ANALISIS WACANA PIDATO PRESIDEN JOKO WID
Susunan Panitia
Seminar Nasional Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
( SEMNAS KBSP) IV 2016 Program Magister Pengkajian Bahasa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Surakarta, 14 April 2015
Ketua:
Prof. Dr. Markhamah, M.Hum.
Sekretaris:
Yunus Sulistyono, S.S., M.A.
Bendahara:
Baroroh Rina Trilistiyowati
Seksi Sidang:
Prof. Dr. Endang Fauziati, M.Hum. Prof. Dr. Ali Imron Al Maruf Prof. Dr. Abdul Ngalim, M.Hum.
Konsumsi:
Meta Putri
Perlengkapan:
Aris Yunanto, S.E. Joko Sarjono, S.E.
Restu Febriantura
Anggota:
Dr. M. Thoyibi, M.Hum. Dra. Atiqa Sabardila, M.Hum. Dr. Dwi Harjanti, M.Hum. Dr. Muamaroh, M.Hum.
iii
Jadwal Kegiatan SEMNAS KBSP IV 2016 SEMINAR NASIONAL KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN PEMBELAJARANNYA “Analisis Wacana Kritis dalam Kajian Bahasa dan Sastra” Universitas Muhammadiyah Surakarta Kamis, 14April 2016
Ruang Seminar Pascasarjana (Lt. 5)
No. Acara
Pelaksana
Waktu
1. Pendaftaran Ulang
Panitia
Pembaca Indonesia Raya, Prakata panitia, dan doa
2. Pembacaan Al quran, menyanyikan lagu
Kaprodi dan Panitia
Al quran: Dwi Ilmiani Dirigen: Dr. Muamaroh
PLENO1
No. Pemakalah Utama
Jawab Ruangan 1. Prof. Riyadi Santosa, Ph.D.
Presentasi
Universitas Sebelas
Linguistik Sistemik Fungsional dalam
Prof. Dr.
Yunus Sulistyono
Maret
Analisis Wacana Kritis
Markhamah,
2. Dr. Triwiratno
Universitas Sebelas Pengembangan Kurikulum dan Materi
M.Hum.
Maret
Ajar Berbasis Linguistik Sistemik Fungsional
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Kelompok A Ruang 4.2 (Lt. 4)
PARALEL 1
No. Pemakalah Pendamping
Jawab Ruangan
1 Dewi Muliasari
Universitas
AN ANALYSIS OF THE TYPES OF
11.00 – 11.10 Dr. Mauli
Mar'atus Solihah
Muhammadiyah
READING QUESTION IN THE
Hikmat Halwat
Surakarta
TEXTBOOK “BRIGHT” FOR THE
Tugas:
SEVEN GRADE STUDENT OF
(1) Mengondisi-
JUNIOR HIGH SCHOOL PUBLISHED
kan ruangan
BY ERLANGGA
(2) Menyiapkan
2. Mar'atus Solihah
Universitas
al-qalb in the holy Qur'an and its
laptop dan LCD
iv
Muhammadiyah
implication for character education
3. Muvid Bayhaqi
Universitas
THE REFLECTION OF WOMAN
Muhammadiyah
EMANCIPATION IN FATIMA
Surakarta
MERNISSI’S DREAM OF TRESPASS (1994): A FEMINIST APPROACH
4. Andita Destiana Winahyu
Universitas
OPTIMIZING STUDENTS’ JOURNAL
Muhammadiyah
TO ENHANCE STUDENTS’
Surakarta
MOTIVATION IN LEARNING ENGLISH
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Istirahat, Sholat, dan Makan Siang
PARALEL 2
5. Taufiq Uddhanawati
SMP Negeri 1
Peningkatan Keteramudhpilan Membaca
13.00 – 13.10 Dr. Mauli
Mar'atus Solihah
Tawangsari
Dan Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen
Hikmat Halwat
Dengan Pendekatan Kontekstual Pada
Tugas:
Siswa Kelas IX D SMP N 1 Tawangsari
(1) Mengondisi-
6. Nanik Nurwani
Universitas
ANALISIS CAMPUR KODE PADA
kan ruangan
laptop dan LCD
7. Hukma Darojati
Universitas
LEXICAL ANALYSIS IN THE NOBLE
QUR’AN SURAH AN-NISA VERSE 34
notulensi
Surakarta
INTERPRETED BY Dr. MUHAMMAD TAQIUDDIN Al-HILALI, Ph.D .
8. Bahrudin Adi Nugroho
Universitas
ANALISIS PENGGUNAAN DISFEMIA
Muhammadiyah
PADA RUBRIK GAGASAN SURAT
Surakarta
KABAR SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2014
9. Ika Mufidatul Hasanah
Universitas
AN ANALYSIS ON SWEARWORDS
Muhammadiyah
USED BY INSTAGRAM USERS
Surakarta
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Kelompok B Ruang 4.3 (Lt. 4)
PARALEL 1
No. Pemakalah
Jawab Ruangan
1. AGUSTINA PUTRI
Universitas
DISFEMIA DALAM DUNIA
11.00 – 11.10 Dr. Muamaroh Risti Yani
REISTANTI
Muhammadiyah
OLAHRAGA Rahmawati
Surakarta
2. Wahyu Hestiany
Universitas
MATERIALISTIC LADY REFLECTED
IN JAKE KASDAN’S BAD TEACHER
(1) Mengondisi-
Surakarta
MOVIE (2011): AN INDIVIDUAL
kan ruangan
PSYCHOLOGICAL APPROACH
(2) Menyiapkan
3. Dyah Retno Nursanti
Universitas
MATERIAL DESIGN OF ENGLISH
laptop dan LCD
Muhammadiyah
TEXTBOOK BAHASA INGGRIS SMA
(3) Mencatat
Surakarta
KELAS X TO IMPROVE STUDENT’S
notulensi
COMMUNICATIVE COMPETENCE: CONTENT ANALYSIS
4. Risti Yani Rahmawati
Universitas
THE FUNCTION OF HEDGING
Muhammadiyah
DEVICES USED IN “ROOM FOR
Surakarta
DEBATE” POSTED IN NEW YORK TIMES ONLINE WEBSITE
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Istirahat, Sholat, dan Makan Siang
PARALEL 2
5. Pujiana Masitha Universitas
TABOO LANGUAGE IN INTERNET
13.00 – 13.10 Dr. Muamaroh
Risti Yani
6. HANIF SAFIKA RIZKY Universitas
INTERLANGUAGE PRAGMATICS OF
SUGGESTION BY INDONESIAN EFL
kan ruangan
7. Muhammad Zaki Aditama
Universitas
PERCEPTION OF IMPOLITENESS BY
INDONESIAN EFL LEARNERS
laptop dan LCD
Surakarta
(3) Mencatat
8. LUTHFI YULIDAR
Universitas
IMPOLITENESS STRATEGIES USED
IN DAILYMAIL’S COMMENTS
Surakarta
9. Hikmah Pravitasari
Universitas
DEVELOPING SUPPLEMENTARY
Muhammadiyah
ENGLISH MATERIAL BASED ON
Surakarta
PROJECT-BASED LEARNING FOR NURSING STUDENTS OF MEDICAL DEPARTMENT OF SMK CITRA SEMESTA INDONESIA YOGYAKARTA
Sesi diskusi dan tanya-jawab
vi
Kelompok C Ruang 4.4 (Lt. 4)
PARALEL 1
No. Pemakalah
Jawab Ruangan
1. Linda Ari Wijayanti
Universitas
DETERMINISM AND FREEDOM
11.00 – 11.10 Dr. Dwi
Dwi Ilmiani
Muhammadiyah
REFLECTED IN DAVID NICHOLLS’S
Harjanti,
Surakarta
ONE DAY NOVEL (2009): A
M.Hum.
Tugas:
PHILOSOPHY OF DETERMINISM
(1) Mengondisi-
2 Amin Sugiharti
Universitas
IMPROVING READING SKILL USING
kan ruangan
Muhammadiyah
PRESENTATION, PRACTICE AND
(2) Menyiapkan
Surakarta
PRODUCTION TECHNIQUE IN THE
laptop dan LCD
FIRST YEAR OF MTs N PARON,
3 SRI MARTONO LANJAR
Universitas
Need for Appreciation Reflected in
Rajkumar Hirani’s 3 Idiots Movie (2009):
Surakarta
A Humanistic Psychological Approach
4. Oktalifa Hanna Maulina Universitas Sebelas ANALISIS WACANA FENOMENA
Sigit Arif Bowo Maret
LGBT PADA HARIAN KOMPAS DAN JAWA POS: PENDEKATAN MIKROSTRUKTURAL DAN MAKROSTRUKTURAL
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Istirahat, Sholat, dan Makan Siang
PARALEL 2
5. Dwi Setyawan Suraji
SMP NEGERI 4
ANALISIS WACANA KRITIS DALAM
13.00 – 13.10 Dr. Dwi
Dwi Ilmiani
CIPARI
PEMAKNAAN TEKS LAGU
Harjanti,
M.Hum.
Tugas:
6. Sari Rachmawati
Universitas
THE USE OF CRITICIZING
STRATEGIES IN ENGLISH AND
kan ruangan
Surakarta
JAVANESE LANGUAGES BY
(2) Menyiapkan
JAVANESE EFL LEARNERS: A
laptop dan LCD
COMPARATIVE STUDY
(3) Mencatat notulensi
7. Gallant Karunia Assidiq
Universitas
ANALISIS WACANA PIDATO
Muhammadiyah
PRESIDEN JOKO WIDODO PADA
Surakarta
PERINGATAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2015
vii
8. Dwi Ilmiani
Universitas
THE HUNGER GAMES SEBAGAI
Muhammadiyah
KRITIK ATAS DOMINASI
Surakarta
PENGUASA DALAM
English Department
MENGENDALIKAN MEDIA UNTUK MEMPENGARUHI POLA PIKIR MASYARAKAT
9. Putri Sulistyo Hernasari
Universitas
AMBITION OF MINKE REFLECTED
Muhammadiyah
AT PRAMOEDYA ANANTA TOER’S
Surakarta
NOVEL THIS EARTH OF MANKIND (1975): A PSYCHOANALYTIC APPROACH
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Kelompok D Ruang 4.5 (Lt. 4)
PARALEL 1
No. Pemakalah
Instansi
Judul Waktu
Jawab Ruangan
1. Yakub Nasucha
Universitas
PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI
11.00 – 11.10 Yakub Nasucha, PITOYO
Muhammadiyah
DENGAN PENULISAN BERANTAI
M.Hum.
MEIYONO
Surakarta
DALAM METODE JIGSAW
Tugas:
2. Nurul Aini
Universitas
A Study on the Effect of Multilingual
Repertoire on Speaking in Three
kan ruangan
Surakarta
Universities in Metro City, Lampung –
(2) Menyiapkan
Indonesia
laptop dan LCD
3. Indra Hermarita
Universitas
PENINGKATAN KETERAMPILAN
MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN
notulensi
Surakarta
MODEL WORD SQUARE PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 8 PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2015/2016
4. PITOYO MEIYONO
Universitas
PERANAN PEMBELAJARAN
Muhammadiyah
SASTRA BAHASA INGGRIS
Surakarta
(FOLKLORE AND SONG) DI KELAS
X SMK DALAM KURIKULUM 2013 TERHADAP KEMAMPUAN PESERTA DIDIK SMK
viii
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Istirahat, Sholat, dan Makan Siang
PARALEL 2
5. Akhadiyatus Sholihah TS
Universitas
LEARNING STYLE PREFERENCES
13.00 – 13.10 Yakub Nasucha, PITOYO
Muhammadiyah
OF YEAR X STUDENTS IN SMA UII
M.Hum. MEIYONO
Surakarta
6. Hestuningtyas Maharani
Tugas: Perdana
Universitas
COMPARATIVE ERROR ANALYSIS
Muhammadiyah
IN THE UNIVERSITY STUDENTS
(1) Mengondisi-
Surakarta
kan ruangan (2) Menyiapkan
7. Dwi Agung Kurniawan
Universitas
A COMPARATIVE STUDY OF
laptop dan LCD
Muhammadiyah
ERROR ANALYSIS IN WRITING
(3) Mencatat
Surakarta
NARRATIVE TEXTS MADE BY
notulensi
JUNIOR, SENIOR AND UNIVERSITY STUDENTS
8. Rifqi Syafiatul Hidayah
Universitas
IMPROVING STUDENTS’ SPEAKING
Muhammadiyah
SKILL THROUGH RETELLING
Surakarta
TECHNIQUE USING MOVIE (A Classroom Action Research at the Eight Grade of SMP Negeri 2 Grogol In 2013/2014 Academic Year)
9. Danang Try Purnomo
IAIN Surakarta
Makna Ideasional dalam Sajak-Sajak
Chairil Anwar Bertema Patriotik
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Kelompok E Ruang 4.6 (Lt. 4)
PARALEL 1
No. Pemakalah
Jawab Ruangan
1. Yeti Rochmah Hidayati
Universitas
Designing English Syllabus for
11.00 – 11.10 Prof. Dr. Ali Zainal Ariffin
Muhammadiyah
Accounting Department Economic
Imron
Surakarta
Faculty of STIE Muhammadiyah Cilacap
Tugas:
in Academic Year 2013/2014
(1) Mengondisi-
2. Wahyuningtyas Siti Hajar
Universitas
Differences Using and Without Feely
kan ruangan
Muhammadiyah
Game in Written Report Texts
(2) Menyiapkan
Surakarta
laptop dan LCD
3. Ali Sofyan
Universitas
STUDI TENTANG PENGAJARAN
ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSES
notulensi
ix
Surakarta
PADA SISWA JURUSAN MESIN SMK NEGERI 1 MIRI, SRAGEN
4. Any Rahmawati
IAIN Surakarta
Improving Students’ Writing Ability on
Recount Text by Using Scrambled Sentences (Classroom Action Research at The Eight Grade Students of MTs N 2 Surakarta)
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Istirahat, Sholat, dan Makan Siang
PARALEL 2
5. Retno Winarni
Universitas
PEMBELAJARAN BAHASA
13.00 – 13.10 Prof. Dr. Ali Zainal Ariffin
Muhammadiyah
&SASTRA INDONESIA BERBASIS
Imron
Surakarta
LINGUISTIK FUNGSIONAL
Tugas:
SISTEMIK PADA MATERI TEKS
(1) Mengondisi-
EKSPLANASI BUKU SISWA
kan ruangan
KURIKULUM 2013 KELAS XI
(2) Menyiapkan
SEMESTER 2
laptop dan LCD
6. Nur Muaddatunikmah
Universitas
AGAINST GENDER
DISCRIMINATION IN TRACIE
notulensi
Surakarta
PETERSON AND JUDITH MILLER’S NOVEL A TAPESTRY OF HOPE (2004): FEMINIST APPROACH
7. Linna Marngatun Muflikhah Universitas
IMPROVING STUDENTS’ SPEAKING
Muhammadiyah
SKILL THROUGH DISCUSSION IN
Surakarta
GRADE XI OF SMA MUHAMMADIYAH 5 JATEN 2012/2013 ACADEMIC YEAR
8. HARSITI HELEN
Universitas
FEMALE VIOLENCE REFLECTED AT
PADANG RAHAYU
Muhammadiyah
NAWAL EL SAADAWI ‘S WOMEN
Surakarta
AT POINT ZERO (1983): A FEMINIST APPROACH
9. Zainal Ariffin
MTs PPMI Assalaam English Communication Competency
Sukoharjo
Improvement on Spoken and Written Narrative Text through “VCD Cutting” media at MTs PPMI Assalaam Sukoharjo
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Kelompok F Ruang 4.9 (Lt. 4)
PARALEL 1
No. Pemakalah
Jawab Ruangan
1. Alif Okta Shofia
Universitas
LEARNING STRATEGIES TO
11.00 – 11.10 Dr. Abdillah Jamaluddin
Muhammadiyah
DEVELOP SPEAKING SKILL: A
CASE STUDY OF GOOD ORAL COMPETENT STUDENTS OF
Tugas:
MADRASAH ALIYAH NEGERI
(1) Mengondisi-
KARANGGEDE
kan ruangan
2. Nur Kafifah
Universitas
The Correlation between Linguistic
Intelligence and Students’ Narrative
laptop dan LCD
Surakarta
Performance at Stain Jurai Siwo Metro
(3) Mencatat
3. Dinar Setiyani
Universitas
STUDENTS’ CAPABILITY IN
UNDERSTANDING DESCRIPTIVE
Surakarta
TEXT AT THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP N 1 JUWANGI BOYOLALI IN 2012/2013 ACADEMIC YEAR
4. Zaenul Wafa
Universitas
Teachers’ Beleifs and Practices of
Muhammadiyah
English Teaching : A Case study at
Surakarta
MTs.N Jeketro
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Istirahat, Sholat, dan Makan Siang
PARALEL 2
5. Wahyu Purnaningtyas
Universitas
ENGLISH TASKS FOR
13.00 – 13.10 Dr. Anam
Jamaluddin
Muhammadiyah
COMMUNICATIVE COMPETENCE
DEVELOPMENT: A CONTENT ANALYSIS OF WHEN ENGLISH
Tugas:
RINGS A BELL FOR JUNIOR HIGH
(1) Mengondisi-
SCHOOL BASED ON CURRICULUM
kan ruangan
(2) Menyiapkan
6. Lelly Puji Lestari
MTsN Sragen
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
laptop dan LCD
SMP/MTs BERBASIS TEXT DAN
(3) Mencatat
PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM
notulensi
KURIKULUM 2013
7. Beny Husodo
Universitas
INTERLANGUAGE PHONETICS OF
Muhammadiyah
JAVANESE STUDENTS OF ENGLISH
Surakarta
xi
8. Azizah Mustafalia
Universitas
Penerapan Metode Cooperative Language
Muhammadiyah
Learnig pada pembelajaran Bahasa
Surakarta
Inggris SMP Berbasis Linguistik Fungsional Sistematik
9. Jamaluddin Ahmad
SMP Muhammadiyah ANALISIS WACANA KRITIS PADA
10 Surakarta
TAJUK EKSEKUSI MATI GEMBONG NARKOBA DI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI APRIL 2015
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Kelompok G Ruang 4.10 (Lt. 4)
PARALEL 1
No. Pemakalah
Jawab Ruangan
1. Yunus Sulistyono
Anindya Nurul Margono
Universitas
DIKSI DALAM WACANA BERITA
11.00 – 11.10 Yunus
Kusuma Dewi Sri Sumarsih
Muhammadiyah
DUKA (KAJIAN TERHADAP RUBRIK
Sulistyono,
Surakarta
OBITUARI HARIAN KOMPAS)
M.A.
Depi Endang Sulastri Tugas:
2. BAYU INDRAYANTO
UNIVERSITAS
VERBA LOKATIF DALAM KALIMAT 11-10 – 11.20
(1) Mengondisi-
WIDYA DHARMA
TUNGGAL BAHASA JAWA (Kajian
kan ruangan
KLATEN
Struktur Sintaksis)
(2) Menyiapkan
laptop dan LCD WULANDARI
3. ROMADHANI
Universitas
Lingistik Sistemik Fungsional dan
Muhammadiyah
Pengkajian Variasi Bahasa dalam
(3) Mencatat
Surakarta
Terjemahan Al-Qur’an dan Hadist
notulensi
4. Rosyida Tyas Wahdati
MTs Negeri Tanon
IMPLEMENTASI CONTEKSTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PENGAJARAN TEKS PROSEDUR (PROCEDURE TEXT) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI MTs
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Istirahat, Sholat, dan Makan Siang
PARALEL 2
5. Anggia Suci Pratiwi
Universitas
ANALISIS TRANSITIVITAS NOVEL
13.00 – 13.10 Yunus
Anindya Nurul
Muhammadiyah
L'ETERNITA DI ROMA (LDR) DAN
Sulistyono,
Kusuma Dewi
Tasikmalaya
CINTA SELAMANYA: PERSPEKTIF
M.A.
LINGUISTIK SISTEMIK
xii
FUNGSIONAL Tugas:
6. Ichsan Yunianto Nuansa
Universitas
AKTAN DAN STRUKTUR
FUNGSIONAL NOVEL TERATAK
kan ruangan
Jabrohim
Surakarta
KARYA EVI IDAWATI DALAM
(2) Menyiapkan
PERSPEKTIF A.J. GREIMAS: Kajian
laptop dan LCD
Struktural
(3) Mencatat
7. Rudi Dwi Purwanto
Universitas
ANALISIS PROSES MORFOLOGIS
PADA KOLOM SEPAK BOLA DI
Surakarta
KORAN HARIAN SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2014
8. Dian Laila Rohmawati
Universitas
Improving students' reading
Muhammadiyah
comprehension trough paired storytelling
Surakarta
to eight grade students of SMP N 1 Mojogedang
9. Anindya Nurul Kusuma
Universitas
The Etiquette Reflected in Jane Austen's
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Kelompok H Ruang 4.11 (Lt. 4)
PARALEL 1
No. Pemakalah
Jawab Ruangan
PARALEL 2
1. Vilya Lakstian Catra Mulia
Akademi Bahasa
APPLYING ACTIVE LISTENING
11.00 – 11.10 Atiqa Sabardila, Mohammad Ali
Asing Harapan
SKILL FOR STUDENTS’ LISTENING
M.Hum.
Yafi
Bangsa, Indonesia
ASSESSMENT BY SYSTEMIC FUNCTIONAL LINGUISTICS
2. Iwan Suhardi
Universitas Negeri
Pengembangan Bank Soal Mata Pelajaran
kan ruangan
Makassar
Bahasa Indonesia di Sekolah Lanjutan
(2) Menyiapkan
Fakultas Teknik
Tingkat Atas dengan Tampilan
laptop dan LCD
Multimedia Berbasis Computerized
(3) Mencatat
Based Testing
notulensi
3 Ellen Andriyani
Universitas
THE INFLUENCE OF SHOOPING
Muhammadiyah
LIST GAME TOWARDS
Surakarta
STUDENTS’ VOCABULARY
xiii
MASTERY AT THE SECOND SEMESTER OF THE SEVENTH CLASS AT MTS RAUDLATUL JANNAH NATAR LAMPUNG SELATAN IN 2013/2014
4. Tutik Wahyuni
Univet Sukoharjo
PENERAPAN MATERI AJAR
WACANA BAHASA INDONESIA BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Istirahat, Sholat, dan Makan Siang
PARALEL 2
5. Syarif Hidayat Universitas Indonesia Prasangka New York Times terhadap
13.00 – 13.10 Atiqa Sabardila, Mohammad Ali
Hamas: Sebuah Analisis Wacana Kritis
M.Hum.
Yafi
6. Sekar Nugraheni Universitas
Analisis Wacana Kritis
7. Degita Danur Suharsono
Universitas Negeri
Interaksi Simbolik dalam Wacana Kelas
kan ruangan
Malang
(2) Menyiapkan laptop dan LCD
8. Sri Puji Rahayuningsih
SMP NEGERI 1
ANALISIS TEKS PADA SILABUS
BAHASA INGGRIS KELAS VII
notulensi
BERDASARKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
9. Mohammad Ali Yafi
Universitas
A TRANSLATION ANALYSIS OF
Muhammadiyah
INDEPENDENT CLAUSE IN THE
Surakarta
HUNGER GAMES AND ITS TRANSLATION
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Ruang Sidang Pascasarjana (Lt. 5)
PLENO 2
No. Pemakalah
Jawab Ruangan 1. Prof. Dr. Endang Fauziati
Presentasi
Universitas
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Berbasis
Prof. Dr. Abdul Yunus Sulistyono
xiv
Muhammadiyah
Linguistik Sistemik Fungsional di SD,
Ngalim, M.Hum.
Surakarta
SMP, SMA, dan PT
Sesi diskusi dan tanya-jawab
Pengambilan Sertifikat
16.00 – selesai
xv
Kata Pengantar
Alhamdulillahirabil’alamin. Ucapan syukur kepada Allah SWT sebagai wujud syukur atas terselenggaranya Seminar Nasional Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (SEMNAS KBSP) IV 2016
dengan tema “Analisis Wacana Kritis dalam Kajian Bahasa dan Sastra”. Seminar nasional ini diselenggarakan oleh Program Magister Pengkajian Bahasa, Sekolah Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Surakarta bekerja sama dengan Balai Bahasa Jawa Tengah sebagai agenda tahunan. Seminar ini diharapkan mampu memberi kontribusi terhadap peningkatan kualitas kajian bahasa, sastra, dan pengajarannya.
Penyelenggaraan seminar ini berpijak pada latar belakang bahwa bahasa memiliki fungsi yang sangat penting bagi masyarakat pemakainya. Bahasa digunakan dalam berkomunikasi dan berinteraksi antara sesama masyarakat sekitar, seetnik, sebangsa, bahkan sedunia. Dalam fungsinya yang kompleks itu munculah fenomena pemakaian bahasa yang kompleks juga. Kompleksitas itu mengarahkan, mengajak, menggelitik, dan mendorong para ilmuwan untuk mengkajinya sehingga memunculkan berbagai paradigma, teori, dan paham yang beragam pula. Muncullah teori linguistik struktural, transformasional, relasional, tagmemik, fungsional, dan lain-lain. Salah satu teori linguistik yang urgen untuk dikaji adalah analisis wacana kritis, baik dalam ranah pemaknaan teks maupun linguistik sistemik fungsional.
Dikatakan urgen karena banyaknya teks yang memiliki berbagai latar belakang dan konteks, baik itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dalam pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia pada Kurikulum 2013 yang berbasis genre/teks, maupun pada berbagai variasi pemakaian bahasa. Konsep kebahasaan yang mendasari pembelajaran berbasis teks adalah sistemik fungsional. Oleh karenanya, linguistik sistemik fungsional ini sangat urgen untuk dikaji dari berbagai perspektif, seperti perspektif konseptual, pembelajaran, variasi bahasa, dan perspektif penelitian. Beberapa pertanyaan berikut muncul. Bagaimana konsep dan penerapannya dalam pengembangan kurikulum, pengembangan materi ajar, dan pembelajaran Bahasa & sastra di tingkat SD, SMP, SMA, dan PT. Bagaimana kajian Bahasa dan sastra berbasis linguistik sistemik fungsional dalam berbagai variasi bahasa seperti bahasa: bisnis, politik, hukum, agama, dan IPTEK. Pertanyaan-pertanyaan ini menarik untuk dikaji agar mendapat jawabannya.
Dalam seminar nasional ini kami mengundang 3 pemakalah utama dan 71 pemakalah pendamping. Ketiga pemakalah utama adalah Prof. Riyadi Santosa, Ph.D. (guru besar Universitas Sebelas Maret), Dr. Triwiratno (Universitas Sebelas Maret), dan Prof. Dr. Endang Fauziati (guru besar Universitas Muhammadiyah Surakarta). Sementara itu, ke-71 pemakalah pendamping dan para peserta seminar hadir dari berbagai wilayah di Indonesia. Para pemakalah pendamping dan peserta berasal dari beberapa instansi, diantaranya Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Widya Dharma, IAIN Surakarta, Akademi Bahasa Asing Harapan Bangsa, Univet Sukoharjo, Universitas Muhammadiyah Surakarta, SMP Negeri 1 Tawangsari, SMP Negeri 4 Cipari, MTs PPMI Assalam Sukoharjo, MTs N Sragen, SMP Muhammadiyah 10 Tasikmalaya, dan MTs. Negeri Tanon, dan lain-lain.
Sebagai hasil dari seminar nasional ini, makalah diterbitkan dalam bentuk prosiding dan dipublikasikan secara online dalam publikasi ilmiah UMS. Akhirnya, kami menyampaikan terima kasih atas peran serta Bapak/Ibu/Saudara, baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta dalam kegiatan seminar ini. Kami menyadari bahwa kegiatan ini memiliki kekurangan dan kelemahan yang berdampak pada ketidaknyamanan dalam seminar ini. Oleh karena itu, permohonan maaf kami sampaikan atas ketidaknyamanan dimaksud. Kami menerima saran dan kritik yang membangun sebagai masukan dan bahan pertimbangan demi perbaikan kegiatan serupa pada tahun-tahun mendatang.
Surakarta, 14 April 2016 Ketua Program Magister Pengkajian Bahasa
Prof. Dr. Markhamah, M.Hum.
DAFTAR ISI
MAKALAH UTAMA
ANALISI WACANA KRITIS (AWK): LINGUISTIK SISTEMIK FUNGSIONAL (LSF) 1 Riyadi Santosa
PENGEMBANGAN KURIKULUM DA MATERI AJAR BERBASIS LINGUISTIK SISTEMIK 19 FUNGSIONAL Dr. Tri Wiratno, M.A.
SYSTEMIC-FUNCTIONAL LINGUISTICS AND ITS IMPLICATION IN FOREIGN 45 LANGUAGE TEACHING Endang Fauziati
MAKALAH PENDAMPING
APPLYING ACTIVE LISTENING SKILL FOR STUDENTS’ LISTENING ASSESSMENT BY 55 SYSTEMIC FUNCTIONAL LINGUISTICS APPROACH Vilya Lakstian Catra Mulia
PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DENGAN PENULISAN BERANTAI DALAM METODE 65 JIGSAW Yakub Nasucha
THE INFLUENCE OF SHOOPING LIST GAME TOWARDS STUDENTS’ VOCABULARY 77 MASTERY AT THE SECOND SEMESTER OF THE SEVENTH CLASS AT MTS RAUDLATUL JANNAH NATAR LAMPUNG SELATAN IN 2013/2014 Ellen Andriyani
A COMPARATIVE STUDY OF ERROR ANALYSIS IN WRITING NARRATIVE TEXTS MADE 92 BY JUNIOR, SENIOR AND UNIVERSITY STUDENTS Dwi Agung Kurniawan
IMPROVING STUDENTS’ SPEAKING SKILL THROUGH RETELLING TECHNIQUE USING 106 MOVIE (A Classroom Action Research at the Eight Grade of SMP Negeri 2 Grogol In 2013/2014
Academic Year)
Rifqi Syafiatul Hidayah
DEVELOPING SUPPLEMENTARY ENGLISH MATERIAL BASED ON PROJECT-BASED 116 LEARNING FOR NURSING STUDENTS OF MEDICAL DEPARTMENT OF SMK CITRA SEMESTA INDONESIA YOGYAKARTA Hikmah Pravitasari
PRASANGKA NEW YORK TIMES TERHADAP HAMAS: SEBUAH ANALISIS WACANA 122 KRITIS
Syarif Hidayat
LEARNING STRATEGIES TO DEVELOP SPEAKING SKILL: A CASE STUDY OF GOOD 134 ORAL COMPETENT STUDENTS OF MADRASAH ALIYAH NEGERI KARANGGEDE
Alif Okta Shofia
IMPROVING STUDENTS’ WRITING ABILITY ON RECOUNT TEXT BY USING 141 SCRAMBLED SENTENCES (CLASSROOM ACTION RESEARCH AT THE EIGHT GRADE
STUDENTS OF MTS N 2 SURAKARTA)
Any Rahmawati
VERBA LOKATIF DALAM KALIMAT TUNGGAL BAHASA JAWA (Kajian Struktur Sintaksis) 155 Bayu Indrayanto
INTERLANGUAGE PRAGMATICS OF SUGGESTION BY INDONESIAN EFL LEARNERS 162 Hanif Safika Rizky
THE HUNGER GAMES SEBAGAI KRITIK ATAS DOMINASI PENGUASA DALAM 172 MENGENDALIKAN MEDIA UNTUK MEMPENGARUHI POLA PIKIR MASYARAKAT Dwi Ilmiani
PENGEMBANGAN BANK SOAL MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH 178 LANJUTAN TINGKAT ATAS DENGAN TAMPILAN MULTIMEDIA BERBASIS COMPUTERIZED BASED TESTING Iwan Suhardi
THE ETIQUETTE REFLECTED IN JANE AUSTEN'S WORKS 186 Anindya Nurul Kusuma Dewi
ENGLISH COMMUNICATION COMPETENCY IMPROVEMENT ON SPOKEN AND WRITTEN 196 NARRATIVE TEXT THROUGH “VCD CUTTING” MEDIA AT MTS PPMI ASSALAAM SUKOHARJO Zainal Ariffin
A TRANSLATION ANALYSIS OF INDEPENDENT CLAUSE IN THE HUNGER GAMES AND 210 ITS TRANSLATION Mohammad Ali Yafi
A STUDY ON THE EFFECT OF MULTILINGUAL REPERTOIRE ON SPEAKING IN THREE 220 UNIVERSITIES IN METRO CITY, LAMPUNG – INDONESIA Nurul Aini
THE CORRELATION BETWEEN LINGUISTIC INTELLIGENCE AND STUDENTS’ 232 NARRATIVE PERFORMANCE AT STAIN JURAI SIWO METRO Nur Kafifah
ANALISIS TRANSITIVITAS NOVEL L'ETERNITA DI ROMA (LDR) DAN CINTA 249 SELAMANYA: PERSPEKTIF LINGUISTIK SISTEMIK FUNGSIONAL Anggia Suci Pratiwi
INTERLANGUAGE PHONETICS OF JAVANESE STUDENTS OF ENGLISH 257 Beny Husodo
AN ANALYSIS ON SWEARWORDS USED BY INSTAGRAM USERS 264 Ika Mufidatul Hasanah
IMPROVING STUDENTS’ SPEAKING SKILL THROUGH DISCUSSION IN GRADE XI OF 272 SMA MUHAMMADIYAH 5 JATEN 2012/2013 ACADEMIC YEAR Linna Marngatun Muflikhah
THE FUNCTION OF HEDGING DEVICES USED IN “ROOM FOR DEBATE” POSTED IN NEW 280 YORK TIMES ONLINE WEBSITE Risti Yani Rahmawati
AL-QALB IN THE HOLY QUR'AN AND ITS IMPLICATION FOR CHARACTER EDUCATION 290 Mar'atus Solihah
ENGLISH TASKS FOR COMMUNICATIVE COMPETENCE DEVELOPMENT: A CONTENT 305 ANALYSIS OF WHEN ENGLISH RINGS A BELL FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BASED ON CURRICULUM 2013 Wahyu Purnaningtyas
IMPOLITENESS STRATEGIES USED IN DAILYMAIL’S COMMENTS 313 Luthfi Yulidar
TEACHERS' BELEIFS AND PRACTICES OF ENGLISH TEACHING : A CASE STUDY AT 320 MTS.N JEKETRO Zaenul Wafa
PERCEPTION OF IMPOLITENESS BY INDONESIAN EFL LEARNERS 332 Muhammad Zaki Aditama
THE REFLECTION OF WOMAN EMANCIPATION IN FATIMA MERNISSI’S DREAM OF 344 TRESPASS (1994): A FEMINIST APPROACH Muvid Bayhaqi
PERANAN PEMBELAJARAN SASTRA BAHASA INGGRIS (FOLKLORE AND SONG) DI 349 KELAS X SMK DALAM KURIKULUM 2013 TERHADAP KEMAMPUAN PESERTA DIDIK SMK Pitoyo Meiyono
MAKNA IDEASIONAL DALAM SAJAK-SAJAK CHAIRIL ANWAR BERTEMA PATRIOTIK 354 Danang Try Purnomo
THE USE OF CRITICIZING STRATEGIES IN ENGLISH AND JAVANESE LANGUAGES BY 369 JAVANESE EFL LEARNERS: A COMPARATIVE STUDY Sari Rachmawati
FEMALE VIOLENCE REFLECTED AT NAWAL EL SAADAWI ‘S WOMEN AT POINT ZERO 377 (1983): A FEMINIST APPROACH Harsiti Helen Padang Rahayu
STUDI TENTANG PENGAJARAN ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSES PADA SISWA 394 JURUSAN MESIN SMK NEGERI 1 MIRI, SRAGEN Ali Sofyan
LINGISTIK SISTEMIK FUNGSIONAL DAN PENGKAJIAN VARIASI BAHASA DALAM 400 TERJEMAHAN AL-QUR’AN DAN HADIST Romadhani Wulandari
AGAINST GENDER DISCRIMINATION IN TRACIE PETERSON AND JUDITH MILLER’S 407 NOVEL A TAPESTRY OF HOPE (2004): FEMINIST APPROACH Nur Muaddatunikmah
DIFFERENCES USING AND WITHOUT FEELY GAME IN WRITTEN REPORT TEXTS 415 Wahyuningtyas Siti Hajar
COMPARATIVE ERROR ANALYSIS IN THE UNIVERSITY STUDENTS 422 Hestuningtyas Maharani Perdana
DISFEMIA DALAM DUNIA OLAHRAGA 435 Agustina Putri Reistanti
DIKSI DALAM WACANA BERITA DUKA (KAJIAN TERHADAP RUBRIK OBITUARI 445 HARIAN KOMPAS) Yunus Sulistyono, Margono, Sri Sumarsih, dan Depi Endang Sulastri
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SMP/MTs BERBASIS TEXT DAN PENDEKATAN 453 SCIENTIFIC DALAM KURIKULUM 2013 Lelly Puji Lestari
IMPLEMENTASI CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM 462 PENGAJARAN TEKS PROSEDUR (PROCEDURE TEXT) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI MTs Rosyida Tyas Wahdati
MATERIAL DESIGN OF ENGLISH TEXTBOOK BAHASA INGGRIS SMA KELAS X TO 469 IMPROVE STUDENT'S COMMUNICATIVE COMPETENCE: CONTENT ANALYSIS Dyah Retno Nursanti
MATERIALISTIC LADY REFLECTED IN JAKE KASDAN’S BAD TEACHER MOVIE (2011): 483 AN INDIVIDUAL PSYCHOLOGICAL APPROACH Wahyu Hestiany
AN ANALYSIS OF THE TYPES OF READING QUESTION IN THE TEXTBOOK “BRIGHT” 491 FOR THE SEVEN GRADE STUDENT OF JUNIOR HIGH SCHOOL PUBLISHED BY ERLANGGA Dewi Muliasari
DESIGNING ENGLISH SYLLABUS FOR ACCOUNTING DEPARTMENT ECONOMIC 499 FACULTY OF STIE MUHAMMADIYAH CILACAP IN ACADEMIC YEAR 2013/2014 Yeti Rochmah Hidayati
TABOO LANGUAGE IN INTERNET MEME 505 Pujiana Masitha
STUDENTS’ CAPABILITY IN UNDERSTANDING DESCRIPTIVE TEXT AT THE SECOND 513 YEAR STUDENTS OF SMP N 1 JUWANGI BOYOLALI IN 2012/2013 ACADEMIC YEAR Dinar Setiyani
IMPROVING READING SKILL USING PRESENTATION, PRACTICE AND PRODUCTION 525 TECHNIQUE IN THE FIRST YEAR OF MTs N PARON, NGAWI Amin Sugiharti
ANALISIS TEKS PADA SILABUS BAHASA INGGRIS KELAS VII BERDASARKAN 552 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Sri Puji Rahayuningsih
OPTIMIZING STUDENTS’ JOURNAL TO ENHANCE STUDENTS’ MOTIVATION IN 581 LEARNING ENGLISH Andita Destiana Winahyu
PENERAPAN METODE COOPERATIVE LANGUAGE LEARNIG PADA PEMBELAJARAN 588 BAHASA INGGRIS SMP BERBASIS LINGUISTIK FUNGSIONAL SISTEMATIK Azizah Mustafalia
AMBITION OF MINKE REFLECTED AT PRAMOEDYA ANANTA TOER’S NOVEL THIS 598 EARTH OF MANKIND (1975): A PSYCHOANALYTIC APPROACH Putri Sulistyo Hernasari
DETERMINISM AND FREEDOM REFLECTED IN DAVID NICHOLLS’S ONE DAY NOVEL 606 (2009): A PHILOSOPHY OF DETERMINISM Linda Ari Wijayanti
NEED FOR APPRECIATION REFLECTED IN RAJKUMAR HIRANI’S 3 IDIOTS MOVIE 617 (2009): A HUMANISTIC PSYCHOLOGICAL APPROACH Sri Martono Lanjar Sari
IMPROVING STUDENTS' READING COMPREHENSION TROUGH PAIRED STORYTELLING 627 TO EIGHT GRADE STUDENTS OF SMP N 1 MOJOGEDANG Dian Laila Rohmawati
ANALISIS WACANA KRITIS DALAM PEMAKNAAN TEKS LAGU 640 Dwi Setyawan Suraji
INTERAKSI SIMBOLIK DALAM WACANA KELAS 648 Degita Danur Suharsono
ANALISIS WACANA KRITIS PADA TAJUK EKSEKUSI MATI GEMBONG NARKOBA DI 656 SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI APRIL 2015 Jamaluddin Ahmad Santosa
AKTAN DAN STRUKTUR FUNGSIONAL NOVEL TERATAK KARYA EVI IDAWATI 663 DALAM PERSPEKTIF A.J. GREIMAS: Kajian Struktural Ichsan Yunianto Nuansa Putra, Jabrohim
ANALISIS PENGGUNAAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SOLOPOS 673 EDISI NOVEMBER 2014 Bahrudin Adi Nugroho
ANALISIS PROSES MORFOLOGIS PADA KOLOM SEPAK BOLA DI KORAN HARIAN 683 SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2014 Rudi Dwi Purwanto
ANALISIS WACANA FENOMENA LGBT PADA HARIAN KOMPAS DAN JAWA POS: 692 PENDEKATAN MIKROSTRUKTURAL DAN MAKROSTRUKTURAL Oktalifa Hanna Maulina dan Sigit Arif Bowo
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK 700 CERPEN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IX D SMP N 1 TAWANGSARI Taufiq Uddhanawati
LEARNING STYLE PREFERENCES OF YEAR X STUDENTS IN SMA UII 708 Akhadiyatus Sholihah
ANALISIS CAMPUR KODE PADA IKLAN 723 Nanik Nurwani
PENERAPAN MATERI AJAR WACANA BAHASA INDONESIA BERBASIS KONTEKSTUAL 736 UNTUK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Tutik Wahyuni
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL WORD 752 SQUARE PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 8 PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2015/2016 Indra Hermarita
PEMBELAJARAN BAHASA & SASTRA INDONESIA BERBASIS LINGUISTIK FUNGSIONAL 759 SISTEMIK PADA MATERI TEKS EKSPLANASI BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS XI SEMESTER 2 Retno Winarni
ANALISIS WACANA PIDATO PRESIDEN JOKO WIDODO PADA PERINGATAN HARI GURU 767 NASIONAL TAHUN 2015 Gallant Karunia Assidiq Assidiq
LEXICAL ANALYSIS IN THE NOBLE QUR’AN SURAH AN-NISA VERSE 34 INTERPRETED 774 BY Dr. MUHAMMAD TAQIUDDIN Al-HILALI, Ph.D . Hukma Darojati, S.Pd.I
MAKALAH UTAMA
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya 2 (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya 4 (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya 6 (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya 8 (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya 10 (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya 12 (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya 14 (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya 16 (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya 18 (KBSP)
IV 2016
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya (KBSP)
IV 2016
PENGEMBANGAN KURIKULUM DA MATERI AJAR BERBASIS LINGUISTIK SISTEMIK FUNGSIONAL
Dr. Tri Wiratno, M.A. Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstrak
Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) telah lama dijadikan landasan filosofis pengembangan kurikulum dan materi ajar bahasa. Atas dasar teori genre di bawah kerangka LSF, juga dirumuskan pendekatan mengajar yang disebut Genre Based Approach atau Pembelajaran Berbasis Teks. Materi ajar yang digunakan pada pendekatan tersebut adalah teks dalam berbagai jenis. Kurikulum yang dikembangkan diarahkan pada penciptaan teks oleh pembelajar dan cara memanfaatkan teks tersebut pada konteks sosial-budaya yang melingkupinya.
Kata kunci: kurikulum, genre, materi ajar, teks
1. Pendahuluan
Kurikulum adalah “an overall plan for a course or programme” atau “the total programme of formal studies offered by a school or institution” (Richards & Schmidt, 2010: 151-152). Pengembangan kurikulum di sekolah atau institusi meliputi faktor-faktor: (1) analisis kebutuhan pembelajar; (2) tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (3) pengembangan materi ajar dari segi kandungan (content) dan urutan pembelajaran; (4) prosedur pembelajaran; (5) penilaian terhadap capaian pembelajaran; serta (6) evaluasi terhadap keseluruhan program pada kurikulum tersebut (Richards, 2001: 41).
Pembahasan lebih lanjut pada tulisan ini difokuskan pada faktor ketiga dan keempat. Ini tidak berarti bahwa faktor-faktor yang lain diabaikan. Sesungguhnya pengembangan faktor ketiga dan keempat dengan sendirinya memasukkan faktor pertama, kedua, dan kelima, karena untuk memenuhi tujuan pembelajaran dan capaian dalam penilaian, materi ajar harus dirancang dan disajikan sesuai dengan kebutuhan pembelajar. Sementara itu, faktor keenam adalah faktor adalah alat untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program pendidikan secara keseluruhan.
Pengembangan materi ajar dapat dituangkan ke dalam bentuk silabus, dan prosedur pembelajaran pada dasarnya adalah metode. Dari sini dapat dikemukakan bahwa dalam proses pembelajaran pada kurikulum, dua hal penting yang selalu menjadi pertimbangan adalah materi ajar (what to teach) dan prosedur penyampaian materi ajar tersebut (how to teach). Materi ajar adalah kandungan yang dipelajari, sedangkan prosedur berkenaan dengan model pembelajaran yang diterapkan. Secara umum, kedua hal tersebut dikaitkan dengan pendekatan, metode, dan teknik. Pada konteks ini, dapat dipahami apabila Bernstein (2003: 71) mengajukan definisi kurikulum sebagai “the principle by which certain periods of time and their contents are brought into a special relationship with each other”.
Dalam kurikulum bahasa yang didasarkan pada LSF, materi ajar yang disampaikan adalah bahasa sebagai teks, bukan bahasa sebagai aturan-aturan gramatika secara lepas-lepas, dan sesuatu yang
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya 20 (KBSP)
IV 2016
diterapkan untuk meyampakan materi ajar itu adalah model pembelajaran yang sesuai dengan prinsip- prinsip teks. Model pembelajaran tersebut terdiri atas empat tahap, yaitu pembanguan konteks, pemodelan teks, penyusunan teks bersama, dan penyusunan teks mandiri. Melalui keempat tahap itu, teks yang dijadikan model dieksplorasi dalam hal struktur teks dan unsur-unsur gramatika atau unsur- unsur kebahasaan yang ada di dalamnya, yang pada akhirnya dijadikan pedoman bagi pembelajar untuk menciptakan teks sendiri.
Untuk mengetahui posisi LSF dalam pengembangan kurikulum dan materi ajar, di bawah ini perlu diuraikan terlebih dahulu perbandingan antara teori LSF dan teori linguistik lain yang mendasari pengembangan selama ini. Selain itu, karena teori linguistik menjadi pendekatan atau landasan filosofis, berikut ini juga perlu diuraikan pengertian pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran – yang kemudian dikontraskan dengan model pembelajaran dengan empat tahap tersebut.
2. Linguistik Sistemik Fungsional sebagai Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum dan Materi Ajar
Kurikulum bahasa yang diterapkan di suatu negara dikembangkan berdasarkan terori linguistik tertentu. Sejak akhir tahun 1980-an LSF telah banyak diterapkan sebagai landasan filosofis pembelajaran bahasa (Halliday, 1985; Halliday, 1994; Halliday & Matthiessen, 2004; Halliday & Matthiessen, 2014; Christie, 1989). Bahkan jauh sebelum itu, pada awal tahun 1960-an, nama Halliday (1961; 1965; Halliday, McIntosh, & Strevens, 1964) telah disebut-sebut sebagai salah satu pencetus pengajaran dan pembelajaran bahasa secara fungsional (Richards & Rodgers, 2001: 35, 64, 70; Bloor & Bloor, 2004).
Mengapa LSF digunakan dalam pengembangan kurikulum dan materi ajar bahasa? LSF adalah linguistik yang mendeskripsikan cara pemilihan bentuk-bentuk gramatika pada konteks penggunaan bahasa sebagai teks. Adapun yang dimaksud teks (wacana) 1 adalah “language doing its job” (Halliday & Hasan, 1989), atau “language functioning in context” (Halliday & Matthiessen, 2014: 3), atau satuan bahasa yang dapat dimediakan secara lisan atau tulis dengan struktur teks tertentu untuk mengungkapkan makna dalam konteks tertentu pula (Wiratno, 2002; Wiratno, 2003b; Wiratno, 2009). Dengan pengertian SFL dan teks seperti itu, sudah barang tentu bentuk-bentuk gramatika tidak diajarkan secara lepas-lepas sebagai pengetahuan tentang bahasa (teori linguistik), tetapi diajarkan sebagai cara berbahasa dengan memilih bentuk-bentuk gramatika itu dalam teks yang sesuai dengan tujuan atau fungsi sosial teks tersebut.
Menurut LSF, bahasa mempunyai tiga fungsi: ideasional, interpersonal, dan tekstual. Ketiga fungsi tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri. Ketiga-tiganya merupakan satu kesatuan metafungsi. Oleh karena itu, sebuah tuturan kebahasaan, misalnya yang berbentuk klausa, mengemban tiga fungsi itu sekaligus.
1 Pada tulisan ini teks dan wacana dianggap sama. Untuk menghemat ruang, perdebatan tentang kedua hal tersebut tidak dikemukakan di sini.
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya (KBSP)
IV 2016
Dengan kata lain, meskipun wujud klausa itu hanya satu, klausa yang satu itu harus dilihat dari kapasitasnya yang mempunyai tiga fungsi sekaligus. (Lihat uraian dalam Contoh 1 dan 2). Hubungan antara ketiga fungsi dalam metafungsi dan realitas-realitas yang berbeda dapat diringkas pada Tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1. Metafungsi dan konstruksi realitas
METAFUNGSI
Konstruksi realitas
(Perihal)
IDEATIONAL (logikal, eksperiensial)
(observasi) INTERPERSONAL
realitas fisik/biologis
(peran) TEKSTUAL
realitas sosial
realitas semiotis/simbol
(relevansi)
(Martin, 1996)
Dapat dijelaskan bahwa bahasa merupakan konstruksi realitas fisik/biologis, realitas sosial, dan realitas simbol, yang secara bersama-sama menjadi fondasi tempat fungsi ideasional, fungsi interpersonal, dan fungsi tekstual bekerja. Secara realitas fisik/biologis, bahasa digunakan untuk melaporkan isi atau maksud sebagai hasil dari observasi yang dilakukan oleh penutur/penulis. Yang dilaporkan adalah apapun yang berada di dalam dan di sekitar diri penutur/penulis tersebut. Secara realitas sosial, bahasa digunakan untuk melakukan peran yang diemban oleh penutur/penulis dan pengengar/ pembaca. Peran tersebut tampak pada kenyataan bahwa bahasa merupakan alat untuk menjalin dan sekaligus memapankan hubungan sosial. Secara realitas semiotis/simbol, bahasa mengungkapkan isi (hasil observasi) melalui bentuk-bentuk gramatika (teks) yang sesuai dengan tujuan pengungkapan tersebut. Pada kerangka ini, terdapat relevansi antara isi dan bentuk yang digunakan untuk mengungkapkannya. Sebagai ilustrasi, Contoh (1) dan (2) menunjukkan bahwa dua buah klausa yang hanya dibedakan oleh penggunaan boleh dan harus memiliki perbedaan makna yang sangat mencolok. (Contoh yang sama dengan uraian yang agak berbeda telah disampaikan pada Wiratno, forthcoming).
(1) Kamu boleh pulang sekarang. (2) Kamu harus pulang.
Klausa (1) dan (2) mengungkapkan ketiga fungsi dalam kerangka ketiga realitas tersebut secara simultan. Secara realitas fisik/biologis, dengan Klausa (1), penutur bermaksud menyampaikan hal yang ia alami bersama pendengar sebagai mitra tuturnya. Secara realitas sosial, klausa yang sama tersebut menunjukkan hubungan sosial bahwa si penutur menempatkan perannya sejajar dengan si mitra tutur, dan dengan perannya itu si penutur memberi kelonggaran kepada mitra tuturnya untuk pulang. Kualitas hubungan sosial antara si penutur dan mitra tuturnya dapat digambarkan bahwa
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya 22 (KBSP)
IV 2016
dengan klausa itu si mitra tutur dapat menggunakan kelonggaran yang diberikan oleh si penutur. Artinya, apakah si mitra tutur akan pulang atau tidak bergantung kepada keputusan si mitra tutur itu sendiri, bukan atas paksaan yang dilakukan oleh si penutur. Kata boleh pada klausa tersebut menunjukkan pilihan tentang pulang atau tidak. Secara realitas semiotis/simbol, dengan klausa yang sama pula, si penutur menggunakan bentuk gramatika yang berupa klausa yang memungkinkan isi yang dikehendaki oleh si penutur tersalurkan dengan baik kepada mitra tuturnya.
Apabila boleh diganti dengan harus, tidak terdapat relevansi antara isi dan peran yang menunjukkan kelonggaran atau pilihan tersebut. Kata harus mengandung kesan paksaan atau tekanan. Oleh sebab itu, analisis terhadap ketiga fungsi tersebut tentu akan berbeda, apabila klausa tersebut berbunyi seperti tersaji pada Klausa (2). Mungkin, realitas fisik/biologis antara Klausa (1) dan (2) sama, sehingga isi yang terungkap dari kedua klausa itu juga sama. Namun demikian, dari sisi realitas sosial, pada Klausa (2), si penutur memanfaatkan peran superiornya untuk memaksa si mitra tutur untuk pulang; tidak seperti pada Klausa (1), peran sejajar si penutur digunakan untuk memberikan kelonggaran dalam bentuk pilihan, yaitu pulang atau tidak pulang. Dari sisi realitas semiotis atau simbol, bentuk klausa yang mengandung harus itu dipilih untuk menunjukkan relevansi antara isi yang dimaksudkan dan peran superior yang menghasilkan paksaan.
Setiap klausa dipastikan mengemban ketiga fungsi tersebut secara simultan. Dengan demikian, analisis terhadap klausa yang hanya mementingkan satu atau dua dari ketiga fungsi tersebut, dengan meninggalkan satu atau dua fungsi lainnya, tidaklah lengkap dari segi makna yang terungkap. Alasannya adalah bahwa makna yang dihasilkan dari ketiga fungsi itu pun juga meliputi tiga dimensi, yaitu: makna ideasional, makna interpersonal, dan makna tekstual. Ketiga dimensi makna itu adalah semantik (dalam satu kesatuan makna metafungsional) yang diungkapkan oleh bentuk-bentuk gramatika. Secara teknis, bentuk-bentuk gramatika itu disebut leksikogramatika – yaitu kata-kata dalam susunan beserta akibat makna yang timbul. Leksikogramatika diungkapkan oleh fonologi/grafologi.
Seperti tersaji pada Gambar 1, semantik, leksikogramatika, dan fonologi/grafologi berada dalam sistem stratifikasi hirarkis. Fonologi/grafologi adalah lapis ekspresi yang berupa bentuk, sedangkan leksikogramatika dan semantik adalah lapis isi sebagai hasil dari ekspresi bentuk. Semantik merupakan sistem “pe-makna-an”, leksikogramatika merupakan sistem “peng-kata-an”, dan fonologi/grafologi merupakan sistem “pe-lafal-an/pengungkapan-dalam-bentuk-tulis”. Dengan kata lain, dalam sistem hirarkis itu, fonologi/grafologi merealisasikan leksikogramatika, dan leksikogramatika merealisasikan semantik. Atau apabila dibalik, semantik direalisasikan oleh leksikogramatika, dan leksikogramatika direalisasikan oleh fonologi/grafologi.
Semantik, yang menduduki sistem hirarkis yang tertinggi, adalah sumber pemaknaan (resource for meaning) yang memungkinkan pengguna bahasa untuk bertindak melalui makna, dan untuk merefleksikan pengalaman dunia menjadi bermakna (Matthiessen, 1992/1995: 7). Sebagai sumber makna, semantik tidak
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya (KBSP)
IV 2016
hanya berkenaan dengan makna metafungsional pada tingkat klausa/kalimat, tetapi juga pada tingkat wacana. Makna pada tataran wacana demikian itu disebut makna wacana (discourse semantics).
makna budaya yang lebih tinggi
semantik
lapis isi
leksikogramatika
lapis ekspresi (lisan, tulis)
fonologi/
grafologi
(Dimodifikasi dari Matthiessen, 1992/1995: 8; Halliday & Martin, 1993: 32)
Gambar 1. Fonologi/grafologi, leksikogramatika, dan semantik dalam stratifikasi
Pada Gambar 1, terlihat bahwa di atas semantik masih terdapat strata yang lebih tinggi yang berada di luar teks, tetapi strata tersebut tidak dinyatakan secara eksplisit. Sesungguhnya strata itu adalah register, genre, dan ideologi. Register direalisasikan oleh leksikogramatika; genre direalisasikan secara bersama-sama oleh register dan leksikogramatika; ideologi direalisasikan secara bersama-sama oleh genre, register, dan leksikogramatika. Terutama register dan genre diasosiasikan dengan konteks situasi dan konteks budaya.
Di bawah teori umum LSF, dikembangkan teori genre secara khusus (Martin, 1985; Martin, 1992; Martin, 1997; Martin, 2009). Pada teori LSF dan genre, bahasa selalu digunakan dalam wujud teks yang dilingkupi oleh konteks situasi dan konteks budaya. Menurut teori ini, mengajarkan bahasa berarti mengajarkan cara menggunakan bentuk-bentuk gramatika untuk mengungkapkan diri sendiri, dunia di sekitar, pengalaman, perasaan, dan nilai-nilai sosial-budaya.
Berdasarkan teori genre, Pendekatan Berbasis Teks/Genre yang dicetuskan oleh J.R. Martin beserta koleganya tersebut juga dikenal dengan sebutan The Sydney School 2 (Hyon, 1996), yaitu
pendekatan untuk mengajarkan bahasa yang tidak saja mementingkan kompetensi komunikatif (communicative competence), tetapi juga kopetensi wacana (discourse competence) yang merupakan akumulasi dari kompetensi sosio-kultural (socio-cultural competence), kopetensi linguistik (linguistic competence), dan kompetensi aksional (actional competence).
2 Menurut Hyon (1996), selain dikembangkan di bawah The Sydney School, genre juga dikembangkan di bawah English for Specific Purposes (ESP) dan The New Rhetoric.
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya 24 (KBSP)
IV 2016
Genre dapat dimaknai secara sempit dan secara luas. Secara sempit, genre adalah jenis-jenis teks. Secara luas, genre adalah proses sosial yang melatarbelakangi terciptanya teks. Oleh Martin (1985, 1992), genre didefinisikan sebagai proses sosial yang berorientasi kepada tujuan yang dicapai secara bertahap (a staged, goal oriented, social process). Genre merupakan “proses sosial” karena melalui genre atau teks anggota masyarakat berkomunikasi; genre “berorientasi kepada tujuan” karena orang menggunakan jenis teks tertentu untuk melakukan sesuatu, misalnya untuk memasak mi instan orang menggunakan teks prosedur; dan genre dikatakan “bertahap” karena untuk mencapai tujuannya, teks disusun dalam tahapan-tahapan (Martin & Rose, 2003/2007:7-8). Tahapan-tahapan itu tidak lain adalah tahapan-tahapan pada struktur teks (Wiratno, 2014a; Wiratno, 2014b). Melalui tahapan-tahapan itulah tujuan sosial atau fungsi sosial teks dapat dicapai. Sebagai ilustrasi dapat disebutkan bahwa teks dengan genre eksposisi mempunyai tujuan sosial untuk menyampaikan gagasan agar gagasan itu diterima oleh pihak lain. Untuk itu, teks eksposisi disusun dengan struktur teks: pernyataan tesis^argumentasi^pernyataan ulang tesis (Tanda ^ berarti diikuti oleh), seperti tampak pada contoh di bawah ini. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa teks yang berbeda mempunyai tujuan sosial yang berbeda, serta disusun dengan struktur teks dan bentuk-bentuk gramatika yang berbeda.
Pembentukan Konstitusi Australia
Pernyataan Tujuan utama pembentukan Konstitusi Australia sebenarnya diawali tesis
oleh munculnya berbagai harapan dan keinginan untuk melindungi dan memajukan kepentingan bersama dari masing-masing koloni Australia. ... Bersamaan dengan itu, terdapat beberapa faktor lain yang menyumbang kepada keinginan yang mengarah kepada diperlukannya suatu kesatuan di antara pemerintahan-pemerintahan koloni tersebut.
Argumentasi Faktor pertama adalah melindungi perekonomian Australia melalui kebijakan pengetatan keuangan. Dalam hal ini, Pemerintah Federal ternyata mampu mengatur sebuah kebijakan keuangan yang seragam, termasuk mendirikan sebuah Bank Persemakmuran (Commonwealth Bank). Faktor kedua adalah masalah pertahanan. Pemerintahan-pemerintahan koloni mengkhawatirkan adanya kekuatan-kekuatan besar yang akan mengancam keamanan Australia dengan membentuk koloni-koloni yang berdekatan dengan wilayahnya. Dalam berbagai waktu, negara-negara besar, seperti Jerman, Rusia, Perancis, dan Jepang, telah memperlihatkan kecenderungan tersebut dengan mendirikan koloni-koloni di pulau-pulau yang berdekatan dengan Australia. Faktor selanjutnya adalah masalah pembatasan imigrasi. Terdapat tuntutan mengenai perlunya satu kebijakan imigrasi yang dapat melindungi kaum buruh Australia. Soal ini dimulai dengan kebijakan Australia Putih (white Australia policy) berdasarkan UU Imigrasi 1901. Faktor yang terakhir berkaitan dengan masalah nasionalisme. Ketika itu muncul perasaan bahwa rakyat Australia perlu membangun jati diri mereka sendiri dan harus bangga terhadap jati diri mereka.
Pernyataan Dengan demikian, tujuan perumusan konstitusi adalah terutama untuk ulang tesis
membentuk suatu pemerintahan yang bersifat nasional, dan pada saat yang bersamaan, untuk melindungi kepentingan-kepentingan koloni masing- masing, serta sedapat-dapatnya, untuk melestarikan basis kekuasaan mereka
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya (KBSP)
IV 2016
di koloni-koloni tersebut.
(Diolah dan ditulis ulang dari Sistem Politik Australia, Hamid, 1999: 2-3)
Pada umumnya, ciri-ciri gramatika teks eksposisi adalah sebagai berikut. Ciri-ciri tersebut tidak nerupakan suatu kebetulan, tetapi tututan yang dipersyaratkan oleh teks tersebut.
(1) Teks eksposisi ditata dengan struktur teks: pernyataan tesis^argumentasi^pernyataan ulang tesis. (2) Teks eksposisi berisi pandangan pribadi penciptanya. Untuk itu, kata ganti saya atau kita dapat
digunakan, terutama pada saat klaim mengenai sesuatu dibuat. Sebagain orang berpendapat bahwa penggunaan kata ganti saya dan kita sebaiknya dihindari pada teks ilmiah, tetapi pada konteks ini justru penggunaan kata ganti tersebut menunjukkan kekuatan klaim yang diajukan.