MODUL EKONOMI MANAGERIAL WARDHANA FEB 2014

MODUL

Ekonomi Manajerial

Disusun oleh

Wardhana, SE, M.Bus

Departemen Manajemen dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Padjadjaran November, 2014

EKONOMI MANAJERIAL

Ekonomi Manajerial merupakan penerapan teori ekonomi mikro dalam pengambilan keputusan strategis bagi sebuah bisnis. Ekonomi Manajerial memberikan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk dapat meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Ekonomi Manajerial juga membantu manajer menyadari bagaimana kekuatan ekonomi dapat mempengaruhi organisasi dan menggambarkan konsekuensi ekonomi dari perilaku manajerial. Ekonomi Manajerial juga menghubungkan konsep ekonomi dengan metode kuantitatif untuk mengembangkan alat penting bagi pengambilan keputusan manajerial.

Sehingga, Ekonomi Manajerial merupakan aplikasi mikroekonomi untuk masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan baik publik, swasta, dan bahkan sektor non-profit. Ekonomi Manajerial membantu manajer dalam mengalokasikan sumber daya yang langka, perencanaan strategi perusahaan, dan melaksanakan strategi efektif.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur atas perkenan Alloh SWT yang memberikan

kesempatan bagi saya dalam menyelesaikan modul kuliah Ekonomi Manajerial ini. Kami berharap buku modul Ekonomi Manajerial ini dapat berguna bagi seluruh civitas di Universitas Padjadjaran pada umumnya dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya baik yang akan maupun sedang mendalami Ekonomi Manajerial. Dengan segala keterbatasan, modul ini disusun sehingga kami akan mencoba untuk terus merevisi dan meng up date beberapa data dan informasi dalam modul ini. Meskipun demikian, modul ini diharapkan mampu memberikan tataran praktis agar mahasiswa maupun pengguna modul ini dapat memahami akan aplikasi dari Teori Ekonomi Mikro pada pengambila keputusan strategis pada organisasi bisnis.

Demikian disampaikan, terima kasih saya ucapakan juga kepada seluruh civitas academica Universitas Padjadjaran yang memberikan kesempatan bagi para dosen dalam pengembangan pengajaran, Koordinator Program Studi S1 Manajemen dan Bisnis, dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang memberikan dukungan penuh kepada penulis untuk dapat memberikan yang terbaik bagi pengembangan akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Selain itu juga keluarga dan kolega yang selalu memberikan dukungan langsung maupun tidak langsungnya.

Wassalamualaikum Wr Wb. Bandung, November 2014

Wardhana, SE, M. Bus

DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah ini membahas mengenai penggunaan teori ekonomi (khususnya Ekonomi Mikro) untuk keputusan Manajemen. Dikarenakan analisis Ekonomi berbasiskan analisis grafis dan matematis, maka mata kuliah ini menggabungkan teori ekonomi, matematika dan teori manajemen. Topik-topik yang akan dibahas dalam mata kuliah ini menyangkut Teori Permintaan, Teori Penawaran, Teori Penetapan Harga, Analisa Struktur Pasar, serta topik-topik lainnya yang menyangkut keputusan manajemen perusahaan atas dasar analisa ekonomi mikro.

TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti perkuliahan Ekonomi Manajerial, diharapkan mahasiswa akan dapat mengevaluasi keputusan manajemen berdasarkan analisis ekonomi mikro.

MATERI/SUBSTANSI BELAJAR

1. Pendahuluan tentang Ekonomi Manajerial dan Tujuan dari Perusahaan

2. Fundamental Konsep Ekonomi

3. Analisis Permintaan (Fungsi Permintaan)

4. Elastisitas Permintaan

5. Estimasi Permintaan

6. Teori Produksi

7. Teori Biaya

8. Struktur Pasar

9. Penetapan Harga

10. Game Theory

Modul 1: Pendahuluan tentang Ekonomi Manajerial dan Tujuan Perusahaan Kegiatan Belajar 1: Pengertian Ekonomi Manajerial

Kegiatan Belajar 2: Tujuan Perusahaan Tujuan: Modul ini membantu Anda mencapai tujuan-tujuan berikut:

Mengembangkan pemahaman yang jelas tentang metode ekonomi dalam pengambilan keputusan manajerial;

Memperoleh kerangka dalam memahami sifat dari perusahaan sebagai suatu kesatuan yang utuh; dan

Mengenali hubungan antara perusahaan, masyarakat, dan peran bisnis sebagai alat untuk perbaikan sosial.

Penekanan modul ini adalah pada aplikasi praktis dari analisis ekonomi terhadap masalah keputusan manajerial. Dalam modul juga ini akan dibahas antara lain tanggung jawab manajemen, keuntungan ekonomi, dan bagaimana peran keuntungan dalam kaitannya dengan pengalokasian sumber daya dalam sistem perusahaan.

Kegiatan Belajar 1: Pengertian Ekonomi Manajerial

1.1 Apakah Ekonomi Manajerial ? Ekonomi Manajerial menerapkan teori dan metode dalam ekonomi mikro untuk membantu

dalam pengambilan keputusan bisnis. Ekonomi Manajerial memberikan langkah-langkah dalam meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Ekonomi Manajerial juga membantu manajer dalam memahami bagaimana kekuatan ekonomi mempengaruhi organisasi dan menjelaskan konsekuensi ekonomi dari perilaku manajerial. Sehingga, dalam Ekonomi Manajerial akan dihubungkan antara konsep ekonomi dengan metode kuantitatif guna mengembangkan alat penting bagi pengambilan keputusan manajerial. Adapun cakupan dari Ekonomi Manajerial antara lain mengevaluasi alternatif pilihan dan membuat keputusan yang terbaik.

1.2 Mengevaluasi Alternatif Pilihan Ekonomi Manajerial mengidentifikasi cara-cara yang efisien untuk mencapai tujuan.

Misalnya, sebuah usaha kecil menargetkan sebuah pertumbuhan usaha yang cepat untuk mencapai ukuran usaha yang pada akhirnya akan memungkinkan penggunaan efisien dari iklan media berskala nasional. Ekonomi Manajerial dapat digunakan untuk mengidentifikasi strategi penetapan harga dan produksi dalam membantu memenuhi tujuan ini jangka pendek dengan cepat dan efektif. Demikian pula, Ekonomi Manajerial menyediakan aturan produksi dan pemasaran yang memungkinkan perusahaan untuk memaksimalkan laba bersih. Ekonomi Manajerial juga dapat diaplikasikan bagi organisasi nirlaba. Sebagai contoh, administrator rumah sakit nirlaba berusaha untuk memberikan perawatan medis yang terbaik dengan beberapa kendala seperti staf medis, peralatan, dan sumber daya terkait yang terbatas. Dengan menggunakan alat dan konsep Ekonomi Manajerial, manajer dapat menentukan alokasi optimal dari sumber daya yang terbatas. Singkatnya, Ekonomi Manajerial dapat membantu manajer rumah sakit tersebut dalam mengefisiensikan penggunaan sumber daya manusia dan sumber daya modal yang terbatas tersebut.

1.3 Mengambil Keputusan Terbaik Untuk menetapkan peraturan keputusan yang tepat, manajer harus memahami lingkungan

ekonomi dimana mereka beroperasi. Sebagai contoh, pengecer kelontong mungkin menawarkan konsumen produk yang sangat sensitif terhadap harga, seperti susu, dengan hanya mark up sebesar 1 persen menjadi 2 persen saja. Selain itu, pengecer kelontong tersebut juga secara bersamaan menawarkan produk yang kurang sensitif terhadap harga, seperti obat non resep, dengan mark up setinggi 40 persen atas biaya belinya. Berkaitan dengan contoh tersebut, Ekonomi Manajerial menggambarkan logika dari penetapan harga sehubungan dengan tujuan maksimalisasi keuntungan. Demikian pula contoh lainnya, Ekonomi Manajerial memberikan arahan jumlah kuota impor mobil yang pada akhirnya akan mengurangi ketersediaan barang subtitusi untuk mobil yang diproduksi di dalam negeri. Hal tersebut akan berdampak pada kenaikan harga mobil dan menciptakan kemungkinan keuntungan monopoli untuk produsen dalam negeri. Meskipun demikian, Ekonomi Manajerial tidak akan menjelaskan apakah kuota impor tersebut adalah kebijakan publik yang baik, karena keputusan tersebut akan melibatkan pertimbangan politik yang lebih luas. Ekonomi Manajerial hanya menjelaskan konsekuensi ekonomi dari tindakan tersebut. Ekonomi Manajerial hanya menawarkan sebuah aplikasi yang komprehensif dari teori ekonomi dan metodologi untuk pengambilan keputusan manajemen.

1.4 Model Pembuatan Keputusan Kemampuan untuk membuat keputusan yang baik adalah kunci sukses terhadap kinerja

manajerial. Terdapat beberapa elemen dalam pengambilan keputusan. Pertama, pembuat keputusan harus menetapkan tujuan. Selanjutnya, pengambil keputusan harus mengidentifikasi masalah. Misalnya, manajer dari pengecer elektronik Best Buy dapat mencatat bahwa profit margin dari penjualan sedang mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan harga, produktivitas tenaga kerja menurun, atau penggunaan konsep ritel yang telah usang. Setelah sumber atau sumber dari masalah yang diidentifikasi, manajer dapat segera menagnalisis beberapa solusi potensial. Pilihan terhadap alternatif solusi tergantung pada analisis biaya dan manfaat, perimbangan internal organisasi, dan kendala sosial yang mungkin memberikan satu alternatif yang lebih baik untuk yang lain. Langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan, setelah semua manajerial. Terdapat beberapa elemen dalam pengambilan keputusan. Pertama, pembuat keputusan harus menetapkan tujuan. Selanjutnya, pengambil keputusan harus mengidentifikasi masalah. Misalnya, manajer dari pengecer elektronik Best Buy dapat mencatat bahwa profit margin dari penjualan sedang mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan harga, produktivitas tenaga kerja menurun, atau penggunaan konsep ritel yang telah usang. Setelah sumber atau sumber dari masalah yang diidentifikasi, manajer dapat segera menagnalisis beberapa solusi potensial. Pilihan terhadap alternatif solusi tergantung pada analisis biaya dan manfaat, perimbangan internal organisasi, dan kendala sosial yang mungkin memberikan satu alternatif yang lebih baik untuk yang lain. Langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan, setelah semua

Ga Gambar 1.1 Proses Pengambilan Keputusan tusan

Menetapkan Tujuan

Identifikasi Masalah

Meni enilai Alternatif Solusi

Men enganalisis Alternatif Mengimplemetasikan dan

Solus olusi dan Memilih yang Memonito Keputusan

Melakukan Analisis

Sensitivitas

Terbaik dengan Mempe mpertimbagkan Kendala Ekstern sternal maupun Internal

Kegiatan Belajar 2: Tujua Tujuan Perusahaan

1.5 Teori Perusahaan Pada tingkat yang palin paling sederhana, sebuah perusahaan bisnis me is merupakan serangkaian

hubungan kontrak yang yang menentukan hak dan tanggung jawab dari dari berbagai pemangku kepentingan.

Gamba ambar 1.2. Pemangku Kepentingan dari Perusa erusahaan

Masyarakat

Supplier lier

Investor

Perusahaan

Manajemen M

Pegawai

Orang-orang yang terlib g terlibat langsung meliputi pelanggan, pemegang egang saham, manajemen, karyawan, dan pemasok emasok. Masyarakat juga terlibat karena bisnis snis menggunakan sumber daya yang terbatas, mem membayar pajak, memberikan kesempatan kerj kerja, dan menghasilkan banyak materi masyar asyarakat dan output layanan. Perusahaan ada adalah perangkat yang berguna untuk memprod mproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa. .

1.6 Maksimalisasi Nilai Per ai Perusahaan Dalam versi yang paling paling sederhana, perusahaan akan mengejar maks maksimalisasi keuntungan

sebagai tujuan utamanya anya. Para pemilik perusahaan dan manajer diasum diasumsikan bekerja untuk memaksimalkan jangka angka pendek perusahaan keuntungan. Saat in aat ini, penekanan pada sebagai tujuan utamanya anya. Para pemilik perusahaan dan manajer diasum diasumsikan bekerja untuk memaksimalkan jangka angka pendek perusahaan keuntungan. Saat in aat ini, penekanan pada

1.7 Kendala dan Teori Perusahaan

Keputusan manajerial sering dibuat dalam kerangka kemajuan teknologi, keterbatasan sumber daya, hukum, dan peraturan. Guna membuat keputusan yang memaksimalkan nilai, manajer harus mempertimbangkan bagaimana kendala eksternal mempengaruhi kemampuan mereka dalam mencapai tujuan organisasi. Organisasi sering menghadapi terbatasnya ketersediaan input penting, seperti tenaga kerja terampil, bahan baku, energi, mesin khusus, dan ruang gudang. Manajer sering menghadapi keterbatasan pada jumlah dana investasi yang tersedia untuk suatu proyek tertentu atau aktivitas. Keputusan juga dapat dibatasi oleh persyaratan kontrak. Misalnya kontrak kerja yang membatasi fleksibilitas dalam penjadwalan pekerja dan tugas pekerjaan. Kontrak terkadang mengharuskan tingkat minimum output diproduksi untuk memenuhi persyaratan pengiriman. Dalam kebanyakan kasus, output juga harus memenuhi persyaratan mutu. Beberapa contoh umum dari kendala kualitas output, persyaratan keandalan untuk produk elektronik, dan layanan pelanggan persyaratan untuk tingkat kepuasan minimum. Pembatasan hukum yang mempengaruhi produksi dan kegiatan pemasaran, juga dapat memainkan peranan penting dalam keputusan manajerial. Hukum yang menentukan upah minimum, kesehatan dan keselamatan standar, standar polusi emisi, persyaratan efisiensi bahan bakar, dan harga yang adil dan pemasaran praktek semua fleksibilitas batas manajerial.

1.8 Keterbatasan Teori Perusahaan Beberapa kritikus mempertanyakan mengapa kriteria maksimalisasi nilai digunakan

sebagai dasar untuk mempelajari perilaku perusahaan. Apakah manajer mencoba untuk sebagai dasar untuk mempelajari perilaku perusahaan. Apakah manajer mencoba untuk

Tidak mungkin untuk memberikan jawaban yang pasti untuk pertanyaan seperti ini, dan dilema ini telah menyebabkan pengembangan teori alternatif perilaku perusahaan. Beberapa alternatif yang menonjol adalah model di mana ukuran atau pertumbuhan maksimalisasi adalah tujuan utama diasumsikan manajemen. Penelitian menunjukkan bahwa persaingan yang kuat di pasar untuk barang dan jasa biasanya akan membuat manajer untuk mencari maksimalisasi nilai dalam keputusan operasi mereka. Persaingan di pasar modal memaksa manajer untuk mencari maksimalisasi nilai dalam keputusan pendanaan mereka. Pemegang saham, tentu saja, tertarik pada maksimalisasi nilai karena mempengaruhi tingkat pengembalian investasi saham mereka.

1.9 Laba Bisnis Versus Laba Ekonomi

Masyarakat umum dan komunitas bisnis biasanya mendefinisikan laba sebagai sisa dari penjualan pendapatan dikurangi biaya eksplisit dalam menjalankan bisnis. Definisi lain adalah jumlah kas yang tersedia untuk mendanai ekuitas modal setelah pembayaran untuk semua sumber daya lain yang digunakan oleh perusahaan. Definisi laba tersebut adalah laba akuntansi atau laba bisnis. Ekonom juga mendefinisikan keuntungan sebagai kelebihan pendapatan terhadap biaya. Selain laba bisnis, input yang disediakan oleh pemilik, termasuk kewirausahaan dan modal, adalah sumber daya yang harus diberikan kompensasi. Para ekonom memasukkan tingkat pengembalian modal ditambah dengan biaya atas kesempatan lain (opportunity cost) dari pengusaha/pemilik sebagai biaya dalam melakukan bisnis. Selain itu, tingkat pengembalian modal yang disesuaikan dengan tingkat resiko adalah pengembalian minimum yang diperlukan untuk menarik dan mempertahankan investasi. Demikian pula, opportunity cost dari pemilik usaha ditentukan oleh nilai yang dapat diterima dalam pekerjaan alternatif. Dalam istilah ekonomi, Masyarakat umum dan komunitas bisnis biasanya mendefinisikan laba sebagai sisa dari penjualan pendapatan dikurangi biaya eksplisit dalam menjalankan bisnis. Definisi lain adalah jumlah kas yang tersedia untuk mendanai ekuitas modal setelah pembayaran untuk semua sumber daya lain yang digunakan oleh perusahaan. Definisi laba tersebut adalah laba akuntansi atau laba bisnis. Ekonom juga mendefinisikan keuntungan sebagai kelebihan pendapatan terhadap biaya. Selain laba bisnis, input yang disediakan oleh pemilik, termasuk kewirausahaan dan modal, adalah sumber daya yang harus diberikan kompensasi. Para ekonom memasukkan tingkat pengembalian modal ditambah dengan biaya atas kesempatan lain (opportunity cost) dari pengusaha/pemilik sebagai biaya dalam melakukan bisnis. Selain itu, tingkat pengembalian modal yang disesuaikan dengan tingkat resiko adalah pengembalian minimum yang diperlukan untuk menarik dan mempertahankan investasi. Demikian pula, opportunity cost dari pemilik usaha ditentukan oleh nilai yang dapat diterima dalam pekerjaan alternatif. Dalam istilah ekonomi,

Konsep laba usaha dan laba ekonomi dapat digunakan untuk menjelaskan peran keuntungan dalam ekonomi usaha bebas. Tingkat pengembalian yang normal, atau keuntungan, diperlukan untuk mendorong individu untuk berinvestasi daripada menghabiskan dana mereka untuk konsumsi saat ini. Laba yang normal hanyalah menutupi biaya modal, hal ini tidak berbeda dari biaya sumber daya lainnya, seperti tenaga kerja, bahan, dan energi. Laba tersebut belum menutupi harga atas usaha kewirausahaan pemilik suatu perusahaan dan untuk sumber daya lain yang ada di perusahaan.

1.10 Fluktuasi Tingkat Laba Usaha Dalam prakteknya, pelaporan laba memliki keragaman definisi yang luas. Keuntungan

usaha sering diukur dalam nominal atau sebagai persentase dari pendapatan penjualan, atau disebut juga profit margin. Konsep ekonomi dari tingkat normal keuntungan biasanya dinilai dari segi tingkat realisasi pengembalian atas ekuitas atau disebut Return on Equity (ROE). Tingkat pengembalian atas ekuitas didefinisikan sebagai laba akuntansi bersih dibagi dengan nilai buku perusahaan atas total ekuitasnya. Keuntungan ekonomi memainkan peran penting dalam ekonomi berbasis pasar. Tingkat keuntungan di atas normal berfungsi sebagai sinyal yang berharga bahwa perusahaan atau output industri harus ditingkatkan. Ekspansi dengan mendirikan perusahaan atau masuknya pesaing baru sering terjadi dengan cepat selama periode keuntungan yang tinggi. Hanya seperti tingkat keuntungan di atas normal memberikan sinyal untuk ekspansi dan masuk, keuntungan di bawah normal memberikan sinyal untuk kontraksi dan keluar. Keuntungan ekonomi adalah salah satu faktor paling penting yang mempengaruhi alokasi sumber daya ekonomi yang langka. Di atas keuntungan normal juga dapat merupakan suatu yang penting atas penghargaan untuk inovasi dan efisiensi, seperti juga halnya keuntungan dibawah normal dapat berfungsi sebagai hukuman untuk stagnasi dan inefisiensi. Keuntungan memainkan peran penting dalam menyediakan insentif untuk inovasi dan efisiensi dan produktif dalam mengalokasikan sumber daya yang langka.

1.11 Mengapa Perusahaan Eksis Perusahaan eksis karena memiliki fungsi untuk melayani kebutuhan sosial masyarakat.

Jika kesejahteraan sosial dapat diukur, bisnis perusahaan dapat diharapkan untuk beroperasi dengan cara yang akan memaksimalkan beberapa indeks kesejahteraan sosial. Maksimalisasi kesejahteraan sosial memerlukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut seperti Apa kombinasi barang dan jasa harus diproduksi? Bagaimana seharusnya barang dan jasa diberikan? Bagaimana seharusnya barang dan jasa didistribusikan?

Beberapa pertanyaan tersebut adalah isu yang paling penting yang dihadapi dalam sistem perusahaan bebas, dan hal tersebut merupakan isu kunci dalam Ekonomi Manajerial. Dalam suatu ekonomi pasar bebas, sistem ekonomi memproduksi dan mengalokasikan barang dan jasa sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran. Perusahaan harus menentukan apa yang pelanggan produk inginkan, tawaran untuk sumber daya yang diperlukan, dan kemudian menawarkan produk untuk dijual. Dalam proses ini, masing- masing perusahaan secara aktif bersaing untuk pangsa pasarnya. Pemasok modal, tenaga kerja, dan baku bahan kemudian harus dikompensasi keluar dari hasil penjualan. Pangsa pendapatan yang dibayarkan kepada masing-masing pemasok tergantung pada tingkat produktivitas, kelangkaan sumber daya, dan tingkat persaingan di setiap pasar input.

Responsi

1. Jelaskan bagaimana model valuasi yang telah dijelaskan dapat digunakan untuk menggambarkan terpadu sifat pengambilan keputusan manajerial di bidang fungsional bisnis.

2. Jelaskan dampak dari setiap keputusan manajerial berikut atau pengaruh nilai ekonomi perusahaan:

i. Perusahaan diwajibkan untuk memasang peralatan baru untuk mengurangi polusi udara.

ii. Melalui pengeluaran berat pada iklan, departemen pemasaran perusahaan meningkat penjualan secara substansial.

iii. Departemen produksi membeli peralatan baru yang menurunkan biaya produksi.

iv. Perusahaan menaikkan harga. Kuantitas yang diminta dalam jangka pendek tidak terpengaruh, tetapi dalam jangka dijalankan, penjualan unit diperkirakan akan menurun.

v. Peningkatan yang diharapkan dalam inflasi menyebabkan suku bunga secara umum lebih tinggi, dan, karenanya, tingkat diskonto meningkat.

3. Bagaimana konsep keuntungan bisnis yang berbeda dari konsep keuntungan ekonomi yang telah dijelaskan? Bagaimana peran laba dalam mengevaluasi operasi bisnis?

Daftar Pustaka:

James R. McGuigan, R. Charles Moyer, dan Frederick H. deB. Haris, Managerial Economics Applications, Strategy, and Tactics 12 th Edition, 2011, South-Western

Cengage Learning Mark Hirschey, Fundamental of Managerial Economics 9 th Edition, 2009, South-Western

Cengage Learning M.S. Bhat dan A.V. Rau, Managerial Economics and Financial Analysis, 2008, BS

Publication. Thomas J. Webster, Managerial Economics Theory and Practice, 2003, Elsevier Science

William F. Samuelson dan Stephen G. Marks, Managerial Economics 5 th Edition, 2006, John Wiley & Sons

Modul 2: Konsep Fundamental Ekonomi Kegiatan Belajar 1: Analisis Marjinal dan Optimasi Keputusan

Pendahuluan

Manajer dituntut untuk mampu membuat pilihan sulit yang melibatkan manfaat dan biaya. Bagi organisasi besar maupun kecil, optimasi ekonomi tetap menjadi tujuan yang sulit dipahami. Sangat mudah untuk memahami mengapa pengguna awal komputer pribadi merasa senang ketika mereka belajar bagaimana mudahnya adalah untuk memasukkan dan memanipulasi informasi yang beroperasi di spreadsheet. Spreadsheets adalah inovasi penting karena mereka menempatkan alat untuk wawasan permintaan, biaya, dan analisis laba pada ujung jari manajer dan pengambil keputusan lainnya. Dengan maraknya pernagkat lunak yang semakin user friendly memungkinkan manajer untuk lebih efisien dalam menganalisis data perusahaan dan industri yang lebih luas beserta informasi makroekonomi. Manajer yang efektif dalam abad kedua puluh satu harus mampu mengumpulkan, mengatur, dan mengolah beragam luas informasi operasi yang relevan. Namun, pengolahan informasi yang efisien membutuhkan lebih dari komputasi elektronik kemampuan, melainkan memerlukan pemahaman fundamental ekonomi dasar hubungan. Dalam Modul 2 ini akan membahas sejumlah prinsip-prinsip dasar ekonomi. Ide-ide ini membentuk sebuah pondasi untuk menjelaskan semua hubungan antara permintaan, biaya, dan laba.

Kegiatan Belajar 1: Analisis Marjinal dan Optimasi Keputusan

2.1 Proses Optimasi Ekonomi Pengambilan keputusan manajerial yang efektif adalah proses untuk mendapatkan solusi

yang terbaik. Jika hanya ada satu solusi yang ada, maka tidak akan ada dalam pengambilan keputusan. Namun, ketika terdapat beberapa alternatif solusi, maka keputusan terbaik adalah salah satu yang menghasilkan hasil yang paling konsisten dengan tujuan manajemen.

2.2 Keputusan Optimal Haruskah kualitas input akan ditingkatkan agar dapat lebih memenuhi persaingan impor?

Ataukah pengurangan biaya tenaga kerja secara efisien dicapai melalui penurunan seluruh biaya kepegawaian, atau lebih baik untuk membuat pemotongan yang spesifik? Setelah adanya peningkatan permintaan produk, apakah lebih baik untuk meningkatkan jumlah staf manajerial, pegawai biasa, atau keduanya? Ini adalah jenis pertanyaan yang dihadapi manajer secara teratur yang memerlukan pertimbangan cermat dari hubungan ekonomi dasar. Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini tergantung pada tujuan dan preferensi manajemen. Keputusan yang menghasilkan hasil yang paling konsisten dengan tujuan manajerial adalah adalah keputusan yang optimal. Tantangan yang harus dipenuhi dalam proses pengambilan keputusan adalah mengidentifikasikan preferensi dari masing-masing alternatif keputusan khususnya yang terkait dengan tujuan organisasi. Para pengambil keputusan harus mengenali semua pilihan yang tersedia dan menggambarkan mereka dalam hal biaya dan manfaat yang sesuai. Ekonomi Manajerial menyediakan alat untuk menganalisis dan mengevaluasi keputusan alternatif. Prinsip analisis ekonomi membentuk dasar untuk menggambarkan permintaan, biaya, dan hubungan keuntungan. Setelah hubungan ekonomi dasar dipahami, alat-alat dan teknik optimasi dapat diterapkan untuk mencari tindakan terbaik. Yang paling penting, teori dan proses optimasi memberikan wawasan praktis mengenai teori nilai maksimalisasi perusahaan. Teknik optimasi membantu karena mereka menawarkan cara yang realistis untuk berurusan dengan kompleksitas berorientasi pada tujuan kegiatan manajerial.

2.3 Beberapa Hal Dasar dalam Ekonomi Tabel adalah bentuk yang paling sederhana dan paling langsung untuk menyajikan data

ekonomi. Ketika data tersebut ditampilkan elektronik dalam format laporan laba rugi akuntansi atau neraca, tabel disebut sebagai spreadsheet. Ketika hubungan yang mendasari antara data ekonomi cukup sederhana, maka tabel dan spreadsheet mungkin cukup untuk tujuan analisis. Dalam beberapa contoh, sebuah grafik sederhana atau representasi visual dari data dapat memberikan pemahaman yang berharga. Persamaan adalah ekspresi dari hubungan fungsional atau hubungan antar variabel ekonomi. Ketika hubungan antar variabel ekonomi sederhana, maka persamaan merupakan alat yang sederhana dalam mendeskripsikan data. Bahkan, ketika hubungan yang mendasarinya bersifat lebih kompleks pun, persamaan akan membantu karena persamaan memungkinkan penggunaan analisa matematis dan statistik digunakan. Cara termudah untuk memeriksa konsep-konsep ekonomi dasar adalah dengan mempertimbangkan hubungan fungsional yang dimasukkan ke dalam model dasar. Dalam hal ini contohnya adalah hubungan antara output (Q) dan total pendapatan (TR) dengan menggunakan notasi fungsional, TR = f(Q). Persamaan tersebut dapat dibaca, "Total pendapatan adalah fungsi dari output." Dengan arti lain bahwa nilai dari ketergantungan variabel (total pendapatan) ditentukan oleh variabel independen (output). Variabel di sisi kiri disebut variabel dependen. Variabel di sisi kanan disebut variabel independen. Nilai- nilai mereka ditentukan secara independen dari hubungan fungsional diungkapkan oleh persamaan.

2.4 Total, Rata-rata , dan Hubungan Marginal

Hubungan total, rata-rata, dan marjinal sangat berguna dalam analisis optimasi. Sedangkan definisi total dan rata-rata sudah dapat diketahui dengan jelas, sedangkan makna marjinal perlu lebih dijelaskan. Hubungan marginal adalah perubahan dalam variabel dependen yang disebabkan oleh satu unit perubahan dalam variabel independen. Misalnya, pendapatan marjinal adalah perubahan total pendapatan terkait dengan perubahan satu unit output, biaya marjinal adalah perubahan berikut total biaya perubahan satu unit output, dan Hubungan total, rata-rata, dan marjinal sangat berguna dalam analisis optimasi. Sedangkan definisi total dan rata-rata sudah dapat diketahui dengan jelas, sedangkan makna marjinal perlu lebih dijelaskan. Hubungan marginal adalah perubahan dalam variabel dependen yang disebabkan oleh satu unit perubahan dalam variabel independen. Misalnya, pendapatan marjinal adalah perubahan total pendapatan terkait dengan perubahan satu unit output, biaya marjinal adalah perubahan berikut total biaya perubahan satu unit output, dan

keuntungan karena satu unit perubahan output.

Tabel 2.1 Hubungan Total Profit, Marjinal Profit, dan Rata-Rata Profit Unit Output

Total Profit

Marjinal Profit

Rata-Rata Profit

Tabel 2.1diatas menunjukkan hubungan antara total, marginal, dan rata-rata untuk fungsi keuntungan sederhana. Kolom 1 dan 2 menggambarkan output dan total keuntungan. Kolom 3 menunjukkan marjinal profit yang diperoleh akibat perubahan satu unit output, sedangkan kolom 4 memberikan data keuntungan rata-rata per unit pada setiap tingkat output. Marjinal profit yang diperoleh pada unit pertama output adalah 19. Pada titik ini adalah akibat perubahan ketika terjadi tambahan 1 unit output yang dijual. Keuntungan marjinal 33 terkait dengan unit kedua dari output yang merupakan peningkatan keuntungan total (= 52 - 19) yang terjadi ketika output meningkat dari satu dua unit. Ketika keuntungan marjinal adalah positif, total keuntungan meningkat, ketika keuntungan marjinal adalah negatif, total keuntungan menurun. Marjinal profit terkait dengan tujuh unit pertama dari output memiliki nilai positif, dan keuntungan total meningkat dengan output selama rentang tersebut. Sedangkan marjinal profit dari unit kedelapan adalah negatif. Jika perusahaan mengoperasikan lima toko ritel Tabel 2.1diatas menunjukkan hubungan antara total, marginal, dan rata-rata untuk fungsi keuntungan sederhana. Kolom 1 dan 2 menggambarkan output dan total keuntungan. Kolom 3 menunjukkan marjinal profit yang diperoleh akibat perubahan satu unit output, sedangkan kolom 4 memberikan data keuntungan rata-rata per unit pada setiap tingkat output. Marjinal profit yang diperoleh pada unit pertama output adalah 19. Pada titik ini adalah akibat perubahan ketika terjadi tambahan 1 unit output yang dijual. Keuntungan marjinal 33 terkait dengan unit kedua dari output yang merupakan peningkatan keuntungan total (= 52 - 19) yang terjadi ketika output meningkat dari satu dua unit. Ketika keuntungan marjinal adalah positif, total keuntungan meningkat, ketika keuntungan marjinal adalah negatif, total keuntungan menurun. Marjinal profit terkait dengan tujuh unit pertama dari output memiliki nilai positif, dan keuntungan total meningkat dengan output selama rentang tersebut. Sedangkan marjinal profit dari unit kedelapan adalah negatif. Jika perusahaan mengoperasikan lima toko ritel

2.5 Penggunaan Analsis Marjinal dalam Pengambilan Keputusan Analisis marjinal memberikan arahan yang jelas untuk mengalokasikan sumber daya yang

optimal. Akibatnya, hubungan antara total dan marginal memberikan dasar dalam pengambilan keputusan manajerial.

Penggunaan konsep marginals pada alokasi sumber daya. Penerapan analisis marjinal untuk alokasi sumber daya dapat digambarkan dengan menggunakan contoh PT AAA adalah sebuah perusahaan ritel berbasis di Jakarta. Perusahaan dihadapkan dengan keputusan penting bagaimana seharusnya

mengalokasikan anggaran iklan TV sebesar Rp 5 juta per minggu untuk Jawa Barat dan Banten. Dalam alokasi anggaran iklan tersebut, perusahaan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan total yang dihasilkan. Untuk simplifikasi, diasumsikan bahwa biaya iklan di TV lokal di setiap pasar (Jawa Barat dan Banten) memiliki biaya yang identik yaitu Rp1 juta per iklan per propinsi. Keuntungan rata-rata ditentukan sebesar 8 persen dari pendapatan rata penjualan, alokasi iklan akan memaksimalkan laba dan juga menghasilkan pendapatan penjualan maksimal. Menurut perkiraan, hubungan antara pendapatan kotor mingguan sebelum biaya iklan dan jumlah iklan per minggu ditunjukkan pada Tabel 2.2 dibawah ini.

Tabel 2.2 Jumlah Iklan, Pendapatan, dan Marginal Revenue

Banten Jumlah

Jawa Barat

Marginal Jumlah

Marginal

Pendapatan Iklan

0 Rp 75 Juta

0 Rp 5 Juta -

1 125

Rp 50 Juta 1

25 Rp 20 Juta

Dari tabel diatas, penggunaan terbaik pada jumlah iklan pertama adalah promosi di Jawa Barat. Iklan pertama di Jawa Barat menghasilkan Rp 50 juta pendapatan marjinal, iklan kedua menghasilkan Rp 30 juta, sebuah iklan ketiga menghasilkan Rp 25 juta; iklan keempat menghasilkan Rp 20 juta. Selain menjalankan iklan kelima di Area Jawa Barat, akan lebih memberikan manfaat lebih besar jika menjalankan iklan pertama di pasar Banten. Iklan ini akan menghasilkan

20 juta pendapatan marjinal, jumlah yang sama yang dihasilkan oleh iklan keempat di Jawa Barat. Hal tersebut dikarenakan iklan keempat di Jawa Barat menghasilkan nominal yang sama dengan iklan pertama di Banten. Sehingga hanya dengan Rp 5 juta untuk alokasi iklan dari kedua propinsi tersebut dengan perincian Rp 4 juta untuk promosi di Jawa Barat dan Rp 1juta untuk iklan di Banten. Dengan alokasi iklan tersebut akan didapatkan Rp 200 juta pendapatan dari area Jawa Barat ditambah Rp 25 juta pada area Banten. Sehingga pendapatan dari kedua area tersebut adalah Rp 225 juta per minggu akan dihasilkan. Karena laba kotor sebelum biaya iklan rata-rata adalah 8 persen dari penjualan, maka total laba

kotor yang didapat Rp 18 juta (=0,08 x Rp 225 juta) per minggu laba kotor dan $ 13 juta (= Rp 18 juta - Rp 5 juta) per minggu pada laba bersih setelah biaya iklan.

Lebih lanjut lagi, laba kotor sebelum pengeluaran iklan rata-rata adalah 8 persen. Maka ekspansi iklan tambahan akan dipertimbangkan jika menghasilkan lebih dari Rp 12,5 Juta pendapatan. Hal ini berasal dari fakta bahwa biaya marjinal dari satu iklan adalah Rp 1 Juta. Selain itu, ekspansi iklan akan diambil jika terdapat laba kotor yang jumlahnya lebih dari Rp 1 Juta (= 0,08 x Rp 12,5 juta ) yang diperoleh dari pendapatan tambahan yang lebih besar dari Rp 12,5 juta. Selain di Jawa Barat, iklan kedua di Area Banten akan mendapatkan tambahan pendapatan sebesar Rp 15 Juta per minggu. Maka pendapatan laba kotor 8 persen adalah sebesar Rp 1,2 Juta (= 0,08 x Ro 15 juta) dan laba bersih setelah biaya iklan adalah Rp 0,2 Juta (= Rp 1,2 juta – Rp 1 juta) per minggu. Maka ekspansi dalam anggaran periklanan dapat dinaikkan dari Rp 5 juta hingga Rp 6 juta per minggu. Dengan anggaran iklan sebesar Rp 6 juta, Rp 4 juta harus dihabiskan di Jawa Barat dan Rp 2 juta harus dihabiskan di Banten. Dari ekspansi anggaran iklan tersebut, total pendapatan sebanyak Rp 240 juta akan didapatkan dengan laba kotor sebelum biaya iklan sebesar Rp 19,2 juta untuk Jawa Barat dan Banten (= 0,08 x Rp 240 juta). Sehingga akan diperoleh laba bersih Rp 13,2 juta

(= Rp 19,2 juta – Rp 6 juta) per minggu. Disamping itu, iklan ketiga di Banten akan menghasilkan pendapatan marjinal pada titik impas yaitu sebesar Rp 12,5 Juta dimana tidak akan meningkatkan atau menurunkan keuntungan.

Hubungan Fungsional Total dan Marginal Hubungan geometris antara total dan marginal memberikan dasar untuk mengevaluasi peran analisis marjinal dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Keputusan manajerial sering membutuhkan penemuan nilai maksimum dari fungsi. Untuk memastikan fungsi berada di maksimum, maka nilai marjinal harus nol. Maka dengan mengevaluasi slope, atau nilai marjinal dari sebuah fungsi memungkinkan seseorang untuk menentukan titik di mana fungsi dimaksimalkan. Untuk mengilustrasikan, pertimbangkan fungsi berikut keuntungan:

= –10,000 + 400Q – 2Q 2

Gambar 2.1 Keuntungan Sebagai Fungsi dari Output

Berikut π = total keuntungan dan Q adalah output dalam satuan. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.1, jika output adalah nol, perusahaan mengalami kerugian 10.000 karena biaya tetap sama dengan 10.000. Seiring jumlah output yang meningkat, maka akan meningkatkan keuntungan juga. Sebuah titik impas tercapai pada 28 unit output, total pendapatan sama total biaya dan keuntungan adalah nol. Laba dimaksimalkan pada 100 unit dan terjadi penurunan setelah output tersebut. Marjinal profit dari fungsi digambarkan dalam Gambar 2.1 dimulai pada tingkat sebesar 400 dan menurun terus. Untuk jumlah keluaran dari 0 hingga 100 unit, marjinal profit adalah kenaikan laba positif dan total dengan masing-masing unit tambahan output. Pada Q = 100, marjinal profit adalah nol dan keuntungan total pada maksimum. Setelah Q = 100, marjinal profit adalah negatif dan keuntungan total menurun. Contoh lain dari pentingnya konsep Berikut π = total keuntungan dan Q adalah output dalam satuan. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.1, jika output adalah nol, perusahaan mengalami kerugian 10.000 karena biaya tetap sama dengan 10.000. Seiring jumlah output yang meningkat, maka akan meningkatkan keuntungan juga. Sebuah titik impas tercapai pada 28 unit output, total pendapatan sama total biaya dan keuntungan adalah nol. Laba dimaksimalkan pada 100 unit dan terjadi penurunan setelah output tersebut. Marjinal profit dari fungsi digambarkan dalam Gambar 2.1 dimulai pada tingkat sebesar 400 dan menurun terus. Untuk jumlah keluaran dari 0 hingga 100 unit, marjinal profit adalah kenaikan laba positif dan total dengan masing-masing unit tambahan output. Pada Q = 100, marjinal profit adalah nol dan keuntungan total pada maksimum. Setelah Q = 100, marjinal profit adalah negatif dan keuntungan total menurun. Contoh lain dari pentingnya konsep

2.6 Aplikasi Praktis Analisis Marjinal Kegunaan praktis analisis marjinal dapat dijelaskan dengan contoh-contoh sederhana yang

menunjukkan bagaimana manajer benar-benar menggunakan teknik ini. Aplikasi umum adalah untuk memaksimalkan keuntungan atau pendapatan, atau untuk mengidentifikasi tingkat rata-rata biaya meminimalkan output.

Maksimalisasi Laba Penggunaan yang paling umum dari analisis marjinal adalah untuk menemukan tingkat aktivitas maksimalisasi keuntungan. Untuk menunjukkan bagaimana hal ini dilakukan, kita akan melihat sebuah kasus dari perusahaan produsen mobil golf. Perusahaan ini telah mengembangkan dan menguji mobil golf baru dan sangat

hemat energi. Produk ini unik, dan indikasi awal adalah bahwa perusahaan ini dapat memperoleh pangsa pasar nasional jika bertindak cepat untuk memperluas produksi dari tingkat saat ini dari 400 unit per bulan. Data dari konsultan pemasaran independen ditahan oleh Storrs menunjukkan permintaan bulanan berikut, total pendapatan, dan hubungan pendapatan marjinal:

P = 7,500 – 3.75Q (Permintaan) TR = 7,500Q – 3.75Q 2 (Total Pendapatan)

MR = ∆TR/∆Q = 7,500 – 7.5Q (Pendapatan Marginal)

di mana P adalah harga dan Q adalah output. Selain itu, departemen akuntansi Storrs 'memperkirakan total biaya bulanan dan biaya marjinal:

TC = 1,012,500 + 1,500Q + 1.25Q2 (Total Biaya) MC = ∆TC/∆Q = 1,500 + 2.5Q (Biaya Marginal)

Hubungan ini dapat digunakan untuk menentukan tingkat aktivitas yang optimal bagi perusahaan. Laba akan dimaksimalkan di mana MR = MC. Hal ini menunjukkan tingkat aktivitas 600 unit, karena

MR = MC 7,500 – 7.5Q = 1,500 + 2.5Q 10Q = 6,000 Q = 600 unit

Pada tingkat aktivitas yang optimal, harga, total pendapatan, dan keuntungan total maksimum dapat dihitung sebagai berikut:

P = 7,500 – 3.75Q = 7,500 – 3.75(600) = 5,250 per unit

TR = 7,500Q – 3.75Q 2 = 7,500(600) – 3.75(6002)

= 3,150,000 Π = TR – TC

= 7,500Q – 3.75Q2 – 1,012,500 – 1,500Q – 1.25Q 2 = –5Q 2 + 6,000Q – 1,012,500

Untuk memaksimalkan keuntungan jangka pendek, perusahaan produsen mobil tersebut harus memperluas dari tingkat saat ini dari 400 unit menjadi 600 unit per bulan. Setiap perbedaan dari output 600 unit dan harga 5.250 per unit akan menurunkan keuntungan jangka pendek perusahaan ini.

Maksimalisasi Pendapatan Meskipun analisis marjinal umumnya digunakan untuk menemukan tingkat aktivitas maksimalisasi keuntungan, manajer dapat menggunakan teknik ini untuk mencapai berbagai tujuan operasi. Sebagai contoh, mempertimbangkan

kemungkinan bahwa sebuah perusahaan mungkin ingin menyimpang dari tingkat pemaksimalan laba jangka pendek. Misalnya kekhawatiran perusahaan bahwa keuntungan jangka pendek sebesar 787.500 per bulan (atau 25 persen dari penjualan) akan memberikan daya tarik yang kuat bagi pesaing baru. Maka guna kemungkinan bahwa sebuah perusahaan mungkin ingin menyimpang dari tingkat pemaksimalan laba jangka pendek. Misalnya kekhawatiran perusahaan bahwa keuntungan jangka pendek sebesar 787.500 per bulan (atau 25 persen dari penjualan) akan memberikan daya tarik yang kuat bagi pesaing baru. Maka guna

MR = 0 7,500 – 7.5Q = 0 7.5Q = 7,500 Q = 1,000 unit P = 7,500 – 3.75(1,000) = 3,750 TR = 7,500(1,000) – 3.75(1,0002) = 3,750,000 Π = –5(1,0002) + 6,000(1,000) – 1,012,500 = –12,500 (Rugi)

Perhatikan bahwa maksimalisasi pendapatan melibatkan pendapatan atau sisi permintaan saja. Dalam hal ini, kegiatan memaksimalkan pendapatan terjadi ketika kerugian sebesar 12.500 per bulan tersebut terjadi. Dalam kasus lain, keuntungan mungkin tinggi atau rendah pada titik memaksimalkan pendapatan. Tidak seperti maksimalisasi keuntungan, hubungan biaya tidak dianggap sama sekali. Sehubungan dengan maksimalisasi keuntungan, memaksimalkan pendapatan dengan baik meningkatkan penjualan unit maupun total pendapatan secara substansial akan menurunkan profitabilitas jangka pendek. Lebih lanjut lagi, memaksimalkan pendapatan melibatkan pengaturan MR = 0, sedangkan memaksimalkan keuntungan melibatkan pengaturan MR = MC, dua strategi hanya akan menyebabkan tingkat aktivitas identik dalam hal tidak mungkin bahwa MC = 0.

Minimisasi Biaya Rata-Rata Maksimalisasi laba dan pendapatan adalah hal yang paling umum dari analisis marjinal, tapi masih terdapat aplikasi yang berguna lainnya. Masih dengan contoh kasus perusahaan produsen mobil golf. Misalnya perusahaan memutuskan untuk Minimisasi Biaya Rata-Rata Maksimalisasi laba dan pendapatan adalah hal yang paling umum dari analisis marjinal, tapi masih terdapat aplikasi yang berguna lainnya. Masih dengan contoh kasus perusahaan produsen mobil golf. Misalnya perusahaan memutuskan untuk

MC = AC = TC Q

1,500 + 2.5Q = 1,012,500 + 1,500Q + 1.25Q 2 Q

1,500 + 2.5Q = 1,012,500 + 1,500 + 1.25Q Q 1.25Q = 1,012,500 Q

Q 2 = 810,000 Q = 900 unit

P = 7,500 – 3.75(900) = 4,125 TR = 7,500(900) – 3.75(9002) = 3,712,500 Π = –5(9002) + 6,000(900) – 1,012,500 = 337,500

Untuk perusahaan produsen mobil golf ini, minimisasi biaya rata-rata berada pada tingkat aktivitas operasi yang terletak di antara maksimalisasi laba dan maksimalisasi pendapatan. Dalam kasus ini, minimisasi biaya rata-rata mengarah ke beberapa keuntungan dari penetrasi pasar dengan memaksimalkan pendapatan meskipun dengan tingkat aktivitas yang lebih rendah. Dengan demikian, strategi jangka pendek ini mungkin menjadi strategi menarik bagi perusahaan.

2.7 Tambahan Konsep dalam Analisis Ekonomi Konsep marjinal adalah komponen kunci dari proses pengambilan keputusan ekonomi.

Sehingga penting untuk dapat dipahami bahwa hubungan marjinal hanya mengukur efek yang terkait dengan perubahan kesatuan dalam output atau beberapa variabel keputusan penting lainnya. Banyak keputusan manajerial melibatkan pertimbangan perubahan lingkup yang lebih luas. Sebagai contoh, seorang manajer mungkin tertarik dalam menganalisis dampak potensial terhadap pendapatan, biaya, dan keuntungan dari peningkatan 25 persen tingkat produksi perusahaan. Atau, seorang manajer mungkin ingin menganalisis dampak keuntungan memperkenalkan lini produk yang sama sekali baru atau menilai dampak biaya mengubah sistem produksi keseluruhan. Dalam semua keputusan manajerial, studi tentang perbedaan atau perubahan adalah elemen kunci dalam pemilihan tindakan yang optimal. Konsep marjinal, meskipun benar untuk menganalisis perubahan kesatuan, terlalu sempit untuk memberikan metodologi umum untuk mengevaluasi tindakan alternatif.

Konsep tambahan adalah generalisasi ekonom dalam konsep marjinal. Analisis incremental melibatkan pada dampak dari alternatif keputusan manajerial atau alternatif program terhadap pendapatan, biaya, dan laba. Ini berfokus pada perubahan atau perbedaan antara alternatif yang tersedia. Misalnya, pendapatan tambahan dari item baru di lini produk sebuah perusahaan diukur sebagai selisih antara total pendapatan perusahaan sebelum dan sesudah produk baru diperkenalkan.

Responsi:

1. Jelaskan hubungan antara total dan marginal, dan jelaskan mengapa total profit dimaksimalkan ketika marjinal profit sama dengan nol.

2. Mengapa kurva marjinal selalu memotong kurva rata-rata terkait baik di titik maksimum maupun titik minimum?

3. Apakah Anda mengharapkan total pendapatan yang akan dimaksimalkan pada tingkat output yang biasanya lebih besar atau lebih kecil dari tingkat keluaran maksimalisasi keuntungan? Jelaskan?

4. Apakah titik minimum jangka panjang biaya rata-rata selalu mewakili tingkat aktivitas yang optimal?

5. Bedakan konsep incremental dari konsep marjinal.

Daftar Pustaka:

James R. McGuigan, R. Charles Moyer, dan Frederick H. deB. Haris, Managerial Economics Applications, Strategy, and Tactics 12 th Edition, 2011, South-Western

Cengage Learning Mark Hirschey, Fundamental of Managerial Economics 9 th Edition, 2009, South-Western

Cengage Learning M.S. Bhat dan A.V. Rau, Managerial Economics and Financial Analysis, 2008, BS

Publication. Thomas J. Webster, Managerial Economics Theory and Practice, 2003, Elsevier Science

William F. Samuelson dan Stephen G. Marks, Managerial Economics 5 th Edition, 2006, John Wiley & Sons

Modul 3: Analisis Fungsi Permintaan Kegiatan Belajar 1: Pengertian Permintaan

Kegiatan Belajar 2: Jenis-Jenis Permintaan

Kegiatan Belajar 1: Pengertian Permintaan

3.1 Pengertian Permintaan Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang pelanggan bersedia dan mampu membeli

selama periode yang ditentukan di bawah himpunan kondisi ekonomi. Kerangka waktu mungkin dapat dalam kurun waktu satu jam, satu hari, satu bulan, atau satu tahun. Kondisi yang harus dipertimbangkan termasuk harga barang tersebut, harga dan ketersediaan barang terkait, kemungkinan perubahan harga, pendapatan konsumen, selera konsumen, preferensi, pengeluaran iklan, dan sebagainya. Jumlah produk yang konsumen siap untuk membeli tergantung pada semua faktor ini. Untuk pengambilan keputusan manajerial, fokus utama adalah pada permintaan pasar. Permintaan pasar adalah permintaan agregat dari individu atau pribadi. Wawasan hubungan permintaan pasar memerlukan pemahaman tentang sifat permintaan individu. Permintaan individu ditentukan oleh nilai yang terkait dengan mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa dan kemampuan untuk memperolehnya. Keduanya diperlukan untuk permintaan individu yang efektif. Keinginan tanpa daya beli dapat menyebabkan inginkan, tetapi tidak menuntut.

Kegiatan Belajar 2: Jenis-Jenis Permintaan

3.2 Permintaan Langsung Terdapat dua model dasar permintaan individu. Satu, yang dikenal sebagai teori perilaku

konsumen, berkaitan dengan permintaan langsung untuk produk konsumsi pribadi. Model ini cocok untuk menganalisis permintaan individu untuk barang dan jasa yang secara langsung guna memenuhi keinginan konsumen. Utilitas atau nilai dari barang dan jasa adalah penentu utama dari permintaan langsung. Individu dipandang sebagai berusaha untuk memaksimalkan utilitas atau kepuasan total yang disediakan oleh barang dan jasa yang mereka mendapatkan dan mengkonsumsi. Dalam proses ini mengharuskan konsumen fokus pada utilitas marjinal (kepuasan) dari memperoleh unit tambahan produk tertentu. Karakteristik produk, preferensi individu (selera), dan kemampuan untuk membayar semua penting dalam menentukan permintaan langsung.

3.3 Permintaan Turunan Barang dan jasa yang diperoleh terkadang adalah input penting dalam pembuatan dan