Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi di RSUP. DR. Sardjito Yogyakara periode Agustus 2004-Agustus 2008 - USD Repository
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER
LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI
DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
PERIODE AGUSTUS 2004–AGUSTUS 2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi Oleh:
Ika Marlinah NIM : 058114129
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
ii iii
ivtetap i orang tetap i orang tetap i orang tetap i orang ----or or or oraaaa ng ya ng ya ng ya ng ya
v
Halaman Persembahan
D ia m em beri k ek u atan k ep ad a y D ia m em beri k ek u atan k ep ad a y D ia m em beri k ek u atan k ep ad a y D ia m em beri k ek u atan k ep ad a y d an m en am bah sem angat bagi yan g tiad a d an m en am bah sem angat bagi yan g tiad a d an m en am bah sem angat bagi yan g tiad a d an m en am bah sem angat bagi yan g tiad aO rang O rang O rang O rang ---- oran g m u d a m en jad i lelah oran g m u d a m en jad i lelah oran g m u d a m en jad i lelah oran g m u d a m en jad i lelah d an terun a d an terun a d an terun a d an terun a ---- teru n a jatuh ter teru n a jatuh ter teru n a jatuh ter teru n a jatuh ter yan g m en anti yan g m en anti yan g m en anti yan g m en anti ---- n an tik an T uh an m end ap at k n an tik an T uh an m end ap at k n an tik an T uh an m end ap at k n an tik an T uh an m end ap at k m erek a seum p am a rajaw ali yan g n aik m erek a seum p am a rajaw ali yan g n aik m erek a seum p am a rajaw ali yan g n aik m erek a seum p am a rajaw ali yan g n aik d engan k eku atan s d engan k eku atan sa d engan k eku atan s d engan k eku atan sa m ereka berlari d an tid ak m en m ereka berlari d an tid ak m en m ereka berlari d an tid ak m en m ereka berlari d an tid ak m en m ereka berjalan dan tid ak m enja m ereka berjalan dan tid ak m enja m ereka berjalan dan tid ak m enja m ereka berjalan dan tid ak m enja Y esaya 4 Y esaya 4 Y esaya 4 Y esaya 4
K up ersem bahk an k aryak u in K up ersem bahk an k aryak u in K up ersem bahk an k aryak u in K up ersem bahk an k aryak u in Y esus Y esus Y esus Y esus dddd an B u nd a M aria, sosok te an B u nd a M aria, sosok te an B u nd a M aria, sosok te an B u nd a M aria, sosok te
S r. M R uth S r. M R uth S r. M R uth S r. M R uth K elu arga B esar P A . V i K elu arga B esar P A . V i K elu arga B esar P A . V i K elu arga B esar P A . V i
A yah B A yah B A yah B A yah B K ed u a k K ed u a k K ed u a k K ed u a k A lm a A lm a A lm a A lm a yan g lelah yan g lelah yan g lelah yan g lelah d a berd aya d a berd aya d a berd aya d a berd aya ah d an ah d an ah d an ah d an lesu lesu lesu lesu tersand un g, ersand un g, tersand un g, ersand un g, t keku atan t keku atan t keku atan t keku atan baru : baru : baru : baru : aik terban g aik terban g aik terban g aik terban g sayap n ya; sayap n ya; sayap n ya; sayap n ya; enjad i lesu, enjad i lesu, enjad i lesu, enjad i lesu, njadi le njadi le njadi le njadi le lah. lah. lah. lah.
4 0 : 29 4 0 : 29 4 0 : 29 4 0 : 29 ----3 1 3 1 3 1 3 1 ini u ntu k : ini u ntu k : ini u ntu k : ini u ntu k : terbaikk u terbaikk u terbaikk u terbaikk u ,,,, th , F S G M , th , F S G M , th , F S G M , th , F S G M ,
V incen tiu s, V incen tiu s, V incen tiu s, V incen tiu s, B B B B und ak u, und ak u, und ak u, und ak u, a k ak akk u, a k ak akk u, a k ak akk u, a k ak akk u, m am aterk u m am aterk u m am aterk u m am aterk u
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Nama Ika Marlinah NIM 058114129 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER
LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI
DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
PERIODE AGUSTUS 2004–AGUSTUS 2008
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal
12 Agustus 2009
Yang menyatakan Ika Marlinah
vi
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul
“EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN KANKER
LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR.
SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE AGUSTUS 2004–AGUSTUS 2008”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi, kritik dan saran sampai terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada: 1.
Rita Suhadi, M.Si., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. dr. Fenty, M.Kes.,Sp.PK. selaku dosen pembimbing I dan Maria Wisnu
Donowati, M.Si, Apt. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, serta segala masukan dan saran dalam penyusunan skripsi.
3. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. dan Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku dosen penguji atas segala arahan, kritik, saran, dan masukan, serta waktunya.
4. Para dosen di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal kepada penulis untuk praktek kefarmasiannya kelak.
vii
5. Staf administrasi dan rekam medis RSUP Dr. Sardjito (Bu Mami, Pak Dirman, Bu Ndari) atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.
6. Sr. M. Ruth, FSGM dan Keluarga Besar PA. St. Vincentius, terimakasih untuk kebersamaan, cinta, motivasi, dan segala doanya. Saya sungguh sangat terbantu dan menjadi semangat untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
7. Keluargaku, Bapak, Ibu (Alm.), Kak Fendi dan Kak Febri, terimakasih untuk cinta, motivasi, dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan.
8. Keluarga Besar Susteran Konggregasi FSGM, terimakasih untuk kebersamaan yang menyenangkan dan semangat yang telah diberikan.
9. Sahabat-sahabatku Sephin, Sr. M. Bernadethin, Flora, Fani, Sulis, Heni, dan teman-teman KKN, serta teman-teman FKK angkatan 2005. Terimakasih untuk kebersamaan, motivasi dan doa selama penulis menyusun skripsi.
10. Teman-teman kostku, Avi, Shinta, Ika, Desy, Enggar, Tresa, dan Riska.
Terimakasih atas bantuan, dukungan, motivasi dan doanya.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga saran, masukan, serta kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat dan membantu pembaca serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 26 Juni 2009 Penulis
Ika Marlinah
viii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Juni 2009 Penulis
Ika Marlinah
ix
INTISARI
Kanker leher rahim merupakan penyakit keganasan pada kaum wanita terutama di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Kanker leher rahim terjadi di servik uterus pada organ reproduksi wanita yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Salah satu pengobatan kanker leher rahim adalah kemoterapi. Efek samping kemoterapi salah satunya adalah penurunan drastis jumlah sel darah yang dapat dengan mudah menyebabkan terjadinya infeksi, sehingga dibutuhkan antibiotik untuk mengatasi infeksi yang muncul setelah pasien di kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito pada periode Agustus 2004–Agustus 2008.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah data rekam medik pasien kanker leher rahim, kemudian data diolah secara analisis deskriptif.
Jumlah pasien yang dianalisis sebanyak 27. Karakteristik pasien terbanyak yaitu berumur 41-50 tahun (44%), dengan stadium terbanyak IIIb (33%), yang menjalani kemoterapi sebesar 44%, dan dengan penurunan nilai Hb sebesar 79%. Pada penelitian ini, digunakan 6 golongan antibiotik dengan golongan terbesar penicillin (66,6%) dengan jenis antibiotik amoxicillin (62,9%). Jenis Drug Therapy Problems yang terjadi yaitu terapi obat yang tidak diperlukan sebanyak 7 kasus, dosis terlalu rendah terdapat 2 kasus, adverse drug reaction terdapat 2 kasus, potensial adverse drug reaction sebanyak 6 kasus, obat yang tidak efektif terdapat 2 kasus dan adanya indikasi yang tidak diberikan terapi tidak dapat dievaluasi karena tidak terdapat pemeriksaan laboratorium penunjang. Kata kunci : antibiotik, kanker leher rahim, kemoterapi, Drug Therapy Problems
x ABSTRACT Cervix cancer is a malignant disease on women specially in developing countries like Indonesia. Cervix cancer occurs in uterus cervix on woman reproduction organ that is located between uterus and vagina. One of medical treatments on cervix cancer is chemotherapy. One of its side effects is a drastic reduction of blood cell that may cause infection. Therefore, antibiotics are needed to overcome the infections that appear after the patient conducted the chemotherapy. This research aims to evaluate the using of antibiotics on the chemotherapy patients of cervix cancer in RSUP Dr. Sardjito period August 2004 – August 2008.
This study is a non-experimental research through descriptive and evaluative designs with retrospective characteristic. The research device used is the medical record data of cervix cancer patients. The data is subsequently processed according to the descriptive analysis.
There were 27 patients analyzed. The characteristics of most patients were 41–50 years old (44%), the most stage of disease was IIIb (33%), who-were treated by chemotherapy 44 % and with Hb percentage reduction 79%. This research used 6 classes of antibiotics, in which the biggest class was penicillin (66,6%) with amoxicillin antibiotic (62,9). The Drug Therapy Problems happened were 7 cases of unnecessary medicinal therapy, 2 cases of exceedingly low of dosage, 2 cases of adverse drug reaction, 6 cases of adverse drug reaction potential, 2 cases of ineffective medicine and the indication of not giving the therapy could not be evaluated since there was no supporting laboratory checking.
Key words: antibiotics, cervix cancer, chemotherapy, Drug Therapy Problems
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................... vi PRAKATA .................................................................................................. vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... ix
INTISARI .................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xviii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xix BAB I PENGANTAR .............................................................................
1 A. Latar Belakang .............................................................................
1 1. Perumusan masalah ..................................................................
3 2. Keaslian penelitian ...................................................................
3 3. Manfaat penelitian ....................................................................
4 B. Tujuan Penelitian .........................................................................
4 1. Tujuan umum ...........................................................................
4
xii
2. Tujuan khusus ..........................................................................
4 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA .....................................................
6 A. Kanker Leher Rahim ....................................................................
6 1. Definisi .....................................................................................
6 2. Epidemiologi dan etiologi ........................................................
8 3. Patogenesis ...............................................................................
9 4. Tanda dan gejala ......................................................................
10 5. Diagnosis ..................................................................................
10 6. Prognosis ..................................................................................
11 7. Stadium ....................................................................................
12 B. Kemoterapi ...................................................................................
12 1. Prinsip dasar kemoterapi ..........................................................
12 2. Efek samping kemoterapi .........................................................
15 3. Penatalaksanaan Terapi Neutropeni Febril pada Kanker…….
17 C. Pengobatan Suportif .....................................................................
18 D. Infeksi ...........................................................................................
19 E. Antibiotik .....................................................................................
21 F. Drug Therapy Problems ...............................................................
23 G. Keterangan Empiris ......................................................................
24 BAB III METODE PENELITIAN .......................................................
26 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................
26
xiii
B. Definisi Operasional.....................................................................
26 C. Subyek Penelitian .........................................................................
27 D. Bahan Penelitian...........................................................................
28 E. Lokasi Penelitian ..........................................................................
28 F. Tata Cara Penelitian .....................................................................
28 1. Tahap perencanaan ...................................................................
28 2. Tahap pengambilan data ..........................................................
28 3. Tahap penyelesaian data ..........................................................
30 G. Tata Cara Analisis Hasil...............................................................
30 1. Karakteristik pasien kanker leher rahim ..................................
30 2. Golongan dan jenis antibiotik ..................................................
31 3. Kajian Drug Therapy Problems (DTPs) ..................................
31 \H. Kesulitan Penelitian .....................................................................
32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................
33 A. Karakteristik Pasien Kanker Leher Rahim ...................................
33 1. Persentase umur pasien kanker leher rahim .............................
33 2. Persentase stadium pasien kanker leher rahim .........................
35
3. Persentase jumlah pasien kanker leher rahim berdasarkan terapi .........................................................................................
36
4. Keadaan hematologi pasien kanker leher rahim yang dilihat dari nilai Hb ..............................................................................
37 B. Golongan dan Jenis Antibiotik .....................................................
39
xiv
C. Kajian Drug Therapy Problems ...................................................
41 1. Antibiotik yang tidak diperlukan pada terapi ..........................
42 2. Dosis yang terlalu rendah ........................................................
42 3. Adverse Drug Reaction ...........................................................
42 4. Antibiotik yang tidak efektif ...................................................
43 5. Adanya indikasi penyakit yang tidak diberikan terapi ............
44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................
46 A. Kesimpulan ..................................................................................
46 B. Saran .............................................................................................
47 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
49 LAMPIRAN ................................................................................................
51 BIOGRAFI PENULIS ................................................................................
84
xv
DAFTAR TABEL
Tabel I Stadium Kanker Leher Rahim Menurut FIGO ...................12 Tabel II. Penyebab Kelainan Jumlah Neutrofil..................................
20 Tabel III Beberapa Contoh Antibiotik dan Tempat Aksinya .............
23 Tabel IV Kategori Drug Therapy Problems .......................................
24 Tabel V Persentase Stadium Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi dan Mendapatkan Antibiotik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008 ..................................
36 Tabel VI Golongan dan Jenis Antibiotik pada Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi serta Mendapatkan Antibiotik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008 ..................................
40 Tabel VII Kasus DTPs Penggunaan Antibiotik pada Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008 ..................................
42 Tabel VIII Kasus DTPs Antibiotik yang Tidak Diperlukan pada Terapi Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008 ..................................
42
xvi
Tabel IX Kasus DTPs Dosis Antibiotik yang Terlalu Rendah pada Terapi Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008 ..................................
42 Tabel X Kasus DTPs Antibiotik Adverse Drug Reaction pada Terapi Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008 ..................................
43 Tabel XI Kasus DTPs Potensial Adverse Drug Reaction pada Terapi Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008 ..................................
43 Tabel XII Kasus DTPs Antibiotik yang Tidak Efektif pada Terapi Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008 ..................................
44 Tabel XIII Adanya Indikasi Penyakit yang Tidak Diberikan Terapi pada Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008 ..................................
44
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Anatomi Leher Rahim pada Ginekologis Wanita ...............6 Gambar 2 Persentase Kelompok Umur Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi dan Mendapatkan Antibiotik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008 ..................................
34 Gambar 3 Persentase Jumlah Pasien Kanker Leher Rahim Berdasarkan Terapi dan Mendapatkan Terapi Antibiotik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008 ..................................
37 Gambar 4 Persentase Nilai Hb Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi dan Mendapatkan Antibiotik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008 ..................................
38
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pernyataan Peneliti ..............................................................51 Lampiran 2 Pengambilan Data Rekam Medis ........................................
52 Lampiran 3 Lembar Disposisi ................................................................
53 Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas .......................................
54 Lampiran 5 Surat Keterangan Selesai Menjalankan Penelitian ..............
55 Lampiran 6 Analisis DTPs Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi serta Mendapatkan Antibiotik di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004-Agustus 2008 ..................................
56 Lampiran 7 Nama Obat dan Komposisinya............................................
83
xix
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan kanker pembunuh nomor satu pada wanita di
dunia ketiga. Epidemiologi menunjukkan bahwa kanker ini dapat dicegah jika dilakukan skrining dan terapi yang tepat dan dilakukan (Heffner dan Schust, 2008).
Karsinoma serviks uteri merupakan penyakit keganasan yang menimbulkan masalah dalam kesehatan kaum wanita terutama di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Frekuensi kesakitan dan kematian karena neoplasma ini merupakan yang terbanyak dari penyakit keganasan ginekologik. Menurut laporan berbagai sentra patologi di Indonesia, karsinoma serviks uteri menempati urutan pertama dari penyakit keganasan yang ada. Berbeda dengan Indonesia, di negara maju karsinoma serviks uteri berada pada urutan kelima setelah karsinoma payudara, kolorektal, paru dan kulit. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan adanya program tes Pap di negara maju yang dilakukan periodik dalam upaya deteksi karsinoma dini serviks uteri (Tambunan, 1995).
Kemoterapi merupakan upaya menghentikan sel kanker dengan menggunakan obat-obat anti kanker. Efek samping kemoterapi salah satunya adalah penurunan drastis jumlah sel darah (kegagalan sumsum tulang) sehingga mudah terjadi infeksi dan juga memberikan peluang untuk pertumbuhan tumor. Efek samping kemoterapi terjadi karena obat kemoterapi selain berefek pada sel kanker
2 juga berefek pada sel normal lainnya yang punya sifat mirip sel kanker, yaitu kecepatan pembelahannya tinggi seperti sel-sel darah, rambut, dan sel-sel yang menutupi saluran pencernaan ( Djoerban, Rose, Poetiray, dan Soehartati, 2004).
Kemoterapi yang digunakan untuk pengobatan kanker sering menyebabkan turunnya angka granulosit terutama neutrofil, hal ini merupakan faktor predisposisi
a
terjadinya infeksi. Jumlah neutrofil normal adalah 0,54-0,62 I . Neutropenia
3
didefinisikan dimana jumlah neutrofil di bawah 2000 sel/mm . Umumnya penurunan
3
jumlah neutrofil hingga di bawah 1000/mm memiliki risiko rendah terjadi infeksi,
3
namun jika jumlah neutrofil turun hingga di bawah 500 /mm dan durasinya lama (berlangsung untuk beberapa waktu lamanya) maka kesempatan untuk terkena infeksi lebih besar. Sekitar 90 % penderita kanker meninggal akibat terkena infeksi, perdarahan, atau infeksi bersama perdarahan. Oleh karenanya dibutuhkan antibiotik untuk mengatasi infeksi yang terjadi. Pemilihan dan penggunaan antibiotik haruslah tepat untuk mengurangi risiko kematian akibat terjadinya infeksi (Koda-kimble dan Young, 2001). Penggunaan antibiotik yang tepat meliputi pemilihan antibiotik, dosis, dan durasi penggunaan antibiotik. Terapi antibiotik dapat mencegah atau memperlambat timbulnya resistensi mikroba. Dengan demikian perlu dilakukan evaluasi penggunaan antibiotik terhadap pasien yang menjalani kemoterapi.
Adapun pemilihan RSUP Dr. Sardjito sebagai tempat penelitian dikarenakan RSUP Dr. Sardjito merupakan pusat unggulan dalam bidang pelayanan, pendidikan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara tahun 2010 serta sebagai rumah sakit rujukan dari rumah sakit lainnya.
3
1. Perumusan masalah
Masalah yang dapat dirumuskan mengenai evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Agustus 2004-Agustus 2008 adalah: a.
Seperti apakah karakteristik pasien kanker leher rahim yang menjalani
kemoterapi dan mendapat terapi antibiotik ? b.
Golongan dan jenis antibiotik terbanyak apakah yang digunakan dalam
pengobatan kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi ? c. Seperti apakah kejadian Drug Therapy Problems (DTPs) terkait dengan penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi ? 2.
Keaslian penelitian
Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan, pernah dilakukan penelitian mengenai Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Kasus Kanker Leher Rahim di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2004 (Mexitalia, 2001). Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan dalam hal lokasi dan waktu penelitian. Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini lebih spesifik, yaitu pada pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi dan mendapatkan terapi antibiotik. Penelitian mengenai Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Kanker Leher Rahim yang Menjalani Kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Agustus 2004–Agustus 2008, sejauh ini belum pernah dilakukan.
4
3. Manfaat penelitian a.
Manfaat praktis Penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi dan bahan masukan untuk meningkatkan mutu penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher rahim di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
b.
Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
Untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta periode Agustus 2004– Agustus 2008.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khususnya yaitu : a.
Untuk mengetahui seperti apa karakteristik pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi dan mendapatkan terapi antibiotik b.
Untuk mengetahui golongan dan jenis antibiotik terbanyak yang digunakan dalam pengobatan kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi
5 c.
Untuk mengetahui kejadian DTPs yang terkait dengan penggunaan antibiotik pada pasien kanker leher rahim yang menjalani kemoterapi
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Kanker Leher Rahim 1. Definisi Rahim dibagi atas badan rahim (korpus) dan leher rahim (serviks) yang
menunjuk ke bawah dan dengan muaranya menyuruk ke puncak vagina berbentuk kubah. Dinding rahim terdiri atas selaput lendir dan jaringan otot dalam keadaan istirahat. Selaput lendir rahim dibentuk pada periode subur bulanan dan dikeluarkan pada saat haid, keberadaannya khusus untuk menerima sel telur. Lapisan otot yang tebal dan kuat menunggu waktu lahir untuk mengeluarkan janin melalui kanal lahir. Saluran lahir berjalan dari korpus rahim lewat saluran leher rahim, vagina, dan vulva ke luar (Jong, 2005).
Gambar 1. Anatomi leher rahim pada ginekologis wanita (Anonim, 2008a)
7 Serviks berfungsi untuk mencegah masuknya udara dan mikroflora dari vagina, tetapi harus dapat mengalirkan darah menstruasi, dan menderita pukulan lunak pada saat sanggama, dan yang paling buruk ialah trauma saat melahirkan. Serviks sering menjadi tempat timbulnya penyakit. Sebagian besar kelainan serviks adalah radang yang tidak khas (servisitis), dan merupakan tempat timbulnya kanker yang paling banyak dijumpai pada wanita (Stanley, 2005). Leher rahim membentuk hubungan antara rongga rahim dan vagina yang merupakan bagian dari saluran lahir.
Leher rahim menonjol sekitar satu centimeter ke dalam kubah vagina. Bagian kecil ini yang merupakan tempat dari kanker leher rahim. Kanker merupakan pertumbuhan ganas yang disebabkan oleh kelainan gen-gen yang mengatur pembelahan sel (Jong, 2005).
Terdapat tiga tipe umum kanker serviks. Tipe yang paling sering ditandai oleh adanya lesi eksofilik yang besar dan meluas ke vagina dan terjadi perdarahan hebat saat disentuh. Tumor lainnya menginfiltrasi stroma serviks dan membentuk lesi
barrel shape tanpa disertai tanda-tanda pertumbuhan ke arah luar. Lesi barrel shape
ini dapat baru tampak pertama kali ketika penyebaran lokal sudah menimbulkan gejala gangguan berkemih atau buang air besar. Kelompok yang terakhir dari kanker serviks adalah tumor ulseratif yang sering mengubah serviks dan vagina bagian atas dengan lubang purulen yang besar (Heffner dan Schust, 2008). Tumor dapat menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Gejala-gejalanya dapat dibagi dalam gejala lokal dan sistemik. Pada tumor benigna akibat yang timbul biasanya terbatas pada kompresi jaringan sekitar. Ini dapat menimbulkan gejala penting, seperti
8 kehilangan darah intermenstrual karena kompresi saluran darah pada leiomioma uteri atau hilangnya lapangan penglihatan karena kompresi saraf mata pada adenoma hipofisis (Velde, Bosman, dan Wagener, 1999).
2. Epidemiologi dan etiologi
Hubungan antara aktivitas seksual dengan kanker serviks pertama kali diketahui 150 tahun yang lalu ketika ditemukan bahwa penyakit ini jarang terjadi pada biarawati dan banyak terjadi pada wanita tuna susila. Data epidemiologis berikutnya telah mengidentifikasi bahwa onset aktivitas seksual pada usia remaja dan pasangan seksual multipel merupakan tanda-tanda risiko tinggi untuk kanker serviks (Heffner dan Schust, 2008).
Di seluruh dunia, kanker leher rahim dan kanker payudara termasuk keganasan pada wanita yang sering muncul. Kanker leher rahim, terutama ditemukan di golongan ekonomi lemah. Insidensinya tinggi di Amerika Latin, Asia Tenggara, dan negara-negara Afrika di sebelah Selatan Sahara. Di Timur-Tengah, insidensinya rendah (Jong, 2005). Frekuensi karsinoma uteri terbanyak dijumpai di negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia, India, Bangladesh, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Di Amerika Latin dan Afrika Selatan frekuensi karsinoma serviks uteri juga merupakan terbanyak dari penyakit keganasan yang ada. Di Indonesia karsinoma serviks uteri menduduki tempat teratas dari urutan penyakit keganasan yang ada (Tambunan, 1995).
Dengan pemeriksaan massal, kanker sering ditemukan pada stadium awal yang mudah ditangani, sehingga insidennya di berbagai negara sejak tahun
9 limapuluhan turun sampai kurang dari separuhnya. Infeksi virus human papiloma (HPV) yang ditularkan melalui hubungan kelamin, menyebabkan peningkatan risiko seperti juga merokok. Pil antihamil tidak memainkan peranan yang bermakna (Jong, 2005).
Penyebab karsinoma serviks uteri belum jelas diketahui. Namun ada beberapa faktor risiko dan predisposisi yang menonjol: a.
Umur pertama kali melakukan hubungan seksual b.
Jumlah kehamilan dan partus c. Jumlah perkawinan d.
Infeksi virus e. Sosial ekonomi f. Higiene dan sirkumsisi (Tambunan, 1995).
3. Patogenesis
Karsinoma serviks uteri 95% terdiri dari karsinoma sel skuamos dan sisanya merupakan adenokarsinoma dan jenis kanker lain. Hampir seluruh karsinoma serviks didahului derajat pertumbuhan prakarsinoma yaitu displasia dan karsinoma in situ (Tambunan, 1995).
Kanker leher rahim memiliki periode inkubasi bertahun-tahun; periode sepuluh sampai dua puluh tahun bukan sesuatu yang aneh. Selama masa itu, sel-sel abnormal muncul, terkadang berkelompok dalam sarang-sarang. Sel-sel atipis ini juga dapat menghilang karena mati dan diganti oleh sel-sel normal (Jong, 2005).
10 Dalam perjalanan pertumbuhan prakarsinoma sebagian besar displasia regresi menjadi epitel dengan perubahan minimal sampai normal. Demikian juga karsinoma in situ sebagian kecil mengalami regresi menjadi displasia sedang ataupun ringan. Akan tetapi karsinoma invasif tidak pernah mundur menjadi karsinoma in situ atau displasia. Dari proses pertumbuhan neoplasma ini dapat dipelajari bahwa pada prakarsinoma stadium pertumbuhan lanjut sebagian tumbuh menjadi karsinoma invasif. Kapan waktu point of no return dari proses ini belum diketahui. Akan tetapi semakin lama dalam status prakarsinoma semakin sedikit kemungkinan terjadi reversibel (Tambunan, 1995).
4. Tanda dan gejala
Simtom karsinoma serviks uteri tergantung pada tingkat pertumbuhan (stadium) tumor. Prakarsinoma biasanya asimtomatik dan hanya ditemukan pada waktu pemeriksaan skrining kanker tes Pap atau ditemukan berketepatan pada histerektomi karena penyakit lain (Tambunan, 1995). Manifestasi klinis dari kanker leher rahim antara lain perdarahan pasca senggama, sekret vagina, perdarahan antara dua siklus menstruasi, perdarahan pasca menopause, perdarahan spontan per vaginam, perdarahan per vaginam saat buang air besar, dan juga nyeri ketika bersenggama (Anonim, 2008b).
5. Diagnosis
Diagnosis sering ditentukan berdasarkan gejala perdarahan saat terjadi kontak spontan. Pengambilan biopsi dari tumor ini sesudah kolposkopi akan memberikan kepastian. Pemeriksaan pelengkap dilakukan untuk memastikan
11 perluasannya, seperti foto saluran kemih, pemeriksaan kandung kemih dan rektum, serta ekho-dan/atau CT-scan dari organ-organ perut (Jong, 2005).
Kegunaan pertemuan dini karsinoma serviks untuk penderita individual, mengingat perbedaan dalam prognosis antara terapi stadium 0 atau misalnya stadium I atau II, tidak dapat diragukan. Karena stadium dini ini (CIN III, karsinoma in situ, karsinoma mikroinvasif) klinis tidak dapat dibedakan dari lain-lain kelainan portio dan tidak memberikan anamnesis spesifik, maka diagnostik dini sementara hanya mungkin dengan pemeriksaan mikroskopik. Pemeriksaan rutin sitologi servikal merupakan metode yang tepat, meskipun harus dinyatakan bahwa dengan pemeriksaan sitologik dengan kolposkopi dapat ditemukan lebih banyak lagi karsinoma dalam stadium dini. Tetapi metode pemeriksaan ini, yang dengan mudah dapat dikerjakan di poliklinik, membutuhkan relatif banyak waktu dan pengalaman dalam interpretasi gambar-gambarnya. Kelainan yang didapat harus berkali-kali diverifikasi histologik. Sejumlah kecil karsinoma, karena letaknya tinggi di dalam kanal servikal, tidak terlihat. Meskipun keberatan bahwa pemeriksaan kolposkopis untuk pencarian rutin kurang memadai, tetapi kolposkopis pada evaluasi hasil-hasil sitologik positif makin menempati kedudukan yang penting (Velde, Bosman, dan Wagener, 1999).
6. Prognosis
Angka ketahanan hidup (AKH) 5 tahun karsinoma in situ mencapai 100%, mikroinvasif 98%. Karsinoma invasif stadium I, 75-90%; stadium II, 45-60%; stadium III, 20-25% dan stadium IV, 5-10% (Tambunan, 1995).
12
7. Stadium
Sebelum terapi, terlebih dahulu ditentukan stadium tumor dengan tujuan untuk memilih terapi yang tepat dan evaluasi prognosis. Stadium tumor ditentukan berdasarkan pemeriksaan fisik (inspeksi dan palpasi), kolposkopi, histopatologi biopsi atau konisasi, kerokan endoserviks, urografi dan survei metastasis (Tambunan, 1995). Stadium yang digunakan adalah klasifikasi menurut International Federation of Ginecology and Obstetrics (FIGO).
Tabel I. Stadium Kanker Leher Rahim Menurut FIGO 1976 (Anonim, 2000)
Stadium Interpretasi
Karsinoma in situ, karsinoma intraepitelial
Stadium Interpretasi
I Proses keganasan terbatas pada serviks Ia Terdapat proses mikroinvasif (early stroma invasion) Ib Secara klinis didapatkan bukti proses invasif
II Proses keganasan sudah keluar dari serviks tetapi belum mencapai panggul atau 1/3 distal vagina
IIa Parametrium masih bebas dari proses keganasan
IIb Sudah didapatkan proses keganasan di parametrium
III Proses sudah mencapai dinding panggul (pada pemeriksaan rectal tidak ditemukan daerah bebas antara proses di serviks dan dinding panggul) dan atau 1/3 distal vagina. Semua kasus yang disertai hidronefrosis atau gangguan fungsi ginjal.
IIIa Tidak ada penyebaran ke dinding panggul
IIIb Didapatkan penyebaran ke dinding panggul dan atau didapatkan hidronefrosis atau gangguan fungsi ginjal.
IV Proses keganasan sudah keluar dari panggul kecil atau secara klinis sudah didapatkan invasi ke dinding mukosa kandung kencing atau rektum
IVa Terdapat penyebaran ke organ sekitar
IVb Terdapat penyebaran ke organ-organ yang jauh B.
Kemoterapi
1. Prinsip dasar kemoterapiKemoterapi hampir selalu merupakan terapi sistemis yang ditambahkan pada tubuh, berarti pada seluruh sistem. Kemoterapi menyebar tanpa bergantung jalan
13 masuknya, melalui sirkulasi darah, jadi tanpa halangan sampai di semua jaringan dan organ bahkan sampai di semua sel tubuh. Di sini letak kekuatan dan kelemahan setiap terapi sistemis. Kekuatannya adalah, bahwa setiap sel, dimanapun di dalam tubuh, dapat dicapai tanpa halangan, sehingga kelompok tujuan tidak dapat menghindar.
Justru disitulah letak kelemahan terapi bedah dan radioterapi yang bersifat setempat, sebab tumor yang berada di luar daerah lokoregional, tidak tersentuh oleh kedua metode ini. Kelemahan dan keterbatasan terapi sistemis adalah setiap sel sehat akan menerima racun sel dalam konsentrasi sama. Jadi efek sampingnya juga bersifat sistemis, dapat muncul dimanapun dan batasnya ditentukan oleh toleransi dari sel-sel sehat yang paling peka di manapun adanya dalam tubuh (Jong, 2005). Kemoterapika yang digunakan untuk kanker, ialah sitostatika (Mutschler,1991).
Terapi kanker dengan sitostatika berdasar atas eliminasi (pembunuhan) sel- sel tumor dengan sesedikit mungkin efek yang merugikan terhadap jaringan normal.
Sel kanker tumbuh potensial lebih cepat daripada jaringan normal yang menghasilkan sel itu. Karena itu zat-zat penghambat pertumbuhan dapat memperlambat progresi proses penyakit. Tetapi untuk penyembuhan sesungguhnya diperlukan sel tumor yang paling akhir juga terbunuh (Velde, Bosman, dan Wagener, 1999).
Kemoterapi bekerja dengan cara: a. Merusak DNA dari sel-sel yang membelah dengan cepat, yang dideteksi oleh jalur p53/Rb, sehingga memicu apoptosis.
b.
Merusak apparatus spindel sel, mencegah kejadian pembelahan sel.
c.
Menghambat sintesis DNA (Davey, 2006).
14 Kemoterapi dapat memberikan kesembuhan, baik secara tunggal
[koriokarsinoma, leukemia limfoblastik akut (ALL) pada anak, beberapa limfoma dan leukemia, dan tumor sel benih] maupun kombinasi dengan pembedahan (osteosarkoma, adenokarsinoma payudara dan ovarium, kanker kolorektal, dan karsinoma sel skuamosa saluran pencernaan atas). Terapi tersebut dapat memperpanjang hidup namun tidak menyembuhkan, seperti pada AML, karsinoma sel kecil pada paru (SCLC), dan kanker ovarium. Meningkatnya pemahaman mengenai biologi sel kanker telah memperbaiki terapi yang tersedia saat ini dan akan memunculkan jenis-jenis terapi yang lebih inovatif, termasuk imunoterapi atau terapi gen, oligonukleotida, atau antibody monoclonal. Beberapa jenis kemoterapi yang tersedia adalah: a.
Antagonis folat, analog purin dan pirimidin: obat-obat ini (metotreksat, 5-fluorourasil, dan hidroksiurea) menghambat sintesis DNA.
b.
Obat pengalkilasi (alkylating agent) merusak DNA. Yang termasuk golongan ini
adalah siklofosfamid (kanker payudara, limfoma), melfalan (myeloma), dan platina (kanker testis, limfoma, karsinoma sel skuamosa, kanker ovarum dan kandung kemih). Dapat terjadi resistensi obat.
c.
Obat yang berinteraksi dengan topoisomerase I dan II mengadakan interkalasi
dengan DNA untai ganda dan membentuk kompleks dengan topoisomerase II yang mudah membelah, yaitu enzim inti sel penting yang menyebabkan pembelahan DNA untai ganda. Contohnya termasuk antrasiklin (kanker payudara, limfoma) dan etoposid (teratoma, kanker paru). Obat-obat yang
15 berhubungan, termasuk topotekan dan irinotekan, berikatan dengan topoisomerase I untuk menyababkan pembelahan reversibel DNA untai tunggal.
d.
Alkaloid dan taksan menghambat fungsi mikrotubulus dan mengganggu mitosis.
Contohnya adalah alkaloid vinka (leukemia, limfoma, kanker kandung kemih), dan taksan (kanker ovarium, kanker payudara) (Davey, 2006).
Syarat kemoterapi: keadaan umum baik, konseling pada penderita, fungsi hepar dan ginjal baik, diagnose histopatologik, jenis kanker yang sensitive pada kemoterapi, riwayat terapi sebelumnya (radioterapi, kemoterapi, tradisional), dan
3
hasil laboratorium yang meliputi Hb > 10 g%, Leukosit > 5000/mm , dan
3 Trombosit >150.000/mm (Anonim, 1996).
2. Efek samping kemoterapi