KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( Studi Kasus Di SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2018 ) SKRIPSI
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
( Studi Kasus Di SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang
Tahun 2018 )
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
IKHWANUL MUKMININ
111 11 123
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
MOTTO
“ ING NGARSO SUNG TULODO,ING MADYA MANGUN KARSO ”
‘ Pemimpin hendaklah memberi contoh yang baik dan bisa mendorong
membangkitkan untuk berinisiatif dan bertindak ’
PERSEMBAHAN
Skripsi yang sederhana ini penulis persembahkan kepada: 1.Ayahku Mukimin dan Ibuku Ngatinem yang memberikan segalanya, juga semua keluarga yang terus memberi support kepadaku, tanpa jerih payah dan kasih sayang dari mereka semua tak akan pernah mampu kuberada dalam keadaan yang sebaik ini.
2. Seluruh dosen IAIN Salatiga, Dekan dan wakil Dekan IAIN Salatiga Bapak Suwardi, M.Pd. Bp Mufiq, S.Ag,.M.Phil.
Khususnya Ketua Jurusan Ibu Siti Rukhayati juga dosen pembimbing skripsi Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. yang telah memberikan pengarahannya hingga titik akhir pembuatan skripsi ini.
3. Seluruh teman-teman wisudawan/ti terima kasih telah memberikan support dan dukungan dalam kehidupanku.
4. Dan kepada pembaca semoga tulisan ini menjadi berguna.
KATA PENGANTAR
ميحرلا نحمرلا للها مسب
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh dari sempurna. Sholawat dan salam Allah Swt, semoga senantiasa terlimpahkan kepada Sang Penyempurna akhlak manusia dan yang selalu kuucap namamu sebagai bentuk kerinduan yang tak ada hentinya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1.
Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga 4.
Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya untuk memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.
ABSTRAK
Mukminin Ikhwanul. 2018. Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Studi Kasus Di SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2018.
Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Imam Mas Arum, M.Pd.
Kata Kunci: Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam.
Pokok permasalahan dalam dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimanakah kompetensi profesional Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2018? 2) Bagaimana upaya dalam meningkatkan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2018? 3) Faktor-faktor apa yang menghambat dalam kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2018?
Mengingat kajiannya merupakan penelitian kualitatif maka peneliti akan
Mengobservasi dan Menginterview di smp negeri 2 suruh kabupaten semarang. Data
yang terkumpul dari hasil wawancara akan dipelajari dan dideskripsikan.Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa 1) Para guru PAI di SMP Negeri
2 Suruh sudah memiliki kompetensi, kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. 2) Dalam upaya terlihat bahwa mereka sudah siap dalam perencanaan pembelajaran, mampu menganalisis karakter siswa dengan program remidial dan pengayaan, berkepribadian yang menjadi suri tauladan siswa, mampu bersosialisasi dengan semua kalangan, baik sesama guru, siswa, wali murid, dan masyarakat lingkungan, menguasai materi, berpengetahuan luas, adil, berpendidikan tinggi serta mengajar sesuai bidang studi dan masih banyak lagi kompetensi-kompetensi yang lain yang implementasinya sebagai guru Pendidikan Agama Islam. Faktor pendukung misalnya dari dalam diri mereka sendiri,siswa dan pendidik lainya juga sebagai faktor pendukung dalam menentukan kebijakan perencanaan pembelajaran. 3) Faktor yang menghambat , seperti halnya sebagai pegawai tidak tetap dengan gaji yang sedikit membuat semangat berkurang, Namun hal itu dapat mereka atasi. Masih banyak wali murid/orang tua murid tidak begitu memperhatikan anaknya dalam membimbing atau mmenerapkan nilai-nilai agama bahkan ada wali murid yang belum memahami agama sehingga anak menirukan kebiasaan dari orang tua tersebut, adapun faktor lain yang menghambat dalam kompetensi profesional guru PAI yaitu belum adanya media atau sarana prasarana yang memadai seperti LAB PAI, juga mushola yang terlalu kecil sehingga dalam pelaksanaan sholat berjamaah dilakukan secara bergantian.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN BERLOGO .......................................................................... ii HALAMAN DEKLARASI ....................................................................... iii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v MOTTO .................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ..................................................................................... vii KATA PENGANTAR .............................................................................. viii ABSTRAK ................................................................................................ x DAFTAR ISI ............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN A.
1 Latar Belakang Masalah ................................................
B.
7 Fokus Penelitian ............................................................
C.
7 Tujuan Penelitian ..........................................................
D.
8 Manfaat Penelitian ........................................................
1.
8 Manfaat Teoritis……………………………. .......
2.
8 Manfaat Praktis …………………………….. .....
E.
9 Penegasan Istilah ...........................................................
F.
13 Sistematika Penulisan ...................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Profesional Guru PAI ...............................
15 B. Kajian Pustaka ..............................................................
53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .............................................................
55 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................
56 C. Sumber Data…………………………………………..
56 D. Prosedur Pengumpulan Data………………………….
57 E. Analisis Data…………………………………………... 59 F.
Pengecekan Keabsahan………………………………..
59 BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Paparan Data .................................................................
61 B. Analisis Data .................................................................
69 BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan ...................................................................
81 B. Saran .............................................................................
83 C. Penutup .......................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Pedoman Wawancara Lampiran 3 Berita Wawancara Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 5 Lembar SKK Lampiran 6 SuratPenelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak
- anak untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Pada hakikatnya, yang disebut dengan pendidikan adalah pengaruh bimbingan arahan dari orang dewasa kepada anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri dan memiliki kepribadian yang utuh dan matang (Zainal Aqib, Elham Rohmanto, 2007 : 14).
Dapat dikatakan pula pendidikan adalah sebuah proses transfer nilai- nilai dari orang dewasa (guru atau orang tua) kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam segala hal. Selain itu pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa yang sedang membangun.
Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tercantum bahwa : “Pendidikan Nasional berfungsi mengadakan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, swhat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu dilaksanakan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar guru tidak ketinggalan jaman, maka guru harus selalu mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya secara kontinyu. Jalan yang dapat ditempuh untuk meningkatkan profesi guru adalah diri guru itu sendiri dan dari pihak lain yang bertanggung jawab atas pengembangan guru (Hendyat Soetopo, 2005: 207).
Beberapa upaya dilaksanakan antara lain penyempurnaan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, perbaikan sarana-sarana pendidikan, dan lain- lain. Pengembangan profesionalisasi guru dilakukan berdasarkan kebutuhan institusi, kelompok guru, maupun individu guru sendiri (Udin Syaefudin Sa‟ud, 2009:98). Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa dan terciptanya masyarakat Indonesia yang lebih baik. Allah SWT dalam firman-Nya
Qur‟an surat Al Mujadilah ayat 11 yaitu :
Artinya : “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Al Mujadilah:11)
Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air (Zainal Aqib, 2002: 14). Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut, maka dalam lembaga pendidikan formal yaitu sekolah, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yakni keterpaduan antara kegiatan guru, sarana prasarana dan dengan kegiatan siswa. Bagaimana siswa belajar banyak ditentukan oleh bagaimana guru mengajar. Salah satu usaha untuk mengoptimalkan pembelajaran adalah dengan memperbaiki pengajaran yang banyak dipengaruhi oleh guru, karena pengajaran adalah suatu sistem, maka perbaikannya pun harus mencakup keseluruhan komponen dalam sistem pengajaran tersebut. Kompetensi merupakan kemampuan menguasai suatu tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan (Wiji Suwarno, 2006: 82). Menurut Undang - Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, maka guru harus memiliki dan menguasai perencanaan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar mengajar. Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran.
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar ini sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar yang mendidik.
Penyair Syauki, sebagaimana dikutip Al- Abrasyi, berkata : “Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang rasul” (Marno dan Idris, 2008: 17). Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat luas, tidak sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika dan estetika perilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat. Pada pasal 40 ayat 2 UU Nomor 20 Tahun 2003 dijelaskan
: “pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban: menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang di berikan kepadanya” (Usman Abu Bakar, Surohim, 2005:105).
Sebagai pengajar, guru hendaknya memiliki perencanaan (planing) pengajaran yang cukup matang. Perencanaan pengajaran tersebut erat kaitannya dengan berbagai unsur seperti tujuan pengajaran, bahan pengajaran, dan kegiatan pengajaran. Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yang kemudian menjadi suatu kegiatan rutin yaitu membuat tes, melakukan pengukuran, dan mengevaluasi dari kemampuan siswa-siswanya sehingga mampu menetapkan kebijakan pembelajaran selanjutnya. Evaluasi pembelajaran merupakan suatu usaha untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar. Informasi-informasi yang diperoleh dari pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada gilirannya digunakan untuk memperbaiki kualitas proses belajar mengajar.
Seringkali dalam proses belajar mengajar, aspek evaluasi pembelajaran ini di abaikan. Dimana guru terlalu memperhatikan saat yang bersangkutan member pelajaran saja. Namun, pada saat guru membuat soal ujian atau tes (formatif), soal tes disusun seadanya atau seingatnya saja tanpa harus memenuhi penyusunan soal yang baik dan benar. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spiritual (Kunandar, 2007: 40).
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional yaitu : “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Usman Abu Bakar, Surohim, 2005: 2).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa terdorong untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut mengenai kompetensi guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam bentuk skripsi yan g berjudul : “Peningkatan Kompetensi Profesional Guru
Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2018.
B.
Fokus Penelitian Maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2018? 2. Bagaimana upaya dalam meningkatkan kompetensi profesional guru
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2018? 3. Faktor-faktor apa yang menghambat dalam peningkatan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Suruh
Kabupaten Semarang Tahun 2018? C. Tujuan Pelelitian
Tujuan ini dibuat agar dapat memberikan gambaran serta arahan yang jelas dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan pokok penelitian.
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2018.
2. Untuk mengetahui Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2018.
3. Untuk mengetahui apa faktor-faktor yang menghambat dalam Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2018.
D.
Manfaat Penelitian a.
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran yang cukup signifikan sebagai masukan pengetahuan atau literature ilmiah yang dapat dijadikan bahan kajian bagi para insan akademik yang sedang mempelajari ilmu pendidikan sekolah menengah pertama. Khususnya para pengajar pendidikan agama islam mengenai peningkatan kompetensi profesional guru.
b.
Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Berguna bagi dunia pendidikan pada umumnya, dapat menambah cakrawala Pendidikan Islam pada khususnya.
2. Sebagai masukan serta pemahaman bagi guru agama betapa pentingnya kompetensi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran, sehingga didapatkan hasil belajar yang optimal.
3. Sebagai motivasi bagi penulis agar dapat mengimplementasikan dan mengembangkan kompetensi pada diri sendiri pada khususnya serta bagi guru Pendidikan Agama Islam pada umumnya.
E.
Penegasan Istilah Untuk menghindari penafsiran yang menyimpang dari permasalahan yang sebenarnya, maka perlu kiranya ada penegasan istilah sebagai berikut:
1. Kompetensi “Kompetensi adalah cakap (mengetahui), berwenang, berkuasa
(memutuskan, menentukan) sesuatu” (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka: 516), ialah kecakapan pribadi guru PAI. Kompetensi dalam arti lain yaitu kemampuan yang berupa pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam tingkah laku sehingga menjadi kebiasaan.
2. Profesional Profesional
Istilah kata lain adalah “Profesionalisme” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Lalu, profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang memmpunyai keahlian seperti; guru, dokter, hakim, dan lain sebagainya. Hemat kata, bahwa yang dimaksud pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus dipersiapkan untuk bidang tertentu.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil (Hamzah B. Uno, 2007: 18). Kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh seorang guru diantaranya: a.
Menguasai landasan kependidikan b. Menguasai bahan pengajaran c. Menyusun program pengajaran d. Melaksanakan program pengajaran e. Menilai hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
Sedangkan untuk indikator-indikator kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh seorang guru menurut Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 diantaranya sebagai berikut:
No. Kompetensi Kompetensi Guru Pendidikan
Agama Islam
1 Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu a.
Menginterprestasikan materi, struktur, konsep dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran PAI b. Menganalisis materi, struktur, konsep dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran PAI
2 Menguasai standar kompetensi dan Kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu a.
Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu b.
Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu c.
Memahami tujuan pelajaran yang diampu
3 Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif a.
Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai tingkat b.
Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan perkembangan peserta didik
4 Mengembangkan a.
Melakukan refleksi terhadap keprofesionalan secara kinerja sendiri secara terus berkelanjutan dengan menerus melakukan tindakan b.
Memanfaatkan hasil refleksi refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan
c. penelitian Melakukan tindakan kelas untuk peningkatan keprofesinalan d.
Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber
Agar dapat dikatakan profesional seorang guru diharapkan selalu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Disini yang dimaksud bukan hanya kemampuan akademiknya saja (kemampuan dalam menguasai materi pelajaran) tetapi juga kemampuan menyalurkan materi pelajaran tersebut kepada peserta didiknya (kemampuan mengajar).
4. Guru Guru adalah figur manusia sumber yang menempati dan memegang peranan penting dalam pendidikan, serta teladan bagi murid-muridnya, harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh segi kehidupannya.
“Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya mengajar)” (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka: 330).
5. Guru Pendidikan Agama Islam “Guru Pendidikan Agama Islam adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, agama: prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajibannya yang bertalian dengan kepercayaan itu, yaitu Islam” (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka: 232), ialah proses untuk mendewasakan keyakinan seseorang kepada Tuhan dengan ajaran yang diajarkan Islam.
Jadi yang dimaksud dengan kompetensi profesional guru adalah kecakapan dalam suatu pekerjaan sebagai seorang pendidik yang mampu menjalankan komitmennya dalam memenuhi tugas-tugasnya sebagai seorang guru khususnya pendidikan agama islam.
F.
Sistematika Penulisan Skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian akhir.
1. Bagian Pendahuluan, Bagian pendahuluan skripsi ini berisi halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi Skripsi
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, focus penelitia, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Berisi tentang Landasan Teori dan Kajian Pustaka. BAB III METODE PENELITIAN Berisi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, dan pengecekan keabsahan data.
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA Berisi tentang paparan data, dan analisis data. BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, saran-saran dalam penelitian.
3. Bagian Akhir Pada bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran – lampiran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Profesional Guru PAI 1. Kompetensi Guru Undang - Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10
ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Menurut Abdul Syukur, (2014: 41-45). pembinaan dan pengembangan karir guru, termasuk juga tenaga kependidikan pada umumnya, dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat, antara lain: a)
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) 1.
In-house training (IHT), adalah pelatihan yang dilaksanakan secara internal dikelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan.
2. Program magang, adalah pelatihan yang dilaksanakan di dunia kerja atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru.
3. Kemitraan sekolah, pelatihan melalui kemitraan sekolah dan dilaksanakan antara sekolah yang baik dengan yang kurang baik, antara sekolah negeri dengan sekolah swasta, dan sebagainya.
4. Belajar jarak jauh, dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu, melainkan pelatihan melalui internet dan sejenisnya.
5. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus, pelatihan ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang, dimana program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut, dan tinggi.
6. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainya.
7. Pembinaan internal oleh sekolah, pendidikan ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru.
8. Pendidikan lanjut, pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanju juga merupakan alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru.
b) Kegiatan Pendidikan selain Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) 1.
Diskusi masalah-masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik diskusi sesuai dengan masalah yang dialami sekolah.
2. Seminar. Pengikutsertaan guru dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan bagi peningkatan keprofesian guru.
3. Workshop. Dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya.
4. Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran.
5. Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk dikdat, buku pelajaran ataupun buku dalam bidang pendidikan.
6. Pembuatan media pembelajaran. Media ini yang melakukan guru dapat berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau animasi pembelajaran.
7. Pembuatan karya tekhnologi/karya seni. Karya tekhnologi/seni yang dibuat guru berupa karya yang bermanfaat untuk masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya seni yang memiliki nilai estestika yang diakui oleh masyarakat.
Menurut Hendyat Soetopo, (2005: 215-217), untuk dapat mengembangkan profesi guru, ada dua jalan yang dapat ditempuh, yaitu melalui peningkatan diri guru itu sendiri dan melalui peningkatan secara melembaga.
a) Peningkatan diri
Ada beberapa cara dan usaha yang dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan profesinya, antara lain: berusaha memahami tujuan pendidikan dan pengajaran secara jelas dan konkrit, berusaha memahami dan memilih bahan pengajaran sesuai dengan tujuan, berusaha memahami problem minat, dan kebutuhan dalam proses belajar subyek didik, mengorganisasi bahan dan pengalaman belajar dan mendaya gunakan sumber belajar yang ada, berusaha memahami menyeleksi dan menerapkan metode pembelajaran, berusaha memahami dan kesanggupan membuat dan mandayagunakan berbagai alat pelajaran, berusaha membimbing dan mendorong kemajuan pertumbuhan dan perkembangan belajar subyek didik, mampu menilai program dan hasil pembelajaran yang telah dicapai, mengadakan penilaian diri sendiri (self evaluation) untuk melihat kekurangan dan keberhasilan pelaksanaan tugasnya, professional
reading (berusaha membaca bahan-bahan yang relevan dengan
tugas profesinya), professional writing (berusaha mengembangkan diri dengan menulis karya ilmiah di berbagai media), individual conference (pertemuan pribadi antar sejawat dan dengan ahli lain dalam mengembangkan wawasan keilmuan dan wawasan proses dan strategi pembelajaran), experimentation
(berusaha melakukan percobaan-percobaan atas inovasi yang ditemukan atau strategi pembelajaran baru).
b) Peningkatan Kelembagaan
Dalam hal ini pimpinan dimana guru itu bekerja harus berusaha mengembangkan guru agar dapat bekerja secara profesional, antara lain sebagai berikut: Assignment of teachers (penugasan guru-guru dalam bidang tugasnya dan dalam mengikuti pertemuan-pertemuan pertumbuhan jabatan),
professional organization (kegiatan dan pertemuan dalam
organisasi professional), intervisitation (saling kunjung antar guru dalam proses pembelajaran), committee participation (pelibatan dalam kepanitiaan-kepanitiaan), demonstration teaching (mengajar yang di demonstrasikan), field trip for staff personnel (kunjungan kelembaga /instansi atau tempat yang dapat dijadikan medan studi banding bagi para guru dan pimpinan), curriculum
laboratory (laboratorium yang dirancang untuk peningkatan
pengetahuan dan kemampuan dalam rangka aplikasi kurikulum dalam proses pembelajaran), professional library (disediakan perpustakaan agar di daya gunakan oleh guru untuk mengembangkan profesinya), sharing of experiences (tukar menukar pengalaman antar guru yang penyelenggaraannya dirancang oleh lembaga ataupun atas inisiatif guru-guru sendiri),
workshop (lokakarya yang diselenggarakan dengan maksud men
ingkatkan profesi guru), panel discussion (guru-guru mengikuti diskusi panel diberbagai kesempatan), symposium (guru-guru mengikuti symposium diberbagai kesempatan), penerbitan buletin atau majalah atau surat kabar, penyelenggaraan kursus-kursus, penyelenggaraan penataran-penataran, konseling yang diberikan kepada guru baik secara individual maupun secara kelompok, pertemuan umpan balik bergelombang berdasarkan pada masalah dan tema yang telah diberikan sebelumnya, Peningkatan program testing dan pola-pola baru secara bersama, penyelenggaraan penelitianpenelitian yang didikuti oleh para guru.
Pengertian lain menyebutkan bahwa Peningkatan sikap profesional ini dapat dilakukan, baik selagi dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas (dalam jabatan).
a) Peningkatan sikap selama pendidikan prajabatan
Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu saja, tetapi harus di bina sejak calon guru memulai pendidikannya di lembaga pendidikan guru. Berbagai usaha dan latihan, contoh- contoh dan aplikasi penerapan ilmu, ketrampilan dan bahkan sikap profesional dirancang dan dilaksanakan selama calon guru berada dalam pendidika prajabatan.
b) Peningkatan sikap selama dalam jabatan
Peningkatan sikap profesional tidak berhenti apabila calon guru selesei mendapatkan pendidikan prajabatan. Seperti yang telah disebutkan, peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal melalui kegiatan mengikuti penataran, lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah lainnya, ataupun secara informal melalui media masa televisi, radio, koran, dan majalah maupun publikasi lainnya. Kegiatan ini selain dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, sekaligus dapat juga meningkatkan sikap profesional keguruan. (Soetjipto dan Raflis Kosasi, 2007: 54-55)
Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu profesional, maupun mutu layanan, guru harus pula meningkatkan sikap profesional secara terus menerus dan berkesinambungan. Keharusan meningkatkan dan mengembangkan mutu ini merupakan butir yang keenam dalam Kode Etik Guru Indonesia yang berbunyi: “Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya” (Soetjipto dan Raflis Kosasi, 2007: 53)
Oleh karena itu kerjasama yang fungsional antara Universitas LPTK (lembaga pendidikan tenaga kependidikan), LPPG (lembaga pendidikan profesi guru), dan sekolah akan menghasilkan sinergi yang konstruktif dalam upaya peningkatan mutu guru yang selanjutnya untuk peningkatan mutu pendidikan kita (Djohar, 2006: 57).
Bagi sebuah profesi, kompetensi merupakan sebuah tuntutan. Demikian pula halnya dengan profesi keguruan. Guru sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan harus memiliki berbagai kompetensi yang di butuhkan untuk mendukung keberhasilan dalam menjalankan tugas kependidikannya. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Mulyasa, 2006: 37-38).
Kompetensi tersebut selalu harus dikembangkan dan diolah sehingga semakin tinggi diharapkan guru dapat melaksanakan tugas panggilannya lebih baik dan bertanggung jawab (Moh Uzer Usman, 1997:35).
Menurut Mulyasa, (2008: 21) Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa: profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; b) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; c)
Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; d)
Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; g)
Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; h)
Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan i)
Meiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Istilah kompetensi guru mempunyai banyak makna, Broke and Stone (1995) mengemukakan bahwa kompetensi guru sebagai ...
descriptive of qualitative nature of teacher behavior appears to be
entirely meaningful . Kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif
tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti. Sementara Charle (1994) mengemukakan bahwa: competency as rational performance
which satisfactorily meets the objective for a desired condition
(kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan).
Sedangkan dalam UU Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa: “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dikhayati, dan dikuasai oleh guruatau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.” ( Mulyasa, 2008: 25)
Pengembangan kompetensi guru merupakan orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat tertentu, tidak mesti di lembaga formal, tetapi bisa juga dimasjid, surau, mushola, rumah, dan sebagainya (Syaiful, 2000: 31). Maka guru dijaman sekarang sudah mendapat arti yang luas lagi dalam masyarakat (Abdul Syukur, 2014: 28-29). Berdasarkan tanggung jawab yang diembannya, pengertian guru dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu : a)
Guru kelas Jika guru mempunyai tugas untuk mengajarkan sebagian besar mata pelajaran di satu kelas saja, dan guru tersebut tidak mengajar di kelas yang lainya.
b) Guru mata pelajaran
Jika guru hanya memiliki tugas untuk mengajarkan satu mata pelajaran saja.
c) Guru bimbingan dan konseling
Yakni guru yang diberi tugas untuk memberikan bimbingan bagi peserta didik, baik dalam menghadapi kesulitan belajar maupun untuk memilih karir di masa depan yang sesuai dengan bakat minatnya.
d) Guru pustakawan
Yakni guru yang selain memiliki tugas utamanya, ia diberi tugas tambahan lain untuk mengurus perpustakaan sekolah
e) Guru ekstrakulikuler.
Yakni guru yang diberi tugas tambahan lain sebagai pembimbing kegiatan ekstrakulikuler, seperti pembinaan pramuka, pembinaan olah raga, pembinaan kelompok ilmiah remaja (KIR), seni musik, dan lain sebagainya.
Kompetensi guru di Indonesia telah pula dikembangkan oleh Proyek Pembinaan Pendidikan Guru (P3G) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. kompetensi guru menurut P3G yakni: a)
Menguasai bahan,
b) Mengelola program belajar-mengajar,
c) Mengelola kelas, d) Menggunakan media/sumber belajar,
e) Menguasai landasan kependidikan,
f) Mengelola interaksi belajar-mengajar,
g) Menilai prestasi belajar,
h) Mengenal fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan, i)
Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, j) Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.
Dapat disimpulkan bahwa sepuluh kompetensi tersebut diatas hanya mencakup dua bidang kompetensi guru, yakni kompetensi kognitif dan kompetensi perilaku (Nana Sudjana, 2005:19).
Untuk mencapai keberhasilan pendidikan, sistem pendidikan harus ditata dan dirancang oleh orang-orang yang ahli dibidangnya yang ditandai dengan kompetensi sebagai persyaratannya. Guru harus memiliki pengetahuan, kecakapan, dan ketrampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses belajar
- –mengajar efektif. Kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, dan ketrampilan yang dimiliki seseorang berkenaan dengan tugas, jabatan maupun profesinya. Jadi kompetensi guru adalah kecakapan, kemampuan dan ketrampilan yg dimiliki seseorang yang bertugas mendidik siswa agar mempunyai kepribadian yang luhur dan mulia sebagaimana tujuan pendidikan,
- – Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru berdasarkan Undang undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab
IV Pasal 10 ayat 91, yang menyatakan bahwa “Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi” (Udin Syaefudin Sa‟ud, 2009:49).
Dalam penjelasan lainpun disebut dalam pasal 28 (ayat 3) bahwa guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
a) Kompetensi pedagogik;
b) Kompetensi Kepribadian;
c) Kompetensi Profesional;
d) Kompetensi Sosial. (Martinis Yamin, 2006:79).
Berikut penjelasan yang lebih luas tentang beberapa macam kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah: a)
Kompetensi Pedagogik Kemampuan mengelolah pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan Peningkatan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
Menurut Drs. Najib Sulhan, 2011: hal, 120-121. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, dalam kompetensi ini guru harus menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,emosional, intelektual dan menguasai teori belajar, mengembangkan kurikulum, memfasilitasi pengembangan potensi, memanfaatkan TIK, menyelenggarakan evaluasi, juga melakukan tindakan reflektif untuk kepentingan mutu pembelajaran.
Kemampuan pedagogik adalah kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik. Meliputi : 1)
Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, 2)
Pemahaman terhadap peserta didik, 3)
Pengembangan silabus/kurikulum, 4)
Perancangan pembelajaran, 5)
Pelaksanaa pembelajaran yang mendidik dan dialogis, 6)
Pemanfaatan tekhnologi pembelajaran, 7)
Evaluasi hasil belajar, dan 8)
Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki (Abdul Syukur, 2014: 10).
Berdasarkan Permen Diknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, maka aspek-aspek pedagogik yang dapat diamati adalah sebagai beriku: 1)
Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
2) Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.
4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. 5)
Memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggara kegiatan pengembangan yang mendidik. 6)
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8) Melakukan penilaian dan evaluasi dan hasil belajar. 9)
Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran (Abdul Syukur, 2014: 11).