PENGARUH KEBIJAKAN DONALD TRUMP DALAM PE

PENGARUH KEBIJAKAN DONALD TRUMP TERHADAP
PERDAGANGAN INTERNASIONAL NEGARA-NEGARA KAWASAN
TIMUR TENGAH DAN AMERIKA SERIKAT SEBAGAI AKIBAT DARI
PEMINDAHAN IBUKOTA ISRAEL TEL AVIV KE YERUSALEM
PADA TAHUN 2018

Disusun oleh
Shintya Wulandary (163112350740007)

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdagangan Internasional adalah sebuah unsur penting dalam tercapainya kesejahteraan
sosial dalam sebuah bangsa dan negara. Sekarang ini perekonomian dunia telah mengalami
pergeseran kekuatan yang terjadi dari satu wilayah ke wilayah lain dan dari satu negara ke

negara lain. Di sisi lain juga terjadi kelemahan ekonomi dalam bentuk perlambatan
pertumbuhan. Hubungan baik dalam bidang sosial budaya juga bisa menjadi pemicu bagi
hubungan lainnya yang saling menguntungkan, seperti perdagangan, investasi, dan pariwisata.
Semua itu akan membawa implikasi ekonomi bagi hubungan kerjasama bilateral yang baik
dengan Negara sahabat. Dalam menjalin hubungan kerja sama dengan negara lain untuk
mencapai kepentingan nasional, negara dapat ditunjang melalui citra positif dari identitas negara
tersebut. Suatu pencapaian kepentingan nasional tidak dapat dilepaskan dari perubahan
lingkungan strategis baik dalam global maupun regional yang memberikan tantangan sekaligus
kesempatan bagi proses pencapaian kepentingan tersebut.1
Israel merupakan sebuah negara yang awalnya sebuah pemukiman di kawasan timur
tengah yang berbatasan langsung dengan Palestina. Kedua negara ini memiliki sejarah konflik
yang panjang dalam perebutan wilayah kedaulatan. Sejak tahun 1982-2012, apa yang disebut
sebagai wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak tahun 1967 ialah merujuk ke wilayah
palestina yang dikelola oleh Otoritas Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Majelis Umum
PBB, Dewan Keamanan PBB, dan Mahkamah Internasional menyebut Israel sebagai Penguasa
Pendudukan.1
Hal tersebut adalah bukti konkret dari kebijakan Israel yang konsisten melaksanakan
kebijakan politik yang diutarakan tahun 1980 yang menuntut seluruh Yerusalem menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari Israel. Menanggapi sikap unilateral Israel tersebut Dewan
Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi 476 dan 478 yang menegaskan bahwa perebutan

suatu wilayah dengan kekuatan bersenjata tidak dapat diterima. 2
1

Tabloid Diplomasi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia No.102 Tahun X. Prioritas Politik Luar Negeri

di Bidang Diplomasi Ekonomi. Jakarta
2

Wibisono, Makarim. Diplomasi untuk Palestina: Catatan Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa hal.19

3

Ibid, hal.21

Setelah 30 tahun berlalu, harus diakui bahwa resolusi tersebut dan resolusi-resolusi lain
yang berkaitkan dengan wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967, berjalan tanpa
pelaksanaan. Israel terus melakukan hal-hal yang sama dan memberlakukan Yerusalem sebagai
wilayah yang tidak terpisahkan dari Israel. Sengketa politik Israel-Palestina berlangsung selama
50 tahun.4
Kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang secara sepihak memindahkan

Ibukota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem menuai kritik dan kecaman dari masyarakat di seluruh
belahan dunia. Kebijakan Donald Trump ini dinilai dapat mengancam perdamaian dunia
internasional. Menurut Presiden Lebanon, Michel Aoun mengatakan pengakuan atas Yerusalem
merupakan keputusan yang berbahaya dan mengancam kredibilitas Amerika Serikat sebagai
mediator perdamaian Timur Tengah. Pemimpin-pemimpin negara di dunia serentak menolak
kebijakan tersebut yang akan menimbulkan konflik di kawasan internasional.
Sebagai negara besar, AS memiliki banyak pengaruh dalam tiap keputusan yang dibuat.
Mengingat ini, negara-negara lain tentu berhak berpendapat perihal keputusan negara tersebut.
Beberapa kepala negara seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, Menteri Luar Negeri Turki
Mevlut Cavusoglu, dan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamanei mengecam keras
keputusan bahkan sejak hal ini masih dalam tahap perencanaan. Keputusan yang dibuat sepihak
ini dianggap akan mengintervensi masalah yang berkaitan dengan keamanan internasional.
Mendapat tentangan dari berbagai negara memperlihatkan betapa fatalnya keputusan
yang dibuat oleh Trump serta pengaruhnya bagi negara-negara di dunia.Menarik gambaran
secara umum, pertikaian Israel dan Palestina juga dilandasi oleh konflik kebudayaan dan akar
religiositas masing-masing negara; Israel yang didominasi masyarakat beragama Yahudi, dan
Palestina yang didominasi masyarakat beragama Islam. Trump sendiri dikenal sebagai seorang
pemimpin yang anti-Muslim, ditunjukkan dengan kebijakannya yang melarang pendatang dari
enam negara Arab pada masa awal jabatannya. 5
Kebijakan dari Presiden Amerika ke-45 ini dapat mempengaruhi hubungan kerjasama

antara kawasan Timur Tengah dengan Amerika Serikat terutama di bidang perdagangan yang
merupakan sektor penting dalam tercapainya kesejahteraan sosial.
4

Ibid, hal.22

5

https://geotimes.co.id/kolom/internasional/di-balik-klaim-trump-atas-yerusalem/ Diakses pada 14 Des. 2017

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana implikasi perdagangan internasional negara-negara di kawasan timur tengah dan
amerika serikat sebagai akibat dari kebijakan Donald trump yang memindahkan ibukota
Israel Tel Aviv ke Yerusalem secara sepihak?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui tentang pengaruh perdagangan internasional di Kawasan Timur Tengah dan
Amerika Serikat akibat kebijakan sepihak dari Donald Trump yang memindahkan Ibukota Israel
dari Tel Aviv ke Yerussalem.


1.4 Manfaat
Adapun kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh daripada penelitian tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi pengembangan studi
Hubungan Internasional di masa mendatang.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menjadi bahan kajian para
mahasiswa, khususnya studi Hubungan Internasional

1.5 Metodologi
Dalam penelitian ini digunakan metodologi dengan pendekatan kualitatif, yang memiliki
karakteristik alamiah sebagai sumber data langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan dari
pada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif dan
makna merupakan hal yang esensial. Dalam hal ini penelitian yang digunakan adalah penelitian
studi literature, yaitu: suatu penelitian yang dilakukan untuk mempelajari secara intensif tentang
latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu,
kelompok, lembaga, atau masyarakat dengan menggunakan referensi buku dan majalah yang
terkait dengan perdagangan internasional.

1.6 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah kemampuan peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalam
menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahan penelitian. Menurut
Kerlinger, teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang
mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara
variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004: 6). Teori berguna
menjadi titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Fungsi

teori sendiri adalah untuk menerangkan, meramalkan, memprediksi, dan menemukan
keterpautan fakta-fakta yang ada secara sistematis (Effendy, 2004: 224).
Untuk memberi kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa kerangka teori
yang berkaitan dengan penelitian. Dalam perdagangan internasional studi hubungan
internasional, terdapat teori-teori yang membangun kerangka ekonomi internasional dalam
kajian perdagangan internasional diantaranya teori kerja sama, teori merkantilisme, teori
keunggulan absolute, teori keunggulan komparatif, dan teori modern atau yang dikenal dengan
teori Heckscher dan Ohlin (H-O). Teori yang digunakan dalam makalah ini adalah teori
kerjasama.
Teori Kerjasama
Menurut Michael Haas, Kerjasama adalah upaya saling membantu, bekerjasama, dan bersatu
padu dalam melaksanakan suatu kegiatan / aktivitas / event tertentu. Dalam persepktif hubungan
internasional, kerjasama bisa dilihat dari bidang dan sifatnya. Kerjasama yang dilihat dari

bidangnya adalah kerjasama bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan
keamanan. Kerjasama yang dilihat dari sifatnya adalah kerjasama yang bersifat bilateral,
trilateral dan multilateral.
Kerjasama internasional dapat terwujud atas dasar kepentingan yang sama dan bekerja atas
prinsip saling menguntungkan. Pelaksanaan kerjasama ini didahului dengan tindakan-tindakan
yang disalurkan melalui hubungan bilateral maupun multilateral.Sehingga dapat dikatan bahwa
kerjasama internasional perlu bagi setiap negara. Pada dasarnya tujuan suatu negara melakukan
hubungan dengan negara lain adalah untuk memenuhi kepentingan nasionalnya yang tidak
terdapat dalam negeri. Untuk itu negara tersebut perlu memperjuangkan kepentingan
nasionalnya di luar negeri.Dalam kaitan itu, diperlukan suatu kerjasama untuk mempertemukan
kepentingan antar Negara. (Dam, 1996:15)

BAB II
PEMBAHASAN
Masalah Yerusalem adalah salah satu titik permasalahan pokok dalam sengketa antara
Israel dengan Palestina. Sejak awal, telah berkembang aspirasi rakyat Palestina untuk
menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibukota Negara Palestina di kemudian hari. Hal ini
berkaitan dengan aspirasi pendudukan militer Israel dan pelaksanaan hak untuk menentukan
nasibnya sendiri bagi bangsa Palestina. Ketegangan di kompleks Masjid Al-Aqsa sudah
menjadi konsumsi masyarakat internasional. Di Palestina sendiri, ada ketakutan di kalangan

penduduk bahwa Israel akan mengubah status quo di Masjid Al-Aqsa. Ditambah lagi dengan
peraturan otoritas militer Israel yang ketat pada jalur masuk Masjid Al Aqsa dan hanya
memberikan izin bagi penduduk Palestina yang berusia lanjut untuk bersembahyang di dalam
Masjid, sedangkan generasi mudanya bersembahyang di luar masjid. Pemutusan akses dan
perilaku deskriminatif ini telah ikut memicu ketegangan di Yerusalem dan menunjukkan situasi
yang masih jauh dari perdamaian.6
Konflik yang sudah berlangsung sejak pertengahan abad ke-20 ini ditimbulkan oleh
beragam sebab, termasuk beberapanya konflik klaim wilayah dan kontrol atas Yerusalem.
Kedua negara yang sedang bertikai ini mengakui bahwa Yerusalem adalah ibu kota dari
masing-masing negara. Dengan pemindahan Kedutaan besar AS ke Yerusalem, Trump dan AS
secara sepihak “memutuskan” hasil konflik Israel–Palestina bahwa Yerusalem merupakan
bagian dari negara Israel.
Selain “menggembirakan” bagi Israel, kebijakan Trump mewakili AS ini secara tidak
langsung memperlihatkan dukungan negara yang besar ini terhadap Israel, yang tentu
berkaitan dengan pertikaian yang tengah berlangsung. Namun, hal ini kemudian ditakutkan
akan menjadi penanda gugurnya upaya perdamaian antara dua negara yang telah bertikai
selama puluhan tahun ini.
Sebagai negara besar, AS memiliki banyak pengaruh dalam tiap keputusan yang dibuat.
Mengingat ini, negara-negara lain tentu berhak berpendapat perihal keputusan negara tersebut.
Beberapa kepala negara seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, Menteri Luar Negeri

Turki Mevlut Cavusoglu, dan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamanei mengecam
6

Ibid, hal.14

keras keputusan bahkan sejak hal ini masih dalam tahap perencanaan. Keputusan yang dibuat
sepihak ini dianggap akan mengintervensi masalah yang berkaitan dengan keamanan
internasional. Mendapat tentangan dari berbagai negara memperlihatkan betapa fatalnya
keputusan yang dibuat oleh Trump serta pengaruhnya bagi negara-negara di dunia. Menarik
gambaran secara umum, pertikaian Israel dan Palestina juga dilandasi oleh konflik kebudayaan
dan akar religiositas masing-masing negara; Israel yang didominasi masyarakat beragama
Yahudi, dan Palestina yang didominasi masyarakat beragama Islam.7
Meramalkan masa depan setelah kejadian ini, negara-negara Timur Tengah lainnya dan
Arab dipastikan akan bergejolak dan melakukan protes besar-besaran terhadap keputusan
Trump. Bahkan beberapa pemimpin negara mereka telah memberikan peringatan keras, meski
entah hal apa yang akan mereka lakukan sebagai tindak lanjut dari ancaman ini. Konflik
bersifat agamis menjadi salah satu hal yang diramalkan akan terjadi setelah kebijakan presiden
ke-45 AS ini. Hukum humaniter internasional juga menyatakan secara jelas bahwa penduduk
yang tinggal di daerah pendudukan harus dilindungi oleh otoritas pendudukan. Meskipun
demikian, pelanggaran HAM dan hukum humaniter internasional telah terjadi secara meluas

yang menunjukkan tidak adanya perlindungan yang berarti bagi penduduk Palestina. 8 Dalam
hukum internasional juga ada istilah sine delicto yang berarti perbuatan yang, pada hakikatnya,
tidak dilarang oleh hukum internasional, tetapi hasil dari perbuatan tersebut menimbulkan
kerugian dan/atau adalah sebuah pelanggaran pada hukum internasional (Albers, 2014, h. 42).
Pemindahan kedutaan besar bukan hal yang dilarang oleh hukum internasional, tetapi efek
yang ditimbulkan pada negara yang sedang berkonflik tersebut merupakan pelanggaran hukum
internasional.
Secara lebih sederhana, intervensi menjadi sebuah kata yang tepat untuk
menggambarkan keputusan Trump berkaitan pemindahan Kedutaan Besar AS untuk Israel ini.
Klaim atas Yerusalem adalah hal yang sepantasnya diselesaikan antara Israel dan Palestina
sendiri. Sulit menerka apa yang terlintas dalam kepala presiden negara adidaya ini. Meski telah
berkali-kali dikecam atas keputusannya, Trump tidak pernah tampak jera, bahkan cenderung
kian berani dalam mengambil keputusan. Tidak hanya berani, Trump bahkan menganggap apa
yang dilakukannya sebuah hal yang benar, tampak dari singgungannya pada presiden-presiden
AS sebelumnya yang dianggap “tidak berani” untuk mengambil keputusan ini. Menurutnya,
penundaan penetapan Yerusalem sebagai ibu kota Israel tidak akan berhasil menciptakan
perdamaian antara Israel dan Palestina, bahkan setelah penundaan selama dua dekade.
7
8


https://geotimes.co.id/kolom/internasional/di-balik-klaim-trump-atas-yerusalem/ Diakses pada 14 Des. 2017
Ibid, hal.15

Kebijakan Trump tersebut mendapat kecaman tidak hanya dari OKI, Kawasan Eropa
tapi juga dari negara-negara di Kawasan Timur Tengah dan dunia internasional, diantaranya
Mesir, Yordania, Turki, dan Arab Saudi. Mesir, yang memajukan kesepakatan perdamaian
pertama antara Arab dan Israel pada 1979, menentang keputusan Trump dan mengatakan bahwa
pengakuan presiden AS itu tidak mengubah status hukum Yerusalem yang disengketakan.
Yordania, negara Arab kedua yang membuat perdamaian dengan Israel pada 1994, mengatakan
langkah Trump merupakan tindakan yang "gugur secara hukum" karena keputusannya itu
merupakan penguatan terhadap pendudukan Israel di wilayah timur kota, yang disengketakan
dalam perang Timur Tengah pada 1967 dapat mengacaukan upaya mengembalikan proses
perdamaian" dan memprovokasi Umat Islam. Yordania bertindak sebagai pelindung situs suci
agama Islam di Yerusalem. Turki menyebut pernyataan Trump atas Yerusalem sebagai langkah
yang tidak bertanggungjawab. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan juga telah mengancam
akan memutuskan hubungan dengan Israel jika AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara
itu. Iran juga sangat mengutuk langkah Trump karena pengakuannya itu melanggar resolusiresolusi PBB terakait konflik Israel-Palestina. Pemimpin Agung Ayatollah Ali Khamenei
sebelumnya mengatakan bahwa Amerika Serikat sedang berupaya menimbulkan ketidakstabilan
di kawasan dan memulai perang untuk melindungi keamanan Israel.9
Sebelum kepastian langkah AS ini, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz mengatakan
kepada Presiden Trump bahwa pemindahan kedutaan atau pengakuan Yerusalem sebagai ibu
kota Israel "akan menjadi provokasi terang-terangan terhadap umat Islam di seluruh dunia".
Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas juga memperingatkan konsekuensi berbahaya keputusan
itu terhadap proses perdamaian antara Israel dan Palestina dan terhadap kedamaian, keamanan,
dan stabilitas kawasan serta dunia. 10
Sebelumnya, dalam perang enam hari tahun 1967, Israel berhasil merebut kawasan
Yerusalem timur lalu mendeklarasikan wilayah itu sebagai kawasannya. Tapi aneksasi itu tidak
mendapat pengakuan internasional. Masyarakat internasional mayoritasnya mengatakan bahwa
status final Yerusalem harus diselesaikan melalui negosiasi. Saat ini, tidak ada satu negarapun
yang membuka Kedutaan Besar di Yerusalem. Yunani, Inggris dan AS membuka kantor
konsulat. Yerusalem punya makna simbolis penting bagi umat Yahudi, Kristen dan Islam,
khususnya di kompleks puncak bukit yang menjadi tempat suci umat Yahudi dan Muslim.
9

http://www.bbc.com/indonesia/dunia-42247518 Diakses pada 15 Desember 2017

10

http://www.bbc.com/indonesia/dunia-42247518 Diakses pada 15 Desember 2017

Kompleks itu dikenal sebagai Bukit Zaitun dan dianggap sebagai situs tersuci dalam Yudaisme.
Di tempat itu juga ada Masjid Al Aqsa, tempat suci ketiga terpenting bagi umat Islam (setelah
Mekkah dan Madinah) dan Kubah Shakhrah (Dome of the Rock) yang ikonik.
Tahun 1995, Amerika Serikat memberlakukan UU tentang status Yerusalem dan
keberadaan Kedutaan Besarnya yang disebut Jerusalem Embassy Act. UU itu menyebutkan
bahwa AS harus mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan Kedutaan Besar AS harus
dipindahkan ke kota itu.
Dalam prakteknya, pemerintahan AS sebelum ini, tidak pernah menjalankan UU itu.
Sebagai gantinya, setiap presiden AS menandatangani sebuah keputusan presiden, yang
menyatakan bahwa Kedutaan Besar AS akan tetap berada di Tel Aviv. Kepres itu berlaku selama
enam bulan, dan setiap kali harus diperbarui. Bulan Juni lalu, Presiden Donald Trump juga
menandatangani keputusan semacam itu. Masa berlaku keputusan itu berakhir bulan Desember
ini.
Selama kampanye pemilu presiden, Donald Trump memang berulangkali menegaskan,
dia akan memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Karena menurut dia
Yerusalem adalah ibukota Israel yang sebenarnya. Jadi, dengan langkah ini Trump memenuhi
janji kampanyenya.
Dampak dari kebijakan ini sebenarnya tidak banyak yang akan berubah. Saat ini pun,
kantor dan kediaman resmi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ada di Yerusalem. Parlemen
Israel berkedudukan di Yerusalem, begitu juga Mahkamah Agung dan Kementerian Luar
Negeri. Para pemimpin dunia yang berkunjung ke Israel selalu melakukan lawatan ke
Yerusalem untuk bertemu dengan para pejabat tinggi Israel.
Bagi penduduknya, Yerusalem adalah kota terbuka, dimana warga Yahudi dan Palestina
dapat bergerak dengan bebas. Walaupun kenyataannya interaksi antara kedua pihak sangat
minim dan ada perbedaan besar antara lingkungan Yahudi yang kaya dan warga Palestina yang
miskin. Namun deklarasi pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalaem akan
punya makna simbolis yang mendalam dan makin menyulitkan proses perdamaian IsraelPalestina.
Namun, kebijakan ini akan berpengaruh terhadap hubungan perdagangan antara
kawasan Timur Tengah dan Amerika Serikat yang notabene berasal dari negara yang menolak
keras kebijakan ini. Dampak dari kebijakan Donald Trump ini membuat berhentinya kerjasama
diantara beberapa negara kawasan timur tengah baik dengan Israel maupun Amerika Serikat.

Kerja sama yang akan sempat dijalin oleh Arab Saudi dengan Israel mungkin tidak akan terjadi
karena kerjasama tersebut dapat membuat harapan Palestina untuk merdeka semakin jauh.
Sektor-sektor pertanian, maskapai, otomotif akan menjadi bagian dari perdagangan
internasional di kawasan Timur Tengah akan menghentikan kerjasamanya dengan negara
Amerika Serikat akibat kebijakan sepihak dari Donald Trump ini. Akibatnya perekonomian
negara Kawasan Timur Tengah tidak akan sebaik sebelum ditetapkannya kebijakan sepihak ini.
Kesimpulan
Pengaruh dari kebijakan sepihak Donald Trump yang memindahkan Ibukota Israel dari Tel
Aviv ke Yerusalem akan membuat terputusnya hubungan antara Kawasan Timur Tengah
dengan Amerika Serikat dan Israel sekaligus membuat terputusnya hubungan perdagangan
antar kawasan tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut akan terjadi. Palestina
merupakan sebuah negara yang tidak pernah menjadi anggota resmi PBB, Palestina juga tidak
pernah mendapat keadilan yang sesungguhnya sebagai sebuah negara yang ada di dunia.
Segenap masyarakat internasional membela Palestina yang mana memang Palestina layak
untuk dibela dan diperjuangkan. Bahkan organisasi islam dunia dan negara-negara di dunia
mengecam keras tindakan Donald Trump yang memindahkan ibukota Israel dari Tel Aviv ke
Yerusalem. Perdagangan internasional tentu jadi imbasnya, hubungan bilateral antara negara
Timur Tengah dengan Amerika Serikat akan merenggang akibat kebijakan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Tabloid Diplomasi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia No.102 Tahun X. Prioritas
Politik Luar Negeri di Bidang Diplomasi Ekonomi. Jakarta
Wibisono, Makarim. Diplomasi untuk Palestina: Catatan Pelapor Khusus Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Depok: LP3ES
https://geotimes.co.id/kolom/internasional/di-balik-klaim-trump-atas-yerusalem/ Diakses pada
14 Desember 2017 pukul 11.00 pm
http://www.bbc.com/indonesia/dunia-42247518 Diakses pada 15 Desember 2017 pukul 10.54
pm