IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM MEMPER

Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum
dan
Problematikanya. Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 109-117

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM MEMPERSIAPKAN
SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA MENGHADAPI “MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN” (ASEAN ECONOMIC COMMUNITY) PADA 2015

Rifki Afandi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Surel: wanyiect@yahoo.com

ABSTRAK
Era-globalisasi tidak bisa dihindari oleh suatu bangsa, ketergantungan sesama
bangsa menuntut adanya kerjasama antar bangsa dalam memenuhi kebutuhan, era-global
secara tidak langsung terjadi perubahan prilaku yang di alami manusia. Persaingan di
berbagai bidang menuntut permasalahan-permasalahan bangsa. Kurikulum merupakan
salah satu komponen pendidikan penting dalam menunjang keberhasilan pendidikan,
pendidikan sebagai wahana mempersiapkan kualitas sumber daya manusia yang

berkualitas. Kebijakan pemerintah mengimplementasikan kurikulum 2013 menuai pro
dan kontra, implementasi kurikulum 2013 memerlukan suatu penyelesaian yang konkrit,
sehingga penyelenggaraan pendidikan dapat mencapai tujuan nasional yang di citacitakan bangsa Indonesia. Permasalahan implementasi kurikulum 2013 diantaranya buku
guru dan buku siswa mengalamai kendala distribusi, pelatihan terhadap guru belum
maksimal, Sarana dan Prasarana Belum Mendukung Proses Belajar Mengajar dalam
Implementasi Kurikulum 2013, dan guru mengalami permasalahan mengajar berbasis
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Implementasi kurikulum 2013 dalam
menyiapkan sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi masyarakat ekonomi
ASEAN (ASEAN Economic Community) di rasa belum siap. dikarenakan permasalahanpermasalaha pendidikan di Indonesia yang begitu kompleks, permasalahan implementasi
kurikulum 2013 menunjukkan ketidak berhasilan bangsa Indonesia mempersiapkan
sumber daya manusia dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN dalam waktu
dekat pada 2015.
Kata Kunci: Pendidikan, Kurikulum dan Masyarakat Ekonomi ASEAN

PENDAHULUAN
Era-globalisasi seakan dunia tidak ada batasan, perkembangan teknologi
internet (international telecomunication network) mengantarkan manusia mampu
menjelajah antar bangsa dalam waktu sekejap, mau tidak mau suatu bangsa tidak bisa
menghindari globalisasi dan harus menghadapinya. Era-globalisasi akan dihadapi
bangsa Indonesia dalam waktu dekat dengan diberlakukannya masyarakat ekonomi

ASEAN (ASEAN Economic Community) pada 2015,
Pemberlakuan masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic
Community) persaingan di berbagai bidang antar bangsa yang tergabung ASEAN
tidak bisa dihindari. Menurut staf khusus Menteri tenaga kerja dan transmigrasi Sari
(2014) menyatakan “pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN
Economic Community) akan lebih membuka peluang tenaga kerja asing untuk
mengisi berbagai jabatan serta profesi yang ada di Indonesia”, pernyataan tersebut
menunjukkan pada pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic
Community) tenaga kerja Indonesia harus mampu bersaing dengan tenaga kerja

109

Rifki Afandi, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) Pada 2015.

asing, peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia menjadi salah satu aspek
yang penting. Era global menuntut suatu bangsa memiliki daya saing yang unggul,
dalam artian suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan sebagai wahana meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang berdaya saing dalam pembangunan bangsa. Para pendiri bangsa Indonesia

menuangkan dalam pembukaan Uudang-Undang Dasar 1945 alenia ke empat
menyatakan “mencerdaskan kehidupan bangsa”, pernyataan tersebut menunjukkan
pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan, pernyataan
tersebut didukung presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dalam
pidatonya pada hari pendidikan nasional 2 mei 2013 menyatakan “pendidikan adalah
bekal kemajuan bangsa. Pendidikan yang berkualitas secara otomatis menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas, keseriusan pemerintah dalam aspek
pendidikan dibuktikan dengan menganggarkan 20% APBN untuk pendidikan.
Salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan adalah
“kurikulum, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”
(UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003). Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari
kebijakan pemerintah, salah satu kebijakan pemerintah di bidang pendidikan adalah
di terapkan kurikulum 2013.
Akhir-akhir ini sering kita dengar isu tentang permasalahan-permasalahan
penyelenggaraan kurikulum 2013 baik di media cetak, televisi maupun internet
(international telecomunication network). Permasalahan inplementasi kurikulum
2013 dilapangan sangat urgent untuk segera diselesaikan, karena mencakup
keberhasilan penyelenggaraan dalam mempersiapkan sumber daya manusia

Indonesia yang berkualitas di masa yang akan datang. Dari beberapa pernyataan
tersebut diatas, tulisan ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran praktis
implementasi kurikulum 2013 terhadap penyiapan generasi muda bangsa, dan ide-ide
praktis di bidang pendidikan Indonesia secara konseptual. Bagaimanakah
implementasi implementasi kurikulum 2013 di Indonesia.

PEMBAHASAN
Implementasi kurikulum 2013 terjadi pro dan kontra dikalangan masyarakat,
ICW (Indonesia Corruption Watch) menyarankan penghentian implementasi
kurikulum 2013 dikarenakan kurikulum 2013 di nilai tidak berdasarkan konsep yang
jelas dan muncul sejumlah persoalan (sekolahdasar.net, 2014). Penulis akan
membahas secara konseptual diantaranya apa yang mendasari perubahan kurikulum
di Indonesia, permasalahan apa saja dalam implementasi kurikulum 2013 dan
bagaimana implementasi kurikulum 2013 dalam menghadapi masyarakat ekonomi
ASEAN (ASEAN Economic Community).
Hakikat Perubahan Kurikulum di Indonesia.
Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari implementasi kurikulum,
perubahan kurikulum tentunya bertujuan memperbaiki kualitas pendidikan dalam
mempersiapkan sumber daya manusia dalam pembangunan bangsa untuk mencapai
tujuan nasional. Seiring perkembangan zaman menuntun ilmu pengetahuan,

teknologi serta aspek lainnya senantiasa terjadi setiap saat, hal tersebut menuntun

110

Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum
dan
Problematikanya. Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 109-117

pemerintah bekerja keras untuk mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia
berkualitas. Kebijakan pemerintah dalam merubah kurikulum KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) menjadi kurikulum 2013 diharapkan mampu
memperbaiki kualitas pendidikan.
Menurut Nuh (2013) perubahan dari kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) ke kurikulum 2013 “tuntutan relevansi kurikulum dengen
perkembangan masyarakat dimasa yang akan datang”, kondisi sosial ekonomi
masyarakat Indonesia dalam menghadapi era globalisasi. Indonesia perupakan salah
satu negara penduduk terbesar di dunia, sumber daya manusia Indonesia yang begitu
besar harus mampu di manfaat dengan baik, alasan perubahan kurikulum di
Indonesia yaitu bonus demografi sumber daya manusia usia produktif melimpah

sebagai modal utama pembangunan bangsa (Kemendikbud, 2013), berikut gambar
bonus bonus demografi penduduk di Indonesia.
Bonus Demografi Sebagai Modal Indonesia 2045

Kompeten

SDM
Usia Produktif
Melimpah

Modal
Pembangunan

Transformasi Melalui Pendidikan

Tidak Kompeten

Beban
Pembangunan


100 tahun kemerdekaan

-Kurikulum
- PTK
-Sarpras
-Pendanaan
-Pengelolaan

8 SNP

"Bonus Demografi"

21

Sumber: Kemendikbud 2013

Implementasi kurikulum 2013 di harapkan memenuhi kebutuhan
masyarakat di masa sekarang dan yang akan datang, menurut Hamalik (2011:11)
“masyarakat bersifat statis akan tetapi dinamis dan selalu mengalami perubahan,
kurikulum sebagai peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu

menjawab setiap tantangan sesuai perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang
cepat berubah”. Era-global menuntut perubahan di segala bidang, prilaku manusia
yang selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman, tentunya menuntut
penyesuaian di bidang pendidikan dalam mempersiapkan sumber daya manusia
sesuai dengan tuntutan zaman. Kebijakan pemerintah dalam mengimplementasikani
kurikulum 2013 tentunya dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia
Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain.

Permasalahan Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi kurikulum 2013 dikalangan masyarakat muncul sebuah
pameo klasik “ganti menteri ganti kurikulum” atau ganti menteri ganti buku”
(Alawiyah, 2013:9). Implementasi kurikulum 2013 kendati sudah direncanakan dan
persiapan dengan matang. Namun, dalam implementasi dilapangan masih mengalami
permasalahan-permasalahan, diatara permasalahan tersebut sebagai berikut:

111

Rifki Afandi, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) Pada 2015.


1. Buku Guru dan Buku Siswa Kurikulum 2013
Pada kurikulum 2013 pemerintah menyediakan buku guru dan buku
siswa yang digunakan proses pembelajaran, Namum, beberapa daerah mengalami
kendala distribusi buku yang belum sampai ke tangan siswa, kegiatan proses
pembelajaran semester ganjil pada tahun ajaran baru 2014-2015 distribusi buku
masih mengalami kendala, salah satu daerah yang mengalami kendala distribusi
buku yaitu Surabaya.
Keterlambatan distribusi buku oleh perusahaan tender pemenang
pencetak buku kurikulum 2013 menyebabkan murid-murid di Surabaya memilih
membeli buku pelajaran di toko buku, bahkan harga buku lebih mahal dari harga
eceran yang di tetapkan kemendikbud (Andriani, 2014). Permasalahan
keterlambatan buku tersebut tentunya menghambat kegiatan proses belajar
mengajar, buku sebagai sumber informasi tentunya berberan penting sebagai
pedoman siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut
Chodijah (2014) ketua dewan pertimbangan federasi serikat guru Indonesia
mengungkapkan “rendahnya kualitas buku ajar”, buku guru dan buku siswa pada
sekolah dasar ditemukan materi pembelajaran antara buku guru dan buku siswa
tidak nyambung.
Permasalahan tersebut seharusnya harus segera di tangani pemerintah,
dalam memilih perusahaan pencetak buku kurikulum 2013 pemerintah harus

memilih perusahan yang memiliki kredibilitas di bidang penerbitan buku,
permasalahan distribusi buku tersebut menyebabkan terganggunya proses belajar
mengajar di kelas. Pada kurikulum 2013 buku guru merupakan kunci guru dalam
melaksanakan kegiatan belajara mengajar, buku guru memuat materi
pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang digunakan guru sebagai
pedoman proses belajar mengajar di kelas.
2. Pelatihan Terhadap Guru Belum Maksimal
Paradigma pembelajaran kurikulum 2013 dengan strategi pembelajaran
scientifik berbasis tematik terpadu terutama pada pembelajaran di sekolah dasar
(Permendikbud No. 65 Tahun 2013), secara otomatis mengubah strategi
pembelajaran yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013
dalam proses belajar mengajar, maka dalam hal ini pemerintah harus mengadakan
pelatihan terhadap guru.
Penyiapan guru dilakukan pemerintah melalui pelatihan yang telah
diprogramkan, “pelatihan guru pada kurikulum 2013 yang di lakukan pemerintah
lebih mengedepankan pemberihan ceramah menjadikan pelatihan tidak optimal”
(Alawiyah, 2013:11). Pelatihan yang tidak optimal menyebabkan kesiapan guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar tidak maksimal, menurut
Chodijah (2014) “keterlambatan buku menyebabkan pelatihan terhadap guru tidak
dapat dilakukan”, hal tersebut tentunya menyebabkan guru kesulitan dalam

mengajar, data bulan juni dari 1,3 juta orang baru 707 orang yang sudah
mendapatkan pelatihan kurikulum 2013 (sekolahdasar.net, 2014)
Sebelum kurikulum diterapkan pemerintah seharusnya melakukan
pelatihan-pelatihan yang matang terhadap guru, narasumber pelatihan di siapkan
dengan matang, sehingga pada saat pelatihan guru mendapatkan informasi yang
tepat. Keberhasilan implementasi kurikulum tentunya tidak terlepas kesiapan
guru, karena guru yang langsung berhadapan dengan siswa dalam proses kegiatan
belajar mengajar.

112

Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum
dan
Problematikanya. Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 109-117

3. Sarana dan Prasarana Belum Mendukung Proses Belajar Mengajar dalam
Implementasi Kurikulum 2013
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya (BSNP,
2014). Kegiatan proses pembelajaran kurikulum 2013 dengan strategi
pembelajaran scientific pembelajaran berorientasi pada siswa, di mana kegiatan
pembelajaran scientific memerlukan sarana dan prasarana yang mendukung dalam
kegiatan pembelajaran, sarana dan prasarana tersebut diantaranya perpustakaaan
dan laboratorium sekolah.
Menurut Kasim (2013) sekolah di Indonesia yang memiliki perpustakaan
hanya 65% dan 96% tenaga perpustakaannya tidak berlatar pendidikan
perpustakaan. Perpustakaan dan laboratorium merupakan tempat sumber belajara
bagi siswa dan guru, dimana perpustakaan dan laboratorium merupakan tempat
sumber informasi seperti buku, hasil penelitian, majalah, alat praga, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang lain.
Pada kurikulum 2013 strategi pembelajaran berbasis pendekatan
scientific (permendikbud 67 tahun 2013) menuntut siswa untuk mengamati,
bertanya, menalar, mengumpulkan informasi, dan menyimpulkan, bagaimana
siswa dapatmelaksanakan kegiatan tersebut apabila masih banyak sekolah di
Indonesia yang masih memiliki keterbatasan sarana dan prasarana. Menurut
Gagarin, dkk bahwa dalam penggunaan atau penggunaan sarana dan prasarana
sekolah yang dilakukan guru berpengaruh terhadap kinerja guru
(Pasca.unhas.ac.id diakses 8 oktober 2014),
4. Guru Mengalami Kesulitan Mengajar Berbasis TIK
Pembelajaran kurikulum 2013 berbasis TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi), paparan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang
pengembangan kurikulum 2013 bahwa pembelajaran abad 21 berbasis TIK
(teknologi informasi dan komunikasi) dalam artian guru harus melek teknologi
(kemendikbud, 2013) , dimana guru harus mampu memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran.
Paradigma pembelajaran berbasis TIK dalam kegiatan pembelajaran
menuntut guru menguasai TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), setiap
guru wajib memiliki keterampilan dalam menggunakan komputer, guru harus
mampu membuat media pembelajaran berbasis komputer. Menurut Simanjuntak
(2013:79) media berbasis komputer seperti multimedia, media animasi, media
berbasis audio video, dan media berbasis website, yang menjadi permasalahan
adalah apakah guru sudah memiliki keterampilan menggunakan komputer, apakah
di setiap sekolah sudah memiliki sarana dan prasaranan yang mendukung proses
pembelajaran berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), sedangkan di
wilayah Indonesia masih ada daerah yang belum ada listrik masuk.
Menurut Simanjuntak (2013:79) “faktanya saat ini bahwa kemampuan
guru pada beberapa sekolah belum memadai untuk menghasilkan media dan
produk pembelajaran berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).
Selama ini guru-guru hanya mengandalkan ceramah, diskusi, praktik laboratorium
dan kunjungan lapangan dalam proses pembelajaran”. hal tersebut menunjukkan
guru masih mengalami kesulitan mengajar berbasis TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi).

113

Rifki Afandi, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) Pada 2015.

Sebelum implementasi kurikulum 2013 seharusnya pemberian bekal
keterampilan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) terhadap guru, dan
melengkapi sarana dan prasarana berbasis TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) terhadap setiap sekolah, sehingga implementasi kurikulum 2013
benar-benar berjalan sesuai harapan.
Implementasi Kurikulum 2013 dalam Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi
ASEAN)
Pertemuan negara-negara ASEAN di Kuala Lumpur Malaysia pada
Agustus 2006 sepakat mengembangkan masyarakat ekonomi ASEAN, pertemuan
tersebut menghasilkan deklarasi masyarakat ekonomi ASEAN ( ASEAN Economic
Community) yang di tanda tangani pada 20 November 2007 memuat isi deklarasi
tersebut salah satunya adalah ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi
internasional dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik
dan aliran modal yang lebih bebas (ditjenkpi.kemendag.go.id).
Pada 2015 negara-negara yang tergabung dalam ASEAN ( Association of
South East Asian Nation) mengimplementasikan kerjasama masyarakat ekonomi
ASEAN ( ASEAN Economic Community). Salah satu poin deklarasi tersebut adalah
penyediaan tenaga terdidik, Indonesia merupakan negara yang tergabung dalam
deklarasi tersebut, penyiapan sumber daya yang berkualitas merupakan salah satu
aspek dalam mempersiapkan manusia Indonesia agar mampu bersaing dengan negara
lain. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang berperan dalam penyiapan
sumber daya manusia, salah satu unsur komponen pendidikan dalam menunjang
keberhasilan adalah kurikulum. Pada 2013 Indonesia telah menerapkan kurikulum
baru yaitu kurikulum 2013, implementasi kurikulum baru tentunya bertujuan untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional yang di harapkan mampu meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan berkualitas. Adapun gambar peran pendidikan dan
kebudayaan sebagai peningkatan kualitas sumber daya manusia bangsa yang
kompetitif.
Gambar 1. Peran Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan Sumber
Daya Manusia

Kinestesis
Kultural

Sumber: Kemendikbud 2013

114

Kreatif

Inovatif

Afektif

Bangsa yang
Kolaboratif-Kompetitif

Sosial

Produktif

Bangsa yang Beradab

Intelektual

Bangsa Berpengetahuan dan Berbudaya

Spiritual

Bangsa yang Cerdas

Kebudayaan

Pendidikan

Peran Pendidikan dan Kebudayaan

Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum
dan
Problematikanya. Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 109-117

Gambar tersebut menunjukkan bahwa peran pendidikan dan kebudayaan
yang baik akan menghasilkan bangsa yang cerdas, bangsa yang cerdas memiliki nilai
spiritual, intelektual, sosial, kinestesis dan kultural. Bangsa yang cerdas adalah
bangsa yang memiliki pengetahuan dan berbudaya yang produktif, kreatif, inovati
dan afektif, bangsa yang beradap menjadikan bangsa yang kompetitif, dalam artian
bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas berdaya saing yang
unggul.
Implementasi kurikulum 2013 terhadap pemberlakuan masyarakat ekonomi
ASEAN (ASEAN Economic Community) jaraknya terlalu dekat, setelah dua tahun
implementasi kurikulum 2013 telah diperlakukan masyarakat ekonomi ASEAN
(ASEAN Economic Community). Permasalahan-permasalahan implementasi
kurikulum 2013 menunjukkan ketidak siapan Indonesia mempersiapkan sumber daya
manusia dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic
Community) dalam waktu dekat.
Indonesia diharapkan mampu bangkit untuk siap bersaing di era global,
permasalahan di Indonesia tidak hanya implementasi kurikulum 2013, menurut
Basweda permasalahan pendidikan di Indonesia diantaranya keterbatasan akses
pendidikan di daerah”(USAID), Menurut Education Development Indek (EDI) pada
2011 pendidikan Indonesia berada di peringkat 64 dari 120 negara(Dellasera, 2013),
kualitas pendidikan Indonesia masih dibawah Singapura, Malaysia dan Thailand,
sedangkan menurut Soy Pardede ketua perhimpunan ASEAN Competitiveness
Institute mengatakan bahwa menurut World Economi Forum (WEF) daya saing
Indonesia di dunia berada diposisi 46 jauh tertinggal dibawah Singapura menempati
urutan 2, malaysia urutan 21 dan Thailand urutan 46 (m.Republika.co.id, 2013),
menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) pada
2015 Indonesia memiliki daya saing dibawah Singapura, Malaysia dan Thailand.
Permasalahan-permasalahan implementasi kurikulum 2013 tentunya menunjukkan
ketidak siapan dalam mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia dalam waktu
dekat, tentunya dengan deya saing yang masih tertinggal dengan beberapa negara di
ASEAN dan Implementasi kurikulum 2013 yang masih mengalami permasalahan
menunjukkan bangsa Indonesia masih perlu berbenah dalam meningkatkan sumber
daya manusia yang unggul.
Pendidikan merupakan suatu aspek pembangunan bangsa yang sangat
penting, hasil penelaitian Word Bank pada 2009 bahwa “pengaruh kualitas
pendidikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kualitas
pendidikan berpengaruh terhadap kualitas tenaga kerja”(kemendikbud, 2013). Hal
tersebut menunjukkan bahwa pendidikan penyiapan sumber daya manusia yang
berdaya saing sangat bergantung dengan kualitas pendidikan di suatu negara. Semua
elemen masyarakat Indonesia diharapkan bersama-sama memilliki kepedulian
terhadap pendidikan bangsa.

PENUTUP
Kesimpulan
Kurikulum salah satu komponen dalam menunjang keberhasilan pendidikan,
implementasi kurikulum 2013 masih mengalami beberapa permasalahan, diatara
permasalahan tersebuta adalah buku guru dan buku siswa mengalamai kendala
distribusi, pelatihan terhadap guru belum maksimal, Sarana dan Prasarana Belum
115

Rifki Afandi, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) Pada 2015.

Mendukung Proses Belajar Mengajar dalam Implementasi Kurikulum 2013, dan guru
mengalami permasalahan mengajar berbasis TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi). Implementasi kurikulum 2013 dalam menyiapkan sumber daya
manusia Indonesia dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN
Economic Community) di rasa belum siap.
Saran
Penyiapan sumber daya manusia Indonesia dalam mewujudkan
pembangunan bangsa melalui pendidikan dirasa sangat penting, implementasi
kurikulum 2013 dengan permasalahan yang ada diharapkan pemerintah bersama
praktisi pendidikan dan masyarakat bersama-sama ikut andil dalam mendukung
keberhasilan implementasi kurikulum 2013. Tulisan ini hanya mengkaji secara
konseptual berdasarkan teori dan informasi bari berbagai sumber, di harapkan adanya
tindakan lanjutan yang kongkrit dalam menganalisi implementasi kurikulum 2013
atau berupa penelitian lanjutan, sehingga mampu memberikan sumbangsi terhadap
keberhasilan implementasi kurikulum 2013 dan pendidikan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah, Faridah. 2013. Dampak Implementasi Kurikulum 2013 Terhadap Guru .
Jurnal Info Singkat Kesejahteraan Sosial ISSN 2088-2351 Volume V. No.
19/I/P3DI/Oktober/2013 halaman 9-12. Jakarta: jurnal on line www.dpr.go.id
diakses Agustus 2014.
Andriyani, Titik. 2013. Buku Kurikulum 2013 Beredar di Toko Buku . Surabaya 19
Agustus 2014: www.jawapos.com/baca/artikel/5968/buku-kurikulum-2013beredar-di-toko. di akses 2 Oktober 2014.
BSNP. 2014. Standar Sarana dan Prasarana. Jakarta:
indonesia.org/id?page_id=109 diakses 5 Oktober 2014

www.bnsp-

Chodijah, Itje. 2014 Penerapan Kurikulum 2013 Bukan Sekedar Formalitas .
Jakarta:www.edukasi.kompas.com/red/2014/01/02/1611598/penerapan.kurikul
um.2013. hanya.sekedar.formalita. diakses 9 Oktober 2014.
Dellasera, Qory. 2013. Kualitas Pendidikan Indonesia.
www.m.kompasiana.com diakses 12 agustus 2014

Jakarta.

on

line

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.
Jakarta: Depdiknas.
Gagarin, Y. Muhammad, dkk. Pengaruh Sarana dan Prasarana Sekolah terhadap
Kinerja Guru di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur . Makassar:
pasca.unhas.ac.id diakses 8 Oktober 2014.
Hamalik, Oemar. 2011. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

116

Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum
dan
Problematikanya. Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 109-117

Juliantari, Siti. 2014. ICW Desak Pemerintah Hentikan Kurikulum 2013. Jakarta:
Sekolahdasar.net on line 30 Agustus 2014, diakses 15 Oktober 2014.
Kasim, Musliar. 2013. Pelatihan Pengelola Perpustakaan Bagi Sekolah-sekolah,
Perguruan Tinggi, Perusahaan dan Instansi lainnya . Yogjakarta. Universitas
Sananta Dharma: www.usd.ac.id/lipus.php?noid223 diakses 8 Agustus 2014.
Kemendag.
Menuju
ASEAN
Economic
Community
2015 .
Jakarta:
www.ditjenkpi.kemendag.go.id diakses 30 Agustus 2014
Kemendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun
2013 Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Kemendikbud.
Nuh, Mohammad. 2013. Arahan Mendikbud Pengembangan Kurikulum 2013 .
Jakarta: www.kemendikbud.go.id.
Republika. 2014. Indonesia Hanya Menduduki Peringkat Empat di ASEAN. Jakarta:
www.m.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/13/05/24/mnadgu-i.
Sari, D. Indah. 2014. Apa Yang Harus Anda Ketahui Tentang Masyarakat Ekonomi
Asean: BBC 27 Agustus 2014: www.bbc.co.uk diakses 1 Oktober 2014.
Siamanjuntak, Desmon. 2013. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Penabur No 21/Tahun ke 12/Desember
2013: Jakarta: www.bpkpenabur.or.id.
Basweda, Anis. Kilas Balik Dunia Pendidikan Indonesia . Jakarta. www.prestasiiief.org diakses 1 Oktober 2014.

117