PENERAPAN AUDIT MANAJEMEN DALAM MENGUKUR EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI FUNGSI PERSEDIAAN PADA BROTHER CUSTOMER CARE CENTRE SURABAYA

  PENERAPAN AUDIT MANAJEMEN DALAM MENGUKUR EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI FUNGSI PERSEDIAAN PADA BROTHER CUSTOMER CARE CENTRE SURABAYA Dian Eka Pratiwi, Ali Rasyidi, Siti Rosyafah

  Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya

  ABSTRAK

  Hasil audit ditemukan kelemahan pada 1 jenis part yang memiliki kekurangn stock yaitu pada part number LK7633001 jenis Print head. Saran penelitian perusahaan dapat melakukan pemisahan tugas antara fungsi penerimaan dan fungsi penyimpanan spare part sertamelakukan pengendalian terhadap spare

  part yang rusak dan hanya staf gudang yang diperbolehkan untuk keluar masuk

  gudang. Selain itu sisa spare part dikembalikan kepada bagian gudang, agar pengendalian terhadap spare part dapat berjalan dengan baik dan dapat terhindar dari kecurangan terhadap spare part seperti kelebihan spare part atau digunakan untuk kepentingan pribadi dan perusahaan tetapmempertahankan audit terhadap persediaan perusahaan karena dapat meminimalkan terjadinya efisiensi dan efektivitas terhadap persediaan spare part pada perusahaan.

  Kata kunci: Audit Manajemen, Efektivitas, Efisiensi,Persediaan ABSTRACT

  Audit results found weakness on 1 type of part that has a negative stock remaining on the part number LK7633001 type Print head. The company's research suggestions can separate the tasks between the reception function and the spare part storage function as well as control the damaged spare parts and only the warehouse staff are allowed in and out of the warehouse. In addition, the rest of the spare part is returned to the warehouse, in order to control the spare part can run well and can avoid the fraud of spare parts such as excess spare parts or used for personal interests and the company still maintains an audit of the company's inventory because it can minimize the occurrence of efficiency and Effectiveness of the spare part inventory on the company.

  Keywords: Audit Management, Effectiveness, Efficiency, Inventory PENDAHULUAN

  Agoes (2009:173) Audit manajemen adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi perusahaan, pihak independen termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut dilaksanakan secara efektif dan efesien. Salah satu unsur yang paling aktif dalam perusahaan dagang adalah persediaan. Tujuan akuntansi persediaan adalah untuk : 1. Menentukan laba-rugi periodik (income determination) yaitu melalui proses mempertemukan antara harga pokok barang dijual dengam hasil penjualan dalam satu periode akuntansi; 2. Menentukan jumlah persedian yang akan disajikan di dalam neraca.

  Stice dan Skousen (2009:571) Persediaan merupakan istilah yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau aktiva yang dimasukan secara langsung atau tidak langsung ke dalam barang yang akan diproduksi dan kemudian dijual. Penjualan akan menurun jika barang tidak tersedia dalam bentuk, jenis, mutu, dan jumlah yang diinginkan pelanggan. Jadi, penting bagi perusahaan untuk mengendalikan persediaan secara cermat untuk membatasi biaya penyimpanan yang terlalu besar.Persediaan sangat rentan terhadap kerusakan maupun pencurian. Menurut Bayangkara (2008:10) Efektivitas adalah tingkat keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya, baik ditinjau dari segi kualitas hasil kerja, maupun target bebas waktu. Efesiensi adalah perbandingan antara input (biaya) dan output (hasil) yang diharapkan dalam usaha untuk mencapai tujuan. Brother Customer Care Centre ini bergerak dibidang Jasa Service printer khusus produk Brother. Brother Customer Care Centre atau yang sering di sebut dengan Brother CCC ini adalah tempat service centre yang merupakan tanggapan dari Brother Indonesia sebagai pemegang resmi semua produk Brother di Indonesia terhadap permintaan pasar. Karena cukup banyak jenis produk dan mobilitas keluar masuk barang sehingga selalu terjadi kehilangan ataupun pencurian stok barang akibatnya diperlukan audit manajemen persediaan yang baik agar tidak terjadi penyelewengan dalam menjalankan tugas.Menurut Peneliti terdahulu Yuliana (2008) Mercu Buana dengan judul “Evaluasi Operasional Audit Atas Persediaan Pada Fungsi Pergudangan PT Alam Tri Abadi” pengendalian terhadap barang yang rusak itu sangat penting sehingga menghindari penumpukan barang rusak digudang dan menghemat biaya penyimpanan. Lion Saiful (2010) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dengan judul “Pengaruh Audit Operasional Terhadap Kinerja Non Keuangan

  Dengan Audit Atas Persediaan” lebih cermat memilih pengendalian intern perusahaan khususnya pada pengelolaan persediaan secara efektif, efisien dan ekonomis. Menurut Dida Harsono (2014) UNISKA Kediri dengan judul “Audit Manajemen Fungsi Persediaan Untuk Mendeteksi Dan Mencegah Kecurangan (Studi Kasus Pada CV. Harko Jaya Offset) perlunya membuat laporan penerimaan barang yang diserahkan kepada bagian keuangan sebagai bukti barang telah diterima.

  Tujuan dari penelitian ini adalah untukuntuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penerapan audit manajemen persediaan barang dan dapat diterapkan oleh Brother Customer Care Centre Surabaya. Research

  Question dalampenelitianinisebagaiberikut: Main Research Question

  Bagaimana penerapan audit manajemen dalam menilai efektifitas dan efesiensi fungsi persediaan Brother Customer Care Centre?

  Mini Research Question: a.

  Langkah-langkah apa sajakah yang dapat dilakukan untuk menilai efektifitas dan efesiensi fungsi persediaan? b.

  Bagaimanakah proses menilai efektifitas dan efisiensi fungsi persediaan dari tinjauan ekonomi pada audit manajemen yang dilakukan oleh Brother Customer Care Centre? c. Sejauhmanakah Brother Customer Care Centre memenuhisyaratpenerapan audit manajemen?

  Model Analisis:

  Audit manajemen pada fungsi persediaan berguna untuk Menganalisa efektivitas dan efisiensi fungsi persediaan. Analisa yang digunakan adalah sebaga iberikut: 1.

  Memeriksa kualitas spare part 2. Mengatur estimasi waktu untuk proses keluar masuk spare part agar sampai tujuan tepat waktu

3. Mengalokasikan biay apenyimpanan spare part

4. Memastikan ketersediaan spare part memadai dan mencukupi dalam beberapa waktu.

METODE PENELITIAN

  Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dimana penelitian ini menjelaskan tentang penerapan audit manajemen dalam menilai efektifitas dan efesiensi fungsi persediaan. Peneliti mencoba menemukan informasi awal dari Divisi Logistik, bagian yang pertama memberi informasi ketika peneliti mengawali aktifitas pengumpulan data tahun 2015. Sumber data yang diperoleh untuk menunjang dalam penelitianini adalah:

  1. Data Primer adalah data yang diambil secara langsung dari obyek penelitian dengan cara wawancara langsung.

  2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian.

  Pembahasan Batasan Masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk membatasi pembahasan pada pokok permasalahan penelitian saja. Ruang lingkup menentukan konsep utama dari permasalahan sehingga masalah-masalah dalam penelitian dapat dimengerti dengan mudah dan baikmaka penulis membahas masalah Penerapan Audit Manajemen dalam Mengukur Efektifitas dan Efesiensi Fungsi Persediaan pada Brother Customer Care Centre Surabaya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis kualitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Prosedur pemeriksaan disusun untuk mempermudah Internal Auditor dalam melakukan pemeriksaan agar dapat berjalan dengan baik dan terarah. Prosedur pemeriksaan merupakan tahap-tahap pemeriksaan yang akan dilaksanakan oleh internal auditor dalam melakukan pemeriksaan. Berikut ini akan dibahas prosedur pemeriksaan atas pengelolaan persediaan Brother CCC adalah sebagai berikut:

  Mulai Mengumpulkan informasi dari pihak manajemen mengenai kebijakan-kebijakan manajemen atas pengelolaan persediaan.

  Memahami struktur pengendalian intern atas persediaan perusahaan guna memahami prosedur pengelolaan persediaan.

  Menyusun daftar pertanyaan mengenai pengendalian internal perusahaan dengan jawaban “Ya” atau “Tidak”.

  Membuat kesimpulan mengenai Daftar Pertanyaan Pengendalian Internal dengan mengungkapkan kelemahan dan kelebihannya.

  Melakukan observasi atas Perhitungan persediaan (Stock Taking) di gudang yang dilakukan oleh bagian gudang dan diawasi oleh bagian akuntansi dan internal auditor.

  Minta Final Inventory List dan periksa mengenai harga, penjumlahan dan perkalian, kuantitas, jenis, dan totalnya.

  A A Periksa bahwa persediaan di gudang merupakan milik perusahaan dan persediaan yang ada ditempat lain. Pastikan bahwa persediaan terorganisir dengan baik dan penyimpanannya dibatasi oleh pembatas-pembatas untuk tiap jenis bahan baku dan barang jadi.

  Minta dokumen-dokumen yang berhubungan dengan persediaan, berupa dokumen pembelian bahan baku, bukti penerimaan bahan baku, kartu stok gudang, dan bukti pengeluaran barang jadi.

  Periksa dokumen-dokumen tersebut apakah telah dicatat dengan benar mengenai kuantitas, harga, dan jumlah.

  Periksa apakah dokumen-dokumen tersebut bernomor urut atau tidak. Lakukan rekonsiliasi jika perhitungan persediaan dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal neraca.

  Periksa kejadian-kejadian yang berhubungan dengan persediaan setelah tanggal neraca.

  Periksa Cut-off penjualan barang jadi dan Cut off pembelian bahan baku.

  Periksa apakah ada persediaan yang masih dalam perjalanan Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan buat usulan audit adjustment jika diperlukan.

  Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan. Sumber: Peneliti (2017)

  Gambar 1 Prosedur Audit Manajemen Fungsi Persediaan di Brother CCC

  Selesai

1. Kriteria (criteria), Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/kelompok di dalam perusahaan yang melakukan aktivitasnya.

  Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari Divisi LogistikBrother CCC Surabaya diperoleh hasil bahwa auditor internal bukanlah orang yang maha tahu, dan mereka tidak bisa diharapkan untuk mengetahui semua hal tentang operasi yang sedang diaudit.

  2. Penyebab (cause), Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif, misalnya program dapat berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Bersifat negatif, misalnya aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan.

  3. Akibat (effect), Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut. Akibat positif menunjukkan bahwa program/aktivitas telah terselenggara secara baik dengan tingkat pencapaian yang lebih tinggi dari kriteria yang telah ditetapkan. Akibat negatif menunjukkan program/aktivitas berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih rendah dari kriteria yang telah ditetapkan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang mendasari penilaian auditorterhadap efisiensi dan efektivitas pengelolaan persediaan pada Brother CCCadalah sebagai berikut: 1. Analisis Return on Total Assets untuk tahun 2015 sebesar 18,7% biladibandingkan dengan estimasi perusahaan sebesar 17% . Maka dengan Return

  on Total Assets sebesar 18,7% menunjukkan bahwa perusahaan dapatmengelola

  persediaannya dengan efisien, karena kegiatan utama perusahaanberasal dari pengelolaan persediaan.

  Rp. 1.081.847.016

  Return on Total Assets = ------------------------- X 100%

  Rp. 57.744.732,16 = 18,7% 2.

  Analisis Inventory Turn Over untuk tahun 2015 sebesar 7,4 kali bila dibandingkan dengan estimasi perusahaan sebesar 7 kali menunjukkan bahwa pengelolaan persediaan cukup efisien.

  Rp. 137.624.096

  Inventory Turn Over = ---------------------- X 100%

  Rp. 18.597.850 = 7,4 kali 3. Analisis Economic Order Quantiy (EOQ) untuk tahun 2015 untuk pembelian barang yang paling ekonomis sebanyak 252 spare part dan pemesanan yang paling ekonomis setiap 36 hari sekali, ini menunjukkan bahwa pemesanan persediaan sudah dilakukan dengan ekonomis sesuai dengan pemesanan yang telah dilakukan perusahaan setiap 5 minggu sekali dengan jumlah sebanyak 790spare part.

  Biaya Bahan Baku: 1.

  Kebutuhan spare partsetahun : 12.000 2. Harga / unit spare part: Rp 45.000 3. Biaya Pemesanan : a.

  Biaya variabel : Rp 12.000.000 b. Biaya tetap/ tahun : Rp 3.000.000 4. Biaya Penyimpanan : a.

  Biaya variabel : 10% b. Biaya tetap/tahun : Rp 20.000.000 2 x 12.000 x 12.000

  Economic Order Quantity = ----------------------------

  45.000 x 10% = 252 spare part

  Jadi, pembelian yang ekonomis sebesar 252 spare part T = 252

  • 12.000

  = 0,021 tahun atau setiap 36 hari 4. Perusahaan melakukan pencatatan persediaan dengan menggunakan Perpectual

  Inventory System dan penilaian persediaan dengan menggunakan FIFO Method sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Ini menunjukkan bahwa pencatatan dan penilaian persediaan telah efektif sesuai dengan tujuan perusahaan.

5. Pemisahaan fungsi dalam struktur pengendalian intern perusahaan cukup efektif, kecuali untuk bagian penerimaan yang merangkap sebagai menyimpanan barang.

  6. Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan transaksi persediaan telah diotorisasi dengan semestinya dan bernomor urut, serta distribusi dokumen- dokumen kepada fungsi lain berjalan dengan baik dan benar. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya.

  7. Penyimpanan bahan baku dan barang jadi di gudang dibatasi pemisah-pemisah sehingga letaknya menjadi teratur dan rapi dapat memudahkan dalam distribusi persediaan keluar masuk gudang sehingga dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dalam melakukan pengelolaan persediaan.

  8. Perusahaan melakukan perhitungan persediaan (Stock Taking) secara berkala tanpa pemberitahuan terlebih dahulu sehingga dapat mengurangi risiko kehilangan persediaan di gudang. Cara ini dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan persediaan.

  9. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan perusahaan yang berhubungan dengan pengelolaan persediaan telah dijalankan dengan benar sehingga dapat meningkatkan efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya.

  10. Perusahaan melakukan kontrak panjang dengan beberapa pemasok dan memilih beberapa pemasok terpilih yang memiliki kualifikasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang merupakan bentuk ekonomisasi perolehan sumber daya yang melibatkan pemasok dalam rencana operasinya. Dari analisis informasi tersebut, auditor dapat menentukan tujuan audit sementara (tentative audit objective), baik hasil audit part masuk maupun part keluar. Adapun hasil sementara audit part masuk maupun part keluar dapat dilihat pada tabel berikut dibawa ini :

  

Tabel 1

Data Persediaan

Brother CCC Surabaya

Part Part Part Part Part New Sisa

  

Number Name Masuk Keluar Bad Stok

  LK7133001 Print Head

  70

  61

  9 LK3197001 Print Head

  27

  17

  10 LK6090001 Print Head

  79

  67

  12 LK5374001 Print Head

  69

  54

  15 LK7633001 Print Head

  29 30 -1 LK6584001 Print Head

  45

  34

  11 Sumber data: Brother CCC Surabaya (2017) Berdasarkan hasil audit ditemukan 1 jenis part yang memiliki kekurangan

  

stock yaitu pada part number LK7633001 jenis Print head. Akan tetapi karena

hanya kurang 1 maka masih dapat diterima karena hanya selisih 1 part saja.

  Laporan persediaan yang seharusnya tidak ada kekuarangn stock pada spare part. Karena kekurangan pada jumlah persediaan akan berpengaruh terhadap penjualan. Sehingga untuk mengatasi kekurangan stok spare part seharusnya menggunakan metode FIFO dalam laporan persediaan. Diman dalam laporan FIFO barang yang masuk pertama keluar pertama juga

  Interprestasi

  Berdasarkan hasil penelitian yagn telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa pemeriksaan internal atas pengelolaan persediaan dilakukan oleh internal auditor perusahaan yang tentunya mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemeriksaan manajemen akan menentukan bagaimana pemeriksaan akan dilakukan agar tujuan pemeriksaan dapat tercapai. Tujuan pemeriksaan manajemen atas pengelolaan persediaan pada Brother CCC yaitu: a) untuk memeriksa apakah metode pencatatan persediaan sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan, b) untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan (Valuation), c) untuk mendeteksi kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam struktur pengendalian internal atas persediaan, serta memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan atas kelemahan-kelemahan pengendalian internal yang ditemukan guna perbaikan operasional perusahaan, d) untuk memeriksa apakah ada perangkapan fungsi dalam perusahaan yang dapat memberikan peluang terjadinya kecurangan, e) untuk memastikan bahwa persediaan yang ada di gudang sesuai dengan catatan akuntansi (Completeness), f) untuk memastikan bahwa persediaan benar-benar ada di gudang dan milik perusahaan (Existence), g) pos-pos persediaan telah diklasifikasikan dengan tepat (Classification) dan diungkapkan dengan benar (Disclosure), h) untuk mengevaluasi ekonomisasi, efisiensi dan efektivitas pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Prosedur pemeriksaan disusun untuk mempermudah Internal Auditor dalam melakukan pemeriksaan agar dapat berjalan dengan baik dan terarah.Perusahaan mesti dapat memperkirakan jumlahpersediaan yang ada, karena jumlah persediaan yang terlalu banyak atau terlalusedikit akan dapat memepengaruhi biaya yang akan dikeluarkan.Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2012, PSAK No.14), persediaan yaitu: “Persediaan adalah aset: 1.

  Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa 2. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, atau 3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

  Metode First-In,First-Out (FIFO)didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yangterlebih dahulu masuk. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatanyang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metodeidentifikasi khusus adalah tidak memungkinkan atau tidak praktis. FIFO memberikan kesempatan kecil untukmemanipulasi keuntungan karena pembebanan biaya ditentukan oleh urutanterjadinya biaya. Selain itu, didalam FIFO unit yang tersisa pada persediaanakhir adalah unit yang paling akhir dibeli, sehingga biaya yang dilaporkanakan mendekati atau sama dengan biaya penggantian diakhir periode.

  SIMPULAN

  Setelah dilakukan penelitian mengenai penerapan audit manajemen dalam mengukur efektifitas dan efisiensi fungsi persediaan pada Brother Customer Care Centre Surabaya, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

  1. Semua sistem pencatatan dan penilaian, distribusi dokumen, sistim otorisasi, dan pengendalian terhadap persediaan telah dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan, sehingga operasional perusahaan terutama yang berhubungan dengan persediaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Efektif artinya pengelolaan persediaan dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan agar tidak terjadi kelebihan dan kekurangan persediaan spare part. Efisiensi artinya pengelolaan persediaan dilakukan sesuai kebutuhan.

  2. Hasil audit ditemukan kelemahan pada 1 jenis part yang memiliki sisa stock negatif yaitu pada part number LK7633001 jenis Print head. Dalam tahap survey pendahuluan ini, dapat diperoleh informasi mengenai kegiatan penjualan perusahaan sebagai sumber pendapatan perusahaan dan bagaimana pencatatan dan pengelolaan piutang yang dilakukan di perusahaan karena tahap survey pendahuluan ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kegiatan usaha perusahaan.

  3. Perusahaan telah mempunyai struktur organisasi dengan pembagian tugas,wewenang dan tanggungjawab yang jelas, serta kebijakanpengelolaan persediaan yang baik, sehingga pelaksanaan dan pengendalianoperasional perusahaan dapat berjalan dengan efektif. Hal ini untukmenunjang pengelolaan persediaan yang efisien dan efektif.

4. Pengelolaan persediaan mulai dari pembelian spare part, penerimaan spare

  part , pengeluaran spare part, sampai proses untuk menggunakan spare part

  telah dilakukan sesuai dengan kebijakan danprosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan, sehingga pengelolaanpersediaan dapat dinilai efisien dan efektif sesuai dengan tujuanperusahaan.

  SARAN

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran yang mungkinberguna bagi perusahaan dalam memperbaiki struktur pengendalian internal atas persediaan adalah sebagai berikut:

  1. Perusahaan dapat melakukan pemisahan tugas antara fungsi penerimaan dan fungsi penyimpanan spare part, hal ini dilakukan untuk menghindari kecurangan yang dilakukan seperti menerima spare part tetapi tidak dimasukkan ke gudang atau spare part yang dimasukkan ke gudang tidak sesuai dengan laporan penerimaan spare part.

  2. Perusahaan melakukan pengendalian terhadap spare partyang rusak, seperti meminta bagian gudang untuk mengecek kembali atau meminta bagian penjualan untuk menjualnya dengan harga yang lebih murah. Hal ini untuk menghindari penumpukan spare part di gudang dan untuk menghemat biaya penyimpanan.

  3. Perusahaan dapat meningkatkan penerapan koordinasi bagian gudang dan pembelian agar selalu dapat melakukan control terhadap spare part seauai dengan kebutuhan perusahaan.

4. Hanya staf gudang yang diperbolehkan untuk keluar masuk gudang 5.

  Sisa spare part dikembalikan kepada bagian gudang, agar pengendalian terhadap spare part dapat berjalan dengan baik dan dapat terhindar dari kecurangan terhadap spare part seperti kelebihan spare part atau digunakan untuk kepentingan pribadi.

  6. Perusahaan selalu mempertahankan audit terhadap persediaan perusahaan karena dapat meminimalkan terjadinya efisiensi dan efektivitas terhadap persediaan spare part pada perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

  Agoes, Sukrisno. 2014. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh . Jakarta. Salemba Empat.

  Akuntan Publik Agus, Ristono. 2009. Manajemen Persediaan. Yogyakarta. Graha Ilmu.

  Alim, Nizarul, dkk. 2007. "Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Auditdengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi".

  Simposium Nasionl Akuntansi X;AVEP 08, hal. 1-26 Amrizal. 2004. "Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Auditor." Qiaksestanggal 25 Nopember 2015

  Ardini, Lilis dan Tjiptohadi Sawarjuwono. 2005. "Auditor's Competence in His ExperienceDisclosing Fraud." The Journal of Accounting, Management, and EconomicsResearch, Vol.5, No.1, h. 101-142.

  Arens, Alvin A Elder, Randal J, Beasly, Mark S. Beasley, 2010, Auditing and

  Assurance Service, An Integrated Approach , 19th Edition, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.

  Bayangkara, IBK. 2008. Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta.

  Salemba Empat. DiNapoli, Thomas P. "Red Flags for Fraud." State of New York Office of the StateComptroller. Diakses tanggal 25 Nopember 2015.

  Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor . Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

  terhadap Kualitas Audit

  Guntur, Yohanes S., Bambang Soepomo, dan Gitoyo. 2002. "Analisis Pengaruh Pengalamanterhadap Profesionalisme dan Analisis Pengaruh Profesionalisme terhadap Hasil Kerja (Outcomes): Studi Empiris Pada Auditor Internal Perusahaan ManufakturIndonesia." Jurnal Maksi. Vol.1.

  Harsono, Dida. 2014. Audit Manajemen Fungsi Persediaan Untuk Mendeteksi dan Mencegah Kecurangan (Studi Kasus Pada CV. Harko Jaya Offset). Skripsi.

  UNISKA Kediri. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Proftsional Akuntan Publik. Jakarta: SalembaEmpat.

  Koroy, Tri R. 2008. "Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh AuditorEksternal". Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 10, No.1, Hal 2233.

  Mayangsari, Sekar. 2003. "Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Terhadap PendapatAudit: Sebuah Kuasieksperimen". Jurnal Riset Akuntansi Vol. 6, No.1, Hal1-22.

  Indonesia.

  Saiful, Lion. 2010. Pengaruh Audit Operasional Terhadap Kinerja Non Keuangan Dengan Audit Atas Persediaan. Skripsi. Universitas Negeri Syarif Hidayatullah.

  Setiawan, Wawan. 2003. "Fraud: Suatu Tinjauan Teoritis". Kompak. No.7, Hal.

  137-154. Suradji. 2007. "Sinkronisasi Mekanisrne Good Corporate Governance, Manajernen Resiko,dan Fraud Audit." Paper disajikan pada Diponegoro

  Accounting's Harmony 2007. Keluarga Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonorni Universitas Diponegoro.Sernarang, 9 Juni 2007.

  Surnardi dan Pancawati Hardiningsih. 2002. "Pengaruh Pengalarnan terhadap Profesionalisrneserta Pengaruh Profesionalisrne terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja: Studi KasusAuditor BPKP." Jurnal Bisnis dan Ekonomi.

  Vol. 9, No.1, Hal. 1-25 Suryo, Aji. I999. "Deteksi Kecurangan Dalam Audit (Sebuah Tantangan Bagi Auditor)."Wahana. Vol. 2, No. I, Hal. 53-62.

  Swastika, Agung. 2008. "Penerapan Standar Umum Auditing pada BPK- RI."Majalah Pemeriksa, Septernber-Oktober 2008, h.18-19. Tim Penyusun Karnus, Pusat Pembinaan, dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1995. Jakarta: Balai Pustaka. Tim Penyusun Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). 2007. Standar

  Pemeriksaan Keuangan Negara. Jakarta: Badan Perneriksa Keuangan Republik Indonesia.

  Tirta, Rio dan Sholihin, Mahfud. 2004. "The Effects of Experience and TaskSpesificKnowledge On Auditors' Performance In Assessing A Fraud Case". Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol 8, No. 1.

  Tuanakotta, Theodorus M. 2007. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.