DAMPAK PERTUMBUHAN PENDUDUK DI INDONESIA

DAMPAK PERTUMBUHAN PENDUDUK DI INDONESIA
A. Pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap kemiskinan
Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan
kecil dengan luas tabah kira-kira 2 juta km² dan jumlah penduduk yang ke empat terpadat di
dunia setelah China, India,dan Amerika.
Sebagaimana diketahui perubahan angka pertumbuhan penduduk disebabkan oleh unsur-unsur :
1. Fertilitas
2. Mortalitas
3. Migrasi
Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk disamping
migrasi,jumlah kelahiran setiap tahun di Indonesia masih besar, jumlah bayi yang lahir setelah
tahun 2000 masih tetap banyak jumlahnya tiap-tiap tahun jumlah kelahiran bayi di Indonesia
mencapai sekitar 4,5 juta bayi
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari 3 faktor demogarafis selain fertilitas dan
migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk, factor social ekonomi
seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, serta kemiskinan
merupakan factor individu dan keluarga mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat.
Migrasi adalah merupakan gerak perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dengan
tujuan untuk menetap di daerah tujuan, migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang
relative permanen dari suatu daerah ke daerah lainnya (orangnya disebut migran).
Pertumbuhan penduduk, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah, dan

sempitnya kesempatan kerja merupakan akar permasalahan kemiskinan. Jadi aspek
demografis mempunyai kaitan erat dengan masalah kemiskinan yang dihadapi di
Indonesia pada saat ini. Daerah miskin sering ditinggalkan penduduknya untuk
bermigrasi ke tempat lain dengan alasan mencari kerja.
Banyak ide dan teori yang sudah dipaparkan cendekiawan-cendekiawan terdahulu mengenai
hubungan antara pertumbuhan penduduk dan kemiskinan. Salah satunya adalah Malthus.
Malthus meyakini jika pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan maka suatu saat nanti sumber
daya alam akan habis. Sehingga muncul wabah penyakit, kelaparan, dan berbagai macam
penderitaan manusia.
Philip Hauser menganggap kemiskinan tercipta dari tidak optimalnya tenaga kerja dalam bekerja
dikarenakan adanya ketidakcocokan antara pendidikan dan pekerjaan yang ditekuni. Hal ini
disebabkan oleh tingginya jumlah penduduk yang masuk ke pasar kerja sehingga memaksa

pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan secepat-cepatnya walaupun tidak sesuai dengan latar
belakang pendidikannya akibat ketatnya persaingan dalam mencari kerja.
Kedua pemaparan ahli tersebut bermuara ke satu arah yakni jumlah penduduk yang besar sebagai
penyebab timbulnya kemiskinan, Tinggi rendahnya jumlah penduduk dipengaruhi oleh proses
demografi yakni; kelahiran, kematian, dan migrasi. Tingkat kelahiran yang tinggi sudah barang
tentu akan meningkatkan tingkat pertumbuhan penduduk. Namun demikian, tingkat kelahiran
yang tinggi di Indonesia kebanyakan berasal dari kategori penduduk golongan miskin. Sampaisampai ada idiom yang menyebutkan bahwa ”tidak ada yang bertambah dari keluarga miskin

kecuali anak”.
Selain meningkatkan beban tanggungan keluarga, anak yang tinggal di keluarga miskin sangat
terancam kondisi kesehatannya akibat buruknya kondisi lingkungan tempat tinggal dan
ketidakmampuan keluarga untuk mengakses sarana kesehatan jika anak mengalami sakit. Hal
yang sama juga dialami ibu hamil dari keluarga miskin. Buruknya gizi yang diperoleh semasa
kehamilan memperbesar resiko bayi yang dilahirkan tidak lahir normal maupun ancaman
kematian ibu saat persalinan. Maka dari itu infant mortality rate (tingkat kematian bayi) dan
maternal mortality rate (tingkat kematian ibu) di golongan keluarga miskin cukup besar. Tingkat
kematian merupakan indikator baik atau buruknya layanan kesehatan di suatu negara. Tingkat
kematian penduduk di negara berkembang, termasuk Indonesia, masih didominasi golongan
penduduk miskin.
Masalah migrasi juga memicu pertambahan penduduk secara regional. Salah satu contohnya
adalah kasus Pulau Jawa. Pulau Jawa luasnya hanya 7 persen dari total luas wilayah nasional
namun penduduk yang berdiam di Jawa adalah 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.
Kesenjangan antar pulau ini menyebabkan munculnya kemiskinan baik di pulau-pulau luar yang
tidak berkembang maupun di Pulau Jawa sebagai akibat ketidakmampuan mayoritas penduduk
mendatang maupun lokal yang kalah bersaing dalam mendapatkan penghidupan yang layak.
Kesimpulannya adalah bahwa pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan
kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi
seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek

keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana
program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran.
Dampak Negatif Pertumbuhan Penduduk Lainnya:


Lahan tempat tinggal dan bercocok tanam berkurang



semakin banyaknya polusi dan limbah yang berasal dari rumah tangga, pabrik,
perusahaan, industri, peternakan, dll



Angka pengangguran meningkat



Angka kesehatan masyarakat menurun




Angka kemiskinan meningkat



Pembangunan daerah semakin dituntut banyak



Ketersediaan pangan sulit



Pemerintah harus membuat kebijakan yang rumit



Angka kecukupan gizi memburuk




Muncul wanah penyakit baru

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk :
1. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat
maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula
diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam
bidang kependudukan.
2. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan. Dengan semakin sadar akan
dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan
masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
3. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi. Dengan menyebar
penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan
mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
4. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan. Hal ini untuk mengimbangi
jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap
daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan

daerah lainnya.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk :
1. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak
dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka
kelahiran.
2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
Hubungan Antara Pertumbuhan Penduduk dengan Lapangan Pekerjaan dan Kemiskinan
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu dan dapat dihitung sebagai
perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk
pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu
mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai

pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk
dunia. Ketika pertumbuhan penduduk dapat melewati kapasitas muat suatu wilayah atau
lingkungan hasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk indonesia adalah sebagai
berikut :
1.Kelahiran
2.Kematian
3.Perpindahan Penduduk(migrasi)

Pertumbuhan penduduk, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah, dan
sempitnya kesempatan kerja merupakan akar permasalahan kemiskinan.
Di banyak negara syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan adalah adanya
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk mengentaskan
kemiskinan tetapi biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang sangat
dibutuhkan.Walaupun begitu pertumbuhan ekonomi yang bagus pun menjadi tidak akan berarti
bagi masyarakat miskin jika tidak diiringi dengan penurunan yang tajam dalam pendistribusian
atau pemerataannya. Kemiskinan terus menjadi masalah fenomena sepanjang sejarah,
kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan
yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak
adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan
pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya
arus urbanisasi, dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi
kebutuhan pangan dan sandang secara terbatas.
Kemiskinan telah membatasi hak rakyat untuk (1) Memperoleh pekerjaan yang layak bagi
kemanusiaan, (2) Hak rakyat untuk memperoleh rasa aman, (3) Hak rakyat untuk memperoleh
akses atas kebutuhan hidup (sandang, pangan, dan papan) yang terjangka,(4) Hak rakyat untuk
memperoleh akses atas kebutuhan pendidikan.
Salah satu akar permasalahan kemiskinan yakni tingginya disparitas antar daerah akibat tidak
meratanya distribusi pendapatan, sehingga kesenjangan antara masyarakat kaya dan masyarakat

miskin di Indonesia semakin melebar. Pemerintah sendiri selalu mencanangkan upaya
penanggulangan kemiskinan dari tahun ketahun, namun jumlah penduduk miskin tidak juga
mengalami penurunan yang signifikan, walaupun data di BPS menunjukkan
kecenderungan penurunan jumlah penduduk miskin, namun secara kualitatif
belum menampakkan dampak perubahan yang nyata malahan kondisinya
semakin memprihatinkan tiap tahunnya. Dengan terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 telah
mengakibatkan jumlah penduduk miskin kembali membengkak dan kondisi tersebut diikuti pula
dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi yang cukup tajam.

Berbagai upaya penanggulangan kemiskinan yang telah diambil pemerintah berfokus
pada : Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas melalui upaya padat karya,
perdagangan ekspor serta pengembangan UMKM,
1. Peningkatan akses terhadap kebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesehatan (KB,
kesejahteraan ibu, infrastruktur dasar, pangan dan gizi).
2. Pemberdayaan masyarakat lewat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
yang bertujuan untuk membuka kesempatan berpartisipasi bagi masyarakat miskin dalam
proses pembangunan dan meningkatkan peluang dan posisi tawar masyarakat miskin,
serta,
3. Perbaikan sistem bantuan dan jaminan sosial lewat Program Keluarga Harapan (PKH).
Salah satu aspek untuk melihat kinerja perekonomian adalah seberapa efektif penggunaan

sumber-sumber daya yang ada sehingga lapangan pekerjaan merupakan concern dari pembuat
kebijakan. Angkatan kerja merupakan jumlah total dari pekerja dan pengangguran,
sedangkan pengangguran merupakan persentase angkatan kerja yang menganggur.
*grafik di atas menunjukkan bahwa angka pengangguran di Indonesia mengalami
ratifikasi atau naik turun. Ini berarti Indonesia sudah cukup untuk bisa untuk
mengentaskan pengangguran dan mulai menciptakan lapangan kerja sendiri atau usaha
untuk meningkatkan pendapatan negara.
Pertumbuhan ekonomi biasanya diikuti oleh terciptanya lapangan pekerjaan yang baru. Ketika
ekonomi bertumbuh, berarti terdapat pertumbuhan produksi barang dan jasa. Ketika hal ini
terjadi maka kebutuhan akan tenaga kerja untuk memproduksi barang dan jasa pun akan tumbuh.
Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran memiliki hubungan yang erat karena penduduk yang
bekerja berkontribusi dalam menghasilkan barang dan jasa sedangkan pengangguran tidak
memberikan kontribusi. Studi yang dilakukan oleh ekonom Arthur Okun mengindikasikan
hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran, sehingga semakin tinggi
tingkat pengangguran, semakin rendah tingkat pertumbuhan ekonomi.
Dampak Negatif Pertumbuhan Penduduk :


Lahan tempat tinggal dan bercocok tanam berkurang.




Semakin banyaknya polusi dan limbah yang berasal dari rumah tangga, pabrik,
perusahaan, industri, peternakan, dll



Angka pengangguran meningkat.



Angka kesehatan masyarakat menurun.



Angka kemiskinan meningkat.



Pembangunan daerah semakin dituntut banyak.




Ketersediaan pangan sulit.



Pemerintah harus membuat kebijakan yang rumit.



Angka kecukupan gizi memburuk.



Muncul wanah penyakit baru

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk :
1
Penambahan dan penciptaan lapangan kerja dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat
maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula
diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang
kependudukan.
2
Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan. Dengan semakin sadar akan
dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat
umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
3
Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi. Dengan menyebar
penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu
menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah
lapangan pekerjaan yang tersedia.
4
Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan. Hal ini untuk mengimbangi
jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah
diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah
lainnya.

HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN
PENDUDUK DENGAN LAPANGAN
KERJA & KEMISKINAN
Catatan: mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan,
seudah punya pekerjaan tapi belum mulai.
Sumber: bps.go.id
Catatan : Termasuk Penghuni Tidak Tetap (Tuna Wisma, Pelaut, Rumah Perahu, dan Penduduk
Ulang-alik/Ngelaju)

Sumber: bps.go.id
Sumber:bps.go.id
Dari grafik yang diatas dapat dilihat bahwa, dari tahun ke tahun jumlah penduduk di Indonesia
mengalami peningkatan. Dan semakin tinggi jumlah pengangguran semakin tinggi pula jumlah
penduduk miskin di Indonesia yang artinya jumlah pengangguran berbanding lurus dengan
jumlah kemiskinan. Kemiskinan merupakan keadaan dimana terjadi ketidak mampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Potret kemiskinan di Indonesia
banyak diwarnai dengan adanya urbanisasi sebagai akibat jumlah penduduk.
MENINGKATNYA JUMLAH PENDUDUK YANG TIDAK DIBARENGI DENGAN
TERSEDIANYA LAPANGAN KERJA YANG MEMADAI, MENGAKIBATKAN
JUMLAH PENGANGGURAN SEMAKIN BANYAK. Bukan hanya itu tapi terkadang juga
spesifikasi pendidikan terakhir dari penduduk di Indonesia yang tidak memenuhi syarat lapangan
kerja yang tersedia.
Tahun 2008, Indonesia mendapat ranking 1 di Asia dalam jumlah pengangguran tertinggi. Hal ini
dianggap mengancam stabilitas kawasan Asia mengingat secara keseluruhan jumlah penduduk
Indonesia lebih besar daripada Negara-negara tetangga. Meskipun ditengarai turun sekitar 9%
dari tahun 2007, tapi secara umum angka ini tetap saja dianggap yang tertinggi di Asia.
Dari perspektif ekonomi, para pengangguran ini akan menjadi beban ekonomi keluarga,
masyarakat bahkan bangsa ini. Mereka bahkan dapat menjadi pemicu lahirnya kemiskinan model
baru; mereka miskin bukan karena tidak tahu apa-apa, melainkan akibat sulitnya mengakses
lapangan kerja.
Dapat dilihat hingga tahun 2012 ini anggka pengangguran mengalami penurunan. Menurunnya
tingkat pengangguran terbuka(TPT) diikuti dengan membaiknya kesempatan kerja formal, yang
bertambah sebanyak 2,67 juta dan kesempatan kerja informal berkurang 1,54 juta, hal ini terjadi
karena adanya peningkatan investasi di sektor riil. pengganguran usia muda di tiap jenjang
pendidikan juga terus berkurang. Seperti diketahui pada tahun 2001-2005, daya serap
kesempatan kerja baru lebih rendah dibandingkan angkatan kerja baru, berakibat jumlah
penganggur meningkat. Baru pada tahun 2006 mulai menunjukkan perbaikan, dan hingga tahun
2012, kesempatan kerja baru lebih besar dari angkatan kerja baru sehingga jumlah pengangguran
terbuka menurun dengan tingkat 6,14 persen. Kesempatan kerja netto rata-rata per tahun sebesar
130.000-640.000. Walaupun TPT usia muda sudah menurun tetapi jumlahnya masih besar, yaitu
lebih 5,3 juta, dan sebagian besar di perkotaan. Tingginya persentase penganggur berpendidikan
SD dan SLTP, yang tercatat pada tahun 2012 sebesar 52%, menunjukkan fenomena penganggur
usia muda berpendidikan rendah.
Menurut Menteri PPN/Kepala Bappenas, Prof. Armida S. Alisjahbana,, untuk menurunkan
pengangguran dan mengurangi pekerja yang tidak produktif, program-program untuk masyarakat
berpenghasilan rendah, perlu diperluas sehingga menjangkau lebih luas terutama yang berada di

perdesaan. Juga, kesempatan kerja yang diciptakan tidak semata-mata menyediakan untuk
pencari kerja (penganggur).
Pemerintah saat ini memiliki berbagai program penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi
mulai dari program penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan sosial, program
penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat serta program
penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan usaha kecil, yang dijalankan oleh
berbagai elemen Pemerintah baik pusat maupun daerah.
Untuk meningkatkan efektifitas upaya penanggulangan kemiskinan, Presiden telah
mengeluarkan Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan,
yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan hingga 8 % sampai 10 % pada
akhir tahun 2014.
Terdapat empat strategi dasar yang telah ditetapkan dalam melakukan percepatan
penanggulangan kemiskinan, yaitu:
• Menyempurnakan program perlindungan sosial
• Peningkatan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar
• Pemberdayaan masyarakat, dan
• Pembangunan yang inklusif
HUBUNGAN PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
PERTUMBUHAN PENDUDUK
1. PENGERTIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai
perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk
pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah
pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan
penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. (menurut
Wikipedia)
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi
umumnya dan masalah penduduk pada khususnya. Karena di samping berpengaruh terhadap
jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu
daerah atau negara maupun dunia. (menurut MKDU ISD)
Pertambahan penduduk alami atau natural increase artinya pertambahan penduduk yang dihitung
dari selisih antara kelahiran dan kematian.
Pertambahan Migrasi (Net Migration) artinya pertambahan penduduk yang dihitung dari selisih
antara jumlah penduduk yang masuk dengan penduduk yang keluar. Pertambahan penduduk pada

dasarnya dipengaruhi oleh faktor – faktor demografi sebagai berikut :
1. Kematian (Mortalitas)
2. Kelahiran (Natalitas)
3. Migrasi (Mobilitas)
Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan
faktor non alami. Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan
tingkat/rate. Tingkat/rate adalah ukuran frekuensi suatu penyakit atau peristiwa/kejadian tertentu
yang terjadi pada suatu populasi selama periode waktu tertentu, dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang menanggung resiko tersebut.
1. Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat
mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir
sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor
pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
a.) Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
– Sarana kesehatan yang kurang memadai.
– Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
– Terjadinya berbagai bencana alam
– Terjadinya peperangan
– Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
– Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b). Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
– Lingkungan hidup sehat.
– Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
– Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
– Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
– Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:
a) Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate/CDR )
Angka kematian kasar adalah yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000
penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu.
b) Angka Kematian Khusus Menurut Umur Tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)
Angka kematian khusus menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompokkelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia
tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih rendah.

c)Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi
yang lahir.
Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.
Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan
kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian
bayi tinggi.
Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka
kematian bayi baru lahir.
Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut:
– Rendah, jika IMR antara 15-35.
– Sedang, jika IMR antara 36-75.
– Tinggi, jika IMR antara 76-125.
1. Kelahiran ( Natalitas )
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat
kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:


Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.



Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.



Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.



Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.



Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak
laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:



Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.



Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi
laki-laki minimal berusia 19 tahun.



Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.



Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan
hanya sampai anak ke – 2.



Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.

Faktor – faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain :
1. Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau
kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan
sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak
2. Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan
kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara
rasional.
1. Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak
karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu
maka penduduknya menjadi banyak.
2. Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan
jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang
akan mengurangi angka kelahiran
3. Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai
anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki
lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk
mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
4. Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik
memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan
menambah pula jumlah kelahiran.
5. Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi
dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan
orang-orang tua usia).
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas).
Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000
penduduk dalam waktu satu tahun.
Pengukuran Fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya
alasan sebagai berikut :

1. Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyak bayi – bayi yang meninggal
beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian
dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
2. Wanita mempunyai kemungkinan melahiran dari seorang anak ( tetapi meninggal hanya
sekali )
3. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin
menurun.
4. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita
mempunyai kemungkinan untuk melakukan.
Ada dua istilah asing yang kedua – duanya diterjemahkan sebagai kesuburan, yaitu :
1. Facundity ( kesuburan )
Facudity adalah lebih diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mempunyai
anak.
2. Fertility ( fertilitas )
Fertility adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelompok wanita.
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan
jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya
penduduk wanita.
2. Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (Age Specific Fertiliy Rate = ASFR )
Dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur mana yang paling
banyak terjadi kelahiran.
3.

Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat
lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan
perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga
migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada
sekitar wilayah satu negara saja.
Faktor-faktor terjadinya migrasi, yaitu :
1. Persediaan sumber daya alam
2. Lingkungan social budaya
3. Potensi ekonomi
4. Alat masa depan

Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita
mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.
2. SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010
Jakarta- Pemerintah Indonesia akan menggelar sensus penduduk keenam pada 1 Mei 2010.
Sebelumnya, sensus penduduk digelar tahun 1961, 1971, 1980, 1990, dan 2000. Sensus
penduduk yang diselenggarakan sepuluh tahun sekali ini berlaku bagi warga negara Indonesia
atau warga negara Asing yang tinggal di wilayah teritorial Indonesia.
“Data yang diperoleh dari sensus penduduk bisa diolah oleh masing-masing lembaga (negara)
menjadi informasi untuk membantu program pembangunan di berbagai bidang. Saya mengimbau
seluruh penduduk Indonesia, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, untuk
ikut membantu pelaksanaan sensus,” papar kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan di
Jakarta, Kamis (29/4/2010).
Sensus penduduk merupakan kegiatan penghitungan jumlah penduduk di seluruh atau sebagian
teritorial suatu negara dan mengumpulkan karakteristik pokok semua penduduk, rumah tangga,
dan bangunan tinggal. Tujuannya, memperoleh informasi dasar kependudukan dan perumahan
yang diperlukan untuk bahan evaluasi pembangunan serta menyusun perencanaan pembangunan
kependudukan, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Sensus Penduduk 2000, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 205,1 juta jiwa. Angka
ini menempatkan Indonesia sebagai negara keempat terbesar setelah China, India, dan Amerika
Serikat. Sekitar 121 juta atau 60,1 persen di antaranya tinggal di pulau Jawa, pulau yang paling
padat penduduknya dengan tingkat kepadatan 103 jiwa per kilometer persegi.
Badan Pusat Statitistik (BPS) memperkirakan jumlah penduduk Indonesia mencapai 235 juta
jiwa. Angka ini perlu dibuktikan dengan sensus penduduk 2010 yang akan digelar 1 hingga 31
Mei mendatang. Sebelumnya, berdasarkan sensus 2000, jumlah penduduk Indonesia tercatat 206
juta jiwa.
“Pada tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia mencapi 206 juta jiwa. Peningkatannya sekitar
1,3 persen per tahun. Tentunya, itu akan dibuktikan pada sensus nanti,” papar Kepala BPS
Rusman Heriawan di Jakarta, Kamis (29/4/2010).
Rusman memaparkan, karena ini merupakan sensus penduduk bukan sensus warga negara, maka
yang dihitung adalah penduduk yang tinggal di Indonesia minimal selama enam bulan ini.
Mereka yang bekerja di luar negeri (TKI) atau mahasiswa yang bersekolah di luar negeri tidak
dihitung dalam sensus ini. Namun sebaliknya para pekerja luar negeri dan mahasiswa asing yang
tinggal di Indonesia selama lebih dari enam bulan akan di-sensus.
“Kriteria enam bulan tinggal ini sesuai dengan kesepakatan internasional. Kalau TKI kita di
Malaysia misalnya, maka BPS Malaysia yang akan melakukan sensus,” katanya.

Berdasarkan kesepakatan internasional, menurut dia, warga negara di luar negeri yang dihitung
dalam sensus hanyalah para diplomat dan konsuler. BPS telah bertemu dengan pihak-pihak
negara asing untuk saling bertukar informasi terkait warganegaranya di luar negeri.
“Jadi misalnya kita telah bertemu dengan BPS-nya Malaysia yang juga akan menyelenggarakan
sensus pada 2010 ini, nanti kita minta datanya dan bertukar informasi berapa jumlah TKI kita,
mahasiwa kita, ini seusai dengan kaidah internasional,” katanya.
kompas.com
Jumlah Penduduk Per Propinsi
Data Terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah penduduk Indonesia terbaru bulan
Oktober tahun 2010. Totalnya penduduk RI sampai saat ini mencapai 237,56 juta jiwa.
Dari 33 provinsi yang ada, di mana kah wilayah dengan penduduk terbanyak? Menurut survei
BPS, provinsi Jawa Barat adalah daerah dengan penduduk terbanyak. Tercatat, total
keseluruhannya mencapai 43,02 juta jiwa.
Berikut ini masing-masing jumlah penduduk per provinsi:
1. Aceh 4,48 juta
2. Sumatera Utara 12,98 juta
3. Sumatera Barat 4,84 juta
4. Riau 5,54 juta
5. Kepulauan Riau 1,69 juta
6. Jambi 3,09 juta
7. Sumatera Selatan 7,44 juta
8. Kepulauan Bangka Belitung 1,22 juta
9. Bengkulu 1,71 juta
10. Lampung 7,59 juta
11. Banten 10,54 juta
12. DKI Jakarta 9,59 juta
13. Jawa Barat 43,02 juta
14. Jawa Tengah 32,38 juta
15. DIY 3,45 juta
16. Jawa Timur 37,47 juta
17. Bali 3,89 juta
18. NTB 4,49 juta
19. NTT 4,68 juta
20. Kalimantan Barat 4,39 juta
21. Kalimantan Tengah 2,2 juta
22. Kalimantan Selatan 3,63 juta
23. Kalimantan Timur 3,55 juta
24. Sulawesi Utara 2,26 juta
25. Gorontalo 1,04 juta
26. Sulawesi Tengah 2,63 juta
27. Sulawesi Barat 1,16 juta

28. Sulawesi Selatan 8,03 juta
29. Sulawesi Utara 2,23 juta
30. Maluku 1,53 juta
31. Maluku Utara 1,03 juta
32. Papua Barat 0,76 juta
33. Papua 2,85 juta
BPS juga mencatat, laju pertumbuhan penduduk RI terus menurun dibandingkan 30 tahun lalu.
Pertumbuhan penduduk pada tahun 2000-2010 hanya 1,49 persen, naik dibandingkan tahun
1990-2000 yang sudah 1,45 persen.
Sebelumnya, pada 30-20 tahun lalu pertumbuhan penduduk RI tercatat cukup tinggi yakni untuk
periode 1930-1961 laju pertumbuhan 2,15 persen, tahun 1961-1971 laju pertumbuhan 2,13
persen, tahun 1971-1980 dengan laju pertumbuhan penduduk 2,32 persen.
Deputi Bidang Statistis Sosial BPS Wynandin Imawan menuturkan, dengan banyaknya penduduk
RI sampai berjumlah 237,56 juta ini membuat Indonesia berada di peringkat ke empat dunia
untuk urusan penduduk.
Diprediksi sampai dengan tahun 2050, jumlah penduduk RI akan mencapai 288 juta dan berada
diperingkat ke enam. (hs)
PERTUMBUHAN EKONOMI
1. 1.

PENGERTIAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian
yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai
masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi
barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu
diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi
memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan
demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno,
1994;10).
1. Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDPriil per kapita. Produk
Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara,
yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode
waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.
Kenaikan GDP dapat muncul melalui:
1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak.

Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan
kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh
kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun
menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya
manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas

Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu
memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan
ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)
4. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil
pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur
tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita
dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga
produktivitasnya.
2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk
perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar
penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga
internasional lainnya.
3. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi
perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan
sumbur daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649651) (jurnal-sdm.blogspot.com)
1. 2.

TEORI EKONOMI KLASIK



Adam Smith mendefinisikan ekonomi sebagai kajian tentang sebab-sebab terjadinya
kekayaan.



F.A. Walker menyatakan ekonomi adalah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan
kekayaan.



David Ricardo mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai suatu kajian tentang hukum
berbagai jenis golongan masyarakat.



J.B. Say mendefinisikan ekonomi sebagai suatu kajian tentang peraturan yang
menentukan kekayaan.



J.S. Mill mendefinisikan ekonomi sebagai suatu ilmu yang berhubungan dengan
pengeluaran hasil negara.

1. 3.

EKONOMI NEO KLASIK



Alfred Marshall mendefinisikan ekonomi sebagai suatu kajian tentang kelakuan manusia
yang berkaitan dengan cara mereka mendapatkan dan menggunakan barang-barang
kebutuhan.



Edwin Cannan menyatakan tujuan ilmu ekonomi adalah untuk menerangkan faktorfaktorumum yang menentukan kabajikan material.



A. C. Pigou menerangkan ilmu ekonomi ialah satu kajian untuk menambahkan jumlah
pengeluaran untuk meningkatkan taraf hidup.



Willian Beveridge mendefinisikan ekonomi sebagai suatu kajian tentang cara manusia
bekerjasama untuk mendapatkan keperluan material.



Lionel Robbins yang mendefinisikan ekonomi ialah suatu ilmu yang mengkaji tingkah
laku manusia yang berhubungan dengan kehendak mereka yang tidak terbatas dengan
sumber-sumber terbatas dengan memaksimalkan kegunaan (utility).

Lionel Robbins membuat definisi ini berdasarkan empat ciri dasar kehidupan manusia yaitu:


Manusia mempunyai kehendak untuk dipenuhi.



Alat (uang) untuk memenuhi kehendak tersebut terbatas.



Sumber yang terbatas digunakan untuk beberapa pilihan kegunaan.



Manusia perlu membuat pilihan

(nezz33.blogspot.com)
HUBUNGAN PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat mengakibatkan peningkatan kebutuhan
ekonomi pada masing-masing penduduk. Misalnya saja, kebutuhan orang dewasa tentu saja
berbeda dengan kebutuhan anak-anak. Lalu semakin banyaknya penduduk maka semakin sempit
lapangan pekerjaan yang tersedia. Sehingga semakin meningkat jumlah pengangguran. Namun
Indonesia dapat bertahan dari keterpurukan krisis global yang melanda dunia.