Evaluasi drug therapy problems penggunaan antibiotik pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi di RS Bethesda Yogyakarta periode tahun 2006-2008 - USD Repository
EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
PADA PASIEN KANKER SERVIKS YANG MENJALANI KEMOTERAPI
DI RS BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2006-2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi Oleh:
Regina Citra Dewanti NIM : 06 8114 153
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
PADA PASIEN KANKER SERVIKS YANG MENJALANI KEMOTERAPI
DI RS BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2006-2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi Oleh:
Regina Citra Dewanti NIM : 06 8114 153
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
Halaman Persembahan
Ketika kekhawatiran datang menghampiriku… Pencobaan menghimpitku… dan jalanku terasa semakin menanjak… Tuhan Yesus berkata : “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5) “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancanganyang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah Firman
Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29:11)Kupersembahkan karya kecil ini untuk : Bapa di surga yang selalu ada di setiap langkah kehidupanku
Ibu dan Bapak terkasih yang selalu memberikan cinta dan dukungan
Sahabat-sahabatku tercinta sertaAlmamaterku Universitas Sanata Dharma yang kubanggakan
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul
“EVALUASI DRUG THERAPY PROBLEMS PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER SERVIKS YANG MENJALANI
KEMOTERAPI DI RS BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE TAHUN
2006-2008”. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, kritik, dan saran demi terselesaikannya skripsi ini, khususnya kepada :
1. Bapa di surga atas cinta dan berkat-Nya yang tak henti mengalir sepanjang hidup penuls.
2. Ibu dan Bapak, terimakasih atas cinta, pengorbanan, motivasi dan dukungan yang senantiasa diberikan.
3. Direktur RS Bethesda yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di RS Bethesda.
4. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, serta memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. dan Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji atas waktu, kritik, dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Dosen-dosen di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang tidak hanya memberikan bekal ilmu kepada penulis tetapi juga mengajarkan penulis untuk menjadi pribadi yang lebih humanis.
8. Dra. Pramuji Eko Wardani, M.A.B., Apt. selaku Kepala Instalasi Farmasi RS Bethesda yang telah bersedia meluangkan waktunya demi kelancaran penelitian ini.
9. Bapak Sis Wuryanto, S.KM. selaku Kepala Instalasi Rekam Medis beserta staf rekam medis (Bapak Zakharias Kurnia Purbobinuko dan Ibu Brigita Yuli Purwanti) atas kemurahan hatinya dalam membantu penulis mengambil data di bagian rekam medis.
10. dr. H. Rahardjo, Sp.OG selaku Ketua SMF Obstetri dan Ginekologi RS Bethesda atas kerjasamanya dan ijin yang diberikan kepada penulis untuk pengambilan data.
11. Bapak Yuson, staf bagian Pusmarsa RS Bethesda yang telah banyak membantu penulis dalam mengurus perijinan penelitian ini.
12. Bapak Warijan beserta staf bagian SDM RS Bethesda yang telah membantu penulis demi kelancaran penelitian ini.
13. Keluarga besar Marwan Partosoebroto (Pakde Pri, Bude Yeni, Pakde In, Mbak Nung, Mbak Indi, Bayu, Mas Indra, Dek Ardo, Dek Andre, Dek Lina, Dek Pandu, dan Adrian) terima kasih atas nilai-nilai hidup yang selama ini ditanamkan. Terima kasih pula atas cinta dan dukungan yang senantiasa mengalir pada penulis.
14. Sahabatku Maria Fea Yessy, terimakasih atas persahabatan yang telah terjalin selama 7 tahun ini, terimakasih atas suka, duka, tawa, tangis, dan tentunya dukungan yang senantiasa diberikan.
15. Sahabatku Dewi Susanti, terimakasih karena telah memperkaya penulis dengan perjalanan hidupnya yang luar biasa, terimakasih karena mau menjadi tempat berbagi dan berdiskusi kala penulis menemui kesulitan.
16. Sahabat-sahabatku : Cita Indah, Giri Wardhana, Citra Puspitasari, Angelina Septin, Maria Klara Dhika, Fidela Antonisca, Nugraheni Dwiari, Krisna Purna, dan Adipraja Kusuma. Terimakasih untuk persahabatan, motivasi, dan semangat yang senantiasa menyala dalam persahabatan kita.
17. Teman- teman FKK 06 khususnya kelas C : Helen, Esti, Mbak Siska, Yensi, Atik, Lita, Ayem, Mbak Rian, Henny, Riri, Vivin, Rere, Ricky, Jefry, Felix, Adi, dll serta teman- teman angkatan 2006 : Valida, Maya, Wiwit, Iren, Grace, Iren Christina, Jati, Handa, Vita, Winny, dll yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih telah menjadi bagian hidup penulis serta atas dukungan yang diberikan. Tidak lupa teman-teman KKN dukuh Gersik (Dewi, Erisa, Ambar, Adit, dan Lexy) yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis.
18. Kakak angkatan, Mbak Marlin, Mbak Sarah, Mbak Flora. Terimakasih telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu dan berdiskusi dengan penulis.
INTISARI
Kanker serviks merupakan penyakit keganasan yang terjadi pada leher rahim. Salah satu bentuk pengobatan kanker serviks adalah kemoterapi. Efek samping dari kemoterapi salah satunya adalah terjadi penekanan produksi sel-sel darah termasuk komponen sel darah putih yang mengakibatkan pasien kanker rentan terhadap infeksi. Sehingga diperlukan antibiotik untuk mengatasi infeksi yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Drug Therapy Problems (DTPs) penggunaan antibiotik pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi di RS Bethesda periode tahun 2006-2008.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Data diolah dengan analisis deskriptif dengan bantuan tabel atau gambar serta dilakukan evaluasi penggunaan antibiotiknya.
Jumlah pasien yang dianalisis sebanyak 18 pasien (20 kasus). Karakteristik usia pasien terbanyak yakni 51-60 tahun (27,78%) dengan stadium terbanyak IIa (38,89%), dan usia pasien pada saat menikah yang terbanyak yakni < 20 tahun (60%). Terdapat 12 kelas terapi obat yang digunakan oleh kasus dengan penggunaan terbesar yakni obat saluran cerna sebesar 90%. Pada penggunaan antibiotik ditemukan 8 golongan antibiotik dengan golongan terbanyak yang digunakan yaitu golongan sefalosporin sebesar 60%. Drug
Therapy Problems (DTPs) yang ditemukan adalah ada obat tanpa indikasi
sebanyak 6 kasus, butuh tambahan obat sebanyak 2 kasus, pemakaian obat yang tidak efektif sebanyak 5 kasus, dosis terlalu rendah sebanyak 2 kasus, potensial
Adverse Drug Reaction (ADR) dan interaksi obat sebanyak 5 kasus, serta dosis
terlalu tinggi sebanyak 1 kasus Kata kunci : Drug Therapy Problems (DTPs), antibiotik, kanker serviks, kemoterapi ,
ABSTRACT
Cervical cancer is a malignant disease on the uterus cervix.Chemotherapy is one of medical treatments on cervical cancer. One of the side effects caused by chemotherapy is the lessen production of blood cells including the white blood cells components that can cause cancer patients become susceptible due to infection. That is why antibiotics are needed to overcome the infection. This research aims to evaluate Drug Therapy Problems (DTPs) of antibiotics usage on the chemotherapy patients of cervical cancer in Bethesda Hospital during 2006-2008 period.
This research is a non experimental research through descriptive- evaluative design with retrospective type. The data processing is with analytic- descriptive by using tables or diagram and also evaluating the antibiotics usage.
Total amount of patients that were analyzed is 18 patients (20 cases). The largest amount characteristics of patient’s age range is 51-60 years old (27,78%) with most stadium is IIa (38,89%), and the patient’s age when they were married is < 20 years old (60%). There are 11 therapeutic classes of drugs that used by the case, with largest amount of usage is gastrointestinal drugs (90%). In the use of antibiotics we found 8 categories of antibiotics and the most used is the cephalosporin with 60%. Drug Therapy Problems (DTPs) detected is unnecessary drug therapy as much as 6 cases, need for additional drug therapy for 2 cases, ineffective drugs for 5 cases, dosage too low for 2 cases, potentially Adverse Drug Reaction (ADR) and drugs interactions for 5 cases, and dosage too high for 1 case.
Keywords: Drug Therapy Problems (DTPs), antibiotics, cervical cancer, chemotherapy
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................ vi PRAKATA............................................................................................................ vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ xi
INTISARI ............................................................................................................. xii
ABSTRACT ........................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI........................................................................................................ xiv DAFTAR TABEL................................................................................................ xix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xxi DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xxii
BAB I PENGANTAR ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 11. Perumusan masalah....................................................................................3
2. Keaslian penelitian.....................................................................................4
3. Manfaat penelitian .....................................................................................5
B. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
1. Tujuan umum.............................................................................................5
2. Tujuan khusus ............................................................................................6
C. Kemoterapi................................................................................................. 13
E. Infeksi Pada Kanker ................................................................................... 17
D. Pengobatan Suportif pada Pasien Kanker .................................................. 17
4. Penatalaksanaan netropeni febril .............................................................16
3. Efek samping kemoterapi ........................................................................15
2. Kemoterapi pada kanker serviks..............................................................14
1. Prinsip kemoterapi ...................................................................................13
7. Prognosis..................................................................................................13
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................... 7
A. Kanker.......................................................................................................... 7 B. Kanker Serviks............................................................................................. 86. Diagnosis .................................................................................................12
5. Stadium ....................................................................................................11
4. Gejala dan tanda.......................................................................................11
3. Etiologi.....................................................................................................10
2. Patofisiologi ...............................................................................................9
1. Epidemiologi..............................................................................................8
F. Infeksi pada Kanker Serviks ...................................................................... 19
1. Definisi.....................................................................................................19
2. Prinsip penggunaan antibiotika................................................................20
3. Klasifikasi antibiotika ..............................................................................20
4. Antibiotika pada pembedahan histerektomi ............................................21
H. Drug Therapy Problems (DTPs)................................................................ 22
I. Keterangan Empiris ................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 25
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 25 B. Definisi Operasional .................................................................................. 25 C. Subyek Penelitian....................................................................................... 27 D. Bahan Penelitian ........................................................................................ 27 E. Lokasi Penelitian........................................................................................ 27 F. Tata Cara Penelitian ................................................................................... 271. Tahap perencanaan ..................................................................................28
2. Tahap pengambilan data ..........................................................................28
3. Tahap penyelesaian data ..........................................................................29
G. Tata Cara Analisis Hasil ............................................................................ 30
1. Karakteristik pasien .................................................................................30
2. Profil penggunaan obat ............................................................................31
4. Evaluasi Drug Therapy Problems (DTPs)...............................................31
4. Vitamin dan mineral ................................................................................42
10. Obat sistem muskuloskeletal ...................................................................47
9. Obat sistem saluran kemih dan kelamin ..................................................47
8. Obat saluran nafas....................................................................................46
7. Hormon ....................................................................................................46
6. Suplemen makanan ..................................................................................45
5. Obat kardiovaskuler dan sistem hematopoeitik .......................................44
3. Obat susunan saraf ...................................................................................41
H. Kesulitan Penelitian ................................................................................... 32
2. Obat saluran cerna ...................................................................................40
1. Obat antineoplastik ..................................................................................39
B. Profil Penggunaan Obat Pasien Kanker Serviks ........................................ 37
3. Persentase jumlah pasien berdasarkan usia menikah...............................36
2. Persentase jumlah pasien berdasarkan usia .............................................35
1. Persentase jumlah pasien berdasarkan stadium kanker serviks ...............33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 33
A. Karakteristik Pasien ................................................................................... 3311. Obat mulut dan tenggorokan....................................................................48
13. Immunologi..............................................................................................48
C. Profil Penggunaan Antibiotik Pasien Kanker Serviks ............................... 48
D. Evaluasi Drug Therapy Problems (DTPs) Penggunaan Antibiotik ........... 55
1. Ada obat tanpa indikasi............................................................................56
2. Butuh tambahan obat ...............................................................................57
3. Pemakaian obat yang tidak efektif...........................................................58
4. Dosis terlalu rendah .................................................................................61
5. Potensial Adverse Drug Reaction (ADR) dan interaksi obat...................62
6. Dosis Terlalu Tinggi ................................................................................66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 67
A. Kesimpulan ................................................................................................ 67 B. Saran .......................................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 70 LAMPIRAN.......................................................................................................... 74 BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 124
DAFTAR TABEL
Tabel I. Klasifikasi Stadium Kanker Serviks Menurut FIGO..................... 12 Tabel II. Regimen Kemoterapi Kanker Serviks Menurut NCCN ................ 14 Tabel III. Penyebab-penyebab Drug Therapy Problems (DTPs)................... 23 Tabel IV. Kelas Terapi Obat yang Digunakan Oleh Kasus ........................... 38 Tabel V. Golongan dan Jenis Obat Antineoplastik yang Digunakan oleh
Kasus.............................................................................................. 39 Tabel VI. Golongan dan Jenis Obat Saluran Cerna yang Digunakan oleh
Kasus.............................................................................................. 40 Tabel VII. Golongan dan Jenis Obat Susunan Saraf yang Digunakan oleh
Kasus.............................................................................................. 42 Tabel VIII. Golongan dan Jenis Vitamin dan Mineral yang Digunakan oleh
Kasus……………………………………...................................... 43 Tabel IX. Golongan dan Jenis Obat Kardiovaskuler dan Sistem Hematopoeitik yang Digunakan oleh Kasus…………….. .................................... 44 Tabel X. Golongan dan Jenis Suplemen Makanan yang Digunakan oleh
Kasus ……………………………………..................................... 46 Tabel XI. Golongan dan Jenis Obat Saluran Nafas yang Digunakan oleh
Kasus ……………………………………..................................... 46 Tabel XII. Golongan dan Jenis Antibiotik yang Digunakan oleh
Kasus……………………………………...................................... 50
Tabel XIII. Pengelompokan Kejadian DTP Berdasarkan Jenis DTP pada Kasus…………………………….................................................. 56
Tabel XIV. Kelompok Kasus DTP Ada Obat Tanpa Indikasi……………...... 56 Tabel XV. Kelompok Kasus DTP Butuh Tambahan Obat………………...... 57 Tabel XVI. Kelompok Kasus DTP Pemakaian Obat yang Tidak
Efektif……………………………………………... ..................... 58 Tabel XVII. Kelompok Kasus DTP Dosis Terlalu Rendah…………………. .. 61 Tabel XVIII. Kelompok Kasus DTP Adverse Drug Reaction (ADR) dan Interaksi
Obat………………………………………………........................ 62
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Anatomi Rahim ..................................................................................... 8 Gambar 2. Persentase Jumlah Pasien Berdasarkan Stadium................................. 34 Gambar 3. Persentase Jumlah Pasien Berdasarkan Usia....................................... 35 Gambar 4. Persentase Jumlah Pasien Berdasarkan Usia Menikah ....................... 37 Gambar 5. Persentase kejadian DTP pada kasus .................................................. 55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis DTPs Pada Kasus dengan Metode SOAP .......................... 74 Lampiran 2. Daftar Nilai Normal Pemeriksaan Laboratorium ........................... 119 Lampiran 3. Keterangan Tabel SOAP ................................................................ 119 Lampiran 4. Daftar Nama Dagang Obat dan Komposisinya .............................. 119 Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari RS Bethesda ........................................... 122 Lampiran 6. Surat Keterangan Selesai Menjalankan Penelitian ......................... 123
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kanker pembunuh
nomor satu pada wanita di dunia ketiga (Norwitz dan Schorge, 2006). Di negara- negara maju, kanker serviks menempati urutan keempat setelah kanker payudara, kolorektum, dan endometrium. Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia menempati urutan pertama (Rasjidi, 2009). Di seluruh dunia, diperkirakan ± 80% insidensi kanker serviks terjadi di negara-negara berkembang dengan kejadian 500.000 kanker serviks baru dan 250.000 kematian setiap tahunnya (Suwiyoga, 2006). Di Amerika terdapat 10.370 kasus baru dan 3710 kematian tiap tahunnya (Norwitz dan Schorge, 2006), sedangkan di Indonesia, diperkirakan ditemukan 40 ribu kasus baru kanker serviks setiap tahunnya (Rasjidi, 2009). Satu dari 63 bayi wanita yang lahir akan menderita kanker serviks, 9% penderita kanker serviks berumur
≤ 35 tahun, dan 53% kanker serviks in situ terjadi pada usia < 35 tahun, sedangkan survival rate akan baik pada penderita < 45 tahun (Anonim, 1996).
Salah satu perkembangan dalam terapi kanker serviks adalah adanya peningkatan peranan kemoterapi. Beberapa tahun terdahulu kemoterapi hanya berperan sebagai terapi paliatif. Tetapi pada perkembangannya, kemoterapi digunakan sebagai terapi neoadjuvant sebelum dilakukan terapi radiasi maupun pembedahan (Andrijono, 2005).
Kemoterapi adalah penggunaan obat-obat sitotoksik untuk membunuh sel kanker dengan menghentikan pembelahan sel. Dengan demikian kemoterapi tidak hanya berefek pada sel kanker saja namun juga berefek terhadap sel normal yang mempunyai kecepatan pembelahan yang sama atau mirip dengan sel kanker. Hal ini dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan salah satunya adalah terjadinya penekanan produksi sel-sel darah (kegagalan sumsum tulang) yang mengakibatkan penurunan jumlah leukosit (leukopenia), dan penurunan jumlah netrofil (neutropenia). Penurunan komponen sel darah putih tersebut dapat menyebabkan pasien rentan terhadap penyakit infeksi (Reksodiputro, 2006).
Infeksi pada pasien kanker tidak hanya merupakan akibat dari kemoterapi. Dalam Reksodiputro (2006) dinyatakan pula bahwa pasien kanker rentan mengalami infeksi karena adanya penurunan daya tahan tubuh yang disebabkan oleh penyakit kanker itu sendiri atau akibat berbagai pengobatan baik bedah, radiasi maupun kemoterapi. Di samping itu berbagai prosedur tindakan yang dilakukan pada pasien kanker baik dalam rangka diagnosis maupun untuk terapi (infus obat, makanan, cairan) juga berperan dalam terjadinya infeksi. Infeksi merupakan penyebab kematian paling utama pada pasien kanker di samping perdarahan. Lebih dari 90% pasien kanker meninggal akibat infeksi, perdarahan atau infeksi bersama perdarahan. Oleh karena itu diperlukan penggunaan antibiotik untuk mencegah atau mengatasi infeksi yang kerap terjadi pada pasien kanker.
Dalam menggunakan obat-obat antibiotika diperlukan pemilihan yang mengingat bahwa penggunaan antibiotika yang tidak tepat dan rasional dapat menimbulkan resistensi kuman. Untuk evaluasi kerasionalan dapat dilakukan dengan mengevaluasi Drug Therapy Problems (DTPs) penggunaan antibiotik pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi.
Penelitian ini dilakukan di RS Bethesda karena penelitian ini belum pernah dilakukan di rumah sakit tersebut. Rumah sakit Bethesda merupakan rumah sakit swasta terbesar di Yogyakarta yang telah melakukan pelayanan kefarmasian klinis dengan melakukan visit ke bangsal untuk meningkatkan
outcome terapi serta patient safety di rumah sakit tersebut (Anonim, 2009c).
Dari uraian di atas dapat diusulkan penelitian yang berjudul Evaluasi
Drug Therapy Problem s (DTPs) Penggunaan Antibiotik pada Pasien Kanker
Serviks yang Menjalani Kemoterapi di RS Bethesda Yogyakarta periode tahun 2006-2008. Penelitian ini bersifat retrospektif dengan menggunakan data rekam medik pasien. Dari data rekam medik tersebut dapat diidentifikasi dan dievaluasi adanya DTPs penggunaan antibiotik pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas layanan RS Bethesda kepada pasien untuk mendapatkan outcome terapi yang optimal serta untuk mendukung pelaksanaan patient safety di rumah sakit tersebut.
1. Perumusan masalah
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini antara lain :
a. Bagaimanakah karakteristik pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi dan mendapatkan antibiotik di RS Bethesda periode tahun 2006-2008? b. Bagaimanakah profil penggunaan obat pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi dan mendapatkan antibiotik di RS Bethesda periode tahun 2006-2008?
c. Bagaimanakah profil penggunaan antibiotik pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi di RS Bethesda periode tahun 2006-2008? d. Berapakah drug therapy problems yang terjadi terkait penggunaan antibiotik pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi di RS Bethesda periode tahun 2006-2008 yang meliputi :
1. Ada obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy)
2. Butuh tambahan obat (needs additional drug therapy)
3. Pemilihan obat yang tidak efektif (ineffective drug)
4. Dosis obat terlalu rendah (dosage too low)
5. Efek samping dan interaksi obat (adverse drug reaction)
6. Dosis obat berlebih (dosage too high)
2. Keaslian penelitian
Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, penelitian mengenai Identifikasi Drug Therapy Problems (DTPs) Penggunaan Antibiotik pada Pasien Kanker Serviks yang Menjalani Kemoterapi di RS Bethesda Yogyakarta periode tahun 2006-2008 belum pernah dilakukan. Penelitian terkait dengan masalah drug
therapy problems penggunaan antibiotik pada pasien kanker serviks yang pernah
dilakukan oleh peneliti lain adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Kasus Kanker Leher Rahim di Rumah b. Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008 oleh Marlinah (2009)
Perbedaan penelitian Mexitalia (2005) dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis terletak pada subyek, lokasi, dan waktu penelitian. Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini lebih spesifik yakni pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi dan mendapatkan antibiotik. Perbedaan penelitian Marlinah (2009) dengan penelitian ini terletak pada lokasi dan waktu penelitian. Penelitian mengenai evaluasi drug therapy problems penggunaan antibiotik pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi di RS Bethesda Yogyakarta periode tahun 2006-2008, sejauh ini belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini memiliki manfaat praktis sebagai bahan pertimbangan atau acuan dalam pemilihan antibiotika untuk pasien kanker serviks yang mmenjalani kemoterapi. Sehingga dapat mendukung upaya pelaksanaan patient safety di RS BethesdaYogyakarta.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya
drug therapy problems penggunaan antibiotik pada pasien kanker serviks yang
menjalani kemoterapi di RS Bethesda Yogyakarta periode tahun 2006-2008.2. Tujuan khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui karakteristik pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi dan mendapatkan antibiotik di RS Bethesda periode tahun 2006-2008 (berdasarkan stadium kanker serviks, usia, dan usia pada saat menikah)
b. Menggambarkan profil penggunaan obat pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi dan mendapatkan antibiotik di RS Bethesda periode tahun 2006-2008
c. Menggambarkan profil penggunaan antibiotik pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi di RS Bethesda periode tahun 2006-2008 d. Mengetahui seberapa besar drug therapy problems yang terjadi terkait penggunaan antibiotik pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi di RS Bethesda periode tahun 2006-2008 yang meliputi :
1. Ada obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy)
2. Butuh tambahan obat (needs additional drug therapy)
3. Pemilihan obat yang tidak efektif (ineffective drug)
4. Dosis obat terlalu rendah (dosage too low)
5. Efek samping dan interaksi obat (adverse drug reaction) 6. Dosis obat berlebih (dosage too high).
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Kanker Tumor terjadi akibat perubahan sel sehingga sel dapat melepaskan diri
dari mekanisme pengaturan pertumbuhan normal. Perubahan sel ini disebut dengan transformasi yang merupakan gangguan kelainan (mutasi) di dalam genom dari sel tersebut. Jadi kanker dapat dipandang sebagai suatu gangguan atau kelainan genetik. Proses terjadinya tumor dinyatakan dengan istilah onkogenesis.
Onkogenesis merupakan proses yang berlangsung sangat lama (5-10 tahun). Hal ini disebabkan karena untuk menjadikan suatu tumor yang manifest klinis dari satu sel yang mengalami transformasi dibutuhkan banyak pembelahan sel. Selain itu, proses transformasi sel sendiri dapat berlangsung lama, karena di dalam sel kanker harus berakumulasi banyak mutasi.
Salah satu sifat terpenting kanker adalah kemampuan untuk tumbuh infiltratif ke dalam jaringan sekitarnya. Sel-sel kanker dapat menembus ke dalam saluran limfe dan dibawa ke kelenjar limfe atau ke dalam pembuluh darah dan dibawa ke organ-organ lain yang dinamakan dengan pembentukan metastasis (limfogen atau hematogen) (Bosman, 1996).
B. Kanker Serviks
Serviks (leher rahim) merupakan bagian terbawah dari rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. Kanker serviks merupakan penyakit keganasan yang terjadi pada leher rahim (Anonim, 2009b).
Gambar 1. Anatomi Rahim (Anonim, 2009b)
1. Epidemiologi
Kanker serviks masih merupakan masalah kesehatan perempuan di Indonesia sehubungan dengan angka kejadian dan angka kematiannya yang tinggi sampai saat ini. Di Amerika serikat, kanker serviks memiliki Age Specific
Incidence Ratio (ASR) kurang lebih 20 kasus per 100.000 penduduk wanita per
tahun, sedangkan di Indonesia diperkirakan terdapat 40 ribu kasus baru kanker serviks tiap tahunnya. Menurut data kanker berbasis patologi di 13 pusat laboratorium patologi, kanker serviks merupakan penyakit kanker yang memiliki
Menurut data rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, frekuensi kanker serviks sebesar 76,2% di antara kanker ginekologi. Sebagian besar pasien datang pada stadium lanjut, yaitu stadium IIB-IVB sebanyak 66,4%. Kasus dengan stadium IIIB, yaitu stadium dengan gangguan fungsi ginjal sebanyak 37,3% atau lebih dari sepertiga kasus. Apabila dideteksi pada stadium awal, kanker serviks invasif merupakan kanker yang paling berhasil diterapi dengan 5 (lima) years
survival rate sebesar 92% (Rasjidi, 2009).
2. Patofisiologi
Proses terjadinya kanker serviks sangat erat hubungannya dengan proses metaplasia. Masuknya mutagen yang dapat mengubah sel secara genetik pada saat fase aktif metaplasia dapat menimbulkan sel-sel yang berpotensi ganas. Perubahan ini biasanya terjadi di sambungan skuamosa-kolumnar. Sel yang mengalami mutasi tersebut dapat berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia (Sjamsuddin, 2001).
Dimulai dari displasia ringan kemudian displasia menjadi lebih tidak teratur dan dapat bersamaan dengan berbagai variasi sel dan ukuran inti dengan proses mitosis yang tampak normal di atas lapisan basal, perubahan ini dinamakan displasia sedang. Walaupun perubahan-perubahan ini reversible, tetapi sering disebut dengan CIN (Cervical Intraepithelial Neoplasia) derajad I-II. Tahap berikutnya adalah displasia berat (CIN derajad III) yang ditandai dengan lebih banyaknya variasi dari sel dan ukuran inti, orientasi yang tidak teratur, dan adakalanya proses ini mendekati lapisan permukaan. Pada CIN derajad III, dapat berlanjut ke dalam kelenjar endoserviks, perubahan ini berupa karsinoma in
situ . Tahap berikutnya adalah kanker invasif. Berdasarkan biopsi yang dilakukan
secara berurutan dan dari data epidemiologi, diketahui bahwa proses perubahan dari displasia ringan ke karsinoma in situ sampai karsinoma invasif memerlukan waktu 10-15 tahun (Robbins dan Kumar, 1987).
3. Etiologi
Saat ini banyak perhatian ditujukan pada kemungkinan peran Human
Papilloma Virus (HPV) sebagai agen penyebab kanker serviks. Berdasarkan data
epidemiologik dianggap bahwa HPV mempunyai peran penting terhadap terjadinya karsinoma serviks dan stadium pendahulunya (displasia). Saat ini dikenal kira-kira 70 macam tipe HPV. Terutama tipe HPV 6, 11, 16, dan 18 yang sering terdapat dalam kelainan epitel vulva, vagina, dan serviks. HPV 6 dan 11 disebut tipe-tipe non onkogen, karena terutama dijumpai pada derajad rendah displasia. Tipe onkogen HPV 16 dan 18 dijumpai pada derajad displasia yang lebih tinggi dan karsinoma serviks (Trimbos dan Fleuren, 1996).
Keterlibatan HPV pada kejadian kanker dilandasi oleh beberapa faktor (Sjamsuddin, 2001), yaitu :
a. timbulnya keganasan pada binatang yang diinduksi dengan virus papilloma
b. pada penelitian epidemiologik infeksi HPV ditemukan angka kejadian kanker serviks yang meningkat c. DNA HPV sering ditemukan pada lesi intraepitel serviks.
Walaupun terdapat hubungan yang erat antara HPV dan kanker serviks, tunggal. Ada berbagai faktor yang meningkatkan risiko terkena kanker serviks seperti menikah atau memulai aktivitas seksual terlalu muda (kurang dari 18 tahun), berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual, seringnya menderita infeksi di daerah kelamin, wanita yang hamil di usia muda dan melahirkan banyak anak, serta wanita perokok (Rasjidi, 2009).
4. Gejala dan tanda
Gejala dan tanda dari kanker serviks adalah :
a. perdarahan setelah melakukan aktivitas seksual
b. adanya keputihan
c. perdarahan di luar siklus menstruasi
d. timbul kembali haid sesudah menopause
e. rasa sakit dan tidak nyaman selama melakukan aktivitas seksual (Anonim, 2007a).
5. Stadium
Stadium tumor ditentukan berdasarkan pemeriksaan fisik, kolposkopi, histopatologi, dan survey metastasis (Tambunan, 1995).
Klasifikasi stadium kanker serviks menurut International Federation of
Gynecology and Obstetrics (FIGO) adalah seperti tercantum pada berikut
Tabel I. Klasifikasi Stadium Kanker Serviks Menurut FIGO
Karsinoma pra invasif
Karsinoma meluas hingga dinding pelvis dan atau
Pada stadium pra kanker perlu dilakukan tes Pap (Pap smear) sebagai upaya skrining kanker serviks, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan biopsi jaringan dengan atau tanpa alat bantu seperti kolposkopi. Pada kanker yang invasif selain pemeriksaan fisik dan biopsi juga diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya seperti sistoskopi (buli-buli), rektoskopi (rektum), foto paru,
Diagnosis yang dilakukan adalah dengan pemeriksaan fisik yaitu pemeriksaan abdomen bagian bawah untuk mengetahui kemungkinan adanya massa di rongga abdomen (Tambunan, 1995).
(MacKay, 2007)
Karsinoma meluas hingga organ terdekat (contohnya rektum) dengan pemeriksaan biopsi yang positif Stadium IVB Karsinoma meluas hingga organ yang jauh
Stadium IV Karsinoma meluas hingga ke pelvis dan mukosa rektum Stadium IVA
hydronephrosis atau ginjal tidak berfungsi
Karsinoma meluas hingga sepertiga bagian bawah vagina, namun tidak meluas hingga dinding pelvis Stadium IIIB
Stadium 0 Karsinoma in situ
Karsinoma meluas hingga sepertiga bagian bawah vagina atau dinding pelvis, terdapat hydronephrosis Stadium IIIA
Karsinoma meluas hingga ke vagina, parametrium tidak terlihat Stadium IIB Parametrium terlihat jelas Stadium III
Karsinoma dengan lesi yang lebih jelas dibandingkan stadium IA disertai gejala klinik Stadium IIA
Karsinoma mikroinvasif terdiagnosa secara mikroskopik, tanpa gejala klinik Stadium IB
Stadium I Karsinoma terbatas pada leher rahim Stadium IA
Karsinoma invasif
6. Diagnosis
7. Prognosis
Prognosis kanker serviks dipengaruhi oleh stadium, jenis histologi, dan faktor pengobatan. Prognosis setelah pengobatan kanker serviks akan makin baik jika lesi ditemukan dan diobati lebih dini (Tambunan, 1995).
Di Amerika Serikat, angka survival rate sebanding dengan stadium kanker serviks yaitu : stadium 0, 99-100%; stadium IA, >95%; stadium IB-IIA, 80-90%; stadium IIB, 65%; stadium III, 40%; stadium IV, <20% (MacKay, 2007).
C. Kemoterapi
1. Prinsip kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat-obat sitotoksik dalam terapi kanker (Otto, 2003). Prinsip dasar kemoterapi (Davey, 2006) antara lain:
a. merusak DNA dari sel-sel yang membelah dengan cepat sehingga memicu apoptosis b. mencegah kejadian pembelahan sel c. menghambat sintesis DNA.
Abdulmuthalib (2006) menyatakan bahwa obat sitotoksik mempunyai efek primer pada sintesis atau fungsi makromolekul, yaitu mempengaruhi DNA, RNA, atau protein yang berperan dalam pertumbuhan sel kanker, sehingga sel kanker menjadi mati. Kematian sel tidak terjadi pada saat sel terpapar dengan obat. Seringkali, suatu sel harus melalui beberapa tahapan pembelahan sebelum kemudian mati. Oleh karena hanya sebagian sel yang mati akibat obat yang diberikan, dosis kemoterapi yang berulang harus terus diberikan untuk mengurangi jumlah sel kanker.
Syarat dilakukannya kemoterapi (Anonim, 1996) antara lain :
a. keadaan umum pasien baik
b. konseling pada penderita
c. fungsi hepar dan ginjal baik
d. diagnosa histopatologik
e. jenis kanker yang sensitif terhadap kemoterapi
f. riwayat terapi sebelumnya (radioterapi, kemoterapi, tradisional)
g. hasil laboratorium:
1. Hb > 10g/dl
3
2. Leukosit > 5.000/mm
3
3. Trombosit > 150.000/ mm
2. Kemoterapi pada kanker serviks
Berdasarkan guideline dari National Comprehensive Cancer Network
(NCCN) Clinical Practice Guidelines in Oncology : Cervical Cancer (2010),
regimen kemoterapi untuk kanker serviks adalah sebagai berikut :
Tabel II. Regimen Kemoterapi Kanker Serviks Menurut NCCN (2010)
First Line terapi First line terapi Second line terapi tunggal kombinasi1. Cisplatin
1. Cisplatin/ Paclitaxel
1. Docetaxel
2. Carboplatin
2. Cisplatin/ Topotecan
2. Ifosfamide
3. Paclitaxel
3. Cisplatin/gemcitabine
3. Vinorelbine
4. Topotecan
4. Carboplatin/Paclitaxel
4. Irinotecan
5. Epirubicin
6. Mitomycin 7. 5-FU
3. Efek samping kemoterapi
Selain menyerang sel-sel kanker yang sifatnya cepat membelah, obat- obat sitotoksik terkadang juga mempunyai efek pada sel-sel tubuh normal yang mempunyai sifat cepat membelah seperti rambut, mukosa (selaput lendir), sumsum tulang, kulit, dan sperma. Beberapa efek samping yang terjadi akibat kemoterapi adalah adanya mielosupresi atau supresi sumsum tulang yang mengakibatkan trombositopenia (adanya perdarahan), anemia, dan leukopenia (risiko infeksi) (Reksodiputro, 2006).
Neutropeni febril atau demam neutropeni merupakan komplikasi yang sering terjadi pada pasien kanker yang sedang menjalani pengobatan kemoterapi dan dapat memberikan dampak kematian yang sangat besar bagi pasien apabila tidak tertatalaksana dengan baik. Infeksi yang terjadi dapat menyebabkan pasien jatuh ke dalam sepsis, syok septik, dan akhirnya meninggal.
Neutropeni adalah jumlah neutrofil (batang dan semen) kurang dari 1000
3
3
sel/mm dengan kecenderungan turun menuju 500 sel/mm dalam 2 hari berikutnya. Demam adalah suhu oral ≥ 38°C dua kali pengukuran yang berlangsung lebih dari 1 jam atau pada dua kali pengukuran dalam waktu 12 jam, atau suhu oral
≥ 38,3°C dalam satu kali pengukuran dan tidak didapatkan tanda- tanda non infeksi (Ranuhardy, 2006).
Efek samping lain dari kemoterapi adalah kerusakan membran mukosa yang menyebabkan nyeri pada mulut, diare dan stimulasi zona pemicu kemotaksis yang menimbulkan mual dan muntah. Beberapa obat kemoterapi dapat menyebabkan toksisitas yang spesifik terhadap organ, seperti ginjal (sisplatin) dan saraf (vinkristin) (Davey, 2006).
4. Penatalaksanaan Netropeni Febril
Sebelum dilakukan pemberian kemoterapi, beberapa pusat pengobatan termasuk Indonesia, terlebih dahulu memberikan PAD (Partial Antibiotic