PEMBERLAKUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH DI IN

PEMBERLAKUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH DI INDONESIA
Bahwa pemberlakuan itu senidiri bermakna proses, cara, perbuatan
memberlakukan (menurut KBBI) yang berarti bahwa jika ditarik kedalam
mosi

ini,

maka

pemberlakuan

hukum

ekonomi

syariah

berarti

memberlakukan hukum ekonomi syariah kedalam kegiatan ekonomi di
indonesia. apabila hukum ekonomi diartikan, maka Menurut Soedarto,

Pengertian Hukum Ekonomi ialah keseluruhan peraturan, khususnya yang
telah dibuat oleh pemerintah atau badan pemerintah, baik itu secara
langsung

maupun

tidak

langsung

bertujuan

untuk

mempengaruhi

perbandingan ekonomi di pasar-pasar, yang terwujud dalam perundangan
perekonomian. Dalam perundangan itu diatur kehidupan ekonomi dari
negara termasuk rakyatnya.


Rochmat Soemitro mengungkapkan bahwa Pengertian Hukum Ekonomi
merupakan sebagian dari keseluruhan norma yang dibuat oleh pemerintah
atau penguasa sebagai satu personifikasi dari masyarakat yang mengatur
kehidupan kepentingan ekonomi masyarakat yang saling berhadapan.
Dari pengertian hukum ekonomi yang disampaikan para pakar diatas, dapat
disimpuLkan bahwa Pengertian Hukum Ekonomi adalah keseluruhan
kaidah hukum yang mengatur dan mempengaruhi segala sesuatu yang
berkaitan dengan dan kehidupan perekonomian nasional negara, baik kaidah
hukum yang bersifat privat maupun publik, tertulis dan tidak tertulis, yang
mengatur kegiatan dan kehidupan perekonomian nasional negara. Maka,
hukum ekonomi syariah merupakan hukum ekonomi yang sumber hukum
nya berasal dari Al-Quran, Alhadist, dan Ijma’. Bahwa dalam islam sendiri jika
mengacu pada salah satu pembagiannya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
akidah berarti hubungan manusia dan Tuhan, jinayah yakni menyangkut
hukuman (hukum pidana) dalam islam, dan yang terakhir adalah muamalah
yang

berarti

hubungan


antar

manusia

yang

mana

ekonomi

masuk

kedalamnya. Jadi dalam hal ini perlu kami tekankan, pemberlakuan hukum
ekonomi syariah bukan lah memberlakukan islam kepada seluruh rakyat
Indonesia, sebab mesti dibedakan antara tujuan ekonomi dan tujuan akidah.
Yang mana tujuan ekonomi adalah semata-mata guna mensejahterakan
rakyat sebgaimana tertuang dalam tujuan Negara pada alinea keempat UUD
NRI 1945 yang kemudian diejawantahkan dalam pasal 33 UUD NRI tahun
1945.

Sudah cukup lama umat manusia mencari sistem untuk meningkatkan
kesejahteraannya khususnya di bidang ekonomi. Selama ini memang sudah
ada beberapa sistem, diantaranya dua aliran besar sistem perekonomian
yang dikenal di dunia, yaitu sistem ekonomi liberal-kapitalis, dan sistem
ekonomi komunis. Tetapi sistem-sistem itu tidak ada yang berhasil penuh
dalam menawarkan solusi optimal yang juga ditambah lagi dengan tejadinya
krisis ekonomi di benua amerika maupun benua eropa yang jelas-jelas
menganut system ekonomi liberal-kapitalis. Konsekuensinya orang-orang
mulai berpikir mencari alternatif. Dan alternatif yang oleh banyak kalangan
diyakini lebih menjanjikan adalah sistem ekonomi Islam. Karena sistem ini
berpijak pada asas keadilan dan kemanusiaan. Oleh karenanya, sistem ini
bersifat universal, tanpa melihat batas-batas etnis, ras, geografis, bahkan
agama.
Pada bulan Oktober tahun 2008 Al-Jazeera TV, sebuah stasiun TV terkenal
di dunia yang berkedudukan di Qatar, melakukan polling tentang sistem
ekonomi

yang

dipercaya


paling

baik

untuk

diterapkan

di

dunia.

Respondennya sebanyak 29.486. Polling itu berisikan pertanyaan,“Setelah
krisis keuangan global melanda, sistem keuangan apa yang anda percaya
paling baik untuk diterapkan di dunia?” Hasilnya adalah 88,5% dari 29.486
responden menjawab sistem ekonomi Islam. Sedangkan responden yang
memilih sistem ekonomi kapitalis hanya 5,0% saja, dan yang memilih sistem
ekonomi keuangan komunis sebanyak 6,5%.


Sistem ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang sangat baik.
Sistem ekonomi ini tidak hanya di perbankan, namun mencakup semua
sistem keuangan. Mulai dari perbankan, pasar modal, asuransi, hingga dana
pension. Pangsa pasar ekonomi Islam di Indonesia sangat luas, hal ini
disebabkan

karena

Indonesia

yang

mayoritas

penduduknya

muslim,

sehingga tidak diragukan penerapan sistem ini.
Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia dalam beberapa tahun terkahir

ini, baik pada tataran teoritis-konseptual (sebagai wacana akademik)
maupun pada tataran praktis (khususnya di lembaga keuangan bank dan
lembaga keuangan non-bank),
Khusus di Indonesia Indonesia, beberapa tahun belakangan ini, lembagalembaga ekonomi yang berbasiskan syariah semakin marak di panggung
perekonomian nasional. Mereka lahir menyusul krisis berkepanjangan
sebagai buah kegagalan sistem moneter kapitalis di Indonesia.

Di Indonesia sendiri jika kita mengacu pada system ekonomi, maka dapat
dibagi menjadi dua, yaitu konvensional dan syariah. Secara de facto system
ekonomi di Indonesia telah memberlakukan system ekonomi syariah di
beberapa kegiatan ekonominya yakni

perbankan, pasar modal, asuransi,

jaminan.
Kendati perkembangan ekonomi Islam saat ini sangat prospek namun dalam
pelaksanaannya masih menemukan berbagai kendala sekaligus tantangan,
baik pada tataran teoritis maupun pada tataran praktis, baik yang bersifat
internal maupun yang bersifat eksternal. Pada tataran teoritis misalnya
belum terumusnya secara utuh berbagai konsep ekonomi dalam ekonomi

Islam. Sedangkan pada tataran praktis belum tersedianya sejumlah institusi
dan kelembagaan yang lebih luas dalam pelaksanaan Ekonomi Islam. Maka,
disini kami pihak yang menyetujui untuk pemberlakuan hukum ekonomi
syariah dengan penerapan step-by-step yang artinya secara tahap demi

tahap yakni untuk bidang perbankan, asuransi dan pasar modal yang
kemudian akan dilanjutkan kepada kegiatan ekonomi yang lain yang harus
dirumuskan secara matang baik dari segi konseptual maupun dari segi
actual nya.
Adapun Argumentasi penerapan hukum ekonomi syariah Indonesia
adalah sebagai berikut:
1. Bahwa hukum islam merupakan salah satu hukum nasional Inonesia,
maka penerapan hukum ekonomi islam merupakan konsekuensi logis
daripada pemberlakuannya. Perlu pula ditekankan bahwa ekonomi
adalah

lapangan

hukum


yang

netral

yang

artinya

tidak

ada

keberpihakan hukum ekonomi kepada suatu akidah tertentu.
2. Bahwa tujuan hukum ekonomi harus dibedakan dari tujuan akidah.
Yang artinya dalam lapangan hukum ekonomi syariah pun bertujuan
untuk mensejahterakan pelakunya. Seorang fuqaha(ahli hukum islam)
asal Mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga
sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan
sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, yaitu:
1. Kemanfaatan kepada sesama

2. Tegaknya

keadilan

dalam

masyarakat.

Keadilan

yang

dimaksud

mencakupi aspek kehidupan di bidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya) yaitu kesejahteraan.
Analoginya

adalah,


ketika

seseorang

sakit,

yang

dibutuhkan

adalah

kesembuhan. Orang sakit tidak akan mempermasalahkan rumah sakit umu,
swasta, syariah, ataupun tidak, seab yang dibutuhkan adalah kesembuhan.
Maka, ia akan mencari kemana rumah sakit terbaik. Begitupun dalam
kegiatan

ekonomi.

Ketika

tujuannya

sama

yakni

demi

mencapai

kesejahteraan, maka sudah barang tentu pemberlakuan hukum ekonomi

syariah adalah suatu win-win solution guna menyelamatkan perekonomian
Indonesia agar tidak terjadi apa yang tidak diinginkan seperti yang telah
terjadi di Amerika dan Eropa.
3. Hakikatnya

secara parsial ekonomi syariah telah diterapkan di

Indonesia. Sepanjang tahun 1990an perkembangan ekonomi syariah di
Indonesia relatif lambat. Tetapi pada tahun 2000an terjadi gelombang
perkembangan yang sangat pesat ditinjau dari sisi pertumbuhan asset,
omzet dan jaringan kantor lembaga perbankan dan keuangan syariah.
Sistem keuangan Islam telah menjadi salah satu segmen keuangan
yang pertumbuhannya paling cepat, diperkirakan mencapai 20% mulai
2008 hingga 2012. Saat ini ada US $600 miliar asset yang dikelola oleh
perbankan Islam. Diperkitakan akan tumbuh mencapai satu triliyun
dollar AS dalam beberapa tahun mendatang. Pertumbuhan yang pesat
juga muncul dari segmen sistem keuangan Islam, misalnya Islamic
mutual fund diperkirakan telah mencapai 300 miliyar dollar AS dan
diperkirakan akan mencapai tiga kali lipat pada akhir dekade ini. Tahun
2007 pertumbuhan luar biasa terjadi pada pasar sukuk dunia yang
tumbuh lebih dari 70%. Sukuk baru yang diluncurkan telah mencapai
rekor yang tinggi sekitar 47 miliar dollar AS dan pasar sukuk dunia
telah melebihi 100 miliar dollar AS.
Pada saat yang bersamaan juga mulai muncul lembaga pendidikan tinggi
yang mengajarkan ekonomi Islam, karena salah satu pilar pendidikan
nasional adalah relevansi pendidikan atau interaksi antara dunia nyata dan
dunia pendidikan yang sangat penting. Tujuannya agar pendidikan menjadi
relevan sesuai kebutuhan masyarakat baik dari aspek sosial, ekonomi,
politik, maupun budaya. Sektor ekonomi-industri dan pendidikan harus
memiliki sinergi positif yang saling mendorong perkembangannya. Dengan
sinergi positif medan industri diuntungkan, dan dunia pendidikan dapat
diberdayakan. Pendidikan tinggi dapat melakukan berbagai inovasi melalui
Research and Development (R&D) yang mendukung pertumbuhan ekonomi-

industri dan menciptakan pasar bagi produk yang bersangkutan. Perguruan
tinggi agama Islam memiliki peran menentukan bagi arah pengembangan
ekonomi syariah dengan melibatkan sumber-sumber daya yang dimiliki dan
berkontribusi secara nyata dalam perkembangan tersebut.
Beberapa diantaranya yaitu: STIE Syariah di Yogyakarta (1997), D3
Manajemen Bank Syariah di IAIN-SU di Medan (1997), STEI SEBI (1999) , STIE
Tazkia (2000), PSTTI UI yang membuka konsentrasi Ekonomi dan Keuangan
Islam (2001), dan STIS Azhar Center yang juga membuka konsentrasi
Ekonomi Islam pada tahun 2006.
Perluasan itu juga terkait dalam bidang:
1.

Pegadaian

2.

Asuransi

3.

Koperasi (BMT)

4.

Pasar Modal Syariah (Syariah index)

5.

Pasar uang

6.

Multi Level Marketing

7.

dan lembaga keuangan syariah lainnya.
4. Jika dilihat perkembangan ekonomi sariah didunia maka:
1. Inggris
Inggris adalah negara Barat pertama yang menerapkan sistem
ekonomi Islam ini, kenyataannya data-data menunjukkan bahwa Inggris telah
memberikan

layanan

keuangan

Islam

selama

20

tahun

dan

telah

berkontribusi besar untuk menjadi pusat penyediaan keuangan Islam di
negara-negara Barat. Dukungan kebijakan pemerintah dan peraturanperaturan yang dikeluarkan oleh Financial Services Authority (FSA) telah
membuat situasi semakin kondusif bagi investor dalam negeri maupun luar
negeri untuk mendorong bank-bank Islam beroperasi di Inggris.
Selain itu, berbagai tuntutan (menanggulangi financial exclusion) dan
dukungan dari berbagai organisasi non-profit muslim seperti Muslim Council

of British, Islamic Sharia Council, dan Islamic Finance Council serta kebijakan
pemerintah mampu bersinergis dalam membentuk kerangka ekonomi Islam
yang kuat di Inggris. Artinya, ada titik temu antara kepentingan kaum
muslim minoritas di Inggris yang tereksklusi secara finansial (sebelum 2004)
akibat tidak adanya produk perbankan yang sesuai dengan azas-azas Islam,
dengan kebijakan pemerintah yang mendukung berdirinya bank Islam
pertama di tanah Eropa, yakni IBB.
Pembentukan kerangka fiskal dan peraturan yang memungkinkan
ekonomi Islam memasuki Inggris sejak tahun 2004 oleh FSA telah
menghasilkan dua keuntungan utama: 1) penghapusan pajak ganda dan
perpanjangan

keringanan

pajak

untuk

perusahaan

serta

individu,

2)

Reformasi pengaturan utang sesuai hukum Islam. Dengan kebijakan
pemerintah Inggris

yang akomodatif

terhadap keuangan Islam, data

menunjukkan bahwa kekuatan utama keuangan Islam di Inggris adalah: 1)
Sejak 2008, London menawarkan pasar sekunder sukuk senilai 5 miliar US$,
2) Didukung oleh pajak dan regulasi yang kondusif (revisi dan penyesuaian
UU Keuangan 2003, 2004, 2005, 2007, dan 2008), 3) Permintaan pasar telah
mendorong pertumbuhan produk-produk inovatif seperti produk Islam di
sektor properti (Islamic home financing), 4) Islamic Bank of Britain, yang
berkantor pusat di Birmingham telah menyebarluaskan pangsa pasar hingga
ke Midlands, Manchester, dan Wales
Secara global, permintaan layanan ekonomi Islam diperkirakan telah
tumbuh lebih dari tiga kali lipat selama dekade terakhir, dari sekitar 150
miliar US$ pada pertengahan 1990-an menjadi 500 miliar US$ pada tahun
2006. Hingga tahun 2006, jumlah sukuk meningkat empat kali lipat menjadi
24 miliar US$, dana ekuitas dan investasi lainnya juga meningkat empat kali
lipat menjadi 14 miliar US$, dan asuransi takaful dua kali lipat menjadi 3
miliar US$.Dengan semua faktor tersebut, potensi pertumbuhan jasa
keuangan berbasis Islam di Inggris menjadi semakin masif.
Sebanyak 10 bank Islam global seperti Al-Baraka Bank (Bahrain) dan
ABC International Bank (Arab Saudi) yang beroperasi di Inggris telah

mendirikan kantor cabang untuk menyediakan produk maupun layanan
ekonomi Islam di Inggris. Meskipun begitu, penulis menduga bahwa
penerapan ekonomi Islam ini sarat dengan kepentingan ekonomi politik
Inggris di bidang SWF, FDI, maupun petrodollar terhadap negara-negara GCC
(Gulf Cooperation Council) yang kaya akan minyak bumi, bukan hanya upaya
Inggris mencari sistem ekonomi alternatif atau pun menyediakan produk
finansial terhadap kaum minoritas muslim Inggris.
2. Singapura
Perkembangan

ekonomi

Islam

di

Singapura

ditandai

dengan

peluncuran sukuk Singapura yang pertama kali. Program keuangan Islam itu
sebenarnya

telah

direncanakan

sejak

lama

dan

ditujukan

untuk

mempromosikan perbankan Islam sekaligus menjadikan Singapura sebagai
titik jaringan keuangan Islam baru di wilayah Asia.
Pemerintah Singapura berusaha meyakinkan dunia atau pengusaha
bahwa Sukuk yang dijalankan Singapura berdasarkan struktur Al-Ijarah dan
telah dikaji secara mendalam dan seksama oleh para ulama terkenal. Dalam
hal ini merujuk pada Bank Islam Asia dan Standrad Chartered Bank untuk
mendapatkan aturan main sebagai pedoman agar perbankan berjalan
dengan

prinsip-prinsip

Syariah.

Program bernilai total 134 juta dolar (setara lebih dari 1,5 triliun rupiah
dengan

kurs

1

dolar

=

Rp.

11.730),

memungkinkan

bank

central

menerbitkan ikatan transaksi Islami jika ada invenstor yang menginginkan.
Singapura sendiri yang memiliki mata di pasar minyak Timur Tengah kini
mau tak mau juga mengalami peningkatan tuntutan terhadap investasi
beretika syariah
Tapi Singapura sendiri mengakui mereka akan menghadapi tantangan
besar dari tetangga terdekat, Malaysia yang sudah menjadi titik pusat
jaringan keuangan dan perbankan Islami. Keuangan Islami memang telah
menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat dalam industri

keuangan

global.

3. Perancis
Krisis Finansial yang melanda dunia belakangan ini telah banyak
mengguncang bank-bank konvensional, baik itu bank-bank dari negara maju
maupun bank-bank dari negara berkembang. Hal ini tentunya sangat
meresahkan semua pihak, terutama ahli ekonomi yang mengkhawatirkan
nasib perekonomian negaranya.
Di tengah bank-bank konvensional yang banyak terpuruk, bank syariah
yang menganut sistem ekonomi syariah tetap jaya berdiri dan memancarkan
cahayanya. Hal ini disebabkan dari keunggulan sistem ekonomi syariah yang
tidak menggunakan instumen derivatif seperti sistem bank konvensional.
Ekonomi syariah memberlakukan perjanjian yang pasti, artinya jika suatu
perjanjian jual beli tidak transparan dan tidak pasti maka perjanjian tersebut
tidak berlaku. Oleh sebab itu, ekonomi syariah jauh dari ketidakpastian. Jika
terkena risiko, maka keuangan syariah akan berbagi risiko tersebut.
Sedangkan pada bank konvensional, nasabah dan bank membagi risiko dari
segala investasi sesuai dengan peraturan yang telah disetujui. Nilai-nilai
Islam yang melarang transaksi perbankan syariah dari hal-hal berbau ribawi,
maksiat, perjudian dan ketidakpastian menjadi keunggulan perbankan
syariah.
Perancis saat ini juga akan mengembangkan ekononomi syariah.
Hadirnya sejumlah investor dari negara-negara Teluk dan Qatar Islamic Bank
(QIB) menandai dimulainya investasi bank syariah di negeri ini. Bank-bank
tersebut diantaranya ialah Qatar Islamic Bank, Kuwait Finance House dan Al
Baraka Islamic Bank of Bahrain. Hal ini juga tidak terlepas dari peran
pemerintah Perancis yang sangat menyetujui bahkan bersedia untuk
membuat penyesuaian peraturan hukum untuk perbankan syariah.

4. Amerika

Krisis keuangan yang terjadi tahun ini dan bermula di Amerika Serikat
mengakibatkan serta mempengaruhi semua keadaan ekonomi negaranegara didunia khususnya bursa saham dan dunia perbankan, tanpa
terkecuali negara kita Indonesia juga mengalami dampaknya walaupun
belum sampai memporak-porandakan sendi-sendi perekonomian negara kita.
Pemerintah Amerika serikat seperti yang dikabarkan banyak media
bahwa

telah

mengeluarkan

program

700

milyar

US

Dollar

untuk

menyelamatkan krisis yang terjadi di negaranya. Para pakar dan ekonom
Amerika

bahkan

dunia

memperkirakan

program

yang

dikeluarkan

Pemerintah Amerika tidak akan mampu menyelesaikan masalah yang
sekarang dihadapi oleh Amerika, karena program pemerintah Amerika
tersebut memberikan terapi bukan pada akar permasalahannya.
Krisis yang terjadi di Amerika sebagaimana diberitakan berawal dari
krisis kredit property. Hutang kredit property yang semakin melebar
sedangkan para kreditur tidak mampu untuk membayar dan menyicil
hutangnya kembali yang berakibat bank dan institusi keuangan bangkrut
dan kolaps, Setelah mengetahui keunggulan dari Bank Syariah juga mulai
melirik prinsip kerja dari sistem keuangan Islam ini.

Penerapan prinsip

syariah ini diterapkan di sebuah bank kecil di Michigan, AS bernama
University Islamic Financial. University Islamic Financial memiliki dua tipe
pembiayaan, yaitu penjualan dengan cicilan dan sewa. Upah yang didapat
dari pembiayaan tersebut sebanding dengan pembayaran bunga pada
pinjaman tradisional.