MANAJEMEN LIMBAH PABRIK KARET DALAM RANG

JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020

Vol.7 No.1 Juni 2018
DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.02

MANAJEMEN LIMBAH PABRIK KARET DALAM
RANGKA PENURUNAN KADAR BOD
(BIOLOGICAL OXYGEN DEMAND )
Asramid Yasin1
1

Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jakarta, Jl. Raya Limo Kelurahan Limo Kecamatan Cinere, Depok Baru, Indonesia 16515, ID
Penulis (Sinta) : 5979653, email: asramidyasin@upnvj.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran manajemen limbah pabrik karet PT. Perkebunan
Nusantara VIII Cikumpay Kabupaten Purwakarta Propinsi Jawa Barat dalam rangka penurunan kadar BOD
(Biological Oxygen Demand). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif teoretik. Data yang
dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penurunan kadar BOD disebabkan oleh pabrik tersebut melakukan manajemen limbah dengan cara
menerapkan konsep produksi bersih antara lain: (1) minimasi limbah yaitu mengurangi volume limbah,
menggunakan saluran limbah pipa tertutup, kolam rubber trap, New Nicola (asap cair) dan Food Grade yang
tingkat bahayanya lebih rendah, tidak boros dan murah, (2) pemanfaatan limbah yaitu limbah cair karet dijual
sebagai produk sampingan dan (3) pengolahan limbah yaitu menggunakan kolam IPAL yang terdiri dari 2
kolam anaerob dan 3 kolam fakultatif.

Kata Kunci: manajemen limbah cair karet dan penurunan kadar BOD

Abstract
The research is aimed at gaining a description of waste rubber factory management, Perkebunan Nusantara
VIII Company Kebun Cikumpay in Purwakarta Province of West Java to Reduction of Rate BOD (Biological
Oxygen Demand). The research used a theoretical descriptive method. Data have been collected by
observation, interview and documents. The results showed that the reduction of rate BOD caused by the
factory carried out the wastewater management by applying clean production concept for example: (1)
minimizing waste with lessening wastewater volume, using of the ditch through a closed pipe, rubber trap,
chemicals raw materials namely New Nicola (liquid smoke) and Food Grade with lower of hazard, more
efficient and more cheap. (2) reusing of waste for sale as by products and (3) wastewater treatment with using
of IPAL the consisted of 2 anaerobic and 3 facultative ponds.
Keywords: wastewater management of rubber and reduction of rate BOD


22

JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020

Vol.7 No.1 Juni 2018
DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.02

Cikumpay

PENDAHULUAN

diantara

tanaman-tanaman

PT. Perkebunan Nusantara VIII

tersebut adalah karet. Luas kebun karet di


(Persero), disingkat PTPN VIII, adalah

PTPN VIII Cikumpay mencapai 3.072 ha,

Badan Usaha Milik Negara Indonesia

luasan tersebut terdiri dari 1.800 ha

yang bergerak di bidang perkebunan teh,

tanaman menghasilkan (TM), 800 ha

karet, kina, kakao, kelapa sawit, dan getah

tanaman belum menghasilkan (TBM), dan

perca. PTPN VIII merupakan BUMN

472 ha untuk kebun pembibitan, baik


yang bergerak pada sektor perkebunan

pembibitan batang atas maupun batang

dengan

bawah, dan untuk pabrik pengolahan

kegiatan

usaha

meliputi

pembudidayaan tanaman, pengolahan, dan
penjualan komoditi perkebunan seperti

pabrik karet (dua pabrik pengolahan).
Perkembangan


industri

di

teh, karet dan sawit sebagai komoditi

Indonesia sampai saat ini masih terus

utamanya, serta kakao dan kina sebagai

ditingkatkan, sejalan dengan kemajuan

komoditi pendukungnya. Sampai saat ini,

pembangunan.

Seiring

dengan


PTPN VIII mengelola 41 kebun yang

meningkatnya

pembangunan

disektor

tersebar di 11 kabupaten/kota di Jawa

industri, maka akan menghasilkan dampak

Barat dan 2 kabupaten di Propinsi Banten.

yaitu berupa dampak positif dan dampak

dikelola

negatif terhadap lingkungan. Dampak


PTPN VIII seluas 25.536 Ha tersebar di

positifnya berupa produk-produk yang

14 kebun. Produksi karet yang dipasarkan

dapat dinikmati oleh manusia untuk

dalam negeri adalah 80 % sedangkan

meningkatkan

sisanya sebesar 20 % di ekspor ke Asia,

Sedangkan dampak negatifnya berupa

Eropa dan Amerika. Dari 14 kebun karet

pencemaran


tersebut salah satu lokasi yang menjadi

menghasilkan

wilayah kerja PTPN VIII terletak di

industri tersebut. Karena itu pemerintah

Kabupaten

menganjurkan kepada setiap industri agar

Tanaman

karet

Purwakarta

yang


yang

dikenal

dengan PTPN VIII Cikumpay.
PTPN VIII Cikumpay merupakan

kesejahteraan

hidupnya.

lingkungan
limbah

dari

yaitu
kegiatan


limbah yang dihasilkan dari kegiatan
industri terlebih dahulu melalui proses

perusahaan yang mengusahakan berbagai

pengolahan

dan

tanaman di lahan perkebunannya, seperti

limbahnya sebelum dibuang ke luar

teh, kina, kakao, kelapa sawit dan karet.

sehingga tidak mengakibatkan perubahan

Saat ini tanaman yang paling menunjang

terhadap


dan sangat menguntungkan PTPN VIII

keseluruhan.

kualitas

mengawasi

lingkungan

mutu

secara

23

JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020

Salah satu industri yang erat
hubungannya dengan masalah lingkungan
adalah

industri

karet.

Dari

Vol.7 No.1 Juni 2018
DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.02

baik seringkali langsung dibuang ke
sungai, sehingga merusak lingkungan.

proses

Salah satu pabrik karet yang

pengolahan karet tersebut menghasilkan

melakukan

limbah

mengandung

limbahnya adalah PTPN VIII Cikumpay

Pengendalian

Kabupaten Purwakarta Jawa Barat yang

yang

senyawa

banyak

organik.

pengolahan

pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah

mempunyai

karet perlu mendapat perhatian yang

perusahaan

serius untuk dipelajari dan diteliti agar

terpercaya, mengutamakan pelanggan dan

tingkat pencemaran limbah yang dibuang

kepedulian lingkungan dengan didukung

ke lingkungan berada dibawah baku mutu

oleh

lingkungan (BML) yang telah ditetapkan.

profesional”.

Hal ini memerlukan penanganan yang

diperkuat melalui salah satu misinya yakni

terpadu antara pihak pemerintah, industri

“terpakainya teknologi budidaya tepat

dan masyarakat, juga diperlukan teknologi

guna dan proses pengolahan yang efisien

pengolahan limbah karet yang murah dan

dan

mudah dalam penanganannya.

menghasilkan

Pengolahan limbah karet masih

produsen

agribisnis

sumber

daya
Visi

ramah

“menjadi

terkemuka

manusia

tersebut

yang

kemudian

lingkungan,
produk

dan

sehingga

komoditas

dan

Inilah merupakan alasan mengapa

Pembuangan

peneliti menjadikan proses manajemen

limbah yang belum diolah dengan optimal

limbah PTPN VIII Cikumpay sebagai

terus menyumbang kerusakan lingkungan,

objek penelitian karena menurut Laporan

sehingga harus segera diatasi. Pengolahan

Hasil

limbah masih menjadi masalah di negara

Peringkat

industri karet. Bau busuk dan limbah cair

Pengelolaan Lingkungan Hidup 2013

adalah masalah besar dan harus terus

(Peringkat

diatasi dengan komitmen semua pihak,

Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5

pengusaha, pemerintah, maupun peneliti.

Tahun 2011 tentang Program Penilaian

Bau

busuk

karet.

yakni

industri berkualitas.

menjadi masalah utama bagi negaranegara

visi

terhadap

yang

Penilaian

dihasilkan

proses

Peringkat

alam

sangat

Pengelolaan

pembekuan

karet

mengganggu

pernapasan.

Program

Kinerja

Proper)

Kinerja

Penilaian

Perusahaan

sesuai

Peraturan

Perusahaan

Lingkungan

dalam

dalam
Hidup

Sedangkan

disebutkan bahwa PTPN VIII Kebun

limbah cair yang tidak dikelola dengan

Karet Cikumpay Kabupaten Purwakarta
Jawa Barat termasuk dalam kategori

24

JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020

berperingkat

BIRU

artinya

melakukan

dan/atau

limbahnya

dan

kegiatan yang telah melakukan upaya

limbahnya

sebelum

pengelolaan

lingkungan atau badan air.

penanggung

jawab

yang

Vol.7 No.1 Juni 2018
DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.02

usaha

lingkungan

yang

pengolahan

terhadap

mengawasi

mutu

dibuang

ke

dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk

dan/atau peraturan perundang-undangan,

memperoleh gambaran proses manajemen

dengan kata lain proses manajemen

limbah pada pabrik karet PTPN VIII

limbah pabrik karet di PTPN VIII

Cikumpay Kabupaten Purwakarta Propinsi

Cikumpay telah memenuhi syarat baku

Jawa Barat dalam Rangka Penurunan

mutu lingkungan dan apabila dibuang ke

Kadar BOD (Biological Oxygen Demand).

lingkungan

atau

badan

air

tidak

mencemari yang sesuai dengan Keputusan
Menteri

Lingkungan

No.51/MENLH/10/1995

METODOLOGI

Hidup

adalah

BOD5

Metode penelitian yang digunakan
adalah

metode

deskriptif.

Metode

150 mg/l, COD 300 mg/l, TSS 150 mg/l,

penelitian deskriptif adalah sebuah metode

Amonia total 10 mg/l dan pH 6,0-9,0.

yang

Namun

berdasarkan

hasil

berusaha

menginterpretasikan

mendeskripsikan,
sesuatu,

misalnya

peringkat yang diperoleh PTPN VIII

kondisi atau hubungan yang ada, pendapat

Kebun Karet Cikumpay belum mencapai

yang berkembang, proses yang sedang

hasil yang maksimal yang diinginkan

berlangsung, akibat atau efek yang terjadi

yaitu peringkat HIJAU dan EMAS yaitu

atau tentang kecenderungan yang sedang

penanggung

dan/atau

berlangsung. Pendekatan penelitian yang

kegiatan yang telah secara konsisten

digunakan adalah pendekatan teoritis.

menunjukkan

Artinya, dalam pengolahan data, sejak

jawab

usaha

keunggulan

lingkungan

(environmental excellency) dalam proses

mereduksi,

produksi dan/atau jasa, melaksanakan

memverifikasi dan menyimpulkan data

bisnis yang beretika dan bertanggung

menggunakan interpretatif dari teori-teori

jawab terhadap masyarakat.

yang digunakan dalam penelitian ini.

menyajikan,

serta

Oleh karena itu mengingat akan

Data yang dikumpulkan berupa

pentingnya melestarikan lingkungan hidup

data primer dan data sekunder. Data

agar tetap bermanfaat bagi hidup dan

primer diperoleh langsung dari hasil

kehidupan manusia serta makhluk hidup

wawancara,

lainnya, maka setiap pabrik karet harus

lapangan, diskusi dengan informan dan

observasi

(pengamatan)

25

JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020

Vol.7 No.1 Juni 2018
DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.02

key informan, diskusi dengan pakar,

Rangka

catatan

(Biological Oxygen Demand)?”

lapangan,

triangulasi.

Data

dokumentasi
sekunder

dan

diperoleh

Penurunan

Kadar

BOD

Proses manajemen limbah pada

melalui telaah data yang resmi (hasil

pabrik

karet

PTPN

VIII

Cikumpay

laporan, penelitian dan lain-lain).

Kabupaten Purwakarta Propinsi Jawa
Barat terdiri dari 5 aspek yaitu: (1) Proses
Pengolahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karet

sehingga

dapat

Sesuai dengan permasalahan yang

menghasilkan limbah cair, (2) Saluran Air

diajukan dalam penelitian ini maka yang

Limbah Cair Karet, (3) Bahan Kimia yang

diteliti

Digunakan

yaitu

“Bagaimanakah

proses

pada

Pengolahan

Karet,

manajemen limbah pada pabrik karet

(4) Kadar BOD pada Inlet Pabrik Karet,

PTPN

dan (5) Kadar BOD pada Outlet IPAL.

VIII

Cikumpay

Kabupaten

Purwakarta Propinsi Jawa Barat dalam

Gambar 1.
Proses Manajemen Limbah Cair Karet pada PTPN VIII Cikumpay di Purwakarta Propinsi Jawa Barat dalam
Rangka Penurunan Kadar BOD

26

JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020

Berdasarkan Gambar 1 di atas dapat
diketahui

bahwa

proses

Vol.7 No.1 Juni 2018
DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.02

limbah yang terjadi, hal tersebut dilakukan

manajemen

karena sesuai dengan visi PT. Perkebunan

limbah cair karet pada PTPN VIII

Nusantara VIII Kebun Cikumpay di

Cikumpay di Purwakarta Propinsi Jawa

Purwakarta Propinsi Jawa Barat adalah

Barat dalam rangka penurunan tingkat

“menjadi perusahaan agribisnis terkemuka

pencemaran air, dilakukan manajemen

dan terpercaya, mengutamakan pelanggan

limbah dengan cara menerapkan konsep

dan

produksi bersih (cleaner production) yang

didukung oleh SDM yang profesional”.

meliputi: meminimasi sumber penghasil
limbah,

penggunaan

saluran

limbah

kepedulian

lingkungan

dengan

Hal penting dalam limbah cair
adalah perusahaan industri mengelola

melalui pipa tertutup, penggunaan kolam

limbahnya

rubber trap, penggunaan bahan baku

pembuangan

dan

kimia yaitu New Nicola (asap cair) yang

pembuangan

sehingga

tingkat bahayanya lebih rendah, tidak

penurunan

boros dan harganya murah, penggunaan

mencemari

instalasi pengolahan air limbah (IPAL)

terutama air permukaan tanah.

yang terdiri dari 2 kolam anaerob dan 3

sebelum

kadar

dilakukan

setelah

dilakukan

dapat

BOD

lingkungan

agar

terjadi
tidak

sekitarnya

Pada proses pengolahan karet jenis

kolam fakultatif serta penggunaan kembali

RSS,

limbah cair karet (Reuse) untuk dijual

manajemen limbah dengan cara produksi

sebagai

bersih

nilai

tambah

ekonomi.

karyawan

(cleaner

pabrik

melakukan

production)

yakni

Berdasarkan manajemen limbah yang

mengumpulkan busa lateks yang terbuang

diterapkan oleh pabrik tersebut diperoleh,

yang disimpan pada wadah (loyang) yang

pengendalian

limbah/lingkungan

sudah disiapkan sedangkan untuk busa

yaitu debit limbah, beban pencemaran,

lateks, sisa air rendaman hasil pembekuan

kadar limbah, kualitas air bersih serta

lateks, sisa air dan berupa serum hasil

kualitas air dan pengendalian pencemaran

pengepresan dan sisa air pencucian alat

air telah memenuhi syarat standar baku

yang terbuang melalui saluran air limbah

mutu yang ditetapkan pemerintah.

dikumpulkan atau ditampung melalui

mutu

Dalam manajemen limbah seluruh

kolam rubber trap yang bertujuan untuk

anggota organisasi baik pimpinan puncak,

menjebak limbah cair yang terbuang dari

menengah dan karyawan berkewajiban

hasil pengolahan karet RSS agar tidak

untuk

langsung masuk ke kolam IPAL sehingga

mencegah,

menanggulangi

dan

mengurangi,
menghilangkan

27

JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020

dapat

mengurangi

volume

buangan/

konsentrasi buangan limbah.

untuk

pencemaran

yang

kontinu pada proses produksi, produk dan
jasa untuk meningkatkan ekoefisiensi

Manajemen limbah pada dasarnya
bertujuan

Vol.7 No.1 Juni 2018
DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.02

mengendalikan

mengurangi

risiko

terhadap

lingkungan dan kesehatan manusia. Salah

oleh

satu teknik pelaksanaan produksi bersih

industri. Upaya manajemen limbah yang

yaitu pengurangan atau eliminasi limbah

pertama

pada sumbernya melalui volume buangan

sekali

disebabkan

sehingga

diupayakan

adalah

mereduksi limbah pada sumbernya dengan

diperkecil

cara mengurangi volume atau konsentrasi

mengkonsentrasikan

limbah yang akan menyebar di lingkungan

umumnya untuk menghilangkan sejumlah

terutama pada air permukaan tanah.

komponen

Pada proses pengolahan karet jenis

dengan

cara

limbah

yang

dilakukan

atau

manajemen limbah dengan cara produksi

terpisah dapat digunakan kembali.

(cleaner

production)

yakni

dengan

pengolahan fisik, misalnya pengendapan

CR/SIR, karyawan pabrik melakukan

bersih

pada

penyaringan,

komponen

yang

Hal tersebut juga didukung oleh

mengumpulkan sisa air dari pencucian

Fischer

lump, serum dan sisa air dari penggilingan

menyatakan bahwa manajemen polusi

lump dan sisa air perendaman compo yang

biasanya dibagi menjadi dua kategori:

sudah tidak terpakai ditampung melalui

pengendalian polusi dan pengurangan

kolam rubber trap yang bertujuan untuk

polusi. Pengendalian polusi mengacu pada

menjebak limbah cair yang terbuang dari

pengolahan dari sebuah arus limbah untuk

hasil pengolahan karet CR/SIR agar tidak

membatasi emisi atau efluen kepada

langsung masuk ke kolam IPAL sehingga

lingkungan. Pengurangan polusi meliputi

dapat

mendesain kembali atau modifikasi dari

mengurangi

volume

buangan/

konsentrasi buangan limbah.
Konsep

dan

Schot

(1993:172)

yang

proses atau prosedur operasi sehingga
Production

limbah yang dihasilkan pada dasarnya

Nation

berkurang. Hal ini berbeda dengan hasil

Environmental Program (UNEP) pada

penelitian Nurmaliakasih, dkk., (2017)

bulan Mei 1989. UNEP menyatakan

dengan

bahwa

(produksi

Penyisihan COD dan BOD Limbah Cair

strategi

Industri Karet PTPN IX Kebun Ngobo

dicetuskan

bersih)

Cleaner

oleh

cleaner

United

production

merupakan

suatu

judul

penelitian

tentang

pengelolaan lingkungan yang bersifat

Semarang

preventif, terpadu dan diterapkan secara

Roughing Filtration (HRF) dan Plasma

dengan

sistem

Horizontal

28

JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020

Dielectric

Barrier

(DBD)

Discharge

Vol.7 No.1 Juni 2018
DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.02

untuk

dilakukan

pemanfaatan

limbah

dimana diperoleh bahwa pretreatment

sedangkan langkah ketiga ialah komponen

dengan

air tersebut dialirkan menuju kolam IPAL

menggunakan

Horizontal

Roughing Filtration (HRF) dengan media

untuk

dilakukan

filter batu apung dapat menyisihkan

hingga

limbah

senyawa

organik

konsentrasi
menjadi

awal

568

yang

dihasilkan

BOD

dari

memenuhi standar baku mutu lingkungan

sebesar

852

mg/l

karena terjadi penurunan kadar BOD.

mg/l

dengan

pendapat

Barrow

(2006:289)

bahwa

manajemen limbah dan polusi berfokus

melakukan

pada (1) pencegahan dan penghindaran,

manajemen limbah dengan cara produksi

atau pembuangan, (2) pengumpulan dan

bersih (cleaner production) yakni langkah

buangan atau (3) reklamasi / pengolahan /

pertama ialah mengumpulkan limbah cair

mitigasi (yang kadang-kadang menjadi

yang berasal dari pabrik pengolahan karet

sulit dan mahal atau tidak mungkin).

RSS dan CR/SIR melalui kolam rubber

Pencegahan meliputi menangkap limbah

trap I dan II yang bertujuan untuk

atau polusi sebelum dibuang, sedangkan

menjebak limbah cair yang terbuang dari

penghindaran

hasil pengolahan karet agar tidak langsung

tanpa melahirkan limbah atau polusi.

masuk ke kolam IPAL sehingga dapat

Sebuah hirarki dari keinginan dapat

mengurangi volume buangan/konsentrasi

disetujui. Berikut yang disokong di USA:

buangan limbah. Selain itu juga, untuk

reuse,

dapat

resource

mengurangi

pabrik

Hal tersebut juga didukung oleh

efisiensi

Pada proses pengolahan limbah cair
karyawan

cair

limbah

berupa

penyisihan BOD sebesar 33,4%.

karet,

pengolahan

limbah

dilakukan

optimasi sarana dan prasarana pengolahan
karet

seperti

meniadakan

sistem

kebocoran,

dan

pengembangan

reduction,

waste

recovery,

recycling,

incineration

and

landfill.

perpipaan,
ceceran,

mencari

Hal

ini

sesuai

dengan

hasil

penelitian Hayati, dkk., (2015) dengan

terbuangnya bahan serta limbah. Langkah

judul

kedua ialah limbah cair tersebut yang

Limbah Lumpur IPAL Pabrik Karet

sudah terkumpul/tertampung pada kolam

sebagai Bahan Baku Composting dimana

rubber trap I dan II akan dikeruk/disaring

diperoleh

sehingga komponen karet dan air terpisah

limbah lumpur IPAL pabrik karet dengan

yang bertujuan untuk komponen karet

penambahan kotoran sapi dan serbuk

tersebut dapat digunakan kembali (Reuse)

gergaji

penelitian

bahwa

terbukti

tentang

proses

efektif

Pemanfaatan

composting

menghasilkan

29

JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020

Vol.7 No.1 Juni 2018
DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.02

kompos dengan karakteristik fisik-kimia

diperoleh penghematan biaya, mengurangi

yang memenuhi Permentan 2009 dan SNI

dampak

19-7030-2004,

keselamatan dan kesehatan kerja, dan

artinya

pabrik

karet

lingkungan,

meningkatkan

tersebut menerapkan prinsip reuse yaitu

meningkatkan

pemanfaatan limbah lumpur IPAL pabrik

chemical management, dikenal 4 (empat)

karet menjadi kompos.

prinsip dasar penanganan bahan kimia,

daya

saing.

Dalam

Dalam penggunaan bahan baku atau

yaitu: eliminasi bahaya (dengan tidak

bahan kimia pada pengolahan karet RSS

menggunakan bahan kimia berbahaya atau

dan CR atau SIR yang perlu diperhatikan

dengan menggantinya dengan bahan yang

adalah hemat biaya, tingkat toksitasnya

bahayanya

atau

jarak/penghalang

bahayanya

yang

rendah

serta

lebih

rendah),

antara

beri

bahan

kimia

penggunaanya yang tidak boros. Diketahui

dengan

bahwa pada proses pengolahan karet jenis

perlindungan

RSS dan CR atau SIR, karyawan pabrik

pelindung diri (APD) (UNEP, 1989).

melakukan manajemen limbah dengan

pekerja,

Hal

sediakan

pekerja

ini

berbeda

ventilasi,

dengan

alat

dengan

hasil

cara produksi bersih (cleaner production)

penelitian Hakim, dkk., (2016) dengan

yakni bahan baku/kimia yang digunakan

judul

adalah New Nicola dan Food Grade

Limbah

karena tingkat bahayanya yang lebih

Kombinasi

rendah,

Membran Ultrafiltrasi dimana diperoleh

harganya

yang

murah

serta

penggunaanya yang tidak boros.
Salah

satu

teknik

penelitian

bahwa

pelaksanaan

Cair

tentang

Industri

Proses

proses

Pengolahan

karet

dengan

Pretreatment

koagulasi

dan

berlangsung

efektif pada dosis koagulan Aluminium

produksi bersih yaitu pengurangan atau

Sulfat

eliminasi limbah pada sumbernya melalui

penyisihan yaitu BOD5 sebesar 58,71%

perubahan material input dilakukan untuk

dan persentase rejeksi terbesar dihasilkan

mengurangi atau menghilangkan bahan

pada tekanan 2 bar yaitu BOD5 sebesar

berbahaya dan beracun yang masuk atau

67,30%, artinya pengolahan limbah karet

digunakan

secara kimia dapat menurunkan kadar

dalam

proses

produksi

sehingga dapat menghindari terbentuknya
limbah B3 dalam proses produksi.
Chemical management (pengelolaan

250

mg/l

dengan

persentase

BOD.
PT. Perkebunan Nusantara VIII
Kebun

Cikumpay

selain

melakukan

bahan kimia) merupakan upaya perbaikan

manajemen limbah cair sebelum dilakukan

pengelolaan bahan kimia agar dapat

pembuangan juga melakukan manajemen

30

JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020

Vol.7 No.1 Juni 2018
DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.02

limbah cair setelah dilakukan pembuangan

kering,

hal

yaitu dengan cara pengolahan limbah

perusahaan menerapkan konsep cleaner

melalui kolam IPAL yang terdiri dari

production (produksi bersih) yaitu volume

proses fisika dan biologi yang bertujuan

buangan

untuk menurunkan kadar BOD dalam air

mengkonsentrasikan

limbah sebelum dibuang ke lingkungan

umumnya untuk menghilangkan sejumlah

khususnya air permukaan tanah sampai

komponen berupa unsur karet, unsur kima

memenuhi baku mutu lingkungan.

dan

Untuk

diperkecil

air

pihak

dengan

cara

limbah

yang

dilakukan

pada

dengan

pengolahan fisik yakni pengendapan atau

harus

penyaringan melalui rubber trap sehingga

memenuhi baku mutu limbah cair yaitu

unsur karet terpisah dengan unsur kimia

batas

dan air, unsur karet yang terpisah dapat

terlebih

maksimum

baku

dikarenakan

mutu

lingkungan

memenuhi

ini

dahulu

limbah

cair

yang

diperbolehkan dibuang ke lingkungan

digunakan

hidup dari suatu kawasan industri. Salah

produk sampingan sedangkan unsur kimia

satu baku mutu limbah cair yang harus

dan air tersebut selanjutnya diolah ke

dipenuhi adalah kadar maksimum dari

kolam

parameter BOD artinya kadar BOD

konsentrasi limbah yang ada di kolam

tertinggi

diperbolehkan

IPAL menjadi berkurang, selain itu juga

dibuang ke lingkungan hidup dengan cara

melakukan upaya efisiensi penggunaan air

menerapkan teknologi pengolahan limbah

dan bahan baku atau kimia dalam proses

cair yaitu instalasi pengolahan air limbah

pengolahan

(IPAL) tersebut sebagai bagian dari salah

konsentrasi

satu manajemen limbah yaitu sebagai

berkurang.

upaya

yang

masih

pengendalian

IPAL

(reuse)

dimana

karet

agar

limbah

menjadi

volume

volume
juga

atau

atau

menjadi

limbah/

Kemudian pada IPAL dilakukan

pengendalian pencemaran air permukaan

proses pengolahan limbah secara biologi.

tanah.

Proses biologi menggunakan kolam-kolam

Berdasarkan
mutu

limbah

mutu

kembali

upaya

pengendalian
PT.

organik. Kolam-kolam tersebut ada terdiri

Kebun

dari 2 kolam anaerobik dan 3 kolam

Cikumpay diperoleh kadar limbah cair

fakultatif. Proses kolam anaerobik dimana

pada outlet kolam IPAL Tahun 2012-2014

kedalaman kolam yang mencapai 3 meter

untuk parameter BOD belum melampaui

dengan masa penahanan 42 hari atau

baku mutu limbah cair karet bentuk

lebih, menjaga agar suasana anaerobik

Perkebunan

yang

dilakukan

Nusantara

VIII

sebagai tempat proses perombakan zat-zat

31

JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020

Vol.7 No.1 Juni 2018
DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.02

dapat merombak bahan-bahan organik

sangat

baik

semaksimum mungkin melalui proses dan

ganggang.

menunjang

kehidupan

lintasan bertahap serta berbeda-beda. Pada

Saat ini pengolahan limbah cair

limbah ini ada 3 komponen besar yaitu

pada PT. Perkebunan Nusantara VIII

karbohidrat, protein dan lemak yang

kebun

dirombak

kemudian

biologis

dilanjutkan dengan proses hidrolisa dan

aktivitas

terakhir

menguraikan senyawa kompleks yang

melalui

enzim

perombakan

oleh

bakteri

Cikumpay
yaitu

dilakukan

dengan

secara

memanfaatkan

mikroorganisme

untuk

metanogen. Pada bagian ini bahan-bahan

terkandung

organik dirombak menjadi asetat yang

senyawa, yang lebih sederhana melalui

kemudian dilanjutkan dengan perombakan

suatu proses yang disebut biodegradasi.

asetat

dan

Mikroorganisme bisa ditemukan dalam

karbondioksida. Dalam keadaan seimbang

bentuk fungi, bakteri, mikroalga, virus,

karbondioksida dirubah lagi menjadi air.

metazoa dan protozoa. Limbah cair karet

menjadi

gas

Bagian-bagian
terdekomposisi

masuk

methana

yang
dalam

dalam

limbah

menjadi

tidak

mengandung bahan organik dan nutrien

kolam

yang tinggi bagi alga, yaitu organisme

fakultatif. Seluruh air limbah dialirkan

sederhana

secara

menggunakan sinar matahari sehingga

“over

flow”

menuju

kolam

yang

paling

efisien

fakultatif. Kolam fakultatif mempunyai

mampu

kedalaman

masa

limbah cair. Salah satu agen biologi

penahanan 40 hari atau lebih. Lapisan

akuatik yang diduga turut berperan dalam

bawah masih dalam suasana anaerobik

mendegradasi polutan dalam limbah cair

karena adanya padatan organik yang

karet adalah mikroalga. Hal ini karena

tinggi sukar ditembus cahaya matahari.

mikroalga dapat tumbuh dalam kondisi

Pada lapisan tengah terdapat suasana

pertumbuhan alternatif dengan kondisi

intermediate dimana terdapat bakteri yang

daya adaptasi kuat. Alga (ganggang)

dapat hidup dalam kondisi dan situasi

melakukan fotosintesis sehingga terdapat

aerobik maupun anaerobik. Pada sebagian

penambahan oksigen dalam limbah dan

lapisan permukaan atas mulai ditumbuhi

pada

alga yang menunjukkan bahwa proses

pencemar.

2,5

meter

dengan

aerobik

mulai

berlangsung.

limbah

yang

mulai

Kondisi

menunjukkan

kejernihan dan dalam kondisi semacam itu

mendegradasi

gilirannya

bahan

mengoksidasi

organik

bahan

Kontaminan utama yang ditemukan
dalam

air

limbah

adalah

senyawa

biodegradable organik, senyawa organik

32

JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020

yang

mudah

menguap,

Vol.7 No.1 Juni 2018
DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.02

padatan

sekunder, sebagaimana tercermin dalam

tersuspensi, nutrisi (nitrogen dan fosfor),

hal penghapusan Biochemical Oxygen

dan mikroba patogen dan parasit. Pada

Demand

awalnya,

tersuspensi

persyaratan

untuk

pabrik

(BOD5)

pengolahan adalah untuk menghilangkan

2006:15).

bahan organik dan padatan tersuspensi.

Hal

Upaya

penelitian

sekarang

sedang

dan

(TSS)

ini

total

padatan

(Quevauviller,

sesuai

dengan

hasil

penelitian Aspandi, dkk., (2014) dengan

difokuskan pada penghapusan nutrisi (N,

judul

P), bau, senyawa organik yang mudah

Pengelolaan

menguap, logam, dan organik beracun

(Crumb Rubber ) dengan sistem lumpur

setelah perjalanan mereka melalui instalasi

aktif dimana diperoleh bahwa kualitas air

pengolahan air limbah (Bitton, 2005:214).

limbah secara fisika dan kimia dengan

Hal

ini

berbeda

dengan

hasil

penelitian

tentang

Evaluasi

Air Limbah Pabrik Karet

menggunakan

lumpur

aktif

setelah

penelitian Aspandi, dkk., (2014) dengan

dibandingkan dengan nilai standar baku

judul

Evaluasi

mutu air limbah industri karet semua

Air Limbah Pabrik Karet

parameter jauh dibawah standar baku

(Crumb Rubber ) dengan sistem lumpur

mutu air limbah industri karet dan

aktif dimana diperoleh bahwa proses

dinyatakan

pengolahan limbah cair PT. Batanghari

lingkungan

penelitian

Pengelolaan

tentang

layak

untuk

dibuang

ke

Bengkulu Pratama adalah penyaringan,
pemisahan partikel kasar, bak aerasi dan
pengendapan

partikel

halus

sebelum

pengolahan dan sesudah pengolahan.
Instalasi

pengolahan

air

KESIMPULAN

limbah

Penurunan kadar BOD terjadi
karena PT. Perkebunan Nusantara VIII
Kebun Cikumpay di Purwakarta Propinsi

harus memiliki pengolahan biologis (atau

Jawa

disebut pengolahan sekunder). Standar

limbah dengan penerapan konsep produksi

pengolahan sekunder ditetapkan oleh EPA

bersih (cleaner production) antara lain:

untuk mencerminkan kinerja instalasi

meminimasi sumber penghasil limbah,

pengolahan air limbah sekunder. Peraturan

penggunaan saluran limbah melalui pipa

berbasis teknologi ini berlaku untuk

tertutup, penggunaan kolam rubber trap,

semua instalasi pengolahan air limbah

penggunaan bahan baku kimia yang

kota dan mewakili tingkat minimum

tingkat bahayanya lebih rendah, tidak

kualitas limbah dicapai oleh pengolahan

boros dan harganya murah, penggunaan

Barat

menerapkan

manajemen

33

JGG- Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020

instalasi pengolahan air limbah yaitu 2
kolam anaerob dan 3 kolam fakultatif serta
penggunaan kembali limbah cair karet
(Reuse) untuk dijual sebagai nilai tambah
ekonomi. Berdasarkan manajemen limbah
yang diterapkan tersebut sehingga dapat
berdampak

pada

pengendalian

mutu

limbah/lingkungan yaitu kadar BOD dapat
memenuhi syarat standar baku mutu yang
ditetapkan pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA
Aspandi, dkk., 2014. Evaluasi Pengelolaan
Air Limbah Pabrik Karet (Crumb
Rubber ) dengan Sistem Lumpur
Aktif. Tesis, Universitas Bengkulu.
Barrow, C.J., 2006. Environmental
Management
for
Sustainable
Development: Second Edition.
London: Routledge.
Bitton,

G.,
2005.
Wastewater
Microbiology: Third Edition. New
Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Fischer, K and Schot, J., 1993.
Environmental
Strategies
for

Vol.7 No.1 Juni 2018
DOI : doi.org/10.21009/jgg.071.02

Industry:
International
Perspectives on Research Needs
and Policy Implications. USA:
Island Press.

Hakim, W.N., dkk., 2016. Pengolahan
Limbah Cair Industri Karet dengan
Kombinasi Proses Pretreatment
dan Membran Ultrafiltrasi, Jom
FTEKNIK, vol. 3, no. 1, p. 8.
Hayati, F., dkk., 2015. Pemanfaatan
Limbah Lumpur IPAL Pabrik
Karet sebagai Bahan Baku
Composting, Jukung Jurnal Teknik
Lingkungan, vol. 1, no. 1, p. 58.
Nurmaliakasih,
D.Y.,
dkk.,
2017.
Penyisihan COD dan BOD Limbah
Cair Industri Karet dengan sistem
Horizontal Roughing Filtration
(HRF) dan Plasma Dielectric
Barrier Discharge (DBD), Jurnal
Teknik Lingkungan, vol. 6, no. 1,
p. 10.
Quevauviller, P., 2006. Wastewater
Quality Monitoring and Treatment.
England: John Wiley & Sons, Ltd.
United Nation Environmental Program
(UNEP),
1989.
Global
Environmental Issues. Dublin:
Tycooly Publishing.

34