PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA ANTARA SISWA DENGAN SISWI KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mempe

  

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA

ANTARA SISWA DENGAN SISWI KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

Oleh:

Lucia Nurcahyaningsih

NIM : 051114007

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

  

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

   

  

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA

ANTARA SISWA DENGAN SISWI KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

Oleh:

Lucia Nurcahyaningsih

NIM : 051114007

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

  

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

  i   ii  

iii  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  iv  

  “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia”.

  (Yakobus 1 : 12)

  Skripsi ini dipersembahkan untuk : 1.

  Ibu yang telah memberikan doa, dukungan, semangat dan materi untuk menyelesaikan skripsi ini.

  2. St. Aris Widarto yang telah memberikan dukungan, semangat, perhatian dan doa selama ini.

  3. Dunia pendidikan yang telah mendidik dan membimbingku selama menuntut ilmu.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 21 Januari 2011 Penulis

  Lucia Nurcahyaningsih v

   

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN UMUM

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Nama : Lucia Nurcahyaningsih Nomor Mahasiswa : 051114007 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul : “PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA

  

ANTARA SISWA DENGAN SISWI KELAS VII SMP TAMAN DEWASA

JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN” beserta perangkat yang

diperlukan (bila ada).

  Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 21 Januari 2011 Yang menyatakan, Lucia Nurcahyaningsih vi  

  

ABSTRAK

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA

ANTARA SISWA DENGAN SISWI KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

  

Lucia Nurcahyaningsih

051114007

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Masalah pertama yang diteliti adalah “Apakah ada perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010?” Masalah yang kedua adalah “Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai sebagai implikasi dari hasil penelitian?”.

  Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang berjumlah 152 siswa. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket motivasi belajar matematika. Angket ini terdiri atas 8 aspek motivasi belajar matematika yaitu kesenangan dan kenikmatan belajar, orientasi terhadap penguasaan materi, hasrat ingin tahu, keuletan dalam mengerjakan tugas, keterlibatan yang tinggi pada tugas, orientasi terhadap tugas-tugas yang menantang/sulit dan baru, memperhatikan waktu dalam penyelesaian tugas serta menetapkan tujuan yang realistis. Validitas yang diperiksa adalah validitas konstruk. Validitas konstruk adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat ukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat ukur. Uji reliabilitas yang digunakan metode belah dua, kemudian penghitungan korelasi reliabilitas digunakan teknik Product-Moment dan Spearman-Brown. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu, (nilai t hitung = 1,59; taraf signifikan 5 % dengan dk = 28, nilai t tabel = 2,048). Berdasarkan hasil penelitian selanjutnya, diusulkan topik-topik bimbingan yang sesuai sebagai implikasi dari hasil penelitian. Topik-topik tersebut adalah: Tanggung jawab dalam penyelesaian tugas matematika, Cara belajar matematika yang efektif dan efisien, Kemampuan belajar matematika. vii

   

  

ABSTRACT

THE DIFFERENCE OF LEARNING MOTIVATION OF MATHEMATIC

SUBJECT BETWEEN THE VII GRADE MALE AND FEMALE STUDENTS

  

IN TAMAN DEWASA JUNIOR HIGH SCHOOL JETIS YOGYAKARTA

ACADEMIC PERIOD OF 2009/2010 AND ITS IMPLEMENTATION

TOWARDS THE PROPOSAL ON COUNSELING TOPICS

Lucia Nurchayaningsih

  

051114007

  This research is aimed to know about the difference of learning motivation of mathematic subject between the VII grade male and female students in Taman Dewasa Junior High School Jetis Yogyakarta in academic period of 2009/2010. The first problem studied was “whether there any difference of learning motivation of mathematic subject between the VII grade male and female students in Taman Dewasa Junior High School Jetis Yogyakarta in academic period of 2009/2010?” The second problem is “Which are the counseling topics appropriate as the implication of the study result?”

  The subject of this research was the seventh graders grade students in Taman Dewasa Junior High School Jetis Yogyakarta, in total of152 students. The instrument used in this research was the questionnaire on motivation of mathematic learning. This questionnaire comprised of 8 aspects of mathematic learning motivation, i.e. favorable and enjoyable of doing task, high involvement in task, orientation towards the new and challenging/ difficult tasks, considering the time in complaint task as well as determine the realistic purpose. The validity examined was construct validity. Construct validity is a validity showing what extent to a content of test or measurement tool. The reliability test used was multiple methods, and then the calculation of reliability correlation used the Product-Moment and Spearman-Brown correlation. The technique of data analysis used was the t-test.

  The result of this research showed there is no difference of learning motivation of mathematic subject between the VII grade male and female students in Taman Dewasa Junior High School Jetis Yogyakarta in academic period of 2009/2010. The result of tis research gained, (t value= 1,56; significance level of

  count

  5% by dk = 28, t value = 2,048). Based on the result of this research, it is proposed

  tale

  the topics of counseling which are appropriate as implication of the result of research. These topics are: Responsibility of finishing mathematic task, effective and efficient mathematic learning method, capability of learning mathematic. viii

   

KATA PENGANTAR

  ix  

  Puji dan syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Diucapkan terima kasih pula kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih ditujukan kepada : 1.

  Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

  2. Dra. M. J. Retno Priyani, M. Si., sebagai dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati telah memberikan bimbingan, petunjuk, saran, dan dorongan selama menyelesaikan skripsi ini.

  3. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai dosen penguji yang dengan penuh kesabaran memberikan petunjuk, saran selama menyelesaikan skripsi ini.

  4. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A., sebagai dosen penguji yang dengan penuh kesabaran memberikan petunjuk, saran selama menyelesaikan skripsi ini.

  5. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah banyak memberikan bekal dan bantuan selama menjalani tugas studi.

  6. Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta, yang telah memberikan ijin mengadakan uji coba alat. x   7.

  Kepala Sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta, yang telah memberikan ijin mengadakan penelitian.

  8. Ibu Gregoria Sumarjani, yang selalu memberikan cinta kasih, dukungan, doa, semangat dan materi.

  9. St. Aris Widarto yang telah memberikan cinta, doa, dukungan, semangat, perhatian selama menyelesaikan skripsi ini.

  10. Sahabat penulis: Ardi, Hendra, Beatrik, Rini, Andre, Dian, dan semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling. Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini diterima dengan senang hati.

  Yogyakarta, 21Januari 2011 ( Lucia Nurcahyaningsih )

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………….. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………... v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………………... vi ABSTRAK …………………………………………………………………….... vii ABSTRACT ……………………………………………………………………. viii KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. ix DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. x DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. xiv DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………..... xv

  BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1 A. Masalah …………………………………………………………..

  1 Latar Belakang

  B. Masalah …………………………………………………………………. 4 Rumusan

  C. Penelitian ………………………………………………………………….. 4 Tujuan D.

  Manfaat Penelitian …………………………………………………….......... 5 E. Batasan Istilah ………………………………………………………………. 5

  BAB II. KAJIAN TEORI ………………………………………………………. 6 A. Motivasi Belajar ……………………………………………………………. 6 1. Pengertian Motivasi Belajar ……………………………………………. 6 2. Macam-macam Motivasi Belajar ………………………………………. 8 3.

  11 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar …………………. xi

   

  B.

  Mata Pelajaran Matematika …………………………………………........... 15 1.

  Pengertian Mata Pelajaran Matematika …………………………........... 15 2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Matematika ……………………….. 16 C.

  17 Aspek-aspek Motivasi Belajar Matematika ………………………………..

  D.

  20 Motivasi Belajar Matematika pada Laki-laki dan Perempuan …………….

  1.

  20 Motivasi Belajar Matematika pada Laki-laki ………………………….

  2.

  21 Motivasi Belajar Matematika pada Perempuan ………………………..

  3. Perbedaan Motivasi Belajar Matematika pada Laki-laki dan Perempuan …………………………………………………………

  23 E.

  24 Peranan Guru Pembimbing dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ……… F. Hipotesis …………………………………………………………………... 27

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………………………………….. 28 A.

  28 Jenis Penelitian …………………………………………………………….

  B.

  28 Subjek Penelitian …………………………………………………………..

  C.

  29 Alat Pengumpul Data ……………………………………………………… 1.

  29 Angket Motivasi Belajar Matematika …………………………….........

  2.

  30 Uji Coba Penelitian …………………………………………………….

  3.

  31 Menentukan Validitas dan Reliabilitas …………………………...........

  a.

  31 Validitas ……………………………………………………............

  b.

  Reliabilitas …………………………………………………............. 32 D.

  34 Pengumpulan Data ………………………………………………………… E.

  35 Teknik Analisis Data ……………………………………………………… xii  

  BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………….. 38 A. Hasil Penelitian ………………………………………………………......... 38 B. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………………..... 42 BAB V. USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN YANG SESUAI UNTUK SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SEBAGAI IMPLIKASI HASIL PENELITIAN…………………………………………………………. 45 BAB VI. PENUTUP …………………………………………………………… 64 A. Kesimpulan ………………………………………………………………… 64 B. Saran ……………………………………………………………………….. 64 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 66 LAMPIRAN …………………………………………………………………… 69 xiii

   

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 : Rincian Aspek dan Nomer-nomer Item untuk Uji Coba Penelitian …

  30 Tabel 2 : Rincian Aspek dan Nomer-nomer Item untuk Penelitian……………..

  31 Tabel 3 : Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas suatu Tes ……................... 33 Tabel 4 : Jadwal Pengumpulan Data Penelitian ………………........................... 34 Tabel 5 : Motivasi Belajar Matematika Siswa Berdasarkan Aspek-aspek …….. 39 Tabel 6 : Usulan Topik-Topik Bimbingan yang Sesuai Untuk Siswa Kelas

  VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Sebagai Implikasi dari Hasil Penelitian ………………………………………………………

  45 xiv

   

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Angket Motivasi Belajar Matematika ……………………………. 69 Lampiran 2 : Tabulasi Data Uji Coba …………………………………………... 74 Lampiran 3 : Data Uji Coba Validitas Angket …………………………………. 80 Lampiran 4 : Reliability Analysis ………………………………………………. 85 Lampiran 5 : Tabel Persiapan Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Mata

  Pelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta ……………………………………………………… 87

  Lampiran 6 : Perhitungan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Mata Pelajaran Matematika ……………………………………………………… 89 Lampiran 7 : Tabulasi Data Penelitian ………………………………................

  90 Lampiran 8 : Hasil Perhitungan Uji-t Secara Keseluruhan …………………….

  98 Lampiran 9 : Surat Keterangan Ijin Uji Coba Penelitian ………………............ 102 Lampiran 10: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Uji Coba ………………. 103 Lampiran 11: Surat Keterangan Ijin Penelitian ………………………………… 104 Lampiran 12: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian …………….... 105 xv  

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang. Belajar

  dapat dilakukan dimana saja baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam kegiatan belajar di sekolah maupun di luar sekolah, siswa membutuhkan adanya motivasi dalam belajar. Motivasi mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Motivasi sangat penting, karena motivasi merupakan konsep yang menjelaskan alasan seseorang berperilaku. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal (Hamalik, 2007). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa apabila siswa tidak memiliki motivasi dalam belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri siswa. Ada dua macam motivasi yang mempengaruhi siswa untuk belajar, yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri siswa (intrinsik) dan dorongan dari luar (ekstrinsik).

  Apabila motivasi siswa itu rendah, maka dapat dikatakan bahwa prestasi yang bersangkutan akan rendah dan besar kemungkinan siswa tidak akan mencapai tujuan belajar. Bila hal ini tidak diperhatikan, tidak dibantu, maka siswa gagal dalam belajar (Anni, 2004:112).

  Motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang hati karena didorong motivasi. Dengan adanya motivasi yang tinggi yang ada dalam diri siswa, maka akan menumbuhkan kesadaran bahwa belajar adalah hal yang sangat penting bagi mereka dan untuk masa depan mereka sendiri.

  Apabila ada siswa yang mengalami penurunan dalam motivasi belajar, khususnya mata pelajaran matematika yang dianggap sulit oleh siswa, berarti siswa cenderung tidak belajar sungguh-sungguh, antara lain: kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran, lupa mengerjakan tugas/PR, kurang persiapan dalam ujian, kurangnya minat untuk membaca, tidak mau bertanya apabila mengalami kesulitan atau tidak jelas dengan materi pelajaran.

  Belajar matematika selama ini masih kurang diminati oleh para siswa, bahkan belajar matematika seakan menakutkan bagi siswa. Beberapa para ahli matematika seperti Ruseffendi (1984:15), mengatakan bahwa kelemahan matematika pada siswa Indonesia, disebabkan karena pelajaran matematika di sekolah ditakuti bahkan dibenci oleh siswa. Menurut Sriyanto (2004) sikap negatif seperti ini muncul karena adanya persepsi bahwa pelajaran matematika dianggap sulit. Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran yang sulit, diantaranya disebabkan karena karakteristik materi matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang membingungkan.

  Gollmick dan Sadker (Prayitno, 1989) mengatakan bahwa siswa laki-laki memiliki kemampuan belajar yang lebih kreatif, mandiri, berprestasi tinggi, gigih, percaya diri dan berkemampuan memecahkan masalah. Siswa perempuan memiliki kemampuan belajar yang lebih pasif, tergantung pada guru (tidak mandiri), takut, kurang bersemangat, tertarik dengan masalah-masalah yang sederhana dan bersifat kerumah tanggaan, tertarik pada penampilan fisik, dan kurang tertarik pada masalah akademik.

  Berdasarkan hasil penelitian Maccoby dan Jacklin (Santrock, 2007), laki- laki memiliki kemampuan keruangan visual dan matematika yang lebih baik dibandingkan perempuan, sementara perempuan memiliki kemampuan verbal yang lebih baik dibandingkan laki-laki. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Guilford (Akbar, 2010), menyatakan bahwa otak kanan pada laki-laki lebih berkembang baik dalam kemampuan matematika dan sains, dan sebaliknya otak kiri perempuan lebih berkembang baik dalam kemampuan verbal.

  Laki-laki biasanya mempunyai otak yang lebih besar 10 sampai 15 persen daripada otak perempuan Ankey (Jensen, 2008). Pada umumnya perempuan, memiliki komisura anterior (kumpulan serat antarbelahan otak) lebih besar daripada laki-laki. Kelebihan ini memungkinkan perempuan untuk mengingat informasi verbal dan nonverbal dengan lebih efisien Allen dan Gorski (Jensen, 2008).

  Para ahli perkembangan neuro-anatomi meyakini bahwa laki-laki melebih perempuan dalam tugas-tugas spasial, dan perempuan melebihi laki-laki dalam keterampilan verbal dan membaca (Jensen, 2008). Hal ini membuktikan bahwa memang ada perbedaan jenis kelamin di dalam kemampuan penalaran matematika dan sains, dimana yang lebih unggul adalah laki-laki daripada perempuan.

  Melihat adanya perbedaan jenis kelamin di dalam kemampuan penalaran matematika, diharapkan guru pembimbing dapat menyikapi perbedaan yang ada dan membantu siswa agar termotivasi dalam belajar khususnya mata pelajaran matematika dengan meningkatkan pelayanan bimbingan di sekolah melalui usulan topik-topik bimbingan yang sesuai sebagai implikasi.

  Penelitian ini diadakan untuk memperoleh gambaran mengenai perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta. Hasil dari penelitian akan digunakan untuk mengusulkan topik-topik bimbingan yang sesuai.

  B. Rumusan Masalah

  Permasalahan pokok dalam penilaian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun Ajaran 2009/2010? 2. Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai sebagai implikasi dari hasil penelitian?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Memperoleh gambaran mengenai perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman

  Dewasa Jetis Yogyakarta tahun Ajaran 2009/2010.

2. Menyusun topik-topik bimbingan yang sesuai sebagai implikasi dari hasil penelitian.

D. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan memberi manfaat pada beberapa pihak sebagai berikut:

  1. Guru Pembimbing.

  Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun Pelajaran 2009/2010, guru pembimbing dapat mengembangkan topik-topik bimbingan pengembangan motivasi belajar yang sesuai melalui pelayanan bimbingan klasikal di sekolah.

  2. Peneliti.

  Dapat mengetahui gambaran mengenai perbedaan motivasi belajar mata pelajaran matematika antara siswa dengan siswi kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun Pelajaran 2009/2010.

E. Batasan Istilah 1.

  Motivasi belajar matematika adalah suatu dorongan dari dalam diri untuk mempelajari matematika.

  2. SMP Taman Dewasa Jetis berada di jalan A. M. Sangaji No. 39 Yogyakarta. Sekolah ini merupakan sekolah Swasta milik Yayasan Taman Siswa.

  3. Topik-topik bimbingan adalah tema/pokok bimbingan yang akan dibahas atau disajikan.

BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk melakukan

  suatu tindakan sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2002). Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu (Uno, 2008).

  Mc. Donald dalam Hamalik (2007), mengartikan motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Begitu pula motivasi siswa, energi dalam diri (pribadi) siswa tersebut dapat berupa semangat, sehingga perilakunya mengarah pada kegiatan yang disukai, atau minat yang disukai, mungkin juga dalam motivasi belajar.

  Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan, motivasi adalah suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan karena ingin mencapai tujuan tertentu dalam kehidupannya.

  Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Dalam pengertian yang luas, motivasi belajar adalah suatu nilai dan suatu dorongan untuk belajar.

  Winkel (1983:27) mengemukakan pengertian motivasi belajar sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan belajar yang dikehendaki oleh siswa, yakni proses belajar yang baik, dapat tercapai. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa.

  Uno (2008) Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator meliputi: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

  Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar.

  Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang hati karena didorong motivasi. Dengan adanya motivasi yang tinggi yang ada dalam diri siswa, maka akan menumbuhkan keikhlasan dalam belajar dan kesadaran bahwa belajar adalah hal yang sangat penting bagi mereka dan untuk masa depan mereka sendiri di hari kelak. Bahkan motivasi yang tinggi akan menjadikan mereka mempunyai tekad yang kuat untuk belajar dan bersedia menghadapi segala kesulitan-kesulitan yang datang dalam kegiatan belajar para siswa. Motivasi siswa untuk belajar sangat penting dalam proses pembelajaran, dan tentunya motivasi yang tinggi dalam belajar akan meningkatkan prestasi siswa.

  Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan di sebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi belajar sehinga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuannya yang rendah, tetapi mungkin disebabkan oleh tidak ada dorongan atau motivasi. Peranan guru sangat penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di dalam kelas. Guru membantu siswa untuk mencapai kebutuhan dengan menciptakan suasana kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

  Dari pengertian motivasi belajar yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan, bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan dari dalam maupun dari luar diri siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, sehingga nantinya siswa dapat belajar dengan baik.

2. Macam-macam motivasi belajar

  Motivasi belajar dibahas dalam dua bentuk, yaitu motivasi belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik. Kedua motivasi belajar ini ada pada diri subyek dan memberikan arah pada kegiatan subyek. a) Motivasi Belajar Intrinsik

  Motivasi belajar intrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di dalam belajar (Kock, 1981). Siswa belajar karena di dorong oleh keinginan untuk mengetahui sesuatu.

  Sardiman (2008) berpendapat bahwa, motivasi belajar intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya, seorang siswa melakukan kegiatan belajar, karena ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain. Apabila siswa telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.

  Djamarah (2008) mengemukakan bahwa motivasi belajar itu intrinsik bila tujuannya tidak dapat terlepas atau melekat dengan situasi belajar, kebutuhan serta tujuan siswa untuk menguasai nilai- nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Misalnya, siswa cenderung mengerjakan tugas-tugas yang menantang dan berusaha untuk mencari dan menemukan penyelesaiannya sendiri. Siswa termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah melainkan ingin mendapatkan ilmu atau pengetahuan.

  Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa motivasi belajar intrinsik adalah suatu dorongan untuk mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.

  b) Motivasi Belajar Ekstrinsik

  Motivasi belajar ekstrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di luar perbuatan belajar (Kock, 1981).

  Siswa belajar Menurut Sardiman (2008) motivasi belajar ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh, seorang siswa itu belajar, dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh guru, orang tua atau teman-temanya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah.

  Motivasi belajar ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak baik dalam pendidikan. Motivasi belajar ekstrinsik diperlukan agar siswa mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat siswa dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi belajar ekstrinsik dan menggunakannya dalam rangka menunjang proses interaksi belajar mengajar di kelas (Djamarah, 2008).

  Sardiman (2008) menegaskan, bukan berarti bahwa motivasi belajar ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi belajar ekstrinsik sangat perlu dan tetap dibutuhkan, karena keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga perlu motivasi belajar ekstrinsik.

  Motivasi belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik berfungsi sebagai pendorong, penggerak sikap yang terwujud dalam suatu perbuatan yaitu belajar. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat mencapai prestasi yang baik.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

  Siswa yang melakukan kegiatan belajar mengalami suatu proses yang menghasilkan perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, sehingga pada akhirnya diperoleh prestasi belajar yang baik. Perubahan- perubahan yang terjadi tergantung pada bermacam-macam faktor. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Faktor- faktor tesebut adalah: a.

  Minat Menurut Slameto (2010), minat adalah suatu keterikatan atau ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

  Siswa yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara terus-menerus dengan rasa senang. Jika siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajarinya.

  Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Proses belajar akan berjalan lancar apabila disertai minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa dalam rentang waktu tertentu.

  b.

  Hasrat untuk Belajar Djamarah (2008) mengemukakan, hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan pada diri siswa, sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Siswa yang memiliki hasrat untuk belajar akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang tidak memiliki hasrat untuk belajar.

  c.

  Ingin Memperoleh Nilai Djamarah (2008) mengemukakan, siswa yang hanya ingin memperoleh nilai terbaik (to gain to good mark) memiliki motivasi dan tingkat partisipasi yang tinggi dalam proses kegiatan belajar di kelas. Namun, biasanya motivasi dan partisipasi yang dimiliki oleh siswa ini bersifat labil karena bagi mereka yang penting adalah tahu topik pelajaran mana yang akan keluar saat ujian, kuis, atau tes-tes yang lain, sehingga cara belajar mereka cenderung menghafal, bukan benar-benar memahami topik pelajaran. Kebanyakan siswa yang melakukan kegiatan belajar memiliki tujuan hanya mengejar nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport dengan angka baik saja. Angka- angka yang baik itu bagi siswa merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang bermakna, karena siswa belum menemukan tujuan utamanya dalam belajar, yaitu memahami bahan yang dipelajarinya, supaya dapat berguna bagi kehidupannya.

  d.

  Kemampuan Belajar Slameto (2010) mengemukakan, dalam belajar dibutuhkan beberapa kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat pada diri siswa, misalnya pengamatan, ingatan, daya pikir, fantasi.

  Orang belajar dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari. Pengamatan dilakukan dengan mengfungsikan panca indera. Makin baik pengamatan seseorang, makin jelas tanggapan yang terekan dalam dirinya, dan makin mudah memproduksi atau mengingat dan mengolahnya dengan berpikir, sehingga memperoleh sesuatu yang baru. Daya fantasi juga sangat berpengaruh terhadap perolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

  Jadi, siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih bermotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses, sehingga kesuksesan ini memperkuat motivasinya dalam belajar.

  e.

  Metode Mengajar Guru Menurut Slameto (2010), metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Sikap dan cara guru mengajar merupakan faktor yang penting dalam menentukan hasil belajar siswa. Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi misalnya guru kurang persiapan, kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa, atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.

  Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja, menyebabkan siswa bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja.

  Guru yang progresif, berani mencoba metode-metode baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

  f.

  Lingkungan Belajar yang Kondusif Menurut Slameto (2010), membedakan suasana lingkungan belajar menjadi dua, yaitu suasana lingkungan nonsosial dan suasana lingkungan sosial. Yang dimaksud dengan suasana lingkungan nonsosial adalah kondisi tata laksana ruangan tempat belajar. Suasana lingkungan sosial yang dimaksud adalah faktor hubungan sesama manusia yang turut mempengaruhi kegiatan belajar seseorang. Proses belajar yang dilakukan seseorang sangat dipengaruhi oleh hubungan dengan sesama manusia dilihat melalui hubungan siswa di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat atau pergaulannya. Di dalam lingkungan keluarga dibutuhkan hubungan yang harmonis antara siswa dengan anggota keluarga (ayah, ibu, adik, kakak, dll) yang dapat menumbuhkan semangat belajar bagi siswa. Untuk mengembangkan hubungan siswa di dalam lingkungan sekolah, dapat ditunjukkan dengan adanya kedekatan antara guru dan teman-teman sekolah, sehingga terjalin hubungan yang baik dan akrab, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam hubungan siswa dengan masyarakat, dibutuhkan bentuk pergaulan yang dapat memberikan nilai lebih tersendiri dalam mengembangkan kemajuan belajar maupun pengembangan wawasan siswa, sehingga siswa akan memiliki motivasi belajar yang lebih pula.

B. Mata Pelajaran Matematika 1. Pengertian Mata Pelajaran Matematika

  Menurut bahasa Latin matematika berasal dari kata ”manthanein atau mathema” yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika

  dalam bahasa Belanda disebut “wiskunde atau ilmu pasti, yang semuanya berkaitan dengan penalaran (Depdiknas, 2003). Mata pelajaran

  matematika merupakan seperangkat kompetensi dasar ilmu pasti atau bernalar yang harus dicapai oleh siswa per kelas dan per satuan pendidikan sesuai dengan tingkat pencapaian hasil belajar (Nurhadi, 2004).

2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Matematika

  Fungsi mata pelajaran matematika adalah mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar, dan trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel (Nurhadi, 2004).

  Tujuan pelajaran matematika menurut Nurhadi (2004) adalah sebagai berikut : 1)

  Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen. 2)

Dokumen yang terkait

DESKRIPSI KECERDASAN INTRAPERSONAL PARA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR ST.YOSEF SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20062007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

0 0 142

KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DISIMAK MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20072008 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

0 0 118

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN SKRIPSI

0 0 115

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT BELAJAR SISWI -SISWI KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009 DAN USULAN TERHADAP TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidik

0 0 120

KEBIASAAN BELAJAR SISWA PUTRA DAN PUTRI KELAS VII SMP N I MARGASARI - TEGAL TAHUN PELAJARAN 20092010 DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan da

0 0 114

DESKRIPSI TINGKAT PENERIMAAN DIRI SISWA-SISWI KELAS X DAN XI SMAK SANG TIMUR YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 93

KEBIASAAN BELAJAR PARA SISWA KELAS VII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20092010

0 0 72

SURVEI PERMASALAHAN PENYESUAIAN DIRI SISWI ASRAMA STELLA DUCE SUPADI YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

0 1 141

DESKRIPSI PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PARA SISWA KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20102011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ge

0 0 122

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbinga

0 0 146