HUKUM KONSTITUSI PARTAI POLITIK DI INDON

HUKUM KONSTITUSI
“PARTAI POLITIK DI INDONESIA”

Oleh:

NURUL AULIAH
02011281621243

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017/2018

DEFINISI PARTAI POLITIK
Partai politik merupakan suatu pilar dari demokrasi yang memainkan peranan penting
dalam proses penyelenggaraan negara. Partai politik merupakan bentuk dari partisipasi politik
masyarakat secara langsung dengan melibatkan diri dalam perebutan kekuasaan
politik.sejarah partai politik di masing-masing negara berbeda-beda. Namun dapat dikatakan
bahwa tumbuhnya partai politik secara bebas merupakan Indikasi dari tumbuhnya demokrasi.
Demokrasi tanpa partai politik akan kehilangan maknanya, sehingga partai politik menjadi
instrument penting dalam berDemokrasi1.
Adapun beberapa definisi mengenai partai poltik seperti yang di kemukakan oleh

Miriam budiardjo, Secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok
terorgnisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang
sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan kedudukan politik,
(biasanya) dengan cara konstitusional untuk melaksanakan programnya. 2 Sigmaud Neumann
dalam karyanya,modern political parties, mengemukakan bahwa partai politik adalah
organisasi dari aktivitas-aktivitas politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan
pemerintahan serta merebut dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatu golongan atau
golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan berbeda.
FUNGSI PARTAI POLITIK
Partai politik memiliki banyak fungsi dalam melaksanakan sistem demokrasi.
Menurut Sigmund Neumann fungsi partai politik antara lain: pertama, Mengatur kehendak
umum yang kacau. Partai politik menyusun keteraturan dari kekacauan para pemberi suara
yang banyak jumlahnya. Fungsi kedua, meningkatkan pendidikan para pemberi suara
mengenai pola persaingan dalam memperebutkan kekuasaan dan mempertajam kebebasan
pilihannya. Fungsi ketiga, menjadi penghubung antara pemerintah dan pendapat umum.
Partai politik merupakan saluran komunikasi antara masyarakat dan pemerintah. Fungsi
keempat, memilih para pemimpin.fungsi ini mengandaikan bahwa keterbukaan telah ada
dalam jaringan publik.

1 Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja,S.H.,M.A, hukum tata negara dan hukum administrasi negara dalam perspektif

fikih siyasah (Jakarta: Sinar Grafika),,hlm. 144
2 Miriam Budiardjo, dasar-dasar ilmu politik (Jakarta: PT gramedia, edisi revisi 2017),hlm. 403-404

Miriam Budiarjo meneyebutkan fungsi dari partai politik di negara demokratis,
otoriter, dan negara-negara berkembang yang berada dalam transisi kea rah demokrats.
Yakni;3
1.Fungsi diNegara Demokrasi


Sebagai sarana Komunikasi Politik.
Di masyarakat modrn, banyak ragam dan aspirasi yang berkembang. Pendapat
atau aspirasi seseorang atau suatu kelompok akan hilang, apabila tidak di
tampung dan digabung dengan pendapat dan aspirasi dari orang lain . Proses
ini dinamakan penggabungan kepentingan(interest aggregation). Lalu,
pendapat dan aspirasi tersebut di olah dan di rumuskan dalam bentuk yang
lebih

teratur.

Proses


ini

dinamakan

perumusan

kepentingan(interest

articulation). Disisi lain, partai politik juga berfungsi memperbincangkan dan
menyebarluaskan rencana-rencana dan kebijakan-kebijakan pemerintah.
Dengan demikian terjadi arus informasi dan dialog dua arah, dari atas ke
bawah dan dari bawah ke atas.akan tetapi kadang terdapat gejala bahwa
pelaksanaan fungsi komunikasi ini, sengaja atau tidak sengaja menghasilkan
informasi yang berat sebelah lalu dapat

menimbulkan kegelisahan dan

keresahan dalam masyarakat.



Sebagai sarana Sosialisasi Politik.
Sosialisasi politik dapat di artikan sebagai suatu proses yang melaluinya
seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik yang
umumnya berlaku di masyarakat. Disisi lain dari fungsi sosialisasi politik
partai adalah upaya menciptakan citra(image) bahwa ia memperjuangkan



kepentingan umum.
Sebagai sarana Rekrutmen Politik.
Fungsi ini berkaitan dengan

masalah

seleksi

kepemimpinan,

baik


kepemimpinan internal partai maupun kepemimpinan nasional yang lebih luas.
Untuk kepentingan internalnya, setiap partai butuh kader-kader yang
berkualitas, karena hanya dengan kader demikian dapat menjadi partai yang
mempunyai kesempatan lebih besar untuk mengembangkan diri. Selain itu
tingkatan seperti itu partai politik juga berkepentingan memperluas atau
memperbanyak keanggotaan.

3 Ibid.,hlm. 405



Sebagai sarana Pengatur Konfik
Pada masyarakat heterogen, setiap perbedaan dari segi etnis, sosial-ekonomi
ataupun agama akan menimbulkan suatu konflik. Oleh karena itulah partai
politik diperlukan untuk membantu mengatasi hal tersebut, atau setidaknya hal
negatif yang akan terjadi dapat dicegah. Secara singkat bahwa partai politik
dapat menjadi penghubung psikologis dan organisasional antara warga negara
dengan pemerintah. Pelaksanaan fungsi-fungsi ini dapat dijadikan instrument
untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan partai politik di negara

demokrasi.

2.Fungsi di Negara Otoriter
Menurut paham komunis, sifat dan tujuan partai politik bergantung pada situasi
apakah partai politik berkuasa dinegara mana ia berada atau tidak. Dinegara partai komunis
tidak berkuasa, partai-partai politik lain dianggap mewakili kpentingan kelas tertentu yang
tidak dapat bekerja untuk kepentingan umum. Tujuan partai komunis adalah membawa
masyarakat kearah tercapainya masyarakat yang modern dengan ideologi komunis, dan partai
berfungsi sebagai “pelopor revulusioner” untuk mencapai tujuan tersebut. Partai komunis
melaksanakan beberapa fungsi,antara lain berfungsi mengendalikan semua aspek kehidupan
secara monolitik. Peran partai komunis ini ialah untuk memaksa individu agar menyesuaikan
diri dengan cara hidup yang berjalan dengan kepentingan partai.
3.Fungsi di Negara-Negara Berkembang.
Dinegara Berkembang partai politik, partai politik diharapkan dapat melaksanakan
fungsi seperti pada negara-negara yang telah mapan. Usaha Melibatkan partai politik dan
golongan-golongan politik lainnya dalam proses pembangunan dalam segala aspek dan
dimensinya, merupakan hal utama dalam negara yang ingin membangun suatu masyarakat
atas dasar pemerataan dan keadilan sosial. Tetapi, partai politik akan berhadapan dengan
berbagai permasalahan seperti kemiskinan. Jika partai dan golongan-golongan politik lainnya
di beri kesempatan untuk berkembang. Mungin dapat mencari bentuk partisipasi yang dapat

menunjang usaha untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada negara tersebut.

KELEMAHAN PARTAI POLITIK
Adanya partai politik tersebut pasti tidak terlepas dari kelemahan, diantaranya yakni
bahwa organisasi politik cendrung bersifat oligarkis. Organisasi dan juga termasuk partai
politik, kadang bertindak dengan lantang untuk dan atas nama kepentingan rakyat, tetapi
pada kenyataannya di lapangan justru berjuang untuk kepentingannya sendiri. beberapa
mekanisme untuk menatasi potensi butuk partai politik anatara lain:.4
pertama, mekanisme internal yang menjamin demokratisasi melalui partisipasi
anggota partai politik itu sendiri dalam proses pengambilan keputusan. Didalam dinamika
internal terdapat 3 dokumen sekaligus, yaitu code of law yang tertuang dalam anggaran dasar,
code of conduct yang tertuang dalam anggaran rumah tangga, dan code of ethics dalam
dokumen yang tersendiri. Kedua, mekanisme keterbukaan partai, dimana warga masyarakat
diluar partai dapat ikut serta berpartisipasi

dalam penentuan kebijakan yang kendak

diperjuangkan melalui dan oleh partai politik. Disamping itu, diperlukan juga dukungan iklim
eksternal yang tercemin dalam: ketiga, penyelenggaraan negara yang baik dengan makin
meningkatnya kualitas pelayanan public, serta keterbukaan dan akuntabilitas organisasi

kekuasaan dalam kegiatan penyelenggaraan negara. Keempat, berkembangnya pers bebas
yang semakin profesonal dan mendidik. Media pers merupakan saluran komunikasi massa
yang menjangkau sasaran yang sangat luas. Oleh sebab itu pers dianggap seagai the fourth
estate of democracy, atau mendekati istilah trias politica dari Montesquieu.
Artinya, partai politik yang baik memerlukan lahan sosial untuk tumbuh, yaitu adanya
kemerdekaan untuk berfikir di antara sesama warga negara yang akan menyalurkan aspirasi
politiknya melalui salah satu saluran yang utama yang ada , yaitu partai politik.
KLASIFIKASI PARTAI POLITIK
Pengklasifikasian partai politik dapat dilakukan berdasarkan kriteria tertentu, seperti
Gabriel A. Almond membagi partai politik berdasarkan tujuannya ke dalam tiga kelompok.
Pertama, Partai perwakilan kelompok(parties of group representation) yang berciri menerima
sistem kepartaian komperatif dan berusaha memenangkan sebanyak mungkin kursi dalam
parlemen. Kedua,partai pembinaan bangsa (nation building parties) yang berciri khas
menciptakan kesatuan identitas nasional. Ketiga, partai mobilisasi atau intergrasi, seperti Uni
Nasional Portugal dan partai Komunis Uni Sofiet.
4 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie,S.H.,pengantar ilmu hukum tata negara,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,
2015)hlm. 409-413

Dari aspek komposisi dan fungsi keanggotaannya, Moh. Kusnardi dan Bintan
R.Saragih membagi kedalam dua kelompok, yaitu pertama, Partai Massa dan kedua, Partai

Kader. Partai massa merupakan partai politik yang selalu mendasarkan pada jumlah
anggotanya yang antaranggotanya memiliki hubungan yang longgar. Para pedukung partai
massa terdiri dari aliran politik di masyarakat.5 Misalnya, Partai Golkar dan partai Demokrat.
Partai kader merupakan partai yang selalu mendasarkan pada kader yang di rekrut dan di
persiapkan. Partai kader mementingkan loyalitas dan disiplin anggota-anggotanya, oleh
karena itu untuk menjadi anggota dari partai kader diperlukan sainan yang ketat. misalnya di
Indonesia adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Moh. Kusnardi, dan Bintar R. Saragih juga
membagi partai politik berdasarkan sifat dan orientasinya ke dalam dua kelompok yakni,
pertama, Partai Lindungan dan Partai Asas atau Ideologi. Partai lindungan adalah partai yang
lebih mementingkan dukungan dan kesetiaan anggotanya terutama dalam pemilihan umum.
Kedua, Partai Asas atau Ideologi biasanya mempunyai pandangan hidup yang digariskan
dalam kebijakan pimpinan dan berpedoman pada disiplin partai yang kuat dan mengikat.6
SISTEM KEPARTAIAN
Sistem kepartaian(Party systems) pertama kali dibentangkan oleh Maurice Duverger
dalam bukunya Prolitical Parties. Duverger mengadakan klasifikasi sistem kepartaian dalam
tiga kelompok, yakni:7


Sistem Satu Partai.
Sistem satu partai adalah kepartaian yang dibangun atas ketunggalan partai

yang berpartisipasi dalam pemilihan umum. Suasana kepartaian di sebut non
kompetitif oleh karena partai yang tidak dibenarkan bersaing secara bebas
melawan partai itu. Pola partai-tunggal terdapat dibeberapa negara: afrika ,
china, dan kuba. di Indonesia pada tahun 1945 ada usaha mendirikan partai
tunggal sesuai dengn pemikiran yang pada saat itu banyak di anut negara-



negara yang baru saja melepaskan diri dari rezim kolonial.
Sistem Dwi Partai.
Sistem dwi partai adalah sistem yang dimana terdapat dua partai di antara
beberapa partai yang berhasil memenangkan dua tempat teratas dalam
pemilihan umum secara bergiliran, dan dengan demikian mempunyai
kedudukan dominan. Beberapa negara menganut ini antara lain Inggris,

5 Moh. Kusnardi dan Bintan R. Saragih, ilmu negara. (Jakarta: gaya media pratama,2000)hlm. 268
6 Ibid, hlm. 268
7 Miriam Budiardjo, dasar-dasar ilmu politik,hlm. 415-418

Amerika Serikat, Filipina, Kanada, Dan Selandia baru. Di Indonesia pada

tahun 1968 pernah mengganti sistem multi partai yang telah berjalan lama
dengan sistem dwi-partai, agar sistem ini dapat membatasi pengaruh partai

partai yang telah lama mendominasi kehidupan politik.
Sistem Multi Partai.
Sistem multi partai merupakan sistem kepartaian disuatu negara yang
melibatkan banyak partai. Karena terdapatnya keberagaman budaya politik
disuatu masyarakat mendorong pilihan kearah sistem multi partai. Perbedaan
antara ras, agama dan suku bangsa medorong golongan-golongan masyarakat
lebih cendrung menyalurkan ikatan-ikatan terbatasnya dalam suatu wadah
yang sempit. Sistem multi partai diatara lain: Indoensia, Malaysia, Nederland,
Australia,Prancis, Swedia dan Federasi Rusia. Indonesia mempunyai sejarah
yang panjang dalam berbagai jenis sistem multi partai. Sistem ini telah melalui
beberapa tahap dengan berbagai bobot kompetitif yang berbeda, mulai tahun
1989 indonesia berupaya mendirikan suatu sistem multi partai yang
mengambil unsur positif dan pengalaman di masa lampau.

PERATURAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA.
Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang partai politik di Indonesia
sejak zaman Kemerdekaan antara lain:8
1. Maklumat X Wakil Presiden Muhammad Hatta (1945)
2. Penetapan Presiden Nomor 7 tahun 1959 tentang Syarat-syarat dan Penyederhanaan
Kepartaian.
3. Undang-Undang nomor 13 tahun 1960 tentang pengakuan, Pengawasan, dab
pembubaran partai-partai.
4. Undang-Undang nomor 3 tahun 1975 tentang Partai Politik dan golongan karya.
5. Undang-Undang nomor 3 tahun 1985 tentang Perubahan atas Undang-Undang nomor
6.
7.
8.
9.

3 tahun 1975 tentang partai politik dan golongan karya.
Undang-Undang nomor 2 tahun 1999 tentang partai politik.
Undang-Undang nomor 31 tahun 2002 tentang partai politik.
Undang-undang nomor 2 tahun 2008 tentang partai politik.
Undang-undang nomor 2 tahun 2011 tentang perubahan atas undang-undang nomor 2
tahun 2008 tentang partai politik.
TABEL

8 Wikipedia,partai politik di Indonesia, di akses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/partai_politik_di_indonesia
pada 4 november 2017 pukul 16.35

SEJARAH PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA 1908-2014
Sejarah ringkas mengenai perkembangan partai politik di Indonesia.9
Periode Pemerintahan
Sistem Pemerintahan
1908-1942
Zaman kolonial
1942-1945
Zaman pendudukan jepang
17 agustus 1945- Zaman demokrasi parlementer
1959
17
agustus

-14

Sistem Partai
Sistem multi-partai.
Partai politik dilarang.

A. Masa perjuangan
1. Sistem presidensial: UUD Satu partai .

november 1945
14 november 1945-

1945
2. Sistem Parlementer; UUD Sistem multi-partai.

agustus 1949
1949-1950

1945
3. Sistem parlementer: UUD Sistem Multi-Partai.

1950-1955

RIS
B. Masa

pembangunan Sistem

multi-partai.

(building nation)
Pemilihan umum 1955
4. Sistem parlementer: UUD
menghasilkan 27 partai dan
1950
1
perorangan
yang
1955-1959
1959-1965

memperoleh kursi di DPR.
5. Sistem parlementer: UUD Sistem multi-partai.
1950
Demokrasi

Terpimpin: UUD Maklumat

1945

november

Pemerintah
1945

3

dicabut.

1. 1959

Hanya ada 10 partai yang

2. 1960

diakui.
Dibentuk
yang

front

nasional

mewakili

kekuatan

dan

Partindo

politik.
1965-1998

Demokrasi Pancasila: UUD 1945
1. 1966

PKI

2. 27 juli 1967

dibubarkam.
Consensus nasional a.l 100

3. 1967-1969

anggota DPR diangkat.
Dwi-partai dan dwi-grup
dilakukan
kabupaten

4. 1971
9 Miriam Budiardjo, dasar-dasar ilmu politik,hlm.455-457

dieberapa

di

jawabarat,

dihentikan awal 1969.
Pemilihan umum dengan 10

partai.
Penggabungan

5. 1973

menjadi
6. 1977,1982,1987,1992,1997

1998(21 mei)

diamandemen
1. 1999
2. 2004
3. 2009

1945

partai

golkar, PDI,PPP.
Pemilihan umum
oleh

7. 1982
8. 1984
9. 1996
Reformasi: UUD

3

partai

3

yaitu
diikuti

orsospol(sistem

multi-partai terbatas).
Pancasila satu-satunya asas.
NU khittah.
PDI pecah.
yang Kembali ke sistem multipartai.
Pemilu dengan 48 partai.
Pemilu dengan 24 partai.
Pemilu dengan 38 partai
politik nasional & 6 parpol

4. 2014

local aceh.
Pemilu dengan 12 partai
politik nasional & 3 parpol
local aceh.10

SUMBER :
 Asshiddiqie, Jimly, Pengantar ilmu Hukum tata negara,Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada. 2015
 Budiardjo, Miriam, dasar-dasar ilmu politik edisi revisi,Jakarta: PT. Gramedia. 2017
 Kusnardi, Moh. Dan Bintar R. Saragih,ilmu negara, Jakarta: Gaya media
pratama,2000
 Sukardja, Ahmad,hokum tata negara dan hokum adiministrasi negara dalam


perspektif fikih siyasah,Jakarta : Sinar Grafika, 2014
Wikipedia, partai politik di Indonesia, https://id.m.wikipedia.org/wiki/partai-

_politik_di_indonesia (diakses 4 november 2017 pukul 16.35)
 Wikipedia,
daftar
partai
politik

di

Indonesia,

https://id.m.wikipedia.org/wiki/daftar_partai_politik_di_indonesia , (di akses pada 4
november 2017 pukul 18.50)
10
Wikipedia,daftar
partai
politik
di
Indonesia,
https://id.m.wikipedia.org/wiki/daftar_partai_politik_di_indonesia pada 4 november 2017, pukul 18.50

diakses