View of IMBAL HASIL KONTRAK OPSI MENGGUNAKAN COVERED CALL WRITING STRATEGY DAN PROTECTIVE PUT BUYING STRATEGY

Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer
Volume 10, No 1, April 2018, Hal. 16-21
ISSN 2088-5091 (print) 2597-6826 (online)

IMBAL HASIL KONTRAK OPSI MENGGUNAKAN COVERED CALL
WRITING STRATEGY DAN PROTECTIVE PUT BUYING STRATEGY
Atika Budiarti
[email protected]
Deannes Isynuwardhana
Hendratno
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom
diterima: 31/3/2017; direvisi: 14/6/2017; diterbitkan: 27/4/2018
Abstract
This study aimed to analyze the return on contract option using covered call writing strategy and
protective put buying strategy with black scholes. The population in this study are all companies
listed in Indonesia Stock Exchange whose shares belong to the blue chip stocks. The sample in this
research was determined by purposive sampling method to obtain 5 companies in the sample. Based
on the results of the study, covered call writing strategy suffered losses, while the protective put
buying strategy experiencing gains. The return of protective put buying strategy is better than the
covered call writing strategy. For investors who want to invest in the derivatives market, particular
contracts option investors should look at the movement of stock prices. If the movement of stocks

tend to be stable, they should use the covered call writing strategy. If the stock tends to decrease,
then they should use a protective put buying strategy.
Keywords: derrivative; contract option; covered call; protective put; black scholes
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis imbal hasil kontrak opsi menggunakan covered
call writing strategy dan protective put buying strategy dengan metode black scholes. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
saham-sahamnya tergolong dalam saham blue chip. Sampel dalam penelitian ini ditentukan
oleh metode purposive sampling sehingga diperoleh 5 perusahaan sebagai sampel. Berdasarkan
hasil penelitian, covered call writing strategy mengalami kerugian, sedangkan protective put
buying strategy mengalami keuntungan. Imbal hasil protective put buying strategy lebih baik
daripada covered call writing strategy. Bagi investor yang ingin melakukan investasi di pasar
derivatif, khususnya kontrak opsi sebaiknya investor melihat pergerakan saham. Jika pergerakan
saham cenderung stabil, maka sebaiknya menggunakan covered call writing strategy, jika saham
cenderung mengalami penurunan, maka sebaiknya menggunakan protective put buying strategy.
Kata Kunci : derivatif; kontrak opsi; covered call; protective put; black scholes

17

Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer


Atika et., al.

Vol. 10, No. 1, April 2018

PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan salah satu alternatif sumber
pembiayaan dan wahana investasi menjadi salah satu
indikator ekonomi Indonesia. Perkembangan pasar
modal Indonesia mengalami peningkatan kualitas
maupun kuantitas. Faktor yang turut menentukan
dalam pengembangan pasar modal adalah tersedianya
instrumen investasi yang lebih variatif. Jenis-jenis
instrumen investasi yang tersedia di pasar modal
Indonesia saat ini adalah saham, obligasi, warran, bukti
right, future¸ maupun reksadana. Disamping itu, untuk
semakin menarik minat pemodal, instrumen investasi
yang tersedia lebih divariasi, salah satunya dengan
mengembangkan produk-produk derivatif.
Investasi tidak lepas dari adanya risiko. Investasi

dengan tingkat pengembalian yang tinggi juga akan
mendapatkan risiko yang tinggi. Risiko adalah tingkat
potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil
investasi yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan,
oleh karenanya para investor tersebut juga menjadi
semakin peduli dengan risiko-risiko yang muncul dalam
penanaman modalnya (Fahmi, 2012).
Risiko yang sering muncul dalam investasi adalah
pengurangan nilai investasi saham. Risiko pengurangan
nilai investasi saham dapat terjadi karena adanya
pergerakan nilai saham yang tidak menentu. Pergerakan
Indeks Harga Saham Gabungan tahun 2011-2015
ditunjukkan pada Gambar 1.

(sumber: www.bareksa.com)
Gambar 1. Pergerakan IHSG Tahun 2011-2015

Gambar 1 menggambarkan risiko penurunan nilai
investasi saham pada tahun 2011-2015. Dari gambar
tersebut, terlihat bahwa terjadi fluktuasi terhadap harga

saham dari tahun 2011-2015. Penurunan yang tajam
terjadi sekitar bulan september 2011 dengan return
-12%. Tahun berikutnya, yaitu bulan januari 2012
terjadi kenaikan sampai bulan april 2012. Penurunan
terjadi lagi di bulan Mei 2012 dengan return 0%. Bulan
September 2012 sampai awal tahun 2013, harga saham
relatif mengalami kenaikan. Bulan Mei 2013 sampai

dengan bulan september, terjadi penurunan yang cukup
signifikan dengan return mencapai 0%. Pada bulan
Januari 2014 kembali terjadi penurunan dengan tingkat
return sekitar 10%. Bulan berikutnya harga saham
relatif terjadi kenaikan hingga bulan April. Pada bulan
April sampai di titik dimana return mencapai 50%.
Bulan Mei sampai dengan September relatif terjadi
penurunan harga saham.
Investor selalu meminimalisasi berbagai risiko yang
timbul, baik risiko yang bersifat jangka panjang maupun
risiko yang bersifat jangka pendek. Salah satu upaya
untuk mengurangi risiko berkaitan dengan pengurangan

nilai investasi saham yaitu dengan memanfaatkan
produk-produk derivatif, seperti opsi. Dengan adanya
opsi, investor dapat melindungi portofolio terhadap
risiko penurunan harga pasar agar bisa memperoleh
keuntungan yang lebih besar atau meminimalkan
kerugian yang harus dihadapi (Hermuningsih, 2012).
Menurut Tandelilin (2010: 424) kontrak opsi saham
terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan dalam
penilaian kontrak opsi. Pertama, naked strategy yaitu
memilih salah satu posisi dari empat posisi yang
bisa diambil pembeli call, penjual call, pembeli put,
atau penjual put. Strategi naked tidak melakukan
tindakan yang berlawanan atau mengambil posisi lain
untuk mengurangi kerugian. Kedua, hedge strategy
yaitu investor selain mengambil satu posisi dalam
perdagangan opsi, ia juga mengambil posisi yang lain
dalam perdagangan saham yang dijadikan patokan
dalam opsi tersebut. Terdapat dua jenis hedge strategy,
yaitu covered call writing strategy dan protective put
buying strategy. Ketiga, straddle strategy dilakukan

dengan cara membeli atau menjual, baik berupa call
option maupun put option yang mempunyai patokan
saham, expiration date, dan strike price yang sama.
Terdapat dua jenis straddle strategy, yaitu long straddle
dan short straddle. Keempat, combination strategy yaitu
mengkombinasikan call dan put option dengan patokan
saham yang sama, tetapi strike price dan expiration date
berbeda. Kelima, spread strategy yaitu membeli satu seri
dalam suatu jenis option dan secara simultan menjual
seri lain dalam kelas option yang sama. Terdapat empat
jenis spread, yaitu spread horizontal (spread waktu),
spread vertical (spread harga), bull spread, dan bearish
spread.
Penelitian sebelumnya terkait kontrak opsi saham,
telah dilakukan oleh beberapa pihak. Penelitian yang
dilakukan oleh Dewobroto, et. al. (2010) tentang
strategi terbaik dalam hedging saham yang tercatat
dalam Dow Jones Industrial Average (DJIA) Index.
Strategi yang diteliti yaitu covered call, protective
put, dan collar. Penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa strategi covered call merupakan strategi yang
paling menguntungkan, dimana tingkat risikonya lebih
rendah dibandingkan dengan strategi protective put.

Imbal Hasil Kontrak Opsi Menggunakan ...

Namun demikian, tingkat pengembalian dari strategi
protective put merupakan yang tertinggi dari ketiga
strategi tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Dash (2014)
membandingkan strategi terbaik antara protective-put
dan covered calls. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu
secara keseluruhan, protective put menghasilkan imbal
hasil yang lebih baik dari covered calls. Dalam analisis
yang lebih lanjut, strategi protective put akan optimal
ketika saham yang distribusi pengembaliannya memiliki
nilai rata-rata relatif lebih tinggi dan standar deviasi
yang lebih rendah. Strategi covered calls akan optimal
ketika saham yang distribusi pengembaliannya memiliki
rata-rata relatif lebih rendah dan standar deviasi yang

lebih tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Adam dan Maurer
(1999) yang mempelajari risiko, imbal hasil, dan
profil dari beberapa strategi opsi saham. Penelitian
ini menghasilkan kesimpulan yaitu bahwa di pasar
keuangan yang efisien tidak ada strategi yang optimal
untuk semua investor.
Penelitian yang dilakukan oleh El-Hassan, Hall,
dan Kobarg (2004) menyimpulkan bahwa covered call
strategies mengakibatkan laba rata-rata meningkat,
standar deviasi yang lebih rendah, skewness lebih
negatif dan risiko yang peningkatannya disesuaikan
untuk portofolio yang seimbang.
Penelitian yang dilakukan oleh Sarmiadi dan
Trinanto (2007) menyimpulkan bahwa terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi opsi call dan opsi
put, yaitu harga saham, harga exercise, tingkat bunga,
jangka waktu jatuh tempo, dan volatility harga saham.
Penentuan nilai opsi bisa dilakukan menggunakan
model binomial (BPOM) atau rumus black scholes.

Penelitian yang dilakukan oleh Guestyana dan Dewi
(2014) menyimpulkan bahwa metode black scholes
lebih akurat dibandingkan dengan metode monte carlo
simulation.
Penulis akan menganalisis imbal hasil kontrak
opsi dengan strategi covered call dan protective put,
karena merupakan strategi dasar yang bertujuan untuk
memproteksi investasi dari kerugian baik dari segi
saham maupun option. Strategi tersebut juga digunakan
untuk mengimbangi setiap pergerakan harga yang tidak
diinginkan melalui perolehan keuntungan dari posisi
lainnya (Sutedi, 2012). Penulis tertarik untuk meneliti
lebih dalam instrumen derivatif, yaitu kontrak opsi
saham. Penelitian ini akan menganalisis imbal hasil
simulasi kontrak opsi dalam jangka waktu 1, 2, dan
3 bulan pada tahun 2015, karena menurut data yang
diperoleh dari BEI, jangka waktu kontrak opsi yang
ada di Indonesia maksimal 3 bulan.
Tujuan penelitian ini yaitu: (a) Untuk mengetahui
imbal hasil investasi pada kontrak opsi saham

menggunakan covered call writing strategy dengan
masa berlaku 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan pada tahun
2015; (b) Untuk mengetahui imbal hasil investasi pada

18

kontrak opsi saham menggunakan protective put buying
strategy dengan masa berlaku 1 bulan, 2 bulan, dan 3
bulan pada tahun 2015; (c) Untuk mengetahui strategi
terbaik pada kontrak opsi saham, yaitu antara covered
call writing strategy dan protective put buying strategy
dengan masa berlaku 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan pada
tahun 2015.
Penelitian ini akan membahas mengenai imbal hasil
kontrak opsi saham menggunakan strategi covered
call dan strategi protective put dengan metode black
scholes. Kontrak opsi berawal dari adanya investasi.
Menurut Tandelilin (2010:1), investasi dapat diartikan
sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana
pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan

di masa datang. Beberapa investasi berkaitan dengan
aset finansial seperti deposito, saham, obligasi, dan
surat berharga lainnya.
Investasi sangat erat dengan adanya risiko. Risiko
tersebut dapat memungkinkan investor mengalami
kerugian atas investasi yang dilakukan. Hasil investasi
terkadang tidak sesuai dengan harapan investor. Risiko
tersebut dapat diantisipasi dengan adanya instumen
derivatif. Menurut Sutedi (2012:2), derivatif secara
umum dapat didefinisikan sebagai instrumen keuangan
yang nilainya diturunkan atau didasarkan pada nilai dari
aktiva, instrumen, atau komoditas yang lain.
Jenis derivatif yang fungsinya mengurangi
risiko pengurangan nilai yaitu opsi. Investor dapat
menggunakan opsi untuk melindungi portofolio
terhadap risiko penurunan nilai agar bisa memperoleh
keuntungan yang lebih besar atau meminimalkan
kerugian yang harus dihadapi. Menurut Sutedi (2012:47)
pada dasarnya kontrak opsi adalah suatu opsi (suatu
hak, dan bukan kewajiban) untuk menjual (put) atau
membeli (call) suatu benda berwujud (tangible assets)
ataupun benda tak bergerak (intangible assets) yang
diberikan dengan imbalan tertentu umumnya dalam
bentuk pembayaran premi. Dalam pelaksanaan kontrak
opsi, akan ditentukan nilai/harga opsi tersebut dengan
menggunakan perhitungan black scholes, berdasarkan
nilai pada harga saham perusahaan.
Investor dapat menggunakan strategi perdagangan
hedge, yang terdiri dari covered call writing strategy
dan protective put buying strategy. Strategi tersebut
digunakan untuk mengimbangi setiap pergerakan harga
yang tidak diinginkan melalui perolehan keuntungan
dari posisi lainnya. Penentuan imbal hasil dari kontrak
opsi yaitu dengan menggunakan strategi tersebut.
Kontrak opsi dilakukan dalam jangka waktu
maksimal 3 (tiga) bulan. Penelitian ini akan
membandingkan dari jangka waktu 1 (satu) bulan,
2 (dua) bulan, dan 3 (tiga) bulan. Dari ketiga jangka
waktu tersebut akan diketahui jangka waktu yang paling
baik ketika melakukan kontrak opsi saham. Semakin
lama waktu kontrak opsi dilakukan, tingkat risiko yang
akan dihadapi juga semakin tinggi. Bagan kerangka
pemikiran ditunjukkan pada Gambar 2.

Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer

19

Atika et., al.

Vol. 10, No. 1, April 2018

METODE
Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi
harga call option, harga put option, dan imbal hasil.
Operasionalisasi variabel ditunjukkan pada Tabel 1.
Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan yang
sahamnya tergolong dalam saham blue chip yaitu
sejumlah 45 perusahaan.
Teknik pengambilan sampel yaitu sampling
purposive dengan kriteria yaitu saham perusahaan yang
telah tercatat menjadi saham induk untuk perdagangan
kontrak opsi saham di BEI (Tabel 2).
Tabel 2. Kriteria Sampel Penelitian
Jumlah
Perusahaan

Kriteria
Saham perusahaan tergolong blue chip 2016

45

Saham tidak tercatat menjadi saham induk

(40)

Saham yang memenuhi kriteria dan menjadi
sampel penelitian

5

Saham perusahaan yang memenuhi kriteria
ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Sampel Penelitian
No

Nama Perusahaan

Jenis Saham

1

PT Astra International Tbk

ASII

2

PT Bank Central Asia Tbk

BBCA

3

PT Indofood Sukses Makmur Tbk

INDF

4

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

TLKM

5
PT HM Sampoerna Tbk
Sumber: www.pasarmodalpedia.com, 2015

HMSP

Data sampel sejumlah 360 dengan penjabaran
ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Data Sampel Penelitian
Metode

Jangka
waktu

Perhitungan

Covered Protective
Call
Put

1 bulan

12 titik sampel x 5 sampel
perusahaan

60

60

2 bulan

12 titik sampel x 5 sampel
perusahaan

60

60

3 bulan

12 titik sampel x 5 sampel
perusahaan

60

60

180

180

Jumlah data
Jumlah data sampel

opsi dimana semakin lama jangka waktu kontrak opsi
maka harga premi juga semakin besar. Dari hasil
tersebut, diketahui bahwa besarnya harga premi dengan
jangka waktu 2 bulan bukan berarti kelipatan 2 dari
harga premi dengan jangka waktu 1 bulan. Sama halnya
dengan harga premi dengan jatuh tempo 3 bulan,
bukan berarti kelipatan 3 dari harga premi dengan
jangka waktu 1 bulan. Sama halnya dengan harga opsi
put, menunjukkan bahwa nilai premi put mengalami
perbedaan antara jatuh tempo 1, 2, dan 3 bulan. Akan
tetapi, semakin lama waktu jatuh tempo kontak opsi,
premi put semakin menurun.
Hasil statistik deskriptif setiap variabel operasional
ditunjukkan pada Tabel 5 dan 6. Kelima harga saham
mengalami kerugian menggunakan strategi covered call
writing dengan jatuh tempo 1 bulan, 2 bulan, maupun
3 bulan. Imbal hasil yang terjadi tersebut disebabkan
oleh selisih harga yang tidak bisa tertutupi oleh premi
yang diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan strategi covered call writing tidak tepat
digunakan karena dari kelima jenis saham tersebut
mengalami kerugian.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, kelima saham
mengalami imbal hasil keuntungan menggunakan
strategi protective put buying dengan jatuh tempo 1
bulan, 2 bulan, dan 3 bulan. Meskipun di awal investor
telah membayar premi, akan tetapi keuntungan yang
diterima ketika investor mengeksekusi nilainya lebih
tinggi dari premi yang dibayarkan, sehingga investor
tetap mengalami keuntungan.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat dilihat
bahwa strategi covered call writing lebih baik digunakan
pada saat harga saham cenderung mengalami penurunan.
Dari kelima saham tersebut diketahui bahwa imbal hasil
dalam strategi covered call writing mengalami kerugian.
Berbeda dengan strategi covered call writing, strategi
protective put buying memberikan imbal hasil yang
positif atau menguntungkan.
Dari analisis tersebut diketahui bahwa strategi
protective put buying lebih baik digunakan saat ini
dari pada strategi covered call writing. Hal ini terlihat
dari imbal hasil yang terjadi dimana strategi protective
put buying memberikan keuntungan sedangkan strategi
covered call writing memberikan kerugian.
Pada strategi protective put buying yang paling
menguntungkan dalam jangka waktu 1 bulan yaitu
HMSP dengan rata-rata keuntungan 1.206,7973. Untuk
jangka waktu 2 bulan yaitu HMSP dengan rata-rata
keuntungan 544,6065. Sedangkan untuk jangka waktu 3
bulan yaitu ASII dengan rata-rata keuntungan 435,2837.

360

KESIMPULAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil perhitungan terlihat bahwa harga opsi call
dengan jangka waktu yang lebih lama akan lebih besar
nilainya. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik

Imbal hasil kontrak opsi menggunakan metode
covered call writing strategy dengan jatuh tempo 1
bulan, 2 bulan, dan 3 bulan mengalami kerugian yang
terjadi karena harga saham yang cenderung mengalami

Imbal Hasil Kontrak Opsi Menggunakan ...

penurunan saat jatuh tempo kontrak opsi, sehingga
harapan tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
Selain itu, premi yang diterima di awal kontrak tidak
bisa menutupi selisih harga yang terjadi saat kontrak
opsi dieksekusi pembeli opsi.
Imbal hasil kontrak opsi menggunakan metode
protective put buying strategy dengan jatuh tempo 1
bulan, 2 bulan, dan 3 bulan mengalami keuntungan,
yang terjadi karena harga saham cenderung mengalami
penurunan saat jatuh tempo kontrak opsi, sehingga
harapan sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
Imbal hasil kontrak opsi menggunakan covered
call writing strategy dan protective put buying strategy
dengan jatuh tempo 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan
mengalami hasil yang berbeda. Strategi yang lebih
baik digunakan saat ini yaitu protective put buying
strategy, karena memberikan keuntungan. Pada covered
call writing strategy, akan menguntungkan bila harga
saham bergerak netral. Pada protective put buying
strategy, akan menguntungkan bila harga cenderung
mengalami penurunan.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, M. and Maurer, R., 1999. An Empirical Test of
Risk-Adjusted Performance of Call Option Writing
and Put Option Buying Hedge-Strategies (No. 9915). Sonderforschungsbereich 504, Universität
Mannheim & Sonderforschungsbereich 504,
University of Mannheim.
Bareksa. 2015. Chart of the Day: 5 Tahun Terakhir
Kinerja Kumpulan Saham Syariah Dibawah
IHSG [online]. Tersedia: http://www.bareksa.
com/id/text/2015/12/18/chart-of-the-day-5-tahunterakhir-kinerja-kumpulan-saham-syariah-dibawahihsg/12224/news [10 Oktober 2016)

20

Bursa Efek Indonesia. 2010. Derivatif. [online].
Tersedia: http://www.idx.co.id/idid/beranda/
produkdanlayanan/derivatif.aspx [7 Oktober
2016]
Bursa Efek Indonesia. 2016. Saham Blue Chip
2016 [online]. Tersedia: http://k.bei5000.com/
sahambluechip2016/ [22 November 2016]
Dash, Mihir. 2014. A Comparison of ITM and OTM
Protective-Puts and Covered-Calls. Asian Journal
of Finance & Accounting Vol 6: 126-137.
Dewobroto, D., Febrian, E., Herwany, A., dan Brahmana,
R. K. 2010. The Best Stock Hedging Among Option
Strategies. Research Journal of Applied Sciences
5 (6): 397-403.
El-Hassan, N., Hall, T., dan Kobarg, Jan-Paul. 2004.
Risk and Return of Covered Call Strategies for
Balanced Funds: Australian Evidence. Retrieved
fromSchool of Finance and Economics University
of Technology, Sydney.
Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Pasar Modal. Bandung:
Alfabeta
Gustyana, T. T. dan Dewi, A. S. 2014. Analisis
Perbandingan Keakuratan Harga Call Option
Dengan Menggunakan Metode Monte Carlo
Simulation dan Metode Black Scholes pada Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG). Jurnal Manajemen
Indonesia vol 14: 259-268.
Hermuningsih. 2012. Pengantar Pasar Modal Indonesia.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Sarmiadi dan Trinanto, Novirwan. 2007. Option
Contract: Alternatif Investasi Pada Pasar Modal.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis vol 2: 182-199.
Sutedi, Adrian. 2012. Produk-produk Derivatif dan
Aspek Hukumnya. Bandung: Alfabeta
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi
Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius

LAMPIRAN
Tabel 1. Operasional Variabel
Variabel Terukur

Konsep Variabel

Indikator

Skala

Harga call option

Harga yang dibayarkan oleh pembeli opsi kepada Harga premi call option
penjual opsi call (Sutedi, 2012:275)
C = S N (d1) – X (e)-(r)T N (d2)

Rasio

Harga put option

Harga yang dibayarkan oleh pembeli opsi kepada Harga premi put option
penjual opsi put (Sutedi, 2012:275)
p=X (e)-(r)T N (-d2) - S N (-d1)

Rasio

Imbal hasil (Return) adalah keuntungan yang Imbal hasil covered call
diperoleh oleh perusahaan, individu, dan institusi
Imbal hasil = c + Ep - Sp
dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya Imbal hasil protective put
(Fahmi, 2012:184)
Imbal hasil = Sp - Ep - p

Rasio

Imbal hasil

Tabel 5. Imbal Hasil Covered Call Writing Strategy
Jangka Waktu

ASII

BBCA

INDF

TLKM

HMSP

1 bulan

(70,2411)

(216,8787)

(34,8345)

(21,8793)

(3.078,6570)

2 bulan

(224,3823)

(238,8037)

(48,0480)

(80,3377)

(4.794,6901)

3 bulan

(149,2267)

(91,4630)

(63,6639)

(122,0591)

(7.791,5612)

21

Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer

Atika et., al.

Vol. 10, No. 1, April 2018

Tabel 6. Imbal Hasil Protective put buying strategy
Jangka Waktu

ASII

BBCA

INDF

TLKM

HMSP

1 bulan

240,8649

305,5261

266,9787

40,8751

1.206,7973

2 bulan

417,4412

392,6538

426,7340

47,3851

544,6065

3 bulan

435,2837

416,2415

417,6724

55,3932

93,5755

Investasi

Derivatif

Kontrak opsi saham

Nilai opsi - black scholes

Imbal hasil

Covered call writing

1 bulan

2 bulan

Protective put buying

3 bulan

1 bulan

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

2 bulan

3 bulan