Implementasi Ta’zir bagi Santri Pondok Pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang - Test Repository
IMPLEMENTASI TA’ZIR
BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI
AN-NUR KLEGO, CANDIREJO,
TUNTANG, SEMARANG
TAHUN 2017-2018
SKRIPSI
Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh :
AMIN MARYATUL QIFTIYAH
NIM : 111-14-345
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
IMPLEMENTASI TA’ZIR
BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI
AN-NUR KLEGO, CANDIREJO,
TUNTANG, SEMARANG
TAHUN 2017-2018
SKRIPSI
Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh :
AMIN MARYATUL QIFTIYAH
NIM : 111-14-345
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
MOTTO
نَمَف عَيلَم ثِم َلاَق ةَّرَذ يَخ ر ا هَرَي
ۥ ٧ نَمَو عَي لَم
ثِم َلاَق َّرَذ ة رَش ا
هَرَي ۥ ٨
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula”. (Az- zalzalah 7-8) (Depag RI. 2005).
PERSEMBAHAN
Teriring Do’a rasa syukur kepada Allah SWT yang teramat dalam kupersembakan karya ini buat orang-orang yang telah banyak berjasa dalam hidupku, yang tanpa mereka aku tidak mungkin bisa merasakan hidup seperti saat ini. Skripsi ini bukanlah akhir dari tugas, namun awal aku berkarya.
Terimakasih buat… Wanita terindah penuh kasih sayang (Ibunda tercinta)
Dan tidak terlupakan ayahanda terkasih serta adik, yang selalu memberikan motivasi dan semangat di setiap hari. Bapak Muh. Hafidz, M. Ag. yang dengan ketelatenan dan kesabaran telah membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini sampai membuahkan hasil maksimal sebagaimana impian penulis. Untuk semua keluarga PP AN-NUR KLEGO,CANDIRECO,
TUNTANG, SEMARANG yang telah membantu tersusunnya skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah- Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku kepala jurusan Pendidikan Agama Islam dan selaku pembimbing akademik (PA) yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dari semester 1 hingga semester akhir.
4. Bapak Muh. Hafidz, M. Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.
5. Segenap Dosen, Staff dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dengan fasilitas dan pelayanan yang baik.
6. Bapak Ali Munabah S.Pd.I selaku kepala Pondok Pesantren AN-NUR klego, dalam melakukan penelitian skripsi ini.
7. Terkhusus orang tua tercinta: Ayahanda pujiono dan Ibunda Jumiati Ruwiyah serta adikku Alim Miftakul Jannah, terima kasih sedalam-dalamnya penulis ucapkan atas doa, nasihat, dukungan, dan kasih sayang yang tiada henti mereka curahkan kepada penulis. Dan juga membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga.
8. Terimakasih kepada para sahabat: teman asrama khususnya ainun, muta, dita, rohmah, yatni, vita, fida, falicha, dian, aina, choir, ujik, fatma, nova, yang tiada henti memberikan semangat dan motivasi kepada penulis serta seluruh sahabat PAI yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu angkatan 2014.
Semoga tali silaturahhim diantara kita akan selalu terjaga selamanya. Amin.
Tentu masih banyak pihak-pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi ini namun penulis tidak dapat menyebutkannya secara keseluruhan penulis ucapkan banyak terima kasih. Jazakallah khairan katsiron.
Billahi taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
ABSTRAK
Qiftiyah, Amin Maryatul . 2018. Implementasi Ta’zir bagi Santri PondokPesantren AN-NUR Klego,Candirejo,Tuntang, Semarang . Skripsi. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh. Hafidz, M. Ag.
Kata kunci: Konsep, Ta’zir, Disiplin Santri Pondok Pesantren.
Pondok Pesantren AN-NUR, Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang. Merupakan suatu lembaga pendidikan non formal yang bertujuan untuk pembentukan watak dan sikap. Sebagai sebuah proses, pendidikan memerlukan kedisiplinan, sementara kedisiplinan itu sendiri merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bagaimana implementasi ta’zir yang dilakukan oleh pengurus pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang Tahun 2017-2018?
Bagaimana dampak pemberian ta’zir dalam penerapan ta’zir yang dilakukan oleh pengurus pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang Tahun 2017-2018?Penelitian ini menggunakan pendekatan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dilapangan kemudian disusun dengan memilih dan menyederhanakan data. Selanjutnya dilakukan penyajian data untuk ditarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: implementasi ta’zir yang dilakukan oleh pengurus adalah menggunakan sistem secara bertahap, antara pengurus dan pengasuh harus selalu mengadakan sosialisasi atau RAKER (rapat kerja) mengenai kegiatan di pondok pesantren, serta penetapan ta’zir sesuai dengan kategori ubudiyah dan non ubudiyah. Serta dampak dalam penerapan ta’zir menghasilkan adanya kepatuhan, rasa kesadaran serta rasa tanggung jawab atas perilaku yang telah diperbuat dalam melakukan pelanggaran.
DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO................................................................................. ii JUD
UL….................................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v DEKLARASI.............................................................................................. vi PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................. vii MOTTO...................................................................................................... viii PERSEMBAHAN...................................................................................... ix KATA PENGANTAR................................................................................ x ABSTRAKSI….......................................................................................... xii DAFTAR ISI.............................................................................................. xiii DAFTAR TABEL DAN BAGAN........................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Fokus Penelitian .......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6 D. Definisi Operasional .................................................................... 7 E. Peneliti terdahulu ......................................................................... 8 F. Metode Penelitian ........................................................................ 10 G. Teknik Analisis Data....................................................................15
A.
Ta’zir............................................................................. 19 B. Disiplin Santri................................................................ 29 C. Pondok Pesantren.......................................................... 35
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data Umum Pondok Pesantren An- Nur.
1. Gambaran Umum Pondok Pesantren An- Nur ..................43 2.
Sejarah Perkembanga........................................................ 43 3. Visi dan Misi Pondok Pesantren........................................ 44 4. Struktur Organisasi............................................................ 45 5. Sarana Prasarana............................................................... 46 6. Sistem Pengajaran...............................................................47 7. Tata Tertib..........................................................................52 B. Temuan Data Penelitian 1.
Implementasi Ta’zir bagi santri ....................................... 56 2. Dampak Positis bagi santri dalam penerapan ta’zir...........57
BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN Implementasi Ta’zir Di Pondok Pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang Tahun 2017-2018..................... 60 B. Dampak positif Penerapan Ta’zir terhadap santri yang
diterapkan oleh Pengurus Pondok Pesantren An-Nu Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang Tahun 2017-2018......... 68
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................... 73 B. Saran......................................................................................... 75 Daftar Pustaka Lampiran-lampiran
Daftar Bagan dan Tabel
Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren An-Nur..........................46Tabel 3.2 Jadwal Madrasah Diniyah Pondok Pesantren An-Nur....................49Daftar Lampiran
Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian Lampiran 3 : Surat Pernyataan Telah Meneliti Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Lampiran 5 : Laporan SKK Lampiran 6 : Pedoman Wawancara Lampiran 7 : Transkip Wawancara Lampiran 8 : Dokumentasi
BAB I A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki kekuatan yang dinamis dalam kehidupan
manusia dimasa yang akan datang, dan pendidikan itu harus mampu menyiapkan tenaga-tenaga terampil yang mampu melayani dirinya dan orang lain serta dapat mengisi dan berperan aktif di berbagai sendi kehidupan, untuk menyikapi perkembangan pada era globalisasi ini yang semakin pesat, sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang tangguh dan ulet, serta mempunyai keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah Swt.
Dalam mempersiapkan hal itu, maka dibutuhkan upaya pembentukan mental-mental yang tangguh melalui pendidikan.
Pendidikan adalah proses pembentukan watak dan sikap. Sebagai sebuah proses, pendidikan memerlukan kedisiplinan, sementara kedisiplinan itu sendiri merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban (Prijodarminto, 2009: 23). Pendidikan adalah proses pembentukan diri manusia secara menyeluruh baik itu watak maupun sikap. Proses pembentukan tersebut memerlukan kedisiplinan, mandiri dan moral yang baik agar mampu menghadapi kehidupan dimasa yang akan datang dengan bijaksana. Pendidikan merupakan proses pembentukan diri manusia secara menyeluruh, bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan tetapi mengupayakan bagaimana agar menjadi manusia yang bermoral baik, serta manusia akan pendidikan merupakan suatu yang sangat mutlak dan manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pendidikan.
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup masyarakat sehari-hari. Pondok pesantren merupakan salah satu contoh pendidikan nonformal yang eksistensinya masih diakui masyarakat Indonesia sampai saat ini. Istilah pondok sendiri berasal dari bahasa arab, “fundug” yang berarti hotel atau asrama. Sedangkan pesantren berasal dari kata santri yang diberi awalan pe- dan akhiran
- –an, yang berarti tempat tinggal santri.
Haidar (2004: 27), pesantren berarti tempat orang berkumpul untuk menimba ilmu agama Islam. Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pondok pesantren adalah asrama atau tempat yang dijadikan tempat tinggal santri atau orang yang akan menimba ilmu pengetahuan agama Islam. Meskipun pada awalnya, nama pondok pesantren hanya dikenal di pulau Jawa dan Madura, tetapi pondok pesantren diidentifikasikan oleh para ahli dengan nama yang diberikan untuk lembaga pendidikan Islam tradisional di Indonesia. Keberadaan pondok pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam dalam proses berdirinya tidak terlepas dari seorang sesepuh (kyai) dengan ilmu yang dimilikinya serta dengan keikhlasan dalam beramal, prilakunya sesuai dengan apa yang khususnya dan masyarakat pada umumnya. Maka berdirilah sebuah lembaga kehidupan masyarakat yang mandiri dan ditunjang oleh sarana dan prasarana untuk lancarnya kegiatan belajar mengajar.
Sebuah Pondok Pesantren pada dasarnya merupakan sebuah sarana pendidikan Islam tradisional yang para santrinya tinggal dalam lingkungan pondok bersama-sama dan belajar dibawah lindungan maha guru (kyai). Asrama tersebut berada dalam lingkungan Pondok Pesantren dan khusus bagi kyai disediakan tempat tinggal. Dalam lingkungan tersebut disediakan tempat ibadah bersama (masjid) serta tempat ngaji yang disebut Madrasah Pondok Pesantren dalam jangka panjang mampu berada dalam lingkungannya dan kedudukannya relatif lebih kuat dari masyarakat sekitarnya. Ini bisa dilihat dari kemampuan Pondok Pesantren untuk menciptakan tanpa harus mengorbankan identitas dirinya. Menejemen pendidikan kedisiplinan santri di pondok pesantren An-Nur dewasa ini diperlukan tata tertib atau aturan-aturan yang mengikat pada pendidik dan anak didik supaya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara maksimal. Salah satunya adalah penerapan ta’zir (hukuman) banyak dikritik para pendidik modern, Sebagai catatan dan tidak menutup kemungkinan dengan digunakannya konsep atau pendekatan yang lain tidak bisa, karena tidak semua anak didik dapat dididik hanya dengan cara lemah lembut dan kasih sayang saja agar dia mematuhi peraturan- peraturan yang telah ditentukan atau ditetapkan. Sedangkan dalam prinsip hukuman, sehingga dengan adanya hukuman dengan ancaman kekerasan menjadikan anak takut, bahkan jika penerapannya tersebut keluar dari batas-batas tertentu. Jadi pesantren An-Nur yaitu untuk membantu serta mewujudkan harapan para orang tua agar anaknya mampu berproses menjadi orang yang baik, dan penerapan hukuman ta’zir menjadi bagian dalam pelaksanaan aturan-aturan tersebut untuk membawa santri ke arah perbaikan dalam menjalankan semua kegiatan di pondok pesantren dan pengarahan diri serta meningkatkan kesadaran atas diri santri agar lebih baik nantinya. Pesantren mempunyai peranan penting bagi pembentukan akhlak santrinya serta membentuk pribadi yang mampu bersosialisasi dengan perkembangan yang ada dan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam.
Di lingkungan Pondok Pesantren kyai sangat dihormati dan disegani, sehingga eksistensi Pondok Pesantren di masyarakat sebagai lembaga pendidikan islam yang ideal dan disiplin dapat terlaksana. Setiap peraturan di Pondok Pesantren dimaksudkan untuk menanamkan kedisiplinan. Dalam menegakkan kedisiplinan ini, diperlukan keteladanan dari kyai dan pengurus Pondok Pesantren. Peraturan yang telah disepakati merupakan upaya menanamkan tanggung jawab dan pendidikan yang islami, sehingga Pondok Pesantren sanggup tampil sebagai sebuah lembaga pendidikan yang ideal dengan dilandasi adanya sistem penegasan.
Sistem penegasan
(ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren
bentuk dan corak yang berbeda-beda antara pondok yang satu dengan yang lainnya, ini disebabkan karena kondisi pesantren yang berbeda, serta dari kebijakan-kebijakan yang disepakati oleh para pengurus Pondok Pesantren. Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, perlu kiranya dikaji secara mendalam untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan obyektif dengan memakai pendekatan ilmiah.Untuk itu penulis mencoba mengkaji persoalan diatas secara sistematis, dengan membuat skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI TA’ZIR DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN
SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI AN-NUR KLEGO, CANDIREJO, TUNTANG, SEMARANG TAHUN 2017-2018
” B.
Fokus Penelitian
Berdasarkan gambaran masalah diatas, maka fokus penelitiannya adalah:
1. Bagaimana implementasi ta’zir yang dilakukan oleh pengurus pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang Tahun 2017-2018 ? 2. Apa Dampak dalam penerapan ta’zir yang dilakukan oleh pengurus pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang
Tahun 2017-2018? C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dari rumusan masalah di atas maka peneliti merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak di capai sebagai berikut : a.
Untuk mengetahui Bagaimana implementasi ta’zir yang dilakukan
An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang,
oleh pengurus pondok pesantren
Semarang tahun 2017-2018 ? b.
Untuk mengetahui dampak dalam penerapan ta’zir yang dilakukan
An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang,
oleh pengurus pondok pesantren
Semarang tahun 2017-2018 ? 2.
Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut: a.
Manfaat Teoritis
a) Mampu memberi sumbangan pemikiran dalam dunia keilmuan dan manfaat bagi para pembaca tentang penerapan
ta’zir untuk
meningkatkan kedisiplinan santri di pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang .
b) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan referensi bagi penelitian yang sejenis.
b.
Manfaat Praktis a) Bagi Pondok Pesantren
ta’zir dapat menciptakan santri
yang disiplin dalam beribadah kepada Allah SWT dan taat mengikuti peraturan yang berlaku.
b) Bagi Santri
Diharapkan para santri dengan adanya
ta’zir dapat
meningkatkan disiplin dalam mengikuti kegiatan dan mentaati peraturan yang berlaku di pondok pesantren.
c) Bagi IAIN Salatiga
Diharapkan dari laporan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai perbendaharaan referensi yang isinya perlu dikaji lebih lanjut dalam meningkatkan disiplin santri di pondok pesantren.
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan lebih mengarahkan pembaca dalam memahami judul skripsi ini penelitian merasa perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut. adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:
1. Takzir : ta’zir secara etimologi yaitu dari kata “azzara” yang berarti menolak dan mencegah sedangkan secara terminologi
ta’zir adalah
hukuman yang bersifat pendidikan atas perbuatan dosa yang hukumanya belum ditetapkan, jadi
ta’zir atau hukuman yang dimaksud hukuman yang bersifat mendidik.
2. Disiplin Santri : Disiplin yang berarti tata tertib, ketaatan kepada dan pernah mengenyam pendidikan agama di pondok pesantren, menggali informasi ilmu-ilmu agama dari Kyai-ulama (guru) selama dia berada di asrama atau pondok pesantren.
E. Peneliti Terdahulu 1.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Izzatu Muhammad mahasiswa (2009, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) yang berjudul “Hukuman Ta’zir di Pondok Pesantren An Nur Ngrukem Sewon Bantul Yogyakarta Perspektif Hukum Pidana Is lam”. Penelitian ini menemukan kesimpulan sebagai berikut:Disamping
ta’zir sebagai sebuah hukuman, di P.P An-Nur,
hukuman ta’zir berfungsi sabagai cermin dalam kehidupan beragama.
Ta’zir secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu (1) ta’zir karena
melakukan jarimah hudud atau qishas tetapi syarat-syaratnya tidak terpenuhi, (2) jarimah ta’zir yang telah disebutkan dalam nash tetapi hukumannya belum ditetapkan, dan (3) jarimah
ta’zir yang jenis
maupun sanksinya belum ditetapkan oleh syara’. Oleh karena itu, semua pellanggaran yang mengandung unsur maksiat dan mengganggu kepentingan serta ketertiban umum dapat dikenai hukuman
ta’zir. Dalam pelaksanaan atau penerapan ta’zir sangat
elastic, Dalam konteks ini pengasuh maupun pengurus pesantren adalah imam bagi santrinya. Dengan demikian pelaksanaan hukuman
ta’zir di Pondok Pesantren an-Nur tidak melenceng dari hukuman 2.
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Salim (2010, STAIN Salatiga) yang berjudul “Pengaruh Tingkat Penghayatan Santri Tentang Ta’zir
Terhadap Akhlak Studi Kasus Pondok Pesantren An Nida Kota Salatiga”. Temuan hasil dari penelitian setalah data berhasil diuji, dan hasilnya ada pengaruh positif antara tingkat penghayatan santri tentang ta’zir terhadap akhlak santri Pondok Pesantren An Nida Kota Salatiga Tahun 2009.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Noor Rohman (2013, UIN
Walisongo Semarang) yang berjudul “Model Pelaksanaa Ta’zir Pada Santri Pondok Pesantren Futuhiyyah Suburan Barat Mranggen Demak” Penelitian ini menemukan kesimpulan sebagai berikut: Dari pemberian ta’zir yang dilakukan di Pondok Pesantren Futuhiyyah Suburan Barat Mranggen Demak ini setidaknya memuat kebermaknaan yang bisa diambil oleh para santri, yakni; Sebagai pembentukan akhlak yang mengarah pada akhlak al karimah para santri, dan Sebagai pembentukan kesalahan sosial santri Pondok Pesantren Futuhiyyah. Setelah santri tersebut mendapatka n ta’zir karena pelanggarannya tersebut, santri akan berusaha untuk memaksimalkan waktu dengan baik.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayah (2011, UIN SUKA) yang berjudul budaya santri menenai takzir pada pondok pesantern tebu ireng kabupaten jombang: temuan hasil penelitian adalah pada aspek kehidupan di pondok pesantren yang berbeda.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Muh Satya (2011, IAIN
SURAKARTA) yang berjudul “pola pembinaan santri mengenai ta’zir dalam pondok pesantren” hasilnya penbinaan moral sebagai salah satu pembinaan yang mempersiapkan seseorang agar dapat berfikir maka didasari hukuman dan hadiah.
F. Dari kelima penelitian di atas terdapat kesamaan pada penelitian yaitu
sama pada aspek hukuman. dengan adanya persamaan dapat disimpulkan bahwa belum ada yang meneliti tentang bagaimana penerapan ta’zir untuk meningkatkan kedisiplinan santri di pondok pesantren An-Nur Klego,
Candirejo, Tuntang, Semarang .
G. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian, metode mutlak diperlukan karena merupakan cara yang teratur dan sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Metode ini diperlukan agar hasil penelitian dapat diperoleh secara optimal.
1. Pendekatan dan Jenis penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat 2.
Kehadiran Peneliti Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen utama pengambil data. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian disini tepat karena peneliti menjadi segalanya dalam proses penelitian. Namun, instrumen penelitian disini dimaksudkan sebagai penjelasan alat-alat ukur yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dan atau informasi (Leo, 2013: 97).
3. Lokasi Penelitian Penelitian yang dilaksanakan di Pondok Pesantren An-Nur Jl Kh. Ahmad Nur Rt 03 Rw 09, Klego-Candirejo Kec.Tuntang Kab.
Semarang.
4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2002: 107). sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data yang akan terkumpul melalui penelitian ini adalah data yang sesuai dengan fokus penelitian yaitu mengenai implementasi ta’zir untuk meningkatkan
An-Nur Klego, Candirejo,
kedisiplinan santri di pondok pesantren Tuntang, Semarang .
Pada penelitian ini data yang dikumpulkan berupa hasil-hasil observasi pada tempat penelitian, dan hasil wawancara terhadap responden dan dokumen yang terkait dengan tempat penelitian. Pada penelitian ini yang dijadikan subjek adalah pengurus.
Bila dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun sumber data yang diambil yaitu: a.
Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari lapangan. Data ini disebut juga data asli atau data baru. Sumber baru diperoleh dengan cara observasi dan mewawancarai pengasuh, pengurus, santri di pondok pesantren mengenai konsep ta’zir untuk meningkatkan kedisiplinan santri di pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang .
b.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah ada.
Data sekunder disebut juga data tersedia atau tertulis. Data pribadi, dokumen resmi, arsip, dan lain-lain. data tersebut berguna untuk melengkapi data primer.
5. Prosedur Pengumpulan Data a.
Metode Wawancara (Interview) Metode wawancara (interview) dikenal pula dengan istilah
Wawancara Menurut Esterberg (2002) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topic tertentu (Sugiyono, 2014: 317). Sedangkan menurut Asmani (2011: 122) metode wawancara (interview) merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informasi atau orang yang diwawancarai.
Dalam penelitian ini jenis wawancara yang dilakukan adalah pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara. Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar materi yang dirumuskan dan tidak perlu ditanyakan secara berurutan (Moleong, 2009: 187).Interview atau wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang penerapan ta’zir untuk meningkatkan kedisiplinan santri di pondok pesantren an-nur klego, candirejo, tuntang, semarang. b.
Metode Observasi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2002: 145).
Metode observasi juga dapat diartikan sebagai suatu pengamatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 2003: 136). Sedangkan observasi sendiri dibagi menjadi tiga yaitu pertama, observasi partisipatif yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Kedua, observasi terus terang dan tersamar, yaitu peneliti dalam pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Ketiga, observasi tidak berstruktur yaitu observasi dilakukan dengan tidak berstruktur karena fokus penelitian belum jelas, observasi tidak dipersiapkan secara sitemastis tentang apa yang akan diobservasi.
Pada penelitian ini penulis menggunakan observasi terus terang. Tujuannya yaitu untuk memperoleh gambaran tentang penerapan ta’zir untuk meningkatkan kedisiplinan santri di pondok c.
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 234).
H.
Teknik Analisis Data 1.
Metode Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain. sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Metode analis data yang penulis gunakan adalah metode analisis data kualitatif, yaitu data yang terbentuk uraian kemudian penulis tafsirkan untuk mendapatkan makna yang terkandung. Dengan menggunakan metode ini tidaklah dimaksudkan untuk memperoleh penelitian yang baru akan tetapi hanya mendapatkan kejelasan atau dari penelaah obyek penelitian.
2. Pengecekan Keabsahan Data.
Pengecekan keabsahan data yang peneliti gunakan adalah triangulasi. Triangulasi setara dengan “cek dan ricek” yaitu pemeriksaan kembali data dengan tiga cara, yaitu triangulasi sumber, metode dan waktu. Data yang akurat lebih banyak didapat dari data sumber, informan dapat memberikan data dengan sebanyak- gunakan adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber yaitu mencari sumber-sumber lain di samping sumber yang telah didapatkan. Untuk mengetahui keteladanan guru, peneliti bisa melakukan wawancara dengan banyak guru, banyak siswa, kepala sekolah, bahkan penjaga sekolah. Prinsipnya lebih banyak sumber, lebih baik (Putra & Santi Lisnawati, 2013: 34).
3. Tahap-tahap Penelitian
Tahap pertama pelaksanaan penelitian dimulai dari mengamati dan ikut sebagai partisipan dala lapangan. Penulis harus mengadakan pendekatan secara terbuka kepada responden dengan tujuan untuk memperoleh informasi atau data awal.
Tahap kedua mencatat hasil yang diperoleh. Untuk mempermudah memperoleh data dengan wawancara dan pengamatan, setelah data-data sudah terkumpul kemudian dianalisis dan diikuti dengan laporan hasil analisis data yang dilakukan.
Tahap ketiga selanjutnya pengecekkan dan memeriksa keabsahan data. Pada tahap ini biasanya diadakan penghalusan data yang dilakukan pada subyek dan informasi. Jika dapat ketidak sesuaian maka perlu diadakan perbaikan.
Tahap keempat ialah merancang penulisan. Tahap ini dilakukan secara rinci. Jadwal untuk setiap tahap harus diperkirakan secara tepat karena akan menjadi pegangan dalam menyelesaikan secara keseluruhan penulisan selanjutnya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka tahap-tahap penulisan yang akan dilaksanakan adalah mulai dari penyerahan surat perizinan penulisan kepada pengasuh. pondok pesantren an-nur klego, candirejo, tuntang, semarang. Setelah melewati proses tadi barulah penulis bisa melaksanakan observasi, melakukan wawancara dengan responden dan mengumpulkan hasil dokumentasi sebagaimana yang telah direncanakan.
I. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menyusun sistematikanya sebagai berikut: Bagian muka yang berisi tentang: Halaman Judul, nota pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.
Bagian Isi yang terdiri dari: Bagian Pertama yaitu pendahuluan, dalam bab ini berisi tentang Latar Belakang, Fokus Penelitian , Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Peneliti Terdahulu, Metode Penelitian Dan Sistematika Penulisan Skripsi. Bagian kedua yaitu landasan teori, yang berisi tentang definisi konsep takzir, kedisiplinan santri, dan mengenai temuan peneliti, merupakan gambaran umum tentang gambaran di pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang yang meliputi Sejarah Pondok Pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang.Visi, Misi dan Tujuan, Stuktur Organisasi Pondok Pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang program kegiatan serta sarana-prasarana Pondok Pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang keadaan guru (ustadz), pengurus, pengasuh dan santri serta temuan data penelitian. Bagian keempat yaitu analis, kemudian dalam bab
IV membahas mengenai analisis data yang meliputi : konsep dalam penerapan takzir dalam meningkatkan kedisiplinan santri pada santri pondok pesantren An-Nur Klego, Candirejo, Tuntang, Semarang tahun 2017-2018. Bagian kelima yaitu akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran. Sedangkan bagian akhir skripsi ini berisi tentang lampiran- lampiran yang mendukung isi dari skripsi, daftar riwayat pendidikan penulis, kemudian daftar pustaka
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Ta’zir Pengertian Ta’zir
Dasar diterapkannya
ta’zir terdapat dalam firman Allah SWT
diantaranya
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka
(dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya hamba-hambaNya (QS. Fushilat: 46).
Ayat diatas Allah memberi pelajaran kepada manusia bahwa setiap manusia akan mendapat balasan dari setiap perbuatannya. Baik atau buruk yang diterima sesuai pada perbuatan yang telah dilakukan.
Dalam kamus fiqih, Secara bahasa kata “ta`zir” merupakan bentuk masdar dari kata “`azzara” yang berarti menolak (Mujib, 1994:384).
ta’zir secara etimologi yaitu dari kata “azzara” yang
berarti menolak dan mencegah sedangkan secara terminologi
ta’zir
adalah hukuman yang bersifat pendidikan atas perbuatan dosa yang hukumanya belum ditetapkan, jadi
ta’zir atau hukuman yang
dimaksud merupakan hukuman yang bersifat mendidik. Jadi istilah ta’zir biasanya dipakai dalam lingkup pondok pesantren, akan tetapi pada dasarnya ta’zir berarti juga hukuman.
Menurut Purwanto (2000:186), hukuman adalah seseorang (guru, orang tua, dan sebagainya) sesudah terjadi suatu pelanggaran, jadi hukuman adalah suatu perbuatan dimana kita secara sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa kepada orang lain, baik dari segi kejasmanian maupun segi kerohanian. Menurut Kartono (2001:261), hukuman adalah perbuatan yang secara intensional diberikan sehingga menyebabkan penderitaan lahir batin, diarahkan untuk menggugah hati nurani dan penyadaran si penderita akan kesalahannya. Jadi, hukuman adalah suatu tindakan yang diberikan secara sengaja oleh seseorang (guru, orang tua, ustadz dan lainnya) kepada (siswa, anak, santri, dan lainnya) dengan tujuan menyadarkan diri dari kesalahan, mendidik agar baik dari segi kejasmanian maupun segi kerohanian.
Sementara ta’zir menurut masyarakat dipahami sebagai hukuman. Hukuman yang dimaksud merupakan hukuman yang bersifat mendidik, karena itu hukuman tersebut harus mengandung unsur-unsur pendidikan. Dalam hal ini tentu berbeda antara hukuman dari Allah kepada hambanya dan hukuman khusus yang dikeluarkan negara kepada rakyatnya dengan hukuman yang diterapkan orang tua dalam keluarga dan para pendidik dalam dunia pendidikan. (Ulwan, 2003: 311).
Sedangkan
ta’zir dalam istilah psikologi adalah cara yang
yang tidak menyenangkan yang dilakukan oleh seseorang yang dengan sengaja menjatuhkan orang lain. Secara umum disepakati bahwa hukuman adalah ketidaknyamanan (suasana tidak menyenangkan) dan perlakuan yang buruk atau jelek.
2. Jenis Ta’zir di Pondok Pesantren
Hukuman
(ta’zir) secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2
yaitu hukuman fisik dan non fisik. Namun demikian, hukuman dalam bentuk apapun tujuannya lebih mengarah kepada psikis atau agar santri menyadari kesalahan yang telah diperbuat bukan karena rasa sakit yang ditimbulkan oleh hukuman. Menurut Mamiq (2012:46), pada dasarnya hukuman itu ada dua yaitu: hukuman langsung dan hukuman tidak langsung. Hukuman langsung ini merupakan tindakan yang langsung diberikan kepada santri setelah memunculkan perilaku negative, sedangkan hukuman tidak langsung merupakan hukuman yang tidak secara langsung diarahkan sebagai bentuk hukuman kepada santri, tetapi lebih bersifat sindiran, bahan renungan, dan sumber pelajaran bagi santri.
Menurut Purwanto (2000:189), Hukuman dibedakan menjadi dua macam
1) Hukuman preventif, yaitu hukuman yang dilakukan dengan bermaksud agar mencegah jangan sampai terjadi pelanggaran sehingga hal itu dilakukannya sebelum pelanggaran itu dilakukan.
2) Hukuman represif, yaitu hukuman yang dilakukan oleh karena adanya pelanggaran, oleh adanya dosa yang telah diperbuat. Jadi, hukuman ini dilakukan setelah terjadi pelanggran atau kesalahan.
Bentuk hukuman dibagi menjadi 4 yaitu : 1)
Hukuman Isyarat Hukuman ini cukup dilakukan dengan cara pandangan mata,gerakan anggota badan dan sebagainya. Setiap santri memiliki pembawaan dan latar belakang yang berbeda, maka dari itu sebaiknya jika memberikan hukuman disesuaikan dengan karakter masing-masing anak.Sebagian anak ada yang cukup dengan diberi isyarat sebagai tanda kalau dia salah, misalnya dengan kedipan mata. 2)
Hukuman Perkataan Hukuman ini diberikan dengan cara memberikan teguran, perhatian dan ancaman.Hukuman dapat diberikan dengan nasehat yang jelas dan tegas kepada santri yang melanggar peraturan pondok pesantren.
3) Hukuman Perbuatan
Hukuman ini diberikan dengan cara memberikan tugas bersih lingkungan pondok, hafalan dan lainnya.
4) Hukuman Badan
Hukuman ini diberikan dengan cara menyakiti badan santri, baik dengan alat maupun tidak. Hukuman ini terpaksa dilakukan karena jika menghukum dengan cara yang lembut tidak mampu menyadarkan anak yang melakukan kesalahan.
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk ta’zir di pondok pesantren adalah yang pertama hukuman berupa isyarat yaitu hukuman yang diberikan kepada santri dengan menggunakan isyarat anggota tubuh, hukuman ini termasuk dalam tingkat hukuman paling ringan dan hukuman langsung. Yang kedua yaitu hukuman melalui perkataan yaitu hukuman yang diberika kepada santri dalam bentuk ucapan baik itu nasehat, teguran, ancaman dan termasuk hukuman langsung.
Yang ketiga hukuman perbuatan yaitu hukuman yang diberikan kepada santri dalam bentuk tugas seperti tugas menghafal surat pendek, membersihkan halaman pondok pesantren. Yang keempat hukuman badan yaitu hukuman yang diberikan kepada santri dengan cara menyakiti badan atau anggota tubuh santri, hukuman ini termasuk hukuman yang paling berat dan terpaksa dilakukan karena dangan cara hukuman yang lain tidak dapat Beberapa uraian tentang pengertian ta’zir di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ta’zir merupakan hukuman yang bersifat memberikan pengajaran terhadap perbuatan seseorang. Pelaksanaan hukuman ta’zir ini diserahkan kepada orang yang mempunyai kekuasaan yang akan menjatuhkan hukuman. Dalam hal ini, orang yang mempunyai kekuasaan (guru, ustadz, orang tua, kyai) memiliki kebebasan untuk m enetapkan hukuman ta’zir kepada pelanggar aturanpondok pesantren. Pemberian ta’zir ini adalah untuk mengatur kehidupan secara tertib dan mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan.
3. Tujuan Ta’zir di Pondok Pesantren
Prakti k ta’zir atau hukuman sebenarnya sudah lama dikenal, dan hukuman akan terus mengalami perubahan karena adanya pergantian zaman dan peralihan dari satu generasi ke generasi lain, ditambah dengan kegiatan dan kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Tujuan kita menghukum adalah hendak mencegah dan menjerakan agar tidak mengulangi kesalahan. Hukuman itu ada tingkatannya, mulai dengan cara yang halus dan ringan, sampai dengan cara yang keras dan berat. Menurut Abdullah Nashih Ulwan bahwa: “Sanksi ini bertahap mulai dari peringatan keras, dipukul, dipenjarakan dan seterusnya. Sanksi ini bertahap sesuai dengan perbedaan usia, budaya dan kedudukan seseorang”. Diantaranya ada sebagainya sesuai individu masing-masing.
Menurut Mamiq (2012:48), hukuman akan positif sifatnya, apabila pelaksanaannya berlangsung bijak dan mengandung tujuan sebagai berikut :
1) Untuk memperbaiki individu santri yang bersangkutan agar menyadari kekeliruannya, dan tidak akan mengulanginya lagi.
2) Melindungi santri agar dia tidak melanjutkan pola tingkah laku yang menyimpang, buruk, dan tercela.
3) Sekaligus juga melindungi santri lain dari perbuatan salah (nakal, jahat, asusila, kriminal, abnormal, dan lain-lain).
Jadi salah satunya kedisiplinan yang dipandang berperan dalam kesuksesan individu. Melalui pendidikan itulah diharapkan dapat tercapai peningkatan kehidupan manusia kearah yang sempurna. (Ermia 2016:5).
4. Prosedure Memberikan Ta’zir di Pondok Pesantren
Menurut Mamiq (2012:48), prosedur standa r memberikan ta’zir antara lain:
1) Jenis hukuman yang diberikan harus disepakai diawal antara pengurus dengan santri.
2) Jenis hukuman yang diberikan harus jelas sehingga santri dapat
3) Hukuman harus dapat diukur sejauh mana efektivitasnya dan keberhasilannya dalam mengubah perilaku anak.