AUTENTISITAS PEMBELAJARAN PADA MODEL PEM

AUTENTISITAS PEMBELAJARAN PADA MODEL
PEMBELAJARAN “PROJECT BASED LEARNING ( PjBL )”
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA
MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS XI BUSANA 4
SEMESTER GENAP SMK
NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
2014/2015
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kurikulum dan pembelajaran terus berubah seiring dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran dengan model
konvensional mulai banyak ditinggalkan karena tidak sesuai lagi dengan
kebutuhan dan karakter peserta didik. Banyak model-model pembelajaran baru
yang ditawarkan, namu banyak pula guru yang sudah terlanjur merasa nyaman
dengan model pembelajaran yang dipraktikkan sekarang. Sehingga untuk berani
mengubah tradisi lama menuju pembelajaran baru masih menjadi masalah bagi
sebagian guru.
Penerapan Kurikulum 2013 sebagai awal dari perubahan di bidang kurikulum
mengedepankan pembelajaran yang berpusat pada siswa (students centered
learning). Guru sebagai pengajar dituntut untuk mampu menerpakan materi dan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta

didiknya. Akan tetapi praktiknya belum semua guru mampu untuk menentukan
dan merancang strategi dan materi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum
yang berlaku. Guru juga masih kesulitan dalam menerapkan metode yang dapat
menumbuhkan semangat belajar yang tinggi pada siswa dan memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa untuk mencapai prestasi yang
optimal.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Surakarta merupakan salah satu
sekolah yang

ditunjuk sebagai sekolah pilot untuk mengawali penerapan

1

2

Kurikulum 2013 yang mendampingi beberapa sekolah kejuruan yang lain di
wilayah kota Surakarta. Sebagian besar guru telah mengikuti pelatihan
implementasi Kurikulum 2013 yang menekankan pada Pembelajaran Saintifik.
Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PBL) merupakan
salah satu model pembelajaran saitifik yang direkomendasikan dalam Kurikulum

2013. Project Based Learning adalah pembelajaran melibatkan siswa dalam suatu
kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa mulai dari
merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil
kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana “Problem-Based Learning” diterapkan dalam pembelajaran
Bahasa Inggris?
b. Apakah penerapan “Project-Based Learning” sesuai prinsip pembelajaran
autentik dapat meningkatkan hasil belajar pada aspek Sikap ?
c. Apakah penerapan “Project-Based Learning” sesuai prinsip pembelajaran
autentik dapat meningkatkan hasil belajar pada aspek Pengetahuan dan
Ketrampilan ?
3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini
bertujuan :
a. Untuk mengetahui bagaimana “Problem-Based Learning” diterapkan

dalam pembelajaran Bahasa Inggris.

b. Untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran pada aspek Sikap

dengan menerapkan “Project-Based Learning” sesuai prinsip pembelajaran
autentik .

3

c. Untuk

mengetahui

peningkatan

hasil

pembelajaran

pada

aspek


Pengetahuan dan Ketrampilan dengan menerapkan “Project-Based
Learning” sesuai prinsip pembelajaran autentik
4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan:
a. Manfaat Praktis
1) Memberikan masukan atau sebagai bahan pemikiran kepada guru maupun
tenaga kependidikan lainnya agar lebih cermat dalam menentukan model
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.
2) Memberikan masukan bagi para pendidik dalam pemilihan strategi
pembelajaran, bahwa perlu adanya inovasi metode dalam pembelajaran yang
diharapkan dapat memberikan efektifitas dalam pembelajaran.
b. Manfaat Teoritis :
1) Menambah wawasan bagi para pendidik dalam menggunakan model
Pembelajaran “Project-Based Learning”.
2) Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam mendukung
teori-teori yang telah ada berhubungan dengan masalah yang diteliti.
B. KAJIAN TEORI
1. Autentisitas Pembelajaran
Autentisitas berasal dari bahasa Inggris “authenticity” . Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia versi online, autentisitas adalah kata benda yang berarti
keaslian/ kebenaran. Dalam bidang pembelajaran kata autentisitas sering
dihubungkan dengan istilah “real world” atau sesuai dengan dunia nyata.
Newmann dan Wehlage (1993) mengajukan

lima kriteria yang dapat

digunakan untuk membedakan tingkat autentitas (keaslian) sebuah pembelajaran:
(1) sejauh mana yang siswa diwajibkan untuk menggunakan keterampilan berpikir
tingkat tinggi? (2) Sedalam apa pengetahuan dan pemahaman yang dicapai siswa?
(3) Pada tingkat apa kegiatan belajar atau penilaian memiliki nilai dan makna di
luar kelas? (4) Sampai sejauh mana siswa diminta untuk mendiskusikan, belajar,

4

dan memahami substansi subjek? (5) Seberapa baik penilaian dapat mengukur
harapan, rasa hormat, dan tingkat ketercakupan siswa dalam proses pembelajaran?
McAllister (2000) Dalam artikel yang berjudul “The authenticity of authentic
assessment. What the research says... or doesn’t say. Using authentic assessment
in vocational education” menambahkan bahwa autentisitas dalam pembelajaran

berdampak pada proses metakognisi. Metakognisi adalah kemampuan untuk
mengatur diri dalam pembelajaran, dengan cara membuat rencana, melaksanakan,
dan

memonitor

pembelajarannya

sendiri.

Dalam

pembelajaran

autentik

kemampuan metakognitif siswa bertambah karena siswa turut serta dalam
memberikan penilaian diri pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Model Pembelajaran Project-Based Learning
Pembelajaran Berbasis Proyek ( Project Based Learning / PjBL) adalah model

pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran.
Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun
(a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek
kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini
akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.komplek dan melatih serta
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukaninsvestigasi dan
melakukan kajian untuk menemukan solusi permasalahan.
Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang dalam rangka: (1) Mendorong dan
membiasakan

siswa

untuk


menemukan

sendiri

(inquiry),

melakukan

penelitian/pengkajian, menerapkan keterampilan dalam merencanakan (planning
skills), berfikir kritis (critical thinking), dan penyelesaian masalah (problemsolving skills) dalam menuntaskan suatu kegiatan/proyek. (2) Mendorong siswa

5

untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

tertentu ke dalam

berbagai konteks (a variety of contexts) dalam menuntaskan kegiatan/proyek yang
dikerjakan. (3) Memberikan peluang kepada siswa untuk belajar menerapkan
interpersonal skills dan berkolaborasi dalam suatu tim sebagaimana orang

bekerjasama dalam sebuah tim dalam lingkungan kerja atau kehidupan nyata.
Secara jelas langkah-langkah pembelajaran dengan model Project-Based
Learning dapat digambarkan dalam diagram dibawah :

3. Hasil Belajar dan Penilaian Autentik
Dalam Permendikbud No 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian , penilaian
pendidikan didefinisikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian
otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan,

ulangan

harian,

ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi,
ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang
diuraikan sebagai berikut.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki peran antara lain untuk
membantu peserta didik mengetahui capaian pembelajaran (learning outcomes).
Berdasarkan penilaian hasil belajar oleh pendidik, pendidik dan peserta


didik

dapat memperoleh informasi tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran
dan belajar.
Dengan mengetahui kelemahan dan kekuatannya, pendidik dan peserta didik
memiliki arah yang jelas mengenai apa yang harus diperbaiki dan dapat
melakukan refleksi mengenai apa yang dilakukannya dalam pembelajaran dan

6

belajar. Selain itu bagi peserta didik memungkinkan melakukan proses transfer
cara

belajar

tadi

untuk


mengatasi kelemahannya (transfer of learning).

Sedangkan bagi guru, hasil penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan
alat untuk mewujudkan akuntabilitas profesionalnya, dan dapat juga digunakan
sebagai dasar dan arah pengembangan pembelajaran remedial atau program
pengayaan bagi peserta didik yang membutuhkan, serta memperbaiki rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan proses pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan wujud
pelaksanaan tugas profesional pendidik sebagaimana termaktub dalam UndangUndang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Penilaian hasil belajar
oleh pendidik tidak terlepas dari proses pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian
hasil belajar oleh pendidik menunjukkan kemampuan guru sebagai pendidik
profesional.
Dalam konteks pendidikan berdasarkan standar (standard-based education),
kurikulum

berdasarkan

kompetensi

(competency-based

curriculum),

dan

pendekatan belajar tuntas (mastery learning) penilaian proses dan hasil belajar
merupakan parameter tingkat pencapaian kompetensi minimal. Untuk itu,
berbagai pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran perlu
dikembangkan untuk memfasilitasi peserta didik agar mudah dalam belajar dan
mencapai keberhasilan belajar secara optimal.
Kurikulum 2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian autentik (authentic
assesment). Secara paradigmatik penilaian autentik memerlukan perwujudan
pembelajaran autentik (authentic instruction) dan belajar autentik (authentic
learning). Hal ini diyakini bahwa penilaian autentik lebih mampu memberikan
informasi kemampuan peserta didik secara holistik dan valid.
4. Kerangka Berfikir
Dari beberapa kajian teori yang telah dibahas maka kerangka berfikir pada
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Hasil belajar yang rendah
dipercaya dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran “Project
Based Learning”. Penerapan model pembelajaran ini harus sesuai dengan sintaks

7

pembelajaran saintifik yang baku dan berpegang pada karakteristik pembelajaran
autentik .

C. PEMBAHASAN DAN HASIL
1. Rencana Tindakan
a. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan selama tiga bulan dengan mengambil data kondisi awal
pada semester gasal dan pelaksanaan tindakan dilakukan pada semester dua pada
tahun pelajaran 2014/2015 . Tempat penelitian adalah di SMK Negeri 4 Surakarta
dan subyek penelitian adalah siswa kelas XI Busana 4 yang berjumlah 30 orang
yang mana peneliti mengajar pada kelas tersebut.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Data Kondisi
awal yang berupa nilai harian mencakup aspek sikap, pengetahuan dan
ketrampilan; (2) Data Siklus 1 yang berupa nilai hasil belajar pada aspek sikap,
pengetahuan dan ketrampilan pada akhir siklus 1; (3) Data Siklus 2 yang berupa
nilai hasil belajar pada aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan pada akhir
siklus 2.
c. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
tes dan metode non tes . Metode tes digunakan untuk mengetahui nilai hasil
belajar pada aspek pengetahuan dan ketrampilan, serta metode non tes digunakan
untuk mengetahui data hasil belajar pada aspek sikap. Pada metode tes yang
digunakan untuk mengukur hasil belajar pada aspek pengetahuan menggunakan
teknik pengamatan diskusi yang menggunakan lembar pengamatan berupa rubrik
analitik. Sedangkan aspek ketrampilan menggunakan teknik penilaian berbasis
proyek dengan instrumen rubrik analitik. Pada metode non tes yang digunakan
untuk penilaian hasil belajar pada aspek sikap siswa menggunakan lembar

8

observasi, penilaian diri (self assessment) dan penilaian teman sebaya (peer
assessment).
d. Validasi data
Validasi data pada penelitian ini menggunakan dua validasi data yaitu: (1)
Untuk tes hasil belajar pada aspek pengetahuan dan ketrampilan menggunakan
validitas isi yaitu yang berupa kisi-kisi soal dalam hal ini pada mata pelajaran
Bahasa Inggris.(2) Untuk hasil belajar pada aspek sikap siswa menggunakan
Triangulasi data yaitu dari penilaian diri dan penilaian teman sebaya dalam hal ini
adalah sesama siswa di kelas XI Busana 4 serta kolaborator.
e. Analisis Data
Pada penelitian ini digunakan analisis data yaitu: (1) Analisa data hasil belajar
pada aspek sikap siswa menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan
pada hasil observasi dan refleksi pada siklus 1 dan siklus 2 (2) Analisa data tes
hasil belajar pada aspek pengetahuan dan ketrampilan menggunakan analisis
deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal dengam nilai
tes pada siklus 1,

nilai tes pada siklus 2.

f. Indikator Kinerja
Indikator kerja dapat dilihat secara umum dengan membandingkan tingkat
keberhasilan dari satu siklus ke siklus berikutnya. Keberhasilan tindakan pada
siklus 1 diketahui dengan cara membandingkan dengan kondisi awal siswa,
keberhasilan tindakan pada siklus 2 diketahui dengan cara membandingkan
dengan siklus 1
g. Prosedur Tindakan
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus melalui tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Untuk menerapkan perangkat pembelajaran model Pembelajaran “ProjectBased Learning” digunakan rancangan penelitian tindakan, selain itu juga
memecahkan masalah-masalah praktis, juga untuk memperbaiki strategi
pembelajaran. Dalam penelitian ini tindakan yang dimaksud adalah penerapan

9

Model Pembelajaran “Project-Based Learning”, untuk meningkatkan pemahaman
siswa pada materi.
Pada kegiatan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahap-tahap berikut.
Siklus 1
1) Tahap Perencanaan
a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Bahasa Inggris dengan mengambil Materi Pokok “Teks lisan dan tulis
teks

prosedur berbentuk manual dan kiat-kiat (tips)” untuk 3

pertemuan.
b) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.
c) Menyiapkan pertanyaan sebelum pembelajaran dilaksanakan.
d) Menyiapkan lembar pengamatan sikap, [enilaian pengetahuan dan
ketrampilan
2) Tahap pelaksanaan tindakan
Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu pada
sintaks pembelajaran Project-Based Learning sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat yaitu :
a) Kegiatan Awal
(1) Membuka pertemuan dengan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran
dengan berdoa.
(2) Guru mengecek kehadiran siswa (presensi). Kemudian mengarahkan
pada materi yang akan dibahas
(3) Memberikan motivasi dan menjelaskan manfaat apa yang akan
diperoleh ketika menguasai materi “Teks lisan dan tulis teks prosedur
berbentuk manual dan kiat-kiat (tips)”.
b) Kegiatan Inti
Tahap
Pertemuan 1
Penentuan
Pertanyaan
Mendasar

Kegiatan Pembelajaran
1. Guru menyiapkan penugasan projek pembelajaran
dengan memformulasikan pertanyaan-pertanyaan
seperti:

10

Tahap

Kegiatan Pembelajaran
 Pernahkan kalian mengoperasikan alat listrik di
rumah atau di sekolah ?
 Alat apa yang kalian operasikan dan bagaimana
mengoperasikannya?
Apakah
kalian
menggunakan buku petunjuk penggunaan alat ?
 Kemungkinan apa yang terjadi jika orang yang
mengoperasikan alat tersebut tidak tahu cara
menggunakannya?
 Mengapa penting sekali untuk mengetahui
prosedur kerja/ prosedur membuat sesuatu ?
 Apa karakteristik teks prosedur ?
2. Guru membawa contoh alat/produk sederhana ,
misalnya rautan pencil, board marker, flash disk dan
menyuruh siswa secara berpasangan untuk
menjelaskan
langkah-langkah
sederhana
menggunakan alat tersebut dengan melihat petunjuk
dan contoh yang ada di buku.

Mendesain
Perencanaan
Proyek

1. Siswa dibagi menjadi 10 kelompok kecil terdiri dari
3-4 orang.
2. Guru dan siswa membuat kesepakatan tentang proyek
yang akan dibuat yakni sesuai dengan yang dihadapi
siswa sehari-hari.
3. Bentuk proyek yaitu “Membuat teks prosedur
tentang pembuatan produk sederhana dari kain
perca” dengan alasan siswa adalah dari program tata
busana yang setiap harinya terlibat dengan menjahit ,
disamping itu bahan mudah didapat
4. Ketentuan pembuatan teks prosedur :
a. Tittle is written clearly
b. Description about the product and the use of it.
c. Tools and Materials needed, described in specific
kinds and measurement
d. Procedure/ Steps
e. Tips
f. The text is made in Power Point Presentation.
g. The project is presented in front of the class

Pertemuan 2
Menyusun
Jadwal

1. Dalam diskusi kelompok, siswa dibimbing bagaimana
menyelesaikan tugas “Membuat teks prosedur
tentang pembuatan produk sederhana dari kain
perca”

11

Tahap

Kegiatan Pembelajaran
2. Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing
tentang strategi menyelesaikan proyek menyangkut :
 Apa produk yang akan dibuat ?
 Mengapa memilih produk tersebut ?
 Siapa melakukan apa (pembagian tugas dalam
kelompok) ?
 Dimana memperoleh alat dan bahan ?
 Kapan waktu-waktu penting untuk persiapan dan
penyelesaian proyek ?
 Bagaimana teknis mengerjakannya ?
3. Tanggal-tanggal menuju penyelesaian proyek dengan
diberi target waktu penyelesaian selama 1 ½ minggu
(10 hari), dengan pembagian waktu sebagai berikut: 3
hari ke depan alat dan bahan siap, 4 hari penyusunan
layout, penyelesaian produk , pengambialan gambar,
3 pembuatan bahan tayang ( power point ) dan
penyelesaian

Pertemuan 3
Memonitor
1. Siswa melakukan aktivitas “Membuat teks prosedur
Peserta Didik dan
tentang pembuatan produk sederhana dari kain
Kemajuan Proyek
perca” sesuai yang direncanakan pada pertemuan
sebelumnya
2. Guru melakukan pengamatan sikap mencakup
tanggung jawab, peduli terhadap teman, bisa
bekerja dalam kelompok, bisa menerima pendapat
orang lain dalam berdiskusi
3. Guru memberikan masukan, membimbing dan
mengarahkan kelompok yang memerlukan bantuan
4. Guru membuat on-going assessment terhadap
progress kerja dari masing-masing kelompok dan
membuat refleksi
5. Tiap kelompok melaporkan progressreport dari
pengerjaan proyek dengan checklist yang ada.
c)

Kegiatan Akhir
(1) Guru memberikan kesimpulan tentang tugas proyek yang harus
dikerjakan..
(2) Guru menginformasikan kegiatan pada pertemuan mendatang

12

3)

Observasi
Observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang

dilakukan oleh guru.

Fokus pemantauan adalah proses penerapan tindakan,

perilaku tanggung jawab, peduli terhadap teman, bisa bekerja dalam kelompok,
bisa menerima pendapat orang lain dalam berdiskusi dalam mengerjakan setiap
tugas pada pembelajaran serta hasil belajar sesuai dengan lembar pemantauan dan
perangkat evaluasi yang telah disiapkan.

4)

Refleksi
Hasil pemantauan dan evaluasi dianalisis untuk diperoleh gambaran

bagaimana dampak pembelajaran yang telah direncanakan yaitu dengan
menerapkan pembelajaran dengan Model Pembelajaran “Project-Based Learning”.
Hasil analisis yang diperoleh merupakan refleksi dari apa yang telah terjadi
selama penerapan tindakan pada siklus 1. Permasalahan pada siklus 1 digunakan
sebagai pertimbangan untuk merumuskan perencanaan tindakan pada Siklus 2.

Siklus 2
1)

Tahap Perencanaan
a) Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan
penetapan alternatif pemecahan masalah.
b) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan..
c) Menyiapkan lembar pengamatan sikap, [enilaian pengetahuan dan
ketrampilan

2)

Tahap pelaksanaan tindakan
Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu

pada sintaks pembelajaran Project-Based Learning yang merupakan tindak lanjut
dari kegiatan sebelumnya :
a)

Kegiatan Awal

13

b)

(1)

Membuka pertemuan dengan berdoa.

(2)

Guru mengecek kehadiran siswa (presensi).

(3)

Memberikan arahan kepada siswa kegiatan pada siklus 2

Kegiatan Inti
Tahap
Pertemuan 1

Kegiatan Pembelajaran

Memonitor
1. Siswa melakukan aktivitas “Membuat teks prosedur
Peserta Didik
tentang pembuatan produk sederhana dari kain
dan Kemajuan
perca” sesuai yang direncanakan pada pertemuan
Proyek
sebelumnya
2. Guru melakukan pengamatan sikap mencakup tanggung
jawab, peduli terhadap teman, bisa bekerja dalam
kelompok, bisa menerima pendapat orang lain dalam
berdiskusi
3. Guru memberikan masukan, membimbing dan
mengarahkan kelompok yang memerlukan bantuan
4. Guru membuat on-going assessment terhadap progress
kerja dari masing-masing kelompok dan membuat refleksi
5. Tiap kelompok melaporkan progressreport dari
pengerjaan proyek dengan checklist yang ada.
Pertemuan 2
Menguji Hasil

1. Setelah selesai pengerjaan proyek, siswa dalam kelompok
menyajikan hasil di depan kelas .
2. Sebelum presentasi ketua kelompok menyerahkan soft
copy hasil pekerjaan kepada ketua kelas
3. Ketua kelas mengumpulkan hasil pekerjaan semua
kelompok menjadi satu folder
4. Presentasi menggunakan satu laptop sehingga waktu tidak
terbuang untuk pemasangan peralatan.
5. Penyajian dibuat semenarik mungkin sehingga penyajian
terasa menyenangkan bagi siswa.
6. Setiap kelompok membuat self assessment setelah
melakukan presentasi
7. Pada saat satu kelompok presentasi , ada kelompok lain
yang melakukan peer assessment..

Pertemuan 3
Mengevaluasi
Pengalaman

1. Dengan bimbingan guru, siswa merefleksikan proses
penyelesaian tugas “Membuat teks prosedur tentang

14

Tahap

c)

Kegiatan Pembelajaran
pembuatan produk sederhana dari kain perca” agar
mendapatkan masukan yang konstruktif.
2. Guru menyampaikan kekuatan masing-masing kelompok
dan menunjuukkan hal-hal apa yang masih perlu
ditingkatkan untuk masin-masing kelompok.
.

Kegiatan Akhir
(1)

Guru mendiskusikan tentang progress yang telah dicapai siswa.

(2)

Guru mengomentari proses dan hasil kerja dalam kelompok

tentang materi .
3)

Observasi
Observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang

dilakukan oleh guru. Fokus pemantauan adalah proses penerapan tindakan,
perilaku tanggung jawab, peduli terhadap teman, bisa bekerja dalam kelompok,
bisa menerima pendapat orang lain dalam berdiskusi dan antusias siswa selama
pembelajaran serta hasil belajar sesuai dengan lembar pemantauan dan perangkat
evaluasi yang telah disiapkan.
4)

Refleksi
Hasil pemantauan dan evaluasi dianalisis untuk diperoleh gambaran

bagaimana dampak pembelajaran yang telah direncanakan yaitu dengan
menerapkan pembelajaran dengan Model Pembelajaran “Project-Based Learning”.
Hasil analisis yang diperoleh merupakan refleksi dari apa yang telah terjadi
selama penerapan tindakan pada siklus 2. Permasalahan pada siklus 2 digunakan
sebagai pertimbangan untuk merumuskan perencanaan tindakan pada Siklus 3.
2. Implementasi Tindakan
Pembelajaran telah dilaksanakan dengan menggunakan model “Project-Based
Learning “ dengan sintaks yang baku yakni terdiri dari 6 langkah

yaitu :

Penentuan Pertanyaan Mendasar; Mendesain Perencanaan Proyek; Menyusun
Jadwal; Memonitor Peserta Didik dan Kemajuan Proyek; Menguji Hasil;
Mengevaluasi Pengalaman.

15

Penerapan model pembelajaran mengacu pada karakteristik pembelajaran
autentik yakni : (1) siswa menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi; (2)
kedalaman pengetahuan dan pemahaman; (3) kegiatan belajar dan penilaian
memiliki nilai dan makna di luar kelas; (4) siswa melakukan diskusi, belajar, dan
memahami substansi subjek (5) penilaian dapat mengukur sikap dan pengetahuan
dan ketrapilan dalam proses pembelajaran; dan (6) proses Metakognisi.
Pada pembelajaran siklus 1 pembelajaran dengan model “Project-Based
Learning “ pada mata Pelajaran Bahasa Inggris pada materi Pokok “Teks lisan
dan tulis teks

prosedur berbentuk manual dan kiat-kiat (tips)” dilaksanakan

selama 3 kali pertemuan dengan durasi 2 x 45 Menit . Kegiatan inti mencakup
Penentuan Pertanyaan Mendasar; Mendesain Perencanaan Proyek; Menyusun
Jadwal; Memonitor Peserta Didik dan Kemajuan Proyek.
Pada pembelajaran siklus 2 pembelajaran dengan model “Project-Based
Learning “ pada mata Pelajaran Bahasa Inggris pada materi Pokok “Teks lisan
dan tulis teks

prosedur berbentuk manual dan kiat-kiat (tips)” dilaksanakan

selama 3 kali pertemuan dengan durasi 2 x 45 Menit . Kegiatan mencakup
Memonitor Peserta Didik dan Kemajuan Proyek; Menguji Hasil; Mengevaluasi
Pengalaman.
3. Hasil Tindakan
Setelah

dilaksanakan

tindakan

sesuai

dengan

prosedur

yang

telah

direncanakan didapatkan hasil sebagai berikut :
Data Kondisi awal
Nilai Sikap pada kondisi awal KB ( Kurang baik)=30,7% , B (Baik )=63,3%,
. SB (Sangat Baik)=6%.. Hal ini dapat diartikan bahwa pada umumnya siswa
menunjukkan perilaku baik dalam pembelajaran, akan tetapi sebagian siswa masih
belum menunjukkan perilaku tanggungjawab, pedulu, mau bekerjasama dan
melakukan komunikasi secara efektif. Rata-rata Nilai Pengetahuan=62,6 dan rata
–rata Nilai Ketrampilan=64,41

16

Data Kondisi Siklus I
Suasana pembelajaran siklus 1 semua siswa mulai sibuk mengerjakan tugas secara
kelompok. Sebagian besar siswa menunjukkan perilaku yang positif dalam
pembelajaran. Pada siklus ini guru dan kolaborator melakuan penilaian sikap pada
saat pembelajaran berlangsung (on-ging assessment) dengan teknik observasi
menggunakan checklist. Fokus penilaian adalah perilaku tanggung jawab, peduli,
kerjasama dalam kelompok dan komunikasi dalam hal menerima dan
menyampaikan pendapat secara efektif. Hasil penilaian pengetahuan dengan
teknik pengamatan diskusi dan penilaian ketrampilan dengan teknik penilaian
proyek menunjukkan hasil sebagai berikut : Nilai Sikap pada Siklus I KB
( Kurang baik)=12,7%

, B (Baik )=71,3%, . SB (Sangat Baik)=16%.. Hal ini

dapat diartikan bahwa ada peningkatan perilaku siswa kearah yang lebih baik
dalam pembelajaran, hanya sebagian kecil siswa yang masih belum menunjukkan
perilaku tanggungjawab, pedulu, mau bekerjasama dan melakukan komunikasi
secara efektif. Rata-rata Nilai Pengetahuan=67,3 dan rata –rata Nilai
Ketrampilan=76,3. Hal ini berarti nilai pengetahuan maupun ketrampilan
meningkat dibanding nilai pada kondisi awal.
Data Kondisi Siklus II
Hasil pengamatan pada pembelajaran siklus 2 tidak ada siswa yang tidak
terlibat dalam pembelajaran. Siswa mempresentasikan hasil proyeknya, siswa
yang lain memberikan pertanyaan. Sementara ada sebagian siswa yang melakukan
penilaian teman sebaya pada saat presentasi berlangsung. Setelah presentasi siswa
juga melakukan penilaian diri. Sehingga tidak ada lagi siswa yang mengantuk,
ramai sendiri ataupun tidur di kelas. Semua siswa menunjukkan perilaku yang
positif dalam pembelajaran. Fokus penilaian sikap adalah perilaku tanggung
jawab, peduli, kerjasama dalam kelompok dan komunikasi dalam hal menerima
dan menyampaikan pendapat secara efektif. Hasil penilaian pengetahuan dengan
teknik pengamatan diskusi dan penilaian ketrampilan dengan teknik penilaian
proyek menunjukkan hasil sebagai berikut : Nilai Sikap pada Siklus 2 KB

17

( Kurang baik)=0%

, B (Baik )=69,3%, . SB (Sangat Baik)=30,7%.. Hal ini

dapat diartikan bahwa ada peningkatan perilaku siswa kearah yang lebih baik
dalam pembelajaran, semua siswa menunjukkan perilaku baik atau sangat baik
dalam tanggungjawab, pedulu, mau bekerjasama dan melakukan komunikasi
secara efektif. Rata-rata Nilai Pengetahuan=72,75 dan rata –rata Nilai
Ketrampilan=87,1. Hal ini berarti nilai pengetahuan maupun ketrampilan
meningkat dibanding nilai pada Siklus I.
Berdasarkan analisis data yang telah dipaparkan, temuan yang bisa
didapatkadari penelitian ini adalah :
1. Penggunaan model pembelajaran baru dapat memberikan suasana baru di

dalam kelas. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa pada saat pembelajaran
yang cenderung ada peningkatan dalam semangat belajar, tanggung jawab,
peduli, kerjasama dan komunika Memonitor Peserta Didik dan Kemajuan
Proyek; Menguji Hasil; Mengevaluasi Pengalaman.
2. Penggunaan

model

pembelajaran

“Project-based

Learning”

dapat

meningkatkan hasil belajar dalam tiga aspek yakni Sikap, pengetahuan dan
ketrampilan.
3. Keunggulan dari model pembelajaran “Project-based Learning” adalah :

a. Memacu semangat belajar peserta didik untuk belajar dan lebih aktif.
b. Meningkatkan kemampuan mencari informasi dan pemecahan masalah
c. Meningkatkan kemampuan kerjasama dan keterbukaan.
d. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
e. Dengan belajar mengorganisasi proyek, siswa belajar mengatur cara
kerjanya sendiri, membuat alokasi waktu dan mencari sumber-sumber
lain untuk menyelesaikan tugas.
f. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara
dalam kegiatan sesuai dunia nyata.
g. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta
didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

18

4. Ada beberpa kelemahan pada saat penerapan model pembelajaran ini :

a. Peserta didik yang lemah dalam kemampuan meneliti cenderung
mengalami kesulitan.
b. Peserta didik yang lemah dalam pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan.
c. Dalam penilaian dengan teknik pengamatan hasilnya tidak maksimal
apabila tidak ada guru kolaborator.
d. Kemungkinan adanya peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
D. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Simpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu
pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Pembelajaran dengan model “Project-Based Learning”. dapat diterapkan
pada pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan sintaks yang jelas
dan terencana dengan berpegang prinsip pembelajaran autentik
b. Pembelajaran dengan mengunakan model Pembelajaran “Project-Based
Learning”.

pada mata pelajaran Bahasa Inggris pada siswa kelas XI

Busana4 Semester 2 Tahun pelajaran 2014/2015 dapat meningkatkan hasil
belajar pada aspek sikap.. Dari kondisi awal ke siklus 1 terjadi
peningkatan hasil belajar siswa dari tiga aspek yang dinilai dengan
menggunakan lembar observasi. Demikian juga dari siklus I ke siklus II
c. Pembelajaran dengan mengunakan model Pembelajaran “Project-Based
Learning”.
Busana4

pada mata pelajaran Bahasa Inggris pada siswa kelas XI
Semester 2 Tahun pelajaran 2010/2011 dapat meningkatkan

hasil belajar pada aspek pengetahuan dan ketrampilan dari kondisi awal ke
siklus 1 dan dari siklus I ke Siklus II.
2. Rekomendasi

19

Berdasarkan simpulan dan implikasi dalam penelitian ini, maka penulis
mengajukan saran-saran sebagai berikut:
a. Bagi Siswa
1) Dengan pembelajaran dengan model Pembelajaran “Project-Based
Learning”.

hendaknya siswa dapat memanfaatkannya kesempatan

untuk mengeksplorasi kemampuan diri dengan baik sehingga hasil
belajar siswa dapat meningkat.
2) Dalam pembelajaran dengan model Pembelajaran “Project-Based
Learning”. Meningkatkan kemampuan mencari informasi dari berbagai
sumber sehingga mempermudah mengerjakan tugas.
b. Bagi Guru.
1) Dalam model Pembelajaran “Project-Based Learning”.

hendaknya

guru memberikan apersepsi yang mendorong siswa untuk belajar
Bahasa Inggris dengan beragam cara di luar kelas sehingga bisa
merasakan manfaat dari kemampuan bahasa Inggris dan muncul
semangat untuk belajar lebih banyak lagi.
2) Hendaknya guru tidak hanya terpaku pada model pembelajaran yang
konvensional dan bisa berubah menyesuaikan perkembangan jaman
3) Hendaknya guru melakukan penelitian serupa dengan menggunakan
odel pembelajaran yang lain agar dapat menemukan model tepat sesuai
kebutuhan dan karakteristik siswa.

20

DAFTAR PUSTAKA

--------------------------Standar Proses
Kemendikbud
--------------------------Standar Penilaian
Kemendikbud

2013, Permendikbud RI No 65 Tahun 2013 tentang
pada Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta,
2013, Permendikbud RI No 65 Tahun 2013 tentang
pada Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta,

--------------------------2014, Permendikbud RI No 103 Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta,
Kemendikbud
-------------------------- 2014, Permendikbud RI No 104 Tahun 2014 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan
Menengah, Jakarta , Kemendikbud
McAlister, B. (2000). The authenticity of authentic assessment. What the research
says... or doesn’t say. Using authentic assessment in vocational
education,19-31.rethrieved from
https://scholar.google.co.id/scholar?
cites=13528371430222413709&as_sdt=2005&sciodt=0,5&hl=en
on
September 13 , 2015
Newman, Fred M., King, M.Bruce, Carmichael, Dana L., 2007, Authentic
Instruction and Assessment: Common Standards Rigor and Relevance in
Teaching Academic Subject, The Iowa Department of Education.Des
Moines.
Sarwidji Suwandi,Dr.H,M.Pd 2009, Penelitian Tindakan kelas dan Karya Ilmiah,
Surakarta, Panitia Sertifikasi Guru rayon 13 FKIP UNS Surakarta

21

Lampiran 1
Foto selama kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran pada kondisi
awal

Kegiatan pembelajaran pada siklus1

Kegiatan pembelajaran pada saat
monitoring perkembangan belajar

Kegiatan pembelajaran pada siklus
2pada saat presentasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124