LANGKAH TEKNIS DALAM PENYUSUNAN KTSP
LANGKAH TEKNIS DALAM PENYUSUNAN KTSP
Penyusunan KTSP madrasah perlu mengikuti langkah-langkah yang logis dan sistematis.
Adapun langkah-lang tersebut yaitu :
1. Membentuk Tim Pengembang KTSP
Tahap awal yang harus dilakukan madrasah dalam pengembangan kurikulum adalah
membentuk tim pengembang kurikulum madrasah. Tim ini yang akan menjadi penggerak
penyusunan, implementasi, monitoring dan pengendalian, serta evaluasi kurikulum. Tim ini
terdiri atas kepala madrasah, komite, beberapa guru (termasuk waka kurikulum), tokoh
masyarakat/narasumber. Setelah tim terbentuk dimulailah pertemuan-pertemuan untuk
mengkaji kebijakan-kebijakan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia, peraturan lain
dan implikasinya pada peran dan tanggung jawab kepala madrasah, komite, guru, pengawas,
Dinas/Depag, dan narasumber. Tim pengembang kurikulum bertugas membantu kepala
madrasah untuk mengkaji berbagai kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penyusunan
kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Dari hasil analisis kebijakan akan diketahui standar
minimal apa yang wajib dipenuhi madrasah/ madrasah dan aspek apa yang bisa ditambahkan/
dikreasikan oleh madrasah.
2. Analisis Konteks dan Kebutuhan
Dalam istilah yang sederhana, analisis situasi dan penilaian kebutuhan berarti menentukan
kebutuhan para peserta didik dan masyarakat untuk suatu program pendidikan. Pada dasarnya
hal ini melibatkan pelaksanaan pengujian secara terinci dan analisis situasi/konteks di mana
kurikulum akan dilaksanakan. Pada akhirnya analisis konteks akan melibatkan penentuan
tentang kondisi/siapa peserta didik yang kita hadapi, kondisi guru yang dimiliki, dan
lingkungan madrasah tempat suatu kurikulum akan diberlakukan.
Pada dasarnya analisis situasi juga melibatkan penilaian kebutuhan untuk menentukan
perbedaan antara situasi yang nyata/sekarang dengan situasi yang diharapkan. Analisis
kebutuhan dilakukan dengan cara menjaring informasi dari berbagai kelompok yang berbeda
dalam masyarakat seperti komunitas masyarakat, para pemberi kerja (DUDI), pengelola
pendidikan, guru, orang tua, dan peserta didik. Informasi yang dicari berkaitan dengan apa
yang sekarang dibutuhkan dalam kurikulum untuk membantu peserta didik belajar
menyesuaikan diri dalam masyarakat modern secara lebih baik. Analisis kebutuhan mencakup
penentuan akan pengetahuan, keahlian, sikap dan nilai apa yang dibutuhkan oleh para peserta
didik ketika mereka menyelesaikan suatu program pendidikan? Selain itu, analisis konteks
juga melakukan penjaringan/ analisis terhadap (a) harapan masyarakat terhadap masa depan
anak-anaknya, (b) analisis terhadap potensi peserta didik yang masuk ke madrasah, (c)
analisis terhadap karakteristik daerah, dan (d) analisis terhadap karakteristik satuan
pendidikan.
Setelah melengkapi analisis
konteks situasi,
para penyusun kurikulum memutuskan
bagaimana karakteristik kurikulum yang akan dikembangkan. Berdasarkan analisis kebutuhan,
para penyusun kurikulum kemudian harus memutuskan prioritas dan aspek-aspek khusus yang
akan dimasukkan ke dalam kurikulum. Setiap kebutuhan akan memungkinkan mereka
menentukan maksud kurikulum tersebut.
Pada tahap selanjutnya, tim pengembang kurikulum madrasah (kepala madrasah , guru,
komite, stakeholder) melakukan analisis potensi peserta didik, madrasah, daerah, unggulan
lokal, dan unggulan global. Tahap ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kepala
Madrasah sebagai ujung tombak akan memfasilitasi dan mengarahkan tahap analisis ini
bersamaan dengan penyusunan Rencana Pengembangan Madrasah (RPM) secara keseluruhan.
Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang telah dilakukan terhadap madrasah
dan Rencana Kerja Madrasah (RKM) termasuk Kelompok Kerja Guru (KKG) dan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang berperan dalam penyusunan dokumen 2.
Sedangkan analisis potensi ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan analisis
kondisi madrasah. Komite madrasah mendukung analisis kondisi sosial ekonomi dan
kebutuhan, serta harapan orang tua/ masyarakat. Hasil analisis konteks (keadaan peserta didik,
madrasah, kebutuhan/ kondisi masyarakat/ unggulan lokal maupun global) ini digunakan
sebagai dasar penyusunan kurikulum yang akan dibuat.
3. Penentuan Aspek Khusus dalam Rancangan Kurikulum
Dari analisis konteks dihasilkan rancangan hal-hal khusus yang akan dikembangkan dalam
kurikulum madrasah. Dari berbagai hasil analisis penyusun kurikulum akan memilih
beberapa hal yang akan dikemas dalam kurikulum di madrasahnya. Hasil analisis konteks dan
penentuan hal-hal khusus dicontohkan pada tabel berikut.
Komponen KTSP
Analisis Konteks
Konteks masyarakat
Aspek khusus hasil Analisis
Implikasi pada Penyusunan KTSP
Harapan masyarakat peserta didik Bahasa Arab dan Inggris
bisa menghadapi tantangan global Ditambah jam formalnya dan di asrama
Masyarakat
produsen
sekitar
krupuk
merupakan disusun
ikan
makanan olahan dari ikan
program
peningkatan
dan kemampuan berbahasa Inggris dan Arab
Unggulan lokal dalam muatan kurikulum
akan
mengaitkan
dengan
kondisi
masyarakat sebagai produsen makanan
olahan dari ikan
Harapan
Kondisi Kepeloporan kader organisasi
madrasah /yayasan
Menyiapkan
ulama,
calon
zu’ama
yang
mengembangkan ilmu
pengembangan
diri
untuk
pendidik, mengembangkan kepemimpinan kader
mampu Program Mubalig hijrah
Wajib memimpin di organisasi sekecil
apa pun
Mulok kemuhamadiyahan/ aswaja
Harapan
Kajian kitab kuning
Akhlakul karimah dan mampu Pengembangan diri rutin
orangtua/masyarakat/
beribadah dengan baik ( menjadi untuk meningkatkan kemandirian dan
komite
tengah
madrasah
di anak sholeh)
keterpurukan
kesalehan dalam asrama (puasa sunnah,
sholat sunnah, baca Al-Quran)
akhlak
Konteks daerah
Kota
wisata
(banyak
turis Ada program hunting tourist untuk
berdatangan)
memperkuat kemampuan berbahasa
rawan gempa
Bahasa Inggris Wisata,
Memasukkan
masalah
gempa
dan
penyelamatannya secara khusus dalam
berbagai mata plajaran yang relevan
Kondisi peserta didik
Rata-rata
kemampuan
peserta KKM disesuaikan ( tidak terlalu tinggi)
didik kurang (intake rendah)
Ada
program
remedial
Perempuan semua
intensif untuk peserta didik
yang
lebih
Mulok keputrian
Kebutuhan masa kini Pembelajaran PAKEM/ CTL dan Melaksanakan pakem
dan
masa
depan model pembelajaran bermakna
(perkembangan
ilmu Kecakapan hidup diintegrasikan
pembelajaran)
dan Belajar
terampil
Kecakapan hidup diintegrasikan ke dalam
semua mata pelajaran
menggunakan Mulok TIK/ muatan global dengan
perkembangan teknologi tekonologi
menggunakan internet
Karakteristik madrasah kepesantrenan
Struktur
sebagai
menambah
lembaga pendidikan watak/ akhlak
dakwah/syiar, pengerak membentuk kader dakwah
dan
muatan
muatan
kurikulum
keagamaan/
kepesantrenan
masyarakat, pembentuk
akhlakul karimah
4. Penyusunan Dokumen 1 KTSP
5. Penyusunan Dokumen 2 KTSP
KTSP dokumen I perlu dilengkapi KTSP dokumen II yang berisi silabus seluruh mata
pelajaran yang menjabarkan SK/KD dalam Standar Isi. Dalam kegiatan ini guru difasilitasi
untuk mengembangkan silabus dan RPP semua mata pelajaran. Pada tahap ini guru dengan
bimbingan Kepala Madrasah, Pengawas, Kantor Depag/ Dinas mengembangkan silabus/RPP
mapel, SK/KD Muatan Lokal atau Muatan Khusus yang akan dilaksanakan dalam praktik di
madrasah. Kantor Depag/Dinas memfasilitasi pengembangan SK/KD Muatan Lokal. Kantor
Depag memfasilitasi pengembangan dengan pengesahan KTSP. Penyusunan silabus dan RPP
akan dibahas pada BAB selanjutnya.
6. Pengesahan oleh kepala madrasah anda tanganan
Setelah difinalisasikan, dokumen KTSP ditetapkan oleh Kepala Madrasah, dpertimbangkan
oleh Komite Sekolah, dan Diketahui oleh Kandepag Kab/Kota (untuk MTs dan MI;), Kanwil
Propinsi untuk MA.
Penyusunan KTSP madrasah perlu mengikuti langkah-langkah yang logis dan sistematis.
Adapun langkah-lang tersebut yaitu :
1. Membentuk Tim Pengembang KTSP
Tahap awal yang harus dilakukan madrasah dalam pengembangan kurikulum adalah
membentuk tim pengembang kurikulum madrasah. Tim ini yang akan menjadi penggerak
penyusunan, implementasi, monitoring dan pengendalian, serta evaluasi kurikulum. Tim ini
terdiri atas kepala madrasah, komite, beberapa guru (termasuk waka kurikulum), tokoh
masyarakat/narasumber. Setelah tim terbentuk dimulailah pertemuan-pertemuan untuk
mengkaji kebijakan-kebijakan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia, peraturan lain
dan implikasinya pada peran dan tanggung jawab kepala madrasah, komite, guru, pengawas,
Dinas/Depag, dan narasumber. Tim pengembang kurikulum bertugas membantu kepala
madrasah untuk mengkaji berbagai kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penyusunan
kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Dari hasil analisis kebijakan akan diketahui standar
minimal apa yang wajib dipenuhi madrasah/ madrasah dan aspek apa yang bisa ditambahkan/
dikreasikan oleh madrasah.
2. Analisis Konteks dan Kebutuhan
Dalam istilah yang sederhana, analisis situasi dan penilaian kebutuhan berarti menentukan
kebutuhan para peserta didik dan masyarakat untuk suatu program pendidikan. Pada dasarnya
hal ini melibatkan pelaksanaan pengujian secara terinci dan analisis situasi/konteks di mana
kurikulum akan dilaksanakan. Pada akhirnya analisis konteks akan melibatkan penentuan
tentang kondisi/siapa peserta didik yang kita hadapi, kondisi guru yang dimiliki, dan
lingkungan madrasah tempat suatu kurikulum akan diberlakukan.
Pada dasarnya analisis situasi juga melibatkan penilaian kebutuhan untuk menentukan
perbedaan antara situasi yang nyata/sekarang dengan situasi yang diharapkan. Analisis
kebutuhan dilakukan dengan cara menjaring informasi dari berbagai kelompok yang berbeda
dalam masyarakat seperti komunitas masyarakat, para pemberi kerja (DUDI), pengelola
pendidikan, guru, orang tua, dan peserta didik. Informasi yang dicari berkaitan dengan apa
yang sekarang dibutuhkan dalam kurikulum untuk membantu peserta didik belajar
menyesuaikan diri dalam masyarakat modern secara lebih baik. Analisis kebutuhan mencakup
penentuan akan pengetahuan, keahlian, sikap dan nilai apa yang dibutuhkan oleh para peserta
didik ketika mereka menyelesaikan suatu program pendidikan? Selain itu, analisis konteks
juga melakukan penjaringan/ analisis terhadap (a) harapan masyarakat terhadap masa depan
anak-anaknya, (b) analisis terhadap potensi peserta didik yang masuk ke madrasah, (c)
analisis terhadap karakteristik daerah, dan (d) analisis terhadap karakteristik satuan
pendidikan.
Setelah melengkapi analisis
konteks situasi,
para penyusun kurikulum memutuskan
bagaimana karakteristik kurikulum yang akan dikembangkan. Berdasarkan analisis kebutuhan,
para penyusun kurikulum kemudian harus memutuskan prioritas dan aspek-aspek khusus yang
akan dimasukkan ke dalam kurikulum. Setiap kebutuhan akan memungkinkan mereka
menentukan maksud kurikulum tersebut.
Pada tahap selanjutnya, tim pengembang kurikulum madrasah (kepala madrasah , guru,
komite, stakeholder) melakukan analisis potensi peserta didik, madrasah, daerah, unggulan
lokal, dan unggulan global. Tahap ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kepala
Madrasah sebagai ujung tombak akan memfasilitasi dan mengarahkan tahap analisis ini
bersamaan dengan penyusunan Rencana Pengembangan Madrasah (RPM) secara keseluruhan.
Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang telah dilakukan terhadap madrasah
dan Rencana Kerja Madrasah (RKM) termasuk Kelompok Kerja Guru (KKG) dan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang berperan dalam penyusunan dokumen 2.
Sedangkan analisis potensi ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan analisis
kondisi madrasah. Komite madrasah mendukung analisis kondisi sosial ekonomi dan
kebutuhan, serta harapan orang tua/ masyarakat. Hasil analisis konteks (keadaan peserta didik,
madrasah, kebutuhan/ kondisi masyarakat/ unggulan lokal maupun global) ini digunakan
sebagai dasar penyusunan kurikulum yang akan dibuat.
3. Penentuan Aspek Khusus dalam Rancangan Kurikulum
Dari analisis konteks dihasilkan rancangan hal-hal khusus yang akan dikembangkan dalam
kurikulum madrasah. Dari berbagai hasil analisis penyusun kurikulum akan memilih
beberapa hal yang akan dikemas dalam kurikulum di madrasahnya. Hasil analisis konteks dan
penentuan hal-hal khusus dicontohkan pada tabel berikut.
Komponen KTSP
Analisis Konteks
Konteks masyarakat
Aspek khusus hasil Analisis
Implikasi pada Penyusunan KTSP
Harapan masyarakat peserta didik Bahasa Arab dan Inggris
bisa menghadapi tantangan global Ditambah jam formalnya dan di asrama
Masyarakat
produsen
sekitar
krupuk
merupakan disusun
ikan
makanan olahan dari ikan
program
peningkatan
dan kemampuan berbahasa Inggris dan Arab
Unggulan lokal dalam muatan kurikulum
akan
mengaitkan
dengan
kondisi
masyarakat sebagai produsen makanan
olahan dari ikan
Harapan
Kondisi Kepeloporan kader organisasi
madrasah /yayasan
Menyiapkan
ulama,
calon
zu’ama
yang
mengembangkan ilmu
pengembangan
diri
untuk
pendidik, mengembangkan kepemimpinan kader
mampu Program Mubalig hijrah
Wajib memimpin di organisasi sekecil
apa pun
Mulok kemuhamadiyahan/ aswaja
Harapan
Kajian kitab kuning
Akhlakul karimah dan mampu Pengembangan diri rutin
orangtua/masyarakat/
beribadah dengan baik ( menjadi untuk meningkatkan kemandirian dan
komite
tengah
madrasah
di anak sholeh)
keterpurukan
kesalehan dalam asrama (puasa sunnah,
sholat sunnah, baca Al-Quran)
akhlak
Konteks daerah
Kota
wisata
(banyak
turis Ada program hunting tourist untuk
berdatangan)
memperkuat kemampuan berbahasa
rawan gempa
Bahasa Inggris Wisata,
Memasukkan
masalah
gempa
dan
penyelamatannya secara khusus dalam
berbagai mata plajaran yang relevan
Kondisi peserta didik
Rata-rata
kemampuan
peserta KKM disesuaikan ( tidak terlalu tinggi)
didik kurang (intake rendah)
Ada
program
remedial
Perempuan semua
intensif untuk peserta didik
yang
lebih
Mulok keputrian
Kebutuhan masa kini Pembelajaran PAKEM/ CTL dan Melaksanakan pakem
dan
masa
depan model pembelajaran bermakna
(perkembangan
ilmu Kecakapan hidup diintegrasikan
pembelajaran)
dan Belajar
terampil
Kecakapan hidup diintegrasikan ke dalam
semua mata pelajaran
menggunakan Mulok TIK/ muatan global dengan
perkembangan teknologi tekonologi
menggunakan internet
Karakteristik madrasah kepesantrenan
Struktur
sebagai
menambah
lembaga pendidikan watak/ akhlak
dakwah/syiar, pengerak membentuk kader dakwah
dan
muatan
muatan
kurikulum
keagamaan/
kepesantrenan
masyarakat, pembentuk
akhlakul karimah
4. Penyusunan Dokumen 1 KTSP
5. Penyusunan Dokumen 2 KTSP
KTSP dokumen I perlu dilengkapi KTSP dokumen II yang berisi silabus seluruh mata
pelajaran yang menjabarkan SK/KD dalam Standar Isi. Dalam kegiatan ini guru difasilitasi
untuk mengembangkan silabus dan RPP semua mata pelajaran. Pada tahap ini guru dengan
bimbingan Kepala Madrasah, Pengawas, Kantor Depag/ Dinas mengembangkan silabus/RPP
mapel, SK/KD Muatan Lokal atau Muatan Khusus yang akan dilaksanakan dalam praktik di
madrasah. Kantor Depag/Dinas memfasilitasi pengembangan SK/KD Muatan Lokal. Kantor
Depag memfasilitasi pengembangan dengan pengesahan KTSP. Penyusunan silabus dan RPP
akan dibahas pada BAB selanjutnya.
6. Pengesahan oleh kepala madrasah anda tanganan
Setelah difinalisasikan, dokumen KTSP ditetapkan oleh Kepala Madrasah, dpertimbangkan
oleh Komite Sekolah, dan Diketahui oleh Kandepag Kab/Kota (untuk MTs dan MI;), Kanwil
Propinsi untuk MA.