MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENDIDIKAN
MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENDIDIKAN Oleh : Dr. H. Enas,.MM PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS GALUH 2013
Aturan Penilaian
1. Kehadiran : 75 % (3 X Pertemuan)
2. UTS (Tugas Terstruktur Individu/Kelompok)
3. Presentasi Tugas
4. UAS (bisa hasil Penelitian/ ujian tulis
di Kls)Referensi : Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan adalah
1. Fidler, B. 2002. Strategic Management for School Development. London: Paul Chapman Publishing.
2. Hussey, D. 1998. Strategic Management From Theory to Implementation. Oxford: Butterworth-Heinemann.
3. Adnan Sandy Setiawan; “Manajemen Perguruan Tinggi Di
Tengah Perekonomian Pasar dan Pendidikan Yang Demokratis “, “INDONews (s)”indonews@indonews. com. 24
Maret 2006
4. Ani M. Hasan (2003); “Pengembangan Profesional Guru di
Abad Pengetahuan”, Pendidikan Network : 24 Maret 2006
5. Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998); Total Quality
Management (TQM), Andi Ofset : Yogyakarta
6. Frietz R Tambunan (2004); “Mega Tragedi Pendidikan
Nasional”, Kompas : 16 Juni 2004
7. Hadari Nawawi (2005); Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta
8. Thomas B. Santoso (2001), “ Manajemen Sekolah di Masa
Kini (1)”, Pendidikan Network : 24 Maret 2006
Deskripsi Perkuliahan
• Dalam mata kuliah ini membahas tentang konsep
Manajemen Strategi memberikan gambaran pada mahasiswa bagaimana cara yang terbaik dalam mengambil keputusan penting tentang manajemen Strategi khususnya dalam penggunaan berbagai strategi dalam dunia pendidikan. Mulai dari penentuan visi, misi, tujuan, mengidentifkasi kekuatan dan kelemahan serta penilaian terhadap kesempatan dan ancaman dengan menggunakan analisis SWOT dan proses strategis kemudian digabungkan dengan fungsi manajemen yaitu perencanaan, penerapan dan pengawasan manajemen strategic diharapkan mahasiswa akan dapat melihat permasalahan pendidikan secara strategis dan mengambil keputusan strategis.
Pengertian Manajemen
• Istilah manajemen berasal dari
kata management (bahasa Inggris), turunan dari kata “ to manage” yang artinya mengurus atau tata laksana atau ketata laksanaan. Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara manajer (orangnya) mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi pembantunya agar usaha yang sedang digarap dapat mencapai tujuan yang telah
Pengertian Manajemen
Menurut Nickles, Mc Hingh dan Mc Hugh
(1997), management is the process used be
accompalish organizational goals through
planning, organizing, directing, and
controlling people and other organizational
resourcesManajemen adalah sebuah proses yang
dilakukan untuk mewujudkan tujuan
organisasi melalui rangkaian kegiatan
berupa perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengandalian orang-orang
serta sumber daya organisasi lainnya.1. Menurut James A.F Stoner, Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Menurut Mary Parker Follet, Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.
3. Menurut Drs. Oey Liang Lee, Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian,penyusunan,pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Menurut R. Terry, Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain
6. Menurut Horold Koontz dan Cyril O’donnel,
Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.Sebenarnya ada banyak versi mengenai defnisi
manajemen, namun demikian pengertian
manajemen itu sendiri secara umum yang bisa kita
jadikan pegangan adalah “Manajemen adalah suatu
proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan,
seperti perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian atau
pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan
dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan
melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan
sumberdaya lainnya”.
Kata strategi berasal dari bahasa yunani “
Strategos” terdiri dari dua kata Stratos yang
berarti militer dan ag yang berarti
memimpin yang berarti generalship atau
sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal
perang untuk memenangkan perang.(Agustinus,
1996 ; 19 )Strategi adalah rencana jangka panjang
dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan
untuk mencapai tujuan tertentu, yang
umumnya adalah “kemenangan”.Asal kata “strategi” adalah turunan dari kata
dalam bahasa Yunani, strategos.
Pengertian strategi menurut Glueck dan
Jauch adalah Rencana yang disatukan, luas
dan berintegrasi yang menghubungkan
keunggulan strategis perusahaan dengan
tantangan lingkungan, yang dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan utama dari
perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.Strategi adalah menentukan apa yang harus
dikerjakan oleh perusahaan agar mencapai
misi dan tujuan perusahaan. Dengan kata lain
strategi adalah cara yang harus dilakukan
oleh perusahaan agar memiliki keunggulan
bersaing yang berkesinambungan.Pengertian manajemen Strategi
Menurut Wahyudi (1996:15) “Manajemen strategik
adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan
(formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi
(evaluating) tentang keputusan-keputusan strategis
antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah
organisasi mencapai tujuan-tujuan masa mendatang.”Hunger & Wheelen, (1999:4) “Strategik management
is that set of managerial and actions that
determine the long term performance of
corporation. It includes stratey formulation,
strategy implementation and evaluation”.
Manajemen strategik adalah serangkaian daripada
keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang
menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka
panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan atau
perencanaan strategik, pelaksanaan atau implementasi
dan evaluasi.
Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan
pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai
penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk
mencapai tujuan.Menurut Fred R.David (2004 : 5) :Manajemen strategis adalah ilmu mengenai perumusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan- keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya.
Menurut Husein Umar (1999 : 86): Manajemen strategis sebagai suatu seni dan ilmu dalam hal pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan- keputusan startegis antara fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa datang.
Menurut Lawrence R. Jauch dan Wiliam F. Gluech (Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, 1998) : Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.
Menurut Pearch dan Robinson (1997) dikatakan bahwa
manajemen strategik adalah kumpulan dan tindakan
yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan
pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang
dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.
Menurut Nawawi manajemen strategik adalah
perencanaan berskala besar (disebut perencanaan
strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan
yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai
keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat
mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan
organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi),
dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan
operaional untuk menghasilkan barang dan atau jasa
serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan
pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut strategis)
dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organsasi.• Aspek manajemen yaitu
perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi• Aspek strategi adalah pemetaan
dan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal organisasi serta sumber daya yang dimiliki untuk dimanfaatkan sebagai pedoman dalam menyusun langkah- langkah operasional dan sarana
- Adapun proses manajemen strategi secara garis
besar terdiri dati tiga tahapan, yaitu strategy
planning, strategy implementation dan
monitoring & evaluation. Penetapan visi, misi
dan tujuan secara proses bisa termasuk dalam
strategy planning demikian juga pemetaan atau
analisis terhadap faktor internal dan eksternal
organisasi. Namun bisa juga pemetaan atau
analisis terhadap faktor internal dan eksternal
organisasi serta sumber daya yang ada dilakukan
diluar atau sebelum perumusan strategi.- Desentralisasi pendidikan sebagai bagian dari
pelaksanaan sistem otonomi daerah yang diberikan
oleh pemerintah pusat, membawa implikasi
terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia. Desentralisasi pendidikan yang diberikan
pemerintah pusat dalam bentuk kebijakan dan
regulasi melalui Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003, diikuti dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
standar Pendidikan nasional, serta secara teknis
dituangkan ke dalam Peraturan Menteri Pendidikan
tentang delapan standar pengelolaan pendidikan.
Disamping itu, digulirkannya program MBS
(Manajemen Berbasis Sekolah) dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, sesungguhnya menjadi
penguat agar masing-masing sekolah memperbaiki
pengelolaan pendidikan dengan manajemen yang
baik.
Otonomi yang demikian besar
diberikan kepada sekolah ini
seharusnya menjadi dasar untuk
menerapkan manajemen strategik.
Manajemen strategik dalam dunia
pendidikan merupakan suatu
pengelolaan satuan pendidikan
berdasarkan pendekatan terhadap
analisis kekuatan, kelemahan, peluang
dan tantangan untuk merancang
aktivitas dalam rangka mencapai visi,
misi dan tujuan sekolah yang telah
ditentukan.
Menurut W.F .Glueck (1988)
Manajemen strategi adalah serangkaian
keputusan-keputusan dan tindakan-
tindakan manajerial yang mengarah pada
penyusunan strategi-strategi efektif untuk
mencapai tujuan perusahaan.Menurut Hitt,Ireland,dan Hoskisson (1999;6) Jadi Manajemen Strategik
adalah suatu suatu seni dan ilmu untuk
menciptakan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Disamping itu pengertian manajemen strategik yang telah sebutkan terakhir dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Manajemen strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar
dalam arti mencakup seluruh komponen dilingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam bentuk rencana strategis (Renstra) yang dijabarkan menjadi perencanaan operasional, yang kemudian dijabarkan pula dalam bentuk program kerja dan proyek tahunan.
3. Visi, misi, pemilihan strategi yang menghasilkan strategi induk, dan tujuan
strategi organisasi untuk jangka panjang merupakan acuan dalam merumuskan rencana strategi, namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan manajemen puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat didalamnya.
4. Renstra dijabarkan menjadi rencana operasional yang antara lain berisi
program-program operasional termasuk proyek-proyek, dengan sasaran jangka sedang masing-masing juga sebagai keputusan manajemen puncak.
5. Penetapan renstra dan rencana operasi harus melibatkan manajemen puncak
karena sifatnya sangat mendasar/prinsipil dalam pelaksanaan seluruh misi organisasi, untuk mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi jangka sedang termasuk panjangnya.
6. Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk proyek-proyek
untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan melalui fungsi-fungsi manajemen lainnya yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan kontrol.Adapun langkah-langkah Strategis sebagai berikut :
a. Analisis potensi dan profl satuan pendidikan (sekolah / madrasah) untuk mengidentifkasi -langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan manajemen strategik adalah kekuatan dan kelemahan.
b. Analisis lingkungan untuk mengidentifaksi peluang dan ancaman dalam melaksanakan kegiatan pendidikan.
c. Menetapkan visi, misi dan tujuan berdasarkan analisis potensi dan lingkungan sebagai acuan dalam pengelolaan satuan pendidikan.
d. Menetapkan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam mencapai visi, misi dan tujuan sekolah.
e. Membuat sistem operasional dan standar kualitas sebagai acuan dalam melakukan kontrol dan evaluasi.
Pengertian Visi, Misi, Falsafah :
Visi adalah cita-cita dimasa depan yang
difkirkan oleh pendiri atau pemimpin
organisasi.
Misi adalah penjabaran dari visi kedalam
statement organisasi yang terfokus
kepada kebutuhan stakeholdernya.Falsafah organisasi adalah nilai-nilai
yang ditanamkan dan dijadikan sebagai
acuan dalam setiap gerak dan langkah
perusahaan.
Proses manajemen strategi merupakan suatu paket komitmen keputusan dan langkah yang diharapkan
bagi sebuah perusahaan untuk mencapai tingkat daya saing dan menghasilkan laba di atas rata-rata
SWOT Strategik Intent Misi Visi u t ANALYSIS Strategik Mission I n p Perumusan Strategi Penerapan Strategi • n Strategi Restrukturisasi dan Akuisisi Kewirausahaan dan Inovasi • • Strategi Tingkat Perusahaan Kepemimpinan Strategis Dinamika Persaingan Struktur dan Pengendalian Strategi tingkat bisnis Kepemimpinan Perusahaan • •- • T • d in a k a
- Pengaruh globalisasi tak bisa
dihindarkan dari setiap organisasi
untuk melakukan perubahan dan
pembenahan dalam rangka mencapai
tujuannya, baik organisasi usaha,
organisasi sosial maupun organisasi
pendidikan. Di dunia pendidikan,
persaingan tak bisa dihindarkan
dengan munculnya lembaga-lembaga
pendidikan mulai dari play group, SD,
SLTP, SLTA sampai perguruan tinggi
yang berlebel internasional. - Iklim & Atmosphere yang kondusif
- • Harapan untuk mencapai Tujuan jelas, dapat dicapai, relevan •
- • Reward untuk prestasi & Inservice Training yang efektif untuk guru •
- • Kerjasama dan interaksi Dimensi Pendukung
- Konsensus terhadap nilai-nilai dan tujuan •
- Staf kunci yang berkelanjutan
- Dukungan Dinas Pendidikan dan Pemda
- • proses pembelajaran sekolah Dimensi Efisiensi
- • Guru yang emphaty dan •
- • Lingkungan sekolah dan kelas yang disiplin •
- • Evaluasi dan umpan balik secara berkelanjutan pekerjaan rumah siswa •
- • Akuntabilitas terhadap hasil •
- • Penekanan terhadap pengetahuan dan skill yang tinggi •
- • Kesempatan untuk belajar secara maksimal 31 baik yang efektif untuk guru
- - Dimensi Hubungan - dll
- • Keuntungan •
- Memperhatikan “Minimal Requirement”
- Kualifkasi Guru • Kompetensi Guru • Sarana & Prasarana yang baik 34<
- Manajemen Sekolah yang efektif
- • Dimensi kognitif kearah hafalan • Dimensi keterampilan ke arah mekanistik • Dimensi nilai sudah terabaikan • Dimensi hubungan (ranah interaktif kurang mendapat perhatian)
•
Dimensi kognitif: penguasaan pengetahuan dan bidang studi Kompetensi•
Dimensi ketrampilan: kearah life skill, berpikir kreatif, inovatif•
Dimensi Nilai: sikap terhadap diri sendiri, orang lain, lingkungan, moral etos kerja•
Dimensi hubungan yang interaktif, dialogis dan terbuka- Dunia pendidikan sedang menjadi pusat perhatian semua komponen bangsa ini. Berdasarkan keyakinan bangsa yang hebat ini bahwa pendidikan dapat mengubah masa depan bangsa, maka sejak reformasi dilakukan berbagai perubahan mendasar dalam pengelolaan pendidikan.
- Perubahan mendasar dilakukan dengan mengubah konstitusi, Undang-undang Sistem Pendidikan Nomor 02/1989 menjadi Nomor 20/2003, diikuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, serta secara teknis dituangkan ke dalam peraturan menteri pendidikan tentang delapan standar pengelolaan pendidikan.
Strategi Internasional t u Laba di atas rata-rata Daya Saing Strategis Evaluasi & Kontrol O u tp Feed Back
Dunia pendidikan secara sadar atau
tidak kini tengah bergerak menjadi satu
pasar dunia, suatu pasar yang efsien
dan transparan, yang mencakup daerah-
daerah yang tak terbatas. Globalisasi
mau tidak mau akan menjadi trend dari
setiap organisasi baik organisasi usaha,
sosial maupun organisasi pendidikan.
Negara yang tidak mau dalam
pengefsienan dan pentransparanan
tersebut akan ketinggalan karena
dinamisnya perubahan.
Keberadaan lembaga pendidikan sebagai salah satu pranata sosial
budaya saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang
kompleks. Lembaga pendidikan kini berhadapan dengan derasnya
arus perubahan akibat globalisasi yang memunculkan persaingan
dalam pengelolaan lembaga pendidikan, baik negeri maupun
swasta. Globalisasi menuntut perlunya relevansi program sekolah
dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja/industri terhadap
mutu lulusan (out-put) serta munculnya globalisasi pendidikan
dengan bermunculannya lembaga pendidikan yang bertaraf
internasional.
Perubahan yang merupakan perbedaan yang terjadi dalam urutan
waktu, tentu saja tidak mudah diterjemahkan secara singkat dan
eksplisit. Perubahan dalam pengertian hakiki sesungguhnya
mengandung konotasi majemuk yang telah tergambar, lintas
ruang dan lintas waktu dengan demikian warna-warni kehidupan
masyarakat, warna warni yang dikenal sebagai ideologi, politik,
ekonomi, sosial dan budaya. Dengan adanya perubahan tersebut,
lingkungan pendidikan juga mengalami perubahan yang luar
biasa. Dan kalau kita mau merunut pangkalnya, semua ini tentu
saja tak terlepas dari menggejalanya revolusi informasi dan
globalisasi yang melanda dunia saat ini.
Akibat adanya revolusi dan globalisasi
sebagaimana disebutkan di atas,
persaingan kini telah menjadi semakin
sengit karena tidak lagi terbatas pada
persaingan antar sesama perusahaan
domestik, tetapi juga dengan perusahaan
multinasional dari manapun juga. Ini terjadi
pada hampir semua bidang usaha, bukan
hanya pada bidang bisnis saja, tetapi
persaingan tersebut juga telah merambah
ke dunia pendidikan kita, mulai dari Play
group, SD, SLTP, SLTA, Universitas, bahkan
ke institusi-institusi pendidikan lainnya.Berkaitan dengan meningkatnya persaingan dalam bidang pendidikan ini, terjadi pula perubahan pada perilaku konsumen, dalam hal ini yang dimaksud adalah masyarakat (orangtua dan siswa), maupun dunia usaha.
Karena banyaknya pilihan, konsumen kini menjadi semakin banyak tuntutan, baik mengenai kualitas lulusan dan biaya pendidikan maupun pasilitas pendidikan. Bargaining
power masyarakat meningkat sedemikian rupa sehingga
industri atau dunia pendidikan terpaksa harus melayaninya kalau tidak mau akan tersingkir dari kancah persaingan yang makin berat. Dalam situasi lingkungan yang penuh dengan dinamika ini, manajemen pendidikan harus dapat menciptakan organisasi yang dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada dan masyarakat pada umumnya dan objek pendidikan (Siswa dan orangtua) pada khususnya. Saat yang bersamaan dapat pula bersaing secara efektif dalam konteks lokal, nasional bahkan dalam konteks global.
Dengan kata lain dunia pendidikan kini dituntut
untuk mengembangkan manajemen strategi
dan operasi yang pada dasarnya banya
diterapkan dalam dunia usaha, sebagai langkah
antisipatif terhadap kecenderungan-
kecenderungan baru guna mencapai dan
mempertahankan posisi bersaingnya, sehingga
nantinya dapat dihasilkan manusia-manusia
yang memiliki sumber daya manusia
berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan
zaman.Konsep dasar manajemen strategi dan operasi
dalam upaya meningkatkan mutu serta kualitas
pendidikan supaya dapat bersaing dalam
perkembangan global.MENGAPA PERLU STRATGY
Perubahan tidak dapat dicapai dengan
cepatBerbagai perubahan memerlukan
persiapan yang serius sebelum waktu
perubahan datang Masa depan akan berbeda dengan saat iniLingkungan yang penuh ketidak pastian
(Uncertainly)Sumber daya perlu dimanfaatkan secara
optimal dan berdasarkan skala prioritasApa Karakteristik Sekolah Efektif
1.KEPEMIMPINAN YANG PROFESIONAL (Professional Leadership)
2.VISI DAN TUJUAN BERSAMA (Shared Vision and Goals)
3.LINGKUNGAN BELAJAR (a Learning Environment)
4.KONSENTRASI PADA BELAJAR-MENGAJAR (Concentration on Learning and Teaching)
5.HARAPAN YANG TINGGI (High Expectation)
6.PENGUATAN/PENGAYAAN/PEMANTAPAN YANG POSITIF (Positive
Reinforcement)7.PEMANTAUAN KEMAJUAN (Monitoring Progress)
8.HAK DAN TANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK (Pupil Rights and Responsibility)
9.PENGAJARAN YANG PENUH MAKNA (Purposeful Teaching)
10. ORGANISASI PEMBELAJAR (a Learning Organization) 11. KEMITRAAN KELUARGA-SEKOLAH (Home-School Partnership).
(RESEARCH IN SCHOOL IMPROVEMENT, 1983)
Dimensi LeadershipDimensi Efficacy
prestasi tinggi Guru berorientasi pengelolaan kelas yang • baik
kinerja tinggi
dalam kelas
Keterlibatan semua staf Rencana stratejik dan koordinasi • dalam peningkatan kinerja
sekolah
Otonomi dalam melaksanakan
Penggunaan waktu pengajaran yang efektif (Intensitas memiliki kemampuan Interaksi) interpersonal dengan siswa
Menekankan kepada
Kegiatan kelas terstruktur dengan baik
Petunjuk pembelajaran yang baik belajar
Interaksi sesama guru yang
Instrumental Input - Guru - Sarana/Prasarana - Kurikulum - Administrasi/organisasi - Keuangan
(Walls
1990)
Input Proses Output Outcome SISWA (Management) Feed Back - Bekerja - Melanjutkan sekolah Environmental Input - dll - Masyarakat - Orang tua - Dunia Usaha - Dimensi Kognitif - Pemerintah - Dimensi Keterampilan - DP/KS. DL - Dimensi Sikap/Nilai 3233 Komite Sekolah Sekolah Sebagai Sistem Pengawas/Kepala Sekolah Administrator dan Tata Usaha Sekolah KKG MGMP Teman-teman siswa lainnya Guru Orang Tua Siswa Ruang Kelas KKS MKKS APSI/ KORWAS
Masyarakat
STRATEGI MENUJU SEKOLAH UNGGUL Perspektif Input-Output Perspektif Proses-Output (Seeley, 1988)
(Walls, 1990) Memandang luaran pendidikan yang Memandang luaran pendidikan yang ungul akan ditentukan oleh Proses unggul karena inputnya unggul (Struktur persekolahan, lingkungan, corporate culture, pembelajaran efektif, dll) Kelemahannya Eksklusif
Mengabaikan siswa yang tidak Memperhatikan siswa unggul dan unggul kurang unggul Model Kombinasi
Anak didik yang akan diterima
Proses pembelajaran diselenggarakan sedemikian rupa sehingga terasa hidup,
memotivasi, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memberikan
ruang yang cukup untuk berprakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik peserta didik. Dalam proses pembelajaran pendidikan memberikan keteladananUntuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif & efisien setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses pembelajaran dan pengawasan yang baik. STRATEGI DAN ARAH MENUJU SEKOLAH UNGGUL PP19/2005 STRATEGI KEBIJAKAN Kondisi Sekolah Saat Ini:Sosok Sekolah Unggul:
KEBIJAKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PADA DIMENSI PENINGKATAN MUTU DAN RELEVANSI
Implementasi dan Implementasi dan Penjaminan mutu secara Penjaminan mutu secara Perluasan dan Perluasan dan penyempurnaan penyempurnaan terprogram dengan terprogram dengan peningkatan mutu peningkatan mutu SNP oleh BSNP SNP oleh BSNP mengacu pada SNP mengacu pada SNP akreditasi akreditasi Mendorong Jumlah Jurusan Mendorong Jumlah Jurusan
Perbaikan sarana dan Perbaikan sarana dan di PT yg masuk dalam 100 di PT yg masuk dalam 100 prasarana prasarana besar Asia besar Asia Perluasan Pendidikan Perluasan Pendidikan
Akselerasi Jumlah Prodi Akselerasi Jumlah Prodi Kecakapan Hidup Kecakapan Hidup Kejuruan, Vokasi, dan Kejuruan, Vokasi, dan
MUTU DAN MUTU DAN MUTU DAN MUTU DAN Profesi Profesi Pengembangan sekolah Pengembangan sekolah
RELEVANSI RELEVANSI RELEVANSI RELEVANSI berbasis keunggulan berbasis keunggulan
Peningkatan jumlah dan Peningkatan jumlah dan PENDIDIKAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN lokal di setiap lokal di setiap mutu publikasi ilmiah, dan mutu publikasi ilmiah, dan kabupaten/kota kabupaten/kota Pembangunan sekolah Pembangunan sekolah
HAKI HAKI bertaraf internasional di bertaraf internasional di Penerapan Telematika Penerapan Telematika setiap provinsi dan/atau setiap provinsi dan/atau kabupaten/kota kabupaten/kota dalam pendidikan dalam pendidikan
Pengembangan guru Pengembangan guru Pengembangan Pengembangan
sebagai profesi sebagai profesi kompetensi pendidik kompetensi pendidik
36 dan tenga dan tenga pendidikan pendidikanMampu Menciptakan APA
37 Sekolah Unggul
Sekolah yang mampu memberikan layanan optimal kepada
seluruh anak dgn berbagai perbedaan bakat, minat kebutuhan
belajarSekolah mampu meningkatkan secara signifikan kapabilitas
yang dimiliki anak didik menjadi aktualisasi diri yang
memberikan kebanggaanSekolah yang mampu membangun karakter kepribadian yang
kuat, kokoh dan mantap dalam diri siswaSekolah yang mampu memberdayakan sumber daya yang ada
secara optimal dan efektifSekolah yang mampu mengembangkan networking yang luas
kepada stakeholderSekolah yang mampu mewujudkan sekolah sebagai organisasi
pembelajar Sekolah yang renponsif terhadap perubahan
Sekolah yang mampu memberikan layanan optimal kepada
seluruh anak dgn berbagai perbedaan bakat, minat kebutuhan
belajarSekolah mampu meningkatkan secara signifikan kapabilitas
yang dimiliki anak didik menjadi aktualisasi diri yang
memberikan kebanggaanSekolah yang mampu membangun karakter kepribadian yang
kuat, kokoh dan mantap dalam diri siswaSekolah yang mampu memberdayakan sumber daya yang ada
secara optimal dan efektifSekolah yang mampu mengembangkan networking yang luas
kepada stakeholderSekolah yang mampu mewujudkan sekolah sebagai organisasi
pembelajar Sekolah yang renponsif terhadap perubahan
Manajemen Strategi Dalam
Mengelola Satuan Pendidikan
Dr.Enas.,MM
Dalam UUSPN, diungkapkan bahwa fungsi dan tujuan
pendidikan nasional pada pasal 3 yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UUSPN 20/2003). Berdasarkan fungsi ini maka pada tahun 2005 Depdiknas menetapkan Rencana Strategik Depdiknas. Pada Renstra ini diungkapkan bahwa visi depdiknas adalah “Terwujudnya
sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat
dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah. Sejalan dengan
Visi Pendidikan Nasional tersebut, Depdiknas berhasrat bahwa pada tahun 2025 dapat menghasilkan “Insan Indonesia
Dr.Enas.,MM Cerdas dan Kompetitif”. Dari Visi Depdiknas di atas dapat kita maknai bahwa Depdiknas lebih menekankan pada pendidikan transformatif, yang menjadikan pendidikan sebagai motor penggerak perubahan dari “masyarakat berkembang” menuju “masyarakat maju”. Pembentukan masyarakat maju selalu diikuti oleh proses transformasi struktural, yang menandai suatu perubahan dari masyarakat yang potensi kemanusiannya kurang berkembang menuju masyarakat maju dan berkembang yang mengaktualisasikan potensi kemanusiannya secara optimal. Bahkan di era global sekarang, transformasi itu berjalan dengan sangat cepat yang kemudian mengantarkan pada masyarakat berbasis pengetahuan.
Perubahan mendasar tersebut berada pada perubahan pengelolaan pendidikan, dari pengelolaan sentralistik menjadi desentralistik. Pengelolaan pendidikan dengan berorientasi pada “kepuasan pelanggan” dengan mengedepankan mutu pendidikan.
Salah satu alternatif yang harus dilakukan oleh setiap satuan pendidikan adalah mereset pengelolaan pendidikan dengan menerapkan manajemen strategik.
Dr.Enas.,MM Tahapan Pembangunan Pendidikan Nasional Fokus Internal Fokus Eksternal
VISI 2025
INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF PERIODE 2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024 TEMA Peningkatan Penguatan Daya Saing Daya Saing
Kapasitas & Pelayanan Regional Internasional Modernisasi
VISI 2014 : “Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif“
MISI 2010-2014 :
M1. Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan M2. Meningkatkan Keterjangkauan Layanan Pendidikan M3. Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi Layanan Pendidikan
M4. Meningkatkan Kesetaraan Memperoleh Layanan Pendidikan
41
M5. Meningkatkan Kepastian/Keterjaminan Memperoleh LayananKebijakan Sentralistik
Kebijakan pendidikan yang sentralistik dialami dalam tiga periode, yaitu pada masa Pra-Orde Baru, Masa Orde Baru, dan Masa Transisi. Kebijakan pada masa Pra-Orde Baru masih berorientasi politik. Sebagaimana dijelaskan oleh Tilaar (2000:2) bahwa kebijakan pendidikan di masa itu diarahkan kepada proses indoktrinasi dan menolak segala unsur budaya yang datangnya dari luar. Dengan demikian pendidikan bukan untuk meningkatkan taraf kehidupan rakyat, bukan untuk kebutuhan pasar melainkan untuk orientasi politik. Indroktrinasi pendidikan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai pendidikan tinggi diarahkan untuk pengembangan sikap militerisme yang militan sesuai dengan tuntutan kehidupan di suasana perang dingin pada saat itu.
Kebijakan pendidikan pada masa Orde Baru mengarah pada penyeragaman. Tilaar (2002:3) menjelaskan pendidikan di masa ini diarahkan kepada uniformalitas atau penyeragaman di dalam berpikir dan bertindak.
Pakaian seragam, wadah-wadah tunggal dari organisasi sosial masyarakat, semuanya diarahkan kepada terbentuknya masyarakat yang homogen. Pada masa ini tidak ada tempat bagi perbedaan pendapat, sehingga melahirkan disiplin semu dan melahirkan masyarakat peniru.
Pada masa ini pertumbuhan ekonomi yang dijadikan panglima dengan tidak berakar pada ekonomi rakyat dan sumber daya domestik serta ketergantungan pada utang luar negeri sehingga melahirkan sistem pendidikan yang tidak peka terhadap daya saing dan tidak produktif. Pendidikan tidak mempunyai akuntabilitas sosial oleh karena masyarakat tidak diikutsertakan di dalam manajemen sekolah.
Dr.Enas.,MM Penerapan pendidikan tidak lagi diarahkan pada peningkatan kualitas, melainkan pada target kuantitas. Akuntabilitas pendidikan sangat rendah walaupun telah diterapkan prinsip ‘link and match” karena manajemen hanya dilakukan oleh sekelompok orang.
Pada masa transisi, kebijakan pendidikan merupakan masa refeksi terhadap arah pendidikan nasional. Tilaar (2000:5) menjelaskan bahwa pada masa krisis membawa masyarakat dan bangsa pada keterpurukan dari krisis moneter membuat menjadi krisis ekonomi dan berakhir pada krisis kepercayaan. Krisis kepercayaan telah menjadi warna yang dominan di dalam kebudayaan kita dewasa saat itu. Oleh karena pendidikan merupakan proses pembudayaan, maka krisis kebudayaan yang dialami merupakan refeksi dari krisis pendidikan nasional. Pada masa ini direfeksi berbagai pemikiran dalam memajukan sistem pendidikan kita, sehingga berbagai perubahannya dirasakan sangat drastis, dan sebagian pelaku pendidikan “tercengang” dan masih galau dalam menjalankan kebijakan baru.
Dr.Enas.,MM
Kebijakan Desentralistik