KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI BERSERTIFIKAT PENDIDIK (Studi Kasus di MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2018)
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI
BERSERTIFIKAT PENDIDIK
(Studi Kasus di MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2018)
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar
Sarjana pendidikan (S.Pd)
Oleh:
MUHAMAD ARIF USMAN
NIM. 11111221
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
MOTTO
“Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah terciptanya langit dan bumi serta perbedaan bahasa- bahasamu sekalian dan warna-warnamu, sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda- tanda bagi orang yang mengetahui”
(Q.S Ar.Rum:22) Perbedaan ada bukanlah untuk dipersatukan, Melainkan untuk disandingkan.
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Bapak dan ibu tercinta yang senantiasa
mendoakan dengan tiada henti-hentinya, dan memberikan dukungan secara moril maupun materil. Terimakasih untuk semua pengorbanan, kesabaran dan ketulusanmu;
Kakak-kakakku tersayang, Mas Agus, Mas
Ikhsan, Mas Yuli dan adikku satu – satunya Halimah ;
Para dosenku, terimakasih atas ilmu dan
bimbingan;
Teman-teman seperjuangan, khususnya PAI
angkatan 2011, good luck and success;
Someone, thanks for care, spirit, support and everything.
ABSTRAK
M. Arif Usman. 2018.Kompetensi Profesional Guru PAI Bersertifikat
Pendidik (Studi Kasusdi MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2018). Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembibing: Siti Rukhayati, M.Ag.
Kata Kunci: Kompetensi Profesional Guru PAI.
Rumusan masalah dalam penelitian ini (1) Bagaimana kompetensi profesional guru PAI bersertifikat pendidik itu. (2) kendala- kendala apa yang dihadapi guru PAI dalam mengembangkan kompetensi profesional guru PAI bersertifikat pendidik studi kasus di MTs Terpadu Al-Mustaqim Timpik. Untuk mengetahui bagaimana kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Bersertifikat Pendidik studi kasus di MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik Tahun 2018. Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang ada adalah untuk mendeskripsikan bagaimana kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam Bersertifikat Pendidik dan kendala-kendala yang dihadapi guru PAI dalam mengembangkan kompetensi profesional guru PAI bersertifikat pendidik studi kasus di MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik Tahun 2018.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dari fenomena objek yang diteliti yaitu kompetensi profesional guru PAI bersertifikat pendidik dan kendala-kendala yang dihadapi guru PAI dalam mengembangkan kompetensi profesional guru. Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain: observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Setelahpenelitianinidilakukan, penulismemperolehhasilpenelitianbahwa (1) kompetensi profesional guru PAI bersertifikat pendidiksudahadapeningkatan. Peningkatan kompetensi profesional diantaranya guru mampu menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, mampu menggunakaan media pembelajaran (2) Kendala yang dihadapi oleh guru PAI untuk mengembangkan kompetensi profesional guru bersertifikat pendidik adalah kurangnya sarana dan prasarana kurang memadai. Walaupun masih terdapat kekurangan seperti kurangnya sarana dan prasarana dalam mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Maka saran untuk meningkatkan kompetensi guru ialah dengan perbanyak program pelatihan, seminar, diklat, dan workshop tentang peningkatan kompetensi guru, serta harus membuat pembelajaran lebih kreatif dengan mengembangkan dan menguasai materi, strategi dan metode pembelajaran.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... v MOTTO ........................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Fokus Penelitian ............................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian......................................................................... 6 E. Penegasan Istilah ........................................................................... 6 F. Sistematika Penulisan Skripsi ....................................................... 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 11 A. Kompetensi Profesional Guru PAI ............................................... 11 B. Sertifikasi Guru .............................................................................. 23 C. Kajian Pustaka ................................................................................ 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 38 A. Jenis Penelitian .............................................................................. 38 B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 38 C. Sumber Data .................................................................................. 38 D. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 40 E. Analisis Data ................................................................................. 42 F. Pengecekan Keabsahan Data ......................................................... 42 BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA ................................................ 44 A. Gambaran Umum MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik ............... 44 B. Paparan Data ................................................................................. 48 1. Kompetensi Profesional Guru PAI pasca sertifikasi di MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik ............................................... 48 2. Kendala- Kendala yang Dihadapi Guru PAI pasca sertifikasi 56 C. Analisis Data ................................................................................. 57 1. Kompetensi Profesional Guru PAI pasca sertifikasi di MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik ............................................... 57 2. Kendala- Kendala yang Dihadapi Guru PAI pasca sertifikasi 60 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 62 A. Kesimpulan.................................................................................... 62 B. Saran .............................................................................................. 62 C. DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 64 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN 1.
Data Responden 2. Pedoman Wawancara 3. Berita Wawancara 4. SKK 5. Lembar Konsultasi 6. Surat Penelitian 7. Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah wadah untuk mendidik peserta didik agar kemampuan yang dibawa sejak lahir dapat tumbuh dan berkembang. Pendidikan merupakan aspek penting dalam membudayakan manusia. Yang
dimaksud dengan mendidik ialah seluruh kegiatan, tindakan, dan sikap yang dilakukan oleh pendidik sewaktu mengasuh peserta didik. Pendidik ialah subjek yang mempunyai peran penting dalam pendidikan. Peserta didik itu sendiri adalah pihak yang merupakan objek dalam pendidikan. Dilihat dari aktualisasinya, pendidikan merupakan proses interaksi antara guru dengan peserta didik untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ditentukan.
Pendidik, peserta didik dan tujuan pendidikan merupakan komponen utama pendidikan(Sukmadinata, 1997:191).
Bagi manusia, pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup dalam segala bidang, sehingga dalam sepanjang sejarah hidup umat manusia di muka bumi ini, hampir tidak ada manusia yang menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan kualitasnya. Selain itu, pendidikan juga merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, dan berlangsung saepanjang hayat, yang dilaksanakan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah(Arifin, 1995:72).
Dan Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu, sebagaimana terkandung dalam QS. Al-Mujadalah ayat 11:
(11)
Artinya: “... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat”.(QS. Al-Mujadalah:11) ( Depag RI, 2002: 434).Dalam berlangsungnya pendidikan guru memiliki peran yang sangat penting. Guru merupakan sosok yang secara langsung turut dalam proses pendidikan. Keberhasilan proses serta hasil akhir dari pembelajaran tergantung pada guru. Maka tak dapat di elakkan lagi bahwasanya guru merupakan kunci sukses tercapainya tujuan pendidikan. Rendahnya kualitas guru merupakan masalah pokok yang dihadapi bangsa Indonesia. Sumber daya pendidikan lain yang memadai seringkali kurang berarti apabila tidak didukung oleh guru yang berkualitas.
Kompetensi guru dalam merencanakan proses pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ketrampilan penguasaan materi dalam proses pembelajaran sangat erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab sebagai guru(Usman, 2010:5).
Dalam perkembangannya, kompetensi guru menjadi suatu bekal yang harus dimiliki oleh setiap guru. Penekanan keharusan guru mempunyai kompetensi, merupakan hal yang sangat wajar dalam dunia pendidikan. Saat ini banyak siswa yang mengeluh bosan dan malas belajar disebabkan oleh strategi yang digunakan dalam mengajar sangat monoton, tidak bervariasi, ditambah lagi hubungan guru dengan peserta didik yang tidak baik.
Profesi guru saat ini masih banyak dibicarakan orang baik dari para pakar pendidikan maupun di luar pakar pendidikan. Bahkan dari kalangan bisnispun mengkritisi para guru karena kualitas para lulusan dianggap kurang memuaskan. Para orang tua muridpun terkadang mencemooh dan menuding guru tidak kompeten, tidak berkualitas, kurang profesional dan lain-lain. Sehingga dari kalangan guru sendiri nyaris tidak bisa membela diri.
Sertifikasi profesi merupakan jantung reformasi pendidikan. Kedudukan guru sebagai pendidik profesional secara implisit disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, begitupun juga dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, bahwa guru adalah pendidik profesional dengan diberikan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional dituntut memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) atau diploma (D-IV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifkasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional(Abubakar, 2015:117).
Program sertifikasi tentunya memberikan harapan kesejahteraan bagi guru di Indonesia dan diharapkan dengan peningkatan kesejahteraan tersebut mampu menjadikan semangat baru bagi guru Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Namun, pada kenyataannya banyak pakar pendidikan menyatakan bahwa pemberian sertifikasi bagi guru tidak menjamin peningkatan mutu pendidikan nasional karena sertifikasi guru cenderung pendekatan formalitas dan tidak menyentuh substansi masalah pendidikan di Indonesia. Realitas pelaksanaan sertifikasi guru dan pendidikan di Indonesia pada saat ini merupakan fenomena yang harus dikaji kembali bagaimana efisiensi dari sertifikasi, dampaknya bagi guru dan peserta didik serta bagaimana masa depan pendidikan di Indonesia.
Kompetensi profesional dikalangan guru-guru khususnya di MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik sudah tidak asing lagi. Meskipun begitu hingga sekarang ini masih ditemui sedikit banyak Guru Pendidikan Agama Islam yang kurang berupaya meningkatkan kualitas pribadi, yaitu masalah kompetensi profesional.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis berusaha secara komprehensif menelaah tentang kompetensi profesional guru PAI yang bersertifikat pendidik. Maka skripsi ini penulis beri judul: KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU PAI YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK
STUDI KASUS MTS TERPADU AL- MUSTAQIM TIMPIK
KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang di atas yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini yaitu
1. Bagaimana Kompetensi Profesional guru PAI yang bersertifikat pendidik studi kasus MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik Kec. Susukan Kab.
Semarang Tahun 2018? 2. Kendala-kendala apa yang dihadapi guru PAI dalam mengembangkan kompetensi profesional yang bersertifikat pendidik studi kasus MTs
Terpadu Al- Mustaqim Timpik Kec. Susukan Kab. Semarang Tahun 2018? C.
Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui kompetensi profesional guru PAI yang bersertifikat pendidik studi kasus MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik Kec. Susukan Kab. Semarang Tahun 2018.
2. Untuk mengetahui kendala- kendala yang dihadapi guru PAI dalam mengembangkan kompetensi profesional yang bersertifikat pendidik studi kasus MTs Terpadu Al- Mustaqim Timpik Kec. Susukan Kab. Semarang Tahun 2018.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara teoritis dan praktis.
1. Secara Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, dan bagi guru atau tenaga pengajar khususnya.
2. Secara Praktis Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi guru dalam pelaksanaan program sertifikasi, diantaranya: a.
Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional; b.
Meningkatkan proses atau kualitas mengajar; c. Meningkatkan profesionalisme; d. Menjaga profesi guru dari praktik-praktik oknum yang merusak martabat guru.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul penelitian, penulis tegaskan beberapa istilah dalam judul di atas, antara lain:
1. Kompetensi Profesional Guru PAI
Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan(Kunandar, 2007:51).
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kecakapan yang memiliki standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dalam Standar Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkompeten. Oleh karena itu, diperlukanlah sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya.
Pengertian Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik dunia maupun di akhirat( Arifin, Cet. 4, 2009:8).
Sedangkan yang dimaksud dengan guru PAI adalah guru yang mengajar mata pelajaran Akidah akhlak, Al- Qur’an dan Hadist, Fiqh atau Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru PAI adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran seorang guru dalam penyampaian tujuan pembelajaran tentang ajaran-ajaran Pendidikan Agama Islam untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
2. Sertifikasi Guru
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikat adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikat guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengangkut bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain,sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik. National Commission On
Education Services (NCES) memberikan pengertian sertifikasi secara
lebih umum. Certification is a procedure where by the state evaluates
and reviews a teacher candidate‟s credentials and providen him or her a
license to teach (Mulyasa, 2008:34).Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi kompetensi adalah sertifikat kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan pekerjaan profesi pada jenis dan jenjang pendidikantertentu.
Selain itu, tujuan sertifikasi adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru. Guru yang telah lolos uji sertifikasi akan diberikan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru.
Kompetensi profesional guru PAI pasca sertifikasi adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran seorang guru dalam penyampaian tujuan pembelajaran tentang ajaran-ajaran Pendidikan Agama Islam untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan setelah lolos dalam proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini penulis membagi dalam beberapa bab, yakni: Bab I, dalam bab ini berisi tentang pendahuluan. Hal ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II, dalam bab ini berisi tentang kajian pustaka yang mencakup landasan teori dan kajian pustaka. Bab III, dalam bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, dan pengecekan keabsahan data.
Bab IV, dalam bab ini berisi tentang paparan data dan analisis data. Bab V, bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis lakukan dilanjutkan dengan saran-saran serta penutup.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Profesional Guru PAI 1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru PAI Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan keterampilan dan yang
harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalitasnya( Yamin, Cet. 11, 2007: 211).
Untuk terwujudnya tujuan pendidikan yang diinginkan maka yang diperlukan guru adalah memiliki kompetensi dalam tugas mereka sebagai guru sehingga mereka mampu melaksanakan tugas yang dipikulnya dengan baik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesional artinya adalah “bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya ( lawan amatir)
”( P dan K, 1999: 789). Profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya( Usman, Cet. 7, 2010: 14-15). Jadi Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kecakapan yang memiliki standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Kompetensi profesional yaitu kemampuan memahami konsep, struktur, dan metode keilmuan lain yang berhubungan dengan materi ajar, kemampuan menguasai materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, kemampuan menerapkan hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, kemampuan menerapkan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari- hari, dan kemampuan berkompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional( Musfah, 2011: 54).
Menurut Muhibbin Syah, kompetensi profesional guru adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya (Syah, 2002: 230).
Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkompeten. Oleh karena itu, diperlukanlah sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya.
Pengertian Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik dunia maupun di akhirat( Arifin, Cet. 4, 2009: 8).
Sedangkan yang dimaksud dengan guru PAI adalah guru yang mengajar mata pelajaran Akidah akhlak, Al- Qur’an dan Hadist, Fiqh atau Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah.
Definisi guru PAI adalah orang yang mendidik dan merasa bertanggung jawab dalam membimbing dan mengasuh anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup sehari-hari.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru PAI adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran seorang guru dalam penyampaian tujuan pembelajaran tentang ajaran-ajaran Pendidikan Agama Islam untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
2. Indikator Kompetensi Profesional Guru
Menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 dalam Depdiknas (2007) indikator kompetensi profesional adalah sebagai berikut: a.
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
b.
Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
1. Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.
2. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
3. Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
1. Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
2. Mengelolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
1. Melakukan refleksi terhadap kinerja dalam rangka peningkatan keprofesionalan.
2. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan.
3. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.
4. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
1. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi.
2. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.
3. Ruang lingkup kompetensi profesional guru Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru secara umum dapat diidentifikasi dan disarikan tentang ruang lingkup kompetensi profesional guru sebagai berikut.
a.
Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya.
b.
Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik. c.
Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawab d.
Mengerti dan dapat menerapkan metode pembalajaran yang bervariasi e. Mampu menggunakan dan menggunakan berbagai alat media dan sumber belajar yang relevan.
f.
Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
g.
Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
h.
Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik( Mulyasa, 2008: 135).
Memahami uraian di atas, nampak bahwa kompetensi profesional merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru dalam kaitananya dalam pelaksanaan tugas mengajar. Sementara itu, dalam Standar Nasional Pendidikan, Penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c, sebagaimana dikemukakan di awal bab di atas. Dikemukakan bahwa yang di maksut kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang di tetapkan dalam standar nasional pendidikan.
4. Bentuk-bentuk KompetensiProfesional Guru
Menurut Uzer Usman(2010: 28), sepertidisebutkandalambukunya,bentuk-bentukkompetensi profesional yaitu sebagaiberikut: a.
Menguasai landasankependidikan
Uzer Usman menyebutkan bahwa untuk memenuhi kompetensi profesional yang baik, seorang guru harus menguasai landasan kependidikan sebagai berikut: 1.
Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
a) Mengkaji tujuan pendidikannasional.
b) Mengkaji tujuan pendidikan dasar danmenengah.
c) Meneliti kaitan antara tujuan pendidikan dasar dan menengah dengan tujuan pendidikannasional.
d) Mengkajikegiatan-kegiatanpengajaranyangmenunjang pencapaian tujuan pendidikannasional.
2. Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat
a) pusat pendidikan dan Mengkaji peranansekolah sebagai kebudayaan.
b) Mengkaji peristiwa-peristiwa yang mencerminkan sekolah sebagai pusat pendidikan dankebudayaan.
3. Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajarmengajar a)
Mengkaji jenis perbuatan untuk memperoleh pengetahuan keterampilan, dansikap.
b) Mengkaji prinsip-prinsipbelajar.
c) Menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam kegiatan belajar mengajar. b.
Menguasai bahanpengajaran Kemudian yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah menguasai bahan pengajaran yang akan diajarkan kepada siswa, yaitu sebagai berikut:
1. Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah
a) Mengkaji kurikulum pendidikan dasar danmenengah.
b) Menelaah buku teks pendidikan dasar danmenengah.
c) Menelaah buku pedoman khusus bidangstudi.
d) Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dinyatakan dalam buku teks dan buku pedomankhusus.
2. Menguasai bahanpengayaan
a) Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan bahan bidang studi/matapelajaran.
b) Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan profesi guru (Usman, 2010: 28).
c.
Menyusun programpengajaran Selanjutnya adalah dapat menyusun program-programpengajaran dengan baik seperti dibawah ini:
1. Menetapkan tujuanpembelajaran
a) Mengkaji ciri-ciri tujuan pembelajaran.
b) Dapat merumuskan tujuanpembelajaran. c) tujuan pembelajaran untuk satu satuan Menetapkan pembelajaran/pokokpembahasan.
2. Memilih dan mengembangkan bahanpembelajaran.
a) Dapat memilih bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingindicapai.
b) Mengembangkanbahanpembelajaransesuaidengantujuan pembelajaran yang ingindicapai.
3. Memilih dan mengembangkan strategi belajarmengajar.
a) Mengkaji berbagai metodemengajar.
b) Dapat memilih metodemengajar.
c) Merancang prosedur belajar mengajar yangtepat.
4. Memilih dan mengembangkan media pengajaran yangsesuai.
a) Mengkaji berbagai media pengajaran.
b) Memilih media pengajaran yangtepat.
c) Membuat media pengajaran yangsederhana.
d) Menggunakan mediapengajaran.
5. Memilih dan memanfaatkan sumberbelajar.
a) Mengkaji berbagai jenis dan kegunaan sumberbelajar.
b) Memanfaatkan sumber belajar yangtepat( Usman, 2010: 28- 29). d.
Melaksanakan programpengajaran.
Dilanjutkan dengan melaksanakan program pengajaran yang terkait dengan mata pelajaran yang bersangkutan, seperti:
1. Menciptakan iklim belajar mengajar yangtepat
a) Mengkaji prinsip-prinsip pengelolaan yangtepat
b) Mengkajifaktor-faktoryangmempengaruhisuasanabelajar mengajar
c) Menciptakan suasana belajar mengajar yangbaik
d) Menangani masalah pengajaran danpengelolaan
e) Mengatur ruangan belajar
f) Mengkaji berbagai tata ruangbelajar
g) Mengkaji kegunaan sarana dan prasaranakelas
h) Mengatur ruang belajar yangtepat 2.
Mengelola interaksi belajarmengajar
a) Mengkaji cara-cara mengamati kegiatan belajarmengajar
b) Dapat mengamati kegiatan belajarmengajar
c) Menguasai berbagai keterampilan dasarmengajar
d) Dapat menggunakanberbagaiketerampilankegiatanbelajar mengajar
e) Dapat mengatur murid dalam kegiatan belajarmengajar( Usman, 2010: 29). e.
Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan Terakhir adalah menilai proses belajar mengajar untuk mengetahui hasil yang didapatkan, dengan cara:
1. Menilai prestasi murid untuk kepentinganpengajaran
a) Mengkaji konsep dasarpenilaian
b) Mengkaji berbagai teknikpenilaian
c) Menyusun alatpenilaian
d) Mengkaji cara mengelola dan menafsirkan data untuk menetapkan taraf pencapaianmurid.
e) Dapat menyelenggarakan penilaian pencapaian murid 2.
Menilai proses belajar mengajar yang telahdilaksanakan
a) Menyelenggarakanpenilaianuntukperbaikanprosesbelajarmengajar
b) Dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar( Usman, 2010: 28- 29).
5. Pentingnya Guru yang Profesional dalam Proses BelajarMengajar
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan- keterampilan pada siswa.Dan tugas guru juga adalah sesuatu yang wajib dikerjakan oleh guru yang menjadi tanggung jawabnya yaitu menjadi seorang guru (pengajar dan pendidik).Jadi tugas guru secara garis besar meliputi empat hal yaitu tugas profesi, tugas keagamaan, tugas kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan.
a.
TugasProfesi Tugas profesi guru adalah mengajar, mendidik, melatih, dam menilai atau mengevaluasi proses dan hasil belajar mengajar( Usman, 2010: 7).
b.
TugasKeagamaan Guru dalam pendidikan Islam juga mengemban tugas keagamaan, yaitu tugas dai yang menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran
(
amar ma‟ruf nahi munkar). Ia harus dapat mencurahkan segenap
kemampuan yang dimilikinya untuk mengajak dan membawa peserta didiknya menjadi insan yang bertakwa kepada Allah Swt. Tentu saja untuk dapat melaksankan tugas ini seorang guru harus bertakwa kepada Allah Swt dan memiliki akhlakul karimah karena ia ditiru dan dijadikan figur teladan oleh para pesertadidiknya.
c.
TugasKemanusiaan Tugas guru dalam bidang kemanusiaan disekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar.
Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada siswanya( Arikunto, Cet. 4, 2003: 3).
d.
TugasKemasyarakatan Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan guru harus bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar sekolah maupun dilingkungan tempat ia tinggal. Ia harus pandai bergaul, sopan santun, berakhlak mulia, serta dapat berkomunikasi baik dengan masyarakat. Sehingga menjadikan suasana yang nyaman dan tenang serta menjadi panutan di lingkunganmasyarkat.Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, aman, nyaman, dan kondusif. Keberadaannya ditengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan, kekakuan, dan kejenuhan belajar yang terasa berat diterima oleh para siswa. Iklim yang tidak kondusif akan mengakibatkan tidak baik (berdampak negatif) yang ingin dicapai.
Karena dengan kondisi yang tidak kondusif siswa akan menjadi bosan, gelisah, resah, dan jenuh. Akan tetapi sebaliknya, jika suasana belajar tercipta kondusif, maka dapat dengan mudah mencapai tujuan dari proses belajar mengajar, bahkan proses pembelajaran akan terasa menyenangkan bagi para siswa( Yamin, 2007: 110).
Guru profesional akan dapat mengarahkan sasaran pendidikan, membangun generasi muda menjadi suatu generasi bangsa penuh harapan.
Dari penjelasan diatas jelas bahwa guru profesional mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar, karena hitam putihnya proses belajar mengajar di dalam kelas banyak dipengaruhi oleh mutu guru itu sendiri.
B. Sertifikasi Guru 1.
Pengertian SertifikasiGuru Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.
National Commission On Educational Services (NCES) memberikan
pengertian sertifikasi secara lebih umum. Certification is a procedure where
by the state evaluates and reviews a teacher candidate's credentials and
providen him or her a license to teach ( Mulyasa, 2008: 34).Dalam hal ini
sertifikasi merupakan prosedur untuk menentukan apakah seseorang calon guru layak diberikan izin dan kewenangan untuk mengajar.Hal ini diperlukan lulusan lembaga pendidikan tenaga keguruan sangat bervariasi, baik dikalangan perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Merujuk pada ketentuan Pasal 42 ayat (1) UU Sisdiknas, menuntut bahwa guru dan dosen wajib memiliki sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional( SISDIKNAS, 2003: 52- 53).
Istilah sertifikasi dalam makna kamus berarti surat keterangan (sertifikat) dari lembaga yang berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus pernyataan (lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas. Bagi guru agar dianggap layak dalam mengemban tugas profesi mendidik, maka ia harus memiliki sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik tersebut diberikan kepada guru dan dosen yang telah memenuhi persyaratan.
Sertifikasi secara yuridis menurut ketentuan Pasal 1 ayat (11) UUGD (Undang-Undang Guru dan Dosen) adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Ada pun berkaitan dengan sertifikasi guru, dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (7), bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru, dan dalam Pasal 1 ayat (12), bahwa sertifikat pendidik adalah sebagai tenaga profesional. Sedangkan dalam Pasal 11 ayat(2), menyatakan sertifikat pendidikan tersebut hanya dapat diperoleh melalui program sertifikasi( Guru dan Dosen, 2005: 3- 7).Untuk itu, guru memperoleh sertifikat pendidik minimum yang telah ditentukan (S-l/D-4) dan terbukti telah menguasai kompetensi tertentu (empat kompetensi dasar).Berkaitan dengan ketentuan tersebut, maka untuk menjadi guru diperlukan dua syarat, yaitu kualifikasi akademik minimal (ijazah S1/D4) dan penguasaan kompetensi minimal sebagai guru.Kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan sertifikasi pendidikan.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa sertifikat pendidik, adalah surat keterangan yang diberikan suatu lembaga pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi sebagai bukti formal kelayakan profesi guru, yaitu memenuhi kualifikasi pendidikan minimum dan menguasai kompetensi minimal sebagai agen pembelajaran.
2. Dasar Hukum dan TujuanSertifikasi
Landasan hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan adalah sebagaiberikut: a.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
b.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru danDosen.
c.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
d.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. e.
Fatwa/Pendapat Hukum Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.I.UM.01.02-253.
f.
Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalamJabatan.
g.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan melalui JalurPendidikan.
h.
Keputusan Mendiknas Nomor 057/O/2007 tahun 2007 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru DalamJabatan. i.
Keputusan Mendiknas Nomor 122/P/2007 Tahun 2007 tentang Penetapan Perguruan tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan melalui Jalur Pendidikan.
Ada dua sasaran yang menjadi tujuan dalam proses sertifikasi: Pertama, mereka para lulusan sarjana pendidikan maupun non kependidikan yang menginginkan guru sebagai pilihan profesinya. Kedua, para guru dalam jabatannya( Trianto dan Titik, 2006: 19- 20).
Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional.Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi kompetensi adalah sertifikat kompetensi pendidik.Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan pekerjaan profesi pada jenis dan jenjang pendidikantertentu.
Selain itu, tujuan sertifikasi adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru. Guru yang telah lolos uji sertifikasi akan diberikan tunjangan profesi sebesar satu kaligajipokoksebagaiupayapemerintahdalammeningkatkan kesejahteraan guru.
3. Model-model Instrumen SertifikasiGuru
Eloknya, setifikasi guru dilakukan secara berkesinambungan, untuk mengetahui perkembangan profesionalisme guru.Dengan demikian, hasil uji kompetensi dalam sertifikasi guru dapat digunakan setiap saat, baik untuk kenaikan jabatan, penempatan, maupun pemberian penghargaan bagi para guru.
Sertifikasi guru dapat dilakukan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, bekerja sama dengan pusat pengujian dan lembaga- lembaga yang biasa melakukan pengujian dan pengetesan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sertifikasi guru dilakukan dengan berbagai macam model instrument sertifikasi guru seperti, tes tulis, tes kinerja, self appraisal, portopolio, dan peer appraisal. Untuk dapat sukses dalam mengikuti uji kompetensi dalam rangka sertifikasi guru, para calon peserta sewajarnya memahami instrumen sertifikasiguru.