Penggunaan media Flip Chart (lembar papan balik) untuk meningkatkan pemahaman IPS materi Koperasi bagi siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo.

(1)

SDN GEMPOLSARI TANGGULANGIN SIDOARJO SKRIPSI

Oleh :

TIYAS DWI LESTARI NIM. D77213104

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH APRIL 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Tiyas Dwi Lestari. Penelitian Tindakan Kelas 2017.Penggunaan Media Flip Chart (Lembar Papan Balik) Untuk Meningkatkan Pemahaman IPS Materi Koperasi Bagi Siswa Kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo.Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing (1) Irfan Tamwifi, M. Ag. (2) M. Bahri Musthofa, M.Pd.I, M.Pd.

Pelaksanaan pembelajaran IPS kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap materi koperasi termasuk dalam kategori rendah yaitu 47,05%, dibuktikan dengan dilaksanakannya pre-test pada pra siklus dari 34 siswa hanya 16 siswa yang masuk kategori tingkat pemahaman tinggi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS, bahwa rendahnya tingkat pemahaman materi disebabkan karena metode penyampaian materi yang digunakan adalah ceramah .Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu melalui penggunaan media flip chart. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana penggunaan media Flip Chart untuk meningkatkan pemahaman IPS materi Koperasi pada siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo? (2) Bagaimana peningkatan pemahaman IPS materi Koperasi dengan menggunakan media Flip Chart pada siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo?

Untuk tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui penggunaan media Flip Chart untuk meningkatkan pemahaman IPS materi Koperasi pada siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo. (2) Mengetahui peningkatan pemahaman IPS materi Koperasi dengan menggunakan media Flip Chart pada siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah model Kurt Lewin. Tiap siklusnya terdiri dari empat komponen pokok, yaitu: 1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Pengamatan, dan 4) Refleksi.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Penggunaan media Flip Chart untuk meningkatkan pemahaman IPS materi Koperasi bagi siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai akhir aktivitas guru siklus I adalah 67,5 meningkat menjadi 88,33 pada siklus II. Sedangkan untuk hasil nilai akhir aktivitas siswa siklus I adalah 65,62 meningkat menjadi 89,58 pada siklus II. (2) Tingkat pemahaman IPS materi Koperasi siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo menggunakan media Flip Chart mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus diperoleh hasil 47,05% dan rata-rata nilai sebesar 65,14. Pada siklus II diperoleh hasil 70,58% dan rata-rata nilai sebesar 76,76. Dan pada siklus II diperoleh hasil 91,17% dan rata-rata nilai sebesar 88,08


(7)

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tindakan yang Dipilih ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Lingkup Penelitian... 6


(8)

A. Pemahaman Ilmu Pengetahuan Sosial ... 9

1. Pengertian Pemahaman ... 9

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 10

B. Media Pembelajaran Flip Chart ... 11

1. Pengertian Media ... 12

2. Manfaat Media dalam Pembelajaran ... 13

3. Media Flip Chart ... 15

4. Kelebihan dan Kekurangan Media Flip Chart ... 16

C. Pembelajaran IPS... 17

1. Pengertian Pembelajaran IPS ... 17

2. Tujuan Pembelajaran IPS ... 18

3. Materi Koperasi ... 19

4. Penelitian Terdahulu ... 24

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 24

B. Setting Penelitian ... 27

C. Variabel yang Diteliti ... 28

D. Rencana Tindakan ... 28

E. Data dan Cara Pengumpulan ... 32

F. Teknik Analisis Data ... 36

G. Indikator Kinerja ... 38

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

1. Pra Siklus ... 40


(9)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(10)

Gambar Halaman

3.1 Prosedur PTK model Kurt Lewin ... 26

4.1 Guru menunjukka media flip chart ... 45

4.2 Guru mengarahkan siswa saat berdiskusi ... 46

4.3 Guru menjelaskan jenis-jenis koperasi ... 47

4.4 Siswa melakukan kegiatan membaca ... 56

4.5 Media flip chart ... 57

4.6 Siswa berdiskusi dengan kelompoknya ... 58

4.7 Siswa menempel hasil diskusinya ... 58


(11)

4.1 Nilai akhir peningkatan hasil observasi guru ... 65 4.2 Nilai akhir peningkatan hasil observasi siswa ... 65 4.3 Peningkatan nilai rata-rata kelas ... 66


(12)

Lampiran 1 Profil Sekolah

Lampiran 2 Instrumen Wawancara Guru dan Siswa Lampiran 3 Hasil Tes Pemahaman Siswa Pra Siklus Lampiran 4 Instrumen Validasi RPP Siklus I

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 5 Butir Soal dan Instrumen Validasi Butir Soal Siklus I Lampiran 6 Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Lampiran 7 Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Lampiran 8 Hasil Tes Pemahaman Siswa Siklus I

Lampiran 9 Instrumen Validasi RPP Siklus II

Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 11 Butir Soal dan Instrumen Validasi Butir Soal Siklus II Lampiran 12 Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II Lampiran 13 Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 14 Hasil Tes Pemahaman Siswa Siklus II

Lampiran 15 Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran

Lampiran 16 Kartu Konsultasi Skripsi, Surat Tugas, Surat Izin Penelitian, dan Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian


(13)

Kata IPS adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan Sosial. Pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.

IPS merupakan satu bidang kajian yang diberikan dalam pendidikan formal sejak bangku sekolah dasar dalam rangka mendukung ketercapaian tujuan pendidikan nasional Indonesia. Tujuan diberikannya pengajaran IPS pada jenjang sekolah dasar adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.1

IPS ditingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.2

1 Yullia Siska, Konsep Dasar IPS, (Yogyakarta: Garudhawaca, 2016), hal. 12.

2 Sapriya,


(14)

Pada jenjang SD/MI pembelajaran IPS mempelajari hal yang menyangkut kesosialan manusia, tingkah lakunya, proses kehidupan, serta hubungan antara manusia satu dengan manusia lain. Salah satunya pada materi Koperasi. Koperasi merupakan suatu badan usaha yang melibatkan orang-seorangan dan demi kepentingan bersama. Adapun asaz-asaz koperasi adalah asaz kekeluargaan dan asaz gotong royong. Pentingnya materi koperasi untuk mengajarkan siswa belajar beroganisasi, belajar memimpin dan bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

Pada kenyataannya di kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo mengalami masalah pada pembelajaran IPS dalam mengarahkan anak didik lebih cenderung pasif sehingga pelajaran sangat susah untuk dipahami. Proses pembelajaran IPS masih terpusat pada guru, anak didik tidak dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan ibu Nanik Hariyanti selaku guru mata pelajaran IPS kelas IV SDN Gempolsari. Terdapat beberapa masalah dalam pelaksanaan pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu masalah utama adalah metode atau cara yang digunakan guru dalam proses pembelajaran IPS kurang menyenangkan. Bukan hanya cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang menjadi penyebabnya akan tetapi juga karena buku penunjang yang ada hanya buku LKS. Sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dan merasa bosan dalam


(15)

mengikuti pembelajaran. Hal ini juga dapat mempengaruhi tingkat pemahaman siswa menjadi kurang maksimal.3

Analisa dari data hasil obervasi dan wawancara beberapa kemungkinan penyebab kurangnya pemahaman siswa dalam proses pembelajaran IPS yaitu: 1) Penggunaan metode atau cara dalam proses belajar mengajar yang kurang variatif. 2) Penggunaan media penunjang pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar mengajar belum diterapkan.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi maka peneliti berinisiatif untuk memberikan solusi supaya pemahaman peserta didik dapat meningkat dan siswa aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan media Flip Chart.

Media Flip Chart adalah suatu informasi yang ditulis atau dituangkan dalam lembaran-lembaran tersendiri, kemudian lembaran-lembaran tersebut dibundel jadi satu. Media Flip Chart bisa berisi bagian-bagian penting dan dapat diperjelas dengan topik pembicaraan guru mengenai materi. Tidak hanya itu akan tetapi juga dapat berupa gambar-gambar materi yang akan disampaikan. Media Flip Chart adalah salah satu cara guru menghemat waktu untuk menulis di papan tulis.

Dengan menggunakan media Flip Chart akan membantu menyampaikana materi-materi yang sulit dipahami siswa dengan perantara

3

Wawancara dengan guru kelas mata pelajaran IPS kelas IV, Nanik Hariyanti, S.Pd., pada hari Seninj tanggal 17 Oktober 2016 di SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo.


(16)

media yang mudah dimengerti siswa. Penggunaan media harus sesuai dengan isi dan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.

Penelitian menggunakan media Flip Chart sudah pernah dilaksanakan. Peneliti menemukan hasil penelitian yang sudah menggunakan media Flip Chart yang dilakukan oleh Sofiatul Farida, mahasiswa jurusan PGMI, FTK, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2016 dengan

judul “Peningkatan Pemahaman Materi Jenis-Jenis Pekerjaan Mata Pelajaran IPS Menggunakan Media Flip Chart pada Siswa Kelas III MI Ath-Tholibin Ngambon-Bojonegoro”.

Dalam penelitian ini siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran dan guru menyadari belum menggunakan media dalam pelaksanaan pembelajaran. Kemudian dilaksanakan penelitian disetiap siklusnya mengalami perbaikan dan peningkatan dengan menggunakan media Flip Chart. Pada siklus 1 dengan jumlah 16 siswa ada 11 siswa yang tuntas dan masih ada 5 siswa yang belum tuntas. Prosentasi ketuntasan siswa pada siklus I sebesar 68,75%. Kemudian pada siklus II menjadi 87,5% yang artinya dari 16 siswa ada 14 siswa yang tuntas dan hanya 2 siswa yang belum tuntas. Meningkatnya prosentase ketuntasan siswa juga diiringi dengan kenaikan nilai rata-rata kelas. Pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 78,03 dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu sebesar 83,87.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah menggunakan media Flip Chart. Sedangkan perbedaan penelitian ini


(17)

dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah materi pelajaran, masalah pembelajaran, serta lokasi penelitian. Mata pelajaran penelitian ini adalah IPS materi jenis-jenis pekerjaan kelas III, sedangkan mata pelajaran yang akan diteliti penulis adalah IPS materi koperasi kelas IV. Perbedaan yang lain yaitu mengenai masalah pembelajaran pada penelitian ini adalah antusias siswa dalam mengikuti pelajaran, sedangkan masalah yang akan diteliti pada penelitian yang akan dilaksanakan penulis adalah metode yang digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran. Lokasi penelitian ini adalah MI Ath-Tholibin Ngambon-Bojonegoro, sedangkan lokasi yang akan diteliti oleh penulis adalah SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo.

Dari latar belakang tersebut, maka peneliti melakukan penelitian

dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA FLIP CHART (LEMBAR PAPAN BALIK) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN IPS MATERI KOPERASI BAGI SISWA KELAS IV SDN GEMPOLSARI


(18)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan media Flip Chart untuk meningkatkan pemahaman IPS materi Koperasi pada siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman IPS materi Koperasi dengan menggunakan media Flip Chart pada siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo?

C.Tindakan yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan masalah diatas tindakan yang dipilih peniliti adalah menggunakan media Flip Chart untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS khususnya materi Koperasi. Penggunaan media Flip Chart tersebut siswa diharapkan dapat memahami materi Koperasi yang dijelaskan guru dengan mudah dan juga dapat mengubah asumsi siswa tentang pelajaran IPS yang membosankan.

Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dengan menggunakan beberapa instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran, dan lembar observasi kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan guru.


(19)

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui penggunaan media Flip Chart untuk meningkatkan pemahaman IPS materi Koperasi pada siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo.

2. Mengetahui peningkatan pemahaman IPS materi Koperasi dengan menggunakan media Flip Chart pada siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo.

E.Lingkup Penelitian

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan tidak menimbulkan kekeliruan, maka perlu adanya pembatasan masalah yang akan dibahas. Adapun ruang lingkup pembahasannya adalah sebagai berikut:

1. Subyek penelitian ini hanya terbatas pada siswa kelas IV di SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo.

2. Ruang lingkup kajian dari segi bidang studi hanya difokuskan pada mata pelajaran IPS kelas IV semester 2, khususnya pada aspek pemahaman dengan standar kompetensi “Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan

provinsi” dan kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” Kemampuan memahami yang


(20)

dimaksudkan dalam penelitian tindakan ini adalah kemampuan

memahami yang berkaitan dengan materi “Koperasi” dalam proses

pembelajaran IPS, dengan indikator antara lain: siswa mampu menjelaskan pengertian koperasi, siswa mampu menjelaskan tujuan dan manfaat koperasi, dan siswa mampu menyebutkan jenis-jenis koperasi. 3. Implementasi penelitian ini menggunakan media Flip Chart

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara umum, manfaat dari hasil penelitian ini adalah memberikan sumbangan ide dalam media pembelajaran yang dapat digunakan dalam dunia pendidikan khususnya penggunaan media Flip Chart dalam memahami materi mata pelajaran IPS di sekolah dasar.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, penelitian ini akan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan memahami isi materi pelajaran IPS dengan menggunakan media Flip Chart, lebih semangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Dan yang terpenting tidak hanya mengedepankan pemahaman saja. Namun juga mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan oleh guru guna untuk memperbaiki media pembelajaran dari sebelumnya. Supaya guru


(21)

termotivasi untuk lebih kreatif dalam memunculkan ide-ide baru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat disajikan dengan cara yang lebih bervariasi.

c. Bagi peneliti, sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti dalam memecahkan permasalahan yang ada di kelas yakni untuk meningkatkan kemampuan memahami isi materi pelajaran pada kelas IV menggunakan media Flip Chart. Dengan penggunaan media tersebut merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki kegiatan proses pembelajaran dari sebelumnya.

d. Bagi sekolah, sebagai masukan dalam rangka mengembangkan proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah agar sekolah dapat melangkah lebih dekat pada tujuan pendidikan yang diharapkan.


(22)

KAJIAN TEORI A. Pemahaman Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pengertian Pemahaman

Definisi pemahaman banyak dijelaskan oleh beberapa para ahli, salah satunya menurut Nana Sudjana yang dimaksud dengan pemahaman adalah sebuah hasil belajar, sebagai contoh adalah ketika peserta didik dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang telah dibacanya, ditulisannya atau didengarnya, atau ketika peserta didik dapat memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru.1 Dari contoh yang lain dimisalkan dalam memahami kemampuan menerjemahkan bahan matematika verbal kedalam symbol-symbol2. Hal ini juga bisa dalam menerjemahkan materi koperasi yang berisi tentang lambang-lambang koperasi dan jenis-jenis koperasi.

Menurut Ngalim Purwanto yang dimaksud dengan pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap arti suatu materi yang telah dipelajarai oleh peserta didik dan kemampuan seseorang menafsirkan infromasi yang telah diterimanya, dan menyimpulkan yang telah dipelajari.3 Pemahaman ini juga di artikan sebagai suatu proses, prosedur, atau cara atau sutau perbuatan memahami, disebut juga

1

Nana Sudjana, Pendidikan Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), Hal. 24

2 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996), Hal. 50

3 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


(23)

kemampuan memahamai arti suatu pelajaran seperti menafsirkan, menjelaskan, meringkas atau merangkum.

Pemahaman suatu materi pelajaran oleh peserta didik harus dengan cara yang bervariatif dan menyenangkan. Karena dengan cara itu dapat mempermudah peserta didik untuk mengingat materi pelajaran yang telah diperoleh. Dalam kegiatan memahami suatu materi pelajaran sangat berkaitan dengan bagaimana cara memperoleh konsep tersebut. Peserta didik akan mudah mengingat materi pelajaran 10% bila siswa tersebut memperoleh dengan membaca, 20% ketika peserta didik mendengar, 30% ketika melihat secara langsung, 50% saat peserta didik berdiskusi, 75% saat peserta didik berdiskusi, menulis atau mempraktikkan langsung. Dan yang paling baik adalah 90% saat peserta didik mampu menyampaikan suatu konsep yang diperoleh kepada orang lain dengan kalimatnya sendiri. Hal ini dapat dijelaskan dengan ilustrasi seperti gambar dibawah ini4

Gambar 2.1

Hubungan Cara Mengajarkan Konsep dengan Tingkat Pemahaman Pabelajar (diadaptasi dari Maine, 2013)

4


(24)

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman merupakan hasil proses belajar mengajar yang ditandai kemampuan menjelaskan atau mendefinisikan suatu informasi dengan kata-kata sendiri. Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan menginterprestasikan sesuatu. Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang pernah dipelajari. Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang mempunyai kemampuan tersendiri seperti menerjemahkan, menginterprestasi, eksplorasi, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan belajar siswa dilihat dari segi kemampuan pendidikan adalah sebagai berikut:5

a. Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru dan akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

5


(25)

b. Guru

Guru adalah pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Sehingga peserta didik akan mencapai tujuan yang diharapkan.

c. Peserta Didik

Peserta didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah untuk belajar bersama guru dan teman-temannya. Dan memiliki karakteristik dan gaya belajar yang berbeda satu dengan lainnya.

d. Kegiatan Pengajaran

Kegiatan pengajaran adalah proses terjadinya interaksi antara guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

e. Suasana Evaluasi

Suasana atau keadaan kelas menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman siswa. Dan berkaitan dengan konsentrasi dan kenyamanan peserta didik dalam belajar.

f. Bahan dan Alat Evaluasi

Bahan dan alat evaluasi merupakan salah satu komponen di dalam kurikulum yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa. Alat evaluasi meliputi cara-cara dalam menyajikan bahan evaluasi, contohnya dengan butir soal bentuk benar salah, pilihan ganda, menjodohkan maupun melengkapi. Jika siswa dapat


(26)

mengerjakan alat evaluasi dengan baik maka siswa dinyatakan faham terhadap materi yang diajarkan.

B. Media Pembelajaran Flip Chart

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.6

Gerlach & Ely, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memroses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.7

Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar, sementara itu Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.8

Dari berbagai definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa media adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat

6

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal 3.

7Ibid,. hal. 3


(27)

digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar.

2. Manfaat Media Pembelajaran

Dalam proses kegiatan belajar mengajar terdapat beberapa unsur penting. Salah satu unsur tersebut adalah penggunaan media pembelajaran dalam penyampaian materi yang dilakukan oleh guru. Adapun pemilihan penggunaan media pembelajaran tergantung dengan metode pembelajaran, tujuan dan materi pembelajaran. Dikatakan penting karena memang media pembelajaran sebagai alat bantu yang dapat memudahkan guru untuk menjelaskan materi yang akan disampaikan.

Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan minat belajar, mebangkitkan motivasi dan keinginan siswa untuk belajar serta membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Secara umum media mempunyai kegunaan9 :

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi, lebih langsung antara

murid dengan sumber belajar.

d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya

9

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hal 9.


(28)

e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Menurut Arsyad, adapun beberapa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sebagai berikut10 :

a. Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

b. Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya, dan memungkinkan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

c. Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

d. Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinyya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungan.

Pendapat Arsyad tentang manfaat media pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat membantu proses belajar mengajar. Penyampaian pesan dan isi pelajaran dapat diterima baik oleh siswa.


(29)

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa manfaat media pembelajaran adalah membantu dalam penyampaian bahan pengajaran kepada siswa untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa serta melibatkan siswa yang aktif dan interaktif sehingga dapat mendukung kelancaran kegiatan pembelajaran disekolah.

3. Media Flip Chart (Lembar Papan Balik)

Media Flip Chart atau lembar papan balik merupakan media cetak yang sangat sederhana dan cukup efektif. Sederhana dilihat dari proses pembuatannya dan penggunaannya yang relatif mudah. Dengan memanfaatkan bahan kertas yang mudah dijumpai disekitar kita. Selain itu, media Flip Chart merupakan media yang efektif karena dapat dijadikan sebagai media (pengantar) pesan pembelajaran yang secara terencana ataupun secara lansung disajikan pada papan balik (Flipchart) Indikator efektif adalah ketercapaian tujuan atau kompetensi yang sudah direncanakan.

Menurut Susilana.dkk (2009:87) pengertian papan balik (Flip Chart) adalah “lembaran-lembaran kertas menyerupai album atau kalender berukuran 50x75 cm, atau ukuran yang lebih kecil 21x28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian

atasnya”. papan balik (Flipchart) dapat digunakan sebagai media penyampaian pesan pembelajaran. Dalam penggunaannya dapat dibalik jika pesan dalam lembaran depan sudah ditampilkan dan diganti dengan lembaran berikutnya yang sudah disediakan.


(30)

Dari penjelasan teori di atas dapat disimpulkan bahwa media papan balik (Flip Chart) merupakan lembaran yang sama ukurannya dijilid menjadi satu secara baik agar lebih bersih dan baik. Penyajian informasi dapat berupa gambar-gambar, huruf-huruf, diagram, angka. Sajian pada media Flip Chart tersebut harus disesuaikan dengan jumlah dan jarak maksimum siswa melihat Flip Chart tersebut dan direncanakan tempat yang sesuai dimana dan bagaimana papan balik Flipchart tersebut ditempatkan.

4. Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Media Flip Chart

Pada media Flip Chart ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan menggunakan Flip Chart sebagai media pembelajaran menurut Susilana,dkk (2009: 88-89), yakni sebagai berikut:

a. Mampu menyajikan pesan pembelajaran secara ringkas dan praktis b. Flip Chart dapat digunakan dalam metode pembelajaran apapun. c. Dapat digunakan di dalam maupun di luar ruangan

d. Bahan pembuatan relatif murah e. Mudah dibawa

f. Meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar siswa.

Adapun kekurangan yang dimiliki media Flip Chart sebagai media pembelajaran yakni:

a. Sukar dibaca karena keterbatasan tulisan


(31)

c. Biasanya kertas Flip Chart hanya dapat digunakan untuk satu kali saja

d. Tidak cocok untuk pembelajaran di kelompok besar.

Berdasarkan beberapa kajian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa media Flip Chart memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang dimiliki media ini antar lain :

a. Dapat digunakan dalam metode pembelajaran apapun. b. Dapat digunakan di dalam maupun luar ruangan. c. Bahan pembuatan relatif murah.

d. Mudah dibawa.

Sedangkan kekurangan yang terdapat pada media ini antara lain : a. Memiliki keterbatasan tulisan

b. Pembicara cenderung memunggungi peserta c. Tidak cocok digunakan untuk kelompok besar.

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial atau yang lebih dikenal dengan kata IPS merupakan ilmu pengetahuan yang meneliti dan membahas segala hal yang menyangkut dengan manusia, tingkah lakunya, proses penghidupannya, hubungan antara manusia dengan benda sebagai alat untuk memenuhi kehidupan.


(32)

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan perpaduan dari beberapa disiplin ilmu sosial yang dipelajari mulai jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan tinggi. Dari beberapa cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, dan disederhanakan agar mudah dipelajari sesuai dengan kepentingan sekolah11

Nu’man Soemantri mengatakan bahwa “IPS merupakan

penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin

ilmu lainnya.” Maksudnya IPS adalah ilmu yang mengkaji masalah -masalah terkait yang diorganisasikan dan disaji secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan di sekolah baik tingkat pendidikan sekolah dasar, menengah dan ke atas.12

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan penyederhanaan dari sekelompok ilmu-ilmu sosial yang diajarkan pada tingkat sekolah, baik tingkat pendidikan dasar, menengah dan atas yang mempelajari tentang serba-serbi sebagai makhluk sosial.

2. Tujuan Pembelajaran IPS

Mata pelajaran IPS memberikan siswa pengetahuan tentang kehidupan di masyarakat dan lingkungannya serta permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalamnya. Permasalahan-permasalahan-permasalahan yang terjadi antara lain masalah budaya, ekonomi, dan politik. Siswa

11 Irfan Tamwifi, et.al, Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Surabaya: Aprinta LAPIS PGMI, 2009). hal

11 12


(33)

diberi mata pelajaran seperti ini karena mata pelajaran IPS mempunyai tujuan.

Tujuan pendidikan IPS ialah untuk mempersiapkan para siswa sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and value) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.13

Berdasarkan penjelasan tujuan pembelajaran IPS di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan mata pelajaran IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, tidak hanya mempersiapkan siswa menjadi warga yang baik saja melainkan dengan mata pelajaran IPS siswa dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Adanya tujuan IPS tersebut maka mata pelajaran IPS dapat digunakan sebagai bekal kemampuan siswa untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial.

3. Materi Koperasi

Dalam penelitian yang dilakukan, ruang lingkup yang diambil yaitu pada materi Koperasi. Berikut ini adalah Koperasi yang terdiri atas a. Pengertian Koperasi

13


(34)

Koperasi adalah suatu badan yang mengutamakan usaha bersama yang berasaskan kekeluargaan. Landasan koperasi adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Koperasi Indonesia didirikan pada tanggal 12 Juli 1960 oleh Drs. Moh. Hatta. Pada waktu itu beliau menjabat sebagai Wakil Presiden. Beliau memang ahli ekonomi. Menurut beliau ekonomi kerakyatanlah yang bisa mensejahterakan rakyat Indonesia. Atas jasanya di bidang koperasi, Drs. Moh. Hatta diangkat menjadi Bapak Koperasi Indonesia. Tanggal 12 Juli ditetapkan sebagai Hari Koperasi.

b. Makna Lambang Koperasi

Koperasi memiliki lambang yang mempunyai arti dan makna sebagai berikut :

1) Rantai melambangkan persahabatan yang kokoh.

2) Gigi roda melambangkan usaha karya yang terus menerus. 3) Padi dan kapas melambangkan kemakmuran yang diusahakan

dan yang harus dicapai oleh koperasi. 4) Timbangan melambangkan keadilan sosial. 5) Bintang dan perisai melambangkan Pancasila.

6) Pohon beringin melambangkan sifat kemasyarakatan berkepribadian Indonesia yang kokoh dan berakar.

7) Tulisan Koperasi Indonesia melambangkan kepribadian Koperasi Rakyat Indonesia.


(35)

c. Tujuan dan manfaat koperasi Indonesia

Sebagai lembaga ekonomi yang berazaskan kekeluargaan, koperasi mempunyai tujuan. Berikut ini adalah tujuan pembentukan koperasi di Indonesia :

1) Memajukan kesejahteraan anggota. 2) Memajukan kesejahteraan masyarakat. 3) Membangun tatanan ekonomi nasional.

Ketiga tujuan tersebut saling berkaitan. Dengan adanya koperasi kebutuhan para anggota dapat diperoleh di koperasi. Dengan terpenuhinya kebutuhan anggota maka semakin meningkatlah kesejahteraan anggota koperasi. Dengan memajukan kesejahteraan anggotanya berarti koperasi juga memajukan kesejahteraan masyarakat dan memajukan tatanan ekonomi nasional. Keseluruhan tujuan koperasi tersebut adalah dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

d. Manfaat Koperasi

Manfaat yang paling utama adalah anggota dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya dengan adanya koperasi anggota dapat meminjam uang untuk modal usaha. Manfaat koperasi bagi anggota tidak hanya memenuhi kebutuhan anggota. Jika kita menjadi anggota sebuah koperasi maka kita akan memperoleh manfaat lain yakni :


(36)

1) Pada akhir tahun setiap anggota mendapat keuntungan yangdisebut Sisa Hasil Usaha (SHU).

2) Setiap anggota dapat berlatih berorganisasi dan bergotong royong.

3) Setiap anggota dapat berlatih bertanggung jawab. e. Jenis-Jenis Koperasi

Jenis-jenis koperasi dibedakan berdasarkan atas jenis usaha, dan keanggotaannya.

1) Berdasarkan Jenis Usaha

Dilihat dari jenis usahanya, koperasi dapat dibagi menjadi lima kelompok.

a) Koperasi konsumsi, yaitu koperasi yang menyediakanbarang yang dibutuhkan para anggotanya, seperti makanan dan pakaian

b) Koperasi produksi, yaitu koperasi yang menyediakan bahan baku bagi produksi anggotanya untuk selanjutnya hasil produksi dipasarkan bersama-sama pula.

c) Koperasi kredit (simpan pinjam), yaitu koperasi yang menghimpun dana dari anggota dan meminjamkannya kepada anggota yang membutuhkan.

d) Koperasi Jasa, yaitu kegiatan usahanya memberikan pelayanan berupa jasa kepada para anggotanya. Misalnya koperasi angkutan. Pernahkah kamu melihat mobil angkutan


(37)

kota atau angkutan pedesaan? Di badan mobil biasa tertulis nama koperasi tersebut. Koperasi membeli mobil untuk dijadikan sarana transportasi umum. Anggota koperasi mengangsur, dengan bunga rendah. Angsuran dilakukan sesuai kemampuan orang yang mengambil kredit.

e) Koperasi serba usaha, yaitu koperasi jenis ini mempunyai kegiatan yang mencakup beberapa bidang. Semua dilakukan guna memenuhi kebutuhan anggotanya. Biasanya berada di pedesaan, yang agak sulit memenuhi keperluanhidupnya. 2) Berdasarkan Keanggotaan

Dilihat dari keanggotaannya, koperasi dapat dibedakan atas beberapa macam.

a) Koperasi sekolah.

Koperasi sekolah beranggotakan para siswa di sekolah yang bersangkutan.

b) Koperasi Pegawai Negeri (KPN)

Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para pegawai negeri.

c) Koperasi Pasar (Koppas)

Koperasi pasar beranggotakan para pedagang pasar. d) Koperasi Unit Desa (KUD)


(38)

e) Koperasi karyawan

Koperasi jenis ini beranggotakan para karyawan sebuah perusahaan.


(39)

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau Claassroom Action Research. PTK meliputi tiga kata yaitu

“Penelitian”, “Tindakan”, dan “Kelas”. Penelitian adalah suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bemanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah suatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.1

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelas untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam sebuah kelas.

Dalam pelaksanaanya penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin menjadi acuan atau dasar dari adanay berbagai model penelitian tindakan yang lain, khusunya PTK. Karena pertama kali yang memperkenalkan Actin Researh atau penelitian tindakan adalah Kurt Lewin.

1


(40)

Model Kurt Lewin menyatakan bahwa satu siklus terdiri dari empat langkah pokok yaitu Perencanaan (Planning), Pelaksanaan Tindakan (Acting), Observasi (Observing), dan Refleksi (Reflecting).2 Secara keseluruhan empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral. Seperti pada gambar dibawah ini :3

Gambar 3.1: Prosedur PTK Model Kurt Lewin

2

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, TK, (Bandung: CV. Yrama Widya, 2009), hal 40.

3 Ridho Kurnianto, et al, Penelitian Tindakan Kelas. (Surabaya : Lapis PGMI, 2009), paket 5, 13 Identifikasi

masalah

Perencanaan

(Planning)

Tindakan (Acting) Refleksi

(Reflecting)

Pengamatan( Observing)

Perencanaan Ulang

Siklus I

Siklus II


(41)

Penjelasan Prosedur :

1. Perencanaan (planning), sebelum melakukan penelitian peneliti perlu menyusun rumusan masalah, tujuan, dan membuat rencana tindakan, termasuk didalamnya instrumen penelitian dan peraangkat pembelajaran.

2. Melaksanakan tindakan (acting), pada tahap ini observer melakukan tindakan sesuai RPP yang telah disusun.

3. Melaksanakan pengamatan (observing)¸ pada tahap ini observer melakukan pengamatan tehadap perilaku siswa dalam kegiatan belajar mengajar, memantau kegiatan siswa dalam kegiatan diskusi dan mengamati pemahaman siswa terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang.

4. Melakukan refleksi (reflecting, pada tahap ini observer mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat isi hasil pembelajaran, mencatat kelemahan untuk dijadikan rancangan penyusun siklus berikutnya.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian ini meliputi :

1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo

2. Waktu : Penelitian ini dilaksanakan pada saat semester genap tahun ajaran 2016/2017


(42)

3. Subyek : Subyek yang diteliti adalah Siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo. Siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo yang berjumlah 34 siswa. Dengan siswa jumlah siswa laki-laki 18 dan jumlah siswa perempuan 16

C. Variabel yang Diteliti

1. Variabel input : Siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo

2. Variabel proses : Penggunaan media Flip Chart pada mata pelajaran IPS

3. Variabel output : Peningkatan pemahaman materi pelajaran IPS

D. Rencana Tindakan Siklus 1

1. Perencanaan

Kegiatan utama yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan adalah:

a. Merencanakan pelaksanaan penggunaan media Flip Chart pada mata pelajaran IPS dengan membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

b. Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran c. Menyiapkan instrumen penilaian


(43)

d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan tahap ini sesuai pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya.

a. Kegiatan Awal

Dalam kegiatan pendahuluan, guru melakukan :

1) Mengucapkan salam, menanya kabar dan meminta ketua kelas memimpin doa.

2) Mengabsen siswa

3) Mengaitkan pengalaman dengan materi yang akan dipelajari sebagai apersepsi melalui sebuah pertanyaan. “Sebelum pembelajaran dimulai, ibu ingin bertanya. Pada waktu disekolah kalian tidak punya pensil dan penghapus, kalian akan membeli dimana? Apa disekolah kita ada koperasi ?

4) Menyampaikan materi yang akan dipelajari

5) Memberikan motivasi kepada siswa dengan mengatakan bahwa di Indonesia terdapat banyak jenis-jenis koperasi. Salah satunya di sekolah sehingga sebagai siswa harus bisa memanfaatkan kegunaan koperasi di sekolah.


(44)

b. Kegiatan Inti Eksplorasi

1) Guru meminta siswa untuk membaca materi selama beberapa menit

2) Guru meminta siswa menyebutkan terkait materi yang telah dibaca.

3) Guru melakukan tanya jawab terkait materi yang telah dibaca. 4) Guru menjelaskan lebih lanjut dan menjawab pertanyaan siswa

mengenai materi yang telah dibaca Elaborasi

1) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok.

2) Guru membagikan potongan kertas yang bertuliskan jenis-jenis koperasi dan kertas HVS satu lembar

3) Guru menyiapkan Flip Chart (lembar papan balik)

4) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya mengenai potongan kertas yang didapat dan menuliskan pengertian dari potongan kertas tersebut kemudian ditempel berdasarkan jenisnya di media Flip Chart (lembar papan balik).

5) Guru mengarahkan siswa saat berdiskusi Konfirmasi

1) Perwakilan kelompok maju menempel potongan kertas berdasarkan jenisnya.

2) Guru mengarahkan siswa dan membenarkan jika ada yang kurang sesuai


(45)

3) Guru mengapresiasi siswa yang sudah maju menempel hasil diskusinya.

4) Guru menjelaskan jenis-jenis koperasi berdasarkan jenis usaha

dan keanggotaannya

5) Guru memberikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.

6) Siswa mengumpulkan hasil kerjanya. c. Kegiatan Penutup

1)

Siswa bersama guru melakukan refleksi dengan bertanya kepada

siswa “Bagaimana perasaan kalian dengan pembelajaran hari ini?”

2) Guru memberikan kesimpulan dengan tentang pembelajaran hari ini.

3) Guru memberikan penguatan dan memberikan pujian/reward

bagi siswa yang aktif.

4) Guru meminta siswa untuk membaca hamdalah sebagai penutup kegiatan pembelajaran .

5) Guru mengucap salam . 3. Observasi

Pada tahap observasi ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:


(46)

b. Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran.

4. Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini guru dan observer melakukan evaluasi seluruh tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil observasi. Hasil observasi dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai dan mencari kekurangan-keruangan selama tindakan berlangsung. Guna untuk melakukan siklus selanjutnya. Apabila memang ternyata hasil yang diperoleh belum berhasil maka akan dilakukan siklus selanjutnya.

Siklus II

Apabila dirasa pada siklus I kurang berhasil, maka akan dilanjutkan dengan merancang ulang pada siklus II berdasarkan hasil temuan kesulitan dan kelemahan yang terjadi pada proses pembelajaran siklus I. Pada siklus II diharapkan dapat mencapai tujuan keberhasilan.

E. Data dan Cara Pengumpulan 1. Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian


(47)

yang dimaksud.4 Dalam penelitian ini, data yang diperlukan ada dua macam, yaitu :

a. Data kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Adapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian ini, meliputi:

1) Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas 2) Pendekatan yang dipakai dalam penelitian Tindakan Kelas

b. Data kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka. Data kuantitatif dalam penelitian ini bisa didapatkan dari data jumlah siswa, nilai tes hasil belajar siswa, serta prosentase dari instrumen aktivitas guru dan aktivitas siswa.

Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.5

4 Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam teori dan praktek, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.

87. 5


(48)

Menurut Sudjana, bahwa untuk menghitung persentase dari hasil tes peserta didik menggunakan rumus sebagai berikut:

P = F_ x 100 N

Keterangan :

P : Persentase yang akan dicari

F : Frekuensi (banyaknya siswa yang tuntas) N : jumlah siswa keseluruhan

Sedangkan rata-rata kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebgai berikut:

Nilai rata-rata = Jumlah nilai keseluruhan

Jumalah siswa

Dari hasil rata-rata pencapaian indikator pembelajaran dapat dikategorikan berdasarkan ketentuan berikut. Setelah ini dinyatakan dengan kriteria yang sifatnya kuantitatif, yaitu:

90- 100 = Sangat Baik 80- 89 = Baik

70- 79 = Cukup 60- 69 = Tidak Baik

0-40 = Sangat Tidak Baik 2. Teknik Pengumpulan Data

` Teknik pengambilan data menunjukkan mengenai proses peneliti untuk memperoleh data. Hal ini berguna untuk mendapatkan data yang


(49)

obyektif dan benar. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam Penelitian Tindakan Kelas, penentuan teknik pengumpulan data ini bergantung pada data yang diperoleh. Adapun pengumpulan data yang diperoleh untuk mengumpulkan data ini, peneliti menggunakan teknik antara lain :

a. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden (orang yang diwawancarai), dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.6

Peneliti mengadakan wawancara yang dijadikan sebagai subyek penelitian yaitu guru IPS kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo, Ibu Nanik Hariyanti, S.Pd. Teknik wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa materi Koperasi sebelum dan sesudah PTK dilakukan. b. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan upaya yang dilakukan oleh pelaksana PTK untuk merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung, yaitu dari tahap awal sampai akhir. Dengan observasion dapat diketahui langsung gambaran yang utuh tentang pelaksanaan pembelajaran IPS

6

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), hal 126


(50)

dalam materi Koperasi pada kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo.

Dalam melakukan observasi, peneliti harus mempersiapkan instrumen penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan lembar observasi siswa pada saat kegiatan belajar mengajar dan lembar pengamatan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran aktif melalui media Flip Chart.

c. Tes

Tes berasal dari bahasa Prancis, yaitu testum, mengandung arti piring yang digunakan untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain, seperti batu, pasir, tanah, dan sebagainya. 7 Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik. Hal ini untuk mengukur keberhasilan kemampuan memahami peserta didik

Pada tahap ini teknik tes yang digunakan untuk mengetahui pemahaman belajar peserta didik kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi Koperasi berbentuk soal uraian. Pada tes tersebut terdiri dari 10 butir soal.

7


(51)

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pembuatan dan penyimpanan bukti-bukti (gambar, tulisan, suara, dll) terhadap segala hal, baik objek atau juga peristiwa yang terjadi. Data-data tersebut dapat berupa perangkat pembelajaran, hasil belajar siswa, foto, dan lain sebagainya.

Dalam melakukan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dikelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo, peneliti juga perlu melakukan dokumentasi. Data-data tersebut dapat meliputi profil sekolah, perangkat pembelajaran, daftar hasil belajar siswa mata pelajaran IPS materi Koperasi selama proses penelitian tindakan kelas berlangsung dan data-data lain yang menunjang selama penelitian berlangsung.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam PTK adalah suatu kegiatan mencermati atau menelaah, menguraikan dan mengkaitkan setiap informasi yang terkait dengan kondisi awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk memperoleh simpulan tentang keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran. Dalam hal ini peneliti menilai ketuntasan belajar siswa dengan perhitungan yang sangat mudah dan sederhana.

Dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam mengikuti tes di setiap siklusnya, dari hasil tersebut maka akan diamati dan kesimpulan tentang


(52)

keberhasilan guru dalam mengajar menggunakan metode yang diterapkan, apakah pembelajaran yang dilaksanakan sudah mencapai target pencapaian sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Apabila dirasa pembelajaran belum mencapai ketuntasan maka dapat dilakukan perbaikan dengan menggunakan siklus selanjutnya.

Dengan menghitung jumlah siswa yang tuntas dibagikan jumlah siswa seluruhnya dan dikalikan seratus. Sedangkan untuk mengetahui rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah dengan menjumlahkan seluruh nilai siswa kemudian jumlah seluruh nilai siswa dibagikan jumlah seluruh peserta didik. Dalam perhitungan tersebut, maka diperoleh rata-rata nilai kelas dan presentase ketuntasan.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja berarti alat penunjuk atau sesuatu yang digunakan untuk melihat keberhasilan kegiatan penelitian tindakan kelas. Dalam PTK ini yang akan dilihat adalah indikator kinerjanya. Maka diperlukan indikator sebagai berikut:

1. Prosentase keberhasilan belajar termasuk dalam kategori baik (85% ) dari jumlah peserta didik seluruhnya.

2. Nilai rata-rata siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo pada mata pelajaran IPS dengan minimal 76

3. Keaktifan guru dan peserta didik dalam kategori baik (  80% ) berdasarkan hasil pengamatan guru peneliti dan pengamat.


(53)

4. Setelah pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan peserta didik dapat :

a. Menjelaskan pengertian koperasi b. Menjelaskan makna lambang koperasi c. Menjelaskan tujuan dan manfaat koperasi. d. Menjelaskan jenis-jenis koperasi

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif, antara guru kelas dan mahasiswa sebagai peneliti. Tugas guru mendampingi peneliti dalam menerapkan penggunaan media Panggung Boneka pada mata pelajaran IPS. Adapun rincian tugas guru dan mahasiswa adalah sebagai berikut:

1. Nama guru : Nanik Hariyanti, S.Pd

2. Bertugas : Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media Flip Chart, mitra kerja peneliti dalam pengambilan data

3. Nama peneliti : Tiyas Dwi Lestari

4. Bertugas : Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan, menyusun RPP dan instumen penelitian, melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan belajar mengajar, mendiskripsikan hasil observasi PTK, menganalisis hasil penelitian tiap siklus, dan menyusun laporan penelitian


(54)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Dalam penelitian penggunaan media Flip Chart untuk meningkatkan pemahaman IPS materi Koperasi bagi siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (action), tahap observasi (observing), dan refleksi (reflection). Adapun hasil pada tiap-tiap siklus dapat dipaparkan sebagai berikut

1. Pra Siklus

Hasil pra siklus diperoleh dari 2 jenis data, yaitu hasil pre-test, hasil wawancara guru dan siswa. Hasil pre-test diperoleh ketika siswa mengerjakan soal pre-test yang dilakukan sebelum pelaksanaan siklus 1 oleh peneliti. Soal pre-test terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda. Siswa masih banyak yang mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 76. Dari 34 siswa hanya 16 siswa yang tuntas dan 18 siswa tidak tuntas.

Menurut guru mata pelajaran IPS kelas IV, ada beberapa masalah dalam pelaksanaan pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu masalah utama adalah dalammetode atau cara yang digunakan guru dalam proses pembelajaran IPS kurang menyenangkan. Bukan hanya cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang menjadi penyebabnya akan tetapi juga karena buku penunjang yang ada hanya buku LKS.


(55)

Sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dan merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini juga dapat mempengaruhi tingkat pemahaman siswa menjadi kurang maksimal.

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan memahami materi mata pelajaran IPS siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin materi Koperasi masih rendah atau di bawah rata-rata nilai KKM.(Hasil tes pemahaman siswa pra siklus dapat dilihat di lampiran 2)

Berdasarkan tabel dalam lampiran tersebutdiperoleh dari hasil tes pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS yakni ada 16 siswa yang tuntas dan ada 18 siswa yang tidak tuntas. Prosentase ketuntasan nilai pemahaman siswa yaitu 47,05% dengan nilai rata-rata 65,14. Dan hasil demikian dapat dijadikan pertimbangan pelaksanaan siklus I. Berikut keterangan perhitungannya:

T = Tuntas

TT = Tidak tuntas

Nilai rata-rata non tessiswa = �̅ = ∑ �

∑ � →

= 65,14 Keterangan:

�̅= Nilai rata-rata

∑ � = jumlah semua nilai peserta didik ∑ � = jumlah peserta didik


(56)

Hasil Belajar Jumlah Siswa

=

x 100 % = 47,05 %

2. Siklus I

Pada siklus I terdiri terdiri dari empat langkah pokok yang harus dilakukan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan dimulai dengan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang sudah disusun kemudian divalidasikan kepada dosen ahli sebagai validator. Setelah dokumen RPP divalidasi, RPP siap ditunjukkan kepada guru mata pelajaran IPS kelas IV. RPP kemudian dipergunakan sebagai perangkat pembelajaran dari tindakan yang akan dilakukan.

Kegiatan kedua yaitu instrumen penelitian tes dan media pembelajaran yang mendukung. Peneliti membuat instrumen tes yang berbentuk soal uraian terlebih dahulu sebelum pembelajaran dilaksanakan. Instrumen penelitian yang sudah disusun serta dibuat kemudian divalidasikan kepada dosen ahli yang bertugas sebagai validator.

Kegiatan selanjutnya yaitu menyusun dan mempersiapkan instrumen lembar observasi guru dan siswa. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.


(57)

b. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Januari 2017 pukul 10.00 – 11.10 WIB yakni pada jam pelajaran kelima dan keenam. Peneliti bertindak sebagai pelaksana sedangkan guru sebagai observer.

Pada tahap pelaksanaan ada tiga kegiatan yang dilaksanakan, yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Ketiga kegiatan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media Flip Chart. Adapun pembahasan ketiga kegiatan tersebut sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal ini diawali dengan guru mengucapkan salam. Kemudian guru menyampaikan maksud dan tujuan peneliti berada di kelas agar siswa tidak bertanya-tanya. Siswa mendengarkan dengan seksama ketika guru menyampaikan maksud dan tujuannya berada di kelas IV. Setelah itu guru mempersilahkan peneliti melakukan kegiatan pembelajaran.

Sebelum peneliti melakukan pembelajaran, terlebih dahulu peneliti mengucapkan salam dan memperkenalkan diri dengan wajah senyum. Siswa menjawab salam dengan penuh semangat.

Guru dan siswa berdo’a bersama-sama. Setelah selesai berdoa kemudian menanyakan kabar siswa. Siswa sangat antusias dan


(58)

semangat siswa ketika guru bertanya kabar. Setelah itu guru mengecek kehadiran siswa.

Setelah itu guru melakukan apersepsi yaitu dengan bertanya. Pada waktu disekolah kalian tidak punya atau tidak membawa pensil atau penghapus, kalian akan membeli dimana? Kemudian beberapa siswa menjawab. Kemudian guru bertanya apa disekolah kita ada koperasi? Dengan serentak semua siswa menjawab. Setelah itu guru menuliskan dipapan tulis materi pada hari ini yaitu

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru mengeksplorasi siswa dengan meminta siswa membaca materi. Setelah membaca materi guru bertanya kepada siswa ada yang belum paham dengan materi yang dibaca? Sebagian siswa menjawab paham dan ada yang diam saja. Kemudian guru bertanya apa pengertian koperasi? Satu anak angkat tangan dan menjawab. Kemudian dilanjutkan dengan bertanya apa tujuan koperasi? Siswa bergantian menjawab tanpa mengangkat tangan. Ada juga yang menjawab tetapi dengan suara pelan, dan seterusnya.

Setelah siswa membaca materi dan melakukan tanya jawab dengan guru. Kemudian guru membentuk siswa menjadi dua kelompok. Setelah siswa berkumpul dengan kelompoknya guru


(59)

meminta perwakilan kelompok maju kedepan untuk mengambil potongan kertas yang berisi jenis-jenis koperasi dan kertas HVS. Guru menunjukkan media Flip Chart. Guru menjelaskan maksud dari potongan kertas tersebut. Dalam kegiatan ini setiap kelompok mendapatkan 5 potongan kertas dan siswa mendiskusikan potongan kertas yang didapat apakah termasuk jenis koperasi berdasarkan jenis usaha atau berdasarkan keanggotaan. Kertas HVS digunakan untuk menuliskan pengertian koperasi pada potongan kertas. Apabila nanti sudah selesai siswa dapat menempel pada media Flip Chart.

Gambar 4.1

Guru menunjukkan media Flip Chart

Siswa mulai berdiskusi dengan kelompoknya. Mereka membagi tugas untuk menuliskan pengertian potongan kertas yang di dapat pada kertas HVS. Guru mengarahkan siswa saat berdiskusi. Setelah melakukan pembelajaran dengan berdiskusi.


(60)

Perwakilan kelompok maju kedepan untuk memempel potongan kertas.

Gambar 4.2

Guru mengarahkan siswa saat berdiskusi

Guru mengarahkan siswa dan membenarkan jika ada yang kurang sesuai. Jika ada siswa yang tidak memperhatikan atau ramai sendiri, guru menegurnya. Hal ini dilakukan agar semua siswa memperhatikan dan juga melatih siswa untuk menghargai temannya. Siswa bergantian ingin menempel hasil diskusinya di media Flip Chart.

Setelah semua potongan kertas ditempel guru menjelaskan jenis-jenis koperasi yang ada pada media Flip Chart. Ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru bahkan ada yang ramai sendiri. Guru menegur dan meminta siswa mendengarkan penjelasan materi.


(61)

Gambar 4.3

Guru menjelaskan jenis-jenis koperasi

Pada kegiatan ini guru mengecek pemahaman siswa dengan memberikan tes tulis uraian. Hal ini dilakukan untuk mengukur seberapa jauh mereka memahami materi koperasi dengan menggunakan media Flip Chart tes yang diberikan berjumlah 10 soal. Setelah mereka selesai kemudian guru meminta siswa mengumpulkannya di meja guru.

Dalam pelaksanaan proses tindakan siklus I diperoleh hasil 24 siswa yang tuntas dan 10 siswa yang belum tuntas, dengan rata-rata nilai 76,76. Sedangkan prosentase ketuntasan pemahaman siswa, diperoleh hasil 70,58%. Berikut adalah keterangan perhitungannya:(Hasil Tes Pemahaman Siswa Siklus I di lampiran 7)

Keterangan T : Tuntas TT : Tidak Tuntas

Nilai rata-rata hasil belajar siswa = �̅ = ∑ �

∑ � →


(62)

Keterangan: �̅= Nilai rata-rata

∑ � = jumlah semua nilai peserta didik ∑ � = jumlah peserta didik

Presentase Ketuntasan =Jumlah Siswa yang Tuntasx 100% Jumlah Siswa

=

x 100% = 70,58%

Jadi pada pra siklus ke siklus I kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin telah mengalami peningkatan prosentase belajar dari 47,05% menjadi 70,58%, dan rata-rata nilai seluruh kelas dari 65,14 menjadi 76,76. Meskipun rata-rata nilai kelas sudah memenuhi kriteria yaitu lebih dari 76, namun prosentase ketuntasan belum memenuhi kriteria yaitu kurang dari >85%. 3) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. Setelah itu guru memberikan sedikit penguatan guru meminta siswa membaca hamdalah bersama-sama sebagai penutup kegiatan pembelajaran. Kemudian mengakhiri dengan mengucapkan salam penutup.


(63)

c. Observasi

Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, peneliti melakukan pengamatan kegiatan mengajar guru dan aktivitas siswa. Peneliti melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi. Adapun hasil observasi yang dilakukan peneliti selama pembelajaran berlangsung pada siklus I sebagai berikut:

1) Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Berdasarkan hasil observasi guru siklus I selama proses pembelajaran, diketahui bahwa selama pembelajaran berlangsung, masih terdapat beberapa aspek yang harus ditingkatkan oleh guru. Berikut ini merupakan paparan data dan rekapitulsi hasil observasi aktivitas guru siklus I. (Instrumen Observasi Aktivitas Guru Siklus I lampiran 5)

Nilai Akhir = Skor perolehan x 100 Skor maksimal

= 81x 100 = 67,5 120

Dari perhitungan tersebut, hasil yang diperoleh guru pada siklus I adalah aspek yang sudah dilaksanakan guru dengan baik sebanyak 21 aspek.. Mengenai data hasil pengamatan aktivitas guru siklus I selama kegiatan pembelajaran berlangsung memperoleh hasil dengan perolehan nilai akhir 67,5dengan skor perolehan 81 dari skor maksimalnya 120. Berdasarkan


(64)

perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran dengan media Flip Chart tergolong cukup

Selama proses kegiatan pembelajaran terdapat beberapa kekurangan, diantaranya dalam memberikan motivasi di kegiatan awal dan penyampaian tujuan pembelajaran kurang maksimal Tidak hanya itu, pada kegiatan inti terdapat beberapa aspek pembelajaran yang mendapatkan skor 2, diantaranya guru kurang memberikan pertanyaan terkait materi yang telah dibca siswa, guru kurang jelas dalam menyampaikan aturan penggunaan media Flip Chart, guru kurang optimal dan maksimal dalam menjelaskan hasil diskusi siswa serta guru kurang mengecek pemahaman siswa.

Meskipun ada beberapa aspek kegiatan yang masih kurang, belum optimal, akan tetapi hal tersebut dapat ditingkatkan kembali pada siklus II.

2) Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Berdasarkan hasil observasi pada aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas, diketahui bahwa siswa masih belum terfokus pada pembelajaran . Dari data hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang dapat diuraikan sebagaimana berikut. (Instrumen Observasi Aktivitas Siswa Siklus I lampiran 6)


(65)

Nilai Akhir = Skor perolehan x 100 Skor maksimal

= 63x 100 = 65,62 96

Dari perhitungan diatas, hasil observasi aktivitas siswa pada kegiatan siklus I, memperoleh skor sebesar 63 dari skor maksimal 96 atau dengan nilai akhir 65,62. Berdasarkan dari hasil perhitungan tersebut tergolong cukup. Pada kegiatan ini siswa belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan media Flip Chart, selain itu pada kegiatan pendahuluan siswa masih belum siap untuk menerima pelajaran, sehingga beberapa dari mereka masih kurang fokus dalam menerima pelajaran. Tidak hanya itu, siswa kurang terfokus pada penjelasan yang disampaikan guru. Pada pembelajaran selanjutnya, hal ini mengacu untuk diperbaiki pada siklus selanjutnya. Yakni, guru harus memotivasi siswa dan memberikan dorongan agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

d. Refleksi

Dalam pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari 3 kegiatan, yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Guru dan siswa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP, hanya saja ada beberapa langkah pembelajaran yang kurang maksimal.


(66)

Adapun hasil pemahaman materi koperasi pada siklus I mengalami peningkatan. Sebelum diterapkan penggunaan Media Flip Chart ini, jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 18 siswa, setelah diterapkan penggunaan media Flip Chart jumlah siswa yang tidak tuntas berkurang menjadi 10 siswa. Nilai rata-rata siswa juga sudah di atas KKM, namun ketuntasan hasil belajar siswa belum tercapai. Dalam diskusi antara guru dengan peneliti dirumuskan beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk pelaksanaan tindakan kelas siklus II.

Temuan-temuan yang ada pada pelaksanaan tindakan kelas siklus I, diantaranya sebagai berikut:

1) Ada beberapa aktivitas guru dan siswa yang kurang maksimal sehingga perlu ditindak lanjuti. Seperti memberikan motivasi kepada siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, meminta siswa menyebutkan terkait materi yang dibaca, menjelaskan aturan penggunaan media Flip Chart, kurang maksimal dalam menjelaskan materi dan kesimpulan akhir pelajaran.

2) Model pembelajaran yang dilakukan dengan membentuk kelompok besar dirasa kurang efektif. Karena ada siswa yang ramai sendiri.

3) Kegiatan siswa menulis pengertian koperasi di kertas HVS dirasa kurang efektif. Karena memakan waktu yang lama.


(67)

Berdasarkan paparan di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus I belum maksimal dalam penelitian pemahaman materi koperasi. Dalam hal ini peneliti melanjutkan siklus II untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Peneliti dan guru bersepakat untuk lebih meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran. Adapun yang telah didiskusikan antara guru dengan peneliti untuk upaya perbaikan pada siklus selanjutnya, antara lain:

1) Melaksanakan aktivitas guru dan siswa dengan maksimal, jika pada siklus I masih banyak langkah-langkah pembelajaran yang belum dilaksanakan, maka pada siklus II akan dioptimalkan. 2) Guru memberikan motivasi dan mengkondisikan siswa terlebih

dahulu sebelum memberikan penjelasan kepada siswa.

3) Pada kegiatan inti siklus 1 guru membentuk menjadi dua kelompok maka disiklus 2 guru membentuk kelompok sesuai dengan tempat duduk siswa. Karena posisi tempat duduk siswa sehari-hari sudah dibentuk kelompok.

4) Guru menyiapkan potongan kertas lengkap berisi jenis-jenis koperasi, pengertian serta gambar koperasi. Agar siswa lebih bersemangat berdiskusi mengenai potongan kertas dengan tambahan gambar koperasi.


(68)

3. Siklus II

Penelitian tindakan kelas pada siklus II hampir sama dengan siklus I, terdiri atas 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berikut ini pemaparan dari masing-masing tahapan:

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan dimulai dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah diperbaiki berdasarkan kendala yang ditemui di siklus I. Tidak ada perbaikan pada kegiatan awal. Pada kegiatan inti guru membagi siswa berkelompok sesuai dengan posisi duduknya. Selain itu pada kegiatan inti juga ditambahkan gambar jenis-jenis koperasi yang akan ditempel pada media Flip Chart (Lembar Papan Balik). Pada siklus I setiap kelompok mendapat 5 potongan kertas akan tetapi di kegiatan ini setiap kelompok mendapatkan 2 potongan kertas. Pada kegiatan penutup tidak ada perubahan. Selain itu, pada siklus II ini lebih dimaksimalkan pada pelaksanaannya.

Kegiatan kedua membuat instrumen penelitian tes yang mendukung. Peneliti membuat instrumen tes yang berbentuk soal uraian. Instrumen penelitian yang sudah disusun serta dibuat kemudian divalidasikan kepada dosen ahli yang bertugas sebagai validator.

Kegiatan selanjutnya menyiapkan lembar observasi aktifitas guru dan siswa yang sudah divalidasi oleh dosen ahli dan


(69)

menyiapkan media pembelajaran yang variatif agar bisa memaksimalkan proses pada siklus II.

b. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Januari 2017 pukul 10.00 – 11.10 WIB. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada jam pelajaran kelima dan keenam. Peneliti yang bertindak sebagai pelaksana sedangkan guru sebagai observer. Adapun kegiatan pembelajaran pada siklus II ini sama dengan siklus I, meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal ini hampir sama dengan kegiatan awal pada siklus I, dimulai dengan guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa dengan penuh senyum dan semangat. Siswa menjawab salam dan kabar dengan antusias dan penuh semangat oleh siswa. Selanjutnya guru dan siswa berdo’a bersama-sama dengan membaca surat al-Fatihah dan do’a akan belajar. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa. Guru

melakukan apersepsi melalui sebuah pertanyaan. “Apa disekolah kita ada koperasi?” siswa menjawab denga serentak.

Guru bertanya lagi “Menjual apa saja koperasi disekolah?”

siswa menjawab dengan bergantian dan penuh semangat. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari.


(70)

Guru memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa memperhatikan guru dengan seksama. 2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti ini hampir sama dengan siklus I, dimulai dengan kegiatan guru mengeksplorasi siswa dengan meminta siswa membaca materi. Setelah membaca materi guru melakukan kegiatan tanya jawab terkait materi tersebut.

Gambar 4.4

Siswa melakukan kegiatan membaca

Kegiatan selanjutnya setelah siswa membaca materi dan melakukan tanya jawab dengan guru. Kemudian guru membentuk siswa menjadi lima kelompok. Sesuai posisi tempat duduk siswa dikelas sehari-hari. Jadi pada siklus II ini siswa tidak perlu berpindah tempat duduk. Kemudian guru meminta perwakilan kelompok maju kedepan untuk mengambil potongan kertas yang berisi jenis-jenis koperasi, gambar koperasi dan pengertian koperasi. Sebelum menjelaskan maksud dari


(71)

potongan kertas yang didapat. Guru menunjukkan 2 media Flip Chart yang ada didepan kelas.

Gambar 4.5

Media Flip Chart (Lembar Papan Balik)

Pada siklus II ini media Flip Chart dibuat berbeda dengan siklus I. Dengan ditambah gambar-gambar yang berwarna. Kemudian guru menjelaskan maksud dari potongan kertas tersebut.

Dalam kegiatan ini setiap kelompok mendapatkan 2 potongan kertas dan siswa mendiskusikan potongan kertas yang didapat apakah termasuk jenis koperasi berdasarkan jenis usaha atau berdasarkan keanggotaan. Kemudian menempel hasil kerjanya pada media Flip Chart sesuai dengan jenisnya.

Siswa mulai berdiskusi dengan kelompoknya. Pada kegiatan ini siswa lebih bersemangat karena ditambah dengan gambar jenis-jenis koperasi. Guru mengarahkan siswa saat berdiskusi. Setelah melakukan pembelajaran dengan berdiskusi. Perwakilan kelompok maju kedepan untuk memempel potongan kertas.


(72)

Gambar 4.6

Siswa berdiskusi dengan kelompoknya

Gambar 4.7

Siswa menempel hasil diskusinya ke media Flip Chart

Guru mengarahkan siswa dan membenarkan jika ada yang kurang sesuai. Siswa bergantian ingin menempel hasil diskusinya di media Flip Chart. Guru mengapresiasi siswa yang sudah maju menempel hasil diskusinya. Setelah semua potongan kertas ditempel guru menjelaskan jenis-jenis koperasi yang ada pada media Flip Chart. Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru.

Pada kegiatan ini guru mengecek pemahaman siswa dengan memberikan tes tulis uraian. Hal ini dilakukan untuk mengukur


(73)

seberapa jauh mereka memahami materi koperasi dengan menggunakan media Flip Chart tes yang diberikan berjumlah 10 soal. Setelah mereka selesai kemudian guru meminta siswa mengumpulkannya di meja guru.

Dalam pelaksanaan proses tindakan pada siklus II ini, diperoleh hasil 31 siswa yang tuntas dan 3 siswa yang belum tuntas. Dengan rata-rata nilai Berikut adalah keterangan perhitungannya:(Hasil Tes Pemahaman Siswa Siklus II di lampiran 12)

Keterangan T : Tuntas TT : Tidak Tuntas

Nilai rata-rata hasil belajar siswa = �̅ = ∑ �

∑ � → 99

= 88,08

Keterangan: �̅= Nilai rata-rata

∑ � = jumlah semua nilai peserta didik ∑ � = jumlah peserta didik

Presentase Ketuntasan =Jumlah Siswa yang Tuntasx 100% Jumlah Siswa

=

x 100% = 91,17%

Jadi pada siklus I ke siklus II kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin telah mengalami peningkatan prosentase belajar


(74)

dari 70,58% menjadi 91,17%, dan rata-rata nilai seluruh kelas dari 76,76 menjadi 88,08 Sehingga rata-rata nilai kelas sudah memenuhi kriteria yaitu lebih dari 76 dan prosentase ketuntasan secara klasikal yaitu 85%.

3) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. Guru bertanya kepada siswa bagaimana perasaan kalian dengan pembelajaran hari ini? Setelah itu guru menyimpukan pelajaran bersama-sama dengan siswa. Kemudian guru memberikan sedikit penguatan. Guru meminta siswa membaca hamdalah bersama-sama.. Kemudian mengakhiri dengan mengucapkan salam penutup.

Gambar 4.8 Kegiatan penutupan c. Observasi

Peneliti melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi. Adapun hasil observasi yang dilakukan peneliti selama pembelajaran berlangsung pada siklus II sebagai berikut:


(75)

1) Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Berdasarkan hasil observasi guru siklus II selama proses pembelajaran, diketahui bahwa selama pembelajaran berlangsung, beberapa aspek yang masih kurang di siklus I sudah ditingkatkan pada kegiatan siklus II. Berikut ini merupakan paparan data dan rekapitulsi hasil observasi aktivitas guru siklus I. (Instrumen Observasi Aktivitas Guru Siklus I lampiran 10)

Nilai Akhir = Skor perolehan x 10 Skor maksimal (120)

= 106x 100 = 88,33 120

Mengenai data hasil pengamatan aktivitas guru siklus I selama kegiatan pembelajaran berlangsung memperoleh hasil dengan perolehan nilai akhir 88,33dengan skor perolehan 106 dari skor maksimalnya 120. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran dengan media Flip Chart sudah tergolong baik. hal ini dikarenakan guru sudah mempersiapkan dan mengkondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran sehingga dalam menyampaikan tujuan dan memberika motivasi kepada siswa sudah dilakukan dengan optimal. Selain itu, dalam proses kegiatan pada aspek menjelaskan aturan penggunaan media dan juga memberikan kesimpulan akhir pembelajaran sudah


(76)

dilakukan dengan optimal. Pada proses pembelajaran juga sudah sesuai dengan RPP dan langkah-langkah pembelajaran sudah terlaksana dengan baik karena guru sudah mampu mengelola waktu.

2) Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Berdasarkan hasil observasi pada aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas dalam kegiatan siklus II, siswa sudah terfokus pada pembelajaran yang disampaikan guru. Dari data hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang dapat diuraikan sebagaimana berikut. (Instrumen Observasi Aktivitas Siswa Siklus I lampiran 11)

NilaiAkhir =Skor Perolehan X 100 Skormaksimal (96)

= 86 X 100 = 89,58 96

Berdasarkan dari hasil obeservasi pengamatan siswa siklus II diperoleh nilai akhir adalah 89,58 dari perolehan skor 86 dengan skor maksimalnya yaitu 96 (sangat baik). Pada kegiatan siklus II ini siswa lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti pelaajaran yang disampaikan guru. Tidak hanya itu, dengan adanya tambahan gambar-gambar koperasi pada media Flip Chart siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.


(1)

66

siswa meningkat dari 65,62 pada siklus I menjadi 89,58 pada siklus II. Berikut adalah grafik peningkatan hasil observasi guru dan siswa:

Grafik 4.1

Nilai Akhir Peningkatan Observasi Aktivitas Guru

Grafik 4.2

Nilai Akhir Peningkatan Observasi Aktivitas Siswa 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus I Siklus II

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100


(2)

2. Peningkatan pemahaman materi Koperasi dengan menggunakan media Flip Chart (lembar papan balik) dalam pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo

Prosentase tingkat pemahaman siswa terhadap materi Koperasi dalam pembelajaran IPS siswa secara klasikal pada siklus I yaitu 70,58%, artinya dari 34 siswa, hanya 24 siswa yang tuntas dan 10 siswa belum tuntas, sehingga nilai rata-rata kelas yaitu 76,76. Sedangkan pada siklus II, prosentase tingkat pemahaman siswa secara klasikal mengalami peningkatan menjadi 91,17%, artinya dari 34 siswa, ada 30 siswa yang tuntas dan 3 siswa yang tidak tuntas, sehingga nilai rata-rata kelas yaitu 88,08. Berikut adalah grafik peningkatan belajar siswa secara klasikal:

Grafik 4.3

Peningkatan nilai rata-rata kelas

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100


(3)

68

Prosentase pada pra siklus yaitu 47,05%, meningkat menjadi 70,58% pada siklus I, kemudian meningkat lagi 91,17% pada siklus II. Sedangkan untuk nilai rata-rata kelas pada pra siklus yaitu 65,14 meningkat menjadi 76,76 pada siklus I, kemudian meningkat lagi menjadi 88,08 pada siklus II.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka media Flip Chart (Lembar Papan Balik) dapat meningkatkan pemahaman materi Koperasi siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin Sidoarjo.


(4)

A. Simpulan

1. Penggunaan media Flip Chart dalam rangka meningkatkan pemahaman materi Koperasi mata pelajaran IPS siswa kelas IV SDN Gempolsari Tanggulangin dapat dikategorikan dengan baik. Namun baru dapat mencapai hasil optimal setelah melalui beberapa perbaikan pada siklus II, dan telah diterapkan dengan baik dan sesuai yang diharapkan karena terjadi peningkatan prosentasi keaktifan siswa dan guru dari siklus I ke siklus II. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I sebesar 65,62% menjadi 89,58% pada siklus II, dan hasil observasi aktivitas guru mendapat 67,5% pada siklus I dan meningkat menjadi 88,23% pada siklus II. Pada siklus I siswa merasa belum terbiasa dengan media Flip Chart dalam pembelajaran IPS, masih banyak siswa yang kurang fokus pada kegiatan pembelajaran sehingga ketuntasan tes pemahaman siswa belum tercapai. Pada pelaksanaan siklus II, peneliti mengacu pada kekurangan yang ada pada siklus I dan memperbaikinya dengan memberikan variasi gambar pada media Flip Chart.


(5)

70

Demikian pula prosentase ketuntasan pada pra siklus sebesar 47,05% meningkat pada siklus I sebesar 70,58% dan pada siklus II menjadi 91,17%. Maka, hal ini dapat dikategorikan sangat baik.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SDN Gempolsari Tanggulangin, ada beberapa saran yang dapat membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di SDN Gempolsari Tanggulangin, yaitu:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan model, metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan indikator yang akan dicapai siswa, supaya pembelajaran lebih bervariasi dan tidak monoton menggunakan paradigma lama sehingga siswa tidak bosan dan lebih semangat.

2. Dari pihak sekolah diharapkan dapat memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan di sekolah..

3. Penggunaan media Flip Chart (Lembar Papan Balik) dapat menjadi salah satu upaya untuk mengembangkan sekolah ke arah yang lebih baik terutama kualitas pelajaran.


(6)

Bandung: CV. Yrama Widya.

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2016. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Azhar, Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.. Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Djamara, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kurnianto, Ridho. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Lapis PGMI Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Pengajaran. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Sadiman, Arif, S, Dkk. 2011. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Siska, Yullia. 2016. Konsep Dasar IPS. Yogyakarta: Garudhawaca.

Sudjana, Nana . 1995. Pendidikan Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Pada Konsep Kegiatan Pokok Ekonomi Di SMP Islam Terpadu Rahmaniyah Cilodong (Quasi Eksperimen)

1 11 139

Pengaruh penggunaan media flip chart terhadap hasil belajar IPS kelas VIII MTs Negeri 3 (kuasi eksperimen studi kasus di MTs Negeri 3 Jakarta)

2 62 0

KEEFEKTIFAN MEDIA ULAR TANGGA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI SISWA KELAS IV DI SDN GUGUS DIPONEGORO SEMARANG

4 64 420

PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 03 JATIPURO Penggunaan Media Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Iv SDN 03 Jatipuro Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 14

PENDAHULUAN Penggunaan Media Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Iv SDN 03 Jatipuro Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 5

PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 03 JATIPURO Penggunaan Media Komputer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Iv SDN 03 Jatipuro Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 15

PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI PERISTIWA SEKITAR MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.

0 2 44

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Penggunaan Media Papan Berpaku untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Materi Bangun Datar terhadap Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Jatiwarno

0 0 15

PENGEMBANGAN MEDIA PAPAN MAGNET SUMBERDAYA ALAM DIY MATA PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS IV di SDN MINOMARTANI 6.

5 32 171

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI JENIS-JENIS PEKERJAAN MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN LEMBAR BALIK (FLIP CHART)PADA SISWA KELAS III MI ATH-THOLIBIN NGAMBON-BOJONEGORO.

3 9 136