PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DI INDONESI (2)

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA
Pengelolaan Sumber Daya Alam
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah potensi sumber daya yang terkandung dalam
bumi (tanah), air, dan dirgantara yang dapat didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingan manusia. SDA dibagi menjadi dua yaitu SDA yang dapat diperbaharui dan SDA
yang tidak dapat diperbaharui:
SDA yang dapat diperbaharui ialah sumber daya alam yang dapat diusahakan kembali
keberadaannya dan dapat dimanfaatkan secara terus-menerus, contohnya: air, udara, tanah,
hewan dan tumbuhan meliputi air, tanah, tumbuhan dan hewan. SDA ini harus kita jaga
kelestariannya agar tidak merusak keseimbangan ekosistem.
Cekungan di daratan yang digenangi air terjadi secara alami disebut danau, misalnya Danau Toba
di Sumatera Utara. Sedangkan cekungan di daratan yang digenangi air terjadi karena buatan
manusia disebut waduk, misalnya waduk Sermo di Kulon Progo dan Waduk Gajah Mungkur di
Wonogiri (Jateng).
Udara yang bergerak dan berpindah tempat disebut angin. Lapisan udara yang menyelimuti bumi
disebut atmosfer. Lapisan Ozon berfungsi untuk melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang
dipancarkan oleh matahari. Angin dapat dimanfaatkan juga sebagai sumber energi dengan
menggunakan pembangkit listrik kincir angin.
Tanah adalah lapisan kulit bumi bagian atas yang terbentuk dari pelapukan batuan dan bahan
organik yang hancur oleh proses alamiah. Tanah banyak dimanfaatkan untuk menanam sumber
daya alam pertanian. Pertanian meliputi tanaman untuk makanan pokok, seperti padi, jagung dan

sagu. Palawija terdiri dari ubi-ubian dan kacang-kacangan; dan holtikultura yang meliputi
berbagai jenis sayuran dan buah-buahan.
Hewan di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua, yaitu hewan liar dan hewan piaraan. Hewan
liar ialah hewan yang hidup di alam bebas dan dapat mencari makan sendiri, misalnya dari jenis
burung, ikan dan serangga. Hewan piaraan ialah hewan yang dipelihara untuk sekadar hobi atau

kesenangan semata, misalnya burung perkutut, marmut, kucing dan kakaktua. Hewan ternak
ialah hewan yang dikembangbiakkan untuk kemudian dimanfaatkan atau diperjualbelikan.
Masalah Sumber Daya Alam Struktur Penguasaan Sumber Daya Alam
Indonesia merupakan negeri yang berlimpah akan sumber daya alamnya, baik berupa
benda mati maupun benda hidup yang berada di negeri kita ini yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Terutama minyak bumi, gas alam, beberapa jenis barang
tambang, mineral, hutan tropis dengan berbagai jenis kayu dan hasil hutannya, kekayaan laut,
dan sebagainya.
Seperti yang kita ketahui bahwa sumber daya alam ada yang dapat diperbaharui namun
juga ada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Semuanya memiliki potensi yang
dapat diusahakan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, tergantung dari kemampuan
manusianya untuk mengelola. Sejalan dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945
yang menentukan bahwa bumi,air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Persoalan Sumber Daya Alam :
·

Penebangan liar

·

Penambangan tanpa ijin

·

Pencurian ikan

·

Pemanasan global

·

Bencana alam (banjir, tsunami, gempa bumi, longsor, dan lain-lain)


·

Limbah

·

Kebakaran hutan

·

Polusi udara

·

Gagal panen

·

Pencemaran sungai

Permasalahan lingkungan :
v Pencemaran lingkungan: pencemaran air, udara, masalah Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun, dan lain-lain yang disebabkan karena human error (eksploitasi berlebihan)

v Kerusakan sumber daya alam: masalah erosi lahan, kepunahan plasma nutfah dan lain sebagainya
yang ditimbulkan karena bencana alam
v Masalah pemukiman : sanitasi, air bersih, kesehatan lingkungan, dan lain-lain.
Tujuan pengaturan terkait Sumber Daya Alam :
§ Pelestarian/ Mencegah eksploitasi berlebihan, pengembangan
§ Penyelamatan (UU Kehutanan)
§ Menangani tindak kriminalitas
§ Pengelolaan
Pengelolaan Sumber Daya Alam :
·

Melingkupi bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. (Pasal 33 Ayat 3
UUDN RI 45)

·


Diperluas dengan unsur “ruang angkasa“ (UU Nomor 5 Tahun 1960 ® UUPA).
Ketentuan pasal 33 ayat (3) UUD 1945 memberikan penegasan tentang :

·

Memberikan kekuasaan kepada negara untuk “menguasai” bumi dan air serta kekayaan alam
yang terkandung di dalanya sehingga negara mempunyai “hak menguasai”. Hak ini adalah hak
yang berfungsi dalam rangkaian hak-hak penguasaan sumber daya alam di Indonesia.

·

Membebaskan serta kewajiban kepada negara untuk mempergunakan sumber daya alam yang ada
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pengertian sebesar-besar kemakmuran rakyat
menunjukkan kepada kita bahwa rakyatlah yang harus menerima manfaat kemakmuran dari
sumber daya alam yang ada di Indonesia.

Kebijakan sumber Daya Alam Struktur Penguasaan sumber daya alam
Arah kebijakan pembangunan bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup :
a. Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi.

b. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan melakukan
konservasi, rehabilitasi dan penghematan penggunaan dengan menerapkan teknologi ramah
lingkungan.

c. Mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam
pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan pemeliharaan lingkungan hidup
sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga yang diatur dengan undang-undang.
d. Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dnegan
memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang
berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal, serta penataan ruang yang
pengusahaannya diatur dengan undang-undang.
e. Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian kemampuan, keterbatasan
sumber daya alam yang dapat diperbaharui untuk mencegah kerusakan yang tidak dapat balik.
Kebijakan bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup ditujukan untuk :
1. Mengelola sumber daya alam, yang dapat diperbaharui maupun tidak melalui penerapan
teknologi ramah lingkungan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.
2. Menegakkan hukum secara adil dan konsisten untuk menghindari kerusakan sumber daya alam
dan pencemaran lingkungan.
3. Mendelegasikan kewenangan dan tanggung jawab kepada pemerintah daerah dalam pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap.

4. Memberdayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat global.
5. Menerapkan secara efektif penggunaan indikator-indikator untuk mengetahui keberhasilan
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
6. Memelihara kawasan konservasi yang sudah ada dan menetapkan kawasan konservasi baru di
wilayah tertentu, dan
7. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan lingkungan global.

Dominasi SDA di Indonesia
Dominasi Swasta Pada Pengelolaan Sumberdaya Alam Indonesia Di Indonesia terdapat
dua kategori badan usaha yaitu badan usaha milik negara dan badan usaha swasta. Kedua badan
usaha tersbut sama-sama mengelola sumber daya alam Indonseia. Pada sektor hutan, Indonesia
memiliki PT Perkebunan Nusantara dan 274 perusahaan pemegang HPH dengan arela seluas

20.899.673 ha. Sedangkan perusahaan kehutanan yang masuk dalam BUMN hanya tiga yaitu
Perum Perhutani, PT Perkebunan Nusantara, dan PT Inhutani.
Pada sektor air, di Indonesia terdapat satu perusahaan yakni Perum Jasa Tirta yang salah
satu bidang usahanya adalah menyediakan air baku, sedang perusaah air (air minum) di
Indonesia terdapat 50 perusahaan air minum dalam kemasan. Pada sektor migas hanya terdapat
satu perusaahaan negara yaitu Pertamina, sedang jumlah perusahaan migas swasta berjumlah 41.

Aset pertamina hanya sekitar 22.244 barel pada tahun 2012, sedang aset perusahaan swasta
mencapai 710.190 barel. Hampir seluruh sektor mineral batubara yang ada di Indonesia dikelola
oleh badan usaha swasta, seperti PT Freeport Indonesia, PT Newmont Nusa Tenggara, PT
Newmont Minahasa Raya dan lain sebagainya.
Berdasarkan data-data di atas, maka dapatlah diketahui bahwasanya pengelolaan
sumberdaya alam di Indonesia lebih cenderung dilakukan oleh badan usaha swasta daripada
badan usaha milik negara. Sehingga tujuan pencapaian kemakmuran rakyat dari hasil
pengelolaan sumberdaya alam agaknya sulit tercapai, sebab pengelolaan sumber daya alam di
Indonesia telah didominasi oleh badan usaha swasta yang kontribusinya terhadap bangsa
Indonesia bisa dikatakan hanya sebatas membayar pajak dan iuran bukan pajak.
1. Masalah Penguasaan Sumber Daya Alam Indonesia
Penguasaan dan pengelolaan SDA di Indonesia berada di sekelompok orang yang menguasai
lahan puluhan juta hektare, seperti pertambangan dan perkebunan sawit. Hal ini menghadirkan
kenyataan yang bertolak belakang untuk dua generasi berbeda. Di satu sisi generasi muda
diminta menjaga keberlanjutan lingkungan, namun di sisi lain, generasi sebelumnya
mengeksploitasi kekayaan SDA
Demikian pernyataan Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia Elfian Effendi. Elfian lebih
lanjut mengatakan, "SDA diekspor, sebagai bahan mentah. Bahkan ada yang dipergunakan untuk
alat perebutan kekuasaan, di tingkat nasional maupun di daerah," imbuhnya. Hal ini juga
berkaitan dengan masalah kebijakan. Pemerintah menetapkan rencana induk Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang membagi wilayah Indonesia menjadi koridor
ekonomi dan dianggap ancaman terhadap kelestarian lingkungan.

Emil Salim, mantan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Indonesia
menyatakan pula kegundahannya melihat fenomena kerusakan lingkungan Indonesia. Menurut
Emil, pembangunan tidak boleh menitikberatkan aspek ekonomi semata. Tetapi harus
memperhatikan dua aspek lain--sosial dan lingkungan. Ia menegaskan, bahwa tahun 2045 Bumi
sudah tidak akan mampu lagi menyokong kehidupan sembilan miliar penduduk dunia.
Paparan Kementerian LH dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup 2011 lalu menyebut, laju
kerusakan hutan masih lebih cepat dibandingkan laju pemulihannya. Kerusakan hutan sekitar 1,1
juta hektare per tahun di Indonesia, sedangkan kemampuan pemulihan lahan yang telah rusak
hanya sekitar 0,5 juta hektare per tahun. Akibatnya, kondisi kerusakan lingkungan terjadi hampir
di seluruh pelosok Indonesia dan menimbulkan berbagai bencana alam.
2. Kebijakan Sumber Daya Alam Di Indonesia
a. Arah Kebijakan Bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup dalam GHBN
1999 – 2004


Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi.




Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan
melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan penggunaan, dengan menerapkan teknologi
ramah lingkungan.



Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian kemampuan
keterbaharuan dalam pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui untuk mencegah
kerusakan yang tidak dapat balik.



Mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan pemeliharaan lingkungan
hidup sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga, yang diatur dengan undang-undang.




Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan
memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang
berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal serta penataan ruang, yang
pengusahaannya diatur dengan undang-undang.

b. Arah kebijakan dalam pengelolaan sumber daya alam dalam TAP MPR No. IX/MPR/2001
tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam :


Melakukan pengkajian ulang terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam dalam rangka sinkronisasi kebijakan antarsektor
yang berdasarkan prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud Pasal 5 Ketetapan ini.



Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan berbagai sumber daya alam melalui identifikasi
dan inventarisasi kualitas dan kuantitas sumber daya alam sebagai potensi dalam pembangunan
nasional.



Memperluas pemberian akses informasi kepada masyarakat mengenai potensi sumber
daya alam di daerahnya dan mendorong terwujudnya tanggung jawab sosial untuk menggunakan
teknologi ramah lingkungan termasuk teknologi tradisional.



Memperhatikan sifat dan karakteristik dari berbagai jenis sumber daya alam dan
melakukan upaya-upaya meningkatkan nilai tambah dari produk sumber daya alam tersebut.



Menyelesaikan konflik-konflik pemanfaatan sumber daya alam yang timbul selama ini
sekaligus dapat mengantisipasi potensi konflik di masa mendatang guna menjamin terlaksananya
penegakan hukum dengan didasarkan atas prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud Pasal 5
Ketetapan ini.



Menyusun strategi pemanfaatan sumber daya alam yang didasarkan pada optimalisasi
manfaat dengan memperhatikan kepentingan dan kondisi daerah maupun nasional.
c. Parameter Kebijakan PSDA bagi Pembangunan Berkelanjutan
Reformasi pengelolaan sumber daya alam sebagai prasyarat bagi terwujudnya pembangunan
berkelanjutan dapat dinilai dengan baik apabila terumuskan parameter yang memadai. Secara
implementatif, parameter yang dapat dirumuskan diantaranya:



Desentralisasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan
mengikuti prinsip dan pendekatan ekosistem, bukan administratif.



Kontrol sosial masyarakat dengan melalui pengembangan transparansi proses
pengambilan keputusan dan peran serta masyarakat .

Pendekatan utuh menyeluruh atau komprehensif dalam pengelolaan sumber daya alam



dan lingkungan hidup.
Keseimbangan antara eksploitasi dengan konservasi dalam pengelolaan sumber daya



alam dan lingkungan hidup sehingga tetap terjaga kelestarian dan kualitasnya secara baik.
Rasa keadilan bagi rakyat dalam pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup.



d. Visi Pengelolaan Sumber Daya Alam
“Terwujudnya Lingkungan Hidup yang handal dan proaktif, serta berperan dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan, dengan menekankan pada ekonomi hijau”.
e. Misi Pengelolaan Sumber Daya Alam
Mewujudkan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup terintegrasi,



guna mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan, dengan menekankan pada ekonomi
hijau;


Melakukan koordinasi dan kemitraan dalam rantai nilai proses pembangunan untuk
mewujudkan integrasi, sinkronisasi antara ekonomi dan ekologi dalam pembangunan
berkelanjutan;



Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran sumber daya alam
dan lingkungan hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup;



Melaksanakan tatakelola pemerintahan yang baik serta mengembangkan kapasitas
kelembagaan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terintegrasi.
Secara umum, sasaran pembangunan yang ingin dicapai adalah mewujudkan perbaikan fungsi
lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam yang mengarah pada pengarusutamaan
prinsip pembangunan berkelanjutan. Sasaran khusus yang hendak dicapai adalah:



Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan sungai, danau, pesisir dan laut,
serta air tanah;



Terlindunginya kelestarian fungsi lahan, keanekaragaman hayati dan ekosistem hutan;



Membaiknya kualitas udara dan pengelolaan sampah serta limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3);



Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup terintegrasi.
3. Dominasi Sumber Daya Alam di Indonesia
Indonesia adalah negara dengan kekayaan alam yang sangat besar. Menyimpan banyak sumber
mineral, energy, perkebunan , hasil hutan dan hasil laut yang melimpah.
Saat ini Indonesia berada pada peringkat 6 dalam hal cadangan emas, nomor 5 dalam produksi
tembaga, berada pada urutan 5 dalam produksi bauksit, penghasil timah terbesar di dunia setelah
Cina, produsen nikel terbesar ke dua di dunia. Tambang Grasberg Papua adalah tambang terbesar
di dunia. Kesimpulannya negara ini berada dalam urutan teratas dalam hal raw material.
Negara ini adalah produsen sumber energi terbesar. Berada pada urutan nomor 2 eksportir
batubara di dunia setelah Australia, eksportir gas alam bersih LNG terbesar di dunia,
seperempatnya dikirim ke Singapura. Eksportir terbesar gas alam cair setelah Qatar dan
Malaysia.
Dalam hal komoditi perkebunan Indonesia berada pada nomor 1 dalam produksi CPO, produsen
karet terbesar di dunia, berada dalam urutan 3 dalam hal produksi kakao, merupakan produsen
kopi terbesar di dunia bersama Vietnam dan Brasil.
Akibatnya Indonesia menjadi sasaran utama investasi Internasional dalam rangka memburu
bahan mentah. Umumnya investasi internasional berasal dari negara-negara industri maju.
Tujuan utama investasi internasional di Indonesia adalah mengeruk bahan mentah. Sangat langka
investasi asing di Indonesia membangun Industri.

DAFTAR PUSTAKA :
http://news.okezone.com/read/2014/04/07/337/966505/pengelolaan-sumber-daya-alamindonesia-belum-maksimalkatnya
http://desi-rosdiana.blogspot.co.id/
http://ahmadeibrahim.blogspot.co.id/2015/03/pengelolaan-sumber-daya-alam-di.html
http://garintaamalia.blogspot.co.id/2015/04/12-kebijakan-sumber-daya-alam-struktur.html