Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Pada Konsep Kegiatan Pokok Ekonomi Di SMP Islam Terpadu Rahmaniyah Cilodong (Quasi Eksperimen)

(1)

DI SMP ISLAM TERPADU RAHMANIYAH CILODONG

(Quasi Eksperimen)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh:

Muamar Roja’I

NIM: 109015000075

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

i

Pendidikan Ekonomi Jurusn Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran menggunakan media flip chart terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa pada konsep kegiatan pokok ekonomi. Penelitian ini dilakukan di kelas VII ibnu sina SMPIT Rahmaniyah Cilodong. Penelitian ini berlangsung pada bulan april-mei 2016. Metode penelitian yang digunakan kuasi eksperimen dengan desain pretest posttest group design dan teknik pengambilan sampel purpossive sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa pilihan ganda. Data hasil instrumen tes dianalisis secara kuantitatif. Berdasarkan analisis data tes, diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media flip chart terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa pada konsep kegiatan pokok ekonomi. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t

terhadap data pretest dan posttest. Hasilnya adalah nilai thitung sebesar 11,10 dan

nilai ttabel sebesar 2,04. Terlihat bahwa thitung>ttabel, sehingga H0 ditolak. Selain itu,

rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan media flip chart lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum menggunakan media flip chart. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penggunaan media flip chart berpengaruh terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada konsep kegiatan pokok ekonomi.


(6)

ii

Education Program, Social Science Educational Studies Program, Faculty of Tarbiyah and Teaching, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

This research aims to determine the Effects of Using Instructional Media Flip Chart to Student Result on Social Science subjects on The Basic Concept of Economic Activity. This research was conducted in Social Science Subjects Class VII Ibnu Sina in SMPIT Rahmaniyah Cilodong. The research was done in April-May 2016. The method used in this research is a quasi experimental with pretest and posttest design and the technique of sampling is purpossive sampling. Instrument were used in this research are test instrument which is multiple choices. Test instrument data will be analized quantitatively. Based on data analisys, the result obtained that there is an effect of media flip chart on learning result onthe basic concept of economic activity. The result of hypothesis testing againts pretest and posttest data showed that value of thitung is 11,10 and value of

ttabel is 2,04. This showed that is thitung higher than ttabel, so H0 is rejected. Average of student’s learning results that uses media flip chart is higher than the average of student learning result before uses media flip chart. This shows that there is an effect of learning media flip chart to student results on social sciences subjects class VII Ibnu Sina SMPIT Rahmaniyah Cilodong.


(7)

iii

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan ini dengan baik. Salawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.

Penelitian ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidkan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan penelitian pendidikan ini, penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki.Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian pendidikan ini dapat terselesaikan.Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan IPS, beserta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, sebagai Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan ilmu dan waktunya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan ini.

4. Drs. H. Syaripulloh M.Si, sebagai dosen Penasihat Akademik yang banyak membantu serta membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

5. Para dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya yang mengajar di Jurusan Pendidikan IPS. Penulis mengucapkan terima kasih.


(8)

iv

Rahmaniyah beserta para stafnya, terutama Bapak Prasetya Dwi Cahaya, S.Pd selaku guru IPS dan rekan saya Ilham Maulana selaku Wakil Kepala SMPIT Rahmaniyah. Saya mengucapkan terima kasih juga kepada seluruh dewan guru dan para siswa/siswi SMPIT Rahmaniyah yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, tapi tidak mengurangi rasa terima kasih dan rasa hormat saya.

8. Kepada orang tua dan adik-adikku tersayang, terima kasih atas segala doa, perhatian, motivasi dan kasih sayang.

9. Kepada sahabat-sahabat Muhamad Khadafi, Abduh Abdurrohman, Ahmad Jazuli, Rifki Faslika, Anggi Sanjaya, Risda Aulia Fitri, Sri Maryanti, Wahyu Dwijayanto, Ajami Solihin, Liang Miliartha, Shapour, Agus Suherman, Akbar Fauzi, Halikin, Lutfi, Ega Juliana. Yang telah memberikan motivasi, waktu, tenaga, dan kesempatan untuk membantu menemani penulis menyelesaikan skripsi ini.

10.Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2009 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki.

Jakarta, 18 Juli 2016 Penulis


(9)

v

Halaman Pernyataan

Abstraksi... i

Kata Pengatar... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel... vii

Daftar Diagram...viii

Daftar Lampiran... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Pembatasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran... 8

1. Ciri-ciri Media Pendidikan... 9

2. Fungsi Media Pembelajaran... 10

B. Media Flip Chart... 11

1. Pengertian Media Flip Chart... 11

2. Cara Mendesain Flip Chart ... 13

3. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan flip chart... 13

C. Kegiatan Pokok Ekonomi... 15

D. Hakikat Hasil Belajar... 19

E. Hasil Penelitian Yang Relevan... 26


(10)

vi

C. Pendekatan Penelitian... 29

D. Populasi dan Sampel... 29

E. Teknik Pengumpulan Data... 30

F. Instrumen Penelitian... 30

1. Uji Instrumen... 31

G. Teknik Analisis Data... 37

1. Uji Prasyarat Analisis Data... 37

2. Hipotesis Statistik... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah... 40

B. Data Hasil Pretest dan Posttest... 43

C. Uji Normalitas Data... 44

D. Uji Homogenitas Data... 45

E. Uji Hipotesis... 45

F. Data Kualitatif... 46

G. Hasil Analisis Data Angket... 46

H. Hasil Pembahasan... 50

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 52

B. Saran... 52

DAFTAR PUSTAKA... 53 LAMPIRAN


(11)

vii

Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas... 33

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas... 33

Tabel 3.4 Interpretasi Angka Indek Kesukaran Item... 34

Tabel 3.5 Rekapitulasi Taraf Kesukaran Butir Soal... 35

Tabel 3.6 Interpretasi Angka Indek Diskriminasi Item... 36

Tabel 3.7 Rekapitulasi Daya Beda Instrumen... 37

Tabel 4.1 Rekapitulasi Uji Normalitas... 44

Tabel 4.2 Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa... 47

Tabel 4.3 Hasil Observasi... 48


(12)

viii

Diagram 4.1 Histogram Nilai Pretest dan Posttest... 43 Diagram 4.2 Histogram Rata-Rata Nilai Pretest Dan Posttest... 50


(13)

ix

Lampiran 2 Print Screen Media Pembelajaran...66

Lampiran 3 Soal Pretest...67

Lampiran 4 Soal Posttest...73

Lampiran 5 Uji Validitas dan Uji Daya Pembeda...79

Lampiran 6 Rekapitulasi Uji Validitas...97

Lampiran 7 Rekapitulasi Uji Daya Pembeda...97

Lampiran 8 Uji Reliabilitas...98

Lampiran 9 Uji Tingkat Kesukaran...100

Lampiran 10 Rekapitulasi Taraf Kesukaran Butir Soal...101

Lampiran 11 Hasil Pretest...102

Lampiran 12 Hasil Posttest...103

Lampiran 13 Uji Normalitas...104

Lampiran 14 Uji Homogenitas...106

Lampiran 15 Uji-t...107

Lampiran 16 Angket Respon Siswa...108

Lampiran 17 Analisis Data Hasil Angket Respon Siswa...110

Lampiran 18 Foto Kegiatan Mengerjakan Pretest dan Posttest...111

Lampiran 19 Foto Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Media Flip Chart...113

Lampiran 21 Data Rombongan Belajar...115


(14)

(15)

1

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan proses internal siswa dan pembelajaran merupakan kondisi eksternal belajar. Belajar bagi siswa merupakan kegiatan peningkatan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik menjadi lebih baik. Bagi guru, belajar merupakan akibat tindakan pembelajaran.1 Berdasarkan pengertian tersebut, kegiatan belajar merupakan kegiatan antara siswa dan guru yang saling bersinergi untuk mencapai tujuan dan fungsi belajar melalui pembelajaran yang tepat.

Dalam proses belajar mengajar, guru menggunakan media pengantar dan siswa menggunakan alat bantu penunjang berupa buku teks. Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu dengan maksud-maksud dan tujuan instruksional dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh siswa ataupun mahasiswa, sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.2 Buku teks memudahkan siswa untuk memahami dan mengulang kembali materi sesuai dengan tingkat kepahamannya. Hal itu akan didapat oleh siswa jika buku teks yang digunakan merupakan buku teks yang berkualitas.

Sebagai media pengantar dan alat bantu, buku teks perlu diisi dengan materi pelajaran yang sistematis. Penyusunan materi yang sistematis berdasarkan standar kompetensi siswa dapat mempermudah proses belajar mengajar di kelas, khususnya pelajaran Ekonomi. Proses belajar mengajar Ekonomi dengan media buku teks dibantu dengan penjelasan dari guru akan memudahkan siswa memahami meteri pelajaran. Sementara itu, materi pelajaran Ekonomi yang tidak tersusun bertahap dan proses pengajaran yang salah akan menyulitkan

1 Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), h.26. 2Ibid.


(16)

pemahaman siswa. Hal itu memperlihatkan bahwa proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi.

Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri di mana guru atau dosen dan siswa/mahasiswanya bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian.3 Dalam proses belajar mengajar sering

terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi di dalamnya tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siswa, kurangnya minat dan kegairahan, penyampaian materi yang tidak sistematis, dan lain sebagainya. Penyimpangan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan media pembelajaran.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.4 Pada hakikatnya, proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.5 Namun, dewasa ini para guru belum dapat menggunakan komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran. Sementara itu, tersampaikannya pesan dalam kegiatan pembelajaran merupakan hal yang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar. Fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam peneri maan informasi.6

“Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran.”7 “Hamalik mengemukakan

bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

3 Asnawir, M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta : Ciputat Pers, 2002),

h.13.

4 Mudjiono, op. cit., h. 7. 5 Asnawir, loc.cit., h.13. 6Ibid.


(17)

rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.”8

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.9 Dalam hal ini,

teknologi sebagai media penunjang siswa dan guru dalam kegiatan belajar.

Saat ini kesadaran guru untuk mencoba menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar masih rendah. Hal itu disebabkan karena mereka sudah merasa nyaman mengajar menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kecenderungan verbalisme. Metode yang sejak dulu sudah digunakan tersebut memang tidak dapat dikatakan sebagai metode yang buruk. Dengan hanya menggunakan metode ceramah telah lahir tokoh-tokoh hebat dan berpengaruh. Selanjutnya, jika kita sudah mengetahui bahwa metode tersebut berhasil, mengapa kita harus mencoba sebuah metode baru yang belum teruji secara zaman dapat menghasilkan orang-orang hebat? pemikiran seperti inilah yang selalu ada dalam benak para guru hingga sekarang ini.

Menurut Arsyad, guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien, meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Selain mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.10

Media flip chart merupakan media yang mudah dibuat serta tidak membutuhkan kemampuan khusus untuk membuatnya. Media ini hanya membutuhkan kreativitas pembuatnya agar media ini dapat tampak menarik.

8Ibid. 9Ibid., h. 2. 10Ibid., h. 2.


(18)

Media ini cukup efisien karena dapat dibuat dengan bahan-bahan yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak mahal. Media ini bisa digunakan dalam metode ceramah. Sehingga memudahkan guru dalam penyampaian materi dan dapat memangkas waktu yang digunakan guru untuk menulis dan menggambar di papan tulis. Guru juga dapat menampilkan tulisan yang lebih atraktif dan menampilkan gambar yang lebih bagus.

Berdasarkan paparan diatas maka peneliti tertarik meneliti metode pembelajaran dengan menggunakan flip chart. Oleh karena itu, peneliti

mengambil judul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLIP CHART

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII PADA KONSEP KEGIATAN POKOK EKONOMI DI SMP ISLAM TERPADU RAHMANIYAH CILODONG”


(19)

B. Identifikasi Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah pada hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

1. Materi pelajaran yang cukup sulit bagi siswa.

2. Meteri pelajaran yang harus dipahami siswa secara tahap demi tahap/berurutan.

3. Motivasi siswa untuk belajar pelajaran ekonomi masih rendah.

4. Beberapa siswa lebih memilih mempelajari pelajaran lain saat pelajaran ekonomi berlangsung.

5. Sikap siswa yang tidak baik terhadap gurunya.

6. Cara guru menjelaskan materi pelajaran terlalu cepat bagi siswa sehingga akhirnya siswa memutuskan untuk tidak memperhatikan penjelasan. 7. Cara mengajar guru yang sulit dipahami oleh siswa.

8. Metode pengajaran yang digunakan kurang tepat.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penulis dalam melaksanakan penelitian, maka penulis membatasi permasalahan pada:

Pengaruh proses belajar mengajar menggunakan media flip chart terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII pada konsep kegiatan pokok ekonomi di SMP ISLAM TERPADU Rahmaniyah Cilodong.


(20)

D. Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah penelitian “Bagaimanakah pengaruh penggunaan media flip chart terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP ISLAM TERPADU Rahmaniyah pada konsep kegiatan pokok ekonomi?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran menggunakan media flip chart

berpengaruh terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMPIT Rahmaniyah pada konsep kegiatan pokok ekonomi.

F. Manfaat Penelitian

Secara khusus dapat memberikan manfaat bagi: a. Peneliti

Dengan dilaksanakannya penelitian ini maka peneliti akan mengetahui cara menggunakan media flip chart dalam proses belajar mengajar dan seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. b. Guru

Menambah pengetahuan mengenai media yang dapat dipakai dalam proses belajar mengajar. Kemudian sebagai referensi untuk menggunakan media flip chart dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Siswa

Membuat siswa lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran ketika gurunya mencoba menggunakan media yang baru. Kemudian siswa menjadi lebih mudah dalam memahami materi pelajaran. Selanjutnya diharapkan prestasi akademik siswa dapat meningkat.


(21)

d. Sekolah

Hasil penelitian dapat dijadikan landasan perbaikan sistem pembelajaran di sekolah. Meningkatkan prestasi akademik siswa. Dan jika para guru berhasil menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan media yang menarik maka akan meningkatkan jumlah peminat/bakal calon peserta didik sekolah tersebut.


(22)

8

Kata media sudah tidak asing dalam bidang pendidikan, biasanya kata media digunakan untuk menyebut alat bantu yang digunakan dalam kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru. Menurut Arief S. Sadiman, “Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.”1 Selanjutnya, “Secara

lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.”2 Karena media pembelajaran yang menarik bagi siswa dapat dipergunakan untuk merangsang perhatian, pikiran, dan kemampuan atau keterampilan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa.

Dalam proses belajar mengajar, media merupakan penghantar atau penghubung informasi atau pesan yang ingin disampaikan guru kepada siswanya. Agar informasi atau pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh siswa dengan baik, seorang guru harus dapat memilih dan menyajikan media yang tepat sesuai dengan bahan ajar yang akan disampaikan sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

Media pembelajaran menurut Mukhtar “merupakan suatu bagian yang integral dari suatu proses pendidikan di sekolah.”3 Sedangkan menurut Yudhi

Munadi, “media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan

1Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1996), Ed. 1, Cet. 4, h. 7

2Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Ed. 1, Cet. 13, h. 3 3

Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidika Agama Islam, (Jakarta: CV Misaka Gazila, 2003), cet.1, h.103.


(23)

belajar yang kondusif, penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.”4

Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Dengan menggunakan media, diharapkan dapat terjadi komunikasi dua arah, guru mudah mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, siswa mudah memahami materi yang disampaikan, dan dapat memberikan pendapat atau tanggapan terhadap materi yang diberikan.

Dari pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan dari sumber terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

1. Ciri-Ciri Media Pendidikan

Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya.

a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan suatu program komputer dan dapat dengan mudah direproduksi kembali kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

4

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru), (Ciputat: Gaung Persada Press, 2008), h. 7-8.


(24)

b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar

time-lapse recording. Disamping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Dengan kemampuan mentransformasi suatu kejadian, media sangat membantu dalam menjelaskan suatu kejadian yang terjadi dalam rentang waktu yang panjang, seperti metamorfosis ulat menjadi kupu-kupu.

c. Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama dengan kejadian itu.5

2. Fungsi Media

“Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.”6

Levie dan Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:

a. Fungsi Atensi

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

b. Fungsi Afektif

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca). Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.

5Arsyad. Op. Cit., h. 12-14 6Arsyad. Op. Cit., h. 15


(25)

c. Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pecapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi Kompensatoris

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.7

B.

Media Flip Chart

1. Pengertian media flip chart

Media flip chart menurut Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto “adalah lembaran kertas yang berisikan bahan pelajaran yang tersusun rapi dan baik”.8

Arif S Sadiman mengemukakan “flip chart atau bagan balikan menyajikan setiap informasi”.9 Flip chart adalah lembaran-lembaran kertas menyerupai kalender

berkuran 50X28 cm, atau ukuran yang lebih kecil 21X28 cm sebagai flip book

yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya.10 Sementara menurut

Dina Indriana, “flip chart adalah lembaran kertas berbentuk album atau kalender yang berukuran agak besar, lembaran kertas tersebut dapat dijadikan sebagai media pengajaran dan pembelajaran, dan mungkin bisa dianggap sebagai pengganti papan tulis atau whiteboard jika proses pengajarannya berada di luar ruang kelas”.11 Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, flip chart

merupakan media yang berisi bahan pelajaran yang tersusun sehingga dapat

7Arsyad. Op. Cit., h. 16-17

8Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia,

Februari 2011), h.9.

9Sadiman, op,cit., h.1.

10Tejo Nurseto, Membuat Media Pembelajaran yang Menarik, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol.8, 2011, h.25, (http://staff.uny.ac.id).

11 Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta: Div Press, Juli


(26)

digunakan sebagai media penyampai pesan pembelajaran secara langsung. Flip chart merupakan media cetakan yang sederhana dan cukup efektif dalam membantu kegiatan pembelajaran.

“Rudi Bretz mengklasifikasi ciri utama media pada tiga unsur pokok, yaitu suara, visual, dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi menjadi tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis, dan simbol.”12 “Media berbasis visual

memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.”13

“Bagan atau chart termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Pesan yang akan disampaikan biasanya berupa ringkasan suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting.”14

Sebagai media yang baik, bagan atau chart haruslah: 1. Dapat dimengerti anak;

2. Sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit; dan

3. Diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap sesuai dengan perkembangan jaman juga agar tak kehilangan daya tarik atau membuat siswa bosan.15

Seringkali siswa bingung bila dihadapkan pada data yang banyak sekaligus. Oleh karena itu, dipakailah chart yang dapat menyajikan pesan secara bertahap. Salah satu jenis chart yang dapat menyajikan data secara bertahap

12Asnawir, M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002),

Cet. 1, h.13

13Arsyad, op. cit.,h. 90-91 14Sadiman, op. cit.,h. 35. 15Sadiman, op. cit.,h. 35-36.


(27)

adalah flip chart. Informasi dalam flip chart dituangkan pada lembaran-lembaran secara bertahap dan disusun berurutan.16

2. Cara mendesain flip chart

Menurut Tejo Nurseto, tahap-tahap dalam membuat flip chart seperti mengumpulkan gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan, menuliskan pesan pada kertas atau kalau perlu objek gambar yang sudah ada, misalnya dari koran atau majalah dapat ditempelkan, mengatur komposisinya, jika gambar langsung dibuat pada kertas tersebut perlu dibuat sketsa terlebih dulu, membuat outline dan mewarnai.17

Menurut Rudi susilana dan Cepi Riyana menjelaskan cara mendesain flip chart yaitu:

a. Tentukan tujuan pembelajaran. b. Menentukan bentuk flip chart

c. Membuat ringkasan materi d. Merancang draf kasar (sketsa) e. Memilih warna yang sesuai

f. Menentukan ukuran huruf dan benuk huruf yang sesuai.18

3. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan flip chart

Langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media flip chart yaitu:

1) Mempersiapkan diri: guru perlu menguasai bahan pembelajaran dengan baik dan memiliki keterampilan untuk menggunakan media tersebut. Siapkan alat-alat lain yang mungkin diperlukan. Misalnya spidol untuk menulis penjelasan tambahan di papan tulis, dudukan atau penyangga khusus flip chart, penjepit atau klip kertas ukuran besar untuk menjepit

16Sadiman, op. cit., h. 36-37. 17Tejo Nurseto, Op.cit., h.25-26. 18

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h.87


(28)

lembaran-lembaran flip chart, sehingga mudah dalam membalikan lembaran flip chart ke lembaran selanjutnya.

2) Penempatan yang tepat. Perhatikan posisi flip chart, sehingga dapat dilihat dengan baik oleh semua siswa yang ada di ruangan kelas tersebut.

3) Pengturan siswa. Misalnya siswa dibentuk menjadi setengah lingkaran, atau leter U, pastikan semua siswa memperoleh pandangan yang baik. 4) Perkenalkan pokok materi. Materi yang disajikan terlebih dahulu

diperkenalkan kepada siswa pada saat awal membuka pelajaran.

5) Sajikan gambar. Setelah masuk pada materi, mulailah memperlihatkan lembaran-lembaran gambar flip chart dan berikan keterangan yang cukup.

6) Beri kesempatan siswa untuk bertanya. Berikan stimulus agar siswa mau bertanya, meminta klarifikasi apakah materi yang telah disampaikan jelas dipahami atau masih kurang jelas. Beri kesempatan siswa memberikan komentar terhadap isi flip chart yang disajikan. 7) Menyimpulkan materi. Dorong siswa berperan aktif menyimpulkan

materi yang diperkuat oleh guru. Jika dirasa perlu, siswa atau guru kembali membuka beberapa flip chart yang dianggap penting.19


(29)

C.

Kegiatan Pokok Ekonomi

Kegiatan ekonomi yang pokok terjadi salah satunya di pasar. Pasarlah tempat bertemunya pedagang, pembeli, bahkan distributor barang, dan di pasar pulalah harga suatu barang dapat ditentukan. Selain di pasar, kegiatan ekonomi juga dapat dilakukan di rumah, kantor, jalanan, bahkan di perairan. Adapun kegiatan pokok ekonomi, yaitu produksi, dostribus, dan konsumsi.

1. Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Orang atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi disebut produsen. Selanjutnya, pengertian produksi secara lebih luas adalah segala sesuatu atau aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang ditujukan untuk menambah dan mempertinggi nilai atau faedah suatu barang. Untuk dapat terlaksananya kegiatan produksi, diperlukan faktor-faktor produksi. Berikut ini adalah faktor-faktor produksi.

a. Faktor Alam

Sebagaimana kamu ketahui bahwa sumber daya alam yang dimiliki oleh bangsa kita melimpah ruah, baik yang ada di darat, laut, dan udara. Semua sumber daya alam tersebut dapat memberi kehidupan kepada bangsa kita di segala bidang kehidupan. Faktor alam di antaranya tanah, tenaga alam, barang tambang, udara, iklim, dan air.

b. Faktor Tenaga Kerja

Menurut para pakar ekonomi, yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah suatu kegiatan manusia yang bersifat jasmani maupun rohani yang dapat ditujukan dalam kegiatan produksi. Tenaga kerja (sumber daya manusia) Indonesia makin lama makin banyak. Hal ini sesuai dengan pertumbuhan bangsa Indonesia yang makin meningkat. Dalam kegiatan produksi, faktor tenaga kerja sangat dominan, karena tanpa adanya tenaga kerja tidak akan ada yang mengerjakan atau menghasilkan produk, baik berupa barang maupun jasa.


(30)

Sebagai imbalan atas jasa yang diberikan, para tenaga kerja tersebut mendapatkan imbalan berupa upah. Tenaga kerja dibagi ke dalam dua bagian, yaitu:

1) Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang menggunakan pikiran (konsep) untuk kepentingan produksinya atau dalam kegiatan produksi. 2) Tenaga kerja jasmani, yaitu tenaga yang memberikan sumbangan produktif dalam produksi. Tenaga kerja jasmani dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a) Tenaga kerja terdidik, artinya tenaga kerja yag sebelumnya dididik terlebih dahulu sebelum melaksanakan kerjanya, misalnya: accounting, montir.

b) Tenaga kerja terlatih, artinya pekerja yang keahliannya didapat dari pengalaman, contohnya pelayan hotel, sopir.

c) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, misalnya: kuli panggul, penjaga gudang.

c. Faktor Modal

Faktor modal adalah setiap alat atau barang yang digunakan untuk menghasilkan barang selanjutnya. Modal tidak selalu diasumsikan dengan uang, melainkan dapat juga dalam bentuk barang, misalnya gedung-gedung, mesin-mesin, perkakas, bahan baku, bahan pembantu yang dipergunakan dalam proses produksi. Fungsi modal dalam ekonomi adalah sebagai penghasil dalam meningkatkan produksi. Modal dibagi ke dalam dua bagian, yaitu:

1) Modal tetap, artinya alat-alat produksi yang tahan lama dan berangsur-angsur dalam kegiatan produksi. Misalnya: gedung, mesin, dan peralatan. 2) Modal lancar, atinya alat-alat produksi yang habis dalam satu kali atau beberapa kali proses produksi, misalnya: bahan baku, minyak pelumas, dan bensin.


(31)

d. Kegiatan Wirausaha

Dalam berproduksi diperlukan kecakapan seseorang di dalam memadukan faktor-faktor produksi sehingga antara faktor yang satu dengan faktor yang lainnya saling berhubungan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Manajer adalah seorang pimpinan yang mempunyai pandangan ekonomi, mempunyai kecakapan dalam menjalankan organisasi perusahaan juga memiliki kecakapan dalam mengorganisasikan semua faktor-faktor yang terlibat dalam kegiatan produksi.

2. Distribusi

Setelah mengetahui pengertian produksi pada penjelasan sebelumnya, kegiatan ekonomi selanjutnya yang perlu diketahui adalah distribusi.

a. Pengertian Distribusi

Distribusi adalah penyaluran dan penyebaran barang dari tangan produsen untuk sampai pada tangan konsumen. Dalam kejadian sehari-hari, distribusi barang merupakan bagian dari kegiatan pemasaran (marketing).

Di daerahmu, apabila ayah atau kakakmu menyuruh untuk membelikan mie atau kopi, kamu akan pergi ke warung, bukan? Di warung, kamu dengan mudah dapat membeli keperluan-keperluan pribadi tersebut. Mengapa demikian? Itulah salah satu keuntungan dari proses distribusi barang. Distribusi merupakan penghubung antara produsen dengan konsumen. Tanpa adanya distribusi, barang hasil produksi tidak akan sampai pada konsumen. Tidak semua barang yang dihasilkan oleh produsen langsung dapat diketahui oleh konsumen. Untuk mengatasinya pihak produsen dan distributor harus melakukan upaya-upaya supaya semua barang hasil produksinya dapat dengan cepat diketahui oleh konsumen. Upaya-upaya tersebut, misalnya:

1) mengadakan promosi melalui media cetak maupun elektronik 2) mengadakan pameran hasil produksi


(32)

b. Orang-Orang yang Melakukan Distribusi

Berikut ini adalah orang-orang yang melakukan distribusi. a. Agen

Agen adalah penyalur tunggal suatu perusahaan yang menghasilkan produksi benda atau jasa tertentu.

b. Grosir (Pedagang Besar)

Grosir (pedagang besar) menyediakan barang dari berbagai perusahaan.

c. Pengecer

Pengecer adalah pedagang kecil yang langsung berhubungan dengan konsumen.

d. Importir

Importir adalah pedagang yang kegiatannya mendatangkan (membeli) barang-barang dalam jumlah besar dari luar negeri.

e. Eksportir

Eksportir adalah pedagang besar yang kegiatannya menjual barang-barang dari dalam negeri ke luar negeri.

3. Konsumsi

Kegiatan ekonomi utama yang terakhir adalah konsumsi. Kegiatan ini setelah adanya kegiatan produksi dan distribusi yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut ini penjelasan mengenai kegiatan konsumsi.


(33)

a. Pengertian Konsumsi

Konsumsi adalah suatu aktivitas manusia dalam memakai, mempergunakan atau menghabiskan barang-barang dan jasa yang diproduksi sebelumnya. Orang yang melakukannya disebut konsumen.

b. Tujuan Konsumsi

Tujuan konsumsi adalah untuk memperoleh kepuasan setinggi-tingginya dalam mencapai tingkat kemakmuran terhadap berbagai kebutuhan hidup. Dalam menghadapi berbagai kebutuhan hidup, muncul istilah yang disebut pola konsumsi. Artinya, susunan tingkat kebutuhan seseorang (rumah tangga) untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya.

Pola konsumsi seseorang dipengaruhi oleh: 1) tingkat pendapatan/penghasilan;

2) besar kecilnya keluarga;

3) harga barang-barang kebutuhan;

4) tingkat pendidikan dan kebutuhan dalam masyarakat; dan 5) lingkungan tempat tinggal

D.

Hakikat Hasil Belajar

Sebelum dijelaskan mengenai hakikat belajar, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian belajar, pengertian hasil belajar, dan faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

1. Pengertian belajar

Pengertian belajar menurut bahasa adalah “Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.”20

20Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, ( Jakarta : PT Raja Grafindo


(34)

Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Menurut Witherington seperti yang dikutip Purwanto “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.”21

Menurut James O. Whitaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Pendapat lain mengatakan bahwa belajar adalah sama saja dengan latihan sehingga hasil belajar akan nampak dalam keterampilan-keterampilan tertentu. Menurut pengertian secara psikologi, belajar adalah merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.22

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses psikis yang dilakukan dan dialami individu yang menimbulkan perubahan perilakunya baik pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan.

2. Hasil belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.23

Menurut Suharsimi Arikunto hasil belajar adalah “Hasil akhir setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk

21M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2010), h. 84-85.

22 Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi belajar, (Jakarta: Reneka Cipta. 1991),

h.119-121

23Purwanto, Pengaruh Konsekuensi Perilaku dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil


(35)

perbuatan yang diamati dan diukur.”24 Sedangkan menurut Nana Sudjana, “Hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.25 Selanjutnya, menurut E. Mulyasa “Pengertian

keberhasilan pembelajaran adalah keberhasilan pesera didik dalam membentuk kompetensi dan mencapai tujuan serta keberhasilan guru dalam membimbing peserta didik dalam pembelajaran.”26 Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

dapat dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi standar kompetensi yang telah ditentukan.

Hamzah B. Uno mengemukakan bahwa “Hasil belajar adalah perubahan prilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya”.27

Menurut Oemar Hamalik “Hasil belajar adalah suatu yang tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan dan pengetahuan”.28

Menurut Hanny Indrawati “Hasil belajar adalah suatu yang digunakan untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila anak didik sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.”29

Menurut Chatarina dalam jurnal yang ditulis oleh Muhammad Isa “Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar, Sedangkan menurut Winkel hasil belajar merupakan

24

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet ke-4, h.43

25Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda

karya, 1989), h. 22.

26 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosda Karya. 2005), h.121.

27Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), cet. I, hlm. 213.

60Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

Bumi Aksara), h.155.

29Henny Indrawati, Jurnal Pendidikan Model controversial issue untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar, 2011 .


(36)

bukti keberhasilan yang telah dicapai peserta didik dimana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas.”30

Bloom menyatakan bahwa kemampuan sebagai wujud hasil belajar dapat dipantau melalui tiga kawasan, yakni: (1) cognitive domain yaitu penguasaan materi akademik, (2) affective domain yaitu bersifat normatif, (3) psychomotor domain yaitu aplikatif produktif. Lebih lanjut bloom meenyatakan bahwa

Cognitive domain terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sistesis dan evaluasi.31

Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom

et.al., dikatagorikan lebih rinci secara hirarki ke dalam jenjang kemampuan, yakni:32

1) Mengenali (C1 ) 2) pemahaman ( C2 ) 3) penerapan ( C3 ) 4) analisis ( C4 ) 5) sintesia ( C5 ) 6) evaluasi ( C6 )

Ranah afektif dirinci oleh Krathwohl et.al., menjadi lima jenjang, yakni:33 1) Perhatian dan penerimaan (receiving)

2) Tanggapan (responding)

3) Penilaian atau penghargaan (valuing)

4) Pengorganisasian (organization)

5) Karakteristik terhadap satu atau beberapa nilai (characterization by a value or value complex)

30Muhammad Isa, (September 2011), Jurnal Pendidikan, Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Melalui Pendekatan Realistik (Suatu Penelitian Pada Anak Kelas VIII SMP Negeri 1 Kuta Malaka Aceh Besar).

31Herman Paneo, Pengaruh Umpan Balik Evaluasi Formatif dan Kepribadian Siswa

Terhadap Hasil Belajar Matematika, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2007, h.725

32

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi kedua, ( Jakarta : Bumi Aksara, Cet.pertama juli 2012), hal.131-133.

33 Ahmad Sofyan, et.al., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,( Jakarta :


(37)

Sedangkan ranah psikomotorik dibagi menjadi tujuh tingkatan, yakni:34 1) Persepsi (perceptions),

2) Kesiapan (set),

3) Gerakan terbimbing (guided response),

4) Gerakan terbiasa (mechanism),

5) Gerakan kompleks (complex overt response),

6) Penyesuaian pola gerakan (adaptation),

7) Kreatifitas atau keaslian (creativity/origination).

Untuk mengetahui berhasil tidaknya seorang siswa di dalam suatu mata pelajaran, akan dilakukan pengukuran atau evaluasi. Hasil yang dicapai oleh setiap siswa dalam suatu mata pelajaran belum tentu sama. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh keadaan dan cara belajar seseorang yang berbeda.35

Worth dan Muguis mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan suatu alat dalam hal ini adalah tes.36

Hasil belajar merupakan hasil akhir setelah mengalami proses belajar, yang dinilai dan diamati dari perubahan tingkah laku, proses belajar dapat dinyatakan berhasil jika telah sesuai dengan sandar kompetensi dari bahan ajarnya. Untuk mengetahui hasil akhir dalam pembelajaran, maka dilakukan penilaian terhadap kemampuan siswa. Penilaian adalah “proses memperoleh informasi untuk tujuan pengambilan keputusan tentang kegiatan belajar siswa. Evaluasi dalam pembelajaran sosial studies dilakukan secara kontinu, utuh, dan menyeluruh, baik evaluasi berupa tes nontes.”37

34Ibid., hal.24.

35Muh. Tawil, Kemampuan Penalaran Formal dan Lingkungan Pendidikan Keluarga

Dikaitkan dengan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2008, h.1052-1053.

36Ibid.,h.1053. 37

Etin Solihati dan Raharjo, Cooperating Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, (Bumi Aksara: Jakarta, 2008), cet ke-2, h.43.


(38)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu faktor internal, faktor ekternal, dan faktor pendekatan belajar.38 Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh salah satunya atau semua faktor tersebut. Selanjutnya, ketiga faktor tersebut terbagi lagi menjadi beberapa bagian, berikut ini penjelasannya.

1) Faktor Internal

Faktor internal berasal dari dalam diri siswa. Adapun yang termasuk ke dalam faktor internal adalah aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek fisiologis bersifat jasmaniah yang berkaitan dengan kondisi umum jasmani dan otot yang menandai tingkat kebugaran organ tubuh dan sandinya yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikui pelajaran. Sementara itu, aspek psikologis bersifat rohaniah. Beberapa faktor psikologs yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran seswa, antara lain tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal berasal dari luar diri siswa. Beberapa faktor yang eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial yang paling mempengaruhi kegiatan belajar adalah lingkungan keluarga siswa itu sendiri. Selain itu, lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal atau masyarakat, termasuk di dalamnya tetangga, masyarakat, dan teman sepermainan pun mempengaruhi hasil belajar. Sementara itu, lingkungan nonsosial yang mempengaruhi kegiatan belajar adalah bentuk fisik berupa fasilitas di sekolah dan di rumah, serta keadaan dan waktu belajar. Apabila semua faktor ini mendukung siswa, proses dan hasil belajar yang dihasilkan akan baik, begitu pun berlaku sebaliknya.

38

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 3, h. 144-156.


(39)

3) Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar ini berkaitan dengan srategi atau segala cara yang dilakukan atau digunakan siswa untuk menunjang keefektivan dan efisiensi proses dan hasil belajar. Beberapa cara yang dapat dilakukan siswa adalah mengikuti bimbingan belajar atau privat beberap pelajaran yang perlu dikuasai. Strategi yang dapat digunakan guru adalah menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan siswa sehingga siswa dapat mencapai pemahaman materi secara maksimal.


(40)

E.

Hasil Penelitian Yang Relevan

Di bawah ini penulis menyajikan beberapa hasil penelitian yang berkenaan dengan judul penelitian penulis, diantaranya:

1. Iin safrina, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan skripsinya yang berjudul “Pengaruh Modul Digital Interaktif Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Suhu dan Kalor.” Penelitian ppada tahun 2013 ini menghasilkan kesimpulan bahwa menurut Iin safrina “Pembelajaran dengan modul digital interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor yaitu berdasarkan uji-t didapat thitung=2,82 > ttabel=1,994 pada

derajat keyakinan 5%.”39

2. Abduh Abdurrohman, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Permainan Kartu Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Pada Materi Geografi.” Penelitian pada tahun 2013 ini menghasilkan kesimpulan bahwa menurut Abduh Abdurrohman “Terdapat pengaruh media permainan kartu terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII pada materi kondisi penduduk indonesia yaitu berdasarkan uji-t didapat thitung=3,47> ttabel=1,67

pada derajat keyakinan 5%.”40

3. Halimatus Sadiyah, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan skripsinya yang berjudul “Kontribusi Media Chart Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Pada Konsep Pemintaan dan Penawaran.” Penelitian pada tahun 2010 ini menghasilkan kesimpulan bahwa menurut Halimatus Sadiyah “Hasil belajar siswa pada konsep permintaan dan penawaran lebih

39Iin safrina, “Pengaruh Modul Digital Interaktif Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Suhu dan Kalor,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014), h.55.

40Abduh Abdurrohman, “Pengaruh Penggunaan Media Permainan Kartu Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Pada Materi Geografi,” ( Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan


(41)

baik dengan media chart daripada yang tidak menggunakan media chart yaitu berdasarkan uji-t didapat thitung=3,27> ttabel=1,99 pada derajat keyakinan

5%.”41

41Halimatus Sadiyah, “Kontribusi Media Chart Tehadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa

Pada Konsep Permintaan Dan Penawaran,” ( Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 90.


(42)

F.

Kerangka Berpikir

Guru berperan penting dalam pemanfaatan media dan sumber belajar. Pemanfaatan tersebut bermaksud meningkatkan kualitas kegiatan belajar, sehingga mutu hasil belajar semakin meningkat.42

Pada dasarnya pekerjaan guru adalah mengkomunikasikan pengalaman kepada siswa. Ada dua cara yang dapat ditempuh, yakni melalui pendengaran dan melalui penglihatan. Alat bantu/media pengajaran dapat membantu dalam kedua cara tersebut.43

Saat ini keberadaan media menjadi cukup penting dalam kegiatan pembelajaran, karena media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar.44 Material non verbal seperti tabel-tabel diagram dan bagan-bagan sangat berguna bagi siswa dalam mempelajari materi yang relevan. Demikian pula gambar-gambar, peta-peta, dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman siswa.45

Menyajikan materi dengan menggunakan media flip chart sangat menguntungkan untuk informasi visual seperti kerangka pikiran, diagram, bagan, atau grafik karena dengan mudah karton-karton lebar yang disusun sebelum penyajian dibuka dan dibalik dan jika perlu dapat ditunjukan kembali kemudian.46Media flip chart dapat dibuat dengan mudah oleh guru. Media flip

chart dapat diisi dengan gambar-gambar, tabel, grafik, tulisan-tulisan yang merupakan inti dari materi. Bagian-bagian media flip chart disusun berurutan untuk mempermudah dalam menyampaikan materi. Guru dapat membuatnya semenarik mungkin, sehingga pembelajaran menjadi tidak membosankan bagi siswa.

42Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), h.36 43Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

PT Bumi Aksara,2008), Cet.7 h.201

44Nurseto, op. cit., h.22.

45Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1991),

Cet.1, h.128


(43)

Dengan adanya media pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Materi pelajaran pun menjadi lebih mudah diingat oleh siswa, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Dengan dikuasainya materi pelajaran maka akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Karena berdasarkan pemaparan diatas media berfungsi membantu siswa belajar agar lebih berhasil.47Kemudian keberhasilan suatu proses pembelajaran

dapat dilihat melalui tes hasil belajar. Dengan demikian secara keseluruhan dapat diduga bahwa “hasil belajar siswa yang mendapat perlakuan kegiatan pembelajaran menggunakan media flip chart lebih baik daripada hasil belajar siswa yang kegiatan pembelajarannya tanpa menggunakan media flip chart.”


(44)

28

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2016 pada Semester II tahun ajaran 2015 – 2016, bertempat di SMPIT RAHMANIYAH yang beralamat di Jalan Raya Kostrad Cilodong No.25 Pabuaran, Kecamatan Cilodong, Kabupaten Cibinong, Kota Bogor, Jawa Barat 16916.

B. Metode Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan pada bab I, maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Menurut Zainal Arifin “Quasi experiment adalah suatu rancangan yang berisi langkah-langkah yang akan dilakukan dalam kegiatan penelitian eksperimen, sehingga informasi yang diperlukan tentang masalah yang diteliti dapat dikumpulkan secara faktual.”1 Desain penelitian yang digunakan yaitu Pretest

Posttest Group Design, Menurut Suharsimi Arikunto “Desain penelitian Pretest Posttest Group Design ini yaitu observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen, observasi sebelum eksperimen disebut pretest dan observasi setelah eksperimen disebut posttest, perbedaan antara pretest dan posttest merupakan efek dari treatmen atau eksperimen.”2

1 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT

Remaja Rosda Karya, 2011), h. 76.

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktikal), (Jakarta:


(45)

C. Pendekatan Penelitian

Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang analisisnya lebih fokus pada data-data numerikal atau angka yang diolah dengan menggunakan metode statistika.3 Adapun data yang dicari atau diteliti adalah data kuantitatif dengan cara menggunakan tes. Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas, baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus di jawab) atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai yang dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai

testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.4

D. Populasi dan Sampel

Menurut Suharsini Arikunto “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”5

1. Populasi

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP IT RAHMANIYAH, tahun ajaran 2015 – 2016.

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII, tahun ajaran 2015 -2016.

3

Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2011), h. 5

4 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. 11,

h. 67


(46)

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan teknik purposive sampling atau sample bertujuan dan sampel yang diambil yaitu kelas VII Ibnu Sina yang berjumlah 30 orang siswa. Pengambilan sampel ini berdasarkan pertimbangan kompetensi, waktu, dana, dan menghindari perbedaan karakter jika sampel diambil lebih dari satu kelas.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Tes awal (pretest)

Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan ajar yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.6

2. Tes akhir (posttest)

Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai sebaik-baiknya oleh para peserta didik.7 Tes digunakan untuk mendapatkan data mengenai tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.8

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.9 Tes yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir.

6 Anas Sudijono, op. cit., h. 69. 7 Anas Sudijono, op. cit., h. 70. 8 Anas Sudijono, op. cit., h. 67. 9 Anas Sudijono, op. cit., h. 66.


(47)

Tes yang akan diberikan kepada siswa adalah tes hasil belajar jenis tes obyektif, bentuk tes yang dipilih adalah tes obyektif dengan bentuk benar salah. Tes obyektif benar-salah adalah salah satu bentuk tes obyektif dimana butir-butir soal yang diajukan dalam tes hasil belajar itu berupa pernyataan, dimana ada pernyataan yang benar dan ada pernyataan yang salah.10 sebelum tes ini

digunakan dalam penelitian terlebih dahulu akan dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.

1. Uji Instrumen

a. Validitas

Tes hasil belajar dapat dinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut dengan secara tepat atau benar telah dapat mengukur atau mengungkap hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik, setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.11

Perhitungan validitas pada instrumen penelitian ini menggunakan teknik korelasi poin biserial, dimana angka indeks korelasi yang diberi lambang

r

pbi dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :12

r

pbi

=

MP−Mt

SDt

Keterangan:

r

pbi= koefisien korelasi poin biserial yang melambangkan kekuatan korelasi antara variabel I dengan variabel II, yang dalam hal ini dianggap sebagai koefisien validitas item.

Mp = skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang untuk butir item

yang bersangkutan telah dijawab dengan betul. Mt = skor rata-rata dari skor total.

SDt = deviasi standar dari skor total.

10 Anas Sudijono, op. cit., h. 107. 11 Anas Sudijono, op. cit., h. 95 12 Anas Sudijono, op. cit., h. 185


(48)

p = proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.

q = proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.

Setelah dilakukan uji coba dan dilakukan uji validitas (terlampir), dari 35 butir soal yang valid sebanyak 14 butir soal, sedangkan butir soal yang tidak valid sebanyak 21 soal. Hasil perhitungan disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1Rekapitulasi uji validitas

Butir valid Butir tidak valid

1, 7, 10, 11, 13, 14, 25, 26, 27, 29, 30, 32, 34, 35.

2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 28, 31, 33

Sumber: Uji Validitas SPSS-22

Dari tabel tersebut selanjutnya butir-butir soal yang valid digunakan sebagai sebagai instrumen tes yang berupa pretest dan postest dengan terlebih dahulu mengecek dan memperbaiki kembali soal-soal yang memerlukan revisi. Pada saat posttest 14 soal yang valid tersebut sebagian diubah tetapi dengan indikator yang sama.

b. Reliabilitas

Tes hasil belajar dapat dinyatakan reliabel apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulangkali terhadap subjek yang sama, senantiasa menunjukan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil.13

Perhitungan reliabilitas pada instrumen penelitian ini menggunakan rumus KR21 :14

13 Anas Sudijono, op. cit., h. 95. 14 Anas Sudijono, op. cit., h. 253.


(49)

r

11

=

�−1

( −

�� �−��

� (�)

)

Keterangan:

r

11 = koefisien reliabilitas tes

n = banyaknya butir item 1 = bilangan konstan

Mt = mean total (rata-rata hitung dari skor total)

�� = varian total

Hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS-22

Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,751 35

Berdasarkan nilai Cronbach's Alpha pada tabel Reliability Statistics diperoleh nilai 0,751 dimana nilai ini ditafsirkan dengan kriteria :15

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas

No Realibilitas Kategori

1 0,800-1,000 Sangat tinggi

2 0,600-0,799 Tinggi

3 0-400-0,500 Cukup

4 0,200-0,399 Rendah

5 >0,200 Sangat rendah

Maka dapat disimpulkan tes ini memiliki tingkat reliabilitas Tinggi.

15http://artikeligs.blogspot.co.id/2015/03/analisis-butir-soal-dengan-menggunakan.html (diakses 3 juni 2016)


(50)

c. Tingkat Kesukaran

Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup.16

Rumus yang digunakan untuk menghitung taraf kesukaran adalah sebagai berikut :17

� =

��

Keterangan:

P = proporsi = angka indeks kesukaran item.

B = banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item yang bersangkutan.

JS = jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar.

Penafsiran (interpretasi) terhadap angka indek kesukaran item, adalah sebagai berikut.18

Tabel 3.4 Angka Indek Kesukaran Item

Besarnya P Interpretasi

Kurang dari 0,30 Terlalu sukar

0,30 – 0,70 Cukup (sedang)

Lebih dari 0,70 Terlalu mudah

16 Anas Sudijono, op. cit., h. 370. 17 Anas Sudijono, op. cit., h. 372. 18 Anas Sudijono, op. cit., h. 372.


(51)

Tabel 3.5Rekapitulasi Taraf Kesukaran Butir Soal

Rentang Butir Soal Jumlah Butir Kategori

Kurang dari 0,30

9, 12, 13, 17, 19, 23, 28, 31, 32, 33,

10 Terlalu Sukar

0,30-0,70 1, 3, 4, 5, 11, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 24, 30, 35

15 Cukup

(Sedang) Lebih dari 0,70 2, 6, 7, 8, 10, 25, 26, 27, 29,

34

10 Terlalu Mudah

Sumber: Tingkat Kesukaran SPSS-22

Dari hasil rekapitulasi tersebut dapat diketahui bahwa soal yang diujikan memiliki 3 kategori yaitu terlalu sukar, cukup (sedang) dan terlalu mudah. Kategori soal sukar berjumlah 10 soal yang berada pada rentang indeks taraf kesukaran kurang dari 0,30. Kategori sedang dimiliki oleh 15 soal dengan rentang indeks 0,30-0,70 sedangkan 10 soal memiliki kategori mudah karena indeks taraf kesukarannya berada pada rentang lebih dari 0,70.

d. Daya Pembeda

Daya beda butir pertanyaan merupakan suatu pernyataan tentang seberapa besar daya sebuah butir soal dapat membedakan kemampuan antara peserta kelompok tinggi dan kelompok rendah.19

Untuk mengetahui besar kecilnya angka indek diskriminasi item digunakan rumus berikut ini:20

D = P

A

– P

B

=

B J

B J

Keterangan:

D = angka indek diskriminasi item

PA = proporsi testee kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul butir

item yang bersangkutan.

19 Burhan Nurgiyantoro, dkk, Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial,

(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2002) Cet. 2, h. 337


(52)

PB = proporsi testee kelompok bawah yang dapat menjawab dengan betul

butir item yang bersangkutan.

BA = banyaknya testee kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul

butir item yang bersangkutan.

BB = banyaknya testee kelompok bawah yang dapat menjawab dengan betul

butir item yang bersangkutan.

JA = jumlah testee yang termasuk dalam kelompok atas.

JB = jumlah testee yang termasuk dalam kelompok bawah.

Penafsiran (interpretasi) terhadap angka indek diskriminasi item, adalah sebagai berikut.21

Tabel 3.6 Angka Indek Diskriminasi Item

Besarnya angka indek diskriminasi item (D)

Klasifikasi Interpretasi

Kurang dari 0,20 Poor Butir item yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali (jelek), dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik

0,20 – 0,40 Satisfactory Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup (sedang)

0,40 – 0,70 Good Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik

0,70 – 1,00 Excellent Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik sekali

Bertanda negatif - Butir item yang bersangkutan daya pembedanya negatif (jelek sekali)


(53)

Berdasarkan perhitungan daya beda yang telah dilakukan berikut ini disajikan tabel hasil perhitungan daya beda instrumen tes hasil belajar:

Tabel 3.7Rekapitulasi Daya Beda Instrumen

Rentang Butir soal Jumlah soal Keterangan

0,71-1,00 29, 34, 35 3 Sangat baik

0,41-0,70 1, 7, 10, 11, 14, 25, 26, 27, 30, 32, 10 Baik 0,21-0,40 4, 6, 13, 15, 18, 19, 22, 23, 24, 33, 10 Cukup

0,00-0,20 5, 8, 12, 16, 20, 28, 6 Buruk

Negatif 2, 3, 9, 17, 21, 31, 6 Sangat buruk

Sumber: uji validitas SPSS-22

Dari tabel hasil rekapitulasi tersebut dapat diketahui bahwa setelah dilakukan perhitungan uji beda, soal-soal yang diujikan memiliki daya beda yang berbeda-beda. Dari 35 soal yang diujikan terdapat 3 soal yang memiliki kategori sangat baik, 10 soal memiliki kategori daya beda baik, sedangkan untuk kategori cukup dimiliki oleh 10 soal. Untuk soal yang daya bedanya buruk dan memerlukan pengecekan terdapat 6 soal, sedangkan soal yang daya bedanya negatif dan berkategori sangat buruk diputuskan untuk tidak digunakan.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data

Analisis data yang digunakan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, berikut ini:

a. Uji Normalitas Lillifors

Menggunakan rumus lillifors sebagai berikut:22

22 Agus Irianto, Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Kencana, 2007), Ed.


(54)

L = F/n – P ≤ Z Keterangan:

F = frekuensi komulatif n = jumlah sampel

P ≤ Z = probabilitas dibawah nilai Z (pada tabel Z) Rumusan hipotesis: H0 : f (X) = Normal

H1 : f (X) ≠ Normal

Kriteria pengujian: Tolak H0 jika Lmaksimum > Ltabel

Terima H0 jika Lmaksimum ≤ Ltabel

b. Uji Homogenitas Harley

Menggunakan rumus uji harley sebagai berikut:23 F (max) = Variansi terbesar

Variansi terkecil

Hasil hitung F (max) dibandingkan dengan F (max) tabel, adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut:

Terima H0 jika F (max)hitung ≤ F (max)tabel

Tolak H0 jika F (max)hitung > F (max)tabel

H0 menyatakan variansi homogen

H1 menyatakan variansi tidak homogen

2. Pengujian Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto “Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan mean antara dua kelompok, dilakukan dengan uji-t dengan menggunakan rumus sebagai berikut:”24

t=

��

� �−∑� �

Keterangan :

Md : mean dari deviasi antara pretest dan postest

xd : perbedaan deviasi dengan mean deviasi

23 Agus Irianto, op. cit., h. 276


(55)

N : banyaknya subjek Df : atau db adalah N-1 Selanjutnya menghitung hipotesis

Jika thitung<ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika thitung>ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Mengajukan hipotesis, yaitu:

Ho : µA = µB

Ha : µA ≠ µB

Keteragan:

Hipotesis (Ho) = Nilai pretest IPS siswa pada konsep kegiatan pokok ekonomi

dengan menggunakan media flip chart sama dengan nilai posttest IPS siswa pada konsep kegiatan pokok ekonomi dengan menggunakan media flip chart.

Hipotesis (Ha) = Nilai pretest IPS siswa pada konsep kegiatan pokok ekonomi

dengan menggunakan media flip chart tidak sama dengan nilai posttest siswa pada konsep kegiatan pokok ekonomi dengan menggunakan media flip chart.


(56)

40

A.

Profil Sekolah

1. Sejarah Singkat Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Rahmaniyah Cilodong

Ma’had Rahmaniyah Al-Islamy adalah lembaga pendidikan islam berbentuk pesantren modern yang memiliki visi generasi muslim Rabbani. Didirikan pada tahun 2010 oleh Ustad Misbah Rosyadi S.Ag sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Rahmany dan Ustad bakrun syafii, MA, selaku Mudir Ma’had Rahmaniyah Al-Islamy pertama. Jenjang pendidikan formal yang tersedia di awal pendirian Ma’had Rahmaniyah Al-Islamy hingga saat ini adalah SMPIT Rahmaniah.

Pada awal pendirian, santri Ma’had Rahmaniyah Al-Islamy berjumlah 71 santri, terdiri dari 35 putra dan 36 putri. Dalam perjalanannya di usia 5 tahun (tahun pelajaran 2015-2016) ini, jumlah santri Ma’had Rahmaniyah Al-Islamy kini berjumlah 536 santri, terdiri dari 266 putra dan 270 putri.

Ma’had Rahmaniyah Al-Islamy disebut sebagai pesantren modern karena Ma’had ini menggabungkan kurikulum pendidikan agama dan umum (sains, sosial, ilmu kejuruan) dalam proses pendidikannya. Disebut berbasis tarbiyah karena pendidikan yang dilakukan melakukan pendekatan tarbiyah. Seperti makna tarbiyah yang berarti tumbuh dan berkembang, maka Ma’had Rahmaniyah Al -Islamy berusaha agar para santri yang dididik di mahad ini bisa tumbuh dan berkembang potensi dan semua kemampuannya.

2. Visi dan Misi

Visi dari SMPIT Rahmaniyah Cilodong adalah menjadi pesantren unggulan yang melahirkan generasi muslim rabbani yang cerdas, terampil dan berakhlak mulia.


(57)

Misi dari SMPIT Rahmaniyah Cilodong adalah:

a. Menyelenggarakan pendidikan yang mampu memberikan pemahaman dan pengamalan keislaman yang menyeluruh

b. Menggali dan mengembangkan kecerdasan akademik dan keunggulan kompetitif dalam bidang lainnya

c. Membimbing anak didik dalam mengembangkan keterampilan hidupnya, sehat dan kuat, memiliki jiwa kepemimpinan, disiplin dan mandiri

d. Menanamkan akhlak yang islami sehingga memiliki pribadi yang santun, berbakti kepada orang tua, jujur, dan peduli pada sesama

e. Menyiapkan anak didik untuk memasuki jenjang pendidikan unggulan selanjutnya

3. Profil SMP Islam Terpadu Rahmaniyah

Nama sekolah :SMP Islam Terpadu Rahmaniyah NPSN / NSS : 20269282 / 202020201538 SK Pendirian : 421.3/204-Disdik/2010 Tanggal Pendirian : 15-12-2010

SK Akreditasi : 02.00/207/BAP-SM/SK/X2012 Akreditasi : B

Alamat sekolah : Jl. Raya Cilodong Kostrad Rt 001/01, No. 25, Pabuaran, Cibinong, Kabupaten Bogor, Kode Pos 16916

Nomor Telepon : 021 87919708 Nomor Fax : 021 8790-5421

Email : rahmaniyahislamy@gmail.com

Website : http://www.mahadrahmaniyah.com

4. Guru dan Tenaga Kependidikan

Jumlah guru dan tenaga kependidikan yang terdapat di SMPIT Rahmaniyah Cilodong berjumlah 30 orang. Dengan rincian jumlah guru 26 orang dan jumlah tenaga kependidikan 4 orang.


(58)

5. Jumlah Siswa

Jumlah siswa kelas 7 : 208 Jumlah siswa kelas 8 : 201 Jumlah siswa kelas 9 : 127 Jumlah seluruh siswa : 536

6. Sarana dan Prasarana

a. 18 Ruang kelas b. Ruang guru c. Ruang tata usaha d. Laboratorium komputer e. Laboratorium IPA f. Masjid putri g. Masjid putra h. Asrama putri i. Asrama putra j. Laundry k. Kamar mandi

l. Klinik kesehatan santri m. Ruang makan

n. Lapangan olahraga o. Taman

7. Ekstrakurikuler

SMPIT Rahmaniyah Cilodong memiliki sejumlah kegiatan ekstrakurikuler diantaranya:

a. Rohis b. Pramuka c. Sepak Bola


(59)

B.

Data Hasil

Pretest

dan

Posttest

Pada penelitian ini sebelum kegiatan pembelajaran menggunakan media

flip chart maka siswa diberikan pretest terlebih dahulu untuk mengukur kemampuan awal siswa. Instrumen pretest berupa tes objektif sebanyak 35 soal. Setelah data pretest diperoleh maka langkah selanjutnya yaitu menerapkan kegiatan pembelajaran menggunakan media flip chart. Setelah materi pelajaran selesai dibahas maka posttest dilakukan untuk melihat pengaruh dari model pembelajaran tersebut. Berikut ini disajikan pada histogram sebagai berikut:

Diagram 4.1Histogram Nilai Pretest dan Posttest

Dari hasil pretest dapat diketahui bahwa data yang diperoleh dari responden atau siswa sebanyak 30 nilai terendahnya 42,86 diperoleh 2 orang siswa, sedangkan nilai tertingginya yaitu 65,71 diperoleh 2 orang siswa. Berdasarkan hasil perhitungan, modus dari data ini yaitu nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah 51,43 didapatkan oleh 7 orang siswa sedangkan rata-rata atau mean yang diperoleh dari seluruh siswa yaitu 54,28. Setelah pembelajaran yang direncanakan selama satu pertemuan telah berakhir maka dilakukanlah

posttest. Dari responden yang sama dengan pretest dapat diketahui nilai posttest

terendahnya 48,57 diperoleh seorang siswa sedangkan nilai tertingginya 91,43 diperoleh seorang siswa. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, modus dari data ini yaitu nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah 65,71

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 pretest posttest


(60)

didapatkan oleh 7 orang siswa sedangkan rata-rata atau mean yang diperoleh dari seluruh siswa yaitu 71,71. Setelah nilai pretest dan posttest keduanya telah diperoleh maka selanjutnya yaitu dilakukan uji prasyarat analisis data menggunakan uji normalitas dan homogenitas,berikut ini hasil analisis data:

C.

Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas dilakukan terhadap dua data yaitu data pretest dan data posttest. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji kenormalannya maka digunakan uji lillifors.

Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α = 5% atau 0,05. Keputusan dibuat berdasakan pada ketentuan pengujian normalitas, yatu jika signifikansi lebih dari 0,05,maka kedua data berdistribusi normal. Sebaliknya jika signifikansi kurang dari 0,05, maka kedua data tidak berdistribusi normal. Dari perhitungan secara statistik yang telah dilakukan (data terlampir) diperoleh dapat diperoleh keterangan sebagai berikut:

Tabel 4.1Rekapitulasi Uji Normalitas

Data Pretest Postets

N 30 30

Varians 38,27 106,59

Standar deviasi 6,18 10,32

Nilai signifikansi 0,185 0,200

Ltabel 0,05 0,05

Kesimpulan Normal Normal

Pada tabel diatas terlihat bahwa kedua data memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal.


(61)

D.

Uji Homogenitas Data

Setelah dilakukan uji normalitas untuk menguji apakah data tersebut bersifat homogen atau tidak maka dilakukanlah uji homogenitas. Data yang diuji tingkat homogenitasnya yaitu data pretest dah data posttest. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α = 5% atau 0,05. Keputusan pada uji homogenitas berdasarkan pada ketentuan jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat dinyatakan data bersifat homogen, sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat dinyatakan data tidak bersifat homogen (data

terlampir). Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS-22 maka diperoleh nilai signifikansi = 0,800 maka dapat dinyatakan kedua

data tersebut bersifat homogen.

E.

Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa kedua data berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian dapat diteruskan pada analisis data berikutnya yaitu uji hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest dan skor posttets. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t SPSS-22. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:

Jika thitung < ttabel : Ho diterima, Ha ditolak

Jika thitung > ttabel : Ho ditolak, Ha diterima

Ho = Tidak ada peningkatan hasil belajar IPS siswa pada kosep kegiatan pokok

ekonomi dengan menggunakan media flip chart

Ha= Ada peningkatan hasil belajar IPS siswa pada kosep kegiatan pokok ekonomi

dengan menggunakan media flip chart

Berdasarkan Berdasarkan Pengujian yang dilakukan diperoleh ttabel= 2,04

dan thitung= 11,10 sehingga dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak. Adapun

kesimpulan yang diperoleh adalah jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya ada perbedaan antara hasil pretest dan hasil posttest siswa dengan menggunakan media flip chart pada konsep kegiatan pokok ekonomi.


(62)

F.

Data Kualitatif

Selain menggunakan data pretest dan posttest sebagai data kuantitatifpada penelitian ini juga digunakan data kulitatif yaitu berupa observasi. Data ini berguna untuk memperkuat data kuantitatif. Data kualitatif tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Data Hasil Observasi

Observasi pada penelitian ini ditujukan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar yaitu observasi terhadap siswa dan observasi terhadap guru. Observasi terhadap siswa dilakukan oleh guru yang juga berperan sebagai peneliti. Guru atau peneliti mengamati setiap kegiatan yang dilakukan siswa dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan terlebih dahulu. Untuk observasi terhadap guru pengajar atau peneliti di lakukan oleh observer lain yaitu guru tetap pengampu mata pelajaran tersebut. Dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya observer mengamati setiap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan peneliti. Berikut ini akan dideskripsikan secara rinci observasi yang dilakukan terhadap guru dan siswa.

a. Observasi Terhadap Guru (Pengajar) atau Peneliti

Dalam penelitian ini lembar observasi digunakan untuk mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru yang berpedoman pada langkah-langkah pembelajaran pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Lembar observasi yang digunakan memuat 15 poin.

Pilihan jawaban dalam observasi dapat dibuat beragam, tergantung pada pendapat responden teradap pernyataan yang diberikan. Pada pernyataan positif diberikan skor 5 untuk jawaban sangat setuju, skor 4 untuk jawaban setuju, skor skor 3 untuk jawaban netral, skor 2 untuk jawaban tidak setuju, skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Pilihan jawaban dalam skala likert dapat beragam jumlahnya dan penentuan banyaknya kategori dalam skala likert dapat


(63)

disesuaikan dengan kebutuhan. 1 Menurut pendapat sarjono, yaitu skala likert dengan empat pilihan jawaban dirasakan sebagai hal yang paling tepat. Peneliti bisa mendapatkan jawaban yang sesungguhnya dengan menghilangkan pilihan jawaban netral. Hal ini bisa saja disebabkan oleh faktor kurangnya pemahaman responden terhadap maksud pernyataandan juga bisa disebabkan oleh faktor emosi insidentil responden dalam menjawab pernyataan tersebut.2

Pengamatan atau observasi yang dilakukan menggunakan kreteria atau kategori sebagai berikut:

Tabel 4.2 Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa

Skor Kategori

4 Sangat baik

3 Baik

2 Kurang baik

1 Tidak baik

Dengan menggunakan kreteria tersebut observer mengamati setiap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan pengajar atau peneliti. Sebagai pedoman dalam menentukan kategori klasifikasi tersebut, maka digunakan pedoman kriteria penilaian observasi terhadap guru (terlampir). Observasi ini dilakukan observer selama kegiatan pembelajaran, berikut ini tabel hasil observasi tersebut:

Tabel 4.3 Hasil Observasi

No Hal Yang Diamati Skor

I

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam

2. Guru memimpin siswa Membaca do’a 3. Mengabsen siswa

4. Guru memberikan motivasi

4 4 4 3

1Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES,

2008), h. 111

2Haryadi Sarjono Dan Winda Julianita, SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar Aplikasi


(1)

117

L P Total

14 16 30


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Pengaruh penggunaan media audio video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu

0 10 161

Pengaruh Penggunaan Media Grafis (Gambar) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan agama islam (Quasi eksperimen di SMP PGRI 1 Ciputat)

2 43 140

Efektivitas penggunaan media permainan kartu dalam meningkatkan hasil belajar IPS terpadu siswa pada materi ekonomi (penelitian tindakan kelas di SMP Darussalam Cimanggis-Ciputat)

4 40 140

Pengaruh Metode Eksperimen Verifikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Konsep Benda Dan Sifatnya (Quasi Eksperimen)

0 11 193

Pengaruh penggunaan media flip chart terhadap hasil belajar IPS kelas VIII MTs Negeri 3 (kuasi eksperimen studi kasus di MTs Negeri 3 Jakarta)

2 62 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU MELALUI MEDIA PIE CHART UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII

0 16 114

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS : Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Bandung.

1 11 49

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS TERPADU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU KELAS VII MTS AL-FALAH MUNCAK Putut Wisnu Kurniawan STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT - View of Pengaruh Penggunaan Media Film Sebagai Sumber Belajar IPS

0 0 14