Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Teknik Pengambilan Keputusan Pada Guru Smp Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang T2 942012077 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Ambarawa dengan alamat Jl. Rejosari, Pojoksari Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Data guru terdiri dari guru tetap (PNS) sebanyak 19 orang; guru tidak tetap sebanyak 1 orang; guru PNS peme-nuhan jam sebanyak 9 orang; guru DPK sebanyak 1 orang; dan staf Tata Usaha sebanyak 7 orang.

4.2

Deskripsi Data Hasil Penelitian

Deskripsi data ini disajikan untuk memperoleh gambaran mengenai data dari variabel. Deskripsi data yang disajikan menunjukkan data yang diperoleh dalam penyelidikan. Setelah data terkumpul dan dia-nalisis, secara umum dapat dideskripsi mengenai data masing-masing variabel. Deskripsi data tersebut akan disajikan dalam bentuk mean, median, modus, standar deviasi, minimum, maximum dan distribusi frekuensi.

4.2.1 Data Manajemen Konflik

Data manajemen konflik diperoleh dengan angket tertutup dengan jumlah 22 item. Skor yang


(2)

digunakan dalam angket adalah 1-4. Berdasar analisis dari program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for windows rellease 19.0 diperoleh data manajemen konflik untuk nilai mean 67,67, median 70,00, mode 69, standart deviasi 10,080, nilai minimum 45, dan maximum 86. Adapun hasil perhi-tungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Distribusi frekuensi manajemen konflik dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Manajemen Konflik

Kategori Interval Frekuensi %

Sangat Rendah 45-52 2 6,7 Rendah 53-60 5 16,7 Sedang 61-68 4 13,3 Tinggi 69-77 16 53,3 Sangat Tinggi 78-86 3 10

Jumlah 30 100

Sumber: diolah dari data primer, 2014

Dari tabel distribusi manajemen konflik guru SMP Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik adalah sangat rendah sebanyak 2 orang (6,7%) dengan skor 45-52; rendah sebanyak 5 orang (16,7%) mempunyai skor 53-60; sedang sebanyak 4 orang (13,3%) mempunyai skor 61-68 yang berarti tingkat manajemen konflik sedang, tinggi sebanyak 16 orang (53,3%) yang mem-punyai skor 69-77 yang berarti tingkat manajemen


(3)

konflik tinggi; dan sangat tinggi sebanyak 3 orang (10%) yang mempunyai skor 78-86 yang berarti tingkat manajemen konflik sangat tinggi.

4.2.2 Data Teknik Pengambilan Keputusan

Data teknik pengambilan keputusan diperoleh dengan angket tertutup dengan jumlah 18 item. Skor yang digunakan dalam angket adalah 1-4. Berdasar analisis dari program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for windows rellease 19.0 diperoleh data teknik pengambilan keputusan untuk nilai mean

56,70, median 57, mode 57, standart deviasi 7,264, nilai minimum 44, dan maximum 69. Adapun hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampir-an. Distribusi frekuensi teknik pengambilan keputus-an dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Teknik Pengambilan Keputusan

Kategori Interval Frekuensi %

Sangat Rendah 44-48 3 10 Rendah 49-53 4 13,3 Sedang 54-58 4 13,3 Tinggi 59-63 15 50 Sangat Tinggi 64-69 4 13,3

Jumlah 30 100

Sumber: diolah dari data primer, 2014

Dari tabel distribusi teknik pengambilan kepu-tusan guru SMP Negeri 4 Ambarawa Kabupaten


(4)

Semarang dapat disimpulkan bahwa tingkat teknik pengambilan keputusan adalah sangat rendah nyak 3 orang (10%) dengan skor 44-48; rendah seba-nyak 4 orang (13,3%) dengan skor 49-53; sedang dengan sebanyak 4 orang (13,3%) mempunyai skor 54-58; tinggi sebanyak 15 orang (50%) mempunyai skor 59-63 yang berarti teknik pengambilan keputusan tinggi; sangat tinggi sebanyak 4 orang (13,3%) yang mempunyai skor 64-69 yang berarti teknik pengam-bilan keputusan sangat tinggi.

4.3

Analisis Data

Proses pengolahan data dimulai pada saat seluruh proses pengumpulan data berakhir. Jumlah angket yang digunakan dalam pengumpulan data sebanyak angket yang telah terkumpul yaitu 30 angket, sesuai dengan jumlah sampel yang dibutuh-kan dalam penelitian ini. Setelah seluruh data terkum-pul, kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik korelasi Kendall Tau dalam program SPSS (Statistical Product and Service Solution)

for windows rellease 19.0. Dari hasil perhitungan atau pengolahan secara statistik diperoleh hasil sebagai berikut:


(5)

Tabel 4.3

Hasil Analisis Korelasi Nonparametric Correlations

Correlations

MNJMN_ KNFLK

TKNK_PNG MBLN_KPT

SN Kendall's

tau_b

MNJMN_KNFLK Correlation

Coefficient

1.000 .521**

Sig. (2-tailed) . .001

N 30 30

TKNK_PNGMBL N_

KPTSN

Correlation Coefficient

.521** 1.000

Sig. (2-tailed) .001 .

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari hasil analisis diperoleh koefisien korelasi antara manajemen konflik dengan teknik pengambilan keputusan yaitu nilai p = 0,001 (p < 0,05). Berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara manaje-men konflik dengan teknik pengambilan keputusan. Karena arah hubungannya positif dan signifikan maka kenaikan skor pada manajemen konflik akan diikuti dengan kenaikan skor pada teknik pengambilan ke-putusan atau sebaliknya.

Untuk keefektifan modul pelatihan manajemen konflik melalui workshop dan Focus Group Discussion.

Berdasarkan hasil workshop diperoleh hasil bahwa modul pelatihan manajemen konflik dari segi struktur modul, penulisan materi dan bahasa adalah baik.


(6)

Berdasarkan Focus Group Discussion diperoleh hasil bahwa modul pelatihan manajemen konflik efektif untuk diterapkan dalam dunia pendidikan.

4.4

Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

Ada hubungan antara manajemen konflik dengan teknik pengambilan keputusan.

Hasil Analisis:

Diperoleh koefisien korelasi antara manajemen konflik dengan teknik pengambilan keputusan dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05).

Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

Modul pelatihan manajemen konflik memenuhi aspek penyusunan modul dengan penentuan topik sesuai kebutuhan, sistematika penyajian, kedalaman materi, ketepatan metode, kejelasan bahan bacaan, petunjuk dan istilah sehingga modul pelatihan mana-jemen konflik ini layak untuk dipergunakan.

4.5

Pembahasan Hasil Penelitian

Uji korelasi menggunakan Kendal Tau memper-oleh hasil nilai p = 0,001 (p < 0,05) hal ini menun-jukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan


(7)

signifikan antara manajemen konflik dengan teknik pengambilan keputusan. Hubungan positif yang diper-oleh mengindentifikasikan bahwa apabila manajemen konflik tinggi maka teknik pengambilan keputusan juga tinggi. Sebaliknya, jika manajemen konflik rendah, maka teknik pengambilan keputusan rendah pula.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mohammad (2013) yang menunjukkan bahwa peng-ambilan keputusan memiliki hubungan yang signifi-kan dengan manajemen konflik dengan arah hubung-an yhubung-ang positif. Keberhasilhubung-an individu dalam menga-tasi konflik dapat dilihat dari keterampilan individu dalam ketepatan pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil tidak semata-mata untuk kepentingan diri sendiri dan keputusan yang diambil dapat diper-tanggung jawabkan.

Manajemen konflik sebagai seni untuk menge-lola dan menyelesaikan konflik yang terjadi, tak ter-kecuali lembaga pendidikan. Mengingat konflik meru-pakan sebuah keniscayaan dalam setiap komunitas yang terdiri dari bermacam-macam individu dengan karakteristik masing-masing, maka individu harus memiliki bekal atau ilmu untuk mengatasi konflik. Dengan adanya manajemen konflik menjadikan kepu-tusan yang diambil dalam setiap persoalan yang sedang dihadapi tepat dan tidak merugikan pihak lain sehingga kenyamanan hubungan pada masing-masing individu akan terwujud.


(8)

Manajemen konflik membawa konsekuensi dan sejumlah alternatif yang berbeda satu sama lain mengingat perbedaan dari konsekuensi yang akan ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkan pada alter-natif itu dapat memberikan kebahagiaan atau kepuas-an karena merupakkepuas-an salah satu aspek paling penting dalam keputusan sehingga manajemen konflik berpe-ngaruh terhadap keterampilan pengambilan keputus-an.

Penelitian Alireza Pooya (2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stra-tegi manajemen konflik dengan pengambilan keputus-an. Dengan adanya manajemen konflik memberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai konflik dan bagaimana memanagenya sehingga individu mempu-nyai kompetensi mengenai berbagai teori konflik, mampu menganalisa situasi konflik, menciptakan solusi konflik melalui diri sendiri, dan pada akhirnya tepat dalam pengambilan keputusan.

Dalam pelatihan manajemen konflik melibatkan semua pihak yang terkait dalam konflik dan tentunya harus ada manajer yang mengatur penyelesaian konflik. Orang tersebut tidak lain adalah kepala sekolah. Kepala sekolah dapat menjadi pihak utama dalam konflik-konflik yang terjadi di sekolah, yakni melibatkan diri secara aktif dalam situasi konflik yang berkembang. Pada kasus apa pun kepala sekolah harus menjadi seorang partisan yang terampil dalam


(9)

dinamika konflik, sehingga dapat meningkatkan pres-tasi seluruh tenaga kependidikan di sekolah.

Meskipun konflik sudah meruncing dan meng-ganggu pembelajaran, serta membahayakan pencapai-an tujupencapai-an pendidikpencapai-an, akpencapai-an tetapi jika mampu menerapkan strategi manajemen konflik dengan baik dalam upaya penyelesaian masalah maka konflik akan bisa diatasi. Untuk dapat mengatasi konflik perlu memahami sebab dan sumbernya, berdasarkan pema-haman akan sebab dan sumber konflik dapat dicari-kan jalan pemecahan yang paling baik. Hal ini dapat dipelajari dengan menggunakan modul pelatihan manajemen konflik.

Modul pelatihan manajemen konflik bermanfaat untuk pengawas, kepala sekolah dan juga guru. Modul pelatihan manajemen konflik ini memiliki keterbatasan bahwa dalam penerapannya terkadang akan dihadap-kan pada suatu realita. Tidak semua konflik dapat diselesaikan, keterbatasan budaya serta modul pela-tihan manajemen konflik ini hanya menyentuh masalah-masalah normal saja. Dalam aplikasi nyata keterbukaan dan budaya menyimpan rahasia yang merupakan prasyarat untuk menyelesaikan konflik. Tidak semua orang bisa bersikap terbuka dan men-jalin komunikasi dengan baik, hal inilah yang akan menjadi penghambat resolusi konflik. Pada bagian pendahuluan modul perlu ditambah dengan kondisi riil serta gambaran ideal yang diharapkan. Ilustrasi dalam modul perlu diperjelas dan juga dilengkapi


(10)

dengan gambar yang akan membuat orang menjadi lebih tertarik untuk membaca, mempelajari dan mene-rapkannya. Di samping itu perlu menambah sumber referensi untuk lebih memperkaya pengetahuan.

Implikasi teoritis dari hasil penelitian ini mem-buktikan bahwa manajemen konflik berpengaruh ter-hadap teknik pengambilan keputusan. Dengan adanya pengelolaan yang baik terhadap konflik maka kepu-tusan yang diambil dapat semakin baik pula. Sedang-kan secara empiris, dengan adanya pengaruh manaje-men konflik terhadap pengambilan keputusan maka dibutuhkan sebuah modul pelatihan manajemen konflik bagi para pendidik sebagai bahan acuan bela-jar dan juga latihan. Dengan demikian para pendidik mampu mengelola konflik yang mungkin atau sudah terjadi dan pada akhirnya akan menghasilkan kete-patan dalam pengambilan keputusan, sehingga tercip-ta iklim kerja dalam dunia pendidikan yang semakin kondusif dan nyaman.

Implikasi praktis dari penelitian ini adalah, modul pelatihan manajemen konflik ini secara keselu-ruhan baik dan bermanfaat serta layak untuk diterap-kan atau disebarluasditerap-kan sehingga perlu publikasi dan sosialisasi minimal tingkat kabupaten.


(1)

Tabel 4.3

Hasil Analisis Korelasi

Nonparametric Correlations

Correlations

MNJMN_ KNFLK

TKNK_PNG MBLN_KPT

SN Kendall's

tau_b

MNJMN_KNFLK Correlation Coefficient

1.000 .521** Sig. (2-tailed) . .001

N 30 30

TKNK_PNGMBL N_

KPTSN

Correlation Coefficient

.521** 1.000 Sig. (2-tailed) .001 .

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari hasil analisis diperoleh koefisien korelasi antara manajemen konflik dengan teknik pengambilan keputusan yaitu nilai p = 0,001 (p < 0,05). Berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara manaje-men konflik dengan teknik pengambilan keputusan. Karena arah hubungannya positif dan signifikan maka kenaikan skor pada manajemen konflik akan diikuti dengan kenaikan skor pada teknik pengambilan ke-putusan atau sebaliknya.

Untuk keefektifan modul pelatihan manajemen konflik melalui workshop dan Focus Group Discussion. Berdasarkan hasil workshop diperoleh hasil bahwa modul pelatihan manajemen konflik dari segi struktur modul, penulisan materi dan bahasa adalah baik.


(2)

Berdasarkan Focus Group Discussion diperoleh hasil bahwa modul pelatihan manajemen konflik efektif untuk diterapkan dalam dunia pendidikan.

4.4

Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

Ada hubungan antara manajemen konflik dengan teknik pengambilan keputusan.

Hasil Analisis:

Diperoleh koefisien korelasi antara manajemen konflik dengan teknik pengambilan keputusan dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05).

Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

Modul pelatihan manajemen konflik memenuhi aspek penyusunan modul dengan penentuan topik sesuai kebutuhan, sistematika penyajian, kedalaman materi, ketepatan metode, kejelasan bahan bacaan, petunjuk dan istilah sehingga modul pelatihan mana-jemen konflik ini layak untuk dipergunakan.

4.5

Pembahasan Hasil Penelitian

Uji korelasi menggunakan Kendal Tau memper-oleh hasil nilai p = 0,001 (p < 0,05) hal ini menun-jukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan


(3)

signifikan antara manajemen konflik dengan teknik pengambilan keputusan. Hubungan positif yang diper-oleh mengindentifikasikan bahwa apabila manajemen konflik tinggi maka teknik pengambilan keputusan juga tinggi. Sebaliknya, jika manajemen konflik rendah, maka teknik pengambilan keputusan rendah pula.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mohammad (2013) yang menunjukkan bahwa peng-ambilan keputusan memiliki hubungan yang signifi-kan dengan manajemen konflik dengan arah hubung-an yhubung-ang positif. Keberhasilhubung-an individu dalam menga-tasi konflik dapat dilihat dari keterampilan individu dalam ketepatan pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil tidak semata-mata untuk kepentingan diri sendiri dan keputusan yang diambil dapat diper-tanggung jawabkan.

Manajemen konflik sebagai seni untuk menge-lola dan menyelesaikan konflik yang terjadi, tak ter-kecuali lembaga pendidikan. Mengingat konflik meru-pakan sebuah keniscayaan dalam setiap komunitas yang terdiri dari bermacam-macam individu dengan karakteristik masing-masing, maka individu harus memiliki bekal atau ilmu untuk mengatasi konflik. Dengan adanya manajemen konflik menjadikan kepu-tusan yang diambil dalam setiap persoalan yang sedang dihadapi tepat dan tidak merugikan pihak lain sehingga kenyamanan hubungan pada masing-masing individu akan terwujud.


(4)

Manajemen konflik membawa konsekuensi dan sejumlah alternatif yang berbeda satu sama lain mengingat perbedaan dari konsekuensi yang akan ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkan pada alter-natif itu dapat memberikan kebahagiaan atau kepuas-an karena merupakkepuas-an salah satu aspek paling penting dalam keputusan sehingga manajemen konflik berpe-ngaruh terhadap keterampilan pengambilan keputus-an.

Penelitian Alireza Pooya (2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stra-tegi manajemen konflik dengan pengambilan keputus-an. Dengan adanya manajemen konflik memberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai konflik dan bagaimana memanagenya sehingga individu mempu-nyai kompetensi mengenai berbagai teori konflik, mampu menganalisa situasi konflik, menciptakan solusi konflik melalui diri sendiri, dan pada akhirnya tepat dalam pengambilan keputusan.

Dalam pelatihan manajemen konflik melibatkan semua pihak yang terkait dalam konflik dan tentunya harus ada manajer yang mengatur penyelesaian konflik. Orang tersebut tidak lain adalah kepala sekolah. Kepala sekolah dapat menjadi pihak utama dalam konflik-konflik yang terjadi di sekolah, yakni melibatkan diri secara aktif dalam situasi konflik yang berkembang. Pada kasus apa pun kepala sekolah harus menjadi seorang partisan yang terampil dalam


(5)

dinamika konflik, sehingga dapat meningkatkan pres-tasi seluruh tenaga kependidikan di sekolah.

Meskipun konflik sudah meruncing dan meng-ganggu pembelajaran, serta membahayakan pencapai-an tujupencapai-an pendidikpencapai-an, akpencapai-an tetapi jika mampu menerapkan strategi manajemen konflik dengan baik dalam upaya penyelesaian masalah maka konflik akan bisa diatasi. Untuk dapat mengatasi konflik perlu memahami sebab dan sumbernya, berdasarkan pema-haman akan sebab dan sumber konflik dapat dicari-kan jalan pemecahan yang paling baik. Hal ini dapat dipelajari dengan menggunakan modul pelatihan manajemen konflik.

Modul pelatihan manajemen konflik bermanfaat untuk pengawas, kepala sekolah dan juga guru. Modul pelatihan manajemen konflik ini memiliki keterbatasan bahwa dalam penerapannya terkadang akan dihadap-kan pada suatu realita. Tidak semua konflik dapat diselesaikan, keterbatasan budaya serta modul pela-tihan manajemen konflik ini hanya menyentuh masalah-masalah normal saja. Dalam aplikasi nyata keterbukaan dan budaya menyimpan rahasia yang merupakan prasyarat untuk menyelesaikan konflik. Tidak semua orang bisa bersikap terbuka dan men-jalin komunikasi dengan baik, hal inilah yang akan menjadi penghambat resolusi konflik. Pada bagian pendahuluan modul perlu ditambah dengan kondisi riil serta gambaran ideal yang diharapkan. Ilustrasi dalam modul perlu diperjelas dan juga dilengkapi


(6)

dengan gambar yang akan membuat orang menjadi lebih tertarik untuk membaca, mempelajari dan mene-rapkannya. Di samping itu perlu menambah sumber referensi untuk lebih memperkaya pengetahuan.

Implikasi teoritis dari hasil penelitian ini mem-buktikan bahwa manajemen konflik berpengaruh ter-hadap teknik pengambilan keputusan. Dengan adanya pengelolaan yang baik terhadap konflik maka kepu-tusan yang diambil dapat semakin baik pula. Sedang-kan secara empiris, dengan adanya pengaruh manaje-men konflik terhadap pengambilan keputusan maka dibutuhkan sebuah modul pelatihan manajemen konflik bagi para pendidik sebagai bahan acuan bela-jar dan juga latihan. Dengan demikian para pendidik mampu mengelola konflik yang mungkin atau sudah terjadi dan pada akhirnya akan menghasilkan kete-patan dalam pengambilan keputusan, sehingga tercip-ta iklim kerja dalam dunia pendidikan yang semakin kondusif dan nyaman.

Implikasi praktis dari penelitian ini adalah, modul pelatihan manajemen konflik ini secara keselu-ruhan baik dan bermanfaat serta layak untuk diterap-kan atau disebarluasditerap-kan sehingga perlu publikasi dan sosialisasi minimal tingkat kabupaten.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Sarana Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani Pada Mi Negeri Ambarawa T2 942012081 BAB IV

0 0 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Mutu Terpadu (MMT) SD Negeri Peterongan Semarang T2 942012065 BAB IV

0 1 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Teknik Pengambilan Keputusan Pada Guru Smp Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang T2 942012077 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Teknik Pengambilan Keputusan Pada Guru Smp Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang T2 942012077 BAB II

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Teknik Pengambilan Keputusan Pada Guru Smp Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang T2 942012077 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Teknik Pengambilan Keputusan Pada Guru Smp Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Manajemen Konflik Terhadap Teknik Pengambilan Keputusan Pada Guru Smp Negeri 4 Ambarawa Kabupaten Semarang

0 0 39

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Klinis Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Mengajar Guru Di SMP Negeri 2 Pringapusabupaten Semarang T2 BAB IV

0 0 28

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Guru SMP Negeri 9 Ambon T2 BAB IV

0 1 40

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Di SMP Negeri ebonagung Kabupaten Demak T2 BAB IV

0 0 28