PENGEMBANGAN MEDIA PAPAN MAGNET SUMBERDAYA ALAM DIY MATA PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS IV di SDN MINOMARTANI 6.
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Arfinda Chairun Nisa NIM. 10108244004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(2)
i
PENGEMBANGAN MEDIA PAPAN MAGNET SUMBERDAYA ALAM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM MATA PELAJARAN
IPS BAGI SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV di SD NEGERI MINOMARTANI 6 NGAGLIK SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Arfinda Chairun Nisa NIM 10108244004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(3)
(4)
(5)
(6)
v MOTTO
“Banyak kegagalan dalam hidup ini disebabkan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”
(Thomas Alva Edison)
Memulai dengan penuh keyakinan, menjalankan dengan penuh keikhlasan, menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan.
(7)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya, karya ini kupersembahkan kepada:
Ummi dan Ayah tercinta atas segala doa dan dukungan moral maupun materiil yang telah diberikan hingga aku dapat seperti sekarang.
(8)
vii
PENGEMBANGAN MEDIA PAPAN MAGNET SUMBERDAYA ALAM DIY MATA PELAJARAN IPS
BAGI SISWA KELAS IV di SDN MINOMARTANI 6
Oleh
Arfinda Chairun Nisa 10108244004 ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media papan magnet sumberdaya alam layak pakai pada mata pelajaran IPS bagi siswa kelas IV SD. Media papan magnet sumberdaya alam ini dikembangkan guna mempelajari pelajaran IPS materi sumberdaya alam.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode reseach and development yang berorientasi pada produk. Model pengembangan yang digunakan adalah teori dari Reiser dan Mollenda. Subjek penelitian meliputi ahli materi, ahli media dan uji coba awal (3 siswa), uji coba lapangan utama (6 siswa), uji coba lapangan oprasional (12 siswa), melibatkan siswa kelas IV SD Negeri Minomartani 6 Ngaglik Sleman. Teknik pengumpulan data menggunakan angket atau kuesioner dengan teknik analisis data deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media papan magnet sumberdaya alam ini layak digunakan dalam pembelajaran IPS khususnya sumberdaya alam yang ada di DIY untuk sekolah dasar kelas IV. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penilaian ahli materi memperoleh kategori sangat layak (4,37), penilaian ahli media kategori sangat layak (4,72). Hasil uji lapangan operasional SDN Minomartani 6 kelas IV mengenai media papan magnet setelah diadakan uji coba lapangan awal skor 25.5%. Uji coba lapangan utama memperoleh skor 52.55% dan uji coba lapangan operasional memperoleh penilaian 86.53% yang dikategorikan layak. Dapat diartikan bahwa media papan magnet sumberdaya alam layak digunakan untuk mempelajari materi sumberdaya alam.
(9)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN MEDIA PAPAN MAGNET SUMBERDAYA ALAM DIY MATA PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS IV di SDN MINOMARTANI 6” disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Progam Studi Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini, penulis mendapatkan bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Haryanto, M. Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
2. Bapak Drs. Suparlan, M. Pd. I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar 3. Ibu Dra Mujinem, M. Hum selaku pembimbing I dan Dra. Hidayati, M. Hum.
selaku dosen pembimbing II yang senantiasa sabar dan teliti memberikan arahan, bimbingan, motivasi, masukan dan kritik dan saran dalam pelaksanaan maupun penulisan skripsi ini.
4. Bapak Sungkono, M. Pd selaku ahli media pembelajaran yang telah membantu mengevaluasi media pembelajaran dalam penelitian pengembangan ini, sehingga dapat terlaksana dengan baik.
5. Ibu Kepala Sekolah SD N Miomartani 6 yang telah membantu memberikan izin penelitian sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
6. Ibu Wahyu, S. Pd selaku guru kelas IV yang telah membantu selama proses penelitian.
7. Adikku terima kasih atas segala dukungannya selama ini
8. Masku yang selalu memberikan dukungan dan membantu peneliti dalam proses penelitian guna proses menyelesaikan skripsi.
(10)
ix
9. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang juga telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penyusunan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dan produk yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan bagi para pembaca atau pengguna pada khusunya.
Yogyakarta, 25 November 2016
(11)
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Identifikasi Masalah ...5
C. Pembatasan Masalah ...6
D. Rumusan Masalah ...6
E. Tujuan ...6
F. Manfaat Pengembangan ...7
G. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan ...7
H. Definisi Operasional ...8
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Tentang Media ...10
1. Pengertian Media Pembelajaran ...10
2. Fungsi Media Pembelajaran ...12
3. Manfaat Media Pembelajaran ... 14
4. Jenis- Jenis Media Pembelajaran ...17
(12)
xi
B. Kajian Mengenai Media Papan Magnet ...27
1. Pengertian Media Papan Magnet ...27
2. Kelebihan Media Papan Magnet ...29
3. Bentuk dan Ciri Papan Magnet ...30
C. Kajian Mengenai Sumberdaya Alam ...31
1. Pengertian Sumberdaya Alam ...31
2. SDA D.I Yogyakarta ...34
D. Kajian Mengenai IPS ...41
1. Pengertian IPS ...41
2. Fungsi Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar ...43
3. Tujuan IPS Sekolah Dasar ...43
4. Karakteristik Pelajaran IPS Sekolah Dasar...44
5. Ruang Ligkup IPS ...46
E. Kajian Mengenai Karakteristik Siswa SD ...48
F. Kerangka Pikir ...54
BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN A. Jenis Penelitian ...56
B. Prosedur Pengembangan R&D ...57
C. Validasi dan Ujicoba Produk ...60
D. Subjek Penelitian R&D ...61
E. Teknik Pengumpulan Data R&D ...62
F. Instrumen Penelitian ...64
G. Teknik Analisis Data ...67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...72
1. Analisa ... 72
2. Design ...73
3. Development ...74
4. Implementasi ...89
(13)
xii
B. Pembahasan ...105
C. Keterbatasan Peneliti ...117
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...118
B. Saran ...118
DAFTAR PUSTAKA ...120
(14)
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel kriteria Media Pembelajaran ... 24
Tabel 2.2 Silabus IPS Kelas IV ... 47
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Media ... 65
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Materi ... 66
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket Siswa ... 67
Tabel 3.4 Kriteria Kelayakan Media ... 69
Tabel 3.5 Skor Presentase Hasil Analisis Data ... 70
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Ahli Media Tahap I ... 78
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Ahli Media Tahap II ... 80
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Ahli Media Tahap III ... 82
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Ahli Materi Tahap I ... 85
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Ahli Materi Tahap II ... 87
Tabel 4.6 Hasil Angket Uji Lapangan Awal ... 91
Tabel 4.7 Hasil Angket Uji Lapangan Utama ... 96
Tabel 4.8 ... 110
Tabel 4.9 ... 110
Tabel 4.10 ... 113
(15)
xiv
Daftar Gambar
Gambar 4.1 Item magnetic pertama ... 79
Gambar 4.2 Peta sumberdaya alam I... 81
Gambar 4.3 Peta sumberdaya alam yang diterima ... 83
Gambar 4.4 Revisi ahli materi diperluas ... 88
Gambar 4.5 Buku petunjuk media papan magnet ... 88
Gambar 4.6 Pengambilan data lapangan utama ... 95
Gambar 4.7 Pengambilan angket lapangan utama ... 95
Gambar 4.8 Pengambilan data lapangan operasional ... 101
(16)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Validasi Media ... 125
Lampiran 2. Angket Ahli Media ... 126
Lampiran 3. Angket Ahli Media ... 132
Lampiran 4. Surat Keterangan Validasi Materi ... 138
Lampiran 5. Angket Ahli Materi ... 139
Lampiran 6. Angket Ahli Materi ... 145
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian... 151
Lampiran 8. Lampiran Penelitian SD... 152
Lampiran 9. Lampiran Izin Penelitian Fakultas ... 153
(17)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Tujuan nasional Bangsa Indonesia sebagaimana terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pencapaian tujuan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut dilakukan melalui jalur pendidikan. Pendidikan melibatkan kegiatan belajar dan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan hal yang harus diperhatikan di dalam penyelenggaraan pendidikan di suatu instansi pendidikan pada khususnya pendidikan sekolah dasar.
Sekolah dasar merupakan salah satu penyelenggara pendidikan awal di dunia pendidikan formal yang wajib di tempuh semua anak. Dalam proses pembelajarannya, siswa SD tidak hanya belajar secara teori juga membekali siswa melalui praktik sehingga dalam perkembangannya dituntut harus mampu menciptakan sumber daya manusia yang dapat berakselerasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seiring dengan tujuan SD dalam mewujudkan tujuan nasional, masih banyak masalah yang dihadapi, salah satunya adalah masalah media pembelajaran, sarana dan prasarana pendidikan. Upaya guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya dengan menggunakan media. Dengan mempertimbangkan keberadaan pelajaran IPS, khususnya
(18)
2
materi sumber daya di kalangan para siswa, terlihat adanya kesan bahwa materi sumberdaya alam adalah ilmu yang abstrak, sukar dipahami secara konkret dan rumit sehingga kurang menarik bagi siswa untuk mempelajarinya. Dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang lebih bermacam-macam untuk menghilangkan kesan bahwa mata pelajaran IPS khususnya materi sumberdaya alam adalah materi yang sulit dipahami.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada kelas IV SD Negeri Minomartani 6 Ngaglik Sleman, peneliti mendapatkan informasi bahwa dalam pembelajaran guru masih ceramah yang menekankan materi dan jarang terlihat menggunakan media, hanya menggunakan buku paket, LKS, sesekali menggunakan peta. Hal ini menyebabkan jenuh, pasif dan membosankan bagi siswa, sehingga banyak siswa yang main maupun berbicara dengan teman sebangkunya bahkan acuh tak acuh dengan materi yang tengah diajarkan oleh guru di depan kelas dan pada akhirnya materi tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa. Dalam hal penugasanpun siswa merasa kurang mampu menyelesaikan tugas dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang kurang berminat dengan cara guru dalam penyampaian materi maupun media yang digunakan kurang menarik bagi siswa, sehingga nilai hasil belajar siswa kurang maksimal. Kebosanan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan media papan magnet mempelajari sumberdaya alam, lebih
(19)
3
menyenangkan dan lebih menarik. Sedangkan pada mata pelajaran lainnya seperti sains, matematika dan lain sebagainya siswa mudah memahami karena ditunjang dengan media yang ada. Media adalah komunikator antara guru dan siswa selama pembelajaran. Dengan media siswa lebih memperhatikan dan tertarik untuk mempelajari materi yang ada pada setiap mata pelajaran.
Dalam penelitian ini terlihat dari sebagian besar nilai siswa belum mencapai KKM. Berdasarkan sumber (guru SD Negeri Minomartani 6) kriteria pencapaian kompetensi yaitu 75. Dari jumlah 38 siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 18 siswa, sedangkan yang 20 siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minmal. Menurut standar BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan) yang menentukan standar nilai 75 seluruh siswa belum mencapai tuntas, karena pembelajaran dikatakan tuntas apabila sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal (Iif K. Ahmadi, 2011)
Banyak hal yang menyebabkan kondisi di atas terjadi, misalnya berasal dari diri pribadi siswa sendiri dan dari luar pribadi siswa sendiri yang kemudian dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung. Kemampuan guru menguasai materi pelajaran sangat berpengaruh terhadap kemampuannya dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa, adapun kemampuan dan pengetahuan guru tidak akan bisa ditransfer secara maksimal jika media pelajaran yang digunakan pun kurang tepat. Media yang digunakan guru
(20)
4
dalam menjelaskan materi sumberdaya alam hanya terbatas pada papan tulis, cara menjelaskan dengan ceramah, sesekali menggunakan peta juga mengakibatkan motivasi belajar siswa menjadi rendah. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru memerlukan suatu media pembelajaran yang dapat menunjang proses penyampaian informasi kepada siswa.
Media papan magnet merupakan salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut. Media papan magnet termasuk dalam bentuk visual berupa papan yang alasnya dilapisi logam agar di atasnya dapat ditempeli benda lain. Media papan magnet mempunyai keunggulan yang di antaranya mudah dimengerti, dapat dinikmati, mudah dan murah didapat atau dibuat, dan banyak memberikan penjelasan daripada menggunakan media verbal. Media papan magnet mampu memberikan detail dalam bentuk gambar apa adanya, sehingga siswa mampu untuk mengingatnya dengan baik dibandingkan menggunakan penjelasan verbal. Keindahan warna pada suatu benda pada umumnya menarik perhatian indera pengelihatan. Selain itu media papan magnet juga bisa memecahkan masalah yang ada dalam media oral/verbal, yakni dalam hal keterbatasan daya ingat dalam bercerita atau menjelaskan sesuatu.
Penggunaan media papan magnet dalam proses pembelajaran dapat memberikan hasil yang optimal apabila digunakan secara tepat, dalam arti sesuai dengan materi pelajaran yang mendukung. Penggunaan media papan magnet diharapkan dapat menimbulkan daya tarik, sehingga dapat memotivasi siswa untuk lebih senang belajar dan pada akhirnya akan
(21)
5
memberikan hasil pembelajaran yang lebih baik. Keterlibatan siswa yang maksimal merupakan bagian dari motivasi dalam mengikuti pembelajaran.dengan adanya media papan magnet ini keaktifan siswa menjadi tersalurkan.
Berdasarkan kondisi di atas upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan siswa dalam pembelajaran IPS adalah dengan mengembangkan media pembelajaran media papan magnet sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal dengan adanya penggunaan media papan magnet. Media papan magnet diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam mengetahui macam-macam sumberdaya alam yang ada di Provinsi DI Yogyakarta. Penggunaan media papan magnet untuk pembelajaran IPS juga diharapkan dapat memperjelas dan mempermudah konsep-konsep abstrak serta mempertinggi daya serap belajar sehingga diharapkan materi dapat dengan mudah diterima oleh siswa.
Oleh karena itu peneliti berkeinginan mengembangkan media papan magnet yang layak untuk mata pelajaran IPS dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar serta meningkatkan pengetahuan siswa terhadap sumberdaya alam yang dihasilkan oleh di Prov. DI Yogyakarta. B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut ini :
(22)
6
1. Media pembelajaran IPS materi sumberdaya alam belum maksimal sehingga siswa kurang minat dengan mata pelajaran IPS.
2. Sumberdaya alam dalam mata pelajaran IPS dirasa sulit untuk dipelajari.
3. KKM yang belum tuntas untuk materi khususnya sumberdaya alam. 4. Jika menggunakan media berbasis komputer, siswa cenderung asyik
dengan komputer bukan dengan materi pembelajarannya. C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat lebih terfokus, serta mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, baik dalam hal waktu, tenaga maupun biaya, maka penelitianini dibatasi pada masalah tentang mengembangkan media papan magnet sumberdaya alam yang layak untuk mempelajari IPS dalam materi sumberdaya alam DI Yogyakarta. D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka rumusan masalah yang dapat peneliti ajukan adalah “ Bagaimana mengembangkan media papan magnet yang layak pada mata pelajaran IPS materi sumberdaya alam di Provinsi DI Yogyakarta bagi siswa kelas IV SD Negeri Minomartani 6 Ngaglik Sleman Yogyakarta?”
(23)
7 E. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan media papan magnet sumberdaya alam yang layak pakai untuk pembelajaran IPS bagi siswa sekolah dasar kelas IV.
F. Manfaat Pengembangan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Media papan keanekaragaman budaya dapat membuat siswa lebih senang dan tertarik terhadap IPS materi sumberdaya alam
2. Bagi Guru
Media papan magnet sumberdaya alam dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media dalam pembelajaran IPS sumberdaya alam untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
G. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan
Produk yang akan dihasilkan melalui pengembangan ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
1. Papan magnet yang dihasilkan berupa papan yang dilapisi logam berbentuk peta DI Yogyakarta, agar di atas papan tersebut dapat ditempeli item magnetic yang pada salah satu sisinya ditempeli magnet
(24)
8
2. Papan magnet ini berukuran 100 cm x 70 cm. Papan ini terbuat dari blockboard dengan tebal ± 4 mm. Papan magnet ini di lapisi besi baja ringan sehingga magnet tersebut dapat menempel dan di list agar rapi.
3. Papan magnet ini dibuat berengsel agar dapat dilipat dan mudah dibawa serta mudah disimpan.
4. Gambar yang telah dicetak pada kertas foto dilapisi triplek dengan tebal ± 0,5 mm. Salah satu sisi item magnetic diberi magnet agar dapar melekat pada papan magnet.
H. Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan meluasnya penafsiran terhadap permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka perlu disampaikan definisi operasional yang digunakan dalam penilitian pengembangan ini:
1. Pengembangan media
Pengembangan media adalah suatu upaya mempersiapkan dan merencanakan secara seksama dalam mengembangkan, memproduksi dan mengujicobakan media.
2. Media papan
Media papan yang digunakan dalam penelitian ini adalah papan magnet. Papan magnet disebut juga dengan white board karena umumnya berwarna putih. Sebutan yang lainnya adalah magnetic board yaitu papan yang terbuat papan yang dilapisi email sehingga
(25)
9
pesan pada benda ringan yang ditempel magnet kecil dapat menempel pada papan tersebut.
3. Sumberdaya alam
Sumberdaya alam adalah segala sumber alam yang memiliki potensi (daya) dan kemungkinan memberikan kesejahteraan dengan berbagai bentuk kemudahan bagi kelangsungan hidup manusia.
4. IPS
IPS adalah sebagai proses belajar yang mengintegrasikan konsep-konsep terpilih dari berbagai ilmu-ilmu sosial dan humaniora siswa agar berlangsung secara optimal.
Dari definisi tersebut, maka secara keseluruhan maksud dari judul pengembangan media papan magnet sumberdaya alam Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mata pelajaran IPS bagi siswa sekolah dasar kelas IV adalah proses pembuatan media papan magnet yang “layak” digunakan bagi siswa dalam mempelajari sumberdaya alam.
(26)
10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Mengenai Media Pembelajaran
1. PengertianMedia Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepadapenerimapesan (Azhar Arsyad, 2011:3). Secara harfiah, media berarti perantara, yaitu perantara antara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver) (Dina Indriana, 2011:13).
Menurut Gerlach dan Ely (Azhar Arsyad, 2011), media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Media menurut Gagne (A. Sadiman, 2011:6) adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sedangkan menurut Criticos (Daryanto, 2011:4) media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.
Menurut Heinich (Azhar Arsyad, 2011:4), media pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi bertujuan instruksional atau mengandung maksud – maksud pengajaran antara
(27)
11
sumber dan penerima. Media adalah suatu alat yang dipaki sebagi saluran untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi dari suatu sumber kepada penerimanya. Adapun pendapat lain yang menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar (Ahmad Rohani, 1997:2)
Kata pembelajaran merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris, yaitu instruction. Instructoin diartikan sebagai proses interaktif antara guru dan siswa yang berlangsung secara dinamis. Penggunaan istilah “pembelajaran” sebagai pengganti istilah lama “proses belajar mengajar” tidak hanya sekedar merubah istilah, melainkan merubah peran guru dalam proses pembelajaran. Guru tidak hanya “mengajar” melainkan “membelajarkan” peserta didik agar mau belajar (Rayandra Asyhar, 2012:6). Lebih dari itu, menurut Midun (2008), guru juga harus berperan dalam debat dan diskusi sebagai mediator, menyelenggarakan field trip (seperti tamasya/berkemah), stimulasi dan sebagainya.
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. (Hujair AH Sanaky, 2013:3). Yusuf Hadi Miarso mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
(28)
12
kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pembelajar (1992:5).
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bentuk saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau siswa dan dapat merangsang siswa untuk belajar. Dengan media pembelajaran papan magnet ini, siswa menjadi termotivasi mempelajari sumberdaya alam yang ada di D.I Yogyakarta.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Azhar Arsyad (2011:15) fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hujair AH Sanaky (2013:7) menjelaskan media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan :
1. Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langkah 2. Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya
3. Membuat konsep abstrak ke konsep konkret 4. Memberi kesamaan persepsi
5. Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak 6. Menyajikan ulang informasi secara konsisten dan
(29)
13
7. Memberi suasana belajar yang menyenangkan, tidak tertekan, santai dan menarik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Arief S Sadiman (2002: 16-17) menjelaskan fungsi media pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terjadi validitas 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera
manusia
3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan variasi dapat diatasi sikap pasif siswa. Dalam hal ini bermaksud untuk menimbulkankegairahan belajar, memungkinkan adanya interaksi yang langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan, memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minat siswanya.
4. Memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, menimbulkan persepsi yang sama.
5. Menyamakan pengalaman.
6. Menimbulkan persepsi yang sama.
Media papan magnet ini dapat menimbulkan persepsi yang sama antara siswa satu dengan yang lain. Dengan media papan magnet ini siswa bisa lebih aktif dalam mempelajari materi sumberdaya alam yang
(30)
14
ada di DI Yogyakarta. Media papan magnet dapat membangkitkan rangsangan-rangasangan siswa dalam mempelajari materi tersebut. 3. Manfaat Media Pembelajaran
Sudjana dan Rivai (1992:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Secara umum, beberapa manfaat penggunaan media tersebut dijelaskan sebagai berikut (Rayandra Asyhar,2012:41) :
1. Dengan media pembelajaran yang bervariasi dapat memperluas cakrawala sajian materi pembelajaran yang
(31)
15
diberikan di kelas seperti buku, foto-foto dan narasumber. Dengan demikian, peserta didik akan memiliki banyak pilihan sesuai kebutuhan dan karakteristik masing-masing 2. Dengan menggunakan berbagai jenis media, siswa akan
memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran. Pengalaman yang bervariasi ini akan sangat berguna bagi siswa dalam menghadapi berbagai tugas 3. Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar
yang konkret dan langsung kepada peserta didik, seperti kegiatan karyawisata ke bank, pabrik, pelabuhan, industri dan sebagainya. Dengan demikian siswa akan merasakan dan melihat secara langsung keterkaitan antara teori dan praktik atau memahami aplikasi ilmunya di lapangan
4. Media pembelajaran menyajikan sesuatu yang sulit diadakan, dikunjungi atau dilihat oleh siswa, baik karena ukurannya yang terlalu besar seperti sistem tata surya, rentang waktu prosesnya terlalu panjang misalnya metamorfosa dan pelapukan batuan. Dengan media, keterbatasan-keterbatasan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan media jenis berupa model, peta, denah, foto, video, film maupun mengujungi situs dan sebagainya
(32)
16
5. Media-media pembelajaran dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru, seperti penggunaan buku teks, majalah, dan orang sebagai sumber informasi
6. Media pembelajaran dapat menambah kemenarikan tampilan materi sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil perhatian siswa untuk fokus mengikuti materi yang disajikan, sehingga diharapkan efektivitas belajar akan mengingkat pula
7. Media pembelajaran dapat merangsang peserta didik untuk berfikir kritis, menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap dan berkembang lebih lanjut, sehingga melahirkan kreativitas dan karya-karya inovatif
8. Penggunaan media dapat meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, karena dengan menggunakan media dapat menjangkau siswa di tempat yang berbeda-beda dan di dalam ruang lingkup yang tak terbatas pada suatu waktu tertentu. Dengan media, durasi pembelajaran juga dapat dikurangi. Misalnya, guru tidak memerlukan waktu berlama-lama menjelaskan satu topik, dengan bantuan media materinya sudah bisa langsung dipahami oleh siswa 9. Media pembelajaran dapat memecahkan masalah
pendidikan atau pengajaran baik dalam lingkup mikro maupun makro.
(33)
17
Dalam penelitian ini, dengan adanya media papan magnet siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Media papan magnet ini dapat memberikan pengalaman belajar yang konkret dan menumbuhkan motivasi siswa dalam mempelajari sumberdaya alam.
4. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Sejalan dengan perkembangan teknologi pada saat ini, maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan media itu sendiri. Berdasarkan teknologi tersebut, Azhar Arsyad (2011) mengklasifikasikan media atas empat kelompok, yaitu :
a. Media hasil teknologi cetak b. Media hasil teknologi audio visual
c. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer
Klasifikasi media pembelajaran menurut Seels dan Glasgow (Azhar Arsyad 2011:33) membagi media kedalam dua kelompok besar, yaitu : media tradisional dan media teknologi mutakhir.
a. Pilihan media tradisional
1. Visual diam yang diproyeksikan yaitu proyeksi apaque, proyeksi overhead, slides, filmstrips.
2. Visual yang tak diproyeksikan yaitu gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu. 3. Audio yaitu rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge.
(34)
18
4. Penyajian multimedia yaitu slide plus suara (tape).
5. Visual dinamis yang diproyeksikan yaitu film, televisi, video.
6. Media cetak yaitu buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah, lembaran lepas (hand-out). 7. Permainan yaitu teka-teki, simulasi, permainan papan.
Media realia yaitu model, specimen (contoh), manipulatif (peta,boneka).
b. Pilihan media teknologi mutakhir
1. Media berbasis telekomunikasi yaitu telekonferen, kuliah jarak jauh.
2. Media berbasis mikroprosesor yaitu computer-assisted instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif, hipermedia, compact (video) disc.
Sedangkan klasifikasi media pembelajaran menurut Ibrahim yang dikutip oleh Daryanto (2011) media dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi tiga dimensi, audio, proyeksi, televisi, video, dan komputer.Kemp & Dayton (Azhar Arsyad, 2011:37) mengelompokkan media kedalam delapan jenis, yaitu : media cetakan, media pajang, overhead transparancies, rekapan audiotape, seri slide dan filmstrips, penyajian multi-image, rekaman video dan film hidup, komputer.
(35)
19
Dientje B Rumampuk (1998:28) menyatakan bahwauntuk peningkatan proses belajar mengajar seorang guru seharusnya menggunakan media instruksional sebagai channel. Melalui channel tersebur stimuli disampaikan kepada siswa untuk memberikan motivasi, menarik perhatia, merangsang respon siswa dan lain-lain. Dalam hal ini dibagi menjadi 17 bagian diantaranya adalah:
1. Media gambar diam (stil pictures) dan grafis adalah potret dari macam-macam obyek dan peristiwa. Media grafis adalah semua media yang mengandung grafis dan merupakan benda-benda instruksional yang meringkas informasi dan ide melalui gambar, kata simbol dan gambaran.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
Grafik; b. Chart; c. Peta; d. Diagram; e. Poster; f. Cartoon; g. Komik; h. Gambar; i. Photo; j. Lukisan; k. Drawing. 2. Media papan adalah media yang menggunakan papan
sebagai sarana komunikasi dipakai untuk menyampaikan informasi dan ide. Media papan ini macam-macam diantaranya:
a. Papan tulis; b. Papan flanel; c. Media papan pameran; d. Media papan tempel; e. Media papan demonstrasi; f. Media papan magnet; g. Media papan paku; h. Papan kantong; i. Papan pasak
(36)
20
3. Media dengan proyeksi adalah media yang penyajiannya mengggunakan proyektor. Media dengan proyeksi dibagi menjadi empat:
a. Still projection (gambar sorot tak bergerak/diam) b. Micro projection (media sorot mikro)
c. Mikrofilm dan mikrofis
d. Motion pictures (media sorot yang bergerak) 4. Real material and people (benda asli dan orang) atau juga
biasa disebut three dimensional materials (benda-benda tiga dimensi)
5. Model adalah media tiga dimensi tiruan yang menyajikan suatu benda sama dengan benda asli. Ada macam-macam model yaitu:
a. Model irisan
b. Model memperbesar atau memperkecil obyek c. Model lapangan (maket)
d. Model menyederhanakan obyek yang kompleks 6. Spesimen adalah obyek yang menyajikan sekelompok
benda yang sama. Spesimen dibagi menjadi tiga yaitu: a. Spesimen makhluk hidup
(37)
21
c. Spesimen dari benda yang tak bernyawa seperti jenis batu-batuan, mineral, gedung dan lain sebagainya.
7. Mocks-up adalah suatu jenis model yang berupa aspek tertentu saja dari suatu benda asli. Contohnya anak-anak yang mempelajari membuat rumah-rumahan dari kotak dan papan.
8. Mocks-up adalah suatu jenis model yang berupa aspek tertentu saja dari suatu benda asli. Contohnya anak-anak yang mempelajari membuat rumah-rumahan dari kotak dan papan.
9. Laboratorium di luar sekolah adalah suatu daerah tempat belajar di luar kelas atau berbatasan dengan sekolah yang cocok untuk studi lingkungan
10.Museum adalah suatu lembaga yang mengumpul dan menyimpan serta memelihara obyek-obyek yang asli dan spesimen dan menggunakan mereka untuk penelitian bagi kepentingan pendidikan dan peragaan pendidikan
11.Community study adalah menyediakan kehidupan riil untuk belajar dengan mengerjakan sendiri hal-hal, proses/cara, kegiatan sosial politik dan lain sebagainya. Melalui
(38)
22
keingintahuan mencari informasi dari tngan pertama dan mengambil keputusan
12.Walking trips adalah siswa akan lebih sensitif dengan alam sekitarnya serta akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih dalam
13.Field study adalah perjalanan dengan kendaraan atau bus ke daerah-daerah yang jauh/sunyi. Misalnya ke pabrik-pabrik, ke desa, ke pengadilan atau ke perwakilan-perwakilan yang menyangkut kesejahteraan masyarakat 14.Dikunjungi manusia sumber adalah informasi khusus atau
demonstrasi dibawa ke dalam kelas jika field trip tidak memungkinkan karena jadwal waktu yang ketat.
15.Special learning trips adalah penciptaan situasi jika keuangan memungkinkan.
16.Audio recording (rekaman suara), dapat dibuat di atas piringan hitam, pita magnetik atau pita suara. Rekaman suara dibedakan menjadi tiga yaitu;
a. General clasroom recorder and play back
b. Large group recorders
c. Special purpose card recorders and play back 17.Televisi adalah alat untuk dapat melihat gambar dan
mendengarkan suara yang berasal dari jarak yang jauh. Yang termasuk kelompok ini adalah televisi siaran terbuka,
(39)
23
CCTV (Closed Circuit Television), VTR (video tape recorder).
Dalam penelitian ini, media yang digunakan adalah media papan. Jenis media papan yang dipilih adalah media papan magnet. Media papan magnet ini menggunakan white board yang sudah dilapisi plat baja yang ringan agar magnet dapat menempel pada salah satu sisinya.
5. Kriteria Media Pembelajaran
Menentukan media yang terbaik dalam proses belajar mengajar merupakan aspek yang sangat membingungkan bagi para pendidik, tetapi juga menjadi momen penilaian kreativitas diri mereka sendiri. Beberapa model dalam memilih media antara lain berkisar pada prosedur yang sederhana atau alogaritma hingga skema teoritis yang kompleks. Sebagian didasarkan pada saluran komunikasi yang digunakan (audio, video dan semacamnya) atau karakteristik dari media itu sendiri. Sedangkan yang lainnya menekankan hasil-hasil pembelajaran yang ingin diraih, dan ada juga yang memfokuskan pada berbagai sifat siswa atau teori pendidikan atau pada proses belajar mengajar.
Dasar pertimbangan dalam pemilihan media adalah terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Mc. M. Connel (Dina Idriana, 2011:27) menyatakan dengan
(40)
24
tegas bahwa menggunakan media yang memiliki kesesuaian dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran.
Tabel 2.1 Penerapan pengeluaran dan pemasukan dalam meyeleksi media Hasil Pembelajaran Pengeluaran Proses Pemilihan Keterampilan
intelektual
Mengeluarkan media yang tidak mempunyai fitur interaktif
Menyeleksi media yang memberikan umpan balik bagi respons siswa
Strategi kognitif Mngeluarkan media yang tidak mempunyai fitur interaktif
Menyeleksi media yang membrikan umpan balik bagi respons siswa
Informasi verbal Mengeluarkan
peralatan atau simulator yang tidak penyertaan verbal
Menyeleksi media yang mampu menghadirkna pesan-pesan verbal dan elaborasinya
Sikap Mengelurakan
peralatan atau simulator yang tidak memiliki penyertaan verbal
Menyeleksi media yang mampu menghadirkan
gambar realistik dan pesan dari model manusia
Keterampilan motorik
Mengeluarkan media yang tidak mempunyai
ketentuan bagi respons siswa dan umpan balik
Menyeleksi media yang membuat praktik keterampilan langsung yang memungkinkan, dengan umpan balik informatif.
Menurut Eriksson dan Curl (Azhar Arsyad, 2011) ada beberapa kriteria yang digunakan dalam memilih media yaitu:
1. Isi media pengajaran tersebut berguna dan penting bagi anak didik
(41)
25
2. Kandungan media tersebut menarik minat anak didik 3. Formatnya sesuai dengan pengaturan aktivitas belajar 4. Bahan yang digunakan valid, mudah didapat, dan tidak
ketinggalan zaman
5. Fakta dan konsepnya dikaji dari sisi kepadatannya
6. Kandungan media tersebut berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan secara khusus
7. Kandungan media tersebut memang sesuai dengan kondisi dan situasi mutakhir
8. Bahan atau materi dari media tersebut bukanlah susuatu yang bisa menimbulkan kerugian, kontroversi dan membahayakan
9. Bahan atau materinya tidak menimbulkan sesuatu yang sifatnya propaganda, yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan
10. Media pengajaran itu mempunya sisi kreatif dengan kualitas teknis yang baik, gambarannya jelas dan menarik
11. Media pengajaran itu mempunyai rancangan yang baik, rapi dan terstruktur dengan baik.
Gagne, Briggs and Wager (Dina Indriana, 2011:39) merekomendasikan agar para pendidik menerapkan kriteria pengeluaran (exclusions) dan pemasukan (inclusion) dalam
(42)
26
menyeleksi media sehingga mendapatkan berbagai hasil pembelajaran. Krieria ini dapat dilihat dalam tabel berikut :
Haryanto (2000:20) menjelaskan kriteria dalam memilih media pembelajaran antara lain :
1. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran, artinya media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan instruksional yang telah ditetapkan
2. Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran
3. Keterampilan widyaswara dalam menggunakannya
4. Tersedia waktu untuk menggunakannya sehingga media dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung
5. Sesuai dengan taraf berpikir siswa, artinya memilih media untuk pembelajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa sehingga pesan yang terkandung di dalam media dapat dipahami oleh siswa.
Sedangkan menurut Arief S Sadiman, dkk (2011) mengemukakan pemilihan media diantaranya sebagai berikut:
a. Bermaksud mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media
b. Merasa sudah akrab dengan media tersebut, misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan proyektor tranparansi
(43)
27
c. Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret
d. Merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan misalnya untuk menarik minat atau gairah belajar siswa.
Dengan adanya media papan magnet ini, siswa lebih konkret dalam mempelajari materi sumberdaya alam yang ada di DI Yogyakarta. Mempersingkat waktu maksudnya siswa dengan mudah memahami sumberdaya alam DI Yogyakarta karena lebih konkret. Media papan magnet ini membantu proses pembelajaran secara efektif dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan melatih kemampuan mental siswa. Media papan magnet ini secara umum mengacu pada gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
B. Kajian Mengenai Media Papan Magnet 1. Pengertian Media Papan Magnet
Disebut media papan dikarenakan perangkatnya berbentuk papan dan digunakan untuk melekatkan pesan materi yang dikehendaki. Ada 4 macam media papan, antara lain : papan tulis, papan tempel, papan flanel dan papan megnet (Magnetic Board)
Media papan magnet menurut Rohani (1997:23), yaitu “bentuk media papan yang dilapisi logam, agar pada papan tersebut dapat
(44)
28
ditempelkan benda-benda yang ditempel megnet pada salah satu sisinya”.Sedangkan Azhar Arsyad (2002: 40-41)
Papan magnetik merupakan papan pamer yang terdiri dari permukaan baja tipis yang dilapisi magnet. Obyek dan informasi yang akan ditujukan atau dipamerkan diletakkan diatas karton yang dibelakangnya terdapat magnet kecil, sehingga dengan mudah karton itu ditempelkan ke papan-papan magnet dan dipindah-pindahkan.
Lain pula menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1993 : 52) sebagai berikut :
Magnetic board (papan magnetik) pada dasarnya mirip dengan chalk board tetapi permukaan chalk board tersbut dilapisi dengan lembaran baja, sehingga akan mengikat bahan yang ditempelkan pada board, bila bahan yang dimaksud bersifat magnetik atau dilapisi bahan megnetik.
Selanjutnya menurut Eko Budi P (2000 : 34) papan magnet dikenal juga dengan sebutan white board karena pada umumnya berwarna putih. Sebutan yang lain, magnetic board yakni papan yang terbuat dari logam yang dilapisi email putih sehingga pesan pada benda ringan yang ditempeli magnet kecil dapat menempel pada papan tersebut.
Adapun Amir hamzah (1985 : 125) mengemukakan mengenai papan magnet sebagi berikut:
(45)
29
Papan magnet itu sebenarnya bukan papan dan bukan magnet, tetapi bidang logam yang dilapisi dengan email putih. Pada logam yang dilapisi itu bisa ditempelkan benda-benda yang tidak berat kalau alasnya direkatkan sepotong magnet kecil megnet. Megnet itulah yang sebenarnya menempelkan benda itu ke logam. Mula-mula ia terkenal dengan nama ”megnetic board” , tetapi oleh karena magnetic board itu selalu berwarna putih kemudian ia lebih dikenal dengan nama ”white board” artinya papan putih lawan papan hitam atau black board, papan market atau white board dapat dianggap sebagai kesempurnaan papan flanel.
Papan megnet yang dikemukakan oleh Degeng (1993 : 22), yaitu :
Papan magnet atau lebih dengan white board atau magnetic board adalah sebilah papan yang dibuat dari lapisan email putih pada sebidang logam, sehingga pada papan ini bisa ditempelkan benda-benda yang tidak berat kalau alasnya direkatkan sepotong kecil magnet. Permukaan papan magnet itu bisa digunakan sebagai papan tulis dengan menggunakan spidol.
Papan magnet yang dikemukakan oleh Yudhi Munadi (2013:104), yaitu:
Papan tulis spidol ada yang berfungsi sebagai papan magnetik, karena bahan dasarnya terdapat unsur logam sehingga magnet bisa menempel diatasnya.
(46)
30
Teori media papan magnet yang digunakan oleh peneliti adalah teori papan magnet yang dikemukakan oleh Eko Budi yakni papan yang terbuat dari logam yang dilapisi email putih sehingga gambar yang ditempeli magnet kecil dapat menempel pada papan magnet. 2. Kelebihan Media Papan Magnet
Kelebihan menggunakan media papan magnet (Dientje Borman Rumampuk, 1998:59) :
a. Magnet dapat melekatkan bahan visual yang mudah dipersiapkan
b. Jika digunakan di lapangan terbuka untuk memvisualisasikan pembelajaran, angin tidak mudah menanggalkan apa yang ditempelkan pada papan.
c. Kesan tarikan magnet tidak dipengaruhi oleh cuaca seperti angin, panas dan hujan. Dengan demikian, papan magnet dapat digunakan dalam keadaan apapun, tempat dengan ruang maupun tanpa ruangan tanpa harus penyesuaian khusus.
d. Memupuk rasa tanggung jawab bersama dan mencintai serta menghargai hasil karya orang lain dan orang lain
e. Bahan yang telah ditempel dapat dicabut dan disimpan untuk dipakai lagi.
(47)
31 3. Bentuk dan Ciri Papan Magnet
Media papan magnet merupakan sebuah media yang berbentuk papan persegi panjang dengan ukuran 100 cm x 70 cm yang berlapis magnet. Di dalamnya terdapat peta Prov DI Yogyakarta beserta item magnetic gambar sumberdaya alam yang terbuat dari kertas foto lalu di tempeli magnet agar dapat menempel pada salah satu sisi papan. Untuk menarik perhatian siswa maka media ini dirancang dengan menggunakan warna-warna cerah yang sesuai dengan warna asli dari sumberdaya alam tersebut.
C. Kajian Mengenai Sumberdaya Alam 1. Pengertian Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam merupakan kekayaan bumi yang berupa benda mati maupun benda hidup yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tolak ukur sumberdaya alam adalah dapat memberikan kemudahan dan kesejahteraan bagi manusia, maka keberadaannya tergantung tingkat kenyamanan hidup manusia pula. Selama keterkaitan yang saling menguntungkan ini tetap terjalin, maka keberadaan pengelolaan sumber daya alam di suatu tempat masih ada dan layak.
Sumberdaya alam menurut KBBI (2008:1353) potensi alam yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Secara ilmiah sumberdaya dapat dikatakan bahwa semua unsur tata lingkungan biofisik yang dengan nyata atau potensial dapat memenuhi kebutuhan
(48)
32
manusia atau dengan kata lain sumberdaya adalah semua bahan yang ditemukan manusia dalam alam yang dapat dipakai untuk kepentingan hidupnya (J.A.Katili, 1994:15). Sumberdaya alam menurut Djauhari Noor (2006:63) adalah semua sumberdaya, baik yang bersifat terbarukan maupun sumberdaya tidak terbarukan. Suryanegara (1977) mengatakan bahwa secara definisi sumber daya alam adalah unsur - unsur lingkungan alam, baik fisik maupun hayati yang diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna meningkatkan kesejahteraan hidup.
(https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=1 1&idmateri=359&mnu=Materi1&kl=11 12.11)
Sumberdaya alam menurut Undang-undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 ayat 9 menyebutkan sumber daya alam adalah
unsure lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya hayati dan sumber daya non hayati secara keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem (Suparmoko, 2015:331).
Menurut Arif Zulkifli (2014:27) sumber daya alam adalah semua kekayaan bumi baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia.
Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi dan jenisnya.
(49)
33
1. Berdasarkan sifatnya dibagi menjadi tiga antara lain
a. Sumber daya alam yang terbarukan yaitu sumberdaya terbarukan karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali), misalnya hewan, tumbuhan, mikroba dan tanah.
b. Sumber daya alam yang tidak terbarukan misalnya minyak bumi, gas bumi, batu bara, bahan tambang dan mineral lainnya.
c. Sumber daya alam yang tidak habis misalnya udara air matahari, energi pasang surut dan energi laut.
2. Berdasarkan potensi, sumber daya alam berdasarkan potensi dibagi menjadi tiga antara lain sebagai berikut:
a. Sumber daya alam materi merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya, misal emas, besi dan lain sebagainya
b. Sumber daya alam energi merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya, misalnya minyak gas, matahari dan lain-lain
c. Sumber daya alam ruang merupakan sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat hidup contohnya angkasa dan lahan
3. Berdasarkan jenis, sumber daya alam berdasarkan jenis dibedakan menjadi 2 yaitu
(50)
34
a. Sumber daya alam nonhayati (abiotik) disebut juga sumber daya alam fisik yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati semisal barang tambang, air, tanah dan angin b. Sumber daya alam hayati (biotik) merupakan sumber daya
alam yang berupa makhluk hidup, misalnya hewan, tumbuhan dan mikroba. (A. Zulkifli, 2014:29)
Peneliti menyimpulkan sumberdaya alam adalah segala sumber alam yang memiliki potensi (daya) dan kemungkinan memberikan kesejahteraan dengan berbagai bentuk kemudahan bagi kelangsungan hidup manusia. Peneliti mengambil sumberdaya alam yang diambil manfaat fisiknya seperti batu kapur, air raksa, emas dan lain sebagainya untuk penelitian pada sample anak kelas IV.
2. Sumberdaya Alam DI Yogyakarta
Dengan media papan magnet ini, siswa lebih mudah mengenal dan mempelajari sumberdaya alam yang ada di DI Yogyakarta. Sumberdaya alam yang tersebar di daerah kabupaten-kabupaten Yogyakarta adalah sebagai berikut:
a. Air raksa tergolong mineral-mineral air raksa yang dianggap komersil atau atas dasar perhitungan akan banyak mendatangkan keuntungan diantaranya aladah cinnabar (HgS), metacinnabarite, calomel (HgCl) dan sedikit sebagai logam air raksa (native mercury, Hg). Semua biji air raksa terjadi dari larutan hvdrotherment pada suhu rendah dalam bentuk cavity filling dan
(51)
35
replacement. Biji plecer terjadi karena pelapukan. Berdasarkan penyelidikan air raksa terdapat di Sorogedug, Prambanan Yogyakarta
b. Mangan merupakan hasil tambang yang banyak kegunaannya. 95% biji manggan digunakan orang di dalam dunia industri metallurgy. Sisanya digunakan di industri batterai dan kimia. Khusus di dalam industri metallurgy biji manggan digunakan untuk membuat baja yang tahan terhadap pengaruh belerang, baja kuat, keras dan liat. Manggan digunakan untuk membuat perunggu yang digunakan untuk propeller kapal, campuran logam (alloy) yang sifatnya meredam getaran dan suara. Manggan digunakan untuk pembuatan besi tuang. Sedangkan dalam industri kimia, manggan digunakan untuk biji uranium, welding wood(batang-batang las), bahan celup, bahan pernis,pupuk, obat-obatan, keramik, bahan menghilangkan warna gelas atau kaca, pembuatan baterai kering dan lain-lain. Mangan ditambang di daerah Kulon Progo tepatnya di daerah Kliripan.
c. Barit adalah bahan untuk pembuatan cat berwarna netral (putih), barit juga digunakan dalam kebutuhan industri kimia selain itu barit digunakan bahan poles dan masih banyak kegunaan barit dalam pengebora-pengeboran minyak bumi. Barit dengan rumus Ba SO4 merupakan mineral barium (Ba) yang paling utama. Pada umumnya terdapat dalam bentuk butiran atau kristal berwarna
(52)
36
putih, kuning muda, abu-abu,merah, jingga dan jingga gelap. Barit yang berwarna jernih dapat menembus cahaya. Berdasarkan penyelidikan, barit terdapat di Kulon Progo di waduk sermo dengan keadaan fractur filling (veinlet).
d. Pasir besi di Yogyakarta dengan cara penggilingan dapat dijadikan konsentrat berkadar besi 59% karena sudah halus dapat dijadikan bahan besi butiran (pellet). Butiran ini dengan jalan reduksi dapat dijadikan besi spon, logam yang cocok untuk bahan peleburan di dalam tungku baja listrik untuk pembuatan besi baja. Endapannya terdapat di pantai Parangtritis, Bantul dan diantara Sungai Progo dan Sungai Bogowonto.
e. Tras termasuk salah satu bahan galian yang digunakan untuk bahan semen alam (hydraulic cemen). Tras juga digunakan dalam pembuatan bata. Tras merupakan bahan galian yang mudah sekali kontak dengan air, kemudian menjadi keras. Kehebatannya tidak akan tembus dengan air. Tras sejenis tuff (menurut kamus umum berrati semacam batu yang terdapat pada gunung api) yang berwarna putih kekuning-kuningan dan telah mengalami tingkat pelapukan lebih lanjut. Endapan tuff andesit terdapat di daerah Kedundang Temon, Kulon Progo
f. Batu Gamping atau batu kapur dengan istilah asingnya limestone. Batu gamping ini banyak kegunaannya. Batu gamping digunakan untuk bahan bangunan, pengeras jalan pembuatan dam dam, bahan
(53)
37
campuran dalam pembuatan keramik dan bahan baku utama untuk pembuatan semen. Batu gamping juga bermanfaat dalam industri pertanian, kedokteran, industri logam dan lain sebagainya.
Batu gamping atau batu kapur ini berwarna putih, kuning tua, abu-abu, abu kebiruan, jingga dan hitam. Bentuknya berupa pegunungan gamping atau kapur yang berupa kalsit (kristal kapur) dan kapur yang sudah lapuk. Endapan batu gamping atau batu kapur ini ada di Gunung Kidul tepatnya di daerah Ponjong.
g. Emas merupakan logam mulia. Kegunaan emas selain untuk mata uang dan perhiasan, emas juga dapat digunakan untuk menambal atau melapisi gigi yang rusak, sebagai bahan penyepuh, membuat huruf emas, digunakan dalam laboratorium ilmiah, synthetic fibers, dan juga untuk thermocouples dan lain sebagainya. Emas diperoleh di dalam cebakan dengan berbagai tipe di dalam batuan beku, sediment, metamorphik pada seluruh formasi geologi. Umumnya emas yang dihasilkan terjadi dari larutan hydrothermal yang relatif muda. Endapan yang mengandung biji emas di bukit menoreh tepatnya desa Hargorejo, Kokap, Kulon Progo. Emas di daerah ini mempunyai kadar emas antara 25% sampai 55%.
h. Marmer merupakan batuan metamorf yang memiliki variasi warna maupun tekstur. Batu marmer terjadi akibat pengkristalan batu kapur dari panas dan tekanan yang menyebabkan perubahan mineral dalam batu tersebut. Konsistensi utama dari batu marmer
(54)
38
adalah kalsium dan dolomit. Batu marmer berbagai macam warna tergantung pada komposisi mineral di dalamnya. Marmer terbentuk dari batu gamping murni atau disebut sebagai marmer asli berwarna putih. Besi oksida kotoran di batu kapur akan menghasilkan batu marmer berwarna oranye, merah muda atau merah. Mineral lempung dapat menghasilkan batu marmer berwarna abu-abu. Bahan bitumen berlimpah menghasilkan marmer bau-abu gelap dan marmer hitam. kegunaan dari batu ini sangat bermacam-macam, mulai dari sebagai bahan konstruksi bagunan, bahan dasar arsitektur, bahan pewarna cat, menetralkan asam, tambahan kalsium dalam makanan hewan ternak, alat terapi untuk penyembuhan beberapa penyakit, bahan dasar pembersih rumah dan lain sebagainya. Pertambangan batu marmer di perbukitan menoreh Kulon Progo.
i. Kaolin terjadi dari hasil pelapukan dan dikomposisi batuan beku dan batuan metamorf yang kaya akan aluminium silikat seperti grannite, gneisses, quartz porphysry. Kaolin digunakan untuk pabrik-pabrik keramik, juga banyak digunakan untuk bahan-bahan baku lainnya diantaranya sebagai bahan tahan api. Di pabrik kertas, kaolin digunakan untuk bahan filler dan coating. Kaolin juga digunakan dalam industri kecantikan, pabrik tekstil, pabrik alat-alat asah, pabrik karet, industri cat, industri kimia, semir, wall plester,
(55)
39
soap compound dan lain sebagainya. Tambang kaolin terdapat di desa Karangsari, Semin Gunung Kidul
j. Batu Pasir Tufan batuan sedimen yang terutama terdiri darimineral berukuran pasir atau butir-butir batuan. Sebagian besar batupasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi. Batupasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batupasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu batupasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Bahan galian ini merupakan bahan pondasi bangunan ringan, perkerasan jalan, dan industri kerajinan batuan (ornamen, batu hias, patung atau relief dinding).Batu pasir tufan ditambang di daerah dusun Pilangrejo, Nglipar Gunung Kidul
k. Breksi Batu Apung merupakan hasil gunung api yang kaya akan silika yang mempunyai struktur porous dan yang terjadi karena keluarnya uap dan gas-gas yang larut di dalamnya pada waktu terbentuk. Bentuknya bock padat, fragmen hingga pasir atau bercampur dengan yang halus dan kasar. Adapun batu apung sendiri terdiri dari silika, potash, soda, besi dan oksida. Batu apung mempunyai warna abu-abu, putih, abu-abu kebiruan, abu-abu gelap, kemerah-merahan, keuning-kuningan dan jingga. Jikalau
(56)
40
batu dalam keadaan kering, bongkahan-bongkahannya dapat mengapung di atas air. Adapun kegunaan batu apung adalah bahan beton struktur ringan, bahan batubata ringan dan genteng, bahan tahan api, kondensasi, jamur, dan panas, bahan pemoles, penggosok, pembersih, dan abrasif, bahan isolator temperatur tinggi, bahan industri cat, kimia, logam, plastik, kosmetik, meubel, pasta gigi, karet, kulit, kaca, elektronik, dan keramik, bahan aditif dan subtitusi pada tanah pertanian, bahan untuk urug, bahan perkerasan jalan, bahan ornamen, bahan membuat arca, tegel, giring, dan umpak, bahan saringan air; serta bahan penjernih minyak goreng, pencuci pada industri konveksi, dan bahan penggosok.Tambang batu apung terdapat di desa Karangmojo, Karangmojo Gunung Kidul.
l. Feldspar terjadi di dalam granit, batuan metamorpic dan pegmatite. Feldspar merupakan aluminousilicates dari potasium, kalium dan terkadang barium. Warnanya cukup indah yaitu putih, abu-abu, kemerah-merahan, jingga, kuning dan hijau. Feldspar digunakan dalam pembuatan gelas, barang-barang pecah belah, email, ubin, pembuatan porselin. Lokasi penambangan feldspar ini di desa Pundungsari dan Candirejo, Semin Gunung Kidul.
m. Zeolit adalah senyawa zat kimia alumino-silikat berhidrat dengan kation natrium, kalium dan barium. Zeolit mempunyai beberapa sifat antara lain : mudah melepas air akibat pemanasan, tetapi juga
(57)
41
mudah mengikat kembali molekul air dalam udara lembap. Oleh sebab sifatnya tersebut maka zeolit banyak digunakan sebagai bahan pengering. Bahan pondasi bangunan, perkerasan jalan, dan pengganti batubata, bahan campuran pakan ternak; bahan pengikat kotoran dalam pengolahan limbah; bahan industri semen puzzoland; bahan ornamen atau batu hias, dan ubin; bahan untuk meningkatkan keasaman tanah; penyerap, penukar kation, dan katalis dalam bentuk tepung dan butiran; serta bahan pengembang dan pengisi dalam industri kertas, karet, plastik, cat maupun lem. Zeolit terdapat di desa Tancep, Ngawen Gunung Kidul
D. Kajian Mengenai IPS 1. Pengertian IPS
Pendidikan IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial kepada siswa. Pengetahuan sosial itu dapat berupa pengalaman, mencakup masyarakat lokal dan global, sejarah suatu negara, peradaban suatu bangsa, kenapakan alam, kegiatan ekonomi dan sebagainya.
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaan untuk tujuan pembinaan warga negara yang baik. Melalui mata pelajaran IPS para siswa diharapkan dapat memiliki kepakaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya,
(58)
42
serta memiliki keterampilan mengkaji dan memecahkan masalah-masalah sosial. Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” dari pada transfer konsep karena dalam pembelajaran IPS siswa di harapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan keterampilannya berdasarkan konsep yang dimilikinya.
Somantri (Sapriya, 2009:11) mengatakan bahwa IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Sedangkan Nursid Sumaatmadja (Supriatna, 2008:1) mengemukakan bahwa secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan materinya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfataan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya yang mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.
Di dalam KTSP 2006, menegaskan bahwa melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi Warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggungjawab serta warga dunia yang cinta damai. Fenomena kehidupan global di masa mendatang yang penuh dengan tantangan menuntut mata pelajaran IPS untuk dirancang bisa mengembangkan pengetahuan, pemahaman
(59)
43
dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Pembelajaran IPS di SD perlu disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat (Sa‟dun Akbar, 2011:77)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah sebagai proses belajar yang mengintegrasikan konsep-konsep terpilih dari berbagai ilmu-ilmu sosial dan humaniora siswa agar berlangsung secara optimal.
2. Fungsi Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar
Pembelajaran IPS di sekolah dasar berfungsi mengembangkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari yang terus berkembang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih guna menciptakan generasi yang mandiri dan sejahtera.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) fungsi IPS (Sa‟dun Akbar, 2011:78) adalah
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkunganya
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial
(60)
44
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
Dalam penelitian ini, siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional maupun global. 3. Tujuan IPS Sekolah Dasar
Tujuan pendidikan IPS adalah mendidik dan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun menimpa masyarakat.
Sapriya (2009:12) berpendapat bahwa IPS di tingkat SD pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para siswa sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan masyarakat agar menjadi warga negara yang baik.
(61)
45
Jadi pembelajaran IPS dalam penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman, sikap pengetahuan, keterampilan, nilai dan analisis siswa terhadap masalah sosial agar siswa peka dan mampu mengatasi masalah sosial yang menimpa dirinya maupun masyarakat yang pada akhirnya menjadi warga negara yang baik. 4. Karakteristik Pelajaran IPS Sekolah Dasar
Karakteristik IPS dapat dipandang dari dua sudut yaitu; 1. Materi IPS
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain :
a. Segala sesuatu atau apapun yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya
b. Kegiatan manusia semisal: mata pencaharian, pendidikan, produksi, keagamaan, komunikasi, transportasi
c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan
manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai sejarah yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar
(62)
46
e. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai dari makanan, pakaian, permainan, keluarga.
2. Strategi penyampaian IPS
Strategi penyampaian pengajaran IPS sebagian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi yaitu materi disusun dalam urutan: Anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara dan dunia. Sebutan masa sekolah dasar, merupakan periode keserasian bersekolah.
Sedangkan menurut Hamid Hasan (1996:23) menyatakan bahwa pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada siswa. Penekanan pembelajaran bukan sebatas pada upaya menjejali siswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka. Melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang sedang dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta sebagai bekal dalammemahami dan ikut seta dalam melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik mata pelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. IPS merupakan intergrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, ekonomi, geografi, politik hukum dan budaya.
(63)
47
Rumusan IPS berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner.
5. Ruang Lingkup IPS
Pada ruang lingkup mata pelajaran IPS SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Manusia, tempat dan lingkungan b. Waktu, keberlanjutan dan perubahan c. Sistem sosial dan budaya
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
(64)
48
Tabel 2.2 Silabus Mata Pelajaran IPS kelas 4 Semester II Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator 2. Mengenal sumber
daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
2.1 Mengenal aktivitas
ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya
2.1.1 Menyebutkan sumberdaya alam yang berpotensi di daerahnya 2.1.2 Mengelompokkan sumber daya alam yang ada di daerahnya 2.2 Mengenalkan
pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat 2.3 Mengenalkan perkembangan teknologi produksi
komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya 2.4 Mengenalkan permasalahan sosial di daerahnya
Sumber: silabus kelas IV SD Minomartani 6
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil standar kompetensi mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi dasar yang diambil adalah mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya. Indikator yang diambil adalah menyebutkan sumberdaya alam yang berpotensi
(65)
49
di daerahnya dan mengelompokkan sumberdaya alam yang ada di DI Yogyakarta melalui peta.
E. Kajian Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Dalam proses pembelajaran, siswa sekolah dasar memiliki banyak karakteristik yang nantinya berhubungan dengan gaya belajar yang akan dipakai. Untuk mengetahui karakteristik siswa, Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif siswa menjadi empat yaitu:
a) Tahap pensorimotor (umur 0 sampai 2 tahun)
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana. Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan dan apa yang dilakukan langkah demi langkah
b) Tahap preoperasional (umur 2 sampai 7 tahun)
Ciri pokok perkembangan kecerdasan pada tahap ini adalah pada penggunaan simbol, bahasa atau tanda dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua tingkatan yaitu preoperasional (umur 2 sampai 4 tahun) dan intuituf (umur 4 sampai 8 tahun)
c) Tahap operasional konkrit (umur 7 sampai 12 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan dengan ditandai adanya revesible dan kekekalan. Anak telah
(66)
50
memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkrit
d) Tahap operasional formal (umur 12 sampai umur 18 tahun) Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan” . model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetic-deductive dan indictive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa.
Berdasarkan pengelompokkan tahap-tahap perkembangan kecerdasan menurut Piaget di atas maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensorimotor tentu akan berbeda dengan proses belajar yang akan dialami oleh seorang anak pada tahap preoperasional dan akan berbeda pula dengan mereka yang sudah berada di tahap operasional konkrit, bahkan dengan anak yang berada pada tahap operasional formal. Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif atau kecerdasan seseorang akan semakin teratur dan semakin abstrak cara berpikirnya. Guru seharusnya memahami tahap-tahap perkembangan kognitif pada muridnya agar dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap perkembangan tersebut. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan tidak sesuai dengan kemampuan berpikir siswa akan tidak bermanfaat bagi siswa.
(67)
51
Menurut Depdiknas (1996:5) anak usia kelas IV sekolah dasar berada pada tahapan operasional konkret. Pada rentang tersebut abak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut:
1. Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak
2. Mulaiberpikir secara operasional
3. Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda.
4. Membentuk dan mempergunakan hubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana dan mempergunakan hubungan sebab akibat
5. Memahami konsep subtansi, volume zat cair. Panjang, lebar, luas dan berat.
Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tesebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki 3 ciri yaitu:
1. Konkret
Konkret mengandung makna bahwa proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret, yakni dapat dilihat, dibau, diraba, didengar dan diotak-atik dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lenih bermaksa dan bernilai, sebab siswa
(68)
52
diharapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang dialami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
2. Intergratif
Pada usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu kebutuhan, mereka belum dapat memilih-milih konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal itu melukiskan cara berpikir anak dari hal umum ke khusus. 3. Hierarkis
Pada usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal yang sederhana ke hal-hal yang kompleks. Sehubungan dengan hal-hal ini, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antara materi, dan cakupan keseluruhan serta kedalaman materi. Berdasarkan Depdikbud (1997), karakteristik siswa sekolah dasar adalah sebagai berikut:
a. Keadaan jasmani tumbuh sejalan dengan prestasi sekolah b. Sikap tunduk pada peraturan permainan yang tradisional c. Ada kecenderungan memuji diri sendiri
d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain jika itu menguntungkan
(69)
53
e. Jika tidak dapat menyelesaikan suatu soal maka soal itu dianggap tidak penting baginya
f. Pada masa ini anak akan menghendaki nilai (rapor) yang baik tanpa mengingat apakah prestainya perlu diberi nilai baik atau tidak
g. Berminat pada kehidupan praktis sehari-hari h. Realistis dan ingin tahu yang besar
i. Menjelang masa akhir ini telah ada minat terhadap mata pelajaran tertentu
j. Sampai kira-kira umur sepuluh tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya
k. Setelah umur sebelas tahun, umumnya anak akan berusaha meyelesaikan tugasnya sendiri.
Menurut Siti Partini Suadirman (1995:115) menyatakan bahwa intelektual dibagi dalam 2 fase yaitu:
a. Masa-masa kelas rendah sekolah dasar, yang berlangsung antara umur 6 atau 7 tahun sampai dengan umur 9 atau 10 tahun biasanya mereka duduk di kelas I, II dan III sekolah dasar
b. Masa kelas tinggi sekolah dasar, yang berlangsung antara umur 9 atau 10 tahun sampai dengan 12 atau 13 tahun biasanya mereka duduk di kelas IV, V dan VI sekolah dasar
(70)
54
Karakteristik anak masa kelas tinggi (Siti Partini Suadirman, 1995: 42) memiliki sifat-sifat antara lain:
a. Perhatiannya tertuju kepada praktis sehari-hari b. Ingin tahu, ingin belajar, realistis
c. Timbul minat terhadap pelajaran khusus
d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah
e. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama dan mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
Siswa SD kelas IV yang mempunyai ciri ingin tahu, ingin belajar, realistis, timbul minat terhadap pelajaran khusus, anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolahanak-anak suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama dan mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya, dengan media papan magnet dapat merangsang ingin tahu mereka lebih luas lagi dalam mengenal sumberdaya alam yang ada di D.I Yogyakarta. Siswa lebih realistis dalam mempelajari sumberdaya alam DI Yogyakarta, dan siswa dapat mempelajari materi sekaligus bermain dengan aturan yang telah dibuat. Minat siswa terhadap pelajaran ips semakin bertambah dengan adanya media papan magnet tersebut.
(71)
55 F. Kerangka Pikir
Sumberdaya alam yang ada di Indonesia sangatlah banyak dan luas. Materi sumberdaya alam yang terdapat pada mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan bagi siswa. Membayangkan saja tanpa mengetahui wujud asli sumberdaya alam yang ada di Indonesia, membuat siswa enggan mempelajarinya. Para praktisi terutama guru kesulitan mengajarkan materi yang wajib diajarkan, sementara media penunjang untuk mempermudah proses pengajaran tidaklah mendukung. Hal ini menuntut guru membuat pelajaran mengenal sumberdaya alam yang ada di daerah sekitarnya mejadi sesuatu yang menarik, yaitu dengan menggunakan metode dan media pengajaran yang lebih bervariasi untuk menghilangkan kesan bahwa pelajaran mengenal sumberdaya alam adalah hal yang membosankan.
Hampir sebagian para guru menginginkan adanya media pembelajaran yang menarik selain buku-buku panduan yang lengkap. Hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaannya dilakukan dengan ceramah, pencatatan dan menggunakan peta atau globe.
Maka untuk memecahkan masalah tersebut adalah membuat media papan magnet yang mudah digunakan untuk belajar sumberdaya alam. Siswa SD masuk pada tahapan operasional konkrit di mana siswa telah memiliki kecakapan berpikir yang logis, akan tetapi hanya dengan benda yang bersifat konkrit. Media pembelajaran
(72)
56
merupakan salah satu bagian yang amat sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Media pembelajaran juga dapat menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka peneliti memustuskan memilih mengembangkan media papan magnet sumberdaya alam, sehingga siswa dapat menggunakannya dalam pembelajaran sumberdaya alam. Cara menggunakan media papan magnet cukup mudah, siswa menempelkan gambar-gambar pada papan magnet yang tersedia. Media dibuat dengan warna cerah yang sesuai dengan warna asli dari gambar untuk menarik perhatian siswa. Agar penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan, maka harus melalui proses evaluasi dan validasi ahli (expert judgment) serta uji coba kepada pengguna (user) dalam hal ini siswa siswi sekolah dasar kelas IV. Dengan demikian, media papan magnet sumberdaya alam tersebut menjadi media pembelajaran yang layak dan sesuai digunakan dalam pembelajaran mengenal sumberdaya alam.
(73)
57 BAB III
METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, penelitian ini berorientasi pada pengembangan produk. Penelitian pengembangan ini biasa disebut pengembangan berbasis penelitian (research based development) merupakan jenis penelitian yang sedang meningkat dalam memecahkan masalah praktis dalam dunia kepenelitian, utamanya dalam penelitian pendidikan dalam pembelajaran. Gay (Wasis Dwiyogo, 2004:4) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif berupa material pembelajaran, media, strategi pembelajaran untuk digunakan di sekolah, bukan untuk menguji teori. Sedangkan Borg dan Gall (Sri Anitah, 2004:2) mengemukakan penelitian dan pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pengajaran.
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini dan pengembangan dapat berupa buku, modul, paket, program pembelajaran maupun alat bantu belajar. Penelitian dan pengembangan berbeda dengan penelitian biasa yang hanya menghasilkan saran-saran bagi perbaikan, karena penelitian dan pengembangan mengahasilkan produk yang langsung dapat digunakan.
(74)
58
Penelitian yang pengembang lakukan saat ini, difokuskan pada pengembangan media papan magnet yang layak pakai berupa media papan magnet sumberdaya alam bagi siswa sekolah dasar kelas IV.
B. Prosedur Research and Development
Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi prosedur pengembangan yang dikembangkan oleh Borg and Gall (Nusa Putra, 2013:125-126). Prosedur ini dipilih karena memiliki langkah yang terperinci namun sederhana. Prosedur terdiri atas sepuluh langkah, namun menyesuaikan dengan tujuan penelitian yakni mengembangkan mesia papan magnet yang layak digunakan dalam pembelajaran IPS di SD Negeri Minomartani 6, maka peneliti hanya menggunakan sembilan dari sepuluh langkah yang ada, kegiatan desiminasi dan implementasi tidak dilakukan. Adapun jumlah subjek yang diteliti disesuaikan dengan jumlah siswa yang ada di sekolah tersebut. Sembilan langkah tersebut adalah sebagai berikut
1. Research and information collecting; termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian;
2. Planning; termasuk dalam langkah ini merumuskan
kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada
(75)
59
setiap tahapan, dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas;
3. Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung; 4. Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan
awal dalam skala terbatas. dengan melibatkan subjek sebanyak 6 – 12 subjek. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angket;
5. Main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diujicoba lebih luas;
6. Main field testing, uji coba utama yang melibatkan seluruh siswa.
7. Operational product revision, yaitu melakukan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
154
Hasil Angket Uji Coba Lapangan Operasional
Tabel 4.8 Hasil angket uji lapangan operasional
pada media papan magnet sumberdaya alam DI Yogyakarta.
No Nama Soal Penilaian Skor
(%)
kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Ya Tidak
1 JRNA I I I I 0 I 0 0 I I I I I 10 3 76.92
2 ACIP I I I I 0 I 0 0 I I I I I 10 3 76.92
3 MWH I I I I I I I 0 I I I I I 12 1 92.30
4 AD I I I I I I I 0 I I I I I 12 1 92.30
5 CC I I I I I I I 0 I I I I I 12 1 92.30
6 VS I I I I I I I I I I I I I 13 0 100
7 BS I I I I I I I 0 I I I I I 12 1 92.30
8 DA I I I I I I I 0 I I I I I 13 0 100
9 DP I I I I 0 0 I 0 I 0 I I I 9 4 69.23
(6)
155
11 FA I I I I 0 I I 0 I I I I I 11 2 84.61
12 NF I I I 0 I I I 0 I I I I I 11 2 84.61
Total 12 12 12 11 7 10 10 11 12 11 11 12 12 1038.41