Pengaruh penggunaan media flip chart terhadap hasil belajar IPS kelas VIII MTs Negeri 3 (kuasi eksperimen studi kasus di MTs Negeri 3 Jakarta)

(1)

( Kuasi Eksperimen Studi Kasus di MTs Negeri 3 Jakarta)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH

USWATUN HASANAH NIM :1111015000091

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015


(2)

TERIIADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS

VIII

MTs NEGERI3 JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh

Gelar Sarj ana Pendidikan

Oleh: Uswatun Hasanah

NIM : 1111015000091 Mengesahkan:

Pembimbing Skripsi

NrP . 197006061997 021002

JURUSAN ILMU PENGETAIIUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

T]NIYERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATT]LLAH

JAKARTA


(3)

dan Keguruan (FITK) UfN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 2 Desember 2015 dihadapan dewan penguji. Karena

itu,

penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan S o sial konsentrasi S o siolo gi-Antropolo gi.

J akarta, 02 Desemb er 201 5

Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua JurusarVProdi)

Dr. Iwan Purwanto" M.Pd

NIP: 19730424 200801 1 012

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Drs. H. Svaripulloh. M.Si

NIP: 19670909 200101

|

033

Penguji 1

Dr. Iwan Purwanto. M.Pd NIP: 19730424 200801 1 012 Penguji II

Moch. Noviadi Nugroho. M.Pd

NIP: 19761118 201101 1 006

,.7 -rr

->d(

:

t7-rz-,..ols

'--

-

";>

t1.-.!?:*.t.{

Tanggal Tanda Tangan


(4)

Nama NIM

Jurusan/Prodi

Angkatan

Uswatun Hasanah I I I 1015000091

Pendidikan lPS/Sosiologi-Antropologi

201 1

MENYATAKAN DENGAN SESTINGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjuduL "Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS di MTs Negeri 3 Jakarta" adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan:

Nama :Dr. Muhamad

fuif.

M.Pd

Nip

:197006061997021002

Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan

saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Jakarta, 20 September 2015

Uswatun Hasanah


(5)

Tiada Kepuasan tanpa ada perjuangan dan Pengorbanan”.

“Barang siapa yang menjalani suatu jalan untuk menuntut ilmu,

maka Allah akan menganugrahkannya jalan ke surga”. (H.R Muslim)


(6)

Terhadap Hasil Belajar IPS di MTs Negeri 3 Jakarta”. Program Studi

Pendidikan IPS, Jurusan Sosiologi-Antropologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Konsep Penyimpangan Sosial. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 3 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pruporsive sampling. Sampel penelitian berjumlah 20 orang untuk kelas eksperimen dan 20 orang untuk kelas kontrol. Pengambilan data menggunakan instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan realibilitasnya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS. Analisis data menggunakan uji t, dan data hasil perhitungan perbedaan rata-rata posttest kedua kelompok diperoleh nilai t hitung sebesar 5,05, sedangkan t tabel dengan taraf signifikansi 5% dengan (df 40) = 1,68, maka dapat dikatakan bahwa t hitung > t tabel berarti hipotesis alternative (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS di MTs Negeri 3 Jakarta.


(7)

Department of Sociology-Anthropology, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

This study aims to determine the effect of Flip Chart Against Media Usage Study Results At the IPS concept of Social Deviations. This research was conducted at MTs 3 Jakarta. The method used is quasi-experimental. Sampling was done by pruporsive sampling technique. These samples included 20 people for a class experiment and 20 for the control class. Retrieving data using achievement test multiple choice that has been tested for validity and realibilitasnya. The hypothesis of this study is that there is Flip Chart Media Influence On Results of Study IPS. Analysis of the data using the t test, and the data on the calculation the average difference in posttest both groups obtained t value amounted to 5.05, while t table with a significance level of 5% (40 df) = 1.68, it can be said that t > t table means alternative hypothesis (Ha) is accepted and the null hypothesis (Ho) is rejected. This shows that there is a Flip Chart Media Influence On Results of Study 3 MTs IPS in Jakarta.


(8)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS di MTs Negeri 3

Jakarta”. (Kuasi Eksperimen). Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk

mendapat gelar sarjana.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan dengan keterbatasan penulis baik itu dalam kemampuan maupun pengetahuan serta pengalaman yang penulis miliki. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan IPS beserta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si, Sekertaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Muhamad Arif M.Pd, sebagai pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan ilmu dan waktunya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan ini.

5. Ibu Dra. Faizah, selaku kepala sekolah MTs Negeri 3 Jakarta. Ibu Avrahdiba Fikratania M.M, selaku guru IPS MTs Negeri 3 Jakarta yang telah memberikan izin, bantuan, dan kemudahan kepada penulis dalam melakukan penelitian di sekolah.


(9)

penulis. Adik Rizky Amalia, Zahratussyita, yang selalu memberikan do’a dan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada teman kosanku Desni, Syifa dan Resty yang telah memberikan semangat, bantuan, motivasi, dan waktunya kepada penulis.

8. Kepada Dini, Syahla, Lulu, dan Siwi, Mba Tri, Sahabatku dan seluruh teman Pendidikan IPS angkatan 2011. Semoga tali silaturrahmi kita tetap terjalin. 9. Seluruh siswa MTs Negeri 3 Jakarta khususnya kelas VIII.

10.Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki.

Ciputat, 20 September 2015


(10)

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 6

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ... 8

A. Kajian Teoritis ... 8

1. Hakikat Media Pembelajaran Flip Chart ... 8

a. Pengertian Media Pembelajaran Flip Chart ... 8

b. Karakteristik Media Pembelajaran Flip Chart ... 12

c. Kelebihan dan Kekurangan Media Flip Chart... 12

d. Cara Mendesain Flip Chart ... 13

e. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Media Flip Chart ... 13

2. Hakikat Media Pembelajaran Flash Card... 14

a. Pengertian Media Pembelajaran Flash Card ... 14

b. Karakteristik Media Pembelajaran Flash Card...15

c. Kelebihan dan Kekurangan Media Flash Card ... 15

d. Cara Mendesain Flip Chart ... 15


(11)

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 20

c. Indikator Hasil Belajar ... 21

d. Pengukuran Hasil Belajar ... 22

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ... 23

a. Pengertian IPS ... 23

b. Karakteristik Pembelajaran IPS ... 24

c. Ruang Lingkup IPS ... 25

d. Tujuan IPS ... 26

B. Penelitian Yang Relevan ... 27

C. Kerangka Berpikir ... 29

D. Hipotesis ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

1. Tempat Penelitian. ... 31

2. Waktu Penelitian ... 31

B. Metode dan Desain Penelitian ... 31

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 33

D. Variabel Penelitian ... 34

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 34

F. Uji Validitas Instrumen ... 36

1. Validitas Instrumen ... 36

2. Realibilitas Instrumen ... 37

3. Tingkat Kesukaran ... 38

4. Daya Pembeda ... 39

G. Teknik Analisis Data... 40

1. Uji Persyaratan Analisis Data ... 41

a. Uji Normalitas ... 41

b. Uji Homogenitas ... 41


(12)

2. Visi dan Misi MTs Negeri 3 Jakarta ... 43

3. Tujuan MTs Negeri 3 Jakarta ... 44

4. Sarana dan Prasarana MTs Negeri 3 Jakarta ... 46

5. Data Guru dan Tenaga Kependidikan MTs Negeri 3 Jakarta ... 47

B. Hasil Penelitian ... 52

1. Data Hasil Belajar ... 52

a. Deskripsi Data Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol ... 52

b. Deskripsi Data Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 53

c. Deskripsi Data Hasil Observasi Proses Belajar dengan Menggunakan Media Flip Chart ... 54

d. Deskripsi Data Hasil Observasi Proses Belajar dengan Menggunakan Media Flash Card ... 55

C. Analisis Data ... 56

1. Uji Normalitas ... 56

a. Hasil Uji Normalitas Pretest ... 56

b. Hasil Uji Normalitas Postest ... 57

2. Uji Homogenitas ... 58

a. Hasil Uji Homogenitas Pretest ... 58

b. Hasil Uji Homogenitas Postest ... 59

D. Pengujian Hipotesis ... 60

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA


(13)

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 31

Tabel 3.2 Desain Penelitian ... 32

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes ... 35

Tabel 3.5 Indeks Tingkat Kesukaran Soal ... 38

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda………..…… 39

Tabel 4.1 Data Nilai Pretest……… 52

Tabel 4.2 Data Nilai Postest……….53

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Pretest……….57

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Postest……….57

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Liliefors Pretest………..58


(14)

(15)

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol

Lampiran 3 Uji Coba Pretest dan Postest

Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Tes

Lampiran 5 Soal Validitas dan Kunci Jawaban

Lampiran 6 Validitas, Realibilitas, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda

Lampiran 7 Lembar Observasi Proses Belajar Dengan Media Flip Chart

Lampiran 8 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus Untuk

Skor Hasil Pretest Kelas Kontrol

Lampiran 9 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus Untuk

Skor Hasil Pretest Kelas Eksperimen

Lampiran 10 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus Untuk

Skor Hasil Postest Kelas Kontrol

Lampiran 11 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus Untuk

Skor Hasil Postest Kelas Eksperimen

Lampiran 12 Perhitungan Uji Normalitas Data

Lampiran 13 Perhitungan Uji Homogenitas Data


(16)

1

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat strategis dalam menentukan kualitas suatu bangsa. Karena proses pendidikan adalah membentuk, membina, dan mengembangkan manusia, sehingga secara kualitatif memiliki kemampuan untuk membangun rakyat dan negara.

Pendidikan adalah suatu proses yang berfungsi membimbing siswa dalam kehidupan sesuai dengan tugas dan perkembangannya yang harus dijalani oleh peserta didik, pendidikan juga merupakan suatu usaha sadar yang teratur dan sistematik, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk membuat peserta didik agar mempunyai sifat atau tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

Menurut Driyakara, Pendidikan adalah memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf mendidik. Ia menjelaskan bahwa pendidikan merupakan proses mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup dan proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum.1

Keberhasilan pendidikan sekolah ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yakni keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa. Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukan betapa pentingnya posisi guru dalam dunia pendidikan.

Menurut Alisuf Sabri “Mengacu pada Sistem Pendidikan Nasional

(Undang-undang No. 20 tahun 2003), pada Bab 1, Pasal 1, Ayat 1, menyatakan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

1

Nanang Fatah, “ Landasan Manajemen Pendidikan” (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006). hal. 4


(17)

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.2

Dengan demikian dalam prakteknya usaha pendidikan atau usaha sadar untuk membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak didik tersebut harus dilakukan dengan sengaja dan terencana melalui proses bimbingan, pengajaran dan latihan atau pembiasaan yang dapat membangkitkan suasana belajar dan proses pembelajaran, yang menjadikan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi kepribadian dan kemampuan dirinya ketingkat kedewasaan dalam arti memiliki kekuatan dan kemampuan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara, hal itu dapat dilaksanakan di dalam ataupun di luar sekolah dan akan berlangsung seumur hidup.

Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang baik pula. Dalam rangka meningkatkan pendidikan di Indonesia serta menumbuhkan suatu sistem pembelajaran yang berkualitas, maka sistem pembelajaran tersebut harus menuju pada proses belajar yang kompetitif dan mandiri, karena salah satu tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, membuat keputusan rasional tentang apa yang diperbuat dan apa yang diyakini.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.3 Sedangkan proses belajar mengajar hendaklah diartikan bahwa proses belajar dalam diri siswa yang terjadi secara langsung mengajar (guru) ataupun secara tidak langsung. Belajar tak langsung artinya siswa secara aktif berinteraksi dengan media atau sumber belajar lain. Guru hanyalah satu dari begitu banyak sumber belajar yang dapat memungkinkan siswa belajar.

Pada hakekatnya pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interkasi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.

2

Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (UIN Jakarta Press 2005), cet.1, hal. 7.

3


(18)

Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu peserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar.

Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Selain itu guru juga dikatakan sebagai menejer dalam kelas dimana dia bertanggung jawab atas semua perencanaan, proses dan hasil belajar siswa.

Guru adalah pengelola kegiatan proses belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki sejumlah kemampuan, keterampilan, serta keahlian yang harus dimiliki guru profesional, karena guru merupakan fasilitator dan motivator bagi siswa.

Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik. Agar dapat mengembangkan potensi secara optimal, dalam hal ini guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan.

Guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dalam pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi, seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan.4

Perkembangan ilmu dan arus globalisasi telah membawa perubahan dihampir setiap aspek kehidupan manusia. Dalam rangka menghadapi berbagai perubahan dan permasalahan tersebut diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, yang antara lain melalui pembaharuan sistem pendidikan dan khususnya pembelajaran ilmu-ilmu sosial (IPS) yang lebih bermakna. Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan sosial mengisyaratkan bahwa pendidikan IPS mesti senantiasa melakukan langkah pengembangan guna menjawab permasalahan yang ada dalam masyarakat.

4


(19)

Banyak pandangan yang muncul seputar permasalahan yang ada dalam Pendidikan IPS, di antaranya ada pihak yang mengkritisi strategi yang mengkritisi strategi atau pendekatan yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran. Ada yang mengkritisi dari sudut materi yang diajarkan dengan realitas yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan yang demikian setidaknya muncul asumsi dalam diri siswa bahwa IPS merupakan bidang studi yang menjemukan, kurang menantang minat belajar.

Berbagai masalah yang muncul dari pengalaman mengajar, mengharuskan para pendidik mencari solusinya. Diantara berbagai masalah tersebut salah satunya adalah masalah media pembelajaran. Dimana seorang guru dituntut untuk pintar dalam memilih media pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran dikelas, yang dapat mengaktifkan kegiatan belajar siswa, agar siswa dapat memahami dan menguasai konsep materi pelajaran.

Mata pelajaran IPS merupakan ilmu pengetahuan yang meneliti dan membahas segala hal yang menyangkut dengan kesosialan manusia, tingkah lakunya, proses penghidupannya, serta hubungan antara manusia dengan manusia lain, manusia sebagai individu dengan masyarakat sekitarnya, atau manusia dengan benda sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan.

Salah satu kendala dalam proses pembelajara IPS yaitu penggunaan media pembelajaran yang monoton akan mengakibatkan kebosanan dan kejenuhan pada siswa. Dikarenakan guru hanya menggunakan media yang sama dalam proses pembelajaran. Dampaknya dari proses pembelajaran IPS yang kurang kondusif adalah minatnya para peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran IPS rendah, banyak peserta didik yang sering melakukan hal-hal yang bukan aktivitas belajar ketika pelajaran IPS, seperti berbicara dengan peserta didik yang lain, mengantuk di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung, mengerjakan tugas mata pelajaran yang lain dan tidak mendengarkan saat guru menerangkan pelajaran. Dengan tingkat kebosanan dan minat yang rendah, para peserta didik tidak dapat mengembangkan potensi yang dimiliki, dan hasil belajar para peserta didik dalam mata pelajaran IPS rendah.

Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar IPS peserta didik rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari peserta didik. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, sikap peserta didik terhadap guru, sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, sikap peserta didik terhadap media yang digunakan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,


(20)

kebiasaan dan rasa percaya diri peserta didik. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat diluar peserta didik, seperti: guru, sebagai Pembina kegiatan belajar, strategi dan media pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan dalam hal ini adalah lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan tempat tinggal.

Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang terarah dan efektif maka diperlukan media pembelajaran yang menyenangkan, yang dapat membangkitkan siswa dalam belajar, dan membuat siswa lebih termotivasi dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah media pembelajaran flip chart. Media flip chart adalah “suatu informasi yang ditulis/dituangkan dalam lembaran-lembaran tersendiri, kemudian lembaran-lembaran tersebut dibundel jadi satu. Penggunaannya tinggal

membalik satu persatu sesuai bagan pesan yang akan disajikan”.5

Cara penggunaan flip chart bergantung metode apa yang akan digunakan. Jika metode ceramah, flip chart langsung dibuka sesuai dengan topic pembicaraan untuk diterangkan atau ditulisi hal-hal yang perlu dituliskan.

flip chart tidak langsung digunakan melainkan dapat menjadi variasi penekanan materi ajar.

Dalam proses belajar mengajar media mempunyai arti yang sangat penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara, kesulitan dan kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan melalui bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media. Dengan demikian anak didik lebih mudah memahami dan mencerna materi pelajaran dari pada tanpa bantuan media, namun perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan, karena itu tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Diperoleh hasil observasi pra penelitian bahwa kenyataannya terdapat kendala-kendala yang dihadapi guru selama mengajar dan untuk itulah harus dicarikan pemecahan terhadap permasalahan tersebut. Diantara permasalahan yang ditemukan yaitu kondisi kelas yang kurang

5


(21)

kondusif. Dari hasil pengamatan yang paling utama masalah yang diutarakan oleh guru adalah kondisi kelas yang kurang kondusif. Pada saat mengajar kebanyakan murid tidak memperhatikan guru yang sedang menerangkan, dan ini menyebabkan gurupun menjadi malas dalam mengajar.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media

Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas VIII MTs Negeri 3

Jakarta”

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Guru kurang kreatif dalam memilih media pembelajaran pada proses pembelajaran IPS, hal ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari dan memahami pelajaran.

2. Siswa menganggap mata pelajaran IPS menjenuhkan dan membosankan.

3. Rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 3 Jakarta. Hal ini ditunjukkan dengan adanya aktivitas mengerjakan tugas rumah mata pelajaran lain atau melakukan berbagai kegiatan negatif lainnya ketika proses pembelajaran IPS.

4. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 3 Jakarta. Hal ini ditunjukkan dengan belum tercapainya KKM 70 yang ditetapkan.

5. Lingkungan belajar, yang terdiri dari tiga tempat yakni lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal kurang mendukung proses pembelajaran.

C.

Pembatasan Masalah

Dari identifikasi di atas banyak permasalahan berkaitan dengan kesulitan-kesulitan dalam belajar. Kesulitan belajar siswa diartikan sebagai kesukaran siswa dalam menerima dan menyerap pelajaran di sekolah. Mengingat berbagai macam keterbatasan yang ada pada peniliti, maka

dibatasi oleh: “Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MTs Negeri 3 Jakarta”.


(22)

D.

Rumusan Masalah

Bertolak dari pembatasan masalah, maka untuk mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas sebagaimana dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimanakah pengaruh penggunaan media flip chart terhadap hasil

belajar IPS kelas VIII MTs Negeri 3 Jakarta”.

E.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh penggunaan media

flip chart terhadap hasil belajar IPS kelas VIII MTs Negeri 3 Jakarta.

F.

Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan mempunyai dua manfaat utama, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian dapat memberikan manfaat untuk menambah pengetahuan dan keilmuan peserta didik. Sekaligus dapat mengembangkan kompetensi profesional guru dan dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif, nyaman, dan kondusif.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat member manfaat bagi beberapa pihak, yang antara lain guru dan sekolah.

a. Bagi siswa, dengan penggunaan media pembelajaran flip chart

diharapkan siswa dapat lebih termotivasi, dalam memahami materi IPS.

b. Bagi para pendidik atau guru bidang studi IPS khususnya dan guru-guru bidang studi lain pada umumnya dapat menjadi bahan acuan di dalam proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan penggunaan media pembelajaran flip chart.

c. Bagi sekolah, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya pembinaan dan pengembangan guru secara efektif, sehingga mendukung pencapaian tujuan program pendidikan.

d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan penggunaan media flip chart dalam pembelajaran IPS serta menambah wawasan dalam penggunaan media tersebut.


(23)

8 A. Kajian Teoritis

1. Hakikat Media Pembelajaran Flip Chart

a. Pengertian Media Pembelajaran Flip Chart

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya kematangan ataupun perubahan sementara karena suatu hal.6 Belajar juga dapat dimaknai dengan “ istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan,

sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan”.7

Sedangkan belajar menurut Nasution “suatu aktivitas atau suatu

proses untuk memperoleh pengetahuan”.8

Morgan, dalam bukunya introduction to psicology yang

dikutip oleh ngalim purwanto “belajar setiap perubahan yang

relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil

dari latihan atau pengalaman”9

menurut pandangan psikologi

“belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang

ditimbulkan oleh belajar dapat berupa perilaku yang baik (positif)

atau perilaku yang buruk (negatif)”.10

Menurut Zainal Arifin dalam bukunya Evaluasi pembelajaran mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman.11

Slameto yang dikutip oleh Asep Jihad dan Abdul Haris dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran mengungkapkan bahwa

“belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

6

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013) cet. Ke-3, hal. 2

7

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), cet. Ke-1, hal. 55

8

Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cet. Ke-2, hal. 59

9

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), hal. 84

10

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet. Ke-3, hal. 55

11


(24)

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.12

Berdasarkan dari berbagai definisi yang telah dikemukakan secara umum belajar dapat dipahami sebagai suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan terhadap diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar.

Trianto mendefinisikan “ pembelajaran pada hakikatnya

adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya, dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.13

Pengertian pembelajaran menurut Oemar Hamalik adalah “suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas dan perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”.14

Dari beberapa definisi pembelajaran yang dipaparkan diatas, maka dapat dipahami bahwa pembelajaran adalah bagaimana menciptakan kondisi belajar yang meliputi unsur manusiawi, material, dan prosedur. Dengan demikian mengupayakan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang ada pada diri siswa.

Karena media pembelajaran dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan atau keterampilan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa.

Menurut Yudhi Munadi mengemukakan media

pembelajaran adalah “Segala sesuatu yang dapat menyampaikan

dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya

dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.15

12

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Press, 2012), hal. 2

13

Trianto, mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2009), hal. 24

14

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembalajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal. 57

15


(25)

Jadi penggunaan media pembelajaran sangat penting dalam proses belajar mengajar, untuk mempermudah dan membantu tugas guru dalam menyampaikan berbagai bahan dan materi pelajaran, serta mengefektifkan dan mengefisienkan komunikasi dalam proses pembelajaran.

Pada tahun 1975 Gagne dan Briggs mengatakan “media

pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video, kamera, film, slide, foto, gambar

grafik, televisi dan komputer.”16

Hamalik mengemukakan “bahwa media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat siswa yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa.”17

Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajar.

Menurut Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto

mengemukakan media pembelajaran “adalah alat yang dapat

membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan sempurna.18

Dengan demikian peneliti menyimpulkan “bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan oleh seseorang guru untuk menyampaikan pesan dan memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar.” Media pembelajaran akan dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran, manakala guru mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan akurat.

Pakar pendidikan, Sudjana dan Rifa’i mengemukakan

“manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar

adalah:

1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa

16

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gramedia, 2004), hal. 4

17

Ibid, hal. 4

18

Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, Februari 2011), hal 9.


(26)

2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dapat dipahami oleh siswa

3) Siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga 4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar

sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru.”19

Media Papan Lembar Balik (Flip Chart) menurut Yudhi

Munadi adalah “lembaran-lembaran kertas dimana terdapat gambar

yang besar yang dapat dibalikkan pada sebuah gantungan”.20

Arif S Sadirman Dkk mengemukakan “flip chart atau bagan balikan

menyajikan setiap informasi”.21

Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana “flip chart adalah

lembaran-lembaran kertas menyerupai album atau kalender berukuran 50X75 cm, atau ukuran yang lebih kecil 21X28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Flip chart dapat digunakan sebagai media

penyampai pesan pembelajaran”.22

Sedangkan menurut Dina Indriana “flip chart adalah lembaran kertas berbentuk album atau kalender yang berukuran agak besar sebagai flipbook, yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Lembaran kertas tersebut dapat dijadikan sebagai media pengajaran dan pembelajaran, dan mungkin bisa dianggap sebagai pengganti papan tulis atau whiteboard jika proses pembelajarannya berada di luar ruang kelas.23

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, flip chart

dapat digunakan sebagai media penyampai pesan pembelajaran. Penggunaan flip chart merupakan salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis dipapan tulis. Flip chart

merupakan salah satu media cetakan yang sangat sederhana dan cukup efektif. Efektif karena flip chart dapat dijadikan sebagai media (pengantar) pesan pembelajaran yang secara terencana ataupun secara langsung disajikan pada flip chart.

19

Nana Sudjana, Media Pembelajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003) hal. 2

20

Ibid, hal. 105

21

Arif S Sadirman Dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali , 1986), cet. Ke-1, hal. 37

22

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hal. 87

23

Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta: Diva Press, Juli 2011), cet 1, hal.66


(27)

b. Karakteristik Media Pembelajaran Flip Chart

Media flip chart atau bagan balik pada prinsipnya memuat semua pesan yang akan yang akan disampaikan. Dimana bagan yang menyajikan pesan sekaligus ada beberapa macam, antara lain: 1) Bagan Pengalaman (Experience Chart), terutama digunakan oleh

guru-guru SD dan guru sekolah lanjutan untuk menggambarkan cerita, berita, atau pengalaman di kelas secara visual. Bagan ini dapat menggambarkan arus suatu proses atau dapat pula menelusuri tanggung jawab antara hubungan kerja atau bagian. Anak panah sering kali digunakan untuk menggambar arah arus. 2) Bagan Pohon (Tree Chart), adalah kebalikan dari stream chart.

Ibarat sebuah pohon yang tersiri dari batang, cabang-cabang dan ranting-ranting. Bagan ini dari salah satu hal kemudian terpecah menjadi berbagai hal. Misalnya silsilah keluarga, program sekolah dan sebagainya.

3) Bagan Tabulator (Tabulator Chart), dapat menggambarkan data tabulator. Misalnya keuntungan dan kerugian: ekspor-impor, schedule program TV.

4) Bagan Proses (Process Chart), menggambarkan langkah dalam membuat sesuatu, misalnya langkah-langkah mencetak foto, dan sebagainya.

5) Bagan Waktu (Time Chart), menunjukkan hubungan antar peristiwa dan waktu. Pesan-pesan tersebut disajikan dalam bagan secara kronologis.24

c. Kelebihan dan Kekurangan Media Flip Chart

Sebagai salah satu media pembelajaran, flip chart memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya:

Kelebihan media pembelajaran flip chart menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana sebagai berikut:

1. Mampu menyajikan pesan pembelajaran secara ringkas dan praktis.

2. Dapat digunakan di dalam ruangan atau luar ruangan. 3. Bahan pembuatannya relatif murah.

4. Mudah dibawa kemana-mana (moveable)

24

http://evietos.blogspot.com/2010/04/media-grafis-papan-flannel-buletin.html. diakses pada tanggal 11 April 2015


(28)

5. Meningkatkan aktivitas belajar siswa.25

Sedangkan kekurangan menggunakan media pembelajaran

flip chart sebagai berikut:

1. Sukar dibaca karena keterbatasan penulisan.

2. Pengajar atau pembicara cenderung memungguingi peserta saat menulis.

3. Biasanya kertas flip chart hanya dapat digunakan untuk satu kali saja.

4. Tidak sesuai untuk peserta yang lebih dari 15-20 orang.26

d. Cara Mendesain Flip Chart

Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana menjelaskan cara mendesain flip chart yaitu:

1. Tentukan tujuan pembelajaran. 2. Menentukan bentuk flip chart.

3. Membuat ringkasan materi. 4. Merancang draf kasar (sketsa). 5. Memilih warna yang sesuai.

6. Menentukan ukuran dan bentuk huruf yang sesuai.27

e. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Media Flip Chart

Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan media flip chart:

1) Mempersiapkan diri

Dalam hal ini guru perlu menguasai bahan pembelajaran dengan baik, memiliki keterampilan untuk menggunakan media tersebut. Kalau perlu untuk memperlancar lakukanlah dengan latihan berulang-ulang meski tidak langsung dihadapan siswa. Siapkan pula bahan dan alat-alat lain yang mungkin diperlukan. Misalnya jika flip chart tersebut tidak memiliki dudukan atau penyangga khusus, maka diperlukan tali atau paku untuk memasangnya di

25

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, op.cit, hal. 88-89

26

http://evietos.blogspot.com/2010/04/media-grafis-papan-flannel-buletin.html. diakses pada tanggal 11 April 2015

27


(29)

papan tulis, namun tetap memudahkan untuk melipat-lipat lembaran flip chart.

2) Penempatan yang tepat.

Perhatikan posisi penampilan, atau sedemikian rupa sehingga dapat dilihat dengan baik oleh semua siswa yang ada diruangan kelas tersebut.

3) Pengaturan siswa

Untuk hasil yang lebih baik, perlu pengaturan siswa. Misalnya siswa dibentuk menjadi setengah lingkaran, perhatikan juga siswa dengan baik agar memperoleh pandangan yang baik.

4) Perkenalkan pokok materi.

Materi yang disajikan terlebih dahulu diperkenalkan kepada siswa pada saat awal membuka pelajaran, cara yang dapat dilakukan misalnya bercerita, atau mengkaitkan situasi atau kejadian yang ada dilingkungan siswa lalu kaitkan dengan materi yang akan disampaikan. Kegiatan ini sama dengan melakukan apersepsi agar siswa dapat dengan mudah mencerna materi baru.

5) Sajikan gambar.

Setelah masuk pada materi, mulailah memperlihatkan lembaran-lembaran flip chart dan berikan keterangan yang cukup. Gunakanlah bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami siswa.

6) Beri kesempatan siswa untuk bertanya.

Guru dapat hendaknya memberikan stimulus agar siswa mau bertanya, meminta klarifikasi apakah materi yang telah disampaikannya jelas dipahami atau masih kurang jelas. Kalau perlu siswa memberikan komentar terhadap isi flip chart yang disajikan.

7) Menyimpulkan materi

Seperti pada umumnya kegiatan pembelajaran diakhiri dengan kesimpulan. Kesimpulan tidak harus guru namun justru siswalah yang harus menyimpulkan materi yang diperkuat oleh guru.28

2. Hakikat Media Pembelajaran Flash Card

a. Pengertian Media Pembelajaran Flash Card

Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana “Flash Card adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar yang berukuran 25X30 cm. gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan atau foto,

28


(30)

atau memanfaatkan gambar/foto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran-lembaran flash card.29

b. Karakteristik Media Pembelajaran Flash Card

Karakteristik media pembelajaran flash card adalah menyajikan pesan-pesan pendek pada setiap kartu yang disajikan. Misalnya mengenal huruf, mengenal angka, mengenal nama binatang, atau tata cara berwudhu dan sebagainya. Sajian pesan-pesan pendek ini akan memudahkan siswa untuk mengingat pesan tersebut. Kombinasi antara gambar dan teks cukup memudahkan siswa untuk mengenali konsep sesuatu, untuk mengetahui nama sebuah benda dapat dibantu dengan gambarnya, begitu juga sebaliknya untuk mengetahui apa wujud sebuah benda atau konsep dengan melihat huruf atau teksnya.

c. Kelebihan dan Kekurangan Media Flash Card

Sebagai salah satu media pembelajaran, flash card memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya:

Kelebihan media pembelajaran, flash card menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana sebagai berikut:

a) Mudah dibawa-bawa. b) Praktis.

c) Gampang diingat. d) Menyenangkan.

Sedangkan kekurangan menggunakan media pembelajaran

flash card sebagai berikut:

1) Menuntut penataan ruang yang baik. 2) Sukar dibaca karena keterbatasan tulisan 3) Small Student

4) Pengajar atau pembicara cenderung cenderung memunggungi peserta saat menjelaskan

5) Biasanya kertas flash card hanya digunakan untuk satu kali saja.

d. Cara Mendesain Media Flash Card

Adapun cara mendesain media flash card menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana sebagai berikut:

29


(31)

1. Siapkan kertas yang agak tebal seperti kertas duplek atau dari bahan kardus. Kertas ini berfungsi untuk menyimpan dan menempelkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Kertas tersebut diberikan tanda dengan pensil atau spidol dan menggunakan penggaris, untuk menentukan ukuran 25X30 cm. 3. Potong-potonglah kertas duplek tersebut dapat menggunakan

gunting atau pisau kater hingga tepat berukuran 25X30 cm. buatlah kartu-kartu tersebut sejumlah gambar yang akan ditempelkan atau sejumlah materi yang kita butuhkan.

4. Jika objek gambar akan langsung dibuat dengan tangan, maka kertas alas tadi perlu dilapisi dengan kertas halus untuk menggambar, misalnya kertas HVS, kertas concort atau kertas karton.

5. Mulailah menggambar dengan menggunakan alat gambar seperti kuas, cat air, spidol, pinsil warna, atau membuat desain menggunakan komputer dengan ukurang yang sesuai lalu setelah selesai ditempelkan pada alas tersebut.

6. Jika gambar yang akan ditempel memanfaatkan yang sudah ada, misalnya gambar-gambar yang di jual di toko, di pasar, maka selanjutnya gambar-gambar tersebut tinggal dipotong sesuai dengan kertas ukuran, lalu ditempelkan menggunakan perekat atau lem kertas.

7. Pada bagian akhir adalah memberikan tulisan pada bagian kartu-kartu sesuai dengan nama objek yang didepannya.30

e. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Media Flash Card

1) Kartu-kartu yang sudah disusun di pegang setinggi dada dan mengahadap ke depan siswa.

2) Cabutlah satu persatu kartu tersebut setelah guru selesai menerangkan.

3) Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan kepada siswa yang duduk di dekat guru.

4) Jika sajian dengan cara permainan, letakkan kartu-kartu di dalam sebuah kotak secara acak dan tidak perlu disusun, siapkan siswa yang akan berlomba.31

30

Ibid, hal 95

31


(32)

3. Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar menurut bahasa adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.32 Belajar merupakan proses yang melahirkan perubahan perilaku melalui pengalaman dan latihan. Perubahan perilaku dalam belajar mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang yang mengalami proses belajar akan terjadi peningkatan perilaku dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam diri orang tersebut.

Dengan berakhirnya suatu proses belajar, siswa memperoleh suatu hasil belajar. Jadi belajar pada hakikatnya merupakan cerminan hasil dari kegiatan belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Nana Sudjana mengatakan bahwa “Belajar dan

mengajar sebagai suatu proses yang mengandung tiga unsur yakni tujuan pengajaran (Intruksional), pengalaman (proses) belajar mengajar, dan hasil belajar. sebagaimana dituangkan dalam diagram.33

Tujuan Instruksional

a c

b Pengalaman Belajar Hasil Belajar

Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan intruksional dengan pengalaman belajar, garis (b) menunjukkan hubungan antara pengalaman belajar dengan hasil belajar, garis (c) menunjukkan hubungan tujuan intruksional dengan hasil belajar.34

Dari diagram di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kegiatan penilaian dinyatakan oleh garis (c), yakni suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan intruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil-hasil belajar yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh

32

H. Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), cet. Ke-1, hal. 6

33

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. Ke-15, hal. 2

34


(33)

pengalaman belajarnya (proses belajar-mengajar). Sedangkan garis (b) merupakan kegiatan penilaian untuk mengetahui keefektifan pengalaman belajar dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

Mencakup semua hasil belajar yang dapat diperoleh, namun tidak menunjukkan setiap hasil belajar atau kemampuan internal satu persatu, tetapi mengelompokkan aneka hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu kategori. Maka dapat dikatakan bahwa sistematika Gagne meliputi lima kategori hasil belajar, yang masing-masing mencakup sejumlah kemampuan internal yang bercirikan sama dan sekaligus berbeda sifatnya dari kemampuan internal dalam kategori lain.35

Kelima kategori hasil belajar yang dikemukakan Gagne adalah sebagai berikut:

1. Informasi Verbal (Verbal Information), yang dimaksud ialah pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan dan tertulis.

2. Kemahiran Intelektual (Intellectual Skill), yang dimaksud ialah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri, dalam bentuk suatu repersentrasi, khususnya konsep dan berbagai lambing/simbol (huruf, angka, dan kata, gambar).

3. Pengaturan Kegiatan Kognitif, (Cognitive Strategi.

Kemampuan ini merupakan suatu kemahiran yang berbeda sifat dengan kategori kemahiran intelektual.

4. Keterampilan motorik (motor Skill), orang yang memiliki suatu keterampilan motorik, mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu.

5. Sikap (attitude). Orang bersikap tertentu, cenderung menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian.

Dengan berakhirnya suatu proses belajar, siswa memperoleh suatu hasil belajar. Dimyati dan Mudjino berpendapat

bahwa “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar

dan mengajar”.36

Jadi hasil belajar pada hakikatnya merupakan cerminan hasil dari kegiatan belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

35

W.S. Winkel, SJ, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: SKETSA, 2014), Cet.1, hal. 112

36

Nurdin Abd.Rahman, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, (UIN Jakarta: Press, 2004), hal. 77


(34)

Menurut S. Nasution hasil belajar siswa dirumuskan

sebagai “Tujuan Intrusional Umum (TIU) yang dinyatakan dalam

bentuk yang spesifik dan merupakan komponen dari tujuan umum matakuliah atau bidang studi. Hasil belajar ini menyatakan apa yang akan dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pelajaran

itu”.37Menurut Purwanto “Hasil belajar merupakan

perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran (ends are being attained). Tujuan belajar menjadi hasil belajar potensial yang

akan dicapai oleh anak melalui kegiatan belajarnya”.38

Menurut Hamalik dalam bukunya Asep Jihad dan Abdul

Haris, “Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas.39

Sedangkan menurut Sudjana dalam bukunya Asep Jihad

dan Abdul Haris, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.40

Menurut Hamalik mengungkapkan bahwa, “tujuan belajar

adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang

diharapkan dapat dicapai oleh siswa”.41

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsure penting sebagai dasar dan acuan penilaian.42

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah semua kemampuan yang dicapai peserta didik berupa perubahan perilaku, pemahaman dan pengetahuan, dan keterampilan yang bermanfaat setelah melaksanakan kegiatan

37

S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) Cet. Ke-V, hal. 61

38

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) Cet. Ke-1, hal. 45

39

Asep Jihad dan Abdul Haris, op.cit, h. 15

40

Ibid, h. 15

41

Ibid, h. 15

42

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. Ke-15, hal. 3


(35)

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih terarah.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai hasil belajar yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut:

1. Faktor internal

Faktor internal atau yang ada dalam diri siswa, dibedakan menjadi dua faktor yaitu:

a. Faktor bawaan (herediter)

b. Faktor perolehan (achievement).43

Faktor bawaan yang besar pengaruhnya terhadap proses belajar adalah kecakapan umum (kecerdasan atau intelegensi) dan kecakapan khusus (bakat). Kecerdasan dan bakat merupakan kecakapan yang masih bersifat potensial (kecakapan potensial), yang diaktualisasikan dalam berbagai bentuk kecakapan nyata

(achievement).

Faktor internal yang cukup penting dalam belajar adalah kecakapan berbahasa baik lisan maupun tertulis serta kecakapan membaca. Bahasa merupakan alat komunikasi dan sekaligus alat untuk belajar. Melalui penggunaan bahasa siswa belajar dari guru, dari buku, dari media massa, melalui interaksi dengan teman sebaya atau interaksi dengan lingkungan.

Selanjutnya, disisi lain faktor internal yang cukup besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar adalah sebagai berikut:

a. Sikap. b. Minat. c. Motivasi.

d. Kebiasaan belajar.

43

Nana Syaodih Sukmadinata, Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), hal.198


(36)

Sikap dan minat adalah motivasi atau dorongan belajar. Para siswa akan giat belajar apabila mereka mempunyai motivasi belajar yang kuat. Besar kecilnya motivasi belajar yang dimiliki siswa dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: kejelasan tujuan yang akan dicapai, keberartian dari program yang diikuti bagi perkembangannya, kesesuaian program dengan kemampuan siswa serta keberhasilan yang telah diperoleh siswa dalam proses pengajaran.

2. Faktor Eksternal

Keberhasilan belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal, yang berasal dari lingkungan, yaitu lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar.

Lingkungan belajar mencakup lingkungan fisik dan nonfisik. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh lingkungan fisik, seperti ruangan tempat siswa belajar, meubiler yang digunakan, lampu/cahaya dan ventilasi, serta suasana sekitarnya.

Selain lingkungan fisik, yang juga cukup besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar adalah lingkungan sosial psikologis. Para siswa akan belajar dengan tenang, tekun, dan bergairah apabila mereka berada dalam lingkungan yang memiliki suasana dan hubungan sosial psikologis yang menyenangkan. Di rumah mereka cukup dekat dan akrab dengan orang tua serta saudara-saudaranya, mereka saling menyayangi, membantu, saling mengerti da, memberikan dorongan.

Lingkungan sekolah cukup kondusif bagi pembangkitan gairah belajar. Guru-guru cukup mengerti keadaan, karakteristik dan perkembangan siswa, mereka menyajikan pelajaran, memberikan bimbingan dan layanan dengan baik. Hubungan dengan teman-temannya di sekolah maupun di luar sekolah cukup akrab dan sehat, kegiatan mereka tidak terarah kepada hal-hal yang negatif.44

c. Indikator Hasil Belajar

Banyak guru yang merasa sukar untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya mengenai apakah pengajaran yang telah dilakukannya berhasil, dan untuk menjawab pertanyaan itu, terlebih dahulu harus ditetapkan apa yang menjadi kriteria keberhasilan

44


(37)

pengajaran, baru kemudian ditetapkan alat untuk menaikkan keberhasilan belajar secara tepat. Mengingat pengajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka disini dapat ditentukan dua kriteria yang bersifat umum.

Menurut sudjana dalam bukunya evaluasi pembelajaran kedua. Kriteria tersebut adalah:

1. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya. 2. Kriteria ditinjau dari hasilnya.45

d. Pengkuran Hasil Belajar

Efektifitas pengalaman proses belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai hasil belajar diharapkan adalah memiliki kemampuan lulusan yang utuh dan mencakup kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif atau perilaku. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir secara hierarkis yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kemampuan psikomotorik berkaitan erat dengan kemampuan gerak dan banyak terdapat dalam kegiatan praktek. Kemampuan afektif berkaitan erat dengan perilaku sosial, sikap, minat, disiplin, dan sejenisnya. Oleh karena itu untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar ini diperlukan indikator hasil belajar yang dapat mengungkapkan kualitas hasil pemahaman yang dimiliki oleh siswa, yakni ketercapaian aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik adalah berupa penilaian.

Penilaian dalam pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan belajar siswa, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik, melakukan perbaikan, memotivasi guru dan siswa agar melaksanakan pembelajaran dengan baik dan bermakna. Penilaian untuk mengukur hasil belajar ini adalah dapat menggunakan suatu alat ukur yang terbentuk tes atau nontes. Tes adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab oleh siswa dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan penalarannya. Sedangkan alat ukur yang terbentuk nontes mencakup angket, skala sikap, dan sebagainya.

Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi (kognitif) bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan

45


(38)

konsep dasar keilmuan berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Penilaian untuk mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif ini adalah berbentuk tes, yang dapat mengukur kemampuan hierarkis berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

Penilaian terhadap hasil belajar afektif, hasil belajar afektif adalah berkaitan dengan aspek sikap, minat, disiplin dan nilai. Oleh karena itu, pengukuran hasil belajar afektif ini lebih tepat dan sesuai bila menggunakan pengukuran hasil belajar berupa nontes, misalnya angket. Skala sikap, kuisioner dan observasi.

Penilaian terhadap hasil belajar psikomotorik. Hasil belajar psikomotorik adalah berhubungan dengan kemampuan dan

keterampilan seseorang dalam bertindak. “Simpson dan Sofyan

menyatakan bahwa hasil belajar psikomotorik ini akan tampak

dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu.”46

Untuk mengukur hasil belajar psikomotorik ini dapat menggunakan instrument tes kinerja dan nontes dengan pedoman observasi.

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS

IPS merupakan ilmu pengetahuan yang meneliti dan membahas segala hal yang menyangkut dengan manusia, tingkah lakunya, proses penghidupannya, hubungan antara manusia dengan benda sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan.

Charles R Keller yang mengatakan bahwa “IPS adalah

suatu paduan dari pada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan disiplin ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kgiatan pendidikan yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan kemanusiaan dan masyarakat.47 Jadi IPS adalah disiplin ilmu sosial yang erat kaitannya dengan hubungan bermasyarakat atau dengan kata lain IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dari masalah dasar hingga masalah kompleks dalam masyarakat.

46

Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi (Jakarta: UIN Press, 2006), hal. 53

47

Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Pembelajaran IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), hal 11


(39)

Menurut A. Kosasih Djahiri, yang mengemukakan bahwa

“IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah

konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu dan ilmu lainnya kemudian di olah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.48

Selanjutnya, Muhammad Nu’man Somantri mengatakan

bahwa “IPS merupakan penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial,

ideologi negara, dan disiplin ilmu lainnya”.49

Maksudnya IPS adalah mengkaji masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disaji secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan di sekolah baik tingkat pendidikan dasar, menengah, dan keatas.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan penyederhanaan dari sekelompok ilmu-ilmu sosial yang diajarkan pada tingkat sekolah, baik tingkat pendidikan dasar, menengah, dan atas yang mempelajari tentang serba-serbi sebagai makhluk sosial.

Melalui pembelajaran IPS diharapkan siswa tidak hanya mampu menguasai teori-teori kehidupan didalam masyarakat tapi mampu menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai insane sosial. IPS adalah perpaduan dan pilihan konsepilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, budaya, dan sebagainya yang diperuntukkan sebagai pembelajaran tingkat sekolah.

b. Karakteristik Pembelajaran IPS

Trianto dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran

Terpadu dalam Teori dan Praktik dijelaskan “bahwa mata pelajaran

IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakter antara lain sebagai

berikut”:

1. Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan baru unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bukan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.

48

Ibid, hal 11

49


(40)

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topic (tema) tertentu.

3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidispliner. 4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat

menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengolahan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive

seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.

5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam kajian dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.50

Berdasarkan karakteristik yang ada diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi.

c. Ruang Lingkup IPS

IPS bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi terdiri dari beberapa disiplin ilmu, yaitu sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara.

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi beberapa aspek-aspek sebagai berikut:

1. Geografi meliputi manusia, tempat, dan lingkungan. 2. Sejarah meliputi waktu, keberlanjutan dan perubahan. 3. Sosiologi meliputisistem sosial dan budaya.

4. Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan kesejahteraan.51

Berdasarkan uraian mengenai ruang lingkup IPS, dapat disimpulkan bahwa pokok bahasan atau topik yang terdapat dalam

50

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), cet, 1, hal. 126

51


(41)

mata pelajaran IPS tidak semata-mata didasarkan atas kepentingan ilmu-ilmu sosial seperti geografi, sosiologi, antropologi, ekonomi, ilmu politik dan sejarah secara terpisah-pisah, akan tetapi IPS merupakan gabungan dan perpaduan dari beberapa macam ilmu sosial.

d. Tujuan IPS

Setiap bidang studi yang tercantum dalam kurikulum sekolah, telah dijiwai oleh tujuan yang harus dicapai oleh pelaksanaan Pross Belajar Mengajar (PBM) bidang studi tersebut secara keseluruhan. Tujuan ini disebut tujuan kurikuler yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Ada beberapa pendapat mengenai tujuan IPS, yaitu:

Menurut Sardiyo “pembelajaran IPS bertujuan membentuk

warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri ditengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab.52

Mengenai tujuan IPS, dapat disimpulkan bahwa tujuan IPS yaitu untuk membentuk anak didik agar mampu mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.

Keberhasilan hasil belajar IPS adalah tercapainya Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan. Berikut ini adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS kelas VIII SMP/MTs. Semester genap berdasarkan Standar Isi, Permendiknas No. 22 Tahun 2015.

52


(42)

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas Delapan:

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Memahami

masalah Penyimpangan Sosial

1.1 Mengidentifikasi berbagai penyakit sosial (miras, judi, narkoba, HIV/AIDS, PSK, dan sebagainya) sebagai akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat.

1.2 Mengidentifikasi berbagai usaha pencegahan

penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat

2. Memahami Ketenagakerjaan dan

Pengangguran

2.1 Menjelaskan pengertian tenaga kerja

2.2 Menjelaskan pengertian angkatan kerja

2.3 Mendeskripsikan pengangguran. 3. Memahami

kegiatan perekonomian Indonesia.

3.1 Menjelaskan

perekonomian di Indonesia 3.2 Mendeskripsikan

pelaku-pelaku ekonomi

4. Memahami permintaan, penawaran dan Harga Pasar

4.1 Mendeskripsikan proses permintan 4.2 Mendeskripsikan proses penawaran 4.3 Mendeskripsikan terbentuknya

harga pasar.

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS mengandung pengertian sebagai pendapatan atau perolehan berupa kecakapan dan kemampuan terhadap ruang lingkup pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi peserta didik untuk kehidupan sosialnya.


(43)

B. Penelitian Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh:

Badrotin, Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007 dengan judul “

Efektivitas Penggunaan Media Flip Chart dan Handout secara Terpadu dalam pembelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL) Di kelas 8

SMP Negeri 5 Ciputat. “Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi

tersebut menghasilkan (67,35 60,68).53

Desi Eka Pratiwi. Dengan judul “Penerapan Media Papan Balik

(Flip Chart) Pada Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Sekolah Dasar”. Kesimpulannya rancangan penelitian

menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dimana pengumpulan data dengan menggunakan tes dan observasi. Hasil belajar siswa megalami peningkatan dengan persentase pada siklus I 70,73% dan pada siklus II 90,24%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media papan balik (flip chart) pada model pembelajaran tematik dengan hewan dan tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN Semambung No.296 Sidoarjo.54

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Andhika Yoga Prasetyo Triyono. PGSD FIKP UNS Kampus VI Kebumen 2012, dengan judul

“Penggunaan Media Flip Chart Dalam Peningkatan Pembelajaran IPA di

Sekolah Dasar”. Kesimpulan yang didapat dalam skripsi tersebut yaitu

penelitian dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Dan hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Flip Chart dapat meningkatkan pembelajaran IPA.55

Perbedaan antara masing-masing penelitian yang relevan dengan skripsi yang saya buat terletak pada penggunaan metode dan teknik pengambilan sampel. Untuk penelitian relevan yang dilakukan oleh Badrotin, menggunakan metode quasi eksperimen dan teknik pengambilan

53Badrotin “

Efektivitas Penggunaan Media Flip chart dan Handout Secara Terpadu

dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL) Di kelas 8 SMP Negeri 5 Ciputat”.

Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), hal. 57.

54

Desi Eka Pratiwi, Penerapan Media Papan Balik (Flip chart) pada Pembelajaran Tematik Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar.

55

Andhika Yoga Prasetyo Triyono, Penggunaan Media Flip chart Dalam Peningkatan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen 2012.


(44)

sampel menggunakan teknik acak sederhana dan kluster yang dilakukan dengan menggunakan kluster/kelompok, semua/sebagian unit dalam masing-masing kelompok secara acak. Sedangkan penelitian relevan yang dilakukan oleh Desi Eka Pratiwi dan Andhika Yoga Prasetyo Triyono, rancangan penelitiannya menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dapat disimpulkan bahwa penelitian relevan dengan skripsi yang saya buat terdapat perbedaan dalam penggunaan metode dan teknik pengambilan sampel, dalam penelitian saya menggunakan metode eksperimen dan teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling, yaitu pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

C. Kerangka Berpikir

Dalam proses belajar dan mengajar merupakan proses kegiatan yang dapat melibatkan antara siswa sebagai orang yang belajar dengan guru sebagai orang yang mendidik dan mengajar. Kegiatan pembelajaran memiliki tujuan yang harus dicapai oleh siswa sebagai subjek dan sekaligus objek. Seorang guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang efektif dan efisien agar nyaman sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh sebab itu guru harus memahami komponen-komponen yang ada pada proses pembelajaran yang saling berhubungan secara timbal balik dan saling ketergantungan satu sama lain.

Kenyataan yang sering terjadi guru kurang kreatif dan variatif dalam menciptakan suasana pembelajaran, dimana seorang guru hanya menggunakan media yang sama atau bahkan Cuma ceramah aja dalam proses pembelajaran. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa kurang mampu memahami materi, ngantuk, merasa bosan, jenuh, dan suasana kelas tidak kondusif untuk belajar. Sedangkan hasil belajar IPS sangat rendah. media pembelajaran flip Chart diharapkan dapat memecahkan masalah ini. Caranya adalah mengajar materi tertentu dengan bantuan media flip chart. Hasilnya, diharapkan proses pembelajaran di kelas tidak lagi bosan dan mudah dipahami, serta hasil belajar siswa juga akan meningkat.


(45)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Media Pembelajaran flip chart tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Jakarta .

Ha : Media Pembelajaran flip chart berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTs Negeri 3 Jakarta


(1)

KEMENTERIAN AGAMA

ffi%"

ulN

JAKARTA

s Sdm

I

FITK

i WSffi E-1 Jt. lr. H. JuandaNogSciputatl;4l2 lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-081

Tgl.

Terbit :

1

Maret 2010

No.

Revisi: :

01

Hal 1tl

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : Un.01/F.l/KM.01 .31...12015

Lamp.

:-Hal

: Bimtringan SkriPsi Kepada Yth.

Jakarta, 1

April

2015

Saudara untuk

menjadi

pembimbing

IIII

Dr. Muhamad

Arif,

M.Pd

Pembimbing Skripsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UN

Syarif Hidayatullah

Jakarta.

As s alamu' alaikum wr.w b.

Dengan

ini

diharaPkan kesediaan (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Uswatun Hasanah

I 111015000091

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

VIII

(Delapan)

Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS Di MTs Negeri3 Jakarta

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 14 Maret 2015 abstraksiloutline terlampii. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi

Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan

skripsi

ini

diharapkan selesai dalam

waktu

6

(enam)

bulan, dan

dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Was s alamu' alaikum wr.w b. Nama

NIM

Jurusan

Semester Judul Skripsi

i - :D;"'IwAn.Purwanto, M.Pd

NrP. 19730424200801

I

012

t - ','l Tembusan:

1.

Dekan FITK

2.

Kajur P.IPS


(2)

Nama

Nim

Jurusan Judul Skripsi

LEMBAR UJI

REFERENSI

I]swatun Hasanah

1 1 1 1015000091

Pendidikan IPS (Sosiologi-Antropologi)

Pengaruh Penggunaan Media

Flip

Chart Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas

VIII

MTs Negeri

3

Jakarta.

No

Judul

dan

Halaman

Buku

Paraf

Pembimbing

BAB

I

1

Nanang Fatah, " Landasan Manajemen

Pendidikan"

(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006). hal 4

q

2

Alisuf Sabri, Pengantar

llmu

Pendidiknn,

(UIN

Jakarta Press

2005),

cet.l,hal.7.

(

a J

Slameto,

Belajar

dqn Faktor-faktor yang mempengaruh| (Jakarta:

Rineka Cipta 2010),

hal.2

4

4

E. Mulyasa,

Menjadi

Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakary a, 2009),

hal.

4

5

Arif

S, Sadirman, Dh,k, Media Pendidikan, (Jakarta:PT Rai aGrafndo Persada, 2007),

hal'

37

4

BAB

II

1

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan

Aplikasi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013) cet. Ke-3,

hal.2

4

2

Muhibbin

Syah, Psikalogi

Belajar,

(Jakarta: PT Logos Wacana

Ilmu,

1999), cet. Ke-l, hal. 55

4

a .,

Nasution, Asas-asas

Kurikulum,

(Jakarta:

Bumi

Aksara, 2011), cet.

Ke-2,hal.59

4

4

Ngalim

Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), hal. 84


(3)

5

Alisuf

Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman

Ilmu

Jaya, 2007), cet. Ke-3, hal. 55

+

6

Zainal

Arifin,

Evaluasi Pembalajaran, (Bandung: PT Rosdakarya, 2013), cet.

Ke-

5, hal. 10

(

7

Asep Jihad dan

Abdul

Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta

:

Multi

Press,

2012),hal.2

d

8

Trianto, menge mb angkan Mo de I P e mb e I aj ar an Tematik, (J akarta: PT Prestasi Pustakarya,

2009),

hal. 24

&

9

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembalajaran, (Jakarta: Bumr A-ksara, I995). hal. 57

&

10

Yudhi

Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), cet. Ke-4, hal. 7-8

d

11

Azhar Arsyad, M e di a P e mb e I aj ar an, (J akafia : Gramedi a, 200 4),

hal.4

d

12

Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran,

(Bogor: Ghalia Indonesia, Februari

20ll),

hal9.

&

13

Nana Sudjana, Media Pembelajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,

2003)hal.2

d

t4

Nana Sudjana, Media Pembelajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003) hal. 105

4

15

Arif

S Sadirman Dlck, Media Pendidikan, (lakarta: Rajawali ,

1986), cet. Ke-1,

hal.37

0

16

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung:

CV

Wacana Prima, 2009), hal. 87

c

t7

Dina Indriana, Ragam

Alat

Bantu Media Pengajaran, (Jogiakarta:

Diva Press, Juli 2011), cet

l,hal.66

(

t8

http ://evietos.blogspot.com/20 1 0 / 04 / media-grafi s-papan-fl

annel-buletin.html. diakses

padatanggal

1 1

April 2015

+

t9

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung:

CV

Wacana Prima, 2009), hal. 88-89

(

20

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Barrdtrrg:

CV

Wacan a Prima, 2009), hal. 89 -92

I


(4)

21

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung:

CV

Wacana Prima, 2009),ha1.93-94

d

22

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung;

CV

Wacana Prima, 2009), hal. 95

4

L)

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandurrg:

CV

Wacana Prima, 2009),ha1.96-97

&

24

H. Nurochim, Perencanaan Pembelajaran

llmu-ilmu

Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), cet. Ke-1, hal. 6

d

25

Nana Sudjana, Penilaian

Hasil

Proses Belajar Mengajar,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), cet. Ke-15,

hal.2

(

26

WS.

Winkel,

SI, P s ikol o

gi

P engaj ar an, (Y o gy'akarta: SKETSA,

2014), Cet.1,

hal

ll2

{

27

Nurdin Abd.Rahman, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan,

(UIN

Jakarta: Press, 2004),ha1.77

c-28

S. Nasution,

Kurikulum

dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) Cet.

Ke-V,

hal. 61

+

29

Purwanto, Evaluasi Hasil

Belajar,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) Cet. Ke-l,

hal.45

d

30

Asep Jihad dan

Abdul

Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta

:

Multi

Press, 2012), hal. 15

d

31

Nana Sudjana, Penilaian

Hasil

Proses Belajar Mengajar,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), cet.

Ke-l5,

hal. 3

+

32

Nana Syaodih Sukmadinata,

Kurikulum

dan Pembelajaran

Kompetensi (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), hal.198

r

I JJ

Nana Syaodih Sukmadinata, Kurikulum dan Pembelajaran

Komp e t ensr, (Bandung

:

PT Refika Aditama, 20

l2),

hal.l99 -200

(

34

Asep Jihad dan

Abdul

Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta

:

Multi Press, 2012),hal.2l

q

I

35

Ahmad

Soffan,

dl<k, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi (Jakarta:

UIN Press, 2006),

hal. 53

(

36

Sapriya, dkk, Pembelajaran dan Evaluasi

Hasil

Pembelajaran


(5)

)t

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan

Praktih

(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), cet, 1,

hal.126

M

38

Sardiyo, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka,

20T

l),

cet, 9, Ed. 2, hal. 25

I

f

39

Sardiyo, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 201

l),

cet, 9, Ed. 2,

hal.

I32

{

BAB

111

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,

(Bandnng: PT Remaj a Rosdakary a, 2005), hal. 207

c

2

Sukardi, Me t o do I o

gi

P ene liti an P endidikan, (Jakarta:

Bumi

Aksara, 2003),

hal.

138

&

J

S ugiyono, Me t o de P e ne I i t i a n P e ndi d i ka n (Bandung

:

Alfabeta,

2010).

I

(

4

Suharsimi

Arikunto,

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006)

hal.

139

+

5

Nana Sudjana, Penilaian

Hasil

Proses Belajar Mengajar,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), cet.

Ke-l5,

hal.12

+

6

Suharsimi

Arikunto,

D as ar - das ar Ev aluas i P endidiknn, (Jakarta:

Bumi Aksara,

2012),

hal, 93

4

7

Nana Sudjana, Penilaian

Hasil

Proses Belajar Mengajar,

(Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,20l0),

cet. Ke-l5, hal. 16

0

8

Nana Sudjana, Penilaian

Hasil

Proses Belaiar Mengajar,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,201.0), cet. Ke-I5, hal. 100


(6)

BIODATA PENULIS

Uswatun Hasanah

adalah Nama penulis Skripsi ini. Penulis lahir dari orang tua ayahanda

Boyong Efendi dan Ibunda Sumyati sebagai anak pertama dari 3 bersaudara. Penulis lahir di

Bekasi 8 Februari 1993. Penulis menempuh pendidikan mulai dari TK Raudhatul Athfal Attaqwa

07 Bekasi, Madrasah Ibtidaiyah (MI. Attaqwa 16) Bekasi, MTs Attaqwa 05 Bekasi, MAN 1 Kota

Bekasi, dan Pada tahun 2011 melanjutkan ke Perguruan Tinggi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah (UIN Jakarta) hingga akhirnya bisa menempuh masa kuliah di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan Pendidikan IPS Prodi Sosiologi-Antropologi. Dengan

ketekunan dan motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, penulis telah berhasil

menyelesaikan tugas akhir Skripsi ini. Semoga dengan penulisan tugas akhir Skripsi ini mampu

memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan.

Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas terselesaikannya

Skripsi yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Media

Flip Chart

Terhadap Hasil Belajar IPS


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF FLASH FLIP BOOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 1 Pebayuran)

9 35 221

Pengaruh Penggunaan Media Flip Chart Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Pada Konsep Kegiatan Pokok Ekonomi Di SMP Islam Terpadu Rahmaniyah Cilodong (Quasi Eksperimen)

1 11 139

Pengaruh penggunaan teknik sistem jawab berantai tehadap hasil belajar matematika : studi eksperimen di MTs Negeri 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 46 176

Pengaruh media komik terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem gerak manusia: kuasi eksperimen di MTS Negeri 3 Jakarta

0 8 320

Pengaruh Media CD Interaktif Savvy e-Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gerak Tumbuhan (Kuasi Eksperimen di MTs Negeri 3 Jakarta)

0 3 234

Pengaruh Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Kuasi Eksperimen di MTs Mathlabussa’adah).

4 60 151

Pengaruh media digital card terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep zat: kuasi eksperimen di MTs Raudlatul Ilmiyah Jakarta Selatan.

0 8 153

Pengaruh penggunaan media modifikasi kartu domino terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem sirkulasi darah: kuasi eksperimen di MTS Nurul Huda Jakarta

5 19 227

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLIP CHART TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BLUS DI SMKN 3 KLATEN.

3 63 232

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PICTORIAL CONCEPT CARD (PICOCA) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTS NEGERI BARRU

0 1 158