TEORI DAN PRAKTEK PERENCANAAN PENDIDIKAN

TEORI DAN PRAKTEK
PERENCANAAN PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Dr. Taufiqurrahman, M.Pd.I
Oleh
: Abd. Mu‘Is
: Ach. Fa’iq
: Ade Mandala
: Ahmad Shodiq

• Menurut Moore (1974) teori merujuk pada
suatu usaha. Selain itu teori juga merupakan
usaha untuk menjelaskan sesuatu yang
mungkin terjadi di masa datang. Teori juga
diartikan sebagai kebalikan dari sebuah
praktek.
• John Dewey yaitu teori “ learning by doing”
belajar dengan mempraktikkan.

Nana S. Sukmadinata (1997)
mengemukakan 4 (empat ) teori

pendidikan, yaitu :






Pendidikan klasik
Pendidikan pribadi
Pendidikan teknologi
Pendidikan intraksional

Menurut Hudson teori perencanaan
meliputi :








Teori Sinoptik,
Teori Inkremental,
Teori Transaktif,
Teori Advokasi,
Teori Radial Dan
Teori SITAR tambahan Tanner (1981)

TEORI SINOPTIK
• Disebut juga system planning, rational sistem approach,
rasional comprehensive planning. Menggunakan model
berpikir system dalam perencanan, sehingga objek
perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang
bulat, dengan satu tujuan yang disebut visi. Langkahlangkah dalam perencanaan ini meliputi:
• Pengenalan masalah
• Mengestimasi ruang lingkup problem
• Mengklasifikasi kemungkinan pengetahuan
• Menginvestigasi problem
• Memperediksi alternative
• Mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik


TEORI INKREMENTAL
• Didasarkan pada kemampuan institusi dan
kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi dan
tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi
perencanaan ini menekankan perencanaan
dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud
dengan desentralisasi dalam teori ini adalah
seorang perencana dalam merencanakan obyek
tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu
mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan.

TEORI TRANSACTIVE
• Menekankan pada hakikat individu yang
menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan
bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi
yang transactive yaitu berkembang dari
individu ke individu secara keseluruhan. Ini
berarti penganutnya juga menekankan
pengembangan individu dalam kemampuan

mengadakan perencanaan.

TEORI ADVOCASY
• Menekankan hal-hal yang bersifat umum,
perbedaan individu dan daerahnya.
• Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum
secara nasional. Karena ia meningkatkan kerjasama
secara nasional, toleransi, kemanusiaan,
perlindingan terhadap minoritas, menekankan hak
sama, dan meningkatkan kesejahtraan umum.
Perencanaan yang memakai teori ini tepat
dilaksanakan oleh pemerintah / atau badan pusat.
• advocacy = mempertahankan dengan
argumantasi).

TEORI RADIKAL
• Teori ini menekankan pentingnya kebebasan
lembaga atau organisasi lokal untuk melakukan
perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat
dengan cepat mengubah keadaan lembaga

supaya tepat dengan kebutuhan.
• Perencanaan ini bersifat desentralisasi.
• Dengan kata lain teori radikal mengiginkan agar
lembaga pendidikan dapat mandiri menangani
lembaganya. Begitu pula pendidikan daerah
dapat mandiri menangani pendidikannya.

TEORI SITAR
• Gabungan kelima disebut juga complementary
planning process.
• Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas
sehingga lebih lengkap. Karna teori ini
memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau
lembaga tempat perencanaan itu akan diaplikasikan.
• huruf S (SITAR) adalah menunjuk huruf awal dari
teori situational. Berarti teori ini ialah menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi lembaga pendidikan dan
masyarakat.

Praktik Perencanaan Pendidikan


• Praktek perencanaan pendidikan terkait erat
dengan struktur penduduk. Ada empat praktek
dalam perencanaan pendidikan, yaitu ;
• (a) kebutuhan social (social demand),
• (b) ketenagakerjaan (manpower),
• (3) pendekatan untung rugi (cost and benefit),
• (4) analisis pembiayaan ( cost efectiveness),
• (5) pendekatan terpadu.


Usman, Husaini, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan; Bumi Aksara, Jakarta. 2006. hlm. 35

.

Praktek Kebutuhan social
(social demand)
• Model ini didasarkan atas keperluan masyarakat saat
ini dan menitik beratkan pada pemerataan
pendidikan seperti wajib belajar (wajar 9 tahun).

• Kekurangannya pendekatan model ini adalah;
• (1) mengabaikan alokasi dalam skala nasional,
• (2) mengabaikan kebutuhan perencanaan
ketenagakerjaan,
• (3) cenderung hanya menjawab problem pemerataan
dengan lebih mengutamakan kuantitas daripada
kualitas pendidikan.

Praktek Ketenagakerjaan
(manpower)

• Praktek perencanaan pendidikan ini
mengutamakan keterkaitan sistem pendidikan
dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
• mempertemukan antara dunia pendidikan
dengan dunia kerja.
• Contoh praktik system link and match,
magang, pendidikan profesi, pengembangan
smk dsb.


Pendekatan untung rugi
( cost and benefit )

• Dalam praktek perencanaan ini dibuat
perhitungan perbandingan antara biaya yang
dikeluarkan untuk penyelengaraan pendidikan
serta keuntungan yang akan siperoleh dari
hasil pendidikan. Pendekatan ini melihat
pendidikan sebagai upaya investasi yang harus
memberikan keuntungan nyata pada saat
nanti.

Teori cost efectiveness (pembiayaan)
• praktek perencanaan pendidikan ini
menitikberatkan pada pemanfaatan biaya
secermat mungkin untuk mencapai hasil
pendidikan seoptimal mungkin, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Pendidikan ini
diadakan jika benar-benar memberikan
keuntungan yang relative pasti.

• Contoh praktik program magister management,
magister bisnis administrasi, kursus-kursus dsb

Pendekatan terpadu
• Pendekatan terpadu dapat digunakan untuk
menjembatani berbagai kepentingan akan
tujuan output pendidikan. Apalagi dalam islam
dikenal akan adanya dua kebutuhan duniawi
dan ukhrowi sehingga pendekatan yang
digunakan untuk pendidikan tentu semestinya
mencakup kedua kebutuhan tersebut.

Sekian Terima Kasih
Jaza Kumullahu Khairan
Wassalamualaikum Wr. Wb







Sinoptik : ringkas, singkat. iktishar
Inkremental /
Advocasi : pembelaan, anjuran
Radikal : akar seseatu, tegas dlam bertindak, sangat
keras dlam menuntut perubahan, secra
mendasar/prinsipil
• Trnsaktiv : pemindahan,
• desentralisasi : pemberian wewenang dri pmrintah kpd
pmrintah dibwahnya untuk mengatur lembaganya.