PROSES PENDIDIKAN SENI PADA MATA PELAJAR
PROSES PENDIDIKAN SENI PADA MATA PELAJARAN SENI
KARAWITAN DI SMA NEGERI 2 UNGARAN
Oleh :
Auliya Rohmah Indah Pakarti
NIM. 2501416099
PENDAHULUAN
Pendidikan Seni merupakan salah satu mata kuliah wajib yang dipelajari di
jurusan Pendidikan Sendratasik Universitas Negeri Semarang. Melalui pendidikan
seni, guru dan siswa diharapkan bisa dan mampu untuk memiliki pengetahuan
tentang hakikat seni dan keterampilan tentang seni, baik seni rupa maupun seni
pertunjukan.
Di era jaman sekarang, keberadaan tentang pendidikan seni yang
dikembangkan disekolah-sekolah hanyalah berwujud pengetahuan atau teori yang
sebagian besar tidak mengajarkan tentang keterampilan yang ada. Begitu
sebaliknya, disekolah-sekolah seni yang dipelajari sebagian besar hanyalah
keterampilan, dan tidak menjelaskan mengenai makna dibalik nilai-nilai
keindahan yang ada didalam seni tersebut. Sehingga anak-anak dijaman sekarang
mulai bosan dengan mata pelajaraan seni budaya.
Melalui permasalahan yang ada, saya sebagai penulis mencoba melakukan
pengamatan di SMA NEGERI 2 UNGARAN untuk mengamati proses kegiatan
belajar mengajar dan metode pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa.
PEMBAHASAN
Landasan Teori
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (DepDikBud. 1988: 231)
memiliki dua pengertian: ilmu pengetahuan diartikan sebagai suatu pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang
(pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan
sebagainya. Ilmu pengetahuan juga diartikan sebagai pengetahuan atau
1
kepandaian, tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dan sebagainya, seperti
ilmu akhirat, ilmu akhlak, ilmu batin, ilmu sihir, dan sebagainya. Dari kedua
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu merupakan kumpulan
pengetahuan yang disusun secara sistematis, dengan menggunakan metodemetode tertentu.
Ilmu
bukan
sekedar
pengetahuan (knowledge), tetapi
merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha
berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan
adalah produk dari epistemologi (Bertens 1989: 16).
Setiap aktivitas ilmiah tentu bertolak dari konsep, karena konsep
merupakan sebuah struktur pemikiran. Sontag (1987: 141) menyatakan bahwa
setiap pembentukan konsep selalu terkait dengan empat komponen, yaitu,
kenyataan (reality), teori (teori), kata-kata (words), dan pemikiran (thought).
Kenyataan hanya akan merupakan sebuah misteri manakala tidak diungkapkan ke
dalam bahasa. Teori merupakan tingkat pengertian tentang sesuatu yang sudah
teruji, sehingga dapat dipakai sebagai titik tolak bagi pemahaman hal lain. Katakata merupakan cerminan ide-ide yang sudah diverbalisasikan. Pemikiran
merupakan produk akal manusia yang diekspresikan ke dalam bahasa.
Kesemuanya itu akan membentuk pengertian pada diri manusia, pengertian ini
dinamakan konsep.
Suatu disiplin akan dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila disiplin
tersebut memiliki status keilmuan yang jelas. Suatu disiplin ilmu dapat dilakukan
pengujian empiris apabila disiplin ilmu tersebut memiliki kejelasan minimal
dalam empat hal, yaitu: (1) kejelasan obyek yang menjadi garapan
penyelidikannya atau jelas mengenai obyek studinya, (2) kejelasan dalam
menggunakan metodologi penyelidikannya, baik bersifat kuantitatif atau kualitatif
bahkan mungkin merupakan gabungan dari keduanya, (3) kejelasan mengenai isi
atau substansi dari ilmu tersebut dan (4) kejelasan mengenai fungsinya dalam
mengatasi atau memecahkan salah satu aspek masalah yang dihadapi manusia
2
Hasil Pengamatan
Metode yang penulis gunakan di dalam observasi ini adalah dengan model
tanya jawab dan pengamatan secara langsung proses kegiatan belajar dan
mengajar oleh narasumber.
Mata pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Ungaran terbagi menjadi 3
cabang seni antara lain kelas X Seni Karawitan, kelas XI Seni Tari, dan kelas XII
Seni Rupa. Penulis mencoba mengamati proses pembelajaran di kelas X untuk
mata pelajaran Seni Karawitan. Dengan isian materi soran (penyajian gendhinggendhing dengan sora atau keras, biasanya instrumen gender, gambang, dan
rebab tidak dibunyikan.), Lancaran (salah satu bentuk dengan struktur tertentu
dalam karawitan jawa dimana tiap satu gongan mempunyai 8 kethukan atau
sabetan pukulan.), Lagon seperti menthok-menthok, bocah dolan, dan sebagainya,
Dimana materi bentuk lagon dipraktikkan melalui instrumen gamelan dan vocal.
Untuk pelaksanaan kurikulum di SMA Negeri 2 Ungaran masih
menggunakan kurikulum KTSP dimana sebaran untuk mata pelajaran seni budaya
yakni terbagi menjadi 3 cabang seni antara lain kelas X Seni Karawitan, kelas XI
Seni Tari, dan kelas XII Seni Rupa.
Untuk
metode
pelaksanaan
pembelajaran
yang
digunakan
guru
pembimbing pada mata pelajaran seni karawitan yakni diawali dengan ceramah
tentang pengetahuan materi yang diberikan, dilanjut dengan praktik secara
langsung oleh siswa. Dan diakhiri dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan belajar
dan mengajar di tiap pertemuan.
Tujuan didalam pelaksanaan pembelajaran disini terbagi menjadi 2 yakni
secara umum dan secara khusus. Tujuan secara umum berdasarkan wawancara
oleh guru pembimbing adalah menghayati pentingnya rasa peduli terhadap
keberadaan dan perkembangan seni karawitan tradisi, dan memahami pentingnya
seni karawitan dalam pelaksanaan ritual sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia. Sedangkan tujuan secara khusus adalah menjadikan SMA N 2
Ungaran sebagai sekolah berwawasan budaya, dimana SMA N 2 Ungaran
mendukung penuh dengan mengupayakan berbagai fasilitas sarana penunjang
proses kegiatan belajar dan mengajar.
3
Media pembelajaran yang digunakan adalah seperangkat gamelan laras
pelog dan laras slendro ditunjang dengan media lain seperti modul seni karawitan
dari berbagai sumber yang ada.
Evaluasi yang digunakan oleh guru pembimbing adalah penilaian sikap
(nilai kehadiran siswa), penilaian pengetahuan (pemahaman tentang teori materi
karawitan yang diberikan), dan penilaian keterampilan (nilai praktik sesuai
kemampuan siswa).
Gambar 1. Guru sedang membimbing jalannya gendhing.
Gambar 2. Suasana proses berlangsungnya pembelajaran
4
PENUTUP
Proses kegiatan belajar dan mengajar yang dilaksanakan pada mata
pelajaran Seni Karawitan di SMA N 2 Ungaran menurut saya sebagai penulis
sudah sesuai dengan tujuan pelaksanaan pendidikan seni mulai dari komponenkomponen yang ada antara lain materi pembelajaram, catatan kurikulum, metode
pelaksanaan pembelajaran, tujuan pelaksanaan pembelajaran, media yang
digunakan maupun evaluasi yang digunakan.
Saran saya sebagai penulis bahwasannya SMA N 2 Ungaran berharap
ingin mewujudkan sekolah berwawasan budaya, maka harapannya sekolah harus
mendukung penuh dengan keterlibatan semua komponen yang ada baik orang tua,
siswa, dan masyarakat sekitar. Selain itu sarana dan prasarana lebih ditingkatkan
dan guru seni budaya terutama seni karawitan dan seni tari bisa ditambah, guna
menunjang kelancaran proses kegiatan belajar dan mengajar di SMA N 2
Ungaran.
DAFTAR PUSTAKA
Hasil Wawancara oleh Suhasto,S.Sn. (Guru Mata Pelajaran Seni Karawitan di
SMA N 2 Ungaran) pada tanggal 5 November 2016 di SMA N 2 Ungaran.
Kusumastuti, Eny. Dalam Artikel ”Kedudukan Pendidikan Seni dalam Ilmu
Pengetahuan” diakses tanggal 8 Oktober 2016 pukul 17.26 WIB.
5
KARAWITAN DI SMA NEGERI 2 UNGARAN
Oleh :
Auliya Rohmah Indah Pakarti
NIM. 2501416099
PENDAHULUAN
Pendidikan Seni merupakan salah satu mata kuliah wajib yang dipelajari di
jurusan Pendidikan Sendratasik Universitas Negeri Semarang. Melalui pendidikan
seni, guru dan siswa diharapkan bisa dan mampu untuk memiliki pengetahuan
tentang hakikat seni dan keterampilan tentang seni, baik seni rupa maupun seni
pertunjukan.
Di era jaman sekarang, keberadaan tentang pendidikan seni yang
dikembangkan disekolah-sekolah hanyalah berwujud pengetahuan atau teori yang
sebagian besar tidak mengajarkan tentang keterampilan yang ada. Begitu
sebaliknya, disekolah-sekolah seni yang dipelajari sebagian besar hanyalah
keterampilan, dan tidak menjelaskan mengenai makna dibalik nilai-nilai
keindahan yang ada didalam seni tersebut. Sehingga anak-anak dijaman sekarang
mulai bosan dengan mata pelajaraan seni budaya.
Melalui permasalahan yang ada, saya sebagai penulis mencoba melakukan
pengamatan di SMA NEGERI 2 UNGARAN untuk mengamati proses kegiatan
belajar mengajar dan metode pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa.
PEMBAHASAN
Landasan Teori
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (DepDikBud. 1988: 231)
memiliki dua pengertian: ilmu pengetahuan diartikan sebagai suatu pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang
(pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan
sebagainya. Ilmu pengetahuan juga diartikan sebagai pengetahuan atau
1
kepandaian, tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dan sebagainya, seperti
ilmu akhirat, ilmu akhlak, ilmu batin, ilmu sihir, dan sebagainya. Dari kedua
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu merupakan kumpulan
pengetahuan yang disusun secara sistematis, dengan menggunakan metodemetode tertentu.
Ilmu
bukan
sekedar
pengetahuan (knowledge), tetapi
merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha
berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan
adalah produk dari epistemologi (Bertens 1989: 16).
Setiap aktivitas ilmiah tentu bertolak dari konsep, karena konsep
merupakan sebuah struktur pemikiran. Sontag (1987: 141) menyatakan bahwa
setiap pembentukan konsep selalu terkait dengan empat komponen, yaitu,
kenyataan (reality), teori (teori), kata-kata (words), dan pemikiran (thought).
Kenyataan hanya akan merupakan sebuah misteri manakala tidak diungkapkan ke
dalam bahasa. Teori merupakan tingkat pengertian tentang sesuatu yang sudah
teruji, sehingga dapat dipakai sebagai titik tolak bagi pemahaman hal lain. Katakata merupakan cerminan ide-ide yang sudah diverbalisasikan. Pemikiran
merupakan produk akal manusia yang diekspresikan ke dalam bahasa.
Kesemuanya itu akan membentuk pengertian pada diri manusia, pengertian ini
dinamakan konsep.
Suatu disiplin akan dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila disiplin
tersebut memiliki status keilmuan yang jelas. Suatu disiplin ilmu dapat dilakukan
pengujian empiris apabila disiplin ilmu tersebut memiliki kejelasan minimal
dalam empat hal, yaitu: (1) kejelasan obyek yang menjadi garapan
penyelidikannya atau jelas mengenai obyek studinya, (2) kejelasan dalam
menggunakan metodologi penyelidikannya, baik bersifat kuantitatif atau kualitatif
bahkan mungkin merupakan gabungan dari keduanya, (3) kejelasan mengenai isi
atau substansi dari ilmu tersebut dan (4) kejelasan mengenai fungsinya dalam
mengatasi atau memecahkan salah satu aspek masalah yang dihadapi manusia
2
Hasil Pengamatan
Metode yang penulis gunakan di dalam observasi ini adalah dengan model
tanya jawab dan pengamatan secara langsung proses kegiatan belajar dan
mengajar oleh narasumber.
Mata pelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 2 Ungaran terbagi menjadi 3
cabang seni antara lain kelas X Seni Karawitan, kelas XI Seni Tari, dan kelas XII
Seni Rupa. Penulis mencoba mengamati proses pembelajaran di kelas X untuk
mata pelajaran Seni Karawitan. Dengan isian materi soran (penyajian gendhinggendhing dengan sora atau keras, biasanya instrumen gender, gambang, dan
rebab tidak dibunyikan.), Lancaran (salah satu bentuk dengan struktur tertentu
dalam karawitan jawa dimana tiap satu gongan mempunyai 8 kethukan atau
sabetan pukulan.), Lagon seperti menthok-menthok, bocah dolan, dan sebagainya,
Dimana materi bentuk lagon dipraktikkan melalui instrumen gamelan dan vocal.
Untuk pelaksanaan kurikulum di SMA Negeri 2 Ungaran masih
menggunakan kurikulum KTSP dimana sebaran untuk mata pelajaran seni budaya
yakni terbagi menjadi 3 cabang seni antara lain kelas X Seni Karawitan, kelas XI
Seni Tari, dan kelas XII Seni Rupa.
Untuk
metode
pelaksanaan
pembelajaran
yang
digunakan
guru
pembimbing pada mata pelajaran seni karawitan yakni diawali dengan ceramah
tentang pengetahuan materi yang diberikan, dilanjut dengan praktik secara
langsung oleh siswa. Dan diakhiri dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan belajar
dan mengajar di tiap pertemuan.
Tujuan didalam pelaksanaan pembelajaran disini terbagi menjadi 2 yakni
secara umum dan secara khusus. Tujuan secara umum berdasarkan wawancara
oleh guru pembimbing adalah menghayati pentingnya rasa peduli terhadap
keberadaan dan perkembangan seni karawitan tradisi, dan memahami pentingnya
seni karawitan dalam pelaksanaan ritual sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia. Sedangkan tujuan secara khusus adalah menjadikan SMA N 2
Ungaran sebagai sekolah berwawasan budaya, dimana SMA N 2 Ungaran
mendukung penuh dengan mengupayakan berbagai fasilitas sarana penunjang
proses kegiatan belajar dan mengajar.
3
Media pembelajaran yang digunakan adalah seperangkat gamelan laras
pelog dan laras slendro ditunjang dengan media lain seperti modul seni karawitan
dari berbagai sumber yang ada.
Evaluasi yang digunakan oleh guru pembimbing adalah penilaian sikap
(nilai kehadiran siswa), penilaian pengetahuan (pemahaman tentang teori materi
karawitan yang diberikan), dan penilaian keterampilan (nilai praktik sesuai
kemampuan siswa).
Gambar 1. Guru sedang membimbing jalannya gendhing.
Gambar 2. Suasana proses berlangsungnya pembelajaran
4
PENUTUP
Proses kegiatan belajar dan mengajar yang dilaksanakan pada mata
pelajaran Seni Karawitan di SMA N 2 Ungaran menurut saya sebagai penulis
sudah sesuai dengan tujuan pelaksanaan pendidikan seni mulai dari komponenkomponen yang ada antara lain materi pembelajaram, catatan kurikulum, metode
pelaksanaan pembelajaran, tujuan pelaksanaan pembelajaran, media yang
digunakan maupun evaluasi yang digunakan.
Saran saya sebagai penulis bahwasannya SMA N 2 Ungaran berharap
ingin mewujudkan sekolah berwawasan budaya, maka harapannya sekolah harus
mendukung penuh dengan keterlibatan semua komponen yang ada baik orang tua,
siswa, dan masyarakat sekitar. Selain itu sarana dan prasarana lebih ditingkatkan
dan guru seni budaya terutama seni karawitan dan seni tari bisa ditambah, guna
menunjang kelancaran proses kegiatan belajar dan mengajar di SMA N 2
Ungaran.
DAFTAR PUSTAKA
Hasil Wawancara oleh Suhasto,S.Sn. (Guru Mata Pelajaran Seni Karawitan di
SMA N 2 Ungaran) pada tanggal 5 November 2016 di SMA N 2 Ungaran.
Kusumastuti, Eny. Dalam Artikel ”Kedudukan Pendidikan Seni dalam Ilmu
Pengetahuan” diakses tanggal 8 Oktober 2016 pukul 17.26 WIB.
5