PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS (1)

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi
Volume 6, Nomor 6, Juni 2017

ISSN : 2460-0585

PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN YANG DIMODERASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Hafidah Mufliha Itsnaini
hafidah.itsnaini@gmail.com

Anang Subardjo
anangsetro@gmail.com
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
This researchis meant to examine the influenceof profitability to the firm value, solvency of the firm value, the
CSR to the firm value, the profitability to the firm value with the CSR as the moderating variable and the
solvency to the firm value with the CSR as the moderating variable.The population is all mining
companieswhich are listed in Indonesia Stock Exchange in 2011-2015 periods and the samples are 39 companies.
The samplecollection technique has been done by purposive sampling method which results 12 samples in 20112015 periods. The data is the secondary data which has been obtainedby using documentation technique which
consists of the 2011-2015annual reportof mining companies. The data analysis has been carried out by using
multiple regression analysis.The result of this research indicates that profitability has positive influenceto the

firm value, solvency has negativeinfluence to the firm value, the CSR has positive influenceto the firm value, the
result of residual test shows that the CSR disclosure cannot moderate the correlation between profitability and
firm value, and the result residual test shows that CSR disclosurecan moderate the correlation between solvency
and firm value.
Keywords: Profitability, solvency, Tobin's Q, corporate social responsibility disclosure.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan, solvabilitas
terhadap nilai perusahaan, CSR terhadap nilai perusahaan, profitabilitas terhadap nilai perusahaan
dengan CSR sebagai variabel moderasi dan solvabilitas terhadap nilai perusahaan dengan CSR
sebagai variabel moderasi.Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015 berjumlah 39 perusahaan. Teknik pengambilan
sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang menghasilkan 12 sampel selama tahun
2011-2015. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diambil melalui teknik dokumentasi
yang terdiri dari annual report perusahaan pertambangan tahun 2011-2015. Metode analisis data
penelitian ini yaitu analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, solvabilitas berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan, CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, hasil uji residual menunjukkan
bahwa pengungkapan CSR tidak mampu memoderasi hubungan antara profitabilitas dengan nilai
perusahaan, dan hasil uji residual menunjukkan bahwa pengungkapan CSR mampu memoderasi

hubungan antara solvabilitas dengan nilai perusahaan
Kata kunci: Profitabilitas, solvabilitas, Tobin’s Q, pengungkapan tanggung jawab sosial.

PENDAHULUAN
Salah satu informasi yang dibutuhkan investor adalah informasi keuangan, laporan
keuangan dibutuhkan oleh investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Publikasi
laporan keuangan perusahaan merupakan saat yang ditunggu oleh parainvestor untuk
mengetahui perkembangan perusahaan (Susilowati dan Turyanto, 2011). Kinerja dapat
diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang
mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut (Sukhemi, 2007). Kinerja merupakan
gambaran prestasi yang dicapai perusahaan dalam kegiatan operasionalnya baik dalam
aspek keuangan, aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana, penyaluran dana, aspek
teknologi, maupan aspek sumber daya manusianya (Jumingan, 2006:239). Untuk mengetahui
kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat melalui analisis rasio-rasio kinerja

Pengaruh Profitabilitas Dan Solvabilitas...Itsnaini, Hafidah M.

2
keuangan yaitu meliputi Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio
Aktivitas dan Rasio Pasar.

Nilai perusahaan itu sangat penting digunakan sebagai acuan oleh para investor untuk
melihat seberapa besar nilai yang ada dalam perusahaan tersebut yang nantinya akan
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi. Nilai perusahaan dapat
diukur dengan beberapa aspek yang salah satunya adalah harga pasar saham, karena harga
pasar saham mencerminkan penilaian ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Harga pasar
saham yang tercermin dalam bursa efek dapat digunakan sebagai pengukuran kinerja
perusahaan, semakin tinggi harga sahamnya semakin bagus kinerja perusahaan. Rinnaya et
al. (2016) menyatakan bahwa meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, karena
dengan meningkatnya nilai perusahaan maka kesejahteraan para pemilik juga meningkat.
Peningkatan nilai perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh kinerja keuangan,
profitabilitas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba. Laba perusahaan merupakan elemen penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan
prospek perusahaan di masa yang akan datang. Solvabilitas menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Prastowo dan Juliarty, 2008:89).
Karena perusahaan didirikan untuk jangka panjang dan seterusnya sehingga keputusan
yang berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik dari dalam maupun dari luar dapat
mempengaruhi nilai perusahaan.
Pasar modal terdiri dari tiga sektor yaitu sektor utama, sektor manufaktur dan sektor
jasa. Sektor utama dalam pasar modal meliputi pertanian dan pertambangan. Peneliti
memilih sektor ini karena adanya dampak positif dan dampak negatif bagi masyarakat dan

negara. Sektor pertambangan menjadi leading sector dalam perekonomian dan memiliki
karakteristik usaha yang padat modal, padat teknologi, beresiko tinggi, tidak dapat
diperbarui dan memiliki dampak negatif yang dapat menurunkan kualitas lingkungan.
Berbagai upaya dilakukan untuk memperbaiki dan mendorong investasi di sektor ini bagi
domestik maupun asing.
Peneliti sebelumnya yang meneliti tentang kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
diantaranya adalah (1) Purwaningsih dan Wirajaya (2014) hasil penelitiannya ROA yang
merupakan proksi dari kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan; (2)
Rinnaya et al. (2016) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh terhadap nilai perusahaan;
Namun ada peneliti yang hasilnya tidak sejalan dengan penelitian diatas yaitu penelitian
oleh (3) Hermawan dan Maf’ulah (2014) ROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Ketidakkonsistenan hasil penelitian kinerja keuangan dan nilai perusahaan memungkinkan
terdapat variabel yang mempengaruhi hubungan kedua variabel diatas sehingga peneliti
memasukkan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel pemoderasi yang diduga
dapat memperkuat hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
Penelitian ini memperluas penelitian yang dilakukan Putri dan Suwitho (2015);
Purwaningsih dan Wirajaya (2014) serta Hermawan dan Maf’ulah (2014) mengenai
pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan CSR sebagai
variabel pemoderasidengan menambahkan solvabilitas (DAR) sebagai variabel independen.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah profitabilitas (ROA), solvabilitas

(DAR) dan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan sekaligus apakah Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi
pengaruh profitabilitas dan solvabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi
Volume 6, Nomor 6, Juni 2017

ISSN : 2460-0585

3
TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
Teori Sinyal (Signalling Theory)
Sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang
memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek
perusahaan (Brigham dan Houston, 2001:101). Perusahaan dengan prospek yang
menguntungkan akan berusaha meyakinkan kepada investor dengan menunjukkan laba
perusahaan yang tinggi dan semakin meningkat yang berarti kemakmuran perusahaan akan
maksimum. Investor akan tertarik dan merespon positif sehingga meningkatkan harga
saham perusahaan. Disamping itu peningkatan hutang dapat diartikan dengan kemampuan

perusahaan untuk membayar kewajibannya di masa datang atau resiko tinggi sehingga
memaksa manajer untuk lebih berhati-hati dengan sumber dana dari shareholder (Brigham
dan Houston, 2001:41). Informasi keuangan dan non keuangan harus diungkapkan oleh
perusahaan, karena setiap tindakan mengandung informasi bagi para pengguna laporan
keuangan untuk mengurangi ketidakpastian. Laporan keuangan dengan kinerja baik akan
meningkatkan nilai perusahaan sehingga memberikan sinyal pertumbuhan deviden dan
perkembangan harga saham.
Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)
Teori legitimasi menggunakan motivasi untuk mendapatkan pengesahan atau
penerimaan dari masyarakat. Menurut Wibowo (2014:5) teori legitimasi menganjurkan
perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjannya dapat diterima oleh
masyarakat. Menurut Lako (2011:5) legitimasi adalah kontrak sosial secara tidak langsung
antara perusahaan dan masyarakat dimana masyarakat memberi cost dan benefits untuk
keberlanjutan suatu korporasi, karena itu Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan
suatu kewajiban asasi perusahaan yang tidak bersifat sukarela. Menurut Hadi (2011:87)
legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka
mengembangkan perusahaan ke depan. Hal itu, dapat dijadikan sebagai wahana untuk
mengkonstruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan upaya memposisikan diri di
tengah lingkungan masyarakat yang semakin maju. Jadi perusahaan menggunakan laporan
keberlanjutan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung jawab sosial, agar diterima

oleh masyarakat. Dengan adanya penerimaan dari masyarakat tersebut dapat meningkatkan
nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan pula.
Nilai Perusahaan
Kasmir (2015:6) meyatakan bahwa tujuan manajer keuangan dalam hal
memaksimalkan nilai perusahaan. Menurut Keown et al. (2008:6) bagi para pemegang
saham, harga pasar saham menggambarkan nilai perusahaan termasuk kompleksitas dan
risiko dunia nyata. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham dan Gapenski,
2006:120). Penelitian ini menggunakan rasio Tobin’s Q sebagai variabel dependen untuk
mengukur nilai perusahaan. Tobin’s Q yang merupakan salah satu rasio yang paling
rasional dan rasio ini dinilai bisa memberikan informasi yang paling baik, karena rasio ini
bisa menjelaskan berbagai fenomena dalam kegiatan perusahaan yang membandingkan nilai
pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan degan nilai penggantian aset.
Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya
ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan (Sianturi, 2015).
Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi (Weston dan Copeland,
2008:237). Tingkat profitabilitas yang baik maka stakeholder yang terdiri kreditur, supplier


Pengaruh Profitabilitas Dan Solvabilitas...Itsnaini, Hafidah M.

4
dan juga investor akan melihat sejauh mana perusahaan menghasilkan laba yang
merupakan elemen dalam meningkatkan nilai perusahaan. Profitabilitas yang tinggi akan
menciptakan sinyal positif bagi investor dan mempunyai peran penting dalam
mempertahankan kelangsungan perusahaan jangka panjang agar terjamin dan prospek
dimasa yang akan datang. Return on asset (ROA) sebagai alat ukur profitabilitas karena rasio
ini dapat mengukur sejauh mana perusahaan menghasilkan laba bersih pada sejumlah aset
tertentu seperti mesin-mesin yang digunakan untuk kegiatan pertambangan.
Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya (Prastowo dan Juliaty, 2008:89). Hutang merupakan salah satu
aspek yang mendasari penilaian bagi para investor untuk mengukur kondisi keuangan
perusahaan. Debt ratio adalah suatu rasio yang menunjukkan antara proporsi kewajiban
yang dimiliki dengan kekayaan yang dimiliki (Sawir, 2001:13). Debt to asset ratio (DAR) tinggi
akan menjadi sorotan terutama dari debtholder, sehingga diprediksi dapat mempengaruhi
nilai perusahaan. Apabila debt ratio semakin tinggi sedangkan total aktiva tidak berubah,
maka utang yang dimiliki perusahaan semakin besar, dengan demikian rasio kegagalan

perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi.
Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut The Wordl Business Council on Sustainable Development (WBCSD) dalam Sari
(2012) menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu komitmen dari
perusahaan untuk melaksanakan etika keperilakuan (behavioural ethics) dan berkontribusi
terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable economic development).
Menurut Agustine (2014) Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu
pengembangan konsep yang dikemukakan oleh John Elkington pada tahun 1997, yaitu “The
Triple Bottom Line”. Perusahaan perlu memperhatian 3P, yaitu profit, people, planet.
Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia juga telah diatur dalam
Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Pasal 74 tahun 2007 yang terdiri dari 4 (empat)
ayat. Adapun hal yang dapat disimpulkan dari Undang-Undang tersebut ialah bahwa
perseroan diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan dan juga
adanya sanksi bagi perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban tersebut.
Penelitian Terdahulu
Putri dan Suwitho (2015) menggunakan variabel independen Return on Asset (ROA)
dan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel moderasi nya. Hasil penelitian
menunjukkan ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan
rasio Tobin’s Q. Pengungkapan CSR juga mampu memoderasi hubungan antara ROA dan
nilai perusahaan.

Purwaningsih dan Wirajaya (2014) menggunakan variabel independen Return on Asset
(ROA) sebagai proksi kinerja keuangan dan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai
variabel moderasi. Hasil penelitian ini menunjukkan ROA berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan. CSR tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Sedangkan analisis variabel
moderating CSR tidak mampu memoderasi pengaruh kinerja keuangan pada nilai
perusahaan.
Hermawan dan Maf’ulah (2014) menggunakan variabel independen Return on Asset
(ROA) sebagai proksi kinerja keuangan dan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai
variabel moderasi. Hasil penelitiannya menunjukkan ROA tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. CSR memoderasi pengaruh ROA pada nilai perusahaan.
Rosiana et al. (2013) menggunakan variabel independen Corporate Social Responsibility
(CSR) dan profitabilitas sebagai variabel moderasi. Hasil penelitian menunjukkan CSR

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi
Volume 6, Nomor 6, Juni 2017

ISSN : 2460-0585

5
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas mampu memoderasi

pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan.
Tjia dan Setiawati (2012) menggunakan variabel independen Corporate Social
Responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan rasio Tobin’s Q, hasil
penelitian tersebut CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Rerangka Pemikiran
Informasi keuangan dibutuhkan oleh investor untuk mengetahui perkembangan
perusahaan. Kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut (Sukhemi,
2007). Dalam mencapai tujuannya untuk meningkatkan nilai perusahaan, perusahaan harus
memanfaatkan keunggulan dari kekuatan perusahaan dan secara terus menerus
memperbaiki kelemahan – kelemahan yang ada. Kiroyan, 2006 (dalam Yuniasih dan
Wirakusuma, 2007) menyatakan bahwa perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan
memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang melalui penerapan Corporate
Social Responsibility (CSR).
Pada umumnya perusahaan akan mengungkapan suatu informasi jika informasi
tersebut dapat dapat meningkatkan nilai perusahaan, salah satunya dengan
mengungkapkan CSR sebagai keunggulan kompetitifnya. Oleh sebab itu, dengan adanya
kinerja keuangan dan praktik Corporate Social Responsibility (CSR) yang baik, diharapkan nilai
perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor.
Corporate Social
Responsibility (CSR)
Return on Asset
(ROA)

Nilai Perusahaan
(Tobin’s Q)

Debt to Asset Ratio
(DAR)
Gambar 1
Rerangka Model
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dapat dicapai melalui peningkatan kinerja keuangan perusahaan.
Kinerja keuangan dinilai dengan menggunakan rasio keuangan salah satunya rasio
profitabilitas. Menurut Sianturi (2015) rasio profitabilitas merupakan tingkat keuntungan
yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Hal ini karena
harga saham lebih banyak ditentukan oleh reputasi atau kinerja perusahaan. Return on Asset
(ROA) digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan
perusahaan dalam mendayagunakan jumlah asset yang dimiliki (Susilowati dan Turyanto,
2011). Dari pemaparan tersebut dapat diinformasikan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
Pengaruh solvabilitas terhadap nilai perusahaan.
Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar seluruh kewajibanjangka panjang. Menurut Sianturi (2015) rasio solvabilitas
merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang.

Pengaruh Profitabilitas Dan Solvabilitas...Itsnaini, Hafidah M.

6
Prastowo dan Juliaty (2008:90) menyatakan bahwa kreditor jangka panjang pada umumnya
lebih menyukai angka debt to asset ratio (DAR) yang kecil. Makin kecil angka rasio ini, berarti
makin besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik perusahaan, dan makin besar
penyangga risiko kreditor. Dari pemaparan tersebut dapat diinformasikan hipotesis sebagai
berikut:
H2 : Solvabilitas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan
untuk masalah sosial dan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan,
hal ini sejalan dengan signaling theory dimana perusahaan dapat meningkatkan nilai
perusahaan melalui pelaporannya dengan mengirimkan sinyal melalui laporan tahunan.
Perusahaan akan mengungkapkan informasi jika dapat meningkatkan nilai perusahaan
seperti suatu informasi tanggung jawab sosial sebagai keunggulan kompetitif perusahaan.
Dengan demikian hipotesis ketiga penelitian ini adalah:
H3: Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dimoderasi CSR.
Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang baik akan direspon
positif oleh investor melalui harga saham yang mencerminkan suatu nilai perusahaan.
Apabila perusahaan memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang buruk maka muncul
keraguan dari investor sehingga akan direspon negatif melalui penurunan harga saham.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan untuk
memperbaiki masalah sosial dan lingkungan akibat aktivitas operasional perusahaan, oleh
sebab itu Corporate Social Responsibility (CSR) berperan meningkatkan nilai perusahaan.
H4: Pengungkapan CSR memoderasi pengaruh profitabilitas dengan nilai perusahaan
Pengaruh solvabilitas terhadap nilai perusahaan dimoderasi CSR
Pelaporan dan pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility (CSR)
merupakan upaya atau strategi manajemen untuk memberikan sinyal kepada para
stakeholder atau pelaku pasar bahwa perusahaan akuntabel, transparan, dan komitmen
terhadap keberlanjutan bisnis yang ramah sosial dan lingkungan (Lako, 2011:188).
Tambahan informasi yang lebih detail pada akhirnya perusahaan akan mendapat
kemudahan dalam akses pendanaan dari para investor dan lembaga-lembaga kreditor
sehingga meningkatkan nilai pasar sahamnya.
H5: Pengungkapan CSR memoderasi pengaruh solvabilitas dengan nilai perusahaan
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan sektor pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011–2015. Sektor pertambangan dipilih
karena sektor ini melibatkan sumber daya alam yang tak terbarukan dan telah berlaku
undang-undang yang mewajibkan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Jumlah sampel yang digunakan penelitian terdapat 12 perusahaan yang sudah dipilih
dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan/kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil
dari data laporan keuangan perusahaan yang tergolong dalam sektor pertambangan di BEI
selama tahun 2011-2015 melalui website www.idx.co.id. Pengumpulan data dilakukan dengan

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi
Volume 6, Nomor 6, Juni 2017

ISSN : 2460-0585

7
teknik dokumentasi yaitu mengumpulkan dan memanfaatkan data laporan keuangan yang
tersedia sebagai informasi.
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel Independen
Variabel Independen atau variabel bebas merupakan variabel yang dapat
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan ialah yang pertama profitabilitas
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan dari
kegiatan bisnis yang dilakukan, profitabilitas yang diukur dengan menggunakan return on
asset (ROA). Kedua yaitu rasio solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka panjangnya, yang diukur dengan menggunakan debt to asset
ratio (DAR). Berikut adalah rumus yang digunakan:
X1 = Profitabilitas (ROA)
ROA =

laba bersih setelah pajak
total aset

x 100%

X2= Solvabilitas (DAR)
DAR =

total hutang
total aset

x 100%

Variabel Dependen
Variabel dependen atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel dependen
yang digunakan ialah nilai perusahaan. Nilai perusahaan diukur dengan Tobin’s Q. Apabila
nilai Q lebih kecil dari 1, berarti investasi dalam aktiva tidak menarik Rosiana et al. (2013).
Tobin’s dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Tobin′ s Q =

CP × Jumlah Saham + TL + I − CA
TA

Variabel Moderasi
Variabel moderasi merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara variabel independen dan dependen (Ghozali, 2016:213).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Corporate Social Responsibility yang diukur
dengan Corporate Social Disclosure Index (CSDI) sebagai variabel pemoderasi. Penghitungan
CSDI dilakukan dengan menggunakan pendekatan dikotomi, yaitu setiap item CSR dalam
instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan.
Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk
setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSDI adalah sebagai berikut :
CSDIj =





Keterangan :
CSDIj: Corporate Social Disclosure Index perusahaan j
nj
: Jumlah item untuk perusahaan j
∑Xij : Total angka atau skor yang di terima oleh masing-masing perusahaan.
1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan
Teknik Analisis Data
Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk menganalisis data kuantitatif yang diolah menurut
perhitungan untuk masing-masing variabel, sehingga dapat memberikan penjelasan atau
gambaran mengenai kondisi perusahaan selama periode pengamatan.

Pengaruh Profitabilitas Dan Solvabilitas...Itsnaini, Hafidah M.

8
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Tujuan dari dilakukannya uji normalitas ialah untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2016:154).
Metode yang digunakan ialah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Peneliti menggunakan uji Kolmogorov Smirnov
untuk menguji normalitas data. Bila signifikan > 0,05 dengan = 5%, berarti distribusi data
normal.
Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2016:103) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Selanjutnya
dijelaskan bahwa deteksi adanya multikolonieritas dapat dilihat dari besaran Varianve
Inflation Factor (VIF) dan tolerance, dengan ketentuan sebagai berikut: (1)Jika nilai tolerance<
0,1 dan VIF > 10, terjadi multikolonieritas, (2) Jika nilai tolerance> 0,1 dan VIF t tabel atau
probabilitas < tingkat signifikansi (Sig < 0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak, variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen; (2) bila t hitung < t tabel atau
probabilitas > tingkat signifikansi (Sig > 0,05), maka Ha ditolak dan Ho diterima, variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji Residual
Dalam penelitian ini akan digunakan uji residual, karena pengujian variabel dengan uji
interaksi maupun uji selisih mutlak mempunyai kecenderungan akan terjadi
multikolonieritas yang tinggi antar variabel independen (Ghozali, 2016:228). Pada
persamaan regresi (1) analisis uji residual menguji tentang pengaruh deviasi
(penyimpangan) dari suatu model. Fokusnya adalah ketidak cocokan (lack of fit) yang
dihasilkan dari deviasi hubungan linear antar variabel independen. Persamaan regresi (2)
menggambarkan apakah variabel CSR merupakan variabel moderating dan ini ditunjukkan
dengan koefisien CSR signifikan dan negatif hasilnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif
Tabel 1
Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

ROA

60

0.15

46.04

8.6372

9.13717

DAR

60

0.15

0.8

0.4312

0.18504

TobinsQ

60

0.12

6.23

1.4128

1.27004

CSR

60

0.35

0.81

0.5782

0.10555

Valid N (listwise)

60

Sumber: Data sekunder diolah

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 12 sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dengan periode penelitian selama 5 tahun, maka N = 60.
Dengan melihat hasil analisis statistik deskriptif pada tabel 1 dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas yang digambarkan dengan ROA (Return On Asset) dan profitabilitas yang
digambarkan dengan DAR(Debt to Asset Ratio). ROA memiliki nilai mean (rata-rata hitung)
sebesar 8,6372 dengan deviasi standar sebesar 9,13717, serta nilai minimum 0,15 dan nilai
maksimum sebesar 46,04. Sedangkan DAR memiliki mean sebesar 0,4312 dengan deviasi

Pengaruh Profitabilitas Dan Solvabilitas...Itsnaini, Hafidah M.

10
standar sebesar 0,18504, serta nilai minimum 0,15dan nilai maksimum sebesar 0,80. Variabel
Tobin’s Q memiliki mean sebesar 1,4128 dengan deviasi standar sebesar 1,27004, serta nilai
minimum 0,12 serta nilai maksimum sebesar 6,23. Sedangkan Variabel CSR (Corporate Social
Responsibility) memiliki mean sebesar 0,5782 dengan deviasi standar sebesar 0,10555, serta
nilai minimum 0,35 serta nilai maksimum sebesar 0,81.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas, data untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal,
dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik. Untuk metode
Kolmogorov Smirnov dapat diketahui bahwa besarnya nilai Asymp sig (2-tailed) sebelumnya