setelah berhasil mengekspor kondensat
pertama ke Jepang (14 Oktober 1977).
Gas Arun diperkirakan memiliki cadangan gas yang dapat mensuplai 6 train
plant LNG untuk 20 tahun. Kemampuan ini membuat Pertamina dan Mobil Oil
Indonesia Inc, mulai mengembangkan program produksi, pencairan, pengiriman dan
penjualan LNG dari lapangan gas Arun, dan dengan menggunakan sistem perusahaan
persero, perusahaan tersebut memiliki system pembagian saham operasi sebagai
berikut:
a.

Pertamina : 55 %

b.

Mobil Oil Indonesia : 30 %

c.

Japan Indonesia LNG Company ( JILCO ) : 15 %
Pembangunan 6 unit pengolahan (train) pencairan gas alam di kilang LNG

Arun melalui beberapa tahapan, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

a.

Train 1,2 dan 3 (Arun Project 1) dibangun pada awal tahun 1974 dan selesai pada
akhir tahun 1978 oleh Bechtel Inc.

b.

Train 4 dan 5 (Arun Project II) dibangun Februari 1982 dan selesai pada akhir
tahun 1983 yang dikerjakan oleh Chiyoda

c.

Train 6 (Arun Project III) dibangun pada bulan November 1984 dan selesai pada
September 1986 yang dikerjakan oleh Japan Gas Corporation (JGC)
Pada Februari 1987, kilang LPG yang dinamakan Arun LPG Project dibangun

dan dikerjakan Mobil Oil Inc telah menemukan sumur pertama cadangan gas alam
disebuah desa kecil bernama Arun di kecamatan Syamtalira pada tahun 1971. Sumur
yang merupakan salah satu sumber gas terbesar di dunia ini berlokasi lebih kurang
±30 km disebelah timur Lhokseumawe, NAD. Bertitik tolak pada penemuan tersebut,
maka nama desa tersebut diabadikan sebagai nama kilang gas alam cair yang telah
dikenal di dunia internasional dan merupakan pabrik penghasil gas alam cair di dunia,
yaitu PT. Arun. LNG.
4.1.2. Struktur Organisasi PT. Arun
Sistem organisasi PT. Arun pada saat ini masih dalam perubahan yaitu proses
restrukturisasi organisasi melalui Work Process Reengineering. Pada saat PT. Arun
melaksanakan kegiatan program perubahan terhadap organisasi yang lama dengan
melibatkan pihak-pihak yang terkait seperti Cambridge Management Consulting,
konsultan yang ditunjuk PT.Arun, Change Management Team, anggota manajemen
PT. Arun (Manager and Superintendent), Task Force. Perubahan yang dilakukan
tersebut saat ini memasuki fase pemeliharaan dan pemantapan. Sebelum organisasi

Universitas Sumatera Utara

baru dikembangkan mereka menetapkan prinsip-prinsip pengembangan organisasi
baru. Pengembangan organisasi baru bertujuan untuk penyederhanaan proses kerja.
Pimpinan tertinggi organisasi PT. Arun adalah President Director (PD) yang
berkantor di Jakarta. Sedangkan PT. Arun plant site dipimpin oleh seorang Vice
President Director (VPD). VPD PT. Arun melapor kepada PD. VPD PT. Arun
membawahi tiga divisi :
1.

Production Division (Divisi I)

2.

Plant Operation Support Division (Divisi II)

3.

Service and Development Division (Divisi III)

Dan membawahi tiga bagian yaitu :
1.

CIT (Continous Improvement Team)

2.

Bagian Public Relations

3.

Bagian Finance and Accounting
Sementara General Auditor secara struktur organisasi bertanggung jawab

langsung ke President Director di Jakarta, tetapi karena General Auditor yang
berkantor di plant site maka secara tidak langsung General Auditor tetap secara
pelaporan dan pengawasan di bawah Vice President Director (VPD).
1.

Production Division
Tugas utama divisi production adalah mengolah gas alam menjadi gas
alam cair (LNG) serta merencanakan produk LNG dan kondensat, menyimpan
LNG dan kondensat, mengapalkan ke tujuan serta mencegah terjadinya kerugian
perusahaan. Divisi ini membawahi empat bagian yaitu:

Universitas Sumatera Utara

a. Bagian LNG/ NSO Process.
b. Bagian Utilities.
c. Bagian Storage / Loading & Shipping.
d. Bagian Fire and Safety Healty Enviromental.
2.

Plant Operation Support Division
Divisi ini mengemban tugas utama untuk pemeliharaan sarana dan
prasarana kerja yang terkait dengan pemrosesan gas alam menjadi gas alam cair
(LNG) dan kehidupan keluarga di perumahan perusahaan (Community). Divisi
ini membawahi empat bagian, yaitu:
a. Bagian Maintenance Support.
b. Bagian Plant Area Maintenance.
c. Bagian Technical and Engineering Services.
d. Bagian Supply Chain.

3.

Service and Development Division
Divisi ini mengemban tugas utama untuk memberikan pelayanan dalam
bidang kepegawaian, fasilitas, sarana dan prasarana kerja. Divisi ini bertugas
untuk mendukung pelaksanaan tugas divisi lain dengan menyediakan sumber
daya yang diperlukan. Divisi ini membawahi tiga bagian, yaitu:
a. Bagian HR.
b. Bagian Facilities Service.
c. Bagian Legal Affairs.

4.

Public Relation Section

Universitas Sumatera Utara

Bagian ini bertugas menangani hal-hal yang berhubungan dengan
kepentingan masyarakat. Bagian ini mengkomunikasikan kebijakan dan kegiatan
PT. Arun kepada masyarakat melalui media cetak dan elektronik. Bagian ini juga
menangani tamu-tamu perusahaan yang berkunjung ke PT. Arun LNG..
5.

Finance and Accounting Section
Bagian ini bertugas menangani administrasi keuangan perusahaan seperti
membayar invoice, gaji pegawai, bonus dan tunjangan-tunjangan. Seksi ini juga
menangani pembayaran pajak perusahaan dan pegawai. Pajak pegawai dipotong
langsung dari gaji bulanan. Bagian ini juga bertugas membuat laporan keuangan
setiap bulan dan pada akhir tahun.

6.

Continous Improvement Section
Continous Improvement Team Section ini melakukan evaluasi terhadap
perubahan organisasi dan melakukan pengembangan organisasi perusahaan pada
masa yang akan datang. Berdasarkan kriteria atau standart yang telah ditetapkan
oleh manajemen puncak untuk masa yang akan datang.

7.

General Audit Section
Bagian ini bertanggung jawab untuk memeriksa aliran keuangan dan
kewajaran pemakaian setiap asset atau harta benda milik perusahaan yang
dipakai untuk keperluan proses kilang maupun keperluan administrasi di kantor
PT. Arun LNG.

4.1.3. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Universitas Sumatera Utara

Kilang Arun pada awal operasinya hanya memproduksi LNG yang
mengandung komponen dominan Metana (CH4), Etana (C2H6), Propana (C3H8) dan
Butana (C4H10) sedangkan fraksi berat lainnya diolah untuk menghasilkan
kondensat. Sebagai langkah perluasan produksi dan pengembangan usaha, PT. Arun
melakukan diversifikasi produk dengan memanfaatkan unsure-unsur

Propana

(C3H8) dan Butan (C4H10) yang mempunyai nilai jual yang lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai jual kondensat, unsur tersebut dikenal dengan nama LPG
yang merupakan hasil penggabungan dari kedua unsur propan dan butan. Sehingga
diharapkan dapat menambah hasil devisa negara dan memaksimalkan sisa hasil
proses produksi di samping produksi utama.
Kemudian dilakukan studi dan penelitian terhadap kilang dan komposisi gas
alam, agar diversifikasi produk yang dilakukan tidak mengganggu mutu dan jumlah
produksi LNG serta suplai media pendingin untuk kilang. Dengan hasil penelitian
yang positif maka dibuatlah Master Plant, yaitu pembangunan kilang LPG yang
disponsori oleh Pertamina dan para investor asing sekaligus konsumen yang berasal
dari negara Jepang pada tanggal 15 Juli 1986. Pembangunan kilang LPG dimulai
pada tanggal 24 Febuari 1987 berdasarkan kontrak yang telah disepakati Pertamina
dengan JGC, sebagai kontraktor utama di bawah supervisi PLLP (Pertamina LNGLPG Project) dan pembangunannya tepat berdampingan dengan kilang LNG yang
sudah ada.
Pembangunan dilakukan dengan 3 tahap, Pembangunan pertama dimulai akhir
Febuari 1987 dan selesai bulan Juni 1988. Tahap kedua selesai bulan Oktober 1988

Universitas Sumatera Utara

dan tahap ketiga selesai pada bulan Desember 1988. Pengapalan pertama produk LPG
dilakukan pada tanggal 2 Agustus 1988 ke negara tujuan Jepang. Sejak tahun 1996
LPG tidak diproduksi lagi akibat minimnya pasokan gas dan alasan ekonomis
lainnya.

4.2. Karakteristik Responden
Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuisioner. Adapun
jumlah pernyataan adalah 40 butir pernyataan yang terdiri dari 14 butir untuk variabel
kepemimpinan situasional (X1), 12 butir untuk variabel motivasi kerja (X2), dan 14
lagi untuk variabel prestasi kerja karyawan (Y). sebagaimana tujuan dari penelitian
ini, kuisioner disebar kepada responden berisikan pernyataan-pernyataan mengenai
pengaruh kepemimpinan situasional dan motivasi kerja terhadap prestasi kerja
karyawan pada Divisi Produksi PT Arun NGL Lhokseumawe yang dapat dijelaskan
oleh setiap variabel.

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan karakteristik menurut Jenis Kelamin akan dilihat distribusi
karyawan PT. Arun di bidang produksi yang laki-laki dan perempuan, yang hasilnya
apat dilihat pada Tabe 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1. Karakteristik Reponden Berdasarkan Jenis Kelamin

Universitas Sumatera Utara

No

Frekuensi
Orang
Persen
63
91,3
6
8,7
69
100

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah

1
2

Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kebanyak responden berjenis
kelamin laki-laki yaitu 63 orang (91,3%), sedangkan perempuan sebanyak 6 orang
(8,7%). Ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan perusahaan untuk
memperkerjakan laki-laki dikarenakan laki-laki mempunyai kesempatan dan peran
yang lebih besar dalam menyelesaikan pekerjaan, walaupun zaman sekarang tidak
ada lagi perbedaan masalah gender.
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dikalsifikasikan seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 4.2:

Tabel 4.2. Karakteristik Reponden Berdasarkan Umur
No
1
2
3

Umur
37 - 42 tahun
43 – 48 tahun
51 – 53 tahun
Jumlah

Frekuensi
Orang
Persen
22
31,9
33
47,8
14
20,3
69
100

Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data diolah)

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kebanyak responden berumur 37
sampai dengan 42 tahun sebanyak 22 orang (31,9%), yang berumur 43 sampai dengan 48
tahun sebanyak 33 orang (47,8%), dan yang berumur 51 sampai dengan 53 tahun sebanyak
14 orang (20,3%). Dilihat dari tabel distribusi diatas terlihat bahwa karyawan yang berkerja
di bidang produksi PT. Arun NGL Lhokseumawe relatif masih dalam usia produktif. Ini
menandakan bahwa karyawan tersebut masih memiliki kemampuan fisik untuk melaksanakan
kegiatan proses produksi, sehingga perusahaan dapat menghasilkan hasil produksi yang
maksimal.

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir pada divisi produksi
PT. Arun NGL Lhokseumawe dapat dikalsifikasikan seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 4.3:

Tabel 4.3. Karakteristik Reponden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No
1
2
3

Pendidikan
Terakhir
SMA
Diploma/Akademi
Sarjana
Jumlah

Frekuensi
Orang
54
9
6
69

Persen
78,3
13
8,7
100

Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data diolah)

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa responden didominasi oleh lulusan
SMA sebanyak 54 orang (78,3%), tamatan Diploma/Akademi sebanyak 9 orang
(13%), dan lulusan Sarjana sebanyak 6 orang (8,7%). Pengambilan keputusan
perusahaan untuk memperkerjakan karyawan yang berpendidikan lulusan Sekolah
Menengah

ini

disebabkan

tingkat

pendidikan

yang

relatif

lebih

rendah

memungkinkan perusahaan mengeluarkan biaya relatif lebih rendah (karena gaji
relatif lebih rendah dari luluasn perguruan tinggi) dan di divisi produksi tidak terlalu
menuntut keahlian dibidang akademik tetapi lebih kepada keahlian (skill) yang
dimiliki karyawan.

4.3. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif ini merupakan analisis terhadap variabel
kepemimpinan situasional dan motivasi kerja terhadap prestasi kerja karyawan,
dimana untuk melakukan analisis akan dilakukan berdasarkan dari hasil pernyataan
responden pada masing-masing pernyataan di setiap variabel. Penelitian ini
mengamati variabel terikat yaitu Prestasi Kerja Karyawan (Y) dan mengamati
variabel bebas yaitu: Kepemimpinan Situasional (X1) dan Motivasi Kerja (X2).
Masing-masing variabel indikatornya dituangkan ke dalam pernyataan-pernyataan
yang dibuat dalam skala ordinal untuk memasukkan kategori dari jawaban responden
terhadap pernyataan yang diajukan.
4.3.1. Jawaban Responden Mengenai Kepemimpinan Situasional

Universitas Sumatera Utara

Analisis statistik deskriptif terhadap variabel kepemimpinan situasional akan
dilakukan dari hasil pernyataan responden mengenai kepemimpinan manajer
produksi. Hasil pernyataan responden dapat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Jawaban Responden Mengenai Kepemimpinan Situasional
Indikator Penelitian
No

Pernyataan

1

Manajer
produksi
mampu
mengelola konflik yang terjadi
antar karyawan
Manajer
produksi
memberi
kesempatan kepada karyawannya
untuk mendiskusikan
masalah
masalah dengannya.
Manajer
produksi
mampu
mengkoordinasikan situasi kerja
dengan kondisi karyawan
Manajer
produksi
selalu
mengkoordinasikan tugas sebelum,
sedang dan sesudah pekerjaan
tersebut dilaksanakan.
Manajer
produksi
mampu
menjelaskan
dan
memberikan
arahan kepada bawahan secara jelas
dan
spesifik
tentang
apa,
bagaimana, dimana dan kapan yang
harus dikerjakan
Manajer
produksi
mampu
mengarahkan setiap tugas karyawan
guna mengelola kinerjanya yang
didasarkan
pada
tingkat
dan
kemampuan
kematangan
karyawan
Manajer produksi mampu menjaga
hubungan baik dengan bawahan
Manajer produksi menunjukkan
sikap bersahabat
Manajer
produksi
selalu
mengikutsertakan bawahan dalam
setiap diskusi/pertemuan
Manajer produksi selalu meminta
pendapat atau saran bawahan dalam
setiap pengambilan keputusan.
Manajer produksi memberikan
kemudahan dalam berinteraksi

2

3

4

5

6

7
8
9

10

11

SS
F
%

Frekuensi Pendapat Responden
S
R
TS
F
%
F
%
F
%

STS
F %

16

23,19

39

56,52

14

20,29

-

-

-

-

34

49,28

17

24,64

17

24,64

1

1,45

-

-

16

23,19

39

56,52

14

20,29

-

-

-

-

16

23,19

39

56,52

14

20,29

-

-

-

-

25

36,23

32

46,38

12

17,39

-

-

-

-

25

36,23

32

46,38

12

17,39

-

-

-

-

17

24,64

35

50,72

16

23,19

1

1,45

-

-

15

23,19

38

55,07

15

21,74

-

-

-

-

24

34,78

33

47,83

11

15,94

1

1,45

-

-

26

37,68

21

30,43

21

30,43

1

1,45

-

-

23

33,33

26

37,68

20

28,99

-

-

-

-

Universitas Sumatera Utara

12

antara bawahan dengan dirinya
Manajer produksi menyediakan
sarana
atau
fasilitas
guna
memudahkan
bawahan
dalam
berinteraksi

17

Manajer
produksi
menghargai
setiap pendapat yang diberikan oleh 16
bawahannya
14 Manajer produksi
membuka
komunikasi dua arah dan secara
aktif mendengarkan setiap pendapat
16
bawahan guna pencapaian tujuan
perusahaan ke depan yang lebih
baik
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data diolah)

24,64

37

53,62

15

21,74

-

-

-

-

23,19

39

56,52

14

20,29

-

-

-

-

23,19

39

56,52

14

20,29

-

-

-

-

13

Tabel 4.4 menjelaskan bahwa manajer produksi mampu mengelola konflik
yang terjadi antar karyawan sangat disetujui oleh 16 orang (23,19%), yang
menyetujui oleh 39 orang (56,52%), dan yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 14
orang (20,29%). Sementara tanggapan mengenai manajer produksi member
kesempatan kepada karyawannya untuk mendiskusikan masalah masalah dengannya
disetujui oleh 17 orang (24,64%), sangat disetujui oleh 34 orang (49,28%), dan raguragu sebanyak 17 orang (24,64%), dan tidak ragu sebanyak 1 orang (1,45%). Ini
menunjukkan bahwa karyawan mengharapkan adanya sikap pimpinan yang bisa
bersikap bijak dalam mengatasi setiap konflik yang terjadi antar karyawan, sehingga
apapun masalahnya dapat diselesaikan dengan baik
Tanggapan mengenai manajer produksi mampu mengkoordinasikan situasi
kerja dengan kondisi karyawan sangat disetujui oleh 16 orang

(23,19%), yang

menyetujui sebanyak 39 orang (56,52%), dan ragu-ragu sebanyak 14 orang (20,29%).
Sedangkan tanggapan mengenai manajer produksi selalu mengkoordinasikan tugas

Universitas Sumatera Utara

sebelum, sedang dan sesudah pekerjaan tersebut dilaksanakan sangat disetujui oleh 16
orang (23,19%), yang menyetujui sebanyak 39 orang (56,52%) dan yang ragu-ragu
sebanyak 14 orang (20,29%). Ini membuktikan bahwa karyawan menginginkan
adanya koordinasi pekerjaan dengan manajernya, sehingga apapun masalahnya dapat
diselesaikan dengan baik.
Manajer produksi mampu menjelaskan dan memberikan arahan kepada
bawahan secara jelas dan spesifik tentang apa, bagaimana, dimana dan kapan yang
harus dikerjakan disetujui oleh 32 orang (46,38%), yang sangat menyetujui sebanyak
25 orang (36,23%), dan yang ragu-ragu sebanyak 12 orang (17,39). Manajer produksi
mampu mengarahkan setiap tugas karyawan guna mengelola kinerjanya yang
didasarkan pada tingkat kematangan dan kemampuan karyawan disetujui oleh 32
orang (46,38%), yang sangat menyetujui sebanyak 25 orang (36,23%), dan yang
ragu-ragu sebanyak 12 orang (17,39). Besarnya jawaban responden terhadap
indikator memberikan arahan yang spesifik, membuktikan bahwa karyawan
menginginkan setiap pekerjaan yang dibebankan sesuai dengan kemampuan dan
tanggungjawabnya, sehingga tidak tumpang tindih pekerjaan.
Pernyataan mengenai manajer produksi mampu menjaga hubungan baik
dengan bawahan, disetujui oleh 35 orang (50,72%), yang sangat menyetujui sebanyak
17 orang (24,64%),, yang ragu-ragu sebanyak 16 orang (23,19%), dan yang tidak
setuju sebanyak 1 orang (1,45%). Manajer produksi menunjukkan sikap bersahabat
sangat disetujui oleh 15 orang (23,19%), disetujui oleh 38 orang (55,07%), dan
selebihnya 15 orang (21,74%) menyatakan ragu-ragu. Persetujuan karyawan

Universitas Sumatera Utara

mengenai pernyataan ini diharapkan adanya hubungan yang baik dan harmonis serta
terjalinnya komunikasi dua arah, sehingga karyawan dapat mengkomunikasikan apa
saja dengan atasanya menyangkut masalah yang dihadapinya di lapangan.
Manajer

produksi

selalu

mengikutsertakan

bawahan

dalam

setiap

diskusi/pertemuan disetujui oleh 33 orang (47,83%), yang sangat menyetujui
sebanyak 24 orang (34,64%), yang ragu-ragu sebanyak 11 orang (15,94%), dan yang
tidak setuju sebanyak 1 orang (1,45%). Manajer produksi selalu meminta pendapat
atau saran bawahan dalam setiap pengambilan keputusan disetujui oleh 21 orang
(30,43%), yang sangat menyetujui sebanyak 26 orang (37,68%), dan yang ragu-ragu
sebanyak 21 orang (30,43%), selebihnya 1 orang (1,45%) menyatakan tidak setuju
dengan pernyataan tersebut. Besaran jawaban persetujuan ini menunjukkan bahwa
karyawan sangat mengharapkan dirinya dapat terlibat dalam bentuk apapun pada
setiap pengambilan keputusan yang dilakukan manajer yang menyangkut dengan
pekerjaan dan tanggung jawabnya.
Pernyataan mengenai Manajer produksi memberikan kemudahan dalam
berinteraksi antara bawahan dengan dirinya, disetujui oleh 26 orang (37,68%), yang
sangat menyetujui sebanyak 23 orang (33,33%), yang ragu-ragu sebanyak 20 orang
(28,99%). Manajer produksi menyediakan sarana atau fasilitas guna memudahkan
bawahan dalam berinteraksi, disetujui oleh 37 orang (53,62%), yang sangat
menyetujui sebanyak 17 orang (24,64%), yang ragu-ragu sebanyk 15 orang (21,74%).
Besaran persetujuan ini menunjukkan adanya kemudahan dalam berinteraksi antara

Universitas Sumatera Utara

karyawan dengan manajer, ini gunanya untuk memudahkan karyawan dalam
menyampaikan setiap keluhan dan saran.
Pernyataan mengenai Manajer produksi menghargai setiap pendapat yang
diberikan oleh bawahannya, disetujui oleh 39 orang (56,52%), yang sangat
menyetujui sebanyak 16 orang (23,19%), dan yang ragu-ragu sebanyak 14 orang
(20,29%). Manajer produksi

membuka komunikasi dua arah dan secara aktif

mendengarkan setiap pendapat bawahan guna pencapaian tujuan perusahaan ke depan
yang lebih baik, disetujui oleh 39 orang (56,52%), yang sangat menyetujui sebanyak
16 orang (23,19%) dan selebihnya 14 orang (20,29%) menyatakan keraguannya.
Besarnya nilai persetujuan terjadap indikator menyimak pendapat bawahan, ini
menjelaskan bahwa karyawan sangat berharap setiap apa yang disampaikannya
didengar dan dipertimbangkan oleh manajer.
4.3.2. Jawaban Responden Mengenai Motivasi Kerja
Jawaban responden mengenai motivasi kerja yang diterima oleh setiap
karyawan PT. Arun divisi Produksi seperti yang dijelaskan oleh Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Jawaban Responden Mengenai Motivasi Kerja
Indikator Penelitian
No

Pernyataan

1

Keinginan
Bapak/Ibu
untuk
memperoleh penghargaan
Penghargaan
yang
diberikan
perusahaan sebagai bukti keberhasilan
Bapak/Ibu
dalam
melaksanakan
pekerjaan
Keinginan Bapak/Ibu untuk memberi
konstribusi yang berguna
Bapak/Ibu
selalu
memberikan
konstribusi ketika mengetahui adanya

2

3
4

SS
F
%

Frekuensi Pendapat Responden
S
R
TS
F
%
F
%
F %

STS
F %

16

23,19

37

53,62

16

23,19

-

-

-

-

15

21,74

38

55,07

16

23,19

-

-

-

-

18

26,09

35

50,72

16

23,19

-

-

-

-

15

21,74

38

55,07

16

23,19

-

-

-

-

Universitas Sumatera Utara

kekurangan/kelemahan
pencapaian tujuan perusahaan
5

6
7

8

9
10

11
12

dalam

Bapak/Ibu
berkeinginan
untuk
pencapaian prestasi kerja yang lebih
tinggi
Keinginan Bapak/Ibu akan prestasi
dalam setiap pekerjaan
Keinginan
Bapak/Ibu
untuk
memperhatikan pada masa yang akan
dating
Adanya keinginan pada diri Bapak/Ibu
mengenai kontinuitas pekerjaan di
masa yang akan datang
Bapak/Ibu berani menghadapi risiko
kerja yang laksanakan
Bapak/Ibu mampu melaksanakan
pekerjaannya selama ini meskipun
terkadang mengandung risiko yang
besar
Keinginan
Bapak/Ibu
untuk
bertanggung jawab
Bapak/Ibu mau bertanggung jawab
terhadap keputusan-keputusan
dan
memecahkan masalah dengan cepat
dan tepat.

15

21,74

39

56,52

15

21,74

-

-

-

-

20

28,99

31

44,93

18

26,09

-

-

-

-

15

21,74

40

57,97

14

20,29

-

-

-

-

20

28,99

30

43,48

19

27,54

-

-

-

-

12

17,39

32

46,38

25

36,23

-

-

-

-

26

37,68

33

47,83

10

14,49

-

-

-

-

20

28,99

41

59,42

8

11,59

-

-

-

-

18

26,09

37

53,62

14

20,29

-

-

-

-

Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.5 menjelaskan Keinginan Bapak/Ibu untuk memperoleh
penghargaan sangat disetujui oleh 16 orang (23,19%), yang menyetujui oleh 37 orang
(53,62%), dan yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 16 orang (23,19%). Sementara
tanggapan mengenai Penghargaan yang diberikan perusahaan sebagai bukti
keberhasilan Bapak/Ibu dalam melaksanakan pekerjaan disetujui oleh 38 orang
(55,07%), sangat disetujui oleh 15 orang (21,74%), dan ragu-ragu sebanyak 16 orang
(23,19%).

Besaranya nilai persetujuan ini membuktikan bahwa karyawan ada

pengharapan untuk dihargai setiap pekerjaan yang sudah dilakukannya, ini akan
memberikan konstribusi terhadap motivasinya yang akhirnya akan meningkatkan
prestasi kerjannya.

Universitas Sumatera Utara

Tanggapan mengenai Keinginan Bapak/Ibu untuk memberi konstribusi yang
berguna sangat disetujui oleh 15 orang (21,09%), yang menyetujui sebanyak 35
orang (50,72%), dan ragu-ragu sebanyak 16 orang (23,19%). Sedangkan tanggapan
mengenai Bapak/Ibu selalu memberikan konstribusi ketika mengetahui adanya
kekurangan/kelemahan dalam pencapaian tujuan perusahaan sangat disetujui oleh 15
orang (21,74%), yang menyetujui sebanyak 38 orang (55,07%) dan yang ragu-ragu
sebanyak 16 orang (23,19%). Besarnya nilai persetujuan responden ini menunjukkan
bahwa dengan adanya motivasi dari keryawan, maka karyawan akan terus berusaha
memberikan konstribusi yang baik dan berguna untuk kelangsungan hidup
perusahaan.
Bapak/Ibu berkeinginan untuk pencapaian prestasi kerja yang lebih tinggi
disetujui oleh 39 orang (56,52%), yang sangat menyetujui sebanyak 15 orang
(21,74%), dan yang ragu-ragu sebanyak 15 orang (21,