this PDF file PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA PESERTA DIDIK KELAS VII D SEMESTER II SMP NEGERI 3 BREBES TAHUN PELAJARAN 20162017 | Munir

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR MATERI INTERAKSI MAKHLUK
HIDUP DENGAN LINGKUNGAN MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED
LEARNING (PjBL) PADA PESERTA DIDIK
KELAS VII D SEMESTER II SMP NEGERI 3
BREBES TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Siti Munirohatin
SMP N 3 Brebes
Alifmuti@yahoo.co.id

Abstrak
Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimanakah
aktivitas dan peningkatan hasil belajar peserta didik kelas
VIID SMP Negeri 3 Brebes. Desain penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas yang terdiri atas 2 siklus. Hasil
belajar peserta didik mengalami peningkatan rata-rata
sebesar 5,72 dari nilai rata-rata sebesar 78,26 pada siklus I
menjadi 85,53 pada siklus II sedangkan ketuntasan belajar
sebesar 11,77 % dari 79,41 % pada siklus I menjadi sebesar

91,18 % pada siklus II.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Project based learning (PjBL),
Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan.

Abstract
The formulation of the problem in the research is how the
activity and improvement of learning outcomes of students of

Sulasfiana Alfi Raida

class VIID SMP Negeri 3 Brebes. The design of this study is a
classroom action research consisting of 2 cycles. Student
learning outcomes have an average increase of 5.72 from the
average value of 78.26 in the first cycle to 85.53 in cycle II
while the learning completeness of 11.77% of 79.41% in cycle
I to be equal to 91,18% in cycle II.
Keywords: Learning Outcomes, Project based learning
(PjBL), Interaction of Living Beings with the Environment.

A. PENDAHULUAN

Pembelajaran IPA Terpadu SMP Kelas VII semester 2, salah
satu Kompetensi Dasar pengetahuannya 3.7 Menganalisis interaksi
antara makhluk hidup dan lingkungannya serta dinamika populasi
akibat interaksi tersebut. Materi tersebut juga menekankan pada
ranah ketrampilan yakni 4.7 Menyajikan hasil pengamatan
terhadap interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya,
sehingga guru harus mencoba memberikan kegiatan ranah
psikomotor yang dapat mendekatkan peserta didik secara langsung
melalui aplikasi sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian guru perlu merencanakan kegiatan pembelajaran dengan
matang agar dapat menciptakan suasana belajar peserta didik
menjadi lebih aktif dan dapat menumbuhkan keterlibatan peserta
didik secara langsung.
Dari tahun ke tahun proses pembelajaran materi tersebut
masih mengandalkan kegiatan konvensional yaitu ceramah. Selain
ceramah, kegiatan belajar mengajar yang terlihat adalah mencatat
materi dari guru. Di sisi lain peserta didik belum terbiasa
berdiskusi, bertanya, menjawab pertanyaan guru, praktikum, dan
membuat proyek. Hanya sekitar 25% guru yang mencoba
melakukan metode lain seperti praktikum, sehingga masih rendah

dalam aktivitas peserta didiknya.
Rendahnya aktivitas peserta didik dalam proses
pembelajaran di kelas berimplikasi pada keterampilan proses dan
hasil belajarnya. Proses pembelajaran yang miskin inovatif ini
menyebabkan peserta didik menjadi pasif, tidak termotivasi dan
minat terhadap kegiatan proses pembelajarannya pun rendah.
Vol.1 No.1 2017

79

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY...

Proses pembelajaran seperti ini mengakibatkan ruh konsep
interaksi makhluk hidup dengan lingkungan kurang tercerna
secara utuh bagi peserta didik, peserta didik kurang aktif dalam
pembelajaran, akibatnya banyak peserta didik belum mencapai
KKM. Berdasarkan tes awal terhadap kelas VIID diperoleh data
bahwa dari 34 peserta didik yang nilai pengetahuannya tuntas
hanya 21 peserta didik atau sekitar 61,7%, dengan KKM mapel 76.
Kondisi seperti ini tentu saja harus segera dicari solusinya.

Guru harus mampu mengemas kegiatan pembelajaran menjadi
kegiatan yang lebih menarik. Kurikulum 2013 memberikan
mandat guru untuk mengemas proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik
menggunakan beberapa model pembelajaran kontekstual antara
lain model pembelajaran berbasis proyek (project based learning)).
Berdasarkan model tersebut, maka pengetahuan yang dimiliki
oleh peserta didik didapatkan dengan proses penemuan. Sehingga
guru hendaknya mendesain pembelajaran yang merangsang
peserta didik melakukan kegiatan penemuan seperti eksperimen,
proyek, dan observasi.
Selanjutnya Yunus (2014) mendefenisikan model project
based learning sebagai model pembelajaran yang secara langsung
melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran melalui
kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu
proyek pembelajaran tertentu.
Berdasarkan karakteristik model project based learning di
atas, maka diharapkan efektif untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar kognitif peserta didik sehingga peneliti mengambil
judul peningkatan aktivitas dan hasil belajar materi interaksi

makhluk hidup dengan lingkungan melalui model pembelajaran
project based learning (PjBL) pada peserta didik kelas VIID
semester 2 SMP Negeri 3 Brebes tahun pelajaran 2016/2017
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan
pokok penelitian ini adalah (1) bagaimana proses pembelajaran
materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan dengan
menggunakan model pembelajaran project based learning,(2)
bagaimanakah aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran
menggunakan model project based learning pada materi interaksi
80

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

Sulasfiana Alfi Raida

makhluk hidup dengan lingkungan (3)seberapa
besar
peningkatan hasil belajar peserta didik melalui model
pembelajaran project based learning pada materi interaksi
makhluk hidup dengan lingkungan

tujuan penelitian ini adalah (1) mendiskripsikan proses
pembelajaran materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan
dengan menggunakan model pembelajaran project based learning.
(2) mendiskripsikan aktivitas belajar peserta didik dalam
pembelajaran menggunakan model project based learning pada
materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan (3)
mendiskripsikan peningkatan hasil belajar peserta didik melalui
model pembelajaran project based learning pada materi interaksi
makhluk hidup dengan lingkungan.
Manfaat Penelitian (1) bagi peserta didik diharapkan
tumbuhnya motivasi untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran sehingga hasil belajar juga dapat meningkat. (2)
bagi guru, digunakan sebagai salah satu bahan pembelajaran dan
digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan aktivitas,
keterampilan proses, sikap ilmiah, dan hasil belajar kognitif.(3)
bagi sekolah, untuk memberi masukan dalam mengambil
kebijakan terkait dengan model pembelajaran yang digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMPN 3 Brebes yang berlokasi

di Jalan Gajah Mada No. 38 kecamatan Brebes kabupaten Brebes,
dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2016/ 2017
selama 3 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Maret 2017.
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII D SMP
Negeri 3 Brebes Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 34
peserta meliputi 15 laki-laki dan 19 perempuan.
Sumber data diperoleh dari (1) Data primer, yaitu data
yang diperoleh dari peserta didik, berupa nilai tes tertulis peserta
didik dan nilai kinerja dalam bentuk laporan tugas kelompok. Pada
tiap siklus dilakukan satu tes dan peserta didik mengumpulkan
laporan tugas kelompok, (2) Data sekunder, yaitu data yang
diperoleh dari pengamatan peneliti dan kolaborator,
Vol.1 No.1 2017

81

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY...

berupa hasil diskusi dengan kolaborator yang dituangkan dalam
tiap-tiap siklus.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
teknik penilaian tes tertulis dan non tes berupa penilaian unjuk
kerja. Teknik penilaian tertulis dilakukan pada akhir pelajaran,
siswa diminta mengerjakan soal tes. Teknik penilaian non tes
berupa penilaian unjuk kerja dilakukan dengan teknik pengamatan
atau observasi terhadap motivasi belajar peserta didik. dan
penilaian terhadap laporan hasil Tugas.
Analisis data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk
analisis kualitatif dengan metode pemaparan secara deskriptip
komparatif, yakni mendeksripsikan semua temuan dalam
penelitian disertai dengan data-data kuantitatif yang dianalisis
secara sederhana (persentase).
Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini
adalah (a) Terlaksananya proses pembelajaran pada materi
interaksi makhluk hidup dengan lingkungan melalui pembelajaran
model PjBL sesuai yang direncanakan. (b) Banyaknya peserta
didik yang aktif dalam proses pembelajaran yang ditandai
besarnya prosentasi aktivitas belajar > 50% . (c) Banyaknya
peserta didik yang memperoleh nilai hasil peserta didik di atas
KKM (nilai ≥ 75) pada materi interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan adalah ≥ 75 %.
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri
dari empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Perencanaan penelitian ini dilaksanakan
sebagai berikut (a) Menyusun instrumen penelitian berupa
perangkat pembelajaran meliputi silabus, RPP, menetukan lokasi
observasi, alat evaluasi hasil belajar. (b) Membagi kelompok
secara heterogen berdasarkan kemampuan peserta didik.(c)
Menyiapkan bahan- bahan pelaksanaan penelitian.
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 24, 25, dan 31 Januari
2017. Pertemuan pertama berupa eksplor materi komponenkomponen ekosistem. Pertemuan kedua digunakan pembuatan
produk akuarium mini. Pertemuan ketiga untuk kegiatan pos tes
siklus I. Observasi pembelajaran digunakan untuk merekam

82

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

Sulasfiana Alfi Raida


kejadian yang muncul dalam proses pembelajaran yang berkaitan
dengan interaksi guru dengan peserta didik, interaksi antar
peserta didik serta respon peserta didik terhadap model
pembelajaran yang digunakan. Data observasi diperoleh melalui
lembar observasi, catatan harian guru. Sedangkan tes digunakan
untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada materi
ekosistem. Refleksi digunakan untuk mengetahui kendala yang
dihadapi selama pelaksanaan dalam rangka meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 7, 8 dan 11 Februari
2017 Pertemuan pertama berupa eksplor materi interaksi antar
makhluk hidup. Pertemuan kedua digunakan pembuatan produk
berupa charta rantai dan jaring-jaring makanan. Pertemuan ketiga
untuk kegiatan pos tes siklus II. Pembelajaran menggunakan
model pembelajaran yang sama seperti siklus I sekaligus untuk
mengetahui peningkatan perbaikan terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus I. Refleksi
dilakukan dengan menganalisis tes hasil belajar dan hasil
observasi yang dilakukan pada siklus I.
C. PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan data tes awal sebelum dilakukan tindakan hasil
belajar peserta didik rendah. Nilai terendah yang diperoleh
peserta didik adalah 57, nilai tertinggi adalah 85, sedangkan nilai
rata-rata yang diperoleh peserta didik adalah 72,41 sementara
Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) adalah 76. Data jelas
menunjukkan peserta didik yang telah tuntas sebanyak 21 orang
atau hanya 61,76 % peserta didik yang tuntas. Adapun rekap
hasil ulangan harian kondisi awal disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut.

Vol.1 No.1 2017

83

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY...

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Tes Peserta Didik Sebelum
Penelitian
No
1.
2.
3.
4.

Hasil Tes
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata nilai tes
Ketuntasan klasikal

Data Awal
85
57
72,41
61,76 %

Prosedur Tindakan Siklus 1
Perencanaan (Planning)
Perencanaan penelitian ini dilakukan persiapan pada awal
bulan Januari 2017. Perencanaan ini merupakan langkah awal
yang dilakukan peneliti setelah memahami masalah-masalah yang
dihadapi peserta didik dan melihat kondisi pembelajaran di kelas.
Pada tahap ini dilakukan perencanaan antara lain : Menyusun
instrumen penelitian berupa perangkat pembelajaran meliputi
silabus, RPP, menentukan lokasi observasi, alat evaluasi hasil
belajar, membagi kelompok secara heterogen berdasarkan
kemampuan siswa, menyiapkan alat dan bahan untuk pelaksanaan
praktik dan proyek.
Pelaksanaan (Akting)
Siklus I dilaksanakan tanggal 24, 25, dan 31 Januari 2017.
Pertemuan pertama berupa eksplor materi komponen-komponen
ekosistem. Pertemuan kedua digunakan pembuatan produk
akuarium mini. Pertemuan ketiga untuk kegiatan pos tes siklus I.
Tahapan pelaksanaan terdiri dari pendahuluan, kegiatan
inti, dan penutup. Guru menyampaikan salam pembuka dan
menanyakan presensi peserta didik , kemudian menyampaikan
tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik akan
pentingnya materi yang akan disampaikan. Guru menjelaskan
langkah-langkah tentang kegiatan eksplorasi materi komponenkomponen ekosistem. Guru menjelaskan materi tersebut melalui
diskusi kelas, peserta didik mencatat hal-hal penting berkenaan
dengan materi dan menanyakan hal-hal yang belum diketahuinya.
84

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

Sulasfiana Alfi Raida

Setelah pengamatan eksplorasi materi pada pertemuam
selanjutnya guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok
heterogen untuk melaksanakan praktikum dan pembuatan produk
akuarium mini. Guru memfasilitasi kegiatan akuarium mini dan
memberi apresiasi /penghargaan yang bekerja dengan baik dan
tepat waktu. Di akhir pertemuan guru menarik kesimpulan
bersama peserta didik tentang materi tersebut. Selanjutnya
diadakan kegiatan pos tes siklus I.
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, diketahui
interaksi belajar peserta didik sebagaimana disajikan dalam tabel
berikut.

1

2

3

Tabel 2. Data Observasi Pembelajaran Siklus I
Indikator
Sub Indikator
Frek %
Kegiatan
Membuka pelajaran
27
79 %
Pendahulua
n
Kegiatan
a. Diskusi dan
25
73 %
Inti
kerjasama
b. Presentasi, umpan
21
62 %
balik
c. Pemecahan masalah, 23
67 %
penyampaian
ide
gagasan, berfikir logis
Kegiatan
Penutup

Kesimpulan

28

82 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada kegiatan
pendahuluan keterlibatan peserta didik 79% atau 27 peserta didik,
pada kegiatan inti yang berupa diskusi, presentasi dan pemecahan
masalah presentasenya masih rendah rata-rata ketiganya hanya
67 %, sedangkan tahap kegiatan penutup keterlibatan peserta
didik cukup bagus sekitar 82 % atau 28 peserta didik.

Vol.1 No.1 2017

85

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY...

Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik
Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Siklus I diperoleh
hasil observasi sebagaimana tabel berikut ini:

No
1

2

3
4

5

Tabel 3. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I
Indikator observasi Jumlah Persentase(%) Kriteria
siswa
Bekerja sama
23
67
aktif
dengan teman satu
kelompok
Mendiskusikan
24
70
aktif
masalah yang
dihadapi dalam
kegiatan belajar
mengajar
Pembuatan produk
27
79
Sangat
sesuai prosedur
aktif
Menjawab
22
65
aktif
pertanyaan dalam
LKPD
Keterlibatan siswa
28
82
sangat
dalam pembuatan
aktif
produk
Rata-rata
24,80
73
aktif

Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan lembar
observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran, diketahui bahwa
aktivitas siswa pada siklus I dalam kegiatan pembuatan produk
berupa akuarium mini menunjukkan presentase 73% dengan
kriteria aktif.
Hasil Belajar Peserta Didik
Hasil belajar peserta didik pada materi interaksi makhluk
hidup dengan lingkungan pada siklus I menunjukkan rata-rata
82,12 nilai minimum 70 dan nilai maksimum 91. Adapun sebaran
nilai hasil belajar peserta didik disajikan dalam tabel berikut.

86

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

Sulasfiana Alfi Raida

Tabel 4. Distribusi Nilai Hasil Belajar Peserta Didik pada
Siklus I
No.
1
2
4
5

Distribusi
nilai
91 – 100
81 – 90
76 – 80
< 76

Frekuensi
0
12
15
7

Persentase
(%)
0
35,3
44,1
20,6

Prestasi hasil belajar pada siklus I tergolong belum
memuaskan, dari 34 peserta didik yang mengikuti pembelajaran
ada 27 (79,40%) peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM
dan terdapat 7 (20,6%) peserta didik masih dibawah KKM. Dapat
dikatakan tingkat ketuntasan klasikal baru mencapai 79,40 %. Ini
berarti pembelajaran siklus I cukup berhasil hanya perlu upaya –
upaya perbaikan.
Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I telah sesuai RPP.
Alokasi waktu sesuai rencana. Kegiatan kerjasama dalam
kelompok dan kegiatan dalam kelompok aktivitasnya perlu
ditingkatkan sehingga membutuhkan motivasi dan fasilitasi
bimbingan guru, kelompok masih terlalu besar, sehingga perlu
peningkatan kualitas proses pembelajaran. Hasil belajar peserta
didik pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan
pembelajaran prasiklus. Perbandingan hasil belajar peserta didik
dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5 Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik Prasiklus
dan Siklus I
Pra
No.
Uraian
Siklus I
siklus
1
Nilai Terendah
57
65
2
Nilai Tertinggi
85
88
3
Nilai rata-rata
72,41
78,26
4
Ketuntasan Belajar
61,76 %
79,41 %
Vol.1 No.1 2017

87

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY...

Untuk lebih jelasnya hasil belajar dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 1 : Perbandingan Peningkatan Kualitas Proses
Pembelajaran
100
80
60
40
20
0

85 88
57 65

72.4718.26 79.41

61.76

Prasiklus
Siklus I

Prasiklus dan Siklus I
Pelaksanaan siklus I tampak pada dokumentasi berikut.

Guru memfasilitasi kegiatan
pembuatan produk

Observasi oleh proses diskusi

Produk berupa akuarium mini

Prosedur Tindakan Siklus II

88

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

Sulasfiana Alfi Raida

Perencanaan (Planning)
Perencanaan pada siklus II diawali dengan menyusun RPP
materi interaksi antar makhluk hidup dengan tindakan
disesuaikan hasil refleksi dari siklus I dan menyiapkan instrumen
pengamatan dan soal pos tes siklus II.
Pelaksanaan (Akting)
Melaksanakan rencana pembelajaran dengan materi
intraksi antar makhluk hidup. Tahapan yang dilakukan oleh guru
hampir sama dengan tahapan pembelajaran yang dilakukan pada
siklus I. Tindakan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari
tindakan pada siklus I. Kelemahan pada siklus I antara lain masih
ada beberapa peserta didik yang belum aktif dalam diskusi
kelompok dan kurangnya pemahaman peserta didik tentang
pembuatan produk. Guru melakukan pendekatan personal kepada
peserta yang masih pasif, diam, dan belum terlihat mau bekerja
sama. Guru memotivasi peserta didik agar lebih terlibat aktif
dalam proses pembelajaran.
Pengamatan (Observing)
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, diketahui
interaksi belajar peserta didik sebagimana disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 6. Data Observasi Pembelajaran Siklus II
Frek Perse
Indikator
Sub Indikator
ntase
1
Kegiatan
Membuka pelajaran
32
94 %
Pendahuluan
a. Diskusi dan
2
Kegiatan Inti
30
88 %
kerjasama
b. Presentasi, umpan
33
97 %
balik
c. Pemecahan masalah, 30
88 %
penyampaian
ide
gagasan,
berfikir
logis
Vol.1 No.1 2017

89

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY...

3

Kegiatan
Penutup

Kesimpulan

33

97 %

Data tabel di atas tampak pada kegiatan pendahuluan
keterlibatan peserta didik sudah mencapai 94 %, pada kegiatan
inti yang berupa diskusi, presentasi dan pemecahan masalah
masih menunjukkan persentase rata-rata ketiganya sudah
mencapai 91 %, sedangkan tahap kegiatan penutup keterlibatan
peserta didik 97 % atau 33 dari 34 peserta didik sudah terlibat
aktif. Data tersebut menunjukkan bahwa dalam proses
pembelajaran menggunakan model PjBL menunjukkan adanya
peningkatan keterlibatan peserta didik yang signifikan.
Pelaksanaan aktivitas peserta didik
Tabel 7. Hasil observasi aktivitas siswa siklus II
No
1

2

3
4

5

90

Indikator
observasi
Bekerja sama
dengan teman satu
kelompok
Mendiskusikan
masalah yang
dihadapi dalam
kegiatan belajar
mengajar
Pembuatan produk
sesuai prosedur
Menjawab
pertanyaan dalam
LKPD
Keterlibatan siswa
dalam pembuatan
produk
Rata-rata

Jumlah
siswa
30

Persentase
(%)
88

Sangat aktif

31

91

Sangat aktif

32

94

Sangat aktif

33

97

Sangat aktif

34

100

Sangat aktif

32

94,1

Sangat aktif

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

Kriteria

Sulasfiana Alfi Raida

Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan lembar
observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran, diketahui bahwa
aktivitas siswa pada siklus II dalam kegiatan diskusi menunjukkan
presentase 94,1% dengan kriteria sangat aktif.
Data tabel di atas tampak pada kegiatan bekerjasama
dengan teman lain dalam satu kelompok tampak aktvitas belajar
peserta didik mencapai 88 %, pada kegiatan mendiskusikan
masalah yang dihadapi masih menunjukkan persentasenya sudah
mencapai 91 %, sedangkan tahap kegiatan embuatan produk
sesuai prosedur aktivitas belajar dan keterlibatan peserta didik
97%. Pada kegiatan menjawab pertanyaan dalam LKPD aktivitas
peserta didik sebanyak 97%. Pada puncak aktivitas peserta didik
pada kegiatan keterlibatan siswa dalam pembuatan produk
mencapai 1005. Data tersebut menunjukkan bahwa dalam proses
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran
PjBL
menunjukkan adanya peningkatan aktivitas peserta didik yang
signifikan.
Hasil Belajar Peserta Didik
Hasil belajar peserta didik pada materi interaksi antar
makhluk hidup pada siklus II menunjukkan nilai rata-rata 83,53
dengan nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 95. Adapun sebaran
nilai hasil belajar peserta didik siklus II disajikan dalam tabel
berikut.

No.
1
2
4
5

Tabel 8. Distribusi nilai hasil belajar
peserta didik pada siklus II
Distribusi nilai Frekuensi
Persentase
(%)
91 – 100
1
2,94
81 – 90
25
73,52
76 - 80
5
14,70
< 76
3
8,82

Prestasi belajar pada siklus II tergolong tinggi, dari 34
peserta didik yang mengikuti pembelajaran ada 31 peserta didik
(91,18%) yang memperoleh nilai di atas KKM dan terdapat 3
Vol.1 No.1 2017

91

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY...

peserta didik (8,82%) yang masih dibawah KKM. Sedangkan
tingkat ketuntasan klasikal belajar peserta didik mencapai 91,18
%. Ini berarti pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran PjBL sangat cocok diterapkan khususnya pada
materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan.
Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II telah sesuai RPP.
Alokasi waktu sesuai rencana. Selain mampu menguasai pelajaran
dengan baik, guru juga mampu mengorganisasikan dan
mengarahkan peserta didik bekerja sama dalam kelompok untuk
melaksanakan pembuatan proyek pada kelompoknya. Guru juga
mampu meningkatkan keterlibatan/partisipasi aktif peserta didik
dalam pembelajaran. Guru sudah memanfaatkan sumber
belajar/media dalam pembelajaran.
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Keaktifan belajar peserta didik pada siklus II mengalami
peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran siklus I.
Perbandingan keaktifan belajar peserta didik dan keterlibatannya
dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel.
Tabel 9. Data perbandingan observasi pembelajaran pada
siklus I dan II
Siklus I
Siklus II
Indikator
Sub Indikator
F
%
F
%
1

2

92

Kegiatan
Pendahul
uan
Kegiatan
Inti

Membuka pelajaran

27

79

32

94

a. Diskusi dan
kerjasama
b. Presentasi, umpan
balik
c. Pemecahan
masalah,
penyampaian ide

25

73

30

88

21

62

33

97

23

67

30

88

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

Sulasfiana Alfi Raida

3

Kegiatan
Penutup

gagasan, berfikir
logis
Kesimpulan

28

82

33

97

Untuk lebih jelasnya keterlibatan dan keaktifan peserta
didik dalam pembelajaran dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 2. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
120
94 88
100
79 73
80
60
40
20
0 Siklus II

97

97
82
67

88
62

Siklus I

Aktivitas belajar Peserta didik
Tabel 10. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I da II

No

1

2

3

Indikator
observasi
Bekerja sama
dengan teman
satu kelompok
Mendiskusikan
masalah yang
dihadapi dalam
kegiatan
belajar
mengajar
Pembuatan
produk sesuai
prosedur

Siklus I

Siklus II

Juml
siswa

(%)

Kriteria

Juml
siswa

(%)

Kriteria

23

67

aktif

30

88

Sangat
aktif

24

70

aktif

31

91

Sangat
aktif

27

79

Sangat
aktif

32

94

Sangat
aktif

Vol.1 No.1 2017

93

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY...

4

5

Menjawab
pertanyaan
dalam LKPD
Keterlibatan
siswa dalam
pembuatan
produk
Rata-rata

22

65

aktif

33

97

Sangat
aktif

28

82

sangat
aktif

34

100

Sangat
aktif

24,80

73

aktif

32

94,1

Sangat
aktif

Berdasarkan data aktivitas belajar peserta didik di atas
jelas menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar dari
siklus 1 ke siklus 2 sebesar 21,1 %. Hal ini menujukkan
pembelajaran model PjBL dapat meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik. Untuk mengetahui tingkat peningkatan aktivitas
belajar peserta didik dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik 3 : Perbandingan Peningkatan Aktivitas Belajar
Peserta Didik
120
1 00
80
60
40
20
0

91

88
67

70

100
82

94 97
79
65

Siklus I
Siklus II

Siklus I dan Siklus II
Hasil Belajar Peserta didik
Berdasarkan pengamatan pada hasil pembelajaran siklus I
dan siklus II terlihat adanya peningkatan hasil belajar peserta
didik. Perbandingan hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada
Tabel 11 berikut.
94

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

Sulasfiana Alfi Raida

Tabel 11. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
No. Uraian
Siklus I
Siklus II
1
Nilai Terendah
65
75
2
Nilai Tertinggi
88
95
3
Nilai rata-rata
78,26
83,53
4
Ketuntasan Belajar
79,41
91,18
Untuk melihat kecenderungan kenaikan hasil belajar
peserta didik, berikut disajikan grafik perbandingan hasil belajar
peserta didik pada siklus I dan siklus II.
95
88 83.53

100
80 75

91.18
78.26 79.41

65

60
Siklus I

40

Siklus II
20
0
Nilai
Nilai
Nilai Ra ta - Ketuntasan
Terenda h Terting gi
rata
Belaj ar

Grafik 4 : Peningkatan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Pada siklus II keaktifan belajar (kualitas proses
pembelajaran) dan hasil belajar peserta didik mengalami kenaikan
.
Nilai rata-rata peserta didik pada siklus I sebesar 78,26
meningkat menjadi 83,53 dan persentase ketuntasan belajar pada
siklus I sebesar 79,41% juga meningkat menjadi 91,18%.
Ketuntasan 91,18% pada siklus II sudah mencapai ketuntasan
belajar sesuai indikator kinerja yaitu sekurang-kurangnya 75%
peserta didik tuntas belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimum
76.

Vol.1 No.1 2017

95

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY...

Siswa tampak aktif dalam pembuatan Guru memfasilitasi kegiatan
presentasi produk

Kegiatan presentasi kelompok

Pembahasan Tiap dan antarsiklus
Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang telah
dilaksanakan dapat dinyatakan berhasil. Model pembelajaran PjBL
dapat meningkatkan proses /partisipasi, aktivitas belajar dan hasil
belajar peserta didik kelas VII D SMP Negeri 3 Brebes, karena
masing–masing siklus ada peningkatan hasil belajar peserta didik
dilihat dari ulangan harian yang telah dilaksanakan. Hal tersebut
akan dianalisis dalam pembahasan berikut :
Pembahasan Siklus I
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus 1 berupa hasil tes
(post test siklus I) dan hasil observasi dijelaskan sebagai berikut :
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Peningkatan kualitas proses pembelajaran yang ditandai
partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran mengalami
peningkatan yang signifikan. Langkah-langkah pembelajaran
96

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

Sulasfiana Alfi Raida

yang dilaksanakan guru direspon positif oleh semua peserta didik
yang ditandai dengan keterlibatan peserta didik mulai tahap
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Rata-rata
keterlibatan peserta dalam ketiga langkah pembelajaran sebesar
72,6 %.
Aktivitas belajar
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan lembar
observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran, diketahui bahwa
aktivitas siswa pada siklus I dalam kegiatan pembuatan produk
berupa akuarium mini menunjukkan rata-rata aktivitas belajar
peserta didik dengan persentase sebesar 73% dengan kriteria
aktif.
Pada aktivitas/kegiatan bekerjasama dengan teman dalam
kelompok tampak sebanyak 23 peserta didik yang terlibat atau
sebanyak 67%, kegiatan mendiskusikan masalah aktivitas
belajarnya sebesar 70%, aktivitas kegiatan pembuatan produk
79%, menjawab pertanyaan sebesar 65%, dan aktivitas
keterlibatan peserta sebesar 82%. Jelaslah bahwa melalui
penggunaan model PjBL dapat meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik dalam pembelajaran.
Hasil Belajar
Hasil belajar pada siklus I cukup bagus dari 34 peserta
didik yang mengikuti pembelajaran ada 27 peserta didik (79,40%)
peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM dan terdapat 7
(20,6%) peserta didik masih dibawah KKM. Tingkat ketuntasan
klasikal baru mencapai 79,40 %. Ini berarti pembelajaran siklus I
cukup berhasil hanya perlu upaya – upaya perbaikan.
Guru diharapkan untuk lebih mengoptimalkan peran dan

terus memfasilitasi peningkatan pemahaman peserta didik dalam
menguasai materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan dan
perlunya meningkatkan keaktifan kegiatan diskusi dan pembuatan
produk sehingga pembelajaran melalui model PjBL menjadi lebih
maksimal. Pada siklus I ini dapat dikatakan bahwa proses
pembelajaran cukup berhasil tapi belum maksimal sehingga perlu
dilanjutkan ke siklus II
Vol.1 No.1 2017

97

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY...

Pembahasan Siklus II
Hasil tindakan pada siklus II berupa test (post test siklus)
dan hasil observasi yang akan diterangkan di bawah ini:
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Peningkatan kualitas proses pembelajaran yang ditandai
partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran mengalami
peningkatan yang cukup signifikan, karena pada siklus II nampak
guru dan peserta didik mampu melaksanakan langkah-langkah
pembelajaran dengan mantap dan sangat hidup dan
menyenangkan. Hal ini terbukti pada siklus II keterlibatan aktif
peserta didik dalam pembelajaran telah mencapai 97%.
Aktivitas belajar
Pada aktivitas/kegiatan bekerjasama dengan teman dalam
kelompok tampak sebanyak 30 peserta didik yang terlibat atau
sebanyak 88%, kegiatan pembuatan produk sebesar 94%, kegiatan
mendiskusikan masalah aktivitas belajarnya sebesar 91%,
mejawab pertanyaan 97% dan aktivitas keterlibatan peserta
sebesar 100%. Jadi rata-rata keterlibatan peserta didik dalam
belajar pada siklus II adalah 94%. Jelaslah bahwa melalui
penggunaan model PjBL dapat meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik dalam pembelajaran
Hasil Belajar Peserta Didik.
Hasil pos tes/ulangan harian menunjukkan bahwa peserta
didik yang mendapat nilai 76 ke atas atau mencapai ketuntasan
belajar adalah 31 peserta didik atau 91,17% sedangkan yang
belum tuntas masih 3 peserta didk atau 8,82%. Terhadap 3 peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan akan diberikan program
remedial untuk memperbaiki nilainya.

98

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

Sulasfiana Alfi Raida

Hasil Penelitian
Model pembelajaran project based learning dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang telah
dilaksanakan dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran project
based learning dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
yang ditandai dengan banyaknya keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran. Hal tersebut dapat kita lihat dalam tabel .
Tabel 12. Data Perbandingan Keterlibatan
Peserta Didik dalam
Siklus I
Indikator
1
2

3

Kegiatan
Pendahuluan
Kegiatan Inti

Kegiatan
Penutup

Siklus II

Sub Indikator
Membuka
pelajaran
a. Diskusi dan
kerjasama
b.Presentasi,
umpan balik
c.Pemecahan
masalah,
penyampaian
ide gagasan,
berfikir logis
Kesimpulan

Peningkata
n
F
%

F

%

F

%

27

79

32

94

6

17

25

73

30

88

5

15

21

62

33

97

12

29

23

67

30

88

7

20

28

82

33

97

5

15

Pembelajaran pada Siklus I dan II
Merujuk data di atas disimpulkan bahwa penggunaan
model pembelajaran project based learning pada materi interaksi
makhluk hidup dengan lingkungan sangat efektif. Hal senada
seperti yang disampaikan Yulianti (2008) bahwa proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang
inovatif dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan
hasil belajar peserta didik.

Vol.1 No.1 2017

99

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY...

Model pembelajaran project based learning dapat
meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.
Tabel 13. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I da II
Siklus I
No

1

2

3

4

5

Indikator
observasi

Bekerja
sama
dengan
teman satu
kelompok
Mendiskusi
kan masalah
yang
dihadapi
dalam
kegiatan
belajar
mengajar
Pembuatan
produk
sesuai
prosedur
Menjawab
pertanyaan
dalam LKPD
Keterlibatan
siswa dalam
pembuatan
produk
Rata-rata

Siklus II

peningkat
an
Jum
(
l
%
sisw
)
a

Juml
Siswa

(%)

Kriter
ia

Juml
siswa

(%)

Kriteria

23

67

aktif

30

88

Sangat
aktif

7

20

24

70

aktif

31

91

Sangat
aktif

7

20

27

79

Sanga
t aktif

32

94

Sangat
aktif

5

14
,7

22

65

aktif

33

97

Sangat
aktif

11

32

28

82

sanga
t aktif

34

100

Sangat
aktif

6

17

25

73

aktif

32

94,1

Sangat
aktif

7

21

Merujuk tabel di atas tampak bahwa rata-rata aktivitas
belajar pada siklus I sebesar 73 % sedangkan pada siklus II ratarata aktivitas belajar peserta didik sebear 94,1 %. Hal ini

100

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

Sulasfiana Alfi Raida

menunjukkan ada peningkatan aktivitas belajar peserta didik dari
siklus 1 ke siklus 2 yakni sebesar 21 %.
Peningkatan besarnya aktivitas ini menujukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran project based learning mampu
meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Hal ini senada yang
desebutkan bahwa Untuk mencapai hasil belajar yang optimal
dalam pembelajaran perlu ditekankan adanya aktivitas siswa baik
secara fisik, mental, intelektual maupun emosional. Dalam berbuat
siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat
grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru.
Bila siswa berpartisipasi dengan aktif, maka ia memiliki
ilmu/pengetahuan yang baik (Listyarini, 2008).
Model pembelajaran project based learning dapat
meningkatkan hasil belajar materi interaksi makhluk hidup
dengan lingkungan
Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang telah
dilaksanakan dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran project
based learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal
tersebut dapat kita lihat dalam tabel 14.
Tabel 14. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II
No.

Uraian

1
2
3
4

Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Nilai rata-rata
Jumlah Peserta
didik tuntas
Tingkat
ketuntasan

5

Pra
Siklus
57
85
72,41

Siklus I

Siklus II

65
88
78,26

75
95
83,53

21

27

31

61,76 %

79,41

91,18

Berdasarkan hasil data penelitian di atas, hasil belajar
peserta didik setelah diadakan tindakan pada siklus I dan
Vol.1 No.1 2017

101

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY...

perbaikan pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan
prestasi hasil belajar peserta didik pada materi interaksi makhluk
hidup dengan lingkungan menggunakan model pembelajaran
project based learning yang signifikan baik dari pencapaian nilai
rata-rata maupun tingkat ketuntasan hasil belajar baik secara
individu maupun hasil belajar secara klasikal.
Kenaikan ketuntasan belajar peserta didik sebelum
dilakukan tindakan sampai ke siklus I rata-rata 17,65 % dan
kenaikan tingkat ketuntasan belajar ke siklus II sebesar 11,77 %.
Disimpulkan bahwa model pembelajaran PjBL dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi interaksi
makhluk hidup dengan lingkungan kelas VII D semester 2 SMPN 3
Brebes tahan pelajaran 2016/2017.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
Sutardhi (1995: 8) yaitu : agar peserta didik dapat menerima
materi dengan baik hendaknya pembelajaran dilengkapi dengan
peragaan, permainan, memperlihat kan foto, gambar/kartu yang
menarik, demonstrasi atau praktikum sehingga akan
meningkatkan hasil belajarnya. Yulianti (2008) menambahkan:
pembelajaran dengan media/permainan akan lebih menarik
perhatian peserta didik dan sangat membantu menumbuhkan
motivasi sehingga akan meningkatkan proses dan hasil belajarnya.
D. KESIMPULAN
Pelaksanaan proses pembelajaran materi interaksi
makhluk hidup dengan lingkungan menggunakan model
pembelajaran project based learning di kelas VII D SMP Negeri 3
Brebes berlangsung efektif dengan partisipasi peserta didik dalam
pembelajaran di atas 90 %.
Aktivitas belajar peserta didik pada materi interaksi
makhluk hidup dengan lingkungan menggunakan model
pembelajaran project based learning di kelas VII D SMP Negeri 3
Brebes mengalami peningkatan dari 73 % pada siklus 1 dan 94 %
pada siklus 2 sehingga mengalami kenaikan rata -rata sebesr 21
%

102

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

Sulasfiana Alfi Raida

Hasil belajar peserta didik kelas VII D SMP Negeri 3 Brebes
pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan
melalui model pembelajaran PjBL mengalami peningkatan
rata- rata sebesar 5,28 dari nilai rata-rata sebesar 78,26
pada siklus I menjadi 83,53 pada siklus II sedangkan
ketuntasan belajar sebesar 11,77 % dari 79,41 % pada
siklus I menjadi sebesar 91,18 % pada siklus II.

Vol.1 No.1 2017

103

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY...

DAFTAR PUSTAKA
Anni CT, A Rifa’i RC, E Purwanto & D Purnomo. 2005. Psikologi
Belajar. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang.
Aqib, Z. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran.
Surabaya: Insan Cendekia.
Diedrich, PB. 1967. Educational Psycology (dalam Sardiman,
2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hamalik, O. 2005. Proses belajar mengajar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Kemendikbud. 2013. Buku Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Badan Pengembangan Kurikulum.
Listyarini, Ika Yuli. 2008. Skripsi; Penggunaan Model Pembelajaran
Quantum Teaching Pada Materi System Pernafasan Manusia
Di SMPN 1 Blora. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
Murtado, 2015. Efektivitas LKS Model Pembelajaran Berbasis
Proyek (Pbp) Pada Materi Interaksi Makhluk Hidup Dengan
Lingkungan Di SMPN 3 Brebes. Tesis. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Nana, Sudjana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta
: Bumi Aksara.
Permendikbud. 2014. Lampiran Permendikbud Nomor 103 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
Permendikbud. 2014. Lampiran Permendikbud Nomor 104
Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik. Jakarta:
Kemendikbud.

104

GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi)

Sulasfiana Alfi Raida

Sardiman. 2007. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Semiawan, C.R. 1992. Pendekatan Ketrampilan Proses: Bagaimana
Mengaktifkan Peserta didik dalam Belajar. Jakarta:
Grasindo.
Sutardhi, 1995. Pemilihan strategi Belajar Mengajar yang Tepat
dalam Rangka Mengoptimalkan Peran Pendidikan Biologi
di Sekolah Menengah.. Makalah dalam seminar HMJ Pend.
Biologi. FPMIPA IKIP Semarang, Semarang.
Usman, M.U & Setiawati, L. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan
Belajar Mengajar. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.
Yunus, A. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks
Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama.
Yulianti, Dwi. 2008. Pemanfaatan Media dalam pembelajaran.
Buku ajar PLPG Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Semarang

Vol.1 No.1 2017

105