PENGERTIAN POLIRIK STRATEGI DAN POLTRANA

PENGERTIAN POLIRIK STRATEGI DAN
POLTRANAS,OTOMI
DAERAH DAN IMPLEMENTASI DI
BIFDANG EKONOMI

KELOMPOK 8
NAMA KELOMPOK : AGA RAMADHAN
IRFAN RIVALDI
NOVITA .A
TAHTA RAMADIAN
WISNU DWI KURNIAWAN

Politik dan Strategi Nasional (IMPLEMENTASI POLITIK DAN
STRATEGI NASIONAL DALAM BIDANG PEMBANGUNAN NASIONAL)
PENDAHULUAN
A. Pengertian Politik dan Strategi
Pengertian Politik
Secara etimologis, kata politik berasal dari bhasa Yunani politeia yang
akar katanya polis,berarti kesatuan masyarakat yang mengurus dirinya
sendiri (negara), sedangkan teia berarti urusan. politeia berarti
menyelenggarakan urusan negara. Jadi secara etimologis pengertian

politik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan yang
menyangkut kepentingan dari sekelompok masyarakat (negara).
Secara umum politik mempunyai 2 arti yaitu politik dalam arti
kepentingan umum (politics) dan politik dalam arti kebijakan (policy).
Politik dalam arti politics adalah rangkaian asas/prinsip, keadaan, jalan,
ncara atau alat yang akan digunakan unyuk mencapai tujuan. Politik
dalam arti policy adalah penggunaan pertimbangan tertentu yang dapat
menjamin terlaksananya usaha untuk mewujudkan keinginan/cita-cita
yang dikehendaki.
Pengertian politik menurut beberapa ahli :

1. Menurut Andrew Heywood
Politik adalah kegiatan suatu bangsa yang memiliki tujuan untuk
mempertahankan dan menjalankan peraturan yang ada untuk patokan
hidupnya.
2. Menurut Carl Schmdit
Politik adalah suatu dunia yang didalamnya orang-orang lebih membuat
keputusan-keputusan dari lembaga-lembaga abstrak
3. Berdasarkan teori klasik Aristoteles politik adalah usaha yang ditempuh
warga untuk mewujudkan kebaikan bersama.

Adapun lembaga-lembaga politik yang berati seperangkat norma yang
melaksanakan dan memiliki kekuasaan atau wewenang dalam suatu
bidang yang khusus. Lembaga politik meliputi eksekutif , legislatif dan
yudiktif, keamanan dan pertahanan nasional serta partai politik. Setiap
lembaga memiliki ketua untuk mengatur lembaganya masing-masing.
Berikut ini proses pembentukan lembaga politik :
1.
2.

Mengadakan kegiatan yang dapat mewakili aspirasi masyarakat
Pembentukan tentara nasional dari suatu negara merdeka dengan
pasrtisipasi dari berbagai golongan yang mewakili masyarakat
Fungsi lembaga politik adalah :
1.
2.
3.

Menjaga keamanan dan katahanan masyarakat
Melaksanakan kesejahteraan umum
Sebagai jembatan penyampaian aspirasi dari masyarakat ke pemilik

kebijakan negara

Pengertian Strategi
Staregi berasal dari bahasa Yunani strategos yang berarti the art of
general atau seni seorang panglima yang bisanya digunakan dalam
peperangan. Dalam arti umum, strategi dapat diartikan sebagai kiat atau
cara untuk memperoleh kemenangnan atau tercapainya suatu tujuan
termasuk politik.
Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapat-kan
kemenangan atau pencapaian tujuan. Dengan demikian, strategi tidak

hanya menjadi monopoli para jendral atau bidang militer, tetapi telah
meluas ke segala bidang kehidupan.
Dalam Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokokpokok pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang
berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan
Ketahanan Nasional.
Dikutip dari Letkol Laut (P) Erwin S. Aldedharma, Komandan KRI Nala
Khusus di bidang pertahanan negara, terkesan saat ini belum adanya
keseragaman pola sikap dan pola tindak dalam lingkup Departemen
Pertahanan, termasuk di jajaran TNI. Walaupun Undang-undang

Pertahanan menyatakan bahwa strategi pertahanan negara disusun
berdasarkan kondisi geografis bangsa, namun implementasi di lapangan
masih sepertinya mengedepankan strategi pertahanan semesta, di mana
dalam menghadapi kekuatan lawan, militer Indonesia masih berorientasi
pada taktik perang gerilya. Artinya, musuh akan ditunggu hingga masuk
dan menginjakkan kaki ke wilayah daratan Indonesia, yang mana berarti
pula bahwa rakyat akan ikut terlibat dalam perang. Bukan berarti bahwa
strategi pertahanan semesta merupakan sesuatu yang keliru, karena
sejarah membuktikan bahwa dengan strategi tersebut bangsa ini berhasil
merebut dan mempertahankan kemerdekaannya melawan penjajah.
Namun dengan perkembangan situasi politik, hukum dan teknologi era
sekarang, strategi itu hendaknya tidak ditempatkan sebagai strategi
utama, karena hukum internasional melarang keterlibatan rakyat (non
kombatan) dalam perang. Sebaliknya, Indonesia harus mampu mencegah
musuh masuk ke wilayahnya, sehingga mewajibkan kita mempunyai
militer yang memiliki daya pukul dan daya hancur cukup besar serta
dapat dikerahkan hingga jauh ke batas terluar yurisdiksi nasional. Bertolak
dari pemikiran demikian dan dikaitkan dengan kondisi geografis
Indonesia, sudah sewajarnya bila fokus pembangunan kekuatan militer
terletak pada Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

Sudah jelas sekali bahwa peran pelaku-pelaku politik sangat
mempengaruhi strategi negara dalam mempertahankan keamanan dan
kesejahteraan masyarakat di dalam negara Indonesia.

A.1. Politik dan Strategi Nasional

Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan
kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan
demikian definisi politik nasional adalah asas, haluan, usaha serta
kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan,
pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional
untuk mencapai tujuan nasional. Sedangkan strategi nasional adalah cara
melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang
ditetapkan oleh politik nasional.
A.2. Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang
berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan
Ketahanan Nasional.
A.3. Penyusunan Politik dan Strategi Nasional

Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun
berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945. sejak tahun 1985
telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah
dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan
“suprastruktur politik”. Lebaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR,
Presiden, DPA, BPK, MA. Sedangkan badan-badan yang ada dalam
masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”, yang mencakup
pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik,
organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest
group), dan kelompok penekan (pressure group). Suprastruktur dan
infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang
seimbang.
Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat
suprastruktur politik diatur oleh presiden/mandataris MPR. Sedangkan
proses penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur
politk dilakukan setelah presiden menerima GBHN.
Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga
pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang
dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi
nasional yang bersifat pelaksanaan.

Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial
budaya, maupun bidang Hankam akan selalu berkembang karena:

a. Semakin tingginya kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
b. Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya.
c. Semakin meningkatnya kemampuan untuk menentukan pilihan dalam
pemenuhan kebutuhan hidup.

STRATIFIKASI POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL (POLSTRANAS)
Ditulis pada Mei 13, 2013
STRATIFIKASI POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL (POLSTRANAS)

Stratifikasi berasal dari kata statum yang berarti lapisan. Stratifikasi
adalah pembedaan suatu unsur berdasarkan kriterianya ke dalam kelaskelas tertentu.
Sedangkan politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan
dalam masyarakat yang melaksanakan proses pembuatan keputusan
demi kebaikan dalam suatu negara. Pengertian lainnya, politik adalah seni
dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara kosntitusional maupun
nonkonstutisional.

Dalam arti kepentingan umum politik adalah segala usaha untuk
kepentingan umum, baik yang berada dibawah kekuasaan negara di pusat
maupun di daerah, dalam kata lain politik adalah suatu rangkaian
azas/prinsip, keadaan serta jalan, cara dan alat yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu atau suatu keadaan yang kita kehendaki
disertai dengan jalan, cara dan alat yang akan kita gunakan untuk
mencapai keadaan yang kita inginkan.
Dalam arti kebijaksanaan politik adalah mempertimbagkan sesuatu yang
yang dianggap lebih menjamin terlaksananya suatu usaha, citacita/keinginan atau keadaan yang kita kehendaki.
Strategi adalah seni untuk menjalankan suatu proses demi mencapai
keberhasilan dan kemenangan. Strategi dapat dicapai melalui taktik.
Namun, tanpa strategi, taktik tidak ada gunanya.

Dapat disimpulkan bahwa stratifikasi politik dan strategi nasional
(polstranas) adalah pembagian kekuasaan dalam pengambilan suatu
keputusan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk
kepentingan umum disuatu negara berdasarkan kriterianya masingmasing ke dalam kelas-kelas tertentu demi mencapai kemenangan
negara.
Stratifikasi politik dan strategi nasional dan daerah dalam negara Republik
Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Tingkat penentu kebijakan puncak.
Meliputi kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara nasional dan
mencakup penentuan UUD. Menitikberatkan pada masalah makro politik
bangsa dan negara untuk merumuskan idaman nasional berdasarkan
falsafah Pancasila dan UUD 1945. Kebijakan tingkat puncak dilakukan oleh
MPR. Dalam hal dan keadaan yang menyangkut kekuasaan kepala negara
seperti tercantum pada pasal 10 sampai 15 UUD 1945, tingkat penentu
kebijakan puncaktermasuk kewenangan Presiden sebagai kepala negara.
Bentuk hukum dari kebijakan nasional yang ditentukanoleh kepala negata
dapat berupa dekrit, peraturan ataupiagam kepala negara.
2. Tingkat kebijakan umum
Merupakan tingkat kebijakan dibawah tingkat kebijakan puncak, yang
lingkupnya menyeluruh nasional dan berisi mengenai masalah-masalah
makro strategi guna mencapai idaman nasional dalam situasi dan kondisi
tertentu.
3. Tingkat penentu kebijakan khusus
Merupakan kebijakan terhadap suatu bidang utama pemerintah. Kebijakan
ini adalah penjabaran kebijakan umum guna merumuskan strategi,
administrasi, sistem dan prosedur dalam bidang tersebut. Wewenang
kebijakan khusus ini berada ditangan menteri berdasarkan kebijakan

tingkat diatasnya.
4. Tingkat penentu kebijakan teknis

Kebijakan teknis meliputi kebijakan dalam satu sektor dari bidang utama
dalam bentuk prosedur serta teknik untuk mengimplementasikan
rencana, program dan kegiatan.
5. Tingkat penentu kebijakan di Daerah
Wewenang penentuan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di Daerah
terletak pada Gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah
pusat didaerahnya masing-masing. Kepala daerah berwenang
mengeluarkan kebijakan pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD.
Kebijakan tersebut berbentuk Peraturan Daerah (Perda) tingkat I atau II.
Menurut kebijakan yang berlaku sekarang, jabatan gubernur dan bupati
atau walikota dan kepala daerah tingkat I atau II disatukan dalam satu
jabatan yang disebut Gubernur/KepalaDaerah tingkat I,
Bupati/KepalaDaerah tingkat II atau Walikota/Kepala Daerah tingkat II.
Strategi pembangunan Indonesia adalah membangun Indonesia dalam
segala aspek kehidupan sesuai yang diamankan salam UUD 45 meliputi :
1. Pemenuhan hak-hak dasar rakyat
2. Penciptaan landasan pembangunan yang kokoh

3. Menjunjung tinggi nilai luhur
4. Mentiadakan UU yang bersifat diskriminatif
5. Bhineka Tunggal Ika
Polstranas yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem
kenegaraan menurut UUD 1945. Jajaran pemerintah dan lembagalembaga yang ada disebut sebagai suprastruktur politik,yaitu MPR, DPR,
Presiden, DPA, BPK, dan MA. Badan-badan yang ada dalam masyarakat
disebut sebagai infrastruktur politik, mencakup pranata-pranata politik
yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi
kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group), &
kelompok penekan (pressure group). Suprastruktur politik dan
infrastruktur politik harus dapat bekerjasama dan memiliki kekuatan yang
seimbang.

d. Semakin meningkatnya kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring
dengan semakin tingginya tingkat pendidikan yang ditunjang oleh
kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

e. Semakin kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide baru.
A.4. Politik Pembangunan Nasional dan Manajemen Nasional
Tujuan politik bangsa Indonesia telah tercantum dalam Pembukaan UUD
1945aline ke-4, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
a. Makna Pembangunan Nasional
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia
dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan
tantangan perkembangan global.
Tujuan pembangunan nasional itu sendiri adalah sebagai usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.
b. Manajemen Nasional
Manajemen nasional pada dasarnya merupakan sebuah sistem, sehingga
lebih tepat jika kita menggunakan istilah “sistem manajemen nasional”.
Orientasinya adalah pada penemuan dan pengenalan (identifikasi) faktorfaktor strategis serta menyeluruh dan terpadu.
Pada dasarnya sistem manajemen nasional merupakan perpaduan antara
tata nilai, struktur, dan proses untuk mencapai kehematan, daya guna,
dan hasil guna sebesar mungkin dalam menggunakan sumber dana dan
daya nasional demi mencapai tujuan nasional.
Pembangunan nasional merupakan usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia secara
berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.
Tujuan pembangunan nasional itu sendiri adalah sebagai usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Dan
pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi
juga merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia.

Pembangunan bagi suatu bangsa yang sedang mengejar ketinggalan
dengan bangsa-bangsa yang sudah maju terkait dengan pandangan hidup
bangsa yang bersangkutan. Rencana pembangunan diperlukan agar
pembangunan itu tetap konsisten pada tujuan nasional yang sudah
disepakati, sebagai upaya penerobosan menuju pembaruan struktur
ekonomi, politik dan sosial, serta agar arah pembangunan untuk
kepentingan keadilan sosial menjadi upaya tepenting.
Prinsip dalam pembangunan nasional :
1.
2.
3.
4.
5.

Pembangunan Bersifat Semesta
Pembangunan harus didasarakan prinsip keseimbangan
Pembangunan berlaku berlanjut
Pembangunan dilaksanakan dengan pendekatan kesisteman
Pembangunan dilakasanakan atas kepercayaan pada kemampuan
sendiri
6. Pembangunan harus mengandung kejelasan strategi
7. Pembangunan harus dapat menetapkan skala prioritas
8. Pembangunan mengandung pelestarian lingkungan
9. Pembangunan harus didasarkan pemerataan yang mengandung
pertumbuhan
10. Pembangunan harus didukung oleh partisipasi rakyat
Politik nasional meliputi.
1. Politik dalam negeri
2. Politik luar negeri
3. Politik ekonomi
4. Politik pertahanan keamanan
Di masa sekarang tentu tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri.
Setiap negara pasti membutuhkan bantuan dari negara lain, termasuk
negara Indonesia. Dengan itu dibutuhkan hubungan internasional, salah
satu faktor penyebab terjadinya hubungan internasional adalah kekayaan
alam dan perkembangan industri yang tidak merata. Hal tersebut
mendorong kerjasamaantar negara dan antar individu yang tunduk pada
hukum yang dianut negaranya masing-masing. Hubungan internasional
merupakan hubungan antar negara atau antarindividu dari negara yang
berbeda-beda, baik berupa hubungan politis, budaya, ekonomi, ataupun
hankam. Hubungan internasional menurut buku Rencana Strategi
Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI (RENSTRA) adalah hubungan antar
bangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara
tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan diperlukan kerjasama, karena
melalui kerjasama antar negara akan diperoleh : pencapaian tujuan

negara lebih mudah dilakukan; perdamaian dunia lebih mudah
diwujudkan; upaya pemeliharaan perdamaian dunia, diantaranya
membuat perjanjian damai penyelesaian konflik secara damai juga dapat
terwujud.
Manfaat hubungan internasional antara lain adalah :
1.

Manfaat ideologi, yakni untuk menjaga dan mempertahankan
kelangsungan hidup bangsa dan Negara
2. Manfaat politik, yakni untuk menunjang pelaksanaan kebijakan
politik dan hubungan luar negeri yang di abdikan untuk kepentingan
nasional, terutama untuk kepentingan pembangunan di segala
bidang
3. Manfaat ekonomi, yakni untuk menunjang upaya meningkatkan
pembangunan ekonomi nasional
4. Manfaat sosial-budaya, yakni untuk menunjang upaya pembinaan
dan pengembangan nilai-nilai sosial budaya bangsa dalam upaya
penanggulangan terhadap setiap bentuk ancaman, tantangan,
hambatan, gangguan dan kejahatan internasional, dalam rangka
pelaksanaan pembangunan nasional
5. Manfaat perdamaian dan keamanan internasional, yakni untuk
menunjang upaya pemeliharaan dan pemulihan perdamaian,
keamanan dan stabilitas internasional
6. Manfaat kemanusiaan, yakni untuk menunjang upaya pencegahan
dan penanggulangan setiap bentuk bencana serta rehabilitasi akibatakibatnya
7. Manfaat lainnya, yakni untuk meningkatkan peranan dan citra
Negara itu sendiri di forum internasional dan hubungan antar negara
serta kepercayaan masyarakat internasional
Bagi Indonesia, sebagai Negara yang juga terlibat dalam hubungan antar
Negara, hubungan internasional memiliki arti penting tersendiri. Arti
penting hubungan internasional bagi Indonesia antara lain karena lingkup
hubungannya mencakup semua interaksi yang berlangsung lintas batas
negara.
Hubungan internasional juga memiliki implikasi hak dan kewajiban Negara
yang melakukan hubungan karena hukum internasional mempunyai
beberapa segi penting seperti prinsip kesepakatan bersama (principle of
mutual consent), prinsip timbal balik (priniple of reciprocity), prinsip
komunikasi bebas (principle of free communication), princip tidak
diganggu gugat (principle of inciolability), prinsip layak dan umum
(principle of reasonable and normal), prinsip eksteritorial (principle of

exterritoriality), dan prinsip-prinsip lain yang penting bagi hubungan
diplomatik antarnegara.
Sebuah negara memang harus bergantung dengan Negara lain. Hal ini
dilakukan agar tujuan masing-masing negara dapat tercapai. Seperti
layaknya manusia, negara pun perlu bersosialisasi untuk saling
melengkapi karena tanpa bantuan dari negara lain, sebuah negara tidak
dapat berdiri sendiri dan tentunya kesejehteraan negara tersebut akan
semakin buruk. Dengan adanya ketergantungan antar negara juga dapat
membawa negara yang melakukan hubungan tersebut diakui di mata
internasional. Memang saling ketergantungan tersebut membawa
manfaat yang besar bagi sebuah negara, namun tetap harus dilaksanakan
dengan bijaksana dan bertanggung jawab.
A. POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL YANG MENCAKUP OTONOMI
DAERAH
Pelaksanaan otonomi daerah kini memasuki tahapan baru setelah
direvisinya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah menjadi
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah atau lazim disebut
UU Otonomi Daerah (Otda). Perubahan yang dilakukan di UU No. 32 Tahun
2004 bisa dikatakan sangat mendasar dalam pelaksanaan pemerintahan
daerah. Secara garis besar, perubahan yang paling tampak adalah
terjadinya pergeseran-pergeseran kewenangan dari satu lembaga ke
lembaga lain. Konsep otonomi luas, nyata, dan bertanggungjawab tetap
dijadikan acuan dengan meletakkan pelaksanaan otonomi pada tingkat
daerah yang paling dekat dengan masyarakat. Tujuan pemberian otonomi
tetap seperti yang dirumuskan saat ini yaitu
memberdayakan daerah, termasuk masyarakatnya, mendorong prakarsa
dan peran serta masyarakat dalam proses pemerintahan dan
pembangunan. Pemerintah juga tidak lupa untuk lebih meningkatkan
efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas penyelenggaraan fungsifungsi
seperti pelayanan, pengembangan dan perlindungan terhadap
masyarakat dalam ikatan NKRI. Asas-asas penyelenggaraan pemerintahan
seperti desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan,
diselenggarakan secara proporsional sehingga saling menunjang. Dalam
UU No. 32 Tahun 2004, digunakan prinsip otonomi seluas-luasnya, di
mana daerah diberi kewenangan
mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan kecuali urusan
pemerintah pusat yakni :
a. politik luar negeri,
b. pertahanan dan keamanan,

c. moneter/fiskal,
d. peradilan (yustisi),
e. agama.
Pemerintah pusat berwenang membuat norma-norma, standar, prosedur,
monitoring dan evaluasi, supervisi, fasilitasi dan urusan-urusan
pemerintahan dengan eksternalitas nasional.
Pemerintah provinsi berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan
pemerintahan dengan eksternal regional, dan kabupaten/kota berwenang
mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan
eksternalitas lokal.
Dalam Pasal 18 ayat (1) UUD 1945 (Amandemen)disebutkan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dibagi atasdaerah-daerah Provinsi dan
daerah Provinsi itu dibagi atasKabupaten dan Kota, yang tiap-tiap Provinsi,
Kabupaten, danKota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
dengan UU. Tampak nuansa dan rasa adanya hierarki dalam kalimat
tersebut. Pemerintah Provinsi sebagai wakil pemerintah pusat didaerah
diakomodasi dalam bentuk urusan pemerintahan menyangkut pengaturan
terhadap regional yang menjadi wilayah tugasnya. Urusan yang menjadi
kewenangan daerah, meliputiurusan wajib dan urusan pilihan. Urusan
pemerintahan wajib adalah suatu urusan pemerintahan yang berkaitan
denganpelayanan dasar seperti pendidikan dasar, kesehatan,pemenuhan
kebutuhan hidup minimal, prasarana lingkungan dasar; sedangkan urusan
pemerintahan yang bersifat pilihan terkait erat dengan potensi unggulan
dan kekhasan daerah. UU No. 32 Tahun 2004 mencoba mengembalikan
hubungan kerja eksekutif dan legislatif yang setara dan bersifat
kemitraan. Sebelum ini kewenangan DPRD sangat besar, baik ketika
memilih kepala daerah, maupun laporan pertanggungjawaban (LPJ)
tahunan kepala daerah. Kewenangan DPRD itu dalam penerapan di
lapangan sulit dikontrol. Sedangkan sekarang, kewenangan DPRD banyak
yang dipangkas, misalnya aturan kepala daerah dipilih langsung oleh
rakyat, DPRD yang hanya memperoleh laporan keterangan
pertanggungjawaban, serta adanya mekanisme evaluasi gubernur
terhadap rancangan Perda APBD agar sesuai kepentingan umum dan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Pemerintahan Daerah
adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan daerah yang dilakukan
oleh lembaga pemerintahan daerah yaitu Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Hubungan antara pemerintah daerah
dan DPRD merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan
bersifat kemitraan. Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara
Pemerintah Daerah dan DPRD adalah sama-sama mitra sekerja dalam
membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai
dengan fungsi masing-masing sehingga antar kedua lembaga itu
membangun suatu hubungan kerja yang sifatnya saling mendukung
bukan merupakan lawan ataupun pesaing satu sama lain dalam

melaksanakan fungsi masing-masing. Kepala daerah dan wakil kepala
daerah dipilih secara langsung oleh rakyat yang persyaratan dan tata
caranya ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Pasangan
calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dapat dicalonkan baik oleh
partai politik atau gabungan partai politik peserta Pemilu yang
memperoleh sejumlah kursi tertentu dalam DPRD dan atau memperoleh
dukungan suara dalam Pemilu Legislatif dalam jumlah tertentu.
Melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) provinsi, kabupaten, dan kota
diberikan kewenangan sebagai penyelenggara pemilihan kepala daerah.
Agar penyelengaraan pemilihan dapat berlangsung dengan baik, maka
DPRD membentuk panitia pengawas. Kewenangan KPUD provinsi,
kabupaten, dan kota dibatasi sampai dengan penetapan calon terpilih
dengan berita
acara yang selanjutnya KPUD menyerahkan kepada DPRD untuk diproses
pengusulannya kepada Pemerintah guna mendapatkan pengesahan.
Dalam UU No 32 Tahun2004 terlihat adanya semangat untuk melibatkan
partisipasi publik. Di satu sisi, pelibatan public (masyarakat) dalam
pemerintahan atau politik lokal mengalami
peningkatan luar biasa dengan diaturnya pemilihan kepala daerah
(Pilkada) langsung. Dari anatomi tersebut, jelaslah bahwa revisi yang
dilakukan terhadap UU No. 22 Tahun 1999
dimaksudkan untuk menyempurnakan kelemahan-kelemahan yang
selama ini muncul dalam pelaksanaan otonomi daerah. Sekilas UU No. 32
tahun 2004 masih menyisakan banyak
kelemahan, tapi harus diakui pula banyak peluang dari UU tersebut untuk
menciptakan good governance (pemerintahan yang baik).
Pengertian Otonomi Daerah Menurut Para Ahli
Beberapa pengertian otonomi daerah menurut beberapa pakar, antara
lain:
Pengertian Otonomi Daerah menurut F. Sugeng Istianto, adalah:
“Hak dan wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga
daerah”
Pengertian Otonomi Daerah menurut Ateng Syarifuddin, adalah:
“Otonomi mempunyai makna kebebasan atau kemandirian tetapi bukan
kemerdekaan melainkan kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu

terwujud
pemberian
dipertanggungjawabkan”

kesempatan

yang

harus

dapat

Pengertian Otonomi Daerah menurut Syarif Saleh, adalah:
“Hak mengatur dan memerintah daerah sendiri dimana hak tersebut
merupakan hak yang diperoleh dari pemerintah pusat”
Selain pendapat pakar diatas, ada juga beberapa pendapat lain yang
memberikan pengertian yang berbeda mengenai otonomi daerah, antara
lain:
Pengertian otonomi daerah menurut Benyamin Hoesein, adalah:
“Pemerintahan oleh dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional suatu
Negara secara informal berada di luar pemerintah pusat”
Pengertian otonomi daerah menurut Philip Mahwood, adalah:
“Suatu pemerintah daerah yang memiliki kewenangan sendiri dimana
keberadaannya terpisah dengan otoritas yang diserahkan oleh
pemerintah guna mengalokasikan sumber material yang bersifat
substansial mengenai fungsi yang berbeda”
Pengertian otonomi daerah menurut Mariun, adalah:
“Kebebasan (kewenangan) yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang
memungkinkan meeka untuk membuat inisiatif sendiri dalam rangka
mengelola dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh
daerahnya sendiri. Otonomi daerah merupakan kebebasan untuk dapat
berbuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat”
Pengertian otonomi daerah menurut Vincent Lemius, adalah:
“Kebebasan (kewenangan) untuk mengambil atau membuat suatu
keputusan politik maupun administasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Di dalam otonomi daerah tedapat kebebasan yang
dimiliki oleh pemerintah daerah untuk menentukan apa yang menjadi
kebutuhan daerah namun apa yang menjadi kebutuhan daerah tersebut
senantiasa harus disesuaikan dengan kepentingan nasional sebagaimana
yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi”
Kesimpulan

Dari beberapa pengertian otonomi daerah yang diberikan diatas, dapat
dilihat bahwa secara umum definisi yang diberikan oleh para ahli atau
pakar mengenai otonomi daerah memiliki kesamaan satu sama lain. Jika
seluruh pengertian tersebut dirangkum, maka akan tampak unsur-unsur
sebagai berikut:

H. Implementasi Politik dan Strategi Nasional
Implementasi politik dan strategi nasional di bidang hukum:
1. Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk
terciptanya kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi
hukum dan tegaknya negara hukum.
2. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan
mengakui dan menghormati hukum agama dan hukum adat serta
memperbaharui perundang–undangan warisan kolonial dan hukum
nasional yang diskriminatif, termasuk ketidakadilan gender dan
ketidaksesuaianya dengan reformasi melalui program legalisasi.
3. Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian
hukum, keadilan dan kebenaran, supremasi hukum, serta menghargai hak
asasi manusia.
4. Melanjutkan ratifikasi konvensi internasional terutama yang berkaitan
dengan hak asasi manusia sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
bangsa dalam bentuk undang–undang.
5. Meningkatkan integritas moral dan keprofesionalan aparat penegak
hukum, termasuk Kepolisian Negara Republik Indonesia, untuk
menumbuhkan kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan
kesejahteraan, dukungan sarana dan prasarana hukum, pendidikan, serta
pengawasan yang efektif.
6. Mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri dan bebas dari pengaruh
penguasa dan pihak manapun.
7. Mengembangkan peraturan perundang–undangan yang mendukung
kegiatan perekonomian dalam menghadapi era perdagangan bebas tanpa
merugikan kepentingan nasional.
8. Menyelenggarakan proses peradilan secara cepat, mudah, murah dan
terbuka, serta bebas korupsi dan nepotisme dengan tetap menjunjung
tinggi asas keadilan dan kebenaran.

9. Meningkatkan pemahaman dan penyadaran, serta meningkatkan
perlindungan. Penghormatan dan penegakan hak asasi manusia dalam
seluruh aspek kehidupan.
10. Menyelesaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran
hukum dan hak asasi manusia yang belum ditangani secara tuntas.
Implemetasi politk strategi nasional dibidang ekonomi.
1. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada
mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan
memperhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai–nilai keadilan, kepentingan
sosial, kualitas hidup, pembangunan berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan sehingga terjamin kesempatan yang sama dalam berusaha
dan bekerja, perlindungan hak–hak konsumen, serta perlakuan yang adil
bagi seluruh rakyat.
2. Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil serta menghindarkan
terjadinya struktur pasar monopolistik dan berbagai struktur pasar
distortif, yang merugikan masyarakat.
3. Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi
ketidaksempurnaan pasar dengan menghilangkan seluruh hambatan yang
menganggu mekanisme pasar, melalui regulasi, layanan publik, subsidi
dan insentif, yang dilakukan secara transparan dan diatur undang–
undang.
4. Mengupayakan kehidupan yang layak berdasarkan atas kemanusiaan
yang adil bagi masayarakat, terutama bagi fakir miskin dan anak–anak
terlantar dengan mengembangkan sistem dan jaminan sosial melalui
program pemerintah serta menumbuhkembangkan usaha dan kreativitas
masyarakat yang pendistribusiannya dilakukan dengan birokrasi efektif
dan efisien serta ditetapkan dengan undang–undang.

5. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai
kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif
berdasarkan keunggulan komperatif sebagai negara maritim dan agraris
sesuai kompetensi dan produk unggulan di setiap daerah, terutama
pertanian dalam arti luas, kehutanan, kelautan, pertambangan,
pariwisata, serta industri kecil dan kerajinan rakyat.
6. Mengelola kebijakan makro dan mikro ekonomi secara terkoordinasi
dan sinergis guna menentukan tingkat suku bunga wajar, tingkat inflasi
terkendali, tingkat kurs rupiah yang stabil dan realitis, menyediakan
kebutuhan pokok terutama perumahan dan pangan rakyat, menyediakan
fasilitas publik yang memadai dan harga terjangkau, serta memperlancar
perizinan yang transparan, mudah, murah, dan cepat.
7. Mengembangkan kebijakan fiskal dengan memperhatikan prinsip
transparasi, disiplin, keadilan, efisiensi, efektivitas, untuk menambah
penerimaan negara dan mengurangi ketergantungan dana dari luar
negeri.
8. Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan, efisien, dan
meningkatkan penerapan peraturan perundang–undangan sesuai dengan
standar internasional dan diawasi oleh lembaga independen.
9. Mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar negeri pemerintah untuk
kegiatan ekonomi produktif yang dilaksanakan secara transparan, efektif
dan efisien. Mekanisme dan prosedur peminjaman luar negeri harus
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dan diatur dengan undang–
undang.
10. Mengembangkan kebijakan industri perdagangan dan investasi dalam
rangka meningkatkan daya saing global dengan membuka aksesibilitas
yang sama terhadap kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat
dan seluruh daerah melalui
PENUTUP
Kesimpulan :
Sebagaimana dijelaskan didepan bahwa politik strategi nasional dalam aturan
ketatanegaraan selama ini ditunagkan dalam bentuk GBHN yang ditetapkan
oleh MPR dan pelaksanaannya dilaksanakan oleh presiden selaku mandataris
MPR oleh karena itu GBHN merupakan program Negara dan merupakan
amanat rakyat,maka pemerintah dalam melaksanakan tugas mengemban
amanat rakyat tersebut harus benar-benar bebas dari korupsi kolusi dan
epotisme (KKN) guna mencapai tujuan nasional.
Saran :
Keberhasilan politik dan strategi pembangunan Indonesia akan berhasil dengan
baik dan memiliki manfaat yang seluas-luasnya bagi peningkatan kesejahteraan
dan kebahagiaan seluruh rakyat, jikalau para warga Negara teutama para
penyalemggara Negara memiliki moraliyas, semangat,serta sikap mental.

Dengan demikian ketahannan nasional Indonesia akan terwujud dan akan
menumbuhkan kesadaran rakyat untuk bela Negara serta kesadaran
nasionalisme yang tinggi namun bermoral ketuhanan yang maha esa serta
kemanusian yang adil dan beradab

Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia
http://yogiearieffadillah.wordpress.com/2014/06/13/politik-dan-strategi-nasional-implementasipolitik-dan-strategi-nasional-dalam-bidang-pembangunan-nasional/
http://bintangkarunia.wordpress.com/2013/06/14/politik-dan-strategi-nasional-otonomi-daerahimplementasi-polstranas-keberhasilan-polstranas/
http://frillyfayraitaru.wordpress.com/2013/04/29/pengertian-politik-dan-strategi-nasional/
http://frillyfayraitaru.wordpress.com/2013/05/13/stratifikasi-politik-dan-strategi-nasionalpolstranas/

keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan sumber daya
manusia dengan menghapus segala bentuk perlakuan dikriminatif dan
hambatan.
11. Memperdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi agar lebih
efisien, produktif dan berdaya saing dengan menciptakan iklim usaha
yang kondusif dan peluang usaha yang seluas–luasnya. Bantuan fasilitas
dari negara diberikan secara selektif terutama dalam bentuk perlindungan
dari persaingan yang tidak sehat, pendidikan dan pelatihan, informasi
bisnis dan teknologi, permodalan, dan lokasi berusaha.
12. Menata Badan Usaha Milik Negara secara efisien, transparan,
profesional terutama yang usahanya berkaitan dengan kepentingan
umum yang bergerak dalam penyediaan fasilitas publik, indutri
pertahanan dan keamanan, pengelolaan aset strategis, dan kerja kegiatan
usaha lainnya yang tidak dilakukan oleh swasta dan koperasi. Keberadaan
dan pengelolaan Badan Usaha Milik Negara ditetapkan dengan undang–
undang.
13. Mengembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan
usaha untuk yang saling menunjang dan menguntungkan antara koperasi,
swasta dan Badan Usaha Milik Negara, serta antar usaha besar dan kecil
dalam rangka memperkuat struktur ekonomi nasional.
14. Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada
keragaman budaya bahan pangan, kelembagaan dan budaya lokal dalam
rangka menjamin tersedianya pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu
yang dibutuhkan pada tingkat harga yang terjangkau dengan
memperhatikan peningkatan pendapatan petani dan nelayan serta
peningkatan produksi yang diatur dengan undang–undang