PERAN KOPERASI MAHASISWA DALAM MENEGAKKA
PERAN KOPERASI MAHASISWA DALAM MENEGAKKAN KEMBALI
KOPERASI INDONESIA SEBAGAI SOKO GURU PEREKONOMIAN
INDONESIA MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015
Karya tulis ilmiah
Oleh :
MUHAMAD FIRMANSYAH
KOPERASI KESEJAHTERAAN MAHASISWA
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2014
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh puji syukur saya
ucapkan kepada Allah swt dan tidak lupa salawat serta salam semoga selalu
terucap kepada nabi kita Muhammad saw. Alhamdulillah karya tulis ilmiah yang
dibuat untuk keikutsertaan lomba karya tulis ilmiah jambore koperasi pemuda
dalam rangka memperingati Semarak Hari Koperasi (HARKOP) ke-67 Tingkat
Provinsi Banten dan Kabupaten Serang Tahun
2104 dengan judul “Peran
Koperasi Mahasiswa Dalam Menegakkan Kembali Koperasi Indonesia Sebagai
Soko Guru Perekonomian Indonesia Menghadapi ASEAN Economic Community
2015.” Penulis dapat menyusun secara maksimal walaupun dengan kendala waktu
yang terbatas. Namun itu semua tidak menjadi kendala yang berarti sebab
koperasi menjadi kekuatan bagi penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.
Tidak lupa penulis ingin berterima kasih kepada penerbit jurnal-jurnal
ilmiah yang sangat membantu dalam penulisan karya tulis ilmiah ini dan juga
pembina serta rekan-rekan dari Kokesma Untirta. Penulis berharap semoga tulisan
ini dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya para pengerak koperasi. Penulis
juga menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah ini pasti ada kekurangan
maupun kesalahan oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis terima dengan
senang hati demi kemajuan penulis kedepannya. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Serang, 31 Agustus 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 4
1.2 Tujuan dan Manfaat............................................................................... 4
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA................................................................................... 6
2.1 Pembangunan Koperasi Indonesia Dimasa Lalu................................... 6
2.2 Koperasi sebagai Soko Guru Perekonomian Indonesia........................ 9
2.3 Peran Koperasi mahasiswa.................................................................. 10
2.4 ASEAN Economic Community 2015................................................. 11
BAB III METODOLOGI PENULISAN............................................................... 17
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................... 18
4.1 Arah baru kebijakan koperasi Indonesia............................................. 18
4.2 Peran Mahasiswa pada tatanan ekonomi global.................................. 19
4.3 peluang dan Tantangan ASEAN Economic Community 2015............. 20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 30
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 30
5.2 Saran.................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 32
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................. 33
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi tidak hanya berada di Indonesia, namun koperasi berada dan tumbuh juga di
negara-negara lain, termasuk di negara-negara maju. Menurut Kadin-Indonesia (2010)
kebaradaan koperasi di negara-negara maju, seperti di Eropa dan Amerika Serikat, dapat
bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar yang notabene bukanlah koperasi, jauh berbeda
dengan kondisi Koperasi di Indonesia. Menerut Deputi Bidang Perniagaan dan
Kewirausahaan Kemenko Perekonomian menjelaskan, jumlah koperasi yang ada saat ini
mencapai angka 200 ribu unit, dengan jumlah anggota hingga 35 juta orang. Dari jumlah
tersebut, kontribusi Koperasi baru mencapai 2% Produk Domestik Bruto, sedangkan 78%
disumbangkan oleh swasta ataupun asing dan 20% sisnya disumbangkan oleh BUMN. Ini
sangat ironi sekali padahal koperasi yang seharusnya menjadi soko guru perekonomian
Indonesia bisa lebih dapat berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia. Padahal menurut
pasal 33 UUD 1945, koperasi ditetapkan sebagai badan usaha yang sesuai dalam tata ekonomi
kita berlandaskan demokrasi ekonomi. Oleh karena itu seyogyanya koperasi perlu dipahami
secara lebih luas yaitu sebagai suatu kelembagaan yang mengatur tata ekonomi kita
berlandaskan jiwa dan semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Jiwa dan semangat
kebersamaan serta kekeluargaan itulah yang perlu ditempatkan sebagai titik sentral dalam
memahami pasal 33 UUD 1945 beserta penjelasannya secara lebih luas dan mendasar.
Namun, perkembangan koperasi di Indonesia masih sangat kurang dimana kuantitas yang
semakin tahun semakin meningkat tidak diiringi oleh perkembangan kualitas yang dimiliki
oleh koperasi-koperasi di Indonesia, bahkan untuk bersaing dalam negeri sendiri, apalagi
1
menghadapi ekonomi global, padahal tahun 2015 akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community.Hal yang paling mendasar adalah
pendidikan tentang perkoperasian, banyak koperasi di Indonesia berdiri tetapi pengurusnya
tidak mengerti hakikat dari koperasi itu sendiri, disinilah dibutuhkan kaum muda dan
intelektual yang dimana memiliki peran strategis dalam pembangunan koperasi pada tatanan
era ekonomi global.
Mahasiswa merupakan golongan dari kaum muda dan terdidik dan sebab itu mahasiswa
mempunyai peran strategis dalam menegakan koperasi Indonesia sebagai soko guru
perekonomian Indonesia yang diharapkan koperasi Indonesia nantinya dapat bersaing di
tatanan ekonomi global. Mahasiswa sebagai kaum intelektual memiliki peran yang sangat
penting dalam kehidupan berbangsa. Yang pertama Sebagai Agent Of Change, mahasiswa
sebagai agen perubahan dituntut bersifat kritis dan diperlukan implementasi yang nyata.
Peranan Mahasiswa yang kedua adalah sebagai Control Sosial, Mahasiswa sebagai penengah
antara Pemerintah dan masyarakat, disinilah peranan mahasiswa sebagai pengontrol. Peran
Mahasiswa yang ketiga adalah Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia –
manusia tangguh yang memilik kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat
menggantikan generasi – generasi sebelumnya. Dari ketiga peran itulah mahasiwa diharapkan
dapat membagun koperasi Indonesia pada tatanan era ekonomi global khususnya pada
ASEAN Economic Community 2015 yang akan diberlakukan.
Perkembangan ASEAN memasuki babak baru dengan diadopsinya Visi ASEAN 2020 di
Kuala Lumpur tahun 1997 yang mencita-citakan ASEAN sebagai Komunitas negara-negara
Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil, sejahtera, saling perduli, diikat bersama dalam
kemitraan yang dinamis di tahun 2020. Komunitas ASEAN terdiri dari tiga pilar yang
2
termasuk di dalamnya kerjasama di bidang ekonomi, yaitu: Komonitas Keamanan ASEAN (
ASEAN Security Comunity/ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic
Community/AEC) dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Sosio-Cultural
Community/ASCC).Pencapaian Komunitas ASEAN semakin kuat dengan ditandatanganinya
”Cebu Declaration on the Estabilishment of an ASEAN Community by 2015” oleh para
pemumpin ASEAN pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu Filiphina, 13 Januari 2007. Dengan
ditandatanganinya
deklarasi
ini, para pemimpin ASEAN
menyepakati
percepatan
pembentukan Komunitas ASEAN/ASEAN Community dari tahun 2020 menjadi 2015. Seperti
yang telah disebutkan di atas, bahwa AEC adalah merupakan salah satu dari tiga pilar utama
dalam ASEAN Community2015, yang ingin membentuk integrasi ekonomi di kawasan
ASEAN Tenggara. AEC memiliki lima plar utama, yakni:
1. Aliran bebas barang (free flow of goods),
2. Aliran bebas jasa (free flow of sevice),
3. Aliran bebas investasi (free flof of investment),
4. Aliran bebas tenaga kerja terampil (free flow of skilled labour),dan
5. Alian bebas modal (free flow of cap)
Secara umum AEC memiliki 12 sektor prioritas, yakni: produk-produk berbasis pertanian,
otomotif, elektronik, perikanan, poduk berbasis karet, tekstil dan pakaian, produk berbasis
kayu, perjalanan udara, e-ASEAN, kesehatan, pariwisata, dan logistik. Inilah sector-sektor
yang paling diminati, anggota ASEAN, dan menjadi ajang mereka untuk bersaing satu sama
lain. Oleh karena itu dalam hal ini mahasiswa yang notabene kalangan muda dan intelektual
memiliki peran sebagai garda terdepan dalam menegakan koperasi sebagai soko guru
perekonomian Indonesia menuju tatanan ekonomi global.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan UUD 1945 dan UU No 25 Tahun 1992, dimana koperasi merupakan salah
satu pilar ekonomi negara indonesia selain BUMN dan BUMS. Oleh karena itu hendaknya
koperasi dapat bersaing dengan BUMN dan BUMS dan tidak hanya itu koperasi Indonesia
juga harus mampu bersaing di tatanan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic
Community dan mahasiswa yang merupakan pemuda dan kaum intelektual mampu berperan
aktif dalam perkembangan Koperasi di Indonesia
Berdasarkan hal tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Dimanakah letak kesalahan dalam pembangunan koperasi di Indonesia?
2. Bagaimana peran koperasi mahasiswa dalam pembangunan Koperasi sebagai soko
guru perekonomian Indonesia menuju ASEAN Economic Community 2015?
3. Apakah tantangan dan peluang koperasi Indonesia di ASEAN Economic Community
2015?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan ini antara lain ;
1. Menciptakan arah baru kebijakan pembagunan koperasi Indonesia sebagai soko guru
perekonomian indonesia
2. Koperasi mahasiswa dapat berperan aktif dalam pembangunan koperasi Indonesia
sebagai soko guru perekonomian Indonesia menuju ASEAN Economic Community
2015
4
3. Mahasiswa dapat membaca peluang dan tantangan koperasi Indonesia dalam ASEAN
Economic Community 2015.
Adapun manfaat dengan diterapkannya tujuan di atas, tulisan ini diharapkan dapat
memberikan manfaat, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis. Adapun manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis.
a. Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang perkoperasian.
2. Manfaat praktis.
b. Memberikan masukan dalam model pengabdian masyarakat kepada koperasi mahasiswa
terkait pengembangan koperasi dalam mewujudkan masyarakat sejahtera serta pemerintah
sebagai pembuat kebijakan.
5
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pembangunan Koperasi Indonesia dimasa lalu
Tabel 1 Kesalahan konsep pembangunan koperasi Indonesia
No
1
Konsep pembangunan
Koperasi adalah perkumpulan orang
yang otonom, yang merupakan suatu
jalan untuk bekerjasama untuk
menolong diri sendiri.
Kesalahan konsep pembanguna
Koperasi adalah perkumpulan orang
sebagai alat untuk menolong orang
yang membutuhkan atau untuk
mengimplementasikan
program
pembangunan
2
Koperasi mengandalkan kekuatan Pengembagan
koperasi
harus
pada motivasi untuk kepentingan didorong melalui pemberian insentif
individu dan kelompok.
antara lain berupa subsidi, kredit
lunak dan lain-lain.
3
Kerja sama berarti komitmen bersama
untuk memanfaatkan sumber-sumber
potensi yang dimiliki oleh anggotanya
sendiri. Manajemen haruslah berada
dibawah tanggung jawab anggota.
Koperasi
dikembangkan
lewat
transfer sumber-sumber potensi dari
luar baik dalam arti modal dan
manajemen, sampai suatu saat
anggota dapat mengambil alih.
4
Keanggotaan yang bersifat sukarela
dimotivasi oleh kepentingan sendiri,
kepuasan pemenuhan kebutuhan dan
perolehan manfaat yang kasat mata
dan yang tidak, dari menjadi anggota.
Orang bergabung menjadi anggota
karena tidak ada alternatif atau
cenderung merupakan kewajiban.
Alasan lain karena adanya bantuanbantuan, fasilitas-fasilitas ataupun
kemudahan-kemudahan.
5
Pengembangan koperasi merupakan
proses belajar yang kecepatannya
tergantung
kemampuan
anggota
sendiri. Termasuk dalam hal ini
belajar dari kesalahan sendiri.
Pengembangan
koperasi
dapat
dirancang kecepatannya oleh para
perancang, dengan harapan anggota
akan belajar dari cara bekerja
kalangan profesional yang berasal
dari luar.
6
Untuk
menjadi
anggota
koperasi Harus dibuat mudah untuk menjadi
6
adalah merupakan suatu keputusan
yang penting dan harus dipikirkan
dengan sungguh-sungguh. Anggota
harus bertanggungjawab atas peran
aktifnya sebagai pemilik, pengendali
dan pengguna.
anggota supaya dapat menjangkau
banyak orang. Keanggotaannya lebih
bersifat simbolik, asal tercatat secara
administratif sesuai juklak dan tidak
ada tuntunan untuk terlihat secara
aktif.
7
Pemupukan modal mengutamakan Modal pada awalnya dipupuk
sumber dari kontribusi anggota dan darisumber dari
luar, karena
dari cadangan.
ketidakmampuan anggota untuk
memberikan
kontribusi
secara
berarti.
8
Rapat Anggota adalahmerupakan Karena
ketidaktahuan
dan
pemegang kekuasaan tertinggi.
ketidakmampuan mengorganisasikan
gelar rapat anggota, disamping dapat
menganggu jalannya perusahaan,
maka aturan rapat anggota hanyalah
sebagai formalitas
9
Kemampuan
dan
keterampilan
anggota
ditingkatkan
melalui
pendidikan dan pelatiahan yang
diprogram secara berkelanjutan.
Kurangnya
kemampuan
dan
keterampilan
dan
keterampilan
anggot, dipilih dengan pengangkatan
tenaga staf dari luar
10
Pengurus dan manajer haruslah
memfokuskan kepada bagaimana
mempromosikan
kepentingan
anggota.
Walaupun
dipahami
keberhasilan
bisnis
merupakan
prakondisi untuk mempromosikan
anggota.
Manajer profesioanl memfokus
kepada
keberhasilan
bisnis,
perluasan pasar, pertumbuhan dan
tujuan-tujuan pembangunan nasional.
Sementara kepentingan anggota
cenderung
kurang
mendapat
perhatian
11
Kelangsunagn jalannya
koperasi
haruslan berada dalam kontrol
anggota, diperkuat dengan audit dari
tenaga profesional dari luar yang
dibayar.
Koperasi lebih dikontrol oleh pihak
luar terutama demi keselamatan
pengunaan dana-dana bantuan yang
berasal dari pihak luar.
12
Sisa hasil usaha (surplus yang
diperoleh adalah sepenuhnya milik
anggot. Terserah sepenuhnya pada
anggotauntuk digunakan apa surplus
tersebut antara lain untuk investasi,
Sisa hasil usaha (surplus) yang dapat
dari hak-hak menangani bisnis yang
dilindungi pemerintah digunakan
untuk mendanai
proyek-proyek
pembangunan.
7
menambah cadangan atau dibagikan
kepada anggota sesuai besar kecilnya
jasa anggota
13
Peran pengembangan anggota adalah
untuk
mendorong
sejak
awal
kemampuan untuk mandiri, untuk
menemukan cara baru memanfaatkan
sumber-sumber yang tersedia untuk
keperluan yang produktif, bertindak
sebagai pihak yang berada diluar.
Pengembangan dan bantuan dari luar
digunakan untuk menggantikan
kekurangmampuan untuk mandiri,
untuk menolong yang kurang mampu
yang tidak dapat mandiri dalam
mengatasi masalah atau untuk
mengimplementasikan
program
pembangunan.
14
Agar lebih efektif pengembangan
memerlukan pengetahuan yang dalam
tentang nilai-nilai koperasi, prinsipprinsip
dan
praktik-praktik,
mekanisme
untuk memampukan
organisasi secara mandiri dan format
lokal dari pemberian bantuan.
Semua
pihak
(perancang,
administrator dan ekonom) dapat
mengerjakan
tugas
sebagai
pengemban
koperasi.
Tidak
diperlukan keahlian-keahlian khusus
untuk ini. Yang penting bagaimana
perusahaan dapat beroperasi secara
efektif dan efisien atau bagaimana
mengimplementasikan
program
pembangunan
15
Kemiskinan
utamanya
karena
kurangnya
kemampuan
untuk
melakukanperubahan, tidak dimiliki
pengetahuan bagaimana menghimpun
sumber-sumber
penawaran
dan
permintaan
dan
permintaan,
kurangnya akses terhadap informasi,
teknologi, barang-barang, jasa-jasa
dan pasar.
Kemiskinan
utamanya
karena
kurangnya
sumber-sumber.
Karenanya alih sumber-sumber akan
merupakan
jalan
mengatasi
kemiskinan
Pada kenyataannya koperasi-koperasi di Indonesia tidak mandiri dan sarat dengan setuhan
pembinaan darin pemerintah dan ini membuat koperasi tidak mampu berkembang secara
mandiri dan tidak kokoh, tumbuh mengakar dibawah, sehingga untuk bersaing di tatanan
global pun seperti ASEAN Economic Community koperasi di Indonesia belum mampu.
8
2.2 Koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia
Koperasi dapat diartikan sebagai perkumpulan orang atau badan usaha yang memiliki
tujuan yang sama yaitu mencapai kesejahteraan ekonomi yang berlandaskan asas
kekeluargaan.
Koperasi
disebut
sebagai
soko
guru
perekonomian
di
Indonesia.
Keberadaannya diharapkan mampu menjadi penopang perekonomian. Sri Edi Swasono
dalam Hendar Kusnadi (2005: 19) menjelaskan alasan koperasi menjadi tulang punggung
perekonomian Indonesia yaitu:
1) koperasi merupakan wadah menampung pesan politik bangsa terjajah yang miskin
ekonominya dan didominasi oleh sistem ekonomi penjajah. Koperasi menyadarkan
kepentingan bersama, menolong diri sendiri secara bersama dalam meningkatkan
kesejahteraan dan kemampuan produktif.
2) Koperasi
adalah
bentuk
usaha
yang tidak
saja
menampung tetapi
juga
mempertahankan serta memperkuat idealitas dan budaya bangsa Indonesia.
Kepribadian bangsa bergotongroyong dan kekolektivan akan tumbuh subur di dalam
koperasi.
3) Koperasi adalah wadah yang tepat untuk membina golongan ekonomi kecil (pribumi).
Kelompok ekonomi kecil adalah masalah makro bukan masalah partial di dalam
kehidupan ekonomi Indonesia, baik secara kualitas maupun kuantitas.
4) Koperasi adalah lembaga ekonomi yang berwatak sosial. Koperasi dapat hidup baik
dalam bangunan usaha swasta seperti PT, CV, Firma, dan lain-lain maupun bangun
usaha Negara (perusahaan Negara), serta di dalam instansi-instansi pemerintah dan
lembaga-lembaga pendidikan.
9
5) Koperasi adalah wahana yang tepat untuk merealisasikan ekonomi Pancasila terutama
karena terpenuhinya tuntutan kebersamaan dan asas kekeluargaan. Dalam keseluruhan
koperasi adalah pusat kemakmuran rakyat.
Melihat penjelasan di atas koperasi dapat dan mampu bersaing baik di Indonesia maupun
tatanan global sehingga terciptanya tatanan masyarakat sejahtera.
2.3 Peran Koperasi Mahasiswa
Koperasi Mahasiswa yang tumbuh sejak lebih dari 20 tahun yang lalu pada awalnya
dimaksudkan untuk memberi wadah bagi mahasiswa untuk belajar berkoperasi secara riil,
tidak hanya membaca dan mempelajari Koperasi dalam bahan kuliah saja. Koperasi
mahasiswa merupakan tempat membentuk kader-kader Koperasi yang sejati. Dengan
kekhasan generasi muda sebagai sosok yang dinamis, kreatif, inovatif, dan idealis, maka
Koperasi mahasiswa dalam pengembangan ekonomi rakyat khususnya perkoperasian dapat
berperan sebagai:
1. Wadah transformasi nilai-nilai Koperasi dalam usaha mensejahterakan anggota dan
kehidupan bangsa.
2. Lembaga pengkaderan yang profesional, ideal, kreatif, dan konstruktif.
3. Lembaga yang memperjuangkan nilai-nilai ekonomi dan merupakan katalisator dalam
iklim kondusif.
4. Lembaga ekonomi yang berwatak sosial bertujuan meningkatkan perekonomian
bangsa dan kesejahteraan anggota.1
1
Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, 2007: 204
10
Dari penjelasan di atas koperasi mahasiswa yang diisi oleh kader-kader muda intelektual
dapat mebangun koperasi Indonesia sebagai soko guru perekonomian Indonesia menuju
tatanan ekonomi global khususnya ASEAN Economic Community 2015.
2.4 ASEAN Economic Community 2015
Penandatanganan Piagam ASEAN beserta cetak birunya AEC adalah merupakan babak
baru dalam kerjasama ASEAN di bidang ekonomi diusianya yang kempat puluh tahun.
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa AEC adalah merupakan salah satu dari tiga pilar
utama dalam ASEAN Community 2015, yang ingin membentuk integrasi ekonomi di kawasan
ASEAN Tenggara. AEC memiliki lima plar utama, yakni: 1. Aliran bebas barang (free flow of
goods), 2. Aliran bebas jasa (free flow of sevice), 3. Aliran bebas investasi (free flof of
investment), 4. Alran bebas tenaga kerja terampil (free flow of skilled labour), dan 5. Alian
bebas modal ( free flow of capital).
11
Gambar 1 ASEAN Economic Community dalam Piagam ASEAN2
PIAGAM ASEAN
ASEAN Economic Community (AEC) 2015
Agenda Strategis
Cetak biru
Pasar tunggal dan
basis produksi
Kawasan Ekonomi
yang berdaya saing
Pertumbuhan
ekonomi yang
merata
Melalui aliran bebas
di :
1. Kebijakan
Ekonomi yang
berdaya saing
2. Perlindungan
konsumenintelectual
proverty rights
3. Pengembanga n
infrastruktur
4. Perpajakan
5. E-Commerce
1. Pengembangan
UKM
2. inisiatif integrasi
1. Pendekatan
koeheren hubungan
ekonomi eksternal.
2. Partisipasi di global
supply network
Kerangka institusi
nasional
Political will dan
implementasi
1.
2.
3.
4.
5.
Barang
Jasa
Investasi
TK Terampil
Modal
1. 12 sektor prioritas
2. Pengembangan
sector
makanan,
pertanian
dan
kehutanan
Penelitian
2
Pengembangan
SDM
Integerasi ke
perekonomian global
Syamsul Arifin. Dkk, opcit, hal 5
12
Secara umum AEC memiliki 12 sektor prioritas, yakni: produk-produk berbasis
pertanian, otomotif, elektronik, perikanan, poduk berbasis karet, tekstil dan pakaian, produk
berbasis kayu, perjalanan udara, e-ASEAN, kesehatan, pariwisata, dan logistik. Inilah sectorsektor yang paling diminati, anggota ASEAN, dan menjadi ajang mereka untuk bersaing satu
sama lain. Gagasannya adalah jika sektor-sektor ini diliberalisasikan secara penuh, sektorsektor ini akan berintegrasi (menyatu) anggota ASEAN akan mengembangkan keunggulan
sektor-sektor ini dengan menarik investasi dan perdagangan di dalam ASEAN (contohnya
dengan saling melakukan outsourching) serta membantu mengembangkan produk-poduk
buatan ASEAN. Selain itu dilakukan pengembangan terhadap sektor prioritas pangan,
pertanian dan kehutanan.
Gambar 2 skema cetak biru aliran bebas barang AEC 2015 3
Cetak biru aliran
bebas barang AEC
2015
Penghapusan
hambatan tarif
Penghapusan
hambatan non-tarif
Fasilitas perdagangan
CEPT
Asesmen terhadap
kesesuaian dengan
standart internasional
Komitmen terhadap
penyesuaian
kebijakan
Peningkatan
transparansi
Kerjasama
kepabeanan
Integrasi sector
prioritas
3
Syamsul Arifin. Dkk, opcit, hal 73
13
Di dalam aliran bebas barang (free flow of goods) sesuai dengan skema AEC
2015 memiliki tiga sector pioritas, yakni hambatan tarif, hambatan non-tarif dan
fasilitas perdagangan. Ketiga sekor prioritas in adalah merupakan instrumen untuk
meliberalisasikan perdagangan dengan berusaha menghilangkan hambatanhambatan di dalam perdagangan internasional. Dalam pengurangan tarif dalam
AEC, skema CEPT akan terus dievaluasi dan dikembangkan menjadi perjanjian
yang kompeherensif dalam rangka mewujudkan aliran bebas barang 2015,
ASEAN melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghapuskan bea masuk bagi semua barang yang tergolong dalam
sensitive list dan hightly sensitive list pada 2010 untuk ASEAN6, dan 2015
untuk CLMV (dengan fleksibilitas hingga 2018 untuk sensitive product),
2. Menghapuskan bea masuk dari barang yang tergolong 12 sekor prioitas
pada 2007 untuk ASEAN6 dan 2012 untuk CLMV,
3. Memindahkan barang yang ada di SL ke IL dan mengurangi tarifnya
menjadi 0-5% pada 1 Januari 2007 (Laos dan Myanmar) dan 1 Januari
2018 (Kamboja).
14
Dalam
pengurangan
hambatan
non-tarif,
ASEAN
berusaha
untuk
mengklaifikasikan kebijakan non-tarif (Non-tarif measureNTM), ASEAN
membentuk suatu database yang dibentuk ASEAN database untuk setiap lini
poduk tingkat HS 8 digit. ASEAN NTM database merupakan kompilasi dari
kebijakan non-tarif yang ada di setiap negara anggota ASEAN yang merupakan
hambatan dalam perdagangan. Klasifikasi NTM didasarkan pada UNCTAD
Cooding Sceme for Trade Control Measure.4
Selain itu, cetak biru AEC 2015 juga dijabarkan mengenai agenda-agenda dan
jadwal strategis untuk mengeliminasi hambatan non-arif, antara lain sebagai
berikut:5
1. Menjalankan komitmen standsill (tidak lebih mundur dari komitmen saat
ini) dan roolback (lebih maju adri saat ini) berlaku efektif,
2. Meningkatkan tansparansi dengan mengikuti Protocol on Notification
Posedure dan memuat surveilence yang efektif Universitas Sumatera
Utara
3. Menghilangkan hambatan non-tarif pada 2020 untuk Brunei, Indonesia,
Malaysia, Singapura, dan Thailand, 2012 untuk Filiphina dan 2015-2018
untuk CLMV.
Dalam fasilitas perdagangan, sektor ini memiliki arti penting dalam
mendukung kelancaran arus pedagangan barang, karena prosedur arus barang
dapat dilakukan dengan lebih sederhana, transparansi dan memenuhi standar
kualifikasi yang diakui secara internasional. Fasilitas perdagangan yang dilakukan
melalui evaluasi terhadap kesesuaian dengan standar internasional dan kerjasama
4
5
Lihat Syamsul .Arifin.dkk, ibid, hal 106
Syamsul .Arifin.dkk , ibid
15
kepabeanan juga penting dalam rangka meningkatkan efisiensi biaya transaksi di
ASEAN sehingga meningkatkan daya saing ekspor produk ASEAN. Evaluasi
terhadap kesesuaian dengan standar internasional dilakukan agar produk ASEAN
dapat diterima dan berdaya saing, baik di pasar domestik maupun global, sesuai
standar mutu, keamanan, kesehatan, dan teknis barang yang diakui secara
internasional. Dalam rangka menyelaraskan standar yang ada dengan standar
internasional, terdapat dua instrumen utama yang terdapat dalam AEC 2015,
yaitu: harmonisasi standar dan Mutual Recognition Arengement (MRA). 6
6
MRA merupakan suatu perjanjian yang akan membantu dunia industri di ASEAN mengurangi
duplikasi dalam pengetesan dan sertifikasi pokok dengan MRA regulator di negara importer akan
dapat mempercayai hasil tes yang dikeluarkan negara eksportir terkait produk yang diekspor
tersebut. Dkutip dari Syamsu .Arifin.dkk, ibid hal 109-110
16
BAB 3
METODE PENULISAN
Metode pembutan karya tulis Ini mengangkat masalah koperasi di Indonesia
khususnya koperasi mhasiswa dalam upaya penegakan koperasi Indonesia sebagai
soko guru perekonomian bangsa yang mampu bersaing baik di negeri sendiri
maupun menghadapi ASEAN Economic Community yang akan diberlakukan per
31 Desember 2015. Setelah dipikirkan masalah yang akan diangkat, penulis
memikirkan bagaimana konsep pembangunan koperasi di Indonesia dan
menjadikan koperasi mahasiswa sebagai garda terdepan menuju koperasi
indonesia pada tatanan global. Dengan mengutip berbagai literatur dari jurnal,
artikel dan sebagainya.
17
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Arah baru kebijakan pembangunan Koperasi Indonesia
Kebijakan pembangunan koperasi indonesia dimasa depan bukanlah
menggunakan pendekatan dari atas kebawah (top down) melainkan menggunakan
pendekatan dari bawah ke atas (bottom up), yang rumusnya adalah sebagai
berikut.
1. Tanggung jawab utama untuk mengembangkan koperasi di masyarakat
agar berkembang secara kokoh, kuat mengakar dari bawah (mandiri),
serta efektif dan efisien adalah terletak di tangan koperasi sendiri. Ini
berarti penggalangan potensi yang similiki oleh kalangan anggotanya
sendiri yang akan dijadikan kekuatan utama untuk mendorong kemajuan
koperasi.
2. Dengan demikian yang dilakukan oleh pemerintah bukanlah campur
tangantetapi juga bukan lepas tangan. Hubungan pemerintah dengan
koperasi, bukanlah pemerintah yang menjadi atasan melainkan hubungan
kemitraan atara dua pihak yang kedudukan setara.
3. Uluran tangan pemerintah diberikan dengan tujuan agar terciptanya iklim
yang kondusif bagi koperasi dan melaksanakan tanggung jawabnya
sendiri untuk mengembangkan dirinya sendiri
secara mandiri.
Selanjutnya bagaimana memberikan fasilitas agar prakarsa dan keputusan
yang diambil koperasi mudah dilaksanakan.
18
4. Pemerintah menjadikan Dekopin sebagai wadah mempersatukan gerakan
koperasi (UU No 25 Tahun 1995), bukan dianggap sebagai rival,
melainkan partner yang dapat diandalkan untuk bekerja sama. Dalam
kaitan ini maka tanggung jawab utama pemerintah adalah memberikan
regulasi, fasilitas, dan perlindungan, sedangkan Dekopin mengemban
tanggun jawab utama untuk melaksanakan advokasi, pembinaan dan
promosi.
5. Sumber-sumber yang tersedia seperti perguruan tinggi dimanfaatkan
untuk keperluan pengembangan koperasi.
4.2 Peran Koperasi Mahasiswa pada tatanan ekonomi global
Koperasi mahasiswa merupakan tempat membentuk kader-kader Koperasi
yang sejati. Dengan kekhasan generasi muda sebagai sosok yang dinamis, kreatif,
inovatif, dan idealis. Koperasi mahasiswa sebagai organisasi yang berbasis
pendidikan / pengkaderan dengan demikian diharapkan koperasi mahasiswa dapat
memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan perekonomian bangsa
terutama pada era ekonomi global. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh
koperasi mahasiswa untuk menjadikan koperasi indonesia menuju ekonomi global
1. Koperasi mahasiswa dijadikan wadah untuk pedidikan dan kaderisasi
kader-kader kopma serta tempat penelitian dan pengkajian perkoperasian
yang hasilnya akan diimplementasikan kepada masyarakat.
2. Koperasi mahasiswa menjadi wadah bagi pemerintah untuk membantu
proses pembangunan koperasi indonesia menuju ekonomi global melalui
19
pedidikan koperasi dan wawasan ekonomi global degan cara pengabdian
kepada masyarakat agar membuka wawasan di masyarakat.
3. Kemampuan intelektual dan komunikasi anggota koperasi mahasiswa
yang diisi oleh kaum terdidik dijadikan wadah penghubung antara
pemerintah dengan masyarakat, masyarakat dengan pemerintah maupun
pemerintah dan masyarakat dengan masyarakat internasional.
4.3 Peluang dan tantangan ASEAN Economic Community 2015
Untuk dapat memainkan peranan dalam AEC, diperlukan persiapan yang
matang dengan memperhatikan peluang yang dimiliki dan tantangan yang
dihadapi serta langkah strategi yang harus disiapkan.
4.3.1 Peluang AEC 2015
Pembentukan AEC akan memberikan peluang bagi negara-negara anggota
ASEAN untuk memperluas cakupan skala ekonomi, mengurangi kemiskinan dan
kesenjangan sosial ekonomi, meningkatkan daya tarik sebagai tujuan bagi investor
dan wisatawan, mengurangi biaya transaksi perdagangan, serta memperbaiki
fasilitas perdagangan dan bisnis. Di samping itu, pembentukan AEC juga akan
memberikan kemudahan dan peningkatan akses pasar intra-ASEAN serta
meningkatkan transparansi dan mempercepat penyesuaian peraturan- peraturan
dan standardisasi domestik.
Beberapa potensi Indonesia untuk merebut persaingan AEC 2015, antara lain:
20
1. Indonesia merupakan pasar potensial yang memiliki luas wilayah dan
jumlah penduduk yang terbesar di kawasan (40% dari total penduduk
ASEAN). Hal ini dapat menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi
yang produktif dan dinamis yang dapat memimpin pasar ASEAN di masa
depan dengan kesempatan penguasaan pasar dan investasi.
2. Indonesia merupakan negara tujuan investor ASEAN. Proporsi investasi
negara ASEAN di Indonesia mencapai 43% atau hampir tiga kali lebih
tinggi dari rata-rata proporsi investasi negara-negara ASEAN di ASEAN
yang hanya sebesar 15%.
3. Indonesia berpeluang menjadi negara pengekspor, dimana nilai ekspor
Indonesia ke intra-ASEAN hanya 18-19% sedangkan ke luar ASEAN
berkisar 80-82% dari total ekspornya, Hal ini berarti peluang untuk
meningkatkan ekspor ke intra-ASEAN masih harus ditingkatkan agar laju
peningkatan ekspor ke intra-ASEAN berimbang dengan laju peningkatan
impor dari intra-ASEAN.
4. Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus
barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN
karena hambatan tarif dan non-tarif sudah tidak ada lagi. Kondisi pasar
yang sudah bebas di kawasan dengan sendirinya akan mendorong pihak
produsen
dan
pelaku
usaha
lainnya
untuk
memproduksi
dan
mendistribusikan barang yang berkualitas secara efisien sehingga mampu
bersaing dengan produk-produk dari negara lain. Di sisi lain, para
konsumen juga mempunyai alternatif pilihan yang beragam yang dapat
dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, dari yang paling murah
21
sampai yang paling mahal. Indonesia sebagai salah satu negara besar yang
juga memiliki tingkat integrasi tinggi di sektor elektronik dan keunggulan
komparatif pada sektor berbasis sumber daya alam, berpeluang besar
untuk mengembangkan industri di sektor-sektor tersebut di dalam negeri.
5. Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbesar akan
memperoleh keunggulan tersendiri, yang disebut dengan bonus demografi.
Perbandingan jumlah penduduk produktif Indonesia dengan negara-negara
ASEAN lain adalah 38:100, yang artinya bahwa setiap 100 penduduk
ASEAN, 38 adalah warga negara Indonesia. Bonus ini diperkirakan masih
bisa dinikmati setidaknya sampai dengan 2035, yang diharapkan dengan
jumlah penduduk yang produktif akan mampu menopang pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan pendapatan per kapita penduduk Indonesia.
4.3.2 Tantangan AEC 2015
Untuk dapat menangkap keuntungan dari AEC 2015 tantangan yang dihadapi
Indonesia adalah meningkatkan daya saing. Faktor-faktor untuk meningkatkan
daya saing, yang masih menjadi tantangan bagi Indonesia, yakni:
1. Infrastruktur
Berdasarkan The Global Competitiveness Report 2013/2014 yang dibuat oleh
World Economic Forum (WEF), daya saing Indonesia berada pada peringkat
ke-38. Sementara itu kualitas infrastruktur Indonesia menempati peringkat ke82 dari 148 negara atau berada pada peringkat ke-5 diantara negara-negara
22
inti ASEAN. Hal ini menunjukkan bahwa infrastruktur Indonesia masih jauh
tertinggal.
Beberapa infrastruktur yang harus disiapkan Indonesia menjelang AEC
2015, antara lain: darat, berupa jejaring jalan ASEAN dan jalur rel kereta
Kunming-Singapura; laut, berupa jejaring perhubungan laut; udara, berupa
jalur pengiriman udara; teknologi informasi, berupa jaringan komunikasi;
dan energi, berupa keamanan energi.
Beberapa infrastruktur yang telah dibangun, meliputi: penataan
pelabuhan Tanjung Priok; pembangunan bandara internasional Lombok
Praya dengan rute internasional Malaysia, Singapura, Australia, dan
Hongkong (menyusul); Sabuk Selatan Nusantara yang menghubungkan 16
pulau dari Sabang sampai Merauke (5.330 km jalan dan 1.600 km jalur
laut) dan Sabuk Tengah Nusantara sepanjang 3.800 km yang
menghubungkan 12 provinsi dari Sumatra Selatan hingga Papua Barat.
Beberapa infrastruktur yang belum dibangun atau masih dalam tahap
23
penyelesaian, yakni: Indonesia mengajukan perpanjangan jalur kereta
Kunming-Singapura hingga ke Surabaya; rencana pembangunan Jembatan
Selat Sunda (diproyeksikan rampung 2025); dan Sabuk Utara Nusantara
diproyeksikan rampung pada 2015.
Pembangunan infrastruktur yang rendah di Indonesia, dipengaruhi
oleh beberapa faktor penghambat, yakni:
1.
Anggaran infrastruktur yang rendah, hanya 2,5% dari PDB, dimana
jumlah ini tidak dapat mengakomodir biaya pembebasan lahan dan biaya
feasibility study serta AMDAL yang kerap muncul dalam pembangunan
infrastruktur.
2.
Konflik kepentingan, seperti politik, bisnis, atau pesanan pihak-pihak
tertentu dalam pembangunan infrastruktur.
3.
Koordinasi yang sulit, jika merujuk area pembangunan infrastruktur
terkait dengan hutan lindung atau pertanian dimana koordinasi antara
lintas kementerian dan lintas otoritas sulit dilakukan.
2. Biaya Logistik
Dampak dari rendahnya infrastruktur berpengaruh pada semakin mahalnya
biaya logistik di Indonesia. Perdagangan menjadi kurang efisien mengingat
biaya logistik yang mahal dibandingkan negara anggota ASEAN lainnya,
yang dibebankan sebesar 14,08%, jika dibandingkan dengan biaya logistik
yang wajar sebesar 7%.
24
Berdasarkan Logistic Performance Index (LPI, 2012), Indonesia
menempati peringkat ke-59 dari 155 negara, di bawah peringkat Thailand,
Filipina, dan Vietnam.
D
engan pengurangan biaya logistik, maka permasalahan dalam bidang
perdagangan diharapkan dapat teratasi sehingga menaikkan daya saing
Indonesia.
3. Sumber Daya Manusia
Bonus demografi yang dimiliki Indonesia, tidak akan memberikan
keuntungan apa pun tanpa adanya perbaikan kualitas SDM. Data dari ASEAN
Productivity Organization (APO) menunjukkan dari 1000 tenaga kerja
Indonesia hanya ada sekitar 4,3% yang terampil, sedangkan Filipina 8,3%,
Malaysia 32,6%, dan Singapura 34,7%.
Berdasarkan struktur pasar, tenaga kerja didominasi oleh pekerja lulusan
SD (80%) sementara lulusan Perguruan Tinggi hanya 7%, dimana saat ini
sebagian dunia kerja mensyaratkan lulusan Perguruan Tinggi. Hal ini sangat
berbanding terbalik dengan Malaysia yang sebagian besar penduduknya
lulusan S1.
25
Kesempatan memperoleh pendidikan secara merata di seluruh Indonesia
sulit dilakukan sehingga kesadaran untuk menempuh pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi sangat rendah. Kondisi ini mengakibatkan tenaga kerja
Indonesia hanya dilirik sebagai buruh atau tenaga kerja kasar di pasar tenaga
kerja internasional.
4. UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
Dari delapan aturan kunci (golden rules) peringkat kompetitif dunia yang
dikeluarkan oleh International Institute for Management Development (IMD),
salah satunya adalah dukungan terhadap UMKM. Pada masa krisis moneter,
UMKM mampu bertahan dan terus berkembang, hal tersebut dapat
memberikan peluang peningkatan daya saing. Namun demikian, UMKM
masih berada pada area kurang diperhatikan oleh pemerintah. Ketiadaan
pendampingan dari pemerintah untuk menstandarkan produk lokal dan
menginternasionalkan UMKM, membuat UMKM sulit bersaing dan kalah
pada pasar lokal. Kerap kali terjadi ungkapan bagi UMKM “Unggul di
Produk, Kalah di Promosi”. Keanekaragaman yang dimiliki UMKM
Indonesia berpeluang untuk membentuk pasar ASEAN, salah satu contohnya
adalah kerajinan tangan, furniture, makanan daerah, dan industri lainnya.
5. Pertanian
Salah satu jantung perekonomian Indonesia adalah pertanian. Peningkatan
keunggulan komparatif di sektor prioritas integrasi, antara lain adalah
pembangunan pertanian perlu terus dilakukan, mengingat bahwa luas daratan
yang dimiliki Indonesia lebih besar dan tingkat konsumsi yang tinggi
terhadap hasil pertanian.
26
Tindakan pemerintah untuk menopang komitmen Indonesia dalam
mewujudkan AEC 2015 melalui penerbitan Peraturan Presiden Nomor 39
Tahun 2014 tentang Daftar Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha
Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, dipandang
hanya akan memberikan keuntungan bagi pihak-pihak tertentu, bukan
petani Indonesia. Perpres tersebut mengatur mengenai:
1. Investasi asing diperbolehkan hingga 49% untuk usaha budidaya
tanaman pangan seluas lebih dari 25 hektar.
2. Investasi asing diperbolehkan hingga 95% untuk usaha perkebunan
dalam hal perbenihan bagi usaha seluas lebih dari 25 hektar.
3. Investasi asing diperbolehkan hingga 30% untuk usaha perbenihan dan
budidaya hortikultura.
Melihat bahwa sektor pertanian masih tertinggal dan dibebani volume
impor komoditas pangan dan hortikultura; kegagalan panen akibat
kemarau dan gangguan hama; serta petani Indonesia rata-rata berusia 5560 tahun dan tidak memiliki pengetahuan dan pendidikan yang memadai
akan
menyulitkan
memasuki
pasar
bebas
ASEAN.
Indonesia dengan populasi luas kawasan dan ekonomi terbesar di ASEAN,
dapat
menggerakkan
pemerintah
untuk
lebih
tanggap
terhadap
kepentingan nasional, khususnya pertanian.
Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah:
27
1. Menghitung kesiapan dan daya dukung nasional dalam menghadapi
pasar bebas ASEAN. Untuk itu Perpres No.39/2014 perlu dievaluasi
mengingat sangat merugikan petani Indonesia.
2. Mendongkrak
kapasitas
produksi,
kualitas
pengetahuan
dan
permodalan agar Indonesia tidak bergantung pada impor.
3. Menyiapkan perlindungan bagi petani dengan penetapan tarif
maksimal untuk produk impor.
4. Menyediakan subsidi dan pengadaan kredit lunak bagi petani guna
meningkatkan kemampuan mereka memasok kebutuhan pertanain
seperti benih dan pupuk.
4.3.3Langkah-langkah Strategis dalam Menghadapi AEC 2015
Indonesia akan dapat ikut berperan dalam AEC jika dapat meningkatkan daya
saing dan mengejar ketertinggalan dari negara anggota ASEAN lainnya. Untuk
itu, diperlukan suatu langkah-langkah strategis, di antaranya:
1. Penyesuaian, persiapan dan perbaikan regulasi baik secara kolektif
maupun individual (reformasi regulasi);
2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia baik dalam birokrasi maupun
dunia usaha ataupun profesional;
3. Penguatan posisi usaha skala menegah, kecil, dan usaha pada umumnya;
4. Penguatan kemitraan antara sektor publik dan swasta;
5. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mengurangi ekonomi biaya
tinggi, yang juga merupakan tujuan utama pemerintah dalam program
28
reformasi
komprehensif
di
berbagai
bidang
seperti
perpajakan,
kepabeanan, dan birokrasi;
6. Pengembangan sektor-sektor prioritas yang berdampak luas dan komoditi
unggulan;
7. Peningkatan partisipasi institusi pemerintah maupun swasta untuk
mengimplementasikan AEC Blueprint;
8. Reformasi kelembagaan dan kepemerintahan. Pada hakikatnya AEC
Blueprint juga merupakan program reformasi bersama yang dapat
dijadikan referensi bagi reformasi di Negara Anggota ASEAN termasuk
Indonesia;
9. Penyediaan kelembagaan dan permodalan yang mudah diakses oleh pelaku
usaha dari berbagai skala;
10. Perbaikan infrastruktur fisik melalui pembangunan atau perbaikan
infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, jalan tol, pelabuhan,
revitalisasi, dan restrukturisasi industri.
29
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Koperasi mahasiswa merupakan tempat membentuk kader-kader Koperasi
yang sejati. Dengan kekhasan generasi muda sebagai sosok yang dinamis,
kreatif, inovatif, dan idealis, maka Koperasi mahasiswa dalam pengembangan
ekonomi rakyat khususnya perkoperasian dapat berperan sebagai, wadah
transformasi nilai-nilai Koperasi dalam usaha mensejahterakan anggota dan
kehidupan bangsa, lembaga pengkaderan yang profesional, ideal, kreatif, dan
konstruktif. lembaga yang memperjuangkan nilai-nilai ekonomi dan
merupakan katalisator dalam iklim kondusif. lembaga ekonomi yang
berwatak sosial
bertujuan meningkatkan perekonomian bangsa
dan
kesejahteraan anggota.
Koperasi mahasiswa sebagai organisasi yang berbasis pendidikan /
pengkaderan dengan demikian diharapkan koperasi mahasiswa dapat
memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan perekonomian bangsa
terutama menegakan koperasi sebagai soko guru perekonomian bangsa dan
menjadikan koperasi dapat bersaing di tatanan ekonomi global terutama
ASEAN Economic community yang akan diberlakukan per 31 Deseber 2015.
ASEAN Economic Community akan memberikan peluang bagi Koperasi
Indonesia untuk mampu bersaing di tatanan ekonomi global khususnya di
kawasan Asia Tenggara. Namun, banyak juga tantangan yang akan
dihadapkan kepada koperasi di Indonesia oleh karena itu mahasiswa sebagai
30
kaum muda intelektual dapat mengurangi problematika yang akan dihadapi
koperasi Indonesia pada persainagn ekonomi global.
5.2 Saran
Untuk dapat bersaing di ASEAN Economic Community 2015 Pemerintah
harus melibatkan mahasiswa dalam pembagunan koperasi Indonesia. Karena
mahasiswa merupakan generasi muda penerus bangsa dan mahasiswa
merupakan kaum intelektual yang pikiran dan ide-idenya sangat dibutuhkan
demi penegakan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia menuju
ekonomi global
31
DAFTAR PUSTAKA
Hanzian, Beby. 2011. Analisis Perkembangan Koperasi dan Peranannya
Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dan Penyerapan Tenaga Kerja
Indonesia, Periode 2000-2010. Tugas Metodologi penelitian. Purwokerto:
Magister Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana, Universitas Jenderal
Soedirman.
Nirbito, J.G. 2003. Arah Baru Kebijakan Pembangunan Koperasi di Indonesia
dan Strateginya Lewat Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional:
Universitas Negeri Malang.
https://www.academia.edu/4631795/Peran_dan_Fungsi_Mahasiswa
http://www.beritasatu.com/ekonomi/167512-kontribusi-koperasi-terhadap-pdbbelum-signifikan.html
http://www.damandiri.or.id/file/buku/subiaktobukukoperasibab3.pdf
http://www.setneg.go.id//index.php?option=com_content&task=view&id=7836
http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/news/2014/03/15/194616
32
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap
: Muhamad Firmansyah
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 02 Oktober 1994
Alamat Sekarang
: Perumahan Bumi Mutiara
Serang Blok B
Alamat Rumah
: Tridaya Indah Estate 2
Blok C14 No 12
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Agama
: Islam
Status
: Mahasiswa
No. Hp
: 089690045769
E-mail
: [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
PENDIDIKAN FORMAL
TK Lembah Jaya Tahun 1999-2000
SDN Mangun Jaya Tahun 05 2000-2006
SMPN 3 Tambun Selatan Tahun 2006-2009
SMAN 3 Tambun Selatan Tahun 2009-2012
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Tahun
2012
PENDIDIKAN NON FORMAL
Intensive English Course 2012
Cambridge School of Englis 2012
Pendidikan Dasar Perkoperasian 2012
33
PRESTASI
Juara 1 Lomba Kreatifitas Kewirausahaan Tingakat Universitas
Juara 1 Lomba Debat Ekonomi Tingkat Mahasiswa se-Provinsi Banten
Penerima Dana Hibah Program kreatifitas Mahasiswa-Kewirausahaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
PENGALAMAN ORGANISASI
Ketua Koperasi Siswa SMAN 3 Tambun Selatan 2011-2012
Staff Departemen Riset dan Edukasi Tirtayasa Research and academic Society
2013-2014
Direktur Kominfo Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa Untirta 2013
Ketua 4 Asosiasi Koperasi Mahasiswa Se-Jabodetabek & Banten 2013
Direktur Utama Koperasi Kesejahteraan mahasiswa Untirta 2014
Ketua Perindustrian dan Perdagangan Dewan Perwakilan Daerah Banten
Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional Pemuda Indonesia 2014-2016
PENGALAMAN LAINNYA
Penyusun standar kurikulum pendidikan dan kaderisasi koperasi mahasiswa seIndonesia
34
KOPERASI INDONESIA SEBAGAI SOKO GURU PEREKONOMIAN
INDONESIA MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015
Karya tulis ilmiah
Oleh :
MUHAMAD FIRMANSYAH
KOPERASI KESEJAHTERAAN MAHASISWA
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2014
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh puji syukur saya
ucapkan kepada Allah swt dan tidak lupa salawat serta salam semoga selalu
terucap kepada nabi kita Muhammad saw. Alhamdulillah karya tulis ilmiah yang
dibuat untuk keikutsertaan lomba karya tulis ilmiah jambore koperasi pemuda
dalam rangka memperingati Semarak Hari Koperasi (HARKOP) ke-67 Tingkat
Provinsi Banten dan Kabupaten Serang Tahun
2104 dengan judul “Peran
Koperasi Mahasiswa Dalam Menegakkan Kembali Koperasi Indonesia Sebagai
Soko Guru Perekonomian Indonesia Menghadapi ASEAN Economic Community
2015.” Penulis dapat menyusun secara maksimal walaupun dengan kendala waktu
yang terbatas. Namun itu semua tidak menjadi kendala yang berarti sebab
koperasi menjadi kekuatan bagi penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.
Tidak lupa penulis ingin berterima kasih kepada penerbit jurnal-jurnal
ilmiah yang sangat membantu dalam penulisan karya tulis ilmiah ini dan juga
pembina serta rekan-rekan dari Kokesma Untirta. Penulis berharap semoga tulisan
ini dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya para pengerak koperasi. Penulis
juga menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah ini pasti ada kekurangan
maupun kesalahan oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis terima dengan
senang hati demi kemajuan penulis kedepannya. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Serang, 31 Agustus 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 4
1.2 Tujuan dan Manfaat............................................................................... 4
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA................................................................................... 6
2.1 Pembangunan Koperasi Indonesia Dimasa Lalu................................... 6
2.2 Koperasi sebagai Soko Guru Perekonomian Indonesia........................ 9
2.3 Peran Koperasi mahasiswa.................................................................. 10
2.4 ASEAN Economic Community 2015................................................. 11
BAB III METODOLOGI PENULISAN............................................................... 17
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................... 18
4.1 Arah baru kebijakan koperasi Indonesia............................................. 18
4.2 Peran Mahasiswa pada tatanan ekonomi global.................................. 19
4.3 peluang dan Tantangan ASEAN Economic Community 2015............. 20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 30
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 30
5.2 Saran.................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 32
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................. 33
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi tidak hanya berada di Indonesia, namun koperasi berada dan tumbuh juga di
negara-negara lain, termasuk di negara-negara maju. Menurut Kadin-Indonesia (2010)
kebaradaan koperasi di negara-negara maju, seperti di Eropa dan Amerika Serikat, dapat
bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar yang notabene bukanlah koperasi, jauh berbeda
dengan kondisi Koperasi di Indonesia. Menerut Deputi Bidang Perniagaan dan
Kewirausahaan Kemenko Perekonomian menjelaskan, jumlah koperasi yang ada saat ini
mencapai angka 200 ribu unit, dengan jumlah anggota hingga 35 juta orang. Dari jumlah
tersebut, kontribusi Koperasi baru mencapai 2% Produk Domestik Bruto, sedangkan 78%
disumbangkan oleh swasta ataupun asing dan 20% sisnya disumbangkan oleh BUMN. Ini
sangat ironi sekali padahal koperasi yang seharusnya menjadi soko guru perekonomian
Indonesia bisa lebih dapat berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia. Padahal menurut
pasal 33 UUD 1945, koperasi ditetapkan sebagai badan usaha yang sesuai dalam tata ekonomi
kita berlandaskan demokrasi ekonomi. Oleh karena itu seyogyanya koperasi perlu dipahami
secara lebih luas yaitu sebagai suatu kelembagaan yang mengatur tata ekonomi kita
berlandaskan jiwa dan semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Jiwa dan semangat
kebersamaan serta kekeluargaan itulah yang perlu ditempatkan sebagai titik sentral dalam
memahami pasal 33 UUD 1945 beserta penjelasannya secara lebih luas dan mendasar.
Namun, perkembangan koperasi di Indonesia masih sangat kurang dimana kuantitas yang
semakin tahun semakin meningkat tidak diiringi oleh perkembangan kualitas yang dimiliki
oleh koperasi-koperasi di Indonesia, bahkan untuk bersaing dalam negeri sendiri, apalagi
1
menghadapi ekonomi global, padahal tahun 2015 akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community.Hal yang paling mendasar adalah
pendidikan tentang perkoperasian, banyak koperasi di Indonesia berdiri tetapi pengurusnya
tidak mengerti hakikat dari koperasi itu sendiri, disinilah dibutuhkan kaum muda dan
intelektual yang dimana memiliki peran strategis dalam pembangunan koperasi pada tatanan
era ekonomi global.
Mahasiswa merupakan golongan dari kaum muda dan terdidik dan sebab itu mahasiswa
mempunyai peran strategis dalam menegakan koperasi Indonesia sebagai soko guru
perekonomian Indonesia yang diharapkan koperasi Indonesia nantinya dapat bersaing di
tatanan ekonomi global. Mahasiswa sebagai kaum intelektual memiliki peran yang sangat
penting dalam kehidupan berbangsa. Yang pertama Sebagai Agent Of Change, mahasiswa
sebagai agen perubahan dituntut bersifat kritis dan diperlukan implementasi yang nyata.
Peranan Mahasiswa yang kedua adalah sebagai Control Sosial, Mahasiswa sebagai penengah
antara Pemerintah dan masyarakat, disinilah peranan mahasiswa sebagai pengontrol. Peran
Mahasiswa yang ketiga adalah Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia –
manusia tangguh yang memilik kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat
menggantikan generasi – generasi sebelumnya. Dari ketiga peran itulah mahasiwa diharapkan
dapat membagun koperasi Indonesia pada tatanan era ekonomi global khususnya pada
ASEAN Economic Community 2015 yang akan diberlakukan.
Perkembangan ASEAN memasuki babak baru dengan diadopsinya Visi ASEAN 2020 di
Kuala Lumpur tahun 1997 yang mencita-citakan ASEAN sebagai Komunitas negara-negara
Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil, sejahtera, saling perduli, diikat bersama dalam
kemitraan yang dinamis di tahun 2020. Komunitas ASEAN terdiri dari tiga pilar yang
2
termasuk di dalamnya kerjasama di bidang ekonomi, yaitu: Komonitas Keamanan ASEAN (
ASEAN Security Comunity/ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic
Community/AEC) dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Sosio-Cultural
Community/ASCC).Pencapaian Komunitas ASEAN semakin kuat dengan ditandatanganinya
”Cebu Declaration on the Estabilishment of an ASEAN Community by 2015” oleh para
pemumpin ASEAN pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu Filiphina, 13 Januari 2007. Dengan
ditandatanganinya
deklarasi
ini, para pemimpin ASEAN
menyepakati
percepatan
pembentukan Komunitas ASEAN/ASEAN Community dari tahun 2020 menjadi 2015. Seperti
yang telah disebutkan di atas, bahwa AEC adalah merupakan salah satu dari tiga pilar utama
dalam ASEAN Community2015, yang ingin membentuk integrasi ekonomi di kawasan
ASEAN Tenggara. AEC memiliki lima plar utama, yakni:
1. Aliran bebas barang (free flow of goods),
2. Aliran bebas jasa (free flow of sevice),
3. Aliran bebas investasi (free flof of investment),
4. Aliran bebas tenaga kerja terampil (free flow of skilled labour),dan
5. Alian bebas modal (free flow of cap)
Secara umum AEC memiliki 12 sektor prioritas, yakni: produk-produk berbasis pertanian,
otomotif, elektronik, perikanan, poduk berbasis karet, tekstil dan pakaian, produk berbasis
kayu, perjalanan udara, e-ASEAN, kesehatan, pariwisata, dan logistik. Inilah sector-sektor
yang paling diminati, anggota ASEAN, dan menjadi ajang mereka untuk bersaing satu sama
lain. Oleh karena itu dalam hal ini mahasiswa yang notabene kalangan muda dan intelektual
memiliki peran sebagai garda terdepan dalam menegakan koperasi sebagai soko guru
perekonomian Indonesia menuju tatanan ekonomi global.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan UUD 1945 dan UU No 25 Tahun 1992, dimana koperasi merupakan salah
satu pilar ekonomi negara indonesia selain BUMN dan BUMS. Oleh karena itu hendaknya
koperasi dapat bersaing dengan BUMN dan BUMS dan tidak hanya itu koperasi Indonesia
juga harus mampu bersaing di tatanan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic
Community dan mahasiswa yang merupakan pemuda dan kaum intelektual mampu berperan
aktif dalam perkembangan Koperasi di Indonesia
Berdasarkan hal tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Dimanakah letak kesalahan dalam pembangunan koperasi di Indonesia?
2. Bagaimana peran koperasi mahasiswa dalam pembangunan Koperasi sebagai soko
guru perekonomian Indonesia menuju ASEAN Economic Community 2015?
3. Apakah tantangan dan peluang koperasi Indonesia di ASEAN Economic Community
2015?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan ini antara lain ;
1. Menciptakan arah baru kebijakan pembagunan koperasi Indonesia sebagai soko guru
perekonomian indonesia
2. Koperasi mahasiswa dapat berperan aktif dalam pembangunan koperasi Indonesia
sebagai soko guru perekonomian Indonesia menuju ASEAN Economic Community
2015
4
3. Mahasiswa dapat membaca peluang dan tantangan koperasi Indonesia dalam ASEAN
Economic Community 2015.
Adapun manfaat dengan diterapkannya tujuan di atas, tulisan ini diharapkan dapat
memberikan manfaat, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis. Adapun manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis.
a. Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang perkoperasian.
2. Manfaat praktis.
b. Memberikan masukan dalam model pengabdian masyarakat kepada koperasi mahasiswa
terkait pengembangan koperasi dalam mewujudkan masyarakat sejahtera serta pemerintah
sebagai pembuat kebijakan.
5
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pembangunan Koperasi Indonesia dimasa lalu
Tabel 1 Kesalahan konsep pembangunan koperasi Indonesia
No
1
Konsep pembangunan
Koperasi adalah perkumpulan orang
yang otonom, yang merupakan suatu
jalan untuk bekerjasama untuk
menolong diri sendiri.
Kesalahan konsep pembanguna
Koperasi adalah perkumpulan orang
sebagai alat untuk menolong orang
yang membutuhkan atau untuk
mengimplementasikan
program
pembangunan
2
Koperasi mengandalkan kekuatan Pengembagan
koperasi
harus
pada motivasi untuk kepentingan didorong melalui pemberian insentif
individu dan kelompok.
antara lain berupa subsidi, kredit
lunak dan lain-lain.
3
Kerja sama berarti komitmen bersama
untuk memanfaatkan sumber-sumber
potensi yang dimiliki oleh anggotanya
sendiri. Manajemen haruslah berada
dibawah tanggung jawab anggota.
Koperasi
dikembangkan
lewat
transfer sumber-sumber potensi dari
luar baik dalam arti modal dan
manajemen, sampai suatu saat
anggota dapat mengambil alih.
4
Keanggotaan yang bersifat sukarela
dimotivasi oleh kepentingan sendiri,
kepuasan pemenuhan kebutuhan dan
perolehan manfaat yang kasat mata
dan yang tidak, dari menjadi anggota.
Orang bergabung menjadi anggota
karena tidak ada alternatif atau
cenderung merupakan kewajiban.
Alasan lain karena adanya bantuanbantuan, fasilitas-fasilitas ataupun
kemudahan-kemudahan.
5
Pengembangan koperasi merupakan
proses belajar yang kecepatannya
tergantung
kemampuan
anggota
sendiri. Termasuk dalam hal ini
belajar dari kesalahan sendiri.
Pengembangan
koperasi
dapat
dirancang kecepatannya oleh para
perancang, dengan harapan anggota
akan belajar dari cara bekerja
kalangan profesional yang berasal
dari luar.
6
Untuk
menjadi
anggota
koperasi Harus dibuat mudah untuk menjadi
6
adalah merupakan suatu keputusan
yang penting dan harus dipikirkan
dengan sungguh-sungguh. Anggota
harus bertanggungjawab atas peran
aktifnya sebagai pemilik, pengendali
dan pengguna.
anggota supaya dapat menjangkau
banyak orang. Keanggotaannya lebih
bersifat simbolik, asal tercatat secara
administratif sesuai juklak dan tidak
ada tuntunan untuk terlihat secara
aktif.
7
Pemupukan modal mengutamakan Modal pada awalnya dipupuk
sumber dari kontribusi anggota dan darisumber dari
luar, karena
dari cadangan.
ketidakmampuan anggota untuk
memberikan
kontribusi
secara
berarti.
8
Rapat Anggota adalahmerupakan Karena
ketidaktahuan
dan
pemegang kekuasaan tertinggi.
ketidakmampuan mengorganisasikan
gelar rapat anggota, disamping dapat
menganggu jalannya perusahaan,
maka aturan rapat anggota hanyalah
sebagai formalitas
9
Kemampuan
dan
keterampilan
anggota
ditingkatkan
melalui
pendidikan dan pelatiahan yang
diprogram secara berkelanjutan.
Kurangnya
kemampuan
dan
keterampilan
dan
keterampilan
anggot, dipilih dengan pengangkatan
tenaga staf dari luar
10
Pengurus dan manajer haruslah
memfokuskan kepada bagaimana
mempromosikan
kepentingan
anggota.
Walaupun
dipahami
keberhasilan
bisnis
merupakan
prakondisi untuk mempromosikan
anggota.
Manajer profesioanl memfokus
kepada
keberhasilan
bisnis,
perluasan pasar, pertumbuhan dan
tujuan-tujuan pembangunan nasional.
Sementara kepentingan anggota
cenderung
kurang
mendapat
perhatian
11
Kelangsunagn jalannya
koperasi
haruslan berada dalam kontrol
anggota, diperkuat dengan audit dari
tenaga profesional dari luar yang
dibayar.
Koperasi lebih dikontrol oleh pihak
luar terutama demi keselamatan
pengunaan dana-dana bantuan yang
berasal dari pihak luar.
12
Sisa hasil usaha (surplus yang
diperoleh adalah sepenuhnya milik
anggot. Terserah sepenuhnya pada
anggotauntuk digunakan apa surplus
tersebut antara lain untuk investasi,
Sisa hasil usaha (surplus) yang dapat
dari hak-hak menangani bisnis yang
dilindungi pemerintah digunakan
untuk mendanai
proyek-proyek
pembangunan.
7
menambah cadangan atau dibagikan
kepada anggota sesuai besar kecilnya
jasa anggota
13
Peran pengembangan anggota adalah
untuk
mendorong
sejak
awal
kemampuan untuk mandiri, untuk
menemukan cara baru memanfaatkan
sumber-sumber yang tersedia untuk
keperluan yang produktif, bertindak
sebagai pihak yang berada diluar.
Pengembangan dan bantuan dari luar
digunakan untuk menggantikan
kekurangmampuan untuk mandiri,
untuk menolong yang kurang mampu
yang tidak dapat mandiri dalam
mengatasi masalah atau untuk
mengimplementasikan
program
pembangunan.
14
Agar lebih efektif pengembangan
memerlukan pengetahuan yang dalam
tentang nilai-nilai koperasi, prinsipprinsip
dan
praktik-praktik,
mekanisme
untuk memampukan
organisasi secara mandiri dan format
lokal dari pemberian bantuan.
Semua
pihak
(perancang,
administrator dan ekonom) dapat
mengerjakan
tugas
sebagai
pengemban
koperasi.
Tidak
diperlukan keahlian-keahlian khusus
untuk ini. Yang penting bagaimana
perusahaan dapat beroperasi secara
efektif dan efisien atau bagaimana
mengimplementasikan
program
pembangunan
15
Kemiskinan
utamanya
karena
kurangnya
kemampuan
untuk
melakukanperubahan, tidak dimiliki
pengetahuan bagaimana menghimpun
sumber-sumber
penawaran
dan
permintaan
dan
permintaan,
kurangnya akses terhadap informasi,
teknologi, barang-barang, jasa-jasa
dan pasar.
Kemiskinan
utamanya
karena
kurangnya
sumber-sumber.
Karenanya alih sumber-sumber akan
merupakan
jalan
mengatasi
kemiskinan
Pada kenyataannya koperasi-koperasi di Indonesia tidak mandiri dan sarat dengan setuhan
pembinaan darin pemerintah dan ini membuat koperasi tidak mampu berkembang secara
mandiri dan tidak kokoh, tumbuh mengakar dibawah, sehingga untuk bersaing di tatanan
global pun seperti ASEAN Economic Community koperasi di Indonesia belum mampu.
8
2.2 Koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia
Koperasi dapat diartikan sebagai perkumpulan orang atau badan usaha yang memiliki
tujuan yang sama yaitu mencapai kesejahteraan ekonomi yang berlandaskan asas
kekeluargaan.
Koperasi
disebut
sebagai
soko
guru
perekonomian
di
Indonesia.
Keberadaannya diharapkan mampu menjadi penopang perekonomian. Sri Edi Swasono
dalam Hendar Kusnadi (2005: 19) menjelaskan alasan koperasi menjadi tulang punggung
perekonomian Indonesia yaitu:
1) koperasi merupakan wadah menampung pesan politik bangsa terjajah yang miskin
ekonominya dan didominasi oleh sistem ekonomi penjajah. Koperasi menyadarkan
kepentingan bersama, menolong diri sendiri secara bersama dalam meningkatkan
kesejahteraan dan kemampuan produktif.
2) Koperasi
adalah
bentuk
usaha
yang tidak
saja
menampung tetapi
juga
mempertahankan serta memperkuat idealitas dan budaya bangsa Indonesia.
Kepribadian bangsa bergotongroyong dan kekolektivan akan tumbuh subur di dalam
koperasi.
3) Koperasi adalah wadah yang tepat untuk membina golongan ekonomi kecil (pribumi).
Kelompok ekonomi kecil adalah masalah makro bukan masalah partial di dalam
kehidupan ekonomi Indonesia, baik secara kualitas maupun kuantitas.
4) Koperasi adalah lembaga ekonomi yang berwatak sosial. Koperasi dapat hidup baik
dalam bangunan usaha swasta seperti PT, CV, Firma, dan lain-lain maupun bangun
usaha Negara (perusahaan Negara), serta di dalam instansi-instansi pemerintah dan
lembaga-lembaga pendidikan.
9
5) Koperasi adalah wahana yang tepat untuk merealisasikan ekonomi Pancasila terutama
karena terpenuhinya tuntutan kebersamaan dan asas kekeluargaan. Dalam keseluruhan
koperasi adalah pusat kemakmuran rakyat.
Melihat penjelasan di atas koperasi dapat dan mampu bersaing baik di Indonesia maupun
tatanan global sehingga terciptanya tatanan masyarakat sejahtera.
2.3 Peran Koperasi Mahasiswa
Koperasi Mahasiswa yang tumbuh sejak lebih dari 20 tahun yang lalu pada awalnya
dimaksudkan untuk memberi wadah bagi mahasiswa untuk belajar berkoperasi secara riil,
tidak hanya membaca dan mempelajari Koperasi dalam bahan kuliah saja. Koperasi
mahasiswa merupakan tempat membentuk kader-kader Koperasi yang sejati. Dengan
kekhasan generasi muda sebagai sosok yang dinamis, kreatif, inovatif, dan idealis, maka
Koperasi mahasiswa dalam pengembangan ekonomi rakyat khususnya perkoperasian dapat
berperan sebagai:
1. Wadah transformasi nilai-nilai Koperasi dalam usaha mensejahterakan anggota dan
kehidupan bangsa.
2. Lembaga pengkaderan yang profesional, ideal, kreatif, dan konstruktif.
3. Lembaga yang memperjuangkan nilai-nilai ekonomi dan merupakan katalisator dalam
iklim kondusif.
4. Lembaga ekonomi yang berwatak sosial bertujuan meningkatkan perekonomian
bangsa dan kesejahteraan anggota.1
1
Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, 2007: 204
10
Dari penjelasan di atas koperasi mahasiswa yang diisi oleh kader-kader muda intelektual
dapat mebangun koperasi Indonesia sebagai soko guru perekonomian Indonesia menuju
tatanan ekonomi global khususnya ASEAN Economic Community 2015.
2.4 ASEAN Economic Community 2015
Penandatanganan Piagam ASEAN beserta cetak birunya AEC adalah merupakan babak
baru dalam kerjasama ASEAN di bidang ekonomi diusianya yang kempat puluh tahun.
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa AEC adalah merupakan salah satu dari tiga pilar
utama dalam ASEAN Community 2015, yang ingin membentuk integrasi ekonomi di kawasan
ASEAN Tenggara. AEC memiliki lima plar utama, yakni: 1. Aliran bebas barang (free flow of
goods), 2. Aliran bebas jasa (free flow of sevice), 3. Aliran bebas investasi (free flof of
investment), 4. Alran bebas tenaga kerja terampil (free flow of skilled labour), dan 5. Alian
bebas modal ( free flow of capital).
11
Gambar 1 ASEAN Economic Community dalam Piagam ASEAN2
PIAGAM ASEAN
ASEAN Economic Community (AEC) 2015
Agenda Strategis
Cetak biru
Pasar tunggal dan
basis produksi
Kawasan Ekonomi
yang berdaya saing
Pertumbuhan
ekonomi yang
merata
Melalui aliran bebas
di :
1. Kebijakan
Ekonomi yang
berdaya saing
2. Perlindungan
konsumenintelectual
proverty rights
3. Pengembanga n
infrastruktur
4. Perpajakan
5. E-Commerce
1. Pengembangan
UKM
2. inisiatif integrasi
1. Pendekatan
koeheren hubungan
ekonomi eksternal.
2. Partisipasi di global
supply network
Kerangka institusi
nasional
Political will dan
implementasi
1.
2.
3.
4.
5.
Barang
Jasa
Investasi
TK Terampil
Modal
1. 12 sektor prioritas
2. Pengembangan
sector
makanan,
pertanian
dan
kehutanan
Penelitian
2
Pengembangan
SDM
Integerasi ke
perekonomian global
Syamsul Arifin. Dkk, opcit, hal 5
12
Secara umum AEC memiliki 12 sektor prioritas, yakni: produk-produk berbasis
pertanian, otomotif, elektronik, perikanan, poduk berbasis karet, tekstil dan pakaian, produk
berbasis kayu, perjalanan udara, e-ASEAN, kesehatan, pariwisata, dan logistik. Inilah sectorsektor yang paling diminati, anggota ASEAN, dan menjadi ajang mereka untuk bersaing satu
sama lain. Gagasannya adalah jika sektor-sektor ini diliberalisasikan secara penuh, sektorsektor ini akan berintegrasi (menyatu) anggota ASEAN akan mengembangkan keunggulan
sektor-sektor ini dengan menarik investasi dan perdagangan di dalam ASEAN (contohnya
dengan saling melakukan outsourching) serta membantu mengembangkan produk-poduk
buatan ASEAN. Selain itu dilakukan pengembangan terhadap sektor prioritas pangan,
pertanian dan kehutanan.
Gambar 2 skema cetak biru aliran bebas barang AEC 2015 3
Cetak biru aliran
bebas barang AEC
2015
Penghapusan
hambatan tarif
Penghapusan
hambatan non-tarif
Fasilitas perdagangan
CEPT
Asesmen terhadap
kesesuaian dengan
standart internasional
Komitmen terhadap
penyesuaian
kebijakan
Peningkatan
transparansi
Kerjasama
kepabeanan
Integrasi sector
prioritas
3
Syamsul Arifin. Dkk, opcit, hal 73
13
Di dalam aliran bebas barang (free flow of goods) sesuai dengan skema AEC
2015 memiliki tiga sector pioritas, yakni hambatan tarif, hambatan non-tarif dan
fasilitas perdagangan. Ketiga sekor prioritas in adalah merupakan instrumen untuk
meliberalisasikan perdagangan dengan berusaha menghilangkan hambatanhambatan di dalam perdagangan internasional. Dalam pengurangan tarif dalam
AEC, skema CEPT akan terus dievaluasi dan dikembangkan menjadi perjanjian
yang kompeherensif dalam rangka mewujudkan aliran bebas barang 2015,
ASEAN melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghapuskan bea masuk bagi semua barang yang tergolong dalam
sensitive list dan hightly sensitive list pada 2010 untuk ASEAN6, dan 2015
untuk CLMV (dengan fleksibilitas hingga 2018 untuk sensitive product),
2. Menghapuskan bea masuk dari barang yang tergolong 12 sekor prioitas
pada 2007 untuk ASEAN6 dan 2012 untuk CLMV,
3. Memindahkan barang yang ada di SL ke IL dan mengurangi tarifnya
menjadi 0-5% pada 1 Januari 2007 (Laos dan Myanmar) dan 1 Januari
2018 (Kamboja).
14
Dalam
pengurangan
hambatan
non-tarif,
ASEAN
berusaha
untuk
mengklaifikasikan kebijakan non-tarif (Non-tarif measureNTM), ASEAN
membentuk suatu database yang dibentuk ASEAN database untuk setiap lini
poduk tingkat HS 8 digit. ASEAN NTM database merupakan kompilasi dari
kebijakan non-tarif yang ada di setiap negara anggota ASEAN yang merupakan
hambatan dalam perdagangan. Klasifikasi NTM didasarkan pada UNCTAD
Cooding Sceme for Trade Control Measure.4
Selain itu, cetak biru AEC 2015 juga dijabarkan mengenai agenda-agenda dan
jadwal strategis untuk mengeliminasi hambatan non-arif, antara lain sebagai
berikut:5
1. Menjalankan komitmen standsill (tidak lebih mundur dari komitmen saat
ini) dan roolback (lebih maju adri saat ini) berlaku efektif,
2. Meningkatkan tansparansi dengan mengikuti Protocol on Notification
Posedure dan memuat surveilence yang efektif Universitas Sumatera
Utara
3. Menghilangkan hambatan non-tarif pada 2020 untuk Brunei, Indonesia,
Malaysia, Singapura, dan Thailand, 2012 untuk Filiphina dan 2015-2018
untuk CLMV.
Dalam fasilitas perdagangan, sektor ini memiliki arti penting dalam
mendukung kelancaran arus pedagangan barang, karena prosedur arus barang
dapat dilakukan dengan lebih sederhana, transparansi dan memenuhi standar
kualifikasi yang diakui secara internasional. Fasilitas perdagangan yang dilakukan
melalui evaluasi terhadap kesesuaian dengan standar internasional dan kerjasama
4
5
Lihat Syamsul .Arifin.dkk, ibid, hal 106
Syamsul .Arifin.dkk , ibid
15
kepabeanan juga penting dalam rangka meningkatkan efisiensi biaya transaksi di
ASEAN sehingga meningkatkan daya saing ekspor produk ASEAN. Evaluasi
terhadap kesesuaian dengan standar internasional dilakukan agar produk ASEAN
dapat diterima dan berdaya saing, baik di pasar domestik maupun global, sesuai
standar mutu, keamanan, kesehatan, dan teknis barang yang diakui secara
internasional. Dalam rangka menyelaraskan standar yang ada dengan standar
internasional, terdapat dua instrumen utama yang terdapat dalam AEC 2015,
yaitu: harmonisasi standar dan Mutual Recognition Arengement (MRA). 6
6
MRA merupakan suatu perjanjian yang akan membantu dunia industri di ASEAN mengurangi
duplikasi dalam pengetesan dan sertifikasi pokok dengan MRA regulator di negara importer akan
dapat mempercayai hasil tes yang dikeluarkan negara eksportir terkait produk yang diekspor
tersebut. Dkutip dari Syamsu .Arifin.dkk, ibid hal 109-110
16
BAB 3
METODE PENULISAN
Metode pembutan karya tulis Ini mengangkat masalah koperasi di Indonesia
khususnya koperasi mhasiswa dalam upaya penegakan koperasi Indonesia sebagai
soko guru perekonomian bangsa yang mampu bersaing baik di negeri sendiri
maupun menghadapi ASEAN Economic Community yang akan diberlakukan per
31 Desember 2015. Setelah dipikirkan masalah yang akan diangkat, penulis
memikirkan bagaimana konsep pembangunan koperasi di Indonesia dan
menjadikan koperasi mahasiswa sebagai garda terdepan menuju koperasi
indonesia pada tatanan global. Dengan mengutip berbagai literatur dari jurnal,
artikel dan sebagainya.
17
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Arah baru kebijakan pembangunan Koperasi Indonesia
Kebijakan pembangunan koperasi indonesia dimasa depan bukanlah
menggunakan pendekatan dari atas kebawah (top down) melainkan menggunakan
pendekatan dari bawah ke atas (bottom up), yang rumusnya adalah sebagai
berikut.
1. Tanggung jawab utama untuk mengembangkan koperasi di masyarakat
agar berkembang secara kokoh, kuat mengakar dari bawah (mandiri),
serta efektif dan efisien adalah terletak di tangan koperasi sendiri. Ini
berarti penggalangan potensi yang similiki oleh kalangan anggotanya
sendiri yang akan dijadikan kekuatan utama untuk mendorong kemajuan
koperasi.
2. Dengan demikian yang dilakukan oleh pemerintah bukanlah campur
tangantetapi juga bukan lepas tangan. Hubungan pemerintah dengan
koperasi, bukanlah pemerintah yang menjadi atasan melainkan hubungan
kemitraan atara dua pihak yang kedudukan setara.
3. Uluran tangan pemerintah diberikan dengan tujuan agar terciptanya iklim
yang kondusif bagi koperasi dan melaksanakan tanggung jawabnya
sendiri untuk mengembangkan dirinya sendiri
secara mandiri.
Selanjutnya bagaimana memberikan fasilitas agar prakarsa dan keputusan
yang diambil koperasi mudah dilaksanakan.
18
4. Pemerintah menjadikan Dekopin sebagai wadah mempersatukan gerakan
koperasi (UU No 25 Tahun 1995), bukan dianggap sebagai rival,
melainkan partner yang dapat diandalkan untuk bekerja sama. Dalam
kaitan ini maka tanggung jawab utama pemerintah adalah memberikan
regulasi, fasilitas, dan perlindungan, sedangkan Dekopin mengemban
tanggun jawab utama untuk melaksanakan advokasi, pembinaan dan
promosi.
5. Sumber-sumber yang tersedia seperti perguruan tinggi dimanfaatkan
untuk keperluan pengembangan koperasi.
4.2 Peran Koperasi Mahasiswa pada tatanan ekonomi global
Koperasi mahasiswa merupakan tempat membentuk kader-kader Koperasi
yang sejati. Dengan kekhasan generasi muda sebagai sosok yang dinamis, kreatif,
inovatif, dan idealis. Koperasi mahasiswa sebagai organisasi yang berbasis
pendidikan / pengkaderan dengan demikian diharapkan koperasi mahasiswa dapat
memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan perekonomian bangsa
terutama pada era ekonomi global. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh
koperasi mahasiswa untuk menjadikan koperasi indonesia menuju ekonomi global
1. Koperasi mahasiswa dijadikan wadah untuk pedidikan dan kaderisasi
kader-kader kopma serta tempat penelitian dan pengkajian perkoperasian
yang hasilnya akan diimplementasikan kepada masyarakat.
2. Koperasi mahasiswa menjadi wadah bagi pemerintah untuk membantu
proses pembangunan koperasi indonesia menuju ekonomi global melalui
19
pedidikan koperasi dan wawasan ekonomi global degan cara pengabdian
kepada masyarakat agar membuka wawasan di masyarakat.
3. Kemampuan intelektual dan komunikasi anggota koperasi mahasiswa
yang diisi oleh kaum terdidik dijadikan wadah penghubung antara
pemerintah dengan masyarakat, masyarakat dengan pemerintah maupun
pemerintah dan masyarakat dengan masyarakat internasional.
4.3 Peluang dan tantangan ASEAN Economic Community 2015
Untuk dapat memainkan peranan dalam AEC, diperlukan persiapan yang
matang dengan memperhatikan peluang yang dimiliki dan tantangan yang
dihadapi serta langkah strategi yang harus disiapkan.
4.3.1 Peluang AEC 2015
Pembentukan AEC akan memberikan peluang bagi negara-negara anggota
ASEAN untuk memperluas cakupan skala ekonomi, mengurangi kemiskinan dan
kesenjangan sosial ekonomi, meningkatkan daya tarik sebagai tujuan bagi investor
dan wisatawan, mengurangi biaya transaksi perdagangan, serta memperbaiki
fasilitas perdagangan dan bisnis. Di samping itu, pembentukan AEC juga akan
memberikan kemudahan dan peningkatan akses pasar intra-ASEAN serta
meningkatkan transparansi dan mempercepat penyesuaian peraturan- peraturan
dan standardisasi domestik.
Beberapa potensi Indonesia untuk merebut persaingan AEC 2015, antara lain:
20
1. Indonesia merupakan pasar potensial yang memiliki luas wilayah dan
jumlah penduduk yang terbesar di kawasan (40% dari total penduduk
ASEAN). Hal ini dapat menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi
yang produktif dan dinamis yang dapat memimpin pasar ASEAN di masa
depan dengan kesempatan penguasaan pasar dan investasi.
2. Indonesia merupakan negara tujuan investor ASEAN. Proporsi investasi
negara ASEAN di Indonesia mencapai 43% atau hampir tiga kali lebih
tinggi dari rata-rata proporsi investasi negara-negara ASEAN di ASEAN
yang hanya sebesar 15%.
3. Indonesia berpeluang menjadi negara pengekspor, dimana nilai ekspor
Indonesia ke intra-ASEAN hanya 18-19% sedangkan ke luar ASEAN
berkisar 80-82% dari total ekspornya, Hal ini berarti peluang untuk
meningkatkan ekspor ke intra-ASEAN masih harus ditingkatkan agar laju
peningkatan ekspor ke intra-ASEAN berimbang dengan laju peningkatan
impor dari intra-ASEAN.
4. Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus
barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN
karena hambatan tarif dan non-tarif sudah tidak ada lagi. Kondisi pasar
yang sudah bebas di kawasan dengan sendirinya akan mendorong pihak
produsen
dan
pelaku
usaha
lainnya
untuk
memproduksi
dan
mendistribusikan barang yang berkualitas secara efisien sehingga mampu
bersaing dengan produk-produk dari negara lain. Di sisi lain, para
konsumen juga mempunyai alternatif pilihan yang beragam yang dapat
dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, dari yang paling murah
21
sampai yang paling mahal. Indonesia sebagai salah satu negara besar yang
juga memiliki tingkat integrasi tinggi di sektor elektronik dan keunggulan
komparatif pada sektor berbasis sumber daya alam, berpeluang besar
untuk mengembangkan industri di sektor-sektor tersebut di dalam negeri.
5. Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbesar akan
memperoleh keunggulan tersendiri, yang disebut dengan bonus demografi.
Perbandingan jumlah penduduk produktif Indonesia dengan negara-negara
ASEAN lain adalah 38:100, yang artinya bahwa setiap 100 penduduk
ASEAN, 38 adalah warga negara Indonesia. Bonus ini diperkirakan masih
bisa dinikmati setidaknya sampai dengan 2035, yang diharapkan dengan
jumlah penduduk yang produktif akan mampu menopang pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan pendapatan per kapita penduduk Indonesia.
4.3.2 Tantangan AEC 2015
Untuk dapat menangkap keuntungan dari AEC 2015 tantangan yang dihadapi
Indonesia adalah meningkatkan daya saing. Faktor-faktor untuk meningkatkan
daya saing, yang masih menjadi tantangan bagi Indonesia, yakni:
1. Infrastruktur
Berdasarkan The Global Competitiveness Report 2013/2014 yang dibuat oleh
World Economic Forum (WEF), daya saing Indonesia berada pada peringkat
ke-38. Sementara itu kualitas infrastruktur Indonesia menempati peringkat ke82 dari 148 negara atau berada pada peringkat ke-5 diantara negara-negara
22
inti ASEAN. Hal ini menunjukkan bahwa infrastruktur Indonesia masih jauh
tertinggal.
Beberapa infrastruktur yang harus disiapkan Indonesia menjelang AEC
2015, antara lain: darat, berupa jejaring jalan ASEAN dan jalur rel kereta
Kunming-Singapura; laut, berupa jejaring perhubungan laut; udara, berupa
jalur pengiriman udara; teknologi informasi, berupa jaringan komunikasi;
dan energi, berupa keamanan energi.
Beberapa infrastruktur yang telah dibangun, meliputi: penataan
pelabuhan Tanjung Priok; pembangunan bandara internasional Lombok
Praya dengan rute internasional Malaysia, Singapura, Australia, dan
Hongkong (menyusul); Sabuk Selatan Nusantara yang menghubungkan 16
pulau dari Sabang sampai Merauke (5.330 km jalan dan 1.600 km jalur
laut) dan Sabuk Tengah Nusantara sepanjang 3.800 km yang
menghubungkan 12 provinsi dari Sumatra Selatan hingga Papua Barat.
Beberapa infrastruktur yang belum dibangun atau masih dalam tahap
23
penyelesaian, yakni: Indonesia mengajukan perpanjangan jalur kereta
Kunming-Singapura hingga ke Surabaya; rencana pembangunan Jembatan
Selat Sunda (diproyeksikan rampung 2025); dan Sabuk Utara Nusantara
diproyeksikan rampung pada 2015.
Pembangunan infrastruktur yang rendah di Indonesia, dipengaruhi
oleh beberapa faktor penghambat, yakni:
1.
Anggaran infrastruktur yang rendah, hanya 2,5% dari PDB, dimana
jumlah ini tidak dapat mengakomodir biaya pembebasan lahan dan biaya
feasibility study serta AMDAL yang kerap muncul dalam pembangunan
infrastruktur.
2.
Konflik kepentingan, seperti politik, bisnis, atau pesanan pihak-pihak
tertentu dalam pembangunan infrastruktur.
3.
Koordinasi yang sulit, jika merujuk area pembangunan infrastruktur
terkait dengan hutan lindung atau pertanian dimana koordinasi antara
lintas kementerian dan lintas otoritas sulit dilakukan.
2. Biaya Logistik
Dampak dari rendahnya infrastruktur berpengaruh pada semakin mahalnya
biaya logistik di Indonesia. Perdagangan menjadi kurang efisien mengingat
biaya logistik yang mahal dibandingkan negara anggota ASEAN lainnya,
yang dibebankan sebesar 14,08%, jika dibandingkan dengan biaya logistik
yang wajar sebesar 7%.
24
Berdasarkan Logistic Performance Index (LPI, 2012), Indonesia
menempati peringkat ke-59 dari 155 negara, di bawah peringkat Thailand,
Filipina, dan Vietnam.
D
engan pengurangan biaya logistik, maka permasalahan dalam bidang
perdagangan diharapkan dapat teratasi sehingga menaikkan daya saing
Indonesia.
3. Sumber Daya Manusia
Bonus demografi yang dimiliki Indonesia, tidak akan memberikan
keuntungan apa pun tanpa adanya perbaikan kualitas SDM. Data dari ASEAN
Productivity Organization (APO) menunjukkan dari 1000 tenaga kerja
Indonesia hanya ada sekitar 4,3% yang terampil, sedangkan Filipina 8,3%,
Malaysia 32,6%, dan Singapura 34,7%.
Berdasarkan struktur pasar, tenaga kerja didominasi oleh pekerja lulusan
SD (80%) sementara lulusan Perguruan Tinggi hanya 7%, dimana saat ini
sebagian dunia kerja mensyaratkan lulusan Perguruan Tinggi. Hal ini sangat
berbanding terbalik dengan Malaysia yang sebagian besar penduduknya
lulusan S1.
25
Kesempatan memperoleh pendidikan secara merata di seluruh Indonesia
sulit dilakukan sehingga kesadaran untuk menempuh pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi sangat rendah. Kondisi ini mengakibatkan tenaga kerja
Indonesia hanya dilirik sebagai buruh atau tenaga kerja kasar di pasar tenaga
kerja internasional.
4. UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
Dari delapan aturan kunci (golden rules) peringkat kompetitif dunia yang
dikeluarkan oleh International Institute for Management Development (IMD),
salah satunya adalah dukungan terhadap UMKM. Pada masa krisis moneter,
UMKM mampu bertahan dan terus berkembang, hal tersebut dapat
memberikan peluang peningkatan daya saing. Namun demikian, UMKM
masih berada pada area kurang diperhatikan oleh pemerintah. Ketiadaan
pendampingan dari pemerintah untuk menstandarkan produk lokal dan
menginternasionalkan UMKM, membuat UMKM sulit bersaing dan kalah
pada pasar lokal. Kerap kali terjadi ungkapan bagi UMKM “Unggul di
Produk, Kalah di Promosi”. Keanekaragaman yang dimiliki UMKM
Indonesia berpeluang untuk membentuk pasar ASEAN, salah satu contohnya
adalah kerajinan tangan, furniture, makanan daerah, dan industri lainnya.
5. Pertanian
Salah satu jantung perekonomian Indonesia adalah pertanian. Peningkatan
keunggulan komparatif di sektor prioritas integrasi, antara lain adalah
pembangunan pertanian perlu terus dilakukan, mengingat bahwa luas daratan
yang dimiliki Indonesia lebih besar dan tingkat konsumsi yang tinggi
terhadap hasil pertanian.
26
Tindakan pemerintah untuk menopang komitmen Indonesia dalam
mewujudkan AEC 2015 melalui penerbitan Peraturan Presiden Nomor 39
Tahun 2014 tentang Daftar Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha
Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, dipandang
hanya akan memberikan keuntungan bagi pihak-pihak tertentu, bukan
petani Indonesia. Perpres tersebut mengatur mengenai:
1. Investasi asing diperbolehkan hingga 49% untuk usaha budidaya
tanaman pangan seluas lebih dari 25 hektar.
2. Investasi asing diperbolehkan hingga 95% untuk usaha perkebunan
dalam hal perbenihan bagi usaha seluas lebih dari 25 hektar.
3. Investasi asing diperbolehkan hingga 30% untuk usaha perbenihan dan
budidaya hortikultura.
Melihat bahwa sektor pertanian masih tertinggal dan dibebani volume
impor komoditas pangan dan hortikultura; kegagalan panen akibat
kemarau dan gangguan hama; serta petani Indonesia rata-rata berusia 5560 tahun dan tidak memiliki pengetahuan dan pendidikan yang memadai
akan
menyulitkan
memasuki
pasar
bebas
ASEAN.
Indonesia dengan populasi luas kawasan dan ekonomi terbesar di ASEAN,
dapat
menggerakkan
pemerintah
untuk
lebih
tanggap
terhadap
kepentingan nasional, khususnya pertanian.
Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah:
27
1. Menghitung kesiapan dan daya dukung nasional dalam menghadapi
pasar bebas ASEAN. Untuk itu Perpres No.39/2014 perlu dievaluasi
mengingat sangat merugikan petani Indonesia.
2. Mendongkrak
kapasitas
produksi,
kualitas
pengetahuan
dan
permodalan agar Indonesia tidak bergantung pada impor.
3. Menyiapkan perlindungan bagi petani dengan penetapan tarif
maksimal untuk produk impor.
4. Menyediakan subsidi dan pengadaan kredit lunak bagi petani guna
meningkatkan kemampuan mereka memasok kebutuhan pertanain
seperti benih dan pupuk.
4.3.3Langkah-langkah Strategis dalam Menghadapi AEC 2015
Indonesia akan dapat ikut berperan dalam AEC jika dapat meningkatkan daya
saing dan mengejar ketertinggalan dari negara anggota ASEAN lainnya. Untuk
itu, diperlukan suatu langkah-langkah strategis, di antaranya:
1. Penyesuaian, persiapan dan perbaikan regulasi baik secara kolektif
maupun individual (reformasi regulasi);
2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia baik dalam birokrasi maupun
dunia usaha ataupun profesional;
3. Penguatan posisi usaha skala menegah, kecil, dan usaha pada umumnya;
4. Penguatan kemitraan antara sektor publik dan swasta;
5. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mengurangi ekonomi biaya
tinggi, yang juga merupakan tujuan utama pemerintah dalam program
28
reformasi
komprehensif
di
berbagai
bidang
seperti
perpajakan,
kepabeanan, dan birokrasi;
6. Pengembangan sektor-sektor prioritas yang berdampak luas dan komoditi
unggulan;
7. Peningkatan partisipasi institusi pemerintah maupun swasta untuk
mengimplementasikan AEC Blueprint;
8. Reformasi kelembagaan dan kepemerintahan. Pada hakikatnya AEC
Blueprint juga merupakan program reformasi bersama yang dapat
dijadikan referensi bagi reformasi di Negara Anggota ASEAN termasuk
Indonesia;
9. Penyediaan kelembagaan dan permodalan yang mudah diakses oleh pelaku
usaha dari berbagai skala;
10. Perbaikan infrastruktur fisik melalui pembangunan atau perbaikan
infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, jalan tol, pelabuhan,
revitalisasi, dan restrukturisasi industri.
29
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Koperasi mahasiswa merupakan tempat membentuk kader-kader Koperasi
yang sejati. Dengan kekhasan generasi muda sebagai sosok yang dinamis,
kreatif, inovatif, dan idealis, maka Koperasi mahasiswa dalam pengembangan
ekonomi rakyat khususnya perkoperasian dapat berperan sebagai, wadah
transformasi nilai-nilai Koperasi dalam usaha mensejahterakan anggota dan
kehidupan bangsa, lembaga pengkaderan yang profesional, ideal, kreatif, dan
konstruktif. lembaga yang memperjuangkan nilai-nilai ekonomi dan
merupakan katalisator dalam iklim kondusif. lembaga ekonomi yang
berwatak sosial
bertujuan meningkatkan perekonomian bangsa
dan
kesejahteraan anggota.
Koperasi mahasiswa sebagai organisasi yang berbasis pendidikan /
pengkaderan dengan demikian diharapkan koperasi mahasiswa dapat
memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan perekonomian bangsa
terutama menegakan koperasi sebagai soko guru perekonomian bangsa dan
menjadikan koperasi dapat bersaing di tatanan ekonomi global terutama
ASEAN Economic community yang akan diberlakukan per 31 Deseber 2015.
ASEAN Economic Community akan memberikan peluang bagi Koperasi
Indonesia untuk mampu bersaing di tatanan ekonomi global khususnya di
kawasan Asia Tenggara. Namun, banyak juga tantangan yang akan
dihadapkan kepada koperasi di Indonesia oleh karena itu mahasiswa sebagai
30
kaum muda intelektual dapat mengurangi problematika yang akan dihadapi
koperasi Indonesia pada persainagn ekonomi global.
5.2 Saran
Untuk dapat bersaing di ASEAN Economic Community 2015 Pemerintah
harus melibatkan mahasiswa dalam pembagunan koperasi Indonesia. Karena
mahasiswa merupakan generasi muda penerus bangsa dan mahasiswa
merupakan kaum intelektual yang pikiran dan ide-idenya sangat dibutuhkan
demi penegakan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia menuju
ekonomi global
31
DAFTAR PUSTAKA
Hanzian, Beby. 2011. Analisis Perkembangan Koperasi dan Peranannya
Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dan Penyerapan Tenaga Kerja
Indonesia, Periode 2000-2010. Tugas Metodologi penelitian. Purwokerto:
Magister Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana, Universitas Jenderal
Soedirman.
Nirbito, J.G. 2003. Arah Baru Kebijakan Pembangunan Koperasi di Indonesia
dan Strateginya Lewat Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional:
Universitas Negeri Malang.
https://www.academia.edu/4631795/Peran_dan_Fungsi_Mahasiswa
http://www.beritasatu.com/ekonomi/167512-kontribusi-koperasi-terhadap-pdbbelum-signifikan.html
http://www.damandiri.or.id/file/buku/subiaktobukukoperasibab3.pdf
http://www.setneg.go.id//index.php?option=com_content&task=view&id=7836
http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/news/2014/03/15/194616
32
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap
: Muhamad Firmansyah
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 02 Oktober 1994
Alamat Sekarang
: Perumahan Bumi Mutiara
Serang Blok B
Alamat Rumah
: Tridaya Indah Estate 2
Blok C14 No 12
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Agama
: Islam
Status
: Mahasiswa
No. Hp
: 089690045769
: [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
PENDIDIKAN FORMAL
TK Lembah Jaya Tahun 1999-2000
SDN Mangun Jaya Tahun 05 2000-2006
SMPN 3 Tambun Selatan Tahun 2006-2009
SMAN 3 Tambun Selatan Tahun 2009-2012
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Tahun
2012
PENDIDIKAN NON FORMAL
Intensive English Course 2012
Cambridge School of Englis 2012
Pendidikan Dasar Perkoperasian 2012
33
PRESTASI
Juara 1 Lomba Kreatifitas Kewirausahaan Tingakat Universitas
Juara 1 Lomba Debat Ekonomi Tingkat Mahasiswa se-Provinsi Banten
Penerima Dana Hibah Program kreatifitas Mahasiswa-Kewirausahaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
PENGALAMAN ORGANISASI
Ketua Koperasi Siswa SMAN 3 Tambun Selatan 2011-2012
Staff Departemen Riset dan Edukasi Tirtayasa Research and academic Society
2013-2014
Direktur Kominfo Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa Untirta 2013
Ketua 4 Asosiasi Koperasi Mahasiswa Se-Jabodetabek & Banten 2013
Direktur Utama Koperasi Kesejahteraan mahasiswa Untirta 2014
Ketua Perindustrian dan Perdagangan Dewan Perwakilan Daerah Banten
Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional Pemuda Indonesia 2014-2016
PENGALAMAN LAINNYA
Penyusun standar kurikulum pendidikan dan kaderisasi koperasi mahasiswa seIndonesia
34