BAB VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 1505371782KABUPATEN BOGOR

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

BAB VII
Rencana Pembangunan Infrastruktur
Bidang Cipta Karya

7.1
Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
7.1.1
Kondisi Eksisting
Kawasan permukiman di Kabupaten Bogor tersebar di bagian utara dan tengah
terutama di kawasan–kawasan yang berbatasan langsung dengan wilayah
Jabodetabek. Berdasarkan RTRW Kabupaten Bogor tahun 2005 – 2025 luas lahan
yang di peruntukan untuk kegiatan permukiman adalah 105,554 Ha. atau sekitar
35,32 % dari luas Kabupaten Bogor. Dari luas 105,554 Ha. tersebut 28,366 Ha atau
26,8 % adalah luas permukiman perdesaan, sedangkan 77,188 Ha. atau 73,1 %
adalah luas permukiman perkotaan. Pengembangan kawasan permukiman di
Kabupaten Bogor di prioritaskan pada pengembangan permukiman perkotaan
karena kedudukan dan fungsi Kabupaten Bogor sebagai penyangga DKI Jakarta dan
wilayah sekitarnya.

Perumahan formal (perumahan yang dibangun oleh pengembang) berkembang
sangat pesat di Kabupaten Bogor karena tingginya permintaan kebutuhan rumah
akibat perkembangan metropolitan Jabodetabek. Pada tahun 2011, jumlah
perumahan formal yang sudah terdata mencapai 316.603 unit dengan luas 8.695 Ha.
Perumahan formal dengan jumlah yang cukup besar berada di Kecamatan Cileungsi,
Bojonggede dan Gunung Putri.
Tabel 7. 1 Jumlah dan Luas Perumahan Formal di Kabupaten Bogor

1
2

Nanggung
Leuwiliang

Perumahan Formal
Jumlah
Luas
330
768
10


3
4

Leuwisadeng
Pamijahan

-

-

23
24

Cileungsi
Klapanunggal

46.435
7.643


881
288

5
6

Cibungbulang
Ciampea

1.666
6.494

37
183

25
26

Gunung Putri
Citeureup


47.940
7.322

1.549
447

7
8

Tenjolaya
Dramaga

959

16

27
28


Cibinong
Bojonggede

29.979
35.315

698
649

9
10

Ciomas
Tamansari

12.041
274

189
28


29
30

Tajurhalang
Kemang

9.722
4.976

207
127

11
12

Cijeruk
Cigombong

2.194

369

34
62

31
32

Rancabungur
Parung

59
5.075

1
213

13
14
15

16

Caringin
Ciawi
Cisarua
Megamendung

51
829
455

1
13
219

33
34
35
36


Ciseeng
Gunung Sindur
Rumpin
Cigudeg

428
15.829
710
-

7
183
9
-

No

Bab VII

Kecamatan


Rencana

Pembangunan

21
22

Tanjungsari
Jonggol

Perumahan Formal
Jumlah
Luas
29.865
603

No

Kecamatan


Infrastruktur Cipta

K a r y a | VII-1

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019
No
17
18

Kecamatan
Sukaraja
Babakan Madang

Perumahan Formal
Jumlah
Luas
13.626
752
14.788
937

No
37
38

Kecamatan
Sukajaya
Jasinga

19
Sukamakmur
39 Tenjo
20
Cariu
452
30
40 Parung Panjang
316.063
8.659
Sumber: Dinas Tata Bangunan dan Permukiman dan RTRW Kabupaten Bogor

Perumahan Formal
Jumlah
Luas
2.416
15.716

131

Perumahan swadaya (perumahan yang dibangun oleh perorangan) yang ada di
Kabupaten Bogor mendominasi jenis perumahan di Kabupaten Bogor dan pada
umumnya tersebar di kantong-kantong aktivitas masyarakat seperti di belakang
perkantoran, sekitar koridor Tegar Beriman dan lain-lain. Pada tahun 2011, luas
lahan yang dipergunakan untuk perumahan swadaya mencapai ± 17.178,4 Ha atau
sebesar 66,5 % dari total luas permukiman di Kabupaten Bogor.
Rumah tidak layak huni di Kabupaten Bogor merupakan perumahan swadaya yang
memiliki pelayanan infrastruktur yang rendah sehingga membutuhkan pelayanan
khusus. Berdasarkan data dari Dinas Tata Bangunana dan Permukiman tahun 2009,
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Bogor berjumlah 49.093 unit.
Penanganan RTLH ini sendiri sudah dilakukan tahun 2010 yaitu dengan program
penanganan 14.000 rumah layak huni hingga tahun 2012. Target penanganan pada
tahun 2010 sebanyak 2.000 unit, tahun 2011 sebanyak 3.000 unit dan pada tahun
2012 sebanyak 5.215 unit. Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) pada tahun
2009 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. 2 Jumlah Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Bogor
No

Kecamatan

Jumlah RTLH

No

Kecamatan

Jumlah RTLH

1
2

Nanggung
Leuwiliang

(unit)
1.890
1.688

21
22

Tanjungsari
Jonggol

(unit)
534
2.701

3
4

Leuwisadeng
Pamijahan

1.408
1.260

23
24

Cileungsi
Klapanunggal

716
1.518

5
6

Cibungbulang
Ciampea

2.004
680

25
26

Gunung Putri
Citeureup

50
481

7
8

Tenjolaya
Dramaga

1.139
1.471

27
28

Cibinong
Bojonggede

384
450

9
10

Ciomas
Tamansari

429
1.493

29
30

Tajurhalang
Kemang

566
982

11
12

Cijeruk
Cigombong

671
1.015

31
32

Rancabungur
Parung

627
386

13
14

Caringin
Ciawi

865
1.040

33
34

Ciseeng
Gunung Sindur

1.823
3.664

15
16

Cisarua
Megamendung

481
581

35
36

Rumpin
Cigudeg

3.495
1.730

17

Sukaraja

583

37

Sukajaya

2.970

B a b V I I R e n c a n a P e m b a n g u n a n I n f r a s t r u k t u r C i p t a K a r y a | VII-2

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019
No

Kecamatan

18

Babakan Madang

Jumlah RTLH
(unit)
1.503

No
38

19 Sukamakmur
1.654
39
20 Cariu
938
40
Sumber: Dinas Tata Bangunan dan Permukiman, 2009

Jasinga

Jumlah RTLH
(unit)
2.499

Tenjo
Parung Panjang

450
274

Kecamatan

Selain Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), kondisi infrastruktur permukiman di
Kabupaten Bogor saat ini dapat dikatakan masih belum layak, kondisi tersebut
timbul akibat masih belum terpenuhinya sarana dan prasarana di permukiman,
kondisi sarana dan prasarana tersebut adalah sarana jalan lingkungan, jalan
setapak, sarana air bersih, sarana air limbah, sarana persampahan dan sarana
drainase. Jumlah permukiman kumuh yang berada di Kabupaten Bogor tersebar di
279 lokasi dengan jumlah bangunan rumah mencapai 8.517 Unit yang didiami oleh
10.510 KK.

1
2

Tabel 7. 3 Data Permukiman Kumuh di Kabupaten Bogor
Jumlah
Jumlah
Lokasi
Kecamatan
Desa
Bangunan/Unit
pemukima
Rumah
n kumuh
Pamijahan
Cibunian
72
1
Pamijahan
Purwabakti
69
11

3
4

Pamijahan
Pamijahan

Gunung Bunder 1
Gunung Picung

40
30

1
1

60
30

5
6

Cibungbulang
Cibungbulang

Galuga
Cimanggu 1

25
5

1
1

25
5

7
8

Cibungbulang
Ciampea

Girimulya
Bojong Jengkol

50
50

2
3

50
50

9
10

Ciampea
Ciampea

Cihideung Udik
Cibadak

70
6

13
2

70
10

11
12

Ciampea
Ciampea

Benteng
Ciampea

20
25

2
2

20
30

13
14

Tenjolaya
Cijeruk

Cinangneng
Cibalung

7
30

3
1

7
30

15
16

Cijeruk
Cijeruk

Cipicung
Tanjung Sari

35
78

5
3

35
87

17
18

Cijeruk
Cijeruk

Tajur Halang
Palasari

42
186

4
7

42
218

19
20

Cigombong
Cigombong

Wates Jaya
Ciburuy

50
100

5
7

50
100

21
22

Cigombong
Cigombong

Cisalada
Pasir Jaya

3
807

1
10

3
880

23
24

Sukaraja
Sukaraja

Cibanon
Nagrak

55
21

5
1

55
21

No.

Bab VII Rencana

Pembangunan

Infrastruktur

Jumlah
keluarga di
pemukiman
kumuh
72
69

C i p t a K a r y a | VII-3

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

No.

Kecamatan

Desa

Jumlah
Bangunan/Unit
Rumah

Jumlah
Lokasi
pemukima

Jumlah
keluarga di
pemukiman
kumuh
30
10

25
26

Sukaraja
Sukaraja

Cikeas
Cadas Ngampar

28
10

n kumuh
2
1

27
28

Sukamakmur
Jonggol

Sukamulya
Sukajaya

300
60

3
2

350
60

29
30

Jonggol
Cileungsi

Jonggol
Setu Sari

24
40

8
4

51
40

31
32

Cileungsi
Cileungsi

Gandoang
Pasir Angin

68
36

3
12

68
36

33
34

Kelapa Nunggal
Kelapa Nunggal

Leuwikaret
Lulut

20
50

1
3

23
54

35
36

Kelapa Nunggal
Kelapa Nunggal

Nambo
Kembang Kuning

767
10

8
1

767
15

37
38

Kelapa Nunggal
Kelapa Nunggal

Ligarmukti
Bojong

57
76

2
2

57
85

39
40

Kelapa Nunggal
Citeureup

Cikahuripan
Karang Asem Barat

30
1230

1
6

33
1720

41
42

Citeureup
Citeureup

Tarikolot
Citeureup

120
323

1
4

175
422

43
44

Cibinong
Bojong Gede

Pabuaran
Waringin Jaya

21
25

1
3

21
25

45
46

Bojong Gede
Bojong Gede

Kedung Waringin
Pabuaran

40
107

1
5

40
107

47
48

Bojong Gede
Gunung Sindur

Ragajaya
Pabuaran

50
10

5
1

50
10

49
50

Rumpin
Rumpin

Cipinang
Sukasari

163
7

3
1

189
12

51
52

Sukajaya
Sukajaya

Cisarua
Kiarapandak

20
320

1
18

20
320

53
54

Jasinga
Jasinga

Pangradin
Kalongsawah

150
130

3
7

160
260

55
56

Jasinga
Jasinga

Sipak
Pamagersari

200
275

10
8

260
500

57
58

Jasinga
Jasinga

Jugala Jaya
Curug

140
120

2
5

230
132

59
60

Jasinga
Jasinga

Tegal Wangi
Jasinga

184
60

1
3

300
120

61
62

Jasinga
Jasinga

Cikopomayak
Neglasari

106
105

2
3

131
150

63

Jasinga

Bagoang

15

6

35

Bab VII Rencana

Pembangunan Infrastruktur

C i p t a K a r y a | VII-4

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

No.

Kecamatan

Desa

Jumlah
Bangunan/Unit
Rumah

Jumlah
Lokasi
pemukima

Jumlah
keluarga di
pemukiman

64

Jasinga

Pangaur

150

n kumuh
2

kumuh
200

65
66

Jasinga
Tenjo

Wirajaya
Ciomas

300
120

4
2

375
198

67
68

Tenjo
Tenjo

Tapos
Bojong

85
200

4
5

110
230

69
70

Tenjo
Parung Panjang

Tenjo
Jagabaya

12
60

1
2

12
72

71
72

Parung Panjang
Parung Panjang

Dago
Cikuda

15
20

1
1

17
27

73
74

Parung Panjang
Parung Panjang

Pingku
Lumpang

20
17

2
2

25
15

75
76

Parung Panjang
Parung Panjang

Gintung Cilejet
Jagabita

40
25

2
2

32
23

Parung Panjang
Kabasiran

50
30
8517

1
3
279

60
27
10.51

77
Parung Panjang
78
Parung Panjang
JUMLAH

Sumber : Dinas Tata Bangunan dan Permukiman, 2010











Dalam rangka gerakan 100-0-100 maka perlu dipetakan permasalahan
pembangunan infrastruktur permukiman di Kabupaten Bogor di mana dapat dilihat
dari permasalahan pembangunan Kabupaten Bogor secara umum. Secara umum
permasalahan pembangunan Kabupaten Bogor yaitu:
 Masih terbatasnya rencana tata ruang skala detail dan teknis di Kabupaten
Bogor
 Belum tersedianya database perijinan pemanfaatan ruang yang akurat dan
lengkap, sehingga berpengaruh pada kemungkinan terjadinya tumpang
tindih dalam pemberian perijinan pemanfaatan ruang
 Untuk permasalahan dalam sektor pengembangan permukiman di
Kabupaten Bogor adalah:
 Peningkatan luasan lahan permukiman dapat berdampak pada kualitas
lahan di Kabupaten Bogor;
 Pengembangan kawasan permukiman di lahan konservasi/lahan yang tidak
sesuai dengan peruntukannya;
 Rendahnya kualitas kesehatan di lingkungan permukiman;
 Munculnya permukiman kumuh akibat tingginya tingkat kepadatan
penduduk;
 Maraknya pembangunan perumahan baru yang tidak di dukung prasarana
dasar;
 Perubahan guna lahan menjadi kawasan permukiman berpotensi menjadi
kawasan rawan bencana ;

B a b V I I R e n c a n a P e m b a n g u n a n I n f r a s t r u k t u r C i p t a K a r y a | VII-5

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019




















Dukungan infrastruktur dasar masih terbatas/belum memadai;
Kawasan permukiman yang sudah bercampur dengan aktiviti industri
terutama di Kecamatan Cileungsi, Cibinong, dan Citeureup.
Sedangkan tantangan pengembangan permukiman di Kabupaten Bogor
di antaranya:
Perwujudan kawasan permukiman yang layak dan berkelanjutan dalam
mendukung metropolitan Jakarta
Percepatan peningkatan pelayanan infrastruktur permukiman yang
berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat
Perwujudan kawasan perkotaan yang bebas kumuh
Perkembangan permukiman yang pesat pada kawasan rawan bencana
Pengembangan sumber-sumber pendanaan dan kembagaan pengembangan
permukiman

Kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman di
Kabupaten Bogor diidentifikasi berdasarkan permasalahan dan tantangan, arahan
pengembangan permukiman dan infrastruktur, karakteristik kawasan permukiman
serta isu strategis pembangunan permukiman di Kabupaten Bogor, berdasarkan
keempat hal tersebut maka kebutuhan pembangunan permukiman di Kabupaten
Bogor adalah:
Pengembangan dan pengendalian kawasan permukiman yang layak dan mendukung
perwujudan Struktur dan Pola Ruang Kabupaten secara hirarkis, produktif, dan
berkelanjutan, dengan kebutuhan penanganan:
1. Penanganan rumah tidak layak huni sebesar 100% yaitu 66.513 unit hingga
tahun 2032
2. Penyediaan perumahan secara vertical di perkotaan untuk mengantisipasi
keterbatasan lahan
3. Penyediaan RSH yang tersebar di wilayah Kabupaten Bogor
4. Mendorong pengembangan perumahan swadaya yang diperuntukan bagi
masyarakat kurang mampu
Penyediaan dan peningkatan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman yang layak
dan memadai bagi seluruh lapisan masyarakat, dengan kebutuhan penanganan:
1. Penyediaan dan peningkatan infrastruktur di perkotaan
2. Penyediaan dan peningkatan infrastruktur di perdesaan
3. Penyediaan dan peningkatan infrastruktur kawasan RSH
Penataan kawasan kumuh perkotan, dengan kebutuhan penanganan:
1. Melakukan peremajaan kawasan permukiman kumuh yang tersebar di
Cibinong Raya. Penataan kawasan permukiman kumuh di sekitar kawasan
industri meliputi kawasan industry Citeureup, Gunung Putrid dan Cileungsi
2. Pengendalian perkembangan permukiman pada kawasan yang beresiko
tinggi terhadap keselamatan, keamanan dan kenyamanan bermukim, dengan
kebutuhan penanganan:
 Mengembalikan fungsi sempandan sungai Ciliwung dan Cisadane
 Menata bangunan-bangunan liar di sekitar sempandan rel

B a b V I I R e n c a n a P e m b a n g u n a n I n f r a s t r u k t u r C i p t a K a r y a | VII-6

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019



Mengendalikan perkembangan permukiman di sekitar kawasan
konservasi dan kawasan lindung di Kawasan Bogor Selatan
 Melakukan rehabilitasi/rekonstruksi permukiman di kawasan rawan
bencana
Pengembangan potensi pendanaan dari berbagai sumber, dengan kebutuhan
penanganan:
 Mendorong kerjasama pemerintah, swasta maupun masyarakat dalam
sistem pembiayaan pengembangan permukiman dan infrastruktur
 Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam bidang permukiman





Dalam program pengembangan permukiman di Kabupaten Bogor kesiapan daerah
yang sudah dan akan di laksanakan meliputi:
 Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
(SPPIP) Kabupaten Bogor Tahun 2012.
 Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Kabupaten Bogor
tahun 2009 sampai dengan 2012.
 Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
pada tahun 2013
 Dokumen DED Infrastruktur Perdesaan
 Dokumen Penyusunan Database Kawasan Kumuh Kabupaten Bogor tahun
2010






7.1.2
Sasaran Program
Sebelum menetapkan strategi dan kebijakan pembangunan infrastruktur
permukiman sektor pengembangan kawasan permukiman maka perlu ditetapkan
sasaran pembangunan yang mengacu pada target nasional 100-0-100, target daerah
yang tertuang dalam dokumen RPJMD Kabupaten Bogor, serta Renstra Dinas terkait.
Berikut ini uraian sasaran program yang dimaksud.
Tabel 7. 4 Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Kabupaten Bogor 2015-2019
NO

URAIAN SASARAN PROGRAM

TOTAL
LUAS
KAWASAN

(1)
I

(2)
Kawasan Kumuh Perkotaan

(3)
242,98 Ha

II

Kawasan Permukiman
28.366 Ha
Perdesaan
Sumber : RP2KPKP Kab Bogor. 2015

SASARAN PROGRAM
2015

2016

2017

2018

2019

KET

(4)
242,98

(5)
182,26

(6)
121,52

(7)
60,78

(8)
0,04

-

-

-

-

-

-

-

B a b V I I R e n c a n a P e m b a n g u n a n I n f r a s t r u k t u r C i p t a K a r y a | VII-7

(9)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

7.1.3

Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan
Permukiman
Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara
kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan
kegiatan pembangunn permukiman di Kabupaten Bogor berdasarkan sekala
prioritas untuk 5 tahun kedepan.
Secara rinci rumusan usulan program dan kegiatan pengembangan permukiman di
Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

7.2
Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
7.2.1 Kondisi Eksisting
Mengacu pada kondisi yang diharapkan dari sektor penataan bangunan dan
lingkungan yang dituangkan dalam Perpres 2/2015 tentang RPJMN 2015-2019,
yaitu adanya pembangunan perkotaan sebagai pusat-pusat pertumbuhan
diarahkan untuk mewujudkan kota-kota berkelanjutan dan berdaya saing, melalui
pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa, sekaligus mengembangkan kota
layak huni, kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana, serta kota
cerdas, berdasarkan karakter fisik, potensi ekonomi, dan budaya lokal. Tujuan
pembangunan sektor PBL untuk periode 2015-2019 tersebut dapat diuraikan dalam
dua poin utama, yaitu :

Adapun sasaran strategis PBL adalah meningkatnya keamanan dan keselamatan
bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan melalui :
1. Pembinaan dan pengawasan khususnya bangunan milik Pemerintah di
seluruh kabupaten/kota
2. Penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK) untuk seluruh
bangunan gedung dan penerapan penyelenggaraan bangunan hijau di
seluruh kab/kota
3. Menciptakan building codes yg dapat menjadi rujukan bagi penyelenggaraan
& penataan bangunan di seluruh kab/kota.
Melihat framework pembangunan sektor PBL yang telah ditetapkan dalam Renstra
Ditjen Cipta Karya tahun 2015-2019 khususnya sektor PBL, maka Kabupaten Bogor
harus lebih menyusun sasaran program PBL yang berdasar isu strategis PBL di
Kabupaten Bogor serta kondisi eksisting Penataan Bangunan dan Lingkungan di
Kabupaten Bogor hingga tahun 2015.

Dalam rangka mewujudkan Kabupaten Bogor menjadi Kota yang berkelanjutan
maka perlu diketahui sumber daya yang telah ada serta kebutuhan peningkatannya
tiap tahun mulai tahun 2015 hingga 2019.
Menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan
peraturan pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang peraturan pelaksanaan UU Nomor
28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung merupakan acuan dalam setiap
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

kegiatan pembangunan gedung yang perlu ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah
(Perda). Kabupaten Bogor telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Bangunan
Gedung untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam
penyelenggaraan bangunan gedung. Perda yang dimaksud adalah Perda
Nomor 12 tahun 2009 tentang Bangunan Gedung.
Adapun Peraturan terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Bogor
adalah:
Tabel 7.6 Peraturan Daerah terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan di
Kabupaten Bogor
No
1

Peraturan Daerah Kabupaten Bogor
No
Tahun Tentang
19
2008
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor
tahun 2005-2025.

2

41

2011

3

2

2013

Ket

Tata Cara Permohonan dan Persyaratan Izin
Operasional Menara (IOM) di Kabupaten Bogor
Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

Berdasarkan pengamatan bangunan-bangunan di Kabupaten Bogor khususnya
kawasan perkotaan sudah mengadaptasi arsitektur bangunan modern dimana
sebagian besar merupakan bangunan perkantoran bertingkat pada jalan utama.
Sementara untuk bangunan hunian yang sebagian besar telah dikelola oleh
developer merupakan bangunan dengan langgam arsitektur tropis minimalis.
Tata bangunan di Kabupaten Bogor secara keseluruhan memiliki pola cluster per
blok yang berorientasi kearah dalam kawasan. Pola ini dimaksudkan agar lebih
ramah terhadap manusia. Pembentukan ruang luar yang dihasilkan oleh bangunan
akan memberikan kenyamanan visual bagi pengguna. Pola ini juga menghasilkan
urban fabric yang menarik untuk para pejalan kaki, karena artikulasi bangunan
dapat berinteraksi langsung dengan pengguna. Hal lain yang juga berperan penting
adalah pengaturan ketinggian bangunan untuk membentuk skyline bangunan yang
pada akhirnya untuk membentuk street picture yang baik.
Sirkulasi kendaraan pada kawasan secara keseluruhan memiliki bentuk kombinasi
antara, grid dan linier. Pola sirkulasi direncanakan dengan meng-super imposed
kondisi eksisting serta konsep skematik kawasan. Sirkulasi kendaraan akan
memiliki keterhubungan antar satu kluster dengan kluster lainnya. Keterhubungan

ini sangat penting untuk memberikan kelancaran perpindahan pengguna kawasan
secara cepat secara makro.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Akses linear disepanjang jalan utama didukung dengan penggunaan angkutan
transportasi massal untuk mengurangi dampak kepadatan transportasi yang
akan timbul dari peningkatan kegiatan. Sistem rencana park and ride kota
akan diimplementasikan dalam kawasan dengan penyediaan kantong-kantong
parkir di beberapa titik serta dalam kavling. Sistem sirkulasi kawasan akan
terbentuk dari rangkaian keterhubungan besar yang tidak terlepas dari
konsep kawasan secara makro.
Ruang Terbuka merupakan elemen yang sangat berpengaruh. Pembentukan
ruang terbuka ini direncanakan dengan membagi ruang terbuka menjadi
ruang terbuka aktif dan pasif. Ruang terbuka aktif merupakan ruang terbuka
yang dapat mewadahi kegiatan manusia, sementara ruang terbuka pasif
merupakan ruang terbuka yang berfungsi sebagai penjaga keseimbangan
ekologi dan hidrologi.




Arahan penataan ruang terbuka di Kabupaten Bogor antara lain:
 Mendorong sebanyak mungkin ruang terbuka di setiap lahan produktif.
 Menempatkan fungsi-fungsi pendukung di ruang terbuka tersebut.
 Ruang-ruang terbuka yang telah terbentuk dapat dikembangkan
sebagai ruang terbuka aktif dan pasif.
Ruang terbuka aktif yang direncanakan terutama pada area ruang terbuka
yaitu situ, sungai serta sempadannya dan terdapat disetiap blok kawasan.
Ruang-ruang ini merupakan inner court dari kumpulan bangunan yang
terdapat dalam satu blok. Fungsi utamanya adalah untuk dapat mewadahi
interaksi sosial pengguna baik itu secara langsung atau tidak langsung,
berolah raga, atau berekreasi alam.

RTH Aktif

RTH Pasif

Gambar 7. 1 Contoh Ruang Terbuka Aktif dan Pasif

B a b V I I R e n c a n a P e m b a n g u n a n I n f r a s t r u k t u r C i p t a K a r y a | VII-24
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Ruang terbuka pasif pada kawasan memiliki tujuan untuk memberikan kenyamanan
lingkungan dalam keadaan apapun. Ruang terbuka ini merupakan pengisi ruangruang buffer antar fungsi dan antar kawasan. Pembentukan ruang terbuka ini harus
memenuhi kualitas ekologis dan hidrologis eksisting, sehingga kualitas lingkungan
dapat berkelanjutan.
Setiap perencanaan bangunan di Kabupaten Bogor diarahkan kepada pembangunan

Gambar 7. 2 Bangunan Perkantoran di Kabupaten Bogor
infill hunian vertikal, agar dapat memberikan efektifitas bagi ruang terbuka.
Peningkatan intensitas ini akan memberikan vitalitas baru sehingga akan dapat
menarik bagi para pengunjung. Langgam bangunan yang digunakan untuk dapat
memberikan karakter khusus dan urban fabric yang menarik digunakan langgam
arsitektur yang ramah lingkungan. Langgam ini akan menjadikan daya tarik
tersendiri bagi daerah Kabupaten Bogor.
Street furniture merupakan elemen kota yang memberikan kenyaman untuk para
pengguna. Keberadaannya sangat membantu dalam peningkatan mutu secara
estetika ataupun mobilitas pedestrian. Street furniture melengkapi sistem tanda dan
simbol daerah perkotaan dan objek-objek penting kota agar dapat menjadi kota
yang informatif. Penataan street furniture dan sistem tanda dan simbol (signage)
dibedakan dengan pemisahan jenis dan tingkatan informasi dalam skala kawasan
dan skala kota.

B a b V I I R e n c a n a P e m b a n g u n a n I n f r a s t r u k t u r C i p t a K a r y a | VII-25
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Gambar 7. 3 Contoh Street Furniture Elemen Daerah
Signage yang dikembangkan adalah merupakan signage yang memberikan dampak
visual yang baik bagi citra daerah. Signage ini dimaksudkan untuk dapat
memberikan orientasi dan kejelasan serta diharapkan dapat memberikan ciri khas
tersendiri bagi daerah.
Suatu kawasan yang berorientasi terhadap manusia menjadikan aktifitas pendukung
merupakan pemenuhan kebutuhan pengguna. Aktifitas yang akan diletakkan
merupakan aktifitas berupa pusat pedagang kaki lima, pertunjukan-pertunjukan
pada waktu-waktu tertentu yang terdapat di simpul-simpul kawasan.






Di dalam penataan bangunan dan lingkungan, masyarakat juga ikut berperan aktif,
yakni dengan :
 Tenaga kerja, yaitu kontribusi masyarakat sebagai pekerja didalam proses
penataan lingkungan/kawasan.
 Sebagai inisiator program, yaitu masyarakat mengajukan usulan awal
mengenai kemungkinan penataan bangunan dan lingkungan setempat.
 Berbagi biaya, yaitu masyarakat berbagi tanggung jawab terhadap
pembiayaan kegiatan penataan.
 Berdasarkan kontrak, yaitu masyarakat terikat kontrak untuk melaksanakan
suatu/seluruh program kegiatan penataan.
 Pengambilan keputusan pada seluruh proses, yaitu melibatkan masyarakat
di dalam proses pengambilan keputusan sejak awal kegiatan, sehingga
hasilnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

B a b V I I R e n c a n a P e m b a n g u n a n I n f r a s t r u k t u r C i p t a K a r y a | VII-26
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019
























Dalam penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan
tantangan yang dihadapi, diantaranya :
 Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung
 Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan
banguna gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;
 Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan
kurang mendapat perhatian;
 Lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung di daerah serta
rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan.
 Permasalahan dan tantangan di bidang gedung dan rumah negara
 Banyaknya bangunan gedung negara yang belum memenuhi persyaratan
keselamatan, keamanan dan kenyamanan;
 Penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara kurang tertib dan
efisien;
Permasalahan dan tantangan di bidang penataan lingkungan
 Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan
bangunan gedung bersejarah;
 Belum optimalnya penanganan kawasan pengembangan destinasi wisata
miniature dunia yaitu di Kecamatan Sukajaya;
 Belum berkembangnya 33 desa wisata di Kabupaten Bogor;
 Terjadinya degradasi kawasan strategi;
 Sarana lingkungan hijau/open space, sarana o;ahraga, dan lainnya kurang
diperhatikan hampir disetiap kecamatan;
 Masih kurangnya penetapan persentase jenis peruntukan lahan yang
dikelola Pemerintah Daerah untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH), Daerah Milik
Jalan (Damija), dan fasilitas umum;
 Masih belum optimalnya penerapan peruntukan lahan mikro, misalnya
peruntukan (lantai dasar, lantai atas, maupun lantai besmen), dan
peruntukan lahan tertentu, misalnya berkaitan dengan konteks bentang
alam/lingkungan konservasi;
 Minimnya pengaturan kepadatan pengembangan kawasan;
 Minimnya penetapan alokasi lahan untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial
yang ditempatkan sebagai pusat lingkungan yang dapat dijangkau pejalan
kaki;
 Masih kurangnya penciptaan keseimbangan lingkungan yang berorientasi
pada pemakai bangunan berskala ramah pejalan kaki;
 Rendahnya penetapan pengaturan pada komponen penataan misalnya,
Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB),
Koefisien Daerah Hijau (KDH), Koefisien Tapak Besmen (KTB), serta Sistem
Insentif-Disinsentif Pengembangan;
 Kurangnya ketegasan pemerintah daerah dalam penetapan batasan Garis
Sempadan Bangunan (GSB), Garis Sempadan Samping/Belakang Bangunan
(GSpB/GSbB), Garis Muka Bangunan (GMB), atau pun batasan spesifik lain,

B a b V I I R e n c a n a P e m b a n g u n a n I n f r a s t r u k t u r C i p t a K a r y a | VII-27

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019



seperti Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Pantai, yang terkait
dengan kondisi kawasan perencanaan;
Pemisahan yang kurang jelas antara berbagai moda sirkulasi (pejalan kaki,
sepeda, angkutan umum, kendaraan pribadi, maupun kendaraan servis).

Agar dapat menetapkan sasaran program yang jelas dan tepat sasaran, berdasar dari
kondisi eksisting, permasalahan dan tantangan Program Pembangunan Penataan
Bangunan dan Lingkungan di Kota Bogor maka dapat ditetapkan isu strategis sektor
PBL di Kabupaten Bogor sebagai berikut :
1) Penataan Lingkungan Permukiman
a. Belum menjadi anggota Kota Pusaka (Heritage Cities) / Kota Hijau yang
tertuang dalam P3KP & P2KH dalam rangka pencapaian kota
berkelanjutan.
b. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;
c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH)
di perkotaan;
d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan
bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh
kembangnya ekonomi lokal;
e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan standar
pelayanan minimal;
f. Ruang terbuka publik sebagai pusat informasi, dan edukasi masih kurang;
g. Pelibatan Pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan
bangunan dan lingkungan.
2) Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan);
b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan
gedung di kab/kota;
c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib,
andal dan mengacu pada isu lingkungan berkelanjutan;
d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah
negara;
e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan
rumah Negara.
7.2.2 Sasaran Program
Sebelum menetapkan strategi dan kebijakan pembangunan infrastruktur
permukiman sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Bogor maka
perlu ditetapkan sasaran pembangunan yang mengacu pada target nasional 100-0100, target daerah yang tertuang dalam dokumen RPJMD Kabupaten Bogor, serta
Renstra Dinas terkait. Berikut ini uraian sasaran program yang dimaksud.

B a b V I I R e n c a n a P e m b a n g u n a n I n f r a s t r u k t u r C i p t a K a r y a | VII-28

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Tabel 7.7 Matriks Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Kabupaten Bogor Periode Tahun 2015-2019
No

(1)
I
II

III

IV
V

VI

Uraian
Program

Sasaran Sasaran
Penanganan

(2)
Penyelenggaraan
Bangunan Gedung
Penataan
Bangunan
dan
Lingkungan
Strategis
Revitalisasi
Kawasan Tematik
Perkotaan
Pengembangan
RTH
Fasilitasi
Ruang
terbuka
Publik/
Edukasi
dan
Partisipasi Masy.
Turbinwas BG

Sasaran Program
2015

2016

2017

(3)
260,29 ha

(4)
51,94

(5)
51,98

(6)
52,07

150 m2

50

75

15 Kawasan

2

kawasan
3 Kecamatan

Ket
2018

2019

(7)
52,11

(8)
52,19

100

125

150

2

4

3

4

1

2

2

3

1

-

-

1

1

1

1,30%
0,2480
0,2575
0,2624
Bangunan ber
IMB
Sumber : Renstra Dinas Tata Bangunan dan Permukiman. 2013-2018

0,2649

(9)

0,2674

7.2.3 Usulan Kebutuhan Program
Berdasarkan kondisi eksiting, permasalahan dan analisis kebutuhan untuk mengisi
kesenjangan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan
program dan kegiatan pembangunan penataan bangunan dan lingkungan di
Kabupaten Bogor berdasarkan sekala prioritas untuk 5 tahun kedepan. Untuk itu,
usulan program dan kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten
Bogor selengkapnya terangkum dalam Tabel 7.8.
Tabel 7.8 Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
RENCANA PROGRAM
NO

(1)
I

II

KEGIATAN PENATAAN BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN

(2)
Penyelenggaraan Bangunan Gedung

SATUAN

KET

(3)

m2
1. Bangunan Hijau Tegar Beriman
Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis
1. Kawasan desa wisata Tapos I
1 kawasan
2. Kawasan desa wisata Gunung Malang
3. Kawasan desa wisata Pasir eurih

1 kawasan
1 kawasan

4. Kawasan desa wisata Taman sari

1 kawasan

2015

2016

(4)

(5)

2017

2018

(6)






B a b V I I R e n c a n a P e m b a n g u n a n I n f r a s t r u k t u r C i p t a K a r y a | VII-29

2019

(7)

(8)



(9)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

RENCANA PROGRAM
NO

(1)

III

KEGIATAN PENATAAN BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN

(3)
1 kawasan
1 kawasan

7.
8.
9.
10.
11.
12.

Kawasan desa wisata Ciasmara
Kawasan desa wisata Gunung sari
Kawasan desa wisata Cimande
Kawasan desa wisata Cinagara
Kawasan desa wisata Pancawati
Kawasan desa wisata Tugu selatan

1 kawasan
1 kawasan
1 kawasan
1 kawasan
1 kawasan
1 kawasan

13.
14.
15.
16.

Kawasan desa wisata Tugu Utara
Kawasan desa wisata Batu layang
Kawasan desa wisata Citeko
Kawasan desa wisata Cilember

1 kawasan
1 kawasan
1 kawasan
1 kawasan

17. Kawasan desa wisata Kopo
18. Kawasan desa wisata Leuwimalang

1 kawasan
1 kawasan

19. Kawasan desa wisata Cibatu tiga
20. Kawasan desa wisata Ligarmukti
21. Kawasan desa wisata Jampang

1 kawasan
1 kawasan
1 kawasan

22. Kawasan desa wisata Gobang
23. Kawasan desa wisata Megamendung

1 kawasan
1 kawasan

24. Kawasan desa wisata Sukaresmi

1 kawasan

25. Kawasan desa wisata Sukakarya

1 kawasan

26. Kawasan desa wisata Ciseeng

1 kawasan

27. Kawasan desa wisata Kiara sari
28. Kawasan desa wisata Tajur
29. Kawasan desa wisata Tarikolot

1 kawasan
1 kawasan
1 kawasan

30. Kawasan desa wisata Pasirmukti
31. Kawasan desa wisata Malasari
32. Kawasan desa wisata Citapen

1 kawasan
1 kawasan
1 kawasan

(4)

2017

(5)

2018

(6)

1. Kawasan Sukajaya (Destinasi Wisata)

1 Kawasan

2. Kawasan Bojong gede

1 Kawasan

1. Kawasan kampong cina puspa negara

1 Kawasan

2. Kawasan Paburuan

1 Kawasan

3. Kawasan Tegar Beriman

1 Kawasan
1 Kawasan
1 kawasan

(7)







1 Kawasan

2. RTH Citeureup Gunung Putri

1 kawasan

3. RTH Paburuan

1 kawasan

Fasilitasi Ruang terbuka Publik/ Edukasi dan Partisipasi Masy.






















3. Kecamatan Cibinong





















1. Kecamatan Suka jaya
2. Kecamatan Dramaga

(8)



Pengembangan RTH
1. RTH Bojong Gede

2019




Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan

5. Kawasan Pusat Kota Cileungsi

V

KET
2015 2016

(2)
5. Kawasan desa wisata Sukajadi
6. Kawasan desa wisata Ciasihan

4. Kawasan Cibinong

IV

SATUAN




B a b V I I R e n c a n a P e m b a n g u n a n I n f r a s t r u k t u r C i p t a K a r y a | VII-30





(9)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Adapun dalam program penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Bogor
kesiapan daerah yang sudah dan akan dilaksanakan meliputi:
1. Kesepakatan minat menjadi anggota Kota Hijau atau P2KH;
2. Dokumen Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten
Bogor Tahun 2012;
3. Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Tegar
Beriman Kabupaten Bogor Tahun 2011;
4. Rencana Tindak Perencanaan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Bogor
tahun 2012;
5. Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan
Cibinong Tahun 2012;
6. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Daerah Tahun
2014;
7. NSPK Peraturan Penataan Bangunan dan Lingkungan Tahun 2014 dengan
RTBL Kawasan Ciawi Tahun 2014;
8. Penyusunan Masterplan pengembangan wisata goa godawang
9. Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) pusat kota
cileungsi;
10. Kesiapan lahan di kecamatan sukajaya miniature dunia;
11. Kesiapan lahan di 33 desa wisata
Berikut ini dalam Tabel 7.9 Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Penataan
Bangunan dan Lingkungan yang berdasar dari Sasaran Strategis Program Penataan
Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Bogor.

B a b V I I R e n c a n a P e m b a n g u n a n I n f r a s t r u k t u r C i p t a K a r y a | VII-31

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019
Tabel 7. 9 Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor
Penataan Bangunan dan Lingkungan

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

7.3
7.3.1

Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kondisi Eksisting
: 2.997,13 km2
 Luas Wilayah
: 40 Kecamatan
 Jumlah Kecamatan
: 154.599 SR
 Jumlah Pelanggan
: 32.11 %
 Tingkat Kehilangan Air

Gambar 7.4 Peta Eksisting Wilayah Pelayanan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor
Sumber: Analisa Konsultan 2015

A. Kebijakan Pengembangan SPAM
Peningkatan pelayanan air minum pada hakekatnya dimaksudkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan konsumsi air minum yang
memenuhi persyaratan-persayaratan khusus sehingga memiliki derajat
kesehatan yang tinggi. Untuk dapat mewujudkan maksud di atas, perlu
dilakukan serangkaian pengaturan terpadu sesuai tujuan pengembangan
SPAM. Dalam konteks pengembangan wilayah baik pada tingkat Provinsi
maupun Kabupaten Bogor, misi pembangunan daerah Kabupaten Bogor poin
ke-1 yang menyebutkan sebagai berikut: “Terwujudnya masyarakat
Kabupaten Bogor yang bertaqwa, berdaya dan berbudaya menuju sejahtera”.
(RISPAM Kabupaten Bogor tahun 2014).
Ketersediaan suplai PDAM dengan harga terjangkau diharapkan dapat
berkontribusi dalam menunjang pertumbuhan ekonomi lokalyang pada
gilirannya akanikut pula mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Harapan tersebut diperjelas pada misi ke-2 Daerah yang secara khusus
diarahkan untuk: “Meningkatkan infrastruktur dan aksesbilitas daerah yang
berkualitas, terintegrasi dan berkelanjutan”.
Dalam implementasinya, upaya pengembangan SPAM hendaknya dapat
diselenggara dengan azas keberlanjutan, keterpaduan, berkeadilan,
kemandirian serta transparansi dan akuntabilitas; dengan tujuan dapat
terwujudnya pengelolaan dan pelayanan berkualitas dengan harga
terjangkau serta tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

dengan penyelenggara tatakelola SPAM. Kegiatan pengembangan air minum
dalam Rencana Induk SPAM ini meliputi seluruh unit dan komponen
penunjang utama SPAM mulai dari komponen air baku, unit intake dan
komponen transmisi-distribusi, unit pengolah (IPA), unit reservoar sampai
ke unit pelayanan; peningkatan kinerja pengelola, termasuk penanganan isuisu strategis yang mengemuka. Lebih lanjut hal ini akanmendasari konsep
kebijakan dan strategi daerah dalam pengembangan SPAM.
Jakstrada pengembangan SPAM Kabupaten Bogor disusun berdasarkan
Kebijakan dan Stratregi Pengembangan SPAM Nasional dan Rancangan
Induk Penyediaan Air Minum yang berlaku. Langkah strategis
pengembangan SPAM jaringan perpipaan jangka menengah pada dasarnya
melanjutkan strategi bisnis plan PDAM -TK yang sebagian telah diselenggara
dalam periode 2013-2017 (Tahap I fase-1). Dalam perjalannya dianggap
perlu untuk melengkapinya dengan beberapa poin/isu strategis tambahan
sesuai urgensinya, serta perkembangan kebutuhan saat kini adalah sebagai
diurai dibawah ini:

- Mempertahankan konsistensi dan intensifikasi upaya peningkatan
cakupan pelayanan air minum. Baik Sistem Penyediaan Air Minum Bukan
Jaringan Perpipaan (SPAM-BJP) terlindungi maupun pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum Jaringan Perpipaan (SPAM-JP) bagi seluruh
penduduk kabupaten. Sehingga akses 100% dapat dicapai, sebagai solusi
antara. Baru dalam program pengembangan SPAM jangka menengah
Tahap-2 upaya peningkatan SPAM-BJP menjadi SPAM-JP lebih
diintensifkan.

- Meningkatkan upaya penerimaan finansial antara lain melalui
pemberlakuan tarif progresif, efisiensi operasi, penerapan subsidi silang
hasil kalkulasi per cabang pelayanan (tidak digeneralisasi), peningkatan
produktivitas pegawai, penurunan Non Reveneu Water (NRW) dan

peningkatan dedikasi karyawan, mengoptimalisasi kapasitas tepasang
terutama sumber mata air potensial yang relatif paling rendah biaya
operasinya, keseluruhannya dalam rangka menjaga kesehatan keuangan
perusahaan.
- Meningkatkan kapasitas produksi dan distribusi terutama di kawasan tertinggal,
rawan air dan kawasan kumuh perkotaan.

- Rencana peningkatan kualitas pelayanan melalui upaya profesionalisasi
SDM penunjang diselenggara antara lain dalam rangka menegakkan
aspek 3K (Kuantitas, Kualitas dan Kontinuitas) dalam penyelenggaraan
SPAM, yang pada dasarnya mengarah pada rencana peningkatan kualitas
hasil produksi sehingga berkualitas air minum.

- Berupaya menurunkan kapasitas menganggur serta angka kehilangan air
melalui kegiatan rutin yang khusus diselenggarakan untuk itu, mengarah
pada rencana peningkatan efisiensi operasi secara keseluruhan.

- Tindak lanjut optimalisasi kapasitas produksi dan pipa distribusi
eksisting dimaksud baru dapat dianggap layak untuk diselenggara secara
totalitas, apabila berdasar hasil analisis ekonomi dan dapat pertimbangan
komprehensif disimpulkan bahwa biaya perbaikan memang jauh lebih
rendah dibanding manfaat keuntungan yang diharapkan (quick yielding)
dalam periode jangka menengah.
- Mempertahankan intensifikasi koordinasi, konsolidasi, dan sosialisasi dalam
menyajikan kuantifikasi perkembangan kegiatan sektoral secara

B a b V I I R e n c a n a P e m b a n g u n a n I n f r a s t r u k t u r C i p t a K a r y a | VII-40

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

tepat kepada setiap pemangku kepentingan terkait mengenai kondisi
penyelenggaraan SPAM-JP (termasuk SPAM- BJP) yang tengah
berlangsung. Sehingga masing-masing sektor dapat saling mengisi
berdasar tolok ukur cakupan akses yang disepakatisecara nasional.

- Mengoptimalisasi pengelolaan sumber dana pengembangan SPAM seperti
program bantuan/penyertaan modal pemerintah (APBN, APBD-Prov,
APBD) termasuk dana pengembangan desa maupun dana Corporate Social
Responsibility (CSR) serta dana internal PDAM sendiri sehingga dapat
terhimpun dana investasi yang minimal dapat dimanfaatkan guna
mencapai cakupan pelayanan SPAM terlindungi yang dikehendaki.
Kegiatan rutin yang sementara ini dianggap cukup strategis dalam
menunjang kepentingan Pemerintah Kabupaten adalah rencana
pengembangan SPAM-JP Perdesaan Provinsi serta bantuan proyek Pusat.
Usulan daerah berkaitan program pembangunan infrastruktur desa ini
(dana APBD-Prov dan APBN) perlu ditangani secara intens diantara lain
dengan menyediakan seluruh data yang diperlukan.

- Merancang pemenuhan kebutuhan air baku jangka panjang dalam rangka
meminimasi proses degradasi lingkungan yang kini berlangsung semakin
intens. Kondisi ini meningkatkan kebutuhan akan adanya suatu badan
otorita pemanfaatan air baku di daerah terutama di kawasan-kawasan
strategis dan kawasan andalan Nasional sehingga dapat menata dan lebih
mengefisienkan pemanfaatan sumber daya air yang ada sebagaimana
mestinya.
Rangkaian strategi implementasi diatas, dalam konteks perencanaan
pengembangan SPAM jangka panjang daerah, tergolong sebagai langkah
perintisan yang paling mendasar, sehingga diharapkan kedepan mampu
menjadi landasan yang kuat dalam penanganan percepatan pencapaian
cakupan pelayanan SPAM-JP > 85% pada awal tahap-2 (2019/2021).
B. Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM Perpipaan PDAM Tirta Kahuripan
Berdasarkan data SIMSPAM yang terkumpul sampai akhir tahun 2014, PDAM
Tirta Kahuripan mempunyai 12 cabang, dengan kategori pelayanan kota
sebanyak 6 cabang dan pelayanan desa sebanyak 6 cabang. Semua cabang dalam
kondisi SEHAT. Dari segi peraturan, PDAM Tirta Kahuripan telah memiliki Perda
terkait air tanah, yaitu Perda Kabupaten Bogor No. 5 Tahun 2011, tanggal 29
April 2011 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Dasar Air Sebagai Dasar
Penetapan Nilai Perolehan Air Tanah.

Berikut ini rekapitulasi data pelayanan PDAM Tirta Kahuripan sampai tahun
2014. Sedangkan data selengkapnya untuk setiap cabang pelayanan dapat
dilihat di lampiran.

B a b V I I R e n c a n a P e m b a n g u n a n I n f r a s t r u k t u r C i p t a K a r y a | VII-41

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Tabel 7.10 Data Teknis Dan Keuangan Pelayanan PDAM Tirta Kahuripan
No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7

URAIAN

SATUAN

DATA TEKNIS EKSISTING
Kapasitas Terpasang (Installed Capacity)
Kapasitas Produksi (Production Capacity)
Kapasitas Distribusi (Distributed Capacity)
Kapasitas Air Terjual (Revenue Water)
Kapasitas Belum Terpakai (Idle Capacity)
Jumlah Sambungan Rumah/ Langganan (SR)
Jumlah Hidran Umum/ Sambungan Komunal
Jumlah Penduduk Terlayani
Persentase Pelayanan
Kehilangan Air
DATA KEUANGAN DAN SDM
Tarif Dasar
Tarif rata-rata
Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Penjualan (Full Cost Recovery)
Jumlah Utang (bila ada)
Program Restrukturisasi PDAM
Biaya Operasional dan Pemeliharaan (rata-rata per tahun)

TAHUN
2011

2012

2013

2014

m3/tahun
m3/tahun
m3/tahun
m3/tahun
m3/tahun
Unit
Unit
Jiwa
%
%

70.246.440 176.680.440
60.442.403 153.485.352
54.740.232 57.910.659
39.317.333 39.317.333
9.804.037 23.195.088
154.599
154.599
812
812
706.017
1.008.794
14,83%
15,48%
28,12%
32,13%

76.158.146
64.817.625
61.327.495
43.013.315
11.340.521
140.041
871.284
13,90%
27,47%

76.158.146
64.817.625
60.873.588
43.013.434
11.340.521
138.386
861.054
13,30%
28,75%

Rp/m3
Rp/m3
Rp/m3
Rp/m3
Rp/m3
Ikut/Tidak
Rp. Juta

1.100
1.100
3.478
4.405
4.405
4.787
3.389
3.389
3.478
3.925
3.925
3.972
25.241
23.400
TIDAK IKUT TIDAK IKUT TIDAK IKUT
157
162

3.478
4.787
3.478
3.972
-

Sumber: SIM SPAM PDAM Tirta Kahuripan 2011-2014

Dari tabel 7.10 di atas, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain
adalah:
-

-

Kapasitas terpasang dan produksi pada tahun 2012 mengalami
peningkatan dibanding tahun 2011. Hal ini terjadi karena pada tahun
tersebut telah dibangun IPA yang baru. Akan tetapi tahun berikutnya
terjadi penurunan kembali. Hal ini terjadi karena IPA baru tersebut belum
dapat digunakan karena jaringan distribusi yang ada saat ini belum
mendukung pemanfaatan air olahan IPA tersebut.
Jumlah SR dari tahun ke tahun mengalami penurunan, meskipun jumlah
air yang didistribusikan dan yang terjual meningkat. Hal ini terjadi karena
pelayanan PDAM yang masih harus ditingkatkan maupun kesadaran
masyarakat yang masih kurang akan pentingnya air bersih sehingga
banyak pelanggan yang menutup sambungan rumahnya. Hal ini juga
ditunjukkan dengan penurunan jumlah penduduk yang terlayani dan
persentase pelayanan PDAM.

Jumlah penduduk pada tahun 2014 adalah sebanyak 5.226.098 jiwa dengan
kebutuhan air minum sebesar 11.022.817 l/hari.
Tabel 7.11 Data Eksisting Jumlah Penduduk dan Kebutuhan Air Minum
Tahun
2013

Penduduk (Jiwa)
4.626.937

2014

5.226.098

Kebutuhan Air (L/hari)
9.762.837
11.022.817

Sumber: Potensi Desa, 2014

B a b V I I R e n c a n a P e m b a n g u n a n I n f r a s t r u k t u r C i p t a K a r y a | VII-42

162

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Data Eksisting Penduduk dan Kebutuhan Air
Kabupaten Bogor
12000000,0
10000000,0

Penduduk
(Jiwa)

8000000,0
6000000,0

Kebutuhan Air
(L/hari)

4000000,0
2000000,0
2013

2014

Gambar 7.5 Grafik Penduduk dan Kebutuhan Air Kabupaten Bogor
Sumber: Potensi Desa, 2014
Prosentase kondisi eksisting akses air minum Kabupaten Bogor dalam
bentuk tabel dan grafik sebagai berikut:
Tabel 7.12 Prosentase Kondisi Eksisting Akses Air Minum
BJP-T
BJP-TT
No
Tahun
JP (%)
(%)
(%)
1
Tahun 2010
3,17
61,28
35,55
2
Tahun 2011
3,17
68,28
28,55
3
Tahun 2012
3,29
70,18
26,53
4
Tahun 2013
6,65
68,20
25,15
5
Tahun 2014
17,65
60,17
22,18
Sumber: (Potensi Desa, 2014); (Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor,
2014); (PDAM Tirta Kahuripan, 2014)
Keterangan: JP (Jaringan Perpipaan); BJP-T (Bukan Jaringan Perpipaan
Terlindungi); BJP-TT (Bukan Jaringan Perpipaan Tidak Terlindungi)

Prosentase Akses Air Minum Kabupaten Bogor
Tahun 2010-2014
100,00
80,00
60,00

BJP-TT
BJP-T

40,00

JP
20,00
0,00
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Gambar 7.6 Grafik Prosentase Kondisi Eksisting Akses Air Minum Sumber: (Potensi Desa, 2014); (Dinas
Kesehatan Kabupaten Bogor, 2014); (PDAM Tirta Kahuripan, 2014)

B a b V I I R e n c a n a P e m b a n g u n a n I n f r a s t r u k t u r C i p t a K a r y a | VII-43

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Tabel 7. 13 Sumber Air Baku, Unit Produksi, Kapasitas Reservoir dan Daerah Pelayanan Eksist
No

A
1

2

Sumber Air Baku

Sub Sistem/zona Barat
Cabang 8
Sungai Cimanceuri
Cabang 5
Sungai Cianten
Sungai Citeureup
Cabang 5
Mata Air Ciampea

Sub Total
B
Sub Sistem/zona Tengah
1
Cabang 11
Sungai Ciliwung
Cabang 7
2

Sungai Ciliwung
Cabang 6
Mata air Ciburial
Mata air Cikahuripan
Cabang 10
Mata air Cijeruk
Mata air Citiis
Mata air Cibedug
Mata air Katulampa
Mata air Gn. Salak Permai
Mata air Brujul

Sub Total
C
Sub Sistem/zona Timur
3
Cabang 12
Sungai Ciereng
Sungai Cibeet

Unit Produksi

Kapasitas

Kapasitas

Sisa

Ka

Terpasang
(l/detik)

Produksi
(l/detik)

Kapasitas
(l/detik)

Re
(m3

IPA Parung Panjang

100

67.2

32.8

1,000

IPA Cibungbulang

60

54.9

5.1

1,000

IPA Leuwiliang

20

24.4

(4.4)

300

Broncaptering Ciampea

2.5

1.5

1

-

182.5

148

38.9

2,300

IPA Cibinong

350

320.6

29.4

2,000

IPA Kedung Halang

70

75.1

(5.1)

650

Broncaptering Ciburial
Broncaptering Cikahuripan

485
120

467.5
126.1

17.5
(6,5)

650
3,000

Broncaptering Cijeruk
Broncaptering Citiis
Broncaptering Cibedug
Broncaptering Katulampa
Broncaptering Gn. Salak Permai
Broncaptering Brujul

25
10
19
12
3
25

19.5
6.8
14.5
12.4
1.7
25.9

5.5
3.2
4.5
(0.4)
1.3
(0.9)

500
150
30
100
200

1.119

1070.1

61.4

7,280

10
20

11.8
1.5

(1.8)
18.5

250
600

IPA Setwalpres Jonggol
IPA Cariu

Bab VII Rencana Pembangunan Infrastruktur Ci

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019
Cabang 9
Sungai Cikeas
Sungai Cikeas
Cabang 9
Air Tanah Dalam Cileungsi
Air Tanah Dalam Limus nunggal
Air Tanah Dalam Legenda Wisata
Air Tanah Dalam Kota Wisata H
Air Tanah Dalam Kota Wisata P
Air Tanah Dalam Kota Wisata O
Air Tanah Dalam Kota Wisata STO
Cabang 12
Mata Air Sodong
Sub Total
D
Sub Sistem/zona Depok
Cabang 1
Sungai Ciliwung
Sungai Krukut
Sungai Angke
Cabang 2
Sungai Ciliwung

Cabang 4
Air Tanah Dalam Permata Puri
Air Tanah Dalam Laguna
Sub Total
Total

IPA Gunung Putri

150

143

7

1,500

IPA Bukit Golf

50

14.1

35.9

1,500

Sumur Bor Cileungsi
Sumur Bor Limus Nunggal
Sumur Bor Legenda Wisata
Sumur Bor Kota Wisata H
Sumur Bor Kota Wisata P
Sumur Bor Kota Wisata O
Sumur Bor Kota Wisata STO

32
15
22