TEKNOLOGI PENGOLAHAN BIOGAS PADA KELOMPO
TEKNOLOGI PENGOLAHAN BIOGAS PADA KELOMPOK TANI
SAIYO DAN KELOMPOK WANITA TANI BERKAT YAKIN
Nelson, Ramaiyulis, Ismet Syuryadi dan Mismawarni
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Jalan Raya Negara Km 7 Tanjung Pati (26271),
Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat
Email nelsonmalik5559@yahoo.com
Abstract
Community services activities were conducted at the farmer group Saiyo as well with the
women farmer group of Berkat Yakin located at the Desa Olo Bangau Kecamatan Batang
Anai Padang Pariaman. Both of the partner farmer groups have their own cacao
plantations and domestic cows breeding with simple integrated technology. To date the
farmers discard cacao pericarps as domestic garbage, this attitude can be changed by
introducing technology which convert the waste materials of cacao to be animal feed. On
the other hand, domestic animal waste product can be utilized to produce biogas and high
quality of organic fertilizers. By performing and utilizing these waste materials to
produce biogas and organic fertilizer, farmers will get extra benefit with a daily extra
income of Rp.26.100.
Keyword: cacao pericarps, fermentation, domestic cows breeding, biogas, organic
fertilizer
i
I.
kelompok wanita tani Saiyo mempunyai
PENDAHULUAN
jumlah anggota 27 orang, sebagian besar
Kabupaten
Padang
Pariaman
dari mereka merupakan ibu rumah tangga
merupakan salah satu sentra produksi
yang berusaha tani kakao.
kakao di Sumatera Barat dengan luas
kebun
kebun kakao tahun 2010 mencapai 16.859
Kelompok Wanita Tani Berkat Yakin
ha
adalah 28 ha dan populasi sapi 18 ekor.
dengan
produksi
11.220
ton.
kakao
Pemerintah kabupaten Padang Pariaman
pernah
mendapat
penghargaan
dari
yang
Sebenarnya
potensi
yang
Total luas
dimiliki
petani
cukup
oleh
memiliki
besar
untuk
Menteri Pertanian RI tahun 2009 dan
berkembang, oleh karena itu introduksi
salah satu kelompok tani kakao di Padang
Iptek di tingkat petani sangat diperlukan
Pariaman yang mendapat penghargaan
dalam
dari Wakil Presiden RI. Hampir diseluruh
kelompok tani mitra petani mempunyai
wilayah Padang Pariaman digalakkan
kebun kakao yang luas, disamping itu
penanaman kakao dan salah satunya yang
juga memelihara ternak sapi, seharusnya
cukup luas ada di daerah kecamatan
dapat dikelola terintergrasi.
Batang Anai di kenagarian Ketaping.
kakao
Ketaping yang berada di pesisir barat
dibelakang rumah dan menjadi media
pantai Samudera Indonesia dengan luas
tempat berkembangnya nyamuk tentu
2
pemberdayaan
selama
ini
petani.
Pada
Kulit buah
dibuang
percuma
wilayah 64,25 km mempunyai potensi
rawan
pengembangan kakao. Pada tahun 2010
Introduksi teknologi sangat diperlukan
tercatat luas kebun kakao didaerah ini
dalam pengolahan kulit buah kakao untuk
1.870 ha dengan produksi 2.815 ton
bisa dijadikan pakan sapi. Demikian juga
(Setda, 2011).
kotoran sapi sebenarnya dapat dijadikan
Dua kelompok tani yang aktif
dalam budidaya tanaman kakao
kenagarian Ketaping
di
adalah Kelompok
berkembangnya
bahan
penghasil
organik
biogas
bermutu,
penyakit.
dan
namun
pupuk
teknologi
pengolahan
yang
kurang
baik
Tani Saiyo dan kelompok wanita tani
menyebabkan
pupuk
kandang
yang
Berkat Yakin. Kelompok tani Saiyo yang
dihasilkan
berada
Bangau
haranya sehingga penggunaanya untuk
beranggotakan 34 orang dengan total luas
pemupukan tidak cukup memberikan
tanaman kakao 62 ha.
tambahan
di
korong
Olo
Selain berusaha
sebagai petani kakao, sebagian dari
sangat
hara
rendah
untuk
kandungan
mendukung
produktivitas optimal tanaman.
mereka juga berusaha ternak sapi potong
dengan populasi 21 ekor.
Sedangkan
II.
MATERI DAN METODE
1
Pengujian
dilakukan
kotoran sapi dan ujung lainnya sebagai
dengan membuat dua plot demontrasi
outlet tempat keluar buangan. Pada bagian
(demplot) yaitu (1) plot tanpa teknologi
tengah digester dipasang outlet gas yang
yaitu plot usaha peternakan sapi potong
disambungkan ke penampung gas berupa
tradisional dan (2) plot dengan teknologi
plastik
yaitu plot usaha peternakan sapi potong
sepanjang 5 m dan kemudian dialirkan ke
dengan penerapan teknologi. Masing-
rumah untuk digunakan sebagai sumber
masing plot terdiri dari dua orang
energi. Buangan digester yang diperoleh
peternak yang memelihara 5 ekor sapi
diolah menjadi pupuk organik dengan
potong. Teknologi yang diterapkan adalah
cara mengendapkan terlebih dahulu dan
teknologi peternakan terintegrasi sapi dan
kemudian diaduk dengan sekam 20%,
kakao serta kotoran sapi diolah menjadi
dedak halus 1% dan inokulan EM4 dan
biogas dan pupuk organik.
difermentasi selama 4 minggu hingga
Limbah
teknologi
kotoran
sapi
diolah
menjadi biogas dengan digester sederhana
PE
menjadi
09
pupuk
berdiameter
organik
0,9
yang
m
siap
digunakan untuk usaha pertanian.
berbahan plastik dan gas yang dihasilkan
dialirkan ke rumah untuk sumber energi
memasak dan buangan digester diolah
menjadi pupuk kandang. Digester berupa
plastik PE 020 berdiameter 1,2 m
sepanjang 5,5 m dipasang didalam tanah
dengan kedalaman 0,6 m. Pada bagian
ujungnya dijadikan inlet tempat masuk
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendapatan dari Hasil Pengolahan
Kotoran Sapi menjadi Biogas
Pengolahan kotoran sapi menjadi
biogas dan pupuk organik yang dilakukan
pada plot teknologi menghasilkan data
seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Pendapatan Peternak dari Hasil Pengolahan Kotoran Sapi menjadi Biogas dan
Pupuk Organik
Uraian
Biogas :
* Volume produksi biogas (m3/hari)
* Lama nyala kompor biogas (jam/hari)
* Nilai konversi biogas ke minyak tanah (liter)
* Pendapatan peternak dari biogas (Rp/hari)
Pupuk Organik :
* Volume buangan digester biogas (m3/hari)
* Volume pupuk organik yang dihasilkan (kg/hari)
* Harga pupuk organik (Rp/kg)
* Pendapatan peternak dari pupuk organik (Rp/hari)
Total Pendapatan dari Pengolahan Kotoran Sapi (Rp/hari)
Jumlah
2,23
6,50
1,80
6.300
0,15
33
600
19.800
26.100
2
Pengolahan kotoran sapi menjadi
telah
terfermentasi
keluar
sebagai
biogas dan pupuk organik seperti pada
buangan digester. Jumlah kotoran yang
Tabel
tambahan
masuk setara dengan jumlah buangan
pendapatan kepada peternak sebesar Rp
yang keluar, setiap hari disgester diisi
26.100/ hari. Pendapatan ini merupakan
dengan ± 1 gerobak penuh kotoran sapi
nilai
dari
yang dicampur dengan air dengan volume
sumber
0,15 m3. Kotoran sapi ini dihasilkan dari
energi untuk memasak senilai 6.300/ hari
3 ekor sapi dengan bobot badan rata-rata
dan pendapatan dari pupuk organik yang
300 kg yang dipelihara rutin di dalam
dipakai sendiri dan sebagian dijual senilai
kandang.
1
pendapatan
pemanfaatan
Rp
memberikan
yang
biogas
19.800/
hari.
berasal
sebagai
Pendapatan
ini
Buangan
digester
merupakan
merupakan pendapatan tambahan bagi
kotoran sapi yang telah terfermentasi dan
peternak
kemudian diolah lebih lanjut menjadi
karena
sebelumnya
kotoran
ternak belum dimanfaatkan, ditumpuk di
pupuk organik.
belakang kandang dan bahkan menjadi
dihasilkan
sarang lalat dan mencemari lingkungan.
diendapkan dan diolah menjadi pupuk
Buangan digester yang
0,15
m2/
hari
setelah
organik secara periodik sekali 15 hari
Digester biogas yang terbuat dari
menghasilkan pupuk organik sebanyak
3
495 kg atau rata-rata 33 kg/hari. Pupuk
plastik PE 020 dengan volume 4 m
mampu
menghasilkan
biogas
2,23
kandang ini sebagian digunakan sendiri
m3/hari.
Biogas ini dialirkan ke dapur
oleh peternak dan lainnya dijual dengan
untuk digunakan sebagai bahan bakar
harga
kompor gas. Hasil pengujian lama nyala
pendapatan dari pupuk kandang adalah Rp
kompor dari biogas yang dihasilkan
19.800/hari.
Rp
600/kg,
sehingga
nilai
digester didapatkan selama 6,5 jam/hari.
Jika dikonversikan ke pemakaian kompor
minyak tanah, penggunaan kompor biogas
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
ini setara dengan konsumsi 1,8 liter
minyak tanah.
Pengolahan kotoran sapi menjadi
Penggunaan kompor
biogas di keluarga peternak menghasilkan
saving yang dihitung sebagai pendapatan
peternak sebesar Rp 6.300/ hari.
Digester biogas perlu diisi setiap
biogas
dan
pupuk
organik
dapat
menghasilkan pendapatan tambahan bagi
peternak sebanyak Rp 26.100,-/hari
4.2. Saran
hari dengan kotoran ternak baru dan
bersamaan dengan itu kotoran ternak yang
Berdasarkan hasil kegiatan ini,
terbukti bahwa teknologi ini sangat
3
bermanfaat
bagi
masyarakat
meningkatkan
pendapatan
Oleh
itu
karena
kabupaten
Padang
dalam
Ucapan terima kasih disampaikan
masyarakat.
diharapkan
Pemda
Pariaman
dapat
menyebarluaskan Teknologi ini kepada
seluruh kelompok tani di daerahnya.
kepada Dit-Litabmas DIKTI yang telah
membiayai kegiatan ini, juga kepada P3M
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
yang
telah
kegiatan
menfasilitasi
serta
ketua
pelaksanaan
dan
peternak
demonstrator Kelompok Tani Saiyo dan
UCAPAN TERIMA KASIH
Kelompok Wanita Tani Berkat Yakin.
4
DAFTAR PUSTAKA
Bird, S.H. 1991. The influence of the presence of protozoa on ruminant production: A
Review. University of New England, Armidale.
Ramaiyulis, Salvia, P.S. Noor dan I.Irda. 2008. Pengembangan Permen Sapi sebagai Produk
Unggulan Politani. Lap u-UJI. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
Ramaiyulis, T. Novianti, R. Zulvia. 2010. Simulasi Bisnis Usaha Peternakan Sapi Potong.
Reviw Lap. PKMT Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
Ramaiyuli, P.S. Noor, Salvia. 2007. Penerapan Teknologi Defaunasi dan Suplementasi
Permen Sapi® Untuk Meningkatkan Produktivitas Reproduksi Sapi Potong di
Kawasan Pembibitan Sapi Simental Baso. J Lumbung VI (1).
Sujatmiko dan Ramaiyulis. 2009. Penerapan Teknologi Defaunasi dan Tape Jerami untuk
Meningkatkan Produktivitas Ternak yang Dipelihara secara Tradisional. Lap. IbM.
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
Widhya dan Ramaiyulis, 2009. Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao
Menjadi Pakan Kaya Protein Sel Tunggal Dengan, Penel. Strategis. Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh.
5
Lampiran . Foto-foto Kegiatan
Instalasi bio-gas terpasang di Kelompok Tani Saiyo
Instalasi bio-gas pada KWT Berkat Yakin
Digester dan kantong penampung sudah
terisi gas
Mngisi digester bio-gas dengan cairan feses
sapi
Kantong penampung gas sudah penuh terisi
gas
6
Gas yang terbentuk sudah dapat digunakan untuk menyalakan kompor gas
7
SAIYO DAN KELOMPOK WANITA TANI BERKAT YAKIN
Nelson, Ramaiyulis, Ismet Syuryadi dan Mismawarni
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Jalan Raya Negara Km 7 Tanjung Pati (26271),
Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat
Email nelsonmalik5559@yahoo.com
Abstract
Community services activities were conducted at the farmer group Saiyo as well with the
women farmer group of Berkat Yakin located at the Desa Olo Bangau Kecamatan Batang
Anai Padang Pariaman. Both of the partner farmer groups have their own cacao
plantations and domestic cows breeding with simple integrated technology. To date the
farmers discard cacao pericarps as domestic garbage, this attitude can be changed by
introducing technology which convert the waste materials of cacao to be animal feed. On
the other hand, domestic animal waste product can be utilized to produce biogas and high
quality of organic fertilizers. By performing and utilizing these waste materials to
produce biogas and organic fertilizer, farmers will get extra benefit with a daily extra
income of Rp.26.100.
Keyword: cacao pericarps, fermentation, domestic cows breeding, biogas, organic
fertilizer
i
I.
kelompok wanita tani Saiyo mempunyai
PENDAHULUAN
jumlah anggota 27 orang, sebagian besar
Kabupaten
Padang
Pariaman
dari mereka merupakan ibu rumah tangga
merupakan salah satu sentra produksi
yang berusaha tani kakao.
kakao di Sumatera Barat dengan luas
kebun
kebun kakao tahun 2010 mencapai 16.859
Kelompok Wanita Tani Berkat Yakin
ha
adalah 28 ha dan populasi sapi 18 ekor.
dengan
produksi
11.220
ton.
kakao
Pemerintah kabupaten Padang Pariaman
pernah
mendapat
penghargaan
dari
yang
Sebenarnya
potensi
yang
Total luas
dimiliki
petani
cukup
oleh
memiliki
besar
untuk
Menteri Pertanian RI tahun 2009 dan
berkembang, oleh karena itu introduksi
salah satu kelompok tani kakao di Padang
Iptek di tingkat petani sangat diperlukan
Pariaman yang mendapat penghargaan
dalam
dari Wakil Presiden RI. Hampir diseluruh
kelompok tani mitra petani mempunyai
wilayah Padang Pariaman digalakkan
kebun kakao yang luas, disamping itu
penanaman kakao dan salah satunya yang
juga memelihara ternak sapi, seharusnya
cukup luas ada di daerah kecamatan
dapat dikelola terintergrasi.
Batang Anai di kenagarian Ketaping.
kakao
Ketaping yang berada di pesisir barat
dibelakang rumah dan menjadi media
pantai Samudera Indonesia dengan luas
tempat berkembangnya nyamuk tentu
2
pemberdayaan
selama
ini
petani.
Pada
Kulit buah
dibuang
percuma
wilayah 64,25 km mempunyai potensi
rawan
pengembangan kakao. Pada tahun 2010
Introduksi teknologi sangat diperlukan
tercatat luas kebun kakao didaerah ini
dalam pengolahan kulit buah kakao untuk
1.870 ha dengan produksi 2.815 ton
bisa dijadikan pakan sapi. Demikian juga
(Setda, 2011).
kotoran sapi sebenarnya dapat dijadikan
Dua kelompok tani yang aktif
dalam budidaya tanaman kakao
kenagarian Ketaping
di
adalah Kelompok
berkembangnya
bahan
penghasil
organik
biogas
bermutu,
penyakit.
dan
namun
pupuk
teknologi
pengolahan
yang
kurang
baik
Tani Saiyo dan kelompok wanita tani
menyebabkan
pupuk
kandang
yang
Berkat Yakin. Kelompok tani Saiyo yang
dihasilkan
berada
Bangau
haranya sehingga penggunaanya untuk
beranggotakan 34 orang dengan total luas
pemupukan tidak cukup memberikan
tanaman kakao 62 ha.
tambahan
di
korong
Olo
Selain berusaha
sebagai petani kakao, sebagian dari
sangat
hara
rendah
untuk
kandungan
mendukung
produktivitas optimal tanaman.
mereka juga berusaha ternak sapi potong
dengan populasi 21 ekor.
Sedangkan
II.
MATERI DAN METODE
1
Pengujian
dilakukan
kotoran sapi dan ujung lainnya sebagai
dengan membuat dua plot demontrasi
outlet tempat keluar buangan. Pada bagian
(demplot) yaitu (1) plot tanpa teknologi
tengah digester dipasang outlet gas yang
yaitu plot usaha peternakan sapi potong
disambungkan ke penampung gas berupa
tradisional dan (2) plot dengan teknologi
plastik
yaitu plot usaha peternakan sapi potong
sepanjang 5 m dan kemudian dialirkan ke
dengan penerapan teknologi. Masing-
rumah untuk digunakan sebagai sumber
masing plot terdiri dari dua orang
energi. Buangan digester yang diperoleh
peternak yang memelihara 5 ekor sapi
diolah menjadi pupuk organik dengan
potong. Teknologi yang diterapkan adalah
cara mengendapkan terlebih dahulu dan
teknologi peternakan terintegrasi sapi dan
kemudian diaduk dengan sekam 20%,
kakao serta kotoran sapi diolah menjadi
dedak halus 1% dan inokulan EM4 dan
biogas dan pupuk organik.
difermentasi selama 4 minggu hingga
Limbah
teknologi
kotoran
sapi
diolah
menjadi biogas dengan digester sederhana
PE
menjadi
09
pupuk
berdiameter
organik
0,9
yang
m
siap
digunakan untuk usaha pertanian.
berbahan plastik dan gas yang dihasilkan
dialirkan ke rumah untuk sumber energi
memasak dan buangan digester diolah
menjadi pupuk kandang. Digester berupa
plastik PE 020 berdiameter 1,2 m
sepanjang 5,5 m dipasang didalam tanah
dengan kedalaman 0,6 m. Pada bagian
ujungnya dijadikan inlet tempat masuk
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendapatan dari Hasil Pengolahan
Kotoran Sapi menjadi Biogas
Pengolahan kotoran sapi menjadi
biogas dan pupuk organik yang dilakukan
pada plot teknologi menghasilkan data
seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Pendapatan Peternak dari Hasil Pengolahan Kotoran Sapi menjadi Biogas dan
Pupuk Organik
Uraian
Biogas :
* Volume produksi biogas (m3/hari)
* Lama nyala kompor biogas (jam/hari)
* Nilai konversi biogas ke minyak tanah (liter)
* Pendapatan peternak dari biogas (Rp/hari)
Pupuk Organik :
* Volume buangan digester biogas (m3/hari)
* Volume pupuk organik yang dihasilkan (kg/hari)
* Harga pupuk organik (Rp/kg)
* Pendapatan peternak dari pupuk organik (Rp/hari)
Total Pendapatan dari Pengolahan Kotoran Sapi (Rp/hari)
Jumlah
2,23
6,50
1,80
6.300
0,15
33
600
19.800
26.100
2
Pengolahan kotoran sapi menjadi
telah
terfermentasi
keluar
sebagai
biogas dan pupuk organik seperti pada
buangan digester. Jumlah kotoran yang
Tabel
tambahan
masuk setara dengan jumlah buangan
pendapatan kepada peternak sebesar Rp
yang keluar, setiap hari disgester diisi
26.100/ hari. Pendapatan ini merupakan
dengan ± 1 gerobak penuh kotoran sapi
nilai
dari
yang dicampur dengan air dengan volume
sumber
0,15 m3. Kotoran sapi ini dihasilkan dari
energi untuk memasak senilai 6.300/ hari
3 ekor sapi dengan bobot badan rata-rata
dan pendapatan dari pupuk organik yang
300 kg yang dipelihara rutin di dalam
dipakai sendiri dan sebagian dijual senilai
kandang.
1
pendapatan
pemanfaatan
Rp
memberikan
yang
biogas
19.800/
hari.
berasal
sebagai
Pendapatan
ini
Buangan
digester
merupakan
merupakan pendapatan tambahan bagi
kotoran sapi yang telah terfermentasi dan
peternak
kemudian diolah lebih lanjut menjadi
karena
sebelumnya
kotoran
ternak belum dimanfaatkan, ditumpuk di
pupuk organik.
belakang kandang dan bahkan menjadi
dihasilkan
sarang lalat dan mencemari lingkungan.
diendapkan dan diolah menjadi pupuk
Buangan digester yang
0,15
m2/
hari
setelah
organik secara periodik sekali 15 hari
Digester biogas yang terbuat dari
menghasilkan pupuk organik sebanyak
3
495 kg atau rata-rata 33 kg/hari. Pupuk
plastik PE 020 dengan volume 4 m
mampu
menghasilkan
biogas
2,23
kandang ini sebagian digunakan sendiri
m3/hari.
Biogas ini dialirkan ke dapur
oleh peternak dan lainnya dijual dengan
untuk digunakan sebagai bahan bakar
harga
kompor gas. Hasil pengujian lama nyala
pendapatan dari pupuk kandang adalah Rp
kompor dari biogas yang dihasilkan
19.800/hari.
Rp
600/kg,
sehingga
nilai
digester didapatkan selama 6,5 jam/hari.
Jika dikonversikan ke pemakaian kompor
minyak tanah, penggunaan kompor biogas
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
ini setara dengan konsumsi 1,8 liter
minyak tanah.
Pengolahan kotoran sapi menjadi
Penggunaan kompor
biogas di keluarga peternak menghasilkan
saving yang dihitung sebagai pendapatan
peternak sebesar Rp 6.300/ hari.
Digester biogas perlu diisi setiap
biogas
dan
pupuk
organik
dapat
menghasilkan pendapatan tambahan bagi
peternak sebanyak Rp 26.100,-/hari
4.2. Saran
hari dengan kotoran ternak baru dan
bersamaan dengan itu kotoran ternak yang
Berdasarkan hasil kegiatan ini,
terbukti bahwa teknologi ini sangat
3
bermanfaat
bagi
masyarakat
meningkatkan
pendapatan
Oleh
itu
karena
kabupaten
Padang
dalam
Ucapan terima kasih disampaikan
masyarakat.
diharapkan
Pemda
Pariaman
dapat
menyebarluaskan Teknologi ini kepada
seluruh kelompok tani di daerahnya.
kepada Dit-Litabmas DIKTI yang telah
membiayai kegiatan ini, juga kepada P3M
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
yang
telah
kegiatan
menfasilitasi
serta
ketua
pelaksanaan
dan
peternak
demonstrator Kelompok Tani Saiyo dan
UCAPAN TERIMA KASIH
Kelompok Wanita Tani Berkat Yakin.
4
DAFTAR PUSTAKA
Bird, S.H. 1991. The influence of the presence of protozoa on ruminant production: A
Review. University of New England, Armidale.
Ramaiyulis, Salvia, P.S. Noor dan I.Irda. 2008. Pengembangan Permen Sapi sebagai Produk
Unggulan Politani. Lap u-UJI. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
Ramaiyulis, T. Novianti, R. Zulvia. 2010. Simulasi Bisnis Usaha Peternakan Sapi Potong.
Reviw Lap. PKMT Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
Ramaiyuli, P.S. Noor, Salvia. 2007. Penerapan Teknologi Defaunasi dan Suplementasi
Permen Sapi® Untuk Meningkatkan Produktivitas Reproduksi Sapi Potong di
Kawasan Pembibitan Sapi Simental Baso. J Lumbung VI (1).
Sujatmiko dan Ramaiyulis. 2009. Penerapan Teknologi Defaunasi dan Tape Jerami untuk
Meningkatkan Produktivitas Ternak yang Dipelihara secara Tradisional. Lap. IbM.
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
Widhya dan Ramaiyulis, 2009. Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao
Menjadi Pakan Kaya Protein Sel Tunggal Dengan, Penel. Strategis. Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh.
5
Lampiran . Foto-foto Kegiatan
Instalasi bio-gas terpasang di Kelompok Tani Saiyo
Instalasi bio-gas pada KWT Berkat Yakin
Digester dan kantong penampung sudah
terisi gas
Mngisi digester bio-gas dengan cairan feses
sapi
Kantong penampung gas sudah penuh terisi
gas
6
Gas yang terbentuk sudah dapat digunakan untuk menyalakan kompor gas
7