NILAI-NILAI PENDIDIKAN TOLERANSI DALAM AL-QUR’AN SURAH YUNUS AYAT 40-41 DAN AL-BAQARAH AYAT 256 SKRIPSI

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TOLERANSI DALAM

AL- QUR’AN SURAH YUNUS AYAT 40-41

  

DAN AL-BAQARAH AYAT 256

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

  

Diajukan Oleh :

Abdul Chalim ( 111-14-095 )

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN 2018

  

MOTTO

ِبَس ِفِ َوُهَ ف ِمْلِعْلِا ِبَلَط ِفِ َجَرَخ ْنَم ِللا ِلْي

  

“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu, maka dia berada di jalan

Allah”

(HR. Tirmidzi)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia- Nya, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1.

  Ayah dan Ibuku tercinta, Bp. Kodirun dan Ibu Kholidah yang selalu membimbingku, menghiburku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.

  2. Dosen Pembimbing Skripsiku, Ibu. Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I. yang selalu memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran selama proses skripsi ini.

  3. Kepada teman-teman yang sudah saya anggap sebagai adik saya sendiri yang bernama Alfi Cahyani yang berasal dari Trenggalek yang menempuh pendidikan jurusan Tadris Matematika di IAIN Tulungagung, dan serta teman-teman yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

4. Kepada keluarga besar KKN IAIN Salatiga yang bertempatkan di Dsa.

  Padas Kec. Kedungjati Kab. Grobogan yang telah memberikan pengalaman tentang bagaiman bisa hidup bertoleransi antar umat berbeda agama dan menghargai pendapat antara satu dengan yang lain.

  5. Kepada segenap keluarga besar Indonesian Escorting Ambulance (IEA) yang telah mengajarkan berbuat kebaikan tanpa harus berharap balas budi. Mengajarkan pentingnya nyawa seseorang walaupun orang tersebut tidak kita kenal. Membantu menyelamatkan nyawa orang lain dengan cara mengawal ambulance atau membantu membukakan jalan untuk ambulance agar ambulance bisa cepat sampai tujuan.

KATA PENGANTAR

  

ِمْيِحَّرنا ِهَمْحَّرنا ِالله ِمْسِب

Alhamdulillahirobbil„alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

  Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya telah memberikan kekuatan, petunjuk, dan perlindungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Nilai-nilai Pendidikan Toleransi Dalam Al-

  Qu‟an Surah Yunus Ayat 40-41 dan Surah Al-Baqarah ayat 256. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabatnya.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan di dalamnya. Selain itu, penulis juga banyak memperoleh bantuan, bimbingan, pengarahan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

  4. Ibu. Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I.., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  5. Bapak Mohammad Ali Zamroni, M.A., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  6. Kedua orang tuaku dan Keluarga besar yang telah memberikan doa, motivasi, serta dukungan moril dan materil kepada penulis.

  7. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membuka cakrawala keilmuan di bidang pendidikan kepada penulis.

  8. Staf Perpustakaan IAIN Salatiga memberikan ruang ilmu akademik sebagai sumber pengetahuan penulis.

  9. Keluarga Besar Racana IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan pengalaman keorganisasian kepada penulis.

  10. Kepada segenap keluarga besar Indonesian Escorting Ambulance (IEA) yang telah mengajarkan berbuat kebaikan tanpa harus berharap balas budi.

  Mengajarkan pentingnya nyawa seseorang walaupun orang tersebut tidak kita kenal. Membantu menyelamatkan nyawa orang lain dengan cara mengawal ambulance atau membantu membukakan jalan untuk ambulance agar ambulance bisa cepat sampai tujuan

  11. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2014 IAIN Salatiga yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

  12. Semua pihak yang terlibat dan dengan ikhlas memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

  Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa berdoa

kepada Allah SWT, semoga amal kebaikan yang tercurahkan diridhoi oleh Allah SWT

dengan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

  Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi

penulis dan bagi para pembaca. Dengan keterbatasan dan kemampuan, skripsi ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 10 September 2018 Penulis Abdul Chalim NIM. 111-14-095

  

ABSTRAK

Abdul Chalim. 2018. Nilai-nilai Pendidikan Toleransi Dalam Al-

  Qur‟an Surah Yunus Ayat 40-41 dan Surah Al-Baqarah ayat 256 .

  Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga . Pembimbing: Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I

  Kata kunci: pendidikan Toleransi Tujuan penelitian dalam skripsi ini ada dua hal, yaitu : (1) Bagaimana nilai pendidikan toleransi dalam agama Islam menurut Al-

  Qur‟an Surah Al-Baqarah ayat 256

dan Surah Yunus ayat 40-41? (2) Bagaimana penerapan pendidikan toleransi dalam

kehidupan bermasyarakat yang sesuai dengan Al- Qur‟an Surah Al-Baqarah ayat 256 dan Yunus ayat 40-41? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan metode

library research . Karena penelitian di sini adalah kajian pustaka atau literer, maka penulis

dalam mengkaji Nilai-nilai Pendidikan Toleransi Dalam Al- Qur‟an Surah Yunus Ayat

40-41 dan Surah Al-Baqarah ayat 256 dengan menggunakan buku-buku pendidikan,

toleransi dan Tafsir.

  Dalam penelitian ini, fokus penelitian Pendidikan Toleransi yang diteliti yaitu

pada nilai-nilai pendidikan toleransi yang bersumber dari Al- Qur‟an, penerapan

pendidikan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Hasil temuan penulis dalam penelitian

ini adalah manusia diperintahkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dalam

kehidupan sehari-hari. Sesuai perintah dalam Al- Qur‟an yang melarang manusia untuk

memaksakan kehendak orang lain sesuai dengan kehendaknya sendiri. Menghargai orang

lain dalam menjalankan aktivitas dan ibadahnya selagi tidak mengganggu norma yang

berlaku dalam masyarakat.

  Selain itu, toleransi juga akan menimbulkan nilai persaudaraan yang tinggi

sehingga kan menimbulkan rasa cinta kasih dan juga dapat memperkuat nilai persatuan

antar anak bangsa. Sehingga akan terhindar dari perpecahan dan permusuhan.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i LEMBAR BERLOGO .......................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ iii PENGESAHAN KELULUSAN........................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ v MOTTO ................................................................................................................ vi PERSEMBAHAN. ............................................................................................... vii KATA PENGANTAR..........................................................................................viii ABSTRAK............................................................................................................ x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah..................................................................................... 7 C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8 E. Definisi Operasional ................................................................................ 9 F. Metode Penelitian .................................................................................... 11 G. Studi Pustaka ........................................................................................... 14 H. Sistematika Penulisan ............................................................................... 15 BAB II KOMPILASI AYAT

  A.

  Redaksi Surah Al-Baqarah ayat 256 dan Surah Yunus Ayat 40-41 ......... 16 B. Arti Kosa Kata (mufrodat) dan Penjelasan Dari Kata Kunci Yang

  Menunjukan Toleransi .............................................................................. 18 C. Pokok Isi Kandungan ............................................................................... 21 D.

  Pengertian Nilai ....................................................................................... 23 E. Pengertian Pendidikan ............................................................................. 24 F. Pengertian Toleransi ................................................................................ 26 G.

  Tujuan Pendidikan Toleransi ................................................................... 27 H. Ruang Lingkup Pendidikan Toleransi ..................................................... 33

  BAB III ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH AL QUR‟AN SURAH YUNUS 40-41 DAN AL-BAQARAH AYAT 256 A. Asbabun Nuzul ........................................................................................ 35 1. Pengertian Asbabun Nuzul ................................................................ 35 2. Asbabun Nuzul Surah Al-Baqarah ayat 256 ...................................... 36 B. Munasabah ............................................................................................... 37 1. Pengertian Munasabah ....................................................................... 37 2. Macam-macam Munasabah ............................................................... 39 a. Munasabah Surah Al-Baqarah ayat 256 ................................. 40 b. Munasabah Surah Yunus Ayat 40-41 ..................................... 42 BAB IV PEMBAHASAN A. Pandangan Beberapa Ahli Tafsir Terhadap Surah Al-Baqarah dan Yunus Ayat 40-41 ..................................................................................... 46 1. Tafsir Surah Al-Baqarah ayat 256 ............................................... 46 a. Tafsir Al-Misbah .............................................................. 46 b. Tafsir Al-Maraghi ............................................................ 50 c. Al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan)................................................................ 51 d. Tafsir Muyassar ................................................................ 52 2. Tafsir Surah Yunus ayat 40-41 ..................................................... 54

  a.

  Tafsir Al-Misbah ............................................................. 54 b.

  Tafsir Al-Maragi ............................................................... 56 c. Al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang

  Disempurnakan)................................................................ 58 d. Tafsir Muyassar ................................................................ 60 B.

  Nilai-nilai Pendidikan Toleransi Yang Diajarkan Dalam Surah Yunus Ayat 40-41 dan Al-Baqarah ayat 256............................................ 61 1.

  Surah Al-Baqarah ayat 256 .......................................................... 61 2. Surah Yunus ayat 40-41 .............................................................. 64 C. Penerapan Nilai-nilai Pendidikan Toleransi Dalam Kehidupan

  Berdasarkan Surah Yunus Ayat 40-41 dan Al-Baqarah ayat 256 ........... 66

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 71 B. Saran ......................................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Toleransi dalam pergaulan antar umat beragama berpangkal dari

  penghayatan ajaran agama masing-masing. Demi memelihara kerukunan beragama sikap toleransi harus dikembangkan untuk menghindari konflik.

  Biasanya konflik antar umat beragama disebabkan oleh sikap merasa paling benar dengan cara mengeliminasi kebenaran orang lain.

  Sikap kaum muslim kepada penganut agama lain jelas, sebagaimana ditegaskan dalam Al- Qur‟an, yaitu berbuat baik kepada mereka dan tidak menjadikan perbedaan agama sebagai alasan untuk tidak menjalankan hubungan kerjasama dengan mereka, lebih-lebih mengambil sikap tidak toleran dengan mereka. Islam sama sekali tidak melarang orang Islam memberikan bantuan kepada siapapun selama mereka tidak memusuhi orang Islam, tidak melecehkan simbol-simbol keagamaan mereka atau mengusir kaum muslimin dari negeri mereka. Kaum muslimin diwajibkan oleh Al-

  Qur‟an melindungi rumah ibadah yang telah dibangun oleh orang-orang non-muslim sebagaimana firman Allah SWT:

  Artinya: (yaitu) orang- orang yang diusir dari kampung

halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata,

“Tuhan kami ialah Allah.” Seandainya Allah tidak menolak (keganasan)

sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan

biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi

dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Allah

pasti akan Menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah

Maha Kuat, Maha Perkasa. (QS. Al Hajj: 40)

  Kerjasama yang baik antara muslim dan non-muslim itu telah dibuktikan dan ditulis dalam sejarah dengan sangat jelas. Nabi Muhammad SAW dan para sahabat melakukan hubungan sosial dengan non-muslim seperti Waroqah bin Naufal yang beragama Nasrani, Abdullah bin Salam yang sebelumnya beragama Yahudi, bahkan Nabi sendiri pernah meminta suaka politik dengan menyuruh sahabat untuk berhijrah meminta perlindungan kepada Raja Najasyi (Nigos) dari Habsyah yang beragama Nasrani. Imam Bukhari menceritakan dari Anas:

  “Ketika Nabi wafat, baju beliau masih digadaikan pada orang Yahudi guna membiayai keluarganya, padahal beliau bisa meminjam dari para sahabatnya. Akan tetapi, hal itu dilakukannya untuk mengajarkan kepada umatnya bahwa kerjasama dengan orang-orang non-muslim adalah sikap dan pandangan Islam (Ahmad Al-Mursi, 2009: 4). Selain dari nabi Muhammad dicontohkan juga oleg sahabat Umar bin Khattab yang melihat seorang pengemis yang beraga Yahudi. Kemudian beliau bertanya kepada pengemis tersebut “apa yang membuatmu seperti ini?”. Jawab seorang pengemis tersebut “jizyah, kebutuhan dan usia”. Mendengar jawaban tersebut Umar langsung menuntun seorang pengemis tersebut untuk pergi kerumahnya, lalu dia memberi uang yang memenuhi kebutuhannya pada saat itu (Ahmad Al- Mursi, 2009: 5). Kemudian berkelanjutan pada masa sesudah beliau selama berabad-abad lamanya, tanpa ada perasaan risih dan beban psikologis sedikitpun, dan menemui masa suram setelah terjadinya Perang Salib sampai dewasa ini dengan terjadinya konflik antar agama yang seharusnya tidak terjadi.

  Seperti kita ketahui bahwa fenomena keberagamaan masyarakat muslim akhir-akhir ini memperlihatkan citra anti keragaman dan anti kebebasan. Mereka menyudutkan dan menuduh sekelompok masyarakat muslim lain yang tengah memperjuangkan kebebasan dan toleransi sebagaimana yang diajarkan Islam. Mereka menganggapnya sebagai kaum sekularis dan agen Barat yang kafir. Meskipun Islam adalah agama misi, namun tetap menekankan sikap toleran dan persebaran Islam. Islam melarang sikap permusuhan dan menebar kebencian di antara manusia.

  Cara-cara kekerasan dan kebatilan dalam berdakwah justru akan merendahkan citra Islam sebagai agama rahmatan lill alamin. Dalam Al- Qur‟an dijelaskan:

  • “Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (al-Quran), dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhan-mu lebih Mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.(40) Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.

  (Q.S Yunus: 40-41).

  Artinya: Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha

  Mengetahui. ( Al-Baqarah : 256 )

  Sikap toleransi dan menghormati agama lain akan menghindarkan kekerasan dalam beragama. Kekerasan adalah sebuah tindakan membahayakan umat manusia. Kekerasan akan menimbulkan prasangka, kekakuan, dan kebekuan. Kekerasan merupakan awal perpecahan umat manusia, dan menggiring pada perselisihan internal dan eksternal. Untuk itu, Islam menolak kekerasan dan mengajak pada prinsip-prinsip Islam seperti tasamuh (toleransi), i‟tidal (Moderasi), adalah (keadilan).

  Negara kita, meskipun mayoritas bangsa kita beragama Islam, namun sikap toleransi tetap menjadi agenda utama. Pemerintah mencanangkan “Tri Kerukunan Umat Beragama”, yaitu kerukunan internal umat beragama, kerukunan umat beragama, dan kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah. Tiap-tiap warga negara diberi kebebasan untuk memeluk agama sesuai keyakinan masing-masing, yang penting tetap menjaga kerukunan umat beragama (Humaidy Abdussami dan Masnun Tahir, 2009: 116).

  Pada dasarnya agama Islam bisa berkembang di tengah-tengah agama yang lain, hidup saling berdampingan pada satu wilayah, sebagaimana yang terjadi di Indonesia dan negara-negara lain. Islam bisa masuk di Indonesia melalui jalur darat dan laut pada abad ke-7. Islam bisa berkembang dikarenakan dalam cara penyebarannya dengan jalan damai tanpa mengangkat pedang atau terjadinya perang dan memaksa orang lain untuk memasuki agama Islam. Selain dengan jalan damai penyebaran agama Islam juga menggunakan akulturasi budaya yang berkembang di masyarakat dengan tujuan agar ajaran Islam mudah diterima tanpa adanya penghapusan budaya yang ada di kalangan masyarakat. Sebagai contoh budaya yang ada adalah Masjid Kelenteng yang mencampurkan arsitektur Islam dan kelenteng, Masjid Menara Kudus dengan memadukan arsitektur agama Islam dan agama Hindu dengan tujuan untuk menghargai budaya yang ada dalam masyarakat sekitar, budaya melarang menyembelih di daerah Kudus untuk menghargai tradisi lokal karena pada masa tersebut sapi dianggap sebagai hewan yang suci, acara yasin tahlil untuk mengirimkan doa kepada orang yang sudah meninggal yang diadopsi oleh Walisongo dari ajaran agama Hindu supaya masyarakat bisa menerima dengan mudah karena tidak menghilangkan tradisi budaya yang ada.

  Selain penyebaran dengan jalan damai agama Islam juga mengajarkan tentang toleransi antar umat agama yang sangat tinggi dengan cara dilarang keras mencela ajaran agama atau kepercayaan orang lain untuk menghindari perpecahan. Selain itu agama Islam juga mengajarkan tentang sopan santun antar manusia satu dengan manusia yang lain, mengajarkan tentang tali persaudaraan antar umat dan bangsa, bersikap lemah lembut, dan masih banyak lagi yang lainnya. Itu semua yang membuat agama Islam berkembang pesat di negara-negara di dunia ini.

  Di negara Indonesia ini banyak sekali menganut kepercayaan dan memeluk berbagai macam agama. Walaupun berbeda-beda akan tetapi sedikit sekali gesekan yang ada dalam negeri ini. Ada beberapa gesekan yang ada di negeri yang mengatas-namakan agama Islam. Seperti Gerakan Syiah di negeri Suriah dengan ISIS, gerakan teroris yang mengatas namakan Islam, dan beberapa golongan Islam yang penuh dengan kekerasan dan memaksa untuk mengikuti ajaran yang dianut oleh golongan tersebut. Sehingga menimbulkan persepsi agama Islam adalah agama yang anti akan toleransi, menghargai satu sama lain, dan menganggap ajaran agama Islam adalah ajaran yang penuh dengan kekerasan.

  Oleh karena itu, dengan melihat kondisi yang ada dalam masyarakat pada saat ini, yang menganggap bahwa agama Islam adalah agama yang megajarkan tanpa toleransi. Dengan melihat kondisi tersebut penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Nilai-nilai Pendidikan Toleransi Dalam Surah Yunus Ayat 40-41 dan Surah Al-baqarah Ayat 256”.

B. Rumusan masalah

  Untuk menghindari meluasnya masalah yang dibahas, maka penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa nilai-nilai pendidikan toleransi dalam agama Islam menurut

  Al- Qur‟an Surah Al-Baqarah ayat 256 dan Surah Yunus ayat 40-

  41? 2. Apa penerapan pendidikan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat yang sesuai dengan Al-

  Qur‟an Surah Al-Baqarah ayat 256 dan Yunus ayat 40-41?

  C. Tujuan Penulisan

  Pada permasalahan pokok di atas penulisan ini bertujuan untuk : 1.

  Mengetahui nilai-nilai pendidikan toleransi yang bersumber dalam Al-

  Qur‟an Surah Yunus ayat 40-41 dan Surah Al-Baqarah ayat 256.

  2. Mengetahui penerapan pendidikan toleransi dalam kehidupan sosial di masyarakat yang sesuai dengan Al- Qur‟an Surah Surah Al- Baqarah ayat 256 dan Yunus ayat 40-41.

  D. Manfaat Penelitian 1.

  Memberikan teori nilai sikap yang positif kepada masyarakat agar memiliki sikap toleransi kepada sesama masyarakat agar tidak terjadi perpecahan yang melandasi tentang perbedaan agama dan kepercayaan.

  2. Supaya masyarakat secara umum bisa mengetahui pendidikan toleransi dengan masyarakat beda agama yang bersumber dari Al- Qur‟an.

E. Definisi Operasional 1.

  Nilai-nilai Istilah nilai dalam kamus besar bahasa indonesia artinya sifat-sifat ( hal-hal ) yang berguna bagi manusia. Dalam pengertian lain nilai adalah suatu panetapan atau suatu kualitas objek yang menyangkut suatu jenis aprsiasi atau minat. ( Tim PIP,. 2007: 42 ).

  Nilai memilki arti harga ( Departemen pendidikan nasional, 2007: 783 ). Nilai merupakan sifat yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Sesuatu yang dianggap bernilai , maka sudah pasti akan dianggap lebih berharga darimpada hal-hal yang lain. manusia adalah ciptaan yang sudah dibekali dengan akal yang luar biasa hebat, maka akan wajar sekali jika manusia akan memilih sesuatu yang lebih berharga dan bernilai untuk kehidupannya ( Poerdaminta, 2006: 677 ).

2. Pendidikan

  Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekutatan spritual keagamaan, pengadilan diri, kepribadian, kecerdasaan, akhal mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. ( Wiji Suwarno, 2006: 21-22. )

  Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan; proses, cara perbuatan mendidik (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 263 )

  Pendidikan bisa dartikan sebagai usaha sadar manusia dalam usaha untuk mengetahui sesuatu, bisa melakukan sesuatu, dan menularkan suatu ilmu pengetahuan. Melalui indra penglihatan dan pendengaran dari masing-masing orang.

3. Toleransi

  Istilah toleransi (Said Agil Husin Al-Munawar, 2003: 13) berasal dari bahasa Inggris, yaitu: “tolerance” berarti sikap membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan. Bahasa Arab menterjemahkan dengan “tasamuh”, berarti saling mengizinkan, saling memudahkan.

  Bisa dikatakan bahwa sikap toleransi adalah sikap yang saling menghormati dan menghargai antara satu manusia dengan yang lain tanpa adanya saling ejek atau saling menjatuhan antara satu pihak dengan pihak yang lain. Yang kemudian akan menimbulkan sikap kebersamaan dan kesatuan yang erat.

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis pustaka (library

  research) . Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan).

2. Sumber Data

  Penelitian ini diperoleh dari Al- Qur‟an Surah Yunus ayat

  40-41 dan Surah Al-Baqarah ayat 256, selain itu penulis juga mengambil dari buku-buku yang relevan dalam pembahasan skripsi ini. Sumber data ini dibedakan menjadi dua yaitu:

  a) Data Primer

  Sumber data primer adalah sumber yang diambil dari data inti yaitu Al- Qur‟an dan terjemah dari Depag,

  Kitab Tafsir Al-Misbah, Kitab Tafsir Al-Maragi, Tafsir Al- Muyassar, Al-

  Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan).

  b) Data Sekunder

  Sumber data sekunder adalah sumber data yang diambil dari sumber-sumber lain yang berasal dari buku yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan toleransi beragama. Di antaranya: Metodologi Ilmu Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, Maqasyid Syariah, Fikih Hubungan Antar Agama,

  Ulumul Qur‟an I, Pembahasan Ilmu-ilmu Al- Qur‟an, Pendidikan Multikultural, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ilmu Perbandingan Agama, Resolusi Konflik Keagamaan di Berbagai Daerah, Islam dan Hubungan Antar Agama, Tafsir Al-

  Qur‟an Tematik Hubungan-Antar Umat Beragama, Asbabun Nuzul Sejarah Turunnya Ayat- ayat Al-

  Qur‟an, Landasan Manajemen Pendidikan, Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Kebijakan Pendidikan yang Unggul, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Dasar-Dasar Pendidikan, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Toleransi dan Kemerdekaan Agama dalam Islam sebagai Dasar Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Agama, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Toleransi- Toleransi Islam “Toleransi Kaum Muslimin dan Sikap Lawan- lawannya”.

3. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dengan menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode penelitian dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat baik berupa buku maupun laporan hasil penelitian terdahulu dan sebagainya (Suharsimin, 2004: 274).

  Skripsi ini menggunakan metode dokumentasi dalam hal mengumpulkan materi dari buku-buku.

4. Analisis Data

  Dalam menganalisis data metode yang digunakan adalah metode tahlili. Metode tahlili adalah metode yang menjelaskan tentang isi kandungan yang ada dalam Al-

  Qur‟an dan seluruh aspeknya. Dalam metode tahlili biasanya mufassir sering menggunakan sesuai dengan urutan ayat dan mushaf. Mufassir memulainya dengan menjelaskan dengan kosa kata dan diikuti penjelasan secara global. Dan mufassir juga menjelaskan asbabul

  nuzul dan menyampaikannya dari hadits-hadits, atau dari sahabat-

  sahabat, dan dari para tabi‟in (Budiharjo, 2012:132). Dalam pengertian lain metode tahlili adalah salah satu metode tafsir yang bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat Al-

  Qur‟an dan seluruh aspeknya (Muin Salim, 2004:41-42).

G. Studi Pustaka

  Kajian pustaka digunakan sebagai perbandingan terhadap penelitian yang baik dari segi kekurangan maupun kelebihan yang telah ada sebelumnya. Dengan kajian pustaka ini diharapkan dapat mempunyai andil yang besar dalam mendapatkan informasi tentang teori yang ada kaitannya dengan judul penelitian ini (Latifah, 2017:13). Dari uraian di atas dapat dipahami dari penelitian ini diharapkan menyempurnakan atas penelitian terdahulu sehingga pembaca dapat menambah wawasannya.

  Sebelum penulis menjabarkan pembahasan tentang Nilai-nilai Pendidikan Toleransi Dalam Surah Yunus Ayat 40-41 dan Surah Al- baqarah Ayat 256. Maka penulis mencoba menelaah skripsi yang ada untuk dijadikan sebagai perbandingan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa kajian pustaka untuk berfikir. Beberapa kajian pustaka diantaranya:

  Arief Yulianto yang meneliti di Kecamatan Ampel yakni

  Pengaruh Toleransi Antar Umat Beragama Terhadap Perkembangan Islam di

  “

  Dusun Margosari Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Ampel”. Di dalam karya

  tulis ini berisikan tentang hubungan antara masyarakat yang beragama Muslim dan Non Muslim di Dusun Margosari Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Ampel.

  Skripsi yang ber judul “Hubungan Intensitas Mengikuti Kegiatan Kerohanian Islam (ROHIS) Dengan Sikap Toleransi Beragama Studi Kasus Siswa SMKN 1 Salatiga Tahun 2016”. Di dalam karya tulis ini berisikan tentang menumbuhkan sikap siswa dalam toleransi beragama melalui ekstrakulikuler rohis di SMKN 1 Salatiga.

  Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang toleransi agama dalam kehidupan masyarakat. Namun dalam penelitian terdapat perbedaan yaitu dalam penelitian ini membahas tentang pendidikan toleransi yang bersumber dari Al-

  Qur‟an dan Tafsir Al-Qur‟an.

H. Sistematika Penulisan

  Penulisan merupakan suatu cara untuk menyusun hasil penelitian dari data bahan yang disusun menurut susunan tertentu, sehingga menghasilkan kerangka skripsi yang mudah dipahami dengan lima hal yang dijabarkan sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, penegasan istilah, manfaat penelitian, metode penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, dan sistematika penulisan.

  Bab II Kompilasi Ayat: pada bab ini akan dibahas tentang redaksi ayat dari Surah Yunus dan Al-Baqarah yang berisi tentang mufrodat (kosa kata) dan Penjelasan Dari Kata Kunci Yang Menunjukan Toleransi., pokok isi kandungan, pengertian nilai, pengertian pendidikan, pengertian toleransi, tujuan pendidikan toleransi, dan ruang lingkup pendidikan toleransi.

  Bab III Asbabul Nuzul dan munasabah berisi tentang sejarah turunnya Surah Yunus dan Al-Baqarah, yang berhubungan dengan toleransi antar umat beragama.

  Bab IV Pembahasan pada bab ini berisi tentang penafsiran Surah Yunus ayat 40-41 dan Al-Baqarah ayat 256, menurut beberapa mufassirin, nilai-nilai toleransi dalam Surah Yunus ayat 40-41 dan Al-Baqarah ayat 256, urgensi nilai-nilai pendidikan toleransi dalam Surah Yunus ayat 40- 41 dan Al-Baqarah ayat 256, serta implementasi nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berdasarkan Surah Yunus 40-41 dan Al-Baqarah ayat 256 terhadap pendidikan Islam.

  Bab V Pada bab terakhir yaitu berisi tentang kesimpulan, dan saran-saran.

BAB II KOMPILASI AYAT Dalam bab ini akan dibahas tentang kompilasi ayat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kompilasi memiliki arti kumpulan yang tersusun dengan teratur (Departemen Pendidikan Nasional. 2007: 584). Dalam kompilasi ayat ini akan dibahas sebagai berikut: A. Redaksi Surah Al-Baqarah ayat 256 dan Surah Yunus Ayat 40-41 Artinya : Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam),

  sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

  Artinya: Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (al-Quran), dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhan-mu lebih Mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab te rhadap apa yang kamu kerjakan.” B.

  Kepada Allah

  َكَسْمَتْسا

  Agama

  ِنيِّدلا

  Sungguh

  ِدَقَ ف

  Dalam

  ِف

  ِوَّللاِب

   Arti Kosa Kata (Mufrodat) dan Penjelasan Dari Kata Kunci Yang Menunjukan Toleransi.

  Paksaan

  َهاَرْكِإ

  Dan beriman

  ْنِمْؤُ يَو

  Tidak

  َل

  Surah Al-Baqarah ayat 256 (kementrian Agama RI. 2011: 42) Lafal Arti Lafal Arti

  Setelah menyajikan teks dan terjemahannya, perlu bagi penulis untuk menyajikan beberapa kosa kata dengan ayat-ayat tersebut. Kosa kata yang disajikan sesuai dengan urutan ayat. Yaitu surah Al-Baqarah ayat 56 dan surah yunus ayat 40-41 a.

  Dia telah berpegang (teguh)

  ْدَق

  Kata masdhar sendiri memiliki arti isim yang dibaca nasob yang berfungsi menguatkan fi‟ilnya. Lafal

  ياركإ

  menurut kamus arab indonesia berasal dari kata

  ياركأ

  yang mempunyai arti memaksa. Lafal

  

ياركإ

  berdsadarkan Tashrif Isthtilahy

  Tsulasy Mazid

  dalam bentuk masdhar dengan mengikuti wazan

  َمَعْفَأ

  اًهاَرْكِإ

  ياركإ

  menjadi kata

  ياركإ

  karena di depan kata tersebut terdapat kata

  َل

  . Fungsi َل sama halnya dengan

  ردصم عراضم معف ضام معف اًهاَرْكِإ =

  paksaan

  ُيِرْكُي =

  memaksa

  َياَرْكَا =

  Lafal

  Kepada taghut Dari surah Al-Baqarah akan disajikan sebagai kata kunci yamg menunjukan tentang toleransi. Kata kuncinya adalah lafal .

  Sesungguhnya

  ِّيَغْلا َنِم

  ِةَوْرُعْلاِب

  Pada tali

  ََّيَّ بَ ت

  Telah jelas (perbedaan)

  ىَقْ ثُوْلا

  Yabg sangat kuat

  ُدْشُّرلا

  Antara jalan yang benar

  َماَصِفْنا َل اََلَ

  Yang tidak akan putus

  Dan jalan yang sesat

  ِتوُغاَّطلاِب

  ُوَّللاَو

  Dan Allah

  ْنَمَف

  Barang siapa

  عيَِسَ

  Maha Mendengar

  ْرُفْكَي

  Yang ingkar

  ميِلَع

  Maha Mengetahui

  memaksa fungsi menasobkan Isim dan merofakkan Khabar dengan syarat

  َل َّنِإ .

  tidak di ulang dan syaratnya tidak isim nakirah (Ahmad. 2003: 25)

b. Surah Yunus ayat 40-41 (kementrian Agama RI. 2011: 213)

  Arti Lafal Arti Lafal dan di antara Dan bagimu mereka

  ْمُهْ نِمَو ْمُكَلَو

  Ada yang Amalanmu beriman kepada

  ِوِب ُنِمْؤُ ي ْنَم ْمُكُلَمَع

  Al- Qur‟an

  Dan di antara Kamu mereka

  ْمُهْ نِمَو ْمُتْ نَأ

  Ada pula yang Tidak tidak beriman bertanggung

  َنوُئيِرَب ِوِب ُنِمْؤُ ي َل ْنَم

  kepada Al- jawab Qur‟an Sedangkan Terhadap Tuhanmu apa yang

  َكُّبَرَو ُلَمْعَأ اَِّمِ

  aku kerjakan Lebih Dan akupun mengetahui

  ُمَلْعَأ اَنَأَو

  Tentang orang- Tidak orang yang bertanggung

  ءيِرَب َنيِدِسْفُمْلاِب

  berbuat jawab kerusakan Dan jika mereka Terhadap tetap apa yang

  َكوُبَّذَك ْنِإَو َنوُلَمْعَ ت اَِّمِ

  mendustakan kamu kerjakan Maka katakanlah

  ْلُقَ ف

  Bagiku amalanku

  يِلَمَع ِلِ Dalam surah Yunus ayat 40-41ini kuncinya adalah pada lafal مَمَع.

  Lafal ِمَمَع menurut kamus arab indonesia َمَمَع yang mempunyai arti amal atau perbuatan (Asad. 1995: 14). Dalam Al- Qur‟an surah yunus ayat 41 ِمَمَع kata ِل menunjukan kepemilikan atau orang yang melakukan perbuatan. Karena bisa dilihat dari arti kosa kata مَمَع yang berarti amalku sedangkan ْمُكُهَمَع yang mempunyai arti amalanmu, sehingga penulis berpendapat bahwa fungsi dari jar (kasroh) dan kata

  ْمُك menunjukan kata kepemilikan atau sebagai kata orang yang melakukan suatu perbuatan.

C. Pokok Isi Kandungan

  Setelah menyajikan teks ayat dan terjemahannya beberapa pokok kandungan surah Al-Baqarah ayat 256 dan Yunus ayat 40-41.

  Adapaun redaksi surah Al-Baqarah ayat 256. Sebagaimana disajikan dalam teks berikut.

  Adapun pokok-pokok isi kandungan yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 256 (Departemen Agama RI. 2009: 383): a.

  Agama Islam tidak membolehkan umatnya menggunakan paksaan terhadap orang non Muslim untuk memasuki agama Islam. b.

  Pendapat yang mengatakan bahwa Islam disiarkan dengan pedang atau kekerasan adalah tidak benar, dan bertentangan dengan kenyataan sejarah.

  c.

  Orang yang memilih agama Islam sebagai agamanya adalah bagaikan orang yang telah mendapatkan pegangan yang kuat dan kokoh, yang tidak dikuatirkan putus.

  d.

  Allah SWT adalah pelindung orang yang beriman.

  e.

  Orang-orang kafir memilih setan sebagai pelindung mereka.

  Karena itu, mereka akan menjadi penghuni neraka, dan mereka akan kekal di dalamnya selama-lamanya.

  Redaksi surah yunus ayat 40-41 Adapun pokok-pokok pengertian yang terkandung dalam surah Yunus ayat 40-41(MGMP. 2017: 21-22) a.

  Di antara manusia ada yang beriman kepada Al-Qur‟an dan ada yang tidak beriman kepadaAl- Qur‟an.

  b.

  Allah SWT lebih mengetahui terhadap orang-orang yang berbuat kerusakan. c.

  Terhadap orang-orang yang mendustakan Al-Qur‟an kita diperintahkan supaya mengatakan, “bagiku amalanku dan

  bagimu amalanmu”.

  d.

  Kita terlepas dari amalan orang yang mendustakan Al-Qur‟an dan mereka terlepas dari amalan kita.

D. Pengertian Nilai

  Nilai memilki arti harga ( Departemen pendidikan nasional, 2007: 783 ). Nilai merupakan sifat yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.

  Sesuatu yang dianggap bernilai , maka sudah pasti akan dianggap lebih berharga dari pada hal-hal yang lain. Manusia adalah ciptaan yang sudah dibekali dengan akal yang luar biasa hebat, maka akan wajar sekali jika manusia akan memilih sesuatu yang lebih berharga dan bernilai untuk kehidupannya ( Poerdaminta, 2006: 677 ).

  Dalam pengertian lain nilai adalah suatu panetapan atau suatu kualitas objek yang menyangkut suatu jenis aprsiasi atau minat. ( Tim PIP,. 2007: 42 ).

  Nilai menurut Milton Rokearch dan james bank adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaandalam mana seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang pantas atau tidak pantas untuk dikerjakan ( Thoha, 1996: 60).

  Dari beberapa pernyataan diatas dapat dsimpulkan bahwa nilai bisa diartikan sebagai harga atau sebagai salah satu tolak ukur terhadap sessuatu baik berupa suatu benda dan sifat atau suatu perilaku seseorang.

E. Pengertian Pendidikan

  Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar atau disengaja guna untuk menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman untuk menentukan tujuan hidup sehingga bisa memiliki pandangan yang luas untuk ke arah masa depan lebih baik dan dengan pendidikan itu sendiri dapat menciptakan orang-orang berkualitas (Abdul Mujib. 2006.: 10)

  Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekutatan spritual keagamaan, pengadilan diri, kepribadian, kecerdasaan, akhak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Wiji Suwarno, 2006: 21-22).

  Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan; proses, cara perbuatan mendidik (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 263)

  Pegertian pendidikan menurut beberapa ahli:

  1. Ki Hadjar Dewantara dalam Kongres Taman Siswa pada tahun 1930: pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak (Tim Pengembangan MKDK, 1991: 3).

  2. John Dewey mengemukakan bahwa pendidikan dapat dipahami sebagai upaya “konservatif” dan “Progresif” dalam bentuk pendidikan sebagai formasi, sebagai rekapitulasi dan retrospeksi, dan sebagai rekontruksi (Rian Nugroho. 2008: 19).

3. Dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) pada tahun

  1973, dikemukakan tentang pengertian pendidikan, bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu usaha yang didasari untuk mengembangkan kerpibadian dan kemampuan manusia yang dialaksanakan di dalam kemampuan di luar sekolah, dan berlangsung seumur hidup (Choirul Mahfud. 2006: 33) .

  4. Crow and Crow pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami indvidu dalam perkambangannya menuju ketingkat kedewasaannya (Nanang Fattah. 1996: 5). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu pengetahuan dengan tujuan mendewasakan manusia melalui pengalaman suatu pengajaran ataupun pelatihan.