PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOKSOSIAL (1)

JURNAL
KESEHATAN

VOLUME 5

NOMOR : 2

SINGARAJA
SEPTEMBER 2014

ISSN
2088-852X

47
JURNAL KESEHATAN
ISSN: 2088 – 852X
Volume : V
DAFTAR ISI
1.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT

KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE DI DESA
PENGLATAN
WILAYAH
KERJA
PUSKESMAS
BULELENG
III.................................................................................................................................

1-15

2.

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP
INTENSITAS NYERI DISMENOREA PADA SISWI SMA
SARASWATI SERIRIT …………………………………………….

16-25

3


HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN
MELAKSANAKAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS
………………….

26-36

4.

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAYA
MEROKOK BAGI KESEHATAN DI SMP NEGERI 1 SERIRIT
KABUPATEN BULELENG TAHUN 2014…………………………….

37-41

5.

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
DENGAN KEJADIAN
DHF
DI

DESA
ALASANGKER
…………………………………………….

42-47

6.

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI SESI
II DENGAN PSIKODRAMA TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA PASIEN ISOLASI
SOSIAL………………………………………………………………….

48-54

7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU WANITA
PASANGAN USIA SUBUR DALAM MELAKUKAN DETEKSI DINI
KANKER SERVIK DENGAN TES INSPEKSI VISUAL ASAM

(IVA)…………………………………………………………………..

55-61

8.

DERAJAT INHIBISI ALDOLASE REDUKTASE DARI EKSTRAK
BUAH MENGKUDU (STUDI TENTANG PENCARIAN ANTI
KATARAK
DARI
TUMBUHAN
LOKAL)
……………………………………………

62-64

9.

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PERUBAHAN
TINGKAT NYERI KLIEN POST OPERASI LAPARATOMI DI

RUANG
KAMBOJA
RSUD
KABUPATEN
BULELENG
……………………………………………..

65-69

10. PENGARUH PEMBERIAN COGNITIVE BEHAVIOUR THERAPY
SESI 1 MENGIDENTIFIKASI PIKIRAN TERHADAP DEFISIT
PERAWATAN DIRI PADA PASIEN SKIZOFRENIA …..

70-75

ii

48

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI SESI II DENGAN

PSIKODRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI
SOSIAL PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL
Ni Made Dwi Yunica A, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
ABSTRACT
Mental disorder is a disease at has a tendency to become chronic and often
accompanied by a decrease in function in the field of employment, social relationships or in
other fields. This study using an experimental study. With the prospective approach. The
design in this study is pra eksperimental. The sampling technique using total sampling. The
data colected by filling out the observation sheet. The samples were patients of social
isolation at arimbi, there is 16 people that is 8 people with the experimental group and 8
people with the control group. Data analysis was done using the SPSS statistical test of
Independent Samples Test. The average of the experimental group get 3.8750 g% with a
standard deviation is 1.1259 g%. Whereas in the control group get the average is 2.125 g%
with a standard deviation of .834 g%. The results of statistical tests get p = 0.003, that
meaning there is a significant difference of social interaction in the experimental group and
the control group.
key words : group activity socialisation therapy, psychodrama, social interaction.
ABSTRAK
Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan salah satu penyakit yang mempunyai
kecenderungan untuk menjadi kronis dan sering di sertai dengan adanya penurunan fungsi

di bidang pekerjaan,hubungan sosial atau dalam bidang lain. Penelitian ini menggunakan
penelitian eksperimental. Dengan pendekatan prospektif. Rancangan yang di gunakan
dalam penelitian ini adalah pra eksperimental. Teknik pengambilan sampel menggunakan
Total sampling.Pengumpulan data digunakan dengan cara mengisi lembar
observasi.Sampel yang diteliti adalah pasien isolasi sosial di ruang arimbi sebanyak 16
orang dengan kelompok eksperimen berjumlah 8 orang dan kelompok kontrol berjumlah 8
oarng. Rata-rata dari kelompok eksperimen di dapatkan yaitu 3,8750gr% dengan standar
deviasi yaitu 1,1259gr%. Sedangkan pada kelompok kontrol di dapatkan rata-rata yaitu
2,125gr% dengan standar deviasi 0,834gr%. Hasil uji statistik di dapatkan nilai p=0,003,
berarti ada perbedaan yang signifikan rata-rata interaksi sosial pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
kata kunci : terapi aktivitas kelompok sosialisasi, psikodrama,interaksi sosial.

49
PENDAHULUAN
Kesehatan
adalah
hak
asasi
manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

yang harus di wujudkan sesuai dengan
cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana di
maksud dalam pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 (Undang-Undang RI no 36
tahun 2009 tentang kesehatan).
Gangguan jiwa atau penyakit jiwa
merupakan salah satu penyakit yang
mempunyai kecenderungan untuk menjadi
kronis dan sering di sertai dengan adanya
penurunan
fungsi
di
bidang
pekerjaan,hubungan
sosial
dan
kemampuan merawat
diri
sehingga
cenderung menggantungkan

sebagian
aspek kehidupannyapad keluarga (keliat at
al,2006).
Menurut WHO (World Health
Organization), masalah kesehatan jiwa di
seluruh dunia sudah menjadi masalah yang
sangat serius. WHO memperkirakan
sekitar 450 juta orang di dunia mengalami
gangguan kesehatan jiwa.Gangguan jiwa
mengalami peningkatan di era globalisasi
ini. Kecenderungan ini tampak dari
banyaknya pasien yang menjalani rawat
inap maupun rawat jalan di rumah sakit
jiwa.Menurut National institute of mental
health gangguan jiwa mencapai 13% dari
penyakit secara keseluruhan dan di
perkirakan akan berkembang menjadi 25%
di tahun 2030.
Salah satu gangguan jiwa yang
paling banyak diderita adalah gangguan

dengan isolasi sosial. Gangguan isolasi
sosial
adalah
gangguan
hubungan
interpersonalyang terjadi akibat adanya
kepribadian yang tidak fleksibel yang
menimbulkan perilaku maladaptif dan
mengganggu fungsi seseorang dalam
berhubungan. Isolasi sosial merupakan
salah satu gejala psikosis yang dialami
penderita gangguan jiwa skizofrenia.
Penatalaksanaan keperawatan klien
dengan isolasi sosial selain dengan
pengobatan psikofarmaka juga dengan
pemberian terapi modalitas yang salah

satunya adalah Terapi Aktifitas Kelompok
(TAK).
Terapi

psikodrama
merupakan
struktur yang menggunakan masalah emosi
atau pengalaman klien dalam suatu drama.
Drama ini memberi kesempatan pada klien
untuk menyadari perasaan, pikiran, dan
prilakunya yang mempengaruhi orang lain
(Farida Kusuma Wati Dan Yudi Hartono
2011).
Tujuan dari penelitian ini adalah
Untuk mengetahui Pengaruh Terapi
Aktivitas Kelompok Sosialisasi Sesi II
(sesi berkenalan dengan terapi psikodrama)
Terhadap
Peningkatan
Kemampuan
Interaksi Pada Pasien Isolasi Sosial.
Menurut Titin Andri wihastuti,Lilik
Supriati, dan Ardiansyah Isfanhari,tahun 2013
dengan judul “Hubungan Hasil Terapi
Aktivitas Kelompok Sosialisasi Dengan
Kemampuan Komunikasi Verbal Pasien
Skizofrenia Menarik Diri Di Rsj.Dr,Radjiman
Wediodiningrat”, Penelitian ini menggunakan
rancangan deskriptif analitik korelatif dengan
pendekatan cross sectional terhadap 42 orang
pasien skizofren menarik diri di RSJ Lawang.
Sampel dipilih menggunakan teknik purposive
sampling dengan metode non probability.
Variabel yang diukur adalah hasil terapi
aktivitas kelompok sosialisasi dan komunikasi
verbal pada pasien menarik diri. Didapatkan
hasil terapi aktivitas kelompok sosialisasi
40.5% adalah kategori cukup, dan kemampuan
komunikasi verbal 59.5% adalah cukup. Uji
statistik menggunakan korelasi Spearman
dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil analisa
bivariat menunjukkan adanya hubungan antara
hasil Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Dengan Kemampuan Komunikasi Verbal
dengan
kekuatan
korelasi
0.654.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
semakin baik hasil terapi aktivitas kelompok
sosialisasi semakin baik juga kemampuan
komunikasi verbal pasien. Sehingga perlu
peningkatan
terapi
aktivitas
kelompok
sosialisasi (TAKS) untuk meningkatkan
komunikasi verbal pasien.

1. Terapi Aktivitas Kelompok
TerapiAktivitas Kelompok
(TAK)
adalah suatu aktivitas psikoterapi yang
dilakukan pada sekelompok penderita

50
gangguan jiwa dengan cara berdiskusi
satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seorang terapis atau
petugas kesehatan jiwa yang terlatih.
Terapi aktivitas kelompok terdiri dari
empat jenis, yaitu : sosialisasi, orientasi
realita,
stimulasi
persepsi,
dan
setimulasi sensori (Keliat, 2005).
2. Manfaat terapi aktivitas kelompok
a. Umum
1) Meningkatkan kemampuan uji
realitas (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik
dengan atau dari orang lain.
2) Melakukan sosialisasi
3) Membangkitkan motivasi untuk
kemajuan fungsi kognitif dan
efektif.
b. Khusus
1) Meningkatkan identitas diri
2) Menyalurkan
emosi
secara
kontruktif
3) Meningkatkan
ketrampilan
hubungan
interpersonal
atau
sosial
c. Rehabilitasi
1) Meningkatkan ketrampilan
ekspresi diri
2) Meningkatkan ketrampilan sosial
3) Meningkatkan kemampuan
empati
4)
Meningkatkan kemampuan
pengetahuan pemecahan masalah
3.

Macam-macam Terapi Aktivitas
Kelompok
a. Terapi aktifitas kelompok stimulasi
kognitip/persepsi Terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori
b. Terapi aktivitas kelompok orientasi
realita
c. Terapi aktivitas kelompok
sosialisasi
d. Penyaluran energy

4. Terapi Psikodrama
Terapi psikodrama merupakan
struktur yang menggunakan masalah
emosi atau pengalaman klien dalam

suatu drama. Drama ini memberi
kesempatan pada klien untuk menyadari
perasaan, pikiran, dan prilakunya yang
mempengaruhi orang lain (Farida
Kusuma Wati Dan Yudi Hartono 2011).
5. Konsep Dasar Isolasi sosial
Isolasi sosial adalah keadaan
dimana seoarang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang
lain di sekitarnya (Damaiyanti,2008).

6. Manifestasi Klinis
Menurut Mustika Sari (2010),tanda
dan gejala klien dengan isolasi
sosial,yaitu:
a. Kurang spontan
b. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
c. Ekspresi wajah kurang berseri
d. Afek tumpul
e. Tidak merawat dan memperhatikan
kebersihan diri
f. Komunikasi verbal menurun atau
tidak
ada, tidak mau bercakap-cakap
g. Menyendiri
h. Klien tampak memisahkan diri dari
orang lain
i.
Kurang sadar terhadap lingkungan
sekitar
j. Pemasukan makan dan minuman
terganggu
k. Aktivitas menurun karna kurang
energy
l. Harga diri rendah
m. Menolak hubungan dengan orang
lain
7.

Penatalaksanaan atau Terapi
a. Terapi Psikofarmaka
b. Terapi Individu
c. Terapi Kelompok

8.

Konsep Dasar Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan
sebagai hubungan-hubungan sosial
yang dinamis. Hubungan sosial yang
dimaksud dapat berupa hubungan

51
antara individu yang satu dengan
individu lainnya, antara kelompok
yang satu dengan kelompok lainnya,
maupun antara kelompok dengan
individu
9. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi
Sosial
a. Kontak Sosial
b. Antara orang perorangan
c. Komunikasi

10. Jenis-jenis Interaksi Sosial
a. Interaksi antara Individu
Individu.
b. Interaksi antara Kelompok
Kelompok.
c. Interaksi antara Individu
Kelompok
d. Interaksi antara Kelompok
Kelompok.
e. Interaksi antara Individu
Kelompok

dan
dan

Kemampuan
Interaksi

N Min Max Rata-rat SD CI(95%)

Pre Eks
3.92
Pre Kon
3.80

8

1

5

2.88

8

1

5

2.62

dan

HASIL PENELITIAN
a. Kemampuan Interaksi Sosial Sebelum
Perlakuan
Tabel 5.4Distribusi kemampuan interaksi
sosial
kelompok
eksperimen
dan
kelompok
kontrol sebelum di berikan
perlakuan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi sesi II dengan psikodrama di
RSJ Provinsi Bali tahun 2014

1.45-

Tabel 5.5Distribusi kemampuan interaksi
sosial kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol sesudah kelompok eksperimen di
berikan
perlakuan
terapi
aktivitas
kelompok sosialisasi sesi II
dengan
psikodrama di RSJ Provinsi Bali tahun
2014

dan

DESAIN PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
penelitian
eksperimental.
Dengan
pendekatan prospektif, yaitu data yang
dikumpulkan
terus-menerus
secara
simultan. Rancangan yang di gunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
pra
eksperimental.

1.408

1.83-

Dari tabel di atas dapat di lihat
bahwa skor terendah adalah 1 dan
skor tertinggi adalah 5 kedua
kelompok memiliki kemampuan
yang sama namun untuk mencapai
kategori mampu berinteraksi harus
memiliki skor lebih dari 6 atau
sama dengan 6.
b. Kemampuan Interaksi Sosial Sesudah
Perlakuan

dan

11. Faktor-faktor Interaksi Sosial
a. Faktor Imitasi
b. Faktor Sugesti
c. Fakor Identifikasi
d. Faktor Simpati

1.246

Kemampuan
CI(95%)
Interaksi

N Min Max Rata-rata

SD

Pos Eks
7.34
Pos Kon
5.72

8

6

8

6.75

0.707

6.16-

8

3

6

4.75

1.165

3.78-

Dari tabel di atas dapat di lihat
bahwa skor terendah adalah 6 dan
skor tertinggi adalah 8 untuk
kelompok eksperiman dengan ke
delapan responden memiliki skor
lebih dari 6 atau sama dengan
6,Sedangkan
pada
kelompok
kontrol nilai terendah adalah 3 dan
nilai tertinggi adalah 6 dari
kedelapan responden hanya 3 yang
memiliki skor lebih dari 6 atau
sama dengan 6.
c. Hasil Uji Statistik Paired Samples Test
Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi Sesi II dengan Psikodrama
Tabel 5.8Hasil Uji Statistik Paired
Samples Test Pengaruh Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi Sesi II dengan
Psikodrama pada kelompok eksperimen
responden yang mengalami isolasi sosial
di RSJ Provinsi Bali pada Tahun 2014

52
Variabel
Kemampuan
Interaksi
Sebelum
intervensi
Kemampuan
Interaksi
Sesudah
intervensi

Mean

SD

SE

2,88

1,246

0,441

6,75

0,707

P
Value

N

0,000

8

0,250

Pada tabel pertama terlihat statistik
deskriptif berupa rata-rata
dan
standar
deviasi
kemampuan
interaksi sosial antara pengukuran
pre dan post. Rata-rata kemampuan
interaksi pada pre adalah 2,88gr%
dengan standar deviasi 1,246gr%.
Pada pengukuran post di dapatkan
rata-rata
kemampuan
interaksi
sosial adalah 6,75gr% dengan
standar deviasi 0,707 gr%.
Uji T berpasangan di laporkan pada
tabel ke-2,terlihat nilai mean
perbedaan antara pengukuran pre
dan pengukuran post adalah 3,874gr% dengan standar deviasi
1,246gr%. Perbedaan ini di uji
dengan
uji
T
berpasangan
menghasilkan
nilai
p
yaitu
0,000,maka dapat di simpulkan ada
perbedaan yang signifikan pada
kemampuan interaksi sosial antara
pengukuran sebelum di berikan
intervesi dan sesudah di berikan
intervensi.
d. Hasil Uji Statistik Paired Samples Test
Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi Sesi II dengan Psikodrama
pada kelompok kontrol responden yang
mengalami isolasi sosial di RSJ
Provinsi Bali pada Tahun 2014

Variabel

Kemampua
n Interaksi
Sebelum

Mea
n

SD

SE

2,62

1,40
8

0,49
8

P
Valu
e

N

0,00

8

intervensi
Kemampua
n Interaksi
Sesudah
intervensi

3
4,75

1,16
5

0,41
2

Pada abel pertama terlihat statistik
deskriptif berupa rata-rata
dan
standar
deviasi
kemampuan
interaksi sosial antara pengukuran
pre dan post. Rata-rata kemampuan
interaksi pada pre adalah 2,62gr%
dengan standar deviasi 1,408gr%.
Pada pengukuran post di dapatkan
rata-rata kemampuan
interaksi
sosial adalah 4,75gr% dengan
standar deviasi 1,165 gr%.
Uji T berpasangan di laporkan pada
tabel ke-2,terlihat nilai mean
perbedaan antara pengukuran pre
dan pengukuran post adalah 2,125gr% dengan standar deviasi
1,356gr%. Perbedaan ini di uji
dengan
uji
T
berpasangan
menghasilkan
nilai
p
yaitu
0,003,maka dapat di simpulkan ada
perbedaan yang signifikan pada
kemampuan interaksi sosial antara
pengukuran pre dan post.
e. Hasil Uji Statistik Independent Samples
Test
Pengaruh
Terapi
Aktivitas
Kelompok Sosialisasi Sesi II dengan
Psikodrama
Tabel 5.10Hasil Uji Statistik Independent
Samples Test Pengaruh Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi Sesi II dengan
Psikodrama responden yang mengalami
isolasi sosial di RSJ Provinsi Bali pada
Tahun 2014

Variabel

Mea
n

SD

SE

Kelompok
Eksperim
en

3,87
5

1,12
5

0,39
8

Kelompok
kontrol

2,12
5

0,83
4

0,29
5

P
Valu
e

N

0,00
3

8

Dari tabel di atas di dapatkan hasil
nilai rata-rata ,standar deviasi dan

53
standar eror kemampuan interaksi
sosial
untuk
masing-masing
kelompok. Rata-rata dari kelompok
eksperimen di dapatkan yaitu
3,8750gr% dengan standar deviasi
yaitu 1,1259gr%. Sedangkan pada
kelompok kontrol di dapatkan ratarata yaitu 2,125gr% dengan standar
deviasi 0,834gr%. Hasil uji statistik
di dapatkan nilai p=0,003, berarti
ada perbedaan yang signifikan ratarata interaksi sosial pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
f. Kemampuan Interaksi Sosial Klien
Sebelum Mengikuti Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi Sesi II dengan
Psikodrama
Sebelum dilakukan terapi
aktivitas kelompok, pada kelompok
eksperimen yang berjumlah 8 orang
responden menunjukan hasil pretes
tidak mampu untuk kedelapan
responden.
Sedangkan
pada
kelompok kontrol menunjukan
hasil yang sama pula yaitu
kedelapan responden tidak mampu
dalam melakukan interaksi sosial.
Proses Interaksi sosial
menurut Herbert Blumer (1953
dalam buku Sunaryo) adalah pada
saat manusia bertindak terhadap
sesuatu atas dasar makna yang
dimiliki sesuatu tersebut bagi
manusia. Kemudian makna yang
dimiliki sesuatu itu berasal dari
interaksi antara seseorang dengan
sesamanya.Interaksi sosial dapat
terjadi bila antara dua individu atau
kelompok terdapat kontak sosial
dan komunikasi
g. Kemampuan Interaksi Sosial Klien
Setelah Mengikuti Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi Sesi II dengan
Psikodrama
Setelah di berikan terapi
ternyata
terjadi
peningkatan
kemampuan interaksi yang sangat
signifikan, pada kelompok yang di
berikan terapi aktivitas kelompok

sosialisasi
sesi
II
dengan
psikodrama. Hal ini dapat di
perkuat dengan data dari 8 orang
responden
yang
di
berikan
terapi,ke-8 responden mengalami
peningkatan
interaksi
sosial
(100%). Sedangkan pada kelompok
kontrol
yang
berjumlah
8
responden hanya 3 responden yang
mengalami peningkatan interaksi
sosial
(15%).
Perbedaan
perubahan
kemampuan interaksi sosial ini
terjadi
karena
pengaruh
kemampuan
adaptasi
dan
kemampuan interaksi sosial serta
metode yang menarik dan efektif
sehingga dapat
meningkatkan
keinginan klien untuk berinteraksi
dengan teman-teman sesama.
Seperti yang di jelaskan
oleh Stuart and Sundeen (1995
dalam buku Purwaningsih 2010),
menambahkan
bahwa
terapi
aktivitas kelompok dilakukan untuk
meningkatkan
kematangan
emosional dan psikologis pada
klien yang mengidam
gangguan
jiwa pada waktu yang lama.
h. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi
Sesi
II
dengan
Psikodrama Terhadap Peningkatan
Interaksi Sosial.
Berdasarkan Uji statistik
yaitu Paired Samples Test pada
kelompok
eksperimen
dengan
membandingankan hasil pre dan
post
test kemampuan interaksi
sosial klien di dapatkan hasil p
0,000 yang artinya p